ANALISIS FILM THE PIANIST

3
ANALISIS FILM “THE PIANIST” Film yang dirilis pada tahun 2003 di Amerika ini menceritakan tentang seorang pianis bernama Wladyslaw Szpilman. Ia adalah keturunan Yahudi dan sekaligus pianis terkenal di Polandia, ia bekerja di salah satu radio di Polandia. Sayang semua bakatnya hampir saja sirna seiring dengan ekpansi Jerman melalui serangan bertajuk Blitzkrieg 1 september 1939. Kantor radio tempat ia bekerja dibom dan kehidupan tak berjalan lagi seperti biasa, radio sudah mulai dilarang mengudara kecuali demi kepentingan Jerman. Dia pulang kampung dan menyadari bahwa Inggris dan Perancis menyatakan perang terhadap Jerman. Tak ada yang dapat Szpilman lakukan selain pulang ke rumah berkumpul dengan keluarga dan mendengarkan radio luar yang kebetulan sedang memberitakan pernyataan perang Prancis kepada Jerman. Perasaan optimis sempat singgah sebentar bahwa perang akan segera berakhir dengan kekalahan pasukan Hitler. Namun sayang kehidupan justru terus terjun ke dalam jurang terdalam kebiadaban terutama bagi mereka kaum Yahudi, mulai dari kebijakan membatasi uang dalam keluarga hingga kewajiban mereka untuk menggunakan tanda bintang Daud pada lengan mereka untuk membedakan mereka Yahudi atau bukan. Mereka pun dipaksa untuk hidup di gang-gang khusus (Ghetto/Perkampungan orang Yahudi), semua perlakuan ini setidaknya memiliki maksud pembasmian Yahudi secara perlahan. Nyawa mereka seolah tak berharga, jika pasukan Jerman sedang tidak memiliki suasana hati bagus, mereka sah-sah saja melampiaskannya dengan membunuh Yahudi. Begituah kesan cerita yang ingin ditampilkan,

description

ANALISIS FILM THE PIANIST

Transcript of ANALISIS FILM THE PIANIST

Page 1: ANALISIS FILM THE PIANIST

ANALISIS FILM “THE PIANIST”

Film yang dirilis pada tahun 2003 di Amerika ini menceritakan tentang seorang pianis bernama

Wladyslaw Szpilman. Ia adalah keturunan Yahudi dan sekaligus pianis terkenal di Polandia, ia bekerja

di salah satu radio di Polandia. Sayang semua bakatnya hampir saja sirna seiring dengan ekpansi

Jerman melalui serangan bertajuk Blitzkrieg 1 september 1939. Kantor radio tempat ia bekerja dibom

dan kehidupan tak berjalan lagi seperti biasa, radio sudah mulai dilarang mengudara kecuali demi

kepentingan Jerman. Dia pulang kampung dan menyadari bahwa Inggris dan Perancis menyatakan

perang terhadap Jerman.

Tak ada yang dapat Szpilman lakukan selain pulang ke rumah berkumpul dengan keluarga dan

mendengarkan radio luar yang kebetulan sedang memberitakan pernyataan perang Prancis kepada

Jerman. Perasaan optimis sempat singgah sebentar bahwa perang akan segera berakhir dengan

kekalahan pasukan Hitler. Namun sayang kehidupan justru terus terjun ke dalam jurang terdalam

kebiadaban terutama bagi mereka kaum Yahudi, mulai dari kebijakan membatasi uang dalam keluarga

hingga kewajiban mereka untuk menggunakan tanda bintang Daud pada lengan mereka untuk

membedakan mereka Yahudi atau bukan.

Mereka pun dipaksa untuk hidup di gang-gang khusus (Ghetto/Perkampungan orang Yahudi),

semua perlakuan ini setidaknya memiliki maksud pembasmian Yahudi secara perlahan. Nyawa mereka

seolah tak berharga, jika pasukan Jerman sedang tidak memiliki suasana hati bagus, mereka sah-sah

saja melampiaskannya dengan membunuh Yahudi. Begituah kesan cerita yang ingin ditampilkan,

mengenai benar atau tidaknya sejarah tersebut masih memiliki banyak perdebatan. Peristiwa yang

dikenal dunia sebagai Holocaust merupakan tema utama film ini, sedangkan Szpilman adalah sebuah

gambaran bagi kesulitan hidup seorang Yahudi yang menghadapi kematiannya berkali-kali.

Sewaktu hidup dalam persembunyian, ia menyaksikan banyak kekejaman pasukan SS

(Schutzstaffel), seperti pembunuhan berantai, dan pembakaran massal. Spilzman juga menyaksikan

penyerangan terhadap Ghetto Warsawa, dimana para Yahudi berusaha mempertahankan Ghetto-nya,

tapi mereka pun kalah dari SS yang kekuatannya lebih besar.

Satu tahun berlalu dan kehidupan di Warsawa serasa hidup di kota hantu. Pada saat itu,

Spilzman nyaris mati karena sakit dan kekurangan makanan. Setelah semua penduduk Polandia kabur,

dan semua prajurit SS (Schutzstaffel) mundur dari Warsawa karena serangan Soviet, Spilzman pun

sendiri.

Page 2: ANALISIS FILM THE PIANIST

Dia pun mencari makanan dari rumah yang tidak dibom, dan ketika itu, dia menyadari bahwa dia

sedang dilihat oleh seorang perwira Jerman bernama Kapten Wilm Hosenfeld. Dia menyuruh Spilzman

untuk memainkan lagu di piano. Akhirnya, Spilzman memainkan lagu Chopin-Ballade in G minor. Dia

pun menyuruh Spilzman agar tidak bersembunyi. Setelah itu, Hosenfeld mengirim makanan kepada

Spilzman, walaupun Spilzman seorang Yahudi. Ternyata memang Hosenfeld tidak tahu identitas

Spilzman sebagai seorang Yahudi.

Beberapa minggu kemudian, tentara Jerman mundur dari Warsawa karena serangan Soviet. Sebelum

berpisah, Hosenfeld bilang pada Spilzman bahwa namanya dalam Bahasa Jerman adalah Spielmann,

yang arinya orang yang selalu bermain. Hosenfeld memberinya mantel (overcoat) tentara Jerman.

Ketika pasukan Polandia mencapai Warsawa, mereka menemui Spilzman dan mereka mengiranya

pasukan Jerman. Mereka pun menembak, tapi Spilzman mengatakan bahwa ia Yahudi dan tembakan

pun berhenti. Ketika ditanya, mengapa memakai mantel tentara Jerman, dia hanya bilang "Saya

kedinginan".

Ketika sebuah kamp konsentrasi dibebaskan oleh pasukan Soviet, Kapten Hosenfeld tertangkap disana.

Kapten Wilm Hosenfeld pun meminta pembelaan dari Spilzman. Sayangnya, Spilzman datang

terlambat ke kamp konsentrasi itu karena Hosenfeld sudah dibawa pergi ke Soviet. Film pun berakhir

dengan konser Spilzman di Warsawa yang membawakan lagu "Chopin-Grande Pollonaise Briliante in

E flat major"

Film tersebut dibintangi oleh Adrien Brody sebagai Wladyslaw Szpilman, Thomas

Kretschmann sebagai Kapten Wilm Hosenfeld, Frank Finlay sebagai ayah, Maureen Lipman sebagai

Ibu, Emilia Fox sebagai Dorota, Ed Stoppard sebagai Henryk, Julia Rayner sebagai Regina, Jessica

Kate Meyer sebagai Halina dan Michał Żebrowski sebagai Jurek. Seperti cerita singkat diatas, film

yang disutradarai oleh Roman Polanski tersebut menceritakan kekerasan dan kebiadaban Jerman

terhadap Yahudi, mereka seenaknya saja memperlakukan orang Yahudi dengan seenak hati tanpa

menghargai hak-hak dari orang Yahudi. Pembunuhan dan pembantaian masal sering dilakukan oleh

tentara jerman. Manusia yang hidup di dunia ini tentu memiliki keberagaman dan walaupun berbeda-

beda namun kita tetap harus menghargai perbedaan dan hak dari setiap manusia karena semua manusia

adalah sama dihadapan Tuhan YME.