ANALISIS JURNAL PENELITIAN

11
BAB I LATAR BELAKANG Aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas kerja adalah merupakan suatu faktor penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa produksi. Terutama dalam hal perancangan ruang dan fasilitas akomodasi. Perlunya memperhatikan faktor ergonomi dalam proses rancang bangun fasilitas dalam dekade ini merupakan sesuatu yang tidak dapat ditunda. Hal tersebut tidak terlepas dari pembahasan mengenai ukuran anthropometri tubuh operator maupun penerapan data-data anthropometrinya. Kata anthropometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu anthropos yang berarti manusia (man, human) dan metrein (to measure) yang berarti ukuran. Jadi, Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Pada dasarnya Antropometri merupakan bidang ilmu yang berhubungan dengan dimensi tubuh manusia. Data dimensi manusia ini sangat berguna dalam perancangan produk dengan tujuan mencari keserasian produk dengan manusia. Pemakaian data antropometri mengusahakan semua alat disesuaikan dengan kemampuan manusia dan bukan manusia disesuaikan dengan alat. Rancangan yang mempunyai kompatibilitas tinggi dengan manusia yang memakainya sangat penting untuk mengurangi timbulnya bahaya akibat terjadinya kesalahan akibat adanya kesalahan disain (designinduced error). Pendekatan antropometri dalam perancangan alat dan perlengkapan adalah agar terjadi keserasian antara manusia dengan system kerja ( man-

description

“Studi Awal Intreaksi Man-Machine Pada Mesin Cetak Genteng Sistem Banting”

Transcript of ANALISIS JURNAL PENELITIAN

Page 1: ANALISIS JURNAL PENELITIAN

BAB I

LATAR BELAKANG

Aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas kerja adalah merupakan

suatu faktor penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa produksi. Terutama dalam hal

perancangan ruang dan fasilitas akomodasi. Perlunya memperhatikan faktor ergonomi dalam

proses rancang bangun fasilitas dalam dekade ini merupakan sesuatu yang tidak dapat ditunda.

Hal tersebut tidak terlepas dari pembahasan mengenai ukuran anthropometri tubuh operator

maupun penerapan data-data anthropometrinya. Kata anthropometri berasal dari bahasa Yunani,

yaitu anthropos yang berarti manusia (man, human) dan metrein (to measure) yang berarti

ukuran. Jadi, Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan

dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Pada dasarnya Antropometri merupakan bidang

ilmu yang berhubungan dengan dimensi tubuh manusia. Data dimensi manusia ini sangat

berguna dalam perancangan produk dengan tujuan mencari keserasian produk dengan manusia.

Pemakaian data antropometri mengusahakan semua alat disesuaikan dengan kemampuan

manusia dan bukan manusia disesuaikan dengan alat. Rancangan yang mempunyai

kompatibilitas tinggi dengan manusia yang memakainya sangat penting untuk mengurangi

timbulnya bahaya akibat terjadinya kesalahan akibat adanya kesalahan disain (designinduced

error). Pendekatan antropometri dalam perancangan alat dan perlengkapan adalah agar terjadi

keserasian antara manusia dengan system kerja ( man-machine system). Sehingga menjadikan

tenaga kerja dapat bekerja secara nyaman, baik dan efisien. Tenaga kerja akan bekerja secara

terus menerus pada setiap hari kerja di tempat kerja tersebut. Karena itu perancangan tempat

kerja dan peralatan pendukungnya menjadi penting agar sisi buruk yang ada pada setiap produk

tidak muncul. Sisi buruk yang dimunculkan suatu produk diakibatkan karena tidak

manusiawinya desain produk itu karena terkadang para pendisain terlalu berorientasi pada

kuantitas, berkorban sekecil-kecilnya dengan mengharapkan hasil sebanyak-banyaknya tanpa

memperhatikan kualitas. Pemilihan desain terlalu diukur pada “murah” yang berkonotasi pada

penghematan biaya daripada produktifitas dan efektifitas desain tadi pada peningkatan taraf

hidup manusia. Di sinilah letak pentingnya Antropometri karena kenyamanan atau Ketidak

nyamanan menggunakan alat atau produk saling ketergantungan. Dengan memiliki data

antropometri yang tepat, maka seorang perancang produk ataupun fasilitas kerja akan mampu

menyesuaikan bentuk dan geometris ukuran dari produk rancangannya dengan bentuk maupun

Page 2: ANALISIS JURNAL PENELITIAN

ukuran segmen-segmen bagian tubuh yang nantinya akan mengoperasikan produk tersebut. Jadi

bisa dikatakan antropometri memegang peranan utama dalam rancang bangun sarana dan

prasarana kerja. Dengan demikian untuk analisis jurnal Pada Mesin Cetak Genteng Sistem

Banting. Dimana untuk mengetahui kondisi fisik para pekerjanya karena mengoprasikan mesin

pencetak genteng sistem banting, dan dengan bantuan video infra-red dapat diketahui hasil sesuai

atau tidaknya dengan prinsip kerja ergonomis.

Page 3: ANALISIS JURNAL PENELITIAN

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

Cetakan banting dalam pembuatan genteng merupakan alat sederhana dan kurang produktif

yang belum mempertimbangkan prinsip-prinsip ergonomi. Produktifitas yang rendah ini

diakibatkan jumlah genteng yang dihasilkan alat ini dalam sekali cetak hanya satu genteng,

sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk memenuhi produktifitas yang tinggi. Dalam

penelitian pembuatan genteng banting, simulasi gerakan ditentukan sebanyak tiga set yang setiap

setnya terdiri dari 15-25 siklus pencetakan dan setiap siklus dibutuhkan waktu 30 detik. Setiap

siklus terdiri dari delapan kegiatan, yaitu :

1. Pengambilan bahan

2. Peletakan bahan pada cetakan

3. Penutupan cetakan

4. Peletakan linggis sebagai pengungkit

5. Penekanan tutup cetakan dengan alat bantu linggis

6. Pembukaan tutup cetakan

7. Pelepasan genteng mentah dari cetakan

8. Peletakan genteng mentah hasil cetakan

Pada tahapan tersebut ada tiga tahap yang membuat pekerja membungkukkan tubuh hingga

900 atau lebih dan hal tersebut dilakukan berulang kali, yaitu tahap pengambilan bahan,

pelepasan genteng dari cetakan, dan peletakan genteng ke tanah. Hal tersebut secara ergonomi

tidak baik karena dapat mengakibatkan tubuh cepat lelah. Selain itu hal tersebut dapat

mengakibatkan cidera pada pekerja. Empat tahap yang lain menekankan pada gaya ekstra

melawan bobot alat cetakan, yaitu pada tahap penutupan cetakan, penekanan tutup cetakan,

penekanan tutup cetakan, pembukaan tutup cetakan dan pelepasan genteng dari cetakan. Hal

tersebut dilakukan dengan kuat dan berulang-ulang yang nantinya juga dapat mengakibatkan

kelelahan dan cidera pada tendon. Kelelahan pekerja disebabkan sistem kerja kurang baik yang

menyebabkan sikap kerja tidak fisiologis. Apabila sistem kerja ini tidak dirubah, hal tersebut

dapat mengakibatkan kontraksi otot statis yang kuat dan lama serta mengganggu aliran darah

yang menuju otot kemudian nantinya suplai oksigen dan zat makanan terganggu. Sebaran panas

Page 4: ANALISIS JURNAL PENELITIAN

tubuh yang direkam menggunakan infrared menunjukkan terjadi kenaikan tubuh yang cukup

signifikan dan terpola pada bagian-bagian tubuh yang aktif mengeluarkan energi yang dihasilkan

oleh otot. Dalam kerjanya, pekerja dapat dilihat mengahasilkan keringat dengan cepat setelah 15

siklus itu artinya setelah 75 menit kerja. Pada saat itu pekerja merasa pegal terutama pada bisep

atas lengan, bahu, pinggang, serta punggung bagian bawah. Penurunan kelelahan dapat

dilakukan dengan menguah sistem kerja yaitu dengan memperbaiki sikap kerja yang tidak

fisiologis, pengaturan waktu istirahat dan memberi menu tambahan (Purnomo, Manuaba, &

Adiputra).

Data yang didapatkan dari hasil eksperimen tersebut dapat dilihat sebagai berikut,

Waktu

(detik)

Jumlah

cetakan

Denyut nadi

per menit

Kal per

menit

150 5 72 2,58048

300 10 77 2,81563

450 15 81 3,02067

600 20 86 3,29812

750 25 91 3,59907

Tabel 1. Data Denyut Nadi dan Konsumsi Energi

Dari tabel tersebut jika kita lihat semakin lama waktu untuk bekerja maka jumlah denyut jantung

dan energi yang dibutuhakan per menir juga meningkat. Jika kita konversikan energi yang

dikonsumsi setelah 750 detik (12,5 menit) atau pada siklus ke 25 ke Kal per jam, maka akan

didapatkan jumlah energi yang dikonsumsi sebesar 215,9442 Kal per jam. Apabila hal itu kita

Page 5: ANALISIS JURNAL PENELITIAN

kaitkan dengan kategori beban kerja berdasarkan Kepmenaker No. 51/ Men/1999, maka

pekerjaan pembuatan genteng banting dalam waktu tersebut merupakan jenis pekerjaan yang

dikategorikan sedang. Hal ini tidak menutup kemungkinan akan menjadi pekerjaan yang

dikategorikan berat jika waktu kerjanya lebih lama.

Page 6: ANALISIS JURNAL PENELITIAN

BAB III

KELEMAHAN DAN KEUNGGULAN

Penelitian untuk mengkaji tingkat kenyamanan dilakukan dengan tiga metode ergonomi, yaitu:

1. Simulasi gerakan kerja (work motion) melalui pencitraan Video Kamera. Pada metode

ini, posisi kerja akan diinvestigasi deviasinya. Serta mengamati aktifitas pekerja dalam

menangani mesin. Sehingga para peneliti juga dapat mengetahui posisi apa saja yang

dilakukan para pekerja saat sedang bekerja. Dan apabila ada kesalahan posisi bisa

langsung menegur para pekerja tersebut dan memberikan edukasi tentang posisi yang

baik atau yang ergonomis. Selain itu pihak perusahaan juga bisa mengontrol para pekerja

jika ada posisi yang dapat mengakibatkan kecelakaan pada tempat kerja.

2. Diagnosis, yaitu dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, dan ergonomic checklist.

Data interview dan ergonomic checklist difokuskan dari hasil investigasi deviasi posisi

kerja dan aktivitas pekerja yang akan digunakan sebagai materi diagnosis. Variasinya

akan sangat luas dari yang sederhana sampai kompleks. Sehingga pada metode lebih

kompleks dan jelas karena langsung berinteraksi dengan pekerja.

3. Mengukur denyut nadi. Metode ini digunakan untuk melihat tingkat kelelahan pekerja.

Pengukuran denyut jantung selama kerja merupakan suatu metode untuk menilai

cardiovasculair strain. Salah satu peralatan yang dapat digunakan untuk menghitung

denyut nadi adalah dengan menggunakan rangsangan Electro Cardio Graph (ECG).

Apabila peralatan tersebut tidak tersedia maka dapat dicatat secara manual menggunakan

stopwatch.

Menggunakan nadi kerja untuk mengukur berat ringannya beban kerja mempunyai beberapa

keuntungan. Selain mudah, cepat dan murah juga tidak diperlukan peralatan yang mahal serta

hasilnya cukup reliabel disamping itu tidak mengganggu proses kerja dan menyakiti orang yang

diperiksa. Kepekaan denyut nadi terhadap perubahan pembebanan yang diterima tubuh cukup

tinggi. Denyut nadi akan segera berubah seirama dengan perubahan pembebanan baik yang

berasal dari pembebanan mekanik, fisik maupun kimiawi. Juga dijelaskan bahwa konsumsi

sendiri tidak cukup untuk mengestimasi beban kerja fisik. Beban kerja fisik tidak hanya

ditentukan oleh jumlah kalori yang dikonsumsi, tetapi juga ditentukan oleh jumlah otot yang

terlibat dan beban statis yang diterima serta tekanan panas dari lingkungan kerjanya yang dapat

meningkatkan denyut nadi. Berdasarkan hal tersebut maka denyut nadi lebih mudah dan dapat

Page 7: ANALISIS JURNAL PENELITIAN

digunakan untuk menghitung indek beban kerja. Salah satu cara yang sederhana untuk

menghitung denyut nadi adalah dengan merasakan denyutan pada arteri radialis pada

pergelangan tangan.

Perhitungan konsumsi energi dan denyut jantung/nadi dengan rumus :

Keterangan :

Y = Energi (kkal/menit)

X = Kecepatan denyut jantung/nadi (denyut/menit)

Setelah besaran kecepatan denyut jantung/nadi diseratakan dalam bentuk energy maka konsumsi

energi diperoleh bentuk matematis sebagai berikut :

Keterangan :

KE = Konsumsi energi (kkal/menit)

Et = Pengeluaran energi pada saat melakukan kerja (kkal/menit)

Ei = Pengeluaran energi pada saat istirahat (kkal/menit)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Page 8: ANALISIS JURNAL PENELITIAN

1. Antropometri merupakan bagian dari ergonomi yang secara khusus mempelajari ukuran

tubuh yang meliputi dimensi linear, serta, isi dan juga meliputi daerah ukuran, kekuatan,

kecepatan dan aspek lain dari gerakan tubuh.

2. Cetakan banting dalam pembuatan genteng merupakan alat sederhana dan kurang

produktif yang belum mempertimbangkan prinsip-prinsip ergonomi.

3. Pekerja merasa pegal terutama pada bisep atas lengan, bahu, pinggang, serta punggung

bagian bawah. Setelah 75 menit bekerja

4. Sebaran panas tubuh yang direkam menggunakan infrared menunjukkan terjadi kenaikan

tubuh yang cukup signifikan dan terpola pada bagian-bagian tubuh yang aktif

mengeluarkan energi yang dihasilkan oleh otot.

Saran

1. Mengukur denyut nadi. Metode ini digunakan untuk melihat tingkat kelelahan pekerj.

Salah satu peralatan yang dapat digunakan untuk menghitung denyut nadi adalah dengan

menggunakan rangsangan Electro Cardio Graph (ECG). Apabila peralatan tersebut tidak

tersedia maka dapat dicatat secara manual menggunakan stopwatch.

Hasil analisis ini dapat digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan untuk melakukan rancang bangun kembali mesin cetak genteng yang lebih ergonomis.