ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap...

123
1 ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PARIWISATA DI KABUPATEN KLATEN Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas – tugas dan Memenuhi Syarat – syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : DIMAS BETEGA NIM : F 1107503 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap...

Page 1: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

1

ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENDAPATAN PARIWISATA DI KABUPATEN KLATEN

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas – tugas dan Memenuhi Syarat – syarat

untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

DIMAS BETEGA

NIM : F 1107503

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

2

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul:

ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENDAPATAN PARIWISATA DI KABUPATEN KLATEN

Skripsi ini telah disetujui dan diterima oleh pembimbing dan siap untuk

dipertahankan dalam ujian skripsi oleh tim penguji skripsi Jurusan Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, Februari 2010

Disetujui dan diterima oleh

Pembimbing

Drs. BRM. Bambang Irawan, Msi. NIP. 196705231994031002

Page 3: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

3

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima baik oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna

melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Februari 2010

Tim Penguji Skripsi

1. Dr. AM. Susilo, MSc (.…………………...........) NIP. 195903281988031001 Ketua

2. Drs. BRM. Bambang Irawan, MSi (…………………............) NIP. 196705231994031002 Pembimbing

3. Lukman Hakim, SE, MSi (………………...........….) NIP. 196805182003121002 Anggota

Page 4: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

4

MOTTO

“Orang yang percaya diri, yakin akan usahanya, walau

kepandaiannya tak seberapa, tetapi ia memiliki daya pendorong yang

kuat. Orang itupun akan lebih cepat melampaui yang kuat”

(Penulis)

“ Sesuatu yang terlihat sulit, ternyata tidak sesulit yang diduga.

Sesuatu yang terlihat mudah, ternyata tidak semudah yang diduga,

kemauan adalah kata kuncinya”

(Bpk. Drs.BRM. Bambang Irawan, Msi)

“Orang yang dapat memimpin orang lain adalah orang yang kuat,

sedangkan orang yang dapat memimpin dirinya sendiri adalah orang

yang maha kuat”

(Mahatma Gandhi)

Page 5: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

5

PERSEMBAHAN

Sebuah karya yang sederhana ini aku persembahkan untuk :

Thank’s for my lovely saviour Jesus Crist, You are my word, my life and my everything. I really love You Lord.......... Mbahti yang ada di Surga........ Bapak dan Mamah terkasih yang senantiasa sabar, berkorban dan memberikan kasih sayang serta Doa yang tiada batasan kepadaku. Thank’s for everything........ Mas Iwan dan Mba Ayu, Kyla dan Mothy, serta Momy yang banyak memberikan dukungan dan doa nya....... Mamah Bemby dan Pa’ Uyo, serta Mas Bimo Setyawan dan Mba Resty, Budhe, Padhe, mba Dewi, mas Herman atas dukungan dan doanya....... Keluarga besar Soedarto, dan Keluarga besar Poernomo....... Mutiara untuk semua inspirasi dan semangatnya....... Semua teman dan sahabatku.........

Almamaterku.......

Page 6: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

6

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur yang tiada batas penulis panjatkan kepada Tuhan Yang

Maha Esa yang telah memberikan petunjuk dan ilmu yang senantiasa

diberikanNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN

PARIWISATA DI KABUPATEN KLATEN”

Seperti diketahui bahwa skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan program S1 Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini tidak bisa lepas dari

dukungan moril, materiil, waktu dan tenaga yang senantiasa diberikan oleh

berbagai pihak kepada penulis. Maka dalam kesempatan ini ijinkanlah penulis

untuk mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerahNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

2. Keluarga, Bapak dan Ibu penulis yang selalu memberi dorongan,

semangat,do’a, restu serta limpahan kasih sayang yang tiada batas.

3. Drs. BRM. Bambang Irawan, Msi selaku dosen Pembimbing yang telah

berkenan memberikan waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan

memotivasi penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M. Com, Ak selaku Dekan Fakultas

Ekonomi UNS.

5. Bapak Drs. Kresno Saroso Pribadi, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi

Pembangunan FE UNS.

6. Ibu Dwi Prasetyani selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan FE

Non-Reguler UNS.

7. Seluruh Dosen di Fakultas Ekonomi, yang telah memberi penulis sejuta ilmu

dengan segala keikhlasan hati yang tulus. Staf Karyawan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret, yang telah melayani hingga beranjak keluar dari

Fakultas tercinta.

Page 7: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

7

8. Teman-teman EP Non-Reguler angkatan 2007, Alfian, Aar, Yani, Wega, Tisa,

Shanty, Phego, Ryan, Putri, Ariasta, Devita, Dhani, Puryanti dan Riris.

Terimakasih untuk semua kenangan manis semasa kuliah, kebersamaan kita

tak akan terlupakan.

9. Bapak serta ibu Kepala Dinas dan Staff pegawai Pemda ( Dinas Pariwisata,

Bappeda, Dipenda, dan Biro Pusat Statistik) Kabupaten Klaten.

10. Sancoko Handayono.SE dan Alit Warasto.ST atas bantuannya dalam

penyusunan skripsi ini.

11. Teman- teman dan sahabat yang banyak mendukung dalam penyusunan

skripsi yang namanya tidak bisa disebutkan satu persatu.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu kelancaran penyelesaian skripsi ini.

Penulis juga menyadari bahwa banyak ketidak sempurnaan dalam

penyusunan skripsi ini, baik materi maupun esensi. Untuk itu kritik dan saran

yang bersifat membangun sangat penulis hargai. Akhirnya penulis berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya.

Surakarta, Februari 2010

DIMAS BETEGA

Page 8: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

8

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................. iii

HALAMAN MOTTO.............................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................ vi

DAFTAR ISI........................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xii

DAFTAR TABEL................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xiv

ABSTRAKSI .......................................................................................... xv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Perumusan Masalah .................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 5

E. Kerangka Pemikiran................................................................... 6

F. Hipotesis.................................................................................... 7

Page 9: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pariwisata .................................................................................. 8

1. Pengertian Dan Definisi Pariwisata ..................................... 8

2. Jenis Dan Macam Pariwisata .............................................. 10

3. Definisi Industri Pariwisata ................................................. 14

4. Definisi Wisatawan .............................................................. 17

5. Produk Industri Pariwisata ................................................... 18

6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD .............................. 21

7. Prinsip Perencanaan Pengembangan Pariwisata Daerah .... 22

8. Identifikasi Terhadap Karakteristik dearah.......................... 24

B. Peran Perekonomian Dalam Pengembangan Sektor Pariwisata 30

1. Pengaruh Ekonomi Internasional......................................... 31

2. Neraca Pembayaran.............................................................. 32

3. Pariwisata Dan Pendapatan Nilai Tukar............................... 32

4. Keuntungan Dan Kerugian Industri Pariwisata.................... 32

C. Hasil Penelitian Terdahulu …………………………............... 34

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian......................................................... 37

B. Data Sumber Data ..................................................................... 37

C. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 37

D. Variabel Penelitian ................................................................... 38

E. Teknik Analisis Data................................................................. 39

Page 10: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

10

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Daerah Penelitian............................. 46

1. Luas Dan Letak Geografis ................................................... 46

2. Keadaan Sosial ..................................................................... 51

B. Tinjauan Mengenai Industri Pariwisata ................................... 56

1. Keadaan Dan Potensi Kepariwisataan.................................. 56

2. Potensi Wisata Alam............................................................ 56

3. Wisata Budaya ..................................................................... 62

4. Obyek Wisata Buatan........................................................... 68

5. Wisatawan............................................................................ 69

6. Hotel..................................................................................... 70

C. Gambaran Umum Variabel penelitian ..................................... 72

D. Hambatan Penelitian ................................................................. 76

E. Analisa Data.............................................................................. 77

1. Data Penelitian...................................................................... 77

2. Pemilihan Model Analisis..................................................... 77

3. Model Analisis....................................................................... 79

4. Hasil Analisis Data............................................................... 80

5. Uji Statistik........................................................................... 81

6. Uji Asumsi Klasik................................................................. 84

F. Intepretasi Ekonomi................................................................... 88

Page 11: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

11

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................... 91

B. Saran ......................................................................................... 94

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. xvi

LAMPIRAN

Page 12: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

12

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran …………………………………. 6

Gambar 2.1 Model Pariwisata Sebagai Industri …………………...... 16

Gambar 3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji t ……………… 34

Gambar 4.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji t ……………….. 81

Gambar 4.2 Statistik Durbin Watson …………………………………… 87

Page 13: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

13

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Perkembangan Pendapatan Sektor Pariwisata Nasional............ 3

Tabel 4.1 Pembagian Wilayah Administrasi Kepemerintahan Kabupaten

Klaten Tahun 2007………...................................... 49

Tabel 4.2 Jarak Terdekat dari Kota Kabupaten ke Obyek Wisata ........... 50

Tabel 4.3 Keadaan dan Status Jalan Kabupaten Klaten Tahun 2007......... 54

Tabel 4.4 Obyek Wisata dan Pengunjungnya tahun 2007 ……………..... 70

Tabel 4.5 Jumlah Penginap Hotel di Kabupaten Klaten Tahun 2007........ 71

Tabel 4.6 Pendapatan Pariwisata Kabupaten Klaten Tahun 1998- 2007.. 73

Table 4.7 Jumlah Wisatawan di Kabupaten Klaten Tahun 2002- 2007.. 74

Tabel 4.8 Jumlah Arus Kendaraan Masuk Obyek Wisata.......................... 75

Tabel 4.9 Pertumbuhan Tingkat Hunian Kamar........................................ 76

Tabel 4.10 Hasil Regresi Linear Double Log............................................... 80

Tabel 4.11 Variabel penjelas Pendapatan Pariwisata …………………...... 81

Tabel 4.12 Uji Heteroskedastisitas Park ………………………………...... 84

Tabel 4.13 Uji White Heteroskedastisitas.................................................... 85

Tabel 4.14 Penjelas Uji Heteroskedastisitas Park........................................ 86

Tabel 4.15 Uji Multikolinearitas Kliens …………………......................... 86

Table 4.16 Koefisien Hasil Regresi ……………………............................ 88

Table 4.17 Daftar Pengelolaan lahan Parkir di Kabupaten Klaten............... 90

Page 14: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

14

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Penelitian

Lampiran 2 Data Penelitian

Lampiran 3 Data Penelitian

Lampiran 4 Data Penelitian

Lampiran 5 Data Penelitian

Lampiran 6 Data Penelitian

Lampiran 7 Data Penelitian

Lampiran 8 Data Penelitian

Lampiran 9 Data Penelitian

Lampiran 10 Data Penelitian

Lampiran 11 Hasil MWD Test

Lampiran 11 Hasil Regresi Linear Double Log

Lampiran 12 Uji White Heteroskedastisitas

Lampiran 13 Uji Heteroskedastisitas Park

Lampiran 13 Uji Heteroskedastisitas Glejser

Lampiran 14 Uji Multikolinearitas

Page 15: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

15

ABSTRAKSI

Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pariwisata di Kabupaten Klaten

Pendapatan Pariwisata sebagai bagian dari Pendapatan Asli Daerah yang

cukup potensial melihat banyaknya obyek wisata yang masih dapat dikembangkan untuk hasil yang optimal, walau pada kenyataannya sektor ini masih belum bisa dikelola secara maksimal karena kurangnya kesadaran bahwa pengaruh dan kontribusi Pendapatan Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah sebagai sumber pendanaan untuk pembangunan, maka dari itu penulis berusaha meneliti hal tersebut dengan menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi Pendapatan Pariwisata di Kabupaten Klaten pada kurun waktu Januari 1997 sampai dengan Desember 2007.

Tujuan dalam penelitian ini terkait dengan hal diatas, yaitu untuk menganalisis seberapa besar pengaruh jumlah wisatawan, arus kendaraan, dan tingkat hunian kamar hotel terhadap Pendapatan Pariwisata di Kabupaten Klaten. Untuk menguji hipotesis yang penulis ajukan, akan dilakukan analisis data yang dibantu program komputer Economic Views (E-Views). Analisis data yang digunakan adalah analisa regresi Linear Double Log. Dari hasil uji t statistik menunjukkan bahwa variabel jumlah wisatawan berpengaruh positif terhadap Pendapatan Pariwisata, variabel arus kendaraan dan tingkat hunian kamar hotel secara nyata tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Pariwisata, pada taraf signifikasi 5% dan dari uji ekonometrik dapat disimpulkan tidak terjadi gangguan asumsi klasik, yaitu heteroskedastisitas, multikolinearitas, maupun autokorelasi.

Melihat hasil penelitian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa hanya variabel jumlah wisatawan yang berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap Pendapatan Pariwisata, sedangkan variabel arus kendaraan dan tingkat hunian kamar bukan merupakan variabel yang baik untuk menjelaskan Pendapatan Pariwisata. Dari kesimpulan diatas penulis memiliki saran bahwa Kabupaten Klaten dalam arti masyarakat dan pemerintah harus terus berupaya mengembangkan pariwisata di Kabupaten Klaten dengan menambah kelebihan dan kekhasan obyek wisata yang bertujuan untuk menarik minat calon wisatawan untuk datang ke obyek wisata serta bersama pihak swasta memasarkan keindahan obyek wisata dan kelebihan fasilitas pendukungnya dengan media massa dan media elektronik, mempermudah akses menuju obyek wisata di Kabupaten Klaten. Memperbaiki dan lebih menertibkan sistem pemungutan pajak dan retribusi yang telah ada sehingga tidak terjadi kebocoran yang dapat mengurangi Pendapatan Pariwisata di Kabupaten Klaten. Dalam penelitian selanjutnya disarankan menggunakan variabel lain untuk menjelaskan Pendapatan Pariwisata secara signifikan, karena terbukti bahwa arus kendaraan dan tingkat hunian kamar tidak berpengaruh positf terhadap Pendapatan Pariwisata. Kata Kunci : Pendapatan Pariwisata, Wisatawan, Arus Kendaraan, Tingkat

Hunian Kamar

Page 16: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak diberlakukannya UU No. 22 Th 1999 dan telah

disempurnakan dalam UU No. 32 Tahun 2004 yang mengatur tentang

Otonomi Daerah, sepertinya program nasional tersebut tidak lagi dibiarkan

hanya sebagai pelengkap yang hanya terus menerus dilewatkan tanpa evaluasi

dan realisasi nyata. Saat ini pemerintah Indonesia benar- benar bertekad untuk

mewujudkan sistem desentralisasi tersebut. Optimalisasi pembangunan segala

sektor dilimpahkan sepenuhnya kepada pemerintah daerah. Setiap daerah

dioptimalkan untuk menggali, mengolah dan mengusahakan sendiri potensi

dan sumber- sumber ekonomi daerahnya masing- masing. Hal ini mempunyai

tujuan agar tiap daerah dapat lebih mandiri dan dapat mengurangi

ketergantungannya terhadap pemerintah pusat. Walaupun hal tersebut tidak

mudah dilakukan,tetapi pada hakekatnya sudah saatnya tiap daerah menopang

kegiatan pembangunan dengan kemampuan sendiri, mengingat potensi yang

ada sangat memungkinkan tiap daerah untuk melakukan hal tersebut.

Pada dasarnya pembangunan dilaksanakan agar taraf hidup

masyarakat dan kesejahteraannya dapat lebih baik dan terbebas dari

kemiskinan dan segala tekanan dari keadaan sekitarnya. Dengan demikian

kebijaksanaan yang tepat adalah dengan sistem pembangunan yang mengikut

sertakan seluruh kemampuan rakyat. Dari partisipasi rakyat yang secara

Page 17: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

17

langsung maka akan didapat balas jasa pembangunan yang secara langsung

pula oleh masyarakat, walaupun dalam kondisi real potensi sumberdaya

manusia tiap daerah pastilah berbeda baik dalam hal kemampuan maupun

profesionalisme dalam keikutsertaannya dalam pembangunan. Pemerintah

daerah harus memiliki kebijaksanaan yang benar- benar merakyat untuk

mengatasi masalah- masalah ini, contohnya untuk daerah yang latar belakang

pendidikan dan kemampuannya yang kurang hendaknya pemerintah daerah

mengambil kebijakan yang berimplikasi pada penyerapan tenaga kerja yang

besar.

Salah satu usaha dalam sektor ekonomi yang digunakan oleh

pemerintah untuk mendukung pembangunan ekonomi adalah mengembangkan

industri pariwisata. Industri pariwisata adalah salah satu potensi sumber daya

yang cukup menjanjikan untuk sumber pendapatan daerah karena secara

langsung maupun tidak langsung akan menciptakan lapangan kerja yang

cukup besar, selain itu baik tenaga kerja formal maupun informal sangat

diperlukan untuk industri pariwisata. Disamping itu sektor pariwisata juga

menciptakan tenaga kerja dibidang – bidang yang tidak langsung berhubungan

dengan pariwisata, yang terpenting di bidang kontruksi bangunan dan jalan.

Banyak bangunan yang didirikan untuk hotel, rumah makan, toko- toko dan

jalan – jalan harus dibuat dan ditingkatkan kondisinya.

Pariwisata merupakan merupakan suatu industri yang komplek

dimana kegiatanya merupakan kumpulan dari berbagai macam industri yang

secara bersama-sama menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh

Page 18: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

18

para wisatawan. Hal ini berarti pengembangan sektor pariwisata dapat

menggerakkan dan memicu pertumbuhan sektor-sektor ekonomi lainya

dengan jangkauan yang sangat luas dimana tenaga kerja akan terserap dalam

kegiatan pariwisata baik sebagai tenaga kerja maupun yang bekerja disektor

pendukung dibidang pariwisata. Dengan demikian dikatakan bahwa industri

pariwisata dapat memajukan dan memeratakan tingkat perekonomian

masyarakat serta dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan diharapkan

dapat menciptakan tingkat kesejahteraan sehingga pembangunan ekonomi

yang dilaksanakan oleh pemerintah akan berjalan dengan lancar.

Tabel 1.1 Perkembangan Pendapatan Sektor Pariwisata Nasional

TAHUN Y ( US $ )

1997 3.278,20

1998 2.986,58

1999 4.785,30

2000 5.288,30

2001 5.321,46

2002 4.329,36

2003 4.710,22

2004 5.748,80

2005 5.396,26

2006 4.305,57

2007 4.037,02

Depparsenibud, 2007

Page 19: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

19

Dilihat dari perkembangan sektor pariwisata dalam skala nasional,

prospek pariwisata sebenarnya sudah memperlihatkan peningkatan secara

konsisten walaupun dalam kasus tahun tertentu ada sedikit penurunan,

contohnya pada tahun 1998, saat krisis ekonomi melanda dunia, terutama

Negara kita. Melihat kondisi tersebut sebenarnya tidak berlebihan jika sektor

industri pariwisata yang oleh para ahli dikatakan sebagai invisible export

memerlukan perhatian yang lebih dalam pengelolaannya. Untuk wilayah

Kabupaten Klaten sendiri, menurut data dari Dinas Pariwisata ada 35 potensi

obyek pariwisata yang dapat dikembangkan di Kabupaten ini, dan sudah

dikelola baik oleh Dinas Pariwisata, Pemerintah Daerah, maupun pihak

swasta. Melihat potensi yang begitu besar, maka dalam penelitian ini penulis

tertarik untuk mengetahui seberapa besar sumbangan yang dapat diberikan

oleh sektor industri pariwisata Kabupaten Klaten terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kabupaten Klaten, melalui variabel jumlah wisatawan, arus

kendaraan, dan tingkat hunian kamar dari bulan Januari 1997- Desember

2007.

Berdasar gambaran umum tersebut diatas maka dalam penelitian

ini penulis mengambil judul “Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi

Pendapatan Pariwisata di Kabupaten Klaten”

B. Perumusan Masalah

Perkembangan pendapatan pariwisata tidaklah serta merta, banyak

faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi dalam proses perkembangan

sektor tersebut, seperti tertera sebelumnya beberapa aspek yang mencakup

Page 20: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

20

berbagai koordinasi dan fasilitasi di dalam sektor industri pariwisata ini adalah

jumlah wisatawan, arus kendaraan ke lokasi obyek wisata dan tingkat hunian

kamar hotel- hotel di Kabupaten Klaten.

Dengan latar belakang permasalahan diatas maka dapat diambil

suatu perumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pengaruh jumlah wisatawan, arus kendaraan, tingkat

hunian kamar terhadap pendapatan sektor pariwisata di Kabupaten Klaten?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh jumlah wisatawan terhadap

sektor pendapatan pariwisata di Kabupaten Klaten.

2. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh arus kendaraan terhadap

sektor pendapatan pariwisata di Kabupaten Klaten.

3. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh tingkat hunian kamar

terhadap sektor pendapatan pariwisata di Kabupaten Klaten.

D. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan

kontribusi sebagai berikut :

Page 21: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

21

1. Sebagai salah satu sarana penerapan teori- teori yang telah dipelajari di

bangku kuliah dan sebagai wahana dalam pelatihan penulisan karya

ilmiah.

2. Memberikan gambaran tentang potensi pariwisata di Kabupaten Klaten.

3. Memberikan sumbangan pengetahuan tentang seberapa jauh

perkembangan pariwisata di Kabupaten Klaten.

4. Diharapkan dapat memberikan informasi dalam membuat suatu kebijakan

yang tepat untuk meningkatkan pendapatan pariwisata di Kabupaten

Klaten.

5. Dapat menjadi masukan bagi peneliti selanjutnya dalam menghadapi

masalah yang serupa.

E. Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini akan dicari pengaruh jumlah wisatawan, arus

kendaraan yang masuk ke lokasi obyek wisata, dan tingkat hunian kamar yang

dimiliki hotel- hotel di Kabupaten Klaten terhadap pendapatan sektor

pariwisata, yang jika digambarkan dalam suatu gambar kerangka adalah

sebagai berikut :

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Jumlah Wisatawan

Pendapatan Pariwisata

Arus Kendaraan

Tingkat Hunian Kamar

Page 22: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

22

F. Hipotesis

Untuk membuat suatu kesimpulan tentang permasalahan yang ada

dalam perumusan masalah diatas, maka kami susun hipotesis sebagai berikut:

1. Diduga jumlah wisatawan berpengaruh positif signifikan terhadap

Pendapatan Pariwisata.

2. Diduga arus kendaraan berpengaruh positif signifikan terhadap

Pendapatan Pariwisata.

3. Diduga tingkat hunian kamar berpengaruh positif signifikan terhadap

Pendapatan Pariwisata.

4. Diduga jumlah wisatawan, arus kendaraan, tingkat hunian kamar secara

bersama- sama berpengaruh secara signifikan terhadap Pendapatan

Pariwisata.

BAB II

Page 23: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

23

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Pariwisata

Pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan

mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu,

memperbaiki kesehatan, menikmati olah raga atau istirahat, menunaikan

tugas, berziarah, dan lain-lain. Menurut definisi yang luas pariwisata adalah

perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan

perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau

keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial,

budaya, alam, dan ilmu. (Spillane, 1994). Pariwisata juga merupakan suatu

proses berpergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain

diluar tempat tinggalnya. Dorongan berpergian dikarenakan karena adanya

berbagai kepentingan atau alasan baik karena kepentingan ekonomi, sosial,

budaya, politik, agama, maupun kepentingan lain yang bersifat ingin tahu

untuk menambah pengalaman atau belajar. Menurut Undang-undang nomor 9

Tahun 1990 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa pariwisata adalah

segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan

obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dengan bidang

tersebut.

Pariwisata adalah suatu gejala sosial yang sangat komplek yang

menyangkut manusia dan memiliki berbagai aspek yaitu aspek sosiologi,

psikologi, ekonomis, ekologis dan sebagainya, dari aspek tersebut yang

Page 24: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

24

mendapatkan perhatian paling besar dan merupakan aspek yang penting

adalah aspek ekonomis (Soekadijo, 2000). Dengan kata lain untuk melakukan

suatu perjalanan wisata seseorang harus mengeluarkan biaya yang nanti akan

diterima oleh orang-orang yang menyelenggarakan kegiatan pariwisata antara

lain : angkutan, menyediakan berbagai jasa-jasa, menjual sovenir, rumah

makan, penginapan dan lain sebagainya.

Banyak pendapat yang telah dikemukakan para ahli, namun

batasan-batasan yang jelas dalam definisi pariwisata adalah adanya kesamaan,

yaitu dalam pengertian kepariwisataan terdapat beberapa faktor penting, yang

mau atau tidak mau harus ada dalam batasan definisi pariwisata. Batasan

definisi pariwisata menurut ( Yoeti, 1980) adalah sebagai berikut :

a. Perjalanan itu dilakukan dari satu tempat ke tempat lain.

b. Perjalanan itu walau apapun bentuknya harus selalu dikaitkan dengan

rekreasi.

c. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat

yang dikunjunginya dan semata-mata sebagai konsumen di tempat itu.

Berdasarkan pengertian pariwisata yang sangat luas dan dapat

didefinisikan secara luas pula, pengertian pariwisata seharusnya mengandung

unsur :

a. Orang sebagai pelaku.

b. Perjalanan.

c. Waktu atau lamanya meninggalkan tempat asal.

d. Tujuan atau maksud.

Page 25: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

25

e. Daerah tujuan atau aktifitas yang dilakukan di tempat tujuan.

Berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pariwisata

adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang

diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud untuk

menikmati perjalanannya, dan tidak bertujuan untuk menetap dalam waktu

lama serta tidak mencari pekerjaan di tempat yang dikunjunginya.

B. Definisi Wisatawan

Seseorang atau kelompok orang yang melakukan suatu perjalanan

wisata disebut dengan wisatawan (tourist), jika lama tinggalnya sekurang-

kurangnya 24 jam di daerah atau negara yang dikunjungi. Apabila mereka

tinggal di daerah atau negara yang dikunjungi dengan waktu kurang dari 24

jam maka mereka disebut pelancong (excursionist). Pengunjung (visitor) yaitu

setiap orang yang datang ke suatu negara atau tempat tinggal lain dan biasanya

dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima

upah. Jika dilihat dari sifat perjalanan dan ruang lingkup di mana perjalanan

wisata itu dilakukan, maka dapat diklasifikasikan jenis wisatawan sebagai

berikut :

a. Wisatawan Asing / Mancanegara (Foreign Tourist)

Wisatawan asing / mancanegara (foreign tourist) adalah orang

asing yang melakukan perjalanan wisata yang datang memasuki negara

lain yang bukan merupakan negara di mana ia biasa tinggal. Wisatawan

asing dapat ditandai dari status kewarganegaraannya, dokumen perjalanan,

Page 26: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

26

jenis mata uang yang dibelanjakannya, karena pada umumnya golongan

wisatawan ini selalu menukarkan uangnya lebih dahulu pada Bank atau

Money Changer sebelum menggunakannya.

b. Wisatawan Domestik / Nusantara (Domestic Foreign Tourist)

Wisatawan domestik / nusantara (domestic foreign tourist) adalah

wisatawan dalam negeri, yaitu seseorang warga suatu negara yang

melakukan perjalanan wisata pada batas wilayahnya sendiri, tanpa

melewati perbatasan negaranya. Jadi di sini tidak ada unsur asingnya, baik

kewarganegaraannya, uangnya, ataupun dokumen yang dimilikinya (Yoeti,

1997)

Orang-orang yang dianggap sebagai wisatawan :

a. Orang yang melakukan perjalanan untuk kesenangan, karena alasan

keluarga, alasan kesehatan, dan sebagainya.

b. Orang yang melakukan perjalanan untuk pertemuan-pertemuan, atau

dalam kapasitasnya sebagai perwakilan (ilmu pengetahuan, diplomatik,

keagamaan, atletik, dan sebagainya).

c. Orang yang melakukan perjalanan karena alasan-alasan bisnis.

d. Orang yang tiba dengan kapal laut, bahkan meskipun mereka tinggal

kurang dari 24 jam (yang terakhir ini hendaknya dianggap sebagai

kelompok yang terpisah, tanpa menghiraukan tempat tinggal yang

biasa mereka pergunakan).

.

Page 27: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

27

Gambar di bawah ini akan membantu menjelaskan bagaimana

perbedaan secara jelas akan orang yang disebut wisatawan dan yang tidak

diklasifikasikan sebagai wisatawan. Klasifikasi ini yang dipakai oleh

Organisasi Pariwisata Dunia (WTO) dalam membedakan antara wisatawan

dan orang yang melakukan perjalanan tetapi tidak dianggap sebagai

seorang wisatawan.

Gambar 2.1. Klasifikasi Pelaku Perjalanan (Yosrizal, 2000)

C. Dasar Pendekatan Mempelajari Pariwisata

Pariwisata dapat dipelajari dengan banyak cara dan metode, namun

sampai saat ini belum ada kesepakatan bagaimana mempelajari pariwisata

harus dilakukan. Banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk

mempelajari pariwisata, misalnya dari segi sejarahnya, segi manajemennya,

Trevelers

Relevant to Tourism

Not directly related to tourism

Tourist Excursionists

Business

Pleasure Personal

Business

Peasure Personal

Migrants

Students

Crews

Commuters

Intransit travelers

Temporary workers

Page 28: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

28

segi hukum, politik, ekonomi dan masih banyak lagi pendekatan yang dapat

dilakukan. Pariwisata merupakan multidisiplin ilmu, sebab banyak sekali

pendekatan yang dapat dilakukan untuk mempelajarinya. Pariwisata terdiri

dari banyak bagian yang saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan,

menjadikan pariwisata dalam pengembangannya membutuhkan studi dari

berbagai aspek. Hal ini yang membedakan pariwisatadengan jenis ilmu yang

lain.

Pariwisata sebenarnya mencakup seluruh aspek masyarakat,

Masyarakat mempunyai budaya, kekayaan alam, fasilitas khusus yang dapat

dijadikan daya tarik wisata. Bentuk pemasaran pariwisata yang baik,

bagaimana hukum yang mengaturnya, dan masih banyak lagi pendekatan

dalam mempelajari pariwisata.

Hal yang paling dibutuhkan dalam studi pariwisata adalah system

pendekatannya. Sistem pendekatan inilah yang dapat menyatukan berbagai

macam pendekatan yang dipakai menjadi kajian yang komprehensif serta

berhubungan dengan pokok persoalan makro dan mikro.

D. Aplikasi Ilmu Ekonomi Dalam Pariwisata

Teori ekonomi didasari atas kebutuhan manusia yang tidak terbatas

baik pada jumlah ataupun kualitasnya, namun disisi lain sumber-sumber

ekonomi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam bentuk barang

dan jasa terbatas persediaannya. Ilmu ekonomi kiranya dapat didefinisikan

sebagai ilmu sosial yang mencoba memahami pilihan-pilihan yang akan

Page 29: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

29

dibuat manusia dalam upaya menggunakan sumber-sumber ekonomi yang

terbatas untuk dapat memenuhi kebutuhan yang selalu berkembang dan tidak

terbatas.

Pilihan-pilihan tertentu harus dihadapi dalam sebuah

perekonomian, mulai dari barang apa yang harus diproduksi, bagaimana

pilihan-pilihan tersebut sebaiknya diproduksi, oleh siapa sebaiknya barang

tersebut diproduksi dan untuk siapa hasil kegiatan ekonomi tersebut dibuat.

Pilihan-pilihan tersebut haruslah dihadapi dan hal ini yang melatarbelakangi

kegiatan ekonomi.

Penerapan ilmu ekonomi dalam pariwisata juga tidak jauh dari

pilihan-pilihan. Orang akan bertanya mengapa seseorang memilih pergi

kesuatu tempat dibanding dengan tempat yang lain, apa yang

melatarbelakangi pilihan itu. Mengapa orang membelanjakan uang untuk

melakukan kegiatan wisata? Pilihan-pilihan yang dibuat merupakan pilihan

ekonomi karena mempertimbangkan banyak hal, dari keterbatasan dana

hingga sebuah kegiatan itu tidak dapat dilakukan secara bersama-sama.

Sumber yang terbatas menyebabkan manusia harus memilih dan juga

mengukur dirinya dengan pilihan yang paling tepat dengan pertimbangan

dalam banyak hal.

Secara mikro pariwisata adalah cabang ilmu ekonomi yang

mempelajari pilihan unit-unit ekonomi khusus (spesifik) termasuk hotel,

restoran, penerbangan, transportasi dan sektor-sektor pariwisata yang lain.

Secara makro adalah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari gejala

Page 30: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

30

perekonomian skala besar khususnya pengeluaran atau belanja agregat

wisatawan, pengaruh multiplier, dan dampak ekonomi makro dari adanya

kegiatan pariwisata

Pariwisata merupakan gabungan dari aktivitas pelayanan dan

industri yang memberikan pengalaman baru dalam perjalanan, maka menjadi

penting untuk mengetahui dan mengelompokkan penawaran dan

permintaannya. Hal ini akan berguna untuk memetakan pariwisata dengan

lebih jelas, yang akan berguna dalam pembangunan dan keberhasilan

pariwisata di masa yang akan datang.

a. Komponen Penawaran ( Supply )

Penawaran adalah sejumlah produk tertentu yang mana

perusahaan bersedia dan dapat menawarkan produk untuk dijual pada

harga tertentu selama periode waktu yang di berikan. Penawaran dalam

pariwisata dapat dikelompokkan menjadi empat bagian besar yaitu :

1. Sumber Daya Alam ( Natural Resources )

Sumber daya alam mempunyai potensi yang besar dalam menarik

kedatangan wisatawan. Kombinasi dari factor-faktor alam yang

beragam dan bervariasi akan menarik pembangunan pariwisata yang

lebih maju. Hal yang paling nyata adalah perbedaan tempat dan cuaca,

perbedaan musim dan perbedaan alam lain yang dimiliki masing-

masing tempat. Daerah atau tempat dengan daya tarik yang unik akan

memberikan kesan baik terhadap orang yang berkunjung. Pengelolaan

sumber daya alam yang tepat yaitu dengan pengelolaan berwawasan

Page 31: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

31

keberlanjutan berdampak lebih baik pada pariwisata untuk tetap

menarik pada waktu yang akan datang. Kualitas dari sumber daya alam

harus dipelihara untuk tetap mempertahankan permintaannya. Tingkat

kualitas harus selalu dijaga baik dalam dalam perencanaan

pembangunan maupun perawatannya, untuk tetap memberikan

kepuasan kepada pengunjung. Pariwisata sangat erat hubungannya

dengan kualitas dari sumber daya alam, menjadikan pertimbangan

ekologi dan lingkungan sangat penting.

2. Infrastruktur ( Infrastructure )

Prasarana atau Infrastruktur terdiri dari seluruh pengembangan

konstruksi permukaan dan bawah tanah seperti sistem pelayanan air,

sistem komunikasi, stasiun, terminal dll. Ketersediaan dari pelayanan

instalasi dasar ini sangat menentukan keberhasilan dari pariwisata.

Prasarana pendukung memang menjadi kebutuhan dasar dalam

pengembangan pariwisata, infrastruktur harus dibangun dengan sebaik

mungkin dengan kondisi senyaman mungkin agar wisatawan merasa

nyaman yang akan berimbas pada pariwisata kedepan.

3. Transportasi ( Transportation )

Semua faktor yang berhubungan dengan transportasi harus

mempertimbangkan faktor pembangunan pariwisata. Ketersediaan

transportasi dimulai di hotel hingga ke tujuan wisata. Ketersediaan

transportasi berperan penting dalam perkembangan pariwisata.

Page 32: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

32

4. Keramah–Tamahan dan Sumber Daya Budaya ( Hospitality and

Cultural Resources )

Terdiri atas semua kekayaan budaya dari sebuah daerah yang berperan

untuk menjadikan pariwisata berhasil dan mampu menjadi tuan rumah

yang baik bagi tamunya. Keramahan dapat berbentuk banyak hal

seperti kesopanan, rasa hormat dll. Pembangunan dari keramah–

tamahan adalah suatu hal yang penting dalam pariwisata.

b. Komponen Permintaan ( Demand )

Permintaan jika didefinisikan secara ekonomi adalah rencana

sejumlah barang dan jasa yang mana orang bersedia untuk membeli pada

harga yang mungkin dalam waktu tertentu. Berawal dari itu maka akan ada

hubungan tertentu antara harga pasar dengan jumlah permintaannya,

sejumlah permintaan pada perjalanan adalah perhatian yang besar terhadap

semua orang yang terlibat dalam pariwisata. Permintaan dalam pariwisata

yaitu :

1. Berapakah pengunjung yang datang.

2. Sarana apa yang dipakai pengunjung.

3. Berapa lama tinggalnya dan jenis akomodasinya apa yang dipakai

pengunjung.

4. Berapakah pengeluaran yang dibelanjakan oleh pengunjung.

.Kemajuan pariwisata akan tergantung dari permintaannya, dengan

perhitungan permintaan bisa diketahui bagaimana karakteristik industri

Page 33: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

33

pariwisata.Perhitungan permintaan akan membantu dalam pembangunan

pariwisata yang lebih baik.

c. Keseimbangan ( Equilibrium )

Pariwisata bila dianggap sebuah pasar maka penawaran dan

permintaan merupakan dua sisi yang berbeda. Interaksi antara penawaran

dan permintaan dapat terjadi dalam sebuah pasar. Interaksi keduanya akan

menghasilkan sebuah keseimbangan pasar, dengan harga dan jumlah

sebagai hasil yang nyata. Keseimbangan pasar dapat didefinisikan sebagai

kondisi dimana jumlah penawaran dan jumlah permintaan adalah sama,

dalam keseimbangan tidak ada kecenderungan harga untuk berubah

(Yosrizal, 2004)

Keseimbangan (equilibrium) penawaran dan permintaan adalah

stasioner dalam arti bahwa sekali harga keseimbangan itu tercapai, ia

cenderung untuk tetap tidak berubah selama baik penawaran atau

permintaan tidak bergeser. Jika tidak ada pergeseran dalam penawaran

atau permintaan, tidak ada harga-harga pasar yang mempengaruhi harga

untuk membuatnya berubah. Jika harga itu berada di bawah keseimbangan,

jumlah yang diminta melebihi jumlah yang ditawarkan, pembeli

menawarkan harga yang lebih tinggi, penjual meminta harga-harga yang

lebih tinggi dan harga naik. Jika harga itu di atas keseimbangan, jumlah

yang ditawarkan melebihi jumlah yang diminta, pembeli menawar harga-

harga yang lebih rendah, para penjual meminta harga-harga yang lebih

Page 34: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

34

rendah, maka harga akan turun.( Fatmawati, 2005). Keseimbangan dalam

pariwisata dapat digambarkan sebagai berikut :

P S

PE E

D

0 QE Q

Gambar 2.2. Keseimbangan Pasar

Keterangan :

S = Supply ( Penawaran )

D = Demand ( Permintaan )

E = Equlibrium ( Keseimbangan)

P = Price ( Harga)

Q = Quantity ( Jumlah )

PE = Price Equlibrium ( Harga Keseimbangan )

QE= Quantity Equlibrium ( Jumlah Keseimbangan)

Perhitungan pertemuan antara penawaran dan permintaan dalam pariwisata

mempunyai faktor kesulitan dengan kata lain perhitungannya tidaklah mudah.

Kesesuaian antara permintaan dan penawaran dapat dihitung dengan Task

Analysis, yaitu prosedur yang digunakan untuk penyesuaian penawaran dan

permintaan. Terdapat enam langkah yang disarankan dilakukan, yaitu :

1) Mengidentifikasi permintaan sekarang.

Page 35: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

35

2) Pencatatan kualitas dan kuantitas penawaran yang menarik.

3) Kecukupan penawaran dan permintaan saat ini.

4) Mengkaji pasar saat ini dan trend ekonomi sosial.

5) Meramalkan permintaan pariwisata.

6) Menyesuaikan penawaran dengan antisipasi permintaan

Langkah-langkah tersebut dapat dilakukan untuk memperkirakan

kesesuaian antara penawaran dan permintaan, hanya saja dalam

penerapannya harus berhati-hati. Hasil dari perhitungan tersebut dapat

digunakan untuk perencanaan pariwisata di masa mendatang.

E. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penawaran dan Permintaan Pariwisata

Hukum penawaran dan permintaan menunjukkan bahwa hubungan

antara penawaran dan permintaan tidak dapat diubah. Perubahan pada yang

satu menyebabkan perubahan pada yang lain. Oleh karena itu, walaupun

hukum permintaan dan penawaran menggunakan asumsi bahwa segala

sesuatu harus tetap sama untuk berlakunya hokum itu, dalam kenyataan dunia

bisnis ini tidaklah tetap sama. Pengaruh eksternal terhadap jumlah suatu jasa

yang ditawarkan selalu ada.

Suatu kelakuan aneh dari ekonomi pariwisata berkaitan dengan

konsumsi yang berlebihan ( conspicuous consumption ), istilah yang

diciptakan Thorstein Veblen. Konsumsi yang berlebihan adalah kebiasaan

membeli barang atau jasa oleh karena status yang dibawa oleh tindakan itu.

Sejumlah hotel kelas atas, kapal pesiar super mewah dan penerbangan kelas

satu adalah menarik sebagian wisatawan karena pengaruh Veblen itu.

Page 36: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

36

Bukannya penawaran dan permintaan yang menentukan biaya suatu

produk,akan tetapi pengaruh Veblen itu menempatkan kurva-kurva

permintaan baru berdasarkan eksklusivitas dan gengsi.

Kurva permintaan Veblen seperti ditunjukkan pada gambar 2.3

menunjukkan jika harga P1 ditetapkan, maka jumlah Q1 adalah yang terjual.

Jika harga dinaikkan menjadi P2 menurut kurva permintaan D1, jumlah yang

dibeli akan menurun ke Q2. Hal ini tidak terjadi dalam kurva Veblen oleh

karena pembeli-pembeli memberi suatu arti penting baru pada produk itu, dan

kenyataannya membeli suatu kuantitas yang lebih besar Q3. Dalam

pengaruhnya, harga baru itu telah menambah nilai kesenangan kualitas

pelayanan itu atau pengalaman yang ditawarkan. Kurva permintaan bukannya

bergeser ke bawah, melainkan bergeser ke D2 akibat pengaruh Veblen itu.

Penurunan harga hanya meningkatkan sedikit jumlah yang dibeli oleh Karen

pergerakannya hanya menurut kurva permintaan baru D2. Jika harga terus

dinaikkan lagi ke P3, maka harga itu akan bergeser lagi. Bukannya suatu

penurunan permintaan ke Q4, permintaan kenyataan meningkat ke Q5.

Para ekonom suka mengelompokkan barang dan jasa ke dalam

barang yang lebih disukai ( preferred goods or services) dan kurang disukai

(non-prefered). Pariwisata dipandang sebagai suatu jasa yang sangat disukai

(a preferred superior service), karena ia lebih banyak dilakukan begitu

pendapatan meningkat. Begitu lebih banyak keluarga keluarga memasuki

kelompok pendapatan lebih tinggi, maka permintaan berwisata meningkat

Page 37: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

37

lebih cepat daripada pendapatan. Gejala ini digambarkan secara lebih rinci

dalam gambar berikut :

P3 D3

P2 D2

P1 D1

Q2 Q4 Q1 Q3 Q5

Gambar 2.3. Kurva Permintaan Veblen

F. Elastisitas Permintaan Untuk Pariwisata

Permintaan mana yang elastis ( peka terhadap perubahan harga)

dan mana yang inelastis (tidak peka) sangat bervariasi, tergantung sebagian

dari kekayaan wisatawan dan alasan melakukan perjalanan. Dari sudut

pandang ekonomi, elastisitas permintaan adalah penting untuk pemasok

produk-produk pariwisata, oleh karena itu ia bisa berdampak terhadap nasil

penerimaan. Penerimasan total penjual di suatu pasar sama dengan harga dari

barang atau jasa dikalikan kuantitas total yang terjual.

Bila sesuatu jasa tertentu elastis terhadap harga (lebih dari 1), maka

penerimaan total meningkat bila harga diturunkan. Ini karena persentase

Page 38: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

38

kenaikan dalam kuantitas lebih tinggi daripada persentase penurunan dalam

harga.

Berdasarkan logika di atas, (Yosrizal, 2004) jika elastisitas harga

dari suatu produk diketahui, seorang pemasok produk wisata dapat

meningkatkan penerimaan totalnya dengan cara mengadakan penyesuaian

yang secepatnya atas harga barangnya itu. Dalam prakteknya hal ini tidaklah

sesederhana itu, oleh karena elastisitas harga sangat berbeda dan berubah

dalam perjalanan waktu. Elastisitas harga dipengaruhi sejumlah besar faktor

yang sulit dibuat modelnya. Penentu-penentu utama elastisitas harga adalah

tersedianya produk-produk pengganti yang ekuivalen (sama nilainya)

pentingnya produk itu secara relative dalam anggaran yang akan

dibelanjakan, waktu yang ada untuk menyesuaikan dengan perubahan harga

dan keberadaan produk itu sebagai suatu keharusan atau barang mewah.

G. Dampak Pariwisata Terhadap Ekonomi

Setiap manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda–beda yang

mana kebutuhan tersebut harus dipenuhi untuk memperoleh kesenangan dan

kepuasan dalam hidupnya. manusia tidak akan selalu puas dengan apa yang

telah mereka peroleh karena manusia akan selalu mencari hal yang baru atau

sesuatu yang lebih baik dari yang telah mereka capai. salah satu sifat penting

dalam hidup manusia adalah bahwa mereka akan selalu mempunyai keinginan

untuk mencapai kesejahteraan yang lebih tinggi dari pada yang telah mereka

capai pada masa sekarang (Sukirno, 1994).

Page 39: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

39

Pengembangan industri pariwisata di suatu negara akan dapat

membawa hasil yang tidak sedikit dan merupakan penghasil devisa yang

utama bahkan dapat melebihi nilai ekspor dari suatu negara tersebut. Aspek

ekonomi pariwisata tidak hanya berhubungan dengan kegiatan pariwisata

seperti usaha perhotelan, restoran dan penyelenggaraan paket wisata,

melainkan banyak kegiatan ekonomi lainya yang berhubungan erat dengan

pariwisata separti transportasi, telekomunikasi dan bisnis eceran (Suwantoro,

1997). Industri pariwisata merupakan bentuk ekspor yang sangat

menguntungkan terutama bagi ekonomi nasional suatu negara. Keuntungan

yang nyata dan mempunyai pengaruh dalam perekonomian adalah sebagai

berikut (Yoeti, 1983) :

1. Meningkatnya kesempatan kerja dan dapat mengurangi pengganguran.

2. Meningkatkan penerimaan pendapatan nasional dan menambah income

per kapita.

3. Menambah penghasilan dari sektor pajak.

4. Semakin kuatnya posisi Neraca Pembayaran luar negeri.

Dengan demikian majunya suatu industri pariwisata yang

menyerap tenaga kerja yang banyak sudah membantu dalam memeratakan

pendapatan dan kesejahteraan dalam masyarakat. Sebab segala lapisan

mayarakat akan dapat merasakan manfaatnya dengan adanya industri

pariwisata, karena mereka dapat melakukan kegiatan ekonomi seperti menjual

barang sovenir, membuka warung makan atau restoran, menyewakan kamar,

Page 40: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

40

menyewakan alat transportasi yang semuanya itu sangat berguna bagi para

wisatawan.

Akan tetapi penerimaan dari pariwisata menambah besarnya

volume uang di dalam masyarakat, dan ini dapat menimbulkan inflasi kalau

produksi komoditi di dalam negeri tidak bertambah. Inilah sebabnya maka

kawasan pariwisata harga–harga biasanya lebih mahal dari pada di daerah lain.

Banyaknya barang tidak dapat mengimbangi laju pertambahan uang yang

beredar (Soekadijo, 2000)

H. Jenis dan Macam Pariwisata

Adapun jenis dan macam pariwisata adalah sebagai berikut (Yoeti,

1985) :

a. Menurut letak geografisnya dimana kegiatan pariwisata berkembang.

1. Pariwisata Lokal (Local Tourism)

Yaitu pariwisata setempat yang mempunyai ruang lingkup relatif

sempit dan terbatas pada tempat tertentu saja.

2. Pariwisata Regional (Regional Tourism)

Yaitu kegiatan pariwisata yang berkembang di suatu tempat atau daerah

yang ruang lingkupnya lebih luas dari pariwisata lokal tetapi lebih

sempit dari pariwisata nasional.

3. Pariwisata Nasional (National Tourism)

Jenis pariwisata ini dibagi menjadi 2 yaitu :

Page 41: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

41

a. Pariwisata nasional dalam arti sempit yaitu kepariwisataan yang

berkembang dalam wilayah suatu negara dimana adalah orang

yang melakukan perjalanan wisata adalah warga negara sendiri.

b. Pariwisata nasional dalam arti luas yaitu kegiatan kepariwisataan

yang berkembang di suatu negara selain kegiatan wisatawan

domestik juga terdapat wisatawan asing.

4. Pariwisata Regional–Internasional (Regional – International Tourism)

Yaitu kepariwisataan yang berkembang di suatu wilayah internasional

yang terbatas pada negara tertentu seperti pariwisata ASEAN.

5. Pariwisata Internasional (International Tourism)

Yaitu kegiatan kepariwisataan yang berkembang di seluruh negara.

b. Menurut Pengaruhnya Terhadap Neraca Pembayaran.

1. Pariwisata Aktif (In Bound Tourism)

Yaitu pariwisata yang ditandai dengan gejala masuknya wisatawan

asing ke suatu negara yang dikunjungi.

2. Pariwisata Pasif (Out Going Tourism)

Yaitu pariwisata yang ditandai dengan gejala keluarnya wisatawan

keluar negeri atau ke suatu negara asing dikunjungi.

c. Menurut Alasan atau Tujuan Dari Perjalanan Wisata.

1. Pariwisata Bisnis (Business Tourism)

Yaitu jenis pariwisata dimana pengunjung datang untuk tujuan usaha

dagang, dinas, seminar, simposium dan lain-lain.

2. Vocantional Tourism

Page 42: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

42

Yaitu jenis pariwisata dimana pengunjung datang dengan tujuan

berlibur, cuti dan lain-lain.

3. Widya Wisata ( Educational Tourism )

Yaitu jenis pariwisata dimana pengunjung datang dengan tujuan untuk

melakukan studi atau mempelajari ilmu pengetahuan.

d. Menurut waktu berkunjung.

1. Pariwisata Musiman ( Seasional Tourism )

Yaitu jenis pariwisata dimana kegiatanya berlangsung waktu tertentu.

2. Occational Tourism

Yaitu pariwisata yang kegiatanya dihubungkan dengan acara tertentu.

e. Menurut obyeknya

1. Pariwisata Budaya ( Cultural Tourism )

Yaitu jenis pariwisata dimana motivasi orang untuk melakukan

perjalanan wisata disebabkan karena daya tarik seni budaya suatu

tempat atau daerah.

2. Pariwisata Kesehatan ( Recuperational Tourism )

Yaitu jenis pariwisata dimana orang yang melakukan perjalanan

wisata adalah untuk penyembuhan suatu penyakit.

3. Pariwisata Komersial ( Comercial Tourism )

Page 43: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

43

Yaitu jenis pariwisata dimana orang yang melakukan perjalanan

wisata dilibatkan dengan kegiatan-kegiatan dagang nasional maupun

internasional.

4. Pariwisata Olahraga ( Sport Tourism )

Yaitu jenis pariwisata dimana orang yang melakukan perjalanan

wisata bertujuan untuk menyaksikan suatu pentas atau kegiatan olah

raga.

5. Pariwisata Politik ( Political Tourism )

Yaitu jenis pariwisata dimana orang yang melakukan perjalanan

wisata dengan tujuan untuk meyaksikan suatu peristiwa yang

berhubungan dengan kegiatan suatu negara.

6. Pariwisata Agama ( Religion Tourism )

Yaitu jenis pariwisata dimana orang yang melakukan perjalanan

wisata dengan tujuan untuk menyaksikan atau menjalankan kegiatan

keagamaan.

I. Definisi Industri Pariwisata

Industri pariwisata adalah industri yang berupa seluruh kegiatan

pariwisata yang didalamnya terdapat industri perhotelan, industri rumah

makan, industri kerajinan atau cendera mata, industri perjalanan dan

sebagainya (Soekadijo, 2000). Industri pariwisata adalah industri yang

kompleks, yang meliputi industri-industri lain.Dalam kompleks industri

Page 44: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

44

pariwisata terdapat industri perhotelan, industri rumah makan, industri

kerajinan / cendera mata, industri perjalanan, dan sebagainya. Dengan kata

lain industri pariwisata adalah kumpulan dari berbagai perusahaan yang secara

bersama menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh para wisatawan

selama dalam perjalanan wisata dan memperkerjakan banyak orang dalam

berbagai jenis pekerjaan.

Pengertian industri pariwisata merupakan batasan yang mewakili

semua perusahaan yang bergerak dalam bidang pariwisata, produk dan jasa

yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut serta pelayanan yang diberikan oleh

para wisatawan diharapkan dapat memberikan kepuasan terhadap para

wisatawan yang sedang berkunjung. Dengan tujuan ini akan terlihat tahap-

tahap dimana para wisatawan akan memerlukan layanan tertentu, pendekatan

ini beranggapan bahwa produk dari pariwisata adalah semua jasa yang

diberikan oleh perusahaan semenjak para wisatawan meninggalkan

kediamannya atau rumahnya sampai di tempat tujuan hingga kembali

ketempat asalnya atau rumahnya.

Harus diperhatikan bahwa meskipun kita berbicara tentang industri

pariwisata, akan tetapi industri di sini tidak dalam arti ekonomi biasa, ada

perbedaan-perbedaan yang nyata dengan industri lainnya, yaitu :

a. Produk tidak dapat dibawa ke tempat kediaman wisatawan, akan tetapi

harus dinikmati di tempat di mana produk itu tersedia

b. Wujud produk wisata akhirnya ditentukan oleh konsumen sendiri, yaitu

wisatawan. Bagaimana bentuk komponen-komponen produk wisata itu

Page 45: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

45

akhirnya tersusun menjadi suatu produk wisata yang utuh, pada dasarnya

wisatawanlah yang menyusun. Atraksi yang dipilihnya, angkutan apa yang

akan digunakannya, berapa lama dan di hotel mana ia akan singgah, itu

semua wisatawan sendiri yang menentukan.

c. Apa yang diperoleh oleh wisatawan sebagai konsumen kalau ia membeli

produk pariwisata adalah tidak lebih dari sebuah pengalaman dari

perjalanan wisata.

Gambar 2.4. Model Pariwisata sebagai Industri (Soekadijo, 2000)

Konsumen

Demand

Motif Perjalanan

Kebutuhan dalam

Perjalannan

Angkutan

Atraksi Wisata

Jasa Angkutan Wisata

Supply

Produsen

Pemasaran

Page 46: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

46

J. Produk Wisata

1. Pengertian Produk Wisata

Pada umumnya yang dimaksud dengan product adalah sesuatu

yang dihasilkan melalui proses produksi. Dalam pengertian ini ditekankan

bahwa tujuan akhir dari proses produksi tidak lain adalah suatu barang

(produk) yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan guna memenuhi

kebutuhan manusia.

Produk wisata bukanlah suatu produk yang nyata. Produk ini

merupakan suatu rangkaian jasa yang tidak hanya mempunyai segi-segi

yang bersifat ekonomis, tetapi juga yang bersifat sosial, psikologis, dan

alam, walaupun produk wisata itu sendiri sebagian besar dipengaruhi oleh

tingkah laku ekonomi. Jadi produk wisata merupakan rangkaian dari

berbagai jasa yang saling terkait, yaitu jasa yang dihasilkan berbagai

perusahaan (segi ekonomis), jasa masyarakat (segi sosial / psikologis) dan

jasa alam. (Suwantoro, 1997)

a. Jasa yang disediakan perusahaan antara lain jasa angkutan,

penginapan, pelayanan makan minum, jasa tour, dan sebagainya.

b. Jasa yang disediakan masyarakat dan pemerintah antara lain berbagai

prasarana utilitas umum, kemudahan, keramahtamahan, adat istiadat,

seni budaya, dan sebagainya.

c. Jasa yang disediakan alam antara lain pemandangan alam,

pegunungan, pantai, gua alam, taman laut, dan sebagainya.

Page 47: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

47

Produk wisata juga merupakan gabungan dari berbagai komponen antara

lain :

a. Atraksi suatu Daerah Tujuan Wisata.

b. Fasilitas / amenities yang tersedia.

c. Aksesbilitas ke dan dari daerah tujuan wisata.

2. Ciri suatu produk wisata :

a. Hasil suatu produk wisata tidak dapat dipindahkan, karena itu dalam

penjualannya tidak mungkin produk itu dibawa ke konsumen.

Sebaliknya, konsumen (wisatawan) yang harus dibawa ke tempat di

mana produk itu dihasilkan. Hal ini berlainan dengan industri barang di

mana hasil atau produknya dapat dipindahkan ke mana barang tersebut

diperlukan oleh konsumen.

b. Produksi atau konsumsi terjadi pada tempat yang sama. Tanpa adanya

konsumen yang membeli produk / jasa maka tidak akan terjadi

produksi.

c. Produk wisata tidak menggunakan standar ukuran fisik tetapi

mengguna-kan standar pelayanan yang didasarkan atas suatu kriteria

tertentu.

d. Konsumen tidak dapat mencicipi atau mencoba contoh produk itu

sebelumnya, bahkan tidak dapat mengetahui atau menguji produk itu

sebelumnya.

e. Hasil atau produk wisata itu banyak tergantung pada tenaga manusia dan

hanya sedikit yang menggunakan mesin.

Page 48: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

48

f. Produk wisata merupakan usaha yang mengandung resiko besar

Perubahan situasi perekonomian, politik, sikap suatu masyarakat,

akan mempengaruhi investasi di bidang pariwisata. Citra wisata dan kesan

perjalanan seorang wisatawan pada hakikatnya tergantung pada produk

wisata yang tersedia. Produk industri pariwisata adalah semua jasa yang

dibutuhkan oleh wisatawan sejak berangkat meninggalkan rumah sampai

kembali kerumah lagi. Setiap lokasi atau obyek wisata mempunyai

berbagai unsur yang saling tergantung atau berhubungan, unsur-unsur

tersebut semuanya diperlukan oleh para wisatawan agar dapat menikmati

liburan sehingga mereka mendapatkan pengalaman yang memuaskan. Jadi

produk parwisata merupakan rangkaian dari berbagai hal yang saling

terkait yaitu jasa yang dihasilkan berbagai perusahaan, jasa masyarakat

dan jasa alam (Suwantoro, 1997). Suatu obyek pariwisata meliputi empat

unsur yang penting yaitu sebagai berikut (Spillane, 1994) :

a. Atraksi

Atraksi adalah pusat dari industri pariwisata yang mampu menarik

perhatian wisatawan yang ingin mengunjunginya. Atraksi dibagi

menjadi dua yang pertama yaitu tempat tujuan primer adalah tempat

atau lokasi yang sangat menarik perhatian para wisatawan dan

merupakan obyek wisata yang pokok dan utama dari perjalanan wisata.

Biasanya lakasi ini dapat memuaskan para wisatawan dalam beberapa

hari atau dalam waktu yang lebih lama. Yang kedua yaitu tempat

tujuan skunder adalah tempat atau lokasi yang menarik dan perlu untuk

Page 49: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

49

dikunjungi ketika sedang menuju ketempat tujuan primer. Tempat

semacam ini hanya memuaskan para wisatawan hanya selama

beberapa hari saja.

b. Fasilitas

Fasilitas adalah segala sesuatu yang dibutuhkan oleh para

wisatawan untuk melayani selama melakukan perjalanan wisata.

Fasilitas cenderung berorientasi pada atraksi disuatu lokasi karena

fasilitas harus terletak pada obyeknya. Fasilitas cenderung mendukung

kegiatan pariwisata bukan mendorong pertumbuhan, fasilitas

berkembang pada saat yang sama atau sesudah atraksi berkembang.

Hal ini didasarkan apabila suatu obyek wisata berkembang maka

wisatawan akan bertambah banyak dan secara otomatis fasilitas wisata

juga dapat ditingkatkan secara kualitas maupun kuantitas.

c. Infrastuktur

Infrastruktur adalah keseluruhan semua kontruksi di bawah dan di

atas dari suatu wilayah atau daerah. Atraksi dan fasilitas tidak akan

dapat di capai dengan mudah apabila belum ada infrastruktur dasar,

sehingga infrastruktur merupakan suatu dasar atau komponen penting

yang mendukung industri pariwisata. Yang termasuk infrastruktur

antara lain : jaringan komunikasi, listrik dan energi, terminal angkutan,

jalan raya dll.

d. Transportasi

Page 50: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

50

Transportasi merupakan sesuatu yang penting bagi para wisatawan

untuk berpindah dari tempat satu ketempat yang lain. Selain itu

tranportasi merupakan pendukung utama industri pariwisata, karena

tranportasi adalah alat yang mendukung kelancaran kegiatan

pariwisata dan merupakan sesuatu yang mutlak digunakan oleh para

wisatawan untuk mengantar sampai tempat atau obyek wisata yang

dituju.

K. Pendapatan Asli Daerah.

Sesuai dengan Pasal 157 UU No 32 tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, menyebutkan bahwa sumber pendapatan daerah terdiri

atas :

1. Pendapatan Asli Daerah

2. Dana Perimbangan

3. Lain-lain Pendapatan yang Sah

Uraian secara rinci tentang komponen-komponen pendapatan asli

daerah adalah

1) Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) adalah penerimaan yang

diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri

Page 51: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

51

yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan

peraturan-peraturan yang berlaku, jadi pengertian pendapatan asli

daerah dapat dikatakan sebagai pendapatan rutin dari usaha-usaha

pemerintah daerah dalam memanfaatkan potensi-potensi sumber

keuangannya untuk membiayai tugas-tugas dan tanggung

jawabnya, yang terdiri dari:

a) Hasil Pajak Daerah

Pajak daerah, yang selanjutnya disebut pajak, adalah iuran

wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada

daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat

dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku , yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan

pemerintahan daerah dan pembangunan daerah ( pasal 1 UU

No. 34 Tahun 2000). Penentuan tarif dan tata cara pemungutan

pajak daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda)

sesuai perundang-undangan yang berlaku. Sebenarnya tidak

ada perbedaan yang begitu mendasar antara pajak negara dan

pajak daerah, karena pengertian pajak daerah memang sama

seperti pajak negara hanya perbedaannya terletak pada :

Pajak negara ditetapkan dan dikelola oleh pemerintah pusat

(dalam hal ini Direktorat Jendral Pajak). Pajak umumnya

digunakan oleh pemerintah pusat tetapi ada pula yang

penggunaannya diserahkan kepada daerah. Sedangkan pajak

Page 52: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

52

daerah adalah pajak yang ditetapkan dengan peraturan

pemerintah atau pajak negara yang pengelolaan dan

penggunaannya diserahkan kepada daerah.Pajak daerah tidak

boleh merupakan rintangan akan keluar masuknya atau

pengangkutan barang ke dalam dan ke luar daerah.Dalam

peraturan pajak daerah tidak boleh diadakan pembedaan atau

pemberian keistimewaan yang menguntungkan perseorangan,

golongan dan keagamaan.Duta atau konsul asing, demikian

pula orang-orang yang termasuk kedutaan atau konsulat asing

tidak boleh diberi pembebasan dari pajak daerah selain dengan

keputusan presiden (Sukirno, 1988)

b) Hasil Retribusi Daerah

Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut retribusi, adalah

pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian

izin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan oleh

Pemerintah Daerah untuk kepentingan pribadi atau badan.

Sebagaimana pajak daerah, penentuan tarif dan tata cara

pemungutan retibusi daerah juga ditetapkan berdasarkan Perda

yang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dam

pemenuhan kebutuhan masyarakat telah menyediakan berbagai

macam hal, padahal kegiatan ini memerlukan biaya-biaya tentu

saja menuntut pembayaran kembali akan penyediaan fasilitas

Page 53: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

53

ini dikenakan kepada masyarakat. Hal pembayaran kembali

kepada pemerintah oleh masyarakat atas pemakaian barang dan

jasa yang telah disediakan ini dikenal dengan retribusi.

Antara retribusi dengan pajak mempunyai perbedaan sifat yang

dimiliki. Perbedaan tersebut terletak pada balas jasa yang

diberikan kepada wajib pajak atas pungutan tersebut. Pada

pungutan pajak, wajib pajak tidak mendapatkan imbalan

langsung, namun untuk retribusi mendapatkan balas jasa

langsung.

Semakin berkembangnya suatu daerah akan banyak pula jenis

retribusi yang dapat dipungut oleh daerah itu. Karena makin

berkembangnya suatu daerah maka makin banyak fasilitas atau

jasa yang disediakan oleh pemerintah setempat untuk kegiatan

masyarakat. Pemerintah Daerah memang mempunyai

kebebasan yang telah banyak dalam memungut retribusi lebih

besar dari pada pajak, karena lapangan retribusi daerah

berhubungan dengan pengganti jasa atau fasilitas yang

dibebani oleh daerah.

c) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan ditetapkan

dengan Perda berpedoman pada peraturan perundang-

undangan.

d) Sumber-sumber Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

Page 54: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

54

Sumber-sumber PAD yang sah antara lain bersumber dari hasil

penjualan asset tetap daerah dan jasa giro.

2) Dana Perimbangan

Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari penerimaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN) yang

dialokasikan kepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah dalam

rangka pelaksanaan desentralisasi. Sumber-sumber dana yang berasal

dari pos Dana Perimbangan, antara lain:

a) Bagian Bagi Hasil

Bagian Bagi Hasil dapat berasal dari penerimaan pajak bumi

dan bangunan ( PBB ), Bea Peroleh Hak Atas Tanah ( BPHTP)

dan penerimaan dari sumber daya alam.

b) Dana Alokasi Umum

Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang berasal APBN,

yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan keuangan antar

daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluarannya daklam

rangka pelaksanaan desentralisasi.

c) Dana Alokasi Khusus

Dana Alokasi Khusus ( DAK ) adalah dana yang dialokasikan

kepada daerah untuk membantu kebutuhan khusus tertentu .

Page 55: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

55

Kebutuhan khusus menggunakan kriteria yaitu kebutuhan yang

tidak dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus Dana

Alokasi Umum dan atau kebutuhan yang merupakan komitmen

atau prioritas nasional.

3) Lain-lain Pendapatan yang Sah

Lain-lain penerimaan daerah yang sah, antara lain bersumber dari

hibah, dana darurat dan penerimaan lainnya sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Hibah merupakan bantuan berupa

uang, barang, dan/atau jasa yang berasal dari Pemerintah, masyarakat dan

badan usaha dalam negeri atau luar negeri. Pendapatan dana darurat

merupakan bantuan Pemerintah dari APBN kepada pemerintah daerah

untuk mendanai keperluan mendesak yang diakibatkan peristiwa tertentu

yang tidak dapat ditanggulangi APBD.

L. Peranan Industri Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah

Pariwisata merupakan hubungan yang ditimbulkan oleh kegiatan

perjalanan dan berdiamnya orang–orang yang bukan merupakan penduduk

setempat dengan syarat tidak menetap didaerah tersebut dan melakukan

pekerjaan yang dapat menghasilkan upah. Salah satu sumber dari pendapatan

yang nantinya digunakan untuk membiayai kegiatan yang dilakukan oleh

pemerintah daerah adalah pendapatan wisata, sehingga pandapatan wisata

diharapkan dapat untuk membantu pemerintah dalam melancarkan progam–

progam pemerintah yang telah disusun serta diharapkan dapat melancarkan

pembangunan yang dikerjakan oleh pemerintah daerah (Soekadijo, 2000).

Page 56: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

56

Untuk meningkatkan penerimaan dari pendapatan wisata harus

dilakukan dengan cara menggali potensi–potensi sumber pendapatan wisata

yang ada pada daerah tersebut. Industri pariwisata merupakan bagian yang

melibatkan berbagai macam kegiatan seperti obyek wisata pantai yang

menyumbang retribusi, atraksi wisata dan hiburan serta pendukung kegiatan

pariwisata seperti penginapan, biro perjalanan wisata, rumah makan atau

restoran, dan lain-lain. Berkembangkan pariwisata akan berdampak terhadap

sektor lain seperti pertanian, kerajinanan rakyat, usaha kecil dan sektor lainya.

Perkembangan pariwisata selain akan meningkatkan penerimaan dari sektor

pariwisata juga akan meningkatkan aktifitas di luar sektor pariwisata yang

akhirnya akan menambah peningkatan pendapatan masyarakat dan

penerimaan pendapatan pariwisata.

Kedatangan para wisatawan baik dalam negeri maupun manca

negara untuk berwisata akan meningkatkan pendapatan dari sektor pariwisata,

karena para wisatawan sudah pasti akan menggunakan fasilitas ditempat atau

obyek wisata seperti hotel, biro perjalanan dan lain–lain. Hal ini sesuai dengan

tujuan pembangunan bidang pariwisata yaitu untuk meningkatkan pendapatan

dari sektor industri pariwisata. Pariwisata memberikan sumbangan secara

langsung kepada kemajuan suatu daerah yaitu terhadap usaha pembuatan dan

perbaikan jalan, terminal, jembatan, sarana kesehatan dan kebersihan dan

lain–lain. Semuanya itu dapat memberiakan manfaat bagi masyarakat disekitar

tempat atau obyek wisata maupun bagi para wisatawan yang berkunjung.

Page 57: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

57

Industri pariwisata selain membutuhkan fasilitas–fasilitas

pariwisata juga membutuhkan sarana yang bersifat pelayanan umum seperti

listrik, air bersih, tempat olah raga, bank, telekomunikasi dan lain–lain.

Dengan sarana tersebut maka akan timbul pengenaan pajak dan retribusi baik

secara langsung maupaun tidak langsung. Dengan berkembangnya pariwisata

maka pajak dan retribusi yang masuk kedaerah tersebut akan semakin

meningkat, yang dapat membantu pemerintah daerah sebagai masukan yang

semuanya itu digunakan untuk membiayai kegiatan serta pembangunan pada

daerah atau wilayah tersebut.

M. Keuntungan Dan Kerugian Industri Pariwisata

Pariwisata masa kini adalah produk dari kemajuan sosial. Dengan

pengelolaan yang sehat serta pengertian yang tepat ,maka pariwisata bisa

merupakan wahana yang baik dalam mencapai kemajuan sosial, serta

hubungan damai antara bangsa-bangsa di dunia. Pariwisata memberikan

pengaruh besar pada peningkatan serta pemerataan pendapatan penduduk

setempat, disamping sering berperan pula sebagai katalisator kemajuan sosial

(Spillane, 1987)

Adapun keuntungan-keuntungan yang diperoleh dengan adanya

industri pariwisata sebagai berikut :

1. Membuka kesempatan kerja.

2. Menambah pemasukan atau pendapatan daerah.

Page 58: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

58

3. Menambah devisa negara.

4. Merangsang pertumbuhan kebudayaan asli Indonesia.

5. Menunjang gerak pembangunan di daerah.

Namun ada beberapa pihak yang ragu-ragu akan keuntungan

pariwisata dan pengaruhnya terhadap pembangunan, terutama penduduk di

negara-negara yang sedang berkembang yang mayoritas miskin dan tertindas

oleh penguasa setempat. Mereka harus puas dengan keuntungan apa saja dari

program-program pemerintah seperti halnya industri pariwisata (Spillane,

1987)

Adapun kerugian-kerugian yang diperoleh dengan adanya industri

pariwisata sebagai berikut :

1. Sumbangan terhadap Neraca Pembayaran tidak setinggi yang

diharapkan.

2. Pariwisata merusak lingkungan.

3. Pariwisata dimiliki para pemodal asing.

4. Terjadinya pencurian benda-benda kuno.

5. Berubahnya tujuan kesenian dan upacara tradisional.

6. Timbulnya industri sex.

N. Penelitian Terdahulu

Berikut ini hasil penelitian sejenis mengenai pariwisata yang

diambil dari penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut :

a. Analisis kegiatan industri pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah di

Daerah Istimewa Yogyakarta oleh Andre Yosrizal tahun 2004. Dalam

Page 59: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

59

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah wisatawan,

jumlah angkutan pariwisata, tingkat hunian kamar dan jumlah restoran dan

rumah makan terhadap pendapatan pariwisata di Daerah Istimewa

Yogyakarata. Alat analisis yang digunakan yaitu Analisis Regresi Semi Ln

dari hasil diketahui bahwa uji t yang dilakukan bahwa variabel yang

mempunyai pengaruh tidak penting atau tidak signifikan adalah jumlah

wisatawan, jumlah angkutan wisata sedangkan variabel jumlah restoran

dan rumah makan dan tingkat hunian kamar mempunyai pengaruh yang

signifikan pada t tabel a : 10% dan N : 10. Dari hasil uji F diketahui

bahwa semua variabel secara bersama – sama mempunyai pengaruh yang

penting atau signifikan pada F tabel a : 10 % N : 10 dan K : 4, nilai R 2

diketahui sebesar 0,749131. Dari uji Asumsi Klasik diketahui bahwa baik

dari uji Multikolinieritas dan Heterokedastisitas tidak terjadi masalah

keduanya hanya saja pada uji Multikolinieritas antara variabel jumlah

restoran dan rumah makan dan variabel jumlah angkutan wisata ada

Multikolinieritas sedangkan pada uji autokorelasi terletak pada daerah

ragu–ragu.

b. Analisis sumbangan sektor pariwisata terhadap pendapatan asli daerah di

kabupaten Karanganyar oleh Meika Fatmawati tahun 2005. Dalam

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah

wisatawan, arus kendaraan dan jumlah kamar terhadap pendapatan

pariwisata di kabupaten Karanganyar. Alat analisis yang digunakan yaitu

uji regresi Log Linier hasilnya adalah sebagai berikut uji t diketahui bahwa

Page 60: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

60

variabel jumlah wisatawan mempunyai pengaruh signifikan sedangkan

variabel arus kendaraan dan jumlah kamar tidak signifikan padaa : 5 % .

Uji F bahwa semua koefisien regresi tersebut secara signifikan

berpengaruh padaa : 5 % nilai R 2 diketahui sebesar 0,223124. Dari uji

Asumsi Klasik uji Multikolinieritas hanya antara variabel jumlah kamar

dan jumlah wisatawan yang tidak terjadi masalah Multikolinieritas. Pada

uji Heterokedastisitas semua variabel terdapat masalah Heterokedastisitas

dan pada uji autokorelasi disimpulkan tidak ada masalah autokorelasi.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian dilakukan dengan mengambil lokasi di Kabupaten

Klaten yang memiliki obyek pariwisata, sehingga dapat dilihat dan diteliti

seberapa jauh kontribusinya terhadap Pendapatan Pariwisata di Kabupaten

Klaten.

B. Data Dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data skunder

berupa data time series dengan sampel yang diteliti dari Januari Tahun

Page 61: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

61

1997 sampai Desember 2007 data diperoleh dari instansi atau dinas yang

berhubungan dengan judul penelitian yaitu dinas pariwisata dan

kebudayaan, BPS, dinas pendapatan daerah dan instansi yang terkait

lainnya. Selain itu data juga diperoleh dari membaca buku, referensi atau

informasi yang berkaitan dengan tema atau judul penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian

ini adalah :

1. Studi Pustaka

Yaitu teknik untuk mengumpulkan data skunder dari dinas atau

instansi yang terkait dengan masalah yang diteliti selain itu juga

membaca dari literatur atau sumber yang lain yang berhubungan

dengan permasalahan penelitian.

2. Observasi

Yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung pada obyek

daerah penelitian yaitu tempat – tempat wisata yang ada di Kabupaten

Klaten untuk mendapatkan gambaran jelas mengenai obyek wisata di

Kabupaten Klaten.

D. Variabel Penelitian

1. Pendapatan Pariwisata

Pendapatan Pariwisata adalah bagian dari Pendapatan Asli Daerah

yang berasal dari kegiatan kepariwisataan, seperti retribusi obyek

Page 62: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

62

rekreasi dan olah raga, pajak hotel dan restoran, pajak hiburan, dan

lainnya dengan satuan rupiah.

2. Jumlah Wisatawan

Jumlah Wisatawan adalah semua orang dari dalam maupun luar negeri

yang datang ke lokasi wisata dengan tujuan menikmati dari kunjungan

tersebut, diketahui dari tiket yang terjual, dengan satuan orang.

3. Arus Kendaraan

Arus Kendaraan adalah banyaknya kendaraan yang masuk ke lokasi

obyek pariwisata dengan mengetahui dari tiket masuk kendaraan, baik

itu roda dua maupun roda empat. Dalam satuan unit.

4. Tingkat Hunian Kamar

Tingkat Hunian Kamar adalah prosentase kamar yang dihuni / dipakai

tamu terhadap jumlah kamar yang tersedia.Tingkat hunian kamar

dihitung berdasarkan jumlah kamar yang dihuni / dipakai tamu dibagi

dengan banyaknya kamar yang tersedia, dikali dengan 100 %, dengan

satuan persen.

E. Tehnik Analisis

1. Uji Hipotesis I

Untuk mengetahui apakah variable seperti jumlah wisatawan ,arus

kendaraan, dan jumlah kamar mempunyai pengaruh yang positif

terhadap pendapatan pariwisata, digunakan uji regresi Linear Double Log

sebagai berikut:

Page 63: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

63

㿸柜PP=bo + b ₁㿸柜WISt + b 2㿸柜AKt + b 3㿸柜THKt + ei ...................(1.1)

Dimana :

PPt = Pendapatan Pariwisata pada periode t

WISt = Jumlah wisatawan pada periode t

AKt = Arus kendaraan ke lokasi obyek wisata pada

periode t

THKt = Tingkat hunian kamar hotel di Kabupaten Klaten

periode t

ei = Residu

b 0 = Konstanta atau intersep

b 1,b 2, b 3,b 4= Koefisien jangka panjang

a) Uji Statistik

Uji Statistik terdiri dari pengujian secara individual, pengujian

secara serentak dan uji koefisien determinasi.

1. Pengujian secara individual (Uji t)

Uji t adalah pengujian untuk mengetahui besarnya pengaruh

variabel-variabel independent terhadap variabel dependen secara

Page 64: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

64

sendiri-sendiri dengan menganggap variabel lain tetap dan

konstan.

Dalam uji t ini digunakan hipotesis sebagai berikut :

a. Ho : β1 = 0 variabel independent secara individu tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ha : β1 ≠ 0 variabel independent secara individu berpengaruh

terhadap variabel dependen.

b. Nilai t hitung diperoleh dengan rumus (Gujarati, 1995) :

( )1

1

bb

Set = ....................................................................... (1.2)

Dimana :

β = Koefisien regresi

Se (β1) = Standar error koefisien regresi

c. t tabel → t α/2; n-k

Dimana :

α = Derajat signifikansi

n = Jumlah observasi/ sampel

k = Jumlah variabel

t tabel

( α/2 ; n-k )

-t tabel ( α/2 ; n-k )

Daerah tolak Daerah tolak

Daerah diterima

Page 65: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

65

Gambar 3.1 Daerah Terima dan Tolak Uji t

d. Kriteria pengujian

i. Apabila hasil penghitungan menunjukkan nilai t hitung

lebih besar dari t tabel, maka Ho ditolak yang berarti

variabel independen berpengaruh nyata terhadap variabel

dependen.

ii. Sebaliknya apabila t hitung lebih kecil dari t tabel, maka Ho

diterima yang berarti variabel independen tidak

berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

2. Pengujian Uji Serentak (Uji F)

Uji F dimaksudkan untuk mengetahui apakah secara

serentak variabel independen berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel dependen.

Langkah-langkahnya sebagai berikut :

(1) Menentukan hipotesa :

Ho : β1 = β2 = β3 = 0

Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0

(2) Menentukan nilai F hitung dengan rumus :

Page 66: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

66

( )( ) ( )KNR

KRFhit

---

=2

2

1

1

Dimana :

R² = koefisien determinasi

K = banyaknya variabel

N = banyak data atau observasi

(3) Menentukan tingkat signifikasi sehingga diperolah nilai F-

tabel. Membandingkan F hit dengan F tabel :

(a) Jika F hit < F tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak,

Artinya variabel-variabel independen tidak mempengaruhi

variabel dependen secara signifikan.

(b) Jika F hit >F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima,

Artinya variabel – variabel independen secara signifikan

mempengaruhi variabel dependen.

3. Koefesien Determinasi ( R²)

Apabila estimansi koefesien determinasi semakin besar

(mendekati 100%) menunjukan bahwa hasil estimansi akan

mendekati keadaan yang sebenarnya , atau variabel yang di pilih

dapat menerangkan dengan baik variabel terikatnya atau

sebaliknya.

b) Uji Asumsi Klasik

Page 67: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

67

1. Heteroskedastisitas

Diuji untuk mengetahui varian dari variabel ganguan

(disturbance term) mempunyai penyebaran yang sama atau

berbeda. Heteroskedastisitas adalah suatu kondisi dimana varian

setiap variabel independen tertentu tidak bernilai konstan yang

sama dengan 徽²(varian).

Cara mendeteksi adalah : dengan menggunakan uji Park

yakni dengan melogkan nilai e² (residu/ disturbance term

dikuadratkan). Kemudian di regres dengan variabel-variabel

independen. Pernyataan-pernyataan tersebut bisa ditulis :

㿸柜 ei2 = a +慌㿸柜X1 +慌₁ Ln X2 + ......+ Ui

Kondisi Heteroskedastisitas diderita jika dari regresi

tersebut nilai t individual terbukti signifikan (t hitung < t tabel).

2. Multikolinearitas

Yakni adanya kesempurnaan, atau ketepatan, hubungan linear

diantara beberapa atau semua variabel penjelas dari model regresi

Page 68: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

68

(Gujarati, 1995). Untuk menguji ada tidaknya multikonearitas pada

model, pertama menggunakan metode Klein, yakni

membandingkan nilai r²xi, xj (korelasi antar masing-masing

variabel) dengan nilai R2y.xi xj…..xn (koefisien determinasi).

Multikolinearitas dianggap sebagai masalah bila :

r2 xi, xj > R2y. xi, xj ……..xn

3. Autokorelasi

Autokorelasi menunjukan korelasi atau hubungan antara

anggota gangguan serangkaian observasi yang diurutkan, bisa

menurut waktu seperti data dalam deret waktu atau menurut suatu

tempat seperti data dalam cross sectional.

Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi digunakan Uji

Durbin Watson. Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai d

yang diperoleh dari hasil regresi dengan batas bawah uji d (dl) dan

batas atas uji d (du) dalam tabel statistic Durbin Warson (Gujarati,

1995).

Tidak ada korelasi

Autokorelasi positif

Ragu-ragu

Ragu-ragu

Autokorelasi negatif

4 - d U 4 - d L d U d L

Page 69: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

69

Apabila Ho menyatakan tidak ada autokorelasi maka:

d < dI = menolak Ho dan menerima adanya Autokorelasi

Positif

d > (4-dI) = menolak Ho dan menerima adanya Auto korelasi

Negatif

du<d<(4-du) = menerima Ho ,tidak terjadi autokorelasi

dI ≤d ≤ = tidak meyakinkan (ragu-ragu)

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

1. Luas dan letak Geografis

Kabupaten Klaten yang juga dikenal dengan Kabupaten Seribu Candi,

merupakan salah satu dari 35 kabupaten di propinsi Jawa Tengah. Kabupaten

Klaten terbentang diantara Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kota Surakarta

yang dilewati jalan raya Yogya- Solo.

Jika dilihat dari garis bujur dan garis lintang, maka kabupaten Klaten

terletak antara 110 26’14’’ Bujur Timur dan 110 47’51’’ Bujur Timur, serta

7 32’19’’ Lintang Selatan dan 7 48’33’’ Lintang Selatan. Ketinggian rata- rata

511 meter diatas permukaan laut serta beriklim tropis dengan temperatur 22 -

31 . Batas- batas wilayah Kabupaten Klaten adalah sebagai berikut :

Page 70: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

70

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Boyolali.

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo.

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Gunung

Kidul (DI Yogyakarta).

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Sleman ( DI

Yogyakarta).

Luas wilayah Kabupaten Klaten adalah 65.556 Ha yang terbagi dalam 26

kecamatan ,terdiri dari 391 desa dan 10 kelurahan. Pada Tahun 2005 dari

65.556 Ha luas Kabupaten Klaten, 51,05% (33.467 Ha) merupakan lahan sawah

dan 48,95% ( 32.089 Ha) merupakan lahan bukan sawah.

Namun seiring dengan perkembangan keadaan, terjadi perubahan

penggunaan dari lahan pertanian ke non pertanian di Tahun 2007. Hal ini

ditunjukkan dari luas sawah yang mengalami penurunan sebesar 0,08%

sedangkan lahan bukan sawah mengalami kenaikan sebesar 0,08%. Perubahan

terbesar digunakan untuk bangunan dan industri.

Berdasarkan data BPS (2007: 6), banyaknya hari hujan dari bulan Januari

sampai dengan Desember 2006 adalah 85 hari dengan rata- rata curah hujan

275 Mm, curah hujan tertinggi pada bulan Januari dan bulan Desember.

Letak ketinggian dari permukaan laut, terbagi menjadi tiga ketinggian

yaitu :

a) 3,72% terletak diantara ketinggian 0- 100 meter diatas permukaan laut.

b) 83,52% terletak diantara ketinggian 100- 500 meter diatas permukaan

laut.

Page 71: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

71

c) Sisanya yaitu12,76% , terletak diantara ketinggian 500- 2500 meter

diatas permukaan laut.

Untuk jenis tanah dan persebarannya, Kabupaten Klaten tersusun dari

lima macam tanah, antara lain :

a) Litosol : terdapat di daerah kecamatan Bayat

b) Regosol : terdapat di daerah kecamatan Cawas, Trucuk, Kalikotes,

Kebonarum, Karangnongko, Ngawen, Ceper, Pedan, Karangdowo,

Juwiring, Wonosari, Delanggu, Pulonharjo, Karanganom, Tulung dan

Jatianom.

c) Grumosol kelabu tua : terdapat di daerah Kecamatan Bayat, Cawas

sebelah selatan.

d) Regosol kelabu dan kelabu tua: terdapat di daerah kecamatan Klaten

Tengah dan Kalikotes sebelah selatan.

e) Regosol coklat keabuan: sebanyak 20 desa, sedangkan yang paling

sedikit adalah Kecamatan Kalikotes dan terdapat di daerah kecamatan

Kemalang, Manisrenggo, Prambanan, Jogonalan, Gantiwarno dan

Wedi.

Secara Administratif, Kabupaten Klaten terbagi dalam 26 kecamatan, 391

desa dan 10 kelurahan. Kecamatan dengan jumlah desa terbanyak adalah

Kecamatan Cawas yaitu Kecamatan Kebonarum masing- masing 7 desa. Dalam

lingkup Kabupaten Klaten semua desa termasuk dalam klasifikasi desa

swasembada.

Page 72: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

72

Tabel 4.1 Pembagian Wilayah Administrasi Kepemerintahan Kabupaten Klaten Tahun 2007

KECAMATAN DESA DUKUH OBYEK WISATA

POTENSI JUMLAH

01. Prambanan 16 183 Alam 6

02. Gantiwarno 16 149

03. Wedi 19 178

04. Bayat 18 228 Alam 1

Buatan 1

Budaya 2

05. Cawas 20 238

06. Trucuk 18 171 Budaya 1

07. Kalikotes 7 99

08. Kebonarum 7 65 Buatan 2

09. Jogonalan 18 202 Buatan 1

10. Manisrenggo 16 252

11. Karangnongko 14 35 Alam 1

12. Ngawen 13 124

13. Ceper 18 42

14. Pedan 14 151

15. Karangdowo 19 161

16. Juwiring 19 208

17. Wonosari 18 149

18. Delanggu 16 37 Budaya 1

19. Polanharjo 18 44 Alam 1

Page 73: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

73

20. Karanganom 19 48 Alam 1

21. Tulung 18 185 Alam 1

22. Jatianom 17 207 Budaya 1

23. Kemalang 13 214 Budaya 1

Alam 1

24. Klaten Selatan 11 112 Budaya 2

25. Klaten Tengah 3 97 Budaya 1

26. Klaten Utara 6 124

Jumlah 391 3703

Sumber : BAPEDA Kabupaten Klaten

Tabel 4.2 Luas Daerah, Jarak Terdekat ke Obyek Wisata KECAMATAN Luas daerah Jarak dari Kota Kabupaten

(Ha) ke Obyek Wisata (Km)

01. Prambanan 2.443 ± 15

02. Gantiwarno 2.564 ± 13

03. Wedi 2.438 ± 23

04. Bayat 3.943 ± 8

05. Cawas 3.447 ± 32

06. Trucuk 3.381 ± 15

07. Kalikotes 1.300 ± 6

08. Kebonarum 966 ± 6

09. Jogonalan 2.670 ± 5

10. Manisrenggo 2.696 ± 25

11. Karangnongko 2.674 ± 10

12. Ngawen 1.697 ± 7

13. Ceper 2.445 ± 7

14. Pedan 1.917 ± 12

15. Karangdowo 2.923 ± 15

16. Juwiring 2.979 ± 15

17. Wonosari 3.114 ± 25

18. Delanggu 1.878 ± 15

19. Polanharjo 2.384 ± 10

20. Karanganom 2.406 ± 8

Page 74: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

74

21. Tulung 3.200 ± 17

22. Jatianom 3.553 ± 12

23. Kemalang 5.166 ± 25

24. Klaten Selatan 1.444 ± 5

25. Klaten Tengah 890 0

26. Klaten Utara 1.038 ± 5

Sumber : Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten

2. Sosial

a. Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Klaten tahun 2007 sebesar 1.286.058 jiwa.

Seiring dengan jumlah penduduk yang terus bertambah, maka kepadatan

penduduk dalam kurun waktu 5 Tahun terakhir juga menunjukkan

kecenderungan naik. Pada tahun 2002 kepadatan penduduk sebesar 1.930

jiwa/Km² sekarang sudah menjadi 1.962 jiwa/Km². Kepadatan penduduk

terbesar ada di Kecamatan Klaten Tengah yakni sebesar 4.883 jiwa/Km²,

sedang Kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah ada di Kecamatan

Kemalang, yakni sebesar 676 jiwa/Km².

b. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha yang ditujukan untuk meningkatkan

kecerdasan, kemampuan dan memperbaiki mutu kehidupan seluruh warganya.

Upaya Pemerintah dalam usaha meningkatkan dan memperluas fasilitas

pendidikan ternyata sangat besar pengaruhnya terhadap kondisi pendidikan

didaerah. Adapun penduduk yang bersekolah secara umum mengalami

Page 75: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

75

fluktuasi, hal ini dapat dilihat dari jumlah murid dari berbagai jenjang

pendidikan yang mengalami kenaikan dan penurunan.

Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Klaten, pada Tahun 2007 jumlah SD Negeri sebanyak 778 buah, SD Swasta

sebanyak 18 buah, SLTP Negeri sebanyak 65 buah, SLTP Swasta 45 buah,

jumlah SMU Negeri sebanyak 16 buah, jumlah SMU Swasta sebanyak 16 buah,

jumlah SMK Negeri sebanyak 9 buah, jumlah SMK Swasta sebanyak 17 buah.

Selanjutnya, jumlah murid SD Negeri sebanyak 105.906, dengan guru

sebanyak 8.233 orang. Jumlah murid SD Swasta sebanyak 4.055, dengan guru

sebanyak 236 orang. Jumlah murid SMP Negeri sebanyak 41.340, dengan guru

sebanyak 3.020 orang. Jumlah murid SMP Swasta sebanyak 9.094, dengan guru

sebanyak 845 orang. Jumlah murid SMU Negeri sebanyak 12.145, dengan guru

sebanyak 975 orang. Jumlah murid SMU Swasta sebanyak 3.602, dengan guru

sebanyak 384 orang. Jumlah murid SMK Negeri sebanyak 6.212,dengan guru

sebanyak 516 orang. Jumlah murid SMK Swasta sebanyak 7.902, dengan guru

sebanyak 560 orang.

Selain fasilitas tempat belajar, sarana pendukung lainnya yang juga

penting adalah ketersediaan tenaga pengajar. Secara umum ratio murid terhadap

guru dari tahun ke tahun penurunanya tidak banyak, sehingga dapat dikatakan

ketersediaan guru dalam menunjang pendidikan relatif stabil.

c. Kesehatan

Berdasarkan data dari dinas Kesehatan Kabupaten Klaten, pada Tahun

2007 jumlah fasilitas kesehatan yang ada terdiri dari 1 Rumah Sakit Negeri, 1

Page 76: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

76

Rumah Sakit Jiwa Negeri, 1 Apotek Daerah, 1 Toko Obat Berijin, 1 Balai

Pengobatan Penyakit Paru- Paru, 34 Puskesmas/ Balai Pengobatan, 81

Puskesmas Pembantu, 10 Puskesmas berfasilitas rawat inap, 11 Balai

pengobatan Swasta, 6 Rumah Bersalin Swata, 25 Apotek Swasta. Sementara itu

tenaga kesehatan yang tersedia terdiri dari Dokter Umum sebanyak 25 orang,

Dokter Gigi sebanyak 6 orang, Dokter Spesialis sebanyak 9 orang. Bidan

sebanyak 95 orang dan Perawat kesehatan sebanyak 271 orang.

d. Agama

Pembangunan dibidang kehidupan beragama dan kepercayaan kepada

Tuhan Yang Maha Esa diarahkan agar mampu meningkatkan kualitas umat

beragama, sehingga tercipta suasana kerukunan hidup yang erat. Di Kabupaten

Klaten pada Tahun 2007 terdapat 6 sarana tempat beribadah, terdiri dari Masjid

2.271 buah, Musholla 1.894 buah, Gereja Katholik 52 buah, Gereja Kristen 100

buah, Pura 45 buah, Vihara 4 buah.

e. Perhubungan

Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum dan Lalu lintas Angkutan

Jalan Kabupaten Klaten, panjang jalan di Kabupaten Klaten adalah sebesar

776,96 kilometer. Jenis permukaan jalan yang ada sebagian besar diaspal yakni

sebesar 88,58%, sedangkan sisanya sebesar 8,26% merupakan jalan tanah.

Kondisi jalan dalam keadaan sedang yaitu sepanjang 195,72 kilometer. Yang

patut dicermati ada sepanjang 319, 31 kilometer atau sebesar 41,10% ada dalam

keadaan rusak. Selain jalan Kabupaten, jalan desa yang ada di Kabupaten

Klaten sepanjang 2.171,036 kilometer.

Page 77: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

77

Berdasarkan data dari BAPEDA Kabupaten Klaten, jumlah kendaraan

bermotor pada Tahun 2007 sebanyak 9.012 unit, yang terdiri dari 8.397

kendaraan pribadi dan 615 kendaraan umum. Bidang perhubungan ini terkait

langsung dengan bidang Pariwisata, dengan adanya sarana transportasi jalan

yang terus dikembangkan dan dikelola secara lebih baik, akan membantu

kelancaran wisatawan berkunjung kelokasi wisata sehingga perkembangan

industri pariwisata lebih meningkat ke arah yang lebih baik dari tahun ke tahun

sesuai dengan berkembangnya bidang perhubungan.

Tabel 4.3 Keadaan dan Status Jalan Kabupaten Klaten Tahun 2007

KEADAAN PANJANG JALAN PRESENTASE (Km)

I. Jenis Permukaan

a. Diaspal 688,24 88,58

b. Kerikil

c.Tanah 88,72 11,42

d. Tidak dirinci

Jumlah 776,96 100

II. Kondisi Jalan

a. Baik 109,59 14,1

b. Sedang 195,72 25,19

c. Rusak 319,31 41,1

d. Rusak Berat 152,34 19,61

Jumlah 776,96 100

III. Kelas Jalan

a. Kelas I

b. Kelas II

c. Kelas III

d. Kelas IIIA

e. Kelas IIIB

f. Kelas IIIC 688,24

g. Kelas IV 88,72 88,58

h. Kelas tidak dirinci 11,42

Jumlah 776,96 100

Page 78: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

78

Sumber : Kantor BAPEDA Kabupaten Klaten

f. Pariwisata

Sejalan dengan otonomi daerah, pengembangan sektor pariwisata pada

saat ini semakin penting. Selain untuk meningkatkan pendapatan daerah, juga

dapat dimanfaatkan untuk memperluas kesempatan kerja. Terlebih Kabupaten

Klaten yang lebih dikenal sebagai Kabupaten seribu candi, sektor pariwisata

merupakan sektor yang cukup potensial untuk dikembangkan.

Jumlah pemasukan dari obyek wisata cenderung mengalami kenaikan.

Pada tahun 2007 jumlah total pemasukkan mengalami kenaikan cukup besar,

yaitu Rp. 425.000.000. uang masuk obyek wisata paling banyak dari kolam

renang dan pemancingan, yaitu sebesar Rp. 193.350.000 atau sebesar 45,50%

dari total penerimaan. Kenaikan jumlah uang masuk ternyata sejalan dengan

kenaikan jumlah pengunjung ke obyek wisata. Total jumlah pengunjung tahun

2007 sebesar 378.928 orang. Jumlah pengunjung terbanyak dari kolam renang

dan pemancingan, yaitu sebesar 212.781 orang.

Pengembangan sektor pariwisata tidak terlepas dari usaha akomodasi.

Pada tahun 2007 jumlah hotel yang ada di Kabupaten Klaten sebanyak 38 hotel,

mengalami kenaikan dibandingkan dengan Tahun 2006. Dari jumlah tersebut

seluruhnya merupakan hotel melati. Sedangkan jumlah tamu yang menginap

dan kamar yang terjual tidak mengalami penurunan bila dibandingkan dengan

tahun 2006. Sedangkan tingkat hunian juga tidak mengalami kenaikan, berarti

lama tamu dihotel juga tetap.

B. Tinjauan mengenai industri pariwisata

Page 79: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

79

1. Keadaan Dan Potensi Kepariwisataan

Kota Klaten terletak diantara dua kota budaya, yaitu Surakarta dan

Yogyakarta. Kota Klaten terdapat bermacam- macam obyek wisata, sarana

wisata, kesenian tradisional, upacara tradisional dan lain sebagainya yang

cukup potensial dan juga merupakan pintu gerbang sebelah selatan obyek

wisata yang terdapat di Jawa Tengah.

Penyelenggaraan kepariwisataan merupakan perangkat yang sangat

penting didalam pembangunan daerah dalam otonomi daerah saat ini, untuk

dapat menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan dan meratakan

pendapatan masyarakat serta memperkenalkan seni budaya daerah dan hasil-

hasil kerajinan daerah untuk dapat dipasarkan kepada wisatawan, baik

wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara.

Kabupaten Klaten mempunyai kedudukan dan potensi yang cukup kuat,

dilihat dari letak dan kondisi geografis Kabupaten Klaten yang cukup bervariasi

dari daerah yang beriklim sejuk sampai dengan dataran rendah dengan potensi

alam yang cukup memikat terutama dengan tersedianya sumberdaya air yang

cukup melimpah.

2. Potensi Wisata Alam

Obyek wisata alam merupakan obyek dan daya tarik yang berhubungan

dengan lingkungan alam, potensi- potensi wisata alam yang telah ada dan

dilengkapi oleh sarana penunjang obyek wisata yang berada di Kabupaten

Klaten antara lain adalah :

a. Deles Indah

Page 80: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

80

Deles Indah merupakan obyek wisata yang terletak di lereng kaki gunung

Merapi, sebelah timur ± 25 Km dari kota Klaten, Deles berada diwilayah desa

Sidorejo, Kecamatan Kemalang, dengan ketinggian antara 800m- 1.300m diatas

permukaan laut.deles mempunyai potensi spesifik suasana pemandangan alam

pegunungan.

Dari obyek wisata Deles dapat dilihat pemandangan puncak Merapi

dengan nyata, pemandangan kota Klaten yang dihiasi dengan cerobong

perusahaan gula Gondang Baru dan perusahaan Ceper Baru dengan

berselendangkan Rowo Jombor dengan jajaran gunung kapurnya merupakan

panorama yang indah.

Di sekitar Deles Indah ini dikenal pula beberapa peninggalan bersejarah

dan juga tempat rekreasi khusus, antara lain :

a) Bekas Pesanggrahan Sunan Paku Buwono X

Menurut cerita tahun ± 1938 Sunan Paku Buwono X bertapa/ bersemedi

di tempat tersebut dengan maksud memohon kepada Tuhan agar letusan

gunung Merapi tidak menembus ke arah timur pesanggrahan.

Pesanggarahan ini sekarang dinamakan pesanggrahan Gubernur

Muchtar.

b) Makam Kyai Mloyopati

Sebagai tempat ziarah atau nyepi yang ramai dikunjungi masyarakat

Kemalang dan sekitarnya.

c) Sendang Kali Reno

Sendang Kali Reno mempunyai warna air yang berwarna- warni.

Page 81: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

81

d) Taman Rekreasi Ngajaran

Taman ini terletak pada hutan akasia di sebelah barat dan utara

Pesanggrahan Paku Buwono X dan juga terletak disepanjang jalan

menuju bukit Petung, taman ini sangat cocok sebagai tempat rekreasi dan

camping.

e) Gua Sapuangin

Gua ini mempunyai kedalaman ± 8 meter dan didalamnya terdapat

beberapa gua yang terdapat di bawah bukit pring cendani.

b. Rowo Jombor

Rowo Jombor terletak didesa Krakitan, Kecamatan Bayat yang

dilatarbelakangi oleh pegunungan kapur. Jaraknya ± 8 Km ke arah tenggara

dari kota Klaten, luas kawasan 198 Ha, kedalaman 4,5 meter dengan daya

tampung 4.000.000 m³. Menurut cerita penduduk sejak dahulu kala ada upacara

getekan di Rowo Jombor tersebut yang bertepatan dengan upacara Syawalan di

Sendang Bulus jimbung dan sampai sekarang banyak dikunjungi oleh

wisatawan.

Di lingkungan obyek wisata Rowo Jombor terdapat juga obyek wisata

lain, yaitu:

a) Taman rekreasi anak- anak di Bukit Sidoguro

b) Gua Kendil dan Gua Payung

Yaitu gua alam yang berbentuk kendil dan payung yang terletak di

sebelah selatan bukit Sidoguro.

c) Sendang Bulus Jimbung

Page 82: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

82

Sendang ini terletak di desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes, luas

sendang 72 m², luas kawasan 1.000 m². Dihuni bulus yang bernama nyi

dan ki Poleng, tempat ini digunakan untuk kegiatan upacara tradisional

Syawalan.

c. Gunung Watu Prahu

Gunung ini merupakan salah satu obyek wisata yang mempunyai jarak

dari kota Klaten ± 15 Km, terletak di gunung Gajah, Kecamatan Bayat. Obyek

wisata ini mempunyai potensi spesifik suasana alam pegunungan dan

pemandangan alam, menurut hasil penyelidikan dari Dinas Archeologi

Bandung, gunung Watu Prahu berumur ±160.000 tahun dan terdapat fosil- fosil

dan bermacam batuan. Dinamakan gunung Watu Prahu karena mempunyai ciri

khas berbentuk seperti perahu, obyek ini merupakan daerah yang dilindungi

kelestariannya.

d. Gua Suran

Sebuah gua yang terletak di kalurahan Jatianom, Kecamatan Jatianom.

Gua ini dipergunakan sebagai tempat sujud dan semedi Kyai Ageng Gribig

pada waktu belum bisa membuat masjid. Gua berbentuk leter L dengan

kedalaman ± 4 meter. Disamping gua terdapat sendang Suran sebagai tempat

wudhu Kyai Ageng Gribig. Lokasi ini sekarang dipergunakan untuk tempat

penyebaran apem yang dilakukan tiap- tiap bulan Syapar, disamping itu juga

terdapat :

a) Gua Belan, merupakan terowongan yang kedalamannya ± 8 meter

b) Sendang Plampeyan

Page 83: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

83

c) Taman rekreasi anak- anak di Plampeyang, disebelah selatan makam

Kyai ageng Gribig.

e. Sumber Air Ingas

Obyek wisata Sumber Air Ingas memiliki luas ± 15.000 m², terbentang di

pinggiran kali busur yang mengalir dari utara keselatan, sehingga pengunjung

yang akan memasuki obyek wisata ini harus meniti jembatan gantung yang

justru merupakan daya tarik sendiri dari obyek- obyek wisata yang lain. Sumber

Air Ingas dengan panorama alamnya yang sejuk dan indah, juga terdapat kolam

renang, warung- warung untuk santai serta tempat peristirahatan yang teduh.

Obyek wisata ini sangat ramai apabila menjelang bulan puasa tiba,

banyak pengunjung yang melakukan padusan di obyek ini dengan kepercayaan

bahwa puasanya akan lancar. Jaraknya adalah ± 17 Km ke arah utara dari kota

Klaten. Terletak di desa Cokro Kecamatan Tulung, luasnya 15.000 m².

f. Pemandian atau Sendang

Kabupaten Klaten juga memiliki banyak obyek wisata pemandian atau

sendang yang berasal dari mata air, diantaranya :

a) Pemandian Lumban Tirto

Terletak di desa Daleman, Kecamatan Tulung, jarak dari kota klaten ± 17

Km, luasnya 200m² , fungsinya sebagai kolam renang.

b) Pemandian Jolotundo

Terletak di desa Jambeyan, Kecamatan Karanganom, jarak dari kota

Klaten ± 8 Km, luasnya 500m², fungsinya sebagai tempat pemandian.

c) Pemandian Ponggok

Page 84: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

84

Terletak di desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, jarak dari kota Klaten

± 10 Km, luasnya 600m², fungsinya sebagai pemandian alam dan

pengairan.

d) Sendang Plampeyan

Terletak di kalurahan Jatianom, Kecamatan Jatinom, jarak dari kota

Klaten ± 12 Km, luasnya 16 m², fungsinya sebagai tempat pemandian

dan rekreasi.

e) Sendang Gotan

Terletak di dukuh Gotan, desa Mranggen, kecamatan Jatianom, jarak dari

kota Klaten ± 5 Km, luasnya 250m², fungsinya sebagai tempat

pemandian dan air minum.

f) Sendang Riyo Manggolo

Terletak di desa Kajoran Kriyan, Kecamatan Klaten Selatan, jarak dari

kota Klaten ± 5 Km, luasnya 150m², fungsinya sebagai tempat

pemandian dan rekreasi.

g) Sendang Tretes

Terletak di desa Ngreden, Kecamatan Wonosari, jarak dari kota Klaten ±

15 Km, luasnya 400m², fungsinya sebagai tempat rekreasi dan pengairan.

3. Wisata Budaya

Kabupaten Klaten juga mempunyai obyek wisata budaya yang cukup

menarik dan potensial untuk dikembangkan,meliputi cagar budaya berupa candi

dan situs bersejarah, candi bukan sekedar tumpukan batu- batu yang berjuta

jumlahnya dan disusun menjadi suatu bangunan, tetapi candi adalah

Page 85: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

85

peninggalan purbakala, benda bersejarah hasil karya seni budaya nenek moyang

kita yang sangat tinggi nilainya. Candi berkaitan erat dengan ajaran, falsafah,

agama yang satu dengan yang lain saling mempengaruhi secara positif dan

melahirkan karya yang tinggi nilainya. Candi yang berada di Kabupaten Klaten

antara lain :

a. Candi Sewu

Terletak di dukuh Bener, desa Bugisan Kecamatan Prembanan, jarak dari

kota Klaten ± 15 Km ke arah barat. Candi ini terdiri dari sebuah candi

induk yang diapit oleh candi Perwara yang berjumlah 240 buah dan candi

Apit yang berjumlah 8 buah. Karena jumlah candi tersebut cukup banyak,

maka candi tersebut dikenal dengan nama candi Sewu. Candi Sewu

didirikan pada abad ke IX oleh salah seorang penganut agama Budha

Maha Yana. Luas candi Sewu adalah 14.059.488 m², fungsinya adalah

sebagai obyek wisata peninggalan benda bersejarah, pengunjung yang

datang rata- rata 1000 orang tiap bulannya.

b. Candi Lumbung

Terletak di dukuh Tlogo Kecamatan Prambanan, jarak dari kota Klaten ±

15 Km ke arah barat. Candi Lumbung terdiri dari sebuah candi induk yang

dikelilingi oleh 16 candi Perwara. Candi induk ini menghadap ke timur,

berkamar kosong dan atapnya berbentuk Stupa. Luas candi Lumbung

adalah 543,35 m², fungsinya adalah sebagai obyek wisata peninggalan

benda bersejarah, pengujung yang datang ke candi Lumbung rata- rata

2000 orang tiap bulannya.

Page 86: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

86

c. Candi Bubrah

Terletak di dukuh Klurak, desa Tlogo Kecamatan Prambanan Klaten,

jarak dari kota Klaten ± 15 Km ke arah barat. Candi ini terletak di sebelah

utara candi Lumbung, nama Bubrah diambil dari keadaan candinya yang

sudah bubrah atau rusak. Masa pendirian candi Bubrah sama dengan candi

Sewu yaitu pada abad ke IX, candi induk menghadap ke timur. Luas candi

Bubrah adalah 343,80 m², fungsinya adalah sebagai obyek wisata

peninggalan bersejarah, pengunjung yang datang rata- rata 53 orang tiap

bulannya.

d. Candi Plaosan

Terletak di dukuh Plaosan, desa Bugisan Kecamatan Prambanan, jarak

dari kota Klaten ± 14 Km ke arah barat. Candi Plaosan terdiri dari dua

kelompok candi yaitu :

- Kelompok candi Plaosan Kidul, kelompok candi ini telah banyak

mengalami kerusakan.

- Kelompok candi Plaosan Lor, kelompok candi ini terdiri dari dua duah

candi induk yang dikelilingi oleh 116 buah Stupa Perwara dan 50 buah

candi Perwara. Candi induk Plaosan Lor dipugar pada tehun 1962 oleh

Dinas Purbakala. Didalam kamar candi induk terdapat 6 buah arca

Dhyani Budisatwa antara lain: Awalokiteswara, Wajrapani,

Padmapani. Berdasarkan prasasti pendek yang dipahatkan pada

Perwara, mungkin candi Plaosan dibangun atas kerjasama antara Raja

Pikatan dan Cri Kahuluan, perpaduan antara Budha dan Hindu.

Page 87: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

87

Bertitik tolak dari hal tersebut,maka diperkirakan candi Plaosan dibangun

pada abad ke IX. Luas candi Plaosan adalah 4.529,06 m² . Fungsinya

adalah sebagai obyek wisata peninggalan bersejarah dan upacara

keagamaan agama Budha.

e. Candi Sojiwan

Candi ini terletak di dukuh Sojiwan, desa Kebondalem Kidul Kecamatan

Prambanan. Candi ini atapnya sudah runtuh, dinding kaki candi dihiasi

dengan relief ceritera Jataka yang diambil dari ceritera Kamandaka. Masa

pendirian candi Sowijan diperkirakan pada abad IX dan dibangun oleh

seorang raja penganut agama Budha. Jarak dari kota Klaten adalah ± 15

Km kearah barat, luas areal candi adalah 401,3125 m², candi induk

menghadap kearah barat, fungsinya adalah sebagai obyek wisata

peninggalan bersejarah.

f. Candi Asu

Candi ini terletak di dukuh Klurak, desa Tlogo Kecamatan Prambanan.

Jarak dari kota Klaten adalah ± 15 Km kearah barat, dibuat pada abad IX,

luas candi Asu adalah 6000 m². Fungsinya adalah sebagai obyek wisata

peninggalan benda bersejarah.

g. Candi Merak

Candi ini terletak di dukuh Karangnongko, desa Karangnongko

Kecamatan Karangnongko. Jarak dari kota Klaten adalah ± 10 Km kearah

utara, candi induk menghadap ke timur. Luas candi Merak adalah 800m²,

fungsinya adalah sebagai obyek wisata peninggalan benda bersejarah.

Page 88: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

88

h. Obyek Wisata Ziarah Makam Mlayopati

Makam Mlayopati terletak di dukuh Deles, desa Sidorejo, Kecamatan

Kemalang. Jarak dari kota Klaten adalah ± 25 Km, luas makam Mlayopati

adalah 30 m². Dibuat dari gundukan tanah dan ada batu bertuliskan

Mlayopati dengan huruf jawa baru dan juga disebut Ki Hajarmerto.

Pengunjung tiap bulannya adalah rata- rata 1.000 orang.

i. Obyek Wisata Ziarah Makam Nyi Ageng Anjang Mas

Makam Nyi Ageng Anjang Mas terletak di dukuh Gledeg, desa Gledeg

Kecamatan Karanganom. Jarak dari kota Klaten adalah ± 8 Km. Luas

makam adalah 600 m², dibuat dari batu bata dan genting. Fungsinya

adalah sebagai tempat ziarah para dalang, swarawati dan yoga atau

pradonggo. Hari yang paling banyak dikunjungi adalah tiap- tiap malam

Jumat. Pengunjung tiap bulannya rata- rata 1.000 orang.

j. Obyek Wisata Ziarah Makam Gusti Panembahan Romo

Makam Gusti Panembahan Romo terletak di dukuh Kajoran Kecamatan

Klaten Selatan. Jarak dari kota Klaten adalah ± 5 Km, luas kawasannya

adalah 600 m², luas bangunannya adalah 84 m², dibuat dari batu merah,

kayu dan batu kapur. Fungsinya adalah sebagai tempat ziarah, hari yang

paling banyak dikunjungi adalah hari malam Jumat Kliwon. Pengunjung

tiap bulan rata- rata 4.000 orang.

k. Obyek Wisata Ziarah Makam Gusti Panembahan Agung

Makam Gusti Panembahan Agung terletak di derah Kauman, desa

Jimbung Kecamatan Kalikotes. Jarak dari kota Klaten adalah ± 5 Km, luas

Page 89: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

89

kawasannya adalah 462 m², luas bangunan 215 m². Dibuat dari batu merah

dan kayu, fungsinya sebagai tempat ziarah dengan tujuan mendapatkan

berkah dan mendapatkan derajat. Hari yang paling banyak dikunjungi

adalah hari malam Jumat Kliwon, pengunjung tiap bulannya rata- rata

4.000 orang.

l. Obyek Wisata Ziarah Makam Kyai Ageng Pandanaran

Makam Kyai Ageng Pandanaran terletak di dukuh Paseban, desa Paseban

Kecamatan Bayat. Jarak dari kota Klaten adalah ± 15 Km, luas kawasan

1,5 Ha, luas bangunan 106 m². Dibuat dari batu merah, kayu, sirap. Fungsi

sebagai tempat ziarah, hari yang paling banyak dikunjungi adalah hari

malam Jumat Legi. Pengunjung rata- rata tiap bulannya adalah 10.000

orang setiap bulannya.

m. Obyek Wisata Ziarah Makam Rng. Ronggowasito

Makam Rng. Ronggowasito terletak di dukuh Palar, desa Palar Kecamatan

Trucuk. Jarak dari kota Klaten ± 15 Km, luas kawasan 15.000m², luas

bangunan 264m². Dibuat dari marmer dan genting soka, fungsinya sebagai

tempat ziarah. Didekat lokasi makam terdapat sumur tiban bernama Nyai

Sekar Gading Melati yang digunakan untuk tempat sesuci, dan apabila

setelah habis bersemedi atau nyepi lalu mandi di sumur tersebut badan

terasa segar kembali. Makam Rng. Ronggowasito pernah dipugar oleh

Presiden Indonesia yang pertama tahun 1952. Hari yang paling sering

dikunjungi adalah hari malam Jumat dan Selasa Kliwon. Rata- rata

pengunjung tiap bulan adalah 10.000 orang.

Page 90: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

90

n. Obyek Wisata Ziarah Makam Ki Ageng Perwito

Makam Ki Ageng Perwito terletak di dukuh Ngreden, desa Ngreden

Kecamatan Wonosari. Jarak dari kota Klaten adalah ± 25Km, luas

kawasan 2.000 m², luas bangunan 280 m². Dibuat dari batu merah, kayu

dan sirap. Fungsinya sebagai tempat ziarah, hari yang paling sering di

kunjungi adalah hari Jumat Wage. Rata- rata pengunjung yang datang tiap

bulannya adalah 4.000 orang.

o. Obyek Wisata Petilasan Kanjeng Sunan Kalijogo

Petilasan Kanjeng Sunan Kalijogo terletak di dukuh Sepi, desa Barepan

Kecamatan Cawas. Jarak dari kota Klaten adalah ± 20 Km, luasnya ± 15

m², dipagari tembok batu merah. Petilasan berupa batu putih berujud

lekukan- lekukan petilasan sholat. Rata- rata pengunjung tiap bulannya

adalah 10.000 orang.

4. Obyek Wisata Buatan

Obyek wisata buatan merupakan obyek wisata yang tidak termasuk dalam

kategori obyek dan jenis wisata alam dan budaya, yang diciptakan secara

artificial atau buatan, mencakup didalamnya adalah : taman, gedung konvesi,

fasilitas rekreasi dan hiburan. Selain potensi wisata alam dan wisata budaya,

Kabupaten Klaten juga memiliki obyek wisata buatan yang cukup potensial

untuk dikembangkan yaitu :

a. Musium Gula Jawa Tengah.

Musium Gula Jawa Tengah berlokasi di PG. Gondang Baru, kecamatan

Jogonalan Klaten. Jarak dari kota Klaten adalah 5 Km, luas kawasannya

Page 91: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

91

1.261,20 m², luas bangunannya 240 m². Adapun tujuan dari pada

pendirian Musium Gula Gondang Baru Klaten ini adalah dalam rangka

jangka panjang diharapkan sebagai obyek pengkajian industri gula dan

sebagai obyek wisata unggulan di Kabupaten Klaten. Isi musium gula

berupa :

- Mesin penggilingan kuno dan alat angkut kuno

- Alat pengukur rendemen

- Macam- macam alat pertanian

- Alat- alat laboraturium yang berkaitan dengan produksi gula

- Brosur- brosur perpustakaan dan arsip administrasi

- Miniatur pabrik

Diresmikan oleh bapak Soepardjo Rustam pada tanggal 11 September

1982. Pada tanggal 23 Agustus 1986 musium gula tersebut mendapat

kunjungan dari ISSCT (International Sociaty Of Sugar CaneTecnologist )

yaitu masyarakat ahli gula internasional yang dalam konggresnya di

Jakarta memerlukan meninjau musium tersebut.

5. Wisatawan

Wisatawan merupakan faktor yang sangat dominan dalam industri

pariwisata, dikarenakan dari para wisatawan inilah sumber pendapatan utama

dari industri pariwisata ini berasal. Dalam industri pariwisata, banyak

sedikitnya wisatawan sangat berpengaruh dalam kelangsungan dan keberhasilan

dari industri pariwisata

Page 92: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

92

Dari tabel dapat dilihat bahwa jumlah wisatawan nusantara lebih banyak

dibandingkan dengan wisatawan mancanegara, ini dipengaruhi oleh faktor jarak

dan sarana transportasi yang digunakan, juga oleh kurangnya kegiatan promosi

tentang industri pariwisata di Indonesia. Khususnya promosi mengenai obyek

wisata yang berada di lingkup Kabupaten Klaten.

Tabel 4.4 Obyek Wisata dan Pengunjungnya tahun 2007 No. Nama Obyek Wisata Jumlah Wisatawan

Unggulan Mancanegara Nusantara

1 Deles Indah 23.205

2 Jombor Indah 179.450

3 Sumber Air Ingas 94.200

4 Pemandian Lumban Tirto 31.525

5 Pemandian Jolotundo 158 32.120

6 Makam R.Ng. Ronggowarsito 5.253

7 Pemandian Tirtomulyono 3.125

8 Makam Ki Ageng Perwito 426

9 Makam Ki Ageng Gribig 1.575

10 Candi Plaosan 132 508

11 Museum Gula Jateng 69 291

Sumber : Data Dinas Pariwisata Kabupaten Klaten

Page 93: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

93

6. Hotel

Merupakan sarana akomodasi yang juga penting dalam industri

pariwisata,karena dengan tersedianya hotel dengan sarana yang lengkap dan

tingkat kenyamanan hunian yang baik akan dapat mempengaruhi para

wisatawan dalam berwisata dan menikmati obyek wisata yang ada di kawasan

pariwisata Indonesia khususnya di Kabupaten Klaten. Tersedianya akomodasi

dan layanan terpadu ( semua kegiatan wisata dikelola dan diurus oleh pihak

hotel ) dari hotel, akan lebih menarik minat para wisatawan untuk datang ke

obyek wisata. Pada tahun 2007 jumlah hotel yang ada di Kabupaten Klaten

sebanyak 38 hotel, dari jumlah tersebut seluruhnya merupakan hotel melati.

Rata- rata tamu yang menginap di hotel wilayah Kabupaten Klaten adalah

8.000 orang tiap bulannya.

Tabel 4.5 Jumlah Penginap Hotel di Kabupaten Klaten Tahun 2007

Bulan Banyak Tamu Persentase Tingkat

Yang Menginap Hunian Kamar

Januari 8.040 26,34

Pebruari 7.040 24,52

Maret 8.034 26,42

April 7.842 27,08

Mei 8.416 27,22

Juni 8.352 28,55

Juli 8.118 27,02

Agustus 8.129 28,87

Page 94: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

94

September 6.549 23,34

Oktober 7.221 24,08

Nopember 8.405 29,54

Desember 8.229 28,62

Sumber : Data Dinas Pariwisata Kabupaten Klaten

C. Gambaran Umum Variabel Penelitian

1. Pendapatan Pariwisata

Pendapatan pariwisata adalah merupakan semua pendapatan yang berasal

dari sektor pariwisata, termasuk didalamnya adalah pajak hotel dan restoran,

retribusi tempat rekreasi dan olah raga, juga pajak pembangunan.

Dari tabel dibawah dapat dilihat adanya peningkatan dalam jumlah

nominal penerimaan dari sektor pariwisata dari tahun 1999 sampai dengan

2001. Pada tahun 2002 terjadi sedikit penurunan yang lebih diakibatkan

karena pengaruh gangguan stabilitas politik serta keamanan dalam negeri.

Makin tidak stabil politik dan keamanan dalam negeri, maka jumlah

pengunjung obyek wisata atau wisatawan akan semakin berkurang, terutama

wisatawan yang berasal dari luar negeri atau wisatawan mancanegara. Di

lain sisi wisatawan merupakan penyumbang pendapatan utama dalam

industri pariwisata. Jika dilihat dari prosentase pertumbuhan per tahun,

pendapatan cenderung menurun, hal ini disebabkan karena cenderung

stabilnya jumlah obyek wisata dan kurang dikembangkannya media promosi

serta sarana dan prasarana obyek wisata.

Tabel 4.6 Pendapatan Pariwisata Kabupaten Klaten Tahun 1998- 2007

Page 95: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

95

TAHUN PENDAPATAN PERSENTASE PERTUMBUHAN

PARIWISATA PER TAHUN

1998 110034200 -18,43

1999 111079200 0,94

2000 130669200 14,99

2001 207526700 37,03

2002 243996600 14,94

2003 345583000 29,39

2004 256361200 -34,85

2005 196989225 -30,14

2006 320615280 38,55

2007 424983400 24,55

Sumber : Data Dinas Pariwisata Kabupaten Klaten

2. Jumlah Wisatawan

Jumlah wisatawan merupakan semua orang yang datang, baik dari

dalam negeri maupun dari luar negeri, ke lokasi wisata dengan tujuan

menikmati dari kunjungan tersebut. Tentu saja kunjungan disini tidak hanya

untuk berekreasi tetapi untuk bekerja dan lainnya, menggunakan fasilitas

yang disediakan untuk orang- orang yang berekreasi, sehingga tetap

dihitung sebagai wisatawan karena tetap memberikan sumbangan pada

Pendapatan Asli Daerah dalam sektor pariwisata

Dari tabel di bawah dapat dilihat jumlah wisatawan mengalami

peningkatan dari tahun 2002 sampai dengan 2003. Puncaknya pada tahun

2003, pada tahun 2004 jumlah wisatawan menurun dan semakin berkurang

Page 96: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

96

di tahun 2005, hal ini dikarenakan iklim politik dan keamanan yang kurang

kondusif di akhir tahun 2004, dan berpengaruh langsung pada kunjungan

wisatawan pada tahun 2005. Dapat dilihat juga dari prosentase pertumbuhan

jumlah wisatawan yang merosot tajam pada tahun 2004 dan 2005.

Tabel 4.7 Jumlah Wisatawan di Kabupaten Klaten Tahun 2002- 2007 TAHUN JUMLAH WISATAWAN PERSENTASE PERTUMBUHAN

PERTAHUN

2002 612.444 21,6

2003 823.183 25,6

2004 678.630 -21,3

2005 525.587 -29,11

2006 700.884 25,01

2007 759.935 7,77

Sumber : Data Dinas Pariwisata Kabupaten Klaten

3. Arus Kendaraan

Arus kendaraan adalah bayaknya kendaraan yang masuk ke lokasi

obyek pariwisata dengan mengetahui dari tiket masuk atau karcis parkir,

baik itu roda dua maupun roda empat. Variabel arus kendaraan juga

berhubungan secara langsung dengan pendapatan pariwisata, karena dengan

mengetahui jumlah karcis yang terjual dapat diketahui perkiraan jumlah

wisatawan yang datang ke lokasi obyek wisata. Dengan memperkirakan

kendaraan roda dua minimal wisatawan yang berkunjung adalah satu orang

sampai dengan dua orang. Dan kendaraan roda empat diperkirakan berisi

minimal dua sampai empat orang rata- rata.

Page 97: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

97

Tabel 4.8 Jumlah Arus Kendaraan Masuk Obyek Wisata TAHUN KENDARAAN MASUK PERSENTASE

2001 64863 19,71

2002 74492 12,92

2003 96239 22,59

2004 55757 -72,6

2005 48307 -15,42

2006 56471 14,45

2007 61812 8,64

Sumber : Data Dinas Pariwisata Kabupaten Klaten

4. Tingkat Hunian Kamar

Tingkat hunian kamar adalah prosentase kamar yang dihuni / dipakai tamu

terhadap jumlah kamar yang tersedia.Tingkat hunian kamar dihitung

berdasarkan jumlah kamar yang dihuni / dipakai tamu dibagi dengan

banyaknya kamar yang tersedia, dikali dengan 100 %, dengan satuan persen.

Tingkat hunian kamar juga berhubungan langsung terhadap Pendapatan

Pariwisata, karena dengan melihat tingkat hunian kamar rata- rata per

bulannya, dapat dilihat juga banyak sedikitnya wisatawan yang datang ke

daerah wisata Kabupaten Klaten. Dapat dilihat pada tabel dibawah pada

tahun 1997 menuju tahun 1998 pertumbuhan mengalami penurunan hal ini

dikarenakan terjdinya krisis moneter yang juga berdampak pada

pertumbuhan tingkat hunian kamar diKabupaten Klaten.

Tabel 4.9 Pertumbuhan Tingkat Hunian Kamar

TAHUN TINGKAT HUNIAN KAMAR PERTUMBUHAN

Page 98: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

98

1997 16,26 1,43

1998 15,67 -0,59

1999 17,4 1,73

2000 21,91 4,51

2001 25,16 3,15

2002 22,46 -2,7

2003 27,04 4,58 Sumber : Data Dinas Pariwisata Kabupaten Klaten

D. Hambatan Penelitian

Hambatan penulis untuk menyelesaikan penelitian ini adalah kesulitan

dalam pencarian data penelitian bulanan. Data yang didapat dari sumber

awalnya hanya berupa data tahunan dari tahun 1997- 2007, sedangkan yang

dibutuhkan untuk analisa skripsi adalah data bulanan dari tahun 1997- 2007,

penulis mendapatkan data dari Dinas Pariwisata, Biro Pusat Statistik dan

BAPPEDA Kabupaten Klaten, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan

dengan baik.

E. Analisa Data

Dalam bab ini dikemukakan hasil Analisis Sumbangan Sektor Industri

Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Klaten ( Januari

1997- Desember 2007 ). Tehnik analisis data menggunakan regresi Linear

Double Log dengan uji statistik dan uji asumsi klasik. Untuk menguji

hipotesis yang penulis ajukan, akan dilakukan analisis data yang dibantu

program komputer Econometric views (Eviews) 3.0. Analisis data yang

Page 99: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

99

dikemukakan merupakan hasil pembahasan secara statistik dan secara

ekonomis.

1. Data Penelitian

Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari jumlah wisatawan

(WIS), arus kendaraan yang masuk ke obyek wisata (AK), dan tingkat hunian

kamar (THK). Data yang akan dianalisis dalam penelitian ini menggunakan

data bulanan selama Januari tahun 1997 sampai dengan Desember 2007,

sebagai bahan estimasi digunakan variabel dependennya pendapatan

pariwisata.

2. Pemilihan Model Analisis

Pemilihan model Ln Linear berdasarkan uji MWD (MacKinnon, White

and Davidson). Langkah- langkah dalam uji MWD adalah :

Ada dua model yang hendak dipilih yaitu model regresi linear dan model

regresi linear double log, yaitu:

i. Ho : Model Linear : Y fungsi linier dari X’s,

Y = + + +

PP = + + + + ei

ii. H1 : Model Log-Linier : Ln Y fungsi dari Ln X’s,Y

Ln Y = + Ln + Ln + Ln + ei

Ln PP = + Ln + Ln + Ln + ei

1) Melakukan regresi terhadap persamaan (i), kemudian didapat nilai fitted

dari Y/ PP, yang dinamai= Yf atau PPF.

Page 100: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

100

2) Melakukan regresi terhadap persamaan (ii), kemudian didapat nilai fitted

dari Ln Y/ Ln PP,yang dinamai = Ln f atau LPPF.

3) Dapatkan nilai Z1 dengan cara mengurangkan nilai Ln dari PPF dengan

nilai fitted dari Ln Y / Ln PP. (Z1 = LnY f – Ln f /Ln (PPF) - LPPF)

4) Melakukan regresi dengan menggunakan persamaan (i) ditambahkan Z1

sebagai variabel penjelas atau:

PP = + + + + Z1 +ei

Ho ditolak karena Signifikan, oleh karena itu model regresi yang

digunakan adalah regresi Linear Double – log/ Ln Linear. Hasil dari

regresi persamaan linear ditambahkan Z1 sebagai variabel penjelas, dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Hasil MWD test :

S

umber : Hasil Pengolahan Data Program Eviews 3.0

Dependent Variable: PP Method: Least Squares Date: 11/28/09 Time: 14:00 Sample: 1997:01 2007:12 Included observations: 128 Excluded observations: 4

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

WIS 536.2513 41.54907 12.90646 0.0000 AK -278.0578 259.6617 -1.070846 0.2863

THK 2062286. 892638.4 2.310327 0.0225 Z1 -5330174. 1838375. -2.899394 0.0044 C -15239396 3358946. -4.536958 0.0000

R-squared 0.938635 Mean dependent var 19270188 Adjusted R-squared 0.936640 S.D. dependent var 14851115 S.E. of regression 3738242. Akaike info criterion 33.14441 Sum squared resid 1.72E+15 Schwarz criterion 33.25582 Log likelihood -2116.242 F-statistic 470.3530 Durbin-Watson stat 1.297390 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 101: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

101

3. Model Analisis

Menguji faktor- faktor yang mempengaruhi pendapatan pariwisata

Kabupaten Klaten selama Januari 1997- Desember 2007, digunakan analisis

regresi Linear Double Log.

Ln PP=bo + b 1 Ln WISt + b 2 Ln AKt + b 3THKt + ei .....................(4.1)

Dimana :

PPt = Pendapatan Pariwisata pada periode t

WISt = Jumlah wisatawan pada periode t

AKt = Arus kendaraan ke lokasi obyek wisata pada

periode t

THKt = Tingkat hunian kamar di Kabupaten Klaten pada

periode t

ei = Residu

b 0 = Konstanta atau intersep

b 1,b 2, b 3 = Koefisien jangka panjang

Page 102: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

102

4. Hasil Analisis Data

1. Hasil Regresi Model Linear Double Log

Tabel 4.10 Hasil Regresi Ln Linear

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

WIS 1,186938 0,064032 18,53661 0,0000

AK -0,086192 0,74961 -1,149823 0,2524

THK 1,59E-05 2,64E-05 0,601394 0,5486

C 4,6811261 0,290766 16,09975 0,0000

R-Squared 0,933189 Durbin-Watson stat 1,894148

Adjusted R-Squared 0,931623 Prob(F-statistic) 0,000000

Sumber : Hasil Olah Data Program Eviews 3.0

Dapat dilihat pada tabel 4.1, dengan menggunakan Eviews 3.0, maka

diperoleh hasil estimasi model regresi Linear Double Log, yaitu :

Ln PP= 4,6811261 + 1,186938 Ln WIS t – 0,086192 Ln AK t + 1,59E-05 THK t

5. Uji Statistik

Untuk mengetahui kebenaran hipotesis, maka dilakukan pengujian secara

statistik yang meliputi uji t, uji F, dan uji R².

a) Uji t

Pegujian secara parsial terhadap koefisien regresi masing- masing

variabel bebas, diperoleh hasil berikut :

Page 103: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

103

Tabel 4.11 Variabel penjelas Pendapatan Pariwisata

Variabel t-stat t-tabel Prob. Kesimpulan

WIS 18,53661 1,96 0,0000 Signifikan pada a= 5%

AK -0,086192 1,96 0,2524 Tidak Signifikan padaa= 5%

THK 1,59E-05 1,96 0,5486 Tidak Signifikan pada a= 5%

Sumber :Hasil pengolahan data program Eviews 3.0

t tabel → t α/2 = t 0,05/2 ; n-k = 132-4 = 128

t-tabel = 1,96

Gambar 4.1 Daerah Terima dan Daerah Tolak

Hasil pengujian selengkapnya dapat dilihat secara lengkap sebagai

berikut:

a. Variabel Wisatawan mempunyai nilai t hitung sebesar

18,43661. Pada derajat kepercayaan 95% (α = 5%) dan n-k =

128, maka diperoleh nilai t tabel sebesar 1,96. Maka nilai dari t

hitung variabel Wisatawan > t tabel = (8,671453 > 1,96). Hal

ini berarti menolak Ho atau menerima Ha, berarti variabel

independen Wisatawan berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel dependen Pendapatan Pariwisata.

1,96 -1,96

Daerah tolak Daerah tolak

Daerah diterima

Page 104: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

104

b. Variabel Arus Kendaraan mempunyai nilai t hitung sebesar -

1,149823. Pada derajat kepercayaan 95% (α = 5%) dan n-k =

128, maka diperoleh nilai t tabel sebesar 1,96. Maka nilai dari t

hitung variabel Inflasi < t tabel = (-1,149823< 1,96). Hal ini

berarti menerima Ho atau menolak Ha, berarti variabel

independen Arus Kendaraan tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel dependen Pendapatan Pariwisata.

c. Variabel Tingkat Hunian Kamar mempunyai nilai t hitung

sebesar 0,601394. Pada derajat kepercayaan 95% (α = 5%) dan

n-k = 128, maka diperoleh nilai t tabel sebesar 1,96. Maka nilai

dari t hitung variabel THK < t tabel = (0,601394< 1,96). Hal ini

berarti menolak Ho atau menerima Ha, berarti variabel

independen THK tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel dependen Pendapatan Pariwisata.

b) Uji F

Uji F ini digunakan untuk menguji variabel independent secara

keseluruhan dan bersama-sama, apakah variabel independent

mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Pengujian ini

dilakukan dengan cara membandingkan nilai F hitung dengan F tabel.

Diketahui bahwa nilai F-statistic hasil estimasi pada model sebesar

595,9481 dengan probabilitas sebesar 0,000000. F tabel pada derajat

keyakinan 95% (α = 5%) dan n-k; k-1 (128;3) adalah sebesar 3,07. Maka,

nilai F hitung (595,9481) > F tabel (3,07) maka berarti bahwa Ho ditolak.

Page 105: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

105

Jadi secara serentak/ keseluruhan variabel independent mempunyai

pengaruh signifikan terhadap variabel dependent pada derajat kepercayaan

95% (α = 5 %).

c) Uji R²

Uji R2 digunakan untuk mengetahui berapa persen variasi variabel

dependen dapat dijelaskan oleh variasi variabel independent. Nilai

Adjusted R squared (koefisien determinasi) yang dihasilkan oleh Eviews

3.0 adalah sebesar 0,931623 yang berarti sebesar 93,16% variasi variabel

Pendapatan Pariwisata dapat dijelaskan oleh variasi variabel Wisatawan,

Arus Kendaraan, dan Tingkat Hunian Kamar. Sedangkan selebihnya

0,068377 atau 6,84 % dijelaskan oleh variasi dari variabel di luar model.

6. Uji Asumsi Klasik

a) Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah suatu kondisi dimana varian setiap variabel

gangguan untuk setiap variabel independen tertentu tidak bernilai sama

dengan o2. Cara mendeteksi adalah pertama dengan menggunakan uji Park,

yakni dengan me-log kan nilai e2 (residu/ disturbance term) kemudian

diregres dengan variabel- variabel independen. Jika signifikan pada a=5%

maka terdapat masalah heteroskedaktisitas. Jika tidak signifikan, maka tidak

terdapat masalah heteroskedaktisitas dalam model tersebut. Yang kedua

dengan menggunakan uji White, yakni membandingkan nilai OBS*R-squared

dengan X² tabel, jika nilai OBS*R-squared < X² maka tidak signifikan secara

Page 106: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

106

statistik. Berarti hipotesa yang menyatakan bahwa model empirik tidak

terdapat masalah heteroskedastisitas tidak ditolak.

Tabel 4.12 Uji Heteroskedastisitas Park Dependent Variable: LNRESID2 Method: Least Squares Date: 12/23/09 Time: 11:46 Sample(adjusted): 1997:01 2007:02 Included observations: 13 Excluded observations: 109 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LNWIS 0.110398 1.457882 0.075725 0.9413 LNAK 0.928122 1.722883 0.538703 0.6032 THK 0.000208 0.000580 0.358164 0.7285

C 30.93296 8.681684 3.563014 0.0061

R-squared 0.182968 Mean dependent var 40.21179 Adjusted R-squared -0.089375 S.D. dependent var 1.004250 S.E. of regression 1.048168 Akaike info criterion 3.179624 Sum squared resid 9.887898 Schwarz criterion 3.353454 Log likelihood -16.66756 F-statistic 0.671829 Durbin-Watson stat 0.139543 Prob(F-statistic) 0.590527

Sumber : Hasil pengolahan data program Eviews 3.0

Tabel 4.13 Uji White Heteroskedastisitas

Page 107: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

107

Sumber : Hasil pengolahan data program Eviews 3.0

Dengan df = 6( jumlah regresor) dan a= 5% didapatkan X² tabel yaitu

12,5916

Nilai OBS*R-squares = 10,30025 < 12,5916

Jadi, dapat disimpulkan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.

Tabel

White Heteroskedasticity Test:

F-statistic 1.763262 Probability 0.111954 Obs*R-squared 10.30025 Probability 0.112564

Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 12/16/09 Time: 13:04 Sample: 1997:01 2007:12 Included observations: 132

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -3.501218 2.569310 -1.362708 0.1754 LNWIS 1.262761 1.056339 1.195413 0.2342

LNWIS^2 -0.058705 0.050421 -1.164296 0.2465 LNAK -0.781705 0.797399 -0.980319 0.3288

LNAK^2 0.047038 0.046776 1.005602 0.3165 THK 7.59E-05 5.49E-05 1.383989 0.1688

THK^2 -2.92E-08 1.68E-08 -1.741017 0.0841

R-squared 0.078032 Mean dependent var 0.036701 Adjusted R-squared 0.033778 S.D. dependent var 0.117788 S.E. of regression 0.115781 Akaike info criterion -1.422654 Sum squared resid 1.675666 Schwarz criterion -1.269778 Log likelihood 100.8951 F-statistic 1.763262 Durbin-Watson stat 2.103748 Prob(F-statistic) 0.111954

Variabel t-Statistic Prob. Keterangan

WIS 0,075725 0,9413 Tidak signifikan pada a=5%

AK 0,538703 0,6032 Tidak signifikan pada a=5%

THK 0,358164 0,7285 Tidak signifikan pada a =5%

Page 108: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

108

4.14 Penjelas Uji Heteroskedastisitas Park

Sumber : Hasil pengolahan data program Eviews 3.0

Dapat dilihat dari tabel bahwa semua variabel tidak terkena masalah

heteroskedastisitas yaitu variabel WIS, AK, THK dengan melihat

probabilitasnya yang semua lebih dari 5%

b) Multikolinearitas

Yang dimaksud multikolinearitas adalah adanya korelasi linear

variabel- variabel bebas di antara satu dengan yang lainnya secara

sempurna. Untuk menguji ada tidaknya multikolinearitas pada

model,digunakan metode Klien yang disarankan oleh Farrar dan Glauber

yakni membandingkan nilai r² regresi variabel independen satu terhadap

independen yang lainnya denganR² regresi model Ln Linear penelitian.

Tabel 4.15 Uji Multikolinearitas Kliens

Variabel r R² Ln Lin Kesimpulan

WIS : AK, THK 0,824755 < 0,933189 Non Multiko

AK : WIS, THK 0,804045 < 0,933189 Non Multiko

THK : WIS, AK 0,269119 < 0,933189 Non Multiko

Sumber : Hasil Pengolahan data Program Eviews 3.0

c) Uji Autokorelasi

Page 109: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

109

Autokorelasi menggambarkan adanya serial korelasi berurutan antar

variabel gangguan (disturbance term) dalam suatu rangkaian runtun waktu.

Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi digunakan uji Durbin Watson.

Nilai d sebesar 1,89 dengan N sebanyak 132 dan K (variabel independen)

sebanyak 3 variabel diperoleh nilai dl sebesar 1,69 dan du sebesar 1,77. Bila

digambarkan sebagai berikut :

Gambar 4.2 Statistik Durbin Watson

1,69 1,77 2,33 2,31

Nilai DW sebesar 1,89 yang berada pada daerah menolak Ho positif

maupun Ho negatif,dapat disimpulkan bahwa model Linear Doble Log tidak

ada masalah autokorelasi.

F. Interpretasi Ekonomi

Autokorelasi positif

0 dl1

du 4-du 4-dl 4 2

Ragu-ragu Ragu-ragu

Autokorelasi negatif

Tidak ada autokorelasi

Page 110: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

110

Asumsi klasik telah terpenuhi dalam estimasi model Linear Double

Log ini yaitu asumsi non- heteroskedastisitas, non- multikolinearitas, dan

non- autokorelasi. Hasil pengujian statistik juga menyimpulkan bahwa

estimasi Linear Double Log tersebut telah menghasilkan taksiran- taksiran

yang berarti secara statistik. Intepretasi selanjutnya dilakukan terhadap

koefisien regresi dari variabel- variabel independen dan dependen dalam

model Linear Double Log ini baik.

Intepretasi data dari hasil regresi Linear Double Log untuk masing-

masing koefisien regresi, akan diuraikan berikut ini :

Tabel 4.16 Koefisien Hasil Regresi

Sumber : Hasil Pengolahan Data Program Eviews 3.0

1. Pengaruh Jumlah Wisatawan terhadap Pendapatan Pariwisata

Koefisien elastisitas variabel wisatawan sebesar 1,186938

mempunyai hubungan positif yang sesuai dengan hipotesis, artinya bila

laju wisatawan naik sebesar 1% maka dalam pendapatan pariwisata akan

naik sebesar 1,186938 %

No Variabel Koefisien Probabilitas

1 WIS 1,186938 0,0000

2 AK -0,086192 0,2524

3 THK 1,59E-05 0,5486

Page 111: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

111

Taraf signifikasi wisatawan sebesar 0,0000 dapat dikatakan

intepretasi variabel ini sangat meyakinkan karena dari 10.000 kali

percobaan yang dilakukan relatif tidak terdapat kesalahan yang terjadi.

Jelas sekali bahwa wisatawan yang berkunjung ke lokasi wisata

akan dikenakan tiket masuk yang pada akhirnya masuk dalam pendapatan

pariwisata. Secara langsung berpengaruh terhadap peningkatan dari

pendapatan pariwisata di Kabupaten Klaten. Variabel jumlah wisatawan

signifikan 5 % terhadap pendapatan pariwisata di Kabupaten Klaten

selama kurun waktu tahun 1997 sampai dengan 2007.

2. Pengaruh Arus Kendaraan terhadap Pendapatan Pariwisata

Koefisien elastisitas variabel jumlah arus kendaraan mempunyai

tanda negatif dan tidak berpengaruh secara nyata pada tingkat keyakinan

a= 5%, ini tidak sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa arus

kendaraan mempunyai pengaruh yang positif terhadap pendapatan

pariwisata. Variabel arus kendaraan yang didasarkan pada setiap

kendaraan bermotor yang masuk ke obyek wisata baik itu roda dua

ataupun roda empat , dihitung berdasarkan tiket karcis parkir yang terjual

di obyek wisata. Seharusnya berpengaruh secara langsung terhadap

pendapatan pariwisata. Karena setiap karcis yang terjual hasilnya secara

langsung disetorkan kepada Dinas Pariwisata dan diakumulasikan juga

dalam Pendapatan Pariwisata.

Page 112: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

112

Tabel 4.17 Daftar Pengelolaan parkir di Kabupaten Klaten Tahun 2009

Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Klaten 2009

Dapat dilihat dari hasil estimasi bahwa variabel arus kendaraan

tidak signifikan terhadap pendapatan pariwisata. Hal ini disebabkan karena

NO OBYEK WISATA PENGELOLA

1. Deles Indah Pemerintah Daerah 2. Pesanggrahan Paku Buwono Pemerintah Daerah 3. Makam Mloyopati Pemerintah Daerah 4. Sendang Kalireno Pemerintah Daerah 5. Taman ngajaran Pemerintah Daerah 6. Gua Sapuangin Pemerintah Daerah 7. Rowo Jombor Pemerintah Daerah 8. Gua Kendil Pemerintah Daerah 9. Sendang Jimbung Pemerintah Daerah 10. Gunung Watu Prahu Swasta / pihak ketiga 11. Gua Suran Swasta / pihak ketiga 12. Sumber Air Ingas Pemerintah Daerah 13. Pemandian Lumban Tirto Pemerintah Daerah 14. Pemandian Jolo Tundo Pemerintah Daerah 15. Pongok Swasta / pihak ketiga 16. Sendang Plampeyan Swasta / pihak ketiga 17. Sendang Gotan Swasta / pihak ketiga 18. Sendang Riyo Manggolo

Sendang Kalireno Swasta / pihak ketiga Swasta / pihak ketiga

19. Sendang Tretes Swasta / pihak ketiga 20. Candi Sewu Pemerintah Daerah 21. Candi Lumbung Swasta / pihak ketiga 22. Candi Bubrah Pemerintah Daerah 23. Candi Plaosan Pemerintah Daerah 24. Candi Sojiwan Swasta / pihak ketiga 25. Candi Asu Pemerintah Daerah 26. Candi Merak Swasta / pihak ketiga 27. Makam Anjang Mas Swasta / pihak ketiga 28. Makam Panembahan Romo Swasta / pihak ketiga 29. Makam Panembahan Agung Swasta / pihak ketiga 30. Makam Ageng Pandanaran Swasta / pihak ketiga 31. Makam Ronggowarsito Pemerintah Daerah 32. Makam Ki Ageng Perwito Swasta / pihak ketiga 33. Makam Petilasan Sunan Kalijogo Swasta / pihak ketiga 34. Musium Gula Swasta / pihak ketiga

Page 113: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

113

tidak semua lahan parkiran obyek wisata di Kabupaten Klaten dikelola

oleh Pemerintah Derah. Dari 35 obyek wisata di Kabupaten Klaten hanya

17 lahan parkiran yang dikelola Pemerintah Daerah, dan 18 lahan parkir

yang lain dikelola oleh pihak swasta dan pihak ketiga (masyarakat

disekitar obyek wisata). Lahan parkir yang dikelola Pemerintah Daerah

berada di dalam lokasi obyek wisata, dan lahan parkir yang dikelola pihak

swasta dan pihak ketiga (masyarakat sekitar obyek wisata) berada diluar

areal obyek wisata, sehingga Pendapatan Pariwisata yang berasal dari tiket

karcis parkir yang terjual pada obyek wisata tidak maksimal.

3. Pengaruh Tingkat Hunian Kamar terhadap Pendapatan Pariwisata

Koefisien elastisitas tingkat hunian kamar yang mempunyai tanda

positif tampaknya sesuai dengan hipotesis, tetapi dengan melihat tingkat

pengaruh variabel tersebut terhadap pendapatan pariwisata tidak

berpengaruh pada tingkat keyakinan sebesar a= 5%, jelas menolak

hipotesis. Variabel tingkat hunian kamar yang didasarkan pada persentase

penginap kamar hotel. Seharusnya berpengaruh secara langsung terhadap

pendapatan pariwisata, hal ini disebabkan karena tidak setiap penginap

kamar hotel adalah wisatawan. Dan dilihat dari data yang diperoleh dari

bulan Januari 1997- Desember 2007, persentase tingkat hunian kamar rata-

rata tiap bulannya adalah 23,42%. Dapat dilihat bahwa persentase rata-

rata tingkat hunian kamar masih terlalu rendah, yaitu dibawah 50 %

tingkat okupansi yang rendah tersebut disebabkan karena kurangnya

penyelenggaraan event atau pagelaran acara- acara besar yang

Page 114: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

114

diselenggarakan diwilayah Kabupaten Klaten. Dan juga disebabkan kurang

terawatnya aset dan infrastruktur pada sebagian objek wisata khususnya

objek wisata peninggalan bersejarah, sehingga minat wisatawan untuk

berkunjung ke objek wisata diwilayah Kabupaten Klaten berkurang, dan

menyebabkan minat wisatawan untuk tinggal dan bermalam dihotel

kawasan Kabupaten Klaten juga menurun. Apabila kondisi ini berlangsung

terus- menerus maka akan banyak hotel yang akan merugi dan menutup

usahanya, sehingga Pendapatan Pariwisata yang berasal dari pajak hotel

tidak maksimal.

Page 115: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

115

Perbandingan Hasil Penelitian Dengan Penelitian Sebelumnya

Andre Yosrizal (2004)

Meika Fatmawati (2005) Dimas Betega (2010)

Judul Analisis Kegiatan Industri Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah Di Daerah Istimewa Yogyakarta

Analisis Sumbangan Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten Karanganyar

Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pariwisata Kabupaten Klaten

Model Regresi Regresi Linier Semi Log Regresi Linier Double Log

Regresi Linier Double Log

Variabel Dependen

PAD Pendapatan Pariwisata Pendapatan Pariwisata

Variabel Independen

Jumlah Wisatawan, Jumlah Angkutan Pariwisata, Tingkat Hunian Kamar, Jumlah Restoran Dan Rumah Makan

Jumlah Wisatawan, Arus Kendaraan, Jumlah Kamar Hotel

Jumlah Wisatawan, Arus Kendaraan, Tingkat Hunian Kamar

Hasil Uji Statistik Jumlah Wisatawan (Tidak Signifikan), Jumlah Angkutan Pariwisata (Tidak Signifikan), Tingkat Hunian Kamar (Signifikan), Jumlah Restoran Dan Rumah Makan (Signifikan)

Jumlah Wisatawan (Signifikan), Arus Kendaraan (Tidak Signifikan), Jumlah Kamar Hotel (Tidak Signifikan)

Jumlah Wisatawan (Signifikan), Arus Kendaraan (Tidak signifikan), Tingkat Hunian Kamar (Tidak Signifikan)

Hasil Uji Klasik Tidak Terdapat Heteroskedastisitas Pada setiap Variabel, Terdapat Multikolinearitas Pada Jumlah Angkutan Pariwisata, Dan Jumlah Restoran Dan Rumah Makan, Autokorelasi Terdapat Pada Daerah Ragu- Ragu

Tidak Terdapat Masalah Heteroskedastisitas, Multikolinearitas, Dan Autokorelasi

Tidak Terdapat Masalah Heteroskedastisitas, Multikolinearitas, Dan Autokorelasi

Page 116: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

116

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis serta

pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka hasil

penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1) Pengaruh Wisatawan terhadap Pendapatan Pariwisata

Koefisien elastisitas variabel wisatawan sebesar 1,186938

mempunyai hubungan positif yang sesuai dengan hipotesis, artinya

bila laju wisatawan naik sebesar 1% maka dalam pendapatan

pariwisata akan naik sebesar 1,186938 %, dan sebaliknya.

Taraf signifikansi wisatawan sebesar 0,0000 dapat dikatakan

intepretasi variabel ini sangat meyakinkan karena dari 10.000 kali

percobaan yang dilakukan relatif tidak terdapat kesalahan yang terjadi.

Jelas sekali bahwa wisatawan yang berkunjung ke lokasi

wisata akan dikenakan tiket masuk yang pada akhirnya masuk dalam

pendapatan pariwisata. Secara langsung berpengaruh terhadap

peningkatan dari pendapatan pariwisata di Kabupaten Klaten. Variabel

jumlah wisatawan signifikan 5 % terhadap pendapatan pariwisata di

Kabupaten Klaten selama kurun waktu tahun 1997 sampai dengan

2007.

Page 117: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

117

2) Pengaruh Arus Kendaraan terhadap Pendapatan Pariwisata

Koefisien elastisitas variabel jumlah arus kendaraan

mempunyai tanda negatif dan tidak berpengaruh secara nyata pada

tingkat keyakinan a= 5%, ini tidak sesuai dengan hipotesis yang

menyatakan bahwa arus kendaraan mempunyai pengaruh yang positif

terhadap pendapatan pariwisata.

Variabel arus kendaraan yang didasarkan pada setiap

kendaraan bermotor yang masuk ke obyek wisata baik itu roda dua

ataupun roda empat , dihitung berdasarkan tiket karcis parkir di obyek

wisata. Seharusnya berpengaruh secara langsung terhadap pendapatan

pariwisata. Karena setiap karcis yang terjual hasilnya secara langsung

disetorkan kepada dinas pariwisata dan diakumulasikan juga dalam

pendapatan pariwisata. Dapat dilihat dari hasil estimasi bahwa

variabel arus kendaraan tidak signifikan terhadap pendapatan

pariwisata. Hal ini disebabkan karena tidak semua lahan parkiran

obyek wisata di Kabupaten Klaten dikelola oleh Pemerintah Derah.

Dari 35 obyek wisata di Kabupaten Klaten hanya 17 lahan parkiran

yang dikelola Pemerintah Daerah, dan 18 lahan parkir yang lain

dikelola oleh pihak swasta dan pihak ketiga (masyarakat disekitar

obyek wisata). Lahan parkir yang dikelola Pemerintah Daerah berada

di dalam lokasi obyek wisata, dan lahan parkir yang dikelola pihak

swasta dan pihak ketiga (masyarakat sekitar obyek wisata) berada

diluar areal obyek wisata. Sehingga Pendapatan Pariwisata yang

Page 118: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

118

berasal dari tiket karcis parkir yang terjual pada obyek wisata tidak

maksimal.

3) Pengaruh Tingkat Hunian Kamar terhadap Pendapatan Pariwisata

Koefisien elastisitas tingkat hunian kamar yang mempunyai

tanda positif tampaknya sesuai dengan hipotesis, tetapi dengan melihat

tingkat pengaruh variabel tersebut terhadap pendapatan pariwisata

tidak berpengaruh pada tingkat keyakinan sebesar a= 5%, jelas

menolak hipotesis.

Variabel tingkat hunian kamar yang didasarkan pada jumlah

pengunjung yang menginap di setiap hotel kawasan Kabupaten

Klaten, dihitung berdasarkan persentase rata- rata tiap bulannya.

Seharusnya berpengaruh secara langsung terhadap pendapatan

pariwisata, hal ini disebabkan karena tidak setiap penginap kamar

hotel adalah wisatawan. Dan dilihat dari data yang diperoleh dari

bulan Januari 1997- Desember 2007, persentase tingkat hunian kamar

rata- rata tiap bulannya adalah 23,42%. Dapat dilihat bahwa

persentase rata- rata tingkat hunian kamar masih terlalu minim, tingkat

okupansi yang rendah tersebut disebabkan karena kurangnya

penyelenggaraan event atau pagelaran acara- acara yang

diselenggarakan diwilayah Kabupaten Klaten yang berguna untuk

menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara. Dan juga

disebabkan kurang terawatnya aset dan infrastruktur pada sebagian

objek wisata khususnya objek wisata peninggalan bersejarah, sehingga

Page 119: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

119

minat wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata diwilayah

Kabupaten Klaten berkurang, dan menyebabkan minat wisatawan

untuk tinggal dan bermalam dihotel kawasan Kabupaten Klaten juga

menurun. Apabila kondisi ini berlangsung terus- menerus maka akan

banyak hotel yang akan merugi dan menutup usahanya, sehingga

Pendapatan Pariwisata yang berasal dari pajak hotel tidak maksimal.

B. Saran

Dari hasil kesimpulan diatas maka dapat dikemukakan saran- saran

sebagai berikut :

1) Variabel wisatawan berpengaruh secara signifikan terhadap

pendapatan pariwisata di kabupaten Klaten, pengaruh antara variabel

independen jumlah wisatawan dengan variabel dependen pendapatan

adalah positif, maka jumlah wisatawan ini harus ditingkatkan dengan

mengadakan promosi tentang potensi wisata di Kabupaten Klaten. Hal

itu bisa dilakukan dengan berbagai promosi baik melalui iklan di

televisi daerah maupun nasional, mengirimkan duta-duta wisata ke

berbagai event pariwisata nasional, maupun adanya kemudahan bagi

wisatawan untuk mengakses informasi tentang pariwisata di

Kabupaten Klaten melalui internet. Selain itu juga diadakan diskon

tiket masuk ke obyek wisata pada hari-hari kerja, sehingga akan

meningkatkan jumlah wisata bukan hanya pada hari libur saja. Usaha

lain yang dapat dilakukan adalah dengan menyebar pamflet yang berisi

Page 120: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

120

tentang potensi wisata Kabupaten Klaten di sepanjang jalan di

berbagai kota besar di Indonesia.

Variabel arus kendaraan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

pendapatan pariwisata, hal itu berarti harus ditingkatkannya

pengelolaan retribusi parkir yang berada di obyek wisata dengan

mengelola lahan parkir pada semua obyek wisata, menambah tenaga

kerja, dan pemeliharaan areal parkir dengan keamanan dan

kenyamanannya oleh pemerintah daerah Kabupaten Klaten.

Variabel tingkat hunian kamar pada tiap hotel di wilayah Kabupaten

Klaten tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan

pariwisata. Untuk itu perlu dikembangkan penyelenggaraan event-

event atau pagelaran besar seperti acara kesenian tradisional, upacara

adat tradisional. Menjaga dan merawat aset- aset pariwisata khususnya

objek wisata peninggalan bersejarah, agar terjaga kelestariannya dan

menarik minat wisatawan mancanegara ataupun domestik untuk

berkunjung dan menginap dihotel kawasan Kabupaten Klaten. Perlu

dikembangkan lebih lanjut dalam pengelolaan hotel yang ada di

wilayah Kabupaten Klaten, dengan menambah jumlah hotel yang ada,

dan membangunnya disekitar lokasi obyek pariwisata dan

meningkatkan fasilitas- fasilitas yang mendukung kenyamanan dan

keamanan pengunjung hotel.

Page 121: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

121

2) Pemerintah dan dibantu pihak swasta memasarkan keindahan obyek

wisata dan kelebihan fasilitas pendukungnya ke masyarakat baik dalam

Kabupaten Klaten maupun diluarnya dengan media elektronik dan

media massa.

3) Mempermudah akses menuju obyek wisata.

4) Arus kendaraan dan tingkat hunian kamar bukan merupakan variabel

yang baik untuk menjelaskan Pendapatan pariwisata secara signifikan

pada penelitian selanjutnya.

Page 122: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

122

DAFTAR PUSTAKA

Andre Yosrizal. 2004. Analisis Kegiatan Industri Pariwisata Terhadap

Pendapatan Asli Daerah Di Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten. 1998. Kabupaten Klaten

Dalam Angka 1997. Klaten : Badan Pusat Statistik. ____________________________________. 1999. Kabupaten Klaten

Dalam Angka 1998. Klaten : Badan Pusat Statistik. ____________________________________. 2000. Kabupaten Klaten

Dalam Angka 1999. Klaten : Badan Pusat Statistik. ____________________________________. 2001. Kabupaten Klaten

Dalam Angka 2000. Klaten : Badan Pusat Statistik. ____________________________________. 2002. Kabupaten Klaten

Dalam Angka 2001. Klaten : Badan Pusat Statistik. ____________________________________. 2003. Kabupaten Klaten

Dalam Angka 2002. Klaten : Badan Pusat Statistik. ____________________________________. 2004. Kabupaten Klaten

Dalam Angka 2003. Klaten : Badan Pusat Statistik.

____________________________________. 2005. Kabupaten Klaten Dalam Angka 2004. Klaten : Badan Pusat Statistik.

____________________________________. 2006. Kabupaten Klaten

Dalam Angka 2005. Klaten : Badan Pusat Statistik. ____________________________________. 2007. Kabupaten Klaten

Dalam Angka 2006. Klaten : Badan Pusat Statistik. ____________________________________. 2008. Kabupaten Klaten

Dalam Angka 2007. Klaten : Badan Pusat Statistik. Dajan, Anto. 1975. Pengantar Metode Statistik Jilid 1. Jakarta :

LP3ES. Djarwanto, PS. 1993. Statistik Induktif Yogyakarta. Yogyakarta :

BPFE.

Page 123: ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · 6. Peran Sektor Pariwisata Terhadap PAD ... 1. Luas Dan Letak Geografis ... 2. Keadaan Sosial ...

123

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2003. Buku Pedoman Penyusunan Skripsi. Surakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Gamal, Suwantoro. 1997. Dasar – Dasar Pariwisata. Yogyakarta :

Andi Offset. Gujarati, Damodar N. 2003. Ekonometrika Dasar. Ahli Bahasa :

Sumarna Zein. Jakarta : Erlangga. Hasan, M Iqbal. 1999. Pokok-Pokok Materi Statistik (Statistik

Deskriptif). Jakarta : Bumi Aksara.

Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2004. Modul Laboratorium Ekonometrika. Surakarta : Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Meika Fatmawati. 2005. Analisis Sumbangan Sektor Pariwisata

Terhadap Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten Karanganyar. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Oka A, Yoeti. 1982. Pariwisata Sebagai Alat Kebijakan Ekonomi.

Bandung : Angkasa

_____________. 1997. Pengantar Ilmu Pariwisata. Jakarta : PT Pertja.

Pemerintah. 2004. Undang-Undang Otonomi Daerah. Jakarta : Sinar Grafika.

R.G, Soekadijo. 2000. Anatomi Pariwisata. Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama.

Sadono, Sukirno. 1985. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI.

Spillane, James J. 1987. Pariwisata Indonesia Sejarah Dan

Prospeknya. Yogyakarta : Kanisius Sumodiningrat, Gunawan. 1996. Ekonometrika Pengantar. Yogyakarta

: BPFE.