ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.ums.ac.id/48661/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf ·...

20
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING SAHAM PADA PERUSAHAAN NON- KEUANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN PERIODE 2012-2014 Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun oleh: ILHAM KARIN RIZKIAWAN B100 130 049 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

Transcript of ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.ums.ac.id/48661/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf ·...

0

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

UNDERPRICING SAHAM PADA PERUSAHAAN NON-

KEUANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

PERIODE 2012-2014

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun oleh:

ILHAM KARIN RIZKIAWAN

B100 130 049

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

i

ii

1

iii

1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

UNDERPRICING SAHAM PADA PERUSAHAAN NON-KEUANGAN

DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN PERIODE 2012-2014

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel-variabel ukuran

perusahaan, underwriter, leverage, return on equity (ROE) secara bersama-sama

maupun secara individu terhadap underpricing pada perusahaan non-keuangan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitian

asosiatif dan data yang digunakan adalah data sekuder. Data yang digunakan

diperoleh dari hasil publikasi pada Bursa Efek Indonesia mengenai data

perusahaan yang telah diaudit selama periode penelitian. Metode pengumpulan

data dilakukan dengan studi pustaka dan dokumentasi. Metode analisis yang

digunakan adalah regresi linier berganda. Populasi dari penelitian ini adalah

perusahaan non-keuangan di Bursa Efek Indonesia yang melakukan IPO (Initial

Public Offering) pada periode 2012-2014, yang berjumlah 60 perusahaan. Sampel

dalam penelitian ini berjumlah 42 perusahaan, dan penarikan sampel

menggunakan metode purposive sampling.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan, ukuran

perusahaan, underwriter, leverage, dan return on equity secara bersama sama

berpengaruh signifikan teradap underpricing. Secara parsial, ukuran perusahaan,

underwriter, dan return on equity (ROE) berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap underpricing sedangkan leverage berpengaruh positif dan signifikan

terhadap underpricing pada perusahaan non-keuangan yang melakukan Initial

Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia.

Kata kunci: Underpricing, ukuran perusahaan, underwriter, leverage, return on

equity (ROE).

ABSTRACT

This research aims to test the influence of variables size, underwriter,

leverage, return on equity (ROE) collectively and individually towards

underpricing at non-financial companies listed on the Indonesia Stock Exchange.

This research is associative research and the type of data is secondary. Those are

obtained from data pulished by Indonesia Stock Exchange which has audited for

research period. Method of data collection used study literature. The analysis

methods used is descriptive statistics and multiple linear regression. The

population of this research is a non-financial company in Indonesia Stock

Exchange that do an IPO (Initial Public Offering) in the period 2012-2014, which

amounts to 60 companies. The sample of this research are 42 companies, which

was done by using purposive sampling method.

The results of this research show that simultaneously, size,

underwriter, leverage, and return on equity (ROE) are jointly contributing

significantly to the underpricing. Partially, the size, underwriter and return on

2

equity (ROE) has a negative and significant effect to underpricing, while leverage

have a significant and positive effect to underpricing at non-financial companies

doing Initial Public Offering (IPO) on the Indonesia Stock Exchange.

Keywords: Underpricing, size, underwriter, leverage, return on equity (ROE).

1. PENDAHULUAN

Lingkungan bisinis pada masa masa sekarang sangat berkembang sehingga

menciptakan persaingan yang semakin ketat. Persaingan perusahaan tidak hanya

terjadi pada perusahaan nasional tetapi perusahaan asing yang berdiri di dalam

negeri ditambah dengan banyaknya pebisnis bebisnis baru yang bermunculan utuk

ikut bersaing. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang bermunculan,

perusahaan perusahaan berusaha melakukan berbagai cara untuk mengembangkan

usahanya agar dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan pada persaingan

yang semakin kompetitif. Demi mencapai pertumbuhan serta perkembangan yang

diharapkan, perusahaan membutuhkan dana yang besar untuk hal tersebut.

Dana yang di butuh kan oleh perusahaan semakin besar seiring dengan

berkembangnya perusahaan. Kebutuhan akan dana tersebut mendorong

manajemen untuk memilih satu atau beberapa alternatif allternatif pendanaan yang

akan digunakan. Perusahaan memiliki alternatif alternatif untuk pendanaan yakni

ada yang dari dalam perusahaan dapat diperoleh melalui laba ditahan, modal

sendiri dan akumulasi penyusutan aktiva tetap. Sedangkan dana yang didapat dari

luar perusahaan dapat berasal dari kreditor berupa utang, penerbitan surat- surat

utang maupun pendanaan yang bersifat penyertaan dalam bentuk saham yaitu

dengan cara menambah kepemilikan saham dengan menjual saham perusahaan

kepada publik atau go public.

Pada saat IPO di pasar perdana terdapat hal yang menarik perhatian yaitu

harga saham yang ditawarkan pada pasar perdana lebih rendah dibandingkan

harga saham yang ditawarkan di pasar sekunder yang disebut dengan

underpricing. Menurut Brealey et al., (2007:417) “Underpricing terjadi saat

menerbitkan sekuritas pada harga penawaran yang ditetapkan di bawah nilai

sekuritas sebenarnya”. Pada saat perusahaan melakukan IPO, harga saham yang

dijual pasar perdana ditentukan berdasarkan kesepakatan antara perusahaan

3

emiten dan penjamin emisi (underwriter), sedangkan harga yang terjadi di pasar

sekunder ditentukan oleh mekanisme pasar yang telah ada melalui kekuatan

permintaan dan penawaran saham tersebut di pasar modal. Apabila penentuan

harga saham pada saat IPO secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan

harga yang terjadi di pasar sekunder di hari pertama, maka terjadi underpricing (

Kim, Krinsky dan Lee, 1995).

Kondisi ini dapat terjadi karena perusahaan calon emiten dan penjamin

emisi efek secara bersama-sama mengadakan kesepakatan dalam menentukan

harga perdana saham namun mereka mempunyai kepentingan yang berbeda.

Sebagai pihak yang membutuhkan dana, emiten menginginkan harga perdana

yang tinggi karena dengan harga perdana yang tinggi maka emiten dapat

memperoleh dana sebesar yang diharapkan, namun tidak demikian halnya dengan

penjamin emisi efek. Penjamin emisi efek berusaha meminimalkan resiko

penjaminan yang menjadi tanggung jawabnya dengan menentukan harga yang

dapat diterima oleh para investor.

Underpricing terjadi karena berberapa faktor yang mempengaruhinnya,

faktor faktor diantaranya adalah leverage, Return on Equity(ROE), Ukuran

perusahaan(SIZE) dan Underwriter. Pada penelitian terdahulu dari berbagai jurnal

junal nasional maupun internasional Variabel Return On Equity (ROE), Leverage,

Ukuran Perusahaan(SIZE) dan Underwriter masih banyak digunakan peneliti

sebagai faktor yang mempengaruhi underpricing seperti:

Dinnul Alfian Akbar dan Hasanah(2011) dengan judul “Analisis Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing Saham Perdana di Bursa Efek

Indonesia” : Variabel Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap

underpricing. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian dari Christian Riolsen

Lbn Tobing (2012) dan Leony (2012 ). Tetapi tidak sejalan dengan analisis

Venantia Anitya Hapsari, Idewa Ayu Kristiantari (2013).

Indita Azisia Risqi, Puji Harto(2013) dengan judul “Analisis Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Underpricing Ketika Initial Public Offering di Bursa Efek

Indonesia” : Variabel underwriter berpengaruh negatif yang signifikan terhadap

underpricing. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian dari Idewa Ayu

4

Kristiantari (2013). Tetapi tidak sejalan dengan analisis Shoviyah Nur Aini

(2013), Nashirah Binti Abu Bakar dan Kiyotaka Uzaki (2013).

Idewa Ayu Kristiantari (2013) dengan penelitian judul “Analisis Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Penawaran Saham

Perdana Di BEI”: Variabel Leverage tidak berpengaruh terhadap underpricing,

Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian dari Indita Azisia Risqi (2013).

Fenomena ini menarik untuk dikaji lebih lanjut, berdasar latar belakang

dan dari berbagai penelitian yang sudah ada, terlihat hasil penelitian yang tidak

selalu konsisten, baik yang dilakukan di Indonesia maupun di luar negeri. Pada

analisis berbagai jurnal ternyata masih banyak inkonsistensi hasil dari penelitian

tiap variabel baik variabel Return On Equity (ROE), Leverage, Ukuran

Perusahaan(SIZE) dan Underwriter. kemudian perlu dilakukan penelitian untuk

perusahaan non keuangan sehingga terlihat seberapa besar tingkat underpricing-

nya karena pada perusahaan non keuangan yang listing di BEI masih ditemukan

adanya fenomena gap yakni adanya underpricing yang lebih banyak di

bandingkan pada perusahaan keuangan. Uniknya perusahaan nonkeuangan selalu

memliki tingkat underpricing lebih banyak dari pada perusahaan keuangan

padahal dalam pelaksanaanya secara teoritis tingkat underpricing dapat

diminimalisir dengan dilakukannya penerbitan prospektus atau informasi

perusahaan yang harus di lakukan pada semua perusahaan baik perusahaan

keuangan maupun non keuangan yang melakukan IPO agar tidak terjadi asimetri

informasi yang menyebabkan underpricing.

Dengan dasar itulah perusahaan di sektor non keuangan menjadi fokus

dalam penelitian ini, karena cenderung mengalami underpricing jika dibandingkan

dengan perusahaan di sektor keuangan oleh karena itu, peneliti ingin melakukan

penelitian dengan judul ”Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Underpricing Saham Pada Perusahaan Non-Keuangan Di Bursa Efek Indonesia

Tahun Periode 2012-2014”

5

2. METODE PENELITIAN

Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan non keuangan di Bursa

Efek Indonesia sebanyak 60 perusahaan. Dalam penelitian ini yang menjadi

variabel independen adalah Return On Equity, Leverage, Ukuran Perusahaan

dan Underwriter, sedangkan yang menjadi variabel dependen adalah

underpricing. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode studi pustaka dan dokumentasi. Data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan tahuan (Annual Report) yang

dipublikasikan di situs resmi IDX. Sampel penelitian ini sebanyak 42

perusahaan, penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

purpose sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan dan

kriteria tertentu. Adapun kriteria yang digunakan untuk penentuan sampel

dalam penelitian ini adalah:

a. Perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama

periode 2012-2014.

b. Perusahaan yang mengalam underpricing.

c. Perusahaan go public yang melakukan IPO selama periode 2012 sampai

2014.

Metode analisis data merupakan suatu metode analisa yang digunakan

untuk memproses data guna memperoleh hasil dan dibuat kesimpulan.

a. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui masalah yang sering

terjadi dalam analisis regresi dalam mencocokkan model prediksi kedalam

sebuah model yang telah dimasukkan ke dalam serangkaian data, misalnya

masalah dengan pengujian normalitas, multikolinearitas dan heterokedasitas.

Langkah-langkah uji asumsi klasik dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Menurut Gentro Wiyono (2011: 177) uji normalitas berguna untuk

mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal ataukah tidak. Uji

ini biasanya untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio.

Jika analisis menggunakan metode pareametrik, maka persyaratan

6

normalitas terpenuhi, artinya data harus berdistribusi normal. Jika data

tidak berdistribusi normal, atau jumlah sampek sedikit maka metode yang

digunakan adalah statistic nonparametric. Uji normalitas menggunakan uji

one sample kolmogorof-smirnov dengan menggunkan taraf signifikan

0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi > 0,05 atau

5%.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan dengan tujuan untuk mengetahui

apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen).Model regresi yang baik harus bebas dari korelasi diantara

variabel independen.Jika terjadi korelasi antar variabel independen, maka

variabel-variabel ini tidak orthogonal. variabel independen yang memiliki

nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Uji

multikolinieeritas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan melihat

nilai VIF (Variance Inflaction Factor) dan nilai tolerance. Jika VIF > 1 dan

< 10 dan nilai tolerance < 0,10 maka terjadi gejala multikolinearitas

(Ghozali, 2011).

3. Uji Autokorelasi

Menurut Gentro Wiyono (2011:165) uji autokorelasi digunakan

untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik

autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu

pengamatan lain pada model regresi. Untuk mendeteksi adanya

autokorelasi dapat dilakukan melalui uji Durbin-Waston (DW test).Kriteria

pengujian DW yaitu nilai DW 1,5-2,5 dapat diartikan tidak ada

autokorelasi, dan jika nilai DW 1,5-2,5 dapat diartikan ada autokorelasi

negatif.

4. Uji Heterokedastisitas

Menurut Gentro Wiyono (2011:160) uji heterokedastisitas

digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi

klasik heterokedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian residual

untuk semua pengamatan pada model regresi. Tetapi dalam penelitian ini

7

menggunakan metode Langrang Multiplier (LM). Dalam metode ini

melalui beberapa tahapan yang hasil akhirnya jika R square (R2) dikali

dengan N yang merupakan jumlah sampel yang digunakan apabila lebih

besar dari 9,2 maka data tersebut mempunyai standar error yang

mengalami heteroskedastisitas. Sebaliknya jika R2 dikali dengan N apabila

kurang dari 9,2 maka data tersebut mempunyai standar error yang tidak

mengalami heteroskedastisitas.

b. Analisis Regresi Linear Berganda

Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear berganda karena

variabel yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari dua.Teknik regresi linear

berganda digunakan untuk mengetahui hubungan dan besarnya pengaruh variabel-

variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen). Rumus model

dalam penelitian ini sebagai berikut:

+ + + + е

Keterangan:

Y = Nilai Peursahaan

α = Konstanta

= Koefisien

= Ukuran perusahaan

= Underwriter

= Leverage

= Return on equity

e = Variabel pengganggu (residual)

c. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh dan signifikansi

variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian ini meliputi:

1. Uji F atau uji signifikansi secara simultan

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak

dilakukan uji-F. Pada dasarnya uji statistik F menunjukkan apakah semua

variabel bebas (variabel independent) mempunyai pengaruh secara simultan

8

terhadap variabel terikat (variabel dependent). Hipotesis yang akan diuji

adalah hipotesis nol ( ), apakah semua parameter dalam model secara

simultan sama dengan 0 (nol) atau hipotesis alternative (Ha), semua

parameter secara simultan tidak sama dengan 0 (nol).

2. Uji t atau uji signifikansi secara parsial

Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen

secara parsial (individu) terhadap variabel dependennya yaitu nilai

perusahaan dengan asumsi variabel lain diangkat konstan. Hipotesis yang

akan diuji menggunakan uji t Jika Sig. t > 0,05, H0 diterima dan Ha ditolak

dan Jika Sig. t < 0,05, H0 ditolak dan Ha diterima.

3. Uji Koefisien Determinan ( )

Uji digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan

variabel independen dalam menerangkan variasi variabel dependen.Nilai

koefisien determinan antara 0 (nol) sampai dengan 1 (0 ≤ Semakin

besar nilai suatu regresi atau mendekati 1 (satu), maka semakin baik

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel

dependen.Namun nilai yang kecil atau mendekati 0 (nol), maka

kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen

amat terbatas.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang ukuran perusahaan, underwritter,

leverage dan return on equity terhadap underpricing perusahaan non keuangan

periode 2012-2014, diketahui bahwa hasil uji asumsi klasik data berdistribusi

normal, tidak terjadi multikolinieritas, tidak terjadi autokorelasi, dan tidak terjadi

hesteroskesdatisitas.

Sedangkan hasil uji regresi linier berganda diperoleh persamaan sebagai

berikut: Y= 21,446-3,932( )-20,375( )+11,785( )-0,499( )

Dari persamaan diatas dapat diinrerpretasikan sebagai berikut:

9

a. Konstanta sebesar 21,446 menunjukkan bahwa apabila tidak ada

independen ( = 0, = 0, = 0, = 0) maka underpricing nilainya

positif sebesar 21,446.

b. Koefisien regresi variabel ukuran perusahaan memiliki nilai negatif yaitu

sebesar sebesar -3,932 menunjukkan bahwa setiap kenaikan ukuran

perusahaan sebesar 1% akan diikuti oleh penurunan underpricing sebesar

-3,932.

c. Koefisien regresi variabel underwriter memiliki nilai negatif yaitu sebesar

sebesar -20,375 menunjukkan bahwa setiap kenaikan underwriter sebesar

1% akan diikuti oleh penurunan underpricing sebesar -20,375.

d. Koefisien regresi variabel leverage memiliki nilai positif yaitu sebesar

sebesar 11,785 menunjukkan bahwa setiap kenaikan leverage sebesar 1%

akan diikuti oleh kenaikan underpricing sebesar 11,785.

e. Koefisien regresi variabel ROE memiliki nilai negatif yaitu sebesar sebesar

-0,499 menunjukkan bahwa setiap kenaikan ROE sebesar 1% akan diikuti

oleh penurunan underpricing sebesar -0,499.

Hasil uji t pada variabel ukuran perusahaan, underwriter, leverage dan

return on equity dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Ukuran perusahaan digunakan untuk mengukur besar atau kecilnya suatu

perusahaan, semakin besar perusahaan maka informasi yang diperoleh

semakin banyak. Secara parsial dilihat dari hasil Sig. t = 0,008 < α = 0,05,

disimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap underpricing. Hasil ini berpengaruh negatif artinya, semakin

besar ukuran perusahaan maka tingkat underpricing akan semakin rendah,

dan sebaliknya apabila semakin kecil ukuran perusahaan maka tingkat

underpricing akan semakin tinggi.

b. Underwriter merupakan penjamin emisi yang memberikan informasi

mengenai perusahaan kepada investor. Secara parsial dilihat dari Sig. t =

0,002 < α = 0,05, disimpulkan bahwa underwriter berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap underpricing. Artinya, bahwa semakin tinggi reputasi

underwriter maka tingkat underpricing akan semakin rendah, dan

10

sebaliknya apabila semakin rendah reputasi underwriter maka tingkat

underpricing akan semakin tinggi.

c. leverage atau hutang perusahaan adalah salah satu aspek yang digunakan

untuk mengukur kinerja perusahaan adalah aspek. Tingkat leverage

menggambarkan risiko yang diukur dengan membandingkan total

kewajiban perusahaan dengan total aset. Secara parsial dilihat dari hasil

Sig. t= 0,004 < α = 0,05, disimpulkan bahwa leverage berpengaruh positif

dan signifikan terhadap underpricing. Hasil ini berpengaruh positif artinya,

semakin besar tingkat leverage maka tingkat underpricing akan semakin

tinggi, dan sebaliknya apabila semakin kecil leverage maka tingkat

underpricing akan semakin rendah.

d. Return on Equity merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh

laba bagi investor. Secara parisal dilihat dari hasil Sig. t = 0,039 < α =

0,05, disimpulkan bahwa Return on equity ROE berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap underpricing. Hasil ini berpengaruh negatif artinya,

semakin besar tingkat ROE maka tingkat underpricing akan semakin

rendah, dan sebaliknya apabila semakin rendah tingkat ROE maka tingkat

underpricing akan semakin tinggi.

Hasil pengujian uji F tingkat signifikansi 0,000. Nilai signifikansi tersebut

lebih kecil dari 0,05, dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara simultan

variabel ukuran prusahaan, underwriter, leverage dan return on equity secara

bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen, sehingga ditolak dan

Ha diterima.

Selanjutnya hasil dari uji determinan diketahui nilai R square sebesar

0,427, artinya 42,7% nilai perusahaan dapat dijelaskan oleh variabel independen

(ukuran perusahaan, underwriter, leverage dan return on equity). Sedangkan

57.3% sisanya diterangkan oleh faktor-faktor lain.

11

4. PENUTUP

a. Kesimpulan

1.Terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan Ukuran Perusahaan terhadap

Underpricing, hal ini dibuktikan sig t 0,008 < 0,05, dengan demikian Ha

diterima dan Ho ditolak. Hasil pengujian menunjukkan sejalan dengan

penelitian terdahulu yang dilakukan Sandhiaji (2004) serta Yolana dan

Martani (2005).

2.Terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan Underwriter terhadap

Underpricing, hal ini dibuktikan sig t 0,002 < 0,05, dengan demikian Ha

diterima dan Ho ditolak. Hasil pengujian menunjukkan sejalan dengan

penelitian terdahulu yang dilakukan Sharma dan Sharapin (2010) di Bursa

Efek Rumania, Chonet. al (2010) di Bursa Efek China dan Diyah (2007) di

Buesa Efek Indonesia.

3.Terdapat pengaruh positif dan signifikan variabel leverage terhadap

Underpricing, hal ini dibuktikan sig t 0,004 < 0,05, dengan demikian Ha

diterima dan Ho ditolak. Hasil pengujian menunjukkan sejalan dengan

penelitian terdahulu yang dilakukan Helen (2005) .

4.Terdapat pengaruh yang signifikan Debt to Equity (ROE) Ratio terhadap

Underpricing, hal ini dibuktikan sig t 0,039 < 0,05, dengan demikian Ha

diterima dan Ho ditolak. Hasil pengujian menunjukkan sejalan dengan

penelitian terdahulu yang dilakukan Kusumawati dan Sudento, (2005)

5. Terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara variabel bebas

Ukuran Perusahaan, Underwriter, Leverage, Debt to Equity Ratio secara

bersama-sama terhadap Underpricing, hal ini dibuktikan sig F 0,000 <

0,05, dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima.

6. Nilai koefisien determinasi adalah sebesar 0,472 yang berarti variasi

perubahan Underpricing dipengaruhi Ukuran perusahaan ( ), Underwriter

( ), Leverage ( ), Debt to Equity Ratio ( ), Ukuran Perusahaan adalah

sebesar 42,7%, sedangkan sisanya 57,3% dipengaruhi oleh faktor lain

diluar penelitian.

12

7. Jadi, dari penelitian yang saya lakukan dapat disimpulkan bahwa secara

keseluruhan dari variabel ukuran perusahaan, underwriter, leverage, dan

return on equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap underpricing pada

perusahaan nonkeuangan. Walaupun masih ada variabel lain yang

memiliki pengaruh yang lebih besar dalam mempengaruhi underpricing,

tetapi variabel ukuran perusahaan, underwriter, leverage, dan return on

equity (ROE) tersebut yang terdapat dalam prospektus atau informasi dari

perusahaan yang menjual saham pertamanya di bursa efek sangat penting

kegunaanya dan dibutuhkan bagi para investor maupun calon investor

untuk melakukan pertimbangan dalam melakukan keputusan investasinya

di bursa saham.

b. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan

tersebut antara lain:

1. Penelitian ini hanya mengambil empat buah variabel yaitu Ukuran

perusahaan, Undewritter, financial leverage, dan ROE sebagai variabel

independen, namun sebenarnya masih banyak variabel lain yang dapat

mempengaruhi terjadinya tingkat underpricing saham seperti ROA, EPS,

reputasi auditor dan umur perusahaan yang diduga mempengaruhi

underpricing pada perusahaan sektor non keuangan.

2. Sampel dalam penelitian ini terbatas karena hanya diperoleh dari daftar

perusahaan-perusahaan yang melakukan IPO periode 2012- 2014 yang

tersedia di BEI serta hanya menggunakan sampel perusahaan sektor non

keuangan sehingga datanya masih terbatas. Selain itu, data yang

dipergunakan adalah data tahun pertama pada saat perusahaan go public,

sehingga memungkinkan adanya faktor-faktor lain yang dapat

mempengaruhi underpricing apabila terdapat jarak waktu yang lebih lama

antara periode data tahunan yang digunakan pada saat go public sampai

tahun yang ditentukan penulis atau data time series.

13

c. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini peneliti mencoba memberikan saran baik

bagi pihak perusahaan, investor dan calon investor .

1. Bagi Perusahaan

a. Bagi perusahaan yang akan melakukan Initial Public Offering (IPO)

untuk memperhatikan faktor-faktor, seperti ukuran perusahaan,

underwriter, leverage, dan return on equity (ROE) untuk dapat

mengurangi underpricing dan meningkatkan kepercayaan investor

dalam mengambil keputusan pendanaan bagi perusahaan.

b. Perusahaan diharapkan dapat memberikan informasi secara lengkap,

lebih terbuka, apa badanya sesuai dengan kondisi perusahaan yang

sebenarnya supaya dapat menghasilkan IPO yang baik dan

menguntungkan bagi perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Alteza, Muniya. 2010. Underpricing Emisi Saham Perdana: Suatu Tinjauan Kritis.

Jurnal Manajemen. Volume 9, Nomor 2, Mei, hal 1-17.

Ayu, Idewa Kristiantari. 2013. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Underpricing Saham Pada Penawaran Saham Perdana Di Bursa Efek

Indonesia”. Universitas Negeri Semarang.

Brealey, R.A, Myer, S.C, dan Marcus, A.J, 2007. Dasar–dasar Manajemen

Keuangan Perusahaan Jilid 1.Penerbit Erlangga.Jakarta.

Chastina, Yolana dan Dwi Martani, 2005. Variabel-Variabel yang Mempengaruhi

Fenomena Underpricing pada Penawaran Saham Perdana di BEJ Tahun

1994-2001. Jurnal SNA. Volume 8, Nomor 19, hal 538-553.

Erlina. 2008. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen,

Edisi Kedua. USU Press. Medan.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,

Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariatedengan Program SPSS,

Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Gumanti. 2011. Macam Macam Variabel Kuangan, Badan Penerbit Universitas

Sumatera Utara. Medan.

14

Helen, Sulistio. 2005. Pengaruh Informasi Akuntansi dan Non Akuntansi terhadap

Initial Return: Studi pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public

Offering di Bursa Efek Jakarta.

Horne, James C. Van dan John M. Wachowicz JR. 2007. Fundamental of

Financial Management. Alih Bahasa Dewi Fitriasari dan Deny Arnos

Kwary. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Edisi 12. Buku 2.

Salemba Empat.Sunariyah. 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal,

ed.3. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.Jakarta.

Indita Azisia dan Puji Harto. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Underpricing Ketika Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek

Indonesia. Jurnal Akuntansi. Volume 2, Nomor 3, hal 1-7.

Isfaatun, Eliya dan Atika Jauhari Hatta. 2010. Analisis Informasi Penentu Harga

Saham Saat Initial Public Offering. Jurnal Ekonomi Bisnis. Volume 15,

Nomor 1, April, hal 66-74.

Junaeni, Irawati dan Rendi Agustian. 2013. Analisis Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Tingkat Underpricing Saham Pada Perusahaan yang

Melakukan InitialPublicOffering di BEI. Jurnal Ilmiah Widya. Volume 1,

Nomor1, Mei-Juni, hal 52-59.

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan.Raja Grafindo Persada.Jakarta.

Kristiantari, I Dewa Ayu. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Underpricing Saham Pada Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek

Indonesia. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika. Volume 2, Nomor 2,

Juni, hal 785-811.

Kusumawati dan Sudento. 2011. Pengaruh Kebijakan Leverage, Kebijakan

Dividen, Earnings Per Share Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur

Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.

Mangani, Silvanita Ktut. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lain.

Erlangga.Jakarta.

Manurung, Adler Haymans. 2013. Initial Public Offering (IPO)Konsep, Teori, dan

Proses. Adler Manurung Press. Jakarta.

Nashiran Abu, Kiyotaka Uzaki. 2013. “An Empirical Study of Initial Public

Offerings Underpricing for Shariah –Compliant Companies: The Case of

Malaysian Market” melakukan penelitian terhadap underpricing pada 420

perusahaan yang melakukan IPO. Sepang.

15

Ratnasari, Anggita dan Gunasti Hudiwinarsih. 2013. Analisis Pengaruh Informasi

Keuangan, Non Keuangan Serta Eknomi Makro Terhadap Underpricing

Pada Perushaan Ketika IPO. Jurnal Buletin Studi Ekonomi. Volume 18,

Nomor 2, Agustus, hal 85-97

.

Retnowati. 2013. Penyebab Underpricing pada Penawaran Saham Perdana di

Indonesia. Jurnal Akuntansi. Volume 2, Nomor 3, hal 182-190.

Rusdin. 2008. Pasar Modal. Alfabeta. Bandung.

Sadalia, Isfenti, 2010. Manajemen Keuangan. USU Press. Medan.

Saputro, Hari Guntoro Ridha. 2005. “Analisis Faktor-faktor yang

DapatMempengaruhi Underpricing dalam Initial Public Offering (IPO)

di Indonesia”.

Sartono, R. Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi I, Edisi 4.

BPFE. Yogyakarta.

Sawir, Agnes. 2004. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan

Perusahaan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Shoviyah Nur Aini. 2013. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing

Saham Pada Perusahaan IPO di BEI Periode 2007-2011”. Universitas

Islam Indonesia.

Situmorang, Syafrizal Helmi dan Muslich Lufti, 2012. Analisis Data untuk Riset

Manajemen dan Bisnis. USU Press. Medan.

Soet, Murkor Abiud dan John Karanja Ngungi. 2012. Factors Influencing the

underpricing of initial public offers in an emerging market: evidence

from Nairobi Security Exchange (NSE). Research Journal of Business

Management and Accounting. Volume 2, Numberr 1, January 2013, hal

017-028.

Sudana, I Made. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan. Erlangga.Jakarta.

Sugiarto.2009. Struktur Modal, Struktur Kepemilikan Perusahaan, Permasalahan

Keagenan dan Informasi Asimetri. Graha Ilmu.Yogyakarta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis Menggunakan Analisis Tabel Statistik.

Alfabeta. Bandung.

Suyatmin, Sujadi. 2006. Pasar Modal. Surabaya.

16

Syafri Harahap, Sofyan. 2008. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Raja

Grafindo Persada. Jakarta.

Tandelilin, Eduardus. 2001, Investasi Manajemen dan Analisis.

BPFE.Yogyakarta.

Venantia, Anitya dan Kholiq. 2012. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Underpricing Saham Pada Penawaran Umum Perdana Di BEI Periode

2008-2010”.

Witjaksono. 2012. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan dan

Praktek Corporate Governance terhadap Pengelolaan Laba (Earnings

Management). Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Volume 9, Nomor 3,

September, hal 307-326.

Wiyono, Gentro. 2011. Analisis Data Pada Pengolahan Data SPSS. SPSS Studies

24:157.

Wiyono, Gentro. 2011. Analisis Data Pada Pengolahan Data SPSS. SPSS Studies

24:165.

Yolana dan Martani. 2005. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Underpricing Ketika Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek

Indonesia. Jurnal Akuntansi. Volume 4, Nomor 3, hal 1-14.

Yustisia, Natali dan Roza Mailana. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Tingkat Underpricing Saham Perdana Pada Perusahaan Non-Keuangan

Go Public. Jurnal Media Riset Akuntansi. Volume 2, Nomor 2, Agustus,

hal 157-169.