Analisis Hubungan Antara Pendapatan dengan Perilaku ...

17
1 Analisis Hubungan Antara Pendapatan dengan Perilaku Konsumsi Mahasiswa (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya) JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Denova RL Tobing 105020107111044 KONSENTRASI EKONOMI SUMBER DAYA JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015

Transcript of Analisis Hubungan Antara Pendapatan dengan Perilaku ...

Page 1: Analisis Hubungan Antara Pendapatan dengan Perilaku ...

1

Analisis Hubungan Antara Pendapatan dengan Perilaku

Konsumsi Mahasiswa

(Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Brawijaya)

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Denova RL Tobing

105020107111044

KONSENTRASI EKONOMI SUMBER DAYA

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: Analisis Hubungan Antara Pendapatan dengan Perilaku ...

2

LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL

Artikel Jurnal dengan judul :

Analisis Hubungan Antara Pendapatan Dengan Perilaku Konsumsi

Mahasiswa

(Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Brawijaya)

Yang disusun oleh :

Nama : Denova RL Tobing

NIM : 105020107111044

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : S1 Ilmu Ekonomi

Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang

dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 28 Juli 2015

Malang, 28 Juli 2015

Dosen Pembimbing,

Prof. Dr. Khusnul Ashar, SE., MA.

NIP. 19550815 198403 1 002

Page 3: Analisis Hubungan Antara Pendapatan dengan Perilaku ...

3

Analisis Hubungan Antara Pendapatan Dengan Perilaku Konsumsi (Studi Pada Mahasiswa

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya)

Denova RL Tobing

Prof. Dr. Khusnul Ashar, SE., MA.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang

Email : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendapatan terhadap

total konsumi mahasiswa. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Pendapatan (X1),

sedangkan variabel dependennya adalah Total Konsumsi (Y). Penelitian ini merupakan penelitian

kuota sampling karena mengambil seluruh jumlah samplenya sudah ditentukan sebagai responden

yaitu 64 orang mahasasiswa fakultas ekonomi universitas brawijaya. Untuk analisis data yang

digunakan analisis regresi sederhana dengan menggunakan bantuan komputer SPSS 20 for

windows. Dari hasil yang telah dilakukan diperoleh persaman regresi sederhana : Y = X

Dari persamaan regresi tersebut menunjukkan adanya pengaruh dari variabel pendapatan

terhadap variabel dependen. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan

dijelaskan melalui R-square (R2) sebesar 0.571080 atau 57,10% Pada nilai Probabilitas F-statistik

yaitu sebesar 82.54918 dengan nilai signifikan 0,000000 jauh lebih kecil dari pada 0,05. Hal

tersebut menjelaskan bahwa variabel independen dari variabel dependen pendapatan mahasiswa

secara bersama – sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel total konsumsi, t

digunakan untuk menjelaskan pengaruh secara individual atau parsial dari variabel pendapatan

dengan signifikan 0,05 (5%), variabel pendapatan sebesar 0.0000, maka variabel tersebut

berpengaruh signifikan secara parsial terhadap total konsumsi Dilhat dari koefesien tiap variabel

pendapatan mempunyai nilai positif terhadap total konsumsi, artinya semakin besar nilai

pendapatan mahasiswa akan mampu meningkatkatkan total konsumsi.

Hasil estimasi dapat dijawab bahwa pendapatan mempunyai pengaruh yang positif terhadap

total konsumi dengan nilai koefesien regresi dari variabel pendapatan sebesar 0.730284. Artinya

setiap kenaikan pendapatan sebesar Rp 100.000 maka akan menyebabkan kenaikan pola konsumsi

seluruh responden sebesar Rp 73,028, dengan asumsi cateris paribus atau paribus atau variabel

yang lain dianggap konstan. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin besar pendapatan akan

berdampak pada peningkatan terhadap total konsumsi mahasiswa keseluruhan. Berdasarkan nilai

probabilitas t-statistik menunjukkan bahwa pendapatan berpengaruh signifikan terhadap total

konsumsi mahasiswa laki-laki dan perempuan. Hal tersebut sejalan dengan teori Engel bahwa

pendapatan meningkat presentasi untuk konsumsi juga meningkat.

Kata kunci : Pendapatan, Total konsumsi, Mahasiswa, Regresi sederhana

A. LATAR BELAKANG

Saat ini Indonesia menjadi pasar yang subur untuk setiap produk perdagangan dunia.

Jumlah masyarakat kita yang banyak membuat Indonesia menjadi sasaran pasar yang potensial

dalam perdagangan dunia. Hal itu semakin di perparah dengan industri kita yang Belum mampu

bersaing dengan produsen-produsen asing yang makin lama kian menjamur. belum lagi budaya

masyarakat yang konsumtif. Seperti yang tertera di surat kabar dijelaskannya, hampir sebagian

besar masyarakat Indonesia memiliki perilaku konsumtif dan menyukai barang-barang baru.

Mereka juga rela menghabiskan sebagian pendapatan mereka untuk membeli produk baru yang

sedang tren, (Tribunews/5/12/ 2013 21:31 WIB). Tanpa banyak pertimbangan masyarakat sangat

mudah dipengaruhi ketika ada barang baru yang datang layaknya kacang goreng bisa menjadi

rebutan seperti kemunculan hp baru beberapa tahun lalu yang meledak di pasaran masyarakat kita

berdesak-desakan, dorong-dorangan yang mengakibatkan beberapa orang jatuh pingsan dan

bahkan ada seorang mengalami patah tulang. Hanya untuk membeli handphone blackberry seri

terbaru dengan di iming imingi harga murah. (Kompasiana.co.id/25/11/11).

Page 4: Analisis Hubungan Antara Pendapatan dengan Perilaku ...

4

Kondisi konsumsi masyarakat saat ini sudah menjadi masyarakat konsumstif pengertian

Perilaku konsumtif adalah prilaku seseorangyang suka membelanjakan uangnya dalam jumlah

yang besar. Masyarakat kita saat ini lebih mengutamakan keinginanya dari pada kebutuhanya.

Artinya seberapapun penghasilan seseorang, bila pola hidup konsumtif yang diterapkan, tetap tidak

akan merasa mencukupi. (Tempo.co/27/02/13).

Hal tersebut perlu dikaji dengan mengunakan teori Engel, dengan menganalisa seberapa

besar pengaruh pendapatan terhadap total konsumsi mahasiswa sebagai samplenya. Konsumsi

merupakan kegiatan belanja barang dan jasa yang dilakukan oleh individu maupun rumah tangga

dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang-orang yang melakukan pembelanjaan

tersebut atau juga pendapatan yang dibelanjakan. Bagian pendapatan yang tidak dibelanjakan

dapat dialokasikan sebagai tabungan (saving).

Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan mereka

yang lain dapat digolongkan sebagai pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang di

produksi untuk masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi.

Kegiatan produksi berlangsung karena adanya permintaan konsumen dalam pemenuhan kebutuhan

barang dan jasanya.

Dari prinsip dasar konsumsi tadi di atas, tidak jarang perbedaan besarnya jumlah

anggaran setiap individu maupun rumah tangga mempengaruhi pola konsumsi mereka dilihat dari

besar kecilnya total konsumsi mereka. Konsumsi ini lebih cenderung pada tingkah laku individu

maupun rumah tangga dalam melakukan kegiatan konsumsinya. Contohnya adalah orang yang

memiliki pendapatan tinggi tentu memiliki anggaran yang besar untuk konsumsi, dimana mereka

cenderung memiliki total konsumsi yang terkesan hedonis, dilihat dari pola konsumsi yang

menghabiskan biaya banyak. Sebaliknya orang yang pendapatannya sedikit otomatis memiliki

anggaran yang sedikit untuk konsumsi, cenderung memiliki total konsumsi yang terkesan selalu

irit, dilihat dari total konsumsinya yang menghabiskan sedikit biaya.

Mahasiswa adalah peserta didik yang telah terdaftar di sebuah Universitas dan memenuhi

persyaratan lain yang ditetapkan oleh universitas yang bersangkutan. Mahasiswa sama halnya

dengan masyarakat atau rumah tangga, juga melakukan aktivitas ekonomi sehari-hari termasuk

konsumsi. Namun, total konsumsi suatu masyarakat atau individu termasuk pula mahasiswa

berbeda-beda satu sama lain. Mahasiswa sendiri masuk pada golongan anak muda pada

masyarakat dan 3-5 tahun ke depan mahasiswa akan menjadi bagian dari masyarakat. Total

konsumsi sangat dipengaruhi oleh perilaku konsumsi konsumen dalam jangka panjang. Perilaku

konsumsi konsumen ini yang akan dijadikan dasar dalam mencari pola konsumsi saat ini. Total

konsumsi mahahasiswa saat ini layak untuk di teliti untuk menjadi tolak ukur pola konsumsi

masyarakat pada akhirnya.

Pada mahasiswa FEB (Fakultas Ekonomi dan Bisnis) Universitas Brawijaya, selain dari

konsumsi makanan biasanya hanya berpusat pada bidang perkuliahan, seperti fotocopy, biaya

internet, print tugas, kertas folio bergaris untuk mahasiswa akuntansi dan lain sebagainya. Jika

dikelompokkan maka konsumsi non makanan mahasiswa bergerak dalam empat hal yaitu

transportasi, komunikasi meliputi biaya pulsa, internet, dan lain sebagainya; entertainment

meliputi pembelanjaan untuk membeli pakaian, handphone, laptop, aksesoris dan lain sebagainya.

Khusus mahasiswa perantauan yang tinggal di kost dan jauh dari keluarga, pola konsumsi

mereka jelas berbeda lagi. Hal ini disebabkan mahasiswa yang tinggal di kost harus mengeluarkan

biaya-biaya rutin seperti biaya untuk makan (pangan) sehari-hari, biaya listrik, transportasi, air,

uang sewa kos, dan perlengkapan sehari-hari lainnya. Diantara kategori-kategori di atas, makanan

termasuk salah satu kategori yang paling penting untuk di konsumsi.

Total konsumsi mahasiswa dapat dipengaruhi dari anggaran yang mereka peroleh setiap

bulan. Anggaran itu dapat diperoleh dari uang saku bulanan orang tua, gaji dari magang atau

penghasilan dari berwirausaha, maupun dari sumber lain-lain seperti beasiswa.

Untuk mengetahui pola konsumsi mahasiswa mengunakan teori Engel. Ernest Engel

(1821-1896) adalah seorang ekonom yang mengasumsikan tentang perilaku konsumen, bahwa

bagian pendapatan yang digunakan untuk belanja makanan cenderung menurun jika

pendapatannya meningkat (Nicholson, 2002). Penemuan ini dikemukakan oleh Ernest Engel pada

abad kesembilan belas dan dikenal sebagai Hukum Engel. Teori tersebut sangat cocok dengan

Page 5: Analisis Hubungan Antara Pendapatan dengan Perilaku ...

5

keadaan Total konsumsi mahasiswa saat ini khususnya mahasiswa FEB UB yang notabenya

mahasiswa dari keluarga kalangan menengah keatas dilihat dari besarnya SPP mereka.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat diambil dalam penelitian ini

dapat dirinci sebagai berikut :

1. Bagaimana hubungan antara Total konsumsi dengan pendapatan mahasiswa FEB UB ?

2. Bagaimana pengaruh pendapatan mahasiswa FEB UB terhadap pengeluaran konsumsi dengan

mengunakan teori Engel ?

B. KAJIAN PUSTAKA

Teori Konsumsi

Konsumsi adalah pengunaan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan manusiawi.

(Rosyidi, 2005) Konsumsi dalam istilah sehari hari sering diartikan sebagai pemenuhan akan

makanan dan minuman. Konsumsi mempunyai pengertian yang lebih luas lagi yaitu barang dan

jasa akhir yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Barang dan jasa akhir yang

dimaksud adalah barang dan jasa yang sudah siap dikonsumsi oleh konsumen. Barang konsumsi

ini terdiri dari barang konsumsi sekali habis dan barang konsumsi yang dapat dipergunakan lebih

dari satu kali.

Menurut Penelitian Engel melahirkan empat butir kesimpulan (Nicholson, 2002), yang

kemudian dikenal dengan Hukum Engel. Keempat butir kesimpulanya yang dirumuskan adalah (1)

Jika pendapatan meningkat, maka persentase pengeluaran untuk konsumsi pangan semakin kecil.

(2) Persentase pengeluaran untuk konsumsi pakaian relatif tetap dan tidak tergantung pada tingkat

pendapatan. (3) Persentase pengeluaran konsumsi untuk pengeluaran rumah relatif tetap dan tidak

tergantung pada tingkat pendapatan. (4) Jika pendapatan meningkat, maka persentase pengeluaran

untuk pendidikan, kesehatan, rekreasi, barang mewah, dan tabungan semakin meningkat.

Pola Konsumsi

Pola konsumsi adalah gambaran alokasi dan komposisi atau bentuk konsumsi yang

berlaku secara umum. Konsumsi bisa diartikan sebagai kegiatan untuk pemenuhan kebutuhan atau

keinginan saat ini guna meningkatkan kesejahteraannya. Dengan demikian, alokasi konsumsi

sangat tergantung pada definisi dan persepsi mengenai kebutuhan dan kendala yang dihadapi.

Menurut Dumairy (1999:114) menyatakan bahwa Pola konsumsi dapat dikenali

berdasrkan alokasi penggunaannya. Untuk keperluan analisis, secara garis besar alokasi

pengeluaran konsumsi digolongkan dalam dua kelompok penggunaan, yaitu pengeluaran untuk

makanan dan pengeluaran untuk non- makanan.Perbandingan besar pengeluaran perkapita

penduduk perkotaan terhadap penduduk pedesaan cenderung konstan tahun demi tahun .

Pengeluaran rata-rata orang kota selalu dua kalilipat pengeluaran orang desa. Perbandingan total

pengeluarannya juga demikan. Alokasi pengeluaran untuk makanan di kalangan orang desa lebih

besar dibandingkan orang kota.

Sebagai penerapannya total konsumsi pada masyarakat dapat dikenali berdasarkan alokasi

penggunaannya. Untuk keperluan analisis, secara garis besar alokasi pengeluaran konsumsi

digolongkan dalam dua kelompok penggunaan, yaitu pengeluaran untuk makanan dan pengeluaran

untuk non-makanan.

Melalui perbandingan-perbandingan perilaku dan total konsumsi masyarakat, telah

disingkat adanya kesenjangan antara masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan. Pengeluaran

konsumsi masyarakat dapat pula difungsikan untuk mendeteksi ketimpangan kemakmuran antar

lapisan masyarakat, sebab sebagaimana diketahui kesenjangan kemakmuran dapat diukur baik

dengan pendekatan pendapatan maupun dengan pendekatan pengeluaran. total konsumsi

masyarakat berbeda antar lapisan pengeluaran. Terdapat kecenderungan umum bahwa semakin

rendah kelas pengeluaran masyarakat semakin dominan alokasi belanjanya untuk pangan

.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Pola Konsumsi Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen (Pindyck, 2009) diantaranya:

Page 6: Analisis Hubungan Antara Pendapatan dengan Perilaku ...

6

1. Preferensi Konsumen: Langkah pertama adalah menemukan cara yang praktis untuk

mengambarkan alasan-alasan mengapa orang lebih suka satu barang dari pada banyak barang

lain.

2. Keterbatasan Anggaran: Sudah pasti, konsumen juga mempertimbangkan harga oleh karena

itu konsumen mempunyai keterbatasan pendapatan yang membatasi jumblah barang yang

akan dibeli.

3. Pilihan-Pilihan Konsumen: Dengan mengetahui preferensi dan keterbatasan pendapatan

konsumen dapat memilih untuk membeli kombinasi barang-barang yang memaksimalkan

kepuasan. Kombinasi ini bergantung pada harga barang tersebut.

Teori Engel yang menyatakan bahwa: “Semakin tinggi tingkat pendapatan keluarga semakin

rendah persentase pengeluaran untuk konsumsi makanan” (Nicholson, 2002). Berdasarkan teori

klasik ini, maka keluarga bisa dikatakan lebih sejahtera bila persentase pengeluaran untuk

makanan jauh lebih kecil dari persentase pengeluaran yang untuk bukan makanan. Artinya

proporsi alokosi peengeluaran untuk pangan akan semakin kecil dengan bertambahnya pendapatan

keluarga, karena sebagian besar dari pendapatan tersebut dialokasikan pada kebutuhan non

pangan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan mempunyai peranan penting dalam

mempengaruhi pengeluaran konsumsi masyarakat, baik itu konsumsi barang tidak tahan lama,

barang tahan lama, dan jasa.

Perilaku konsumen terhadap suatu barang tertentu dapat dianalisa melalui teori nilai guna

(utility theory), yang membahas tentang kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dari

mengkonsumsikan barang-barang (Nicholson, 2002). Pada dasarnya ada dua pendekatan yang

digunakan untuk menjelaskan perilaku konsumen, yaitu pendekatan marginal utility dan

pendekatan indifference.

Pendekatan marginal utility bertitik tolak pada anggapan yang berarti bahwa kepuasan setiap

konsumen bisa diukur dengan uang atau dengan satuan lain. Dengan adanya teori pendekatan ini

konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan total yang maksimum. Sedangkan pendekatan

indifference ini, pendekatan yang memerlukan adanya anggapan bahwa kepuasan konsumen bisa

diukur. Karena barang-barang yang dikonsumsi mempunyai dan menghasilkan tingkat kepuasan

yang sama. Anggapan yang diperlukan dalam pendekatan indifference ini adalah bahwa tingkat

kepuasan konsumen bisa dikatakan lebih tinggi atau lebih rendah tanpa menyatakan berapa lebih

tinggi atau lebih rendah (Boediono, 1997).

Perilaku konsumsi di atas berupaya untuk mencapai kepuasan maksimum yang hanya akan

dibatasi oleh jumlah anggaran keuangan yang dimilikinya. Dengan kata lain konsumen dapat

mengkonsumsi apa saja sepanjang anggarannya memadai untuk itu, serta konsumen cenderung

menghabiskan anggarannya demi mengejar kepuasan tertinggi yang bisa dicapainya demi

mengejar kepuasan maksimum.

kebutuhan manusia relatif tidak terbatas sementara sumber daya yang tersedia sangat terbatas,

hal ini mengakibatkan manusia dalam memenuhi setiap kebutuhannya akan berusaha memilih

alternatif yang paling menguntukan dirinya. Lebih lanjut ia katakan bahwa timbulnya perilaku

konsumen karena adanya keinginan meperoleh kepuasan yang maksimal dengan berusaha

mengkonsumsi barang dan jasa sebanyak-banyaknya, tetapi mempunyai keterbatasan pendapatan.

Teori Engel

Sebuah generalisasi paling penting tentang perilaku konsumen adalah bahwa, pendapatan

yang digunakan untuk belanja makanan cenderung menurun jika pendapatannya meningkat.

Penemuan ini pertama kali dikemukakan oleh seorang ekonom rusia, Ernest Engel dan dikenal

sebagai Hukum Engel.

sebagai pelopor dalam penelitian tentang pengeluaran rumah tangga. Penelitian Engel

melahirkan empat butir kesimpulan, yang kemudian dikenal dengan Hukum Engel. Ke empat butir

kesimpulanya yang dirumuskan tersebut adalah :

a. Jika Pendapatan meningkat, maka persentasi pengeluaran untuk konsumsi pangan

semakin kecil.

b. Persentase pengeluaran untuk konsumsi pakaian relatif tetap dan tidak tergantung pada

tingkat pendapatan.

c. Persentase pengeluaran konsumsi untuk pengeluaran rumah relatif tetap dan tidak

tergantung pada tingkat pendapatan.

Page 7: Analisis Hubungan Antara Pendapatan dengan Perilaku ...

7

d. Jika pendapatan meningkat, maka persentase pengeluaran untuk pendidikan, kesehatan,

rekreasi, barang mewah, dan tabungan semakin meningkat.

C. METODE PENELITIAN

Penelitian dan Metode Pengumpulan Data

Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitan yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif

Menurut Sugiono (2008:13), “metode ini dapat dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek

baru dengan data penelitian berupa angka-angka dan analisis mengunakan statisika”. Dengan

metode ini penulis mencoba membuat suatu deskripsi atau gambaran secara faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta yang terjadi pada saat dilaksanakannya penelitian.

teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data, diantaranya :

1. Wawancara (interview)

Menurut Sugiono (2008:137) “wawancara digunakan sebagai teknik pengum-pulan data

apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam

dan jumlah respondennya sedikit/kecil”. Metode wawancara digunakan untuk menggali informasi

dari mahasiswa.

2. Quesioner

Teknik ini dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk

dijawab. Quesioner yang digunakan bersifat terstruktur dengan mengkombinasikan pertanyaan

tertutup dan terbuka yang ditujukan untuk mengetahui total konsumsi (Sugiono 2008:158).

3. Dokumentasi

Sugiono (2008:158) mengemukakan bahwa “metode ini merupakan suatu cara

pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah

yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan”.

Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia atau telah

disediakan oleh pihak lain.

Metode Analisis

Untuk menjelaskan bagaimana total konsumsi mahasiswa penulis mengunakan metode

analisis regresi sederhana. Metode analisis regresi sederhana atau yang disebut juga dengan

analisis dua variabel adalah suatu persamaan yang menjelaskan hubungan anatara satu variabel

dependen (Y) dengan satu variabel independen (X). persamaan tersebut nantinya diperlukan untuk

melakukan estimasi demi mendapatkan nilai rata-rata dari variabel dependen berdasarkan variabel

independen (Sugiyono.2008).

Kemudian model tersebut dirumuskan dalam suatu model estimasi regresi sederhana dengan

formulasi sebagai berikut :

Y = a + X1 + e

Dimana : Y = Tingkat Produktivitas Karyawan

a = Konstanta

X1 = Gaji (dalam Rupiah)

e = Error

Page 8: Analisis Hubungan Antara Pendapatan dengan Perilaku ...

8

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Profil Responden

Berdasarkan hasil penelitian dari 64 responden yang merupakan mahasiswa Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UB Malang, di peroleh gambaran umum mengenai identitas responden yang

diklasifikasikan oleh penulis berdasarkan jenis kelamin responden dan lama kuliah.

Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin dari 64 anak yang terjaring sebanyak 32 anak laki-laki dan

sebanyak 32 anak perempuan. Berikut adalah Tabel 1 yang memperlihatkan distribusi pekerja anak

berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekwensi Persentase

Laki-laki 32 50,00

Perempuan 32 50,00

Jumlah 64 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014

Nampak pada Tabel 1 Jumlah mahasiswa yang terjaring sebagai responden dalam

penelitian ini sama besar antara laki-laki dan perempuan yakni masing masing sebesar 50.00

persen atau 50 mahasiswa.

Lama kuliah

Distribusi responden berdasarkan lama kuliah yang ditempuh terbagi ke dalam 2

kelompok yaitu mahasiswa baru dan mahasiswa lama. kelompok mahasiswa baru adalah

mahasiswa angkatan pelajaran 2013 yang masuk pada semester 2 (1 semester sama dengan 16

minggu atau 4 bulan). Sebaliknya, untuk kelompok mahasiswa lama adalah mahsiswa yang saat

ini menempuh semester 8 atau mahasiswa angkatan 2010.

Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Kuliah

Lama kuliah Frekwensi Persentase

Mahasiswa baru 32 50,00

Mahasiswa

lama 32 50,00

Jumlah 64 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014

Responden yang berhasil di dapat seperti terlihat dari tabel diatas 32 mahasiswa baru dan

32 juga untuk mahasiswa lama dengan jumlah total keseluruhan 64 mahasiswa.

Daerah asal responden

Daerah asal responden di kategorikan menjadi 2 yaitu daerah Jawa Timur dan luar jawa

timur. Data tersebut diambil dari mahasiswa lama yaitu mahasiswa angkatan 2010 dan mahasiswa

baru angkatan 2013.

Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Daerah Asal Mahasiswa Baru.

Mahasiswa

baru Frekwensi persentase

Jawa timur 22 69,00

Luar jawa timur 10 31,00

Jumlah 32 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014

Page 9: Analisis Hubungan Antara Pendapatan dengan Perilaku ...

9

Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Daerah Asal Mahasiswa Lama.

Mahasiswa

lama Frekwensi persentase

Jawa timur 29 91,00

Luar jawa timur 3 9,00

Jumlah 32 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014

Kota Malang masih menjadi idola bagi para pelajar udara Malang yang dingin membuat

kota ini sangat cocok sebagai kota pendidikan. Pada tahun 2010 kota ini menjadi primadona bagi

pelajar lulusan yang ingin melanjutakan sekolahnya ke jenjang perkuliahan hal tersebut terlihat

dari jumlah mahasiswa yang masuk dari jawa timur terdapat 29 siswa sementara hanya 3 saja yang

berasal dari luar Jawa Timur. Daerah Jawa Timur yang terbanyak adalah Kediri, Probolingo,

Blitar, Pasuruan dan lain-lain hal tersebut di karenakan jarak kota tersebut tidak begitu jauh kota.

Selain jarak dan udara kota Malang yang sejuk kualitas FEB UB menjadi daya tarik utamanya.

Seiring berjalannya waktu daya tarik kota Malang khususnya bagi siswa asal Jawa Timur mulai

berkurang hal tersebut dapat di liat di tabel jumlah mahasiswa angkatan 2013 yang berasal dari

Jawa Timur 22 anak dan dari luar jawa timur 10 anak. Penurunan tersebut di karenakan perubahan

kota malang yang semakin lama-lama semakin macet di sesaki kendaraan yang banyak hal tersebut

membuat daya tarik kota malang menjadi berkurang. Meskipun mengalami penurunan khususnya

bagi mahasiswa asal jawa timur tapi kota malang tetap menjadi idola bagi mahasiswa luar Jawa

Timur.

Profile Pendapatan Responden

Profile pendapatan responden adalah penghasilan yang diterima dari orang tua atau bisa

disebut uang saku sedangkan penghasilan tambahan bisa diperoleh melalului pekerjaan sampingan

diantaranya sebagai SPG, memiliki oline shop, makelar, ataupun ikut MLM. Profile pendapatan

mahasiswa di kategorikan menjadi 2. Mahasiswa yang bekerja dan mahasiswa yang tidak memiliki

pekerjaan.

Tabel 5 Profile Pendapatan Responden Mahasiswa Baru.

Mahasiswa baru Frekwensi persentase

Memiliki pekerjaan 10 31,00

Tidak memiliki

perkerjaan 22 69,00

Jumlah 32 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014

Tabel 6 Profile Pendapatan Responden Berdasarkan Mahasiswa Lama.

Mahasiswa lama Frekwensi persentase

Memiliki pekerjaan 29 91,00

Tidak memiliki

pekerjaan 3 9,00

Jumlah 32 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014

Tabel 7 Profile Pendapatan Responden Mahasiswa Laki-Laki.

Mahasiswa Laki-

Laki Frekwensi persentase

Memiliki pekerjaan 7 22,00

Tidak memiliki

perkerjaan 23 88,00

Jumlah 32 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014

Page 10: Analisis Hubungan Antara Pendapatan dengan Perilaku ...

10

Tabel 8 Profile Pendapatan Responden Berdasarkan Mahasiswa Perempuan.

Mahasiswa

Permpuan Frekwensi persentase

Memiliki pekerjaan 27 85,00

Tidak memiliki

pekerjaan 5 15,00

Jumlah 32 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa lama lebih banyak memiliki

pekerjaan daripada mahasiswa baru. Hal tersebut di karenakan mahasiswa lama sudah mulai

memikirkan masa depannya sehingga banyak dari mereka sudah memiliki pekerjaan sampingan.

Disamping itu jadwal kuliah yang mulai sedikit untuk mahasiswa lama juga menjadi alasan utama

untuk bekerja sebagai pengisi waktu luang.

Kategori jenis kelamin mahasiswa perempuan lebih banyak memiliki pekerjaan di

bandingkan mahasiswa laki-laki faktor kebutuhan pribadi perempuan yang banyak untuk membeli

baju, bedak, tas dan lain-lain membuat mahasiswa perempuan mencari pekerjaan sampingan untuk

mencukupi kebutuhannya. Terlepas dari itu banyaknya lapangan pekerjaan yang tersedia untuk

perempuan juga menjadi alasan tersendiri mulai dari oline shop, SPG, MLM dan lain-lain.

Sedangkan mahasiswa laki-laki lebih sedikit yang memiliki pekerjaan sampingan hanya sebagian

kecilnya saja. Sebagian kecil dari mereka yang bekerja kebanyakan dari keluarga yang keadaan

ekonominya menengah kebawah biaya hidup kota malang menuntut mereka bekerja untuk

mencukupi kebutuhannya.

Hasil Regresi pada Total konsumsi yang dipengaruhi oleh Pendapatan Seluruh Responden

Dependent Variable:TOTAL KONSUMSI SELURUH

RESPONDEN

Method: Least Squares

Date: 08/21/14 Time: 09:16

Sample: 1 64

Included observations: 64

Tabel 9 Hasil Regresi Pada Total Konsumsi yang dipengaruhi

oleh Pendapatan Seluruh Responden

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LP 0.730284 0.080378 9.085658 0.0000

C 457727.5 152706.0 2.997443 0.0039

R-squared 0.571080 Mean dependent var 1760828.

Adjusted R-squared 0.564162 S.D. dependent var 635319.0

F-statistic 82.54918 Durbin-Watson stat 2.094126

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data primer mahasiswa diolah, 2014

1. Uji R-squared

Pada tabel diatas koefesien determinasi (R²) sebesar 0.571080 atau 57,10 % nilai tersebut

artinya variabel pendapatan mahasiswa laki-laki dan perempuan mampu menjelaskan

total konsumsi sebesar 57,10 % dan sisanya sebesar 0.42892 atau 42.89 % dijelaskan

oleh variabel lain yang tidak ada dalam model regresi.

2. Uji F

Pada nilai Probabilitas F-statistik yaitu sebesar 82.54918 dengan nilai signifikan

0,000000 jauh lebih kecil dari pada 0,05. Hal tersebut menjelaskan bahwa variabel

independen dari variabel dependen pendapatan mahasiswa laki-laki dan perempuan

secara bersama – sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel pola konsumsi

Page 11: Analisis Hubungan Antara Pendapatan dengan Perilaku ...

11

dari penjumlahan dari total makan, camilan, pulsa, keperluan kuliah, refreshing,

transportrasi, laundry, keperluan pribadi, dan kursus

3. Uji t

Uji t digunakan untuk menjelaskan pengaruh secara individual atau parsial dari variabel

pendapatan dengan signifikan 0,05 (5%), variabel pendapatan sebesar 0.0000, maka

variabel tersebut berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pola konsumsi

mahasiswa laki-laki dan perempuan

4. Dilhat dari koefesien tiap variabel pendapatan mempunyai nilai positif terhadap total

konsumsi, artinya semakin besar nilai pendapatan mahasiswa akan mampu

meningkatkatkan total konsumsi pada mahasiswa

Dari hasil estimasi dapat dijawab bahwa PENDAPATAN mempunyai pengaruh yang

positif terhadap TOTAL KONSUMSI SELURUH RESPONDEN dengan nilai koefesien regresi

dari variabel PENDAPATAN sebesar 0.730284. Artinya setiap kenaikan pendapatan sebesar Rp

100.000 maka akan menyebabkan kenaikan pola konsumsi seluruh responden sebesar Rp 73,028,

dengan asumsi cateris paribus atau paribus atau variabel yang lain dianggap konstan. Hal tersebut

menunjukkan bahwa semakin besar pendapatan akan berdampak pada peningkatan terhadap total

konsumsi mahasiswa keseluruhan. Berdasarkan nilai probabilitas t-statistik menunjukkan bahwa

pendapatan berpengaruh signifikan terhadap total konsumsi mahasiswa laki-laki dan perempuan.

Hasil Uji Asumsi Klasik

Pada subbab ini akan disajikan beberapa uji asumsi klasik diantaranya adalah :

1. Hasil Uji Normalitas

Gambar 1 Hasil Uji Grafik Normalitas

Sumber: data primer, diolah 2014

Pengujian normalitas digunakan untuk melihat datanya normal atau tidak, dengan cara melihat

grafik uji normalitas pada grafik diatas, dengan catatan apabila nilai probabilitas diatas α = 5%

dapat disimpulkan bahwa datanya bedistribusi nomal dan sebaliknya, apabila melihat pengertian

tersebut dan melihat hasilnya maka datanya noramal, karena nilai probabiltasnya lebih besar dari α

= 5 %, yang mana dengan hasil probabilitas Probabilitas sebesar 0,112383 atau 11,23 %,

2. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey

0

2

4

6

8

10

12

-1000000 -500000 0 500000 1000000

Series: Residuals

Sample 1 64

Observations 64

Mean 2.66e-10

Median -58753.02

Maximum 1166704.

Minimum -968522.9

Std. Dev. 416082.9

Skewness 0.533204

Kurtosis 3.708632

Jarque-Bera 4.371692

Probability 0.112383

Page 12: Analisis Hubungan Antara Pendapatan dengan Perilaku ...

12

Tabel 10 Hasil Uji Heteroskedastisitas

F-statistic 0.909096 Prob. F(1,62) 0.3441

Obs*R-squared 0.924861 Prob. Chi-Square(1) 0.3362

Scaled explained SS 1.175493 Prob. Chi-Square(1) 0.2783

Sumber: data primer diolah, 2014

Dari hasil estimasi yang dilakukan dengan menggunakan no cross term didapatkan nilai

X² hitung < X² tabel, dengan nilai probabilitas Obs* R-squared sebesar 0.3362 atau 33.62 % > 5%

menunjukkan bahwa tidak ada gejala hetorosekdastisitas.

Hasil Regresi pada Konsumsi Makanan yang dipengaruhi oleh Pendapatan Seluruh

Responden

1. Hasil Uji Normalitas

Dependent Variable: KONSUMSI_MAKANAN

Method: Least Squares

Date: 12/13/14 Time: 22:01

Sample: 1 64

Included observations: 64

Tabel 11 Hasil Regresi Pada Konsumsi Makanan

yang dipengaruhi oleh Pendapatan Seluruh

Responden

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 513676.5 93599.47 5.488028 0.0000

PENDAPATAN 0.087536 0.052864 1.655878 0.1028

R-squared 0.042352 Mean dependent var 657968.8

Adjusted R-squared 0.026906 S.D. dependent var 277113.4

S.E. of regression 273360.0 Akaike info criterion 27.90572

Sum squared resid 4.63E+12 Schwarz criterion 27.97318

Log likelihood -890.9830 Hannan-Quinn criter. 27.93230

F-statistic 2.741933 Durbin-Watson stat 1.972177

Prob(F-statistic) 0.102800

Sumber: data primer mahasiswa diolah, 2014

1. . Uji R-squared

Pada tabel diatas koefesien determinasi (R²) sebesar 0.042352 atau 4.23 % nilai tersebut

artinya variabel pendapatan seluruh responden mampu menjelaskan total konsumsi

makanan sebesar 4.23 % dan sisanya 0.026906 atau 2,26% dijelaskan oleh variabel lain

yang tidak ada dalam model regresi.

2. Uji F

Pada nilai probabilitas F-statistik yaitu sebesar 2.741933 dengan nilai signifikan 0,102800

jauh lebih kecil dari pada 0,05. Hal tersebut menjelaskan bahwa variabel independen dari

variabel dependen pendapatan seluruh responden secara bersama – sama berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel total konsumsi makanan dari penjumlahan dari

makanan dan camilan.

3. Uji t

Uji t digunakan untuk menjelaskan pengaruh secara individual atau parsial dari variabel

pendapatan dengan signifikan 0,05 (5%), variabel pendapatan sebesar 0.0000, maka

variabel tersebut berpengaruh signifikan secara parsial terhadap total konsumsi makanan

Page 13: Analisis Hubungan Antara Pendapatan dengan Perilaku ...

13

4. Dilhat dari koefesien tiap variabel pendapatan mempunyai nilai positif terhadap total

konsumsi, artinya semakin besar nilai pendapatan seluruh responden akan mampu

meningkatkatkan total konsumsi makanan pada mahasiswa.

Dari hasil estimasi dapat dijawab bahwa PENDAPATAN mempunyai pengaruh yang

positif terhadap TOTAL KONSUMSI MAKANAN dengan nilai koefesien regresi dari variabel

PENDAPATAN sebesar 0.087536. Artinya setiap kenaikan pendapatan sebesar Rp 100.000 maka

akan menyebabkan kenaikan total konsumsi makanan pada seluruh responden sebesar Rp 8.753,

dengan asumsi cateris paribus atau paribus atau variabel yang lain dianggap konstan. Hal tersebut

menunjukkan bahwa semakin besar pendapatan akan berdampak pada peningkatan terhadap total

konsumsi makanan mahasiswa. Berdasarkan nilai probabilitas t-statistik menunjukkan bahwa

pendapatan seluruh responden berpengaruh signifikan terhadap total konsumsi makanan.

Hasil Uji Asumsi Klasik

Pada sub bab ini akan disajikan beberapa uji asumsi klasik diantaranya adalah :

Gambar 2 Hasil Uji Grafik Normalitas

Sumber: data primer, diolah 2014

Pengujian normalitas digunakan untuk melihat datanya normal atau tidak, dengan cara melihat

grafik uji normalitas pada grafik diatas, dengan catatan apabila nilai probabilitas diatas α = 5%

dapat disimpulkan bahwa datanya bedistribusi nomal dan sebaliknya, apabila melihat pengertian

tersebut dan melihat hasilnya maka datanya normal, karena nilai probabiltasnya lebih besar dari α

= 5 %, yang mana dengan hasil probabilitas Probabilitas sebesar 0.570665 atau 57.06%

2. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey

Tabel 12 Hasil Uji Heterodasitas

F-statistic 1.670878 Prob. F(1,62) 0.2009

Obs*R-squared 1.679515 Prob. Chi-Square(1) 0.1950

Scaled explained SS 1.269964 Prob. Chi-Square(1) 0.2598

Sumber: data primer, diolah 2014

Dari hasil estimasi yang dilakukan dengan menggunakan no cross term didapatkan nilai

X² hitung < X² tabel, dengan nilai probabilitas Obs* R-squared sebesar 0.1950 atau 19.50 % > 5%

menunjukkan bahwa tidak ada gejala hetoroskedasitas.

0

2

4

6

8

10

12

-600000 -400000 -200000 0 200000 400000

Series: Residuals

Sample 1 64

Observations 64

Mean 7.28e-12

Median 42526.62

Maximum 525048.2

Minimum -629980.6

Std. Dev. 271181.8

Skewness -0.259681

Kurtosis 2.611440

Jarque-Bera 1.121907

Probability 0.570665

Page 14: Analisis Hubungan Antara Pendapatan dengan Perilaku ...

14

Hasil Regresi pada Konsumsi non Makanan yang dipengaruhi oleh Pendapatan Seluruh

Responden

1. Hasil Uji Normalitas

Dependent Variable: NON_MAKANAN

Method: Least Squares

Date: 12/13/14 Time: 22:04

Sample: 1 64

Included observations: 64

Tabel 13 Hasil Regresi pada Konsumsi non

Makanan yang dipengaruhi oleh Pendapatan

Seluruh Responden

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 92747.32 141765.0 0.654233 0.5154

PENDAPATAN 0.590308 0.080067 7.372671 0.0000

R-squared 0.467154 Mean dependent var 1065797.

Adjusted R-squared 0.458559 S.D. dependent var 562671.9

S.E. of regression 414028.9 Akaike info criterion 28.73601

Sum squared resid 1.06E+13 Schwarz criterion 28.80348

Log likelihood -917.5523 Hannan-Quinn criter. 28.76259

F-statistic 54.35627 Durbin-Watson stat 1.737642

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: data primer, diolah 2014

1. Uji R-squared

Pada tabel diatas koefesien determinasi (R²) sebesar 0.467154 atau 46.71 % nilai tersebut

artinya variabel pendapatan seluruh responden mampu menjelaskan total konsumsi non

makanan sebesar 46.71 % dan sisanya 0.458559 atau 45.85% dijelaskan oleh variabel

lain yang tidak ada dalam model regresi.

2. Uji F

Pada nilai Probabilitas F-statistik yaitu sebesar 54.35627 dengan nilai signifikan

0,000000 jauh lebih kecil dari pada 0,05. Hal tersebut menjelaskan bahwa variabel

independen dari variabel dependen pendapatan seluruh responden secara bersama – sama

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel total konsumsi non makanan dari

penjumlahan pulsa, keperluan kuliah, refresing, transportasi, laundry, keperluan pribadi

dan kursus.

3. Uji t

Uji t digunakan untuk menjelaskan pengaruh secara individual atau parsial dari variabel

pendapatan dengan signifikan 0,05 (5%), variabel pendapatan sebesar 0.0000, maka

variabel tersebut berpengaruh signifikan secara parsial terhadap total konsumsi non

makanan

4. Dilhat dari koefesien tiap variabel pendapatan mempunyai nilai positif terhadap total

konsumsi, artinya semakin besar nilai pendapatan seluruh responden akan mampu

meningkatkatkan total konsumsi non makanan pada mahasiswa.

Dari hasil estimasi dapat dijawab bahwa PENDAPATAN mempunyai pengaruh yang

positif terhadap TOTAL KONSUMSI NON MAKANAN dengan nilai koefesien regresi dari

variabel PENDAPATAN sebesar 0.590308. Artinya setiap kenaikan pendapatan sebesar Rp

100.000 maka akan menyebabkan kenaikan total konsumsi non makanan pada seluruh responden

Page 15: Analisis Hubungan Antara Pendapatan dengan Perilaku ...

15

sebesar Rp 59.030, dengan asumsi cateris paribus atau paribus atau variabel yang lain dianggap

konstan. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin besar pendapatan akan berdampak pada

peningkatan terhadap total konsumsi makanan mahasiswa. Berdasarkan nilai probabilitas t-statistik

menunjukkan bahwa pendapatan seluruh responden berpengaruh signifikan terhadap total

konsumsi non makanan.

Hasil Uji Asumsi Klasik

Pada subbab ini akan disajikan beberapa uji asumsi klasik diantaranya adalah :

Gambar 3 Hasil Uji Grafik Normalitas

Sumber: data primer, diolah 2014

Pengujian normalitas digunakan untuk melihat datanya normal atau tidak, dengan cara

melihat grafik uji normalitas pada grafik diatas, dengan catatan apabila nilai probabilitas diatas α =

5% dapat disimpulkan bahwa datanya berdistribusi nomal dan sebaliknya, apabila melihat

pengertian tersebut dan melihat hasilnya maka datanya normal, karena nilai probabilitasnya lebih

besar dari α = 5 %, yang mana dengan hasil probabilitas. Probabilitas sebesar 0.000090.

2. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey

Tabel 14 Hasil Uji Heteroskedastisitas

F-statistic 1.357259 Prob. F(1,62) 0.2485

Obs*R-squared 1.371028 Prob. Chi-Square(1) 0.2416

Scaled explained SS 2.518760 Prob. Chi-Square(1) 0.1125

Sumber: data primer, diolah 2014

Dari hasil estimasi yang dilakukan dengan menggunakan no cross term didapatkan nilai X² hitung

< X² tabel, dengan nilai probabilitas Obs* R-squared sebesar 0.2416 atau 24.16 % > 5%

menunjukkan bahwa tidak ada gejala heteroskedastisitas.

Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil observasi ditemukan bahwa semakin tinggi pendapatan atau uang saku

yang diterima oleh seorang mahasiswa, maka baik itu konsumsi makanan maupun konsumsi non

makanan juga meningkat. Hal ini sejalan dengan dengan teori engel bahwa jika pendapatan

meningkat maka persentase pendapatan yang dibelanjakan untuk konsumsi non pangan juga akan

meningkat. Konsumsi yang dilakukan oleh seorang mahasiswa ditentukan oleh pendapatannya,

yaitu berupa uang saku dari orang tuanya. Hal ini juga sejalan dengan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Syahrina (2008) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi Mahasiswa

0

2

4

6

8

10

12

-500000 0 500000 1000000 1500000

Series: Residuals

Sample 1 64

Observations 64

Mean -5.09e-11

Median -58148.20

Maximum 1558883.

Minimum -736271.5

Std. Dev. 410729.8

Skewness 0.910532

Kurtosis 4.915139

Jarque-Bera 18.62408

Probability 0.000090

Page 16: Analisis Hubungan Antara Pendapatan dengan Perilaku ...

16

Unhas. Ia menyimpulkan bahwa uang saku berpengaruh positif dan signifikan terhadap terhadap

konsumsi seorang mahasiswa. Begitupun dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2011)

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi internet mahasiswa Fakultas Ekonomi Unhas

yang menyimpulkan bahwa konsumsi internet mahasiswa Unhas secara signifikan dan positif

dipengaruhi oleh uang saku dari orangtua. Dari hasil estimasi dapat dijawab bahwa

PENDAPATAN mempunyai pengaruh yang positif terhadap TOTAL KONSUMSI SELURUH

RESPONDEN dengan nilai koefesien regresi dari variabel PENDAPATAN sebesar 0.730284.

Artinya setiap kenaikan pendapatan sebesar Rp 100.000 maka akan menyebabkan kenaikan total

konsumsi seluruh responden sebesar Rp 73.028, dengan asumsi cateris paribus atau paribus atau

variabel yang lain dianggap konstan. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin besar pendapatan

akan berdampak pada peningkatan terhadap total konsumsi mahasiswa keseluruhan.

Begitu juga dengan peningkatan untuk konsumsi makanan meningkat sebesar Rp 8.753

sedangkan untuk konsumsi non makanan akan meningkat Rp 59.030 hal tersebut sesuai dengan

Teori Engel yang mengatakan bahwa ketika pendapatan meningkat maka konsumsi juga

meningkat tetapi untuk konsumsi makanan tidak lebih besar dari pada konsumsi non makanan.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil observasi disimpulkan hubungan antara pendapatan dengan total konsumsi adalah

konsumsi yang dilakukan sangat tergantung dari pendapatan yang siap dibelanjakan. Berdasarkan

tingkat pendapatannya mahasiswa FEB UB dapat di simpulkan bahwa konsumsi non makanan

yang lebih besar dibandingkan dengan konsumsi makanan Hal ini sejalan dengan dengan teori

engel bahwa jika pendapatan meningkat maka persentase pendapatan yang dibelanjakan untuk

konsumsi non pangan juga akan meningkat. Konsumsi yang dilakukan oleh seorang mahasiswa

ditentukan oleh pendapatannya yaitu berupa uang saku dari orang tuanya dan penghasilanya dari

bekerja.

Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan melakukan pengembangan model penelitian dengan

menggunakan variabel-variabel lain diluar dari variabel dalam penelitian ini. Dalam

menganalisis pendapatan yang mempengaruhi total konsumsi mahasiswa. Hal ini akan

memberikan tambahan informasi dan memberikan pemahaman tersendiri tentang

partisipasi dalam kegiatan ekonomi.

2. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa lama kuliah ataupun jenis kelamin ternyata

merupakan variabel yang memiliki peran penting dalam mempengaruhi total konsumsi

mahasiswa. Dengan demikian maka hal ini dapat dijadikan sebagai landasan bagi peneliti

selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut tentang total konsumsi mahasiswa.

3. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menambah jumlah sample sehingga

semakin luas cakupannya dan semakin banyak responden yang akan diteliti .

Daftar Pustaka

Boediono. 1997. Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE

Dumairy. 1999. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Efendy, Nurkurnia. 2012. Pola Konsumsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universits

Brawijaya Malang angkatan 2010 Berdasarkan Gaya Konsumsinya . Malang

FEB.UB. 2014. Profile Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya-FEB UB.

www.feb.ub.ac.id Diakses 25 desember 2014

Maharani. Dayu. .2006. Perbandingan Pola Konsumsi Pada Kalangan Mahasiswa Yang Indekos

Di Kota Surakarta. Surakarta.

Nicholson,Walter. 2002. Mikroekonomi Intermediate. Jakarta: Erlangga

Page 17: Analisis Hubungan Antara Pendapatan dengan Perilaku ...

17

Pindyck, Robert S. 2009. Micro Ekonomi. Jakarta: Indeks.

Rosyidi, Suherman. 2005. Pengantar Teori Ekonomi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta

Syahrina, Ade. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Mahasiswa Unhas Kota

Makassar. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin. Tidak Dipublikasikan.

Makassar.

Tempo. 2013. Pola Konsumtif Penyebab Masyarakat Mudah di tipu. www.tempo.com. Diakses 27

April 2013

Tribunews. 2013. Ekonomi Indonesia ditopang Pola Konsumsif Masyarakat. www.tribunews.com

Diakses 20 Desember 2013