ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI...

83
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN DALAM MENGAMBIL PEMBIAYAAN PADA BMT AL- MUQRIN TANGERANG SELATAN SKRIPSI Oleh: Fristgi Maulana Widodo 1113092000045 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M / 1441 H

Transcript of ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI...

  • ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

    KEPUTUSAN DALAM MENGAMBIL PEMBIAYAAN PADA BMT AL-

    MUQRIN TANGERANG SELATAN

    SKRIPSI

    Oleh:

    Fristgi Maulana Widodo

    1113092000045

    PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2020 M / 1441 H

  • ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN

    DALAM MENGAMBIL PEMBIAYAAN PADA BMT AL-MUQRIN

    TANGERANG SELATAN

    Fristgi Maulana Widodo

    1113092000045

    Skripsi

    Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh

    Gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis

    PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

    FAKULTAS SAINS DAN

    TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2020 M / 1441 H

  • v

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    DATA PRIBADI

    1. Nama Lengkap : Fristgi Maulana Widodo 2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 17 Mei 1995 3. Jenis Kelamin : Laki-laki 4. Agama : Islam 5. Status : belum menikah 6. Alamat : Jalan Kubis 1 No. 1B RT005/RW 004

    Pondok Cabe Ilir, Pamulang , Kota Tangerang

    Selatan.

    7. Telepon : 085813215567

    8. e-mail : [email protected]

    RIWAYAT PENDIDIKAN

    A. FORMAL 1. 2001-2005. SDN Pisangan02 2. 2007-2010. SMPN 250 Jakarta 3. 2010-2013. SMAN 46 Jakarta 4. 2013-Sekarang. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    B. NON FORMAL 1. 2011-2012. Pelatihan Survival Huntan Di Gasak Pala 46 2. 2012. Pelatihan Pertolongan Pertama Di PMI Jakarta Selatan 3. 2012. . Leadership Camp dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta

    PENGALAMAN ORGANISASI

    1. 2011-2012. Gasak Pala 46 (Gabungan siswa-siswi pecinta alam 46) sebagai Kadiv. Hutan Gunung

    2. 2011-2012. Rohis (Rohani Islam) 46 anggota Divisi Media 3. 2014. DEMA FST (Dewan Eksekutif Mahasiswa) sebagai anggota Divisi Seni

    dan Kreasi

    4. 2014-2015 DEMA FST (Dewan Eksekutif Mahasiswa) sebagai Kepala Departemen Sosial Kemasyarakatan

    5. 2014-2016. POPMASEPI (Perhimpunan Organisasi Profesi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indonesi) wilayah II sebagai staff Pengabdian

    Masyarakat.

    mailto:[email protected]

  • 6

    RINGKASAN

    Fristgi Maulana Widodo. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

    pengambilan Keputusan Pembiayaan Pada BMT Al-Muqrin Tangerang Selatan.

    Dalam bimbingan Masrul Huda dan Siti Rochaeni

    Usaha Mikro Kecil dan Menengah(UMKM) merupakan sektor usaha yang

    memiliki perkembangan dan penyerapan tenaga kerja yang terbesar di Indonesia.

    Salah satu pendorong UMKM untuk berkembang adalah permodalan, UMKM

    perlu modal tambahan untuk mengembangakan usahanya. UMKM memiliki

    lembaga penyedia pinjaman salah satunya yaitu memalui lembaga keuangan

    nonformal seperti BMT (Baitul Mal wa Tamwil). Salah satu BMT di Tangerang

    Selatan yaitu BMT Al-Muqrin yang telah terdaftar pada kementrian koprasi dan

    UMKM serta diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. BMT Al-Muqrin memiliki 2

    produk pembiayaan yaitu Mudharabah yang diperuntukan untuk modal usaha

    (Produktif) dan Murabaha yang menggunakan akad jual/beli(Konsumtif). Sejak

    tahun 2013 BMT Al-Muqrin banyak memberikan pembiayaan Murabaha,

    namun BMT Al-Muqrin pada tahun 2019 ingin menggurangi alokasi penjaman

    Murabaha dan meningakatakan pinjaman mudharabah karena diangap lebih

    sesuai dengan visi yang dimiliki. Oleh karena itu di perlukan analisis faktor-

    faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembiayaan Mudharabah.

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengraruh faktor internal dan

    eksternal terhadap pengambilan keputusan pembiayaan Mudharabah pada

    Nasabah BMT Al-Muqrin Tangerang Selatan.

    Metode penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier

    berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor internal dan ekternal

    berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pembiayaan pada pengusaha

    agribisnis di BMT Al-Muqrin dan faktor internal dan ekternal secara simultan

    berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pembiayaan pada pengusaha

    agribisnis di BMT Al-Muqrin

    Kata Kunci : BMT, Regresi liner berganda , Pembiayaan , UMKM

  • vii

    KATA PENGANTAR

    بسم هلال الر حمن الر حيم

    Assalamu’alaikum Wr Wb

    Segala puja dan puji hanya milik Allah Subhanahu wa ta’ala atas segala

    nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

    berjudul “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Dalam

    Mengambil Pembiayaan Pada BMT Al-Muqrin Tangerang Selatan” sebagai

    syarat untuk kelulusan program S1 Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda Nabi

    Muhammad Shalallahu’alaihi wa salam sang suri teladan terbaik dan rahmat

    bagi seluruh alam. Terselesaikannya skripsi ini dikarenakan banyaknya

    dukungan yang penulis dapatkan baik secara langsung maupun tidak langsung.

    Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Kedua dosen pembimbing, Bapak Masrul Huda, S.E M.Si dan Ibu Dr. Ir.

    Siti Rochaeni, M.Si yang telah membimbing, membina, memberikan arahan

    dan masukan, serta mendukung penuh penulis dari awal pembuatan skripsi

    hingga penulis mampu menyelesaikan skripsi.

    2. Bapak Dr. Ir. Ahkmad Riyadi Wastra, M.M selaku Dosen Pembimbing

    Akademik yang senantiasa memberikan motivasi dan dukungan terhadap

    penulis dalam menyelesaikan jenjang akademik.

    3. Ibu Dr. Ir. Siti Rochaeni, M.Si, selaku Ketua Program Studi Agribisnis, Ibu

    Rizki Adi Puspita Sari, M.M selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis,

    serta seluruh dosen Program Studi Agribisnis yang tidak bisa penulis

    sebutkan satu persatu, terima kasih atas semua ilmu yang sudah diberikan

    kepada penulis, baik itu ilmu akademik maupun ilmu dalm berjuang untuk

  • viii

    kehidupan.

    4. Ibu Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M.Env.Stud. selaku Dekan Fakultas

    Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

    beserta jajaran dan staf.

    5. Ibu Hj Ami, Ibu oktaviani , Ibu Marlina Selaku BPH BMT Al-Muqrin dan

    para Nasabah BMT Al-Muqrin Tangerang Selatan yang sudah memberikan

    waktunya, memberikan arahan, serta izin untuk dapat melakukan penelitian

    pada nasabah BMT Al-Muqrin.

    6. Kedua orang tua tercinta, Ibu Desiana dan Bapak Gatot Widodo Purwacoko

    S.T , yang tiada henti memberikan dukungan, semangat, kasih sayang serta

    motivasi kepada penulis. Selalu mendoakan penulis agar diberikan

    kelancaran dalam semua urusan, baik dalam akademik maupun di luar

    akademik. Semoga penulis bisa menjadi kebanggaan buat kalian, Aamiin.

    7. Keluarga Besar penulis, adik-adik, Kakek Nenek, paman, dan bibi dari

    penulis yang sudah banyak memberikan dukungan semangat dan doa selalu

    kepada penulis.

    8. Sahabat terbaik penulis, Hanifah Yuliana, S.Agr serta keluarganya, yang

    sudah memberikan semangat, motivasi dan doanya untuk penulis bisa

    menyelesaikan skripsi.

    9. Keluarga Besar Agribisnis UIN Jakarta, khususnya angkatan 2013, baik

    kelas A maupun B yang selalu memberikan informasi terkait skripsi

    khususnya dan kegiatan akademik perkuliahan lainnya, serta memberikan

    dukungan selama penyusunan skripsi ini hingga akhir.

    10. Dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

  • ix

    membantu penulis dalam kegiatan penyusunan skripsi ini.

    Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini,

    oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan sangat membantu

    penulis. Penulis mengharapkan skripsi ini dapat berguna bagi penulis maupun

    yang membacanya.

    Wassalamu’alaikum wr wb.

    Jakarta, 29 Januari 2020

    Fristgi Maulana Widodo

  • x

    DAFTAR ISI

    Daftar Isi .................................................................................................................... x

    Daftar Tabel .............................................................................................................. xii

    Daftar Gambar ......................................................................................................... xiii

    Daftar Lampiran ...................................................................................................... xiv

    BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

    1.2 Perumusan Masalah ...................................................................................... 8

    1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 9

    1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 9

    1.5 Ruang Lingkup Penelitian............................................................................ 10

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 11

    2.1 Kajian teori................................................................................................... 11

    2.1.1 Keputusan Pembiayaan Mudaraabah .................................................. 11

    2.1.2 Usaha Agribisnis ................................................................................. 16

    2.1.3 Faktor Internal ..................................................................................... 17

    2.1.4 Faktor Eksternal .................................................................................. 19

    2.1.5 Baitul Mal wa Tamwil (BMT) ............................................................ 20

    2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................................... 22

    2.3 Kerangka Penelitian. .................................................................................... 23

    2.4 Hipotesa. ...................................................................................................... 24

    BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 26

    3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................... 26

    3.2 Jenis dan Sumber Data ................................................................................. 26

    3.3 Populasi dan Sampel .................................................................................... 27

    3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ........................................................ 28

    3.4.1 Sekala Likert ..................................................................................... 28

    3.4.2 Uji Validitas ...................................................................................... 28

  • xi

    3.4.3 Uji Reabilitas .................................................................................... 29

    3.4.4 Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 30

    3.4.5 Analisis Regresi Linier Berganda ..................................................... 31

    3.4.6 Uji Hipotesa ...................................................................................... 32

    3.5 Definisi Oprasional ...................................................................................... 34

    BAB IV GAMBARAN UMUM................................................................................ 36

    4.1 Sejarah Singkat BMT Al-Muqrin. ............................................................... 36

    4.2 Visi dan Misi BMT Al-Muqrin. ................................................................... 37

    4.3 Maksud dan Tujuan BMT Al-Muqrin.......................................................... 37

    4.4 Stuktur Organisasi BMT Al-Muqrin. ........................................................... 38

    4.5 Ruang Lingkup Usaha.................................................................................. 38

    4.6 Karaktersistik Nasabah BMT Al-Muqrin .................................................... 40

    BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 45

    5.1 Hasil ............................................................................................................ 45

    5.1.1 Hasil Uji Variabelel Faktor Internal ................................................. 46

    5.1.2 Hasil Uji Variabelel Faktor Ekternal ................................................ 47

    5.1.3 Hasil Uji Variabelel Faktor Internal dan Faktor Ekternal Secara

    Bersama-sama ................................................................................... 48

    5.2 Pembahasan.................................................................................................. 48

    5.2.1 Pengaruh Faktor Internal Terhadap Pengambilan Keputusan

    Pembiayaan ....................................................................................... 49

    5.2.2 Pengaruh Faktor Ekternal Terhadap Pengambilan Keputusan

    Pembiayaan ....................................................................................... 50

    5.2.3 Pengaruh Faktor Internal dan Faktor ekternal Terhadap

    Pengambilan Keputusan Pembiayaan ............................................... 51

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 53

    6.1 Kesimpulan. ................................................................................................. 53

    6.2 Saran ............................................................................................................ 53

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 54

    LAMPIRAN .............................................................................................................. 57

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Jumlah UMKM dan serapan tenaga kerja di Indonesia tahun 2013-2018 .... 2

    Tabel 1.2 Penyaluran Pembiayaan Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit-unit

    Usaha Syariah (UUS) Berdasarkan Sektor Ekonomi tahun 2014-2018( miliar) .......... 4

    Tabel 1.3 Indikator Kinerja Keuangan BMT Al-Muqrin (dalam rupiah) ..................... 6

    Tabel 1.4 Penyaluran pembiayaan BMT Al-Muqrin (dalam rupiah) ........................... 7

    Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................... 22

    Tabel 3.1 Definisi Oprasional ..................................................................................... 34

    Tabel 5.1 Hasil Regresi Pengaruh Faktor Internal dan Faktor Ekternal ..................... 45

  • xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Krangka Berfikir ..................................................................................... 23

    Gambar 4.1 Jenis Kelamin .......................................................................................... 40

    Gambar 4.2 Jenis Usaha .............................................................................................. 41

    Gambar 4.3Pendapatan ............................................................................................... 42

    Gambar 4.4Lama Menjadi Nasabah ........................................................................... 42

    Gambar 4.5 Frekuensi Lama Pengembalian Pembiayaan ........................................... 43

    Gambar 4.6 Sumber Informasi Produk Pembiayaan................................................... 44

  • xiv

    DAFTAR Lampiran

    Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ................................................................................ 57

    Lampiran 2 Data Tabulasi Kuesioner ......................................................................... 62

    Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ......................................................... 66

    Lampiran 4 Hasil Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 68

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Sektor pertanian atau sektor agribisnis di Indonesia merupakan salah satu

    sektor yang penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut Hanani, et

    al (2003), alasan yang mendasari pentingnya pembangunan di sektor pertanian

    yakni (1) potensi sumber dayanya yang besar dan beragam; (2) pangsa terhadap

    pandapatan nasional cukup besar; (3) besarnya pangsa terhadap ekspor nasional;

    (4) besarnya penduduk yang mengantungkan hidupnya pada sektor ini; (5)

    peranya dalam penyedia pangan masyarakat; dan (6) menjadi basis pertumbuhan

    pada pedesaan. Menurut Hakim(2002), jenis usaha mikro kecil dan menegah

    (UMKM) mendominasi pada sektor pertanian.

    Menurut Husen (dalam Yustika 2006) UMKM(Usaha Mikro Kecil dan

    Menengah) menjadi perwujudan kongkret dari kegiatan ekonomi rakyat yang

    bertumpu pada kekuatan sendiri, terdesentralisasi, beragam, dan merupakan

    kelompok usaha yang mampu menjadi “buffer’ saat perekonomian Indonesia

    dilanda krisis. Oleh karena itu, sektor pertania pada UMKM merupakan sektor

    ekonomi nasional yang paling strategis pada sektor riil sehingga menjadi andalan

    perekonomian nasional. Serta menurut Kara (2013), selain kontribusi yang besar

    terhadap peningkatan perekonomian nasional, UMKM juga dianggap sebagai

    usaha yang memiliki fleksibilitas dan ketangguhan dalam menghadapi krisis

    ekonomi yang pernah terjadi di Indonesia. Karena UMKM itu sendiri memiliki

    karakteristik yang unik sehingga bisa bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi

    yang pernah terjadi di Indonesia. UMKM akan terus berjalan karena tidak

  • 2

    terpengaruh langsung dampaknya terhadap krisis ekonomi yang terjadi di

    Indonesia.

    Badan Pusat Statistik mencatat pada tahun 2017 ada sejumlah 127 juta

    penduduk indonesia usia 15 tahun keatas bekerja. Bidang pertanian secara umum

    (pertanian,kehutanan, dan perikanan) sejumlah 38 juta jiwa (30,45%), bidang

    perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan motor 23 juta

    jiwa(18,5%), 17 juta jiwa(14,1%) bekerja di bidang pengolahan, dan sisanya

    bekerja di bidang (pertambangan, air dan gas, real estate, dll).

    Tabel 1.1Jumlah UMKM dan serapan tenaga kerja di Indonesia tahun 2013-2018

    Sumber: Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, 2018

    UMKM pada sektor agribisnis memanfaatkan sumber daya lokal baik

    sumber daya alam maupun sumber daya manusia, sehingga tidak tergantung pada

    sumber daya yang berasal dari luar negeri. Jumlah UMKM dan tenaga kerja yang

    diserap relatif banyak dan meningkat setiap tahun. Menurut Husein (dalam

    Yustika 2006), sektor UMKM bukan hanya sebagai sumber mata pencarian orang

    banyak, tetapi juga menyediakan secara langsung lapangan kerja bagi mereka

    yang tingkat pengetahuan dan keterampilannya rendah. Pada Tabel 1.1 dapat

    dilihat bahwa jumlah UMKM di Indonesia terus bertambah. Pada tahun 2013

    Tahun

    Jumlah

    UMKM

    (Unit)

    Jumlah Tenaga

    Kerja

    (Orang)

    Serapan Tenaga Kerja untuk

    UMKM

    Jumlah

    Tenaga Kerja

    UMKM

    (Orang)

    Peyerapan

    (%)

    2013 56.534.592 110.808.154 107.657.509 97,16

    2014 57.895.721 117.681.244 114.144.082 96,99

    2015 59.262.722 127.423.437 123.229.386 96,71

    2016 61.651.177 116.273.356 112.828.610 97,04

    2017 62.922.617 120.260.185 116.673.416 97,02

  • 3

    berjumlah 56.534.592 unit UMKM dan terus berkembang hingga 62.922.617 unit

    pada tahun 2018.

    Perkembangan UMKM pada sektor agribisnis merupakan penyerapan tenaga

    kerja di Indonesia. Perkembangan UMKM terjadi dengan adanya dukungan dari

    berbagai pihak, salah satunya lembaga keuangan sebagai penyedia modal bagi

    seluruh usaha, sebab menurut Hafsa (2000) salah satu permasalahan internal usaha

    mikro adalah keterbatasan modal dan pasar.

    Saat ini UMKM pada sektor agribisnis memiliki dua alternatif pilihan

    dalam melakuakan pembiayaan yaitu pembiayaan konvensional dan pembiayaan

    syariah. Pembiayaan syariah sebenarnya sudah lama ada namun beberapa waktu

    mulai banyak di minati oleh masyarakat. Awal mula pembiayaan syariah

    dipelopori oleh bank muamalat yang berdiri pada tahun 1992. Pemerintah

    memberikan landasan hukum yang kuat bagi keberadaan sistem perbankan syariah

    dengan mengelurakan UU No. 10 1998 tentang perubahan UU No. 7 tahun 1992

    tentang perbankan syariah.

    Pemberlakuan Undang-undang tersebut memiliki dampak yang baik bagi

    perkembangan perbankan syariah. Skim pembiayaan syariah pada beberapa tahun

    terkhir terlihat cukup pesat peningkatannya, hal ini bisa di lihat pada tabel 1.2

    jumlah dana yang tersalurkan terurs meningkat. Jumlah pembiayaan pada tahun

    2014 mencapai 119.653 miliyar rupiah dan pada tahun 2018 meningkat menjadi

    161.531 miliar rupiah dimana sektor pertanian sebesar 4.965 miliar rupiah pada

    tahun 2014 dan meningakat di tahun 2018 sejumlah 10.238 miliar rupiah.

    Penyaluran pembiyaan pada Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit-unit Usaha

  • 4

    Syariah (UUS) di lakukan dengang cara Linkege progaram dengan lembaga

    keuangan mikro(LKM) (Kurnia, 2009). UMKM pada sektor agribisnis mengakses

    pembiayaan melalui LKM karena lebih mudah dibanding mengakses langung ke

    lembaga Perbankkan.

    Tabel 1.2 Penyaluran Pembiayaan Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit-unit

    Usaha Syariah (UUS) Berdasarkan Sektor Ekonomi tahun 2014-2018(

    miliar)

    Penerima

    Pembiayaan

    Lapangan Usaha

    2014 2015 2016 2017

    (Des)

    2018

    (Jan)

    Laju

    pertumbuhan

    tahun2014-

    2018

    (%/tahun)

    Pertanian, Perburuan

    dan Kehutanan

    4.965 7.950 8.531 10.419 10.234 107

    Perikanan 714 1.198 1.405 1.462 1.445 107 Pertambangan dan

    Penggalian

    4.597 6.145 6.604 6.864 6.598 104

    Industri Pengolahan 13.300 17.982 19.745 21.463 20.541 104 Listrik, gas dan air 5.492 6.427 8.117 11.044 11.202 107 Konstruksi 11.669 11.193 14.435 22.198 21.293 106 Perdagangan Besar

    dan Eceran

    22.732 25.993 30.319 32.839 32.025 103

    Penyediaan

    akomodasi dan makan

    minum

    1.555 2.101 3.043 3.613 3.852

    109 Transportasi,

    pergudangan dan

    komunikasi

    12.192 11.072 10.921 10.087 9.710

    98 Perantara Keuangan 16.828 19.184 18.948 19.583 18.145 101 Real Estate,

    Persewaan, dan Jasa

    Perusahaan

    7.643 9.365 12.797 12.326 11.746

    104 Admistrasi

    Pemerintahan, dan

    Jaminan Sosial Wajib

    85 266 9 7 9

    80 Jasa Pendidikan 2.319 3.193 3.786 4.905 4.953 108 Jasa Kesehatan dan

    Kegiatan Sosial

    1.756 2.550 3.030 4.021 3.963 108

    Jasa Kemasyarakatan

    dan Perorangan

    lainnya

    6.757 4.600 4.617 4.973 4.960

    97 Jasa Perorangan yang

    Melayani Rumah

    Tangga

    106 274 337 331 327

    112 Kegiatan yang belum

    jelas batasannya

    6.944 2.147 760 538 527 77

    Total 119.653 131.639 147.405 166.674 161.531 103 Sumber: Laporan tahunan OJK 2018

  • 5

    UMKM sangat membutuhkan bantuan modal dalam perkembangan

    usahanya, namun untuk mendapatkan tambahan modal dari lembaga keuangan

    masih sulit karena diperlukan banyak persyaratan, salah satunya yaitu adanya

    agunan yang harus disertakan. Menurut Rachbini (1994), usaha kecil selalu

    kesulitan dalam mendapatkan pinjaman kredit dari lembaga keuangan perbankan.

    Usaha kecil kurang mampu memenuhi persyaratan yang diharuskan oleh pihak

    perbankan, seperti agunan, informasi tentang kelayakan usaha serta prosedur yang

    harus dilakukan untuk mendapatkan sejumlah kredit. Menurut Hidayat (2004),

    UMKM sulit mengakses bank disebabkan masih adanya faktor yang membatasi

    hubungan UMKM dengan perbankan, yaitu masalah agunan dan formalitas.

    Baitul Mal wa Tamwil (BMT) hadir sebagai LKM dalam permasalahan

    akses pembiayaan syariah. BMT mempunyai peranan yang penting dalam

    membantu dalam perkembangan UMKM. Peran BMT dalam akses pembiayaan

    bagi UMKM adalah sebagai jembatan penghubung antara UMKM dan lembaga

    BUS atau UUS, karena dirasa sulit bagi usaha kecil dalam memperoleh pinjaman

    langsung dari lembaga BUS atau UUS. Perannya sebagai jembatan penghubung

    membuat lembaga BMT menjadi berkembang. Menurut kurnia (2008) UMKM

    pada sektor agribisnis lebih memilih mengakses pembiayaan kepada BMT karena

    sistem yang ditawarkan adalah bagi hasil yang sifatnya tidak seperti bunga yang

    selalu bertambah serta syarat-syarat yang di berikan BMT dirasa tidak memberat

    kan bagi pelaku UMKM di sektor agribisnis.

    BMT Al-Muqrin merupakan lembaga keuangan mikro syariah, dimana BMT

    ini memiliki akses terhadap UMKM salah satunya UMKM disektor agribisnis.

  • 6

    UMKM pada sektor agribisnis sangat membutuhkan bantuan pembiayaan untuk

    berkembanganya usaha mereka. BMT Al-Muqrin yang berlokasi di JL. Talas V

    RT. 002 RW 009 Kel. Pondok Cabe Ilir, Kec. Pamulang, Tangerang Selatan,

    Banten berdiri sejak 2013 dan mualai melakukan kegiatan penyaluran pembiayaan

    terhadap UMKM pada atahun 2014 dengan jumlah Rp. 608.463.000 kepada

    anggota dimana sebagain anggotanya merupakan pelaku UMKM pada sektor

    agribisnis.

    Tabel 1.3 Indikator Kinerja Keuangan BMT Al-Muqrin (dalam rupiah)

    Indikator Kinerja

    2014 2015 2016 2017 2018

    Asset 790.993.600 862.456.000 958.278.000 1.045.389.900 1.156.455.000

    Modal Peyerta 303.635.000 318.340.000 78.500.000 349.335.000 432.650.000

    Pembiayaan Yang

    Diberikan

    608.463.000 623.860,000 700.150.000 781.100.000 873.150..000

    Sumber : Laporan Keuangan BMT Al-muqrin 2018

    Dari tabel 1.3 tersebut BMT Al-muqrin dapat dilihat bahwa setiap tahunya

    pembiayaan yang diberikan selalu meningkat. Peningkatan paling besar terjadi

    pada tahun 2017 ke tahun 2018 yaitu dari Rp781.100.000 menjadi

    Rp873.150.000. hal tersebut menunjukan konsistensi BMT Al-muqrin dalam

    memberikan pinjaman kepada masyarakat. Dalam perkembangannya BMT Al-

    Muqrin melihat bahwa pembiayaan yang diambil nasabah lebih banyak

    pembiayaan Murabahah yaitu pembiayaan dengan pola jual beli dimana bersifat

    konsumtif, sedangkan pembiayaan Mudharabah yaitu pembiayaan pemberian

    modal usaha yang bersifat produktif lebih kecil.

  • 7

    Tabel 1.4 Penyaluran pembiayaan BMT Al-Muqrin (dalam rupiah)

    Jenis Pembiayaan

    2014 2015 2016 2017 2018

    Mudharabah 256.103.000 261.296.000 278.750.000 301.580.000 381.100.000

    Murabahah 352.360.000 362.564.000 421.400.000 479.520.000 492.050.000

    Sumber : Laporan Keuangan BMT Al-muqrin 2018 diolah

    Salah satu sasaran pembiayaan yang BMT Al-Muqrin berikan merupakan

    pelaku usaha dimana pelaku usaha agribisnis termaksud didalamnya. Alasan

    pengusaha agribisnis yang menjadi nasabah BMT Al-Muqrin merupakan agar bisa

    mengakses pembiayaan untuk mengambangkan usahanya. BMT Al-Muqrin lalu

    mengambil keputusan di tahun 2018 untuk membatasi pemberian pembiayaan

    produk Murabaha pada nasabah dan lebih fokus kepada nasabah yang ingin

    mengambil pembiayaan produk Mudharabah, dikarenakan BMT Al-Muqrin

    ingin membentuk masyarakat sekitar yang bisa lebih produktif. Keputusan

    tersebut diangap sesuai dengan Visi dan Misi BMT yaitu membangun dan

    mengembangkan ekonomi umat.

    BMT Al-Muqrin dalam programnya di tahun 2018 untuk meningkatkan

    pengambilan pembiayaan Mudharaabah diperlukan informasi kepada masyarakt

    agar masyarakat dapat menjadi nasabah BMT Al-Muqrin, dengan hal itu BMT

    harus mengerti alur masyarakat dalam mengambil keputusan. Pada umumnya

    seseorang dalam mengambil keputusan di dasari oleh 2 faktor, yaitu faktor

    internal dan faktor ekternal, dimana faktor internal yang merupakan dari diri

    sendiri seperti persepsi, kepribadian, motivasi dan sikap seseorng dalam

    menghadapi suatu hal. Sedangkan faktor ekternal merupakan pengaruh dari luar

  • 8

    diri yang membantu seseorng dalam mengambil keputusan seperti pengaruh

    sosial, demografi dan budaya dari seseorang tersebut.

    Faktor-faktor tersebut dapat dijadikan acuan bagi BMT dalam menentukan

    sikap bagaimana dalam menjalani program. Faktor internal dapat melihat

    sikap,motivasi dan persepsi pengusaha pada BMT dan bagaimana dia mau

    mengembangkan usahanya. Faktor eksternal dapat dilihat apakah lingkungan

    sekitar pengusaha mendukung dalam perkembangan usahanya. Dengan

    mengetahui hal tersebut progam BMT untuk menumbuhkan minat usaha pada

    masyarakat sekitar dapat terbantu.

    Informasi tersebut dapat di peroleh dari nasabah yang sudah bergabung dan

    mengambil pembiayaan pada BMT Al-Muqrin. Alasan pengusaha yang menjadi

    nasabah BMT Al-Muqrin merupakan agar bisa mengakses pembiayaan untuk

    mengambangkan usahanya. Pengusah dalam menentukan pengambilan keputusan

    pembiayaan pasti ada yang mempengaaruhinya baik dari dalam diri sendiri

    ataupun dari luar dirinya.

    1.2 Rumusan Masalah

    1. Apakah faktor internal mempengaruhi pengusaha dalam pengambil

    keputusan pembiayaan mudarabah pada BMT Al-Muqrin?

    2. Apakah faktor eksternal mempengaruhi pengusaha dalam pengambil

    keputusan pembiayaan mudarabah pada BMT Al-Muqrin?

    3. Apakah faktor internal dan faktor ekternal secara bersamaan mempengaruhi

    pengusaha dalam pengambil keputusan pembiayaan mudarabah pada BMT

    Al-Muqrin?

  • 9

    1.3 Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:

    1. Menganalisis pengaruh faktor internal terhadap keputusan pengusaha

    agribisnis dalam pengambil keputusan pembiayaan mudarabah pada BMT

    Al-Muqrin.

    2. Menganalisis pengaruh faktor eksternal terhadap keputusan pengusaha

    agribisnis dalam pengambil keputusan pembiayaan mudarabah pada BMT

    Al-Muqrin.

    3. Menganalisis pengaruh faktor internal dan faktor eksternal secara berama-

    sama terhadap keputusan pengusaha agribisnis dalam pengambil keputusan

    pembiayaan mudarabah pada BMT Al-Muqrin.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Setelah penelitian ini dilaksanakan, diharapkan dapat berguna baik secara

    teoritis, praktisi dan akademis.

    1. Bagi penulis sebagai slah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

    pertanian pada Program Studi Agribisnis, Fakultas Sains dna Teknologi,

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakrata.

    2. Memberikan masukan bagi BMT Al-Muqrin demi perkembangannya di

    masa mendatang.

    3. Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.

  • 10

    1.5 Ruang Lingkup Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di BMT Al-Muqrin, yaitu meneliti faktor-faktor

    yang mempengaruhi keputusan dalam mengambil pembiaayaan pada BMT Al-

    Muqrin. Penelitian ini di fokuskan untuk pengusaha agribisnis yang mengambil

    pembiayaan mudaraabah pada BMT Al-Muqrin.

  • 11

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Kajian Teori

    2.1.1 Keputusan Pembiayaan Mudharabah

    Pembiayaan Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua

    pihak dimana pihak pertama menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak

    lainnya menjadi pengelola dan keuntungan usaha dibagi sesuai dengan

    kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Aplikasi dalam BMT untuk

    mudharabah dari sisi pembiayaan adalah :

    a. Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa.

    b. Investasi khusus (mudharabah muqayyadah), dimana sumber dana

    khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat-syarat yang

    ditetapkan oleh shahibul maal.

    Pembiayaan ini yang dirasa sanggat tepat bagi para pelaku bisnis

    karena para pelaku bisnis bisa mendapatkan tambahan modal untuk usahanya.

    BMT al-Muqrin sedang dalam gencar-gencarnya meningkatkan produk

    tersebut untuk di salurkan kepada masyarat untuk menumbuhkan minat usaha

    di lingkungan masyrakat.

    Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) proses keputusan pembelian

    adalah suatu tahapan keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari

    beberapa alternatif pilihan yang ada. Menurut Peter dan Olson (1999). Prosrs

    keputusan pembelian adalah tahapan pengintegrasian yang

  • 12

    mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku

    alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Menurut Kotler dan Armstrong

    (2001) proses keputusan pembelian merupakan suatu kegiatan individu yang

    secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang

    yang ditawarkan. Menurut Engel et. Al (2000) proses keputusan pembelian

    adalah proses merumuskan berbagai alternatif tindakan guna menjatuhkan

    pilihan pada salah satu alternatif tertentu untuk melakukan pembelian.

    Pemasar perlu mengetahui siapa yang terlibat dalam keputusan membeli dan

    peran apa yang dimainkan oleh setiap orang untuk banyak produk, cukup

    mudah untuk mengenali siapa yang mengambil keputusan.

    Ada puntahapan pengambilan keputusan Menurut Kotler dan

    Amstrong (2001) tahap pengambilan keputusan ada lima, yaitu :

    1. Pengenalan kebutuhan

    Tahap pertama proses keputusan pembelian, yaitu ketika konsumen

    mengenali adanya masalah atau kebutuhan dimana pembeli merasakan

    perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan

    dapat dipicu oleh rasanga internal, rangsangan internal adalah kebutuhan

    normal seseorang yang muncul ketingkat yang cukup tinggi untuk menjadi

    dorongan.

    Kebutuhan juga dapat dipicu oleh rangsangan eksternal, yaitu pada

    tahap ini pemasar harus meneliti konsumen untuk mengetahui kebutuhan atau

    masalah apa yang muncul, apa yang menarik mereka, dan bagaimana hal

    menarik itu membawa konsumen pada produk tertentu.

  • 13

    2. Pencarian informasi

    Tahap dari proses keputusan pembelian, yang merangsang konsumen

    untuk mencari informasi lebih banyak, konsumen mungkin hanya

    meningkatkan perhatian atau semakin aktif mencari informasi. Konsumen

    dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber, yaitu:

    a) Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan.

    b) Sumber komersial : periklanan atau pameran.

    c) Sumber publik : media massa.

    d) Sumber eksperimental : pengujian atau penggunaan produk.

    Konsumen dengan kelas ekonomi menengah ke atas cenderung

    memerlukan pencarian informasi yang lebih banyak sebelum pembelian

    dilakukan (Sutisna, 1997).

    3. Evaluasi alternatif

    Tahap dari proses keputusan pembelian, yaitu ketika konsumen

    menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam peringkat

    pilihan. Dengan bantuan informasi-informasi yang tersedia maka akan

    memudahkan konsumen untuk melakukan pengamatan alternatif yang

    dikumpulkan melalui berbagai informasi. Dengan demikian, konsumen sudah

    mempunyai fungsi utility untuk setiap sifat-sifat produk yang sangat

    bervariasi dengan berbagai tingkat dari sifat-sifat produk. Pemasar harus

    mengetahui mengenai evaluasi alternatif, artinya bagaimana konsumen

    mengolah informasi sampai pada pemilihan merek.

    Konsep dasar tertentu membantu menjelaskan proses evaluasi konsumen,

    yaitu :

  • 14

    a) Menganggap bahwa setiap konsumen melihat produk sebagai

    kumpulan atibut produk.

    b) Konsumen akan memberikan tingkat arti penting berbeda terhadap

    atribut yang berbeda pula, menurut kebutuhan dan keinginan masing-

    masing.

    c) Konsumen mungkin akan mengembangkan satu himpunan keyakinan

    merek mengenai dimana posisi setiap merek tertentu yang dikenal

    sebagai citra merek.

    d) Harapan kepuasan produk total konsumen akan bervariasi pada tingkat

    atribut yang berbeda.

    e) Konsumen sampai pada sikap terhadap merek berbeda lewat beberapa

    prosedur evaluasi.

    4. Keputusan membeli

    Tahap dari proses keputusan pembelian, yaitu ketika konsumen benar-

    benar membeli produk. Setelah mencari dan mengevaluasi alternatif-alternatif

    yang ada maka konsumen harus memutuskan akan membeli atau tidak

    membeli produk tertentu. Bila keputusan yang diambil adalah membeli maka

    konsumen harus mengambil keputusan mengenai merek, harga, penjual,

    keasliannya, waktu pembelian, dan cara pembayarannya. Dalam tahap

    evaluasi konsumen membuat peringkat merek dan membentuk niat untuk

    membeli. Menurut Hahn (2002) terdapat tiga aktivitas yang berlangsung

    dalam proses keputusan pembelian, yaitu :

    a) Rutinitas konsumen dalam melakukan pembelian

  • 15

    b) Kualitas yang diperoleh dari suatu keputusan pembelian

    c) Komitmen atau loyalitas konsumen yang sudah biasa

    membeli produk pesaing

    d) Pada umumnya keputusan membeli konsumen adalah membeli merek

    yang paling disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat untuk

    membeli dan keputusan untuk membeli.

    5. Evaluasi pasca membeli

    Tahap dari proses keputusan pembeli, yaitu ketika konsumen

    mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas

    atau tidak puas, hal ini akan mempengaruhi tindakan pasca pembelian. Tugas

    pemasar tidak berhenti pada saat telah terjadi penjualan, melainkan terus

    berlanjut sampai periode setelah pembelian.

    Penentu seorang konsumen merasa puas atau tidak puas terletak pada

    hubungan antara harapan konsumen dengan hasil yang telah dirasakan

    terhadap suatu produk. Jika produk tidak sesuai dengan harapannya maka

    konsumen tidak merasakan kepuasan. Maka yang perlu diperhatikan oleh

    pemasar agar mereka membuat pernyataan mengenai produknya dengan jujur

    sesuai prestasi produk agar konsumen memperoleh kepuasan.

    Sebuah keputusan tidak mungkin dapat dibentuk begitu saja. Harus

    ada tahapan tahapan yang mendahului dalam proses pembuatan keputusan

    tersebut agar tidak terjadi penyesalan di kemudian hari.

    Menurut Effendy (2003), AIDDA adalah akronim dari kata- kata

    Attention (perhatian), Interest (minat), Desire (hasrat), Decision (keputusan),

  • 16

    Action (tindakan/kegiatan). Adapun keterangan dari elemen-elemen tersebut

    adalah:

    a. Perhatian (Attention) : Keinginan seseorang untuk mencari dan

    melihat sesuatu

    b. Ketertarikan (Interest) : Perasaan ingin mengetahui lebih dalam

    tentang sesuatu hal yang menimbulkan daya tarik bagi konsumen

    c. Keinginan (Desire) : kemauan yang timbul dari hati tentang sesuatu

    yang menarik perhatian

    d. Keputusan (Decision) : Kepercayaan untuk melakukan suatu hal.

    e. Tindakan (Action) : Suatu kegiatan untuk merealisasikan keyakinan

    dan ketertarikan terhadap sesuatu.

    2.1.2 Usaha Agribisnis

    Downey dan Erickson (1988) agribisnis merupakan sektor perekonomian

    yang menghasilkan dan mendistribusikan masukan bagi pengusaha tani, dan

    memasarkan, meproses, serta mendistribusikan produk usaha tani kepada pemakai

    akhir.

    Menurut Arysad, dkk. (1985) dalam Firdaus (2009) yang dimaksud

    agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau

    keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada

    hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Pertanian dalam arti luas adalah

    kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang

    ditunjang oleh kegiatan pertanian.

    Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa

    agribisnis merupakan usaha yang bergerak di bidang pertanian dan mencakup

  • 17

    semua kegiatan mulai dari pengadaan sarana produksi pertanian sampai dengan

    tata niaga produk pertanian yang dihasilkan yang dinamakan sistem agribisnis.

    Usaha agribisnis merupakan salah satu sektor usaha yang berkembang di

    masyarakat karena sektor agribisnis mencangkup sektor pangan. Pada BMT

    sebagian nasabah merupakan pelaku usaha dan di BMT Al-Muqrin memiliki

    nasabah yang bergerak pada bidang usaha agribisnis damana para pelaku usaha

    agribisnis sangat membutuhkan bantuan modal. Produk pembiayaan dari BMT

    meruakan salah satu solusi permodalan bagi pengusaha pada sektor agribisnis.

    2.1.3 Faktor Internal

    Masalah pengambilan keputusan terletak dari pengaturan tentang

    bagaimana tujuan yang hendak kita capai itu terwujud, dengan melalui dukungan

    informasi, data yang terolah secara akurat. Pengambilan keputusan menandakan

    kondisi dimana terdapat tujuan (visi dan misi) yang hendak dicapai, tindakan

    manusia untuk mencapainya, sejumlah hambatan, kelangkaan, ketidakpastian, dan

    resiko, serta terdapatnya sejumlah peristiwa lain hasil tindakan pelaku lainnya,

    seperti konjungsi kegiatan ekonomi. Faktor tujuan dan tindakan serta kelangkaan

    dapat dimasukkan dalam faktor-faktor internal dari pengambilan keputusan.

    Sedangkan faktor lainnya dikategorikan sebagai faktor internal yang berasal dari

    lingkungan (Dermawan, 2013).

    Faktor individual (internal)

    a. Persepsi adalah proses dimana kita memilih, mengatur, dan

    menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia

    yang berarti. Poin utamanya adalah bahwa persepsi tidak hanya tergantung

    pada rangsangan fisik, tetapi juga pada hubungan rangsangan terhadap

  • 18

    bidang yang mengelilinginya dan kondisi dalam setiap diri kita (Kotler dan

    Keller, 2008). Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih,

    mengorganisasi, dan menerjemahkan informasi untuk membentuk sebuah

    gambaran yang berarti dari dunia. Orang dapat membentuk berbagai

    macam persepsi yang berbeda dari rangsangan yang sama. Kotler, Bowen,

    Makens (2003).

    b. Sikap didefinisikan sebagai evaluasi menyeluruh, intensitas, dukungan dan

    kepercayaan adalah sifat penting dari sikap. Pencarian informasi dan

    evaluasi yang luas atas berbagai kemungkinan akan menghasilkan

    pembentukan suatu sikap terhadap alternatif-alternatif yang

    dipertimbangkan.

    c. Kepribadian diartikan sebagai respon yang konsisten terhadap stimulus

    lingkungan. Kepribadian seseorang akan menentukan bagaimana

    seseorang mengonsumsi suatu produk (Kotler dan Keller, 2008).

    d. Motivasi adalah tenaga pendorong dalam diri individu yang membuat

    konsumen bertindak. Indikator motivasi terdiri atas intrinsik (dari dalam)

    didefinisikan sebagai tenaga pendorong konsumen yang berasal dari diri

    konsumen. Kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang

    untuk mencari kepuasan dari kebutuhan. Berdasarkan teori Maslow,

    seseorang dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada suatu waktu.

    Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari yang paling

    mendesak sampai paling tidak mendesak. Ketika kebutuhan yang paling

    mendesak itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi

  • 19

    motivator, dan orang tersebut kemudian mencoba untuk memuaskan

    kebutuhan paling penting berikutnya. Kotler, Bowen dan Makens (2003).

    2.1.4 Faktor Eksternal

    Masalah pengambilan keputusan terletak dari pengaturan tentang

    bagaimana tujuan yang hendak kita capai itu terwujud, dengan melalui dukungan

    informasi, data yang terolah secara akurat. Pengambilan keputusan menandakan

    kondisi dimana terdapat tujuan (visi dan misi) yang hendak dicapai, tindakan

    manusia untuk mencapainya, sejumlah hambatan, kelangkaan, ketidakpastian, dan

    resiko, serta terdapatnya sejumlah peristiwa lain hasil tindakan pelaku lainnya,

    seperti konjungsi kegiatan ekonomi. Faktor tujuan dan tindakan serta kelangkaan

    dapat dimasukkan dalam faktor-faktor internal dari pengambilan keputusan.

    Sedangkan faktor lainnya dikategorikan sebagai faktor eksternal yang berasal dari

    lingkungan (Dermawan, 2013). Faktor eksternal meliputi:

    b. Budaya adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang.

    Melalui keluarga dan institusi utama lainnya, setiap budaya terdiri dari

    beberapa subbudaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan

    sosialisasi yang lebih spesifik untuk anggota mereka. Subbudaya meliputi

    kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis. Budaya adalah

    keseluruhan kepercay. Penentu paling dasar dari keinginan dan perilaku

    seseorang. Culture, terdiri dari nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan

    perilaku yang dipelajari seseorang secara terus- menerus dalam sebuah

    lingkungan. Kotler, Bowen dan Makens, (2003).

  • 20

    c. Sosial adalah pembagian di dalam masyarakat yang terdiri dari individu-

    individu yang berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama. Status sosial

    menghasilkan bentuk-bentuk perilaku konsumen yang berbeda.

    Pengelompokkan individu berdasarkan kesamaan nilai, minat dan perilaku.

    Kelompok sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor saja misalnya

    pendapatan, tetapi ditentukan juga oleh pekerjaan, pendidikan, kekayaan,

    dan lainnya. Kotler dan Amstrong (2006).

    d. Demografi, karakteristik demografi seperti usia, pendapatan dan

    pendidikan juga membedakan bagaimana seseorang terlibat dalam

    pengambilan keputusan konsumen.Sekelompok orang yang berbagi sistem

    nilai berdasarkan persamaan pengalaman hidup dan keadaan, seperti

    kebangsaan, agama, dan daerah. Kotler dan Amstrong (2006).

    2.1.5 Baitul Mal wa Tamwil (BMT)

    Baitul Mal wa Tamwil (BMT) merupakan lembaga ekonomi atau keuangan

    syariah non bank yang sifatnya informal karena lembaga ini didirikan oleh

    kelompok swadaya masyarakat sebagai lembaga ekonomi rakyat yang berupaya

    mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dengan sistem bagi hasil

    untuk meningkatkan kualitas ekonomi kecil bahwa dan kecil dalam upaya

    pengentasan kemiskinan (Rahmawati 2013). Sedangkan Sudarsono (2007)

    mendefinisikan BMT merupakan lembaga ekonomi atau lembaga keuangan

    syariah nonperbankan yang sifatnya informal. disebut bersifat informal karena

    lembaga keuangan ini didirikan oleh kelompok swadaya masyarakat yang berbeda

    dengan lembaga keuangan perbankan dan lembaga keuangan formal lainnya.

    Keberadaan BMT dapat dipandang memiliki dua fungsi utama, yaitu :

  • 21

    a. Bait al maal sebagai lembaga yang mengarah pada usaha-usaha

    pengumpulan dan penyaluran dana yang non profit, seperti zakat, infaq, dan

    sadaqoh. serta dapat pula berfungsi sebagai institusi yang bergerak

    dibidang investasi yang bersifat produktif sebagaimana layaknya bank.

    b. Bait at-tamwil sebagai lembaga yang mengarah pada usaha pengumpulan

    dan penyaluran dana komersial. Dalam arti lain BMT juga berfungsi

    sebagai lembaga ekonomi dan bertugas menghimpun dana dari masyarakat

    (anggota BMT) yang mempercayakan dananya disimpan di BMT dan

    menyalurkanya dana kepada masyarakat (anggota BMT) yang diberikan

    pinjamaman oleh BMT.

    Kegiatan BMT adalah mengembangkan usaha-usaha produktif dan

    investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha makro dan

    kecil, antara lain mendorong kegiatan menabung dan pembiayaan kegiatan

    ekonominya. Sedangkan kegiatan bait al-mal menerima titipan dari dana zakat,

    infaq, dan shodaqah dan menjalankannya sesuai dengan peraturan dan amanah

    yang dititipkan. Berdasarkan dua pengertiaan diatas BMT dapat disimpulkan

    sebagai lembaga keuangan mikro yang didirikan untuk membiayai dan membantu

    perkembangan usaha mikro berdasarkan prinsip syariah. Salah satu usaha mikro

    yang dapat dibantu oleh BMT adalah usaha pada sektor agribisnis, dimana usaha

    agribisnis dalam mengembangkan usaha salah satunya dengan menambah modal

    usaha.

  • 22

    2.2 Penelitian Terdahulu

    Nama Peneliti dan

    Tahun

    Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

    1 Skripsi Chitra

    Dwiratih Aviza

    (2014)

    Faktor-faktor yang

    mempengaruhi mitra

    dalam memilih

    menggunakan produk

    pembiayaan murabahah

    di BMT Berkah Madani

    Cimanggis Depok.

    Mitra (X),

    produk

    pembiayaan

    murabahah (Y)

    Terdapat faktor- factor

    yang mempengaruhi

    keputusan mitra

    dengan indikator

    teman, pengaruh

    keluarga, faktor

    produk,faktor

    kebutuhan dan

    faktor pelayanan.

    2 Skripsi Dian Friantoro(2011)

    Pengaruh faktor budaya, sosial,dan pribadi terhadap keputusan anggota dalam mengambil kreditpada KP-RI bina mandiri kabupaten pandglang

    Budaya, sosial, dan pribadi (X),produk pembiayaan gadai emas syariah (Y)

    Tidak terdapat pengaruh positif terhadap budaya dalam pengambilan keputusan, dan ada nya pengaruh positif pada faktor sisial dalmpengambilan keputusan.

    3 Skripsi Ida Liza (2017)

    Analisis faktor-faktor yang

    mempengaruhi keputusan

    nasabah dalam memilih

    produk pembiayaan

    musyarakah (studi kasus

    BMT syariah makmur

    suka bimi indah bandar

    lampung)

    ,

    Faktor internal,

    faktor ekternal (X)

    Dan pembiayaan

    musyarakah (Y)

    Bahwah Faktor internal

    mempengaruhi serta

    faktor ekternal tidak

    mempengaruhi

    sedangkan faktor internal

    dan ekternal secara

    bersama-sama

    mempengaruhi

    pengambilan

    pembiayaan musyarakah Sumber: diolah penulis (2019)

  • 23

    2.3 Kerangka Pemikiran

    2.4

    Gambar 3.1

    Kerangka berfikir

    Salah satu masalah yang biasa dihadapi oleh pelaku usaha kecil adalah

    kuranganya modal. Modal sangat di perlukan untuk mengembangkan usaha yang

    dijalaninya. Hal tersebut juga berlaku untung pengusaha agribisnis, dimana untuk

    mengembangkan usahanya pengusaha perlu modal yang cukup besar. BMT Al-

    Muqrin disini berperan sebagai penyedia solusi pengusaha yang membutuhkan

    modal tambahan dengan menawarkan pembiayaan mudaraabah, dimana

    pembiayaan tersebut memnag dikhususkan untuk membatu maslah permodalan

    bagi suatu usaha.

    Nasabah

    (UMKM) BMT Al-Muqrin

    Butuh

    tambahan

    Modal

    Produk

    Pembiayaan

    Mudharabaah

    Pengambilan

    Keputusan

    Pembiayaan

    Faktor Internal

    -persepsi

    -sikap

    -kepribadian

    -Motifasi

    Faktor Ekternal

    -Budaya

    -Sosisal

    -Demografis

    Regresi Linier

    Berganda

  • 24

    Pengusaha agribisnis diharapkan dapat meningkatkan usahanya setelah

    melakukan pembiayaan mudaraabah. Dalam mengambil keputusan pembiayaan

    mudaraabah pengusaha agribisnis pastinya memiliki beberapa pertimbangan yang

    didorong oleh beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal.

    2.5 Hipotesis

    Berdasarkan kerangka pemikiran dapat di rumuskan suatu hipotesis dari

    penelitian ini yaitu

    1. Pengaruh faktor internal tehadap pengambilan keputusan pembiayaan

    mudharaabah pada BMT Al-Muqrin.

    Ho : Faktor Internal tidak berpengaruh terhadap pengambilan

    keputusan Pembiayaan mudharaabah pada BMT Al-Muqrin.

    Ha : Faktor Internal berpengaruh terhadap pengambilan keputusan

    Pembiayaan mudharaabah pada BMT Al-Muqrin.

    2. Pengaruh faktor eksternal terhadap pengambilan keputusan Pembiayaan

    mudharaabah pada BMT Al-Muqrin.

    Ho : Faktor Eksternal tidak berpengaruh terhadap pengambilan

    keputusan Pembiayaan mudharaabah pada BMT Al-Muqrin.

    Ha : Faktor Eksternal berpengaruh terhadap pengambilan keputusan

    Pembiayaan mudharaabah pada BMT Al-Muqrin.

    3. Pengaruh faktor internal dan faktor eksternal secara bersama-sama

    berpengaruh terhadap pengambilan keputusan Pembiayaan mudharaabah pada

    BMT Al-Muqrin.

  • 25

    Ho : Faktor Internal dan Faktor Eksternal secara bersama-sama tidak

    berpengaruh terhadap pengambilan keputusan Pembiayaan

    mudharaabah pada BMT Al-Muqrin.

    Ha : Faktor Internal dan Faktor Eksternal secara bersama-sama

    berpengaruh terhadap pengambilan keputusan Pembiayaan

    mudharaabah pada BMT Al-Muqrin.

  • 26

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian dilakukan di BMT Al-Muqrin yang tepatnya berada di JL.Talas

    V RT. 002 RW 009 Kel. Pondok Cabe Ilir, Kec. Pamulang, Tangerang Selatan,

    Banten. Dan waktu penelitian dilakukan pada bulan April – November 2019.

    3.2 Jenis dan Sumber Data

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

    sekunder baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer untuk

    menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pengusaha agribisnis

    dalam mengambil pembiayaan pada BMT Al-Muqrin Tangerang Selatan Muqrin

    .Sedangkan data sekunder untuk melengkapi data primer dalam penulisan skripsi

    ini.

    Sumber data dari penelitian ini berasal dari data responden yaitu anggota

    BMT Al-Muqrin yang mempunyai usaha pada sektor agribisnis. Data primer

    diperoleh menggunakan data kuesioner kepada para anggota responden,

    sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan Rapat Anggota Tahunan (RAT)

    dan BMT Al-Muqrin, Departemen Koperasi dan UMKM, dan data-data lain yang

    didapat dari situs lembaga-lembaga tersebut. Adapun sumber rujukan seperti

    Skripsi, Tesis, maupun buku-buku penunjang yang didapat dari Perpustakaan

    serta literatur pendukung lainnya.

  • 27

    3.3 Populasi dan Sampel

    Pengambilan Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam

    penelitian ini dengan menggunakan metode purposive sampling dimana

    pengambilan sampel dilakukan secara sengaja kepada anggota BMT Al-muqrin.

    Dengan metode ini artinya anggota pembiayaan BMT Al-Muqrin yang dijadikan

    sampel hanya anggota yang telah ditentukan yang menjadi sampel dalam

    penelitian ini, yaitu yang termasuk dalam pembiayaan usaha agribisnis. Jumlah

    anggota sebagai respon yang diamati sebanyak 50 orang untuk memudahkan

    dalam analisis dengan regresi .

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Pembiayaan BMT Al-

    Al-Muqrin.Sedangkan Sampel yang diambil, berasal dari anggota pembiayaan

    UMKM BMT al-Mukrin pada usaha agribisnis. Diklasifikasikan ke dalam usaha

    jasa dan non jasa karena untuk memudahkan analisis permodelan dan penyetaraan

    akad dalam transaksi.Jumlah keseluruhan anggota pembiayaan UMKM pada

    BMT Al-Muqrin mencapai 197 orang dengan karakteristik pembiayaan yang

    berbeda-beda (jumlah pembiayaan dari Rp 1.000.000 – Rp 50.000.000).Oleh

    karena itu, metode yang paling memungkinkan adalah dengan metode purposive

    sampling, artinya prosedur yang dila kukan dalam memilih sampel berdasarkan

    pertimbangannya tentang beberapa karakteristik yang berkaitan dengan anggota

    sampel yang diperlukan untuk menjawab tujuan penelitian (Juanda, 2007).

    Pertimbangan dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut:

    1. Responden adalah anggota BMT Al-Muqrin yang telah diberikan

    pembiayaan mudharaabah minimal 1 kali.

  • 28

    2. Pengambilan sampel berdasarkan data yang direkomendasikan oleh

    pimpinan BMT Al-Muqrin mengenai anggota yang dapat diwawancarai

    baik berupa nomor telepon dan alamat anggota.

    3. Anggota yang diambil datanya adalah anggota yang melakukan

    pembiayaan mudharaabah pada usaha agribisnis dengan jumlah

    pembiayaan antara Rp 1.000.000 – Rp 50.000.000.

    3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

    Untuk menganalisis data digunakan analisis kualitatif dan analisis

    kuantitatif. Piranti lunak (software) yang digunakan pada penulisan dan

    pengolahan data ini adalah dengan menggunakan Microsoft Word 2010, Microsoft

    Excel 2010, SPSS 20.

    3.4.1 Skala Likert

    Skala likert digunakan untuk mengukur persepsi atau perilaku

    seseorang.Skala ini menilai sikap atau tingkah laku yang dinginkan oleh peneliti

    dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden. Kemudian

    responden memberi pilihan respon atau jawaban dalam bentuk skala ukur yang

    telah disediakan, yakni:sangat setuju (5), setuju (4), cukup setuju (3), tidak setuju

    (2) dan sangat tidak setuju (1) (Nazir, 2003).

    3.4.2 Uji Validitas

    Validitas berarti kesucian alat ukur dengan apa yang hendak diukur artinya

    alat ukur yang digunakan dalam pengukuran untuk mengukur apa yang hendak

    diukur. Jadi, validitas adalah seberapa jauh dapat mengukur subjek yang ingin

    diukur (Hasan dan Misbahuddin, 2013). Uji Validitas adalah prosedur untuk

    memastikan apakah kuesioner yang akan dipakai untuk mengukur variabel

  • 29

    penelitian valid atau tidak. Kuesioner dikatakan valid apabila dapat

    mempresentasikan atau mengukur apa yang hendak diukur (variabel penelitian).

    Dengan kata lain validitas adalah ukuran yang menunjukkan kevalidan atau

    kecocokan dari suatu instrumen yang telah ditetapkan.

    Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai

    korelasi atau r hitung dari variabel penelitian dengan nilai r tabel.Pengujian

    validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software

    SPSS (Statistical Package for the Social Science) 17.0 for windows.

    Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai

    berikut:

    a) Jika r hitung > r tabel maka pernyataan dinyatakan valid.

    b) Jika r hitung < r tabel maka pernyataan dinyatakan tidak valid.

    3.4.3 Uji Reabilitas

    Menurut Sangadji dan Sopiah (2010), reliabilitas menyangkut ketepatan

    alat ukur.Suatu alat ukur disebut memiliki reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya

    jika alat ukur mantap.Dalam pengertian, alat ukur tersebut stabil, dapat diandalkan

    (dependability) dan dapat diramalkan (predictability).Reliabilitas artinya memiliki

    sifat dapat dipercaya. Suatu alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas apabila

    digunakan berkali-kali oleh peneliti yang sama atau lain yang memberikan hasil

    yang sama (Hasan dan Misbahuddin 2013). Jadi, reliabilitas adalah seberapa jauh

    konsistensi alat ukur untuk memberikan hasil yang sama dalam mengukur hal dan

    subjek yang sama.

    Menurut Siregar (2013), uji reliabilitas dilakukan dengan uji Cronbach

    Alpha dengan perhitungan sebagai berikut:

  • 30

    r11 = [

    ] [

    ]

    Keterangan :

    r11 = Reliabilitas instrument

    α = Koefisien reliabilitas instrument

    k = Jumlah butir pernyataan

    σ_b^2 = Jumlah varian butir

    σ_t^2 = Varian total

    Jika nilai alpha > 0,6 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability)

    sementara jika alpha > 0,80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh

    tes secara konsisten secara internal karena memiliki reliabilitas yang kuat.

    3.4.4 Uji Asumsi Klasik

    Uji asumsi klasik merupakan uji yang bertujuan untuk mengetahui kondisi

    data yang dipergunakan dalam penelitian. Uji Asumsi klasik dilakukan agar

    diperoleh model atau hasil analisis yang tepat. Model analisis regresi penelitian ini

    mensyaratkan uji asumsi yang terdiri dari uji normalitas, multikolinieritas,

    heteroskedasitas, dan autokorelasi. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas,

    multikolinieritas, heteroskedasitas, dan autokorelasi.

    a. Uji Normalitas

    Uji normalitas yaitu menguji data variabel bebas (X) dan data variabel

    terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan. Berdistribusi normal atau

    berdistribusi tidak normal. Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data

    variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau

    normal sama sekali (Sunyoto, 2011).

  • 31

    b. Uji Multikolinieritas

    Sunyoto (2011) menyatakan bahwa uji asumsi klasik ini diterapkan untuk

    analisis regresi berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel

    bebas/independent variabel (x1, x2, x3, x4,…,xn), dimana akan diukur tingkat

    asosiasi (keeratan) hubungan antara variabel bebas tersebut melalui besaran

    koefisien (r). Dikatakan terjadi moltikolinearitas, jika koefisien korelasi antar

    variabel bebas (x1 dan x2, x2 dan x3, x3 dan x4, dan seterusnya) lebih besar dari

    0,60 (pendapat lain 0,50 dan 0,90). Dikatakan tidak terjadi multikolinearitas jika

    koefisien korelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60 (r ≤

    0,60). Menurut Qudratullah (2013) variabel bebas mengalami multikolinearitas

    jika nilai tolerance (α) > 0,1 atau VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak

    ada multikolinearitas antarvariabel independen dalam model regresi.

    c. Uji Heteroskedastisitas

    Dalam persamaan regresi berganda perlu juga diuji mengenai sama atau

    tidak varians dari residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain.

    Jika residualnya mempunyai varians yang sama disebut terjadi heteroskedastisitas.

    Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas (Sunyoto ,2011).

    3.4.5 Analisis Regresi Linier Berganda

    Menurut Sarwono (2013), analisis regresi linear berganda adalah suatu

    analisis asosiasi yang digunakan secara bersamaan untuk meneliti pengaruh dua

    variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel tergantung dengan skala

    pengukuran yang bersifat metrik baik untuk variabel bebas maupun variabel

    terikat. Analisis regresi berganda dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

  • 32

    besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.Regresi linear

    berganda adalah regresi linear dimana variabel terikatnya (variabel Y)

    dihubungkan dengan dua atau lebih variabel bebas (variabel X) (Hasan dan

    Misbahuddin 2013). Adapun bentuk umum persamaan regresi berganda yang

    digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

    Y = a + b1X1 + b2X2 + e

    Keterangan:

    a= konstanta

    b=koefisien

    Y =pengambilan pembiayaan mudarabah

    X1= faktor internal

    X2= faktor ekternal

    Regresi linear berganda dalam penelitian ini yaitu regresi linear berganda

    dengan tiga variabel. Regresi linear berganda tiga variabel adalah regresi linear

    berganda yang menghubungkan anatar satu variabel terikat (Y) dengan dua

    variabel bebas (X).

    3.4.6 Uji Hipotesa

    Menurut Riduwan dalam (2013) proses pengujian hipotesis untuk setiap

    hipotesis penelitian yang diajukan, semuanya didasarkan pada upaya untuk

    menjawab besar kecilnya pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

    Ketetapan fungsi regresi dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dengan

    uji t, uji F, dan nilai koefisien determinasi.

    a. Uji Statistik t

  • 33

    Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas secara

    parsial berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat.Derajat

    kepercayaan yang digunakan adalah 0,1 (Firdaus, 2004).

    Kriteria uji yang diajukan:

    Jika t hitung > t tabel pada α= 10% maka H0 ditolak dan H1 diterima.

    Jika t hitung < t tabel pada α= 10%maka H0 diterima dan H1 ditolak.

    a. Uji F

    Uji F digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan variabel bebas

    terhadap variabel terikat. Jika variabel bebas memiliki pengaruh secara simultan

    terhadap variabel tergantung maka model persamaan regresi masuk dalam kriteria

    cocok atau fit. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 0,1 (Firdaus, 2004).

    Kriteria uji yang diajukan :

    Jika F hitung < F tabel pada α= 10% maka H0 diterima dan H1 ditolak

    Jika F hitung > F tabel pada α= 5% maka H0 ditolak dan H1 diterima

    b. Uji koefisien determinasi (R²)

    Uji koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur seberapa jauh

    kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen.Nilai R² yang semakin

    mendekati 1, berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi

    yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen.

  • 34

    3.5 Definisi Operasional

    Variabel Sub Variabel Indikator Pertanyaan Skala Faktor Internal (X1)

    (Philip Kotrler dan

    Kevin Lane

    Keller,2008)

    persepsi adalah proses dimana kita

    memilih,mengatur, dan menerjemahkan

    informasi untuk menciptakan gambaran

    duniayang berarti

    kebutuhan

    Saya menggunakan jasa pembiayaan pada BMT Al-

    Muqrin karena adanya persepsi atas iklan produk layanan

    pembiayaan yang terdapat di brosur.

    Likert

    jenis produk

    Saya memilih jasa pembiayaan mudharabah karena jenis

    produk pembiayaan sangat bermanfaat dan lebih lebih

    menguntungkan dibanding produk pembiayaan lainnya.

    Likert

    sikap adalah pencarian informasi dan

    evaluasi yang luas atas berbagai

    kemungkinan terhadap alternatif-

    alternatif yang di pertimbangkan

    Kepuasan

    Saya merasa puas menggunakan jasa pembiayaan

    mudharabah pada BMT Al-Muqrin karena pelayanan

    petugas BMT Al-Muqrin sangat baik.

    Likert

    Kemudahan Saya menggunakan jasa pembiayaan pada BMT Al-

    Muqrin karena BMT Al-Muqrin memberikan pelayanan

    dengan cepat.

    Likert

    Motivasi adalah tenaga pendorong dalam

    diri individu yang membuat konsumen

    bertindak

    dorongan

    kebutuhan

    Saya menggunakan jasa pembiayaan mudharabah pada

    BMT Al-Muqrin karena adanya dorongan kebutuhan

    modal untuk menjalankan usaha.

    Likert

    kepribadian adalah kepribadian

    seseorang akan menentukan bagai mana

    seseorang mengonsumsi atau

    menggunakan suatu produk

    Pekerjaan

    Saya mengajukan pembiyaan pada BMT Al-Muqrin

    karena sesuai dengan pekerjaan saya Likert

    Keadaan

    Ekonomi

    Saya mengajukan pembiayaan mudharabah pada BMT

    Al- Muqrin karena sesuai dengan keadaan ekonomi saya. Likert

    Kondisi ekonomi yang kurang baik menjadi alasan saya

    mengajukan pembiyaan pada BMT Al-Muqrin. Likert

    Faktor eksternal

    (X2) (Philip

    Kotrler dan Kevin

    Lane Keller,2008)

    Demografi adalah bagaimana

    seseorang terlibat dalam

    pengambilan keputusan

    konsumen

    Usia

    Saya mengajukan pembiayaan mudharabah pada BMT

    Al-Muqrin karena sesuai dengan usia dan tahap siklus

    hidup saya.

    Likert

    minat

    masyarakat

    Saya mengajukan pembiayaan mudharabah pada BMT

    Al-Muqrin karena dipengaruhi oleh minat masyarakat

    sekitar

    Likert

    Pendapatan

    Saya memilih pembiayaan mudharabah pada BMT Al-

    Muqrin karena beban angsuran sesuai dengan kemampuan

    saya.

    Likert

  • 35

    Budaya adalah determina atas prilaku

    seseorang Kebiasaan

    Saya sudah terbiasa menggunakan jasa pembiayaan

    mudharabah pada BMT Al-Muqrin untuk memenuhi

    kebutuhan.

    Likert

    Faktor eksternal

    (X2) (Philip

    Kotrler dan Kevin

    Lane Keller,2008)

    Sosial adalah status sosial yang

    mengahasilkan bentuk-bentuk prilaku

    konsumen yang berbeda

    pengaruh

    reklan kerja

    Saya mengajukan pembiayan pada BMT Al-Muqrin

    karena dipengaruhi oleh rekan kerja Likert

    pengaruh

    keuarga

    Saya mengajukan pembiayan pada BMT Al-Muqrin

    karena dipengaruhi oleh keluarga Likert

    Keputusan

    Anggota

    (Y)(sumber Jurnal

    Fitrohhana

    Shofian)

    Attention keinginan seseornag untuk

    mencari dan melihat sesuatu Perhatian

    Saya tertarik saat pertama kali melihat dan mendengar

    produk pembiayaan mudharabah pada BMT Al-Muqrin. Likert

    Interest perasaan ingin mengetahui

    lebihdalam tentang suatu hal yang

    menimbulkan daya tarik bagi konsumen minat

    Saya tertarik untuk mencari informasi lebih jauh tentang

    keunggulan BMT-Al-Muqrin dibandingkan BMT lainnya

    dari segi prosuk dan lain sebagainya.

    Likert

    Desire kemauan yng timbul dari hati

    tentang sesuatu yang menarik perhatian Keinginan

    Saya ingin menggunakan jasa pembiyaan mudharabah

    pada BMT Al-Muqrin. Likert

    Decision kepercayaan untuk melakukan

    suatu hal Keputusan

    Saya menggunakan jasa pembiayaan mudharabah di BMT

    Al-Muqrin karena menggunakan prinsip bagi hasil yang

    sesuai dengan prinsip syariah.

    Likert

    Actionsebuah kegiatan untuk

    merealisasikan keyakinan dan

    ketertarikan terhadap sesuatu Tindakan

    Saya menjadi nasabah tetap jasa pembiayaan

    mudharabah pada BMT Al-Muqrin. Likert

    Sumber: Ida Liza (2017)

  • 36

    BAB IV

    Gambaran Umum Tempat Penelitian

    4.1 Sejarah Singkat BMT Al-Muqrin

    Bermula dari keprihatin keluarga H. Ali Rasyid atas perilaku masyarakat yang

    cenderung kurang memperhatikan kaidah-kaidah syariah islam dibidang muamalat

    padahal mereka adalah masyarakat muslim, apalagi mereka sudah mulai terlanda

    praktik-praktik yan mengaruh pada ekonomi riba yang dilarang secara tegas oleh

    agama.

    Dengan melihat kondisi begitu mudahnya mendapatkan uang pinjaman

    melalui bank keliling sehingga membuat masyarakat tertarik dan akhirnya banyak

    yang telilit hutang. Namun sayangnya utang tersebut tidak kunjung selesai karena

    mereka tidak mampu mengembalikan sejumlah uang yang telah dipinjam dan

    ditambah lagi pinjaman tersebut bertambah karena bunga yang tinggi. Hal itu

    membuat kehidupan masyarakat malah semakin susah.

    Dengan keadaan seperti mambuat H. Ali Rusyadi menentukan gagasan untuk

    mendirikan usaha yang mengarah pada pendirian lembaga keuangan yang berbasis

    syariah yaitu BMT yang dapat mengangkat dan menolong masyarakat. Pada tahun

    2012 usaha tersebut mulai dijalankan dengan nama BMT Al-Muqrin dengan jumlah

    anggota yang baru 12 orang. Pemilihan nama tersebut diambil dari nama masjid yang

    ada di daerah itu yaitu masjid Al-Muqrin Darul Mutaqin. BMT Al-Muqrin secara

    resmi beroperasi tahun 2013. Dengan lehalitas usaha yaitu, dengan badan hukumnya

  • 37

    yaitu 518/99/BH/Dis.KUKM, izin usaha yaitu: 518/28/SIUSP/Dis.KUKM/VI/2013.

    Legalitas lainnya adalah NPWP: 31.740.177.6-411.00 dan Skdu yaitu: 5531.3/01-

    Kel.PCI/2013.

    4.2 Visi Dan Misi BMT Al-Muqrin

    Visi BMT Al-Muqrin adalah membangun dan mengembangkan ekonomi

    umat dengan konsep dasar atau landasan sesuai syariah islam. Dan menanamkan

    pemahaman bahwa konsep syariah adalah konsep yang mudah, murah, dan maslaha.

    Misi BMT Al-Muqrin adalah menciptakan Wata’awun ‘Alal Borri Wat Taqwa

    yaitu tolong menolong lewat ekonomi umat. Dan memberantas riba

    4.3 Maksud dan Tujuan BMT Al-Muqrin

    1. BMT Al-Muqrin bermaksud menggalang kerja sama untuk membantu

    kepentingan ekonomi anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya

    dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup.

    2. BMT Al-Muqrin bertujuan memajukan kesejahteraan anggota dan masyarakat

    serta ikut membangun perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan

    masyarakat madani yang berlandaskan pancasila dan UUD 1945 serta diridhoi

    Allah SWT.

  • 38

    4.4 Struktur Organisasi BMT Al-Muqrin

    Dewan Pengawas sekaligus pendiri:

    1. Ketua : Hj. Ali Rusydi 2. Wakil : Hj. Nurjaja

    Dewan Pengurus :

    1. Ketua : Hj. Aminata Zuhriyah, S.H.I 2. Wakil ketua : Riyadini S.E 3. Sekretaris : Oktaviani 4. Bendahara : Marlina

    4.5 Ruang Lingkup Usaha

    Dalam menjalankan kegiatannya BMT Al-Muqrin mempunyai beberapa

    produk, produk-produk yang tersedia digunakan untuk membantu masyarakat dengan

    tujuan mesejetarkan masyarakat Adapun produk-produk tersebut adalah:

    1. Kepemilikan modal

    Merupakan cara bagi masyarakat untuk ikut memiliki BMT dengan membeli

    saham. Keuntungan yang didapat dari saham BMT adalah mendapat SHU setiap

    tahun. Selain itu menambah jumlah modal BMT yang secara langsung menolong

    anggota lainnya karena dana tersebut diberikan untuk pengembangan usaha mereka.

    Kepimilikan modal berupa:

    a) Setoran pokok

    b) Sertifikat modal koperasi

  • 39

    2. Produk Simpanan

    Simpanan menggunakan akad Wadiah, lebih tepatnya akad Wadiah yad adh-

    dhamanah. BMT Al-Muqrin memanfaatkan uang tabungan anggota dan menjamin

    untuk mengembalikan uang tersebut secara utuh setiap saat kepada anggota yang

    ingin mengambil kembali uang tabungan tersebut. Tidak ada keuntungan bagi hasil

    kepada anggota tetapi BMT Al-Muqrin dapat memberikan bonus yang langsung

    ditempatkan ke rekening milik nasabah. Namun bonus tersebut tidak diperjanjikan

    diawal, dan tidak ditentukan di awal karena sifatya adalah bonus sukerela.

    3. Produk Pembiayaan

    1) Pembiayaan Mudharabah

    Yaitu pemberian berupa modal usaha dimana semua dana berasal

    dari BMT Al-Muqrin.

    2) Pembiayaan Murabahah

    Pembiayaan dengan pola jual beli, dimana BMT sebagai penjual

    atau penyedia barang, sedangkan nasabah sebagai pembeli dengan cara

    pembayaran diangsur atau dibayarkan tunai dalam jangka waktu yang

    telah disepakati. Harga jual dan lamanya pembayaran berdasarkan

    kesepakatan kedua pihak.

    3) Pembiayaan Qardh

    Yaitu pembiayaan yang di khususkan untuk kum dhuafa atau orang

    yang sangat membutuhkan.

  • 40

    4) Titip Gadai/Rahn

    Yaitu pembiayaan dengan jaminan barang bergerak ataupun surat

    berharga yang dititipkan di BMT. BMT menerapkan system keuntungan

    atau biaya pembeliharaan penyimpanan barang tersebut berdasarkan

    kesepakatan bersama.

    4.6 Karakteristik Nasabah BMT Al-Muqrin

    Adapun karakteristik yang ada pada nasabah di BMT Al-Muqrin yang

    peneliti kelompokan menjadi, jenis kelamin,jenis usaha pendapatan, lama menjadi

    nasabah di BMT Al-Muqrin, frekuensi pengambilan pembiayaan, sumber informasi

    produk pembiayaan pada BMT Al-Muqrin.

    a. Jenis kelamin

    Gambar 4.1

    Jenis Kelamin

    Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa mayoritas nasabah dari

    BMT Al-mukrin yang mengambil pembiayaan mudarabah merupakan perempuan

    jenis

    kelamin

    laki-laki

    38%

    jenis

    kelamin

    perempuan

    62%

  • 41

    sebanyak 31 orang sedangakan nasabah laki-laki sebanyak 19 orang. Hal tersebut

    tergambar dari budaya lingkungan sekitar pada BMT Al-Muqrin dimana sebagian

    besar kaum perempuan mendirikann usaha-usaha kecil untuk membantu

    perekonomian keluarga, sedangkan kaum lelaki lebih banyak bekerja pada

    perusahan-perusahan atau temapat kerja lainnya.

    b. Jenis Usaha

    Gambar 4.2

    jenis usaha nasabah BMT Al-Muqrin mayoritas adalah pedagang yang

    bergerak di bidang perdaganan sebesar 56% dan 30% merupakan pengolah bahan

    baku agribisnis serta 14%nya merupakan petani/peternak. Pada bidang perdangan

    responden mayoritas berdagang buah, sayur, daging dan juga beras. Sedangan di

    bidang pengolahan responden mayoritas mengolah makan ringan seperti kripik

    singkong, kripik ubi dan kue tradisonal. Pada jenis usaha pertanian responden hanya

    terbagi tuga yaitu petani sayur, perternak kambing, dan peternak ungas.

    jenis usaha

    pertanian/p

    erernakan

    14%

    jenis usaha

    pengolahan

    30%

    jenis usaha

    perdaganga

    n

    56%

  • 42

    c. Pendapatan

    Gambar 4.3

    Mayoritas pendapatan dari nasabah BMT Al-Muqrin berkisar pada 2-3jt

    yaitu sebnyk 38% sera yang palng sedikit 6%nya berpendapatan di bawah 2 jt.

    Pendapatan terbesar merupakan dari jenis usaha perdagangan dan pengolahan, serta

    untuk usaha pertanian dan perternakan lebih sedikit dikarenakan pertanian dan

    perternakan memiliki periode yang lebih bnayak dalam mendapat keuntungan.

    d. Lama Menjadi Nasabah

    Gambar 4.4

    responden yang meminjam pembiayaan mudarabh di BMT Al-Muqrin 44%

    atau 22 orang merupakan orang yang sudah menjadi anggota selama 2-3 tahun dan

    pendapatan 20%

    14%

    26%

    44%

    16%

    lama menjadi anggota

  • 43

    paling seidkit 14% atau 7 orang menjadi anggota kurang dari 1 tahun. Untuk

    responden dengan waktu lama menjadi anggota 1-2 tahun sebnayak 26% atau 13

    orang responden, sedangakan yang lebih dari 3 tahun sebanyak 16% atau 8 orang

    responden.

    e. Frekuensi Pengambilan Pembiayaan

    Gambar 4.5

    Nasabah BMT Al-Muqrin sebnayak 40% atau 20 orang sudah melakukan

    pengambilan pembiayaan sebnyak 2 kali . Sedangkan 10 orang atau 20% mengambil

    pembiayaan 3 kali ,serta 11 orang atau 22% melakukan pengambilan pembiayaan

    sebanyak 2 kali dan paling sedikit 18% atau 9 orang melakukan lebih dari 3 kali hal

    itu dikarenakan untuk melakukan pengambilan pembiayaan memerlukan waktu

    pengambalian yang tidak sebentar sehingga responden yang mengambil lebih dari 3

    kali lebih sedikit.

    22%

    40%

    20%

    18% frekuensi pengambilanpembiayaan 1x

    frekuensi pengambilanpembiayaan 2x

    frekuensi pengambilanpembiayaan 3x

    frekuensi pengambilanpembiayaan >3x

  • 44

    f. Sumber Informasi Produk Pembiayaan

    Gambar 4.6

    Nasabah BMT Al-Muqrin mengetahui informasi melalui pehawai BMT

    sebanyak 62% atau sebanyak 31 orang. serta sumber infomasi paling sedikit berasal

    dari brosur sebnyak 12% atau 6 orang, sisanya 26% atau 13 orang bersumber dari

    anggota yang sudah lebih dulu menjadi nasabah. Hal tersebut dikarenakan

    masyarakat sekitar lebih mudah memahami penjelasan langsung dibandingakan

    membaca prosur iklan yang di buat oleh BMT Al-Muqrin.

    62% 12%

    26%

    sumber informasikaryawan BMT

    sumber informasibrosur

    sumber informasinasabah

  • 45

    BAB V

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    5.1 Hasil

    Pada bab ini akan menunjukan hasil dari penelitian ini, yang menjadi variabel

    terikat (Y) adalah pengambilan keputusan pembiayaan mudharaabah, sedangkan yang

    menjadi variabel bebas (X) adalah faktor internal (X1), faktor ekternal (X2).

    Penelitian ini menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 90% sehingga batas

    signifikasi adalah 0,1. Berdasarkan hasil dari analisis regresi linier berganda dengan

    menggunakan alat bantu SPSS 20.0, didapatkan model persamaan regresi linier

    berganda seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 5.1 Hasil Regresi Pengaruh Faktor Internal dan Faktor Ekternal

    terhadap Pengambilan Keputusan Pembiayaan

    Variabel Koefisien Thitung Fhitung Sig

    Konstanta 4.798 5.829

    6.362

    0.000

    Faktor Internal -0.519 -2.550 0.014

    Faktor Ekternal 0.401 3.170 0.003

    R2

    = 0.213

    Ttabel = 1.677

    Ftabel = 2.420 (α= 0,1)

    Sumber: Data Olah SPSS, 2019

    Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pada tabel 5.1, persamaan model

    regresi untuk model fungsi pengambilan keputusan pembiayaan pada BMT Al-

    Muqrin dibentuk menjadi:

  • 46

    Y = 4.798 - 0.519 X1 + 0.401 X2 + e

    Keterangan:`

    Y = Pengambilan Keputusan Pembiayaan

    X1 = Faktor Internal

    X2 = Faktor Eksternal

    e = error (10%)

    Berdasarkan persamaan regresi pada tabel 5.1, dapat diketahui bahwa terdapat

    nilai konstanta sebesar 4,798. Artinya, jika kedua variabel yang diteliti yaitu faktor

    internal dan faktor eksternal sama dengan nol (0), maka pengambilan keputusan

    pembiayaan bernilai 4,798.

    Pada penelitian ini didapatkan hasil Ttabel sebesar 1,667. Hasil ini didapatkan dari

    taraf signifikansi sebesar 0,1 dengan df = n-k = 50-3 = 47. Selain itu juga didapatkan

    Ftabel sebesar 2,420 yang didapat dengan df (1) = k-1 = 3-1 = 2 dan df(2) = n-k =

    50-3 = 47, di mana:

    df = derajat kebebasan

    n = jumlah data

    k = jumlah variabel (bebas dan terikat).

    5.1.1 Hasil Uji Variabel Faktor Internal

    Berdasarkan tabel 5.1, variabel faktor internal (X1) memiliki koefisien senilai

    -0.519 yang berarti faktor internal memiliki pengaruh negatif terhadap pengambilan

    keputusan pembiayaan. Jika terdapat peningkatan variabel faktor internal maka akan

  • 47

    terjadi penurunan secara linier terhadap variabel pengambilan keputusan

    pembiayaan, jika variabelnya dianggap konstan. Artinya, apabila masa faktor

    internal bertambah sebesar 1 maka pengambila keputusan pembiayaan pada BMT

    al-Muqrin akan mengalami penurunan sebesar 0.519. Tingkat signifikansi yang

    diperoleh adalah sebesar 0.014, lebih kecil dari nilai α. Hal ini berarti pengaruh

    faktor internal terhadap pengambilan keputusan pembiayaan pada BMT Al-Muqrin

    signifikan. Nilai thitung -2.550 lebih besar dari t tabel 1.677, maka H0 ditolak dan

    H1 diterima, artinya faktor internal berpengaruh terhadap pengambilan keputusan

    pembiayaan pada BMT Al-Muqrin.

    5.1.2 Hasil Uji Variabel Faktor Ekternal

    Berdasarkan tabel 5.1, variabel faktor ekternal (X2) memiliki koefisien

    senilai 0.401 yang berarti faktor ekternal memiliki pengaruh positif terhadap

    pengambilan keputusan pembiayaan. Jika terdapat peningkatan positif variabel

    faktor ekternal maka akan terjadi peningkatan positif pula secara linier terhadap

    variabel pengambilan keputusan pembiayaan, jika variabelnya dianggap konstan.

    Artinya apabila faktor ekternal bertambah sebesar 1 tingkat maka pengambilan

    keptusan pembiayaan akan mengalami peningkatan sebesar 0.401. Tingkat

    signifikansi yang diperoleh adalah sebesar 0.003, lebih kecil dari nilai α. Hal ini

    berarti pengaruh faktor ekternal terhadap pengambialn keputusan pembiayaan pada

    BMT Al-Muqrin signifikan. Nilai t hitung 3.170 lebih besar dari t tabel 1.677, maka

    H0 ditolak dan H1 diterima, artinya faktor ekternal berpengaruh terhadap

    pengambilan keputusan pembiayaan pada BMT Al-Muqrin.

  • 48

    5.1.3 Hasil Uji Variabel Faktor Internal dan Faktor Ekternal Secara

    Bersama-Sama

    Uji F Hitung digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas

    (Faktor internal dan ekternal) pada penelitian ini secara bersama-sama mempunyai

    pengaruh terhadap variabel terikat yaitu pengambilan keputusan pembiayaan pada

    BMT Al-Muqrin. Uji ini membandingkan antara nilai F Hitung dengan F Tabel.

    Berdasarkan hasil analisis data, dapat diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 6.362

    lebih besar dari F tabel sebesar 2.420 maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya

    faktor internal dan ekternal secara bersama-sama berpengaruh terhadap pengambilan

    keputusan pembiayaan pada BMT Al-Muqrin. Sementara berdasarkan hasil

    pengujian koefisien determinasi yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa nilai

    koefisien determinasi (R2) adalah sebesar 0.213.

    5.2 Pembahasan

    Analisis regresi berganda bertujuan untuk menganalisis pengaruh

    variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Melalui analisis regresi

    berganda dapat diketahui variabel-variabel bebas yang dapat mempengaruhi

    variabel terikat dan variabel bebas yang tidak mempengaruhi variabel terikat.

    Selain itu, hasil analsis regresi linier berganda juga dapat menjelaskan seberapa

    besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

    Berdasarkan hasil persamaan regresi berganda pada tabel 5.1, nampak

    bahwa dari dua variabel bebas, satu variabel mempunyai koefisien regresi yang

    bertanda positif dan hanya satu variabel yang koefisien regresinya negatif.

  • 49

    5.2.1 Pengaruh Faktor Internal terhadap Pengambilan Keputusan Pembiayaan

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor internal memiliki pengaruh

    terhadap pengambilan keputusan pembiayaan pada BMT Al-Muqrin. Faktor internal

    memiliki nilai negatif terhadap pengambilan keputusan pembiayaan di BMT Al-

    Muqrin. Niali negatif ini menujukan pergerakan arah yang mengartikan apabila nilai

    faktor internal bertambah 1 tingkatan maka akan mengurangi hasil pengambilan

    keputusan pembiayaan pada BMT Al-Muqrin.

    Dari hasil penelitian ini pengambilan keputusan pebiayaan dipengaruhi oleh

    faktor internal. Menurut pernyataan responden bahwa responden menyatakan

    kepuasannya terhadap pelayanan dan kecepatan BMT Al-Muqrin dalam melayani

    nasabah. Serta responden mengangap bahwa pekerjaannya yang mendorong

    keputusannya dalam ngambil pembiayaan, sedangakan responden cenderung

    menjawab netral terhadap ketertarikan nasabah terhadap iklan produk layanan yang di

    buat oleh BMT Al-Muqrin, serta netral terhadap pernyataan bahwa pengambilan

    keputusan didasari oleh kondisi ekonomi yang kurang.

    Pada hasil penelitian ini di dukung oleh Aviza(2014) mengatakan bahwa

    keputusan mitra dalam mengambil pembiayaan memang dipengaruhi oleh faktor

    kebutuhan dan pelayanan yang diberikan.. Hasil penelitan ini menunjukan bahwa

    responden yang merupakan nasabah BMT Al-Muqrin setuju faktor internal yang

    artinya psikologi dan kepribadian responden mempengaruhi keputusan nasabah BMT

    Al-Muqrin, diamana rasa puas dan kebutuhan nasabah yang dorongan terhadap

    keputusan yang diambil oleh nasabah.

  • 50

    5.2.2 Pengaruh Faktor Ekternal terhadap Pengambilan Keputusan Pembiayaan

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor ekternal memiliki pengaruh

    terhadap pengambilan keputusan pembiayaan pada BMT Al-Muqrin. Faktor ekternal

    memiliki nilai positif terhadap pengambilan keputusan pembiayaan di BMT Al-

    Muqrin. Niali positif ini men