ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/9920/1/...ANALISIS...
Transcript of ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/9920/1/...ANALISIS...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH
TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH PADA
KABUPATEN/KOTA PROVINSI WILAYAH PULAU SULAWESI
DEVI MUSTIKA SUPRIYANI
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2014
E-mail: [email protected]
Pembimbing: F.X. Aji Sukarno, SE., MM
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap belanja daerah, khususnya Kabupaten/Kota di Wilayah Pulau Sulawesi.
Adapun faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Pendapatan Asli
Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana
Bagi Hasil (DBH). Penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapatkan dari
Laporan Realisasi APBD tahun 2004 hingga 2013, yang mencantumkan data berupa
Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil dan Belanja Daerah.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan
uji t, uji F, dan koefisien determinasi. Hasil penelitian membuktikan bahwa Pendapatan
Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan
Dana Bagi Hasil (DBH) berpengaruh positif secara parsial (individu) maupun simultan
(bersama-sama) terhadap Alokasi Belanja Daerah (ABD), yang dinyatakan dalam
Koefisien Determinasi (R2) sebesar 89,6% yang artinya persentase pengaruh PAD,
DAU, DAK dan DBH terhadap Alokasi Belanja Daerah sebesar 89,6% dan sisanya
10,4% dijelaskan oleh variabel lain selain PAD, DAU, DAK dan DBH.
Kata Kunci: Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana
Alokasi Khusus (DAK), Dana Bagi Hasil (DBH), dan Alokasi Belanja Daerah (ABD).
ABSTRACTION
The purpose of this study was to analyze the factors of Allocation Of Regional
Spending (ABD), especially on Regency/City of Province Island Territory of Sulawesi.
The factors used in this study was Original Local Revenue (PAD), General Allocation
Fund (DAU), Special Allocation Fund (DAK) and the Revenue Sharing Fund (DBH).
This study uses secondary data in the form of budget realization report a Provincial
Government Sulawesi Island in 2004 to 2013. Which consists of a Original Local
Revenue (PAD), General Allocation Fund (DAU), Special Allocation Fund (DAK),
Revenue Sharing Fund (DBH) and Allocation Of Regional Spending (ABD). Testing the
hypothesis in this study using multiple linear regression t test, F test, and the coefficient
of determination. The result indicated that Original Local Revenue (PAD), General
Allocation Fund (DAU), Special Allocation Fund (DAK) and Revenue Sharing Fund
(DBH) has posstive effect and significantly on Allocation Of Regional Spending (ABD)
partially and simultaneously expressed in coefficient of determination (R2) as 89,4%, it
means Allocation Of Regional Spending (ABD) can be explained by Original Local
Revenue (PAD), General Allocation Fund (DAU), Special Allocation Fund (DAK) and
Revenue Sharing Fund (DBH) for 89,4% and remaining 10,6% is effected by another
variables.
Keywords: Original Local Revenue (PAD), General Allocation Fund (DAU), Special
Allocation Fund (DAK), the Revenue Sharing Fund (DBH) and Allocation Of Regional
Spending (ABD).
PENDAHULUAN
Manajemen pemerintah daerah di Indonesia memasuki era baru seiring dengan
diberlakukannya otonomi daerah. Kebijakan Pemerintah Indonesia tentang Otonomi
Daerah, mulai dilaksanakan secara efektif tanggal 1 Januari 2000. Otonomi daerah
adalah pemberian wewenang yang luas kepada daerah dalam mengatur dan mengelola
rumah tangganya sendiri. Pemberian otonomi yang luas kepada pemerintah daerah
diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui
peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat.
Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 disebutkan bahwa untuk pelaksanaan
kewenangan Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat akan mentransfer Dana
Perimbangan yang terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus
(DAK), dan Dana Bagi Hasil (DBH) yang terdiri dari pajak dan sumber daya alam.
Dana Alokasi Umum merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk
mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana Alokasi
Khusus merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang
merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Sedangkan Dana Bagi
Hasil merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
kepada Daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi (UU Nomor 33 Tahun 2004).
Selain dana perimbangan tersebut Pemerintah Daerah juga memiliki pendanaan
sendiri berupa Pendapatan Asli Daerah (PAD). PAD merupakan sumber pembiayaan
bagi pemerintahan daerah dalam menciptakan infrastruktur daerah. PAD didapatkan
dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah. Sumber-sumber pendapatan yang diperoleh
dapat dipergunakan untuk membiayai penyelenggaran urusan Pemerintah Daerah.
Belanja daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintah
yang menjadi kewenangan Provinsi atau Kabupaten/Kota.
Fenomena yang terjadi pada umumnya adalah komponen dari PAD masih belum
memberikan konstribusi signifikan terhadap penerimaan daerah secara keseluruhan.
Dengan kata lain peranan atau kontribusi penerimaan yang berasal dari dana
perimbangan pemerintah pusat yang mendominasikan susunan APBD. Berdasarkan data
analisis realisasi APBD tahun 2011 yang dipublikasikan oleh Direktorat Jenderal
Perimbangan Keuangan, komposisi realisasi pendapatan Kabupaten/Kota di Indonesia
sangat didominasi oleh Dana Perimbangan yaitu sebesar 71%, di urutan kedua PAD
20%, dan Lain-lain Pendapatan yang sah sebesar 9%.
Berikut ini merupakan grafik komposisi APBD di Pulau Sulawesi Tahun
Anggaran 2012 yang terdiri dari pendapatan, belanja, surplus/defisit dan pembiayaan.
Gambar 1.2
Komposisi APBD (Milyar Rupiah)
Sumber : Dirjen Perimbangan Keuangan
Kondisi APBD yang defisit menunjukkan bahwa sumber-sumber penerimaan
daerah di Pulau Sulawesi tidak dapat menutupi alokasi belanja daerah pada tahun
anggaran yang bersangkutan. Padahal setiap tahunnya Pemerintah Pusat selalu
memberikan dana perimbangan kepada Pemerintah Daerah. Oleh karena itu, penulis
ingin menganalisis mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Alokasi Belanja
Daerah di Pulau Sulawesi.
Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan beberapa tujuan diantaranya:
1. Untuk menguji secara empiris dan menganalisis pengaruh Pendapatan Asli
Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan
Dana Bagi Hasil (DBH) secara parsial (individu) maupun secara simultan
(bersama-sama) terhadap Alokasi Belanja Daerah (ABD) pada Kabupaten/Kota
Provinsi Wilayah Pulau Sulawesi.
2. Untuk menguji secara empiris dan menganalisis apakah terjadi flypaper effect
pada Kabupaten/Kota Provinsi Wilayah Pulau Sulawesi.
LANDASAN TEORI
Otonomi Daerah
UU Nomor 22 Tahun 1999 sebagaimana telah diganti dengan UU Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah merupakan landasan yuridis bagi
pengembangan otonomi daerah di Indonesia. Dalam undang-undang ini disebutkan
bahwa pengembangan otonomi pada daerah kabupaten dan kota diselenggarakan
dengan memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan
dan keadilan serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah.
Otonomi daerah merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan (UU Nomor 32
Tahun 2004).
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang dibahas dan
disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan Peraturan
Daerah. APBD merupakan rencana keuangan tahunan daerah, dimana disatu sisi
menggambarkan anggaran pengeluaran guna membiayai kegiatan-kegiatan dan proyek-
proyek daerah dalam satu tahun anggaran dan disisi lain menggambarkan penerimaan
daerah guna membiayai pengeluaran yang telah dianggarkan (UU Nomor 33 Tahun
2004).
APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa 1 (satu)
tahun anggaran terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.
Struktur APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari pendapatan daerah, belanja
daerah dan pembiayaan daerah (Mardiasmo, 2007).
Pendapatan Asli Daerah
Besar kecilnya PAD akan mempengaruhi otonomi daerah dalam melaksanakan
kebijakannya, semakin besar PAD maka kemampuan daerah akan lebih besar dan
ketergantungan dengan pemerintah atasan semakin berkurang. \\
Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan daerah dari sektor pajak daerah,
retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah (Soleh dan Rochmansjah,
2010).
Dana Alokasi Umum
DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar-Daerah untuk mendanai
kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi. Jumlah keseluruhan DAU
ditetapkan sekurang-kurangnya 26% (dua puluh enam persen) dari Pendapatan Dalam
Negeri Neto yang ditetapkan dalam APBN (UU Nomor 33 Tahun 2004).
DAU disalurkan dengan cara pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum
Negara ke Rekening Kas Umum Daerah. Penyaluran DAU dilaksanakan setiap bulan
masing-masing sebesar 1/12 (satu per dua belas) dari besaran alokasi masing-masing
daerah. Adapun cara menghitung DAU menurut ketentuan adalah sebagai berikut:
Tabel 1.2
Formulasi Untuk Menghitung Besarnya DAU
Besarnya DAU
26% x APBN
DAU untuk Provinsi
10% x 26% x APBN
DAU untuk Kabupaten/Kota
90% x 26% x APBN
DAU Suatu Provinsi:
Bobot provinsi yang bersangkutan x DAU untuk Provinsi
Bobot seluruh provinsi di Indonesia
DAU Suatu Kabupaten/Kota:
Bobot Kab/Kota yang bersangkutan x DAU untuk Kab/Kota
Bobot seluruh Kab/Kota di provinsi
Sumber : Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005
Dana Alokasi Khusus
Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber dari pendapatan
APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu
mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas
PAD = Pajak daerah + Retribusi daerah + Hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan + Lain-lain PAD yang sah
nasional. Program yang menjadi prioritas nasional sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 adalah:
a. Dimuat dalam Rencana Kerja Pemerintah tahun anggaran bersangkutan.
b. Menteri teknis mengusulkan kegiatan khusus yang akan didanai dari DAK dan
ditetapkan setelah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri, Menteri
Keuangan, dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, sesuai
dengan Rencana Kerja Pemerintah
c. Menteri teknis menyampaikan ketetapan tentang kegiatan khusus kepada
Menteri Keuangan.
d. Setelah menerima usulan kegiatan khusus Menteri Keuangan melakukan
penghitungan alokasi DAK.
Dana Bagi Hasil
Dana Bagi Hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
kepada daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi (UU Nomor 33 Tahun 2004). Jenis Dana Bagi Hasil
dirinci menurut objek pendapatan yang mencakup dua hal yaitu bagi hasil pajak dan
bagi hasil yang bersumber dari Sumber Daya Alam.
Belanja Daerah
Belanja daerah meliputi semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah
yang mengurangi ekuitas dana, merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran
dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah (Anggarini dan Puranta,
2010).
Belanja daerah adalah semua pengeluaran kas daerah dalam periode tahun
anggaran tertentu yang menjadi beban daerah (Kurniawati, 2010).
Belanja daerah adalah semua kewajiban Daerah yang diakui sebagai pengurang
nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan (UU Nomor 33
Tahun 2004).
Flypaper Effect
Kerangka teoritis Flypaper Effect pertama kali dikemukakan oleh Wallace Oates
dimana dana bantuan pusat daerah (intergovernmental grants) diberikan kepada
sekelompok orang bukan individu. Hal ini menunjukkan dampak dari pemberian dana
bantuan tergantung pada proses kebijakan yang diambil oleh kelompok tersebut.
Flypaper Effect merupakan kondisi keuangan pemerintah daerah yang membelanjakan
lebih banyak dan lebih boros dengan menggunakan dana transfer atau Dana Alokasi
Umum dibandingkan dengan menggunakan dana sendiri atau Pendapatan Asli Daerah.
Untuk menentukan apakah terjadi flypaper effect atau tidak pada keuangan pemerintah
daerah maka pengaruh Dana Alokasi Umum harus lebih besar daripada pengaruh
Pendapatan Asli Daerah (Mentayani, dkk, 2012).
METODE PENELITIAN
Data dan Sumber Data
Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber
dari dokumen Laporan Realisasi APBD Kabupaten/Kota Provinsi di Pulau Sulawesi.
Data tersebut di peroleh dari situs Dirjen Perimbangan Keuangan
(http://www.djpk.kemenkeu.go.id/) dan situs resmi dari masing-masing Kabupaten/Kota
yang dijadikan sampel penelitian.
Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengambil
sampel berdasarkan pada kriteria atau tujuan tertentu yang disengaja (Sumarni dan
Wahyuni, 2006). Adapun kriteria dalam penelitian ini diantaranya:
1) Kabupaten/Kota dengan tingkat kepadatan penduduk ≥ 30 jiwa/km2 (Sasana,
2011).
2) Kabupaten/Kota dengan tingkat pertumbuhan ekonomi ≥ 7,3 % (Sularno, 2013).
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah 73 Kabupaten/Kota di Provinsi Wilayah
Pulau Sulawesi dengan menggunakan data runtun waktu (time series) selama sepuluh
tahun yaitu 2004-2013. Sampel yang digunakan berupa 22 Kabupaten/Kota di setiap
provinsi yang terpilih. Sampel terdiri dari 17 Kabupaten dan 5 Kota yang terpilih dari
keseluruhan Provinsi yang terdapat di Pulau Sulawesi.
Alat Analisis Yang Digunakan
Metode yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan
menggunakan software SPSS 21, dimana sebelum melakukan analisis regresi linier
berganda terlebih dahulu dilakukan analisis statistik deskriptif kemudian dilanjutkan
dengan uji asumsi klasik.
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PAD 220 3275 109601 22809.71 16219.249
DAU 220 68120 580225 292850.77 101565.472
DAK 220 1851 74835 35581.52 18421.171
DBH 220 5489 118659 26986.72 14210.249
ABD 220 91469 846245 406527.02 172077.301
Valid N (listwise) 220
Sumber : Data diolah dengan alat statistis SPSS versi 21.0
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 220
Normal Parametersa,,b
Mean .0000000
Std. Deviation 5.48543058E4
Most Extreme Differences Absolute .068
Positive .059
Negative -.068
Kolmogorov-Smirnov Z 1.006
Asymp. Sig. (2-tailed) .264
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data diolah dengan alat statistik SPSS versi 21
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -43912.487 11613.461 -3.781 .000
PAD 2.131 .273 .201 7.819 .000 .716 1.396
DAU .883 .062 .521 14.175 .000 .350 2.860
DAK 2.791 .307 .299 9.091 .000 .437 2.286
DBH 1.628 .315 .134 5.174 .000 .700 1.428
a. Dependent Variable: ABD
Sumber : Data diolah dengan alat statistik SPSS versi 21
Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data diolah dengan alat statistik SPSS versi 21
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .948a .898 .896 55362.227 1.832
a. Predictors: (Constant), DBH, PAD, DAK, DAU
b. Dependent Variable: ABD
Sumber : Data diolah dengan alat statistik SPSS versi 21
Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta t tabel Tolerance VIF
1 (Constant) -43912.487 11613.461 -3.781 .000
PAD 2.131 .273 .201 7.819 1.971 .000 .716 1.396
DAU .883 .062 .521 14.175 1.971 .000 .350 2.860
DAK 2.791 .307 .299 9.091 1.971 .000 .437 2.286
DBH 1.628 .315 .134 5.174 1.971 .000 .700 1.428
a. Dependent Variable: ABD
Sumber : Data diolah dengan alat statistik SPSS versi 21
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .948a .898 .896 55362.227 1.832
a. Predictors: (Constant), DBH, PAD, DAK, DAU
b. Dependent Variable: ABD
Sumber : Data diolah dengan alat statistik SPSS versi 21
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F
F tabel
Sig.
1 Regression 5.826E12 4 1.456E12 475.187 2.413 .000a
Residual 6.590E11 215 3.065E9
Total 6.485E12 219
a. Predictors: (Constant), DBH, PAD, DAK, DAU
b. Dependent Variable: ABD
Sumber : Data diolah dengan alat statistik SPSS versi 21
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan penyajian dan pembahasan hipotesis sebelumnya, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan uji t, diperoleh kesimpulan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD),
Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Bagi Hasil
(DBH) secara parsial berpengaruh positif terhadap Alokasi Belanja Daerah (ABD)
di Pulau Sulawesi. Apabila PAD yang diperoleh dari pajak, retribusi, hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, serta pendapatan lain-lain yang sah
meningkat maka besarnya Alokasi Belanja Daerah yang dikeluarkan juga akan
meningkat. Begitu juga dengan dana perimbangan yang diperoleh dari Pemerintah
Pusat, Pemerintah Kabupaten/Kota yang memiliki DAU, DAK, dan DBH yang
tinggi, memiliki pengeluaran yang tinggi pula untuk dialokasikan ke belanja
daerahnya. Sedangkan untuk uji koefisien secara simultan atau bersama-sama
diperoleh kesimpulan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum
(DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Bagi Hasil (DBH) secara bersama-
sama berpengaruh terhadap Alokasi Belanja Daerah (ABD). Alokasi Belanja Daerah
secara berturut-turut dipengaruhi oleh DAU, DAK, PAD dan DBH.
2. Melalui uji t, thitung variabel DAU jauh lebih besar daripada thitung variabel PAD. Ini
berarti bahwa telah terjadi flypaper effect pada Kabupaten/Kota Provinsi Wilayah
Pulau Sulawesi. Jadi dapat disimpulkan, bahwa tingkat kemandirian daerah
Kabupaten/Kota di Pulau Sulawesi masih kurang, hal ini dikarenakan masih
tergantungnya Pemerintah Daerah terhadap dana transfer dari Pemerintah Pusat
yaitu DAU dalam membiayai belanja daerahnya.
DAFTAR PUSTAKA
. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 21 Tahun 2009 tentang Pelaksanaan
dan Pertanggungjawaban Transfer ke Daerah.
. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan.
. Permendagri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan,
Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daearah Serta Tata Cara
Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah Dan Penyusunan
Perhitungan APBD.
. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Pemerintah Pusat dan Daerah.
Afiah, Nunuy dan Halida Arsyi. 2013. Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) Dan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Anggaran Belanja Daerah Pada
Kabupaten Kota Di Provinsi Banten. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol VIII,
No. 2, Juli-Desember 2013: 12-29.
Anggarini, Yunita dan Hendra Puranta. 2010. Anggaran Berbasis Kinerja: Penyusunan
APBD Secara Komprehensif. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
YKPN.
Anggraeni, Unun Dian dan Yohanes Suhardjo. 2010. Analisis Pengaruh Dana Alokasi
Umum (DAU) Dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Tengah. Solusi Vol 9, No
1, Januari 2010: 69-81.
Badan Pusat Statistik. 2014. Tinjauan Regional Berdasarkan PDRB.
http://www.bps.go.id/.
Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga
Basuki. 2008. Pengelolaan Keuangan Daerah. Edisi 1. Yogyakarta: Kreasi
Wacana.
Chrisyana. 2011. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum
(DAU), Dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Terhadap Alokasi Belanja Daerah
(ABD) Pada Kabupaten/Kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi
Sarjana (dipublikasikan). Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
Dirjen Perimbangan Keuangan. 2014. Laporan Realisasi APBD 2004-2013.
http://www.djpk.kemenkeu.go.id/.
Edison, Henri. 2009. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja
Darah (BD) di Kabupaten Toba Samosir. Tesis S2. Medan: Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Sektor Publik : Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi 3.
Yogyakarta : Salemba Empat.
Handayani, Kristina. 2009. Pengaruh Dana Alokasi Khusus dan Pendapatan Asli
Daerah Terhadap Belanja Daera Bidang Pendidikan Pada Kabupaten/Kota di
Pulau Sulawesi. Skripsi Sarjana (dipublikasikan). Surakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret.
Indah, Nur. 2010. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dan Dana Alokasi Umum
(DAU) Terhadap Alokasi Belanja Daerah (ABD): Studi Pada Pemerintah
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Skripsi Sarjana (dipublikasikan). Semarang:
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Irianto, Agus. 2004. Statistik: Konsep Dasar, Aplikasi dan Pengembangannya. Edisi 1.
Jakarta: Prenada Media.
Kurniawati, Fransisca. 2010. Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) Dan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Pemerintah Daerah Provinsi, Kota Dan
Kabupaten di Indonesia. Tesis (dipublikasikan). Surakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret.
Kusumadewi, Diah dan Arief Rahman. 2007. Flypaper Effect Pada Dana Alokasi
Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Daerah
pada Kabupaten/Kota di Indonesia. JAAI Vol 11, No. 1, Juni 2007: 67-80.
Maimunah, Mutiara. 2006. Flypaper Effect Pada Dana Alokasi Umum (DAU) Dan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Daerah Pada
Kabupaten/Kota di Pulau Sumatera. Simposium Nasional Akuntansi IX.
Padang.
Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yoyakarta: Andi.
Martha, Alinda. 2011. Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana
Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) Terhadap Alokasi Belanja
Daerah (ABD) Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Periode 2008-2010: Studi
Kasus Kabupaten/Kota di Sumatera dan Jawa. Skripsi Sarjana (dipublikasikan).
Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
Mentayani, Ida, Nurul Hayati dan Rusmanto. 2012. Flypaper Effect Pada Dana Alokasi
Umum Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Pada Kota Dan
Kabupaten di Propinsi Kalimantan Selatan. Spread Vol 2, No 1, April 2012: 55-
64.
Nuarisa, Sheila. 2012. Pengaruh PAD, DAU dan DAK Terhadap Pengalokasian
Belanja Modal. Accounting Analysis Journal Vol 2, No. 1, Februari 2013: 90-
95.
Permana, Deva. 2013. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah,
Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Pengalokasian
Anggaran Belanja Modal. Skripsi Sarjana (dipublikasikan). Semarang: Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro.
Prakosa, Kesit. 2004. Analisis Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) Dan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) Terhadap Prediksi Belanja Daerah, Studi di Wilayah
Propinsi Jawa Tengan dan DIY. JAAI, Volume 8, No. 2, hal 101-118.
Priyatno, Dwi. 2009. 5 Jam Belajar Olah Data Dengan SPSS17. Yogyakarta: Andi.
. 2010. Paham Analisa Statistik Data Dengan SPSS. Yogyakarta:
Mediakom.
Renyowijoyo, Muindro. 2008. Akuntansi Sektor Publik Organisasi Non Laba. Edisi 1.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Santoso, Singgih. 2010. Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Sasana, Hadi. 2011. Analisis Determinan Belanja Daerah Di Kabupaten/Kota
Provinsi Jawa Barat Dalam Era Otonomi Dan Desentralisasi Fiskal. Jurnal
Bisnis dan Ekonomi. Vol 18, No. 1, Maret 2011: 46-58.
Soleh, Chabib dan Heru Rochmansjah. 2010. Pengelolaah Keuangan Dan Aset Daerah.
Bandung: Fokusmedia.
Sularno, Fitria Megawati. 2013. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli
Daerah dan Dana Alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja
Modal. Skripsi Sarjana (dipublikasikan). Bandung: Fakultas Ekonomi
Universitas Widyatama.
Sumarni, Murti dan Salamah Wahyuni. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis.
Yogyakarta: Andi.
Wijaya, Tony. 2009.Analisis Data Penelitian Menggunakana SPSS. Yogyakarta:
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Situs resmi masing-masing Kabupaten/Kota yang dijadikan sampel:
www.palukota.go.id/
www.posokab.go.id/
www.banggaikab.go.id/
www.parigimoutongkab.go.id/
www.palopokota.go.id/
www.sidrapkab.go.id/
www.wajokab.go.id/
www.pangkepkab.go.id/
www.bulukumbakab.go.id
www.bantaengkab.go.id/
www.tanatorajakab.go.id/
www.pareparekota.go.id/
www.barrukab.go.id/
www.soppengkab.go.id/
www.takalarkab.go.id/
www.kendarikota.go.id/
www.konawekab.go.id/
www.kolakakab.go.id/
www.butonkab.go.id/
www.polmankab.go.id/
www.gorontalokota.go.id/
www.boalemokab.go.id/