ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA MITRA BP...
Transcript of ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA MITRA BP...
ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA MITRA BP-LINK SYARIAH BUMIPUTERA 1912
(Studi Kasus Di Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912Kantor Unit Syariah Magelang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam
Oleh: Zakiyatur Rofi’ah NIM: 21412024
JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Zakiyatur Rofi’ah
NIM : 214 12 024
Jurusan/Fakultas : Hukum Ekonomi Syariah/ Syariah
Judul : Analisis Hukum Islam terhadap Asuransi
Jiwa Mitra BP-Link Syariah (Studi Kasus
AJB Bumiputera 1912 Unit Syariah
Magelang)
Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan
jiplakan (Plagiat) dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain
yang terdapat pada skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah
(Buku Pedoman IAIN Salatiga).
Salatiga, Maret 2017
Yang Menyatakan
Zakiyatur Rofi’ah NIM 214 12 024
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 4 (empat) eksemplar Salatiga, Maret 2017 Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Kepada : Yth. Rektor IAIN Salatiga di Salatiga
السلام علیكم ورحمة اللھ وبركاتھ
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi saudara :
Nama : Zakiyatur Rofi’ah NIM : 214-12-024 Judul : Analisis Hukum Islam terhadap Asuransi Jiwa Mitra
Bp-Link Syariah (Studi Kasus di AJB Bumiputera 1912 Unit Syariah Magelang)
dapat diajukan dalam sidang munaqasyah. Demikian untuk menjadikan periksa.
والسلام علیكم ورحمة اللھ وبركاتھ
Pembimbing Dra. Siti Muhtamiroh, M.SI. NIP.19681229 199303 2001
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA Jl. Tentara Pelajar No. 02 Telp (0298) 323706, 323433 Salatiga
Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail: [email protected]
PENGESAHAN Judul Skripsi : Analisis Hukum Islam terhadap Asuransi Jiwa Mitra Bp-
Link Syariah ( Studi Kasus AJB Bumiputera 1912 Unit Syariah Magelang)
Nama : Zakiyatur Rofi’ah NIM : 214 12 024 Progdi : S1 Hukum Ekonomi Syariah
Telah dipertahankan didepan sidang munaqasyah skripsi Fakultas Syariah, Institut Agama Islam Negeri Salatiga pada hari ……… tanggal ………… dan dinyatakan LULUS, sehingga dapat diterima sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana.
Dewan Sidang Munaqosyah Ketua Sidang : Sekretaris Sidang : Penguji I : Penguji II :
Salatiga, Dekan Fakultas Syariah IAIN Salatiga Dra. Siti Zumrotun, M. Ag. NIP. 19670115 199803 2 002
iv
MOTTO
Jadikanlah Kegagalanmu Sebagai Kunci Kesuksesanmu
v
PERSEMBAHAN
Bapak dan ibuku tercinta, Bapak Riyanto dan Ibu Sri Wasilah yang tak pernah henti selalu memberikan semangat, kasih, sayang, yang selalu berjuang untuk anak-anaknya dan selalu melakukan yang terbaik buat anak-anaknya Suamiku Tercinta, Mas Mustofa yang tak pernah henti memberi semangat dan selalu menemani dalam menyelesaikan penyusunan skripsi Anakku Tersayank, Dek Zidna Luthfatul Chusna yang selalu menemaniku dan memberi semangat serta selalu membuat tersenyum Keluarga Besar Bapak Dumeri dan Ibu Parni, yang selalu memberikan do’a dan dukungan, dan tak pernah henti memberikan kasih sayang. Keluarga BesarBapak Asnawi Badi dan Ibu Nur Jannah yang telah menjadi keluarga saya, yang selalu memberikan perhatian, petuah dan kasih sayang Adek-adekku tercinta, Muhammad Tutur Saifuddin, Nailatul Choiriyah, M.Yusro Fatoni Adek Iparku Isrori, yang selalu memberikan bantuan untuk mengantar dalam masa-masa penyelesaian skripsi Dosen-dosen dan seluruh tenaga pengajar Fakultas Syari’ah Khususnya Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah Sahabat-sahabatku Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah Angkatan 2012, terimakasih untuk semua hal, semua kenangan indah yang kita lalui bersama selama 4 tahun ini
vi
ABSTRAK
Rofi’ah, Zakiyatur. 2017. Analisis Hukum Islam terhadapAsuransi Jiwa Mitra BP-Link Syari’ah Bumiputera1912 (Studi Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera1912 Kantor Unit Syari’ah Magelang). Skripsi. Fakultas Syari’ah. Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Muhtamiroh, M.SI.
Kata Kunci:Asuransi Jiwa Syari’ah, Mudharabah, Tabarru’, wakalah bil Ujrah ,Mitra BP-Link Syari’ah
Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Unit Syari’ah Magelang juga sudah membuka divisi syari’ah sejak 2003. AJB Bumiputera 1912 Konvensional sudah berpengalaman mengkover perjalanan haji dan terbukti berprestasi dalam menjalaninya, lalu para Ulama memberi saran agar membuka cabang syari’ah supaya dalam pengelolaan dananya mengandung unsur syari’ah dikarenakan haji adalah rukun Islam yang kelima. Akan tetapi masih terjadi keraguan karena AJB Bumiputera 1912 adalah asuransi konvensional terlama, maka belum tentu menjalankan asuransi syari’ah dengan sungguh-sungguh menggunakan prinsip syari’ah.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pelaksanaan Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link Syari’ah di Asuransi Jiwa Bersama 1912 Unit Syari’ah dan untuk mengetahui Analisis Hukum Islam terhadap Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link Syari’ah di Asuransi Jiwa Bersama 1912 Unit Syariah Magelang.
Jenis penelitian yang digunakan penelitiadalah penelitian lapangan dan menggunakan penelitian kualitatif. Peneliti menggunakan pendekatan normatif, dengan mendekati masalah yang diteliti dengan sifat hukum yang nyata atau fakta sosial sesuai dengan kenyataan hidup dalam masyarakat.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa produk Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link Syari’ah di AJB Bumiputera 1912 ini adalah asuransi jiwa syariah yang memberikan proteksi meninggal dunia serta investasi. Pelaksanaan Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link Syari’ah di AJB Bumiputera 1912 Unit Syariah Magelang sesuai dengan syari’ah Islam yaitu bersih dari unsur gharar, maisir dan ribasebab dalam asuransi jiwa ini sudah memenuhi persyaratan di antaranya sudah jelas akad yang digunakan, jangka waktu, pembayaran premi, pengelolaan dana dan pengajuan klaim. Dalam pengelolaan dananya menggunakan akad bagi hasil (mudharabah) adalah 70% untuk peserta asuransi dan 30% untuk pengelola atau perusahaan. Akad Tabarru’ adalah akad hibah dalam bentuk pemberian dana dari pemegang polis ke dalam dana Tabarru’ untuk tujuan tolong menolong diantara peserta. Akad Wakalah Bil Ujrah, digunakan saat pemegang polis memberikan Ujrah kepada perusahaan untuk mengelola dana investasi sesuai kuasa atau wewenang yang diberikan.
vii
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya penulisan skripsi ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Penulis juga bersyukur atas rizki dan kesehatan yang telah diberikan oleh-Nya sehingga penulis dapat menyusun penulisan skripsi ini.
Sholawat dan salam selalu penulis sanjungkan kepada Nabi, Kekasih, Spirit Perubahan, Rasulullah Muhammad SAW beserta segenap keluarga dan para sahabat, dan teman-teman, syafa’at beliau sangat penulis nantikan dihari pembalasan nanti.
Penulisan skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana dalam Hukum Islam, Fakultas Syari’ah, Jurusan Hukum Ekonomi Syariah yang berjudul : “Analisis Hukum Islam Terhadap Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link Syariah (Studi kasus AJB Bumiputera 1912 Unit Syariah Magelang)”. Penulis mengakui bahwa dalam menyusun penulisan skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Karena inilah penulis mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya, ungkapan terima kasih kadang tak bisa mewakili kata-kata, namun perlu kiranya penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag, Selaku Dekan Fakultas Syariah di IAIN
Salatiga. 3. Ibu Evi Ariyani, SH.,M.H, selaku Ketua Jurusan hukum Ekonomi Syariah di
IAIN Salatiga. 4. Ibu Luthfiana Zahriani, M.H, selaku kepala Lab. Fakultas Syari’ah IAIN
Salatiga. 5. Ibu Siti Muhtamiroh, M.SI, selaku Dosen Pembimbing yang selalu
memberikan pemahaman, memberikan saran, arahan dan masukan mengenai skripsi penulus sehingga dapat terselesaikan dengan maksimal sesuai dengan apa yang diharapkan.
6. Bapak Muh. Birokhim yang sudah banyak membantu dan berperan penting dalam penelitian penulis.
7. Bapak dan Ibu Dosen selaku staf pengajar dan seluruh staf Administrasi Fakultas Syari’ah yang tidak bisa kami sebut satu persatu yang selalu memberikan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa ada halangan apapun
8. Ayah dan Ibu selaku Orang Tua yang sangat penulis cintai dan tidak ada duanya, usaha, doa dan pengorbanan serta restu yang tidak habisnya, sehingga penulis bisa menyelesaikan tanggung jawab ini sampai tahap akhir menyelesaikan tugas skripsi.
viii
9. Teman-teman Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah angkatan 2012 di IAIN Salatiga yang telah memberikan warna dan cerita selama menempuh pendidikan di IAIN Salatiga.
Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang sepantasnya dan yang lebih dari apa yang telah mereka berikan kepada penulis, agar pula senantiasa mendapatkan maghfiroh, dan dilingkupi rahmat dan cita-Nya. Amin.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan skripsi inimasih jauh dari sempurna, baik dari segi metodologi, penggunaan bahasa, isi, maupun analisanya, sehingga kritik dan saran yang konstruktif, sangat penulis harapkan agar mudah dibaca dan dipahami.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca.
Salatiga, Penulis,
ix
DAFTAR ISI
COVER ..................................................................................................... .i
SURAT PERNYATAAN ........................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................... iii
PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................................... iv
MOTTO .................................................................................................... .v
PERSEMBAHAN ..................................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR .............................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xii
DAFTAR TABEL..................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah ................................................................... 1
B. RumusanMasalah ........................................................................... 5
C. TujuanPenelitian ............................................................................ 5
D. PenegasanIstilah ............................................................................. 6
E. TelaahPustaka ................................................................................ 9
F. MetodePenelitian............................................................................ 11
G. SistematikaPenulisan...................................................................... 1٤
BAB II KAJIAN TEORI
A. Asuransi Konvensional .................................................................. 17
1. Pengertian Asuransi Konvensional...........................................17
2. Dasar Hukum Asuransi.............................................................19
3. Prinsip-Prinsip Dasar Asuransi.................................................20
4. Objek Asuransi..........................................................................22
5. Macam-Macam Asuransi Konvensional...................................23
B. Asuransi Syari’ah.............................................................................26
x
1. Pengertian Asuransi Syari’ah.....................................................26
2. Sejarah Asuransi Syari’ah..........................................................29
3. Landasan Hukum Asuransi Syari’ah..........................................30
4. Pengelolaan Dana AsuransiSyari’ah...........................................33
5. Prinsip-Prinsip Asuransi Syari’ah...............................................34
6. Jenis Asuransi Syari’ah...............................................................36
7. PendapatUlamaTentangAsuransiSyari’ah...................................38
C. Perbedaan Asuransi Syari’ah dan Asuransi Konvensional.............. 40
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum AJB Bumiputera 1912..........................................41
1. Sejarah Berdirinya AJB Bumiputera............................................41
2. Kode Etik dan Prinsip Perusahaan...............................................43
3. Visi dan Misi AJB Bumiputera....................................................44
4. Struktur Organisasi AJB Bumiputera..........................................45
B. Gambaran Umum Tentang Asuransi Jiwa Mitra BP-Link Syari’ah
1. Mitra Bp-Link Syari’ah................................................................46
2. Keunggulan Mitra Bp-Link .........................................................47
3. Premi............................................................................................47
4. Persyaratan Menjadi Peserta.......................................................49
5. Klaim...........................................................................................49
6. Manfaat Megikuti Mitra Bp-Link................................................50
7. Akad Dalam Asuransi Mitra Bp-Link........................................51
8. Penyelesaian Sengketa................................................................51
C. Pelaksanaan Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link Syari’ah.........................52
1. Sistem Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link Syari’ah............................52
2. Pengelolaan Dana Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link Syari’ah..........53
3. Peserta Asuransi Meninggal Sebelum Kontrak Selesai..............55
4. Peserta Asuransi..........................................................................55
5. Klaim...........................................................................................56
xi
BAB IV ANALISIS
A. Analisis Pelaksanaan Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link
Syari’ah.............................................................................................57
B. Analisis Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Asuransi Jiwa Mitra Bp-
Link Syari’ah............................................................................. 62
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................71
B. Saran-saran .......................................................................................71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Penunjukkan pembimbing Skripsi
2. Surat Ijin Penelitian
3. Daftar nilai SKK
4. Lembar Konsultasi Skripsi
5. Daftar Riwayat Hidup
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Perbedaan Asuransi Syari’ah dan Asuransi Konvensional
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada zaman sekarang ini, umat Islam di hadapkan pada berbagai
masalah ekonomi, sebagai akibat dari perkembangan dan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Suatu problem yang sekarang ini banyak
dirasakan oleh umat Islam belakangan ini adalah berhadapan dengan
adanya sistem ekonomi kontemporer yang berbasis nilai, yakni sistem
ekonomi kapitalis, sosialis dan komunis. Sistem ekonomi kontemporer
yang terjadi saat ini adalah sangat berlawanan dengan ekonomi Islam,
karena sistem ekonomi Islam mengandung nilai-nilai atau sesuai dengan
syariat Islam, yang mengatur kepentingan ekonomi individu dan
masyarakat.
Dari berbagai persoalan yang banyak dibicarakan dunia Islam
dewasa ini adalah persoalan Asuransi Konvensional. Asuransi sebagai
lembaga keuangan non bank, terorganisir secara rapi dalam bentuk sebuah
perusahaan yang berorientasi pada aspek bisnis kelihatannya nyata pada
era modern ini, bersamaan dengan semangat revolusi industri dikalangan
masyarakat barat banyak tuntutan untuk mengadakan sebuah langkah
proteksi terhadap kegiatan atau aktifitas ekonomi. Sehingga secara
psikologi ketenangan dan ketentraman dapat dinikmati selama melakukan
1
aktifitas ekonomi, disamping resiko yang selama ini dikhawatirkan dapat
dihindari atau paling tidak diminimalisir menjadi sesuatu yang tidak
memberatkan jika suatu hari nantinya mendapatkan kerugian dalam
aktifitas ekonomi.
Kebanyakan dari masyarakat sekarang ini banyak memandang
operasi asuransi konvensional itu mengandung hal-hal yang diharamkan
seperti gharar, maisir, riba dan mengandung cacat dari sudut pandang
syariat.
Dalam perkembangan perusahaan asuransi, munculah asuransi
syari’ah yang merupakan hasil pemikiran Ulama kontemporer yang
dirujuk untuk keperluan masyarakat akan asuransi dengan menerapkan
nilai-nilai Islami dan menghilangkan unsur-unsur yang dilarang oleh
Islam. Asuransi syari’ah berharap menjadi salah satu lembaga keuangan
syari’ah yang bisa bertahan terhadap serangan krisis global perekonomian
yang melanda dunia.
Keberadaan Asuransi Syariah di Indonesia merupakan sebuah
kebutuhan yang harus dipenuhi, terutama setelah muncul perbankan
syari’ah karena keduanya memiliki timbal balik satu sama lain dalam
mengelola keuangan dengan menggunakan sistem yang berbasis syari’ah.
Hal ini merupakan bagian dari prinsip syari’ah, sebagaimana diatur dalam
fatwa Dewan Syari’ah Nasional No.21/DSN-MUI/X/2001 tentang
Pedoman Umum Asuransi Syari’ah di Indonesia yang menyatakan bahwa
2
seluruh investasi yang dilakukan oleh perusahaan asuransi syari’ah harus
dilakukan sesuai dengan syari’ah.
Dalam asuransi syari’ah menggunakan konsep tolong menolong,
yang merupakan perpaduan antara rasa tanggung jawab dan persaudaraan
peserta.
Seperti firman Alloh dalam surat Al-Maidah ayat 2 yang
menganjurkan kita untuk saling tolong menolong :
Artinya :
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.
Dalam asuransi syari’ah ada produk yang mengandung unsur
tabungan dan ada produk yang sepenuhnya bersifat tabarru’. Pada produk
yang mengandung unsur tabungan sebagian dari premi ada yang berstatus
tabungan milik peserta dan sebagian lain untuk dana tabarru’. Pada
tabungan tersebut nasabah memiliki hak untuk mengambil kapan saja
dananaya, karena bersifat tabungan. Ketika nasabah mengajukan klaim,
maka peserta akan mendapatkan bagiannya dari rekening tabarru’, sebagai
pertolongan peserta lain kepadanya. Selain itu tabungan yang telah
3
terkumpul selama peserta tergabung dalam keanggotaan akan
dikembalikan beserta bagi hasilnya.
Walau asuransi syari’ah tidak sepopuler dengan bank syari’ah,
jumlah perusahaan asuransi syari’ah tidak kalah banyak dengan bank
syari’ah. Pertumbuhan asuransi syari’ah beberapa tahun lalu sudah ada
tiga perusahaan asuransi murni syari’ah dan sekitar 10 perusahaan asuransi
konvensional yang mempunyai cabang khusus syari’ah. Perusahaan
asuransi konvensional yang mempunyai cabang khusus syari’ah antara lain
adalah Asuransi Great Eastern, Asuransi Bumiputera, Asuransi Bringin
Jiwa Sejahtera, Asuransi BSAM Syari’ah, Asuransi Tripakarta, MAA Life,
MAA General, Asuransi Jasindo, Asuransi Binagriya, Asuransi Bumida
(Ali,2008:13).
Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Unit Syari’ah Magelang
juga sudah membuka divisi syari’ah sejak 2003. AJB Bumiputera 1912
Konvensional sudah berpengalaman mengkover perjalanan haji dan
terbukti berprestasi dalam menjalaninya, lalu para Ulama memberi saran
agar membuka cabang syari’ah supaya dalam pengelolaan dananya
mengandung unsur syari’ah dikarenakan haji adalah rukun Islam yang
kelima. Akan tetapi masih terjadi keraguan karena AJB Bumiputera 1912
adalah asuransi konvensional terlama, maka belum tentu menjalankan
asuransi syari’ah dengan sungguh-sungguh menggunakan prinsip syari’ah.
Berangkat dari permasalahan ini maka penelitian yang berjudul
Analisis Hukum Islam terhadap Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link Syari’ah
4
Bumiputera 1912 (Studi Kasus di AJB Bumiputera 1912 Kantor Unit
Syari’ah Magelang).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka ada beberapa
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, permasalahannya
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan Asuransi Jiwa Mitra BP-Link Syari’ah di
Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Unit Syari’ah Magelang?
2. Bagaimana Analisis Hukum Islam terhadap pelaksanaan Asuransi jiwa
Mitra BP-Link syari’ah di Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912
Unit Syari’ah Magelang?
C. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan
a. Mengetahui pelaksanaan Asuransi Jiwa Mitra BP-Link Syari’ah di
Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Unit Syari’ah Magelang.
b. MengetahuiAnalisis Hukum Islam terhadap Asuransi Jiwa Mitra
BP-Link Syari’ah di Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Unit
syari’ah Magelang.
2. Kegunaan
Manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah:
a. Secara Teoritis
5
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan ide dan
sumbangan pemikiran yang bernilai ilmiah bagi pengembangan
khasanah dan ilmu pengetahuan.
b. Secara Praktis
1. Bagi AJB Bumiputera 1912 Unit Syari’ah Magelang
Memberikan sumbangan pemikiran terhadap
pentingnya ketegasan hukum Islam dalam masalah-masalah
yang terjadi dalam pelaksanaan Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link
Syari’ah di AJB Bumiputera 1912 Unit Syari’ah Magelang.
2. Bagi Peneliti
Menambah ilmu pengetahuan serta wawasan dan
pembentukan pola pikir dalam menganalisa bagaimana
pelaksanaan Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link Syari’ah di AJB
Bumiputera 1912 Unit Syari’ah Magelang apakah sudah sesuai
hukum Islam atau belum.
3. Bagi Mahasiswa
Memberi wawasan dan pemahaman kepada mahasiswa
sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut.
D. Penegasan Istilah
1. Hukum Islam
Hukum Islam merupakan khitbah (sabda) pencipta syari’at
yang berkaitan dengan perbuatan orang-orang mukallaf, yang
6
mengandung suatu tuntutan atau pilihan yang menjadikan sesuatu
sebagai sebab, syarat atau penghalang bagi adanya sesuatu yang lain.
Tasyri’ Ilahi adalah hukum yang ditetapkan oleh Alloh sebagai
syariah dalam Al-Qur’an dan dijelaskan secara implementatif oleh
Nabi SAW, dalam as-Sunah. Hukum dalam pengertian ini secara
epistimologi bernilai pasti dan tidak dapat berubah yang sering disebut
dengan syari’ah,
Hubungan hak dan kewajiban ini diatur dengan kaidah-kaidah
hukum guna menghindari terjadinya bentrokan antara berbagai
kepentingan. Kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan hak dan
kewajiban dalam hidup bermasyarakat itu disebut hukum muamalah
(Azhar Basyir, 2000: 15).
2. Asuransi Jiwa Syari’ah
Dalam Undang-Undang No 40 Tahun 2014 tentang
Perasuransian Pasal 1 Poin 3 menyebutkan bahwa:
Usaha Asuransi Jiwa Syari’ah adalah usaha pengelolaan risiko
berdasarkan prinsip syari’ah guna saling menolong dan melindungi
dengan memberikan pembayaran yang di dasarkan pada meninggal
atau hidupnya peserta, atau pembayaran lain kepada peserta atau pihak
lain yang berhak pada waktu tertentu yang diatur dfalam perjanjian,
yang besarnya telah di tetapkan dan di dasarkan pada hasil
pengelolaan dana.
7
3. Mitra Bp-Link Syari’ah
Produk asuransi jiwa Mitra BP-Link Syari’ah yaitu merupakan
jenis asuransi yang berupa gabungan antara asuransi jiwa perorangan
syari’ah yang memberikan proteksi meninggal dunia dan investasi.
4. Akad Tabarru’, Mudharabah dan Wakalah Bil Ujrah
Akad Tabarru’ adalah semua bentuk akad yang dilakukan
dengan tujuan kebajikan dan tolong menolong, bukan semata untuk
tujuan komersial atau mencari keuntungan ( Abdul Mujieb, 1994 :14).
Menurut kamus akad tabarru’ adalah akad pemilikan sesuatu
tanpa ‘iwadl/penukaran seperti hibah, shadaqoh, wasiat dan wakaf.
Tabarru’ merupakan sikap atau perbuatan untuk mencari berkah dari
suatu perbuatan.
Akad Mudharabah (merupakan akad bagi hasil 70 % untuk
peserta asuransi dan 30% untuk pengelola atau perusahaan). Akad
Tabarru’ ( akad hibah dalam bentuk pemberian dana dari pemegang
polis ke dalam dana Tabarru’ untuk tujuan tolong menolong diantara
peserta).
Akad Wakalah Bil Ujrah, digunakan saat pemegang polis
memberikan Ujrah kepada perusahaan untuk mengelola dana investasi
sesuai kuasa atau wewenang yang di berikan.
8
E. Telaah Pustaka
Penelitian ini tidak merupakan duplikasi atau pengulangan dari
penelitian yang ada. Beberapa penelitian terkait yang membahas tentang
pelaksanaan asuransi jiwa Mitra Bp-Link syari’ah dalam ruang lingkup
yang berbeda di antaranya adalah:
Dari penelusuran skripsi yang ditulis oleh Istiqomah yang
berjudul” Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Asuransi Jiwa
(Analisis kecelakaan Diri di PT Asuransi Takaful Keluarga Semarang)”
dengan rumusan masalah bagaimana pelaksanaan asuransi kecelakaan
diri di PT Asuransi Takaful Keluarga Semarang. Skripsi ini membahas
tentang pelaksanaan asuransi jiwa, dimana asuransi takaful berkewajiban
memberikan perlindungan terhadap kerugian finansial atau santunan
akibat kecelakaan.
Penelusuran skripsi yang ditulis oleh Moh. Irfanul Amin dengan
judul” Pembentukan Proporsi Optimal Investasi Syari’ah dengan Resiko
Klaim Pemegang Polis Pada Produk Unit Link Syari’ah (Studi Analisis
Pada PT. Asuransi Takaful Cabang Semarang Periode 2010-2011)
dengan rumusan masalah bagaimana hubungan antara premi asuransi
dana tabarru’ terhadap proporsi investasi syari’ah. Dari skripsi tersebut
didapatkan kesimpulan bahwa perumusan portofolio optimal investasi
syari’ah pada produk Takaful Link Salam PT. Asuransi Takaful keluarga
memiliki 4 jenis investasi dengan pertimbangan preferensi nasabah yang
menginginkan return maksimal dengan meminimalisir risiko investasi.
9
Penelitian yang dilakukan oleh Siti Muyasarah dalam skripsinya
yang berjudul “Analisis SWOT Terhadap Produk Asuransi Unit Link
(Studi pada PT. Asuransi Takaful Keluarga) dengan rumusan masalah
bagaimana potensi dan kendala pengembangan asuransi syariah di
Medan dan untuk menghasilkan strategi apa yang dapat dilakukan dalam
pengembangan asuransi syari’ah. Di dalam penelitian tersebut didapatkan
bahwa nilai tunai merupakan keunggulan dari produk Asuransi Unit Link
dan menjadi salah satu faktor ketertarikan calon pembeli Asuransi Unit
Link.
Dalam penelitian yang terdapat jurnal asuransi dan manajemen
risiko yang ditulis oleh Mila Sartika yang berjudul” Konsep dan
Implementasi Pengelolaan Dana Premi Unit Link Syari’ah” dengan
rumusan masalah bagaimana konsep dan implementasi pengelolaan dana
premi unit link secara komprehensip, dalam penelitian ini disimpulkan
bahwa produk unit Link syari’ah pada perusahaan asuransi
mengaplikasikan akad tabarru’ dan akad wakalah bil ujrah sesuai
dengan fatwa DSN-MUI No.21 mengenai pedoman umum asuransi
syariah. Sebagian perusahaan telah mengaplikasikan konsep syaria’ah
padapengelolaan dana premi dalam unit Link syari’ah, karena
perusahaan asuransi menempatkan dana-dana investasinya di Jakarta
Islamic Index (JII) untuk menghindari unsur gharar, maysir dan riba.
Yang menjadikan perbedaan antara penelitian saya dengan
penelitian yang sudah dilakukan adalah kalo saya membahas tentang
10
analisis hukum Islam dan pelaksanaan asuransi Jiwa Mitra Bp-Link
Syari’ah, sedangkan dari penelitian yang terdahulu membahas tentang
asuransi takaful berkewajiban memberikan perlindungan terhadap
kerugian finansial, nilai tunai merupakan keunggulan dari produk
asuransi Unit Link, asuransi ini mengaplikasikan akad tabarru’dan akad
wakalah bil ujrah.
F. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah
sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penyusun gunakan adalah penelitian lapangan
yaitu penelitian yang mencari data secara langsung ke lapangan, dan
menggunakan penelitian kualitatif yaitu prosedur penelitianmenghasilkan
data deskriptif dengan melakukan pengamatan pada objek penelitian dan
kemudian dianalisis. Penelitian di lakukan di AJB Bumiputera 1912 Unit
Syari’ah Magelang, untuk mengetahui secara jelas tentang pelaksanaan
Asuransi Jiwa Mitra BP-Link Syari’ah.
2. Sifat Penelitian
Sifat penelitian ini adalah deskriptif analisis yaitu penelitian yang
menggambarkan tentang produk Asuransi Jiwa Mitra BP-Link Syari’ah,
kemudian menganalisisnya dengan menggunakan hukum Islam untuk
menghasilkan kesimpulan yang ilmiah.
11
3. Pendekatan Penelitian
Pendekatan Normatif artinya dengan mendekati masalah yang
diteliti dengan sifat hukum yang nyata atau fakta sosial sesuai dengan
kenyataan hidup dalam masyarakat.
Penggunaan pendekatan ini, dimaksudkan untuk memahami gejala
hukum yang akan diteliti di AJB Bumiputera 1912 Unit Syari’ah
Magelang yang berhubungan dengan pelaksanaan Asuransi Jiwa Mitra
BP-Link Syari’ah.
4. Kehadiran peneliti
Pada penelitian ini penulis hadir dan ikut serta dalam kegiatan
pemasaran, kegiatan kegiatan yang diagendakan oleh Bumiputera Unit
Syari’ah Magelang, serta pelatihan pelatihan dan pencarian anggota baru
di Asuransi Bumiputera 1912 Kantor Unit Syari’ah Magelang.
5. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di AJB Bumiputera 1912 Kantor Unit
Syari’ah Magelang di Jl. A Yani. No.21 Lt.3 Magelang sebagai tempat
penelitian.
6. Sumber Data
a. Sumber Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari
lapangan yang menjadi objek penelitian ( Munawaroh,2012:82).
1) Informan
Informan adalah orang yang dapat memberikan informasi
tentang situasi dan kondisi latar penelitian (Moleong, 2000:90).
12
Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah agen, pegawai
di AJB Bumiputera 1912 Kantor Unit Syari’ah Magelang, Direksi
atau jajarannya, manajer, dan nasabah (peserta asuransi).
2) Dokumen
Dalam hal ini dokumen yang digunakan adalah polis
asuransi, buku pedoman yang dibuat oleh AJB Bumiputera 1912
Unit Syari’ah Magelang, surat-surat penting yang digunakan untuk
pemasaran.
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah sumber data yang digunakan untuk
mendukung data primer. Misalnya Fatwa DSN MUI, buku buku
atau hasil penelitian yang terkait dengan asuransi.
7. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan
langsung di lapangan dengan memperhatikan penerapan produk
Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link Syari’ah.
b. Wawancara
Merupakan dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
memperoleh informasi dari responden. Metode wawancara
dipergunakan sebagai instrumen untuk memperoleh data secara
langsung dengan nara sumber agar lebih jelas permasalahan yang
13
dibahas, yaitu Kepala Kantor Unit Syari’ah, Agen, Bagian
Keuangan dan Nasabah.
8. Analisis Data
Seluruh data penelitian yang telah dikumpulkan ataupun
diperoleh dianalisis secara induktif yaitu dengan cara pengambilan
kesimpulan dimulai dari pernyataan atau fakta fakta khusus menuju
pada kesimpulan yang bersifat umum (Munawaroh, 2012:20).
Mengumpulkan informasi dari Nasabah, Agen, Manager, Direksi dan
pihak pihak yang terkait. Kemudian akan membandingkan antara
informan satu dengan informan yang lainnya mengenai kevalidan
data.
9. Tahap-Tahap Penelitian
Setelah menentukan tema yang akan diteliti, maka penulis
melakukan penelitian pendahuluan ke AJB Bumiputera1912 Kantor
Unit Syari’ah Magelang dengan bertanya kepada agen, nasabah,
manager, dan direksi. Kemudian membuat proposal penelitian
dilanjutkan dengan melakukan penelitian dan menyusun hasil
penelitian tersebut.
G. Sistematika Penulisan
Mengawal pada metode penulisan yang digunakan, dan agar
pembahasan dapat mengacu pada acuan yang jelas, maka perlu diutamakan
dalam bentuk sistematika pembahasan yang tersusun sebagai berikut.
14
Bab Pertama merupakan pendahuluan yang menjelaskan tentang
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, telaah
pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian, sistematika penulisan.
Bab Dua gambaran umum tentang asuransi Konvensional,
berisikanpengertian asuransi konvensional, dasar hukum asuransi
konvensional, prinsip-prinsip dasar asuransi, jenis-jenis asuransi
konvensioanal, gambaran umum tentang Asuransi syari’ah berisikan
pengertian asuransi syari’ah, Sejarah asuransi syari’ah, Landasan hukum
asuransi syari’ah, Prinsip-prinsip asuransi syari’ah, Jenis-jenis asuransi
syari’ah, pendapat Ulama tetang asuransi syari’ah.
Bab Tiga karena penelitian ini berupa penelitian lapangan maka
akan digambarkan kondisi umum objek penelitian yang berisikan sejarah
berdirinya AJB Bumiputera 1912 Syari’ah Cabang Magelang, struktur
organisasi, kode etik dan prinsip perusahaan, visi dan misi AJB
Bumiputera. Gambaran umum Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link berisikan,
pengertian produk Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link, keunggulan Mitra Bp-
Link, persyaratan menjadi peserta asuransi, klaim, manfaat Asuransi Jiwa
Mitra Bp-Link, akad dalam produk Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link,
penyelesaian sengketa. Pelaksanaan Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link
Syari’ah, meliputi sistem asuransi, pengelolaan dana, peserta asuransi
meninggal sebelum kontrak selesai, jumlah peserta dan klaim.
Bab Empat setelah dibahas tentang teori dan kondisi obyektif AJB
Bumiputera 1912 Unit Syari’ah Magelang, selanjutnya dianalisis sehingga
15
akan terjawab pokok permasalahan yang penyusun ajukan dalam
penelitian skripsi ini yang berisi analisis pelaksanaan Asuransi Jiwa Mitra
Bp-Link Syari’ah ditinjau dari hukum Islam.
Bab Lima adalah bagian penutup yang berisikan kesimpulan yang
telah dibicarakan dalam bagian-bagian terdahulu, dalam bab ini termasuk
juga saran-saran.
16
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Asuransi Konvensional
1. Pengertian Asuransi Konvensional
Asuransi berasal dari bahasa inggris, insurance yang
mempunyai arti jaminan. Kata asuransi dalam bahasa Indonesia telah
diadopsi kedalam kamus besar bahasa Indonesia dengan padanan kata
pertanggungan. Asuransi menurut Wirjono Prodjodikoro adalah suatu
persetujuan pihak yang menjamin dan berjanji kepada pihak yang
dijamin untuk menerima sejumlah uang premi sebagai pergantian
kerugian yang mungkin akan diderita oleh yang dijamin, untuk
menerima sejumlah uang premi sebagai pengganti kerugian, yang
mungkin akan diderita oleh yang dijamin karena akibat dari suatu
peristiwa yang belum jelas (Ali,2008:1).
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) Pasal
246 menjelaskan bahwa Asuransi adalah suatu perjanjian, dengan
mana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang
tertanggung dengan suatu premi untuk memberikan penggantian
kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, kehilangan keuntungan
yang di harapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu
peristiwa yang tak tentu.
17
Sedangkan menurut UU Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha
Perasuransian menyebutkan bahwa asuransi merupakan perjanjian
antara dua pihak atau lebih, dengan menerima premi asuransi, untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan
diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti,
atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan pada
meninggal atau hidupnya seseorang tertanggung.
Dalam sudut pandang ekonomi asuransi merupakan suatu
metode untuk mengurangi resiko dengan jalan memindahkan dan
mengombinasikan ketidakpastian akan adanya kerugian keuangan.
Sedangkan dalam sudut pandang hukum asuransi merupakan suatu
kontrak risiko antara tertanggung dan penanggung, penanggung
berjanji membayarkan kegiatan yang disebabkan oleh risiko yang
dipertanggungkan kepada tertanggung. Sementara itu tertanggung
membayar premi secara periodik kepada penanggung sehingga
tertanggung mempertukarkan kerugian besar yang mungkin terjadi
dengan pembayaran tertentu yang relatif kecil(Amrin,2006:7).
Asuransi konvensional perjanjian atau akadnya dikategorikan
pada akad jual beli (akad tabaduli atau akad mu’awadhah).
Persyaratan akad jual beli tersebut adalah adanya penjual (perusahaan
18
asuransi),adanya pembeli (peserta), barang yang diperjualbelikan
(objek pertanggungan), harga (premi) (Amrin,2006:36).
Jadi kesimpulan dari pengertian asuransi adalah merupakan
suatu bentuk perjanjian ganti rugi antara tertanggung dan penanggung
dengan pembayaran sebuah premi yang akan diberikan ketika terjadi
kerugian.
2. Dasar Hukum Asuransi
a. UU Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
1) pasal 1
Yang berbunyi asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian
antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak tertanggung
mengikatkan diri kepada pihak tertanggung, dengan menerima
premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakn atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung,
yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas
meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
b. KUHD Pasal 246
Yang berbunyi asuransi adalah suatu perjanjian yang mana
seseorang penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung
dengan suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya
19
karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan
yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu
peristiwa yang tidak menentu.
3. Hasan Ali (2004: 77) dalam bukunya yang berjudul Asuransi Dalam
Perspektif Hukum Islam menyatakan bahwa Prinsip-Prinsip Dasar
Asuransi adalah
a. Insurable Interest (kepentingan yang dipertanggungkan).
Secara sederhana insurable Interest dapat dipahami orang
itu akan menderita apabila peristiwa yang dipertanggungkan itu
terjadi.
b. Utmost Good Faith (kejujuran Sempurna)
Utmost Good Faith adalah bahwa kita berkewajiban
memberitahukan sejelas-jelasnya dan teliti mengenai segala fakta-
fakta penting yang berkaitan dengan objek yang diasuransikan.
c. Indemnity (Indemnitas)
Kebanyakan kontrak asuransi kerugian dan kontrak
asuransi kesehatan merupakan kontrak indemnity atau kontrak
penggantian kerugian.
d. Subrogation (Subrogasi)
Prinsip ini diatur dalam pasal 248 KUH Dagang, yang
berbunyi : “Apabila seseorang penanggung telah membayar ganti
rugi sepenuhnya kepada tertanggung, maka penanggung akan
menggantikan kedudukan tertanggung dalam segala hal untuk
20
menuntut pihak ketiga yang telah menimbulkan kerugian pada
tertanggung”.
e. Contribution (Kontribusi)
Tertanggung dapat saja mengasuransikan harta benda yang
sama pada beberapa perusahaan asuransi. Namun, bila terjadi
kerugian atas objek yang diasuransikan maka secara otomatis
berlaku prinsip kontribusi, yang berarti bahwa apabila penanggung
telah membayar penuh ganti rugi yang menjadi hak tertanggung,
maka penanggung berhak menuntut perusahaan- perusahaan lain
yang terlibat suatu pertanggungan.
f. Proximate Cause (Kausa Proksimal)
Apabila yang diasuransikan mengalami musibah atau
kecelakaan, maka pertama-tama penanggung akan mencari sebab-
sebab yang aktif dan efisien yang menggerakkan suatu rangkaian
peristiwa tanpa terputus sehingga pada akhirnya terjadilah
kecelakaan tersebut.
Dengan kata lain apabila tertanggung mengalami kerugian
akibat kelalaian atau kesalahan pihak ketiga maka penanggung, setelah
memberikan ganti rugi kepada tertanggung akan menggantikan
kedudukan tertanggung dalam mengajukan tuntutan kepada pihak
ketiga tersebut.
Masalah potensial lain yang dihadapi perusahaan asuransi
adalah adanya perilaku pilihan merugikan dan bahaya moral dari
21
pelanggan atau calon pelanggan. Sebagai contoh bahaya moral dapat
terjadi dalam bentuk penggunaan fasilitas kesehatan secara berlebihan
karena ada asuransi (Mangani,2009:41).
4. Objek Asuransi
a. Benda Asuransi
Benda asuransi adalah benda yang menjadi obyek perjanjian
asuransi. Benda asuransi adalah benda yang memiliki nilai
ekonomi, yang dapat dihargai dengan sejumlah uang.
b. Saat Kepentingan Harus Ada
Dalam setiap asuransi harus ada kepentingan atas benda
yang diasuransikan. Ketentuan pasal 250 KUHD selayaknya
ditujukan kepada tertanggung sebagai suatu isyarat bahwa pada
waktu mengadakan asuransi, tertanggung perlu menyatakan dengan
tegas dan jelas apa kepentingannya mengadakan asuransi itu.
Dengan adanya kepentingan, sejumlah premi dapat dibayar
sehingga asuransi berjalan.
c. Jumlah Yang di Asuransikan
Jumlah yang diasuransikan adalah jumlah yang dipakai
sebagai ukuran untuk menentukan jumlah maksimum ganti rugi
yang wajib dibayar oleh penanggung dalam suatu asuransi
kerugian.
22
d. Nilai Benda Asuransi
Pasal 273 KUHD mengatur tentang nilai benda asuransi
yang dinyatakan dalam polis. Berdasarkan ketentuan tersebut maka
tidak ada keharusan pencantuman nilai benda asuransi pada waktu
mengadakan asuransi. Nilai benda asuransi dinyatakan atau tidak
dalam polis tidak menjadi persoalan (Muhammad, 2011:87).
5. Macam-macam Asuransi Konvensional
Pada dasarnya asuransi mempunyai tujuan mengadakan
persiapan untuk menghadapi bahaya yang menimpa kehidupan dan
hubungan manusia. Orang yang melakukannya berusaha keras
menghindarkan malapetaka dari dirinya dengan cara mengalihkan
kerugian yang mungkin menimpa keatas pundak orang lain yang
bersedia, karena pertimbangan keuangan, mengambil resiko darinya,
dan dalam hal asuransi jiwa, ia berusaha keras menanggung orang
yang ia nafkahi dengan suatu persediaan tertentu anda amati, atau
menyediakan sejumlah dana yang dapat memuaskan para krediturnya.
Orang yang menanggung asuransi mengambil resiko-resiko demikian
dengan menetapkan harga dan berdasarkan perhitungan yang jika
dilakukan dengan baik akan memberinya, setelah siap-siap
menghadapi berbagi kemungkinan suatu keuntungan yang lumayan.
Asuransi disebut kontrak untung-untungan. Menurut Pollock,
asuransi adalah janji bersyarat karena tergantung pada suatu kejadian
yang tidak pasti. Kontrak-kontrak dalam asuransi mengikuti peraturan
23
common law yang menyatakan bahwa kontrak lisan untuk
mendapatkan sejumlah uang adalah sah(Muslehuddin,1999:39).
Asuransi diklasifikasikan berdasarkan kejadian yang tidak
dikehendaki, yaitu asuransi jiwa (life insurance) dan asuransi umum
non jiwa (property and casualty insurance)(Mangani,2009:43).
a. Asuransi Jiwa (life insurance)
Asuransi Jiwa memberikan perlindungan terhadap
aliran pendapatan kepada ahli waris akibat kematian. Jika
pemegang polis meninggal dunia perusahaan asuransi akan
melakukan pembayaran dalam jumlah besar sekaligus atau
melalui serangkaian pembayaran kepada ahli waris. Produk-
produk asuransi jiwa meliputi asuransi kecacatan, anuitas,
asuransi kesehatan, serta asuransi jiwa itu sendiri.
Asuransi kecacatan (disability insurance) memberi
perlindungan terhadap aliran pendapatan bila pihak tertanggung
mengalami kecacatan tubuh sehingga tidak bisa bekerja.
Anuitas (annuity) adalah produkasuransi yang
menjamin aliran pendapatan seumur hidup. Pada umumnya,
anuitas dijual kepada kelompok atau grup dalam bentuk dana
pensiun sehingga dapat menekan perilaku pilihan merugikan.
Asuransi kesehatan memberikan proteksi terhadap
ongkos kesehatan yang semakin hari semakin mahal.
Perusahaan asuransi mengatasi tingginya biaya kesehatan
24
dengan cara hanya membiayai pengeluaran kesehatan yang
besar, sedangkan biaya kesehatan lain dibiayai oleh perusahaan
tempat kerja. Cara lain mengatasi biaya kesehatan yang tinggi
adalah bekerja sama dengan penyedia jasa kesehatan.
Asuransi jiwa berjangka memberi manfaat kematian
tetapi tidak ada peningkatan kas ( tidak mengandung elemen
investasi). Semakin tua umur tertanggung, maka semakin tinggi
probabilitas kematiannya sehingga biaya polis premi semakin
meningkat.
Asuransi jiwa penuh adalah polis dengan dua ciri : yang
pertama membayar dengan sejumlah nilai tertentu pada saat
kematian pihak tertanggung dan yang kedua adalah
mengakumulasikan nilai tunai yang dapat dipinjam pemilik
polis, maka ia akan menerima sejumlah nilai tertentu yang
dapat digunakan untuk membeli anuitas.
Asuransi jiwa universal memberi manfaat yang
merupakan kombinasi antara asuransi jiwa berjangka dan
asuransi jiwa penuh. Dengan premi yang sama dengan asuransi
jiwa penuh manfaat yang diberikan lebih besar karena sebagian
premi digunakan untuk membeli asuransi jiwa berjangka dan
sisanya digunakan untuk investasi yang tidak terkena pajak.
25
b. Asuransi Umum (non jiwa)
Asuransi non jiwa dapat terdiri dari harta
benda/properti (propert insurance), asuransi
kecelakaan(casualty insurance),atau asuransi harta benda dan
kecelakaan (property and casualty insurance).
Asuransi harta benda meberi perlindungan terhadap
aliran pendapatan dari properti (rumah, mobil, toko, pabrik dan
sebagainya) akibat kejadian seperti kecelakaan, kebakaran,
pencuria, bencana alam, dan kejadian yang tidak dapat
dihindarkan lainnya.
Asuransi tanggung gugat (liability insurance)
memproteksi pihak tertanggung terhadap klaim pihak ketiga
akibat produk cacat atau kecelakaan. Asuransi mobil dapat
berupa asuransi harta benda yang memberikan penggantian bila
mobil mengalami kerusakan, dan atau asuransi kecelakaan
yang akan membayar klaim pihak ketiga bila kecelakaan
disebabkan oleh mobil pemegang polis.
B. Asuransi Syari’ah
1. Pengertian Asuransi Syari’ah
Asuransi syari’ah mempunyai beberapa padanan dalam bahasa
Arab, diantaranya, yaitu a.takaful, b. ta’min, dan c.tadhamun
(Ali,2008:3).
26
a. Takaful
Secara bahasa, takaful (تكافل ) berasal dari kata ( ك ف ل )yang
berarti menolong, mengasuh, memelihara dan mengambil alih
perkara seseorang. Takaful yang akar katanya berasal dari kafala-
yakfulu-kafaalatan, mempunyai pengertian menanggung.
b. At-Ta’min
At-ta’min, berasal dari kata amana yang mempunyai makna
memberi perlindungan, ketenangan, rasa aman dan bebas dari rasa
takut. Seseorang yang menta’minkan sesuatu berarti orang itu
mebayar atau menyerahkan sejumlah uang secara mencicil dengan
tujuan ia atau ahli warisnya akan mendapat sejumlah uang
sebagaimana perjanjian yang telah disepakati dan/atau orang itu
mendapat ganti rugi atas hartanya yang hilang.
c. At-Tadhamun
At-Tadhamun berasal dari kata dhamana yang berarti saling
menanggung. Hal tersebut bertujuan untuk menutupi kerugian atas
suatu peristiwa dan musibah yang dialami seseorang. Hal ini
dilakukan oleh seseorang yang menanggung untuk memberikan
sesuatu kepada orang yang ditanggung berupa pengganti karena
adanya musibah yang menimpa tertanggung.
Berdasarkan pengertian diatas Dewan Syari’ah Nasional Majelis
Ulama Indonesia ( No.21/DSN-MUI/X/2001) memberikan pengertian
asuransi syari’ah (ta’min, takaful atau tadhamun) adalah usaha saling
27
melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang/pihak melalui
dana investasi dalam bentuk aset atau tabarru’ yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad
(perikatan) yang sesuai dengan syari’ah.
Dalam Fatwa No.21/DSN-MUI/X/2001 ini menyebutkan
pedoman umum tentang asuransi syari’ah.
a. Akad syari’ah (ta’min, takaful, atau tadhamun) adalah usaha saling
tolong menolong diantara sejumlah orang/pihak melalui investasi
dalam bentuk aset dan atau dana tabarru’ yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad yang
sesuai syari’ah.
b. Akad yang sesuai syari’ah harus terhindar dari unsur riba, gharar,
maysir.
c. Premi adalah kewajiban peserta asuransi untuk memberikan
sejumlah dana kepada perusahaan asuransi sesuai dengan
kesepakatan dalam akad.
d. Klaim adalah hak peserta asuransi yang wajib diberikan oleh
perusahaan asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam akad.
e. Akad tabarru’ adalah semua bentuk akad yang dilakukan dengan
tujuan kebajikan dan tolong menolong, bukan semata untuk tujuan
komersial.
Premi asuransi syari’ah dibayarkan peserta adalah berupa
sejumlah dana tabungan dan tabarru’. Dana tabungan dianggap
28
sebagai dana titipan dari peserta yang akan diolah oleh perusahaan
dengan alokasi bagi hasil. Tabungan dan hasil investasi yang diterima
peserta akan dikembalikan kepada peserta ketika peserta mengajukan
klaim baik berupa klaim tunai maupun klaim manfaat(Amrin,2006:4).
Jaminan/risiko dalam asuransi syari’ah menggunakan konsep
sharing of risk yaitu terjadinya proses saling menanggung antara satu
peserta dan peserta lain yang dikenal dengan istilah
ta’awun(Amrin,2006:12).
Secara umum asuransi syari’ah adalah asuransi yang prinsip
operasionlnya didasarkan pada syari’ah Islam dengan mengacu Al-
Qur’an dan Hadist.
2. Sejarah Asuransi Syari’ah
Praktik asuransi syari’ah saat ini di Indonesia berasal dari
budaya suku Arab sebelum zaman Rasululloh yang disebut dengan
aqilah, menurut Thomas Patrick dalam bukunya Dictionary of Islam
menerangkan jika ada salah satu anggota suku yang terbunuh oleh
anggota suku lain, keluarga korban akan dibayar sejumlah uang darah
(diyat) sebagai kompensasi saudara terdekat dari terbunuh.
Aqilah merupakan praktik yang biasa terjadi pada suku arab
kuno. Jika seorang anggota suku melakukan pembunuhan terhadap
suku lain, maka ahli waris korban akan memperoleh bayaran sejumlah
uang darah sebagai konpensasi oleh penutupan keluarga pembunuh.
29
Penutupan yang dilakukan oleh keluarga pembunuh itulah yang
disebut aqilah.
Al-aql adalah denda sedangkan makna al-aqil adalah orang
yang membayar denda. Beberapa sistem aqilah yang merupakan
bagian dari asuransi sosial dituangkan oleh Nabi Muhammad SAW
dalam piagam Madinah yang merupakan konstitusi pertama di Dunia
setelah Nabi hijrah ke Madinah. Dalam pasal tiga konstitusi Madinah,
Rosululloh membuat ketentuan mengenai penyelamatan jiwa para
tawanan. Ketentuan tersebut menyatakan bahwa jika tawanan tertahan
oleh musuh karena perang, pihak dari tawanan harus mambayar
tebusan pada musuh untuk membebaskannya (Salim,2007:1-2).
3. Landasan Hukum Asuransi Syari’ah
a. Al-Qur’an
Terdapat beberapa ayat yang menjelaskan tentang
mempersiapkan hari depan dalam Al-Qur’an diantaranya adalah :
QS. Al-Hasyr (59) ayat 18:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
30
QS.Al-Taghaabun ayat 11
Artinya :
Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan Barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.
b. Hadist
Hadist Tentang Menolong Muslim
ى االله عنه, عن النبى صلى االله عليه وسلم قال عن ابى هريرة رض: من نفس عن مسلم كربة من كرب الد نيا نفس االله عنه كر بة من كرب يومالقيامة, ومن يسر على معسر يسر االله عليه فى الد نيا والاخرة, ومن ستر على مسلم ستره االله فى الد نيا والاخرة,
ه.خيفى عون اواالله فى عون العبد ماكان العبد
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi s.a.w.,beliau bersabda:” Barangsiapa yang meringankan dari seorang Muslim satu kesusahandari kesusahan dunia, Allah akan meringankan baginya kesusahan dari kesusahan akhirat, dan barangsiapa yang memudahkan atas seseorang yang menghadapi kesulitan, Allah akan memudahkan baginya di dunia dan akhirat, dan barangsiapa yang menutupi seorang Muslim Allah akan menutupi baginya di dunia dan akhirat, dan Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong akan saudaranya (Djamaluddin, 1993 : 235)
31
c. Ijma
Para Sahabat telah melakukan ittifaq (kesepakatan) dalam hal
aqilah yang dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab. Adanya
ijma atau kesepakatan itu tampak dengan tidak adanya sahabat lain
yang menentang aqilah ini. Aqilah adalah iuran darah yang
dilakukan oleh keluarga dari pihak laki-laki (ashabah) dari si
pembunuh. Dalam hal ini kelompoklah yang menanggung
pembayaran karena si pembunuh merupakan anggota dari
kelompok tersebut (Widyaningsih,2005:195).
d. Qiyas
Qiyas merupakan metode ijtihad dengan jalan menyamakan
hukum suatu hal yang tidak ada ketentuannya di dalam Al-Qur’an
dan Hadist dengan hal yang hukumnya disebut dalam Al-Qur’an
dan Hadist karena persamaan illat (penyebab atau alasannya).
Dalam kitab Fathul Bari, disebutkan bahwa dengan datangnya
Islam sistem aqilah diterima Rasulullah Saw, menjadi bagian dari
hukum Islam. Ide pokok dari aqilah adalah suku Arab zaman
dahulu harus siap untuk melakukan kontribusi financial atas nama
si pembunuh untuk membayar ahli waris korban. Kesiapan untuk
membayar premi pada praktik asuransi syari’ah saat ini. Jadi jika
dibandingkan permasalahan asuransi syari’ah yang ada pada saat
ini dapat di qiyaskan dengan sistem aqilah yang telah diterima di
masa Rasulullah (Widyaningsih,2005:195)
32
4. Pengelolaan Dana Asuransi Syari’ah
Mekanisme pengelolaan dana peserta (premi) terbagi menjadi
2 (dua) sistem, yaitu:
a. Sistem yang Mengandung Unsur Tabungan.
Setiap peserta wajib membayar sejumlah uang (premi) secara
teratur kepada perusahaan. Besar premi yang akan dibayar oleh
peserta tergantung kepada kemampuannya, tetapi perusahaan
menetapkan jumlah minimum premi yang dapat dibayarkan. Setiap
premi yang dibayarkan oleh peserta akan dipisah oleh perusahaan
asuransi dalam 2 (dua) rekening yang berbeda, yaitu:
1) Rekening Tabungan, yaitu kumpulan dana yang merupakan
milik peserta yang dibayarkan bila perjanjian berakhir, peserta
mengundurkan diri dan peserta meninggal dunia.
2) Rekening Tabarru’, yaitu kumpulan dana yang diniatkan oleh
peserta sebagai iuran kebajikan untuk tujuan saling membantu
dan tolong menolong, yang dibayarkan bila peserta meninggal
dunia dan perjanjian telah berakhir.
b. Sistem yang Tidak Mengandung Unsur Tabungan.
Sistem yang tidak mengandung unsur tabungan adalah dana
yang disimpan pada rekening Tabarru’ oleh perusahaan dalam satu
rekening khusus, sehingga bila terjadi risiko, dana klaim yang
diberikan adalah dari rekening dana tabarru’ yang sudah diniatkan
oleh peserta asuransi syari’ah untuk kepentingan tolong menolong
33
dan dibayarkan apabila peserta meninggal dunia dan perjanjian
telah berakhir.
5. ZainuddinAli (2008: 24-28) dalam bukunya yang berjudul Hukum
Asuransi Syari’ah menyabutkan bahwa Prinsip-prinsip Asuransi
Syari’ahsebagai berikut:
a. Saling bertanggung jawab
Para peserta asuransi dan praktisi perusahaan yang
menjalankan asuransi syariah harus saling bertanggung jawab
antara satu sama lain , memikul tanggung jawab berdasarkan niat
yan ikhlas untuk beribadah.
Rasa tanggung jawabsetiap muslim merupakan kewajiban
yang bersifat fardhu kifayah. Rasa tanggung jawab dapat muncul
dari adanya sikap saling menyayangi, saling mencintai, saling
membantu, dan saling mementingkan sesama muslim untuk
menciptakan kemakmuran bersama dalam mewujudkan
masyarakat yang harmonis.
b. Saling bekerja sama atau saling membantu, yang berarti diantara
peserta asuransi takaful antara satu sama yang lainnya saling
bekerja sama dan saling tolong menolong dalam mengatasi
kesulitan yang dialami karena terjadi suatu kerugian atau musibah
yang dialaminya.
c. Saling melindungi dari berbagai kesusahan, yang berarti bahwa
para peserta asuransi akan berperan sebagai pelindung bagi peserta
34
lain yang mengalami gangguan keselamatan berupa musibah yang
dideritanya.
d. Mewujudkan keselamatan
Salah satu ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw,
adalah setaiap masyarakat Islam wajib mewujudkan keselamatan
dalam menjalani kehidupannya baik di dunia maupun diakhirat.
Keselamatan dimaksud bersifat komprehensif sehingga
setiap masyarakat Islam harus memiliki pemikiran untuk saling
menolong dan bekerja sama atau memiliki prinsip yang dapat
menumbuhkan perasaan dan pemikiran untuk saling menolong.
Adapun Peraturan Perundang-undangan yang dikeluarkan
berkaitan dengan asuransi syari’ah yaitu
1) Undang-Undang No. 40 Tahun 2014 tentang perasuransian.
Dalam Undang-Undang ini menyebutkan tentang ketentuan-
ketentuan pokok asuransi.
2) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor
426/KMK.06/2003 tentang perijinan dan kelembagaan
perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi. Pasal 33
mengenai pembukaan kantor cabang dengan prinsip syari’ah
dari perusahaan reasuransi dengan prinsip syari’ah.
3) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
424/KMK.06/2003 tentang kesehatan dan keuangan perusahaan
asuransi dan perusahaan reasuransi. Ketentuan yang berkaitan
35
dengan asuransi syari’ah tercantum dalam pasal 15-18 mengenai
kekayaan yang di perkenankan harus dimiliki dan dikuasai oleh
perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan prinsip
syari’ah.
4) Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor
kep.4499/LK/2000 tentang jenis, penilaian dan pembatasan
investasi perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan
sittem syari’ah.
6. Jenis Asuransi Syari’ah
Sebagaimana diatur dalam Undang-undang No.2 Tahun 1992
tentang Usaha Perasuransian, maka asuransi syari’ah terdiri dari dua
jenis:
a. Takaful Keluarga (Asuransi Jiwa), adalah bentuk asuransi syari’ah
yang memberikan perlindungan dalam menghadapi musibah
kematian dan kecelakaan atas diri peserta asuransi takaful.
Pengelolaan dana asuransi syari’ah pada takaful keluarga terdapat
dua macam sistem, yaiu pengelolaan dana dengan unsur tabungan
dan pengelolaan dana tanpa unsur tabungan. Produk takaful
keluarga meliputi:
1) Takaful berencana
2) Takaful pembiayaan
3) Takaful pendidikan
4) Takaful dana haji
36
5) Takaful kecelakaan siswa
6) Takaful khairat keluarga
b. Takaful umum (asuransi kerugian), adalah bentuk asuransi syari’ah
yang memberikan perlindungan financial dalam menghadapi
bencana atau kecelakaan atas harta benda milik peserta takaful,
seperti rumah dan sebagiannya. Setiap premi takaful yang diterima
akan dimasukkan kedalam rekening khusus yaitu rekening yang
diniatkan untuk dana tabarru’/derma dan digunakan untuk
membayar klaim kepada peserta apabila terjadi musibah atas harta
benda atau peserta itu sendiri(Dewi,2006:152).
Premitakaful akan dikelompokkan kedalam kumpulan dana
peserta untuk kemudian diinvestasikan ke dalam pembiayaan-
pembiayaan proyek yang dibenarkan secara syari’ah. Keuntungan
investasi yang diperoleh akan dimasukkan kedalam kumpulan dana
peserta untuk kemudia dikurangibeban asuransi (klaim,premi
asuransi).
Produk takaful umum meliputi:
1) Takaful kendaraan bermotor
2) Takaful kebakaran
3) Takaful kecelakaan diri
4) Takaful pengangkutan laut
5) Takaful rekayasa
37
7. Pendapat Ulama Tentang Asuransi Syari’ah
Pada garis besarnya ada 3 (tiga) macam pandangan ulama
tentang keabsahan Asuransi. Pertama : berpendapat bahwa asuransi
termasuk segala macam bentuk dan cara operasionalnya hukumnya
haram.
Menurut Masjfuk Zuhdi di antara Ulama yang mengharamkan
asuransi di antaranya adalah Sayid Sabiq, Abdullah Al-Qalqili,
Muhammad Yusuf Qardhawi, Mahdi Hasan, Mahmud Ali. Alasan
utama pengharaman asuransi yaitu premi-premi yang telah dibayarkan
oleh para pemegang polis diputar dalam praktek riba.
Pengharaman asuransi menurut Warkum Sumitro (1997:166),
berdasarkan pada 6 (enam) alasan, sebagai berikut :
a. Asuransi mengandung unsur perjudian yang dilarang Islam.
b. Asuransi mengandung unsur riba.
c. Asuransi termasuk jual beli atau tukar menukar mata uang tidak
secara tunai.
d. Asuransi objek bisnisnya digantungkan pada hidup matinya
seseorang, yang berarti mendahului takdir Allah SWT.
e. Asuransi mengandung eksploitasi yang bersifat menekan.
Kedua : pendapat Ulama tentang hukum asuransi halal atau
diperbolehkan dalam islam. Di antaranya adalah Ibnu Abidin, Abdul
Wahab Khalaf, Mustafa Ahmad Zarqa, Muhammad Yusuf Musa,
Syaikh Ahmad Asy-Syarbasyi, Syaikh Muhammad Al-Madani,
38
Syaikh Muhammad Abu Zahrah dan Abdurrahman Isa. Argumentasi
yang mereka pakai dalam membolehkan asuransi menurut
Fathurrahman Djamil (1995 : 137), adalah sebagai berikut :
a. Tidak terdapat nash Al-Qur’an dan Hadist yang melarang asuransi.
b. Dalam asuransi terdapat kesepakatan dan kerelaan antara kedua
belah pihak.
c. Asuransi menguntungkan kedua belah pihak.
d. Asuransi mengandung kepentingan umum, sebab premi-premi yang
terkumpul dapat diinvestasikan dalam kegiatan pembangunan.
e. Asuransi termasuk akad mudharabah antara pemegang polis
dengan perusahaan.
f. Asuransi termasuk usaha bersama yang didasarkan pada prinsip
tolong menolong.
Ketiga : kelompok lain yang yang berpendapat bahwa praktik
operasional asuransi adalah sesuatu yang syubhat (tidak jelas
hukumnya) beralasan karena tidak ditemukan dalil-dalil syar’i yang
secara khusus jelas mengharamkan atau menghalalkan asuransi. Oleh
sebab itu kita harus berhati-hati dalam berhubungan dengan islam
(Ali, 2008 : 82).
39
C. Perbedaan Asuransi Syari’ah dan Asuransi
Konvensional(Dewi,2006:152)
Tabel 2.1 Perbedaan Asuransi Syari’ah dan Asuransi Konvensional
No Prinsip Asuransi Konvensional Asuransi syari’ah 1 Akad Jual Beli Tolong Menolong 2 Sumber hukum Hukum positif Al-Qur’an, Hadist,
Ijma, Qiyas 3 Dewan Pengawas Tidak ada Adanya dewan
pengawas syariah 4 Kepemilikan dana Dana yang terkumpul
dari nasabah (premi) mejadi milik perusahaan sehingga perusahaan bebas menentukan investasinya
Dana yang terkumpul dari nasabah (premi) merupakan milik peserta. Perusahaan hanya sebagai pemegang amanah untuk mengelola
5 Klaim Dari rekening dana perusahaan
Dari rekening tabarru’ seluruh peserta yang sejak awal sudah diikhlaskan oleh peserta untuk keperluan tolong menolong bila terjadi musibah
6 Keuntungan(profit) Seluruhnya menjadi milik perusahaaan
Dibagi antara perusahaan dengan peserta sesuai dengan prinsip bagi hasil(mudharaah)
40
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum AJB Bumiputera
1. Sejarah Berdirinya AJB Bumiputera
AJB Bumiputera 1912 atau lebih dikenal dengan sebutan “
Bumiputera” lahir dari haribaan pergerakan kemerdekaan Boedi
Oetomo di Magelang, 12 Februari 1912. Sejarahya digoreskan oleh
tiga tokoh pendiri yang punya idealisme dan berpikiran jauh kedepan :
M Ngabehi Dwidjosewojo, MKH Soebroto dan M Adimidjojo.
Ketiga pendiri pejuang yang berprofesi guru itu masing-masing
menjabat sebagai Komisaris, Direktur dan Bendahara pada awal
berdirinya Bumiputera. Lalu R. Soepadmo dan M Darmowidjojo
keduanya guru Sekolah Rakyat, segera bergabung bersama ketiga
pendiri lainnya, mereka tercatat sebagai Pemegang Polis yang
pertama.
Di Magelang terdapat Museum yang dibangun dengan gaya dan
bentuk bangunan khas Jawa Tengah. Joglo beratap lapis tiga, yang
didalamnya berisi berbagai dokumen lama sejak periode 1912, foto-
foto legendaris, serta peralatan kantor sederhana yang digunakan pada
masa lalu.
Museum yang diresmikan Wali Kota Magelang Drs. A Bagus
Panuntun hari senin 20 Mei 1985, bertepatan peringatan hari
41
Kebangkitan Nasional, dimaksudkan untuk melestarikan gagasan,
cita-cita luhur dan karya pendiri.
Di depan gedung museum berdiri tegak tiga tokoh pendiri yang
berwujud tiga buah patung dari Mas Ngabehi Dwidjosewojo, Mas
Karto Hadi Soebroto dan Mas Adimidjojo yang dengan gagah perkasa
menatap hari depan, menyemburkan semangat yang dirajut idealisme.
AJB Bumiputera 1912 yang memulai usahanya tanpa dukungan
modal, ternyata kini tumbuh dan berdiri kokoh sebagai perusahaan
asuransi yang terpercaya. Pemegang polis AJB Bumiputera 1912
sekaligus pemilik Perusahaan. Hal ini membuat AJB Bumiputera 1912
unik dan berbeda dengan perusahaan-perusahaan asuransi jiwa lainnya
di Indonesia.
AJB Bumiputera 1912 telah merintis industri asuransi jiwa di
Indonesia dan hingga saat ini tetap menjadi perusahaan asuransi jiwa
nasional terbesar di Indonesia. AJB Bumiputera 1912 merupakan
perusahaan asuransi mutual, dimiliki oleh pemegang polis Indonesia,
dan dibangun berdasarkan tiga pilar yaitu mutualisme, idealisme, dan
profesionalisme.
AJB Bumiputera 1912 telah berkembang untuk mengikuti
perubahan kebutuhan masyarakat. Pendekatan modern, produk yang
beragam serta teknologi mutakhir yang ditawarkan didukung oleh
nilai-nilai tradisional yang melandasi pendiri AJB Bumiputera 1912.
AJB Bmiputera menyadari pentingnya hubungan personal antara
42
nasabah dan penasehat finansial mereka, serta menyediakan akses
yang mudah untuk mendapatkan solusi khusus untuk memenuhi
semua kebutuhan asuransi nasabah.
AJB Bumiputera 1912 dimiliki oleh masyarakst Indonesia dari
berbagai latar belakang dan kelompok umur, serta menyediakan
berbagai produk dan layanan yang setara dengan produk asuransi
terbaik dunia. Namun, tetap menjaga keuntungannya di Indonesia bagi
para pemegang polisnya.(www.Bumiputera.com).
2. Kode Etik dan Prinsip Perusahaan
a. Idealisme
AJB Bumiputera 1912 bukan berdiri semata-mata untuk
mencari keuntungan, melainkan sebagai alat finansial yang lahir
dari komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia
melalui bisnis asuransi jiwa.
b. Mutualisme
Sebagai dasar manajemen perusahaan, nilai sosial
mutualisme dimanifestasikan melalui kerjasama, kemitraan dan
sinergi. Antara pemegang polis dan sesama pemegang polis antara
perusahaan dan pemegang polis, antara karyawan dengan
manajemen dalam perusahaan.
c. Profesionalisme
Keunggulan dan kompetensi sumber daya manusia yang
dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan dari waktu ke
43
waktu, menjadikan perusahaan memiliki sumber daya manusia
yang dapat mempertahankan kelangsungan hidup, pengembangan
organisasi dan pertumbuhan bisnis.
3. Visi dan Misi AJB Bumiputera 1912
a. Visi AJB Bumiputera 1912
AJB Bumiputera 1912 menjadi perusahaan asuransi jiwa
nasional yang kuat, modern dan menguntungkan didukung oleh
SDM (sumber daya manusia) profesional yang menjunjung tinggi
nilai-nilai idealisme serta mutualisme.
b. Misi AJB Bumiputera 1912
1) Menyediakan pelayanan dan produk jasa asuransi jiwa
berkualitas sebagai wujud partisipasi dalam pembangunan
nasional melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat
Indonesia.
2) Menyelenggarakan berbagai pendidikan dan pelatihan untuk
menjamin pertumbuhan kompetensi karyawan, peningkatan
produktivitas dan peningkatan kesejahteraan, dalam rangka
peningkatan kualitas pelayanan kepada pemegang polis.
3) Mendorong terciptanya iklim kerja yang motifatif dan inofatif
untuk mendukung proses bisnis internal perusahaan yang
efektif dan efisien.
44
4. Struktur Organisasi di AJB Bumiputera 1912
45
B. Gambaran Umum tentang Asuransi Jiwa Mitra BP-LINK Syari’ah
1. Mita Bp-Link Syari’ah
AJB Bumiputera Unit Syari’ah memiliki produk yang disebut
Mitra Bp-Link Syari’ah yang dirancang untuk membantu umat muslim
dalam memberikan proteksi meninggal dunia dan investasi.
Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link Syari’ah merupakan program
asuransi dalam mata uang rupiah didasarkan pada prinsip syari’ah
yang dirancang untuk memberikan proteksi meninggal dunia dan
investasi, dimana pemegang polis secara langsung terlibat dalam
investasi dengan menentukan sendiri jenis investasinya sehingga dapat
mengoptimalkan hasil investasi dan lebih fleksibel.
Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link Syari’ah ini juga memberikan
kontribusi mendapatkan bagi hasil (mudharabah) serta mendapatkan
perlindungan jiwa saat pembayaran kontribusi.
Perjanjian polis ini berlaku sejak tanggal diterbitkannya polis
serta kewajiban membayar premi pertama sudah dilunasi. Perubahan
polis dapat dilakukan atas dasar permintaan tertulis dari pemegang
polis dengan ketentuan polis masih aktif. Perubahan pois berupa
alamat, ahli waris yang ditunjuk, jumlah premi serta masa kontrak.
Untuk produk Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link ini mempunyai
keistimewaan dari pada produk yang lain yaitu dananya dapat diambil
sewaktu-waktu (bukan pinjam), karena apabila sistem pinjam maka
akan diadakan bunga, padahal dalam Islam jelas diharamkan riba.
46
Sebagian dana investasi tersebut dapat diambil ketika peserta asuransi
sudah berjalan satu tahun masa kontraknya, dana investasi bisa
diambil minimal satu juta rupiah dan pada saat dilakukan penarika
sebagian dana investasi berlaku ketentuan bahwa minimum sisa saldo
adalah satu juta lima ratus ribu rupiah.
2. Keunggulan Mitra Bp-Link Syari’ah
a. Mitra Bp-Link syari’ah memberikan proteksi meninggal dunia dan
investasi
b. Mitra Bp-Link Syari’ah mendapatkan bagi hasil (Mudharabah)
c. Mendapat jaminan atau santunan kebajikan jika peserta mendapat
musibah meninggal dunia dalam masa tunggu
d. Dengan Mitra Bp-Link Syari’ah ctomatis peserta ikut ber tabarru’
atau sedekah sebagai bentuk ta’awun atau tolong menolong
terhadap sesama peserta asuransi yang terimpa musibah.
3. Premi
Premi yang dibayarkan oleh peserta asuransi dapat dilakukan
secara bulanan, triwulan, setengah tahunan, tahunan, tunggal sesuai
dengan perjanjian yang dilakukan.
Premi yang dibayarkan misalkan Tahunan sebagai contoh
kontribusi dasar Rp.3.000.000,00, kontribusi Top Up Rp.
2.000.000,00, jadi jumlah kontribusi adalah Rp. 5.000.000,00
dikurangi Rp.2.707.295,00 (biaya tabarru’, ujrah) hasilnya 2.292.705
47
dikalikan 15 tahun (masa kontrak asuransi) maka hasilnya adalah
Rp.34.390.574
Jika dalam hal pemegang polis tidak membayar premi
lanjutan, maka tidak menyebabkan polis menjadi batal karena iuran
tabarru’ dan ujrah akan dikurangkan dari akumulasi dana yang ada
pada setiap awal bulan polis, dimana jumlah akumulasi dana yang ada
nilainya lebih besar dari seluruh biaya yang harus dibayarkan.
Jika sampai pada akhir masa kontrak premi belum dibayar,
maka peserta dapat melakukan salah satu pilihan sebagai berikut:
a. Memperoleh nilai tunai polis dengan menyerahkan polis dan
kuitansi pembayaran premi terakhir, dengan demikian asuransi
dinyatakan berakhir.
b. Membayar tunggakan premi dengan cara memperhitungan nilai
tunai.
Polis berakhir dengan sendirinya apabila satu atau lebih
keadaan dibawah ini terjadi.
1) Berakhirnya pertanggungan
2) Meninggalnya peserta
3) Penebusan saldo investasi
4) Pemegang polis tidak melakukan pembayaran kontribusi
5) Saldo investasi tidak cukup untuk membayar iuran tabarru’ dan
ujrah administrasi.
48
Polis akan berakhir bila akumulasi dana yang ada sudah tidak
mencukupi lagi untuk membayar iuran tabarru’ dan ujrah dan telah
melewati masa leluasa.
Namun, apabila peserta asuransi tidak mampu membayar
premi sedangkan orang tersebut (peserta) masih hidup dan masih ingin
lanjut maka peserta tersebut melanjutkan asuransinya dengan polis
bebas premi. Untuk nominalnya sesuai dengan saldo yang ada, namun
apabila suatu saat nanti mempunyai dana untuk membayar maka dapat
melunasinya tanpa ada denda.
4. Persyaratan Menjadi Peserta Asuransi
a. Usia calon peserta asuransi minimal berusia 18 tahun maksimal 60
tahun
b. Usia calon pemegang polis minimal berusia 21 tahun atau sudah
menikah
c. Administrasi :
1) Surat permintaan pengajuan asuransi
2) Fotokopi KTP
3) Fotokopi KK
4) Premi pertama ditambah biaya segel polis (Rp.25.000) dan
materai (Rp.3.000 atau Rp.6.000)
5. Klaim
Menurut Bp. Birokhim (Kepala Unit Syari’ah Magelang),
apabila terjadi klaim meninggal maka proses pengajuan klim tersebut
49
dengan cara mengajukan polis asli, fotokopi KTP yang meninggal
dan keluarga yang ditinggalkan, surat kematian, menyertakan KK
(Kartu Keluarga), nomor rekening dan bukti pembayaran premi
terakhir. Dana dapat cair setelah satu bulan dan langsung ditransfer ke
rekening ahli waris. Ahli waris tersebut yang tertera dalam perjanjian
polis.
6. Manfaat Mengikuti Mitra Bp-Link Syari’ah
Indri (Pegawai Asuransi) mengatakan manfaat menjadi peserta
asuransi Mitra Bp-Link Syari’ah selain memberikan proteksi
meninggal dunia maka peserta mendapatkan investasi berdasarkan
dengan kesepakatan manfaat awal. Misalnya manfaat awal sebesar Rp.
45.000.000,00( Rp.250.000,00x12x15) jadi dalam pengelolaan
dananya tidak ada modifikasi (murni). Manfaat awal diperoleh dari
premi yang dibayarkan dikalikan dengan masa kontrak misalnya 15
tahun. Apabila terjadi resiko meninggal maka dibayarkan adalah
manfaat awal ditambah dengan saldo hasil investasi.
Menurut Ikah Atikah (nasabah), keuntungan mengikuti produk
asuransi syari’ah Bp-Link adalah mendapatkan proteksi meninggal
dunia apabila terjadi resiko yang tak diinginkan misalnya meninggal
dunia.
Sugiyatno (nasabah) mengatakan, selama berjalan kontrak 1,5
tahun ini belum merasakan keuntungan karena keuntungan akan
didapat ketika masa kontrak sudah selesai.
50
Sedangkan menurut Sri Wahyuni (nasabah), keuntungan
mengikuti asuransi ini adalah mendapatkan proteksi meninggal dunia
dan juga masih mendapatkan dana investasi ketika masa kontraknya
sudah habis.
7. Akad Dalam Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link Syari’ah
Bentuk akad dalam Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link ini
menggunakan akad tabarru’ ( akad hibah dalam bentuk dana tabarru’
untuk tujuan tolong menolong). Dan juga menggunakan akad
mudharabah, ketentuan bagi hasil (mudharabah) antara pengelola dan
peserta asuransi sebesar 70% untuk peserta asuransi dan 30% untuk
pengelola. Dengan rincian 30% tersebut untuk dana
tabarru’(kebajikan), dana ta’awun (tolong menolong), dan dana ujrah
(digunakan untuk dana pengelolaan). Akad Wakalah Bil Ujrah akad
yang digunakan saat pemegang polis memberikan Ujrah kepada
perusahaan untuk mengelola dana investasi sesuai kuasa atau
wewenang yang di berikan.
8. Penyelesaian Sengketa
a. Dalam hal timbul perselisihan antara badan dan pemegang polis,
badan dan pemegang polis bersepakat menyelesaikan secara
musyawarah dalam waktu dua puluh hari.
b. Jika dengan musyawaroh belum terselesaikan maka diselesaikan
melalui pengadilan dan Badan Mediasi Asuransi Indonesia
51
(BMAI) atau lembaga alternatif penyelesaiaan sengketa yang
ditetapkan oleh OJK.
c. Jika perselisihan tidak dapat diselesaikan oleh lembaga alternatif
penyelesaiaan sengketa, maka pemegang polis dapat
menyampaikan permohonan kepada OJK untu menfasilitasi
penyelesaian pengaduan konsumen yang dirugikan oleh badan
dengan mengacu kepada ketentuan per Undang-undangan yang
berlaku.
C. Pelaksanaan Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link Syari’ah
1. Sistem Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link Syari’ah
Menurut Bp. Birokhim (Kepala Kantor Unit Syari’ah
Magelang). Sistem Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link ini dikembangkan
sesuai dengan ketentuan syariat Islam, dan produk ini juga
memberikan proteksi meninggal dunia dan investasi, jadi tidak hanya
mendapatkan proteksi aja tetapi mendapatkan keuntungan juga dari
investasi.
Dalam pengelolaan produk Mitra Bp-Link ini pengelolaan dana
70% untuk nasabah dan 30% untuk pengelola. Biaya-biaya yang
terkandung dalam produk mitra Bp-Link ini adalah:
a. Ujrah (biaya pengelolaan)
b. Tabarru’ (dana untuk kebajikan)
c. Ta’awun (tolong menolong)
d. Mudharabah (bagi hasil)
52
Untuk besarnya dana ujrah dan dana tabarru’ diambil
pertahunnya tidak sama, karena ujrah yang pertama biaynya masih
tinggi,untuk tahun kedua dan selanjutnya maka ujrahnya akan lebih
sedikit karena dana tersebut masuk dalam investasi.
2. Pengelolaan Dana Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link
Birokhim (Kepala Unit Syari’ah) mengatakan bahwa dalam
pengelolaan dana pada asuransi ini adalah nasabah secara langsung
terlibat dalam berinvestasi, maksudnya nasabah boleh menentukan
jenis tempat investasi yang akan diikuti, dan juga boleh tidak
menentukan jenis investasinya.
Indri (pegawai) setiap ada peserta baru masuk maka kami selalu
menanyakan mau investasi nya ditentukan dari pihak kantor atau
memilih sendiri, kalo memilih sendiri boleh, dan juga boleh tidak
menentukan sendiri. Jadi terdapat kesepakatan sebelum melakukan
investasi antara peserta dengan perusahaan agar terjadi suatu
kesepakatan yang jelas.
Menurut Sudirman (peserta) mengatakan bahwa dia sudah
mengikuti asuransi mitra link ini selama dua tahun, dan ia dulunya
dalam berinvestasi juga memilihnya sendiri jenis bentuk investasinya,
jadi saya lebih mengetahui tentang uang yang saya investasikan dan
saya sekarang sudah tidak ragu-ragu dalam investasinya.
Samroni (peserta) dalam penempatan pengelolaan dana dengan
investasi ini maka saya menyerahkan semuanya dengan kantor, karena
53
saya percaya bahwa uang premi tersebut pasti akan diinvestasikan ke
dalam divisi syari’ah).
Dana dikelola secara menyeluruh oleh kantor pusat Asuransi
Bumiputera (Divisi Syari’ah) yang diawasi oleh OJK (Otoritas Jasa
Keuangan) dan DSN (Dewan Syari’ah Nasional). Dana tersebut di
investasikan dalam bentuk :
a. Mudharabah Bank Syari’ah Mandiri
b. Obligasi Syari’ah Mandiri
c. Deposito Bank-bank Syari’ah
d. Reksadana Campuran ( gabungan dari beberapa PT, diantaranya
yaitu PT. Ciptadana Asset Management, PT. Panin, dll)
e. Reksadana Saham
Dari penempatan dana investasi tersebut, pastinya ditempatkan
dalam bentuk investasi yang berdasarkan prinsip syari’ah dan sesuai
dengan hukum isalam.
Menurut Bpk. Birokim (kepala kantor unit syari’ah magelang)
mengatakan bahwa dalam penempatan investasi maka kantor tersebut
memilih yang sesuai dengan syariat islam.
Dari dana yang disetor misalnya Rp.100.000,00 per bulan maka
iuran tabarru’nya sebesar Rp. 15.000,00 dana ujrah sebesar
Rp.25.000,00 serta untuk investasinya Rp. 60.000,00 investasi
tersebut hasil dari dana yang disetor tiap bulan dikurangi dana
tabarru’ dan ujrah. Besarnya dana ujrah tidak sama setiap tahunnya
54
karena ujrah yang pertama biayanya masih tinggi, untuk tahun kedua
dan selanjutnya maka dana ujrah semakin kecil dikarenakan dana
tersebut masuk dalam investasi.
3. Peserta Asuransi Meninggal Sebelum Masa Kontrak Asuransi Jiwa
Mitra Bp-Link selesai
Apabila pihak yang diasuransikan meninggal dunia dalam masa
asurasi, maka pembayaran kontribusi dihentikan dan pihak yang
ditunjuk sebagai ahli waris akan mendapatkan.
a. Santunan kebajikan sebesar manfaat awal (masa asuransi dikalikan
kontribusi, perhitungan masa asuransi maksimal sampai peserta
berumur 99 tahun). Kontribusi tersebut dibayarkan selama masa
asuransi atau sampai dengan pihakyang diasuransikan meninggal
dunia dalam masa pembayaran kontribusi. Masa pembayaran
kontribusi minimal 5 tahun dan maksimal 15 tahun. Kontribusi
yang dibayarkan minimal bulanan yaitu sebesar RP.250.000,00.
b. Saldo dana investasi yang telah disetor
c. Bagi hasil keuntungan
4. Peserta Asuransi
Peserta Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link ini dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan. Masyarakat lebih tertarik untuk mengikuti
asuransi ini karena manfaat asuransi ini adalah memberikan proteksi
meninggal dunia beserta investas. Untuk peserta asuransi syari’ah
yaitu sebanyak tiga ratus lima puluh peserta asuransi, dan peserta yang
55
ikut dalam produk Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link ini sebanyak seratus
dua puluh peserta.
5. Klaim
Proses pengajuan klaim dengan cara mengajukan polis asli/polis
pengganti, foto copi KTP yang meninggal dan keluarga yang
ditinggalkan atau ahli waris, menyertakan KK (Kartu Keluarga),
nomor rekening dan bukti pembayaran polis terakhir. Diajukan di
dikantor serta menandatangani blangko pengajuan klaim. Yang berhak
menerima manfaat asuransi adalah :
a. Ahli waris yang ditunjuk
b. Jika ahli waris yang ditunjuk meninggal dunia, yang berhak adalah
ahli waris yang tertera dalam polis
c. Dalam hal ahli waris yang ditunjuk tidak ada maka akan ditentukan
berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang.
Dana dapat cair setelah satu bulan dan langsung ditransfer ke
rekening ahli waris.
Jika terjadi klaim meninggal dunia maka dana klaim tidak bisa
dicairkan semua. Ketika saudara Sugiyatno mengajukan klaim karena
istrin pemegang polis meninggal tidak bisa mengambil semua dana
klaim, dana klaim Sugiyatno ini sebesar lima belas juta rupiah dan
Sugiyatno hanya mengambil klaim sebesar sepuluh juta rupiah karena
harus ada sisa saldo dalam rekening pesera asuransi supaya rekening
tersebut tidak hangus.
56
BAB IV
Analisis Hukum Islam terhadap Asuransi Jiwa Mitra Bp-LinkSyari’ahdi Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Unit Syari’ah Magelang
A. Analisis Pelaksanaan Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link Syari’ah
Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link adalah salah satu produk dari
asuransi syari’ah, yang mana produk ini memberikan proteksi
meninggal dunia dan investasi. Adapun prinsip utama dalam asuransi
syari’ah adalah ta’awun ‘ala al-birr wa al-taqwa (tolong menolonglah
kamu sekalian dalam kebaikan dan takwa) dan at-ta’min (rasa aman).
Dalam melaksanakan kegiatan usaha maka asuransi syari’ah
harus berpedoman dengan prinsip asuransi syari’ah (Ali, 2008: 24-28).
1. Para peserta asuransi dan praktisi perusahaan yang menjalankan
asuransi syari’ah harus saling tanggung jawab antara satu sama
lain, memikul tanggung jawab berdasarkan niat yang ikhlas untuk
beribadah. Rasa tanggung jawab dimaksud dapat muncul dari
adanya saling menyayangi, saling mencintai, saling membantu dan
saling mementingkan sesama muslim.
2. Sesama muslim harus saling bekerja sama dan saling membantu,
karena itu termasuk salah satu keutamaan dalam ajaran Islam
adalah umat Islam harus saling membantu sesamanya dalam
kebajikan.
3. Sesama muslim saling membantu dari berbagai kesusahan.
Hubungan sesama muslim di ibaratkan suatu badan, apabila salah
57
satu anggota badan terganggu maka seluruh badan akan ikut
merasakan.
4. Mewujudkan keselamatan. Salah satu ajaran yang dibawa Nabi
Muhammad saw, adalah setiap Umat Islam wijib mewujudkan
keselamatan dalam menjalani hidupnya, baik di dunia maupun di
akhirat.
Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera telah melakukan usahanya
sesuai dengan prinsip-prinsip asuransi syari’ah diatas. Sebagai contoh
dalam penerapan prinsip ta’awun yang bertujuan saling menanggung
kerugian atau musibah sesama peserta asuransi. Dengan menggunakan
akad tabarru’ yang bertujuan untuk santunan kebajikan sesama
peserta asuransi, maka peserta telah melakukan prinsip ta’awun.
Dalam operasional pengelolaan asuransi syari’ah yang
sebenarnya terjadi adalah sling tanggung jawab, bantu membantu dan
melindungi antara para peserta asuransi. Perusahaan asuransi diberi
kepercayaan oleh peserta asuransi untuk mengelola premi,
mengembangkan dengan jalan yang halal. Memberikan santunan
kepada yang mengalami musibah sesuai kesepakatan berdasarkan akta
perjanjian jenis akad (Ali, 2008: 51).
Untuk pengelolaan dana AJB Bumiputera Syari’ah ini dikelola
oleh kantor pusat (divisi syari’ah) dan diawasi oleh DSN dan OJK.
Dana dikelola dalam bentuk investasi yang berupa mudharabah bank
58
syari’ah mandiri, obligasi syari’ah, deposito, reksadana campuran,
reksadana saham.
Keuntungan perusahaan asuransi syari’ah diperoleh dari bagian
keuntungan dana dari Peserta yang dikembangkan dengan cara
diinvestasikan, yang dikembangkan dengan prinsip sistem bagi hasil
(Mudharabah). Para peserta asuransi syari’ah berkedudukan sebagai
pemilik modal dan perusahaan asuransi syari’ah berfungsi sebagai
yang menjalankan modal. Keuntungan yang diperoleh dari
pengembangan dana itu dibagi antara para peserta asuransi dan
perusahaan sesuai ketentuan yang disepakati oleh pihak nasabah
dengan perusahaan asuransi.
Pelaksanaan Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link menggunakan akad
mudharabah dengan ketentuan bagi hasil 70% untuk peserta asuransi
dan 30% untuk pengelola (perusahaan asuransi). Dengan ketentuan
30% untuk dana tabarru’ dan ujrah. Masa kontrak nasabah sampai
umur peserta sembilan puluh sembilan tahun. Premi dibayarkan
minimal bulanan sebesar dua ratus lima puluh ribu rupiah, dengan
masa pembayaran premi minimal lima tahun dan maksimal lima belas
tahun.
Mekanisme pengelolaan dana peserta (premi) terbagi menjadi
dua sistem, yaitu :
a. Sistem yang mengandung unsur tabungan
59
Setiap peserta wajib membayar premi secara teratur terhadap
perusahaan, besar premi yang akan dibayar tergantung kemampuan
peserta tetapi perusahaan memberikan batas jumlah minimum
premi yang dapat dibayarkan. Peserta dapat memilih cara
pembayaran pada bulanan, triwulan, setengah tahunan, tahunan
atau tunggal. Karena itu tiap premi yang masuk akan dipisah dalam
dua rekening yang berbeda, yaitu:
1) Rekening Tabungan
Maksud dari rekening tabungan ini adalah rekening milik
peserta yang berisi kumpulan dana seluruh tabungannya dan
hasil bagi keuntungan yang menjadi hak milik peserta. Rekening
ini dapat diambil oleh peserta jika perjanjian berakhir, peserta
mengundurkan diri atau peserta meninggal dunia.
2) Rekening Tabarru’.
Yaitu rekening yang berisi kumpulan dana yang
diniatkan oleh peserta sebagai iuran kebajikan untuk tujuan
saling membantu dan tolong menolong. Rekening ini dapat
diambil jika peserta meninggal dunia, perjanjian telah berakhir.
b. Sistem yang tidak mengandung unsur tabungan
Sistem yang tidak mengandung unsur tabungan adalah dana
yang disimpan dalam rekening tabarru’ oleh perusahaan dalam
satu rekening khusus, sehingga bila terjadi risiko, dana klaim yang
diberikan adalah rekening dana tabarru’ yang sudah diniatkan oleh
60
semua peserta asuransi syari’ah untuk kepentingan tolong
menolong. Rekening ini dapat diambil bila peserta meninggal dunia
dan perjanjian telah berakhir.
Dalam menampung dananya AJB Bumiputera ini telah
menampung dananya dalam rekening tersendiri, artinya rekening
dalam asuransi syari’ah tidak tercampur dengan rekening auransi
konvensional.
Dalam Fatwa DSN MUI Nomor 21/DSN-MUI/X/2001
Tentang Pedoman Umum Asuransi Syari’ah pasal 7 yang berbunyi “
Klaim yang di bayarkan berdasarkan akad yang disepakati pada awal,
dan klaim dapat berbeda dalam jumlah sesuai dengan premi yang di
bayarkan”.AJB Bumiputera Syari’ah untuk pengajuan klaim tersebut
maka peserta asuransi harus mengikuti prosedur yang diatur oleh
perusahaan. Klaim dapat diambil setelah satu bulan. Namun, saat
pengambilan klaim tidak dapat diambil semua karena harus ada sisa
sldo dalam rekening dengan tujuan agar rekening peserta asuransi
tidak hangus.
61
B. Analisis Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Asuransi Jiwa Mitra
Bp-LINK Syari’ah di AJB Bumiputera 1912 Unit Syari’ah
Magelang
Dalam Fatwa DSN-MUI No.21/X/2001 Tentang Pedoman
Umum Asuransi Syari’ah Pasal 1:
1. Asuransi syari’ah (ta’min, takaful, atau tadhamun) adalah usaha
saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah
orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset atau tabarru’ yang
memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu
melalui akad yang sesuai syari’ah. AJB Bumiputera Syari’ah telah
menerapkan prinsip tersebut yaitu dilihat dari dana tabarru’ yang
digunakan untuk tujuan saling tolong menolong dan santunan
kebajikan kepada sesama peserta asuransi yang mengalami
musibah.
2. Akad yang sesuai dengan syari’ah yang dimaksud pada poin (1)
adalah yang tidak mengandung unsur gharar (penipuan), maysir
(perjudian), riba.
3. Akad Tijaroh adalah semua bentuk akad yang dilakukan dengan
tujuan komersial. Di AJB Bumiputera Syari’ah tidak ada yang
namanya akad tijaroh karena tujuan dari asuransi syari’ah tidak
mencari keuntungan melainkan untuk tujuan kebajikan atau saling
tolong menolong sesama peserta asuransi.
62
4. Akad tabarru’ adalah semua bentuk akad yang dilakukan dengan
tujuan kebajikan dan tolong menolong, bukan semata untuk tujuan
mencari keuntungan (komersial). Dalam produk Asuransi Jiwa
Mitra Bp-Link Syari’ah juga telah menerapkan akad diatas yaitu
dengan menggunakan sebagian dari prosentase premi yang
dibayarkan untuk dana santunan kebajikan.
5. Premi adalah kewajiban peserta asuransi untuk memberikan
sejumlah dana kepada perusahaan asuransi sesuai dengan
kesepakatan dalam akad. AJB Bumiputera dalam hal pembayaran
premi telah disesuaikan dengan kesepakatan awal dalam perjanjian
asuransi misalnya pembayaran premi minimal setiap bulannya
adalah RP. 250.000,00.
6. Klaim adalah hak peserta asuransi yang wajib diberikan oleh
perusahaan asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam akad. Di
AJB Bumiputera Syari’ah ini bila terjadi klaim, maka peserta dapat
mengambil klaim tersebut dengan cara mengikuti prosedur yang
telah ditetapkan perusahaan dan klaim tersebut dapat dicairkan
setelah satu bulan dan klaim tersebut tidak dapat diambil semua
karena harus ada sisa saldo dalam rekening dengan tujuan agar
rekening tidak hangus.
Apabila dilihat dari sistem operasional asuransi syari’ah,
maka jelas terhindar dari hal-hal yang diharamkan oleh syariat Islam,
yaitu hal-hal yang berunsurkan maysir, gharar dan riba. Utuk lebih
63
jelasnya dapat dilihat dari segi mekanisme pengelolaan dananya. Para
pengelola asuransi syari’ah memisahkan antara rekening dana peserta
dengan rekening tabarru’, agar tidak terjadi percampuran dana.
Dalam Fatwa DSN-MUI No.21/X/2001 dalam pasal 1 poin 2
yang menyebutkan akad yang sesuai dengan syari’ah yang dimaksud
pada point (1) adalah yang tidak mengandung gharar(penipuan),
maysir (perjudian) dan riba.
Gharar adalah ketidakjelasan dana dalam kontrak (Ali,
2004:137). Premi yang harus dibayarkan di AJB Bumiputera itu telah
jelas jika dalam pembayaran premi disesuaikan dengan kemampuan
seseorang, dan pembayaran premi bisa dilakukan tiap bulan, bulanan,
setengah tahunan, tahunan dan tunggal. Minimal bayarnya premi
adalah setiap satu bulan sekali Rp.250.000,00.
Maysir adalah kegiatan bisnis yang bersifat untung-untungan
(Ali, 2004:137). Akad dalam Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link Syari’ah
ini menggunakan akad mudharabah dengan prosentase bagi hasil yang
telah ditentukan dan disepakati dalam perjanjian yaitu 70% untuk
peserta asuransi dan 30% untuk pengelola. Jadi keduanya antara
peserta dan perusahaan sama-sama mendapatkan keuntungan dan
tidak ada yang dirugikan.
Riba adalah pengambilan tambahan baik dalam transaksi jual
beli maupun pinjam meminjam secara bathil atau bertentangan dengan
prinsip muamalah (Ali, 2004:136). Dalam Asuransi Jiwa Mitra Bp-
64
Link ini terhindar dari riba misalnya dalam pembayaran premi sebesar
Rp.250.000,00 maka premi tersebut akan di kurangi iuran tabarru’
sebesar Rp.25.000,00 dan ujrah Rp.15.000,00 sedangkan untuk
investasi Rp.204.000,00 dan untuk materai Rp.6.000,00.
Dalam pengelolaan danaya AJB Bumiputera Syari’ah ini
dikelola oleh divisi syari’ah kantor pusat. Dana yang terkumpul dari
nasabah kemudian diinvestasikan kepada bank syari’ah, obligasi
syari’ah dan kegiatan lainnya yang sesuai dengan prinsip-prinsip
syari’ah.
Pada produk Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link di AJB
Bumiputera ini pengelolaannya sudah sesuai dengan Hukum Islam.
Misalnya dalam kejelasan akadnya produk ini menggunakan akad
mudharabah dengan pembagian hasilnya adalah 70% untuk peserta
dan 30% untuk pengelola. Dan dalam produk ini juga telah
menggunakan prinsip-prinsip asuransi syari’ah yaitu diantaranya
saling bertanggung jawab, saling bekerja sama atau saling membantu,
saling melindungi penderitaan satu sama lain.
Dalam melaksanakan produknya Asuransi Jiwa Mitra Bp-
Link syari’ah baik dilihat dari segi akadnya, pengelolaan dananya,
kontrak yang diberikan. Peneliti berpendapat membolehkan asuransi
ini dilaksanakan. Di karenakan tujuan Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link ini
adalah mempersiapkan proteksi meninggal dunia beserta dana
investasi serta memberikan pertolongan kepada sesama peserta
65
asuransi yang mengalami musibah dengan menggunakan dana
tabarru’.
Pelaksanaan Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link Syari’ah dalam
prakteknya AJB Bumiputera Syari’ah Unit Magelang ini dipandang
bebas dari unsur gharar, maisir, riba. Karena dalam pelaksanaan
asuransi ini sudah terjadi kesepakatan antara peserta dengan
pengelola. Peserta asuransi dan pengelola telah sepakat mengenai
premi yang harus dibayarkan, jangka waktu pembayaran, pengelolaan
dana, akad yang digunakan, dan juga pengajuan klaim. Selain yang
disebutkan diatas dalam Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link ini tidak ada
yang dirugikan sama-sama mendapatkan keuntungan antara peserta
asuransi dan pengelola.
Ada sebagian Ulama yang masih kontroversi dengan asuransi
syari’ah ini. Ada kelompok yang membolehkan asuransi dan ada juga
sebagian Ulama yang mengharamkan asuransi. Ulama yang
mengharamkan asuransi diantaranya adalah Sayid Sabiq, dengan
alasan bahwa asuransi adalah mengandung gharar, maisir dan riba.
Dan Ulama yang membolehkan asuransi diantaranya adalah
Abdul Wahab Khalaf, dengan alasan :
a. Tidak ada nash (Al-Qur’an dan Hadis) yang secara tegas
melarang kegiatan asuransi.
b. Ada kesepakatan antara kedua belah pihak
c. Asuransi menguntungkan kedua belah pihak
66
d. Asuransi termasuk usaha bersama yang berprinsip tolong-
menolong.
Dan ada juga pendapat lain yang menyatakan bahwa asuransi
adalah hukumnya syubhat (tidak jelas), dengan alasan karena tidak
ditemukan dalil-dalil syar’i yang secara khusus jelas mengharamkan
atau membolehkan asuransi.
Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link ini menurut penulis termasuk
jenis asuransi yang ulamayang membolehkan asuransi, karena dalam
Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link ini sama-sama mendapatkan
keuntungan, misalkan pengelolaan dananya menggunakan akad bagi
hasil dengan ketentuan 70% untuk peserta dan 30% untuk oengelola.
Dan Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link ini termasuk usaha bersama yang
berprinsip tolong menolong yang diambilkan dari rekening tabarru’.
Selain itu sebagian warga masyarakat Islam beranggapan
bahwa asuransi sama dengan menentang qadha dan qadar atau
bertentangan dengan takdir yang telah ditetapkan oleh Pencipta
manusia. Namun, perlu dipahami bahwa pada dasarnya Islam
mengakui bahwa kecelakaan, kemalangan, kematian merupakan takdir
Allah. Hal ini tidak dapat ditolak. Hanya saja, manusia juga
diperintahkan oleh Allah untuk membuat perencanaan untuk
menghadapi masa depan. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam
QS.Al-Hasyr (59) ayat 18:
67
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Selain itu, dalam Al-Qur’an Surah Yusuf (12) ayat 43-49 yang
berbunyi:
68
Artinya:
Raja berkata (kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya): "Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering." Hai orang-orang yang terkemuka: "Terangkanlah kepadaku tentang ta'bir mimpiku itu jika kamu dapat mena'birkan mimpi." Mereka menjawab: "(Itu) adalah mimpi-mimpi yang kosong dan Kami sekali-kali tidak tahu menta'birkan mimpi itu." Dan berkatalah orang yang selamat diantara mereka berdua dan teringat (kepada Yusuf) sesudah beberapa waktu lamanya: "Aku akan memberitakan kepadamu tentang (orang yang pandai) mena'birkan mimpi itu, Maka utuslah aku (kepadanya)." (setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf Dia berseru): "Yusuf, Hai orang yang Amat dipercaya, Terangkanlah kepada Kami tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahuinya." Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; Maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang Amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan. Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan dimasa itu mereka memeras anggur."
Dalam ayat diatas telah jelas bahwa Allah SWT
menggambarkan contoh usaha manusia dalam membentuk sistem
proteksi menghadapi kemungkinan yang buruk dimasa depan.Secara
ringkas ayat ini bercerita tentang pertanyaan Raja Mesir Kepada Nabi
Yusuf tentang mimpinya.
69
Dari paparan ayat diatas, sangat jelas bahwa manusia
dianjurkan oleh Allah SWT untuk berusaha menjaga kelangsungan
kehidupan dengan memproteksi kemungkinan terjadinya kondisi yang
buruk. Selain itu, dapat dipahami secara jelas bahwa berasuransi itu
tidak bertentangan dengan takdir, bahkan Allah SWT menganjurkan
adanya upaya-upaya menuju kepada perencanaan masa depan dengan
sistem proteksi.
Dengan adanya dalil Al-Qur’an diatas maka produk Asuransi
Jiwa Mitra Bp-Link ini adalah dibolehkan karena itu termasuk dari
perencanaan seseorang untuk menghadapi masa depan yang akan
datang.
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Produk Mitra Bp-Link Syari’ah di AJB Bumiputera merupakan
asuransi jiwa syari’ah yang bertujuan untuk memberikan proteksi
meninggal dunia serta investasi. Akad Mudharabah (merupakan akad
bagi hasil 70 % untuk peserta asuransi dan 30% untuk pengelola atau
perusahaan). Akad Tabarru’ ( akad hibah dalam bentuk pemberian
dana dari pemegang polis ke dalam dana Tabarru’ untuk tujuan tolong
menolong diantara peserta). Akad Wakalah Bil Ujrah, digunakan saat
pemegang polis memberikan Ujrah kepada perusahaan untuk
mengelola dana investasi sesuai kuasa atau wewenang yang diberikan.
Peserta boleh menentukan sendiri jenis investasinya.
2. Pelaksanaan Asuransi Jiwa Mitra Bp-Link Syari’ah di AJB Bumiputera
Unit Syari’ah Magelang sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah, dimana
tidak mengandung unsur gharar, maysir dan riba.
B. Saran
1. Untuk kepentingan sosialisasi produk asuransi Jiwa Mitra Bp-Link
Syari’ah sebaiknya bagian pemasaran di AJB Bumiputera 1912 Kantor
Unit Syari’ah melakukan pengarahan ke desa-desa. Karena
kebanyakan dari orang-orang pedesaan tidak mengetahui tentang apa
itu asuransi syari’ah.
71
2. Bagi masyarakat yang ingin berasuransi hendaklah memilih asuransi
syari’ah karena sudah sesuai dengan syariat Islam.
C. Penutup
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang
telah memberikan segala nikmat kepada yang ada didalam semesta ini,
berkat izin-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Tidak lupa penulis menghaturkan banyak terimakasih yang tulus
kepada semua pihak terutama kepada dosen pembimbing yang telah
membimbing dengan sabar, serta memberikan arahan dan koreksiya dalam
penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak.
Akhirya semoga skripsi ini bermanfaat dan menambah pengetahuan yang
baru khususnya bagi penulis serta umumnya bagi pembaca.
Salatiga,28 Februari 2017
penulis
72
Daftar Pustaka
A. Buku
Ali, Hasan. 2004. Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam. Jakarta:
Prenada Media
Ali, Zainuddin.2008. Hukum Asuransi Syariah. Jakarta : Sinar
Grafika
Amrin, Abdulloh. Asuransi Syariah. Jakarta: Elex Media
Komputindo
Basyir, Ahmad Azhar.2000. Asas-Asas Hukum Muamalat.
Yogyakarta :UII Press.
Dewi, Gemala.2006. Aspek-Aspek Hukum dalam Perbankan dan
Perasuransian Syariah di Indonesia. Jakarta: Kencana.
Djamaluddin, A Syinqithy. 1993. Terjemah Sunan Abu Dawud.
Semarang: CV.Asy Syifa’.
Mangani, Ktut Sivanita.2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lain.
Jakarta: Erlangga.
Moleong Lexy.2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Muhammad,Abdulkadir.2011. Hukum Asuransi Indonesia.
Bandung: Citra Aditya Bakti.
Muhammad, Teungku.1995. Tafsir Al-Qur’an. Semarang: PT.
Pustaka Rizki Putra.
Munawaroh.2012. Panduan Memahami Metodologi Penelitian.
Malang: Inti Media.
Salim, Abbas.2007.Asuransi dan Manajemen Risiko. Jakarta; Raja
Grafindo.
Sumitro, Warkum. 1997. Asas-asas Perbankan Islam dan
Lembaga-Lembaga Indonesia. Jakarta; Raja Grafindo
Persada
Widyaningsih, Dkk. Bank dan Asuransi Islam di Indonesia.
Jakarta: Kencana.
Zuhdi, Masjfuk.1989. Masail Fiqhiyah. Jakarta: Haji Massagung
B. Perundang-undangan
Undang-Undang No 2 tahun 1992 tentang Perasuransian
Undang-Undang No 40 tahun 2014 tentang perasuransian
C. Website
www.bumiputera.com
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Zakiyatur Rofi’ah
Nim : 214 12 024
Tempat, Tanggal Lahir : Magelang, 12 November 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Compok Kulon Rt. 01/Rw. 02 Pakis Magelang
Riwayat Pendidikan : TK Pertiwi Pakis
SDN Krasak
MTs YAJRI Payaman
MA YAJRI Payaman
IAIN Salatiga
Pengalaman Organisasi : Anggota KSEI IAIN Salatiga
Anggota HMI Salatiga