ANALISIS INDIKATOR PEMBANGUNAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-12361-Paper.pdf ·...

download ANALISIS INDIKATOR PEMBANGUNAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-12361-Paper.pdf · Perguruan Islam Al-Azhar Pontianak. ... Metodologi Penelitian ... 3.2 Identifikasi

If you can't read please download the document

Transcript of ANALISIS INDIKATOR PEMBANGUNAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-12361-Paper.pdf ·...

  • 1

    ANALISIS INDIKATOR PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI JAWA TIMUR

    MENGGUNAKAN METODE STRUKTURAL EQUATION MODELLING PARTIAL LEAST

    SQUARE

    1Dewi Rosiyana Umami dan

    2Sutikno

    1Mahasiswa S1 Statistika FMIPA ITS

    2Dosen Pembimbing, Staf Pengajar Jurusan Statistika FMIPA ITS

    Email : [email protected], [email protected]

    ABSTRAK

    Tujuan utama pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Oleh karena

    itu, perlu sebuah konsep pembangunan berkelan-jutan yang didefinisikan sebagai

    pembangunan yang berusaha memenuhi kebutuhan hari kini tanpa mengurangi kemampuan

    generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Indikator Pembangunan

    Berkelanjutan dapat diukur dengan beberapa konstruk (variabel laten) beserta indikatornya.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi variabel yang mempengaruhi pembangunan

    berkelanjutan dan mengeta-hui pengaruh dari variabel tersebut terhadap proses

    pembangunan ber-kelanjutan di Jawa Timur. Data yang digunakan adalah data SUSENAS

    2007 dan Indikator Makro Ekonomi Jawa Timur tahun 2007 dengan yang terdiri atas 38

    kabupaten/kota.Metode yang digunakan adalah Stuctural Equation Modelling menggunakan

    Partial Least Square dengan metode bootstrap. Hasil analisis menunjukkan bahwa Indikator

    Pembangunan Berkelanjutan di Jawa Timur untuk konstruk SDM adalah Angka Melek

    Huruf, Angka Partisipasi Sekolah dan tingkat pengang-guran terbuka. Indikator dari

    konstruk Ekonomi adalah garis kemiskinan, lantai tanah dan PDRB. Indikator dari konstruk

    kualitas hidup adalah air bersih, Angka Harapan Hidup, Prevelensi kurang gizi dan Sanitasi.

    Konstruk Sumber Daya Manusia terhadap Ekonomi terdapat pengaruh positif. Hal ini

    berarti semakin tinggi Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jawa Timur semakin tinggi

    tingkat perekonomian. Pengaruh konstruk Sumber Daya Manusia dan Ekonomi terhadap

    Kualitas Hidup adalah pengaruh signifikan positif.

    Kata kunci: Indikator Pembangunan Berkelanjutan, konstruk, SEM-Partial Least Square,

    Bootstrap

    1. Latar belakang Tujuan utama pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dilain pihak,

    dengan memacu laju pembangunan akan menghasilkan dampak negatif berupa menurunnya kualitas

    Hidup lingkungan hidup yang selanjutnya dapat merugikan masyarakat yang terkena dampak tersebut.

    Pada tahun 1987, komisi WCED (World Commission on Environmental and Development/WCED)

    yang dibentuk oleh PBB telah berhasil menyelesaikan konsep pembangunan berkelanjutan yang

    didefinisikan sebagai pembangunan yang berusaha memenuhi kebutuhan hari kini tanpa mengurangi

    kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka.

    Proses pembangunan tidak bisa diukur secara langsung. Oleh karena itu untuk dapat mengukur

    proses pembangunan berkelanjutan dibutuhkan suatu indikator pengukurnya. Indikator ini kemudian

    disebut sebagai Indikator Pembangunan Berkelanjutan. Indikator ini diharapkan mampu mengukur

    kemajuan yang dicapai dari program pembangunan berkelanjutan dan dapat memberikan peringatan

    dini jika muncul suatu masalah sebelum masalah tersebut memburuk, sehingga kerusakan ekonomi,

    sosial, dan lingkungan dapat dicegah (Hardi & Zdan,1997).

    Berdasarkan latar belakang di atas, diperlukan suatu penelitian tentang pola hubungan

    variabel-variabel laten yang berpengaruh terhadap Pembangunan Berkelanjutan di Jawa Timur. Tujuan

    dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi variabel yang mempengaruhi pembangunan

    berkelanjutan di Jawa Timur dan mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel terhadap proses

    Seminar Hasil Tugas Akhir

    Institut Teknologi Sepuluh Nopember

    mailto:[email protected]:[email protected]

  • 2

    pembangunan berkelanjutan di daerah Jawa Timur dengan menggunakan metode SEM PLS. Beberapa

    penelitian sebelumnya yang membahas IPB diantaranya: Purnomo (2002), BPS (2002). Purnomo

    (2002) melakukan identifikasi indikator-indikator pembangunan berkelanjutan daerah yang valid,

    handal, mudah diterapkan, dan dapat diperbaharui secara teratur serta mengkaji keterkaitan antar

    indikator pembangunan berkelanjutan daerah. Hasil dari penelitian ini adalah model hipotetik

    pembangunan berkelanjutan yang terdiri atas tiga pilar yaitu: Sumber Daya Manusia, Ekonomi, dan

    Kualitas Hidup Hidup. Metode yang digunakan dalam menyusun IPB adalah Structural Equation

    Modelling (SEM) dengan ruang lingkup studi 294 kabupaten/kota di Indonesia. Metode SEM baku

    seringkali digunakan untuk menyusun berbagai indikator. Metode ini cukup baik menjelaskan

    keterkaitan antar variabel laten. Namun demikian metode SEM baku mempunyai asumsi, diantaranya:

    (1) tidak terdapat multikolinieritas antar variabel laten, (2) hubungan antar variabel laten adalah linier,

    (3) jumlah obsservasi > 100 (Ferdinand (2002). Untuk mengatasi jumlah observasi < 100, maka

    seringkali digunakan metode SEM Partial Least Square (PLS). Salah satu penelitian yang

    menggunakan SEM PLS adalah Sumin (2009). Dalam penelitianya dikaji tentang pengaruh gaya

    kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja dan komitmen organisasi guru pada

    Perguruan Islam Al-Azhar Pontianak. Untuk menyusun IPB di Jawa Timur, dengan jumlah observasi

    hanya 38 kabupaten/kota, maka akan digunakan SEM PLS dengan metode bootstrap.

    2. Struktural Equation Models (Model Persamaan Struktural) Model Persamaan Struktural adalah teknik analisis statistika yang mengkombinasikan

    beberapa aspek yang terdapat pada path analysis dan analisis faktor konfirmatori untuk mengestimasi

    beberapa persamaan secara simultan. Tidak seperti multivariate biasa, SEM dapat menguji secara

    bersama-sama (Bollen,1989). Metode SEM itu sendiri bisa dilakukan dalam dua langkah yaitu model

    struktural (hubungan antara variabel konstruk independen dan dependen) dan model pengukuran (nilai

    loading) antara indikator dengan konstruk (variabel laten).

    2.1 Model Pengukuran

    Permodelan yang ditujukan untuk mengukur dimensi-dimensi yang membentuk sebuah faktor

    disebut measurement model atau model pengukuran. Model pengukuran merepresentasikan dugaan

    hipotesis yang sudah ada sebelumnya yaitu hubungan antara indikator-indikator dengan faktornya

    yang dievaluasi dengan menggunakan teknik analisis faktor konfirmatori atau Confirmatori Factor

    Analysis (CFA) (Kline 2005).

    2.2 Model Struktural

    Model Struktural adalah hubungan antara variabel laten (konstruk) independen dan dependen.

    Pola hubungan antar variabel laten dalam model struktural ini dianalisis dengan pendekatan Path

    Analysis yang identik dengan Analisis Regresi. Pada model struktural dapat diketahui besar pengaruh

    variabel eksogen terhadap variabel endogen baik secara langsung maupun tidak langsung.

    2.3 PLS (Partial Least Square)

    Partial Least Square pertama kali dikembangkan oleh Herman Wold guru yang

    mengembangkan SEM (Structural Equation Models). Model ini dikembangkan sebagai alternatif

    apabila teori yang mendasari perancangan model lemah atau indikator yang tersedia tidak memenuhi

    model pengukuran refleksif.

    Kelebihan dan kekurangan Partial Least Square: a. Kelebihan:

    1. Tidak memerlukan asumsi yang sangat ketat 2. Sampel tidak harus besar 3. Aplikasi metode lebihh ditekankan pada konfirmatori dan prediksi variabel respon.

    b. Kelemahan

    Distribusi data tidak diketahui sehingga tidak bias menilai signifikansi statistik. Kelemahan pada metode Partial Least Square ini bisa diatasi dengan menggunakan metode

    resampling (Bootstrap).

    Metode Bootstrap

  • 3

    Penggunaan metode statistik parametrik biasanya mensyaratkan informasi mengenai distribusi

    yang harus dipenuhi dan ini sulit untuk dipenuhi. Untuk mengatasi hal ini dapat digunakan

    metode-metode yang tidak memerlukan asumsi ketat, salah satunya metode Bootstrap.

    Evaluasi Model PLS

    Model Pengukuran Terdapat dua metode yang digunakan untuk mengevaluasi model pengukuran dengan

    indikator refleksif, yaitu validitas konvergen dari indikatornya dan reliabilitas komposit untuk

    indikator.

    1. Validitas Konvergen Validitas konvergen adalah suatu ukuran yang digunakan untuk mengetahui apakah 3ndicator

    dari suatu konstruk atau variabel laten memusat (Hair dkk., 2005). Melihat nilai validitas

    konvergen dari model pengukuran dengan indicator refleksif dinilai berdasarkan korelasi

    antara skor variabel dengan skor konstruk. Model telah memenuhi kriteria dari convergent

    validity jika nilai loading factor 0,50 atau T-Statistik 1,96. (Chin, 1998).

    2. Reliabilitas Komposit Reliabilitas komposit atau reliabilitas konstruk adalah metode yang digunakan untuk melihat

    sejauh mana suatu alat ukur dapat mengukur konstruk teoritis tertentu yang diasumsikan atau

    dihipotesiskan sebelumnya terdiri dari 3ndicator-indikator yang heterogen tetapi memiliki

    kemiripan dan merupakan pembentuk konstruk. Ukuran ini dapat diterima kehandalannya

    apabila koefisien variabel laten > 0,70 (Chin, 1998). Reliabilitas komposit dapat dihitung

    dengan persamaan sebagai berikut:

    (1)

    Dimana i adalah loading faktor yang menghubungkan variabel laten ke indikator dan

    var error ( i )= 1 (i2).

    Model Struktural Model struktural dievaluasi dengan melihat persentase varians yang dijelaskan dengan melihat

    R2 (R-square) untuk variabel laten endogen dan juga melihat besarnya koefisien jalur

    strukturalnya. Nilai R2 diperoleh melalui rumus berikut:

    2

    1

    ( , )H

    jh jh jhR cor X Y (2)

    Keterangan: : Koefisien variabel endogen.

    Cor(Xjh,Yj) : korelasi antara variabel eksogen dan endogen.

    2.4 Indikator Pembangunan Berkelanjutan

    Pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan

    hidup bermasyarakat saat ini tanpa merugikan kebutuhan generasi mendatang (WECD, 1987).

    Mewakili Indonesia, BPS telah menyusun pengembangan indikator berkelanjutan

    sebagaimana yang disarankan oleh Komisi Pembangunan Berkelanjutan PBB pada tahun 2001.

    Sehingga sejak tahun 2002, BPS telah menerbitkan publikasi Indikator Pembangunan Berkelanjutan

    setiap tahunnya berdasarkan indikator terpilih yang sudah disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan

    keberadaan data pembangunan berkelanjutan yang mengacu pada kerangka kerja di atas. Indikator

    pembangunan berkelanjutan tersebut terdiri atas aspek sosial, ekonomi, limgkungan dan kelembagaan.

    3. Metodologi Penelitian

    3.1 Sumber Data

    Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari data Survei Sosial

    Ekonomi Nasional (SUSENAS) dan Indikator Makro Ekonomi Provinsi Jawa Timur tahun 2007, yang

    terdiri atas 29 kabupaten dan 9 kota.

    p

    ii

    p

    ii

    p

    ii

    c

    1)](

    1

    2)[(

    2)

    1(

  • 4

    3.2 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel-variabel dalam indikator pembangunan berkelan-jutan tidak semua bisa diperoleh

    dari Badan Pusat Statistik. Variabel laten dan indikatornya masing-masing yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1) Sumber Daya Manusia (variabel eksogen) Faktor SDM dibentuk oleh indikator pendidikan (Angka melek huruf dan angka partisipasi

    sekolah) dan angka pengangguran terbuka.

    a. Angka Melek Huruf Angka melek huruf didefinisikan sebagai persentase penduduk berusia 15 tahun ke atas yang

    dapat membaca dan menulis naskah (script) latin atau naskah lainnya.

    b. Angka partisipasi Sekolah Angka partisipasi sekolah didefinisikan sebagai persentase penduduk yang berusia 13-15

    tahun yang masih bersekolah.

    c. Angka Pengangguran Terbuka Pengangguran terbuka didefinisikan sebagai persentase tenaga kerja yang sedang mencari

    pekerjaan.

    2) Ekonomi (variabel endogen) Faktor laten Ekonomi dibentuk oleh indikator-indikator garis kemiskinan, PDRB, kondisi

    lantai dan laju pertumbuhan ekonomi.

    a. Garis kemiskinan Garis kemiskinan merupakan penjumlahan dari garis kemiskinan makanan dan garis

    kemiskinan non makanan. Garis kemiskinan ditetapkan berdasarkan pengeluaran per-kapita

    per-bulan yang diperlukan untuk memenuhi standar konsumsi minimal makanan dan non

    makanan.

    b. PDRB Produk domestik regional bruto per-kapita atas dasar harga yang berlaku di provinsi Jawa

    Timur.

    c. Lantai Tanah Lantai disini didefinisikan sebagai persentase rumah tangga yang lantai rumahnya sebagian

    besar berupa tanah atau jenis lantai kotor lainnya (dirt floors).

    d. Laju Pertumbuhan Ekonomi laju kenaikan aktivitas ekonomi yang ditunjukkan oleh pertumbuhan PDRB.

    3) Kualitas Hidup Hidup (variabel endogen) Penamaan faktor laten Kualitas Hidup mengacu pada pencapaian kualitas Hidup hidup yang

    baik yang ditunjukkan oleh tingginya akses ke sanitasi (SANITASI), prevelensi kurang gizi,

    angka harapan hidup, dan penggunaan air bersih.

    a. Akses ke Sanitasi Akses ke sanitasi didefinikan sebagai Persentase rumah tangga yang memiliki jamban

    keluarga sendiri atau memiliki akses ke fasilitas jamban umum

    b. Prevelensi Kurang Gizi Persentase balita dibawah batas kurang gizi

    c. Angka Harapan Hidup Angka harapan hidup didefinisikan sebagai Rata-rata umur yang akan dicapai oleh bayi yang

    baru lahir jika pola kematian pada saat itu diberlakukan pada kehidupannya.

    d. Penggunaan Air Bersih Presentase jumlah masyarakat yang sudah menggunakan air bersih untuk memenuhi

    kebutuhan sehari-hari baik untuk minum ataupun memasak.

    3.3 Metode Analisis Data

    Analisis ini dilakukan berdasar.kan tujuan penelitian, adapun langkah-langkahnya sebagai

    berikut:

  • 5

    1. Eksplorasi Data Eksplorasi data dilakukan dengan tujuan untuk mengecek data apakah data yang didapatkan

    benar-benar sesuai dengan skala data yang digunakan.

    2. Analisis Model Persamaan Struktural (SEM) dengan menggunakan Partial Least Square, a) Mendapatkan model berbasis konsep dan teori yang dikembangkan yaitu merancang model

    struktural (hubungan antar variabel laten).

    b) Merancang model pengukurannya yaitu hubungan antara indikator-indikator dengan variabel laten.

    c) Membuat diagram path yang menjelaskan pola hubungan antara variabel laten dengan indikatornya.

    Gambar 1. Diagram Path Model

    d) Konversi Diagram Alur Kedalam Persamaan

    1mxSDMmxnEkonomi

    1mxSDMmxnEkonomimxmBKualitas Keterangan:

    Kualitas Hidup : variabel laten endogen

    Ekonomi : variabel laten endogen

    SDM : variadel laten eksogen

    e) Mengestimasi parameter yang terdiri atas estimasi koefisien jalur dan estimasi rata-rata kemudian estimasi bootstrap standar error.

    f) Langkah-langkah bootstrapping standar error adalah sebagai berikut:

    Menentukan B sampel independen bootstrap x*1, x*2, , x*n, dimana masing-masing sampel berisi n data yang berasal dari populasi x (data asli).

    Mengevaluasi replikasi yang ada pada masing-masing bootstrap dari ^

    yang

    sesuai untuk tiap sampel bootstrap, yaitu: )*()(*^

    bxnTb , b=1,2,B

    Mengestimasi standard error berdasarkan point kedua. g) Mengevaluasi outer model atau model pengukuran dengan cara melihat hasil validitas dan

    reliabilitas. Jika model pengukuran valid dan reliabel maka dapat dilakukan tahap selanjutnya

    yaitu evaluasi model struktural. Jika tidak, maka harus kembali mengkonstruksi diagram jalur.

    h) Menginterpretasikan output yang diperoleh sesuai dengan model di atas dan diambil kesimpulan sesuai permasalahan.

    4.Analisis Dan Pembahasan

    4.1 Deskripsi Indikator Pembangunan Berkelanjutan

    Konstruk Sumber Daya Manusia

    Konstruk (variabel laten) Sumber Daya Manusia dapat diukur oleh variabel manivest (indikator)

    yang terdiri atas variabel angka melek huruf, angka partisipasi sekolah dan tingkat pengangguran

  • 6

    terbuka. Gambar 2 menyajikan penyebaran data dan identifikasi adanya nilai outlier dengan

    menggunakan boxplot.

    Gambar 2. Boxplot konstruk SDM, (a). Tingkat pengangguran terbuka, (b). Angka Partisipasi sekolah, (c).

    Angka melek huruf.

    Gambar 2 menunjukkan bahwa pada data variabel tingkat pengangguran terbuka dan angka

    partisipasi sekolah tidak terdapat nilai outlier dengan nilai tengah (median) masing-masing sebesar

    6,425 persen dan 89,545 persen. Variabel angka pengangguran terbuka menunjukkan bahwa sebagian

    besar daerah memiliki nilai di atas median. Variabel ini memiliki nilai penyebaran yang cukup merata

    di seluruh daerah dengan nilai rata-rata sebesar 7,2292 persen dan nilai keragaman sebesar 10,22

    persen. Data variabel angka partisipasi sekolah sebagian besar daerah berada di bawah nilai tengah dan

    menyebar hampir di seluruh wilayah dengan nilai rata-rata 87,47 persen, nilai keragaman 59,211

    persen dan nilai tengah (median) 89,545 persen. Variabel angka melek huruf menunjukkan bahwa

    terdapat satu nilai outlier yaitu angka melek huruf dari Kabupaten Sampang. Gambar 2 (c) juga

    menunjukkan bahwa sebagian besar nilai presentase dari data angka melek huruf berada di bawah nilai

    tengah yaitu sebesar 95,9 persen. Penyebaran data pada variabel angka melek huruf cukup menyebar

    di seluruh wilayah dengan nilai rata-rata sebesar 93,3555 persen dan nilai keragaman 44,077 persen.

    Penyebaran data angka melek huruf di wilayah Jawa Timur selengkapnya disajikan pada Gambar 3.

    Gambar 3. Persebaran Angka Melek Huruf di Jawa Timur

    Gambar 3 di atas menunjukkan bahwa persebaran data angka melek huruf di Jawa Timur

    sudah merata sebagian besar daerahnya memiliki tingkat angka melek huruf yang tinggi.

    16

    14

    12

    10

    8

    6

    4

    2

    0(p

    rese

    nta

    se

    )

    Tingkat pengangguran Terbuka

    100

    95

    90

    85

    80

    75

    70

    (p

    re

    se

    nta

    se

    )

    Angka Partisipasi Sekolah (13-1 (a) (b)

    100

    95

    90

    85

    80

    75

    70

    (prs

    ese

    nta

    se

    )

    Angka Melek Huruf (15-55) (c)

    < 68%

    68%-76%

    77%-84%

    > 84%

  • 7

    Konstruk Ekonomi

    Konstruk (variabel laten) Ekonomi dapat diukur oleh variabel manivest (indikator) yang terdiri

    atas variabel lantai tanah, laju pertumbuhan ekonomi, garis kemiskinan dan Produk Domestik

    Regional Bruto. Gambar 4 menyajikan penyebaran data dan identifikasi adanya nilai outlier dengan

    menggunakan boxplot.

    Gambar 4. Boxplot konstruk Ekonomi, (a). Lantai tanah, (b). Laju pertumbuhan ekonomi, (c). Garis kemiskinan,

    (d). PDRB.

    Gambar 4 di atas menunjukkan bahwa untuk data untuk variabel lantai tanah tidak terdapat

    nilai outlier dan sebagian besar daerah berada di atas nilai tengah (median) yaitu sebesar 15,105

    persen. Nilai rata-rata pada variabel lantai tanah adalah 19,7749 persen dengan nilai keragaman

    sebesar 308,035 persen. Data variabel laju pertumbuhan ekonomi menunjukkan bahwa terdapat satu

    daerah yang memiliki nilai yang outlier yaitu daerah Kabupaten Bojonegoro dengan nilai tengah

    variabel ini sebesar 5,9 persen. Gambar 4 (b) juga menunjukkan bahwa penyebaran data laju

    pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur tidak terlalu merata dengan nilai rata-rata 5,9113 persen dan

    nilai keragamannya sebesar 1,912 persen. Gambar 4 (d) menjelaskan bahwa penyebaran data variabel

    PDRB di Jawa Timur masih sempit dan kurang menyebar di seluruh wilayah. Penyebaran masyarakat

    yang masih menggunakan lantai tanah di wilayah Jawa Timur selengkapnya disajikan pada Gambar 5.

    Gambar 5. Persebaran Lantai Tanah di Jawa Timur

    Gambar 5 menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat di daerah Jawa Timur sudah tidak

    menggunakan lantai tanah sebagai alas dalam rumahnya, melainkan sudah menggunakan ubin atau

    keramik.

    1%-14%

    15%-28%

    29%-42%

    43%-56%

    57%-70%

    70

    60

    50

    40

    30

    20

    10

    0

    (p

    re

    se

    nta

    se

    )

    Lantai tanah

    13

    12

    11

    10

    9

    8

    7

    6

    5

    4

    (p

    re

    se

    nta

    se

    )

    laju pertumbuhan ekonomi

    (a) (b)

    200000

    180000

    160000

    140000

    120000

    100000

    (rib

    ua

    n)

    Garis kemiskinan

    160000

    140000

    120000

    100000

    80000

    60000

    40000

    20000

    0

    (rib

    ua

    n)

    PDRB

    (c) (d)

  • 8

    Konstruk Kualitas Hidup Konstruk (variabel laten) Kuaitas hidup dapat diukur oleh variabel manivest (indikator) yang

    terdiri dari variabel akses sanitasi, akses air bersih, prevelensi kurang gizi dan angka harapan hidup.

    Gambar 6 menyajikan penyebaran data dan identifikasi adanya nilai outlier dengan menggunakan

    boxplot.

    Gambar 6. Boxplot konstruk Kualitas Hidup hidup, (a). Sanitasi, (b). Angka harapan hidup, (c). air bersih, (d).

    Prevelensi kurang gizi

    Gambar 6 (a) di atas menunjukkan bahwa tidak terdapat nilai outlier pada data variabel akses

    sanitasi dengan nilai tengah sebesar 48,925 persen, nilai rata-rata sebesar 48,8161 persen dan nilai

    keragaman sebesar 539,256 persen. Gambar tersebut juga menjelaskan bahwa penyebaran akses

    sanitasi di Jawa Timur sudah cukup merata di seluruh wilayah. Gambar 6 (c) menunjukkan bahwa

    terdapat 2 daerah yang nilainya outlier pada data variabel akses menggunakan air bersih yaitu

    Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten Pacitan dengan nilai tengah 91,87 persen, nilai rata-rata sebesar

    89,8092 persen dan nilai keragaman sebesar 95,469 persen. Data prevelensi kurang gizi menunjukkan

    bahwa tidak terdapat nilai yang outlier dengan nilai tengah sebesar 15,95 persen, nilai rata-rata sebesar

    16,2024 persen dan nilai keragaman sebesar 19,331 persen. Begitu juga pada data variabel angka

    harapan hidup. Variabel ini juga tidak menunjukkan adanya nilai outlier dengan nilai tengah sebesar

    68,61 persen, nilai rata-rata sebesar 67,3371 persen dan nilai keragaman sebesar 10,754 persen.

    Penyebaran masyarakat yang menggunakan akses air bersih di wilayah Jawa Timur selengkapnya

    disajikan pada Gambar 7.

    Gambar 7. Persebaran akses sanitasi di Jawa Timur

    100

    90

    80

    70

    60

    50

    40

    30

    20

    10

    (pre

    se

    nta

    se

    )

    Sanitasi

    72

    70

    68

    66

    64

    62

    60

    (pre

    se

    nta

    se

    )

    Angka harapan Hidup (a) (b)

    100

    90

    80

    70

    60

    (pre

    se

    nta

    se

    )

    Air bersih

    30

    25

    20

    15

    10(p

    rese

    nta

    se

    )

    Prevelensi kurang gizi (c) (d)

    1%-20%

    21%-40%

    41%-60%

    61%-80%

    81%-100%

  • 9

    Gambar 7 menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat di daerah Jawa Timur sudah

    menggunakan air bersih.

    4.2 Analisis Model Persamaan Struktural

    Validitas Konvergen

    Hasil pengujian validitas konvergen untuk di Jawa Timur dapat dilihat pada outer model

    loadings seperti gambar di bawah ini. Berdasarkan gambar di bawah ini dapat diketahui bahwa:

    Gambar 8. Diagram jalur persamaan struktural terhadap indikator pada masing-masing variabel laten

    Tabel 1. Indikator variabel SDM

    Indikator Variabel Sumber Daya

    Manusia Loading Keterangan

    Angka Melek Huruf 0.906 Valid

    Angka Partisipasi Sekolah 0.857 Valid

    Tingkat pengangguran Terbuka 0.814 Valid Tabel 1. menunjukkan bahwa untuk variabel angka melek huruf, angka partisipasi sekolah dan

    tingkat pengangguran terbuka dapat digunakan untuk mengukur variabel Sumber Daya Manusia

    karena nilai loadingnya > 0.5. Tabel 2. Indikator variabel Ekonomi

    Indikator Variabel

    Ekonomi Loading Keterangan

    Garis Kemiskinan 0.752 Valid

    Lantai tanah 0.779 Valid

    PDRB 0.609 Valid

    Laju pertumbuhan ekonomi 0.079 Tidak valid Tabel 2. menunjukkan bahwa untuk variabel Laju pertumbuhan ekonomi tidak valid

    dikarenakan nilai loading < 0.5. sedangkan untuk indikator garis kemiskinan, lantai tanah dan PDRB

    dapat digunakan untuk mengukur variabel Ekonomi. Tabel 3. Indikator variabel Kualitas Hidup

    Indikator Variabel

    Kualitas Hidup Loading Keterangan

    Air bersih 0.668 valid

    Angka Harapan Hidup 0.841 valid

  • 10

    Prevelensi kurang gizi 0.517 valid

    sanitasi 0.928 valid Tabel 3 menunjukkan bahwa semua variabel pada variabel laten Kualitas Hidup adalah valid

    dikarenakan nilai loading > 0.5. Hal ini berarti semua indikator dapat digunakan untuk mengukur

    variabel laten Kualitas Hidup.

    Validitas Konvergen Setelah Indikator Dibuang Pengujian ulang setelah indikator yang tidak valid dihilangkan di wilayah Kota dan Kabupaten

    Jawa Timur, diagram jalurnya sebagai berikut:

    Gambar 9. Diagram jalur setelah dilakukan seleksi terhadap indikator yang tidak valid

    Hasil pengujian ulang setelah indikator yang tidak valid dihilangkan dari konstruk hasilnya di

    Jawa Timur dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4. Uji Validitas Konvergen untuk konstruk SDM

    Indikator Variabel

    Sumber Daya Manusia Loading T-

    Statistik Keterangan

    Angka Melek Huruf 0.906 18.4087 Valid

    Angka Partisipasi Sekolah 0.857 18.6901 Valid Tingkat pengangguran

    Terbuka 0.813 19.6314 Valid Tabel 4. menunjukkan bahwa nilai loading () dari semua variabel untuk konstruk SDM > 0.5

    dengan nilai T-Statistik > 1.96, artinya semua variabel signifikan secara statistik dan valid dalam

    mengukur konstruk SDM. Tabel 5. Uji Validitas Konvergen untuk konstruk Ekonomi

    Indikator

    Variabel

    Ekonomi Loading T-

    Statistik Keterangan

    Garis Kemiskinan 0.725 6.5727 Valid

    Lantai tanah 0.813 6.2097 Valid

    PDRB 0.628 6.7344 Valid Tabel 5. menunjukkan nilai loading () dari semua variabel untuk konstruk Ekonomi > 0.5

    dengan nilai T-Statistik > 1.96, artinya semua variabel signifikan secara statistik dan valid dalam

    mengukur konstruk Ekonomi.

  • 11

    Tabel 6. Uji Validitas Konvergen untuk konstruk Kualitas Hidup

    Indikator Variabel

    Kualitas Hidup Loading T-

    Statistik Keterangan

    Air bersih 0.667 8.6586 Valid Angka Harapan

    Hidup 0.841 13.7789 Valid Prevelensi kurang

    gizi 0.519 4.4402 Valid

    Sanitasi 0.928 8.6675 Valid

    Tabel 6. menunjukkan bahwa nilai loading () dari semua variabel untuk konstruk Kualitas

    Hidup > 0.5 dengan nilai T-Statistik > 1.96, artinya semua variabel signifikan secara statistik dan valid

    dalam mengukur konstruk Kualitas Hidup.

    Reliabilitas Komposit Hasil pengujian reliabilitas komposit di Jawa Timur adalah sebagai berikut:

    Tabel 7. Reliabilitas Komposit

    Variabel Composite Reliability Keterangan

    SDM 0.894 Reliabel

    Ekonomi 0.768 Reliabel

    Kualitas Hidup 0.836 Reliabel Berdasarkan hasil uji reliabilitas komposit, untuk variabel laten Ekonomi memiliki nilai

    reliabilitas komposit sebesar 0.768, variabel Kualitas Hidup sebesar 0.836, dan variabel sumber daya

    manusia sebesar 0.894. Semua variabel laten di atas memiliki nilai reliabilitas komposit 0.7 berarti

    indikator -indikator yang digunakan benar-benar dapat dipercaya (mampu) untuk mengukur

    konstruknya.

    Penilaian R2 dan Koefisien Parameter Jalur Pada Partial Least Square, koefisien parameter jalur diperoleh melalui bobot inner model

    dengan terlebih dahulu dicari nilai T-statistik melalui prosedur bootstrap standard error.

    Hasil penilain R2 dan koefisien parameter jalur di Jawa Timur adalah sebagai berikut.

    Tabel 8. Koefisien Parameter Jalur

    Variabel

    Koefisien

    Parameter

    Jalur Sample

    Mean Standard

    Error T-Statistik Ekonomi

    Kualitas Hidup 0.115892 0.11245 0.039236 2.953676 SDM

    Ekonomi 0.663342 0.662771 0.059553 11.13864

    SDM

    Kualitas Hidup 0.926443 0.931978 0.012245 75.65926

    Tabel 9. R-square Jawa Timur

    Variabel R Square

    Ekonomi 0.4400

    Kualitas Hidup 0.8658

    Nilai R2(1) untuk variabel Ekonomi sebesar 0.44 artinya variasi Ekonomi dapat dijelaskan oleh

    variabel Sumber daya manusia sebesar 44% sedangkan sisanya sebesar 66% dipengaruhi oleh variabel

  • 12

    lain yang tidak terdapat di dalam model penelitian ini. Nilai R2

    (2) untuk variabel kualitas Hidup

    sebesar 0.8658, artinya variasi Kualitas Hidup dapat dijelaskan oleh variabel Sumber daya manusia

    sebesar 86,58% sedangkan sisanya sebesar 13,42% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat

    di dalam model.

    Berdasarkan hasil estimasi bootstrap dengan menggunakan kasus persampel 50 dengan sampel

    asli sebanyak 38, diperoleh nilai koefisien parameter untuk model struktural sebagai berikut.

    Pengaruh Sumber Daya Manusia terhadap Ekonomi (11) sebesar 0.663342 satuan dengan nilai T-statistik sebesar 11.13864 (> 1.96). H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh signifikan positif antara

    variabel Sumber Daya Manusia terhadap variabel Ekonomi. Hal ini berarti semakin tinggi Sumbar

    Daya Manusia di Jawa Timur semakin tinggi tingkat Ekonomi.

    Pengaruh Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Hidup (21) sebesar 0.926443 satuan dengan nilai T-statistik sebesar 75.65926 (> 1.96). H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh signifikan positif

    antara variabel Sumber Daya Manusia terhadap variabel Kualitas Hidup.

    Pengaruh variabel Ekonomi terhadap Kualitas Hidup (21) sebesar 0.115892 satuan dengan nilai T-statistik sebesar 2.953676 (> 1.96). H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh signifikan positif antara

    variabel Sumber Daya Manusia terhadap variabel Kualitas Hidup.

    Selanjutnya koefisien parameter yang diperoleh dimasukkan ke dalam persamaan matematis

    sebagai berikut:

    Ekonomi = 0,663342 SDM

    Kualitas Hidup = 0,115892 Ekonomi + 0,926443 SDM

    Artinya:

    Setiap kenaikan Sumber Daya Manusia sebesar satu satuan akan mengakibatkan kenaikan ekonomi sebesar 0.663342 satuan.

    Setiap kenaikan Ekonomi sebesar satu satuan dengan asumsi variabel Sumber Daya Manusia tetap akan mengakibatkan kenaikan Kualitas Hidup sebesar 0.115892 satuan.

    Setiap kenaikan Sumber Daya Manusia sebesar satu satuan dengan asumsi variabel Ekonomi tetap akan mengakibatkan naiknya Kualitas Hidup sebesar 0.926443 satuan.

    Setiap kenaikan Sumber Daya Manusia dan Ekonomi sebesar satu satuan akan mengakibatkan naiknya Kualitas Hidup sebesar 1.042335 satuan.

    5.Kesimpulan :

    Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan

    sebagai berikut:

    1. Berdasarkan hasil pengujian validitas konvergen Indikator Pembangunan Berkelanjutan di Jawa Timur untuk konstruk SDM adalah Angka Melek Huruf, Angka Partisipasi Sekolah dan

    tingkat pengangguran terbuka. Indikator dari konstruk Ekonomi adalah jumlah masyarakat

    yang hidup di bawah garis kemiskinan, banyaknya masyarakat yang sebagian besar rumahnya

    masih berlantai tanah dan PDRB per-kapita. Indikator dari konstruk kualitas Hidup adalah

    akses air bersih, Angka Harapan Hidup, Prevelensi kurang gizi dan akses Sanitasi.

    2. Terdapat pengaruh yang positif dan nyata (signifikan) antara konstruk Sumber Daya Manusia dan Ekonomi. Hal ini berarti semakin tinggi Sumber Daya Manusia di Jawa Timur semakin

    tinggi tingkat perekonomian. Pada model yang kedua, terdapat pengaruh yang positif dan

    nyata (signifikan) antara konstruk Sumber Daya Manusia dan Kualitas Hidup.

    Daftar Pustaka

    Bollen K.A. 1989. Structural Equation with Laten Variabels, Departement of Sociology, John Wiley

    & Sons, New York.

    Budi, T. P. 2006. SPSS 13.0 Terapan; Riset Statistik Parametrik. Penerbit Andi. Yogyakarta.

    BPS. 2001. Statistik Lingkungan Hidup Indonesia 2000. Badan Pusat Statistik. Jakarta.

  • 13

    BPS, Bappenas, dan UNDP. 2001. Indonesia Human Development Report 2001. Toward a New

    Consensus: Democracy and Human Development in Indonesia. Jakarta.

    BPS. 2009. Indikator Pembangunan Berkelanjutan 2009. Badan Pusat Statistik. Jakarta.

    Chin, W.W. 1998. The Partial Least Squares Approach for Structural Equation Modeling. Cleveland.

    Ohio.

    Ferdinand, A. 2002. Structural Equation Modeling dalam Penelitian Manajemen. Badan Penerbit

    UNDIP. Semarang.

    Geisser, S. 1975. The Predictive Sample Reuse Method with Application. Journal of The American

    Statistical Association. Vol. 70. 320-328.

    Ghozali I dan Fuad. 2005. Struktural Equation Modeling: Teori, Konsep dan Aplikasi Lisrel. Penerbit

    Universitas Diponogoro.

    Hair, J. F. JR., Anderson, R.E, Tatham, R.L. and Black, W.C. 1998. Multivariate Data Analysis. Fifth

    Edition. Prentice Hall, International, Inc.

    Hardi, P. dan T. Zdan. 1997. Assessing Sustainable Development: Principles in Practice. International

    Institute for Sustainable Development (IISD)

    Johnson RA and Wichern DW. 1992 Applied Multivariate Statistical Analysis. Prentice Hall,

    Englewood Chiffs, New Jersey

    Purnomo, Arif. 2002. Model Persamaan Struktural Pembangunan Berkelanjutan Daerah. Institut

    Pertanian Bogor. Bogor.

    Sharma, S. 1996. Applied Multivariate Techniques. John Wiley & Sons. Inc

    Sumin. 2009. Pemodelan Persamaan Struktural Untuk Sampel Kecil Menggunakan Metode Bootstrap

    Pada Partial Least Square. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.

    Tobias, R. 1995. An Introduction to Partial Least Squares Regression. In Proceedings of the

    Twentieth Annual SAS Users Group International Coference, Cary, NC : SAS Insitute Inc.,

    1250-1257.

    WCED. 1987. Our Common Future. Oxford University Press, Oxford.

    Wold. S., Ruhe, A., Wold, H., and Dunn, W.J. 1984. The Collinearity Problem in Linear Regression:

    The Partial Least Square (PLS) Approach to Generalized Inverses, SIAM Journal on Scientific

    and Statistical Computing, vol.5, no. 3: 735-743

    Wold, H. 1985. Partial Least Square. Encylopedia of Statistical Sciencies. Vol 8. 587-599.

    Wonnacott, World Bank. 2001. Indicators of Sustainable Development: Guidelines and

    Methodologies. Washington, WB.