ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM...

100
i ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI WINONG KABUPATEN PATI TAHUN AJARAN 2010/ 2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Matematika Oleh: ARIF NADLIROH NIM. 0735 11024 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011 IAIN WALI SONGO SEMARANG

Transcript of ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM...

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

i

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MADRASAH

TSANAWIYAH NEGERI WINONG KABUPATEN PATI TAHUN

AJARAN 2010/ 2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

Ilmu Pendidikan Matematika

Oleh:

ARIF NADLIROH

NIM. 0735 11024

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

IAIN WALISONGO

SEM ARANG

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Arif Nadliroh

NIM : 073511024

Jurusan/ Program Studi : Tadris Matematika

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/ karya

saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 30 November 2011

NIM. 073511024

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

iii

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

iv

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

v

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

vi

ABSTRAK

Judul : Analisis Faktor-Faktor Penghambat Guru dalam Pelaksanaan

Pembelajaran Matematika Madrasah Tsanawiyah Negeri Winong

Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2010/2011

Penulis : Arif Nadliroh

NIM : 073511024

Skripsi ini membahas tentang faktor penghambat guru dalam pelaksanaan

pembelajaran matematika di MTsN Winong kabupaten Pati tahun ajaran

2010/2011. Kajian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya nilai matematika di

lingkungan madrasah ini. Padahal tidak demikian dengan mata pelajaran lain

seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Ilmu Pengetahuan Alam. Peringkat

MTsN Winong di kecamatan Winong adalah teratas, hal ini dibuktikan dengan

berbagai kemajuan yang dicapainya. Hal ini menjadi tambahan data untuk penulis

bahwa sangat disayangkan kalau prestasi matematika di sekolah terbaik ini masih

berada di bawah. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: (1) apa

yang menjadi faktor-faktor penghambat guru MTsN Winong dalam pelaksanaan

pembelajaran matematika tahun ajaran 2010/2011? (2) apa yang telah diusahakan oleh guru MTsN Winong untuk mengatasi hambatan-hambatan pelaksanaan

pembelajaran matematika tahun ajaran 2010/2011? (3) apa yang dapat dijadikan

solusi atas hambatan-hambatan pelaksanaan pembelajaran matematika MTsN

Winong tahun ajaran 2010/2011? Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah dengan angket atau kuesioner, wawancara, observasi dan dokumentasi.

Subjek dalam penelitian ini adalah guru matematika di lingkungan MTsN

Winong yang berjumlah enam orang. Angket yang digunakan dalam penelitian ini

memuat beberapa faktor yang sangat memungkinkan untuk menjadi faktor

penghambat pembelajaran matematika, yakni guru itu sendiri, peserta didik,

proses pembelajaran, sarana prasarana, dan yang terakhir adalah evaluasi

pembelajaran.

Secara umum, hasil penelitian yang diperoleh adalah semua faktor

berpotensi mempengaruhi ketidakberhasilan pembelajaran matematika. Namun,

yang paling dominan berasal dari peserta didik yang sangat sedikit minat dan

motivasinya dalam mempelajari matematika. Untuk mengatasi hambatan tersebut,

guru di lingkungan MTsN Winong belum melakukan suatu tindakan nyata untuk

sungguh-sungguh mengatasi hambatan tersebut. Yang ada hanyalah musyawarah

kecil di sela-sela pergantian jam pelajaran.

Melihat hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa permasalahan

pembelajaran adalah masalah yang kompleks dan benar-benar harus diperhatikan.

Oleh karenanya, sekecil apapun faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan

pembelajaran harus diperhatikan. Dan sekali lagi, guru sebagai pemeran kendali

utama di kelas pun harus berbenah diri untuk selalu mengadakan inovasi dalam

pembelajaran.

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahin

Alhamdulillah puji syukur atas segala limpahan karunia-Nya. Shalawat

serta salam tak lupa penulis panjatkan pada junjungan Nabi Agung Muhammad,

nabi penerang zaman, beserta keluarga, sahabat, dan siapa pun yang mengikuti

ajarannya.

Atas rida Allah SWT, atas bimbingan para dosen, atas doa ayah ibu,

kakak, dan bantuan saudara, kawan, serta sahabat-sahabat tercinta akhirnya

penulis berhasil menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis

Faktor-Faktor Penghambat Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran

Matematika Madrasah Tsanawiyah Negeri Winong Kabupaten Pati Tahun

Ajaran 2010/2011”.

Skripsi ini diajukan guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar

sarjana dalam ilmu pendidikan pada program studi matematika Fakultas Tarbiyah

Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

Dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini penulis sampaikan banyak

terima kasih pada semua pihak yang telah membantu terutama kepada yang

terhormat:

1. Bapak Dr. Suja’i, M.Ag. selaku dekan Fakultas Tarbiyah Institut

Agama Islam Negeri Walisongo Semarang

2. Bapak Drs. Wahyudi, M.Pd. selaku kepala Jurusan Tadris Fakultas

Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang

3. Bapak Saminanto, S.Pd, M.Sc. selaku kepala Program Studi Tadris

Matematika Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo

Semarang

4. Ibu Lulu Choirunnisa, S.Si, M.Pd. dan Dr. Abdul Wahib, M.Ag selaku

dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan

arahan kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini dapat

terselesaikan

5. Dosen dan staf di lingkungan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam

Negeri Walisongo Semarang

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

viii

6. Ibu Hj. Umi Hanik, S.Ag, M.Pd selaku kepala Madrasah Tsanawiyah

Negeri Winong beserta staf yang bersedia untuk membantu dalam

penelitian skripsi ini

7. Kawan-kawan Lembaga Pers Mahasiswa Edukasi yang telah

membantu untuk selalu berpikir

8. Sahabat-sahabat PMII di lingkungan IAIN Walisongo yang telah

mengenalkanku pada dunia luar

9. Segenap keluarga, yang telah memberikan banyak dukungan baik

moril maupun materil sehingga skripsi ini bisa tersusun

10. Semua pihak yang tidak tersebut, semua pihak yang turut membantu

dalam mewujudkan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini

yang tidak lain karena keterbatasan penulis. Untuk itu, dengan segala

kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritiknya untuk

perbaikan ke depan. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi penulis

khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin.

Semarang, 12 Desember 2011

Penulis

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................i

PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................... ii

PENGESAHAN......................................................................................................iii

NOTA PEMBIMBING ..........................................................................................iv

ABSTRAK .............................................................................................................vi

KATA PENGANTAR ..........................................................................................vii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ix

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 5

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka .......................................................................... 6

B. Kerangka Teoritik .................................................................... 9

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian ....................................................................... 24

B. Tempat dan waktu penelitian ................................................. 25

C. Sumber penelitian ................................................................... 25

D. Fokus penelitian ..................................................................... 26

E. Teknik pengumpulan data penelitian ..................................... 27

F. Teknik analisis data ............................................................. 30

BAB IV : ANALISIS TENTANG FAKTOR PRNGHAMBAT GURU

DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI WINONG

KABUPATEN PATI TAHUN AJARAN 2010/2011

A. Gambaran umum MTsN Winong kabupaten Pati .................. 34

B. Faktor-faktor penghambat guru Madrasah Tsanawiyah Negeri

Winong dalam pelaksanaan pembelajaran matematika tahun

ajaran 2010/2011..................................................................... 41

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

x

C. Usaha yang telah ditempuh oleh guru Madrasah Tsanawiyah

Negeri Winong untuk mengatasi hambatan-hambatan

pelaksanaan pembelajaran matematika tahun ajaran

2010/2011................................................................................ 53

D. Solusi atas hambatan pelaksanaan pembelajaran matematika

Madrasah Tsanawiyah Negeri Winong tahun ajaran

2010/2011................................................................................ 55

BAB V : PENUTUP

A. Simpulan ............................................................................... 60

B. Saran ....................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peranan pendidikan sangatlah urgent dalam meningkatkan kualitas

bangsa. Semakin unggul pendidikan suatu bangsa, maka semakin majulah

bangsa tersebut di kancah Internasional. Oleh karenanya, mengingat begitu

pentingnya peran pendidikan mengharuskan semua elemen yang terkait

dengan pendidikan untuk selalu mengevaluasi, berbenah, dan

meningkatkan kualitas pendidikan bangsa.

Pendidikan yang disajikan dalam pembelajaran di sekolah harus

didesain sedemikian rupa sehingga pembelajaran tersebut dapat berjalan

maksimal. Peserta didik yang menjadi aktor utama dalam pembelajaran

harus dilibatkan sebagai pribadi yang bebas. Bebas di sini diartikan bahwa

peserta didik harus bebas untuk mempelajari suatu mata pelajaran, baik

dari segi cara belajar maupun pertanyaan-pertanyaan yang harus terjawab

oleh guru.

Kebebasan dalam belajar harus diterapkan di semua mata pelajaran

tidak terkecuali pembelajaran matematika. Hal ini diperkuat dengan data

bahwa belajar matematika tergolong sebagai belajar abstrak. Belajar

abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan

masalah-masalah yang tidak nyata. Dalam mempelajari hal-hal yang

abstrak diperlukan peranan akal yang kuat di samping penguasaan atas

prinsip, konsep, dan generalisasi. Termasuk dalam jenis ini misalnya

belajar matematika, kimia, kosmografi, astronomi, dan juga sebagian

materi bidang agama seperti tauhid.1

Matematika yang tergolong dalam mata pelajaran abstrak

membutuhkan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dengan

pembelajaran matematika tersebut, yakni guru, lingkungan sekolah, wali

peserta didik, dan lingkungan bermain di rumah. Peran beberapa pihak

1 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2002), hlm. 125.

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

2

tersebut sangat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran matematika,

meskipun ada beberapa peran yang dominan.

Selain itu, dalam membahas keberhasilan pembelajaran

matematika, yang harus diperhatikan kembali adalah terkait komponen

pengajaran yakni tujuan pendidikan dan pengajaran, peserta didik, tenaga

kependidikan, perencanaan pengajaran dan evaluasi pengajaran. Masing-

masing komponen tersebut harus berjalan atau dijalankan dengan

maksimal. Tujuan pendidikan dan pengajaran harus disiapkan sebelum

proses pembelajaran itu dimulai. Komponen selanjutnya yang harus

diperhatikan adalah peserta didik. Sebagai aktor utama pembelajaran,

peserta didik harus dibimbing sedemikian rupa sehingga mereka siap dan

mampu untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu guru sebagai tenaga

kependidikan utama harus menjadi sosok yang mampu menerapkan

keempat kompetensi guru yakni pedagogik, profesional, sosial, dan

personal.

Untuk mengukur kelayakan komponen di atas, terdapat standar

yang dapat dijadikan acuan sehingga suatu pembelajaran dikatakan efektif.

Lebih lanjut beberapa komponen di atas diklasifikasikan dalam beberapa

standar, yakni standar proses pembelajaran, standar tenaga pendidik,

standar sarana dan prasarana pendidikan, serta standar evaluasi

pendidikan. Proses pembelajaran harus memenuhi beberapa standar

tersebut sehingga pembelajaran dikatakan berhasil.

Dari beberapa komponen yang ada peran guru tetaplah sentral.

Berhasil dan tidaknya sebuah pembelajaran di sekolah, termasuk

pembelajaran matematika tidak akan pernah lepas dari peran seorang guru.

Hal tersebut dikarenakan guru lah yang mengerti kondisi kelas dan peserta

didik dalam mengikuti pelajaran. Meskipun sekarang telah berkembang

banyak sekali model pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk aktif

dalam mencari bahan, memahami dan mengerjakan sendiri, tapi peran

guru tetaplah sentral.

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

3

Tanggung jawab seperti itu harus tetap ditanamkan kepada setiap

benak guru. Hal ini disebabkan guru lah yang mengetahui apa yang

menjadi kekurangan dan kelebihan peserta didik terkait mata pelajaran

yang diampu, lebih-lebih terkait minat peserta didik untuk mempelajari

matematika.

Selain dari pihak peserta didik, seorang guru juga dapat

mengetahui hambatan itu dari dirinya sendiri sebagai seorang pendidik.

Tugas guru sangat kompleks dalam pembelajaran, mulai dari perencanaan,

pelaksanaan, dan juga evaluasi pembelajaran. Banyak hal yang sering

terlewatkan oleh seorang guru, lebih-lebih pada tahap persiapan. Jika

persiapan saja masih belum maksimal, maka proses pembelajaran pun

akan tidak maksimal. Banyak hal yang dapat dijadikan refleksi para

pendidik untuk meningkatkan prestasi pembelajaran matematika.

Sisi lain yang dapat dilihat guru dalam pembelajaran adalah sarana

prasarana. Sebagai pemegang peran sentral dalam suatu ruang kelas,

seorang guru dapat merasakan, apakah sarana prasarana yang ada terkait

pembelajaran matematika sudah memenuhi standar atau belum? Selain itu

guru juga dapat melihat itu dari sikap peserta didik tersebut sudah merasa

cukup atau tidak belajar dengan sarana prasarana yang ada. Selain dari

faktor peserta didik , guru, dan sarana prasarana, masih banyak lagi faktor

yang bisa diidentifikasi oleh guru demi keberhasilan proses belajar

mengajar di kelas.

Dalam subjek penelitian yang akan diteliti, yakni madrasah

Tsanawiyah Negeri (MTsN) Winong kabupaten Pati, terdapat hambatan

pembelajaran matematika yang harus segera diatasi. Peneliti

mengasumsikan demikian karena dari data yang ada, hasil belajar mata

pelajaran matematika masih rendah dibandingkan mata pelajaran bahasa

Indonesia, bahasa Inggris dan Ilmu Pengetahuan Alam. Dalam hal ini mata

pelajaran matematika dibandingkan dengan ketiga mata pelajaran tadi

karena dilihat dari segi kepentingannya dalam Ujian Nasional (UN).

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

4

Dari data yang ada, peneliti melihat bahwa nilai matematika di

sekolah di atas masih rendah dibandingkan dengan ketiga mata pelajaran

yang sudah disebutkan tadi. Nilai yang ada tidaklah terlalu berbanding

jauh, tapi hal demikian patut untuk diteliti dan dijadikan pelajaran bagi

beberapa pihak terkait. Jika nilai mata pelajaran yang lain dapat lebih

tinggi, mengapa matematika tidak?

Penguatan lain dari penelitian ini adalah ditemukannya peserta

didik di MTsN Winong yang sebagian besar masih mengasumsikan

matematika sebagai mata pelajaran mengerikan. Asumsi seperti ini tidak

hanya ditemukan di sekolah tempat penelitian, namun di sekolah-sekolah

lain juga hal ini masih menjadi hal yang wajar.

Dari data yang ada peneliti ingin meneliti apa saja yang menjadi

penyebab hasil belajar matematika peserta didik di daerah penelitian

tersebut masih rendah. Tentunya banyak sekali yang bisa dianalisis dari

keadaan ini, yakni dari pihak murid, guru, sarana prasarana dan faktor lain.

Sedemikian pentingnya tema ini untuk dibahas mendorong peneliti untuk

mengadakan penelitian yang terkait faktor-faktor penghambat guru dalam

pelaksanaan pembelajaran matematika MTsN Winong kabupaten Pati

tahun ajaran 2010/2011.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah penelitian

sebagai berikut:

1. Apa yang menjadi faktor-faktor penghambat guru MTsN Winong

dalam pelaksanaan pembelajaran matematika tahun ajaran 2010/2011?

2. Apa yang telah diusahakan oleh guru MTSN Winong untuk mengatasi

hambatan-hambatan pelaksanaan pembelajaran matematika tahun

ajaran 2010/2011?

3. Apa yang dapat dijadikan solusi atas hambatan-hambatan pelaksanaan

pembelajaran matematika MTsN Winong tahun ajaran 2010/2011?

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat guru MTsN Winong

dalam pelaksanaan pembelajaran matematika.

2. Untuk mengetahui usaha guru MTsN Winong dalam mengatasi

hambatan-hambatan pembelajaran matematika.

3. Untuk mengetahui dan merumuskan solusi atas penghambat

pembelajaran matematika MTsN Winong

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Memberi gambaran tentang faktor-faktor penghambat yang dialami

guru MTsN Winong dalam pelaksanaan pembelajaran matematika.

2. Memberi gambaran tentang usaha yang telah dilakukan oleh guru

MTsN Winong dalam mengatasi hambatan pelaksanaan pembelajaran

matematika.

3. Memberikan suatu rekomendasi kepada pihak terkait untuk mengatasi

hambatan yang dialami guru matematika madrasah Tsanawiyah,

khususnya di MTsN Winong.

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Dalam beberapa penelitian matematika, banyak disebutkan bahwa

pembelajaran matematika masih menjadi hal yang sulit di mata sebagian

besar peserta didik atau dalam kata lain masih menjadi momok. Namun,

yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah apa yang menyebabkan

matematika menjadi momok? Pertanyaan yang demikian masih belum

terjawab.

Menyikapi hal tersebut, seyogyanya semua permasalahan

pembelajaran dikembalikan kepada guru. Hal itu dikarenakan gurulah

yang paling mengetahui kondisi kelas, bagaimana keadaan peserta didik

dalam mengikuti kelas, kemampuan guru itu sendiri, bahkan sarana

prasarana yang ada. Hal ini sesuai dengan firman Allah:

Artinya: dan kami mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang

lelalki yang kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah

kepada orang-orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu

tidak mengetahui (Q,S, an-Nahl/16:43)2

Menanggapi rangkaian masalah di atas, peneliti menilik beberapa

penelitian, di antaranya yakni skripsi yang telah disusun oleh I Crede

Ketut Sunarya, mahasiswa Universitas Jember dengan judul Analisis

Faktor Penghambat bagi Guru Sekolah Menengah Pertama dalam

Meningkatkan Jenjang Pendidikan Formal di Kabupaten Tabanan. Hasil

dari penelitian ini menyebutkan bahwa penghambat yang ada sangatlah

kompleks, namun yang paling dominan adalah terkait sarana prasarana.

2 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Semarang: PT. Karya Toha

Putra), hlm. 272.

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

7

Hal ini dikarenakan masih banyak sekolah yang belum memiliki sarana

prasarana yang layak bagi pendidikan.

Penelitian di atas memiliki titik perbedaan dengan penelitian yang

akan peneliti lakukan yakni dalam spesifikasinya. Penelitian yang peneliti

usulkan memiliki spesifikasi dalam pembelajaran matematika.

Penelitian lain yang peneliti tilik yakni skripsi yang telah disusun

oleh Subaidi, mahasiswa Universitas Negeri Malang dengan judul

Identifikasi Faktor Pendukung dan Penghambat Guru Geografi SMA dan

MAN Kabupaten Sumenep dalam Mengimplementasikan KTSP.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa faktor penghambat

guru geografi adalah: (a) kesulitan guru geografi dalam perencanaan

pembelajaran, yaitu kesulitan dalam menentukan alokasi waktu,

menentukan kegiatan atau metode pembelajaran, tidak memiliki cukup

waktu dalam menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS), menentukan buku

sumber yang memenuhi seluruh standar kompetensi, kompetensi dasar,

dan indikator, menentukan media yang dapat membangkitkan minat dan

motivasi peserta didik serta jumlah media yang terbatas. (b) Dalam

pelaksanaan pembelajaran guru geografi mengalami kesulitan karena

kurangnya waktu yang disediakan, kurangnya sarana dan prasarana

pendukung, jumlah siswa terlalu banyak, menata kursi dan meja peserta

didik serta posisi guru (c) Dalam penilaian pembelajaran guru mengalami

kesulitan dalam melakukan penilaian ranah psikomotorik (keterampilan),

dalam menyusun instrumen penilaian kognitif guru Geografi kesulitan

menentukan pedoman penilaian, jumlah siswa terlalu banyak dan

terbatasnya waktu. Adapun dalam menyusun instrumen penilaian ranah

afektif dan psikomotorik guru mengalami kesulitan dalam pemilihan aspek

yang dinilai, penentuan indikator yang dinilai, jumlah peserta didik terlalu

banyak, dan keterbatasan waktu.

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

8

Selanjutnya adalah faktor pendukung guru geografi dalam

mengimplementasikan KTSP, yaitu latar belakang pendidikan yang sesuai

dengan bidang ajar, memiliki pengalaman mengajar yang cukup, pernah

mengikuti kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran Geografi yang

sesuai dengan KTSP, beban mengajar di bawah ketentuan yang ditetapkan

pemerintah, dan tidak memiliki jabatan selain mengajar.

Sedikit berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan, yakni

hanya melihat dari sudut penghambatnya saja terhadap pembelajaran yang

berbeda pula yakni matematika.

Penelitian terakhir yang menjadi rujukan peneliti adalah skripsi

yang telah disusun oleh Sumiyati, mahasiswa Universitas Muhammadiyah

Surakarta dengan judul Pelaksanaan KTSP Pendidikan Agama Islam di

SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta (Studi Kasus

Peran Profesional Guru dalam Pengembangan Kontent dalam

Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Pembelajaran Tahun

2008/2009). Penelitian ini mendeskripsikan profesionalisme guru dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam mulai dari perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi. Yang menjadi referensi di sini adalah tentang

profesionalisme guru dalam pembelajaran. Titik perbedaan penelitian ini

dengan penelitian yang akan peneliti angkat adalah spesifikasi dan mata

pelajaran yang akan diteliti yakni mata pelajaran matematika.

Dari beberapa penelitian di atas menyebutkan bahwa peran guru

dalam pembelajaran sangatlah penting. Begitu pula dalam pembelajaran

matematika yang tergolong dalam ragam belajar abstrak. Begitu

pentingnya peran guru dalam pembelajaran dan khususnya pembelajaran

matematika mendorong peneliti untuk meneliti apa saja yang menjadi

faktor penghambat guru dalam pembelajaran matematika.

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

9

B. Kerangka Teoritik

1. Pengertian Pembelajaran Matematika

Sebelum mendefinisikan pembelajaran matematika, patut diketahui

dulu masalah teori belajar. Hal ini dikarenakan, dari teori belajar akan

diturunkan menjadi beberapa strategi dalam pembelajaran yang

tentunya akan mempengaruhi keberhasilan suatu pembelajaran.

Beberapa teori belajar menurut ahli:3

a. Teori Bruner

Bruner sangat mendukung metode belajar dengan

penemuan. Ia meyakini bahwa dalam mempelajari matematika

seorang anak perlu secara langsung menggunakan bahan-bahan

manipulatif. Bahan-bahan tersebut merupakan benda konkret yang

dirancang khusus untuk siswa dalam usaha untuk memahami suatu

konsep matematika.

b. Teori Jean Piaget

Ia meyakini bahwa perkembangan mental setiap pribadi

melewati empat tahap, yaitu sensori motor, praoperasional, operasi

konkret, dan operasi formal.

Intelegensi sensori motor dipandang sebagai intelegensi

praktis (practical intelligence) yang berfaidah bagi anak berusia 0 –

2 tahun untuk belajar berbuat terhadap lingkungannya sebelum ia

mampu berpikir mengenai hal yang sedang ia perbuat. Anak pada

periode ini belajar cara mengikuti dunia kebendaan secara praktis

dan belajar menimbulkan efek tertentu tanpa memahami hal yang

sedang ia perbuat kecuali hanya mencari cara melakukan perbuatan

seperti di atas.

Selanjutnya yakni tahap pra operasional. Tahap ini terjadi

dalam diri anak ketika berumur 2 sampai 7 tahun. Perkembangan

ini bermula pada saat anak telah memiliki penguasaan sempurna

mengenai objek permanen. Artinya anak tersebut sudah memiliki

3 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm. 35.

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

10

kesadaran akan tetap eksisnya suatu benda yang harus ada atau

biasa ada, walaupun benda tersebut sudah ia tinggalkan, atau sudah

tidak dilihat dan didengar lagi. Jadi, eksistensi benda tersebut

berbeda dengan periode sensori motor, tidak lagi bergantung pada

pengamatannya belaka.

Tahap ketiga yakni operasi konkret. Selama tahap operasi

konkret anak mengembangkan konsep dengan menggunakan

benda-benda konkret untuk menyelidiki hubungan dan model-

model abstrak. Pada tahap ini anak sudah berpikir logis,

berpikirnya terjadi sebagai akibat adanya kegiatan anak

memanipulasi benda-benda konkret. Piaget menekankan bahwa

proses belajar merupakan suatu proses asimilasi dan akomodasi ke

dalam struktur mental.

Tahap terakhir yakni tahap operasi formal. Dalam

perkembangan kognitif tahap ini, seorang remaja telah memiliki

kemampuan mengoordinasikan baik secara serentak maupun

berurutan dua ragam kemampuan kognitif, yakni: 1) kapasitas

menggunakan hipotesis; 2) kapasitas menggunakan prinsip-prinsip

abstrak. Dengan mampu berpikir hipotesis, yakni memikirkan

sesuatu khususnya dalam hal pemecahan masalah dengan

menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan lingkungan

yang ia respons. Sementara itu, dengan kapasitas menggunakan

prinsip-prinsip abstrak, remaja tersebut akan mampu mempelajari

materi-materi pelajaran yang abstrak seperti ilmu agama,

matematika, dan ilmu abstrak lainnya.4

4 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidiian dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja

Rosda Karya, 2010), hlm. 73.

Page 21: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

11

c. Teori Dewey

Dewey mengutamakan pada pengertian belajar bermakna.

Artinya, anak didik yang belum siap jangan dipaksa belajar. Guru

dan orang tua sebaiknya menunggu sampai anak didik siap belajar,

atau guru dapat mengubah dan mengatur suasana belajar sehingga

anak siap untuk belajar.

Dalam pembelajaran matematika pada dasarnya sama dengan

pembelajaran mata pelajaran yang lain, namun selebihnya matematika

mempunyai karakteristik tersendiri yakni:

a. Matematika Disajikan dalam Pola yang Ketat

Pola ketat yang dimaksud adalah matematika mempunyai jawaban-

jawaban yang pasti, meski dapat ditempuh dalam berbagai cara.

Pola ketat seperti itu mendorong peserta didik untuk teliti dalam

mempelajari dan menyelesaikan soal matematika.

b. Matematika Berkembang dan Digunakan Lebih Luas dari pada

Ilmu-Ilmu Lain

Matematika tidak berdiri sendiri, bahkan digunakan lebih luas di

beberapa disiplin ilmu lain, seperti Fisika dan Kimia.

c. Matematika Lebih Terkonsentrasi pada Konsep5

Pembelajaran matematika harus ditekankan dalam dataran konsep.

Jika konsep sudah dipahami, maka akan sangat mudah untuk

mengerjakan soal dengan berbagai macam gaya. Oleh karenanya,

pematangan konsep perlu ditekankan sebelum selanjutnya

memberikan contoh kepada peserta didik.

Untuk keberhasilan suatu pembelajaran, kita harus tahu

ragam belajar apa yang sesuai dengan mata pelajaran yang dipelajari.

Dalam pembelajaran, dikenal berbagai macam tipe sebagai berikut:6

a. Ragam Abstrak

5 Abdul Halim Fathani, Matematika Hakikat dan Logika, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2009),

hlm. 20. 6 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2002), hlm. 125.

Page 22: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

12

Belajar abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara

berpikir abstrak. Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman

dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata. Dalam

mempelajari hal-hal yang abstrak diperlukan peranan akal yang

kuat di samping penguasaan atas prinsip, konsep, dan generalisasi.

Termasuk dalam jenis ini misalnya belajar matematika, kimia,

kosmografi, astronomi, dan juga sebagian materi bidang agama

seperti tauhid.

b. Ragam Keterampilan

Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan

gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat

syaraf dan otot-otot. Contoh: olahraga, menulis, musik, menari, dan

sebagainya.

c. Ragam Sosial

Belajar sosial adalah belajar memahami masalah-masalah

dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah. Belajar sosial juga

dapat diartikan sebagai belajar yang mengatur dorongan nafsu

pribadi demi kepentingan bersama dan memberi peluang orang lain

untuk memenuhi kebutuhannya secara berimbang dan proporsional.

Contoh: pelajaran Agama dan PPKN.

d. Ragam Pemecahan Masalah

Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar

menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara

sistematis, logis, teratur, dan teliti. Dalam hal ini, hampir semua

bidang studi dapat dijadikan sarana belajar pemecahan masalah.

Untuk keperluan ini, guru (khususnya yang mengajar eksakta,

seperti matematika dan IPA) sangat dianjurkan menggunakan

model dan strategi mengajar yang berorientasi pada cara

pemecahan masalah.

e. Ragam Rasional

Page 23: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

13

Belajar rasional adalah belajar dengan menggunakan

kemampuan berpikir secara logis dan sistematis (sesuai dengan

akal sehat).

f. Ragam Kebiasaan

Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-

kebiasaan yang telah ada.

g. Ragam Apresiasi

Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan arti

penting atau nilai suatu objek. Bidang-bidang studi yang dapat

menunjang tercapainya tujuan belajar apresiasi antara lain Bahasa

dan Sastra, Kerajinan Tangan, Kesenian, dan Menggambar.

h. Ragam Pengetahuan

Belajar pengetahuan (studi) ialah belajar dengan cara

melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan

tertentu. Contohnya yakni eksperimen terkait materi yang

dipelajari, misalnya eksperimen materi Gerak dalam mata pelajaran

Fisika.

Sesuai dengan macam-macam ragam belajar di atas,

matematika lebih dominan menempati ragam belajar abstrak. Hal ini

menjadi catatan bahwa matematika harus disajikan secara menarik dan

suatu pendekatan yang nyata agar peserta didik mampu memahami isi

dari matematika itu sendiri.

Pembelajaran adalah salah satu usaha dalam pendidikan

untuk mencerdaskan anak didik, merekalah tujuan dari pembelajaran

tersebut. Oleh karenanya, seperti apa pun pembelajaran didesain,

maka harus memperhatikan peserta didik untuk tidak kehilangan

kebebasannya.

Education is thus a fostering, a nurturing, a cultivating

process.7

7 John Dewey, Democracy and Education: An Introduction to the Philosophy of

Education, (New York: The Mac Millan An Company, 1964), hlm.10.

Page 24: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

14

Cuplikan di atas berarti bahwa pendidikan adalah usaha

membina, memelihara dan membudayakan peserta didik untuk

belajar. Dengan demikian pendidikan harus disajikan sebagaimana

kita memelihara dan membina, bukan dengan paksaan dan instruksi.

The process of Education finds its genesis and purpose in

the child. The position isi n direct opposition to the

tradisional approach to the Education. The tradisional

school started with a body of organized subject matter and

the sought to impose this corpus of learning on the student

whether he desired it or not. The progressives reversed this

mode by Putting the child at the focal point of the school.

Yhen they sough to develop a curriculum and teaching

method that stemmed from the student’s needs, interest, and

initiative.8

Asal mula dari tujuan pendidikan adalah pada peserta didik.

Keadaan ini merupakan wujud perlawanan langsung terhadap

pendidikan dengan pendekatan tradisional. Sekolah tradisional

dimulai dengan masing-masing anak didik untuk mengorganisasikan

bahan pelajaran, apakah ia tertarik atau tidak. Sebaliknya

progesivisme menempatkan peserta didik pada titik utama di sekolah.

Mereka mencoba mengembangkan sebuah kurikulum dan metode

pengajaran yang berasal dari kebutuhan siswa, minat, dan juga

inisiatif.

8 George R. Kningt, Issues and Alternatives in Educational Philosophy, (Mechighan:

Andrews University Press Borrien Springs, 1982), hlm.82.

Page 25: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

15

2. Standar Pembelajaran Efektif

Mata pelajaran matematika yang masuk dalam ragam belajar

abstrak harus disajikan dengan baik, yakni dengan memperhatikan

standar pembelajaran yang efektif. Berikut beberapa standar

pembelajaran efektif:

a. Standar Proses Pembelajaran

Melakukan pembelajaran di kelas berarti membelajarkan

siswa secara terkondisi. Peserta didik belajar dengan mendengar,

menyimak, melihat, meniru apa-apa yang diinformasikan oleh guru

atau fasilitator di depan kelas. Dengan belajar seperti ini peserta

didik memiliki perilaku sesuai tujuan yang telah dirancang guru

sebelumnya.9

Kemudian mengenai standar proses pembelajaran, disebutkan

dalam peraturan pemerintah (PP). No. 19 tahun 2005, pasal 19 ayat 1

bahwa: proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi

peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang

cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan

bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Selanjutnya dipertegaskan dalam pasal 20 bahwa proses

pembelajaran harus direncanakan dengan perencanaan yang meliputi

tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar,

dan penilaian hasil belajar.

b. Standar Tenaga Pendidik

Seorang guru sebagai pendidik di kelas harus memiliki

standar tertentu. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan belajar mengajar

di kelas berlangsung secara tepat. Meskipun seorang peserta didik

harus aktif dalam kelas, tapi peranan guru sangatlah sentral.

9 Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, (Jakarta: Gaung Persada Press,

2007), hlm. 72.

Page 26: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

16

Tenaga pendidik atau guru adalah penyampai atau

pentransfer ilmu yang telah dimiliki oleh guru tersebut, dan dalam

hal ini matematika. Al-Qur’an menegaskan hal serupa ketika Allah

menyuruh nabi Muhammad untuk menyampaikan materi kepada

umatnya. Sebagaimana yang terdapat pada firman Allah sebagai

berikut:

Artinya: hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan

kepadamu dari tuhanmu, dan jika tidak kamu kerjakan (apa

yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan

amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan)

manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk

kepada orang-orang yang kafir. (Q.S. al-Maidah/5:67)10

Dalam PP. No. 19 tahun 2005, pasal 28 ayat 3 disebutkan

bahwa guru sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan

dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini harus memiliki

empat kompetensi meliputi:11

1) Kompetensi pedagogik

Seorang guru harus mampu mendidik anak dalam lingkungan

pendidikan yang mendukung. Selebihnya, meniru ungkapan

yang ditulis oleh Max A Sobel dan Evan M.Maletsky bahwa:

Guru harus mengetahui perlengkapan mereka,

Guru harus mengenal murid yang sedang mereka ajar,

Selain itu, guru harus mengetahui bagaimana mengajar

secara menarik.12

10 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terhjemahnya, hlm.119. 11

Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, hlm. 80. 12

Max A. Sobel dan Evan M.Maletsky, Mengajar Matematika, (Jakarta: Airlangga,

2002), hlm.1.

Page 27: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

17

2) Kompetensi kepribadian

Seorang guru harus memiliki kepribadian baik yang patut

dicontoh oleh anak didiknya.

3) Kompetensi profesional

Seorang guru harus mampu melakukan transfer of knowledge

atas bidang (mata pelajaran) yang dikuasainya.

4) Kompetensi sosial

Seorang guru harus mampu bersosialisasi dengan baik

terhadap semua pihak, terlebih adalah peserta didik di kelas.

c. Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana pendidikan adalah segala sesuatu yang meliputi

peralatan dan perlengkapan yang langsung digunakan dalam proses

pendidikan di sekolah, seperti gedung, ruangan, meja, kursi, alat

peraga, dan perangkat pelajaran. Sedangkan prasarana adalah semua

komponen yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses

belajar mengajar di sebuah lembaga pendidikan, seperti jalan menuju

sekolah, halaman sekolah, dan tata sekolah.13

Lebih lanjut dijelaskan dalam Standar Nasional Pendidikan

(SNP) Peraturan Pemerintah No. 19 TAHUN 2005 pasal 42 bahwa

setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi

perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber

belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang

diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan

berkelanjutan. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana

yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan, ruang pendidik,

ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang

bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan

jasa, tempat olah raga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat

13 Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung: Pustaka Educa,

2010), hlm. 239.

Page 28: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

18

berekreasi, dan ruang atau tempat lain yang diperlukan untuk

menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.14

Kebutuhan akan sarana prasarana menjadi sangat penting

untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Lebih-lebih pada

pembelajaran matematika yang sifatnya adalah abstrak. Oleh

karenanya, standar sarana prasarana pendidikan matematika juga

harus diperhatikan.

d. Standar Evaluasi Pendidikan

Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, yang menjadi

penilai adalah seorang guru. Hal ini dikarenakan guru adalah satu-

satunya individu yang mengetahui tentang perkembangan peserta

didik di kelas.

Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 58 ayat 1

bahwasannya evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh

pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil

belajar peserta didik secara berkesinambungan.15

Secara umum, penilaian di kelas yang disusun secara

berencana dan sistematis oleh guru harus memiliki empat fungsi,

yakni fungsi motivasi, belajar tuntas, efektivitas pengajaran, dan

umpan balik.16

1) Fungsi motivasi: penilaian harus dirancang sedemikian rupa

sehingga peserta didik terdorong untuk terus belajar dan

merasa kegiatan tersebut menyenangkan dan menjadi

kebutuhannya.

2) Fungsi belajar tuntas: jika suatu kemampuan belum dikuasai

peserta didik, penilaian harus terus dilakukan untuk

14 Lihat Standar Nasional Pendidikan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005. 15

Peraturan pemerintah No. 19 Tahun 2005, standar nasional pendidikan, (bandung:

fokus media, 2005), hlm. 125 16 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi

Guru, (Bandung: PT. Rosda, 2006), hlm. 188.

Page 29: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

19

mengetahui apakah semua atau sebagian besar peserta didik

telah menguasai kemampuan tersebut.

3) Fungsi indikator efektifitas pengajaran: penilaian yang baik

harus dapat digunakan untuk melihat seberapa jauh proses

belajar mengajar telah berhasil.

4) Fungsi umpan balik: hasil penilaian harus dianalisis oleh guru

sebagai bahan umpan balik bagi peserta didik dan guru itu

sendiri.

Evaluasi dikatakan tepat jika memenuhi keempat fungsi di

atas, tidak semata-mata hanya untuk mendapatkan nilai di lembar

penilaian. Selebihnya, evaluasi yang standar harus dilakukan secara

bulat dengan memperhatikan beberapa aspek yang dikembangkan

dalam pembelajaran yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Ketiga ranah tersebut adalah satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan dalam pembelajaran.

Pernyataan di atas merujuk pada Benjamin S. Bloom dan

kawan-kawannya bahwa taksonomi (pengelompokan) tujuan

pendidikan harus senantiasa mengacu pada tiga jenis domain yang

melekat pada diri peserta didik, yaitu: (1) Ranah proses berpikir

(cognitive domain), Ranah nilai atau sikap (affective domain), dan

Ranah keterampilan (psychomotor domain). Dalam konteks evaluasi

hasil belajar, maka ketiga domain itulah yang harus dijadikan

sasaran dalam setiap kegiatan evaluasi hasil belajar, yaitu: (1)

Apakah peserta didik sudah dapat memahami semua bahan atau

materi pelajaran yang telah diberikan kepada mereka? (2) Apakah

peserta didik sudah dapat menghayatinya? (3) Apakah materi

pelajaran yang telah diberikan itu sudah dapat diamalkan secara

konkret dalam praktek atau dalam kehidupannya sehari-hari?17

17 Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 1995), hlm.

49

Page 30: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

20

Pembagian ketiga domain oleh S. Bloom dan kawan-kawan

sangat patut diperhatikan oleh kalangan pendidik. Hal ini menjadi

PR bersama dan dapat dilihat dari protes sebagian masyarakat yang

menyatakan bahwa pendidikan kita saat ini hanya mengutamakan

aspek kognitif saja. Jika demikian, maka yang terjadi adalah peserta

didik hanya akan menjadi anak yang pandai dalam menyelesaikan

soal-soal di sekolah, tapi tidak cerdas dalam menyelesaikan

permasalahan kehidupan. Oleh karenanya ketiga domain atau ranah

tadi harus diperhatikan oleh pendidik dalam evaluasinya.

Untuk mengaplikasikan evaluasi yang standar sesuai kriteria-

kriteria di atas, maka perlu dilakukan langkah-langkah dalam

evaluasi belajar, yaitu:18

1) Menyusun rencana evaluasi belajar

Tahapan dalam perencanaan adalah tahapan yang perlu

dipersiapkan secara matang, karena jalannya evaluasi akan

ditentukan oleh tahapan ini. Yang perlu direncanakan dalam

tahap persiapan adalah:

a) Merumuskan tujuan diadakannya evaluasi

b) Menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi;

misalnya apakah aspek kognitif, aspek afektif ataukah

aspek psikomotorik

c) Memilih dan menentukan teknik dan pelaksanaan yang

akan dipergunakan di dalam pelaksanaan evaluasi,

misalnya apakah evaluasi itu akan dilaksanakan dengan

teknik tes atau nontes, pelaksanaannya dengan

observasi, wawancara atau menyebar angket?

d) Menyusun alat-alat pengukur yang akan dipergunakan

dalam pengukuran dan penilaian hasil belajar peserta

didik.

18 Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, hlm. 59

Page 31: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

21

e) Menentukan tolok ukur norma atau kriteria yang akan

dijadikan pegangan atau patokan dalam memberikan

interprestasi terhadap data hasil evaluasi.

f) Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil

belajar itu sendiri (kapan dan seberapa kali evaluasi

belajar tersebut akan dilaksanakan).

2) Menghimpun data

Menghimpun data adalah inti dari pelaksanaan evaluasi, yakni

dengan melakukan tes jika yang dipakai adalah teknis tes.

Menghimpun data juga dapat dilakukan dengan melakukan

evaluasi nontes seperti pengamatan, wawancara, maupun

kuesioner.

3) Melakukan verifikasi data

Data yang telah dihimpun selanjutnya harus diverifikasi atau

disaring. Tujuannya adalah untuk mendapatkan data yang “baik”

(yaitu data yang akan dapat memperjelas gambaran yang akan

diperoleh mengenai dari individu atau sekelompok individu

yang sedang dievaluasi) dari data yang “kurang baik” (yaitu data

yang akan mengaburkan gambaran yang akan diperoleh apabila

data itu ikut serta diolah)

4) Mengolah dan menganalisis data

Dalam langkah ini dimaksudkan untuk memberikan makna

terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan

evaluasi.

5) Memberikan interprestasi dan menarik kesimpulan

Kesimpulan-kesimpulan hasil evaluasi itu sudah barang tentu

harus mengacu pada tujuan dilakukannya evaluasi itu sendiri.

6) Tindak lanjut hasil evaluasi

Harus senantiasa diingat bahwa setiap kegiatan evaluasi

menuntut adanya tindak lanjut yang konkret. Tanpa diikuti oleh

tindak lanjut yang konkret maka pekerjaan evaluasi itu hanya

Page 32: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

22

akan sampai kepada pernyataan, yang menyatakan bahwa:

“Saya tahu, bahwa ini begini dan itu begitu”. Apabila hal seperti

itu terjadi, maka kegiatan evaluasi itu sebenarnya tidak banyak

membawa manfaat bagi evaluator.

3. Faktor-Faktor Penghambat dalam Proses Pembelajaran

Matematika

Jika berbicara tentang faktor penghambat pembelajaran,

maka tidak akan terlepas dari yang namanya komponen-komponen

pengajaran. Pengajaran adalah suatu sistem, artinya, suatu keseluruhan

yang terdiri dari komponen-komponen yang berinterelasi dan

berinteraksi antar satu dengan yang lainnya dan dengan keseluruhan itu

sendiri untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan

sebelumnya.19

Adapun komponen-komponen tersebut meliputi:

a. tujuan pendidikan dan pengajaran

b. peserta didik atau siswa

c. tenaga kependidikan khususnya guru

Sesuai dengan profesionalismenya, guru akan menyebabkan

kesulitan belajar jika:

1) guru tidak berkualitas

2) hubungan guru dan murid kurang baik

3) guru menuntut standar pelajaran di atas kemampuan anak

4) guru tidak memiliki kecakapan dalam usaha diagnosis

kesulitan belajar

5) metode yang digunakan guru tidak tepat20

d. perencanaan pengajaran

1) persiapan silabus, program tahunan (prota), program semester

(promes), dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

2) strategi pembelajaran

19 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, hlm. 77. 20

M. Dalyono, Psiklogi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), hlm. 243.

Page 33: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

23

e. evaluasi pengajaran

Suatu evaluasi yang akan diterapkan kepada peserta didik

harus disusun secara cermat. Instrumen evaluasi tersebut harus

memenuhi syarat-syarat yakni, valid, andal, objektif, seimbang,

membedakan, norma, fair, dan praktis.21

Proses pengajaran ditandai oleh adanya interaksi antara

komponen. Misalnya, komponen peserta didik berinteraksi dengan

komponen-komponen guru, metode/ media, perlengkapan/ perlatan,

dan lingkungan kelas yang terarah pada pencapaian tujuan

pengajaran. Komponen guru berinteraksi dengan komponen-

komponen siswa, metode, media, peralatan, dan unsur tenaga

kependidikan lainnya yang terarah dan berupaya mencapai tujuan

pengajaran. Demikian seterusnya semua komponen pengajaran

saling berhubungan.22

21

M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan, Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara,

2008), hlm.78. 22

M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan, Prinsip dan Operasionalnya, hlm. 77.

Page 34: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian kualitatif.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi

obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) di mana

peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data

dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat

induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna

dari pada generalisasi.23

Digunakan metode penelitian yang demikian

karena kajian penelitian yang diteliti adalah untuk menemukan

pemahaman obyek secara mendalam yakni faktor penghambat guru dalam

pembelajaran matematika yang tidak dapat diperkirakan di awal penelitian.

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus

adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek

seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu

program, atau suatu situasi sosial.24

Studi kasus yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui secara langsung faktor apa

saja yang menjadi penghambat proses belajar mengajar matematika di

MTsN Winong tahun ajaran 2010/2011.

Selain itu penelitian ini juga disebut penelitian kualitatif jenis

deskriptif. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji

hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang

suatu variabel, gejala atau keadaan.25

Hasil studi kasus yang telah dijelaskan sebelumnya akan disajikan

ke dalam deskripsi atau dalam penjelasan yang akan menggambarkan apa

23

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif, dan R&D, (Bandung:

ALFABETA, 2008), hlm. 11 24

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:PT. Remaja

Rosdakarya.2008), hlm.201. 25

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007) hlm.234

Page 35: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

25

adanya tentang faktor penghambat guru yang menjadi permasalahan dalam

penelitian ini.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di bulan Juli tahun 2011 di MTsN Winong

kabupaten Pati. Alasan pemilihan waktu ini adalah karena yang akan

diteliti adalah faktor penghambat guru dalam pelaksanaan pembelajaran

matematika tahun ajaran 2010/2011. Tahun ajaran yang baru saja berakhir

bulan Juni lalu akan tepat jika diteliti pada bulan Juli ini. Adapun rincian

agenda penelitian adalah sebagai berikut:

no hari/ tanggal agenda tempat

1 Senin/11 Juli 2011 Meminta izin kepada kepala sekolah

MTsN Winong sekaligus pra riset.

MTsN

Winong

2 Jumat/22 Juli 2011 Menyebar angket ke semua guru

mapel matematika

MTsN

Winong

3 Senin/25 Juli 2011 Dokumentasi sarana-prasarana,

perencanaan pengajaran, dan data

hasil pembelajaran

MTsN

Winong

4 Selasa/26 Juli 2011 Penarikan angket sekaligus

wawancara dengan guru mapel

matematika.

MTsN

Winong

5 Rabu-Sabtu/27-30

Juli 2011

Pengambilan data ulang sesuai

kebutuhan.

MTsN

Winong

C. Sumber Penelitian

Sumber penelitian adalah segala sesuatu yang mampu dijadikan

data atau menghasilkan data yang dibutuhkan dalam suatu penelitian.

Dikatakan mampu dijadikan data jika sumber yang dimaksud adalah data

itu sendiri. Dan dikatakan mampu menghasilkan data jika sumber yang

dimaksud adalah orang yang dapat memberikan beberapa penjelasan

sehingga sah dijadikan data.

Page 36: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

26

Yang menjadi sumber penelitian dalam penelitian ini adalah semua

guru yang mengajar mata pelajaran matematika di MTsN Winong

Kabupaten Pati. Hal ini dikarenakan fokus penelitian yang akan diteliti

adalah faktor penghambat guru dalam proses pembelajaran matematika.

Secara otomatis yang menjadi sumber utama adalah guru.

Sumber lain selain guru yakni data terkait sarana prasarana,

dokumentasi perencanaan pengajaran seperti Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), silabus, Program Semester (PROMES), Program

Tahunan (PROTA), dan dokumentasi hasil pembelajaran seperti data Ujian

tengah semester (UTS), ujian akhir semester (UAS), dan ujian nasional

(UN).

D. Fokus Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan ini difokuskan pada faktor

penghambat guru dalam pelaksanaan pembelajaran matematika. Hal ini

menyebabkan yang menjadi fokus adalah melihat faktor penghambat

tersebut dari segi guru mata pelajaran matematika.

Jika berbicara tentang faktor penghambat pembelajaran, maka

tidak akan terlepas dari yang namanya komponen-komponen pengajaran.

Pengajaran adalah suatu sistem, artinya, suatu keseluruhan yang terdiri

dari komponen-komponen yang berinterelasi dan berinteraksi antar satu

dengan yang lainnya dan dengan keseluruhan itu sendiri untuk mencapai

tujuan pengajaran yang telah ditentukan sebelumnya.

Adapun komponen-komponen tersebut meliputi peserta didik atau

siswa, tenaga kependidikan atau guru, perencanaan pengajaran, dan

evaluasi pengajaran.26

Namun, sekali lagi ditegaskan bahwa fokus

penelitian ini adalah melihat faktor penghambat tersebut dari sudut

pandang gurunya. Hal ini disebabkan bahwa guru atau tenaga pendidik

adalah satu-satunya pribadi yang lebih mengerti kondisi kelas saat peserta

didik mengikuti pelajaran.

26

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Bumi Aksara. 2001)hlm. 77.

Page 37: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

27

E. Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Teknik pengumpulan data merupakan hal yang paling penting

dipersiapkan sebelum penelitian dilaksanakan. Hal ini dikarenakan teknik

yang tepat akan menghasilkan data yang tepat pula. Namun, jika tekniknya

saja sudah tidak tepat maka data yang didapat pun tidak akan banyak

berpengaruh pada penelitian yang diadakan.

Pengumpulan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan

metode angket, wawancara, observasi dan dokumentasi. Masing-masing

metode pengumpulan data tadi akan digunakan untuk mendapatkan data

yang berbeda-beda.

a. Angket atau Kuesioner

Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.27

Dalam penelitian ini angket akan digunakan untuk

memperoleh data dari guru terkait faktor penghambat guru yang

terdiri dari guru itu sendiri, peserta didik, proses pembelajaran, sarana

prasarana, dan evaluasi pengajaran.

Angket disusun secara tertutup dengan skala Likert. Skala

Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan

skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik

tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa

pernyataan atau pertanyaan. Dalam penelitian ini akan digunakan

skala Likert dengan skala empat dari gradasi dari positif sampai

negatif. Skala tersebut dapat berupa kata-kata:28

a. Tidak pernah

b. Sering

27

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif, dan R&D, hlm. 142 28 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif, dan R&D, hlm. 93

Page 38: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

28

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

Selain dengan jawaban pilihan ganda, angket penelitian ini

juga dilengkapi dengan isian guna memperkuat jawaban responden

atas jawaban pilihan ganda sebelumnya.

b. Wawancara

Teknik pengumpulan data selanjutnya adalah wawancara.

Wawancara atau yang sering disebut interview adalah interaksi dengan

responden, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan cara

tanya jawab untuk menanyakan sesuatu yang jawabannya dianggap

sebagai data penelitian.29

Teknik wawancara akan digunakan untuk mendapatkan data

terkait faktor yang menghambat proses pembelajaran matematika,

mulai dari faktor guru itu sendiri, peserta didik, proses pembelajaran,

sarana prasarana, dan evaluasi pengajaran. Hampir sama dengan

bahan pertanyaan di angket, namun yang menjadi titik perbedaan

adalah peneliti dapat memperluas bahan pertanyaan untuk wawancara

sesuai dengan perkembangan jawaban guru. Selain itu sifat pertanyaan

dalam wawancara lebih umum dari pada pertanyaan di angket.

Dalam penelitian ini, obyek wawancaranya adalah guru

matematika yang terdiri dari enam orang. Guru menjadi subyek utama

wawancara karena penelitian ini memang melihat faktor penghambat

yang ada dari sudut pandang guru matematika.

Selain itu, kepala sekolah juga menjadi subyek wawancara.

Hasil yang ingin didapat dari wawancara dengan kepala sekolah

adalah terkait profil madrasah secara umum yakni meliputi letak

geografis, sejarah berdiri, visi dan misi, sarana prasarana, keadaan

guru dan keadaan peserta didik. Yang tak luput juga dari penelitian ini

adalah profil pembelajaran yang ada di sana, khususnya matematika.

29

Heri Jauhari, Panduan Penulisan Skripsi, Teori Dan Aplikasi, (Bandung: Pustaka Setia,

2010) hlm. 133

Page 39: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

29

subyek wawancara selanjutnya yakni ketua bagian tata usaha

(kabag TU). Data yang akan diperoleh dari wawancara dengan kabag

TU adalah terkait dokumentasi perencanaan pembelajaran dan

dokumentasi nilai. Waka kurikulum juga menjadi subyek wawancara

peneliti. Data yang akan diperoleh dari wawancara ini adalah terkait

hal-hal yang menunjang atau perkembangan pembelajaran di

Madrasah Tsanawiyah Negeri tersebut, terlebih pembelajaran

matematika.

c. Observasi

Observation can be defined as sistematic noting and

recording of events, behaviors, and artifacts (object) in the

social setting chosen for study. The observational record is

frequently referred to as field notes detailed,

nonjudgmental, concrete descriptions of what has been

observed.30

Dari pengertian di atas dapat dilihat bahwa observasi adalah

kegiatan mencatat secara sistematis dan merekam peristiwa, perilaku,

dan artifak (objek) dalam setting sosial yang dipilih untuk penelitian.

Catatan observasi sering disebut sebagai catatan lapangan rinci yang

tidak menghakimi atau dalam kata lain observasi adalah deskripsi

konkret dari apa yang telah diamati.

d. Dokumentasi

Teknik selanjutnya adalah dokumentasi yakni catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen biasanya berbentuk tulisan,

gambar, atau karya-karya monumental seseorang.31

Dalam penelitian ini, teknik dokumentasi akan digunakan

untuk mendapatkan data terkait data guru mata pelajaran matematika

MTsN Winong kabupaten Pati, data hasil Ujian Tengah Semester

30

Catherine Marshall, et.al Designing Qualitative Research, (United States of America:

Sage, 1999), hlm.107. 31

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan

R&D), (Bandung: alfabeta, 2008), cet. 4, hlm. 240

Page 40: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

30

(UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran matematika,

data hasil Ujian Nasional (UN) mata pelajaran matematika tahun

2011, data sarana prasarana terkait pembelajaran matematika, dan data

perencanaan guru (silabus, PROTA, PROMES, dan RPP).

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Hasil Angket

Angket terdiri dari lima faktor yakni faktor dari guru, kegiatan

pembelajaran, dari peserta didik, sarana prasarana, dan evaluasi .

Untuk selanjutnya tiap-tiap faktor akan disajikan ke dalam beberapa

pertanyaan.

Hasil angket akan dianalisis secara deskriptif sehingga dapat

diketahui faktor apa saja yang menjadi penghambat pembelajaran di

MTsN Winong kabupaten Pati. Namun, selain itu dalam penelitian ini

juga digunakan analisis dengan persentase. Persentase skor dapat

diketahui dengan membaca isian yang ada di lembar instrumen.

Adapun analisis deskriptif dilakukan terhadap masing-masing

faktor dengan teknik persentase sebagai berikut:

n: skor tiap faktor

N: jumlah skor seluruh faktor

Pada setiap poin pertanyaan diberikan skor dengan aturan

sebagai berikut:

1) Skor 1 untuk jawaban “tidak”

2) Skor 2 untuk jawaban “kadang-kadang”

3) Skor 3 untuk jawaban “sering”

4) Skor 4 untuk jawaban “selalu”

Page 41: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

31

Ketentuan hasil persentase adalah:32

Persentase Faktor Tingkat Dominasi

0 % - 24 % Rendah

25 % - 49 % Cukup

50 % - 74 % Tinggi

75 % - 100 % Sangat tinggi

Analisis di atas dapat diartikan bahwa semakin tinggi

persentase suatu pernyataan atau indikator, maka semakin besar

pengaruhnya menjadi faktor penghambat yang harus segera disikapi.

2. Analisis Hasil Wawancara dan Dokumentasi

Dalam menganalisis data hasil wawancara dan dokumentasi

dalam penelitian kualitatif deskriptif dilakukan langkah-langkah

berikut:

a. Reduksi Data

Reduksi data adalah langkah awal yang harus dilakukan

dalam menganalisis data. Mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.33

Lebih lanjut kegiatan ini adalah menyeleksi, memfokuskan,

menyederhanakan, dan mengabstraksikan serta

mentransformasikan data mentah yang ditulis pada catatan

lapangan yang dibarengi dengan perekaman (recorder). Tahap

reduksi data dalam penelitian ini meliputi:

32

Zainal Arifin, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, (Bandung: alfabet,

2008), hlm. 97. 33

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA, 2008), cet. 4,

hlm. 92

Page 42: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

32

1) Merangkum hasil wawancara dan dokumentasi yang telah

dilakukan sebelumnya.

2) Memilah hasil wawancara dan dokumentasi yang sesuai dengan

kebutuhan penelitian. Dalam artian, data yang tidak perlu dapat

direduksi.

3) Hasil wawancara dan dokumentasi yang tersisa disederhanakan

menjadi susunan bahasa yang baik, kemudian ditransformasikan

ke dalam catatan.

b. Penyajian Data

Langkah berikutnya setelah mereduksi data adalah

penyajian data. Penyajian data merupakan sekumpulan informasi

tersusun yang memberi kemungkinan penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Melalui penyajian data tersebut, maka data

terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan

semakin mudah dipahami. Dalam penelitian kualitatif, penyajian

data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan

antar kategori, flowchart, dan sejenisnya.34

Penyajian data dalam penelitian ini meliputi:

1) Menyajikan hasil angket yang telah diisi oleh guru matematika

MTsN Winong kabupaten Pati

2) Menyajikan hasil wawancara yang telah direkam melalui

recorder dan telah disalin dalam bentuk tulisan.

3) Menyajikan hasil dokumentasi mengenai data guru mata

pelajaran matematika MTsN Winong kabupaten Pati, data hasil

Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester

(UAS), serta Ujian Nasional (UN) mata pelajaran matematika,

data sarana prasarana terkait pembelajaran matematika, dan

data perencanaan guru (silabus, prota, promes, dan RPP).

Dari hasil penyajian data, baik dari hasil angket, wawancara

ataupun dokumentasi dilakukan analisis. Lalu disimpulkan bahwa

34

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, hlm. 95

Page 43: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

33

ada data temuan dari ketiga data tadi, sehingga mampu menjawab

permasalahan dalam penelitian ini.

c. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Langkah yang dilakukan setelah penyajian data yakni

menarik kesimpulan atau verifikasi. Verifikasi merupakan sebagian

dari suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh sehingga mampu

menjawab pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian. Kesimpulan

awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan

berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung

pada tahap pengumpulan data berikutnya. Akan tetapi, apabila

kesimpulan dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-

bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan

merupakan kesimpulan yang kredibel.35

Bertolak dari pengertian di atas, penarikan kesimpulan

dalam penelitian ini akan dilakukan dengan membandingkan ketiga

data yang diperoleh, yakni data dari angket, wawancara, dan

dokumentasi. Hasil angket akan diperkuat dengan data wawancara

dan lebih diperkuat dengan dokumentasi. Sehingga dari

perbandingan tersebut dapat disimpulkan tentang Faktor-Faktor

Penghambat Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Matematika

Madrasah Tsanawiyah Negeri Winong Kabupaten Pati Tahun

Ajaran 2010/ 2011

35

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, hlm. 99

Page 44: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

34

BAB IV

ANALISIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU

DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI WINONG KABUPATEN PATI

TAHUN AJARAN 2010/2011

A. Gambaran Umum MTsN Winong Kabupaten Pati

1. Letak Geografis

Madrasah Tsanawiyah Negeri Winong terletak di Jl. Raya

Winong-Pucakwangi Km 02, Winong Kabupaten Pati. Secara

geografis madrasah ini terletak di daerah persawahan di tepi desa

Pekalongan.

2. Sejarah Berdiri

MTsN Winong terletak di Jl. Raya Winong-Pucakwangi Km

02, Winong kab. Pati, persisnya di desa Pekalongan kec.Winong.

Keberadaan MTsN Winong tidak terlepas dari sejarah berdirinya

Pendidikan Guru Agama Darul Ma’la (PGA DARMA) yang

beroperasi mulai tahun 1955. Oleh karena ada tuntutan perkembangan

pendidikan, pada tahun 1979 PGA DARMA dipisah menjadi dua yaitu

Madrasah Aliyah DARMA dan MTs DARMA.

Perkembangan MTsN pada dekade 1978 dipandang tidak

merata antara kawasan Jawa Tengah bagian selatan dan Jawa Tengah

bagian utara. Hal ini dikarenakan jumlah MTs Negeri di Jawa Tengah

bagian selatan sangat banyak, sementara di bagian utara sangat jarang.

Pemerintah dalam hal ini Departemen Agama bermaksud merelokasi

beberapa MTs Negeri dari wilayah selatan ke wilayah utara.

Keinginan merelokasi MTs Negeri direspon oleh tokoh-tokoh

pendidikan yang mengelola MTs DARMA seperti Sudjono Cholil,

Sumidjan, dan kawan-kawan dengan mengajukan proposal penegerian

MTs DARMA. Akhirnya MTs DARMA berubah status menjadi MTs

Negeri Winong melalui SK Nomor 27 Tahun 1980 dengan merelokasi

MTsN Sragen ke MTsN Winong Kab.Pati.

Page 45: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

35

Sejak berdirinya MTsN Winong tahun 1980 sampai tahun

1983, operasional pendidikan masih dilaksanakan di lokasi yayasan

DARMA sampai akhirnya MTsN Winong menempati lokasi baru

bertempat di lapangan sepak bola desa Pekalongan atas perjuangan M.

Samari (Kepala Desa), dan Soedarno (Camat Winong) serta tokoh-

tokoh masyarakat di Kecamatan Winong.

Akhirnya pada Tahun 1991-1996 MTsN Winong berhasil

menambah lokasi (tanah) di sebelah selatan Jalan raya Winong-

Pucakwangi. Dan sampai saat ini MTsN Winong memiliki dua area

yang cukup representatif di selatan dan utara Jalan raya Winong-

Pucakwangi.

3. Visi dan Misi

Secara umum, visi dan misi MTsN Winong sebagai berikut:

a. Visi :

Menuju Insan yang Cerdas, Berprestasi, dan Islami

b. Misi :

1) Meningkatkan Kualitas Akademik Warga Madrasah.

2) Membina warga Madrasah menjadi pribadi yang Berakhlaq Al

Karimah.

3) Membina disiplin dan sikap Kepemimpinan yang berkualitas.

4) Menumbuhkan semangat berprestasi yang kompetitif dan sportif.

5) Menumbuhkan semangat kerja sama yang dilandasi dengan

semangat Ukhuwah Islamiyah.

Page 46: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

36

4. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana di MTsN Winong meliputi tanah dan bangunan,

ruang dan gedung, serta peralatan dan inventaris kantor. Data

selengkapnya sebagai berikut:

a. Data Tanah dan Bangunan

1) Jumlah tanah yang dimiliki seluas 13.961 m2

2) Jumlah tanah yang telah bersertifikat seluas10.161 m2

3) Luas Bangunan seluruhnya 4.155,56 m2

b. Ruang dan Gedung

Tabel 1. Data ruang dan gedung di MTsN Winong

No Jenis

Lo

kal m

2

Kondisi

Baik Rusak

1. Ruang Kelas 31 2.662,73 √

2. R. Kantor TU 1 79 √

3. Ruang Kepala 1 21 √

4. Ruang Guru 2 72 √

5. Ruang

Perpustakaan

1 140 √

6. R. Laboratorium 4 155 √

7. R. Ketrampilan 1 100 √

8. Aula - -

9. Musholla 1 156 √

10. R. UKS - -

11. Halaman/Upacara 1 675 √

Page 47: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

37

c. Data Peralatan dan Inventaris Kantor

Tabel 2. Data peralatan dan inventaris kantor MTsN Winong

No Jenis Unit Kondisi

Kekurangan Baik Sedang Rusak

1. Meubelair 528 Set √ - - -

2. Mesin Ketik 6 √ - - -

3. Telpon 1 √ - - -

4. Faximile - - - - -

5. Sumb. Air/PDAM 4 √ - - -

6. Komputer 39 √ - - 53

7. Kend. Roda 2 1 √ - - -

8. Kend. Roda 4 - - - - -

9. Peralatan Lab. 1 √ - - -

10. Sound System 1 - - - -

11. Sarana Olahraga 19 13 - 6 21

12. Sarana Kesenian 3 √ - - -

13. Peralatan UKS - - - - -

14. Peralatan

Ketramp.

2 2 - - 18

15. Daya Listrik 13.200 W - - - -

Page 48: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

38

d. Data Buku

Tabel 3. Data buku di MTsN Winong

N

o Jenis Eks

Kondisi Asal

Baik Rusak Droping Swadaya

1. Pegangan

Guru

- - - - -

2. Pelajaran

Siswa

24.238 2.386 21.852 √ √

3. Bacaan

lainnya

304 152 152 √ √

Jumlah 24.542 2.538 22.004

Secara umum, jumlah buku di MTsN Winong sudah

memenuhi kebutuhan peserta didik. Namun yang menjadi

permasalahan adalah buku-buku tersebut tidak terbitan terbaru. Hal ini

menyebabkan penyesuaian peserta didik untuk mencari materi yang

sesuai dengan pembahasan di kelasnya. Misal saja materi kelas VII

yang ternyata disajikan di buku kelas VIII. Hal ini menyebabkan

kebingungan peserta didik untuk menyesuaikan materi yang diajarkan

dengan materi yang ada di buku.

5. Keadaan Guru

Tabel 4. Data keadaan guru di MTsN Winong

No Mapel

J

m

l

Status Pendidikan (Org)

PNS/NIP GTT SLA D2 D3 S1 S2

150 130

1. Matematika 6 6 4 2

2. Fisika 2 2 1 1

3. Kimia - - - - - -

4. Biologi/Kim. 3 1 1 1 3

5. Ekonomi 2 1 1 1

Page 49: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

39

6. Geografi 1 1 1 1

7. Olahraga 3 3 3

8. PPKn 4 2 2 1

9. Bh.Ind 4 2 2 5

10. Bh. Inggris 5 2 3 5

11. Kesenian 2 1 1 2

12. Sej. Nas 2 2 1

13. Fiqih 2 2 2

14. Aq. Akhlaq 2 2 2

15. Al Qur’an H 2 2 2

16. Bh.Arab 3 2 1 3

17. SKI 3 3 3

18. BK

19. Guru Kelas

Jumlah 4

8

32 1 15 1 47

6. Keadaan Peserta Didik

a. Prestasi Akademik

1) Ujian Nasional

Prestasi

(Nilai)

Tahun

2010/2011

Ujian Akhir

Nasional

matematika

Ujian

Akhir

Nasional

Bahasa

Indonesia

Ujian

Akhir

Nasional

Bahasa

Inggris

Ujian

Akhir

Nasional

IPA

Tertinggi 10.00 9.80 9.20 9.75

Terendah 3.75 4.20 3.20 3.25

Rata-rata 7.29 7.56 7.19 7.57

2) Juara I Lomba Mapel IPA Tk. Kabupaten Pati Tahun 2004;

Page 50: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

40

3) Juara I Lomba Mapel Matematika Tk. Kabupaten Pati Tahun

2004;

4) Juara Umum Lomba Mapel MIPA dan Bahasa Tk.

Kabupaten Tahun 2004;

5) Juara I Mapel IPA Tk. Propinsi Tahun 2004.

b. Prestasi Olahraga dan Kesenian

Prestasi yang pernah diraih selama 3 tahun terakhir dari

madrasah :

1) Juara 2 Lomba Gerak Jalan Putri Tk. Kabupaten Pati Tahun

2005;

2) Juara 3 Lari 10 K Tk. Kabupaten Pati Tahun 2005;

3) Juara Umum I Porseni VIII Pelajar MTs se-Jawa Tengah di

Kab. Brebes Tahun 2005.

c. Prestasi lainnya

1) Juara II Lomba Prestasi Guru MTs Tk. Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2004

2) Juara II Lomba Prestasi Guru MTs Tk. Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2005

Dari sekian prestasi yang telah diraih oleh peserta didik MTsN

Winong, ada beberapa catatan yang dikantongi oleh pengurus MTsN

Winong terkait kekurangan dari peserta didik di lingkungan madrasah

tersebut, di antaranya sebagai berikut:

a. Sifat mandiri peserta didik kurang, (perlu latihan dasar kepemimpinan)

b. Sebagian peserta didik semangat belajar masih rendah (diberi motivasi

terus menerus).

Page 51: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

41

B. Faktor-Faktor Penghambat Guru Madrasah Tsanawiyah Negeri

Winong dalam Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Tahun Ajaran

2010/2011

Guru adalah orang dewasa yang tengah bergelut di dalam dunia

pendidikan, yakni dunia mencerdaskan kehidupan bangsa baik kecerdasan

emosional, intelegensi, dan spiritual. Masing-masing kecerdasan itu ada

dalam tanggung jawab seorang guru. Oleh karenanya, simbol guru pun

mempunyai filosofi yang sangat mulia, yakni digugu lan ditiru.

Sama pentingnya juga dengan guru matematika. Mereka

berpengaruh besar dalam keberhasilan pembelajaran matematika. Banyak

sekali faktor yang turut mempengaruhi keberhasilan pembelajaran, misal

saja faktor eksternal (lingkungan, tenaga pendidik), faktor internal (minat

murid itu sendiri), dan masih banyak faktor lain.

Namun, meski banyak faktor yang mempengaruhi, pengaruh guru

sebagai kendali utama di kelas sangatlah besar. Hal ini dikarenakan guru

lebih mengerti kegiatan belajar siswa di kelas. Minat peserta didik juga

akan terlihat oleh guru lewat cara belajar peserta didik itu sendiri, maupun

respons saat kegiatan belajar mengajar dilaksanakan.

Selain melihat faktor-faktor tadi, seorang guru pun mampu melihat

faktor lain yang turut mempengaruhi keberhasilan pembelajaran di

sekolah, yakni berupa sarana prasarana di sekolah. Apakah sarana

prasarana terkait pembelajaran matematika di sana sudah memenuhi

standar atau belum? Apakah sudah mengakomodir kebutuhan peserta didik

atau belum?

Dari sekian faktor, peneliti melihat salah satu madrasah yang

menjadi subjek penelitian, yakni madrasah Tsanawiyah Negeri Winong

kabupaten Pati. Sekolah ini termasuk sekolah terkemuka di lingkungan

kecamatan Winong. Hal ini terlihat dari beberapa prestasi yang telah

diraihnya. Di sana juga terdapat empat kelas imersi (bilingual) yakni dua

kelas untuk kelas VII, satu kelas untuk kelas VIII, dan satu kelas untuk

Page 52: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

42

kelas IX. Jumlah semua kelas di lingkungan madrasah ini ada 31 kelas.

Suatu prestasi yang luar biasa di lingkungan kecamatan Winong.

Namun, di balik prestasi tersebut peneliti melihat ketidakberhasilan

pembelajaran matematika di sana. Untuk merumuskan masalah ini

tentunya tidak sederhana. Hal itu dikarenakan banyak sekali hal yang

mempengaruhi keberhasilan maupun ketidakeberhasilan suatu perkara,

begitu pula ketidakberhasilan pembelajaran matematika ini.

Dalam penelitian ini, salah satu metode yang peneliti gunakan

adalah angket. Angket tersebut berisi beberapa pertanyaan untuk

mendapatkan data terkait faktor penghambat pembelajaran matematika,

dan hasilnya sebagai berikut:

Tabel 5. Data hasil angket penelitian

Faktor Penghambat Dari Persentase

Guru 21,91%

Peserta didik 22,13%

Proses pembelajaran 17,23%

Sarana prasarana 17,66%

Evaluasi pembelajaran 21,06%

Dalam tabel di atas, disebutkan bahwa faktor yang turut

mempengaruhi keberhasilan pembelajaran matematika adalah meliputi

faktor dari guru, peserta didik, faktor proses pembelajaran, faktor sarana -

prasarana, dan terakhir yakni faktor evaluasi belajar.

Faktor guru menjadi faktor penghambat kedua setelah peserta didik

yakni sejumlah 21,91%. Salah satu penghambatnya adalah tidak adanya

inovasi yang dilakukan oleh guru sehingga motivasi untuk mempelajari

matematika tidak ada. Selain itu juga perencanaan yang kurang dari guru

juga sangat menyebabkan kegiatan belajar mengajar tidak berjalan dengan

lancar. Selain itu, dari data angket disebutkan bahwa kadang-kadang guru

juga masih kesulitan atau mengalami hambatan ketika menyampaikan

materi di kelas. Posisi guru di kelas sangatlah penting. Jika gurunya saja

Page 53: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

43

tidak cermat dalam merencanakan, menyelenggarakan dan mengevaluasi

pembelajaran dengan baik maka hasilnya tidak akan maksimal.

Selanjutnya yakni faktor peserta didik. Secara umum, faktor dari

peserta didik mendominasi faktor penghambat guru dalam pembelajaran,

yakni sejumlah 22,13%. Hal ini terkait dengan minat peserta didik yang

kurang untuk mempelajari matematika. Hal ini didukung dengan jawaban

dari angket yang telah disebar bahwa peserta didik mengalami hambatan

dalam motivasi belajar. Salah satu alasannya adalah karena kurangnya

perhatian dari orang tua. Kelas yang besar juga menjadi hambatan bagi

guru untuk memperhatikan peserta didik satu per satu.

Faktor ketiga yakni faktor proses pembelajaran dengan persentase

17,23%. Proses pembelajaran yang ada di lingkungan MTsN Winong

masih tergolong sederhana kecuali di kelas imersi atau bilingual.

Berdasarkan jawaban di angket, para guru mengaku bahwa proses

pembelajaran di kelas hanya dengan metode ceramah dan penugasan.

Jarang sekali digunakan metode yang variatif untuk membangkitkan minat

peserta didik. Penghambat lain ketika proses pembelajaran berlangsung

yakni terkait interaksi antara guru dan murid yang kurang baik. Contohnya

yakni ceramah (penyampaian materi dari guru) yang tidak didengarkan

dengan baik oleh peserta didik. Selain itu, kegaduhan di kelas saat KBM

berlangsung juga sangat mengganggu konsentrasi guru dalam mengajar

dan juga peserta didik lain yang ingin memperhatikan keterangan dari

guru.

Selanjutnya yakni faktor sarana prasarana dengan persentase

17,66%. Sarana prasarana yang sangat kurang di lingkungan MTsN

Winong adalah terkait alat peraga matematika. Hal ini sangat disayangkan

karena pembelajaran matematika sangat membutuhkan alat peraga untuk

membantu mengonkretkan materi matematika yang abstrak.

Faktor terakhir yakni evaluasi pembelajaran dengan persentase

21,06%. Sangat sulit bagi guru-guru matematika di lingkungan MTsN

Winong untuk menyusun soal matematika yang materinya luas sedangkan

Page 54: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

44

waktunya sangat sedikit. Selain itu, teknik evaluasi yang bervariasi pun

masih menjadi kesulitan guru-guru di sana.

Dari beberapa faktor di atas dapat dilihat bahwa faktor penghambat

dari peserta didik sangat mendominasi dengan persentase 22,13%.

Selebihnya keterangan terkait sejauh mana faktor tersebut mempengaruhi

sebagai berikut:

1. Faktor Guru (Tenaga Pendidik)

Dari hasil angket dan wawancara peneliti, terdapat banyak

sekali faktor yang turut mempengaruhi prestasi belajar matematika

peserta didik. Yang pertama adalah dari faktor guru. Dari data guru

yang ada, dapat dilihat bahwa guru matematika di lingkungan

MTsN Winong sudah berada pada disiplin ilmu yang sesuai.

Mengenai jenjang pendidikan terakhir guru matematika yang

mengajar di lingkungan MTsN Winong sebagai berikut:

Page 55: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

45

Tabel 6. Data Guru Matematika MTsN Winong

No Nama Jenjang

Pendidikan

Masa Kerja

1 Muhammmadun, S.Pd S1 IKIP PGRI 11

2 Zaenal Arifin, S.Pd,

M.Si

S1 pendidikan

matematika,

S2 Ilmu

Matematika

Murni

17

3 Moh. Salim, S.Pd, M.Si S1 pendidikan

matematika,

S2 Ilmu

Matematika

Murni

11

4 Bambang Wahyu P. S.Pd S1 IKIP PGRI 12

5 Sri Windaryati, S.Pd S1 IKIP PGRI 16

6 Sulastri, S.Pd S1 UNNES 17

Keenam guru matematika di lingkungan MTsN Winong

sudah menempuh perkuliahan strata 1 di jurusan pendidikan

matematika. Meski tidak menjadi faktor dominan, namun faktor

jurusan juga turut mempengaruhi. Hal ini dikarenakan di

perkuliahan pendidikan tentunya mahasiswa akan dibekali tentang

cara mengajar yang baik. Hasil mengajar bukanlah karena seorang

guru itu menguasai materi, tapi selebihnya guru tersebut juga

menguasai psikologi peserta didiknya.

Selain itu dua di antara enam guru matematika yang ada di

MTsN Winong juga telah menempuh studi lanjut strata 2. Namun,

dari hasil wawancara kami studi lanjut itu tidak berpengaruh

banyak terhadap baktinya dalam mengajar matematika di

lingkungan MTsN. Hal ini dikarenakan jurusan yang ditawarkan

Page 56: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

46

oleh Kementerian Agama dalam beasiswa S2 tersebut adalah

jurusan murni, bukan pendidikan. Padahal yang sangat dibutuhkan

oleh mereka adalah materi tentang penyajian pendidikan

matematika yang relevan bagi peserta didik.

Selain itu, dari pihak guru juga tidak ada suatu

perkumpulan resmi untuk membahas matematika. Pekerjaan wajib

yang dilakukan guru hanyalah mengajar, selebihnya tidak. Hal ini

disampaikan oleh guru-guru matematika ketika peneliti tanyai

tentang usaha yang dilakukan guru ketika menghadapi problem-

problem kegiatan belajar mengajar. Dari jawaban yang ada, oleh

mereka hanya ada suatu pertemuan kecil non formal di sela-sela

jam pelajaran untuk membincangkan solusinya. Hal yang didapat

biasanya mereka hanya menukar trik saja atau selebihnya adalah

sharing. Guru A menceritakan pengalamannya mengajar di kelas

X, guru B juga demikian, begitu seterusnya. Dan untuk level yang

lebih tinggi mereka tidak pernah mengusahakannya.

Masih seputar faktor penghambat dari segi guru, peneliti

mengasumsikan bahwa perencanaan dari guru untuk mengadakan

KBM sangat lah minim. Hal ini dibuktikan dengan kejadian pada

saat peneliti mengikuti KBM di kelas X. Di sana didapat seorang

guru salah dalam memberikan contoh pada materi kesebangunan.

Hal ini sangat ironis ketika seorang guru memberikan konsep yang

salah. Lebih parahnya lagi tidak ada satu pun peserta didik yang

mengetahui kesalahan tersebut. Jadi, sumber daya manusia (SDM)

dari guru sendiri pun masih ada yang lemah di lingkungan MTsN

Winong. Hal ini didukung dengan hasil angket yang menyatakan

bahwa di tempat penelitian ada guru yang masih kesulitan

memahami materi matematika di tingkat MTs.

Untuk meningkatkan kualitas guru, Kementerian Agama

Kantor Wilayah Jawa Tengah sering mengadakan workshop tiap

mapel termasuk mapel matematika dan MTsN Winong selalu

Page 57: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

47

mendapat undangan untuk mengikuti kegiatan tersebut. Menurut

pengakuan beberapa guru di sana pengaruh workshop ini sangat

besar terhadap perkembangan di MTsN Winong positif artinya

terdapat peningkatan yang cukup signifikan dari kemampuan guru

tersebut.

2. Faktor Peserta Didik

Faktor selanjutnya yakni dari segi peserta didik. Peserta

didik di lingkungan MTsN Winong termasuk sebagai peserta didik

saringan dari sekian sekolah yang ada di kecamatan Winong. Jadi

dapat dipastikan bahwa bibit-bibit unggul peserta didik sebagian

besar ada di sana. Namun, dari data yang ada menyatakan bahwa

penerimaan siswa baru di tahun 2010 memang mengalami kendala.

Kendala yang ada yakni keterlambatan dalam perencanaan

penerimaan peserta didik baru. Karena persiapan yang kurang,

maka dalam penerimaan peserta didik baru yang didapat adalah

peserta didik non saringan sehingga semua pendaftar saat itu bisa

langsung masuk menjadi siswa MTsN Winong. Hal ini sangat

keluar dari kebiasaan MTsN Winong, yang biasa terjadi adalah

penyaringan terhadap peserta didik di madrasah tersebut sangat

ketat.

Selain masalah perekrutan, para guru menyebutkan

bahwasanya minat peserta didik dalam belajar sangat kurang. Hal

tersebut tidak hanya terjadi di mata pelajaran matematika saja

namun semua mata pelajaran. Dalam suatu percakapan yang

pernah peneliti lakukan, seorang guru menyebutkan bahwa

dukungan dari orang tua sangat berperan dalam meningkatkan

minat belajar peserta didik. Hal ini dikarenakan waktu terbanyak

peserta didik adalah di rumah, bukan di sekolah.

Selanjutnya guru tersebut menyatakan bahwa dukungan

dari orang tua sangat minim. Hal ini dibuktikan dengan adanya

perkumpulan wali murid untuk membenahi prestasi peserta didik.

Page 58: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

48

Maksud sekolahan mengadakan kegiatan tersebut adalah untuk

mengajak orang tua wali bersama-sama memajukan peserta didik.

Namun hasilnya sama saja. Diindikasikan bahwa wali murid di

rumah sangat sedikit sekali dalam memperhatikan anak. Apalagi di

zaman semua sinetron dibuat lebay dan membuat penasaran.

“Kebanyakan ibu-ibu di rumah lebih tertarik pada TV dari pada

memperhatikan anaknya untuk membimbingnya dalam belajar,”

begitu tutur seorang guru yang mengikuti perkumpulan wali murid

tadi.

Peserta didik juga ada yang sangat lamban dalam menerima

materi di kelas. Kelambanan tersebut karena pada dasarnya anak

didik sulit untuk menerima materi, dan ada juga yang karena

ketidakminatan peserta didik. Hal itu terlihat sekali pada

penugasan yang diamanahkan oleh guru yakni berupa pekerjaan

rumah (PR). Tidak mengerjakan PR adalah suatu hal yang biasa di

mata mereka. Tidak ada rasa bersalah dan penyesalan ketika

hukuman dijatuhkan ke mereka. Hal ini sangat menjadi kendala

bagi guru untuk meningkatkan prestasi matematika karena

matematika sangat butuh latihan. Latihan di sekolah saja tidak

cukup mengingat jam pelajaran di sekolah sangat sedikit dan

tuntutan materi sangat banyak.

Hukuman yang sifatnya bisa dimanfaatkan peserta didik,

seperti keluar kelas malah menjadi favorit peserta didik. Mereka

menganggap bahwa beruntung sekali tidak usah mengikuti jam

pelajaran di kelas. Oleh karenanya ini sangat mengganggu sekali

jika guru tidak mempunyai trik dalam menyiasati anak yang

demikian.

Lebih lanjut tentang peserta didik adalah ketidakminatan

peserta didik terhadap matematika. Hal ini sangat mafhum

diketahui banyak pihak bahwasanya matematika adalah mata

pelajaran yang sangat memusingkan. Matematika adalah momok

Page 59: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

49

bagi sebagian besar peserta didik. Hal inilah yang menjadi PR

bersama bagi para guru matematika untuk menyajikan

pembelajaran matematika menjadi pembelajaran yang

menyenangkan, menantang, dan tidak menjemukan. Kebanyakan

yang terjadi di MTsN Winong adalah tidak adanya suatu

penanaman bahwasanya matematika adalah suatu pelajaran yang

asyik dan menantang. Jika diklarifikasi para guru menganggap

bahwasanya waktu yang diberikan sangat kurang jika harus diisi

dengan masukan semangat di luar materi.

Selain itu, yang menjadi kendala di bagian peserta didik

adalah kesalahan konsep di sekolah dasar. Hal ini disampaikan

oleh tiga dari enam guru matematika di MTsN Winong. Tingkat

sekolah dasar adalah tingkat penanaman konsep. Jika di sekolah

dasar saja konsepnya salah maka akan diwariskan kesalahan itu

pada jenjang sekolah menengah pertama, atau dalam hal ini adalah

setingkat MTs. Bagian yang paling dirasa kesulitan oleh guru

matematika di lingkungan MTsN Winong adalah terkait

penanaman konsep bangun datar. Jika sudah salah di awal maka

guru di MTsN Winong harus memulai konsep tersebut dari awal.

3. Faktor Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran akan melibatkan minimal dua unsur

yakni guru (tenaga pendidik), dan peserta didik. Secara umum

keadaan peserta didik sangat mempengaruhi proses pembelajaran.

Hal ini terbukti dengan peserta didik yang berbekal konsep yang

salah dari sekolah dasarnya. Ini akan sangat mempengaruhi proses

pembelajaran yang berlangsung di kelas matematika.

Selain itu, minat dari peserta didik juga sangat berpengaruh.

Bagaimana tidak, jika guru menerangkan maka si anak hanya akan

pura-pura mendengar jika memang minat mereka terhadap

pelajaran sangat kurang. Minat peserta didik yang minim sangat

mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran peserta didik.

Page 60: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

50

Jika dilihat dari segi guru di lingkungan MTsN Winong,

juga terdapat kekurangan dalam proses pembelajaran. Hal ini

terlihat dari ketidakkreativan guru dalam memilih metode

mengajar. Selama observasi, peneliti tidak pernah menjumpai guru

yang menggunakan metode mengajar selain ceramah dan

penugasan. Hal yang demikian akan mengakibatkan peserta didik

merasa semakin tidak tertarik dengan matematika. Namun, dari

sebagian guru mengeluhkan hal ini. Pada dasarnya mereka ingin

menerapkan metode yang bervariasi, namun terkendala dengan

keragaman kemampuan peserta didik. Hal ini menjadi

kekhawatiran guru terkait penangkapan peserta didik akan materi

yang disajikan lewat metode yang akan digunakan tadi.

Guru hanya berani menerapkan metode yang bervariasi di

kelas bilingual saja. Alasan guru menerapkan demikian karena di

kelas bilingual peserta didiknya lebih antusias dalam menerima

pelajaran. Mereka sudah persiapan materi sebelum pelajaran

dimulai. Dengan demikian dapat diterapkan metode pelajaran yang

bervariasi dengan hasil yang maksimal juga. Namun, kekhawatiran

guru dalam menerapkan metode tersebut di kelas reguler juga

belum terbukti. Dan sangat memungkinkan prestasi akan lebih

unggul ketika diterapkan metode yang variatif.

Faktor penghambat selanjutnya dari segi proses

pembelajaran yakni terkait motivasi yang diberikan guru sebelum

pelajaran dimulai. Yang sering terjadi adalah guru langsung

memberikan materi kepada peserta didik tanpa adanya motivasi

terlebih dahulu. Padahal yang namanya motivasi untuk belajar

matematika sangatlah penting. Hal ini terkait dengan mata

pelajaran matematika yang sangat membutuhkan penanaman

kecintaan pada matematika.

Page 61: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

51

4. Faktor Sarana Prasarana

Kelengkapan sarana prasarana juga sangat mempengaruhi

keberhasilan suatu pembelajaran. Secara umum saran prasarana di

lingkungan MTsN Winong sudah lengkap. Namun, ada beberapa

kekurangan., di antaranya adalah pertama terkait ruang kelas.

Ruang kelas yang ada sudah cukup lebar dan dapat menampung

dengan leluasa jumlah siswa di setiap kelasnya. Namun, yang

menjadi kekurangan adalah jendela kelas yang terlalu lebar

sehingga suara dari kelas sebelah sangat mengganggu KBM di

kelas sebelahnya. Keadaan demikian sangat mengganggu

konsentrasi KBM di masing-masing kelas.

Masih terkait sarana prasarana, lingkungan MTsN Winong

masih kekurangan dalam penyediaan alat peraga matematika. Dari

hasil observasi yang peneliti lakukan, di sana hanya ada alat peraga

berupa miniatur bangun ruang seperti kerangka kubus, balok,

prisma, limas, dan bangun ruang yang lain. Namun, selain bangun

ruang tidak ada. Padahal materi matematika di tingkat MTs/SMP

sangat banyak, tidak hanya materi bangun ruang. Dari pernyataan

beberapa guru di sana, awalnya ada beberapa alat peraga

matematika, tapi tidak terawat dan rusak, sehingga yang tersisa

hanya kerangka bangun ruang. Selain pengadaan alat peraga dari

sekolah, para guru di lingkungan MTsN Winong pun tidak

mengusahakan adanya alat peraga, misalnya dengan membuat alat

peraga sendiri meskipun sederhana. Patut dipahami bahwasanya

matematika adalah mata pelajaran abstrak, sehingga dalam

pembelajarannya dibutuhkan benda-benda konkret seperti miniatur

dan sebagainya agar pemahaman peserta didik akan materi

matematika menjadi jelas

5. Faktor Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi adalah aspek penting setelah pembelajaran selesai

dilaksanakan. Hal ini dikarenakan dengan evaluasi dapat dilihat

Page 62: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

52

bagian mana yang menjadi keberhasilan dan bagian mana yang

menjadi kekurangan dari proses pembelajaran yang lalu. Evaluasi

yang tidak tepat akan memberikan penilaian yang tidak tepat pula.

Yang seharusnya baik dinilai tidak baik, dan yang seharusnya tidak

baik malah dinilai baik. Oleh karenanya, menyusun alat evaluasi

yang tepat sangat penting demi kemajuan KBM. Sesuai dengan

amanat KTSP 2006, bahwasanya dalam penilaian harus melibatkan

tiga aspek yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Selama ini yang terjadi di MTsN Winong, guru matematika

tidak menemui kendala dalam menyusun alat evaluasi. Namun ada

beberapa catatan merah terkait evaluasi yang dilakukan oleh guru

matematika di lingkungan MTsN Winong. Yang pertama adalah

kesulitan guru dalam menyusun alat evaluasi yang bervariasi

seperti kuis, portofolio, atau proyek. Alat evaluasi yang selama ini

dilakukan adalah ulangan harian, ulangan tengah semester, dan

ulangan akhir semester.

Dan yang lebih urgen adalah masalah analisis hasil

evaluasi. Guru matematika di lingkungan MTsN Winong masih

merasa kesulitan akan waktu untuk menganalisis hasil evaluasi

peserta didik. Hal ini dikarenakan waktu yang sangat terbatas

sementara materi yang diajarkan sangat banyak. Perbandingan

materi dan waktu sangat perlu diperhatikan demi keberhasilan

pembelajaran matematika.

Page 63: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

53

C. Usaha Yang Telah Ditempuh Oleh Guru Madrasah Tsanawiyah

Negeri Winong Untuk Mengatasi Hambatan-Hambatan Pelaksanaan

Pembelajaran Matematika Tahun Ajaran 2010/2011

Satu-satunya pribadi yang paling mengerti kondisi kelas adalah

guru. Oleh karenanya apa yang terjadi di kelas terlebih proses belajar

mengajar maka gurulah yang paling mengerti.

Masalah yang telah berkembang di MTsN Winong terkait

keberhasilan pembelajaran matematika adalah satu masalah yang

melibatkan guru. Andil guru sangat menentukan di situ. Apalagi

mengingat hasil angket yang telah disebar menunjukkan bahwa guru

menjadi faktor dominan kedua setelah peserta didik dengan selisih yang

tidak jauh, yakni 21,91%, sementara peserta didik menempati persentase

22,13%. Sementara guru di madrasah juga menjadi faktor dominan kedua

maka seyogyanya mereka telah melakukan usaha yang maksimal dalam

mengatasi problem yang ada.

Dari data yang ada, untuk mengatasi problem pembelajaran

matematika selama ini guru matematika di madrasah Tsanawiyah Negeri

mengusahakan sebagai berikut:

1. Faktor Guru

Untuk mengatasi kekurangan dalam faktor guru, guru

matematika telah mengusahakan pembelajaran dengan sebaik

mungkin. Untuk perencanaan, meski tidak direncanakan

dengan pengadaan RPP yang baik, namun perencanaan tetap

dilakukan dengan sederhana, misal saja dengan menyiapkan

materi sebelum pelajaran dimulai.

2. Faktor Peserta Didik

Hal yang sudah diusahakan guru matematika bersama pihak

sekolah untuk memperbaiki minat peserta didik dalam belajar

adalah dengan bersama-sama mengajak wali murid

memperhatikan peserta didik. Selain itu, dengan tujuan yang

Page 64: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

54

mulia juga diadakan sebuah reward kepada peserta didik yang

patuh dan punishment kepada peserta didik yang melanggar.

3. Faktor Proses Pembelajaran

Problem yang ada di dataran proses pembelajaran adalah

ketidakkreatifan guru dalam menyajikan pembelajaran dengan

metode yang variatif dan menarik. Untuk mengatasi itu, hal

sederhana yang dilakukan guru setempat adalah dengan

menyajikan pembelajaran dengan sedikit guyonan dengan

maksud agar peserta didik tidak jenuh.

Selain itu, untuk mengatasi penghambat selanjutnya yakni

peserta didik yang berbekal konsep yang salah, guru di

lingkungan MTsN Winong menyikapinya dengan memberikan

pemahaman ulang kepada peserta didik akan konsep yang

salah, yakni bangun datar.

4. Faktor Sarana Prasarana

Untuk problem sebisingan kelas akibat jendela yang terlalu

besar, guru menyikapinya dengan menenangkan peserta didik

agar ruangan tidak bising. Selain itu, untuk menjangkau

perhatian peserta didik, guru juga mengusahakan suara keras

agar terjangkau semua peserta didik di dalam kelas.

Selain itu, untuk mengatasi problem alat peraga matematika

guru menggunakan media yang ada di sekitar. Misal saja

bangun ruang, diperagakan dengan kotak tempat kapur atau

bangunan kelas.

5. Faktor Evaluasi Pembelajaran

Dalam rangka menerapkan evaluasi yang ideal bagi peserta

didik, guru menerapkan teknik evaluasi yang biasa saja, yakni

penugasan, ulangan harian, UTS, dan UAS. Meski sederhana,

teknik yang dilakukan tersebut diimbangi dengan evaluasi

proses dalam kesehariannya. Dengan memperhatikan peserta

Page 65: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

55

didik satu per satu dalam kesehariannya akan mempermudah

guru untuk mengevaluasi belajar peserta didik.

Secara umum, tidak ada usaha khusus yang dilakukan guru dalam

mengatasi problem pembelajaran matematika. Hal yang menjadi tuntutan

hanyalah mengajar di kelas. Selain itu yang diusahakan adalah adanya

musyawarah kecil di tingkat guru se madrasah.

Ada juga usaha yang telah ditempuh oleh guru untuk mengatasi

masalah pembelajaran di kelas. Namun, yang menjadi penyelenggara

adalah pihak lain, misal saja pelatihan atau workshop yang

diselenggarakan oleh Kementerian Agama Kantor Wilayah Jawa Tengah.

Usaha-usaha yang sifatmya hanya menjadi partisipan seperti itu sedikit

sekali memberikan pengaruh terhadap perkembangan kinerja guru. Akan

tetapi, sebaliknya jika yang timbul adalah niatan dari guru itu sendiri untuk

memperbaiki kegiatan belajar mengajar di kelas, maka hasilnya akan

maksimal. Usaha tersebut tidak harus besar dan memakan biaya yang

mahal. Namun, selebihnya dapat dilakukan dengan perubahan kecil dan

tidak memakan biaya banyak. Contoh saja usaha dalam pengadaan alat

peraga buatan guru itu sendiri. Tidak perlu membuat yang mahal, tapi

yang penting dapat membantu peserta didik dalam memahami materi.

D. Solusi Atas Hambatan-Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran

Matematika Madrasah Tsanawiyah Negeri Winong Tahun Ajaran

2010/2011

Permasalahan pendidikan adalah permasalahan yang bukan main-

main. Ini menyangkut usaha mencerdaskan anak bangsa yang merupakan

tujuan negara. Salah satu permasalahan pendidikan yang ada di depan

mata adalah terkait pembelajaran matematika di lingkungan MTsN

Winong. Setelah menilik beberapa permasalahan yang ada, ternyata semua

faktor turut mempengaruhi ketidakberhasilan pembelajaran matematika di

madrasah tersebut. Hal ini memaksa kita bahwa semua faktor tadi harus

dibenahi supaya pembelajaran matematika dapat berjalan lancar.

Page 66: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

56

1. Faktor Guru (Tenaga Pendidik)

Permasalahan yang ada di dataran guru sebagai pendidik

dalam pembelajaran matematika adalah kurangnya usaha maksimal

dari diri guru sendiri. Jika demikian, maka solusi yang dapat

ditawarkan yakni memberikan pelatihan tentang kemandirian guru

dalam mendesain pembelajaran yang menyenangkan dan

memahamkan.

Selain itu, guru di lingkungan MTsN Winong juga harus

mampu memanfaatkan waktu MGMP matematika sekolah untuk

dijadikan forum formal guna meningkatkan dan memperbaiki

pembelajaran matematika di lingkungan sekolah yakni MTsN

Winong.

Meningkat dari MGMP sekolah, MGMP kecamatan dan

kabupaten juga sudah seyogyanya diaktifkan karena hal ini sangat

banyak membantu guru-guru untuk mengatasi permasalahan

pembelajaran matematika. Pertemuan ini memberikan nilai plus

sendiri dari pada pelatihan atau workshop secara umum. Jika yang

diadakan adalah pembelajaran secera umum, maka kendala-

kendala terkait pembelajaran matematika yang tentunya memiliki

ciri khusus tidak akan terjawab.

2. Faktor Peserta Didik

Sesuai data dari angket yang telah diisi oleh semua guru

matematika di lingkungan MTsN Winong, peserta didik

menempati urutan pertama sebagai faktor penghambat

pembelajaran matematika di sana. Hal yang menjadi kendala

adalah kurangnya minat dan kesalahan konsep tentang bangun

datar di tingkat sekolah dasar.

Mengatasi hal tersebut, memang dibutuhkan peran orang

tua yang sangat signifikan. Orang tua adalah guru selama murid

ada di rumah. Padahal waktu terbanyak yang dihabiskan murid

Page 67: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

57

adalah di rumah. Oleh karenanya, masukan maupun pengertian dari

orang tua sangatlah penting.

Peran orang tua sangat dibutuhkan. Langkah yang telah

ditempuh oleh MTsN Winong dalam menarik perhatian orang tua

untuk ikut serta memperhatikan anak-anak sangatlah tepat. Yakni

dengan cara mengundang orang tua wali untuk bertukar ide dan

mengajak orang tua untuk turut memperhatikan anak dalam belajar.

Komunikasi lain yang bisa dijalankan adalah dengan

memberikan kartu harian. Hal ini sudah diterapkan di beberapa

sekolah terdepan di kota Semarang. Pemberian kartu harian ini

adalah sarana komunikasi guru dengan wali murid. Dengan kartu

tersebut orang tua wali mampu melihat perkembangan anaknya di

sekolah dan mampu memberikan beberapa data yang dapat

dijadikan bahan perbaikan bagi guru di sekolah.

Selain itu, mengenai minat peserta didik, perlu diadakan

sebuah acara di luar KBM yang sifatnya adalah penanaman minat

untuk belajar di tingkat peserta didik. Hal ini dapat umum

diterapkan bagi semua mata pelajaran. Hal demikian akan menjadi

pemicu semangat peserta didik untuk terus belajar.

Minat peserta didik juga dapat dipicu dengan adanya suatu

perlombaan atau kompetisi kecil yang diadakan di lingkungan

MTsN Winong. Dengan mengetahui peringkatnya di sekolah,

maka persaingan akan terjadi secara sportif dan sehat. Tidak cukup

sampai di sini, kompetisi yang dilakukan bisa diteruskan ke tingkat

yang lebih tinggi, seperti tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi,

bahkan nasional. Dalam kegiatan ini diperlukan peran kepala

sekolah atau bagian yang mewakilinya untuk aktif dalam mencari

informasi tentang kompetisi yang diselenggarakan oleh beberapa

pihak. Tanpa dorongan kuat dan partisipasi semua pihak, minat

peserta didik untuk mempelajari tidak akan tumbuh.

Page 68: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

58

3. Faktor Proses Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran peran guru sangatlah vital.

Guru adalah seorang entertainer yang harus mampu menarik

perhatian murid dalam menghidupkan suasana dalam proses belajar

mengajar. Ketidakkreativan guru dalam menggunakan metode

mengajar di kelas harus diminimalisir.

Tidak ada alasan untuk tidak memahami cara mengajar

dengan berbagai metode yang bervariasi. Hal ini dikarenakan

informasi di era sekarang sangatlah murah. Sudah banyak buku

yang menulis tentang cara mengajar dengan metode yang

menyenangkan. Selain itu, internet juga dapat diakses 24 jam untuk

mendapatkan informasi serupa.

Kesungguhan guru untuk menyiapkan pembelajaran yang

inovatif dan menyenangkan harus ditingkatkan. Terlebih guru

matematika di lingkungan MTsN Winong sudah tergolong

sebagai pegawai negeri sipil yang kesejahteraannya sudah terjamin.

Jika dibandingkan dengan guru honorer yang kesejahteraannya

tidak terjamin, sudah seharusnya guru di lingkungan MTsN

Winong memberikan warna berbeda dalam pengajaran di sekolah.

4. Faktor Sarana Prasarana

Kemajuan MTsN Winong di bidang sarana gedung sekolah

memang patut diacungi jempol. Hal ini dikarenakan dari fasilitas

yang ada, MTsN Winong sudah dapat dikatakan cukup untuk

mengadakan suatu kegiatan belajar mengajar.

Namun, ada beberapa catatan merah yang harus dibenahi

oleh pihak MTsN Winong untuk meningkatkan prestasi

akademiknya terutama di bidang matematika. Yang pertama adalah

terakit ruang kelas yang memiliki jendela terlalu lebar. Hal ini bisa

dievaluasi bersama agar jendela bisa dipersempit sehingga suara

antar kelas tidak bercampur. Dengan demikian, KBM di masing-

Page 69: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

59

masing kelas dapat berjalan dengan lancar dan tidak saling

mengganggu.

Sarana prasarana lain yang perlu diperhatikan adalah alat

peraga. Pengadaan alat peraga di MTsN Winong harus

diperbanyak. Sekali lagi alat peraga tidak harus mahal dan bagus,

selebihnya yang penting dapat membantu memahamkan peserta

didik terhadap materi matematika yang disampaikan.

Pengadaan alat peraga yang demikian dapat diadakan

secara mandiri oleh guru setempat. Selain itu, juga bisa diadakan

penugasan kepada peserta didik untuk turut membuat alat peraga

hasil tangan mereka. Jika ini dapat diterapkan, maka minat peserta

didik terhadap matematika akan meningkat.

5. Faktor Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi adalah hal pokok yang harus diperhatikan oleh

guru untuk indikator keberhasilan suatu pembelajaran. Evaluasi

yang perlu dilakukan oleh guru tidak hanya berupa penugasan,

ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir

semester. Namun, pengadaan evaluasi secara variatif juga penting

bagi pemicu semangat peserta didik. Misal saja dengan portofolio.

Dan tentunya masih banyak lagi jenis evaluasi yang dapat

ditempuh oleh guru.

Page 70: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

60

BAB V

PENUTUP

a. Simpulan

Sesuai dengan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan

bahwa ditemui hambatan yang sangat kompleks di lingkungan MTsN Winong

terkait pembelajaran matematika tahun ajaran 2010/2011, dan sudah

seharusnya hambatan tersebut segera ditangani untuk kemajuan pembelajarn

matematika di masa mendatang. Dari hasil penelitian, peneliti menghasilkan

tiga simpulan yakni:

1. Hambatan paling dominan yang ditemui oleh guru matematika di

lingkungan MTsN Winong kabupaten Pati dalam proses pembelajaran

matematika tahun ajaran 2010/2011

a. Faktor peserta didik

Hal ini dibuktikan dengan skor angket yang telah disebar ke semua

guru matematika di MTsN Winong menunjukkan bahwa faktor

peserta didik menempati persentase 22,13% dari kelima faktor yang

ada.

b. Faktor guru (tenaga pendidik)

Hal ini dibuktikan dengan skor angket yang telah disebar ke semua

guru matematika di MTsN Winong menunjukkan bahwa faktor guru

(tenaga pendidik) menempati persentase 21,91% dari kelima faktor

yang ada.

c. Faktor proses pembelajaran

Penghambat dalam proses pembelajaran adalah terkait guru dan

peserta didik. Guru di lingkungan MTsN Winong masih menggunakan

metode klasik seperti ceramah dan penugasan. Selanjutnya yakni

terkait kurangnya motivasi guru terhadap anak agar gemar dalam

mempelajari matematika. Dari segi peserta didik, proses pembelajaran

terhambat karena peserta didik yang berbekal konsep yang salah

sedari sekolah dasar, selain itu juga terkait minat belajar yang kurang.

Page 71: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

61

d. Faktor saran prasarana

Sarana prasarana yang menjadi penghambat di lingkungan MTsN

Winong adalah keadaan jendela di masing-masing kelas yang dirasa

cukup lebar sehingga suara di kelas sebelah sangat mengganggu

konsentrasi di kelas lain. Selain itu juga terkait alat peraga matematika

yang masih sangat sedikit.

e. Faktor evaluasi pembelajaran

Kesulitan yang ditemui guru dalam mengadakan evaluasi pembelajarn

matematika adalah terkait penyusunan alat evaluasi yangbervariasi

seperti kuis, portofolio, atau proyek. Yang selama ini diterapkan

hanya evaluasi yang berupa ulangan harian,, UTS, dan UAS.

Kesulitan selanjutnya yakni terkait analisis hasil evaluasi. Waktu yang

ada masih kurang untuk menganalisis secara penuh hasil evaluasi.

2. Usaha yang telah dilakukan oleh guru untuk mengatasi hambatan tersebut,

usaha yang telah dilakukan oleh guru setempat adalah adanya musyawarah

kecil di tingkat guru. Selain itu, ada juga pelatihan yang sifatnya adalah

guru sebagai partisipan, seperti pelatihan yang diadakan oleh Kementerian

Agama Wilayah Jawa Tengah

3. Untuk mengatasi problem pembelajaran yang demikian seharusnya mejadi

masalah bersama dan dipecahkan secara bersama. Banyak sekali solusi

yang dapat ditawarkan, di antaranya yakni:

a. Faktor peserta didik

Meningkatkan minat peserta didik terhadap mata pelajaran

matematika. Hal ini dapat diusahakan dengan kerja sama dengan

pihak wali murid. Misal saja dengan pengadaan kartu absen sebagai

sarana komunikasi gur dengan pihak wali murid untuk turut

memperhatikan perkembangan peserta didik.

b. Faktor guru

Meningkatkan kualitas dan mengatasi problem pembelajaran dengan

musyawarah di tingkat yang lebih tinggi. Hal ini dapat dilakukan

Page 72: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

62

dengan mengaktifkan kegiatan MGMP baik sekolah, kecamatan,

kabupaten, dan seterusnya.

c. Faktor proses pembelajaran

Untuk mengatasi faktor ini, hal yang dapat diusahakan adalah dengan

melakukan perencanaan yang rapi terkait kegiatan belajar mengajar.

Selain itu, kreativitas guru juga sangat diperlukan di sini. Terlebih

matematika sebagai mata pelajaran yang terkenal sulit. Oleh

karenanya mata pelajaran ini harus mampu disajikan dengan menarik

dan memahamkan.

d. Faktor sarana prasarana

Sarana yang perlu diperbaiki di lingkungan MTsN Winong adalah

terkait jendela kelas yang terlalu lebar. Untuk mengatasi ini, jendela

dapat dipersempit agar KBM dapat berjalan dengan lancar. Selain itu

juga masalah alat peraga matematika di lingkungan madrasah ini.

e. Faktor evaluasi pembelajaran

Untuk mengatasi masalah ini guru harus mampu mempelajari untuk

kemudian mempraktekkan variasi teknik evaluasi. Dengan demikian

evaluasi tidak hanya sekedar ulangan harian dan penugasan.

b. Saran

Sesuai dengan hasil penelitian, maka diharapkan dapat memberikan sedikit

kontribusi berupa pemikiran akan kemajuan pembelajaran matematika di

lingkungan MTsN Winong khususnya dan madrasah lain pada umumnya.

Saran yang dapat penulis ajukan adalah:

1. Kepada guru

Tugas guru tidaklah ringan jika mengikuti standar yang berlaku.

Namun, yang terjadi di lapangan tidaklah demikian, kontrol dari dinas

pendidikan pun tidak secara teliti untuk memantau setiap satuan

pendidikan. Oleh karenanya, silakan untuk pendidik, terlebih

pembelajaran di sekolah direncanakan dan didesain sedemikian rupa

sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan hasilnya pun

maksimal.

Page 73: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

63

2. Kepada peserta didik

Sejauh apapun yang diusahakan guru akan sia-sia saja jika tidak

diimbangi dengan niat dan belajar sungguh-sungguh dari peserta didik.

Oleh karenanya, bagi adik-adik yang masih duduk di bangku sekolah,

silakan haus akan ilmu, sehingga kegiatan belajar tidak menjadi suatu

tuntutan, tetapi menjadi suatu kebutuhan yang tentunya akan terasa

ringan melakukannya.

3. Kepada wali murid

Wali murid juga berperan banyak dalam menentukan keberhasilan

pembelajaran peserta didik. Waktu terbanyak peserta didik adalah di

rumah, oleh karenanya pantauan, bimbingan, dan perhatian pun sangat

dibutuhkan demi kesuksesan pembelajaran peserta didik.

Page 74: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

64

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung:

Alfabeta, 2008.

Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007.

Dalyono, M., Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: PT. Karya Toha

Putra, 2005.

Dewey, John, Democracy and Education: An Introduction to the Philosophy of

Education, New York: The Mac Millan an Company, 1964

Fathani, Abdul Halim, Matematika Hakikat dan Logika, Yogyakarta: Ar-Ruz

Media, 2009.

Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Bumi Aksara, 2001.

Hidayat, Ara dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, Bandung: Pustaka

Educa, 2010.

Jauhari, Heri, Panduan Penulisan Skripsi, Teori dan Aplikasi, Bandung: Pustaka

Setia, 2010.

Knight, George R, Issues and Alterbatives in Educational Philosophy,

Mechighan: Andrews University Press Borrien Springs, 1982.

Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru, Bandung: PT. Rosda, 2006.

Manfaat, Budi, Membumikan Matematika dari Kampus ke Kampung, Cirebon:

PT. Buku Kita, 2010.

Marshall, Catherine, et. Al. Designing Qualitative Research, United States of

America: Sage, 1999.

Mulyana, Deddy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 2008.

Peraturan pemerintah No. 19 TAHUN 2005, Standar Nasional Pendidikan,

Bandung: Fokus Media, 2005.

Sobel, Max A. dan Evan M. Maletsky, Mengajar Matematika, Jakarta: Erlangga,

2002.

Page 75: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

65

Sudjiono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 1995.

Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: CV Sinar Baru,

1987.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung:

ALFABETA, 2008

Sukardi, M., Evaluasi Pendidikan, Prinsip dan Operasionalnya, Jakarta: Bumi

Aksara, 2008.

Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: Rajawali Pers, 2002.

_____________, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya, 2010.

Yamin, Martinis, Profesionalisme Guru dan Implementasi KTSP, Jakarta: Gaung

Persada Press, 2007.

Page 76: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

66

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Ruang dan Gedung di MTsN Winong

Tabel 2. Data Peralatan dan Inventaris Kantor MTsN Winong

Tabel 3. Data Buku di MTsN Winong

Tabel 4. Data Keadaan Guru di MTsN Winong

Tabel 5. Data Hasil Angket Penelitian

Tabel 6. Data Guru Matematika MTsN Winong

Page 77: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

67

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Instrumen Penelitian

Lampiran 2. Pedoman Wawancara dengan Bapak/Ibu Guru Pengampu Mata

Pelajaran Matematika

Lampiran 3. Rekap Hasil Angket

Lampiran 4. Contoh Dokumentasi Observasi Pengajaran di Kelas

Page 78: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

68

Lampiran 1.

LEMBAR INSTRUMEN PENELITIAN

Identitas responden

Nama :

Nama institusi :

Pendidikan terakhir :

Masa kerja : ……..tahun

Petunjuk pengisian angket

1. Mohon Bapak/Ibu memberikan tanda silang pada salah satu alternatif

jawaban yang Bapak/Ibu anggap paling sesuai yang tersedia pada lembar

instrumen ini. Dari jawaban tersebut silakan Bapak/Ibu memberikan

alasannya, usaha-usaha yang telah Bapak/Ibu lakukan, dan solusi yang

Bapak/Ibu tawarkan untuk mengatasi masalah tersebut.

2. Apabila terjadi kekeliruan dalam menjawab dan Bapak/Ibu ingin

membenarkannya maka berilah tanda dua garis pada jawaban yang salah,

lalu silanglah jawaban yang semestinya benar menurut Bapak/Ibu

3. Mohon Bapak/Ibu menjawab semua pertanyaan yang ada di lembar

instrumen ini.

Page 79: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

69

INSTRUMEN PENELITIAN

1. Apakah di dalam penyusunan rencana pembelajaran (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP)), Program Semester (PROSEM), Program Tahunan

(PROTA) Bapak/Ibu mengalami hambatan?

a. Tidak pernah c. Sering

b. Kadang-kadang d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

2. Apakah dalam merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)

Bapak/Ibu mengalami hambatan?

a. Tidak pernah c. Sering

b. Kadang-kadang d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

3. Apakah Bapak/Ibu mengalami hambatan dalam memahami materi

matematika di tingkat MTs?

a. Tidak pernah c. Sering

b. Kadang-kadang d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

Page 80: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

70

4. Apakah Bapak/Ibu mengalami hambatan saat menyampaikan materi mata pelajaran

matematika?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

5. Apakah Bapak/Ibu mengalami hambatan mengelola situasi yang ada di kelas saat

menyampaikan materi?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

6. Apakah Bapak/Ibu mengalami hambatan dalam meningkatkan minat peserta didik?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

7. Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan untuk menarik perhatian peserta didik terhadap

pembelajaran matematika?

Page 81: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

71

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

8. Apakah Bapak/Ibu mengalami hambatan dalam membangkitkan motivasi belajar peserta

didik?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

9. Apakah minat peserta didik terhadap matematika selama ini menghambat Bapak/Ibu

dalam mengajar matematika?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

10. Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan dalam interaksi sosial dengan peserta didik di

luar kelas?

a. Tidak pernah b. Kadang-kadang

Page 82: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

72

c. Sering d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

11. Apakah Bapak/Ibu kesulitan dalam memahami perilaku peserta didik di luar kelas?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. selalu

Alasannya :

Usaha yang bapak/ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

12. Apakah minat peserta didik dalam mata pelajaran matematika menurun dibandingkan

tahun sebelumnya?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

Page 83: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

73

13. Apakah peserta didik kesulitan memahami materi yang Bapak/Ibu sampaikan?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

14. Apakah peserta didik mengalami kesulitan mengerjakan tugas dari Bapak/Ibu?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

15. Apakah peserta didik mengalami hambatan dalam motivasi belajar?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

Page 84: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

74

16. Apakah jumlah peserta didik menghambat Bapak/Ibu menyampaikan materi?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

17. Apakah perhatian peserta didik kurang terkonsentrasi ketika Bapak/Ibu mengajar?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

18. Apakah Bapak/Ibu mengalami hambatan dari segi keaktifan peserta didik?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

Page 85: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

75

19. Apakah Bapak/Ibu mengalami hambatan dalam memilih metode pembelajaran?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

20. Apakah Bapak/Ibu mengalami hambatan dalam mengkombinasikan metode

pembelajaran?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

21. Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan untuk menggunakan metode pembelajaran yang

aktif, inovatif dan menantang?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang bapak/ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

22. Apakah Bapak/Ibu mengalami hambatan dalam alokasi waktu pembelajaran di kelas?

a. Tidak pernah b. Kadang-kadang

Page 86: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

76

c. Sering d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

23. Apakah Bapak/Ibu mengalami hambatan dalam strategi pembelajaran?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

24. Apakah ketika mengajar, interaksi antara guru dan peserta didik berlangsung tidak

lancar?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

25. Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan memberikan apersepsi dan motivasi sebelum

pelajaran dimulai?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Page 87: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

77

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

26. Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan untuk meminta peserta didik menjawab

pertanyaan lesan di kelas?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

27. Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan untuk meminta peserta didik mengerjakan di

papan tulis?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

28. Apakah suasana belajar di dalam kelas menghambat kegiatan belajar mengajar?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Page 88: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

78

Solusi yang ditawarkan :

29. Apakah Bapak/Ibu mengalami hambatan dalam menggunakan alat bantu belajar di kelas?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

30. Apakah struktur ruang kelas menghambat kegiatan belajar mengajar?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

31. Apakah luas ruang kelas menghambat kegiatan belajar mengajar?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

32. Apakah kondisi (suhu/lokasi) ruang kelas menghambat kegiatan belajar mengajar?

Page 89: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

79

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. selalu

Alasannya :

Usaha yang bapak/ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

33. Apakah Bapak/Ibu mengalami hambatan dalam menggunakan sumber belajar yang

tersedia di sekolah?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

34. Apakah di sekolah ditemui hambatan dalam pengadaan alat peraga?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

35. Apakah Bapak/Ibu mengalami hambatan dalam penggunaan alat peraga?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Page 90: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

80

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

36. Apakah Bapak/Ibu mengalami hambatan untuk membuat alat peraga sendiri?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

37. Apakah lingkungan sekitar menghambat proses belajar mengajar matematika?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

38. Apakah Bapak/Ibu mengalami hambatan dalam mengadakan evaluasi di ranah kognitif?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

Page 91: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

81

39. Apakah Bapak/Ibu mengalami hambatan dalam mengadakan evaluasi di ranah afektif?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

40. Apakah Bapak/Ibu mengalami hambatan dalam membuat soal berdasarkan tingkat

kesukaran?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

41. Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan untuk menyusun soal tes/ulangan yang sesuai

dengan pokok bahasan?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

Page 92: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

82

42. Apakah Bapak/Ibu mengalami hambatan dalam menyusun alat evaluasi/soal yang

materinya luas sedangkan waktu mengerjakannya terbatas?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

43. Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan dalam menggunakan teknik evaluasi yang

bervariasi seperti kuis, portofolio, atau proyek?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

44. Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan dalam mengkondisikan peserta didik saat

evaluasi berlangsung?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

Page 93: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

83

45. Apakah peserta didik menemui kesulitan untuk mengerjakan soal dari materi yang sudah

diajarkan sebelumnya?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

46. Apakah Bapak/Ibu mengalami hambatan dalam mengadakan ulangan harian setiap

selesai satu pokok bahasan?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

47. Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan dalam mengkondisikan peserta didik saat

evaluasi berlangsung?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Sering

d. Selalu

Alasannya :

Usaha yang Bapak/Ibu lakukan :

Solusi yang ditawarkan :

Page 94: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

Lampiran 2.

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN BAPAK/ IBU GURU PENGAMPU

MATA PELAJARAN MATEMATIKA

1. Apa faktor yang paling menghambat pembelajaran matematika menurut

Bapak/ Ibu?

2. Untuk menyiasati faktor penghambat pembelajaran matematika, apakah

Bapak/ Ibu guru berkonsultasi dengan rekan lain dalam meningkatkan

pembelajaran?

3. Bagaimana Bapak/ Ibu mendorong minat belajar peserta didik?

4. Metode apa yang Bapak/ Ibu gunakan supaya peserta didik tidak jenuh?

5. Apakah ada peserta didik yang lamban dalam menerima materi?

6. Apakah ada peserta didik yang sama sekali tidak berminat dengan

pelajaran matematika?

7. Bagaimana dengan sarana dan prasarana terkait pembelajaran matematika?

8. Bagaimana dengan buku-buku penunjang di sekolahan?

9. Bagaimana dengan kondisi ruang kelas?

10. Untuk mengatasi semua hambatan tersebut apa yang telah Bapak/ Ibu

lakukan selama ini?

Page 95: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

Lampiran 3.

Subjek

penelitian

Faktor

Guru

Faktor

peserta

didik

Faktor

proses

pembelajara

n

Faktor sarana

prasarana

Faktor evaluasi

pembelajaran

11 poin

pertany

aan

7 poin

pertanyaan

9 poin

pertanyaan

10 poin

pertanyaan

10 poin

pertanyaan

Guru 1 19 18 13 17 15

Guru 2 13 17 11 16 16

Guru 3 15 16 13 14 17

Guru 4 23 20 15 11 19

Guru 5 19 18 17 15 17

Guru 6 14 15 13 10 15

Jumlah skor

tiap faktor (n)

103 104 81 83 99

Skor maksimal

seluruh faktor

(N)

470

% =𝑛

𝑁𝑥100 21,91% 22,13% 17,23% 17,66% 21,06%

Page 96: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

Lampiran 4.

Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas

dengan Metode Klasik Seperti Ceramah dan Penugasan

Page 97: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.
Page 98: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.
Page 99: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.
Page 100: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpkir abstrak.

RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS DIRI

Nama lengkap : Arif Nadliroh

Tempat tanggal lahir : Pati, 23 April 1989

NIM : 073511024

Alamat rumah : Desa Pekalongan, RT/RW: 06/II, Winong,

Pati

No. Hp : 085 865 766 294

E_mail : [email protected]

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

Pendidikan formal : RA. Tarbiyatul Banin Pekalongan

: MI Tarbiyatul Banin Pekalongan

: MTs Tarbiyatul Banin Pekalongan

: MA Raudlatul Ulum Guyangan

Pendidikan non formal : pondok pesantren Raudlatul Ulum

Guyangan

C. KARYA ILMIAH

Penelitian dalam Jurnal Edukasi Volume VIII dengan Judul

“Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal (Studi Pemikiran

Ki Hadjar Dewantara)”

Semarang, 13 Desember 2011

Arif Nadliroh

NIM. 073511024