ANALISIS INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) · PDF fileBagaimana negara memandang masalah...
Transcript of ANALISIS INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) · PDF fileBagaimana negara memandang masalah...
ANALISIS INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TERHADAP PELAYANAN PUBLIK
DI PUSKESMAS NGESREP SEMARANG
Disususn untuk memenuhi tugas PROPOSAL TESIS
Program Pascasarjana Universitas Diponegoro
Program Studi : Magister Ilmu Administrasi
Konsentrasi : Magister Administrasi Publik
Diajukan oleh : FREDERIK MOTE
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2008
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah ....................................... 15
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................... 17
1.4. Kegunaan Penelitian ................................................................ 17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 18
2.1. Kepuasan Masyarakat ............................................................. 18
2.2. Pelayanan Publik ..................................................................... 21
2.3 Kualitas Pelayanan Publik ...................................................... 30
2.4. Kerangka Alur Berpikir .......................................................... 51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 52
3.1. Perspektif Pendekatan Penelitian ............................................ 52
3.2. Lokasi Penelitian .................................................................... 52
3.3. Fenomena Penelitian ............................................................... 52
3.4. Jenis dan Sumber Data ........................................................... 58
3.5. Instrumen Penelitian ............................................................... 59
3.6. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ............................ 59
3.7.Teknik Analisis Data ............................................................... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ................................................................. 64
4.1. Deskripsi Wilayah Penelitian ................................................. 64
4.1.1. Deskripsi Lokasi .......................................................... 64
4.1.2. Keadaan Demografis .................................................... 64
4.1.3. Visi dan Misi ................................................................ 65
4.1.4. Tujuan, Fungsi dan Strategi ......................................... 66
4.1.5. Struktur Organisasi ...................................................... 70
4.1.6. Sumber Daya Manusia ................................................. 72
4.1.7. Pelayanan ..................................................................... 73
4.2. Hasil Penelitian ...... 77
4.2.1. Analisis Indikator Kepuasan Masyarakat .................... 79
4.2.2. Analisis Kesesuaian Secara Keseluruhan .................... 115
4.2.3. Analisis Hasil Penelitian ............................................. 118
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 127
5.1. Kesimpulan ............................................................................ 127
5.2. Saran-saran ............................................................................. 133
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kesehatan adalah hak dan investasi, semua warga negara berhak atas
kesehatannya karena dilindungi oleh konstitusi seperti yang tercantum dalam
UUD 1945 Pasal 27 ayat kedua dimana tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Dengan berpedoman
pada kalimat tersebut maka dapat dijelaskan bahwa semua warga negara tanpa
kecuali mempunyai hak yang sama dalam penghidupan dan pekerjaan,
penghidupan disini mengandung arti hak untuk memperoleh kebutuhan materiil
seperti sandang, pangan dan papan yang layak dan juga kebutuhan immateri
seperti kesehatan, kerohanian, dan lain-lain. Demikian juga halnya kesehatan
dapat pula diartikan investasi karena kesehatan adalah modal dasar yang sangat
diperlukan oleh segenap masyarakat untuk dapat beraktifitas sesuai dengan tugas
dan kewajibannya masing-masing sehingga mampu menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat secara ekonomi. Namun bila kondisi kesehatan yang tidak
memungkinkan bisa-bisa seluruh harta dan kekayaan yang mereka peroleh habis
digunakan untuk memperoleh kesehatan tersebut.
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1960
tentang Pokok-Pokok Kesehatan yang menyebutkan bahwa kesehatan rakyat
adalah salah satu modal pokok dalam rangka pertumbuhan dan kehidupan bangsa
dan mempunyai peranan penting dalam penyelesaian revolusi nasional dan
penyusunan masyarakat sosialis Indonesia. Sehingga pemerintah harus
mengusahakan bidang kesehatan dengan sebaik-baiknya, yaitu menyediakan
pelayanan kesehatan yang memadai dan dapat diakses dengan mudah oleh
masyarakat umum.
Namun harus diakui bahwa kualitas kesehatan masyarakat Indonesia selama
ini tergolong rendah. Selama ini masyarakat, terutama masyarakat miskin,
cenderung kurang memperhatikan kesehatan mereka. Hal ini dapat disebabkan
karena rendahnya tingkat pemahaman mereka akan pentingnya kesehatan dalam
kehidupan, padahal kesadaran rakyat tentang pemeliharaan dan perlindungan
kesehatan sangatlah penting untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya. Tetapi, disisi lain, rendahnya derajat kesehatan masyarakat dapat pula
disebabkan oleh ketidakmampuan mereka untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan karena mahalnya biaya pelayanan yang harus dibayar. Tingkat
kemiskinan yang tinggi menyebabkan masyarakat miskin tidak mampu memenuhi
kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang tergolong mahal. Banyak penelitian
empiris yang menyatakan bahwa kesehatan berbanding terbalik dengan
kemiskinan, dimana ada kemiskinan maka masalah kesehatan akan semakin nyata
terjadi.
Biaya kesehatan yang mahal menjadi kendala bagi masyarakat miskin untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai. Ada beberapa faktor yang
mendorong peningkatan biaya kesehatan, yaitu :
a. Sifat layanan itu sendiri, sifat dari pada suatu layanan kesehatan adalah padat
modal, padat teknologi dan padat karya sehingga modal yang harus ditanam
semakin besar dan dibebankan pada biaya perawatan.
b. Bagaimana negara memandang masalah pelayanan kesehatan sebagai
kebutuhan warga negaranya dan bagaimana negara menyelenggarakan dan
memenuhi pelayanan kesehatan yang diperlukan (Sulastomo, 2004 ; 42-43)
Jika tidak segera diatasi, kondisi yang sedemikian rupa akan memperparah
kondisi kesehatan masyarakat Indonesia, karena krisis ekonomi telah
meningkatkan jumlah masyarakat miskin dan mengakibatkan naiknya biaya
pelayanan kesehatan, sehingga semakin menekan akses mereka terhadap sektor ini
karena biayanya yang semakin tak terjangkau. Kemiskinan merupakan salah satu
persoalan utama yang dihadapi oleh Indonesia dari tahun ke tahun. Masalah ini
semakin lama semakin tidak dapat terselesaikan, bahkan angka kemiskinan di
negara kita semakin lama semakin meninggi karena krisis ekonomi yang terus
berkepanjangan memperbesar jumlah penduduk miskin di Indonesia.
Pelayanan kesehatan terhadap segenap warga negara adalah menjadi
tanggung jawab pemerintah seperti yang diamanatkan dalam undang-undang.
Namun tidak dapat dipungkiri bila pelayanan kesehatan khususnya dari sektor
publik masih banyak kendala dan hambatan terutama dalam hal kualitas
pelayanan. Tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan dari sektor publik
masih cukup rendah hal ini dibuktikan dari beberapa penelitian empiris terhadap
kualitas pelayanan di birokrasi pemerintahan daerah.
Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan kalangan akademisi dan
birokrat tentang pelayanan publik di Indonesia, ternyata kondisinya masih
seringkali dianggap belum baik dan memuaskan. Hal ini ditunjukkan dari
kesimpulan yang dibuat oleh Agus Dwiyanto, dkk dalam GDS (Governance and
Decentralization ) 2002 di 20 propinsi di Indonesia tentang kinerja pelayanan
publik menyebutkan secara umum praktek penyelenggaraan pelayanan publik
masih jauh dari prinsip prinsip tata pemerintahan yang baik ( 2003 : 102 ).
Kemudian kinerja pelayanan birokrasi publik di Indonesia, berdasarkan laporan
dari The World Competitiveness Yearbook tahun 1999 berada pada kelompok
Negara-negara yang memiliki indeks competitiveness paling rendah antara 100
negara paling kompetitif di dunia (Cullen dan Cushman, dalam Dwiyanto, dkk.,
2002: 15).
Sementara itu, kondisi masyarakat saat ini telah terjadi suatu
perkembangan yang sangat dinamis, tingkat kehidupan masyarakat yang semakin
baik, merupakan indikasi dari empowering yang dialami oleh masyarakat (Thoha
dalam Widodo, 2001). Hal ini berarti masyarakat semakin sadar akan apa yang
menjadi hak dan kewajibannya sebagai warga negara dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Masyarakat semakin berani un