Analisis Hubungan Antara Pendapatan dengan Perilaku ...
Transcript of Analisis Hubungan Antara Pendapatan dengan Perilaku ...
1
Analisis Hubungan Antara Pendapatan dengan Perilaku
Konsumsi Mahasiswa
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Brawijaya)
JURNAL ILMIAH
Disusun oleh :
Denova RL Tobing
105020107111044
KONSENTRASI EKONOMI SUMBER DAYA
JURUSAN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
2
LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL
Artikel Jurnal dengan judul :
Analisis Hubungan Antara Pendapatan Dengan Perilaku Konsumsi
Mahasiswa
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya)
Yang disusun oleh :
Nama : Denova RL Tobing
NIM : 105020107111044
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : S1 Ilmu Ekonomi
Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang
dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 28 Juli 2015
Malang, 28 Juli 2015
Dosen Pembimbing,
Prof. Dr. Khusnul Ashar, SE., MA.
NIP. 19550815 198403 1 002
3
Analisis Hubungan Antara Pendapatan Dengan Perilaku Konsumsi (Studi Pada Mahasiswa
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya)
Denova RL Tobing
Prof. Dr. Khusnul Ashar, SE., MA.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
Email : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendapatan terhadap
total konsumi mahasiswa. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Pendapatan (X1),
sedangkan variabel dependennya adalah Total Konsumsi (Y). Penelitian ini merupakan penelitian
kuota sampling karena mengambil seluruh jumlah samplenya sudah ditentukan sebagai responden
yaitu 64 orang mahasasiswa fakultas ekonomi universitas brawijaya. Untuk analisis data yang
digunakan analisis regresi sederhana dengan menggunakan bantuan komputer SPSS 20 for
windows. Dari hasil yang telah dilakukan diperoleh persaman regresi sederhana : Y = X
Dari persamaan regresi tersebut menunjukkan adanya pengaruh dari variabel pendapatan
terhadap variabel dependen. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan
dijelaskan melalui R-square (R2) sebesar 0.571080 atau 57,10% Pada nilai Probabilitas F-statistik
yaitu sebesar 82.54918 dengan nilai signifikan 0,000000 jauh lebih kecil dari pada 0,05. Hal
tersebut menjelaskan bahwa variabel independen dari variabel dependen pendapatan mahasiswa
secara bersama – sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel total konsumsi, t
digunakan untuk menjelaskan pengaruh secara individual atau parsial dari variabel pendapatan
dengan signifikan 0,05 (5%), variabel pendapatan sebesar 0.0000, maka variabel tersebut
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap total konsumsi Dilhat dari koefesien tiap variabel
pendapatan mempunyai nilai positif terhadap total konsumsi, artinya semakin besar nilai
pendapatan mahasiswa akan mampu meningkatkatkan total konsumsi.
Hasil estimasi dapat dijawab bahwa pendapatan mempunyai pengaruh yang positif terhadap
total konsumi dengan nilai koefesien regresi dari variabel pendapatan sebesar 0.730284. Artinya
setiap kenaikan pendapatan sebesar Rp 100.000 maka akan menyebabkan kenaikan pola konsumsi
seluruh responden sebesar Rp 73,028, dengan asumsi cateris paribus atau paribus atau variabel
yang lain dianggap konstan. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin besar pendapatan akan
berdampak pada peningkatan terhadap total konsumsi mahasiswa keseluruhan. Berdasarkan nilai
probabilitas t-statistik menunjukkan bahwa pendapatan berpengaruh signifikan terhadap total
konsumsi mahasiswa laki-laki dan perempuan. Hal tersebut sejalan dengan teori Engel bahwa
pendapatan meningkat presentasi untuk konsumsi juga meningkat.
Kata kunci : Pendapatan, Total konsumsi, Mahasiswa, Regresi sederhana
A. LATAR BELAKANG
Saat ini Indonesia menjadi pasar yang subur untuk setiap produk perdagangan dunia.
Jumlah masyarakat kita yang banyak membuat Indonesia menjadi sasaran pasar yang potensial
dalam perdagangan dunia. Hal itu semakin di perparah dengan industri kita yang Belum mampu
bersaing dengan produsen-produsen asing yang makin lama kian menjamur. belum lagi budaya
masyarakat yang konsumtif. Seperti yang tertera di surat kabar dijelaskannya, hampir sebagian
besar masyarakat Indonesia memiliki perilaku konsumtif dan menyukai barang-barang baru.
Mereka juga rela menghabiskan sebagian pendapatan mereka untuk membeli produk baru yang
sedang tren, (Tribunews/5/12/ 2013 21:31 WIB). Tanpa banyak pertimbangan masyarakat sangat
mudah dipengaruhi ketika ada barang baru yang datang layaknya kacang goreng bisa menjadi
rebutan seperti kemunculan hp baru beberapa tahun lalu yang meledak di pasaran masyarakat kita
berdesak-desakan, dorong-dorangan yang mengakibatkan beberapa orang jatuh pingsan dan
bahkan ada seorang mengalami patah tulang. Hanya untuk membeli handphone blackberry seri
terbaru dengan di iming imingi harga murah. (Kompasiana.co.id/25/11/11).
4
Kondisi konsumsi masyarakat saat ini sudah menjadi masyarakat konsumstif pengertian
Perilaku konsumtif adalah prilaku seseorangyang suka membelanjakan uangnya dalam jumlah
yang besar. Masyarakat kita saat ini lebih mengutamakan keinginanya dari pada kebutuhanya.
Artinya seberapapun penghasilan seseorang, bila pola hidup konsumtif yang diterapkan, tetap tidak
akan merasa mencukupi. (Tempo.co/27/02/13).
Hal tersebut perlu dikaji dengan mengunakan teori Engel, dengan menganalisa seberapa
besar pengaruh pendapatan terhadap total konsumsi mahasiswa sebagai samplenya. Konsumsi
merupakan kegiatan belanja barang dan jasa yang dilakukan oleh individu maupun rumah tangga
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang-orang yang melakukan pembelanjaan
tersebut atau juga pendapatan yang dibelanjakan. Bagian pendapatan yang tidak dibelanjakan
dapat dialokasikan sebagai tabungan (saving).
Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan mereka
yang lain dapat digolongkan sebagai pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang di
produksi untuk masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi.
Kegiatan produksi berlangsung karena adanya permintaan konsumen dalam pemenuhan kebutuhan
barang dan jasanya.
Dari prinsip dasar konsumsi tadi di atas, tidak jarang perbedaan besarnya jumlah
anggaran setiap individu maupun rumah tangga mempengaruhi pola konsumsi mereka dilihat dari
besar kecilnya total konsumsi mereka. Konsumsi ini lebih cenderung pada tingkah laku individu
maupun rumah tangga dalam melakukan kegiatan konsumsinya. Contohnya adalah orang yang
memiliki pendapatan tinggi tentu memiliki anggaran yang besar untuk konsumsi, dimana mereka
cenderung memiliki total konsumsi yang terkesan hedonis, dilihat dari pola konsumsi yang
menghabiskan biaya banyak. Sebaliknya orang yang pendapatannya sedikit otomatis memiliki
anggaran yang sedikit untuk konsumsi, cenderung memiliki total konsumsi yang terkesan selalu
irit, dilihat dari total konsumsinya yang menghabiskan sedikit biaya.
Mahasiswa adalah peserta didik yang telah terdaftar di sebuah Universitas dan memenuhi
persyaratan lain yang ditetapkan oleh universitas yang bersangkutan. Mahasiswa sama halnya
dengan masyarakat atau rumah tangga, juga melakukan aktivitas ekonomi sehari-hari termasuk
konsumsi. Namun, total konsumsi suatu masyarakat atau individu termasuk pula mahasiswa
berbeda-beda satu sama lain. Mahasiswa sendiri masuk pada golongan anak muda pada
masyarakat dan 3-5 tahun ke depan mahasiswa akan menjadi bagian dari masyarakat. Total
konsumsi sangat dipengaruhi oleh perilaku konsumsi konsumen dalam jangka panjang. Perilaku
konsumsi konsumen ini yang akan dijadikan dasar dalam mencari pola konsumsi saat ini. Total
konsumsi mahahasiswa saat ini layak untuk di teliti untuk menjadi tolak ukur pola konsumsi
masyarakat pada akhirnya.
Pada mahasiswa FEB (Fakultas Ekonomi dan Bisnis) Universitas Brawijaya, selain dari
konsumsi makanan biasanya hanya berpusat pada bidang perkuliahan, seperti fotocopy, biaya
internet, print tugas, kertas folio bergaris untuk mahasiswa akuntansi dan lain sebagainya. Jika
dikelompokkan maka konsumsi non makanan mahasiswa bergerak dalam empat hal yaitu
transportasi, komunikasi meliputi biaya pulsa, internet, dan lain sebagainya; entertainment
meliputi pembelanjaan untuk membeli pakaian, handphone, laptop, aksesoris dan lain sebagainya.
Khusus mahasiswa perantauan yang tinggal di kost dan jauh dari keluarga, pola konsumsi
mereka jelas berbeda lagi. Hal ini disebabkan mahasiswa yang tinggal di kost harus mengeluarkan
biaya-biaya rutin seperti biaya untuk makan (pangan) sehari-hari, biaya listrik, transportasi, air,
uang sewa kos, dan perlengkapan sehari-hari lainnya. Diantara kategori-kategori di atas, makanan
termasuk salah satu kategori yang paling penting untuk di konsumsi.
Total konsumsi mahasiswa dapat dipengaruhi dari anggaran yang mereka peroleh setiap
bulan. Anggaran itu dapat diperoleh dari uang saku bulanan orang tua, gaji dari magang atau
penghasilan dari berwirausaha, maupun dari sumber lain-lain seperti beasiswa.
Untuk mengetahui pola konsumsi mahasiswa mengunakan teori Engel. Ernest Engel
(1821-1896) adalah seorang ekonom yang mengasumsikan tentang perilaku konsumen, bahwa
bagian pendapatan yang digunakan untuk belanja makanan cenderung menurun jika
pendapatannya meningkat (Nicholson, 2002). Penemuan ini dikemukakan oleh Ernest Engel pada
abad kesembilan belas dan dikenal sebagai Hukum Engel. Teori tersebut sangat cocok dengan
5
keadaan Total konsumsi mahasiswa saat ini khususnya mahasiswa FEB UB yang notabenya
mahasiswa dari keluarga kalangan menengah keatas dilihat dari besarnya SPP mereka.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat diambil dalam penelitian ini
dapat dirinci sebagai berikut :
1. Bagaimana hubungan antara Total konsumsi dengan pendapatan mahasiswa FEB UB ?
2. Bagaimana pengaruh pendapatan mahasiswa FEB UB terhadap pengeluaran konsumsi dengan
mengunakan teori Engel ?
B. KAJIAN PUSTAKA
Teori Konsumsi
Konsumsi adalah pengunaan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan manusiawi.
(Rosyidi, 2005) Konsumsi dalam istilah sehari hari sering diartikan sebagai pemenuhan akan
makanan dan minuman. Konsumsi mempunyai pengertian yang lebih luas lagi yaitu barang dan
jasa akhir yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Barang dan jasa akhir yang
dimaksud adalah barang dan jasa yang sudah siap dikonsumsi oleh konsumen. Barang konsumsi
ini terdiri dari barang konsumsi sekali habis dan barang konsumsi yang dapat dipergunakan lebih
dari satu kali.
Menurut Penelitian Engel melahirkan empat butir kesimpulan (Nicholson, 2002), yang
kemudian dikenal dengan Hukum Engel. Keempat butir kesimpulanya yang dirumuskan adalah (1)
Jika pendapatan meningkat, maka persentase pengeluaran untuk konsumsi pangan semakin kecil.
(2) Persentase pengeluaran untuk konsumsi pakaian relatif tetap dan tidak tergantung pada tingkat
pendapatan. (3) Persentase pengeluaran konsumsi untuk pengeluaran rumah relatif tetap dan tidak
tergantung pada tingkat pendapatan. (4) Jika pendapatan meningkat, maka persentase pengeluaran
untuk pendidikan, kesehatan, rekreasi, barang mewah, dan tabungan semakin meningkat.
Pola Konsumsi
Pola konsumsi adalah gambaran alokasi dan komposisi atau bentuk konsumsi yang
berlaku secara umum. Konsumsi bisa diartikan sebagai kegiatan untuk pemenuhan kebutuhan atau
keinginan saat ini guna meningkatkan kesejahteraannya. Dengan demikian, alokasi konsumsi
sangat tergantung pada definisi dan persepsi mengenai kebutuhan dan kendala yang dihadapi.
Menurut Dumairy (1999:114) menyatakan bahwa Pola konsumsi dapat dikenali
berdasrkan alokasi penggunaannya. Untuk keperluan analisis, secara garis besar alokasi
pengeluaran konsumsi digolongkan dalam dua kelompok penggunaan, yaitu pengeluaran untuk
makanan dan pengeluaran untuk non- makanan.Perbandingan besar pengeluaran perkapita
penduduk perkotaan terhadap penduduk pedesaan cenderung konstan tahun demi tahun .
Pengeluaran rata-rata orang kota selalu dua kalilipat pengeluaran orang desa. Perbandingan total
pengeluarannya juga demikan. Alokasi pengeluaran untuk makanan di kalangan orang desa lebih
besar dibandingkan orang kota.
Sebagai penerapannya total konsumsi pada masyarakat dapat dikenali berdasarkan alokasi
penggunaannya. Untuk keperluan analisis, secara garis besar alokasi pengeluaran konsumsi
digolongkan dalam dua kelompok penggunaan, yaitu pengeluaran untuk makanan dan pengeluaran
untuk non-makanan.
Melalui perbandingan-perbandingan perilaku dan total konsumsi masyarakat, telah
disingkat adanya kesenjangan antara masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan. Pengeluaran
konsumsi masyarakat dapat pula difungsikan untuk mendeteksi ketimpangan kemakmuran antar
lapisan masyarakat, sebab sebagaimana diketahui kesenjangan kemakmuran dapat diukur baik
dengan pendekatan pendapatan maupun dengan pendekatan pengeluaran. total konsumsi
masyarakat berbeda antar lapisan pengeluaran. Terdapat kecenderungan umum bahwa semakin
rendah kelas pengeluaran masyarakat semakin dominan alokasi belanjanya untuk pangan
.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Pola Konsumsi Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen (Pindyck, 2009) diantaranya:
6
1. Preferensi Konsumen: Langkah pertama adalah menemukan cara yang praktis untuk
mengambarkan alasan-alasan mengapa orang lebih suka satu barang dari pada banyak barang
lain.
2. Keterbatasan Anggaran: Sudah pasti, konsumen juga mempertimbangkan harga oleh karena
itu konsumen mempunyai keterbatasan pendapatan yang membatasi jumblah barang yang
akan dibeli.
3. Pilihan-Pilihan Konsumen: Dengan mengetahui preferensi dan keterbatasan pendapatan
konsumen dapat memilih untuk membeli kombinasi barang-barang yang memaksimalkan
kepuasan. Kombinasi ini bergantung pada harga barang tersebut.
Teori Engel yang menyatakan bahwa: “Semakin tinggi tingkat pendapatan keluarga semakin
rendah persentase pengeluaran untuk konsumsi makanan” (Nicholson, 2002). Berdasarkan teori
klasik ini, maka keluarga bisa dikatakan lebih sejahtera bila persentase pengeluaran untuk
makanan jauh lebih kecil dari persentase pengeluaran yang untuk bukan makanan. Artinya
proporsi alokosi peengeluaran untuk pangan akan semakin kecil dengan bertambahnya pendapatan
keluarga, karena sebagian besar dari pendapatan tersebut dialokasikan pada kebutuhan non
pangan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi pengeluaran konsumsi masyarakat, baik itu konsumsi barang tidak tahan lama,
barang tahan lama, dan jasa.
Perilaku konsumen terhadap suatu barang tertentu dapat dianalisa melalui teori nilai guna
(utility theory), yang membahas tentang kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dari
mengkonsumsikan barang-barang (Nicholson, 2002). Pada dasarnya ada dua pendekatan yang
digunakan untuk menjelaskan perilaku konsumen, yaitu pendekatan marginal utility dan
pendekatan indifference.
Pendekatan marginal utility bertitik tolak pada anggapan yang berarti bahwa kepuasan setiap
konsumen bisa diukur dengan uang atau dengan satuan lain. Dengan adanya teori pendekatan ini
konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan total yang maksimum. Sedangkan pendekatan
indifference ini, pendekatan yang memerlukan adanya anggapan bahwa kepuasan konsumen bisa
diukur. Karena barang-barang yang dikonsumsi mempunyai dan menghasilkan tingkat kepuasan
yang sama. Anggapan yang diperlukan dalam pendekatan indifference ini adalah bahwa tingkat
kepuasan konsumen bisa dikatakan lebih tinggi atau lebih rendah tanpa menyatakan berapa lebih
tinggi atau lebih rendah (Boediono, 1997).
Perilaku konsumsi di atas berupaya untuk mencapai kepuasan maksimum yang hanya akan
dibatasi oleh jumlah anggaran keuangan yang dimilikinya. Dengan kata lain konsumen dapat
mengkonsumsi apa saja sepanjang anggarannya memadai untuk itu, serta konsumen cenderung
menghabiskan anggarannya demi mengejar kepuasan tertinggi yang bisa dicapainya demi
mengejar kepuasan maksimum.
kebutuhan manusia relatif tidak terbatas sementara sumber daya yang tersedia sangat terbatas,
hal ini mengakibatkan manusia dalam memenuhi setiap kebutuhannya akan berusaha memilih
alternatif yang paling menguntukan dirinya. Lebih lanjut ia katakan bahwa timbulnya perilaku
konsumen karena adanya keinginan meperoleh kepuasan yang maksimal dengan berusaha
mengkonsumsi barang dan jasa sebanyak-banyaknya, tetapi mempunyai keterbatasan pendapatan.
Teori Engel
Sebuah generalisasi paling penting tentang perilaku konsumen adalah bahwa, pendapatan
yang digunakan untuk belanja makanan cenderung menurun jika pendapatannya meningkat.
Penemuan ini pertama kali dikemukakan oleh seorang ekonom rusia, Ernest Engel dan dikenal
sebagai Hukum Engel.
sebagai pelopor dalam penelitian tentang pengeluaran rumah tangga. Penelitian Engel
melahirkan empat butir kesimpulan, yang kemudian dikenal dengan Hukum Engel. Ke empat butir
kesimpulanya yang dirumuskan tersebut adalah :
a. Jika Pendapatan meningkat, maka persentasi pengeluaran untuk konsumsi pangan
semakin kecil.
b. Persentase pengeluaran untuk konsumsi pakaian relatif tetap dan tidak tergantung pada
tingkat pendapatan.
c. Persentase pengeluaran konsumsi untuk pengeluaran rumah relatif tetap dan tidak
tergantung pada tingkat pendapatan.
7
d. Jika pendapatan meningkat, maka persentase pengeluaran untuk pendidikan, kesehatan,
rekreasi, barang mewah, dan tabungan semakin meningkat.
C. METODE PENELITIAN
Penelitian dan Metode Pengumpulan Data
Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitan yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
Menurut Sugiono (2008:13), “metode ini dapat dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek
baru dengan data penelitian berupa angka-angka dan analisis mengunakan statisika”. Dengan
metode ini penulis mencoba membuat suatu deskripsi atau gambaran secara faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta yang terjadi pada saat dilaksanakannya penelitian.
teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data, diantaranya :
1. Wawancara (interview)
Menurut Sugiono (2008:137) “wawancara digunakan sebagai teknik pengum-pulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam
dan jumlah respondennya sedikit/kecil”. Metode wawancara digunakan untuk menggali informasi
dari mahasiswa.
2. Quesioner
Teknik ini dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk
dijawab. Quesioner yang digunakan bersifat terstruktur dengan mengkombinasikan pertanyaan
tertutup dan terbuka yang ditujukan untuk mengetahui total konsumsi (Sugiono 2008:158).
3. Dokumentasi
Sugiono (2008:158) mengemukakan bahwa “metode ini merupakan suatu cara
pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan”.
Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia atau telah
disediakan oleh pihak lain.
Metode Analisis
Untuk menjelaskan bagaimana total konsumsi mahasiswa penulis mengunakan metode
analisis regresi sederhana. Metode analisis regresi sederhana atau yang disebut juga dengan
analisis dua variabel adalah suatu persamaan yang menjelaskan hubungan anatara satu variabel
dependen (Y) dengan satu variabel independen (X). persamaan tersebut nantinya diperlukan untuk
melakukan estimasi demi mendapatkan nilai rata-rata dari variabel dependen berdasarkan variabel
independen (Sugiyono.2008).
Kemudian model tersebut dirumuskan dalam suatu model estimasi regresi sederhana dengan
formulasi sebagai berikut :
Y = a + X1 + e
Dimana : Y = Tingkat Produktivitas Karyawan
a = Konstanta
X1 = Gaji (dalam Rupiah)
e = Error
8
D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Profil Responden
Berdasarkan hasil penelitian dari 64 responden yang merupakan mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UB Malang, di peroleh gambaran umum mengenai identitas responden yang
diklasifikasikan oleh penulis berdasarkan jenis kelamin responden dan lama kuliah.
Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin dari 64 anak yang terjaring sebanyak 32 anak laki-laki dan
sebanyak 32 anak perempuan. Berikut adalah Tabel 1 yang memperlihatkan distribusi pekerja anak
berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekwensi Persentase
Laki-laki 32 50,00
Perempuan 32 50,00
Jumlah 64 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014
Nampak pada Tabel 1 Jumlah mahasiswa yang terjaring sebagai responden dalam
penelitian ini sama besar antara laki-laki dan perempuan yakni masing masing sebesar 50.00
persen atau 50 mahasiswa.
Lama kuliah
Distribusi responden berdasarkan lama kuliah yang ditempuh terbagi ke dalam 2
kelompok yaitu mahasiswa baru dan mahasiswa lama. kelompok mahasiswa baru adalah
mahasiswa angkatan pelajaran 2013 yang masuk pada semester 2 (1 semester sama dengan 16
minggu atau 4 bulan). Sebaliknya, untuk kelompok mahasiswa lama adalah mahsiswa yang saat
ini menempuh semester 8 atau mahasiswa angkatan 2010.
Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Kuliah
Lama kuliah Frekwensi Persentase
Mahasiswa baru 32 50,00
Mahasiswa
lama 32 50,00
Jumlah 64 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014
Responden yang berhasil di dapat seperti terlihat dari tabel diatas 32 mahasiswa baru dan
32 juga untuk mahasiswa lama dengan jumlah total keseluruhan 64 mahasiswa.
Daerah asal responden
Daerah asal responden di kategorikan menjadi 2 yaitu daerah Jawa Timur dan luar jawa
timur. Data tersebut diambil dari mahasiswa lama yaitu mahasiswa angkatan 2010 dan mahasiswa
baru angkatan 2013.
Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Daerah Asal Mahasiswa Baru.
Mahasiswa
baru Frekwensi persentase
Jawa timur 22 69,00
Luar jawa timur 10 31,00
Jumlah 32 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014
9
Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Daerah Asal Mahasiswa Lama.
Mahasiswa
lama Frekwensi persentase
Jawa timur 29 91,00
Luar jawa timur 3 9,00
Jumlah 32 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014
Kota Malang masih menjadi idola bagi para pelajar udara Malang yang dingin membuat
kota ini sangat cocok sebagai kota pendidikan. Pada tahun 2010 kota ini menjadi primadona bagi
pelajar lulusan yang ingin melanjutakan sekolahnya ke jenjang perkuliahan hal tersebut terlihat
dari jumlah mahasiswa yang masuk dari jawa timur terdapat 29 siswa sementara hanya 3 saja yang
berasal dari luar Jawa Timur. Daerah Jawa Timur yang terbanyak adalah Kediri, Probolingo,
Blitar, Pasuruan dan lain-lain hal tersebut di karenakan jarak kota tersebut tidak begitu jauh kota.
Selain jarak dan udara kota Malang yang sejuk kualitas FEB UB menjadi daya tarik utamanya.
Seiring berjalannya waktu daya tarik kota Malang khususnya bagi siswa asal Jawa Timur mulai
berkurang hal tersebut dapat di liat di tabel jumlah mahasiswa angkatan 2013 yang berasal dari
Jawa Timur 22 anak dan dari luar jawa timur 10 anak. Penurunan tersebut di karenakan perubahan
kota malang yang semakin lama-lama semakin macet di sesaki kendaraan yang banyak hal tersebut
membuat daya tarik kota malang menjadi berkurang. Meskipun mengalami penurunan khususnya
bagi mahasiswa asal jawa timur tapi kota malang tetap menjadi idola bagi mahasiswa luar Jawa
Timur.
Profile Pendapatan Responden
Profile pendapatan responden adalah penghasilan yang diterima dari orang tua atau bisa
disebut uang saku sedangkan penghasilan tambahan bisa diperoleh melalului pekerjaan sampingan
diantaranya sebagai SPG, memiliki oline shop, makelar, ataupun ikut MLM. Profile pendapatan
mahasiswa di kategorikan menjadi 2. Mahasiswa yang bekerja dan mahasiswa yang tidak memiliki
pekerjaan.
Tabel 5 Profile Pendapatan Responden Mahasiswa Baru.
Mahasiswa baru Frekwensi persentase
Memiliki pekerjaan 10 31,00
Tidak memiliki
perkerjaan 22 69,00
Jumlah 32 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014
Tabel 6 Profile Pendapatan Responden Berdasarkan Mahasiswa Lama.
Mahasiswa lama Frekwensi persentase
Memiliki pekerjaan 29 91,00
Tidak memiliki
pekerjaan 3 9,00
Jumlah 32 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014
Tabel 7 Profile Pendapatan Responden Mahasiswa Laki-Laki.
Mahasiswa Laki-
Laki Frekwensi persentase
Memiliki pekerjaan 7 22,00
Tidak memiliki
perkerjaan 23 88,00
Jumlah 32 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014
10
Tabel 8 Profile Pendapatan Responden Berdasarkan Mahasiswa Perempuan.
Mahasiswa
Permpuan Frekwensi persentase
Memiliki pekerjaan 27 85,00
Tidak memiliki
pekerjaan 5 15,00
Jumlah 32 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa lama lebih banyak memiliki
pekerjaan daripada mahasiswa baru. Hal tersebut di karenakan mahasiswa lama sudah mulai
memikirkan masa depannya sehingga banyak dari mereka sudah memiliki pekerjaan sampingan.
Disamping itu jadwal kuliah yang mulai sedikit untuk mahasiswa lama juga menjadi alasan utama
untuk bekerja sebagai pengisi waktu luang.
Kategori jenis kelamin mahasiswa perempuan lebih banyak memiliki pekerjaan di
bandingkan mahasiswa laki-laki faktor kebutuhan pribadi perempuan yang banyak untuk membeli
baju, bedak, tas dan lain-lain membuat mahasiswa perempuan mencari pekerjaan sampingan untuk
mencukupi kebutuhannya. Terlepas dari itu banyaknya lapangan pekerjaan yang tersedia untuk
perempuan juga menjadi alasan tersendiri mulai dari oline shop, SPG, MLM dan lain-lain.
Sedangkan mahasiswa laki-laki lebih sedikit yang memiliki pekerjaan sampingan hanya sebagian
kecilnya saja. Sebagian kecil dari mereka yang bekerja kebanyakan dari keluarga yang keadaan
ekonominya menengah kebawah biaya hidup kota malang menuntut mereka bekerja untuk
mencukupi kebutuhannya.
Hasil Regresi pada Total konsumsi yang dipengaruhi oleh Pendapatan Seluruh Responden
Dependent Variable:TOTAL KONSUMSI SELURUH
RESPONDEN
Method: Least Squares
Date: 08/21/14 Time: 09:16
Sample: 1 64
Included observations: 64
Tabel 9 Hasil Regresi Pada Total Konsumsi yang dipengaruhi
oleh Pendapatan Seluruh Responden
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
LP 0.730284 0.080378 9.085658 0.0000
C 457727.5 152706.0 2.997443 0.0039
R-squared 0.571080 Mean dependent var 1760828.
Adjusted R-squared 0.564162 S.D. dependent var 635319.0
F-statistic 82.54918 Durbin-Watson stat 2.094126
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Data primer mahasiswa diolah, 2014
1. Uji R-squared
Pada tabel diatas koefesien determinasi (R²) sebesar 0.571080 atau 57,10 % nilai tersebut
artinya variabel pendapatan mahasiswa laki-laki dan perempuan mampu menjelaskan
total konsumsi sebesar 57,10 % dan sisanya sebesar 0.42892 atau 42.89 % dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak ada dalam model regresi.
2. Uji F
Pada nilai Probabilitas F-statistik yaitu sebesar 82.54918 dengan nilai signifikan
0,000000 jauh lebih kecil dari pada 0,05. Hal tersebut menjelaskan bahwa variabel
independen dari variabel dependen pendapatan mahasiswa laki-laki dan perempuan
secara bersama – sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel pola konsumsi
11
dari penjumlahan dari total makan, camilan, pulsa, keperluan kuliah, refreshing,
transportrasi, laundry, keperluan pribadi, dan kursus
3. Uji t
Uji t digunakan untuk menjelaskan pengaruh secara individual atau parsial dari variabel
pendapatan dengan signifikan 0,05 (5%), variabel pendapatan sebesar 0.0000, maka
variabel tersebut berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pola konsumsi
mahasiswa laki-laki dan perempuan
4. Dilhat dari koefesien tiap variabel pendapatan mempunyai nilai positif terhadap total
konsumsi, artinya semakin besar nilai pendapatan mahasiswa akan mampu
meningkatkatkan total konsumsi pada mahasiswa
Dari hasil estimasi dapat dijawab bahwa PENDAPATAN mempunyai pengaruh yang
positif terhadap TOTAL KONSUMSI SELURUH RESPONDEN dengan nilai koefesien regresi
dari variabel PENDAPATAN sebesar 0.730284. Artinya setiap kenaikan pendapatan sebesar Rp
100.000 maka akan menyebabkan kenaikan pola konsumsi seluruh responden sebesar Rp 73,028,
dengan asumsi cateris paribus atau paribus atau variabel yang lain dianggap konstan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa semakin besar pendapatan akan berdampak pada peningkatan terhadap total
konsumsi mahasiswa keseluruhan. Berdasarkan nilai probabilitas t-statistik menunjukkan bahwa
pendapatan berpengaruh signifikan terhadap total konsumsi mahasiswa laki-laki dan perempuan.
Hasil Uji Asumsi Klasik
Pada subbab ini akan disajikan beberapa uji asumsi klasik diantaranya adalah :
1. Hasil Uji Normalitas
Gambar 1 Hasil Uji Grafik Normalitas
Sumber: data primer, diolah 2014
Pengujian normalitas digunakan untuk melihat datanya normal atau tidak, dengan cara melihat
grafik uji normalitas pada grafik diatas, dengan catatan apabila nilai probabilitas diatas α = 5%
dapat disimpulkan bahwa datanya bedistribusi nomal dan sebaliknya, apabila melihat pengertian
tersebut dan melihat hasilnya maka datanya noramal, karena nilai probabiltasnya lebih besar dari α
= 5 %, yang mana dengan hasil probabilitas Probabilitas sebesar 0,112383 atau 11,23 %,
2. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey
0
2
4
6
8
10
12
-1000000 -500000 0 500000 1000000
Series: Residuals
Sample 1 64
Observations 64
Mean 2.66e-10
Median -58753.02
Maximum 1166704.
Minimum -968522.9
Std. Dev. 416082.9
Skewness 0.533204
Kurtosis 3.708632
Jarque-Bera 4.371692
Probability 0.112383
12
Tabel 10 Hasil Uji Heteroskedastisitas
F-statistic 0.909096 Prob. F(1,62) 0.3441
Obs*R-squared 0.924861 Prob. Chi-Square(1) 0.3362
Scaled explained SS 1.175493 Prob. Chi-Square(1) 0.2783
Sumber: data primer diolah, 2014
Dari hasil estimasi yang dilakukan dengan menggunakan no cross term didapatkan nilai
X² hitung < X² tabel, dengan nilai probabilitas Obs* R-squared sebesar 0.3362 atau 33.62 % > 5%
menunjukkan bahwa tidak ada gejala hetorosekdastisitas.
Hasil Regresi pada Konsumsi Makanan yang dipengaruhi oleh Pendapatan Seluruh
Responden
1. Hasil Uji Normalitas
Dependent Variable: KONSUMSI_MAKANAN
Method: Least Squares
Date: 12/13/14 Time: 22:01
Sample: 1 64
Included observations: 64
Tabel 11 Hasil Regresi Pada Konsumsi Makanan
yang dipengaruhi oleh Pendapatan Seluruh
Responden
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 513676.5 93599.47 5.488028 0.0000
PENDAPATAN 0.087536 0.052864 1.655878 0.1028
R-squared 0.042352 Mean dependent var 657968.8
Adjusted R-squared 0.026906 S.D. dependent var 277113.4
S.E. of regression 273360.0 Akaike info criterion 27.90572
Sum squared resid 4.63E+12 Schwarz criterion 27.97318
Log likelihood -890.9830 Hannan-Quinn criter. 27.93230
F-statistic 2.741933 Durbin-Watson stat 1.972177
Prob(F-statistic) 0.102800
Sumber: data primer mahasiswa diolah, 2014
1. . Uji R-squared
Pada tabel diatas koefesien determinasi (R²) sebesar 0.042352 atau 4.23 % nilai tersebut
artinya variabel pendapatan seluruh responden mampu menjelaskan total konsumsi
makanan sebesar 4.23 % dan sisanya 0.026906 atau 2,26% dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak ada dalam model regresi.
2. Uji F
Pada nilai probabilitas F-statistik yaitu sebesar 2.741933 dengan nilai signifikan 0,102800
jauh lebih kecil dari pada 0,05. Hal tersebut menjelaskan bahwa variabel independen dari
variabel dependen pendapatan seluruh responden secara bersama – sama berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel total konsumsi makanan dari penjumlahan dari
makanan dan camilan.
3. Uji t
Uji t digunakan untuk menjelaskan pengaruh secara individual atau parsial dari variabel
pendapatan dengan signifikan 0,05 (5%), variabel pendapatan sebesar 0.0000, maka
variabel tersebut berpengaruh signifikan secara parsial terhadap total konsumsi makanan
13
4. Dilhat dari koefesien tiap variabel pendapatan mempunyai nilai positif terhadap total
konsumsi, artinya semakin besar nilai pendapatan seluruh responden akan mampu
meningkatkatkan total konsumsi makanan pada mahasiswa.
Dari hasil estimasi dapat dijawab bahwa PENDAPATAN mempunyai pengaruh yang
positif terhadap TOTAL KONSUMSI MAKANAN dengan nilai koefesien regresi dari variabel
PENDAPATAN sebesar 0.087536. Artinya setiap kenaikan pendapatan sebesar Rp 100.000 maka
akan menyebabkan kenaikan total konsumsi makanan pada seluruh responden sebesar Rp 8.753,
dengan asumsi cateris paribus atau paribus atau variabel yang lain dianggap konstan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa semakin besar pendapatan akan berdampak pada peningkatan terhadap total
konsumsi makanan mahasiswa. Berdasarkan nilai probabilitas t-statistik menunjukkan bahwa
pendapatan seluruh responden berpengaruh signifikan terhadap total konsumsi makanan.
Hasil Uji Asumsi Klasik
Pada sub bab ini akan disajikan beberapa uji asumsi klasik diantaranya adalah :
Gambar 2 Hasil Uji Grafik Normalitas
Sumber: data primer, diolah 2014
Pengujian normalitas digunakan untuk melihat datanya normal atau tidak, dengan cara melihat
grafik uji normalitas pada grafik diatas, dengan catatan apabila nilai probabilitas diatas α = 5%
dapat disimpulkan bahwa datanya bedistribusi nomal dan sebaliknya, apabila melihat pengertian
tersebut dan melihat hasilnya maka datanya normal, karena nilai probabiltasnya lebih besar dari α
= 5 %, yang mana dengan hasil probabilitas Probabilitas sebesar 0.570665 atau 57.06%
2. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey
Tabel 12 Hasil Uji Heterodasitas
F-statistic 1.670878 Prob. F(1,62) 0.2009
Obs*R-squared 1.679515 Prob. Chi-Square(1) 0.1950
Scaled explained SS 1.269964 Prob. Chi-Square(1) 0.2598
Sumber: data primer, diolah 2014
Dari hasil estimasi yang dilakukan dengan menggunakan no cross term didapatkan nilai
X² hitung < X² tabel, dengan nilai probabilitas Obs* R-squared sebesar 0.1950 atau 19.50 % > 5%
menunjukkan bahwa tidak ada gejala hetoroskedasitas.
0
2
4
6
8
10
12
-600000 -400000 -200000 0 200000 400000
Series: Residuals
Sample 1 64
Observations 64
Mean 7.28e-12
Median 42526.62
Maximum 525048.2
Minimum -629980.6
Std. Dev. 271181.8
Skewness -0.259681
Kurtosis 2.611440
Jarque-Bera 1.121907
Probability 0.570665
14
Hasil Regresi pada Konsumsi non Makanan yang dipengaruhi oleh Pendapatan Seluruh
Responden
1. Hasil Uji Normalitas
Dependent Variable: NON_MAKANAN
Method: Least Squares
Date: 12/13/14 Time: 22:04
Sample: 1 64
Included observations: 64
Tabel 13 Hasil Regresi pada Konsumsi non
Makanan yang dipengaruhi oleh Pendapatan
Seluruh Responden
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 92747.32 141765.0 0.654233 0.5154
PENDAPATAN 0.590308 0.080067 7.372671 0.0000
R-squared 0.467154 Mean dependent var 1065797.
Adjusted R-squared 0.458559 S.D. dependent var 562671.9
S.E. of regression 414028.9 Akaike info criterion 28.73601
Sum squared resid 1.06E+13 Schwarz criterion 28.80348
Log likelihood -917.5523 Hannan-Quinn criter. 28.76259
F-statistic 54.35627 Durbin-Watson stat 1.737642
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: data primer, diolah 2014
1. Uji R-squared
Pada tabel diatas koefesien determinasi (R²) sebesar 0.467154 atau 46.71 % nilai tersebut
artinya variabel pendapatan seluruh responden mampu menjelaskan total konsumsi non
makanan sebesar 46.71 % dan sisanya 0.458559 atau 45.85% dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak ada dalam model regresi.
2. Uji F
Pada nilai Probabilitas F-statistik yaitu sebesar 54.35627 dengan nilai signifikan
0,000000 jauh lebih kecil dari pada 0,05. Hal tersebut menjelaskan bahwa variabel
independen dari variabel dependen pendapatan seluruh responden secara bersama – sama
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel total konsumsi non makanan dari
penjumlahan pulsa, keperluan kuliah, refresing, transportasi, laundry, keperluan pribadi
dan kursus.
3. Uji t
Uji t digunakan untuk menjelaskan pengaruh secara individual atau parsial dari variabel
pendapatan dengan signifikan 0,05 (5%), variabel pendapatan sebesar 0.0000, maka
variabel tersebut berpengaruh signifikan secara parsial terhadap total konsumsi non
makanan
4. Dilhat dari koefesien tiap variabel pendapatan mempunyai nilai positif terhadap total
konsumsi, artinya semakin besar nilai pendapatan seluruh responden akan mampu
meningkatkatkan total konsumsi non makanan pada mahasiswa.
Dari hasil estimasi dapat dijawab bahwa PENDAPATAN mempunyai pengaruh yang
positif terhadap TOTAL KONSUMSI NON MAKANAN dengan nilai koefesien regresi dari
variabel PENDAPATAN sebesar 0.590308. Artinya setiap kenaikan pendapatan sebesar Rp
100.000 maka akan menyebabkan kenaikan total konsumsi non makanan pada seluruh responden
15
sebesar Rp 59.030, dengan asumsi cateris paribus atau paribus atau variabel yang lain dianggap
konstan. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin besar pendapatan akan berdampak pada
peningkatan terhadap total konsumsi makanan mahasiswa. Berdasarkan nilai probabilitas t-statistik
menunjukkan bahwa pendapatan seluruh responden berpengaruh signifikan terhadap total
konsumsi non makanan.
Hasil Uji Asumsi Klasik
Pada subbab ini akan disajikan beberapa uji asumsi klasik diantaranya adalah :
Gambar 3 Hasil Uji Grafik Normalitas
Sumber: data primer, diolah 2014
Pengujian normalitas digunakan untuk melihat datanya normal atau tidak, dengan cara
melihat grafik uji normalitas pada grafik diatas, dengan catatan apabila nilai probabilitas diatas α =
5% dapat disimpulkan bahwa datanya berdistribusi nomal dan sebaliknya, apabila melihat
pengertian tersebut dan melihat hasilnya maka datanya normal, karena nilai probabilitasnya lebih
besar dari α = 5 %, yang mana dengan hasil probabilitas. Probabilitas sebesar 0.000090.
2. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey
Tabel 14 Hasil Uji Heteroskedastisitas
F-statistic 1.357259 Prob. F(1,62) 0.2485
Obs*R-squared 1.371028 Prob. Chi-Square(1) 0.2416
Scaled explained SS 2.518760 Prob. Chi-Square(1) 0.1125
Sumber: data primer, diolah 2014
Dari hasil estimasi yang dilakukan dengan menggunakan no cross term didapatkan nilai X² hitung
< X² tabel, dengan nilai probabilitas Obs* R-squared sebesar 0.2416 atau 24.16 % > 5%
menunjukkan bahwa tidak ada gejala heteroskedastisitas.
Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil observasi ditemukan bahwa semakin tinggi pendapatan atau uang saku
yang diterima oleh seorang mahasiswa, maka baik itu konsumsi makanan maupun konsumsi non
makanan juga meningkat. Hal ini sejalan dengan dengan teori engel bahwa jika pendapatan
meningkat maka persentase pendapatan yang dibelanjakan untuk konsumsi non pangan juga akan
meningkat. Konsumsi yang dilakukan oleh seorang mahasiswa ditentukan oleh pendapatannya,
yaitu berupa uang saku dari orang tuanya. Hal ini juga sejalan dengan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Syahrina (2008) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi Mahasiswa
0
2
4
6
8
10
12
-500000 0 500000 1000000 1500000
Series: Residuals
Sample 1 64
Observations 64
Mean -5.09e-11
Median -58148.20
Maximum 1558883.
Minimum -736271.5
Std. Dev. 410729.8
Skewness 0.910532
Kurtosis 4.915139
Jarque-Bera 18.62408
Probability 0.000090
16
Unhas. Ia menyimpulkan bahwa uang saku berpengaruh positif dan signifikan terhadap terhadap
konsumsi seorang mahasiswa. Begitupun dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2011)
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi internet mahasiswa Fakultas Ekonomi Unhas
yang menyimpulkan bahwa konsumsi internet mahasiswa Unhas secara signifikan dan positif
dipengaruhi oleh uang saku dari orangtua. Dari hasil estimasi dapat dijawab bahwa
PENDAPATAN mempunyai pengaruh yang positif terhadap TOTAL KONSUMSI SELURUH
RESPONDEN dengan nilai koefesien regresi dari variabel PENDAPATAN sebesar 0.730284.
Artinya setiap kenaikan pendapatan sebesar Rp 100.000 maka akan menyebabkan kenaikan total
konsumsi seluruh responden sebesar Rp 73.028, dengan asumsi cateris paribus atau paribus atau
variabel yang lain dianggap konstan. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin besar pendapatan
akan berdampak pada peningkatan terhadap total konsumsi mahasiswa keseluruhan.
Begitu juga dengan peningkatan untuk konsumsi makanan meningkat sebesar Rp 8.753
sedangkan untuk konsumsi non makanan akan meningkat Rp 59.030 hal tersebut sesuai dengan
Teori Engel yang mengatakan bahwa ketika pendapatan meningkat maka konsumsi juga
meningkat tetapi untuk konsumsi makanan tidak lebih besar dari pada konsumsi non makanan.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil observasi disimpulkan hubungan antara pendapatan dengan total konsumsi adalah
konsumsi yang dilakukan sangat tergantung dari pendapatan yang siap dibelanjakan. Berdasarkan
tingkat pendapatannya mahasiswa FEB UB dapat di simpulkan bahwa konsumsi non makanan
yang lebih besar dibandingkan dengan konsumsi makanan Hal ini sejalan dengan dengan teori
engel bahwa jika pendapatan meningkat maka persentase pendapatan yang dibelanjakan untuk
konsumsi non pangan juga akan meningkat. Konsumsi yang dilakukan oleh seorang mahasiswa
ditentukan oleh pendapatannya yaitu berupa uang saku dari orang tuanya dan penghasilanya dari
bekerja.
Saran
1. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan melakukan pengembangan model penelitian dengan
menggunakan variabel-variabel lain diluar dari variabel dalam penelitian ini. Dalam
menganalisis pendapatan yang mempengaruhi total konsumsi mahasiswa. Hal ini akan
memberikan tambahan informasi dan memberikan pemahaman tersendiri tentang
partisipasi dalam kegiatan ekonomi.
2. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa lama kuliah ataupun jenis kelamin ternyata
merupakan variabel yang memiliki peran penting dalam mempengaruhi total konsumsi
mahasiswa. Dengan demikian maka hal ini dapat dijadikan sebagai landasan bagi peneliti
selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut tentang total konsumsi mahasiswa.
3. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menambah jumlah sample sehingga
semakin luas cakupannya dan semakin banyak responden yang akan diteliti .
Daftar Pustaka
Boediono. 1997. Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE
Dumairy. 1999. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Efendy, Nurkurnia. 2012. Pola Konsumsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universits
Brawijaya Malang angkatan 2010 Berdasarkan Gaya Konsumsinya . Malang
FEB.UB. 2014. Profile Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya-FEB UB.
www.feb.ub.ac.id Diakses 25 desember 2014
Maharani. Dayu. .2006. Perbandingan Pola Konsumsi Pada Kalangan Mahasiswa Yang Indekos
Di Kota Surakarta. Surakarta.
Nicholson,Walter. 2002. Mikroekonomi Intermediate. Jakarta: Erlangga
17
Pindyck, Robert S. 2009. Micro Ekonomi. Jakarta: Indeks.
Rosyidi, Suherman. 2005. Pengantar Teori Ekonomi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta
Syahrina, Ade. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Mahasiswa Unhas Kota
Makassar. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin. Tidak Dipublikasikan.
Makassar.
Tempo. 2013. Pola Konsumtif Penyebab Masyarakat Mudah di tipu. www.tempo.com. Diakses 27
April 2013
Tribunews. 2013. Ekonomi Indonesia ditopang Pola Konsumsif Masyarakat. www.tribunews.com
Diakses 20 Desember 2013