ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.ums.ac.id/48661/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf ·...
Transcript of ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.ums.ac.id/48661/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf ·...
0
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
UNDERPRICING SAHAM PADA PERUSAHAAN NON-
KEUANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN
PERIODE 2012-2014
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun oleh:
ILHAM KARIN RIZKIAWAN
B100 130 049
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
1
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
UNDERPRICING SAHAM PADA PERUSAHAAN NON-KEUANGAN
DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN PERIODE 2012-2014
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel-variabel ukuran
perusahaan, underwriter, leverage, return on equity (ROE) secara bersama-sama
maupun secara individu terhadap underpricing pada perusahaan non-keuangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitian
asosiatif dan data yang digunakan adalah data sekuder. Data yang digunakan
diperoleh dari hasil publikasi pada Bursa Efek Indonesia mengenai data
perusahaan yang telah diaudit selama periode penelitian. Metode pengumpulan
data dilakukan dengan studi pustaka dan dokumentasi. Metode analisis yang
digunakan adalah regresi linier berganda. Populasi dari penelitian ini adalah
perusahaan non-keuangan di Bursa Efek Indonesia yang melakukan IPO (Initial
Public Offering) pada periode 2012-2014, yang berjumlah 60 perusahaan. Sampel
dalam penelitian ini berjumlah 42 perusahaan, dan penarikan sampel
menggunakan metode purposive sampling.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan, ukuran
perusahaan, underwriter, leverage, dan return on equity secara bersama sama
berpengaruh signifikan teradap underpricing. Secara parsial, ukuran perusahaan,
underwriter, dan return on equity (ROE) berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap underpricing sedangkan leverage berpengaruh positif dan signifikan
terhadap underpricing pada perusahaan non-keuangan yang melakukan Initial
Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia.
Kata kunci: Underpricing, ukuran perusahaan, underwriter, leverage, return on
equity (ROE).
ABSTRACT
This research aims to test the influence of variables size, underwriter,
leverage, return on equity (ROE) collectively and individually towards
underpricing at non-financial companies listed on the Indonesia Stock Exchange.
This research is associative research and the type of data is secondary. Those are
obtained from data pulished by Indonesia Stock Exchange which has audited for
research period. Method of data collection used study literature. The analysis
methods used is descriptive statistics and multiple linear regression. The
population of this research is a non-financial company in Indonesia Stock
Exchange that do an IPO (Initial Public Offering) in the period 2012-2014, which
amounts to 60 companies. The sample of this research are 42 companies, which
was done by using purposive sampling method.
The results of this research show that simultaneously, size,
underwriter, leverage, and return on equity (ROE) are jointly contributing
significantly to the underpricing. Partially, the size, underwriter and return on
2
equity (ROE) has a negative and significant effect to underpricing, while leverage
have a significant and positive effect to underpricing at non-financial companies
doing Initial Public Offering (IPO) on the Indonesia Stock Exchange.
Keywords: Underpricing, size, underwriter, leverage, return on equity (ROE).
1. PENDAHULUAN
Lingkungan bisinis pada masa masa sekarang sangat berkembang sehingga
menciptakan persaingan yang semakin ketat. Persaingan perusahaan tidak hanya
terjadi pada perusahaan nasional tetapi perusahaan asing yang berdiri di dalam
negeri ditambah dengan banyaknya pebisnis bebisnis baru yang bermunculan utuk
ikut bersaing. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang bermunculan,
perusahaan perusahaan berusaha melakukan berbagai cara untuk mengembangkan
usahanya agar dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan pada persaingan
yang semakin kompetitif. Demi mencapai pertumbuhan serta perkembangan yang
diharapkan, perusahaan membutuhkan dana yang besar untuk hal tersebut.
Dana yang di butuh kan oleh perusahaan semakin besar seiring dengan
berkembangnya perusahaan. Kebutuhan akan dana tersebut mendorong
manajemen untuk memilih satu atau beberapa alternatif allternatif pendanaan yang
akan digunakan. Perusahaan memiliki alternatif alternatif untuk pendanaan yakni
ada yang dari dalam perusahaan dapat diperoleh melalui laba ditahan, modal
sendiri dan akumulasi penyusutan aktiva tetap. Sedangkan dana yang didapat dari
luar perusahaan dapat berasal dari kreditor berupa utang, penerbitan surat- surat
utang maupun pendanaan yang bersifat penyertaan dalam bentuk saham yaitu
dengan cara menambah kepemilikan saham dengan menjual saham perusahaan
kepada publik atau go public.
Pada saat IPO di pasar perdana terdapat hal yang menarik perhatian yaitu
harga saham yang ditawarkan pada pasar perdana lebih rendah dibandingkan
harga saham yang ditawarkan di pasar sekunder yang disebut dengan
underpricing. Menurut Brealey et al., (2007:417) “Underpricing terjadi saat
menerbitkan sekuritas pada harga penawaran yang ditetapkan di bawah nilai
sekuritas sebenarnya”. Pada saat perusahaan melakukan IPO, harga saham yang
dijual pasar perdana ditentukan berdasarkan kesepakatan antara perusahaan
3
emiten dan penjamin emisi (underwriter), sedangkan harga yang terjadi di pasar
sekunder ditentukan oleh mekanisme pasar yang telah ada melalui kekuatan
permintaan dan penawaran saham tersebut di pasar modal. Apabila penentuan
harga saham pada saat IPO secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan
harga yang terjadi di pasar sekunder di hari pertama, maka terjadi underpricing (
Kim, Krinsky dan Lee, 1995).
Kondisi ini dapat terjadi karena perusahaan calon emiten dan penjamin
emisi efek secara bersama-sama mengadakan kesepakatan dalam menentukan
harga perdana saham namun mereka mempunyai kepentingan yang berbeda.
Sebagai pihak yang membutuhkan dana, emiten menginginkan harga perdana
yang tinggi karena dengan harga perdana yang tinggi maka emiten dapat
memperoleh dana sebesar yang diharapkan, namun tidak demikian halnya dengan
penjamin emisi efek. Penjamin emisi efek berusaha meminimalkan resiko
penjaminan yang menjadi tanggung jawabnya dengan menentukan harga yang
dapat diterima oleh para investor.
Underpricing terjadi karena berberapa faktor yang mempengaruhinnya,
faktor faktor diantaranya adalah leverage, Return on Equity(ROE), Ukuran
perusahaan(SIZE) dan Underwriter. Pada penelitian terdahulu dari berbagai jurnal
junal nasional maupun internasional Variabel Return On Equity (ROE), Leverage,
Ukuran Perusahaan(SIZE) dan Underwriter masih banyak digunakan peneliti
sebagai faktor yang mempengaruhi underpricing seperti:
Dinnul Alfian Akbar dan Hasanah(2011) dengan judul “Analisis Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing Saham Perdana di Bursa Efek
Indonesia” : Variabel Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap
underpricing. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian dari Christian Riolsen
Lbn Tobing (2012) dan Leony (2012 ). Tetapi tidak sejalan dengan analisis
Venantia Anitya Hapsari, Idewa Ayu Kristiantari (2013).
Indita Azisia Risqi, Puji Harto(2013) dengan judul “Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Underpricing Ketika Initial Public Offering di Bursa Efek
Indonesia” : Variabel underwriter berpengaruh negatif yang signifikan terhadap
underpricing. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian dari Idewa Ayu
4
Kristiantari (2013). Tetapi tidak sejalan dengan analisis Shoviyah Nur Aini
(2013), Nashirah Binti Abu Bakar dan Kiyotaka Uzaki (2013).
Idewa Ayu Kristiantari (2013) dengan penelitian judul “Analisis Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Penawaran Saham
Perdana Di BEI”: Variabel Leverage tidak berpengaruh terhadap underpricing,
Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian dari Indita Azisia Risqi (2013).
Fenomena ini menarik untuk dikaji lebih lanjut, berdasar latar belakang
dan dari berbagai penelitian yang sudah ada, terlihat hasil penelitian yang tidak
selalu konsisten, baik yang dilakukan di Indonesia maupun di luar negeri. Pada
analisis berbagai jurnal ternyata masih banyak inkonsistensi hasil dari penelitian
tiap variabel baik variabel Return On Equity (ROE), Leverage, Ukuran
Perusahaan(SIZE) dan Underwriter. kemudian perlu dilakukan penelitian untuk
perusahaan non keuangan sehingga terlihat seberapa besar tingkat underpricing-
nya karena pada perusahaan non keuangan yang listing di BEI masih ditemukan
adanya fenomena gap yakni adanya underpricing yang lebih banyak di
bandingkan pada perusahaan keuangan. Uniknya perusahaan nonkeuangan selalu
memliki tingkat underpricing lebih banyak dari pada perusahaan keuangan
padahal dalam pelaksanaanya secara teoritis tingkat underpricing dapat
diminimalisir dengan dilakukannya penerbitan prospektus atau informasi
perusahaan yang harus di lakukan pada semua perusahaan baik perusahaan
keuangan maupun non keuangan yang melakukan IPO agar tidak terjadi asimetri
informasi yang menyebabkan underpricing.
Dengan dasar itulah perusahaan di sektor non keuangan menjadi fokus
dalam penelitian ini, karena cenderung mengalami underpricing jika dibandingkan
dengan perusahaan di sektor keuangan oleh karena itu, peneliti ingin melakukan
penelitian dengan judul ”Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Underpricing Saham Pada Perusahaan Non-Keuangan Di Bursa Efek Indonesia
Tahun Periode 2012-2014”
5
2. METODE PENELITIAN
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan non keuangan di Bursa
Efek Indonesia sebanyak 60 perusahaan. Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel independen adalah Return On Equity, Leverage, Ukuran Perusahaan
dan Underwriter, sedangkan yang menjadi variabel dependen adalah
underpricing. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode studi pustaka dan dokumentasi. Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan tahuan (Annual Report) yang
dipublikasikan di situs resmi IDX. Sampel penelitian ini sebanyak 42
perusahaan, penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
purpose sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan dan
kriteria tertentu. Adapun kriteria yang digunakan untuk penentuan sampel
dalam penelitian ini adalah:
a. Perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode 2012-2014.
b. Perusahaan yang mengalam underpricing.
c. Perusahaan go public yang melakukan IPO selama periode 2012 sampai
2014.
Metode analisis data merupakan suatu metode analisa yang digunakan
untuk memproses data guna memperoleh hasil dan dibuat kesimpulan.
a. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui masalah yang sering
terjadi dalam analisis regresi dalam mencocokkan model prediksi kedalam
sebuah model yang telah dimasukkan ke dalam serangkaian data, misalnya
masalah dengan pengujian normalitas, multikolinearitas dan heterokedasitas.
Langkah-langkah uji asumsi klasik dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Menurut Gentro Wiyono (2011: 177) uji normalitas berguna untuk
mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal ataukah tidak. Uji
ini biasanya untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio.
Jika analisis menggunakan metode pareametrik, maka persyaratan
6
normalitas terpenuhi, artinya data harus berdistribusi normal. Jika data
tidak berdistribusi normal, atau jumlah sampek sedikit maka metode yang
digunakan adalah statistic nonparametric. Uji normalitas menggunakan uji
one sample kolmogorof-smirnov dengan menggunkan taraf signifikan
0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi > 0,05 atau
5%.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan dengan tujuan untuk mengetahui
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen).Model regresi yang baik harus bebas dari korelasi diantara
variabel independen.Jika terjadi korelasi antar variabel independen, maka
variabel-variabel ini tidak orthogonal. variabel independen yang memiliki
nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Uji
multikolinieeritas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan melihat
nilai VIF (Variance Inflaction Factor) dan nilai tolerance. Jika VIF > 1 dan
< 10 dan nilai tolerance < 0,10 maka terjadi gejala multikolinearitas
(Ghozali, 2011).
3. Uji Autokorelasi
Menurut Gentro Wiyono (2011:165) uji autokorelasi digunakan
untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik
autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu
pengamatan lain pada model regresi. Untuk mendeteksi adanya
autokorelasi dapat dilakukan melalui uji Durbin-Waston (DW test).Kriteria
pengujian DW yaitu nilai DW 1,5-2,5 dapat diartikan tidak ada
autokorelasi, dan jika nilai DW 1,5-2,5 dapat diartikan ada autokorelasi
negatif.
4. Uji Heterokedastisitas
Menurut Gentro Wiyono (2011:160) uji heterokedastisitas
digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi
klasik heterokedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian residual
untuk semua pengamatan pada model regresi. Tetapi dalam penelitian ini
7
menggunakan metode Langrang Multiplier (LM). Dalam metode ini
melalui beberapa tahapan yang hasil akhirnya jika R square (R2) dikali
dengan N yang merupakan jumlah sampel yang digunakan apabila lebih
besar dari 9,2 maka data tersebut mempunyai standar error yang
mengalami heteroskedastisitas. Sebaliknya jika R2 dikali dengan N apabila
kurang dari 9,2 maka data tersebut mempunyai standar error yang tidak
mengalami heteroskedastisitas.
b. Analisis Regresi Linear Berganda
Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear berganda karena
variabel yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari dua.Teknik regresi linear
berganda digunakan untuk mengetahui hubungan dan besarnya pengaruh variabel-
variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen). Rumus model
dalam penelitian ini sebagai berikut:
+ + + + е
Keterangan:
Y = Nilai Peursahaan
α = Konstanta
= Koefisien
= Ukuran perusahaan
= Underwriter
= Leverage
= Return on equity
e = Variabel pengganggu (residual)
c. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh dan signifikansi
variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian ini meliputi:
1. Uji F atau uji signifikansi secara simultan
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak
dilakukan uji-F. Pada dasarnya uji statistik F menunjukkan apakah semua
variabel bebas (variabel independent) mempunyai pengaruh secara simultan
8
terhadap variabel terikat (variabel dependent). Hipotesis yang akan diuji
adalah hipotesis nol ( ), apakah semua parameter dalam model secara
simultan sama dengan 0 (nol) atau hipotesis alternative (Ha), semua
parameter secara simultan tidak sama dengan 0 (nol).
2. Uji t atau uji signifikansi secara parsial
Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen
secara parsial (individu) terhadap variabel dependennya yaitu nilai
perusahaan dengan asumsi variabel lain diangkat konstan. Hipotesis yang
akan diuji menggunakan uji t Jika Sig. t > 0,05, H0 diterima dan Ha ditolak
dan Jika Sig. t < 0,05, H0 ditolak dan Ha diterima.
3. Uji Koefisien Determinan ( )
Uji digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
variabel independen dalam menerangkan variasi variabel dependen.Nilai
koefisien determinan antara 0 (nol) sampai dengan 1 (0 ≤ Semakin
besar nilai suatu regresi atau mendekati 1 (satu), maka semakin baik
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen.Namun nilai yang kecil atau mendekati 0 (nol), maka
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen
amat terbatas.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang ukuran perusahaan, underwritter,
leverage dan return on equity terhadap underpricing perusahaan non keuangan
periode 2012-2014, diketahui bahwa hasil uji asumsi klasik data berdistribusi
normal, tidak terjadi multikolinieritas, tidak terjadi autokorelasi, dan tidak terjadi
hesteroskesdatisitas.
Sedangkan hasil uji regresi linier berganda diperoleh persamaan sebagai
berikut: Y= 21,446-3,932( )-20,375( )+11,785( )-0,499( )
Dari persamaan diatas dapat diinrerpretasikan sebagai berikut:
9
a. Konstanta sebesar 21,446 menunjukkan bahwa apabila tidak ada
independen ( = 0, = 0, = 0, = 0) maka underpricing nilainya
positif sebesar 21,446.
b. Koefisien regresi variabel ukuran perusahaan memiliki nilai negatif yaitu
sebesar sebesar -3,932 menunjukkan bahwa setiap kenaikan ukuran
perusahaan sebesar 1% akan diikuti oleh penurunan underpricing sebesar
-3,932.
c. Koefisien regresi variabel underwriter memiliki nilai negatif yaitu sebesar
sebesar -20,375 menunjukkan bahwa setiap kenaikan underwriter sebesar
1% akan diikuti oleh penurunan underpricing sebesar -20,375.
d. Koefisien regresi variabel leverage memiliki nilai positif yaitu sebesar
sebesar 11,785 menunjukkan bahwa setiap kenaikan leverage sebesar 1%
akan diikuti oleh kenaikan underpricing sebesar 11,785.
e. Koefisien regresi variabel ROE memiliki nilai negatif yaitu sebesar sebesar
-0,499 menunjukkan bahwa setiap kenaikan ROE sebesar 1% akan diikuti
oleh penurunan underpricing sebesar -0,499.
Hasil uji t pada variabel ukuran perusahaan, underwriter, leverage dan
return on equity dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Ukuran perusahaan digunakan untuk mengukur besar atau kecilnya suatu
perusahaan, semakin besar perusahaan maka informasi yang diperoleh
semakin banyak. Secara parsial dilihat dari hasil Sig. t = 0,008 < α = 0,05,
disimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap underpricing. Hasil ini berpengaruh negatif artinya, semakin
besar ukuran perusahaan maka tingkat underpricing akan semakin rendah,
dan sebaliknya apabila semakin kecil ukuran perusahaan maka tingkat
underpricing akan semakin tinggi.
b. Underwriter merupakan penjamin emisi yang memberikan informasi
mengenai perusahaan kepada investor. Secara parsial dilihat dari Sig. t =
0,002 < α = 0,05, disimpulkan bahwa underwriter berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap underpricing. Artinya, bahwa semakin tinggi reputasi
underwriter maka tingkat underpricing akan semakin rendah, dan
10
sebaliknya apabila semakin rendah reputasi underwriter maka tingkat
underpricing akan semakin tinggi.
c. leverage atau hutang perusahaan adalah salah satu aspek yang digunakan
untuk mengukur kinerja perusahaan adalah aspek. Tingkat leverage
menggambarkan risiko yang diukur dengan membandingkan total
kewajiban perusahaan dengan total aset. Secara parsial dilihat dari hasil
Sig. t= 0,004 < α = 0,05, disimpulkan bahwa leverage berpengaruh positif
dan signifikan terhadap underpricing. Hasil ini berpengaruh positif artinya,
semakin besar tingkat leverage maka tingkat underpricing akan semakin
tinggi, dan sebaliknya apabila semakin kecil leverage maka tingkat
underpricing akan semakin rendah.
d. Return on Equity merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh
laba bagi investor. Secara parisal dilihat dari hasil Sig. t = 0,039 < α =
0,05, disimpulkan bahwa Return on equity ROE berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap underpricing. Hasil ini berpengaruh negatif artinya,
semakin besar tingkat ROE maka tingkat underpricing akan semakin
rendah, dan sebaliknya apabila semakin rendah tingkat ROE maka tingkat
underpricing akan semakin tinggi.
Hasil pengujian uji F tingkat signifikansi 0,000. Nilai signifikansi tersebut
lebih kecil dari 0,05, dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara simultan
variabel ukuran prusahaan, underwriter, leverage dan return on equity secara
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen, sehingga ditolak dan
Ha diterima.
Selanjutnya hasil dari uji determinan diketahui nilai R square sebesar
0,427, artinya 42,7% nilai perusahaan dapat dijelaskan oleh variabel independen
(ukuran perusahaan, underwriter, leverage dan return on equity). Sedangkan
57.3% sisanya diterangkan oleh faktor-faktor lain.
11
4. PENUTUP
a. Kesimpulan
1.Terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan Ukuran Perusahaan terhadap
Underpricing, hal ini dibuktikan sig t 0,008 < 0,05, dengan demikian Ha
diterima dan Ho ditolak. Hasil pengujian menunjukkan sejalan dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan Sandhiaji (2004) serta Yolana dan
Martani (2005).
2.Terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan Underwriter terhadap
Underpricing, hal ini dibuktikan sig t 0,002 < 0,05, dengan demikian Ha
diterima dan Ho ditolak. Hasil pengujian menunjukkan sejalan dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan Sharma dan Sharapin (2010) di Bursa
Efek Rumania, Chonet. al (2010) di Bursa Efek China dan Diyah (2007) di
Buesa Efek Indonesia.
3.Terdapat pengaruh positif dan signifikan variabel leverage terhadap
Underpricing, hal ini dibuktikan sig t 0,004 < 0,05, dengan demikian Ha
diterima dan Ho ditolak. Hasil pengujian menunjukkan sejalan dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan Helen (2005) .
4.Terdapat pengaruh yang signifikan Debt to Equity (ROE) Ratio terhadap
Underpricing, hal ini dibuktikan sig t 0,039 < 0,05, dengan demikian Ha
diterima dan Ho ditolak. Hasil pengujian menunjukkan sejalan dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan Kusumawati dan Sudento, (2005)
5. Terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara variabel bebas
Ukuran Perusahaan, Underwriter, Leverage, Debt to Equity Ratio secara
bersama-sama terhadap Underpricing, hal ini dibuktikan sig F 0,000 <
0,05, dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima.
6. Nilai koefisien determinasi adalah sebesar 0,472 yang berarti variasi
perubahan Underpricing dipengaruhi Ukuran perusahaan ( ), Underwriter
( ), Leverage ( ), Debt to Equity Ratio ( ), Ukuran Perusahaan adalah
sebesar 42,7%, sedangkan sisanya 57,3% dipengaruhi oleh faktor lain
diluar penelitian.
12
7. Jadi, dari penelitian yang saya lakukan dapat disimpulkan bahwa secara
keseluruhan dari variabel ukuran perusahaan, underwriter, leverage, dan
return on equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap underpricing pada
perusahaan nonkeuangan. Walaupun masih ada variabel lain yang
memiliki pengaruh yang lebih besar dalam mempengaruhi underpricing,
tetapi variabel ukuran perusahaan, underwriter, leverage, dan return on
equity (ROE) tersebut yang terdapat dalam prospektus atau informasi dari
perusahaan yang menjual saham pertamanya di bursa efek sangat penting
kegunaanya dan dibutuhkan bagi para investor maupun calon investor
untuk melakukan pertimbangan dalam melakukan keputusan investasinya
di bursa saham.
b. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan
tersebut antara lain:
1. Penelitian ini hanya mengambil empat buah variabel yaitu Ukuran
perusahaan, Undewritter, financial leverage, dan ROE sebagai variabel
independen, namun sebenarnya masih banyak variabel lain yang dapat
mempengaruhi terjadinya tingkat underpricing saham seperti ROA, EPS,
reputasi auditor dan umur perusahaan yang diduga mempengaruhi
underpricing pada perusahaan sektor non keuangan.
2. Sampel dalam penelitian ini terbatas karena hanya diperoleh dari daftar
perusahaan-perusahaan yang melakukan IPO periode 2012- 2014 yang
tersedia di BEI serta hanya menggunakan sampel perusahaan sektor non
keuangan sehingga datanya masih terbatas. Selain itu, data yang
dipergunakan adalah data tahun pertama pada saat perusahaan go public,
sehingga memungkinkan adanya faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi underpricing apabila terdapat jarak waktu yang lebih lama
antara periode data tahunan yang digunakan pada saat go public sampai
tahun yang ditentukan penulis atau data time series.
13
c. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini peneliti mencoba memberikan saran baik
bagi pihak perusahaan, investor dan calon investor .
1. Bagi Perusahaan
a. Bagi perusahaan yang akan melakukan Initial Public Offering (IPO)
untuk memperhatikan faktor-faktor, seperti ukuran perusahaan,
underwriter, leverage, dan return on equity (ROE) untuk dapat
mengurangi underpricing dan meningkatkan kepercayaan investor
dalam mengambil keputusan pendanaan bagi perusahaan.
b. Perusahaan diharapkan dapat memberikan informasi secara lengkap,
lebih terbuka, apa badanya sesuai dengan kondisi perusahaan yang
sebenarnya supaya dapat menghasilkan IPO yang baik dan
menguntungkan bagi perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Alteza, Muniya. 2010. Underpricing Emisi Saham Perdana: Suatu Tinjauan Kritis.
Jurnal Manajemen. Volume 9, Nomor 2, Mei, hal 1-17.
Ayu, Idewa Kristiantari. 2013. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Underpricing Saham Pada Penawaran Saham Perdana Di Bursa Efek
Indonesia”. Universitas Negeri Semarang.
Brealey, R.A, Myer, S.C, dan Marcus, A.J, 2007. Dasar–dasar Manajemen
Keuangan Perusahaan Jilid 1.Penerbit Erlangga.Jakarta.
Chastina, Yolana dan Dwi Martani, 2005. Variabel-Variabel yang Mempengaruhi
Fenomena Underpricing pada Penawaran Saham Perdana di BEJ Tahun
1994-2001. Jurnal SNA. Volume 8, Nomor 19, hal 538-553.
Erlina. 2008. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen,
Edisi Kedua. USU Press. Medan.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariatedengan Program SPSS,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Gumanti. 2011. Macam Macam Variabel Kuangan, Badan Penerbit Universitas
Sumatera Utara. Medan.
14
Helen, Sulistio. 2005. Pengaruh Informasi Akuntansi dan Non Akuntansi terhadap
Initial Return: Studi pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public
Offering di Bursa Efek Jakarta.
Horne, James C. Van dan John M. Wachowicz JR. 2007. Fundamental of
Financial Management. Alih Bahasa Dewi Fitriasari dan Deny Arnos
Kwary. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Edisi 12. Buku 2.
Salemba Empat.Sunariyah. 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal,
ed.3. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.Jakarta.
Indita Azisia dan Puji Harto. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Underpricing Ketika Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Akuntansi. Volume 2, Nomor 3, hal 1-7.
Isfaatun, Eliya dan Atika Jauhari Hatta. 2010. Analisis Informasi Penentu Harga
Saham Saat Initial Public Offering. Jurnal Ekonomi Bisnis. Volume 15,
Nomor 1, April, hal 66-74.
Junaeni, Irawati dan Rendi Agustian. 2013. Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Tingkat Underpricing Saham Pada Perusahaan yang
Melakukan InitialPublicOffering di BEI. Jurnal Ilmiah Widya. Volume 1,
Nomor1, Mei-Juni, hal 52-59.
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan.Raja Grafindo Persada.Jakarta.
Kristiantari, I Dewa Ayu. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Underpricing Saham Pada Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika. Volume 2, Nomor 2,
Juni, hal 785-811.
Kusumawati dan Sudento. 2011. Pengaruh Kebijakan Leverage, Kebijakan
Dividen, Earnings Per Share Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.
Mangani, Silvanita Ktut. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lain.
Erlangga.Jakarta.
Manurung, Adler Haymans. 2013. Initial Public Offering (IPO)Konsep, Teori, dan
Proses. Adler Manurung Press. Jakarta.
Nashiran Abu, Kiyotaka Uzaki. 2013. “An Empirical Study of Initial Public
Offerings Underpricing for Shariah –Compliant Companies: The Case of
Malaysian Market” melakukan penelitian terhadap underpricing pada 420
perusahaan yang melakukan IPO. Sepang.
15
Ratnasari, Anggita dan Gunasti Hudiwinarsih. 2013. Analisis Pengaruh Informasi
Keuangan, Non Keuangan Serta Eknomi Makro Terhadap Underpricing
Pada Perushaan Ketika IPO. Jurnal Buletin Studi Ekonomi. Volume 18,
Nomor 2, Agustus, hal 85-97
.
Retnowati. 2013. Penyebab Underpricing pada Penawaran Saham Perdana di
Indonesia. Jurnal Akuntansi. Volume 2, Nomor 3, hal 182-190.
Rusdin. 2008. Pasar Modal. Alfabeta. Bandung.
Sadalia, Isfenti, 2010. Manajemen Keuangan. USU Press. Medan.
Saputro, Hari Guntoro Ridha. 2005. “Analisis Faktor-faktor yang
DapatMempengaruhi Underpricing dalam Initial Public Offering (IPO)
di Indonesia”.
Sartono, R. Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi I, Edisi 4.
BPFE. Yogyakarta.
Sawir, Agnes. 2004. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Shoviyah Nur Aini. 2013. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing
Saham Pada Perusahaan IPO di BEI Periode 2007-2011”. Universitas
Islam Indonesia.
Situmorang, Syafrizal Helmi dan Muslich Lufti, 2012. Analisis Data untuk Riset
Manajemen dan Bisnis. USU Press. Medan.
Soet, Murkor Abiud dan John Karanja Ngungi. 2012. Factors Influencing the
underpricing of initial public offers in an emerging market: evidence
from Nairobi Security Exchange (NSE). Research Journal of Business
Management and Accounting. Volume 2, Numberr 1, January 2013, hal
017-028.
Sudana, I Made. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan. Erlangga.Jakarta.
Sugiarto.2009. Struktur Modal, Struktur Kepemilikan Perusahaan, Permasalahan
Keagenan dan Informasi Asimetri. Graha Ilmu.Yogyakarta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis Menggunakan Analisis Tabel Statistik.
Alfabeta. Bandung.
Suyatmin, Sujadi. 2006. Pasar Modal. Surabaya.
16
Syafri Harahap, Sofyan. 2008. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Tandelilin, Eduardus. 2001, Investasi Manajemen dan Analisis.
BPFE.Yogyakarta.
Venantia, Anitya dan Kholiq. 2012. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Underpricing Saham Pada Penawaran Umum Perdana Di BEI Periode
2008-2010”.
Witjaksono. 2012. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan dan
Praktek Corporate Governance terhadap Pengelolaan Laba (Earnings
Management). Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Volume 9, Nomor 3,
September, hal 307-326.
Wiyono, Gentro. 2011. Analisis Data Pada Pengolahan Data SPSS. SPSS Studies
24:157.
Wiyono, Gentro. 2011. Analisis Data Pada Pengolahan Data SPSS. SPSS Studies
24:165.
Yolana dan Martani. 2005. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Underpricing Ketika Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Akuntansi. Volume 4, Nomor 3, hal 1-14.
Yustisia, Natali dan Roza Mailana. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Underpricing Saham Perdana Pada Perusahaan Non-Keuangan
Go Public. Jurnal Media Riset Akuntansi. Volume 2, Nomor 2, Agustus,
hal 157-169.