Analisis Isi Media Pembelajaran Berbasis Komputer

21
ANALISIS ISI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER PRODUKSI PUSTEKKOM DEPDIKNAS 1 Oleh:Rita Nunung Trikusyanti 2 dan Bambang Ruwanto 3 http://search.smartaddressbar.com/web.php?s=kelebihan%20media %20pembelajaran%20berbasis%20komputer&fid=65017 19 april 2013 ABSTRAK Media pembelajaran memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Akan tetapi, tidak semua media pembelajaran bermutu baik. Telah dianalisis media pembelajaran fisika berbasis komputer produksi Pustekkom Depdiknas. Hasil analisis menunjukkan bahwa media pembalajaran yang dianalisis banyak mengandung salah konsep fisika sehingga tidak layak digunakan sebagai media pembelajaran di sekolah. PENDAHULUAN Sesuai kurikulum satuan pendidikan, setiap akhir dari proses belajar mengajar diharapkan siswa mencapai ketuntasan (KKM) dalam setiap indikator pada setiap standar kompetensi. Seperti yang dinyatakan oleh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006: 14) dalam kegiatan pengajaran tidak ada hal lain yang harus dicapai, kecuali bagaimana agar anak didik dapat menguasai bahan pelajaran secara tuntas (mastery). Agar siswa menguasai bahan pelajaran sehingga mencapai kompetensi yang 1 Disajikan pada Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA. Yogyakarta, 15 Mei 2010. 2 Mahasiswa Program Pascasarjana S2 Pendidikan Fisika Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. 3 Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta. 1

Transcript of Analisis Isi Media Pembelajaran Berbasis Komputer

Page 1: Analisis Isi Media Pembelajaran Berbasis Komputer

ANALISIS ISI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER PRODUKSI

PUSTEKKOM DEPDIKNAS1

Oleh:Rita Nunung Trikusyanti2 dan Bambang Ruwanto3

http://search.smartaddressbar.com/web.php?s=kelebihan%20media%20pembelajaran

%20berbasis%20komputer&fid=65017

19 april 2013

ABSTRAK

Media pembelajaran memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Akan tetapi, tidak semua media pembelajaran bermutu baik. Telah dianalisis media pembelajaran fisika berbasis komputer produksi Pustekkom Depdiknas. Hasil analisis menunjukkan bahwa media pembalajaran yang dianalisis banyak mengandung salah konsep fisika sehingga tidak layak digunakan sebagai media pembelajaran di sekolah.

PENDAHULUAN

Sesuai kurikulum satuan pendidikan, setiap akhir dari proses belajar mengajar

diharapkan siswa mencapai ketuntasan (KKM) dalam setiap indikator pada setiap standar

kompetensi. Seperti yang dinyatakan oleh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006:

14) dalam kegiatan pengajaran tidak ada hal lain yang harus dicapai, kecuali bagaimana agar

anak didik dapat menguasai bahan pelajaran secara tuntas (mastery). Agar siswa menguasai

bahan pelajaran sehingga mencapai kompetensi yang diharapkan, guru harus mempunyai

kompetensi untuk memilih media pembelajaran yang tepat. Karena media untuk saat

sekarang ini bukan hanya sebagai alat bantu guru untuk mengajar tetapi lebih sebagai alat

penyalur pesan dari pemberi pesan ke penerima pesan. Sebagai pembawa pesan media tidak

hanya digunakan oleh guru tetapi yang lebih penting dapat digunakan oleh siswa (Arif S

Sadiman, 2009: 10). Pada kondisi tertentu media dapat menjadi pengganti guru dalam

menyampaikan informasi secara jelas, menarik, dan mendalam. Dasar pertimbangan untuk

memilih media sangat sederhana yaitu dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang

diinginkan.

1 Disajikan pada Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA. Yogyakarta, 15 Mei 2010.2 Mahasiswa Program Pascasarjana S2 Pendidikan Fisika Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.3 Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta.

1

Page 2: Analisis Isi Media Pembelajaran Berbasis Komputer

Beberapa penelitian tentang media pendidikan antara lain dilakukan oleh Wahyu Hari

Kristiyanto (2008: 18) menunjukkan bahwa tidak semua isi animasi fisika yang digunakan

sebagai media pembelajaran sesuai dengan kebenaran konsep fisika, beberapa bagian dari isi

animasi menyimpang dari kebenaran konsep fisika. Temuan tersebut memberikan informasi

berharga bagi guru maupun siswa, karena berdasarkan penelitian sebelumnya, diperoleh

bahwa media animasi yang diharapkan dapat membantu peningkatan pemahaman konsep

justru malah dapat menjerumuskan siswa jika isi dari animasi tidak sesuai dengan konsep

yang benar. Siswa telah mengalami perubahan dalam memberikan jawaban mengenai

beberapa hal tentang gaya gesekan dan gaya sentripetal, siswa dapat menjawab dengan benar

sebelum ditunjukkan animasi, namun setelah ditunjukkan animasi jawaban siswa berubah dan

salah (Rita Nunung Tri Kusyanti, 2009: PF-95).

Dalam makalah ini media pendidikan yang akan dianalisis adalah media video.Video

yang dianalisis adalah video pembelajaran fisika yang digunakan di beberapa SMA Negeri di

Kabupaten Sleman.Video ini merupakan bantuan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman

yang diproduksi oleh Pustekkom Depdiknas. Makalah ini akan menganalisis isi video

pembelajaran fisika, khususnya materi mekanika.

II.KAJIAN TEORI

2.1 Media pendidikan

Menurut Gagne (1970) dalam Arif S Sadiman (2009: 6) menyatakan bahwa media adalah

berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang merangsangnya untuk belajar.

Sementara itu Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala segala alat fisik yang

dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar buku, film, dan kaset. Asosiasi

Pendidikan Nasional (National Education Association, NEA) memiliki pengertian yang

berbeda. Media adalah bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta

peralatannya (Arif S Sadiman, 2009: 7).

Apapun definisi yang diberikan, ada persamaan di antara definisi tersebut yaitu

media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim

ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat serta perhatian siswa

sehingga tercipta proses belajar.

2.2 Video

Teknologi pembelajaran mendisain, mengembangkan, memanfaatkan berbagai

sumber belajar sehingga dapat memudahkan setiap individu untuk belajar dimana pun dan

2

Page 3: Analisis Isi Media Pembelajaran Berbasis Komputer

kapan pun. Menurut Bambang Warsito (2008: 20-32) ada empat domain bidang garapan

teknologi pembelajaran berlandaskan definisi AECT 1994 yaitu desain, pengembangan,

pemanfaatan, dan penilaian tentang proses untuk belajar. Domain pengembangan yang

mencakup pengembangan teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbasis

komputer dan multimedia. Media audio visual disebut video mempunyai potensi tinggi dalam

penyampaian pesan maupun kemampuannya menarik minat dan perhatian peserta didik.

Media video telah terbukti memiliki kemampuan yang efektif (penetrasi 75%) untuk

menyampaikan hiburan, informasi dan pendidikan.Media video adalah media visual gerak

yang dapat diatur kecepatan geraknya, maka media video efektif bila digunakan untuk

membelajarkan pengetahuan yang berhubungan dengan gerak misalnya pada mata pelajaran

fisika dapat digunakan untuk menjelaskan gerak jatuh benda, gerak peluru dan sebagainya.

Bambang Warsito (2008: 33) mengatakan bahwa media video mempunyai potensi

meningkatkan pengetahuan, menumbuhkan keinginan motivasi untuk memperoleh informasi

lanjut, meningkatkan kemampuan berbahasa, meningkatkan kreativitas /imajinasi,

meningkatkatkan berpikir kritis, memicu minat baca).

2.3 Konsep

Konsep atau pengertian adalah serangkaian perangsang dari sifat yang sama (UT

1985: 37). Suatu konsep klasifikasi yang sederhana dapat didefinisikan sebagai pola unsur

bersama misalnya konsep benda padat mempunyai sifat berat, volume, dan bentuk tetap.

Menurut Rosser (1984) dalam Ratna Wilis Dahar, 1989: 80), konsep adalah suatu abstraksi

yang mewakili satu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-

hubungan, yang mempunyai atribut yang sama. Suatu konsep telah dipelajari bila yang diajar

dapat menampilkan perilaku-perilaku tertentu (Ratna Wilis Dahar, 1989: 81).

2.4 Analisis Konsep

Untuk memahami bagaimana konsep itu menjelaskan, atau untuk menilai bahwa

konsep yang ada sudah sesuai dengan aturan yang berlaku atau tidak perlu dilakukan analisis

konsep. Analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk menolong

guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian konsep. Untuk

melakukan analisis konsep, guru hendaknya memperhatikan hal-hal berikut ini:

a. Nama konsep

b. Atribut-atribut criteria dan atribut-atribut variable dari konsep

c. Definisi konsep

3

Page 4: Analisis Isi Media Pembelajaran Berbasis Komputer

d. Contoh-contoh dan noncontoh-noncontoh dari konsep

e. Hubungan konsep dengan konsep-konsep lain.

III. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian studi dokumentasi. Penelitian dilakukan terhadap

media pendidikan video.Video yang dianalisis adalah video pembelajaran fisika yang

digunakan di beberapa SMA Negeri di Kabupaten Sleman.Video ini merupakan bantuan dari

Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman yang diproduksi oleh Pustekkom Depdiknas. Teknik

pengumpulan data adalah menggunakan lembar observasi terhadap isi tampilan video.

Analisis yang digunakan adalah deskriptif kuanlitatif.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Para era teknologi informasi dan komunikasi (TIK) seperti sekarang ini, media

pembelajaran dalam bentuk compact-disk (CD) merupakan salah satu media yang sangat

penting untuk menunjang proses pembelajaran di sekolah. CD pembelajaran berfungsi untuk

memudahkan para guru untuk menyampaikan materi pelajaran di sekolah. Jika materi dalam

CD pembelajaran dikemas dengan baik, tentu akan bermanfaat dalam proses pembelajaran.

Sebaliknya, jika materi dalam CD pembelajaran tidak dipersiapkan dengan baik,

pembelajaran dengan bantuan CD tidak akan menghasilkan apa-apa. CD Pembelajaran

Fisika, untuk selanjutnya disingkat dengan CD, berisi informasi-informasi seputar materi

fisika yang akan disampaikan kepada siswa untuk jenjang tertentu. Materi dalam CD ini

dibuat sesuai kurikulum yang berlaku.

Pada era TIK seperti sekarang ini, CD seharusnya dapat digunakan untuk belajar

mandiri. Akan tetapi, banyak CD yang berkualitas buruk sehingga kehadirannya justru

membuat bingung para pengguna, baik siswa maupun guru. Dalam makalah ini penulis akan

menganalisis kesalahan-kesalahan yang dijumpai pada media pembelajaran yang dikeluarkan

oleh Pustekkom Depdiknas. Peneliti berusaha menganalisis media pembelajaran ini secara

objektif.

File Hukum II Newton

4

Page 5: Analisis Isi Media Pembelajaran Berbasis Komputer

Secara umum, file Hukum II Newton masih banyak terjadi kesalahan. Kesalahan-

kesalahan pada file ini antara lain meliputi salah konsep, salah ketik, dan salah hitung.

Adapun beberapa kesalahan yang dijumpai adalah sebagai berikut:

Pada menit ke-07:53, ketika membahas mengenai kecepatan tetap tidak ada penjelasan

apapun mengenai ukuran kecepatan tetap. Hal ini diperparah juga dengan diskusi yang

dilakukan pada siswa saat melakukan percobaan sangat susah dipahami. Mestinya topik ini

dilengkapi dengan percobaan yang menggunakan pewaktu ketik atau ticker timer.

Pada menit ke-08:32, terdapat informasi bahwa pada ticker timer mengalami 101

ketukan selama 2 detik atau 10 ketukan selama 0,2 detik. Informasi ini jelas menyesatkan.

Mestinya, 100 ketukan selama 2 detik atau 10 ketukan selama 0,2 detik. Apersepsi tentang

Hukum II Newton yang menampilkan dengan anak mengangkat batu jelas tidak tepat, karena

Hukum II Newton bicara mengenai percepatan. Untuk anak mengangkat batu, apa yang

dipercepat?

Pada menit ke-10:23, rumus kecepatan rata-rata muncul secara tiba-tiba tanpa ada

penjelasan apapun. Sebenarnya ini adalah salah satu kelemahan pembelajaran dengan media

CD. Jika materi yang disajikan melibatkan penurunan rumus, media CD sebenarnya tidak

banyak manfaatnya karena siswa langsung melihat rumus yang sudah jadi. Siswa tidak

pernah melihat prosesnya. Konsep kecepatan rata-rata yang dinyatakan dengan rumus

juga salah. Sebagai rujukan, Sears-Zemansky dalam bukunya yang berjudul Fisika

Universitas hlm. 32 menuliskan bahwa kecepatan rata-rata partikel selama selang waktu

didefinisikan sebagai

Pada menit ke-12:34 terjadi salah konsep yang sangat fatal, sebab penulis materi tidak

membedakan antara massa dan berat. Dalam CD itu siswa mengatakan bahwa ”.... beban

seberat 0,2 kg....”. Mestinya, massa bukan berat. Seperti diketahui, massa dan berat

merupakan dua besaran yang sangat berbeda. Sebagai rujukan, Sears-Zemansky pada hlm.

100 mengatakan bahwa massa adalah ukuran kuantitatif dari inersia, satuan massa adalah kg.

Pada hlm. 106, Sears-Zemansky menyebutkan bahwa berat benda adalah gaya gravitasi yang

bekerja pada benda yang sebanding dengan massa. Satuan berat adalah newton.

Pada menit ke-21:18, penjelasan Hukum II Newton sangat susah diikuti. Dalam file

itu Hukum II Newton ditampilkan dalam bentuk Masalahnya, tampilan CD tidak

5

Page 6: Analisis Isi Media Pembelajaran Berbasis Komputer

menjelaskan tentang tetapan k. Mengapa Hukum II Newton tidak dinyatakan dalam bentuk F

= ma saja? Perumusan yang terakhir ini lebih sederhana, sehingga lebih mudah dipahami.

Sebagai rujukan, Sears-Zemansky pada hlm. 101 menyebutkan Hukum II Newton tentang

gerak sebagai berikut. Jika suatu gaya luar total bekerja pada sebuah benda, maka benda

akan mengalami percepatan, arah percepatan sama dengan arah gaya total.vektor gaya total

sama dengan massa benda dikalikan dengan percepatan benda. Dalam bentuk persamaan

Siswa juga salah dalam mengungkapkan sistem satuan. Ketika menyebutkan

satuan SI, siswa tersebut mengatakannya sebagai satuan S-satu.

Uraian di atas menunjukkan beberapa contoh kesalahan yang dijumpai pada file

Hukum II Newton. Jika dicermati lebih teliti lagi, masih banyak kesalahan yang dijumpai

dalam file ini.

File Hukum III Newton

Hukum III Newton merupakan Hukum Aksi-Reaksi. Hasil analisis menunjukkan

bahwa kesalahan yang terjadi pada file Hukum III Newton adalah pada topik atau konsep

gaya aksi-reaksi. Adapun kesalahan konsep tentang gaya aksi-reaksi terletak pada

penggambaran garis kerja gaya aksi dan gaya reaksi dan penggunaan istilah gaya aksi dan

gaya reaksi. Perlu diketahui, gaya aksi dan gaya reaksi selalu sama besar, berlawanan arah,

dan bekerja pada benda yang berbeda.

Pada menit ke-02:54, ada istilah gaya orang dan gaya dinding. Penggunaan kedua

istilah ini mestinya gaya orang pada dinding dan gaya dinding pada orang. Hal yang sama

terjadi pada menit ke-02:58, yaitu gaya orang dan gaya tanah (mestinya gaya yang dikerjakan

orang pada tanah dan gaya yang dikerjakan tanah pada orang).

Pada menit ke-10:54, penulis naskah tidak bisa menjelaskan pasangan gaya aksi-

reaksi. Dengan melihat CD pembelajaran tampak bahwa dan serta dan adalah

bukan pasangan gaya aksi-reaksi.

Salah konsep yang paling fatal terjadi pada menit ke-14:19, sebab penulis mengatakan

bahwa gaya berat dan gaya normal adalah pasangan gaya aksi-reaksi. Contoh Soal 4-9 dari

buku University Physics memberikan penjelasan yang baik sekali bahwa gaya berat dan gaya

normal itu bukan pasangan aksi-reaksi.

File Gerak Peluru

6

Page 7: Analisis Isi Media Pembelajaran Berbasis Komputer

Kesalahan pertama pada file gerak peluru terjadi pada menit ke-03:34, yaitu ketika

membahas contoh soal mengenai kecepatan relatif. Adapun kesalahannya adalah tentang

penggambaran vektor kecepatan arus air sungai dan vektor kecepatan gerak perahu. Dalam

naskah vektor kecepatan arus digambarkan tegak lurus arah sungai, sedangkan vektor

kecepatan perahu digambarkan searah arah arus.

Penulis naskah juga tidak teliti dalam menuliskan persamaan matematis dan operasi

aljabar. Sebagai contoh, pada menit ke-09:17 ada persamaan sehingga

Contoh ini menunjukkan ketidaktelitian penulis naskah. Hal yang sama dijumpai pada menit

ke-10:31, ketika merumuskan tinggi maksimum yang dicapai peluru (perhatikan analisis

kesalahan konsep file gerak peluru). Pada menit ke-14:37 juga terdapat salah ketik dalam

perhitungan tinggi maksimum yang dicapai peluru. Pada menit ke-17:04 ada penggambaran

komponen vektor percepatan gravitasi yang tidak perlu, yaitu mestinya tidak perlu

dilukis.

File Gravitasi

Kesalahan konsep yang terjadi pada file gravitasi terutama pada penulisan indeks gaya

aksi-reaksi untuk dua benda yang saling berinteraksi. Hal ini misalnya dijumpai pada menit

ke-02:08, 03:19, 09:09, 12:12, dan 19:05. Gaya yang dikerahkan pada m2 (oleh m1) adalah

F21, sedangkan gaya yang dikerahkan pada m1(oleh m2) adalah F12. Karena kedua gaya ini

berlawanan arah, maka Akan tetapi, dalam naskah ditulis

secara salah: Gaya yang berasal dari benda A akibat berinteraksi dengan benda B ditulis

dan gaya yang berasal dari benda B akibat berinteraksi dengan benda A ditulis Dalam

naskah dituliskan, Pada menit ke-11:05 juga terdapat ungkapan yang tidak

dikenal dalam fisika, yaitu medan sektor (mestinya medan vektor). Penulisan persamaan

matematis juga banyak yang salah, misalnya pada menit ke-13:25. Pada ungkapan

mestinya tidak ada besaran

Penulisan indeks vektor pergeseran juga salah. Vektor pergeseran

menunjuk dari partikel yang massanya m1 ke partikel yang massanya m2. Akan tetapi,

dalam naskah CD pembelajaran menggunakan tata tulis yang tidak baku (misalnya, pada

menit ke-14:16). Penulisan indeks percepatan gravitasi juga terjadi kesalahan fatal:

percepatan gravitasi tidak pernah dituliskan dengan indeks kembar (misalnya, pada menit ke-

7

Page 8: Analisis Isi Media Pembelajaran Berbasis Komputer

15:47 dan menit ke-16:21). Jadi, dalam fisika tidak pernah dijumpai penulisan dan

sejenisnya.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa file gravitasi tidak layak untuk media

pembelajaran.

File Gerak Melingkar Beraturan

Pada menit ke-23:38 ada istilah kecepatan linier (mestinya linear) dan vektor kecepatan

linier. Kedua istilah ini rancu, sebab menyebutkan kecepatan linear sudah berbicara vektor.

Pada menit ke-05:69 disebutkan bahwa dalam gerak melingkar beraturan kecepatan linear

benda tetap dan vektornya tidak tetap. Hal ini juga membingungkan, sebab penulis naskah

membedakan istilah kecepatan linear dan vektor kecepatan linear. Pada menit ke-07:11 ada

istilah yang tidak dikenal dalam fisika, yaitu ”garis melingkar beraturan”. Penulis naskah juga

tidak konsisten dalam memberikan contoh. Hal ini tampak pada menit ke-09:33, yaitu ketika

menjelaskan pengertian periode.

Kesalahan konsep yang sangat fatal terjadi di menit ke-11:20, penulis naskah tidak

membedakan antara kecepatan linear dan laju linear. Menurut penulis naskah,

adalah kecepatan linear! Definisi satu radian memegang peranan penting untuk menjelaskan

konsep gerak melingkar. Akan tetapi, definisi satu radian sangat tidak jelas (lihat menit ke-

12:19).

Pada menit ke-15:00 penulis naskah juga tidak tepat dalam menjelaskan pengertian

percepatan sentripetal. Menurut penulis, arah kecepatan gerak melingkar berubah adanya

percepatan sentripetal. Konsep ini jelas tidak tepat, sebab percepatan sentripetal muncul

karena adanya perubahan arah kecepatan. Penulis naskah juga tidak teliti dalam menuliskan

simbol besaran vektor (lihat menit ke-17:23). Satuan percepatan sentripetal mestinya m/s2

bukan (m/s)2 atau m/s (lihat menit ke-17:52 dan menit ke-20:04).

Dalam proses pembelajaran dengan bantuan CD, ilustrasi memegang peranan penting.

Akan tetapi, penulis naskah tidak memperhatikan masalah ini. Ketika menjelaskan tentang

gerak dalam lingkaran horisontal (dengan menggunakan ilustrasi anak sedang memutar batu

secara horisontal), ternyata batu tidak diputar secara horisontal (lihat menit ke-18:26).

Pada menit ke-21:14, ketika menjelaskan koefisien gesekan belum dijelaskan hubungan

antara gaya gesekan dan gaya sentripetal mobil. Sebenarnya materi ini sangat penting

8

Page 9: Analisis Isi Media Pembelajaran Berbasis Komputer

sekaligus kontekstual, sebab anak bisa memahami mengapa ketika jalan menikung salah satu

sisi jalan dibuat miring.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Media pembelajaran mekanika yang diproduksi oleh Pustekkom Depdiknas banyak

mengandung salah konsep yang sangat membingungkan. Sebaiknya media pembelajaran ini

direvisi terlebih dahulu sehingga layak digunakan sebagai media pembelajaran di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.(1985). Materi Dasar Pendidikan Program Mengajar Akta IV. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Universitas Terbuka.

Arif S Sadiman. (2009). Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatanya. Jakarta: Rajawali Press.

Bambang Warsita. (2008). Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Ratna Wilis Dahar. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Rita Nunung Tri Kusyanti. (2009). “Pemahaman Konsep Siswa Setelah Menggunakan Media Pembelajaran Animasi Fisika yang Tidak Sesuai Fisika”. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA. Universitas Negeri Yogyakarta. 16 Mei 2009. Hal PF-89 – PF-95H.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain.(2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Wahyu Hari Kristiyanto. (2008). ”Sebuah Kritik: Animasi Fisika yang tidak Sesuai Fisika” . Prosiding Seminar Nasional Fisika, Pendidikan, dan Aplikasinya. Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Volume 1 Tahun 2008. Hal 13-19.

Young, H.D. dan Freedman, R.A. (2002). Fisika Universitas 1. Jakarta: Erlangga

9

Page 10: Analisis Isi Media Pembelajaran Berbasis Komputer

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/07/16/media-pembelajaran-berbasis-komputer/

19 April 2013

Media   Pembelajaran   Berbasis   Komputer Posted on 16 Juli 2010 by AKHMAD SUDRAJAT

Komputer merupakan jenis media yang secara virtual dapat menyediakan respon yang

segera terhadap hasil belajar yang dilakukan oleh siswa. Lebih dari itu, komputer memiliki kemampuan menyimpan dan memanipulasi informasi sesuai dengan kebutuhan. Perkembangan teknologi yang pesat saat ini telah memungkinkan komputer memuat dan menayangkan beragam bentuk media di dalamnya. Dalam hal ini Heinich, Molenda, & Russel (1996: 228) mengemukakan bahwa : “…It has ability to control and integrate a wide variety of media – still pictures, graphics and moving images, as well as printed information. The computer can also record, analyze, and react to student responses that are typed on a keyboard or selected with a mouse“.

Saat ini teknologi komputer tidak lagi hanya digunakan sebagai sarana komputasi dan pengolahan kata (word processor) tetapi juga sebagai sarana belajar multi media yang memungkinkan peserta didik membuat desain dan rekayasa suatu konsep dan ilmu pengetahuan. Sajian multimedia berbasis komputer dapat diartikan sebagai teknologi yang mengoptimalkan peran komputer sebagai sarana untuk menampilkan dan merekayasa teks, grafik, dan suara dalam sebuah tampilan yang terintegrasi. Dengan tampilan yang dapat mengkombinasikan berbagai unsur penyampaian informasi dan pesan, komputer dapat dirancang dan digunakan sebagai media teknologi yang efektif untuk mempelajari dan mengajarkan materi pembelajaran yang relevan misalnya rancangan grafis dan animasi.

Multimedia berbasis komputer dapat pula dimanfaatkan sebagai sarana dalam melakukan simulasi untuk melatih keterampilan dan kompetensi tertentu. Misalnya, penggunaan simulator kokpit pesawat terbang yang memungkinkan peserta didik dalam akademi penerbangan dapat berlatih tanpa menghadapi risiko jatuh. Contoh lain dari penggunaan multimedia berbasis komputer adalah tampilan multimedia dalam bentuk animasi yang memungkinkan mahasiswa pada jurusan eksakta, biologi, kimia, dan fisika melakukan percobaan tanpa harus berada di laboratorium.

Perkembangan teknologi komputer saat ini telah membentuk suatu jaringan (network) yang dapat memberi kemungkinan bagi siswa untuk berinteraksi dengan sumber belajar secara luas. Jaringan komputer berupa internet dan web telah membuka akses bagi setiap orang untuk memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan terkini dalam bidang akademik tertentu. Diskusi dan interaksi keilmuan dapat terselenggara melalui tersedianya fasilitas internet dan web di sekolah.

10

Page 11: Analisis Isi Media Pembelajaran Berbasis Komputer

Penggunaan internet dan web tidak hanya dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap kegiatan akademik siswa tapi juga bagi guru. Internet dan web dapat memberi kemungkinan bagi guru untuk menggali informasi dan ilmu pengetahuan dalam mata pelajaran yang menjadi bidang ampuannya. Melalui penggunaan internet dan web, guru akan selalu siap mengajarkan ilmu pengetahuan yang mutakhir kepada siswa. Hal ini tentu saja menuntut kemampuan guru itu sendiri untuk selalu giat mengakses website dalam bidang yang menjadi keahliannya. Hal ini sejalan dengan definisi Pannen (2003) mengenai media dan teknologi pembelajaran di sekolah dalam arti luas yang mencakup perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan sumberdaya manusia (humanware) yang dapat digunakan untuk memperkaya pengalaman belajar siswa.

Media dalam pembelajaran memiliki fungsi sebagai alat bantu untuk memperjelas pesan yang disampaikan guru. Media juga berfungsi untuk pembelajaran individual dimana kedudukan media sepenuhnya melayani kebutuhan belajar siswa (pola bermedia). Beberapa bentuk penggunaan komputer media yang dapat digunakan dalam pembelajaran meliputi:

1.  Penggunaan Multimedia Presentasi.

Multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoretis, digunakan dalam pembelajaran klasikal dengan group belajar yang cukup banyak di atas 50 orang. Media ini cukup efektif sebab menggunakan multimedia projector yang memiliki jangkauan pancar cukup besar. Kelebihan media ini adalah menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik dan sound menjadi satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi sesuai dengan modalitas belajar siswa. Program ini dapat mengakomodasi siswa yang memiliki tipe visual, auditif maupun kinestetik. Hal ini didukung oleh teknologi perangkat keras yang berkembang  cukup lama, telah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam kegiatan presentasi. Saat ini teknologi pada bidang rekayasa komputer menggantikan peranan alat presentasi pada masa sebelumnya. Penggunaan perangkat lunak perancang presentasi seperti Microsoft power point yang dikembangkan oleh Microsoft inc” Corel presentation yang dikembangkan oleh Coral inc” hingga perkembangan terbaru perangkat lunak yang dikembangkan Macromedia inc, yang mengembangkan banyak sekali jenis perangkat lunak untuk mendukung kepentingan tersebut.

Berbagai perangkat lunak yang memungkinkan presentasi dikemas dalam bentuk multimedia yang dinamis dan sangat menarik. Perkembangan perangkat lunak tersebut didukung oleh perkembangan sejumlah  perangkat keras penunjangnya. Salah satu produk yang paling banyak memberikan pengaruh dalam penyajian bahan presentasi digital saat ini adalah perkembangan monitor, kartu video, kartu audio serta perkembangan proyektor digital (digital image projector) yang memungkinkan bahan presentasi dapat disajikan secara digital untuk bermacam-macam  kepentingan dalam berbagai kondisi dan situasi, serta ukuran ruang dan  berbagai karakteristik audience. Tentu saja hal ini menyebabkan perubahan besar pada trend metode presentasi saat ini, dan dapat dimanfaatkan untuk mengajarkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Pengolahan bahan presentasi dengan menggunakan komputer tidak hanya untuk dipresentasikan dengan menggunakan alat presentasi digital dalam bentuk Multimedia projector (seperti LCD, In-Focus dan sejenisnya), melainkan juga dapat dipresentasikan melalui peralatan proyeksi lainnya, seperti over head projector (OHP) dan film slides projector yang sudah lebih dahulu diproduksi. Sehingga lembaga atau instansi yang belum memiliki perangkat alat presentasi digital akan tetapi telah memiliki kedua alat tersebut,

11

Page 12: Analisis Isi Media Pembelajaran Berbasis Komputer

dapat memanfaatkan pengolahan bahan presentasi melalui komputer secara maksimal. Dalam sudut pandang proses pembelajaran, presentasi merupakan salah satu metode pernbelajaran. Penggunaannya yang menempati frekuensi paling tinggi dibandingkan dengan metode lainnya. Berbagai alat yang dikembangkan, telah memberikan pengaruh yang sangat basar bukan hanya pada pengembangan kegiatan praktis dalam kegiatan presentasi pembelajaran akan tetapi juga pada teori-teori yang mendasarinya. Perkembangan terakhir pada bidang presentasi dengan alat bantu komputer telah menyebabkan perubahan tuntutan penyelenggaraan pembelajaran. Di antaranya tuntutan terhadap peningkatan kemampuan dan keterampilan para guru dalam mengolah bahan-bahan pembelajaran ke dalam media presentasi yang berbasis komputer.

2. CD Multimedia Interaktif

CD interaktif dapat digunakan pada pembelajaran di sekolah sebab cukup efektif meningkatkan hasil belajar siswa terutama komputer. Terdapat dua istilah dalam perkembangan CD interaktif ini yaitu Computer Based Instructuion (CBI) dan Computer Assisted Instructuion (CAI) Sifat media ini selain interaktif juga bersifat multi media terdapat unsur-unsur media secara lengkap yang meliputi sound, animasi, video, teks dan grafis. Beberapa model multimedia interaktif di antaranya:

Model Drill: Model drills dalam CBI pada dasarnya merupakan salah satu starategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkrit melalui penciptan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya.

Model Tutorial: Program CBI tutorial dalam merupakan program pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan perangkat lunak berupa program komputer yang berisi materi pelajaran. Metode Tutorial dalam CAI pola dasarnya mengikuti pengajaran Berprograma tipe Branching yaitu informasi/mata pelajaran disajikan dalam unit – unit kecil, lalu disusul dengan pertanyaan. Respon siswa dianalisis oleh komputer (Diperbandingkan dengan jawaban yang diintegrasikan oleh penulis program) dan umpan baliknya yang benar diberikan. (Nana Sudjana & Ahmad Rivai:139). Program ini juga menuntut siswa untuk mengaplikasikan ide dan pengetahuan yang dimilikinya secara langsung dalam kegiatan pembelajaran.

Model Simulasi: Model simulasi dalam CBI pada dasarnya merupakan salah satu starategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkrit melalui penciptan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya.

Model Games: Model permainan ini dikembangkan berdasarkan atas “pembelajaran menyenangkan”, di mana peserta didik akan dihadapkan pada beberapa petunjuk dan aturan permainan. Dalam konteks pembelajaran sering disebut dengan Instructional Games (Eleanor.L Criswell, 1989: 20)

Pada umumnya tipe penyajian yang banyak digunakan adalah “tutorial”. Tutorial ini membimbing siswa secara tuntas menguasai materi dengan cepat dan menarik. Setiap siswa cenderung memiliki perbedaan penguasaan materi tergantung dari kemampuan yang dimilikinya. Penggunaan tutorial melalui CD interaktif lebih efektif untuk mengajarkan penguasaan Software kepada siswa dibandingkan dengan mengajarkan hardware. Misalnya tutorial Microsoft Office Word, Access, Excel, dan Power Point. Kelebihan lain dari CD interaktif ini adalah siswa dapat belajar secara mandiri, tidak harus tergantung kepada

12

Page 13: Analisis Isi Media Pembelajaran Berbasis Komputer

guru/instruktur. Siswa dapat memulai belajar kapan saja dan dapat mengakhiri sesuai dengan keinginannya. Selain itu, materi-materi yang diajarkan dalam CD tersebut dapat langsung dipraktekkan oleh siswa terhadap siftware tersebut. Terdapat juga fungsi repeat, bermanfaat untuk mengulangi materi secara berulang-ulang untuk penguasaan secara menyeluruh.

3.  Video Pembelajaran.

Selain CD interaktif, video termasuk media yang dapat digunakan untuk pembelajaran di SD. Video ini bersifat interaktif-tutorial membimbing siswa untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi. Siswa juga dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktek sesuai yang diajarkan dalam video. Penggunaan CD interaktif di SD cocok untuk mengajarkan suatu proses. Misalnya cara penyerbukan pada tumbukan, teknik okulasi, pembelahan sel, proses respirasi dan lain-lain.

4. Internet

Internet, singkatan dari interconection and networking, adalah jaringan informasi global, yaitu,“the largest global network of computers, that enables people throughout the world to connect with each other¨. Internet diluncurkan pertama kali oleh J.C.R. Licklider dari MIT (Massachusetts Institute Technology) pada bulan Agustus 1962.

Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri. “Through independent study, students become doers, as well as thinkers” (Cobine, 1997). Para siswa dapat mengakses secara online dari berbagai perpustakaan, museum, database, dan mendapatkan sumber primer tentang berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman, laporan, data statistik, (Gordin et. al., 1995). Informasi yang diberikan server-computers itu dapat berasal dari commercial businesses (.com), goverment services (.gov), nonprofit organizations (.org), educational institutions (.edu), atau artistic and cultural groups (.arts)

Siswa dapat berperan sebagai seorang peneliti, menjadi seorang analis, tidak hanya konsumen informasi saja. Mereka menganalisis informasi yang relevan dengan pembelajaran dan melakukan pencarian yang sesuai dengan kehidupan nyatanya (real life). Siswa dan guru tidak perlu hadir secara fisik di kelas (classroom meeting), karena siswa dapat mempelajari bahan ajar dan mengerjakan tugas-tugas pembelajaran serta ujian dengan cara mengakses jaringan komputer yang telah ditetapkan secara online. Siswa dapat belajar bekerjasama (collaborative) satu sama lain. Mereka dapat saling berkirim e-mail (electronic mail) untuk mendiskusikan bahan ajar. Selain mengerjakan tugas-tugas pembelajaran dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru siswa dapat berkomunikasi dengan teman sekelasnya.

Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:

1. Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru tanah air dan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas.

2. Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap muka biasa.3. Pembelajaran dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai dengan keinginan dan

kebutuhan masing-masing.

13

Page 14: Analisis Isi Media Pembelajaran Berbasis Komputer

4. Lama waktu belajar juga tergantung pada kemampuan masing-masing pembelajar/siswa.

5. Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran.6. Pembelajaran dapat dilakukan secara interaktif, sehingga menarik pembelajar/siswa;

dan memungkinkan pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) dapat turut serta menyukseskan proses pembelajaran, dengan cara mengecek tugas-tugas yang dikerjakan siswa secara on-line.

Perkembangan/kemajuan teknologi internet yang sangat pesat dan merambah ke seluruh penjuru dunia telah dimanfaatkan oleh berbagai negara, institusi, dan ahli untuk berbagai kepentingan termasuk di dalamnya untuk pendidikan/pembelajaran. Berbagai percobaan untuk mengembangkan perangkat lunak (program aplikasi) yang dapat menunjang upaya peningkatan mutu pendidikan/pembelajaran terus dilakukan. Perangkat lunak yang telah dihasilkan akan memungkinkan para pengembang pembelajaran (instructional developers) bekerjasama dengan ahli materi (content specialists) mengemas materi pembelajaran elektronik (online learning material).  Pembelajaran melalui internet di Sekolah Dasar dapat diberikan dalam beberapa format (Wulf, 1996), di antaranya adalah: (1) Electronic mail (delivery of course materials, sending in assignments, getting and giving feedback, using a course listserv., i.e., electronic discussion group, (2) Bulletin boards/newsgroups for discussion of special group, (3) Downloading of course materials or tutorials, (4) Interactive tutorials on the Web, dan (5) Real time, interactive conferencing using MOO (Multiuser Object Oriented) systems or Internet Relay Chat.

Setelah bahan pembelajaran elektronik dikemas dan dimasukkan ke dalam jaringan sehingga dapat diakses melalui internet, maka kegiatan berikutnya yang perlu dilakukan adalah mensosialisasikan ketersediaan program pembelajaran tersebut agar dapat diketahui oleh masyarakat luas khususnya para calon peserta didik. Para guru juga perlu diberikan pelatihan agar mereka mampu mengelola dengan baik penyelenggaraan kegiatan pembelajaran melalui intenet. Karakteristik/potensi internet sebagaimana yang telah diuraikan di atas tentunya masih dapat diperkaya lagi dengan yang lainnya.  Namun, setidak-tidaknya ketiga karakteristik/potensi internet tersebut dipandang sudah memadai sebagai dasar pertimbangan untuk penyelenggaraan kegiatan pembelajaran melalui internet.

Sumber:

Adaptasi dan disarikan dari : Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.2008. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar. Materi Diklat Calon Pengawas Sekolah/Pengawas Sekolah. Jakarta

14