Analisis Interaksi antar Butiran pada Proses Segregasi...

10
30 November 2017 PROSIDING SKF 2017 Analisis Interaksi antar Butiran pada Proses Segregasi Granular Campuran Memanfaatkan Fenomena Efek Kacang Brazil Wahyuni Andariwulan 1,a) , Putri Mustika Widartiningsih 2,b) , Dimas Praja Purwa Aji 3,c) dan Sparisoma Viridi 4,d) 1 Program Sarjana Fisika, Kelompok Keilmuan Fisika Nuklir dan Biofisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132 2 Program Magister Fisika, Kelompok Keilmuan Fisika Nuklir dan Biofisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132 3 Program Magister Sains Komputasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132 4 Laboratorium Biofisika, Kelompok Keilmuan Fisika Nuklir dan Biofisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132 a) [email protected] b) [email protected] c) [email protected] d) [email protected] Abstrak Salah satu pemanfaatan Efek Kacang Brazil (EKB) yang terkenal adalah pemisahan butiran atau segregasi pada campuran yang terdiri dari dua jenis karakteristik butiran. Perbedaan karakteristik tersebut dapat berupa perbedaan massa, massa jenis, ukuran, dan bentuk. Pada segregasi granular menunjukkan bahwa saat diberi getaran luar, butiran yang diameternya lebih besar (intruder) dapat bergerak ke atas sedangkan pergerakan butiran kecil (bed particles) menuju ke bawah. Eksperimen yang kami lakukan bertujuan untuk menganalisis interaksi antar butiran yang berbeda ukuran melalui penyusunan butiran pada kondisi awal. Telah dilakukan penyusunan kondisi awal sebelum sistem digetarkan arah vertikal. Pertama membentuk dua lapisan horizontal dengan butiran besar di bawah, kedua membentuk dua lapisan vertikal, ketiga lapisan butiran besar-kecil-besar-kecil, kondisi ini diaplikasikan dalam arah vertikal dan horizontal sehingga totalnya menjadi empat jenis kondisi awal. Interaksi antar pertikel butiran yang teramati lebih jelas pada susunan horizontal. Aliran konveksi bergantung pada kondisi awal susunan partikel. Kata-kata kunci: Bed Particles, Intruder ISBN: 978-602-61045-3-3 195

Transcript of Analisis Interaksi antar Butiran pada Proses Segregasi...

Page 1: Analisis Interaksi antar Butiran pada Proses Segregasi ...portal.fmipa.itb.ac.id/skf2017/kfz/files/skf_2017...ur trsy,6%1 trsy Analisis Interaksi antar Butiran pada Proses Segregasi

30 November2017

PROSIDINGSKF2017

Analisis Interaksi antar Butiran pada Proses Segregasi

Granular Campuran Memanfaatkan Fenomena Efek

Kacang Brazil

Wahyuni Andariwulan1,a), Putri Mustika Widartiningsih2,b), Dimas Praja

Purwa Aji3,c) dan Sparisoma Viridi4,d)

1Program Sarjana Fisika,

Kelompok Keilmuan Fisika Nuklir dan Biofisika,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,

Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132

2Program Magister Fisika,

Kelompok Keilmuan Fisika Nuklir dan Biofisika,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,

Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132

3Program Magister Sains Komputasi,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,

Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132

4Laboratorium Biofisika,

Kelompok Keilmuan Fisika Nuklir dan Biofisika,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,

Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132

a) [email protected]) [email protected]

c) [email protected]) [email protected]

Abstrak

Salah satu pemanfaatan Efek Kacang Brazil (EKB) yang terkenal adalah pemisahan butiran atau segregasi

pada campuran yang terdiri dari dua jenis karakteristik butiran. Perbedaan karakteristik tersebut dapat

berupa perbedaan massa, massa jenis, ukuran, dan bentuk. Pada segregasi granular menunjukkan bahwa

saat diberi getaran luar, butiran yang diameternya lebih besar (intruder) dapat bergerak ke atas sedangkan

pergerakan butiran kecil (bed particles) menuju ke bawah. Eksperimen yang kami lakukan bertujuan untuk

menganalisis interaksi antar butiran yang berbeda ukuran melalui penyusunan butiran pada kondisi awal.

Telah dilakukan penyusunan kondisi awal sebelum sistem digetarkan arah vertikal. Pertama membentuk dua

lapisan horizontal dengan butiran besar di bawah, kedua membentuk dua lapisan vertikal, ketiga lapisan

butiran besar-kecil-besar-kecil, kondisi ini diaplikasikan dalam arah vertikal dan horizontal sehingga

totalnya menjadi empat jenis kondisi awal. Interaksi antar pertikel butiran yang teramati lebih jelas pada

susunan horizontal. Aliran konveksi bergantung pada kondisi awal susunan partikel.

Kata-kata kunci: Bed Particles, Intruder

ISBN: 978-602-61045-3-3 195

Page 2: Analisis Interaksi antar Butiran pada Proses Segregasi ...portal.fmipa.itb.ac.id/skf2017/kfz/files/skf_2017...ur trsy,6%1 trsy Analisis Interaksi antar Butiran pada Proses Segregasi

30 November2017

PROSIDINGSKF2017

PENDAHULUAN

Material butiran adalah material yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti kopi, gula

pasir, garam, beras, jagung,dan pasir. Material butiran atau granular terdiri dari butiran berdimensi kecil

dalam jumlah besar. Material butiran dapat berwujud padat, cair, atau gas. Pada sistem tertentu, ketiga

karakter zat ini bisa muncul bersamaan [1]. Salah satu fenomena menarik tentang material butiran adalah efek

kacang brazil. Efek kacang Brazil terjadi bila ada dua material butrian dengan dan ukuran berbeda digetarkan.

Butiran besar (intruder) yang pada kondisi awal berada di bawah butiran kecil (bed particles) akan bergerak

ke atas dan melawan gravitasi saat bergetar [2]. Efek ini merupakan salah satu bentuk segregasi dalam

material butiran. Segregasi dapat terjadi karena perbedaan karakteristik butiran berupa perbedaan massa,

massa jenis, ukuran, dan bentuk.

Konveksi Granular

Dalam segregasi granular, gesekan pada dinding wadah (tempat pencampuran) dapat menyebabkan aliran

konveksi dalam campuran yang diberi getaran secara vertikal. Partikel – partikel yang bersebelahan dengan

dinding mengalami kekuatan geser yang lebih kuat dari pada di bagian tengah sehingga memunculkan

gulungan konveksi yang mengarah ke bawah ke dinding samping dan ke atas melalui bagian tengah, [3,4].

METODE EKSPERIMEN

Gambar 1. Rangkaian set eksperimen, bagian 1 Signal Generator, bagian 2 Amplifier, bagian 3 Kacang Brazil

yang ditempatkan di atas speaker, bagian 4 Kamera

Pada eksperimen ini, material butiran ditempatkan di dalam wadah akrilik berbentuk kotak dengan

dimensi 20 x 10 cm. Bed particles dan intruder dibentuk dua dimensi berbahan akrilik dengan diameter

masing-masing 47 mm dan 68 mm. Sistem terdiri dari 250 bed particles dan 50 intruder dengan total

ketinggian 6 cm. Pada eksperimen dilakukan penyusunan kondisi awal sebelum sistem digetarkan dengan

arah vertikal. Telah dilakukan penyusunan kondisi awal sebelum sistem digetarkan arah vertikal. Pertama

membentuk dua lapisan horizontal dengan butiran besar di bawah, kedua membentuk dua lapisan vertikal,

ketiga lapisan butiran besar-kecil-besar-kecil, kondisi ini diaplikasikan dalam arah vertikal dan horizontal.

Sistem digetarkan dengan frekuensi 14 Hz, digetarkan selama 180 detik. Setiap 5 detik dilakukan

pengambilan gambar untuk mengetahui perubahan kondisi partikel-partikel pada sistem.

(a)

14 Hz

1

2

3

4

ISBN: 978-602-61045-3-3 196

Page 3: Analisis Interaksi antar Butiran pada Proses Segregasi ...portal.fmipa.itb.ac.id/skf2017/kfz/files/skf_2017...ur trsy,6%1 trsy Analisis Interaksi antar Butiran pada Proses Segregasi

30 November2017

PROSIDINGSKF2017

(b)

Gambar 2a. Kondisi awal sistem: dua lapisan horizontal, empat lapisan horizontal, dua lapisan vertikal, empat

lapisan vertikal. Gambar 2b. Menunjukkan pembagian area.

HASIL DAN DISKUSI

Pengolahan data dilakukan dengan menghitung jumlah intruder dan bed particles berdasarkan ketinggian

sistem partikel atau pada sumbu-y dengan membagi area menjadi tiga : 0<y<2, 2<y<4, 4<y<6 dan posisinya

berdasarkan lebar wadah atau pada sumbu-x dengan membagi area menjadi empat : 0<x<2.5, 2.5<x<5,

5<x<7.5, 7.5<x<10.

Dua Lapisan Horizontal

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

0

20

40

60

80

100

120

140

160

N

Waktu (s)

Intruder

Bed Particles

0<y<2

(a)

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

0

20

40

60

80

100

120

N

Waktu (s)

Intruder

Bed Particles

2<y<4

(b)

ISBN: 978-602-61045-3-3 197

Page 4: Analisis Interaksi antar Butiran pada Proses Segregasi ...portal.fmipa.itb.ac.id/skf2017/kfz/files/skf_2017...ur trsy,6%1 trsy Analisis Interaksi antar Butiran pada Proses Segregasi

30 November2017

PROSIDINGSKF2017

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

0

20

40

60

80

100

120

140

N

Waktu (s)

Intruder

Bed Particles

4<y<6

(c)

Gambar 3. Jumlah partikel butiran terhadap waktu pada sumbu y (mengacu pada ketinggian wadah) pada kondisi

awal dua lapisan horizontal. . Gambar (a) 0<y<2. Gambar (b) 2<y<4. Gambar (c) 4<y<6.

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

0

10

20

30

40

50

60

70

80

N

Waktu (s)

intruder

bed particles

0<x<2.5

(a)

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

10

20

30

40

50

60

70

80

N

Waktu (s)

intruder

bed particles

2.5<x<5

(b)

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

N

Waktu (s)

intruder

bed particles

5<x<7.5

(c)

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

110

120

N

Waktu (s)

intruder

bed particles

7.5<x<10

(d) Gambar 4. Perubahan jumlah partikel butiran terhadap waktu pada sumbu x (mengacu pada lebar wadah, dari kiri

ke kanan) pada kondisi awal dua lapisan horizontal. Gambar (a) 0<x<2,5. Gambar (b) 2,5<x<5. Gambar (c)

5<x<7,5. Gambar (d) 7,5<x<10.

Berdasarkan hasil percobaan, pada kondisi awal dua lapisan horizontal, intruder yang awalnya disusun di

bawah permukaan perlahan-lahan naik ke atas permukaan ketika diberi getaran dan menyebabkan bed

particles turun ke bagian. Gambar 3 menunjukkan perubahan jumlah intruder dan bed particles terhadap

waktu dimana jumlah intruder pada bagian atas semakin banyak dan sebaliknya jumlah bed particles semakin

sedikit. Pada area 0<y<2 terjadi perubahan yang signifikan dari jumlah intruder dan bed particles, dapat

dilihat di sekitar detik ke-10 dan ke-15 terjadi perpotongan kurva antara intruder dan bed particles. Pada area

ISBN: 978-602-61045-3-3 198

Page 5: Analisis Interaksi antar Butiran pada Proses Segregasi ...portal.fmipa.itb.ac.id/skf2017/kfz/files/skf_2017...ur trsy,6%1 trsy Analisis Interaksi antar Butiran pada Proses Segregasi

30 November2017

PROSIDINGSKF2017

2<y<4 perubahan partikel cenderung konstan. Pada area 4<y<6 juga menunjukkan perubahan yang signifikan

dari jumlah intruder dan bed particles, dapat dilihat pada detik ke-100.

Pada gambar 4 menunjukkan perubahan posisi yang menyatakan jumlah partikel pada sumbu x.

Perubahan posisi partikel terjadi secara signifikan pada area 0 < x < 2.5, koordinat ini menyatakan salah satu

dinding dari wadah akrilik (dinding sebelah kiri). Pada kondisi ini partikel-partikel di dalam sistem hanya

mengalami konveksi di salah satu sisi. Jika melihat kondisi awal, hal ini teraji karena struktur lapisan intruder

pada sisi yang lain lebih renggang atau kerapatan intruder pada sisi ini lebih kecil dari pada sisi yang lain,

sehingga ketika diberi getaran bed particles menekan sisi tersebut menyebabkan intruder naik ke permukaan

melalui sisi yang lain.

Empat Lapisan Horizontal

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

110

120

130

140

150

160

170

180

N

Waktu (s)

intruder

bed particles

0<y<2

(a)

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

110

N

Waktu (s)

intruder

bed particles

2<y<4

(b)

ISBN: 978-602-61045-3-3 199

Page 6: Analisis Interaksi antar Butiran pada Proses Segregasi ...portal.fmipa.itb.ac.id/skf2017/kfz/files/skf_2017...ur trsy,6%1 trsy Analisis Interaksi antar Butiran pada Proses Segregasi

30 November2017

PROSIDINGSKF2017

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

110

120

N

Waktu (s)

intruder

bed particles

4<y<6

(c) Gambar 5. Jumlah partikel butiran terhadap waktu pada sumbu y (mengacu pada ketinggian wadah) pada kondisi

awal empat lapisan horizontal. Gambar (a) 0<y<2. Gambar (b) 2<y<4. Gambar (c) 4<y<6.

Berdasarkan hasil percobaan, pada kondisi awal empat lapisan horizontal, perubahan jumlah intruder dan

bed particles tidak terjadi begitu signifikan. Berdasarkan gambar 5, mulai detik ke-145 menunjukkan

perubahan yang cukup besar di semua area dan pada detik ke-180 menunjukkan perubahan nilai yang besar

antara intruder dan bed particles di area 0<y<2 dan area 4<y<6.

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

N

Waktu (s)

intruder

bed particles

0<x<2.5

(a)

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

N

Waktu (s)

intruder

bed particles

2.5<x<5

(b)

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

N

Waktu (s)

intruder

bed particles

5<x<7.5

(c)

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

N

Waktu (s)

intruder

bed particles

7.5<x<10

(d) Gambar 6. Perubahan jumlah partikel butiran terhadap waktu pada sumbu x (mengacu pada lebar wadah, dari kiri

ke kanan) pada kondisi awal empat lapisan horizontal. Gambar (a) 0<x<2,5. Gambar (b) 2,5<x<5. Gambar (c)

5<x<7,5. Gambar (d) 7,5<x<10.

Berdasarkan gambar 6, pada kondisi awal dengan empat lapisan horizontal menunjukkan bahwa tidak

terjadinya aliran konveksi dari sistem partikel di dalam wadah. Pada detik ke-5 menunjukkan perubahan

jumlah bed particles yang cukup besar pada area 0<x<2,5 dan area 7,5<x<10, namun setelah itu perubahan

ISBN: 978-602-61045-3-3 200

Page 7: Analisis Interaksi antar Butiran pada Proses Segregasi ...portal.fmipa.itb.ac.id/skf2017/kfz/files/skf_2017...ur trsy,6%1 trsy Analisis Interaksi antar Butiran pada Proses Segregasi

30 November2017

PROSIDINGSKF2017

jumlah partikel cenderung stabil. Mulai detik ke-120 menunjukkan perubahan jumlah yang besar pada area

7,5<x<10 dimana jumlah intruder pada area ini lebih besar dari pada area lainnya.

Dua Lapisan Vertikal

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

0

20

40

60

80

100

120

140

N

Waktu (s)

Intruder

Bed Particles

0<y<2

(a)

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

0

20

40

60

80

100

120

N

Waktu (s)

Intruder

Bed Particles

2<y<4

(b)

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

0

20

40

60

80

100

120

N

Waktu (s)

Intruder

Bed Particles

4<y<6

(c)

Gambar 7. Jumlah partikel butiran terhadap waktu pada sumbu y (mengacu pada ketinggian wadah) pada kondisi

awal dua lapisan vertikal. Gambar (a) 0<y<2. Gambar (b) 2<y<4. Gambar (c) 4<y<6.

Berdasarkan gambar 7, pada kondisi awal dua lapisan vertikal, perubahan signifikan dari jumlah intruder

dan bed particles cenderung tidak terjadi. Perubahan terjadi pada detik ke-40 namun setelah itu perubahan

jumlah partikel kecil. Pada kondisi akhir hanya sedikit dari intruder yang berada di permukaan.

ISBN: 978-602-61045-3-3 201

Page 8: Analisis Interaksi antar Butiran pada Proses Segregasi ...portal.fmipa.itb.ac.id/skf2017/kfz/files/skf_2017...ur trsy,6%1 trsy Analisis Interaksi antar Butiran pada Proses Segregasi

30 November2017

PROSIDINGSKF2017

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

0

20

40

60

80

100

N

Waktu (s)

Intruder

Bed Particles

0<x<2,5

(a)

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

0

20

40

60

80

100

N

Waktu (s)

Intruder

Bed Particles

2,5<x<5

(b)

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

0

20

40

60

80

100

N

Waktu (s)

Intruder

Bed Particles

5<x<7,5

(c)

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

0

20

40

60

80

100

N

Waktu (s)

Intruder

Bed Particles

7,5<x<10

(d) Gambar 8. Perubahan jumlah partikel butiran terhadap waktu pada sumbu x (mengacu pada lebar wadah, dari kiri

ke kanan) pada kondisi dua lapisan vertikal. Gambar (a) 0<x<2,5. Gambar (b) 2,5<x<5. Gambar (c) 5<x<7,5.

Gambar (d) 7,5<x<10.

Berdasarkan gambar 8, menunjukkan perubahan jumlah partikel pada sumbu-x yang cukup terlihat hanya

pada area 0<x<2,5. Partikel-partikel cenderung tidak menunjukkan interaksi yang besar.

Empat Lapisan Vertikal

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

0

20

40

60

80

100

N

Waktu (s)

Intruder

Bed Particles

0<y<2

(a)

ISBN: 978-602-61045-3-3 202

Page 9: Analisis Interaksi antar Butiran pada Proses Segregasi ...portal.fmipa.itb.ac.id/skf2017/kfz/files/skf_2017...ur trsy,6%1 trsy Analisis Interaksi antar Butiran pada Proses Segregasi

30 November2017

PROSIDINGSKF2017

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

0

20

40

60

80

100

N

Waktu (s)

Intruder

Bed Particles

4<y<2

(b)

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

0

20

40

60

80

100

120

140

N

Waktu (s)

Intruder

Bed Particles

2<y<6

(c)

Gambar 9. Jumlah partikel butiran terhadap waktu pada sumbu y (mengacu pada ketinggian wadah) pada kondisi

awal empat lapisan vertikal. Gambar (a) 0<y<2. Gambar (b) 2<y<4. Gambar (c) 4<y<6.

Berdasarkan gambar 8, pada kondisi awal empat lapisan vertikal, partikel cenderung tidak mengalami

perpindahan yang besar pada sumbu-y. Hal ini juga terjadi pada sumbu-x

KESIMPULAN

Pada susunan secara horizontal interaksi antar partikel butiran pada sistem yang diberi getaran secara

vertikal bergantung pada kondisi awal sistem. Kondisi awal sistem mempengaruhi pergerakan bed particles

dan intruder. Aliran konveksi terjadi apabila mayoritas jumlah intruder berada di bagian bawah dengan

mayoritas bed particles berada dibagian atas, efek ini tidak terlihat jika bed particles dan intruder disusun

beberapa lapisan. Aliran konveksi dipengaruhi kerapatan intruder pada kondisi awal. Pada susunan vertikal,

interaksi antar partikel butiran pada sistem yang diberi getaran secara vertikal kurang teramati, intruder

cenderung tidak mengalami perpindahan ke bagian atas permukaan .

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah

ini.

ISBN: 978-602-61045-3-3 203

Page 10: Analisis Interaksi antar Butiran pada Proses Segregasi ...portal.fmipa.itb.ac.id/skf2017/kfz/files/skf_2017...ur trsy,6%1 trsy Analisis Interaksi antar Butiran pada Proses Segregasi

30 November2017

PROSIDINGSKF2017

REFERENSI

1. Liao C-C, Hsiau, S-S and Wu C-S 2014, Combined effects of internal friction and bed height on the

Brazil-nut problem in a shaker, Powder Technol. 253 561 (2014)

2. Rosato A, Strandburg K J, Prinz F and Swendsen R H 1987, Why the Brazil Nuts Are on Top: Size

Segregation of Particulate Matter by Shaking, Phys. Rev. Lett. 58 1038 (1987)

3. Matthias Schröter,Stephan Ulrich, Jennifer Kreft, Jack B. Swift, and Harry L. Swinney, Mechanisms

in the size segregation of a binary granular mixture, Physical Review E 74 (2006) 011307.

4. Stephan Ulrich, Matthias Schröter, and Harry L. Swinney, Influence of friction on granular

segregation, Physical Review E 76 (2007) 042301

ISBN: 978-602-61045-3-3 204