ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI...

99
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI BAWANG MERAH DI DESA KUPU KECAMATAN WANASARI KABUPATEN BREBES SKRIPSI NITA NUR LISTIANAWATI 109092000033 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 M / 1436 H

Transcript of ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI...

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSIBAWANG MERAH DI DESA KUPU KECAMATAN WANASARI

KABUPATEN BREBES

SKRIPSI

NITA NUR LISTIANAWATI109092000033

PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA2014 M / 1436 H

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSIBAWANG MERAH DI DESA KUPU KECAMATAN WANASARI

KABUPATEN BREBES

Oleh

Nita Nur Listianawati109092000033

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh GelarSarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA2014 M/1436 H

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang
Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI

BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH

DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA

PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANA PUN.

Jakarta, November 2014

Nita Nur Listianawati109092000033

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

CURRICULUM VITAE

NITA NUR LISTIANAWATI

Nama : Nita Nur Listianawati

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat / Tanggal lahir : Brebes, 24 Desember 1991

Status : Belum menikah

Agama : Islam

Berat Badan : 44 kg

Tinggi Tinggi : 158 cm

Alamat : Jl. Syeh Junaedi RT. 003 RW. 02 No. 29

Kel. Randusanga Wetan Kec. Brebes Kab. Brebes, 52212

Hand Phone : 085742666863 / 08998730091

E-mail : [email protected]

IPK : 3,42

2009 - sekarang : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Sosial Ekonomi /

Agribisnis

2006 - 2009 : SMA Negeri 2 Brebes

2003 - 2006 : SMP PGRI 01 Brebes

1997 - 2003 : SD Negeri 01 Randusanga Kulon Brebes

1995-1997 : TK Pertiwi 01 Brebes

Pendidikan Formal

Data Diri

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

2003 - 2006 : Drum Band SMP PGRI 01 BREBES

2010 - 2011 : Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Agribisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

2009-2013 : Anggota Saman Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2010 : Panitia Family Camp dalam Jurusan Agribisnis

2010 : Panitia Acara Agri’s Event dalam Jurusan Agribisnis 2010

Pengalaman Kegiatan dan Organisasi

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

i

RINGKASAN

NITA NUR LISTIANAWATI, ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANGMEMPENGARUHI PRODUKSI BAWANG MERAH DI DESA KUPUKECAMATAN WANASARI KABUPATEN BREBES. DI BAWAHBIMBINGAN EDMON DARIS DAN RIZKI ADI PUSPITA SARI

Bawang merah merupakan salah satu komoditas hortikultura penting di

Indonesia yang dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk tanpa memperhatikan

tingkat sosial. Komoditas ini mempunyai prospek yang sangat cerah, mempunyai

kemampuan untuk menaikan taraf hidup petani, nilai ekonomis yang tinggi ,

berpeluang ekspor, dapat membuka kesempatan kerja. Kabupaten Brebes salah

satu daerah Jawa Tengah yang menjadi sentra produksi bawang merah terbesar di

Indonesia. Kabupaten Brebes terdiri dari 17 kecamatan, salah satunya yaitu

kecamatan Wanasari.

Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan karakterisitik petani

bawang merah di Desa Kupu kecamatan Wanasari kabupaten brebes (2)

Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi bawang merah di Desa

Kupu kecamatan Wanasari kabupaten brebes (3) Mengetahui respon produksi

yang disebabkan oleh perubahan faktor- faktor produksi bawang merah di Desa

Kupu kecamatan Brebes kabupaten Brebes.

Penelitian ini dilakukan di desa Kupu kecamatan Wanasari kabupaten

Brebes. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi langsung di lapangan dan

wawancara responden dengan menggunakan pertanyaan yang telah dipersiapkan.

Data sekunder diperoleh dari berbagai instansi yang berkaitan dengan penelitian.

Pengolahan data dilakukandengan menggunakan analisis regresi linear berganda

bentuk logaritma natural menggunakan software SPSS 14 dan elastisitas produksi

Cobb Douglas.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa 92,9% produksi bawang merah

dapat dijelaskan oleh seluruh faktor dalam penelitian ini. Sisanya sebesar 7,1%

dijelaskan oleh faktor lain di luar penelitian ini. Uji-F menunjukkan bahwa

variabel-variabel bebas yang diamati dengan tingkat kepercayaan 90% yaitu luas

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

ii

lahan, bibit, tenaga kerja, pupuk, pestisida cair, dan pestisida padat berpengaruh

nyata terhadap produksi bawang merah di desa Kupu kecamatan Wanasari

kabupaten Brebes. Uji-t menunjukkan bahwa luas lahan berpengaruh sangat nyata

terhadap produksi bawang merah di desa Kupu, sedangkan bibit, tenaga kerja,

pupuk, pestisida cair dan pestisida padat kurang berpengaruh nyata terhadap

produksi bawang merah di desa Kupu.

Hasil perhitungan elastisitas produksi bawang merah didapat elastisitas

luas lahan bersifat elastis dengan nilai elastisitas sebesar 1.097, yang berarti

produksi bawang merah di desa Kupu respon terhadap luas lahan. Sedangkan

elastisitas produksi bibit, tenaga kerja, pupuk, pestisida cair, dan pestisida padat

bersifat inelastis dengan nilai elastisitas masing-masing sebesar 0.365, 0.170,

0.058, 0.008, 0.058 sehingga produksi bawang merah di desa Kupu tidak respom

terhadap bibit, tenaga kerja, pupuk, pestisida cair, dan pestisida padat.

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah S.W.T sehingga penulis dapat

menyusun dan menyelesaikan penelitian ini dengan judul “Analisis Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Produksi Bawang Merah di Desa Kupu Kecamatan Wanasari

Kabupaten Brebes”. Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan

program studi Strata-1 di Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penulisan penelitian ini, penulis banyak mendapatkan bantuan baik

berupa materil dan moral yang sangat berarti dari berbagai pihak. Oleh karena itu

pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya

kepada:

1. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, doa, nasihat,

motivasi, saran, dukungan, dan dorongan moril maupun materil. Semoga adinda

dapat membalas semua perjuangan Ayah Akhmad Ghozali dan mama Jamroni.

2. Adik tersayang (Fikri Falakudin) yang telah memberikan motivasi, dukungan,

doa, dan keceriaan.

3. Bapak Dr. Agus Salim M. Si, selaku dekan Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

iv

4. Bapak Drs. Acep Muhib MM, selaku ketua program studi Sosial Ekonomi

Pertanian/ Agribisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Dr. Ir. Edmon Daris, MS, selaku dosen pembimbing I yang telah

membimbing untuk memberikan arahan dan pemikiran, memberikan saran dan

nasihat, memberikan tenaga dan waktu, memberikan doa, serta dukungan kepada

penulis dalam penulisan skripsi ini.

6. Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang telah

membimbing untuk memberikan arahan dan pemikiran, memberikan saran dan

nasihat, memberikan tenaga dan waktu, memberikan doa, serta dukungan kepada

penulis dalam penulisan skripsi ini.

7. Bapak Dr. Taswa Sukmadinata, selaku dosen penguji I dalam siding munaqosyah

skripsi penulis yang telah memberikan kritik, saran dan masukan yang berharga

untuk perbaikan skripsi ini.

8. Ibu Ir. Armaeni Dwi Humaerah, M.Si, selaku dosen penguji II dalam siding

munaqosyah skripsi penulis yang telah memberikan kritik, saran dan masukan

yang berharga untuk perbaikan skripsi ini.

9. Seluruh dosen Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat

disebutkan satu per satu tanpa mengurangi rasa hormat atas ilmu dan pelajaran

dalam perkuliahan atau di luar perkuliahan.

10. Seluruh jajaran pimpinan dan staff Fakultas Sains dan Teknologi atas bantuan

dalam persiapan pelaksanaan seminar proposal dan seminar hasil.

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

v

11. Bapak Imam Turmudzi selaku ketua Gapoktan serta bapak kholidin selaku seksi

produksi desa Kupu kecamatan Wanasari kabupaten Brebes yang telah

memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di desa Kupu kecamatan

Wanasari kabupaten Brebes.

12. Bapak Agus, selaku kepala bagian Produksi di Balai Penyuluh Pertanian yang

telah membantu penulis dalam hal pengambilan data sekunder untuk melakukan

penelitian di desa Kupu kecamatan Wanasari kabupaten Brebes serta motivasi,

doa, dan dukungannya.

13. Keluarga besar di desa Randusanga Wetan, kabupaten Brebes khususnya Kakek

Darup, Paman Hurry,Tante Kholipah, Mba Gita, Tante Nur, Tulang Paung, Om

Ali yang telah membantu dan memberikan motivasi, nasihat, saran, doa, dan

dukungan.

14. Ivan Putra Koesdjiono sebagai teman jiwa yang selalu menemani, mendampingi,

dan mendengarkan keluh kesah penulis. Terima kasih atas kasih sayang yang

telah diberikan, dukungan dan doanya.

15. Salwati Syarifah, SP yang telah memberikan pelajaran dan pemahaman dalam

penulisan skripsi ini.

16. Sahabat-sahabatku tercinta Mia, Tiana, Ika, Nauli, Nunung, Selvi, Kiki,

terimakasih banyak atas doa, motivasi, dukungan serta dorongan yang telah kalian

berikan, serta arti persahabatan dan arti kekeluargaan yang selama ini kalian

ajarkan.

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

vi

17. Teman-teman Agribisnis 2009 (Arum, Dewi, Eka, Hana, Benita, Pipeh, Elis,

Dian, Sarah, Uki, Vinka, Silvi, Nena, Ponika, Ka Laeli, Riska, Bambang, Tio,

Daeng, Amin, Eriza, Jamal, Hariri, Bimbim, Gembul, Jajil, BM, Ucon, Azam,

Rahman, Slamet, Hilman, Anto, Arif, terimakasih atas kebesamaan dan keceriaan

yang telah dihadirkan, serta arti persahabatan dan arti kehidupan yang telah

diajarkan.

18. Novi Yulianti sebagai teman satu motor yang selalu menemani dari awal kuliah

hingga wisuda bareng, terimakasih banyak atas doa, dukungan, motivasi,

kebersamaa serta dorongan yang telah diberikan.

19. Senior-senior Agribisnis mulai dari angkatan 2002-2008 dan junior-junior dari

angkatan 2010-2012 atas doa dan dukungannya.

20. Ella Purwanti dan M. Iswanto terimakasih atas doa dan dukungannya.

21. Semua pihak yang telah membantu yang belum disebutkan tanpa mengurangi rasa

hormat. Terima kasih banyak.

Sebagai manusia biasa yang tidak pernah luput dari kekurangan dan

keterbatasan, penulis menyadari bahwa penelitian ini mungkin masih banyak

kekurangannya. Oleh sebab itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat

membangun untuk menyempurnakan penelitian ini.

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

vii

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Penulis mengharapkan penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak

dan dapat memenuhi apa yang diharapkan oleh semua pihak. Semoga Allah SWT

memberi keberkahan kepada kita semua. Amiin Ya Allah Ya Rabbal Allamin.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Jakarta, November 2014

Nita Nur L

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

viii

DAFTAR ISI

RINGKASAN ................................................................................................. i

KATA PENGANTAR.................................................................................... iii

DAFTAR ISI................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 3

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 4

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 4

1.5 Batasan Penelitian ............................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bawang Merah ..................................................................................... 6

2.2 Fungsi Produksi.................................................................................... 8

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Produksi Usahatani....... 9

2.4 Elastisitas Produksi .............................................................................. 12

2.5 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 16

2.6 Kerangka Pemikiran............................................................................. 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 20

3.2 Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 20

3.3 Metode Pengumpulan Data .................................................................. 21

3.4 Metode Pengambilan Sampel............................................................... 21

3.5 Metode Pengolahan Data ..................................................................... 22

3.5.1 Uji Asumsi Klasik .................................................................... 24

3.5.2 Analisis Regresi Linear Berganda............................................ 28

3.5.3 Elastisitas Produksi Cobb Douglas ......................................... 30

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

ix

3.6 Definisi Operasional............................................................................. 32

BAB IV GAMBARAN DESA KUPU

4.1 Lokasi, Penduduk dan Mata Pencaharian ............................................ 33

4.2 Kondisi Pertanian ................................................................................. 35

4.2.1 Usahatani Bawang Merah di Desa Kupu .................................... 36

4.2.2 Hama dan Penyakit Tanaman Bawang Merah di Desa Kupu ..... 39

4.3 Gambaran Umum Gapoktan Maju Bersama ........................................ 40

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden ..................................................................... 43

5.1.1 Umur Petani ............................................................................... 44

5.1.2 Pengalaman Bertani ................................................................... 45

5.1.3 Status Kepemilikan Lahan ......................................................... 47

5.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Bawang Merah di

Desa Kupu ........................................................................................... 49

5.3 Elastisitas Produksi .............................................................................. 55

5.4 Pembahasan ......................................................................................... 56

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ......................................................................................... 63

6.2 Saran..................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 65

LAMPIRAN ................................................................................................... 68

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

x

DAFTAR TABEL

1. Luas Tanam, Produksi dan Rata-Rata Produksi Bawang Merah diKecamatan Wanasari Brebes Tahun 2011 ............................................. 2

2. Keterangan ............................................................................................ 23

3. Uji Multikolinearitas .............................................................................. 25

4. Jumlah Penduduk Desa Kupu Berdasarkan Usia dan Jenis KelaminTahun 2012 .......................................................................................... 34

5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencahariannya Tahun 2012 ...... 35

6. Jumlah Responden Petani Bawang Merah Berdasarkan Umur ........... 44

7. Hasil Olahan Independent Sampel Test Berdasarkan Perbedaan Umur

.............................................................................................................. 44

8. Tingkat Pengalaman Bertani Responden dalam Usahatani BawangMerah di Desa Kupu .............................................................................. 45

9. Hasil Olahan Independent Sampel Test ................................................ 46

10. Distribusi Status Kepemilikan Lahan Responden di Desa Kupu......... 47

11. Hasil Olahan Anova Satu Arah ............................................................ 48

12.Hasil Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi BawangMerah di Gapoktan Maju Bersama ....................................................... 50

13. Elastisitas Produksi ............................................................................. 56

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Grafik Produksi dengan Satu Variabel Input ............................... 13

2. Kerangka Pemikiran...................................................................... 19

3. Uji Normalitas............................................................................... 24

4. Scatterplot ..................................................................................... 27

5. Struktur Organisasi Kepengurusan Gapoktan Maju Bersama, 2011

...................................................................................................... 41

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

xii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Daftar Pertanyaan Kuisioner ..................................................... 68

2. Lembar Data Karakteristik Petani Responden ....................................... 73

3. Lembar Data Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi BawangMerah di Desa Kupu Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Sebelumdi Transformasi ke bentuk Logaritma Natural (Ln) ................................ 77

4. Lembar Data Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi BawangMerah di Desa Kupu Kecamatan Wanasari Kabupaten BrebesSetelah di Transformasi ke bentuk Logaritma Natural (Ln) .................. 79

5. Lembar Output Analisis Regresi Berganda ............................................... 82

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bawang merah merupakan salah satu komoditas hortikultura penting di

Indonesia yang dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk tanpa memperhatikan

tingkat sosial. Komoditas ini mempunyai prospek yang sangat cerah, mempunyai

kemampuan untuk menaikan taraf hidup petani, nilai ekonomis yang tinggi ,

merupakan bahan baku industri, dibutuhkan setiap saat sebagai bumbu masak,

berpeluang ekspor, dapat membuka kesempatan kerja, dan merupakan sumber

kalsium dan fosfor yang cukup tinggi (Direktorat Bina Produksi Hortikultura,

1999).

Kabupaten Brebes adalah salah satu daerah Jawa Tengah yang menjadi

sentra produksi bawang merah terbesar di Indonesia. Kabupaten Brebes terdiri

dari 17 kecamatan, salah satunya yaitu kecamatan Wanasari. Berdasarkan data

monografi Desa kecamatan Wanasari tahun 2013, menyatakan bahwa salah satu

wilayah yang berpotensi dalam pengembangan usahatani bawang merah di

kecamatan Wanasari adalah Desa Kupu, berikut sebaran distribusi luas lahan,

produksi dan produktivitas bawang merah tahun 2013.

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

2

Tabel 1. Luas Tanam, Produksi dan Rata-rata Produksi Bawang Merah diKecamatan Wanasari Tahun 2011.Desa Luas Tanam (Ha) Produktivitas (Ton/Ha)

Dumeling 250 13

Kupu 326 14

Keboledan 156 12

Sumber: Monografi Desa Kecamatan Wanasari, 2013

Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa desa Kupu dengan produktivitas

sebesar 14 ton merupakan produsen yang terbesar dibandingkan dengan desa yang

lainnya. Data pada Tabel 1 tersebut menyajikan tiga desa dari 20 desa yang

produktivitasnya tertinggi.

Desa Kupu adalah salah satu desa yang berpotensi dalam

membudidayakan bawang merah, hal ini sesuai dengan data monografi desa pada

kecamatan Wanasari yang menyatakan bahwa desa Kupu memiliki produktivitas

terbesar. Kecamatan Wanasari yang terdiri dari 20 desa, memiliki produsen

bawang merah yang berproduksi tinggi salah satunya yaitu desa Kupu, sedangkan

desa lainnya memiliki produktivitas yang masih rendah. Adanya perbedaan

produktivitas antar desa maka peneliti melakukan suatu penelitian dimana tingkat

produktivitas bawang merah sangat terkait dengan penggunaan faktor-faktor

produksi. Penggunaan faktor produksi yang berbeda akan menghasilkan jumlah

produksi yang berbeda pula. Selain penggunaan faktor produksi, karakteristik

petani juga bisa mempengaruhi hasil produksi. Salah satunya umur, dalam batas-

batas tertentu, semakin bertambah umur seseorang maka tenaga yang dimiliki

Page 21: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

3

semakin produktif dan setelah pada batas tertentu produktivitasnya semakin

menurun.

Jika dilihat dari pemaparan tersebut, telah dijelaskan bahwa faktor

produksi memberikan kontribusi terhadap proses produksi yang sedang

dijalankan. Pada proses produksi bawang merah ini ada beberapa faktor yang

mempengaruhi produksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi terkait

dengan input produksi akan mempengaruhi output yang dihasilkan. Berdasarkan

latar belakang tersebut, perlu dilakukan suatu penelitian dengan judul “Analisis

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Bawang Merah di Desa Kupu

Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dirumuskan beberapa

permasalahan adalah:

1. Bagaimana karakteristik petani bawang merah di Desa Kupu

kecamatan Wanasari kabupaten Brebes?

2. Bagaimana peranan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi

bawang merah di Desa Kupu kecamatan Wanasari kabupaten Brebes?

3. Bagaimana respon produksi bawang merah terhadap faktor-faktor

produksi di Desa Kupu kecamatan Brebes kabupaten Brebes?

Page 22: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

4

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan karakterisitik petani bawang merah di Desa Kupu

kecamatan Wanasari kabupaten brebes.

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi bawang

merah di Desa Kupu kecamatan Wanasari kabupaten brebes.

3. Mengetahui respon produksi yang disebabkan oleh perubahan faktor-

faktor produksi bawang merah di Desa Kupu kecamatan Brebes

kabupaten Brebes.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai referensi bagi pemerintah kabupaten Brebes dalam

menentukan kebijakan pertanian sehingga dapat meningkatkan

kesejahteraan petani.

2. Sebagai sumber informasi bagi petani di kabupaten Brebes khususnya

dalam mengelola usahatani bawang merah.

3. Sebagai referensi penelitian dalam bidang yang sama.

1.5 Batasan Penelitian

Desa Kupu 85,5% penduduknya bermata pencaharian sebagai petani/buruh

tani. Desa Kupu memiliki gabungan kelompok tani yang sampai sekarang ini

masih aktif dan dibantu oleh PPL (petugas penyuluh lapangan) sehingga

pengetahuan petani dalam hal budidaya semakin meningkat. Menurut hasil

Page 23: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

5

wawancara dengan ketua penyuluhan di BPP (Badan Penyuluh Pertanian)

mengatakan bahwa Gapoktan Maju Bersama adalah Gapoktan yang paling aktif

dalam mengikuti pelatihan-pelatihan yang kaitannya dengan sertifikasi pembibitan

bawang merah. Selain itu, Gapoktan Maju Bersama juga sering ditunjuk oleh BPP

untuk mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh kantor koperasi provinsi

kaitannya dengan budidaya tanaman organik hingga tahap pemasaran.

Berdasarkan uraian tersebut batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian hanya dilakukan di Gapoktan Maju Bersama Desa Kupu

kecamatan Wanasari kabupaten Brebes.

2. Obyek yang diteliti hanya sebatas faktor-faktor yang mempengaruhi

produksi bawang merah.

Page 24: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bawang Merah

Rahayu dan Berlian (1999) menjelaskan bahwa bawang merah (Allium

cepa, grup Aggregatum) merupakan komoditas holtikultura yang sudah sangat

dikenal oleh masyarakat Indonesia. Tanaman ini umumnya ditanam dua kali

dalam satu tahun. Sementara itu klasifikasi bawang merah berdasarkan

taksonominya adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Liliales

Family : Liliaceae

Genus : Alium

Spesises : Alium ascalonicum L.

Akar tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran

dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam

tanah. Jumlah perakaran tanaman bawang merah dapat mencapai 20-200 akar, 5-

2 mm diameter, akar cabang tumbuh dan terbentuk antara 3-5 akar (AAK, 2004).

Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut “discus” yang berbentuk

seperti cakram, tipis dan pendek sebagai tempat melekatnya akar dan mata tunas

Page 25: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

7

(titik tumbuh), diatas discus terdapat batang semu yang tersusun dari pelapah-

pelapah daun dan batang semua yang berbeda di dalam tanah berubah dan fungsi

menjadi umbi lapis. Daun berbentuk silindris kecil memanjang antara 50-70 cm,

berlubang dan bagian ujungnya runcing, berwarna hijau muda sampai tua, dan

letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relatif pendek. Tangkai bunga

keluar dari ujung tanaman (titik tumbuh) yang panjangnya antara 30-90 cm, dan di

ujungnya terdapat 50-200 kuntum bunga yang tersusun melingkar (bulat) seolah

berbentuk payung. Tiap kuntum bunga terdiri atas 5-6 helai daun bunga yang

berwarna putih, 6 benang sari berwarna hijau atau kekuning-kuningan, 1 putik dan

bakal buah berbentuk hampir segitiga. Buah berbentuk bulat dengan ujungnya

tumpul membungkus biji berjumlah 2-3 butir. Bentuk biji pipih, sewaktu masih

muda berwarna bening atau putih, tetapi setelah tua menjadi hitam. (Wibowo,

1994). Adapun menurut Singgih (1994) menyatakan bahwa berdasarkan warna

umbi, maka bawang merah dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:

a. Kelompok yang umbinya merah tua, seperti kultivar Medan, Sri Sakate, Maja

dan Gurgur.

b. Kelompok yang umbinya kuning muda pucat, seperti kultivar Sumenep.

c. Kelompok yang umbinya kuning kemerahan, seperti kultivar Lampung, Bima,

ampenan dan sebagainya.

Berdasarkan sejarahnya, tanaman bawang merupakan berasal dari Syiria,

beberapa ribu tahun yang lalu sudah dikenal umat manusia sebagai penyedap

masakan. Sekitar abad VIII tanaman bawang merah ini mulai menyebar ke

wilayah Eropa Timur, Eropa Barat dan Spanyol, kemudian menyebar luas ke

Page 26: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

8

dataran Amerika, Asia Timur dan Asia Tenggara (Singgih, 1991). Abad XIX

bawang merah telah menjadi salah satu tanaman komersial di berbagai negara di

dunia. Negara-negara produsen bawang merah antara lain adalah Jepang, USA,

Rumania, Italia, Meksiko dan Texas (Rahmat, 1994).

2.2 Fungsi Produksi

Hernanto (1995) mengatakan bahwa pengertian dari fungsi produksi

adalah menunjukan berapa output yang dapat diperoleh dengan menggunakan

sejumlah variabel input yang berbeda. Melalui fungsi produksi dapat dilihat secara

nyata bentuk hubungan perbedaan jumlah dari faktor produksi yang digunakan

untuk memperoleh sejumlah produksi, dan sekaligus menunjukan produktivitas

dari hasil itu sendiri.

Teori fungsi produksi juga dinyatakan oleh Trenggonowati (2011) bahwa

fungsi produksi dari setiap komoditi menunjukan hubungan antara faktor produksi

yang digunakan (input) dalam proses produksi dengan hasil produksi (output).

Pernyataan lain tentang fungsi produksi dinyatakan oleh Tasman dan Aima (2013)

bahwa setiap proses produksi mempunyai landasan teknis, yang dalam teori

ekonomi disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau

persamaan yang menunjukkan hubungan antara tingkat output dan tingkat (atau

kombinasi) penggunaan input-input. Setiap produsen dalam teori dianggap

mempunyai suatu fungsi produksi untuk ‘perusahaannya’:

Q = f (X1, X2, X3, ..., Xn)

Di mana Q = tingkat poduksi (output)

Page 27: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

9

X1, X2, X3, ..., Xn = berbagai input yang digunakan.

Pengaruh suatu manajemen yang baik dapat mendukung proses produksi.

Petani tradisonal sekalipun sebenarnya juga butuh manajemen dalam menjalankan

usaha taninya, tetapi tidak dalam yang betul-betul dengan administrasi yang

lengkap dan tertib, baik mengenai perencanaan, pelaksanaan, pengaturan sarana

dan prasarana (Daniel, 2002).

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Produksi Usahatani

Penelitian terdahulu menunjukan bahwa produksi dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dijabarkan menjadi beberapa variabel yang

diduga mempunyai pengaruh terhadap produksi dengan menggunakan uji tertentu.

Variabel yang berpengaruh nyata terhadap produksi bisa menjadi acuan untuk

pengembangan penelitian melalui peningkatan produksi yang diperoleh petani.

Dalam sektor pertanian, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

produksi yaitu sebagai berikut :

1. Pengaruh Luas Lahan Terhadap Produksi

Pada penelitian Sumiyati (2006) menjelaskan bahwa salah satu faktor yang

banyak berpengaruh terhadap tingkat produksi adalah luas lahan. Faktor ini

merupakan faktor utama dalam usahatani karena terkait dengan keberlangsungan

usahatani. Pendapat lain juga dikemukakan dari Mubyarto (1989) yang

menjelaskan bahwa, lahan sebagai salah satu faktor produksi yang merupakan

pabriknya hasil pertanian yang mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap

usahatani. Besar kecilnya produksi dari usahatani antara lain dipengaruhi oleh luas

Page 28: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

10

sempitnya lahan yang digunakan. Penelitian yang dilakukan oleh Suciaty (2004)

juga menyebutkan bahwa faktor lahan merupakan faktor produksi yang paling

besar pengaruhnya dalam menentukan tingkat produksi bawang merah.

2. Pengaruh Bibit Terhadap Produksi

Input pertanian lain yang berpengaruh terhadap tingkat produksi usahatani

adalah bibit yang digunakan. Penggunaan jumlah bibit ini terkait dengan jarak

tanam yang nantinya akan berpengaruh pada daya tumbuh dan hasil yang

diperoleh (Hansen, 1981 dalam Gohong, 1993). Pendapat dari Sukiyono (2004)

juga menjelaskan bahwa faktor penggunaan bibit merupakan faktor produksi

yang paling besar pengaruhnya dalam menentukan jumlah produksi dalam

usahatani.

3. Pengaruh Penggunaan Tenaga Kerja Terhadap Produksi Pertanian

Faktor lain yang mempengaruhi tingkat produksi usahatani adalah tenaga

kerja (Sumiyati, 2006). Faktor tenaga kerja ini ada juga yang dijabarkan menjadi

tenaga kerja rumah tangga dan tenaga kerja luar rumah tangga (Hamid, 2004).

Tenaga kerja merupakan penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang

mencari pekerjaan dan melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus

rumah tangga. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia masih menggantungkan

hidupnya dari sektor pertanian. Dalam usahatani sebagian besar tenaga kerja

berasal dari keluarga petani sendiri yang terdiri dari ayah sebagai kepala keluarga,

isteri, dan anak-anak petani. Tenaga kerja yang berasal dari keluarga petani ini

merupakan sumbangan keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan dan

Page 29: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

11

tidak pernah dinilai dengan uang, ukuran tenaga kerja dapat dinyatakan dalam hari

orang kerja (HOK) (Mubyarto, 1989).

4. Pengaruh Penggunaan Pupuk Terhadap Produksi

Jumlah pupuk yang digunakan juga mempengaruhi tingkat produksi suatu

tanaman (Hansen, 1981 dalam Gohong, 1993). Hal ini terkait dengan tingkat

kesuburan lahan agar tanaman bisa tumbuh dan berproduksi dengan optimal.

Pupuk adalah bahan bahan yang memberikan zat makanan kepada tanaman.

Pemberian pupuk yang tepat dapat menghasilkan produk berkualitas.

(Sudarmoto, 1997).

(Sutejo dan Diah Retno, 2007) menjelaskan bahwa pupuk yang sering

digunakan adalah pupuk organik dan pupuk anorganik, pupuk organik merupakan

pupuk yang berasal dari penguraian bagian-bagian atau sisa tanaman dan

binatang, misal pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, bungkil, guano, dan tepung

tulang. Sementara itu, pupuk anorganik atau yang biasa disebut sebagai pupuk

buatan adalah pupuk yang sudah mengalami proses di pabrik misalnya pupuk

urea, TSP, dan KCl.

5. Pengaruh Penggunaan Pestisida Terhadap Produksi

Pestisida pemberantas hama penyakit juga mempengaruhi tingkat

produksi. Penggunaan pestisida ini sangat dibutuhkan untuk menjaga produksi

tanaman ( Hansen, 1981 dalam Gohong, 1993). Pestisida adalah bahan-bahan

yang dapat membunuh organism penggunaan tanaman (hama, penyakit, gulma).

Bahan-bahan ini dapat berupa zat kimia, mikroorganisme, maupun bahan tanaman

Page 30: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

12

lainnya. Pestisida bersifat menguntungkan bagi pertanian, tetapi bisa juga

menimbulkan bahaya bila pengelolaannya tidak benar dan tidak hati-hati (Pahan,

2012). Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Sahara dan Idris (2005) dengan judul

Efisiensi Produksi Sistem Usahatani Padi Pada Lahan Sawah Irigrasi Teknis,

menunjukan bahwa pestisida berpengaruh nyata positif terhadap produksi padi.

2.4 Elastisitas Produksi

Tasman dan Aima (2013) menyatakan bahwa elastisitas produksi input

(EI) yang mengukur persentase perubahan output sebagai akibat persentase

perubahan penggunaan kuantitas input. Elastisitas produksi input diukur:

EI = (%∆Q) / (%∆I)

EI = (∆Q / Q) / (∆I / I)

Atau (Q / I) = MPI / API

Keterangan:

EI = Elastisitas produksi input

∆Q = Perubahan jumlah output yang diproduksi

Q = Jumlah output yang diproduksi

∆I = Perubahan input yang digunakan

I = Input yang digunakan

MPI = Marginal Product

API = Average Product

Dalam teori ekonomi diambil pula satu asumsi dasar mengenai sifat dari

fungsi produksi yaitu fungsi produksi dari semua produksi dimana semua

produsen dianggap tunduk pada suatu hukum yang disebut The Law of

Deminishing Return. Hukum ini mengatakan bahwa bila satu macam input

Page 31: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

13

ditambah penggunaannya sedang input-input lain tetap maka tambahan output

yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan, mula-

mula menaik tetapi kemudian seterusnya menurun bila input tersebut terus

ditambah (Mubyarto, 1989). Secara grafik penambahan faktor-faktor produksi

yang digunakan dapat dijelaskan pada Gambar 1.

Gambar 1Grafik Produksi Dengan Satu Variabel Input

Output C

Per TPPeriode B

I II III

A

OutputInput Variabel

PerPeriode D

E

AP

0

F

MP Input Variabel

Sumber : Miller dan Meiners, 1997

Gambar 1 menunjukkan bahwa pada tingkat permulaan penggunaan faktor

produksi, TP akan bertambah secara perlahan-lahan dengan ditambahnya

penggunaan faktor produksi. Pertambahan ini lama kelamaan menjadi semakin

Page 32: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

14

cepat dan mencapai maksimum di titik A, nilai kemiringan dari kurva total

produksi adalah marginal produk. Jadi, dengan demikian pada titik tersebut berarti

marginal produk mencapai nilai maksimum. Sesudah kurva total produksi

mencapai nilai kemiringan maksimum di titik A, kurva total produksi masih terus

menaik hingga titik B.

Titik B, bila jumlah faktor produksi variabel yang digunakan ditambah,

maka produksi naik dengan tingkat kenaikan yang semakin menurun, dan ini

terjadi terus sampai di titik C. Pada titik C ini, total produksi mencapai

maksimum, dan lewat titik ini total produksi terus semakin berkurang sehingga

akhirnya mencapai titik 0 kembali. Di sekitar titik C, tambahan faktor produksi

(dalam jumlah yang sangat kecil) tidak mengubah jumlah produksi yang

dihasilkan. Dalam daerah ini nilai kemiringan kurva total sama dengan 0. Jadi,

marginal produk pada daerah ini sama dengan 0. Hal ini nampak dalam gambar

dimana antara titik C dan titik F terjadi pada tingkat penggunaan faktor produksi

yang sama. Lewat dari titik C, kurva total produksi menurun, dan berarti marginal

produk menjadi negatif. Dalam gambar juga terlihat bahwa marginal produk pada

tingkat permulaan menaik, mencapai tingkat maksimum pada titik D (titik di

mana mulai berlaku hukum the law of diminishing return), kemudian menurun

kembali. Marginal produk menjadi negatif setelah melewati titik F, yaitu pada

waktu total produksi mencapai titik maksimum di C. Rata-rata produksi pada titik

permulaan juga nampak menaik dan akhirnya mencapai tingkat maksimum di titik

E, yaitu pada titik dimana marginal produk dan rata-rata produksi sama besar.

Satu hubungan yang perlu diperhatikan ialah marginal produk lebih besar

Page 33: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

15

dibanding dengan rata-rata produksi bilamana rata-rata produksi menaik, dan

lebih kecil bilamana rata-rata produksi menurun.

Gambar tersebut dapat membagi suatu rangkaian proses produksi menjadi

tiga daerah , yaitu daerah I, II, dan III. Daerah I meliputi daerah penggunaan

faktor produksi di sebelah kiri titik E, dimana rata-rata produksi mencapai titik

maksimum. Daerah II meliputi daerah penggunaan faktor produksi di antara titik

E dan F, dimana marginal produk di antara titik E dan F marginal produk dari

faktor produksi variabel adalah 0. daerah III meliputi daerah penggunaan faktor

produksi di sebelah kanan titik F, dimana marginal produk dari faktor produksi

adalah negatif. Sesuai dengan daerah tersebut, maka jelas seorang produsen tidak

akan berproduksi pada daerah III, karena dalam daerah ini ia akan memperoleh

hasil produksi yang lebih sedikit dari penggunaan faktor produksi yang lebih

banyak. Ini berarti produsen tersebut bertindak tidak efisien dalam pemanfaatan

faktor produksi. Daerah I, rata-rata produksi dari faktor produksi meningkat

dengan semakin ditambahnya faktor produksi tersebut. Jadi, efisiensi produksi

yang maksimal akan terjadi pada daerah produksi yang ke II (Ari Sudarman,

1999).

Page 34: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

16

2.5 Penelitian Terdahulu

Keseluruhan hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti

terdahulu dapat dijadikan dasar dan bahan pertimbangan dalam mengkaji

penelitian ini.

1. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Widyananto (2010), “Analisis

Penggunaan Faktor-faktor Produksi Pada Usahatani Bawang Putih”. Penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis tingkat pengaruh faktor-faktor produksi terhadap

jumlah produksi bawang putih, serta untuk menganalisis tingkat efisiensi

penggunaan faktor produksi dalam usahatani bawang putih di kecamatan Sapuran,

kabupaten Wonosobo. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

primer dan data sekunder. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode snow

ball sampling. Responden dalam penelitian ini adalah petani bawang putih di

kecamatan Sapuran yang berjumlah 99 orang. Metode analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dan uji

efisiensi untuk manganalisis data penelitian ini. Berdasarkan pengolahan data

diperoleh hasil bahwa semua varibel yang secara signifikan mempengaruhi

produksi bawang putih yaitu variabel luas lahan (X1), bibit (X2), pupuk (X3), dan

variabel tanaga kerja (X4) signifikan dalam mempengaruhi produksi bawang

putih. Nilai rata-rata efisiensi teknis petani bawang putih adalah 0,58 dan nilai

efisiensi harganya adalah 2,018. Nilai efisiensi ekonominya adalah 1,170. Nilai

efisiensi teknis, efisiensi harga, dan efisiensi ekonomi tidak sama dengan satu,

artinya tidak efisien sehingga perlu penambahan penggunaan faktor produksi.

Page 35: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

17

Selain itu dengan adanya kondisi usahatani yang menunjukkan skala hasil yang

meningkat maka dapat dikatakan bahwa kondisi usahatani bawang putih di daerah

penelitian ini layak untuk dikembangkan atau dilanjutkan. Dalam proses produksi

bawang putih, tingkat kesuburan tanah juga perlu diperhatikan karena lahan yang

digunakan untuk penanaman bawang putih digunakan secara bergantian untuk

menanam tanaman lain.

2. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Gunistiyo (2009) , “Identifikasi

Faktor-Faktor Utama yang Berpengaruh Pada Efisiensi Usahatani Bawang Merah

Di Desa Sisalem Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes” Tujuan dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keuntungan usahatani bawang

merah, mengetahui batas produksi bawang merah, mengetahui pengaruh faktor

produksi dan efisiensi yang terdiri atas lahan, bibit, tenaga kerja, dan pupuk

terhadap produksi bawang merah, dan untuk mengetahui mekanisme pemasaran

hasil usaha tani yang lebih efektif dan efisien di Desa Sisalem kecamatan

Wanasari kabupaten Brebes. Berdasarkan hasil analisis usaha tani di desa Sisalam

kecamatan Wanasari kabupaten Brebes Tahun 2009 dapat disimpulkan usaha tani

bawang merah di desa Sisalam kecamatan Wanasari kabupaten Brebes

menguntungkan. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis B/C ratio diperoleh

rata-rata yang lebih besar dari 1, yaitu sebesar 1,52. Berdasarkan analisis break

event point dapat diketahui bahwa jumlah produksi bawang merah selama ini

sudah melebihi titik impas, yaitu dengan rata-rata titik impas sebesar 3.024,10 kg

per hektar atau Rp13.608.438,78. Dengan demikian dapat disimpulkan tingkat

produksi bawang merah pada usaha tani bawang merah di desa Sisalam

Page 36: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

18

kecamatan Wanasari kabupaten Brebes sudah melampaui batas minimal produksi.

Berdasarkan hasil analisis regresi linier ganda dapat diketahui bahwa secara

parsial hanya variabel bibit yang berpengaruh signifikan. Meskipun demikian

seara bersama-sama variabel faktor produksi yang terdiri atas tanah, bibit, tenaga

kerja dan pupuk berpengaruh signifikan. Berdasarkan hasil analisis efisiensi faktor

produksi dapat disimpulkan pemakaian faktor produksi yang terdiri atas lahan,

bibit, dan pupuk tidak efisien, sedangkan faktor produksi tenaga kerja belum

efisien. Berdasarkan hasil analisis pemasaran dapat disimpulkan mekanisme

pemasaran hasil usaha tani melalui pedagang di kecamatan lebih efisien

dibandingkan dengan pengepul.

Page 37: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

19

2.6 Kerangka Pemikiran

Produksi merupakan suatu proses transformasi input menjadi output. Input

dalam usahatani bawang merah adalah bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja dan

lahan. Sementara output dari usahatani bawang merah adalah produksi bawang

merah. input dalam usahatani tersebut mempunyai pengaruh terhadap produksi

bawang merah. Kerangka pemikiran menjadi dasar bagi pelaksanaan penelitian

sehingga penelitian akan menjadi terarah, kerangka pemikiran dalam penelitian

adalah:

Gambar 2. Kerangka Pemikiran

Desa Kupu

Produksi Bawang Merah

Faktor-Faktor Produksi Bawang Merah

1. Luas Lahan (X1)2. Bibit (X2)3. Tenaga Kerja (X3)4. Pupuk (X4)5. Pestisida cair (X5)6. Pestisida padat (X6)

Hasil Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ProduksiBawang Merah

1. Analisis RegresiLinear Berganda

1.1.1. 2. Analisis Elastisitas

Page 38: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

20

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Gabungan Kelompok Tani Maju Bersama, Desa

Kupu, Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Penelitian

ini dilakukan pada bulan mei sampai agustus 2013. Lokasi penelitian ini dipilih

secara purposive (sengaja), berdasarkan pemetaan daerah produksi bawang merah,

dimana menurut Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura kabupaten

Brebes 2013, kecamatan Wanasari merupakan salah satu kecamatan yang

memiliki produksi bawang merah terbesar di Kabupaten Brebes. Pemilihan Desa

Kupu sebagai daerah penelitian didasarkan antara lain karena Desa Kupu

merupakan salah satu desa yang gabungan kelompok taninya masih sangat aktif

dan merupakan produsen terbesar bawang merah di kecamatan Wanasari,

kabupaten Brebes.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 jenis data, yaitu

primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi langsung di

lapangan dan wawancara responden dengan menggunakan pertanyaan yang telah

dipersiapkan sebelumnya. Data sekunder diperoleh dari catatan yang terdapat di

berbagai instansi atau dinas yang berkaitan dengan masalah penelitian.

Page 39: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

21

3.3 Metode Pengumpulan Data

Penulis mengumpulkan data dan keterangan melalui beberapa cara yaitu :

1. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek

yang akan diteliti. Dalam hal ini pengamatan langsung ke gabungan

kelompok tani maju bersama dengan melihat faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi bawang merah.

2. Wawancara, yaitu salah satu tekhnik pengumpulan data dan informasi

dengan mewawancarai anggota gabungan kelompok tani Maju Bersama.

3. Kuesioner (daftar pertanyaan), yaitu salah satu tekhnik pengumpulan data

dan informasi dengan cara menyebarkan angket (daftar pertanyaan)

kepada responden anggota gabungan kelompok tani yang dijdikan sampel

penelitian.

4. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data dan informasi melalui telaah

berbagai literatur yang relevan yang berhubungan dengan permasalahan

yang ada didalam penulisan skripsi ini, dapat diperoleh dari buku-buku,

Departemen Pertanian, BPS dan departemen terkait, internet dan lain-lain.

3.4 Metode Pengambilan Sampel

Penelitian ini dilakukan dengan metode survey, yaitu wawancara secara

langsung dengan petani bawang merah, dan melalui pengamatan di lapangan.

Wawancara dilakukan secara perorangan dengan mengajukan beberapa

pertanyaan yang tersusun dalam satu paket kuisioner. Populasi dalam penelitian

ini yaitu anggota gabungan kelompok tani di desa Kupu yang berjumlah 280

Page 40: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

22

orang. Adapun untuk menentukan besarnya sampel menggunakan rumus dari

Slovin sebagai berikut (Riduwan dan Akdon, 2009)

N

n = ———

Nd² + 1

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d2 = Persentase kesalahan sampel, dalam penelitian ini 10%

Penghitungan jumlah sampel:

206

n = ———————

206 (0,1)2 + 1

n = 67,32 = 67 responden

Jumlah 67 responden diambil dari lima kelompok tani diantaranya yaitu

sumber rejeki, sumber pangan, sumber makmur, mulya tani, dan mekar tani.

Adapun teknik pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling

berupa acak sederhana.

3.5 Metode Pengolahan Data

Metode yang digunakan dalam mengolah dan menganalisis data produksi

bawang merah yaitu analisis kuantitatif melalui model persamaan regresi linear

berganda. Metode ini digunakan karena diharapkan dapat menjelaskan faktor-

faktor yang berhubungan nyata dan tidak berhubungan nyata terhadap produksi

bawang merah di gabungan kelompok tani Maju Bersama, desa Kupu kecamatan

Wanasari, kabupaten Brebes. Alat atau instrument perhitungan yang digunakan

Page 41: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

23

dalam penelitiaan ini yaitu cara komputerisasi dengan menggunakan software

Excell dan Statistical Product for Service Solution (SPSS).

Suyanto (2004) menjelaskan bahwa analisis regresi linear berganda

digunakan untuk menganalisis pengaruh lebih dari satu variable independen

terhadap variable dependen. Persamaan umum regresi linear berganda adalah

sebgai berikut:

Y= a0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e

Tabel 2. Keterangan

Variabel Kode Variabel Skala

Pengukuran

Dependen Y Output Kg

Independen X1

X2

X3

X4

X5

X6

a

b

e

Luas Lahan

Bibit

Tenaga Kerja

Pupuk

Pestisida Cair

Pestisida Padat

Konstanta

Koefisien

Pengaruh galat

atau residu

Ha

Kg

HOK

Kg

ml

Kg

Page 42: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

24

3.5.1 Uji Asumsi Klasik

Adapun pengujian dalam uji kelayakan model antara lain yaitu:

a. Normalitas

Analisis normalitas suatu data ini akan menguji data variabel bebas

(X) dan data variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan,

berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Persamaan regresi

dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas dan data variabel

terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali (Sunyoto,

2012).

Gambar 3. Uji Normalitas

Berdasarkan Gambar 3, dapat dilihat bahwa titik-titik data

mengikuti garis diagonal lurus. Hal ini menunjukan bahwa data

berdistribusi normal. Jadi model regresi linier berganda dalam bentuk

logaritma natural memenuhi asumsi normalitas.

1.00.80.60.40.20.0

Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Expe

cted

Cum

Pro

b

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: LNY

Page 43: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

25

b. Multikolinearitas

Suatu variabel menunjukan gejala multikolinearitas bisa dilihat

dari nilai VIF (Variance Inflation Factor) yang tinggi pada variabel-

variabel bebas suatu model regresi dan nilai toleransi yang rendah. Uji VIF

ini untuk melihat apakah nilai VIF (Variance Inflation Factor) untuk

masing-masing variabel lebih >10 atau tidak. Bila nilai VIF lebih besar

dari 10 maka diindikasikan model tersebut memiliki gejala

multikolinearitas. Berikut merupakan hasil pengolahan SPSS 14 pada

pengujian multikolonearitas.

Tabel 3. Uji Multikolinearitas

Model Tolerance VIF

(Costant)

Luas lahan (X1)

Bibit (X2)

Tenaga kerja (X3)

Pupuk (X4)

pestisida Cair (X5)

Pestisida Padat (X6)

.041

.044

.129

.171

.562

.563

24.577

22.904

7.761

5.835

1.779

1.776

Dependent Variabel: LnY

Hasil pengujian pada tabel 3, menunjukan bahwa tenaga kerja (X3),

pupuk (X4), pestisida cair (X5), pestisida padat (X6) menunjukan nilai

tolerance lebih > 0,1 yang berarti variabel-variabel tersebut tidak terjadi

multikolinearitas. Namun, luas (X1) dan bibit (X2) memiliki nilai tolerance

<0.10 yang berarti variable-variabel tersebut terjadi multikolinearitas. jika

dilihat dari nilai VIF, hasilnya pun sama seperti yang dilihat dari nilai

Page 44: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

26

tolerance, yaitu tenaga kerja (X3), pupuk (X4), pestisida cair (X5), pestisida

padat (X6) memiliki nilai VIF < 10 yang berarti variable-variabel tersebut

tidak terjadi multikolinearitas. sedangkan luas (X1) dan bibit (X2)

memiliki nilai VIF > 10 yang berarti variable-variabel tersebut terjadi

multikolinearitas.

c. Heteroskedastisitas

Dalam persamaan regresi berganda perlu juga diuji mengenai sama

atau tidak varians dari residual dari observasi yang satu dengan observasi

yang lain. Jika residualnya mempunyai varians yang smaa disebut terjadi

Homoskedastisitas dan jika variansnya tidak sama/ berbeda disebut

Heteroskedastisitas (Sunyoto, 2012).

Analisis uji asumsi heteroskedastisitas hasil output SPSS melalui

grafik scatterplot antara Z prediction (ZPRED) yang merupakan variabel

bebas (sumbu X = Y hasil prediksi) dan nilai residualnya (SRESID)

merupakan variabel terikat (sumbu Y = Y prediksi ─ Y riil).

Homoskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titik hasil pengolahan

data antara ZPRED dan SRESID menyebar di bawah maupun di atas titik

origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola yang teratur.

Heteroskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titiknya mempunyai

pola yang teratur baik menyempit, melebar maupun bergelombang-

gelombang (Sunyoto, 2012).

Page 45: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

27

Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji sama atau tidaknya

varians dari residual dari observasi yang satu dengan yang lain. Cara

pengujian heteroskedastisitas ini dengan melihat diagram seperti pada

Gambar 4.

Gambar 4. Scatterplot

Berdasarkan Gambar 4, dapat dilihat bahwa pada scatterplot titik-

titiknya menyebar secara acak, tidak membentuk pola yang jelas serta

tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Maka,

dapat disimpulkan bahwa pada model regresi ini tidak terjadi

heteroskedastisitas dimana model regresi ini terdapat kesamaan varians

dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap.

2.50.0-2.5

Regression Standardized Predicted Value

5

4

3

2

1

0

-1

-2

Re

gre

ss

ion

Stu

de

nti

zed

De

lete

d(P

res

s)

Re

sid

ua

l

Scatterplot

Dependent Variable: LNY

Page 46: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

28

3.5.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda dilakukan untuk menguji pengaruh dari

variabel independen dengan variabel dependen dalam penelitian yang dilakukan,

yaitu dengan cara:

a. Uji Serentak Seluruh Parameter Dugaan (Uji F Hitung)

Uji F Hitung merupakan pengujian untuk mengetahui angka pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama.

Uji F dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

R2: k

Fn =

(1 - R2) : (n - k- 1)

Apabila : H0 : b1 = 0, berarti seluruh variabel independen dalam model

tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Apabila : H1 : b1≠0, berarti seluruh variabel independen dalam model

berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Kriteria uji :

H0 ditolak apabila : Fhitung > Ftabel, derajat bebas tertentu

H1 diterima apabila : Fhitung > Ftabel, derajat bebas tertentu

Uji F Hitung digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel

bebas (luas lahan, bibit, tenaga kerja, pupuk, pestisida cair, dan pestisida

padat) pada penelitian ini secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang

nyata terhadap variabel terikat (produksi bawang merah) di Gapoktan

Page 47: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

29

Maju Bersama. Uji ini membandingkan antara nilai F Hitung dengan F Tabel,

yaitu:

H0 ditolak jika F Hitung > F Tabel

H0 diterima jika F Hitung < F Tabel

b. Pengujian Individu (Uji t)

Pengujian individu (Uji t) digunakan untuk menguji apakah nilai

koefisien regresi mempunyai pengaruh yang signifikan.

Hipotesis dari pengujian secara individu, yaitu:

H0 = βi = 0

H1 = βi ≠ 0, i = 1,2,3,4,5

Statistik pengujian yang digunakan, yaitu:

tHitung = ( )Dengan stdev(βi) = ( ) σ2

Selanjutnya, nilai tHitung dibandingkan dengan nilai t(α/2,n-k), dengan

keputusan (Setiawan dan Kusrini, 2010):

a). Apabila nilai tHitung > t(α/2,n-k), maka H0 akan ditolak. Artinya,

variabel independen ke-i memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap variabel respons.

b). Apabila nilai tHitung < t(α/2,n-k), maka H0 akan diterima. Artinya,

variabel independen ke-i tidak memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap variabel respons.

Page 48: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

30

c. Uji Koefisien Determinsi (R2)

Koefisien determinasi (R2) merupakan angka yang menunjukan

besarnya variabel terikat dapat dijelaskan oleh variabel bebs secara

bersama-sama. Rumus dari uji R2 adalah sebagai berikut:

R2 =∑( )∑( )

Irianto (2004) menjelaskan bahwa R2 mempunyai interval dari 0

sampai 1. Semakin besar nilai R2 (mendekati 1), maka semakin baik hasil

model regresi tersebut. Semakin mendekati 0, maka variabel independen

secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel dependen.

3.5.3 Elastisitas Produksi Cobb Douglas

Soekartawi (2003) menyatakan bahwa fungsi Cobb Douglas adalah suatu

fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel, dimana variabel

yang satu disebut dengan variabel dependen, yang dijelaskan (Y), dan yang lain

disebut variabel indepeden, yang menjelaskan (X). Hubungan antara Y dan X

adalah biasanya dengan cara regresi dimana variasi dari Y akan dipengaruhi oleh

variasi dari X. Kaidah-kaidah pada garis regresi juga berlaku dalam penyelesaian

fungsi Cobb Douglas. Secara sistematik, fungsi Cobb Douglas dapat dituliskan

seperti persamaan (1).

Y = aX1b1X2b

2. . . Xibi. . .Xnb

neu …………. (1)

Bila fungsi Cobb Douglas tersebut dinyatakan oleh hubungan Y dan X,

maka:

Y = f(X1,X2, . . ., Xi, . . ., Xn) …………… (2)

Dimana: Y = variabel yang dijelaskan

Page 49: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

31

X = variabel yang menjelaskan

a,b = besaran yang akan diduga

u = kesalahan (disturbance term)

e = logaritma natural

Memudahkan pendugaan terhadap persamaan 1, maka persamaan tersebut

diubah menjadi bentuk linear berganda dengan cara melogaritmakan persaman

tersebut. Persamaan 1 dituliskan kembali untuk menjelaskan hal ini, yaitu:

Y = f(X1.X2)

Dan

Y = aX1b1X2b

2eu ………………………… (3a)

Logaritma dari persamaan tersebut adalah

Log Y = log a + b1 log X1 + b2 log X2 + v

Y = a + b1X1 +b2X2 + v …………………. (3b)

Dimana: Y = log Y

X = log X

v = log v

a = log a

Persamaan (3b) dapat dengan mudah diselesaikan dengan cara regresi

berganda. Pada persamaan tersebut terlihat bahwa nilai b1 dan b2 adalah tetap

walaupun variabelyang terlibat telah dilogaritmakan. Hal ini dimengerti karena b1

dn b2 pada fungsi Cobb Douglas adalah sekaligus menunjukan elastisitas X

terhadap Y.

Page 50: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

32

3.6 Definisi Operasional

Nazir (2005) menyatakan definisi operasional adalah suatu definisi yang

diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau

menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu opersional yang

diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Definisi operasional yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Produksi adalah total produksi bawang merah pada sebidang lahan dengan

luasan tertentu dalam satu musim tanam dalam satuan kg.

2. Bibit adalah total jumlah bibit yang digunakan dalam sekali musim tanam

diukur dalam satuan kilogram.

3. Luas lahan adalah total luas lahan yang digunakan oleh petani bawang

merah diukur dalam satuan hektar.

4. Tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam sekali

panen yaitu mulai dari pengolahan tanah sampai panen, baik yang berasal

dari keluarga maupun luar keluarga, dan diukur dalam satuan HOK.

5. Pupuk adalah jumlah pupuk yang digunakan dalam proses produksi dalam

satu musim tanam dan diukur dalam satuan kg. Jenis pupuk yang

digunakan TSP, NPK dan Dap.

6. Pestisida adalah jumlah pestisida yang digunakan dalam proses produksi

dalam satu musim tanam dan diukur dalam satuan liter dan kilogram.

7. Elastisitas produksi diartikan sebagai proporsi perubahan output sebagai

akibat proporsi perubahan input variabel yang digunakan.

Page 51: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

33

BAB IV

GAMBARAN UMUM DESA KUPU

4.1 Lokasi, Penduduk dan Mata Pencaharian

Desa Kupu terletak di dataran rendah, termasuk dalam kecamatan

Wanasari, kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Jarak Desa Kupu dengan

ibukota kecamatan 5 km, jarak desa ini dengan ibukota Kabupaten Brebes 7 km,

sedangkan jarak desa dengan ibukota Provinsi 140 km. Batas-batas wilayah Desa

Kupu sebagai berikut :

a) Sebelah Utara : Desa Dumeling

b) Sebelah Selatan : Desa Klampok

c) Sebelah Timur : Desa Pesantunan

d) Sebelah Barat : Desa Keboledan

Desa Kupu dengan luas 427,295 ha yang terdiri dari : 34,785 ha

merupakan pemukiman, 194,010 merupakan persawahan, 1 ha merupakan

kuburan, 2 ha merupakan pekarangan, 0,5 merupakan perkantoran, 1 ha

merupakan prasarana umum lainnya, 149,285 ha merupakan sawah irigasi teknis,

dan 44,715 ha merupakan irigasi ½ teknis. Desa kupu letaknya di daerah dataran

rendah, suhu udara rata-rata di desa Kupu cukup tinggi, yakni mencapai 320C

sehingga cocok untuk budidaya bawang merah. Curah hujan di daerah ini rata-rata

mencapai 2000 – 3000mm/tahun. Jenis tanah yang paling dominan adalah tanah

lampungan dan sebagian besar tanahnya berwarna hitam dengan ph tanah berkisar

4,5 – 6.

Page 52: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

34

Jumlah penduduk desa ini hingga tahun 2012 tercatat 8.379 jiwa (2.249

kepala keluarga), dengan kepadatan penduduk mencapai 241 jiwa/km. Komposisi

penduduk antara laki-laki dan perempuan cukup berimbang, yakni terdiri dari

4.114 laki-laki dan 4.238 perempuan. Jumlah penduduk desa Kupu berdasarkan

usia dan jenis kelamin tersaji pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah Penduduk Desa Kupu Berdasarkan Usia dan Jenis KelaminTahun 2012.

Kelompok Umur(tahun)

Jenis KelaminJumlahLaki-laki Prempuan

0 – 9 894 867 1761

10 – 19 1165 1091 2252

20 – 29 672 712 1384

30 – 39 521 580 1101

40 – 49 386 623 1009

50 – 59 259 204 460

>60 217 158 375

Jumlah 4114 4238 8379

Sumber : Monografi Desa Kupu, 2012

Dilihat dari mata pencahariannya, penduduk desa Kupu mempunyai mata

pencaharian yang cukup beragam. Pada umumnya penduduk desa setempat

bekerja di bidang pertanian sebagai petani maupun buruh tani. Penduduk yang

bermata pencaharian sebagai buruh tani 4.897 orang (85,54 %) , petani 715 orang

(12,49 %) , pedagang 16 orang (0,28 %) , pegawai negeri sipil 18 orang (0,31 %) ,

peternak 27 orang (0,47 %) , dan lain-lain sebanyak 52 orang (0,91 %). Tabel 5

menyajikan jumlah penduduk berdasarkan mata pencahariannya.

Page 53: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

35

Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencahariannya Tahun 2012Jenis Mata Pencaharian Jumlah (Orang) Presentase (%)

Buruh Tani 4.897 85,54

Petani 715 12,49

Pedagang 16 0,28

Pegawai Negeri Sipil 18 0,31

Peternak 27 0,47

Lain – lain 52 0,91

Sumber : Monografi Desa Kupu, 2012

4.2 Kondisi Pertanian

Umumnya petani di lokasi penelitian menjadikan padi dan bawang merah

sebagai tanaman utama yang mereka budidayakan. Mereka juga menanam

tanaman cabe, kacang panjang (untuk jenis sayuran), ubi dan jagung (untuk jenis

tanaman palawija) sebagai selingan atau sela di tanaman bawang merah maupun

padi.

Disamping bercocok tanamam di sawah, masyarakat setempat juga ada

yang beternak. Ternak yang dikembangan cukup beragam meskipun dalam skala

yang masih relative kecil, seperti : kambing, ayam, kuda, angsa, kucing . Adapun

populasi ternak yang dikembangkan adalah kambing sebanyak 324 ekor, ayam

sebanyak 2398 ekor, kuda sebanyak 5 ekor, angsa dan kucing masing-masing

sebanyak 14 ekor dan 85 ekor.

Berdasarkan data dari monografi desa Tahun 2013, pertanian di Desa

Kupu dinilai maju, hal ini terlihat dari produksi hasil-hasil pertanian khususnya

untuk bawang merah yang cukup tinggi. Adanya kelompok-kelompok tani di desa

Page 54: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

36

tersebut telah mampu meningkatkan tingkat produksi dan kesejahteraan petani

setempat. Di Desa Kupu terdapat lima kelompok tani yang masing-masing telah

mengikuti SLPHT (sekolah lapang pengendalian hama terpadu), yakni kelompok

tani Sumber Rejeki, Mekar Tani, Sumber Pangan, Sumber Makmur, Mulya Tani.

4.2.1 Usahatani Bawang Merah di Desa Kupu

Kegiatan budidaya atau usahatani di Desa Kupu dimulai dari pengolahan

tanah, pemupukan, penanaman dan pemeliharaan tanaman. Pembibitan

merupakan salah satu kegiatan di luar usahatani, yang menjadi kegiatan rutin

petani setelah panen. Pembibitan adalah mengusahakan pertanaman yang hasilnya

diarahkan untuk digunakan sebagai bahan untuk ditanam kembali pada

pertanaman yang akan datang. Tarigan (1997) menyatakan bahwa pembibitan

merupakan syarat yang mutlak untuk menghasilkan bibit yang bermutu.

Dalam hal pengadaan bibit, di Desa Kupu umumnya dilakukan oleh petani

sendiri. Petani di desa setempat mengadakan pemilihan secara langsung terhadap

hasil produksi yang dihasilkan dari lahannya. Bibit yang baik petani biasanya

melakukan pengamatan terhadap tanaman yang akan dijadikan bibit selama

pertumbuhannya, jadi sebelum panen telah dilakukan seleksi terhadap tanaman

(umbi) yang akan dijadikan bibit. Hasil seleksi selama pertumbuhan tersebut

petani akan mendapatkan bibit-bibit yang mempunyai sifat-sifat yang baik seperti

tahan terhadap serangan hama, mempunyai anakan yang banyak dan dapat

menghasilkan umbi yang besar-besar. Petani lebih menyukai umbi bibit dengan

ukuran sedang dan kebanyakan petani Brebes menggunakan bibit bima.

Penyimpanan umbi untuk bibit dilakukan selama 50 – 60 hari setelah tanam. Bibit

Page 55: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

37

yang akan dijadikan bibit diolesi Dhitan untuk mencegah serangan jamur sebelum

disimpan di tempat penyimpanan. Cara penyimpanan umbi biasanya dilakukan

petani dengan menggantungkan umbi bibit yang sudah diikat di atas para-para

dapur atau disimpan di gudang. Umbi bibit yang telah disimpan sejak panen, dan

tunasnya sudah sampai ke ujung umbi maka sudah siap untuk ditanam.

Usahatani bawang merah dimulai dengan kegiatan pengolahan tanah yang

pada dasarnya dimaksudkan untuk menciptakan lapisan olah yang gembur dan

cocok untuk budidaya tanaman bawang merah selain itu juga untuk memperbaiki

drainase, meratakan permukaan tanah, dan mengendalikan gulma. Pengolahan

tanah yang dilakukan pada petani Gapoktan Maju Bersama terdiri dari empat

tahap, yaitu : pembuatan bedengan dan saluran air (nyolok), pengolahan tanah

tahap I (ngungkab pertama), pengolahan tahap II (ngungkab kedua), dan

penggemburan (necrek). Pada tanah bekas tanaman padi pengolahan tanah harus

melalui keempat tahapan di atas, sedangkan untuk tanah bekas tanaman bawang

merah cukup melakukan tahap tiga dan tahap empat.

Saat pengolahan tanah, khususnya pada lahan yang masam dengan ph

kurang dari 5,6 disarankan untuk memberikan dolomite minimal 2 minggu

sebelum tanam. Pemberian Dolomit dilakukan untuk meningkatkan ketersediaan

unsur hara. Pada lahan yang digunakan oleh petani Desa Kupu memiliki ph

sebesar 6 - 6,5 sehingga tidak perlu dilakukan adanya penambahan Dolomit.

Kegiatan selanjutnya adalah pemberian pupuk dasar. Pupuk dasar yang

digunakan oleh petani di desa tersebut menggunakan pupuk Urea dan TSP yang

diaplikasikan 2 – 3 hari sebelum tanam dengan cara disebar lalu diaduk secara

Page 56: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

38

merata dengan tanah. Pemupukan ke 2 atau pupuk susulan 1 berupa Urea, Dap

dan NPK dilakukan pada umur 10 – 15 hari setelah tanam dan susulan II pada

umur 1 bulan sesudah tanam. Penanaman dilakukan sehari setelah pengolahan

tanah. Sebelum dilakukan penanaman tanah disiram terlebih dahulu.hal ini

bertujuan untuk menciptakan kondisi tanah yang cukup lembab dan memudahkan

dalam penanaman. Umumnya penanaman dilakukan pagi hari, yakni pada pukul

06.00 – 09.00 pagi.

Tahap selanjutnya adalah pemeliharaan tanaman. Kegiatan pemeliharaan

tanaman meliputi kegiatan penyiraman, penyiangan, penyemprotan hama/penyakit

tanaman, pengambilan telor (larva) hama (nguler), dan penambahan tanah pada

dinding bedengan (malem). Penyiraman tanaman dilakukan hingga tanaman

berumur 20 – 30 hari. Intensitas penyiraman tergantung kondisi cuaca. Saat

musim kemarau (ketiga) penyiraman dilakukan setiap hari, sedangkan pada

musim penghujan dilakukan 2 – 3 hari sekali. Intensitas kegiatan penyemprotan

dan pengambilan telor/larva hama (nguler) tergantung pada tingkat serangan

hama/penyakit tanaman. Penambahan tanah pada dinding bagian atas bedengan

(malem) dilakukan dengan tujuan untuk menahan air pada saat penyiraman,

sehingga air yang disiramkan akan deserap terlebih dahulu oleh tanaman sebelum

jatuh di selokan. Intensitas kegiatan ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan.

Pemanenan tanaman bawang merah biasanya tergantung pada bibit yang

digunakan. Petani di desa Kupu menggunakan bibit Bima Brebes, sehingga

bawang merah yang ditanam dapat dipanen pada umur 60 hari.

Page 57: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

39

4.2.2 Hama dan Penyakit Tanaman Bawang Merah di Desa Kupu

Hama tanaman bawang merah yang banyak merugikan petani di desa

Kupu adalah ulat bawang/ulat grayak (Spodoptera exiqua HBN). Daun bawang

merah yang terserang hama ini akan tampak berbecak putih memanjang, lalu

kemudian layu, berlubang dan di dekat lubang tersebut terdapat kotoran ulat.

Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara penyemprotan insektisida

yang efektif.

Penyakit tanaman yang paling dominan dan paling banyak merugikan

petani bawang merah di Desa Kupu adalah bercak ungu atau trotol (Alternaria

porrl) dan Antraknose (Colletotrichum gloesporioidesi Penz). Tanaman bawang

merah yang terserang trotol biasanya diawali dengan munculnya bercak putih

sampai kelabu pada daun. Selanjutnya bercak tersebut membesar dan berwarna

ungu disertai dengan mulai keringnya ujung-ujung daun. Infeksi yang disebabkan

oleh trotol ini menyebabkan pembusukan umbi. Pengendalian yang efektif dapat

dilakukan dengan menggunakan fungisida seperti Antracol dan Dithane. Penyakit

tanaman bawang merah yang lain adalah antraknose. Gejala umum dari tanaman

yang terserang otomatis antara lain terbentuknya bercak putih pada daun.

Selanjutnya akan membentuk lekukan sehingga menyebabkan daun bawang patah

serentak. Pengendalian dapat dilakukan dengan penyemprotan fungisida efektif

seperti antracol 70 WP, daconil 75 WP, dan brestan 60.

Page 58: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

40

4.3 Gambaran Umum Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Maju

Bersama

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Maju Bersama terletak di jalan

Raya Kupu Utara Gg. Anggrek No: 26 Rt 06 Rw 05 , Desa Kupu, kecamatan

Wanasari, kabupaten Brebes. Sejarah berdirinya Gapoktan Maju Bersama

didirikan oleh Ir. Masrukhi Bachro yang menjabat sebagai anggota DPR pada

tahun 2004. Pada tahun 2005 Bapak Kholidin yang menjabat sebagai sekertaris

Desa mendirikan kelompok tani Mekar Tari dan diresmikan oleh Kepala Desa

Kupu. Saat itu tahun 2005 sampai tahun 2009 hanya ada dua kelompok tani yaitu

Mekar Tani dan Sumber Rejeki.

Tahun 2010, gapoktan Maju Bersama berubah kepengurusannya dan

seiring berjalanya waktu jumlah kelompok tani pun bertambah menjadi lima

kelompok tani, diantaranya yaitu Mekar Tani yang beranggotakan sebanyak 43

orang , Mulya Tani sebanyak 53 orang, Sumber Pangan sebanyak 31 orang,

Sumber Makmur sebanyak 35 orang dan yang terakhir yaitu Sumber Rejeki

sebanyak 44 orang. Jumlah keselurhan anggota Gapoktan yaitu sebanyak 206

orang.

Tahun 2011 telah diadakan pergantian kepengurusan Gapoktan. Susunan

pengurus baru yang menjabat hingga saat ini (2013), yaitu sebagai berikut:

Page 59: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

41

Gambar 5. Struktur Organisasi Kepengurusan Gapoktan Maju Bersama, 2011

Gambar 5 menyajikan struktur organisasi kepengurusan Gapoktan

Maju Bersama. Struktur organisasi Gapoktan Maju Bersama terdiri dari ketua,

sekretaris, bendahara dan lima seksi yang membantu program kerja Gapoktan

Maju Bersama. Gapoktan Maju Bersama diketuai oleh Bapak Imam

Turmudzi yang berperan untuk memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan-

kegiatan dibawah pelindung dari Camat dan Kades, serta dibantu oleh seorang

sekretaris Bapak Sobri, seorang bendahara Bapak Takwadi dan lima seksi

yang meliputi seksi produksi, seksi ekonomi, seksi OPT, seksi penguatan

SDM, dan seksi humas. Gapoktan Maju Bersama memiliki tujuan dan azaz

yaitu:

1. Tujuan

a. Untuk meningkatkan kesejahteraan anggota gabungan kelompok

tani

SekretarisSobri

ki

BendaharaTakwadi

ki

Seksi.Penguatan SDM

Watmonadi

ki

Seksi.Ekonomi

Masroni, ST

ki

Seksi.ProduksiKholidin

ki

Seksi.HumasTobari,

SHki

Seksi.OPT

Nasrul Hudaki

KetuaImam Turmudzi

ki

Page 60: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

42

b. Mendapatkan nilai tambah bagi kemajuan gabungan kelompok tani

c. Menumbuhkan semangat berwirausaha bagi masyarakat di

lingkungan setempat pada khususnya dan masyarakat Brebes pada

umumnya.

2. Azaz

Gabungan kelompok tani ini berazazkan kegotong-royongan

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, secara adil

demokrasi efisien dan professional guna memenuhi keberlanjutan fungsi

dan manfaatnya untuk kesejahteraan anggota pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya

Anggota Gapoktan Maju Bersama memilik kendala-kendala yang dihadapi

dalam pelaksanaan kegiatan produksi bawang merah, antara lain yaitu:

1. Harga bibit unggul yang relatif mahal membuat petani sulit untuk

mendapatkannya.

2. Tidak adanya bantuan pemasaran dari pihak Desa, sehingga petani

masih sering kesulitan dalam memasarkan hasil produksinya.

3. Kurangnya permodalan.

4. Perlunya regenerasi untuk mempertahankan eksistensi pertanian

khususnya di Desa Kupu.

5. Ketersediaan air pada musim kemarau sulit didapatkan.

Page 61: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

43

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden

Jumlah responden dalam penelitian sebanyak 67 orang yang terdiri dari 5

kelompok tani. Umumnya responden bawang merah yang ada di wilayah Desa

Kupu berusahatani sebagai pekerjaan utama mereka. Karakteristik setiap petani

dibutuhkan untuk mengenal keadaan status sosial ekonomi, serta tingkat

pendidikan petani agar bisa mengetahui bagaimana cara pandang petani dalam

memajukan kegiatan usahataninya. Petani yang berpendidikan tinggi lebih mudah

untuk diberi pengertian dan pembinaan serta lebih baik cara berpikir dan

bertindaknya. Jenis kelamin petani memang paling banyak berjenis kelamin pria

hal ini disebabkan wanita hanya membantu tidak menjadi anggota kelompok tani.

Karakteristik individu petani yang diteliti terdiri dari umur petani, pengalaman

petani, dan status kepemilikan lahan pertanian.

5.1.1 Umur Petani

Berdasarkan data dari kuesioner, pembagian golongan umur responden

pada penelitian ini dikelompokkan ke dalam 2 kelompok umur , yaitu kelompok

dewasa dengan usia 26 – 45 tahun dan kelompok lansia dengan usia 46 – 68

tahun. Adapun jumlah dan presentase responden dari masing-masing kelompok

umur tersebut disajikan pada Tabel 6.

Page 62: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

44

Tabel 6. Jumlah Responden Petani Bawang Merah Berdasarkan Umur

Sumber : Data Hasil Olahan Penelitian

Berdasarkan Tabel 6 terlihat bahwa persentase terbesar pada umur 26 – 45

tahun yaitu sebesar 58,2% dan pada umur 46 – 68 tahun memiliki presentase

sebesar 41,8%. Departemen kesehatan (2009), mengatakan bahwa umur 26 – 45

tahun tergolong dalam kategori umur dewasa sedangkan umur 46 – 68 tergolong

dalam kategori umur lansia.

Melihat perbedaan umur tersebut, maka dilakukan uji beda dua rata-rata

dimana uji ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat perbedaan rata-rata tingkat

produksi antara petani dengan kategori dewasa dan lansia. Hipotesis dari uji ini

adalah sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat perbedaan rata-rata tingkat produksi petani dewasa dengan

rata-rata tingkat produksi petani lansia

H1 : Ada perbedaan rata-rata tingkat produksi petani dewasa dengan rata-rata

tingkat produksi petani lansia.

Tabel 7. Hasil Olahan Independent Sampel Test Berdasarkan Perbedaan Umur

T Df Sig. (2-tailed)

Produksi Equal

variances assumed

-.127 65 .899

Sumber: Data Primer diolah, 2014

Kelompok Umur (tahun)Jumlah Responden

(Orang)Presentase (%)

26 - 45 39 58,2

46 - 68 28 41,8

Jumlah 67 100

Page 63: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

45

Pada Tabel 7, dapat dilihat bahwa nilai t hitung sebesar -.127, sedangkan

nilai df 65 dan nilai Sig.(2-tailed) 0.899. Dilihat dari nilai Sig.(2-tailed)

menyatakan bahwa nilai Sig. tersebut lebih besar dari taraf nyata 0.05 yang berarti

terima Ho. Artinya tidak ada perbedaan rata-rata tingkat produksi petani dewasa

dengan rata-rata tingkat produksi petani lansia. Hal ini sesuai dengan Soekartawi

(1993) yang menyatakan bahwa petani-petani yang lebih muda lebih miskin

pengalaman dan keterampilan dari petani-petani tua, tetapi memiliki sikap yang

lebih progresif terhadap inovasi baru. Sikap progresif terhadap inovasi baru akan

cenderung membentuk perilaku petani muda usia untuk lebih berani mengambil

keputusan dalam berusahatani.

5.1.2 Pengalaman Bertani

Berdasarkan pengalaman bertani, responden pada penelitian ini

dikelompokan ke dalam 3 kelompok, yaitu responden pengalaman 1 – 9 tahun, 10

– 19 tahun, 20 – 40 tahun. Adapun jumlah dan presentase responden dari masing-

masing kelompok umur tersebut dapat disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Tingkat Pengalaman Bertani Responden dalam Usahatani Bawang Merahdi Desa Kupu

Tingkat Pengalaman Jumlah Orang Presentase (%)1 - 9 tahun 8 11,9

10 – 19 tahun 17 25,4

20 – 40 tahun 42 62,7Jumlah 67 100

Sumber : Data Hasil Olahan Penelitian

Berdasarkan Tabel 8 terlihat bahwa rata-rata responden memiliki tingkat

pengalaman bertani selama 20 hingga 40 tahun. Tigkat pengalaman bertani

terendah yaitu selama satu tahun.

Page 64: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

46

Tingkat pengamalan bertani terlihat berbeda dari sisi lamanya berusahatani

oleh karena itu dilakukan uji anova satu arah dimana uji ini digunakan untuk

menguji ada tidaknya perbedaan rata-rata lebih dari dua sampel yang bersifat

bebas satu sama lain. Hipotesis akan ditolak jika probabilitas < 0,05.

Adapun hipotesis yang digunakan adalah:

Ho : Tidak terdapat perbedaan rata-rata tingkat produksi antara petani dengan

tingkat pengalaman 1 - 9 tahun dan pengalaman 10 – 19 tahun serta petani

dengan tingkat pengalaman 20 – 40 tahun.

H1 : Ada perbedaan rata-rata tingkat produksi antara petani dengan tingkat

pengalaman 1 - 9 tahun dan pengalaman 10 – 19 tahun serta petani dengan

tingkat pengalaman 20 – 40 tahun.

Tabel 9. Hasil Olahan Uji Anova Satu Arah Berdasarkan Tingkat Pengalaman

Bertani

ANOVA

produksi

Sum of Squares df Mean Square F Sig.BetweenGroups

809576.989 2 404788.495 .220 .803

Within Groups 117928517.787 64 1842633.090Total 118738094.776 66

Sumber: Data Primer diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 9, dapat diketahui bahwa nilai Fhitung sebesar 0.220 dan

nilai signifikan sebesar 0.803. Nilai signifikan lebih besar dibandingkan dengan

taraf nyata sebesar 0.05 (0.803 > 0.05). yang berarti terima Ho, hipotesis Ho

diterima artinya bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat produksi antara petani

Page 65: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

47

dengan tingkat pengalaman 1 - 9 tahun dan pengalaman 10 – 19 tahun serta petani

dengan tingkat pengalaman 20 – 40 tahun. Hal ini dikarenakan bahwa faktanya,

kondisi di lapangan kebanyakan petani memiliki ilmu bertani turun temurun dari

nenek moyangnya, dimana petani di pedesaan belajar pertaniannya melalui cara-

cara yang praktis dan sederhana, sebagai contoh meniru orang tua nya, atau

bahkan tetangganya yang bekerja sebagai petani sehingga tidak terdapat

perbedaan yang signifikan di antara mereka.

5.1.3 Status Kepemilikan Lahan

Status kepemilikan lahan responden dibagi menjadi tiga bagian yang

terdiri dari lahan milik sendiri, sewa dan bagi hasil. Berikut sebaran distribusi

responden menurut status kepemilikan lahan petani.

Tabel 10. Distribusi Status Kepemilikan Lahan Responden di Desa KupuStatus Lahan Responden Jumlah Persentase (100%)

Milik Sendiri 22 32,8

Sewa 17 25,4

Bagi Hasil 28 41,8

Jumlah 67 100

Sumber : Data Hasil Olahan Penelitian

Mayoritas lahan yang dikelola oleh petani adalah lahan dengan sistem bagi

hasil, yaitu bagi hasil 10% dengan yang punya lahan. Selanjutnya lahan milik

sendiri yaitu dengan jumlah 22 orang (32,8%),lahan tersebut biasanya milik

keluarga petani yang sejak kecil di ajarkan bertani oleh orang tuanya, dan yang

lainnya 17 orang (25,4%) ini mengelola sawahnya dengan sistem menyewa.

Adapun untuk sewa lahannya dikenakan biaya sekitar 2,5 juta per tahunnya.

Page 66: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

48

Adanya perbedaan status kepemilikan lahan tersebut menarik untuk

menguji ada tidaknya perbedaan rata-rata lebih dua sampel yang bersifat bebas

satu sama lain. Hipotesis akan ditolak jika probabilitas < 0,05.

Adapun hipotesis yang digunakan adalah:

Ho : Tidak terdapat perbedaan tingkat produksi antara petani dengan lahan milik

sendiri, dan petani dengan lahan menyewa serta petani dengan lahan bagi

hasil .

H1 : Ada perbedaan tingkat produksi antara petani dengan lahan milik sendiri, dan

petani dengan lahan menyewa serta petani dengan lahan bagi hasil .

Pengujian hipotesis

probabilitas < 0,05 maka kesimpulan Tolak H0

probabilitas > 0.05 maka kesimpulannya Terima H0

Tabel 11. Hasil Olahan Anova Satu Arah Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan

ANOVAproduksi

Sum of Squares df Mean Square F Sig.BetweenGroups

9047203.210 2 4523601.605 2.621 .081

Within Groups 110449966.193 64 1725780.722Total 119497169.403 66

Sumber: Data Primer diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 11, dapat dilihat bahwa nilai F hitung sebesar 2.621

dan F tabel sebesar 3.140 dan nilai probabilitas sebesar 0.081. Nilai probabilitas

sebesar 0.081 lebih besar dibandingkan dengan taraf nyata sebesar 0,05 sesuai

dengan hipotesis awal yaitu terima H0 artinya tidak terdapat perbedaan tingkat

Page 67: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

49

produksi antara lahan milik sendiri, menyewa dan bagi hasil. Tidak adanya

perbedaan tersebut dikarenakan sesuai dengan kondisi di lapangan bahwasannya

petani yang menggarap lahan baik milik sendiri, menyewa ataupun bagi hasil

mereka memiliki motivasi dan kemauan yang cukup tinggi dikarenakan oleh

tekanan-tekanan di dalam keluarga seperti pemenuhan kebutuhan hidup sehingga

mereka tidak membeda-bedakan lahan yang digarap baik milik sendiri, menyewa

maupun bagi hasil.

5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Bawang Merah di DesaKupu

Produksi akan suatu barang merupakan suatu fungsi yang dipengaruhi oleh

banyak faktor atau variabel. Begitu pula halnya dengan produksi bawang merah,

ada beberapa faktor yang mempengaruhi produksi bawang merah. Faktor tersebut

akan mempengaruhi sejauh mana tingkat produksi bawang merah, dan faktor itu

pula merupakan variabel dalam penelitian ini. Akan tetapi tidak semua variabel

dapat mempengaruhi tingkat produksi bawang merah secara nyata. Berdasarkan

hasil dari analisis akan diketahui variabel apa saja yang dapat mempengaruhi

produksi bawang merah secara nyata pada Desa Kupu kecamatan Wanasari

kabupaten Brebes.

Pengambilan data untuk variabel penelitian ini dilakukan dengan

mengambil jumlah sampel 67 responden dari populasi sebanyak 206 petani.

Adapun faktor-faktor produksi yang akan dianalisis pengaruhnya terhadap

produksi bawang merah adalah luas lahan (X1), bibit (X2), tenaga kerja (X3),

pupuk (X4), pestisida cair (X5), pestisida padat (X6). Menganalisis faktor-faktor

Page 68: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

50

yang berpengaruh terhadap produksi bawang merah, model fungsi produksi yang

digunakan adalah model fungsi produksi Cobb-Douglas. Berdasarkan data primer

yang telah didapatkan melalui wawancara, kuesioner dan observasi langsung dari

lapangan maka data tersebut ditabulasi kemudian diolah dengan menggunakan

SPSS 14. Hasil yang diperoleh untuk perhitungan regresi berganda faktor-faktor

yang mempengaruhi produksi bawang merah di desa Kupu disajikan pada Tabel

12.

Tabel 12. Hasil Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Bawang

Merah di Gapoktan Maju Bersama

Variabel Koefisien Thitung Fhitung Sig

Konstanta 6,982 3,500

144,533

0,001

Luas lahan 1,097 4,501 0,000

Bibit 0,365 1,546 0,127

Tenaga kerja -0,170 -0,832 0,409

Pupuk 0,058 0,475 0,636

Pestisida cair 0,008 0,120 0,905

Pestisida padat 0,058 0,990 0,326

Adjusted R2 = 0,929

Ttabel = 1,996

Ftabel = 3,140 (α = 0,05%)

Sumber : Data Primer, 2013 (Diolah).

Berdasarkan Tabel 12, persamaan model regresi untuk model fungsi

produksi bawang merah di desa Kupu, diperoleh persamaan sebagai berikut:

Page 69: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

51

LnY = 6.982 + 1.097 LnX1 + 0.365 LnX2 + -0.170 LnX3 + 0.058 LnX4 +

0.008 LnX5 + 0.058 LnX6

Persamaan tersebut kemudian dikembalikan ke bentuk asli sehingga

bentuknya menjadi:

Y = e6.982 X11.097.X2

0.365.X3-0.170.X4

0.058.X50.008.X6

0.058

Y = 1.077 X11.097.X2

0.365.X3-0.170.X4

0.058.X50.008.X6

0.058

Keterangan :Y : Produksi bawang merah (kg / musim tanam)X1 : Luas Lahan (Ha / musim tanam)X2 : Bibit ( kg / musim tanam)X3 : Tenaga Kerja ( HOK / musim tanam)X4 : Pupuk ( kg / musim tanam)X5 : Pestisida Cair ( ml / musim tanam)X6 : Pestisida Padat ( kg / musim tanam)

Berdasarkan persamaan tersebut diperoleh nilai konstanta (Constant)

sebesar 6,982. Angka tersebut berarti bahwa produksi bawang merah akan bernilai

6,982 bila faktor lain bernilai sama dengan nol. Selain konstanta, pada persamaan

regresi juga terdapat koefisien dari masing-masing variabel. Koefisien ini akan

menentukan nilai variabel jika terjadi perubahan. Koefisien regresi luas lahan (X1)

sebesar 1,097 bernilai positif ini menunjukan pengaruh yang searah atau

berbanding lurus antara luas lahan dengan jumlah produksi bawang merah.

dengan kata lain apabila ada penambahan luas lahan sebesar 1 ha maka terjadi

penambahan jumlah produksi bawang merah sebesar 1,097 kg.

Koefisien regresi bibit (X2) sebesar 0,365 bernilai positif ini menunjukan

pengaruh yang searah atau berbanding lurus antara luas lahan dengan jumlah

produksi bawang merah. Dengan kata lain apabila ada penambahan bibit sebesar 1

kg maka terjadi penambahan jumlah produksi bawang merah sebesar 0,365 kg.

Page 70: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

52

Koefisien regresi tenaga kerja (X3) sebesar -0,170 bernilai negatif yang

menunjukan adanya pengaruh yang berlawanan atau berbanding terbalik antara

tenaga kerja dengan jumlah produksi bawang merah di desa Kupu. Dengan kata

lain apabila ada penambahan tenaga kerja sebesar 1 hok maka terjadi penurunan

jumlah produksi bawang merah sebesar 0,170 kg.

Koefisien regresi pupuk (X4) sebesar 0,058 bernilai positif yang berarti

menunjukan adanya pengaruh yang searah atau berbanding lurus antara pupuk

dengan jumlah produksi bawang merah di desa Kupu. Dengan kata lain apabila

ada penambahan pupuk sebesar 0,058 kg maka terjadi penambahan jumlah

produksi bawang merah sebesar 0,058 kg.

Koefisien regresi pestisida cair (X5) sebesar 0,008 bernilai positif yang

berarti adanya pengaruh yang searah atau berbanding lurus antara pestisida cair

dengan jumlah produksi bawang merah di desa Kupu. Dengan kata lain apabila

ada penambahan pestisida cair sebesar 0,008 ml maka terjadi penambahan jumlah

produksi bawang merah sebesar 0,008 kg.

Koefisien regresi pestisida padat (X6) sebesar 0,058 bernilai positif yang

berarti adanya pengaruh yang searah atau berbanding lurus antara pestisida padat

dengan jumlah produksi bawang merah di desa Kupu. Dengan kata lain apabila

ada penambahan pestisida padat sebesar 0,058 kg maka terjadi penambahan

jumlah produksi bawang merah sebesar 0,058 kg.

Adapun hasil uji kelayakan model (signifikansi) faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi bawang merah adalah sebagai berikut:

Page 71: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

53

a. Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk melihat seberapa besar

variable independen (luas lahan, bibit, tenaga kerja, pupuk, pestisida cair,

pestisida padat) menjelaskan variable dependen (produksi). Berdasarkan hasil dari

analisis diperoleh nilai R2 sebesar 0,929 yang berarti 92,9% perubahan dalam

variable produksi bawang merah di desa Kupu bisa dijelaskan oleh seluruh

variabel bebas yang digunakan dalam model. Sisanya sebesar 7,1% dijelaskan

oleh faktor lain di luar penelitian ini. Nilai tersebut menggambarkan bahwa

variabel yang digunakan dalam penelitian ini sudah hampir sepenuhnya dapat

mejelaskan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi bawang merah.

b. Uji Serentak (Uji F)

Uji signifikasi serentak parameter dugaan (uji F) digunakan untuk

mengetahui apakah variabel bebas yang diteliti secara bersama-sama berpengaruh

nyata terhadap produksi bawang merah di Desa Kupu. Uji ini membandingkan

antara nilai Fhitung dengan Ftabel atau dari perbandingan probabilitasnya.

Berdasarkan Tabel 14, dapat diketahui bahwa diperoleh pengujian serentak

seluruh parameter dugaan pada tingkat kepercayaan 95% menunjukan bahwa nilai

Fhitung sebesar 144,533 lebih besar dari Ftabel sebesar 1,875 dan nilai signifikansi

lebih kecil dari nilai α (0,000 < 0,05). Berdasarkan hasil olahan data tersebut,

dapat dikatakan bahwa variable bebas yang meliputi luas lahan, bibit, tenaga

kerja, pupuk, pestisida cair, dan pestisida padat secara bersama-sama berpengaruh

nyata terhadap produksi bawang merah di desa Kupu.

Page 72: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

54

c. Pengujian Individu ( Uji t)

Uji T digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yang diteliti

secara individual terhadap produksi bawang merah di desa Kupu. Faktor-faktor

yang berpengaruh terhadap produksi bawang merah adalah luas lahan, bibit,

tenaga kerja, pupuk, pestisida cair dan pestisida padat. Maka digunakan uji

statistic t dengan membandingkan t tabel dengan t hitung dengan asumsi H0

ditolak apabila thitung > ttabel atau H1 diterima apabila thitung < ttabel , berdasarkan

kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis dengan tingkat kepercayaan 95%

adalah sebagai berikut:

H0 : Tidak ada pengaruh signifikan antara masing-masing variabel independen (X)

terhadap variabel dependen (Y)

H1 : Ada pengaruh signifikan antara masing-masing variabel independen (X)

terhadap variabel dependen (Y)

Dengan membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

a. Variabel luas lahan (X1) nilai thitung sebesar 4.501 lebih besar daripada ttabel

sebesar 1.996. Maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menjelaskan bahwa

luas lahan mempunyai pengaruh sangat nyata terhadap produksi bawang

merah di desa Kupu pada taraf kepercayaan 95%.

b. Variabel bibit (X2) nilai thitung sebesar 1.546 lebih kecil daripada ttabel

sebesar 1.996. Maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini menjelaskan bahwa

bibit tidak mempunyai pengaruh nyata terhadap produksi bawang merah di

desa Kupu pada taraf kepercayaan 95%.

Page 73: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

55

c. Variabel tenaga kerja (X3) nilai thitung sebesar 0.832 lebih kecil daripada

ttabel sebesar 1.996. Maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini menjelaskan

bahwa tenaga kerja tidak mempunyai pengaruh nyata terhadap produksi

bawang merah di desa Kupu pada taraf kepercayaan 95%.

d. variabel pupuk (X4) nilai thitung sebesar 0.475 lebih kecil daripada ttabel

sebesar 1.996. Maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini menjelaskan bahwa

pupuk tidak mempunyai pengaruh nyata terhadap produksi bawang merah di

desa Kupu pada taraf kepercayaan 95%.

e. variabel pestisida cair (X5) nilai thitung sebesar 0.120 lebih kecil daripada

ttabel sebesar 1.996. Maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini menjelaskan

bahwa pestisida cair tidak mempunyai pengaruh nyata terhadap produksi

bawang merah di desa Kupu pada taraf kepercayaan 95%.

f. variabel pestisida padat (X6) nilai thitung sebesar 0.990 lebih kecil daripada

ttabel sebesar 1.996. Maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini menjelaskan

bahwa pestisida padat tidak mempunyai pengaruh nyata terhadap produksi

bawang merah di desa Kupu pada taraf kepercayaan 95%.

5.3 Elastisitas Produksi

Respon faktor-faktor yang mempengaruhi produksi bawang merah di

Gapoktan Maju Bersama dapat diukur dengan elastisitas produksi. Elastisitas

produksi mengukur perbandingan perubahan relative antara jumlah bawang merah

yang diproduksi dengan perubahan relative jumlah faktor produksi yang

digunakan. Nilai elastisitas dari masing-masing variable yang diduga

Page 74: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

56

mempengaruhi produksi bawang merah di desa Kupu dapat diketahui dari nilai

masing-masing koefisiensi regresi variable penduganya. Hal tersebut sesuai

dengan Joesron dan Fathorazzi (2012 ) yang menjelaskan bahwa didalam fungsi

produksi Cobb Douglas elastisitas produksi relatif lebih mudah untuk diperoleh,

karena elastisitas produksi dapat diketahui dengan melihat besarnya koefisien

pada setiap variabel independen. Elastisitas produksi bawang merah di desa Kupu

dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Elastisitas Produksi

Variabel Elastisitas Interpretasi

Luas 1.097 Elastis

Bibit 0.365 Inelastis

Tenaga Kerja 0.170 Inelastis

Pupuk 0.058 Inelastis

Pestisida Cair 0.008 Inelastis

Pestisida Padat 0.058 Inelastis

5.4 Pembahasan

Berdasarkan penjelasan pengujian statistik, dapat diketahui bahwa

koefisien determinasi (R2) pada penelitian ini adalah sebesar 0.929 yang berarti

92.9% produksi bawang merah dapat dijelaskan oleh seluruh faktor dalam

penelitian ini. Selanjutnya, dari hasil uji Fhitung, dapat diketahui bahwa variabel

bebas (luas lahan, bibit, tenaga kerja, pupuk, pestisida cair, dan pestisida padat)

mempunyai pengaruh yang signifikan secara serempak atau bersama-sama

terhadap variabel terikat (produksi bawang merah) di desa Kupu. Dari hasil uji t,

Page 75: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

57

hanya ada 1 faktor yang berpengaruh sangat nyata terhadap produksi bawang

merah pada tingkat kepercayaan 95%. Faktor tersebut adalah luas lahan .Sedangka

faktor lainnya yaitu bibit, tenaga kerja, pupuk, pestisida cair serta pestisida padat

kurang berpengaruh nyata. Hasil analisis masing-masing variabel dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Luas lahan (X1)

Faktor pertama yang berpengaruh terhadap produksi bawang merah adalah

luas lahan. Luas (X1) adalah Total luas lahan yang digunakan oleh petani bawang

merah. Luas lahan yang dibahas pada penelitian ini satuannya adalah hektar. Hasil

perhitungan regresi linier berganda menyatakan bahwa faktor luas lahan

berpengaruh nyata terhadap produksi bawang merah pada tingkat kepercayaan

95% dan nilai koefisien regresi sebesar 1.097. Hasil perhitungan tersebut sesuai

dengan pendapat Mubyarto (1989) yang menerangkan bahwa, lahan sebagai salah

satu faktor produksi yang merupakan pabriknya hasil pertanian yang mempunyai

kontribusi yang cukup besar terhadap usahatani. Luas lahan bawang merah yang

semakin berkurang berakibat pada turunnya produksi bawang merah. Pendapat

lain juga dikemukakan pada hasil pengujian Damanah (2008) yang menyatakan

bahwa luas lahan mempunyai pengaruh yang nyata terhadap produksi bawang

merah.

nilai elastisitas variable luas lahan terhadap produksi bawang merah

mempunyai nilai elastisisitas lebih dari satu, yaitu 1.097 yang menandakan bahwa

nilai elastisitas luas lahan bersifat elastis yang artinya bahwa produksi bawang

merah di desa Kupu respon terhadap penambahan luas lahan. Oleh karena itu

Page 76: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

58

penambahan luas lahan perlu ditambahkan agar hasil dari produksi bawang

merahnya pun semakin meningkat. Akan tetapi hal ini mungkin sulit dilakukan

karena pada kenyataan di lapangan bahwa penambahan luas lahan itu ternyata

tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan lahan merupakan faktor yang terbatas

jumlahnya apalagi dengan banyaknya penggunaan lahan sawah yang sekarang ini

sering dijadikan untuk perumahan.

2. Bibit (X2)

Faktor kedua yang berpengaruh terhadap produksi bawang merah adalah

bibit. Total jumlah bibit yang digunakan dalam sekali panen diukur dalam satuan

kilogram. Hasil perhitungan regresi linier berganda menyatakan bahwa faktor

bibit kurang berpengaruh nyata terhadap produksi bawang merah pada tingkat

kepercayaan 95% dan nilai koefisien regresi sebesar 0365. Hal ini bertolak

belakang dengan Sukiyono (2004) yang menjelaskan bahwa faktor penggunaan

bibit merupakan faktor produksi yang paling besar pengaruhnya dalam

menentukan jumlah produksi dalam usahatani.

Variabel bibit mempunyai nilai elastisitas kurang dari satu, yaitu 0.365

yang berarti bibit memiliki nilai elastisitas bersifat inelastis. Hal ini menunjukan

bahwa produksi bawang merah di desa Kupu tidak respon terhadap penambahan

bibit. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan responden diketahui bahwa

ternyata petani lebih sering menggunakan bibit dari hasil panennya sendiri yang

digunakan secara berulang kali sehingga mutu bibit menurun dan rentan terhadap

penyakit. Sehingga apabila bibit ditingkatkan pemakaiannya maka hasil yang

diperoleh akan sedikit menambahkan hasil produksi. Hal tersebut dilakukan petani

Page 77: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

59

karena keterbatasan modal, untuk menggunakan varietas bibit yang unggul

diperlukan pula modal yang cukup.

3. Tenaga Kerja (X3)

Faktor ketiga yang berpengaruh terhadap produksi bawang merah adalah

tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam sekali panen yaitu mulai

dari pengolahan tanah sampai panen, baik yang berasal dari keluarga maupun luar

keluarga, satuan pengukurannya adalah HOK. Hasil perhitungan regresi linier

berganda menyatakan bahwa faktor tenaga kerja kurang berpengaruh nyata

terhadap produksi bawang merah pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini sesuai

dengan kondisi di lapangan bahwa jumlah tenaga kerja terlalu banyak tetapi mutu

serta kualitas mereka dalam bekerja masih kurang. Selain itu di Desa Kupu rasa

belas kasihan terhadap sesama pun masih kental, misalnya saja ketika salah satu

tetangga yang tidak di undang untuk bekerja maka petani yang mengundang

tersebut merasa tidak enak atau iba, hal seperti ini lah yang menyebabkan tenaga

kerja berlebihan atau tenaga kerja di luar kebutuhan karena faktor sosial sehingga

dapat menimbulkan ketidak efisienan dalam bekerja.

Pada penelitian ini, tenaga kerja mempunyai nilai elastisitas sebesar 0.170

< 1 yang berarti tenaga kerja memiliki nilai elastisitas bersifat inelastis. Hal ini

menunjukan bahwa produksi bawang merah di desa Kupu tidak respon terhadap

penambahan tenaga kerja.

4. Pupuk

Faktor keempat yang berpengaruh terhadap produksi bawang merah

adalah pupuk. Pupuk (X4) adalah jumlah pupuk yang digunakan dalam proses

Page 78: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

60

produksi dalam satu musim tanam dan diukur dalam satuan kilogram. Hasil

perhitungan regresi linier berganda menyatakan bahwa faktor pupuk kurang

berpengaruh nyata terhadap produksi bawang merah pada tingkat kepercayaan

90%. Sesuai dengan pendapat Budiono, (2002) yang mengatakan bahwa tingkat

produktivitas usahatani pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh tingkat penerapan

teknologinya, dan salah satu diantaranya adalah pemupukan. Penggunaan pupuk

yang tidak sesuai dosis tersebut maka produktivitas per satuan lahan dapat

menjadi berkurang, sehingga produksi mengalami penurunan, oleh karena itu

berapa dan dalam kondisi bagaimana faktor-faktor produksi digunakan, semuanya

diputuskan dengan menganggap bahwa produsen selalu berusaha untuk mencapai

keuntungan yang maksimum. Hasil penelitian dari Kebede (2005) juga

menyatakan bahwa pemberian pupuk tidak berpengaruh signifikan terhadap

produksi.

Variabel pupuk mempunyai nilai elastisitas kurang dari satu, yaitu 0.058

yang berarti pupuk memiliki nilai elastisitas bersifat inelastis. Hal ini menunjukan

bahwa produksi bawang merah di desa Kupu kecamatan Wanasari kabupaten

Brebes tidak respon terhadap penambahan pupuk.

5. Pestisida Cair

Faktor kelima yang diduga berpengaruh terhadap produksi bawang merah

(Y) adalah pestisida cair (X5). Pestisida cair (X5) adalah jumlah pestisida yang

digunakan dalam proses produksi dalam satu musim tanam dan diukur dalam

satuan mili liter. Hasil perhitungan regresi linier berganda menyatakan bahwa

faktor pestisida cair kurang berpengaruh nyata terhadap produksi bawang merah

Page 79: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

61

pada tingkat kepercayaan 90%. Kurang berpengaruhnya variabel independen

pestisida cair dengan produksi bawang merah di desa Kupu disebabkan karena

petani di daerah sampel melakukan perawatan tanaman bawang merah secara

maksimal, mereka sangat rajin dan teliti dalam hal perawatan, setiap hari area

tanaman bawang merah mendapat perawatan dari para petani, apabila pada

tanaman bawang merah terlihat ada daun yang membusuk, maka daun itu akan

langsung segera di potong atau dicabut oleh petani, untuk mencegah penularan

hama penyakit yang disebabkan oleh jamur. Selain itu penggunaan pestisida yang

tidak tepat, dosis yang tidak tepat, spuyer (nozzle) yang tidak standar dapat

menimbulkan masalah yang serius, seperti kesehatan, pemborosan, resistensi

(ketahanan), dan pencemaran lingkungan. Adapun salah satu cara yang dianjurkan

adalah tidak mencampurkan beberapa jenis pestisida, memakai konsentrasi

pestisida yang dianjurkan, memakai spuyer (nozzle) standar dengan tekanan

pompa yang cukup (Hidayat 2004). Berbeda dengan pendapat (Subyakto, 1991)

yang menyatakan bawha pestisida sebagai salah satu faktor produksi mempunyai

kontribusi terhadap usahatani. Besar kecilnya produksi dari usaha tani antara lain

dipengaruhi oleh pestisida yang digunakan.

Variabel pestisida cair mempunyai nilai elastisitas kurang dari satu, yaitu

0.008 yang berarti pestisida cair memiliki nilai elastisitas bersifat inelastis. Hal ini

menunjukan bahwa produksi bawang merah di desa Kupu kecamatan Wanasari

kabupaten Brebes tidak respon terhadap penambahan pestisida cair.

Page 80: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

62

6. Pestisida padat

Faktor keenam yang berpengaruh terhadap produksi bawang merah (Y)

adalah pestisida padat (X6). Pestisida padat (X6) adalah jumlah pestisida yang

digunakan dalam proses produksi dalam satu musim tanam dan diukur dalam

satuan kilogram. Hasil perhitungan regresi linier berganda menyatakan bahwa

faktor pestisida padat kurang berpengaruh nyata terhadap produksi bawang merah

pada tingkat kepercayaan 90%. Variabel pestisida padat kurang berpengaruh nyata

(tidak signifikan) terhadap produksi bawang merah di desa Kupu disebabkan oleh

petani di daerah sampel melakukan perawatan tanaman bawang merah secara

maksimal, setiap hari area tanaman bawang merah mendapat perawatan dari para

petani, apabila pada tanaman bawang merah terlihat ada daun yang membusuk,

maka daun yang busuk tersebut akan langsung di potong, untuk mencegah

penularan hama penyakit. Adanya organisme pengganggu tanaman di sekitar

bawang merah akan menimbulkan kerugian karena terjadi persaingan antara

tanaman bawang merah dengan organisme pengganggu tanaman. Faktor

persaingan itu dapat menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman

bawang merah menjadi terhambat sehingga akan menurunkan produksi bawang

merah.

Variabel pestisida padat mempunyai nilai elastisitas kurang dari satu, yaitu

0.058 yang berarti pestisida padat bersifat inelastis. Hal ini menunjukan bahwa

produksi bawang merah di desa Kupu kecamatan Wanasari kabupaten Brebes

tidak respon terhadap penambahan pestisida padat .

Page 81: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

63

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

produksi bawang merah di Desa Kupu kecamatan Wanasari kabupaten Brebes, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Karakteristik petani yang mempengaruhi produksi bawang merah di Desa

Kupu kecamatan Wanasari kabupaten Brebes yang dianalisis dalam penelitian

ini adalah umur, pengalaman bertani dan status kepemilikan lahan. Hasil

analisis menyatakan bahwa ketiga faktor tersebut tidak berpengaruh nyata

terhadap rata-rata produksi bawang merah di desa Kupu kecamatan Wanasari

kabupaten Brebes.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi bawang merah yang dianalisis

dalam penelitian ini adalah luas lahan, bibit, tenaga kerja, pupuk, pestisida

cair, dan pestisda padat. Faktor yang paling berpengaruh nyata terhadap

tingkat produksi yaitu luas lahan dengan nilai koefisien yaitu 1.097. Lima

variabel lainnya tidak berpengaruh nyata terhadap produksi bawang merah di

desa Kupu kecamatan Wanasari kabupaten Brebes.

3. Elastisitas produksi luas lahan bersifat elastis dengan nilai 1.097, yang berarti

produksi bawang di desa Kupu respon terhadap penambahan luas lahan.

Page 82: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

64

Sedangkan elastisitas lima variabel lain yakni bibit, tenaga kerja, pupuk,

pestisida cair dan pestisida padat bersifat inelastis dengan masing-masing nilai

0.365, 0.170, 0.058, 0.008, 0.058.

6.2 Saran

Melihat dari hasil perhitungan regresi yang menyatakan bahwa luas

lahan sangat berpengaruh nyata terhadap produksi bawang merah di desa

Kupu dan produksi bawang merah respon terhadap penambahan luas lahan,

maka disarankan agar menambahkan luas lahan untuk meningkatkan

produksi bawang merah.

Page 83: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

65

DAFTAR PUSTAKA

AAk, 2004. Pedoman Bertanam Bawang, Kanisius, Yogyakarta.

Bimas, 1990. Surat Keputusan Menteri Pertanian/Ketua Badan Pengendali BIMAS.

Daniel, Moechtar. 2002. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Jakarta: Bumi Aksara.

Debertin, David L. Agricultural Production Economics. (Amerika :Macmillan publishingCompany, 1986) (Transliterasi, Interpretasi, dan Penulisan kembali oleh tatiekKoerniawati, SP. MP)

Direktorat Bina Produksi Hortikultura. 1999. Profil Komoditi Unggulan: Tanaman Pangandan Hortikultura. Direktorat Tanaman Pangan dan Hortikultura. Jakarta

Hamid, azwar. 2004. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat PendapatanUsahatani Bawang Merah. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas PertanianInstitut Pertanian Bogor. Bogor

Hardjowigeno.2004. Pupuk dan pemupukan Tomat. Kanisius:Yogyakarta

Hernanto F. 1995. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Hidayat, A. dan R. Rosliani. 2003. Pengaruh jarak tanam dan ukuran umbi bibit bawangmerah terhadap hasil dan distribusi ukuran umbi bawang merah. Lap. Hasil Penel.Balitsa Lembang.

Iswardono. 1990. Ekonomi mikro. Yogyakarta :UPP AMP YPKN.

Kebede, T. A. 2005. Farm Household Technical Efficiency: A Stochastic Frontier An Alysis,Departemen of Economics and Social Sciencies. Agricultural University of Norway.

Meiner, Roger E. 2000. Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo.

Mubyarto. 1989. Pengantar ekonomi pertanian. LP3ES. Jakarta.

Nazaruddin. 1999. Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah. PenebarSwadaya. Jakarta.

Pahan I. 2012. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta

Rahayu, E, dan Berlian,N. V. A, 1999. Bawang Merah. Penebar swadaya, Jakarta.

Rahardja P. dan Manurung M. 2010. Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar. LembagaPenerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Page 84: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

66

Rahmat Rukmana. 1994. Bawang merah, budidaya dan pengolahan pasca panen. PenerbitKanisius. Yogyakarta

Riduwan dan Akdon. 2009. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Alfabeta, Bandung.

Rismunandar. 1986. Membudidayakan lima jenis bawang. Penerbit Sinar Baru Bandung.

Rukmana, R, 1995. Bawang merah Budidaya Dan Pengolahan Pasca panen. Kanisius,Jakarta.

Singgih Wibowo. 1991. Budidaya bawang putih, bawang merah, bawang Bombay. PT.Penebar Swadaya Jakarta.

Sitepoe, Mangku. 2008. Corat-Coret Anak Desa Berprofesi Ganda. Kepustakaan PopulerGramedia. Jakarta

Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cob-Douglas. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Soekartawi. 1993, Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian, Teori dan Aplikasi. Jakarta: GrafindoPersada.

Stallen, M. P. K. and Y. Hilman. 1991. Effect plant density and bulb size on yield and qualityof shallot. Bul. Penel. Hort. XX Ed. Khusus (1)1991.

Sudarmo, Subyakto. 1991. Pestisida. Kanisius:Yogyakarta

Sudarmoto A.S 1997. Budidaya Tanaman Jagung. Kanisius:Surabaya

Sumarni, Nani. 2005. Budidaya Bawang Merah. Bandung. Balai penelitian TanamanSayuran.

Sumiyati. 2006. Analisis Pendapatan dan Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor ProduksiUsahatani Bawang Daun. Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian FakultasPertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor

Sunarjono, H. dan P. Soedomo. 1989. Budidaya Bawang Merah. Penerbit Sinar BaruBandung.

Sutarya, R. dan G. Grubben. 1995. Pedoman bertanam sayuran dataran rendah. GadjahMada University Press. Prosea Indonesia – Balai Penel. Hortikultura Lembang.

Tasman A. dan Aima H. 2013. Edisi Revisi Ekonomi Manajerial. Rajawali Pers. Jakarta.

Trenggonowati. 2011. Teori Ekonomi Mikro Edisi Dua. BPFE. Yogyakarta.

Page 85: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

67

Wibowo, S, 1994. Budidaya Bawang Putih, Bawang Merah, Bawang Bombay. PenebarSwadaya, Jakarta.

Page 86: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

68

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Kuisioner

KUISIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI BAWANG MERAH DI

GAPOKTAN MAJU BERSAMA DESA KUPU KECAMATAN BREBES

KABUPATEN BREBES

KARAKTERISTIK RESPONDEN

Nama : ……………..

Umur : ………………

Jenis Kelamin : ………………

Status : Menikah/Belum Menikah

Status dalam keluarga : Suami/Istri/Anak/Lainnya…..

Nama kelompok tani : ……………..

Status Usahatani : (a) Utama (b) Sampingan

Jika (b) apa pekerjaan utamanya? ……………………….

Jumlah anggota keluarga : …………..

Pekerjaan istri : (a) Ibu Rumah tangga (b) Bekerja di Sawah (c) Lainnya

Pendidikan terakhir : Tidak sekolah/SD/SMP/SMA/Diploma/Sarjana/Pasca Sarjana

Sudah berapa tahun anda melakukan usaha tani ini? … tahun

Page 87: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

69

Lanjutan Lampiran 1.

I. Produksi Bawang Merah

1. Berapa jumlah produksi bawang merah yang dihasilkan dalam sekali panen?

2. Hasil produksi bawang merah dijual kemana?

3. Berapa harga jual (Rp/Kg)?

4. Bagaimana sistem penjulan hasil produksinya?

Uraian Produksi (Kg) Harga (Rp/Kg) Alasannya

IjonTebasanLainnyaJumlah

II. Lahan

1. Berapa luas lahan yang digarap?

2. Bagaimana status lahan yang digunakan?

a. Milik sendiri

b. Menyewa

c. Bagi hasil

d. Lainnya

3. Berapa biaya menyewa lahan?

4. Bagaimana pengelolaannya? (a) digarap sendiri (b) digarap orang lain

5. Bagaimana proses pengolahan lahannya?

6. Bagaimana jenis lahannya? (a) Irigasi (b) Tadah Hujan

7. Berapa Ph yang digunakan untuk menanam bawang merah?

8. Iklim yang seperti apa yang baik untuk menanam bawang merah?

III. Bibit

1. Berapa jumlah bibit yang digunakan dalam sekali panen?

2. Jenis bibit apa yang anda tanam?

3. Pada waktu umur berapa hari bibit digunakan?

4. Berasal dari mana bibit yang digunakan?

5. Berapa harganya? …….. Kg

Page 88: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

70

Lanjutan Lampiran 1.

IV. Tenaga Kerja

1. Berapa banyak tenaga kerja yang digunakan untuk,

a. Penanaman

1. Berapa jumlah tenaga kerja yang digunakan?

a. Laki-laki = ……

b. Perempuan = ……

2. Berasal dari mana tenaga kerja yang digunakan?

a. Tenaga kerja sendiri b. Tenaga kerja Orang lain

b. Perawatan

1. berapa jumlah tenaga kerja yang digunakan?

a. laki-laki = …….

b. Perempuan = …….

2. Berasal dari mana tenaga kerja yang digunakan?

a. Tenaga kerja sendiri b. tenaga kerja orang lain

c. Pemanenan

1. Berapa jumlah tenaga kerja yang digunakan

a. laki-laki = ……..

b. perempuan = ……..

2. Berasal dari mana tenaga kerja yang digunakan?

a. tenaga kerja sendiri b. Tenaga kerja Orang lain

2. Dalam 1 hari kerja, berapa jumlah jam kerja yang digunakan?

3. Selain tenaga kerja manusia, apakah tenaga kerja mesin juga digunakan?

4. Apabila iya, tenaga kerja mesin apa yang digunakan?

5. Berasal dari mana mesin yang digunakan?

a. Milik Sendiri

b. Menyewa

6. Apabila menyewa, berapa harga sewanya?

Page 89: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

71

Lanjutan Lampiran 1.

V. Pupuk

1. Berapa jumlah pupuk yang digunakan dalam sekali panen?

2. Sumber perolehan pupuk dari mana?

3. Waktu Pemupukan,

a. Pemupukan I dilakukan pada umur tanam …… hari, jenis pupuk yang

digunakan …..

b. Pemupukan II dilakukan pada umur tanam …… hari, jenis pupuk yang

digunakan …..

c. Pemupukan III dilakukan pada umur tanam …… hari, jenis pupuk yang

digunakan …..

4. Input Pupuk

Jenis Pupuk Jumlah Pupuk (Kg)

I II IIIOrganik

Non Organik

lainnya

VI. Pestisida

1. Jenis pestisida apa sajakah yang digunakan?

2. Apakah fungisida digunakan?

3. Apabila iya, jenis fungisida apa yang digunakan?

4. Berapa dosisnya?

5. Apakah insectisida juga digunakan?

6. Jenis insectisida apa yang digunakan?

7. Berap dosisnya?

8. Jenis hama dan penyakit apa yang biasanya sering menyerang tanaman?

Page 90: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

72

Lanjutan Lampiran 1.

9. Bagaimana pengendaliannya?

a. Pengendalian I : Saat umur tanaman …..hari, jenis pengendaliannya …

b. Pengendalian II : Saat umur tanaman …..hari, jenis pengendaliannya …

c.Pengendalian III : Saat umur tanaman …..hari, jenis pengendaliannya …

10. Input yang digunakan

Jenis Pestisida Jumlah Pestisida (Kg)

I II IIIPadat

Cair

VII. Gambaran lokasi desa

1. Apakah di desa terdapat sebuah Koperasi Unit Desa (KUD) ?

2. Sejak kapan Koperasi Unit Desa tersebut didirikan?

3. Apakah Koperasi Unit Desa masih berjalan sampai sekarang?

4. Apakah di desa menyediakan baik toko alsintan (alat mesin pertanian) maupun

saprotan (sarana produksi pertanian)?

5. Apakah pihak desa membantu memasarkan hasil pertaniannya?

6. Adakah penyuluh yang sering berkunjung ke desa?

7. Berapa bulan sekali penyuluh datang ke desa?

VIII . Kendala dan masalah dalam produksi bawang merah

1. Terkait dengan input produksi (ketersediaan, harga, cara mendapatkan, dll)

2. Terkait dengan pemasaran hasil produksinya (harga, kesulitan dalam

memasarkan, dll)

3. Terkait dengan usahataninya (hama dan penyakit, ketersediaan air, dll)

Page 91: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

Lampiran 2. Daftar Karakteristik Petani Responden

73

No NamaKelompok

Tani

Karakteristik Petani

Umur (Thn) Anggota Keluarga Pendidikan Pengalaman Petani Status Lahan Luas Lahan

1 Sudirjo Mekar Tani 43 3 orang SMA 15 Tahun Milik Sendiri 0,2 Ha2 Darmo Mekar Tani 55 3 orang SD 30 Tahun Milik Sendiri 0,4 Ha

3 Siswoyo Mekar Tani 42 5 Orang SMA 25 Tahun Bagi Hasil 0,4 Ha4 Kamali Mekar Tani 43 4 Orang SD 10 Tahun Menyewa 0,1 Ha5 Supardi Mekar Tani 41 5 Orang SD 20 Tahun Bagi Hasil 0,2 Ha6 Gozali Mekar Tani 32 4 Orang SD 10 Tahun Bagi Hasil 0,2 Ha7 Kholidin Mekar Tani 42 4 Orang SMA 17 Tahun Menyewa 0,4 Ha8 Nuridin Mekar Tani 35 3 Orang SMA 5 Tahun Menyewa 0,2 Ha9 Sakuri Mekar Tani 38 3 Orang TS 35 Tahun Menyewa 0,5 Ha

10 Suwali Mekar Tani 43 4 Orang SMA 15 Tahun Milik Serindi 0,2 Ha11 Ruslani Mekar Tani 36 3 Orang SD 20 Tahun Milik Sendiri 0,05 Ha12 Tarli Mekar Tani 40 4 Orang SD 15 Tahun Menyewa 0,4 Ha13 Diman Mekar Tani 30 4 Orang SD 15 Tahun Bagi Hasil 0,05 Ha14 Agus Mekar Tani 50 6 Orang SMP 10 Tahun Bagi Hasil 0,15 Ha15 Imam Sumber

Pangan35 3 Orang SMA 25 Tahun Menyewa 0,15 Ha

16 Ahmadamirudin

SumberPangan

36 4 Orang SD 20 Tahun Menyewa 0,2 Ha

17 Rastani SumberPangan

41 5 Orang SMP 35 Tahun Milik Sendiri 0,2 Ha

18 Luwing Sumberpangan

40 4 Orang SD 10 Tahun Bagi Hasil 0,2 Ha

19 Carto Sumberpangan

30 3 Orang SD 12 Tahun Milik Sendiri 0,1 Ha

20 Supendi Sumberpangan

26 3 Orang SMP 7 Tahun Milik Sendiri 0,1 Ha

21 Abdul Rohim Sumber 55 6 Orang SD 20 Tahun Milik Sendiri 0,1 Ha

Page 92: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

Lampiran 2. Daftar Karakteristik Petani Responden

74

pangan22 Tobari Sumber

pangan55 6 Orang SD 25 Tahun Milik Sendiri 0,1 Ha

23 Kasiri Sumberpangan

41 5 Orang SMP 18 Tahun Bagi Hasil 0,2 Ha

24 Sarkim Sumberpangan

50 7 Orang TS 30 Tahun Bagi Hasil 0,2 Ha

25 Slamet Sumberpangan

45 5 Orang SD 20 Tahun Milik Sendiri 0,1 Ha

26 Tar’an Sumberpangan

50 4 Orang SD 20 Tahun Milik Sendiri 0,1 Ha

27 Damir SumberMakmur

41 5 Orang SD 20 Tahun Menyewa 0,15 Ha

28 Sobirin SumberMakmur

42 5 Orang SMA 6 Tahun Milik Sendiri 0,2 Ha

29 Kustoro SumberMakmur

44 5 Orang S1 25 Tahun Milik Sendiri 0,4 Ha

30 Murdo SumberMakmur

60 11 Orang SD 20 Tahun Bagi Hasil 0,2 Ha

31 Rakman SumberMakmur

47 5 Orang SD 20 Tahun Milik Sendiri 0,4 Ha

32 Udin SumberMakmur

50 4 Orang SD 18 Tahun Bagi Hasil 0,1 Ha

33 H. Rowi SumberMakmur

55 6 Orang TS 25 Tahun Bagi Hasil 0,15 Ha

34 Karta SumberMakmur

42 4 Orang SD 15 Tahun Bagi Hasil 0,1 Ha

35 Waryani SumberMakmur

63 8 Orang SD 25 Tahun Bagi Hasil 0,1 Ha

36 Edi SumberMakmur

40 3 Orang SD 25 Tahun Milik Sendiri 0,1 Ha

Page 93: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

Lampiran 2. Daftar Karakteristik Petani Responden

75

37 Herman SumberMakmur

41 4 Orang SMP 8 Tahun Menyewa 0,2 Ha

38 Tanuri Mulya Tani 40 5 Orang SMP 5 Tahun Bagi Hasil 0,05 Ha39 Arjuna Mulya Tani 26 1 Orang S1 2 Tahun Menyewa 0,2 Ha40 Harjo Mulya Tani 46 6 Orang SD 25 Tahun Milik Sendiri 0,2 Ha41 Masruhi Mulya Tani 26 1 Orang SMP 5 Tahun Milik Sendiri 0,2 Ha42 Rastono Mulya Tani 50 5 Orang SD 30 Tahun Menyewa 0,3 Ha43 Ridwan Mulya Tani 45 5 Orang SD 30 Tahun Bagi Hasil 0,2 Ha44 Topik Mulya Tani 60 6 Orang TS 30 Tahun Bagi Hasil 0,1 Ha45 Sefudin Mulya Tani 46 5 Orang SD 30 Tahun Milik Sendiri 0,4 Ha46 Mastoni Mulya Tani 30 4 Orang SMP 10 Tahun Menyewa 0,2 Ha47 Darudin Mulya Tani 40 3 Orang SD 15 Tahun Milik Sendiri 0,05 Ha48 Ratmono Mulya Tani 56 3 Orang SD 30 Tahun Milik Sendiri 0,1 Ha49 Sanawi Mulya Tani 60 3 Orang SD 20 Tahun Milik Sendiri 0,2 Ha50 Supardi Mulya Tani 30 3 Orang SD 15 Tahun Menyewa 0,2 Ha51 Wahudin Sumber Rejeki 41 5 Orang SD 13 Tahun Bagi Hasil 0,2 Ha52 M. Waslim Sumber Rejeki 35 4 Orang SD 25 Tahun Milik Sendiri 0,08 Ha53 Siswoyo Sumber Rejeki 50 4 Orang SMP 30 Tahun Milik Sendiri 0,2 Ha54 Nuridin Sumber Rejeki 40 4 Orang SD 25 Tahun Bagi Hasil 0,1 Ha55 Warjo Sumber Rejeki 48 4 Orang SMA 40 Tahun Milik Sendiri 0,08 Ha56 Rahmat Sumber Rejeki 40 6 Orang SD 25 Tahun Bagi Hasil 0,1 Ha57 Suyud Sumber Rejeki 64 4 Orang SD 25 Tahun Bagi Hasil 0,1 Ha58 kasmui Sumber Rejeki 38 5 Orang SD 20 Tahun Bagi Hasil 0,2 Ha59 Nurkholis Sumber Rejeki 43 5 Orang SMA 9 Tahun Bagi Hasil 0,2 Ha60 Dikin Sumber Rejeki 65 2 Orang SD 20 Tahun Milik Sendiri 0,1 Ha61 Solikin Sumber Rejeki 50 2 Orang SD 25 Tahun Milik Sendiri 0,3 Ha62 A. Syator

iSumber Rejeki 60 2 Orang SD 30 Tahun Milik Sendiri 0,15 Ha

63 Nasrul Huda Sumber Rejeki 50 3 Orang SD 20 Tahun Milik Sendiri 0,1 Ha

Page 94: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

Lampiran 2. Daftar Karakteristik Petani Responden

76

64 Dali Sumber Rejeki 68 4 Orang SMP 20 Tahun Milik Sendiri 0,1 Ha65 Sunar Sumber Rejeki 68 5 Orang SD 25 Tahun Milik Sendiri 0,2 Ha66 Samsudin Sumber Rejeki 65 3 Orang SD 27 Tahun Milik Sendiri 0,4 Ha

67 Edi Sumber Rejeki 60 3 Orang SD 30 Tahun Milik Sendiri 0,1 Ha

Page 95: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

Lampiran 3. Data Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Bawang Merah di DesaKupu Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Sebelum di Transformasi kebentuk Logaritma Natural (Ln).

77

X1 X2 X3 X4 X5 X6 Y0.2 300 241 115 1700 1 1000

0.1 150 184 90 2080 0.5 500

0.2 300 285 149 6720 1 1000

0.08 120 201 90 2520 0.3 400

0.2 300 235 122 4320 1 1200

0.1 150 169 100 6630 0.5 500

0.1 100 163 45 1530 0.5 550

0.2 300 267 175 2560 1 1200

0.08 110 160 135 1800 0.3 350

0.2 300 225 175 2500 1 1400

0.2 260 286 200 2600 1 2000

0.4 550 400 450 5250 3 3100

0.4 600 405 600 4165 4 4000

0.2 250 253 192 2880 1 1000

0.1 150 165 90 1600 0.5 600

0.15 240 200 130 2040 0.75 800

0.1 150 168 90 1200 0.6 500

0.1 130 180 75 1200 0.5 400

0.1 150 185 85 1200 0.5 500

0.1 150 170 85 1200 0.5 600

0.4 600 420 250 5760 4 4000

0.2 250 281 192 2880 1 1200

0.4 600 433 180 7200 3.5 4000

0.2 300 267 192 7742 1 1400

0.4 600 446 280 4040 3.5 4000

0.1 150 162 95 867 0.5 450

0.2 300 270 200 1800 1 1400

0.1 155 168 85 1750 0.7 500

0.1 160 179 100 1750 0.8 550

0.05 80 130 47 1000 0.2 200

0.15 200 163 150 4200 0.75 700

0.2 260 270 150 1800 1 1300

0.2 250 290 150 2520 1 1500

0.2 300 285 205 1600 1 1400

0.1 170 190 90 1750 0.6 700

0.2 270 250 145 3000 1 1300

0.2 250 231 140 1200 1 1000

0.1 150 180 90 1200 0.5 600

Page 96: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

Lampiran 3. Data Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Bawang Merah di DesaKupu Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Sebelum di Transformasi kebentuk Logaritma Natural (Ln).

78

0.1 150 185 90 1050 0.5 550

0.2 250 286 170 2600 1.5 2100

0.2 300 310 90 1500 1.5 1400

0.2 300 244 150 750 1 1000

0.2 250 255 180 2400 1 2000

0.4 600 552 300 4800 4 4200

0.2 250 300 180 2400 1 1200

0.05 70 115 44 700 0.2 175

0.2 270 300 90 2700 1 1350

0.3 300 244 240 1920 2.6 2600

0.1 160 175 90 1250 0.5 800

0.15 200 182 135 1830 0.75 900

0.5 750 584 450 2400 5.5 5500

0.2 265 260 135 2560 1 1450

0.2 300 172 120 3200 1 1500

0.1 150 199 90 2100 0.5 550

0.05 70 120 48 810 0.2 150

0.4 550 495 300 3200 3 3000

0.05 70 115 45 760 0.2 165

0.15 200 170 130 1790 0.75 1200

0.3 300 270 240 2000 2.6 6500

0.15 220 160 135 1920 0.75 1200

0.1 150 169 90 2010 0.5 500

0.1 150 184 90 2000 0.5 600

0.2 250 240 120 2000 1 1200

0.4 600 535 300 4000 4 4300

0.1 150 168 90 1100 0.5 550

0.2 270 240 130 2700 1 1300

0.1 150 168 90 3650 0.5 850

Keterangan :Y : Produksi bawang merah (kg / musim tanam)X1 : Luas Lahan (Ha / musim tanam)X2 : Bibit ( kg / musim tanam)X3 : Tenaga Kerja ( HOK / musim tanam)X4 : Pupuk ( kg / musim tanam)X5 : Pestisida Cair ( ml / musim tanam)X6 : Pestisida Padat ( kg / musim tanam)

Page 97: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

Lampiran 4. Data Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Bawang Merah di Desa

Kupu Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Setelah di Transformasi ke

bentuk Logaritma Natural (Ln).

79

LN(Y) LN(X1) LN(X2) LN(X3) LN(X4) LN(X5) LN(X6)

6.91 -1.61 5.7 5.48 4.74 7.44 9.21

6.21 -2.3 5.01 5.21 4.5 7.64 8.52

6.91 -1.61 5.7 5.65 5 8.81 9.21

5.99 -2.53 4.79 5.3 4.5 7.83 8.01

7.09 -1.61 5.7 5.46 4.8 8.37 9.21

6.21 -2.3 5.01 5.13 4.61 8.8 9.77

6.31 -2.3 4.61 5.09 3.81 7.33 8.52

7.09 -1.61 5.7 5.59 5.16 7.85 9.9

5.86 -2.53 4.7 5.08 4.91 7.5 8.01

7.24 -1.61 5.7 5.42 5.16 7.82 9.21

7.6 -1.61 5.99 5.66 5.3 7.86 10.31

8.04 -0.92 6.31 5.99 6.11 8.57 9.9

8.29 -0.92 6.4 6 6.4 8.33 10.6

6.91 -1.61 5.52 5.53 5.26 7.97 9.21

6.4 -2.3 5.01 5.11 4.5 7.38 8.52

6.68 -1.9 5.48 5.3 4.87 7.62 9.92

6.21 -2.3 5.01 5.12 4.5 7.09 9.21

5.99 -2.3 4.87 5.19 4.32 7.09 9.21

6.21 -2.3 5.01 5.22 4.44 7.09 9.21

6.4 -2.3 5.01 5.14 4.44 7.09 9.21

8.29 -0.92 6.4 6.04 5.52 8.66 11.51

7.09 -1.61 5.7 5.64 5.26 7.97 9.21

8.29 -0.92 6.4 6.07 5.19 8.88 9.21

7.24 -1.61 5.7 5.59 5.26 8.95 9.21

8.29 -0.92 6.4 6.1 5.63 8.3 9.21

Page 98: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

Lampiran 4. Data Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Bawang Merah di Desa

Kupu Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Setelah di Transformasi ke

bentuk Logaritma Natural (Ln).

80

6.11 -2.3 5.01 5.09 4.55 6.77 8.52

7.24 -1.61 5.7 5.6 5.3 7.5 9.9

6.21 -2.3 5.04 5.12 4.44 7.47 9.24

6.31 -2.3 5.08 5.19 4.61 7.47 9.21

5.3 -3 4.38 4.87 3.85 6.91 9.21

6.55 -1.9 5.3 5.09 5.01 8.34 9.21

7.17 -1.61 5.7 5.6 5.01 7.5 9.21

7.31 -1.61 5.7 5.67 5.01 7.83 10.31

7.24 -1.61 5.7 5.65 5.32 7.38 9.9

6.55 -2.3 5.3 5.25 4.5 7.47 9.21

7.17 -1.61 5.6 5.52 4.98 8.01 10.31

6.91 -1.61 5.52 5.44 4.94 7.09 9.9

6.4 -2.3 5.01 5.19 4.5 7.09 9.21

6.31 -2.3 5.01 5.22 4.5 6.96 9.21

7.65 -1.61 5.99 5.66 5.14 7.86 9.9

7.24 -1.61 5.86 5.74 4.5 7.31 9.9

6.91 -1.61 5.7 5.5 5.01 6.62 9.21

7.6 -1.61 5.7 5.54 5.19 7.78 9.9

8.34 -0.92 6.4 6.31 5.7 8.48 10.6

7.09 -1.61 5.7 5.7 5.19 7.78 9.9

5.16 -3 4.25 4.74 3.78 6.55 9.21

7.21 -1.61 5.6 5.7 4.5 7.9 9.9

7.86 -1.2 5.7 5.5 5.48 7.56 10.31

6.68 -2.3 5.08 5.16 4.5 7.13 9.21

6.8 -1.9 5.52 5.2 4.91 7.51 9.9

8.61 -0.69 6.62 6.37 6.11 7.78 9.9

Page 99: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27905/1/NITA NUR... · Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA, selaku pembimbing II yang

Lampiran 4. Data Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Bawang Merah di Desa

Kupu Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Setelah di Transformasi ke

bentuk Logaritma Natural (Ln).

81

7.28 -1.61 5.7 5.56 4.91 7.85 9.21

7.31 -1.61 5.7 5.15 4.79 8.07 9.21

6.31 -2.3 5.01 5.29 4.5 7.65 9.21

5.01 -3 4.25 4.79 3.87 6.7 9.21

8.01 -0.92 6.21 6.2 5.7 8.07 10.6

5.11 -3 4.25 4.74 3.81 6.63 9.21

7.09 -1.9 5.52 5.14 4.87 7.49 8.92

8.78 -1.2 5.7 5.6 5.48 7.6 10.31

7.09 -1.9 5.52 5.08 4.91 7.56 8.92

6.21 -2.3 5.01 5.13 4.5 7.61 9.21

6.4 -2.3 5.01 5.21 4.5 7.6 9.21

7.09 -1.61 5.52 5.48 4.79 7.6 9.9

8.37 -0.92 6.4 6.28 5.7 8.29 10.6

6.31 -2.3 5.01 5.12 4.5 7 9.21

7.17 -1.61 5.6 5.48 4.87 7.9 9.9

6.75 -2.3 5.08 5.12 4.5 8.2 9.2

Keterangan :

LnY : Produksi bawang merah (kg / musim tanam)LnX1 : Luas Lahan (Ha / musim tanam)LnX2 : Bibit ( kg / musim tanam)LnX3 : Tenaga Kerja ( HOK / musim tanam)LnX4 : Pupuk ( kg / musim tanam)LnX5 : Pestisida Cair ( ml / musim tanam)LnX6 : Pestisida Padat ( kg / musim tanam)