ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace ›...

96
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI (Studi Kasus di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera Bekasi) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Disusun oleh: Muhammad „Alawi Almaliki 11140110000052 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Transcript of ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace ›...

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI

(Studi Kasus di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera Bekasi)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun oleh:

Muhammad „Alawi Almaliki

11140110000052

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

LEMBAR PENGESAHAN PEMIMBING SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTO PEMBENTUKSELF-ESTEEM SANTRI

(Studi Kasus di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera Bekasi)

Skripsi

I?iajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Satjana Pendidikan

(S.Pd)

Oleh:

Muhammad'Alawi Almaijki

11140110000052

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

NIP. 19701203 199803 1 003

JURUSAN PENDIDlKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAB DAN KEGURUAN /'

/'

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAR

JAKARTA

201.9

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul Analisis Faktor-Faktor Pembentnk Self-Esteem Santri (Studi

Kasus di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera Bekasi) disusun oleh

Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM: 11140110000052, Jurusan Pendidikan Agama

Islam, Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada

tanggal 25 Juli 2019 di hadapan dewan penguji. Oleh karena itu penulis berhak

mendapatkan gelar Smjana S1 (S.Pd) dal3..'11 bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 25 Juli 2019

Panitia Ujian Munaqasab

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua JurusanlProgram Studi) Drs. Abdul Hans, M.Ag NIP. 19660901 199503 1 001 Sekretaris (Sekretaris PAI) Drs. Rusdi Jamil, M.Ag !< ~ .-:f. .-!5?:9.'.9 ....... ~ . NIP. 19621231 199503 1005 Penguji 1

)0- J -?O'J ~ Drs. Rusdi Jamil. M.Ag NIP. 19621231 199503 1005 31/~;1=(/Penguji 2 Drs. Abdul -aris, M.Ag .-1.1 ···········V···· NIP. 19660901 199503 1 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan DIN SyarifHidayatullah Jakarta

Dr. Su rin NIP. 197103191998032001

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

i

No. Dokumen FITK-FR-AKD-089KEMENTERlAN AGAMA r-' "\

Tgl. TerbH ] Marel2010 ," ..., DIN JAKARTA FORM (FR)I • ••_. No. Revisi: OJFITK'un)L----......--_Ji JL Jr. If. Juo.ndlJ "'095 OPUl(ll J54}] (lIdOlJe..'fl() Hal 1/I

SURAT PERNYATAAN KARYA SEl\TJ)IRI

Saya yang bertanda tangan di bawah iIli,

N a In a : Muhammad' Alawi Almaliki

TempatfTgl.Lahir : Bekasi, 15 Januari 1996

NIM : 11140110000052

Jurusan ! Prodi : Pendidikan Agama Islam

Judul Skrips! : Analis:is Faktor-Faktor Pembentuk Self-Esteem Santri (studi

kasus di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera Bekasi)

Dosen Pembimbing : 1. Yudhi Munadi, M.Ag

2 .

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri

dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tnlis.

Pernyataan im dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Nhmaqasah.

Jakal1a, 10 Juli 2019 Mahasiswa Ybs.

Muhammad'Alawi Almaliki NIM. ]1140110000052

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

i

ABSTRAK

Muhammad Alawi Almaliki (NIM: 11140110000052). ANALISIS FAKTOR-

FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI (STUDI KASUS DI

PONDOK PESANTREN ATTAQWA PUSAT PUTERA BEKASI).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mampu

membentuk harga diri atau self-esteem santri di lingkungan pesantren. Penelitian

ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera Bekasi.

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan selama penelitian adalah observasi,

wawancara dan angket sebagai penunjang data hasil penelitian dari kedua metode

lainnya tentang faktor-faktor pembentuk self-esteem santri. Observasi dilakukan

selama penelitian di lingkungan pesantren seperti asrama, masjid dan tempat-

tempat santri bersosialisasi yang lain. Wawancara dilakukan kepada 6 orang santri

kelas XI Aliyah, sementara angket disebar ke 21 orang santri yang juga kelas XI

Aliyah. Selain mewawancarai para santri, peneliti juga sesekali bertanya kepada

Penanggung jawab asrama, namun wawancara ini tidak terstruktur.

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan ada beberapa hal yang dapat

membentuk harga diri atau self-esteem santri di lingkungan Pondok Pesantren

Attaqwa Pusat Putera Bekasi. Pembentukan self-esteem tersebut dilihat dari dua

aspek yaitu self-liking dan self-competence. Faktor pembentuk self-esteem dari

aspek self-liking adalah kepercayaan terhadap diri sendiri dan penghormatan

terhadap diri sendiri. Sementara faktor yang dapat membentuk self-esteem dari

aspek self-competence adalah sikap optimis dan pengaruh eksternal dan internal.

Kata kunci: Analisis Faktor, Self-Esteem, Harga Diri, Santri, Pondok

Pesantren.

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

ii

ABSTRACT

Muhammad Alawi Almaliki (NIM: 11140110000052). THE ANALYSIS OF

FACTORS FORMING SANTRI'S SELF-ESTEEM (CASE STUDY AT

ATTAQWA ISLAMIC BOARDING SCHOOL FOR BOYS BEKASI).

This study aims to find out what factors are able to form the self-esteem of

students in Islamic boarding schools. This research was conducted at the Attaqwa

Islamic Boarding School for Boys in Bekasi.

The type of this research uses a qualitative approach with descriptive methods.

data collection techniques carried out during the study were observations,

interviews and questionnaires as supporting research data from the other two

methods about the factors forming santri's self-esteem. Observations were carried

out during research in boarding schools such as dormitories, mosques and places

where other student socialized. Interviews were conducted on 6 students of grade

XI Aliyah, while the questionnaire was distributed to 21 students who were also

grade XI Aliyah. In addition to interviewing the students, researchers also

occasionally asked the person in charge of the dormitory, but this interview was

unstructured.

The results of the research that has been carried out shows that there are several

things that can form the self-esteem of students in the environment of the Attaqwa

Islamic Boarding School for Boys in Bekasi. The formation of self-esteem is seen

from two aspects, namely self-liking and self-competence. Factors forming self-

esteem from the aspect of self-liking are self-confidence and respect for oneself.

While the factors that can form self-esteem from the aspect of self-competence are

optimism and external and internal influences.

Keyword: Factor Analysis, Self-Esteem, Santri, Islamic Boarding School.

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

iii

KATA PENGANTAR

بسم هللا الّرحمن الّرحيم

Assalamu‟alaikum wr. wb.

Alhamdulillah wa syukru lillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman, Islam, ikhsan dan akal

sehat serta limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik dan benar. Shalawat serta salam penulis haturkan untuk junjungan

Nabi besar Muhammad SAW khotamul anbiya wal mursalin, yang telah

menunjukkan jalan yang lurus dan mengeluarkan ummatnya dari kegelapan

menuju cahaya.

Dalam proses penulisan skripsi, tak sedikit penulis menemui hambatan dan

kesulitan dalam penyusunan skripsi ini. Namun, berkat adanya usaha, do'a,

motivasi dan semangat serta masukan-masukan positif dari berbagai pihak,

alhamdulillah penulis dapat mengatasinya dengan baik. Maka dari itu, penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak terkait yang telah banyak

membantu dalam proses penyusunan skripsi ini, di antaranya adalah:

1. Prof Dr. H. Ahmad Thib Raya, MA., dan Dr. Sururin, M.Ag., selaku

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta selama penulis menjadi mahasiswa di FITK.

2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag., dan Drs. Abdul Haris, M.Ag., selaku

Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta selama penulis menjadi

mahasiswa di FITK.

3. Marhamah Shaleh, Lc., MA., dan Drs. Rusdi, M.Ag., selaku Sekretaris

Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta selama penulis menjadi mahasiswa di

FITK.

4. Yudhi Munadi, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan

sabar dan waktu yang banyak diluangkan untuk memberikan arahan dan

bimbingan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

iv

5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat untuk penulis dari

awal hingga akhir perkuliahan.

6. Karyawan dan Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan khususnya Bu

Isti yang telah memberikan kemudahan dalam proses-proses administratif

selama perkuliahan.

7. Seluruh dewan guru dan penanggung jawab asrama serta para santri di

Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera Bekasi yang telah banyak

membantu penulis dalam melaksanakan penelitian ini.

8. Orang tua tercinta, H. Yusuf Subandi dan Hj. Munawaroh yang selalu

mendo'akan, memberikan semangat serta dukungan moril dan materil

kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di FITK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga keberhasilan ini menjadi kebahagiaan

dan kebanggaan untuk Babeh dan Ibu.

9. Kakak dan Adik tersayang, Misbahussurur, S.Kep., dan Intan Rahma

Azizah yang juga mendo'akan dan memberikan semangat untuk penulis

dalam proses penyusunan skripsi ini.

10. Teman seperjuangan di Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2014,

khususnya kelas B "PUKIS", semoga kesuksesan dan keberkahan selalu

menyertai kalian semua, terima kasih atas dukungan, waktu dan kenangan

serta rasa kekeluargaan yang kelak akan penulis rindukan.

11. Teman seperjuangan di kosan, Aprianto Ridwan Salni, S.Ag., Qotrunnada,

Dede Imron Yusuf, Bias Eka Paksi, Ahmad Faturrohman, Amri Haqi,

Ibrahim Aziz, terima kasih atas do'a, dukungan dan bantuan yang kalian

berikan dalam proses penyusunan skripsi ini.

12. Khildawati Ilham, S.Tr.Keb., partnerku, terima kasih atas waktu,

dukungan, motivasi, do'a dan saran-saran serta masukan-masukan yang

positif untuk penulis selama proses penyusunan skripsi ini, semoga

dimudahkan dalam proses selanjutnya.

13. Teman seperjuangan bimbingan skripsi, Siti Mawaddah, S.Pd., Luthfiah

Nur Anisa, S.Pd., Awiddatu Tsiqoh, S.Pd., Irma Rahma Sari Putri., terima

kasih atas bantuan dan dukungan yang telah kalian berikan kepada penulis.

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

v

Penulis juga menghaturkan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak

terkait yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu. Hanya do‟a yang bisa

penulis panjatkan, semoga Allah SWT membalas perbuatan baik kalian

dengan balasan yang sebaik-baiknya di dunia maupun di akhirat kelak. Segala

jasa dan kebaikan kalian semua akan selalu penulis ingat. Jazakumullah

khairan katsiran. Aamiin ya Rabbal „aalamiin.

Penulis,

Muhammad „Alawi Almaliki

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK……………………………………………………………………… i

ABSTRACT……………………………………………………………………. ii

KATA PENGANTAR………………………………………………………… iii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………… vi

DAFTAR TABEL……………………………………………………………. viii

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………………………………………………….. 1

B. Identifikasi Masalah……………………………………………………… 4

C. Pembatasan Masalah……………………………………………………... 5

D. Perumusan Masalah……………………………………………………… 5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………………..… 5

BAB II KAJIAN TEORI

A. Self-Esteem……………………………………………………………… 6

1. Pengertian Self-Esteem……………………………………………… 6

2. Pembentukan Self-Esteem…………………………………………... 12

3. Aspek-aspek Self-Esteem…………………………………………… 15

4. Karakteristik Self-Esteem…………………………………………… 18

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self-Esteem……………………. 21

B. Pondok Pesantren………………………………………………………. 22

1. Pengertian Pondok Pesantren……………………………………..... 22

2. Komponen Dasar Pondok Pesantren……………………………….. 24

3. Pola-pola Pondok Pesantren………………………………………... 26

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

vii

C. Hasil Penelitian yang Relevan………………………………………….. 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………….. 30

1. Tempat Penelitian…………………………………………………... 30

2. Waktu Penelitian…………………………………………………… 30

B. Latar Penelitian………………………………………………………… 30

C. Metode Penelitian……………………………………………………… 30

D. Populasi dan Sampel…………………………………………………… 31

E. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………... 31

F. Pemeriksaan Keabsahan Data………………………………………….. 35

G. Teknik Analisis Data………………………………………………….... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil MA. Aliyah Attaqwa Pusat Putera………………………………. 38

1. Sejarah Singkat……………………………………………………... 38

2. Visi, Misi dan Tujuan………………………………………………. 39

3. Informan……………………………………………………………. 40

B. Deskripsi Data………………………………………………………….. 40

C. Pembahasan…………………………………………………………….. 48

1. Pembentukan Self-Esteem Santri dari Aspek Self-Liking…………... 48

2. Pembentukan Self-Esteem Santri dari Aspek Self-Competence……. 53

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………….. 58

B. Saran…………………………………………………………………… 59

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 60

LAMPIRAN

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara……………………………………………. 33

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket………………………………………………… 34

Tabel 4.1 Lembaga Pendidikan Yayasan Attaqwa……………………….. 38

Tabel 4.2 Nama-nama Informan………………………………………….. 39

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Gambar Penelitian………………………………………………. 63

Lampiran 2 Pedoman Wawancara Santri…..………………………………... 67

Lampiran 3 Pedoman Angket Penelitian…………………………………….. 69

Lampiran 4 Transkrip Wawancara Santri……………………………………. 75

Lampiran 5 Transkrip Angket/Kuesioner Terbuka…...……………………… 86

Lampiran 6 Transkrip Wawancara Penanggung Jawab Asrama…………….. 95

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang menggunakan

sistem tertua dan mempunyai ciri khas tersendiri yang mencitrakan Islam

tradisional Indonesia, eksistensinya masih berlangsung hingga saat ini.

Munculnya pesantren di Indonesia diperkirakan sejak 300-400 tahun yang

lalu dan menjangkau hampir seluruh lapisan masyarakat muslim, terutama di

pulau Jawa. Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang unik karena

kultur, metode, dan jaringan yang diterapkan oleh lembaga agama tersebut.1

Menurut Samsul Nizar yang dikutip dari Mastuhu, bahwasanya

“pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam yang bertujuan

untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan

menekankan pentingnya moral agama sebagai pedoman hidup

bermasyarakat”.2

Dalam lembaga pendidikan pesantren, murid yang belajar dan mengaji di

pesantren disebut sebagai santri. Santri yang belajar di pondok pada

umumnya tidak pulang ke rumah melainkan tinggal di pesantren, sarana

tempat tinggal untuk para santri di pesantren disebut sebagai pondok.

Seiring berjalannya waktu, pondok pesantren mengalami perkembangan

dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan adanya

perkembangan ini maka pesantren pun mengalami beberapa perubahan,

seperti yang dikatakan oleh Syaifuddin Zuhri dalam jurnalnya yang dikutip

dari Wahjoetomo bahwa pesantren dapat dibedakan menjadi tiga jenis,

walaupun agak sulit untuk membedakan secara ekstrim di antara jenis-jenis

tersebut yaitu salafiyah (tradisional), khalafiyah (modern), dan paduan dari

1 Imam Syafe'i, "Pondok Pesantren: Lembaga Pendidikan Pembentukan Karakter", Al-

2 Samsul Nizar, Sejarah Sosial & Dinamika Intelektual, (Jakarta: Kencana, 2013), hal. 85-86

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

2

keduanya yaitu salafi-modern.3 Pesantren salafiyah hanya mengajarkan ilmu-

ilmu agama Islam dari kitab-kitab klasik yang ditulis oleh para ulama

terdahulu, sementara pesantren khalafiyah mengajarkan ilmu-ilmu agama

Islam dan ilmu-ilmu pengetahuan umum.

Lembaga pendidikan pondok pesantren sampai saat ini mengalami

pertumbuhan yang cukup signifikan. Ini terbukti dari pernyataan Kementerian

Agama RI bahwa, berdasarkan data EMIS tahun 2015/2016 pondok pesantren

yang besar dan tersebar di seluruh provinsi yang ada di Indonesia tercatat

sebanyak 28.984 pondok pesantren dan 4.290.626 santri.4

Di lingkungan pesantren para santri menjalani hidupnya dengan proses

interaksi sosial yang diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan harian biasa

maupun kegiatan pondok seperti shalat berjama‟ah, mengaji kitab,

mempelajari kesenian-kesenian Islami, i‟tikaf di masjid yang diisi dengan

kegiatan belajar bersama, kerja bakti, mengantri dengan tertib di kamar mandi

untuk mandi, olahraga bersama-sama, lomba antar asrama, dan lain

sebagainya, dan kegiatan sehari-hari tersebut dilakukan oleh para santri setiap

hari dari sebelum terbit fajar sampai matahari terbenam dan malam pun tiba.

Para santri di pesantren pada umumnya adalah anak usia sekolah dasar

sampai sekolah menengah atas. Ketika seorang anak memasuki tahap

pendidikan sekolah menengah, anak tersebut memasuki masa remaja. Di

masa remaja ini seorang remaja berusaha mencari jati diri dengan mencoba

hal-hal yang belum ditemui sebelumnya. Di masa ini mereka lebih

memperhatikan fisik diri. Pada tahap inilah lingkungan pesantren akan lebih

mengembangkan pola pikir mereka dan lebih mengembangkan kehidupan

sosial anak. Hal-hal tersebut berhubungan dengan lingkungannya, hubungan

dengan guru dan teman sebaya.

Atik dan Pramesti menyatakan dalam jurnalnya bahwa “lingkungan yang

kurang memberikan perlakuan yang baik terhadap remaja akan

3 M. Syaifuddin Zuhriy, "Budaya Pesantren dan Pendidikan Karakter Pada Pondok

Pesantren Salaf", Walisongo, Volume 19, Nomor 2, November 2011, hal. 291

4 http://pendis.kemenag.go.id/index.php?a=detil&id=9405, diakses pada tanggal 3 Januari

2019 pukul 11.52 WIB.

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

3

mempengaruhi self esteem pada diri mereka”.5 Self esteem atau harga diri

menurut Ghufron dan Rini adalah “penilaian diri yang dilakukan seseorang

terhadap dirinya yang didasarkan pada hubungannya dengan orang lain”.6

Lingkungan dan hubungan antar individu tidak dapat dipisahkan, karena

lingkungan adalah tempat antara individu dengan individu lain berinteraksi

sosial.

Self sudah ada sejak manusia lahir dan akan semakin berkembang ketika

seseorang melakukan sosialisasi dengan orang lain. Hal ini karena sebagian

besar pengetahuan manusia berasal dari kehidupan sosial yang merupakan inti

dari pengalaman awal. Semakin seringnya pengalaman-pengalaman yang

berkaitan dengan hubungan sosial akhirnya dapat terinternalisasi sebagai

aspek penting dalam konsep diri seseorang.7 Sejalan dengan pernyataan

tersebut, Ghufron dan Rini mengutip pernyataan dari Zakiyah Darajat yang

menyatakan bahwa harga diri atau self esteem sudah terbentuk pada masa

kanak-kanak, seorang anak sangat membutuhkan rasa penghargaan dari orang

tuanya. Kemudian harga diri tersebut dibentuk melalui perlakuan yang

diterima oleh individu dari lingkungannya. Harga diri bukan sesuatu yang

bersifat bawaan melainkan sesuatu yang dapat dipelajari dan terbentuk

sepanjang pengalaman individu.8 Dari pernyataan-pernyataan tersebut bisa

dikatakan bahwa self esteem atau harga diri sudah ada sejak manusia lahir dan

berkembang melalui proses interaksi sosial individu dengan orang lain dan

perlakuan yang diterima oleh individu dari lingkungan di mana individu

tersebut menjalani hidupnya.

Di lingkungan pesantren semua individu yang dalam pesantren disebut

dengan santri melakukan interaksi sosial dengan santri lainnya. Berbeda

dengan siswa biasa di sekolah umum yang kesehariannya tidak hanya di

sekolah, ketika kegiatan sekolah berakhir para siswa kembali ke rumahnya

masing-masing kemudian bercengkerama dengan keluarganya.

5 Atik Khoiroh dan Pramesti P. Paramita, "Peran Dukungan Sosial terhadap Pembentukan

Self Esteem yang Tinggi pada Remaja Tunanetra di Sekolah Khusus", Jurnal Psikologi Industri

dan Organisasi, Vol. 3 No. 3, Desember 2014, hal. 131

6 M. Nur Ghufron dan Rini Risnawita, Teori-Teori Psikologi, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

2012), hal. 40

7 Atik Khoiroh dan Pramesti P. Paramita, Op.Cit

8 M. Nur Ghufron dan Rini Risnawita, Op.Cit

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

4

Di pesantren, lingkungan pondok merupakan keluarga kedua bagi para

santri, karena ketika selesai mengikuti kegiatan sekolah mereka kembali ke

asrama, kemudian kembali bercengkerama dengan keluarga kedua mereka

yaitu lingkungan pondok yang di dalamnya adalah sesama santri. Hal ini bisa

berdampak pada pembentukan self esteem santri. Mengingat bahwa self

esteem dapat berkembang karena pengaruh sosialisasi individu dengan orang

lain dan perlakuan lingkungan terhadap dirinya.

Harga diri atau self esteem dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu

harga diri tinggi dan harga diri rendah. Frey dan Carlock menyatakan bahwa

individu yang mempunyai harga diri yang tinggi memiliki ciri-ciri yaitu

mampu menghargai dan menghormati dirinya sendiri, cenderung tidak

menjadi perfect, mengenali keterbatasannya dan berharap untuk tumbuh.

Sementara individu yang mempunyai harga diri yang rendah cenderung

menolak dirinya dan cenderung tidak puas dengan dirinya sendiri.9

Pada kenyataannya masih banyak santri yang belum menyadari tentang

penghargaan kepada dirinya sendiri. Contohnya adalah santri yang melanggar

aturan yang ada di pesantren seperti membuang sampah sembarangan,

melambatkan diri menuju sekolah atau masjid, bolos ketika ada pengajian

kitab di masjid, berkata yang tidak pantas dan lain sebagainya. Ketika mereka

melakukan hal-hal tersebut, tanpa sadar mereka telah merendahkan harga

dirinya sendiri.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Pembentuk Self-Esteem

Santri (Studi Kasus di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Santri mengalami hambatan dalam perkembangan pembentukan harga diri

atau self-esteem.

9 Ibid, hal. 43

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

5

2. Sebagian santri melanggar aturan yang mana hal tersebut adalah bentuk

dari merendahkan harga dirinya sendiri.

3. Sebagian santri terkadang meremehkan aturan yang ada di pondok.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian terarah dan tidak keluar dari permasalahan yang ada,

maka penelitian ini hanya membahas permasalahan tentang hambatan-

hambatan apa saja yang dialami para santri dalam perkembangan

pembentukan self-esteem di lingkungan pondok pesantren.

D. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

“Faktor apa saja yang dapat membentuk self-esteem santri?”

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja faktor

yang dapat membentuk self-esteem santri.

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi lembaga pendidikan pada umumnya, penelitian ini berguna

untuk bahan evaluasi bagi lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia

dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan

self-esteem atau harga diri, dan dapat menambah literatur tambahan

dalam ilmu psikologi pendidikan.

2. Bagi dunia keilmuan, penelitian ini bisa menjadi bahan diskusi untuk

memperkaya intelektual dan keilmuan yang terkait dengan self-esteem

atau harga diri.

3. Bagi mahasiswa, penelitian ini sebagai syarat kelulusan mahasiswa

untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan strata 1 (S.Pd).

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

6

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Self-esteem

1. Pengertian Self-esteem

Istilah self-esteem pertama kali diperkenalkan oleh William James

sebagaimana dinyatakan oleh Christoper J. Murk sebagai berikut,

“William James first introduced the topic of self-esteem to psychology

over a century ago making this area one of the oldest in the entire

discipline. Since those early days, several researchers have noted that

definitions of self-esteem vary considerably”, dalam uraian tersebut

Murk menyatakan bahwa William James pertama kali

memperkenalkan topik self-esteem atau harga diri pada psikologi lebih

dari seabad yang lalu, menjadikan area ini salah satu yang tertua dalam

seluruh disiplin ilmu. Sejak masa-masa awal itu, beberapa peneliti

telah mencatat bahwa definisi harga diri sangat bervariasi.10

Self-esteem terdiri dari dua kata yaitu self dan esteem. Sumadi

Suryabrata mengutip perkataan William James dalam bukunya yang

berjudul Principles of Psychology (1890, chapter X), James

mengatakan bahwa self adalah empirical me yang dalam artian lebih

umum yaitu sebagai keseluruhan dari segala yang oleh orang lain

disebut “his”, yaitu tubuhnya, sifat-sifatnya, kemampuan-

kemampuannya, keluarga, teman, musuh, dan lain-lain.11

Carl Rogers menjelaskan bahwa self adalah bagian medan

fenomenal atau keseluruhan pengalaman seseorang yang diterimanya

baik disadari maupun tidak disadari yang terdiferensiasikan dan terdiri

atas pola-pola pengamatan dan penilaian sadar dari “I” atau “me”.12

10 Christopher J. Mruk, "Defining Self-Esteem as a Relationship between Competence and

Worthiness: How a Two-Factor Approach Integrates the Cognitive and Affective Dimensions of

Self-Esteem", Polish Psychological Bulletin, Vol 44(2), 2013, hal. 157-158

11

Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), hal.

248

12

Ujam Jaenudin, Teori-Teori Kepribadian, (Bandung: Pustaka Setia, 2015), hal. 108

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

7

Selanjutnya James William dalam Burns (1993) menganggap bahwa

self atau diri yang global itu sebagai “me” dan “I” yang berlangsung

bersamaan. James beranggapan bahwa “I” adalah diri sebagai subjek

dan “me” adalah diri sebagai objek.13

Istilah self dalam psikologi mempunyai dua arti, yaitu:

a. Sikap dan perasaan seseorang terhadap dirinya sendiri. Arti

pertama ini bisa kita sebut dengan pengertian self sebagai obyek,

karena pengertian itu menunjukkan sikap, perasaan pengamatan

dan penelitian seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai obyek.

Dengan kata lain, self itu berarti apa yang dipikirkan orang tentang

dirinya sendiri.

b. Suatu keseluruhan proses psikologis yang menguasai tingkah laku

dan penyesuaian diri. Arti yang kedua ini bisa kita sebut pengertian

self sebagai proses, karena self itu adalah suatu kesatuan yang

terdriri dari proses-proses aktif seperti berpikir, mengingat dan

mengamati.14

Dari pengertian-pengertian mengenai self di atas maka dapat kita

pahami bahwa self adalah segala sesuatu yang melekat pada diri

seseorang yang terbentuk dari seluruh pengalaman yang dialami

seseorang secara sadar ataupun tidak.

Self-esteem dalam bahasa Indonesia berarti harga diri, Desmita

mengutip pernyataan Coopersmith mengenai self-esteem sebagai

berikut:

“self-esteem refers to the evaluation that individual makes and

customarily maintains with regard to himself: it expresses an

attitude of approval or disapproval and indicates the extent to

which the individuals believes himself to be capable, significant,

successful, and worthy”.15

Dalam pernyataannya tersebut Coopersmith menjelaskan bahwa

self-esteem mengacu pada evaluasi yang dilakukan individu yang

13 R. B. Burns, Konsep Diri: Teori, Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku, (diterjemahkan

oleh: Eddy), (Jakarta: Penerbit Arcan, 1993), hal. 8

14

Sumadi Suryabrata, Op.Cit.

15

Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2016), hal. 165

Page 21: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

8

berkaitan dengan dirinya sendiri, individu tersebut mengekspresikan

sikap persetujuan atau ketidaksetujuan dan menunjukkan sejauh mana

individu percaya dirinya mampu, signifikan, sukses, dan layak.

Singkatnya, harga diri adalah evaluasi atau penilaian pribadi atas

kelayakan individu yang dinyatakan dalam sikap yang dipegang

individu terhadap dirinya sendiri.

Branden dalam bukunya menyatakan pengertian self-esteem

sebagai berikut, “self-esteem is confidence in our ability to think and

to cope with the challenges of life. Confidence in our right to be

happy, the feeling of being worthy, deserving, entitled to assert our

needs and wants and to enjoy the fruits of our efforts.”16

Dalam uraian tersebut, Branden menyatakan bahwa harga diri

adalah percaya diri pada kemampuan diri sendiri untuk berpikir dan

mengatasi tantangan hidup. Percaya diri pada hak-haknya untuk

bahagia, perasaan layak, pantas, berhak untuk menegaskan kebutuhan

dan keinginannya sendiri dan menikmati hasil usahanya sendiri.

Diane dan Ruth mengatakan bahwa harga diri adalah bagian dari

evaluasi diri dari konsep diri, penilaian yang dibuat anak mengenai

berartinya dia secara keseluruhan. Harga diri didasarkan pada

pertumbuhan kemampuan kognitif anak untuk menggambarkan dan

mendefinisikan diri mereka sendiri.17

Lerner dan Spanier berpendapat bahwa harga diri adalah tingkat

penilaian yang positif atau negatif yang dihubungkan dengan konsep

diri seseorang. Harga diri merupakan evaluasi seseorang terhadap

dirinya sendiri secara positif dan juga sebaliknya dapat menghargai

secara negatif.

Mirels dan McPeek membagi harga diri menjadi dua pengertian,

yaitu harga diri yang berhubungan dengan akademik dan harga diri

yang berhubungan dengan non-akademik. Contoh harga diri akademik

16 Nathaniel Branden, The Power of Self-Esteem, (Florida: Health Communications, Inc.,

1992), hal. 8

17

Diane E. Papalia dan Ruth Duskin Feldman, Menyelami Perkembangan Manusia Edisi ke-

12, Buku 1, (diterjemahkan oleh: Fitriana Wuri Herarti), (Jakarta: Salemba Humanika, 2014), hal.

273

Page 22: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

9

adalah jika seseorang mempunyai harga diri tinggi karena

kesuksesannya di bangku sekolah namun penampilan fisiknya kurang

meyakinkan seperti postur tubuh terlalu pendek. Sementara itu contoh

harga diri non-akademik adalah jika seseorang memiliki kemampuan

yang mumpuni di bidang olahraga tertentu namun kurang berprestasi

dalam bidang pendidikan.

Ghufron dan Risnawita menyatakan bahwa harga diri merupakan

hasil penilaian yang dilakukan seseorang yang dipengaruhi oleh

perlakuan orang lain terhadap dirinya dan menunjukkan sejauh mana

individu memiliki rasa percaya diri serta mampu berhasil dan

berguna”.18

Clemes, Bean dan Clark mengatakan bahwa harga diri adalah rasa

nilai diri seseorang yang berasal dari seluruh pikiran, perasaan,

sensasi, dan pengalaman yang telah seseorang alami sepanjang

hidupnya. Pendapat seseorang bahwa dirinya pandai atau bodoh,

merasa kecewa atau senang, menyukai diri sendiri atau tidak.19

Minev, Petrova, Mineva, Petkova dan Strebkova mengatakan

bahwa harga diri adalah penilaian keseluruhan dari kelayakan

individu, yang dinyatakan dalam orientasi positif atau negatif terhadap

mereka. Harga diri adalah komponen dari konsep diri yang

didefinisikan oleh Rosenberg sebagai totalitas pikiran dan perasaan

individu yang menjadikan dirinya sendiri sebagai objek.20

Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah diuraikan di atas,

maka dapat kita simpulkan bahwa self-esteem atau harga diri adalah

evaluasi atau penilaian pribadi yang bersifat positif atau negatif yang

berhubungan dengan konsep diri seseorang dan kelayakan individu

yang dinyatakan dalam sikapnya serta kepercayaan dirinya dalam

berpikir dan bertahan dalam menghadapi tantangan hidup. Self-esteem

18 M. Nur Ghufron dan Rini Risnawita S., Teori-Teori Psikologi, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

2012), hal. 40

19 Harris Clemes, Reynold Bean dan Aminah Clark, Bagaimana Meningkatkan Harga Diri

Remaja, (diterjemahkan oleh: Meitasari Tjandrasa), (Jakarta: Binarupa Aksara, 1995), hal. 7

20

M. Minev, B. Petrova, K. Mineva, M. Petkova dan R. Strebkova, "Self-Esteem in

Adolescents", Trakia Journal of Sciences, Vol 16, No. 2, 2018, hal. 114

Page 23: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

10

berasal dari perlakuan orang lain terhadap dirinya dan juga berasal

dari seluruh pengalaman yang telah dialami seseorang semasa

hidupnya. Self-esteem bisa berupa akademik dan non-akademik.

Santrock mengatakan bahwa “self-esteem atau penghargaan diri

merujuk pada evaluasi global mengenai diri. Penghargaan diri disebut

juga martabat diri (self worth) atau citra diri (self image)”.21

a. Self-worth atau martabat diri adalah sebuah perasaan di mana

individu merasa positif tentang diri mereka sendiri, mereka merasa

bahwa mereka baik dan berharga. Self-worth berakar pada gagasan

bahwa individu ingin melihat diri mereka lebih baik, dan mereka

bertindak dengan cara mempertahankan dan meningkatkan

pandangan diri yang positif ini.22

William James menyatakan bahwa self-worth adalah perasaan

bangga atau senang dengan diri sendiri (di sisi positif) atau

perasaan hina dan malu pada diri sendiri (di sisi negatif). Perasaan

self-worth bisa mengalami naik dan turun sebagai respons

terhadap hasil atau peristiwa tertentu.23

b. Self-image atau citra diri terkait dengan kesadaran diri individu

dan pada saat yang sama menjadi bagian dari model Ego, sebagai

pandangan dari keberadaan seseorang dan hubungan orang

tersebut dengan orang lain, self-image terus berkembang dengan

kapasitas pengetahuan dari manusia. Self-image adalah struktur

kognitif yang terorganisir tentang manusia dan semua itu berasal

dari pengalaman seseorang yang dialami selama hidupnya.24

Dalam kajian psikologi perkembangan, istilah harga diri dan

konsep diri sering disandingkan, sejumlah peneliti tidak selalu

21 John W. Santrock, Perkembangan Masa Hidup, Edisi Ketigabelas Jilid 1(diterjemahkan

oleh: Benedictine Widyasinta), (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012), hal. 361

22

Jan E. Stets dan Peter J. Burke, "Self-Esteem and Identities", Sociological Perspective, Vol.

57(4), 2014, hal. 410

23

Jonathan D. Brown, Keith A. Dutton dan Kathleen E. Cook, "From the Top Down: Self-

Esteem and Self-Evaluation", Cognition and Emotion, 15(5), Psychology Press Ltd., 2001, hal.

616-617

24

Daciana Lupu, "Perception of Self-Image by Pre-Teens - The Balance between Real and

Ideal", Elsevier Ltd., Procedia - Social and Behavioral Sciences 82 (2013), hal. 770

Page 24: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

11

menyebutkan perbedaan yang jelas antara keduanya. Bahkan para

peneliti seringkali menggunakan kedua istilah tersebut secara

bergantian dalam menunjuk pengertian yang sama. Namun,

beberapa ahli yang lain mengatakan bahwa kedua istilah tersebut

tidak sama, meskipun ada keterkaitan antara keduanya.

Sebagaimana dijelaskan oleh Dacey dan Kenny (1997) sebagai

berikut:

“where as self-concept answers the question „who am I?‟, self-

esteem answers the question „how do I feel about who I am?‟ self-

esteem is related to self-concept. As well defined self-concept leads

to high self-esteem, which in turn often leads to successful

behavior”.25

Dalam pernyataannya tersebut, Dacey dan Kenny menjelaskan

bahwa perbedaan antara konsep diri dan harga diri adalah ketika

konsep diri atau self-concept menjawab pertanyaan „siapa aku?‟, maka

harga diri atau self-esteem menjawab pertanyaan „bagaimana perasaan

saya tentang siapa saya?‟. Konsep diri yang terdefinisi dengan baik

akan mengarah pada harga diri yang tinggi yang kemudian akan

mengarah para perilaku yang sukses.

Bharathi dan Sreedevi menjelaskan bahwa istilah konsep diri

merupakan istilah umum yang digunakan untuk merujuk pada

bagaimana cara seseorang berpikir tentang mengevaluasi atau

mempersepsikan dirinya sendiri. Konsep diri adalah keyakinan

seseorang tentang dirinya sendiri apa dan siapa dirinya, termasuk ciri

atau sifatnya. Konsep diri tidak bersifat bawaan, tetapi dikembangkan

atau dibangun oleh individu melalui interaksi dengan lingkungan dan

kemudian merefleksikan interaksi tersebut ke dalam konsep dirinya.26

Santrock mengatakan bahwa konsep diri merujuk pada evaluasi

mengenai bidang-bidang tertentu. Jika harga diri merujuk pada

evaluasi yang bersifat global atau menyeluruh dalam diri individu,

maka konsep diri merujuk pada evaluasi dalam bidang-bidang tertentu

25 Desmita, Op.Cit., hal. 165

26

Aruna Bharathi dan Pettugani Sreedevi, "A Study on the Self-Concept of Adolescents",

International Journal of Science and Research, Volume 5 Issue 10, October 2016, hal. 512

Page 25: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

12

saja yang ada dalam diri seseorang seperti bidang akademik, atletik,

penampilan dan lain-lain.27

Kinga Lachowicz-Tabaczek dan Justyna Sniecinska menjelaskan

bahwa keterkaitan antara konsep diri dan harga diri telah dikemukakan

lebih dari seratus tahun yang lalu oleh William James yang

menyatakan bahwa harga diri adalah produk dari perasaan individu

akan pencapaian dan aspirasi mereka. Semakin tinggi evaluasi diri bila

dibandingkan dengan aspirasi orang tersebut maka semakin tinggi

harga dirinya.28

Mengenai hubungan antara konsep diri dan harga diri, Cristiana

Cicei menjelaskan bahwa harga diri secara positif berhubungan

dengan konsep diri, individu dengan harga diri yang tinggi memiliki

konsep diri yang lebih tinggi. Konsep diri dipahami sebagai variabel

yang berkaitan dengan proses, sedangkan harga diri mewakili

komponen evaluatif konsep diri.29

2. Pembentukan Self-esteem

Mengenai pembentukan self-esteem, Ghufron & Risnawita

mengutip pernyataan dari beberapa ahli seperti Bradshaw, Darajat,

Mukhlis, dan Klass & Hodge. Bradshaw menyatakan bahwa proses

pembentukan self-esteem atau harga diri telah dimulai saat manusia

masih menjadi bayi dan merasakan tepukan pertama kali yang

diterima orang mengenai kelahirannya. Menurutnya setiap individu

yang ada di dunia ini telah mengalami proses pembentukan harga diri

semenjak individu tersebut lahir dari rahim ibunya.

Sejalan dengan pernyataan di atas, Darajat mengatakan bahwa

harga diri seseorang sudah terbentuk pada masa kanak-kanak sehingga

beliau menilai bahwa orang tua diharuskan untuk memberikan rasa

27 John W. Santrock, Op.Cit., hal. 361-362

28

Kinga Lachowicz-Tabaczek dan Justyna Sniecinska, "Self-Concept and Self-Esteem: How

the Content of the Self-Concept Revelas Sources and Functions of Self-Esteem", Polish

Psychological Bulletin, Vol. 42(1), 2011, hal. 25

29

Cristiana Catalina Cicei, "Examining the Association between Self-Concept Clarity and

Self-Esteem on a Sample of Romanian Students", Procedia - Social and Behavioral Sciences (46),

Elsevier Ltd., 2012, hal. 4346

Page 26: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

13

penghargaan diri kepada anaknya. Tahap selanjutnya dari proses

pembentukan harga diri seseorang adalah melalui perlakuan yang

diterimanya dari orang lain di lingkungannya. Menurutnya, harga diri

bukan merupakan faktor yang bersifat bawaan, melainkan faktor yang

dapat dipelajari dan terbentuknya sepanjang pengalaman individu.

Sementara itu, Mukhlis berpendapat lain dari kedua pendapat

tersebut, beliau menyebutkan bahwa proses pembentukan harga diri

pada individu di mulai sejak individu mempunyai pengalaman dan

interaksi sosial yang sebelumnya didahului dengan kemampuan

mengadakan persepsi. Menurutnya, proses pembentukan harga diri

seseorang terjadi ketika seorang individu yang sudah cukup matang

dalam berpikir dan individu tersebut mulai melakukan interaksi sosial

dan interaksi tersebut menjadi pengalaman hidup seseorang.

Sejalan dengan pendapat di atas, Klass dan Hodge mengemukakan

bahwa harga diri diperoleh dari hasil interaksi individu dengan

lingkungan, serta penerimaan dan perlakuan orang lain terhadap

individu tersebut. Pada saat proses tersebut berlangsung, seseorang

akan melihat dan menyadari konsep-konsep dasar dirinya yang

menyangkut pikiran-pikiran, pendapat-pendapat, kesadaran mengenai

siapa dan bagaimana dirinya, serta kemampuan membandingkan

keadaan diri saat itu dengan bayangan diri ideal yang berkembang

dalam pikirannya.30

Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa

pembentukan self-esteem dimulai sejak manusia terlahir ke dunia ini

dan seseorang akan menyadari konsep-konsep dasar dirinya ketika dia

melakukan interaksi dengan orang lain dan juga perlakuan yang

diterima olehnya dari orang-orang sekitar atau lingkungannya.

Srisayekti, Setiady dan Sanitioso dalam jurnalnya mengutip

pernyataan Rosenberg yang menyatakan bahwa, ada dua hal yang

berperan dalam pembentukan harga diri, dua hal tersebut adalah

reflected appraisals (penilaian yang direfleksikan) dan social

30 M. Nur Ghufron dan Rini Risnawita S., Op.Cit., hal. 40-41

Page 27: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

14

comparisons (perbandingan sosial).31

Lebih lanjut dijelaskan oleh Cast

dan Burke sebagai berikut: “when individuals receive self verifying

feedback within the group (through reflected appraisals and social

comparisons), feelings that one is accepted and valued by others

within the group are reinforced, increasing worth-based self-

esteem”.32

Cast dan Burke menjelaskan bahwa ketika seseorang

menerima feedback atau umpan balik dari pembuktian diri yang

dilakukan oleh seseorang di dalam kelompok melalui penilaian yang

tercermin dan perbandingan sosial, hal tersebut akan membuat orang

itu merasa diterima dan dihargai oleh orang lain dalam kelompok dan

hasilnya akan berdampak pada peningkatan harga diri seseorang.

Coopersmith menjelaskan bahwa pembentukan harga diri

dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:

a. Keberartian individu

Maksud dari keberartian individu adalah seberapa besar seseorang

percaya bahwa dirinya mampu, berarti, dan berharga menurut

standar dan nilai pribadi. Penghargaan ini yang dimaksud dengan

keberartian diri.

b. Keberhasilan seseorang

Keberhasilan dianggap berpengaruh terhadap pembentukan harga

diri jika keberhasilan tersebut berhubungan dengan kekuatan atau

kemampuan seseorang dalam mempengaruhi dan mengendalikan

diri sendiri maupun orang lain.

c. Kekuatan individu

Kekuatan individu yang dimaksud adalah yang berkaitan dengan

aturan-aturan, norma, dan ketentuan-ketentuan yang ada dalam

masyarakat. Semakin seseorang taat pada apa yang ditetapkan

dalam masyarakat, maka semakin besar kemampuan individu

untuk dianggap sebagai panutan masyarakat. Dengan sebab itu,

31 Wilis Srisayekti, David A. Setiady dan Rasyid Bo Sanitioso, "Harga Diri (Self-esteem)

Terancam dan Perilaku Menghindar", Jurnal Psikologi, Volume 42, No. 2, Agustus 2015, hal. 143

32 Alicia D. Cast & Peter J. Burke, "A Theory of Self-Esteem", The University of North

Carolina Press, Social Forces, March 2002, 80(3), hal. 1047

Page 28: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

15

maka semakin tinggi pula penerimaan masyarakat terhadap

individu yang bersangkutan.

d. Performa individu yang sesuai dengan ekspektasi

Jika seseorang mempunyai suatu ekspektasi atau harapan,

kemudian orang tersebut mencoba mewujudkannya dan kemudian

berhasil, maka harga dirinya akan terbentuk dengan baik dan

menghasilkan individu yang memiliki harga diri yang tinggi (high

self-esteem).

Namun sebaliknya, jika seseorang mencoba mewujudkan

harapannya dan mengalami kegagalan, maka harga dirinya tidak

akan terbentuk dengan baik dan menghasilkan individu yang

memiliki harga diri yang rendah (low self-esteem).33

3. Aspek-Aspek Self-esteem

Penelitian yang dilakukan oleh Romin W. Tafarodi dan William

B. Swann dan dipublikasikan pada tahun 1995 menyatakan bahwa

konseptualisasi dari self-esteem atau harga diri yang menyeluruh terdiri

dari dua aspek, yaitu self-liking dan self-competence.34

Menurut

mereka, alih-alih menerka pribadi masing-masing sebagai sebuah

pribadi yang positif atau negatif, pada kenyataannya setiap pribadi

mengalami perasaan “diterima-tidak diterima” atau dalam

penjelasannya disebut dengan self-liking, dan juga mengalami perasaan

“kuat-lemah” atau dalam penjelasannya disebut sebagai self-

competence. Dua hal ini secara bersamaan dianggap sebagai aspek

pada harga diri secara menyeluruh atau global.35

a. Self-Liking

Self-liking merupakan bagian dari self-esteem yang bergantung

secara sosial. Hal ini dibentuk menggunakan proses “melihat

melalui kaca” di mana seseorang menggunakannya untuk melihat

33 M. Nur Ghufron dan Rini Risnawita, Op.Cit., hal. 42

34

Romin W. Tafarodi dan William B. Swann, "Self-Liking and Self-Competence as

Dimensions of Global Self-Esteem: Initial Validation of a Measure", Journal of Personality

Assessment, 1995, 65(2), hal. 322

35

Ibid, hal. 324

Page 29: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

16

dirinya sendiri sebagai gambaran dari reaksi penilaian yang

dilakukan oleh orang lain. Reaksi-reaksi ini kemudian

terinternalisasi ketika kemampuan seseorang untuk memandang

dirinya sendiri sebagai objek sosial berkembang. Self-liking adalah

penilaian afektif seseorang terhadap dirinya sendiri, persetujuan

atau ketidaksetujuan seseorang terhadap dirinya sendiri yang

sejalan dengan nilai-nilai sosial yang diinternalisasi.36

Sejalan dengan pendapat tersebut, Mar, DeYoung, Higgins dan

Peterson menjelaskan sebagai berikut:

“Self-liking, on the other hand, is a purely subjective evaluation

of personal worth, not explicitly related to behavior and ability,

but linked to the self as a social object, according to internalized

criteria of social worth such as morality or attractiveness”.37

Menurut mereka, self-liking adalah evaluasi subjektif yang murni

dilakukan oleh seseorang terhadap nilai pribadinya, secara eksplisit

tidak terkait dengan perilaku dan kemampuan, namun terkait

dengan diri sebagai objek sosial, sesuai dengan kriteria nilai sosial

yang diinternalisasi seperti moralitas atau daya tarik.

Self-liking yang matang pada dasarnya bertumpu pada nilai sosial

yang bersumber dari diri sendiri, meskipun seseorang sedang

duduk sendiri dalam kegelapan dan dalam ruangan tanpa suara,

seseorang memandang dirinya sebagai objek sosial bagi dirinya

sendiri yang diposisikan dalam ruang fisik, duniawi dan moral.

Dari situ, seseorang akan menciptakan kembali persepsi tentang

dirinya melalui pemikiran refleksif dari penilaian sosial yang

disampaikan oleh orang lain kepada kita.38

36 Ibid, hal. 325

37

Raymond A. Mar, Colin G. DeYoung, Daniel M. Higgins dan Jordan B. Peterson, "Self-

Liking and Self-Competence Separate Self-Evaluation from Self-Deception: Associations with

Personaity, Ability, and Achievement", Blackwell Publishing, Inc., Journal of Personality, 74:4,

August, 2006, hal. 1051-1052

38

Romin W. Tafarodi & William B. Swann, "Two-dimensional Self-Esteem: Theory and

Measurement", Personality and Individual Differences 31 (2001), hal. 655

Page 30: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

17

b. Self-Competence

Romin W. Tafarodi dan William B. Swann menjelaskan bahwa

Self-competence atau kompetensi diri adalah keseluruhan perasaan

diri seseorang yang menganggap bahwa dirinya mampu, efektif

dan terkendali. Self-competence yang tinggi memiliki karakter

afektif dan penilaian intrinsik positif dan secara kognitif ditandai

dengan adanya harapan umum untuk sukses.39

Mar, DeYoung,

Higgins dan Peterson berpendapat bahwa, “self-competence is

uniquely associated with cognitive ability and both academic and

creative achievement”. Menurut mereka, kompetensi diri atau self-

competence secara unik terkait dengan kemampuan kognitif dan

prestasi akademik dan kreatif.40

Self-competence merujuk pada keseluruhan orientasi positif atau

negatif terhadap diri sendiri sebagai sumber kekuatan dan efikasi.

Semakin sukses seseorang dalam memenuhi niat yang tak terhitung

jumlahnya dalam tindakannya seumur hidup, maka seseorang akan

merasakan self-competence ini semakin kuat dan semakin efektif.41

Namun efikasi di sini berbeda dengan efikasi diri milik Bandura.

Efikasi diri atau self-efficacy menurut Bandura adalah, “keyakinan

individu mengenai kemampuan dirinya dalam melakukan tugas

atau tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu”.42

Christoper J. Murk dalam jurnalnya menjelaskan mengenai self-

competence sebagai berikut:

“William James clearly emphasized the role of success or

individual competence as the central component of self-esteem

when he introduced it to the field. Self-esteem, he said, is

something that „depends entirely on what we back ourselves to

be and do. It is determined by the ratio of our actualities to our

39 Romin W. Tafarodi dan William B. Swann, Op.Cit., hal. 325

40

Raymond A. Mar, Colin G. DeYoung, Daniel M. Higgins dan Jordan B. Peterson, Op.Cit.,

hal. 1048

41

Romin W. Tafarodi, Janice Tam & Alan B. Milne, "Selective Memory and the Persistence

of Paradoxical Self-Esteem", The Society for Personality and Social Psychology, Inc., PSPB, Vol.

27 No. 9, September 2001, hal. 1180

42

M. Nur Ghufron dan Rini Risnawita, Op.Cit., hal. 73

Page 31: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

18

supposed potentialities‟. For James, then, self-esteem is based

on a certain type of action, namely, competence”.43

Dalam pernyataannya tersebut, Murk menjelaskan bahwa William

James, seseorang yang pertama kali memperkenalkan self-esteem

dengan jelas menekankan peran keberhasilan atau kompetensi

individu sebagai komponen utama dari harga diri ketika ia

memperkenalkannya pertama kali ke lapangan. Menurutnya, harga

diri adalah sesuatu yang “bergantung seluruhnya pada apa yang

kita dukung dan lakukan, hal itu ditentukan oleh rasio aktualitas

kita dengan potensi yang seharusnya dimiliki”. Bagi James, harga

diri didasarkan pada jenis tindakan tertentu, yaitu kompetensi.

4. Karakteristik Self-esteem

Sebagaimana yang telah disinggung sebelumnya bahwa self-

esteem terbagi menjadi dua, yaitu harga diri yang tinggi (high self-

esteem) dan harga diri yang rendah (low self-esteem), berikut ini adalah

beberapa pendapat dari para ahli mengenai karakteristik atau ciri-ciri

self-esteem berdasarkan tinggi dan rendahnya.

a. Ciri-ciri Individu yang Mempunyai Harga Diri yang Tinggi

Branden (1987) menyebutkan bahwa ciri-ciri atau karakteristik

individu yang mempunyai harga diri yang tinggi adalah mampu

menanggulangi kesengsaraan dan kemalangan hidup, tabah dan

ulet, mampu menerima kekalahan dan kegagalan dengan sabar

serta menghindari sifat putus asa, cenderung berambisi,

memampukan diri untuk lebih kreatif dalam pekerjaan sebagai

sarana untuk mencapai keberhasilan dan mampu mengkondisikan

diri dalam membina hubungan interpersonal dan cenderung

gembira dalam menghadapi realitas atau kenyataan hidup.

Frey dan Carlock menjelaskan bahwa ciri-ciri individu dengan

harga diri yang tinggi di antaranya adalah mampu menghargai dan

menghormati dirinya sendiri, cenderung tidak menjadi perfect,

mengenali keterbatasannya dan memiliki harapan untuk tumbuh.

43 Christopher J. Mruk, Op.Cit., hal. 158

Page 32: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

19

Berne dan Savary (1994) menjelaskan bahwa ciri-ciri orang

yang memiliki harga diri yang tinggi antara lain adalah dapat

mengenal dirinya sendiri dengan segala keterbatasannya, tidak

malu dengan keterbatasan yang dimiliki, memandang keterbatasan

sebagai suatu kenyataan hidup dan menjadikan keterbatasan

sebagai tantangan untuk berkembang.44

Clemes, Bean dan Clark menjelaskan karakteristik atau ciri-ciri

individu dengan harga diri yang tinggi sebagai berikut:

1) Bertindak mandiri. Mampu membuat pilihan dan mengambil

keputusan sendiri.

2) Menerima tanggungjawab. Bertindak segera dan penuh

keyakinan, mampu bertanggungjawab dalam tugas sehari-hari

tanpa disuruh.

3) Merasa bangga akan prestasinya. Menerima pengakuan dari

orang lain terhadap prestasi yang telah dicapainya dengan

gembira.

4) Mendekati tantangan baru dengan penuh antusias. Belajar dan

melakukan aktivitas baru yang menarik perhatiannya dan

dengan percaya diri melibatkan dirinya.

5) Menunjukkan sederet perasaan dan emosi yang luas. Mampu

mengungkapkan ekspresi secara spontan dan mengalami

berbagai perasaan tanpa menyadarinya.

6) Mentolerir frustrasi dengan baik. Mampu menghadapi frustrasi

dengan berbagai reaksi seperti menertawakan diri sendiri dan

dapat membicarakan tentang apa saja yang membuatnya

frustrasi.

7) Merasa mampu mempengaruhi orang lain. Maksudnya adalah

merasa percaya diri akan kesan yang ada pada dirinya.45

44 M. Nur Ghufron dan Rini Risnawita, Op.Cit., hal. 43-44

45

Harris Clemes, Reynold Bean dan Aminah Clark, Op.Cit., hal. 11-12

Page 33: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

20

b. Ciri-ciri Individu yang Mempunyai Harga Diri yang Rendah

Frey dan Carlock mengatakan bahwa salah satu ciri dari harga

diri yang rendah adalah adanya kecenderungan seseorang dalam

menolak dirinya dan cenderung kurang atau bahkan tidak puas

dengan dirinya sendiri. Sejalan dengan pendapat tersebut, Berne

dan Savary menyebutkan bahwa ciri dari orang dengan harga diri

yang rendah adalah seseorang memiliki gambaran yang negatif

mengenai dirinya sendiri, kurang mengenal dirinya sendiri

sehingga menghalangi kemampuan seseorang untuk menjalin

hubungan. Kemudian berdasarkan dua pendapat di atas, Ghufron

dan Risnawita menambahkan bahwa orang yang memiliki harga

diri yang rendah cenderung menimbulkan dampak yang kurang

menguntungkan bagi perkembangan potensinya.46

Sementara itu Clemes, Bean dan Clark menyebutkan ciri-ciri

seseorang dengan harga diri yang rendah sebagai berikut:

1) Meremehkan bakatnya sendiri. Tidak melihat potensi yang ada

pada dirinya, lebih cenderung mengatakan “saya tidak bisa,

saya tidak tahu” ketimbang, “saya bisa, saya akan berusaha”.

2) Merasa bahwa orang lain tidak menghargainya. Selalu

memandang negatif dukungan dan kasih sayang yang diberikan

orang lain kepadanya.

3) Merasa tidak berdaya. Kurang percaya diri dan tidak mau

berusaha keras menghadapi tantangan dan masalah.

4) Mudah dipengaruhi orang lain. Mudah dimanipulasi orang lain,

gagasan dan perilakunya mudah berubah yang dipengaruhi

orang yang bergaul dengannya.

5) Menunjukkan deretan emosi dan perasaan yang sempit. Sering

menampakkan emosi yang khas secara berulang-ulang, bahkan

orang lain mampu memprediksi reaksi yang akan

ditunjukkannya dalam situasi tertentu.

46 M. Nur Ghufron dan Rini Risnawita, Op.Cit., hal. 43-44

Page 34: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

21

6) Menghindari situasi yang menimbulkan kecemasan. Memiliki

toleransi yang rendah terhadap stres terutama rasa takut,

amarah atau lingkungan yang menimbulkan kekacauan.

7) Menjadi defensif dan mudah frustrasi. Mudah tersinggung,

kurang mampu mentolerir kritik yang diberikan orang lain

terhadapnya dan selalu beralasan ketika ia tidak mampu

melakukan sesuatu.

8) Menyalahkan orang lain karena kelemahannya sendiri. Tidak

mau mengakui kesalahan atau kelemahannya sendiri,

cenderung menyalahkan orang lain dan keadaan sebagai

penyebab kegagalannya.47

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Self-esteem

Harga diri adalah hasil yang terbentuk dari proses interaksi

individu dengan lingkungan dan atas penghargaan, penerimaan yang

diberikan orang lain terhadap seseorang. Ghufron dan Risnawita

menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri adalah

jenis kelamin, inteligensi, kondisi fisik, lingkungan keluarga dan

lingkungan sosial, berikut adalah penjelasan yang diberikan oleh

Ghufron dan Risnawita mengenai faktor-faktor tersebut:

a. Jenis kelamin

Menurut Ancok dkk (1988), wanita merasa harga dirinya lebih

rendah dari pria karena adanya perasaan kurang mampu, kurang

percaya diri dan cenderung merasa ingin dan harus dilindungi. Hal

ini terjadi karena peran orang tua dan harapan-harapan masyarakat

yang berbeda-beda.

b. Inteligensi

Inteligensi atau kecerdasan adalah sebuah gambaran lengkap

mengenai kapasitas fungsional yang sangat erat kaitannya dengan

prestasi seseorang. Coopersmith mengatakan bahwa individu

47 Harris Clemes, Reynold Bean dan Aminah Clark, Op.Cit., hal. 13-14

Page 35: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

22

dengan harga diri yang tinggi mampu mencapai prestasi akademik

yang tinggi dan selalu berusaha keras dalam mencapai prestasi.

c. Kondisi Fisik

Coopersmith mengatakan bahwa seseorang dengan kondisi fisik

yang menarik cenderung memiliki harga diri yang lebih baik

dibandingkan dengan seseorang dengan kondisi fisik yang kurang

menarik.

d. Lingkungan Keluarga

Peran keluarga sangat menentukan perkembangan harga diri

seseorang karena keluarga adalah hal yang pertama kali dikenal

oleh seseorang, orang tua mendidik dan membesarkannya, serta

sebagai dasar untuk bersosialisasi dalam lingkungan yang lebih

besar. Coopersmith mengatakan bahwa perlakuan yang adil,

pemberian kesempatan untuk aktif dan mendidik anak dengan

demokratis akan membuat anak memperoleh harga diri yang tinggi.

e. Lingkungan Sosial

Coopersmith mengatakan bahwa ada beberapa hal yang berubah

pada harga diri seseorang yang dapat dijelaskan melalui konsep-

konsep kesuksesan, nilai, aspirasi, dan mekanisme pertahanan diri.

Semua itu dapat timbul melalui pengalaman dalam lingkungan,

kesuksesan dalam berkompetisi dan dalam nilai kebaikan.48

B. Pondok Pesantren

1. Pengertian Pondok Pesantren

Menurut Muhammad Ali, pondok adalah “rumah untuk sementara

waktu, seperti yang didirikan di ladang, di hutan, dan sebagainya”.49

Hampir senada dengan pendapat tersebut, Haidar menyatakan bahwa,

48 M. Nur Ghufron dan Rini Risnawita, Op.Cit., hal. 44-46

49

Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen, (Jakarta: Pustaka Amani),

hal. 321

Page 36: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

23

“istilah pondok berasal dari bahasa Arab funduq yang berarti hotel,

penginapan. Istilah pondok diartikan juga dengan asrama”.50

Sementara itu, pengertian pesantren menurut Muhammad Ali

adalah “asrama dan tempat murid-murid atau para santri belajar

mengaji”.51

Sejalan dengan pendapat tersebut, Samsul Nizar dalam

bukunya menjelaskan pengertian pesantren sebagai berikut:

“secara etimologi kata pesantren berasal dari kata santri dengan

awalan „pe‟ dan akhiran „an‟ yang berarti „tempat tinggal santri‟,

selain itu kata pesantren terkadang dianggap gabungan dari kata

„sant‟ (manusia baik) dengan suku kata „ira‟ (suka menolong),

sehingga kata pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia

baik-baik”.52

Haidar dalam bukunya mengutip pernyataan Prof. Johns yang

berpendapat bahwa, “istilah santri berasal dari bahasa Tamil yang

berarti guru mengaji”. Adapun C.C. Berg berpendapat bahwa istilah

santri berasal dari istilah dalam bahasa india shastri yang berarti orang

yang tahu buku-buku suci agama Hindu. Kata shastri itu pun berasal

dari kata shastra yang artinya buku suci, buku-buku agama atau buku-

buku tentang ilmu pengetahuan.53

Adapun secara terminologi, Samsul Nizar mengutip pernyataan

Steenbrink yang menjelaskan bahwa pesantren adalah model

pendidikan yang ditinjau dari segi bentuk dan sistemnya merupakan

model dari sistem yang berasal dari India. Sistem pesantren tersebut

digunakan untuk pendidikan dan pengajaran agama Hindu di Jawa

sebelum adanya proses penyebaran Islam di Indonesia. Setelah Islam

masuk dan tersebar di Jawa, sistem pesantren ini kemudian di adopsi

oleh Islam.54

Dari pengertian-pengertian yang telah dipaparkan di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa pondok pesantren adalah sebuah tempat

50

Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia,

Edisi Pertama, (Jakarta: Kencana, 2012), hal. 19

51

Muhammad Ali, Op.Cit., hal. 311

52

Samsul Nizar, Sejarah Sosial & Dinamika Intelektual Pendidikan Islam di Nusantara,

(Jakarta: Kencana, 2013), hal. 87

53

Haidar Putra Daulay, Op.Cit., hal. 18

54

Samsul Nizar, Op.Cit.

Page 37: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

24

yang berfungsi sebagai tempat belajar sekaligus tempat tinggal para

murid atau santri yang sedang mempelajari dan memperdalam ilmu-

ilmu agama Islam. Sistem pesantren adalah adaptasi dari pengaruh

pengajaran Hindu di Jawa.

2. Komponen Dasar Pondok Pesantren

Pondok pesantren pada hakikatnya terdiri dari beberapa komponen

dasar yang menjadikannya sebagai ciri khas sistem pendidikan

pesantren dan sebagai sesuatu yang membedakannya dengan lembaga

pendidikan lainnya, komponen-komponen tersebut adalah pondok,

masjid, santri, kiai dan pengajaran kitab-kitab klasik. Berikut akan

dijelaskan mengenai komponen-komponen tersebut.

a. Pondok

Pondok adalah asrama tempat para santri tinggal dan belajar di

bawah bimbingan kiai. Biasanya kompleks pesantren dikelilingi

pagar sebagai pembatas antara santri dengan masyarakat umum.55

Beberapa alasan yang membuat keberadaan pondok dalam satu

pesantren penting yaitu:

1) Banyaknya para santri yang datang dari daerah yang jauh

untuk menuntut ilmu kepada kiai.

2) Pesantren biasanya terletak di desa di mana tidak tersedia

perumahan untuk menampung santri yang berdatangan dari

luar daerah.

3) Sikap timbal balik antara kiai dan santri, para santri

menganggap kiai sebagai orang tua sendiri.56

b. Masjid

Masjid secara harfiah adalah tempat untuk bersujud, karena di

seorang muslim setidaknya lima kali dalam sehari semalam

melaksanakan shalat. Selain untuk mengerjakan shalat, masjid juga

memiliki fungsi lain seperti pendidikan dan lain sebagainya,

bahkan pada zaman Rasulullah masjid berfungsi sebagai tempat

55 Ibid, hal. 92

56 Haidar Putra Daulay, Op.Cit., hal. 20

Page 38: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

25

ibadah dan urusan-urusan yang menyangkut sosial kemasyarakatan

dan juga pendidikan.57

Dalam struktur pesantren, masjid adalah salah satu unsur penting

yang harus dimiliki pesantren, karena masjid merupakan tempat

yang ideal untuk mendidik dan melatih para santri, khususnya

dalam mengerjakan tata cara ibadah, pengajaran kitab-kitab Islam

klasik dan kegiatan kemasyarakatan.58

c. Santri

Santri adalah siswa yang belajar di pesantren, santri dapat

digolongkan menjadi dua kelompok:

1) Santri mukim, yaitu santri yang datang dari daerah yang jauh

dan tidak memungkinkan baginya untuk pulang ke rumahnya.

Maka dia tinggal di pondok.

2) Santri kalong, yaitu santri yang berasal dari daerah sekitar

pondok pesantren yang memungkinkan bagi mereka untuk

pulang ke rumahnya masing-masing. Maka santri kalong ini

mengikuti pelajaran seperti santri mukim lainnya, namun

mereka tidak tinggal di pondok.59

Para santri yang tinggal di dalam pondok pada umumnya memiliki

rasa solidaritas yang tinggi dan rasa kekeluargaan yang baik antara

sesama santri maupun antara santri dengan kiai mereka. Para santri

tersebut dituntut untuk mentaati kiai dan meneladani

kehidupannya dalam segala hal.60

d. Kiai

Kiai adalah tokoh sentral dalam pesantren. Menurut asal usulnya,

kata „kiai‟ dalam bahasa Jawa dipakai untuk tiga jenis gejala yang

berbeda:

57 Ibid,

58

Samsul Nizar, Op.Cit., hal. 93

59

Haidar Putra Daulay, Op.Cit., hal. 21

60

Samsul Nizar, Op.Cit., hal. 94

Page 39: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

26

1) Gelar kehormatan bagi barang-barang yang dianggap keramat,

contohnya “kiai garuda kencana” dipakai untuk sebuah kereta

emas yang ada di keraton Yogyakarta.

2) Gelar kehormatan untuk orang-orang tua pada umumnya.

3) Gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada seorang ahli

agama Islam yang memiliki pesantren dan mengajarkan kitab-

kitab Islam klasik kepada santrinya.

Kiai dalam pembahasan ini mengacu pada pengertian yang ketiga,

yaitu gelar yang diberikan masyarakat untuk seseorang yang ahli

agama Islam memiliki pesantren, namun saat ini gelar kiai tidak

lagi hanya diperuntukkan bagi yang memiliki pesantren saja.61

e. Pengajaran Kitab-Kitab Klasik

Dalam tradisi pesantren, pengajaran kitab-kitab Islam klasik

lazimnya memakai metode-metode berikut:

1) Sorogan, yaitu bentuk belajar mengajar di mana kiai

menghadapi seorang santri atau sekelompok kecil santri yang

masih dalam tingkat dasar.

2) Wetonan dan bandongan, yaitu metode mengajar dengan

sistem ceramah. Kiai membaca di hadapan kelompok santri

tingkat lanjutan dalam jumlah besar pada waktu-waktu

tertentu.

3) Musyawarah, yaitu sistem belajar yang berbentuk seminar

untuk membahas masalah yang berhubungan dengan pelajaran

santri, santri aktif mempelajari dan mengkaji sendiri buku-

buku yang telah ditentukan oleh kiai.62

3. Pola-Pola Pondok Pesantren

Kategorisasi pola pesantren berdasarkan kurikulumnya dapat

dibagi menjadi lima pola, yaitu:

a. Pola I. Materi pelajaran yang dimuat di pesantren ini adalah mata

pelajaran agama yang sumbernya adalah kitab-kitab klasik dengan

61 Haidar Putra Daulay, Op.Cit., hal. 22

62

Samsul Nizar, Op.Cit., hal. 93-94

Page 40: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

27

menggunakan metode wetonan dan sorogan serta tidak memakai

sistem klasikal. Di pesantren ini tidak diajarkan pelajaran umum

dan tidak mementingkan ijazah sebagai alat untuk mencari kerja.

Hal yang paling diutamakan dalam pesantren ini adalah

pendalaman ilmu-ilmu agama melalui kitab klasik.63

Pesantren dengan pola seperti ini disebut juga dengan pesantren

salafiyah. Pelajaran di pondok pesantren salafiyah memiliki ciri

yang membedakannya dengan lembaga pendidikan lain, yaitu

pelajaran ilmu-ilmu agama Islam, seperti tafsir, ilmu tafsir, fiqh,

ilmu ushul fiqh, tauhid, tasawuf, nahwu, sharaf, balaghah dan

sebagainya. Semua pelajaran itu bersumber dari kitab-kitab

berbahasa Arab yang biasa disebut dengan kitab kuning.64

b. Pola II. Hampir sama dengan pola pertama, namun pada pola ini

proses belajar mengajar dilakukan secara klasikan dan nonklasikal,

para santri juga diberikan keterampilan dan pendidikan

berorganisasi. Jenjang pendidikan mulai dari tingkat ibtidaiyah,

tsanawiyah dan „aliyah.

c. Pola III. Sama dengan dua pola di atas, namun pada pola ini mata

pelajaran telah dilengkapi dengan mata pelajaran umum dan

ditambah dengan pendidikan lainnya seperti kepramukaan,

olahraga, kesenian dan pendidikan berorganisasi.

d. Pola IV. Pesantren yang menitik beratkan pelajaran keterampilan di

samping pelajaran agama. Keterampilan ini diadakan dengan

tujuan bekal bagi kehidupan seorang santri ketika telah

menyelesaikan pendidikan di pesantren.

e. Pola V. Pesantren dengan pola seperti ini disebut juga dengan

pesantren khalafiyah atau pesantren modern. Dalam pesantren jenis

ini, materi yang diajarkan adalah sebagai berikut:

1) Pengajaran kitab-kitab klasik.

2) Pendidikan model madrasah, pelajaran yang diajarkan adalah

pelajaran agama dan juga pelajaran umum. Kurikulum yang

63 Haidar Putra Daulay, Op.Cit., hal. 24

64

Samsul Nizar, Op.Cit., hal. 115-116

Page 41: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

28

digunakan ada yang berasal atau dibuat oleh pihak pesantren

itu sendiri dan ada juga kurikulum pemerintah yang

dimodifikasi materi pelajaran agama.

3) Pengajaran berbagai keterampilan.

4) Sekolah umum. Di pesantren ini materi pelajaran umum

berpedoman pada kurikulum Departemen Pendidikan

Nasional. Sementara pelajaran agama disusun oleh pihak

pesantren sendiri. Di luar kurikulum pendidikan yang diajarkan

di sekolah, para santri belajar membaca kitab-kitab klasik pada

waktu-waktu tertentu.

5) Perguruan tinggi. Beberapa pesantren yang tergolong

pesantren besar telah membuka perguruan tinggi.65

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Sebelum penulis meneliti lebih jauh mengenai self-esteem, terlebih

dahulu penulis melakukan pengamatan melalui penelitian sebelumnya

yang relevan dengan penelitian yang akan penulis lakukan, berikut ini

adalah hasil penelitian yang relevan tersebut:

1. Penelitian yang berjudul “Hubungan Self-esteem dengan Orientasi

Masa Depan Pada Siswa SMA Kelas XI di SMA Negeri 3 Malang”

yang diteliti oleh Siti Aisyah, NIM 11410028, Fakultas Psikologi,

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2015. Hasil

dari penelitian tersebut menunjukkan tingkat self-esteem siswa

mayoritas berada pada tingkat sedang dengan prosentase 54,3%.

Kemudian diketahui bahwa aspek self liking merupakan aspek

pembentuk utama dari self-esteem, sementara pada orientasi masa

depan aspek pembentuk utamanya adalah aspek motivasi. Berdasarkan

uji beda jenis kelamin, tingkat self-esteem dan orientasi masa depan

pada siswa laki-laki sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan siswa

perempuan.

2. Penelitian yang berjudul “Pengaruh Self-esteem dan Dukungan

Sosial terhadap Optimisme Hidup Penderita HIV/AIDS” yang

65 Haidar Putra Daulay, Op.Cit., hal. 24-25

Page 42: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

29

dilakukan oleh Idham Khalid, NIM 105070002284, Fakultas Psikologi,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. Hasil dari

penelitian tersebut menunjukkan bahwa self-esteem dan dukungan

sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap optimisme hidup

penderita HIV/AIDS. Proporsi varian self-esteem dan dukungan sosial

terhadap optimisme hidup penderita HIV/AIDS sebesar 76,5%.

Persamaan yang ada pada kedua penelitian di atas dengan penelitian

yang akan penulis lakukan terletak pada pembahasan mengenai self-esteem

atau harga diri siswa, adapun perbedaannya adalah variabelnya. Jika

penelitian sebelumnya membahas mengenai orientasi masa depan siswa

dan optimisme hidup penderita HIV/AIDS, maka penulis membahas

tentang harga diri santri yang tinggal di lingkungan pondok pesantren.

Page 43: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian dilakukan di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera,

yang beralamat di Jalan Komplek Ponpes Attaqwa Putra, Noer Alie

No. 89, Ujungharapan, Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan,

Kabupaten Bekasi, Jawa Barat 17610.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan April s/d Mei 2019.

B. Latar Penelitian

Latar penelitian dalam penelitian ini adalah tempat tinggal para santri

tingkat Aliyah yang di lingkungan tersebut diberi nama “Rusunawa” dan

tempat kegiatan-kegiatan pesantren berlangsung. Di sini peneliti akan

mengamati keseharian dan kepribadian para santri ketika bersosialisasi

dengan santri lainnya di lingkungan Rusunawa ini.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang dilakukan peneliti untuk

mengumpulkan dan mengelola informasi yang dikembangkan untuk

memperoleh pengetahuan atau jawaban atas permasalahan yang ada

dengan langkah-langkah yang dapat dipercaya.66

Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Pendekatan kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan

penemuan-penemuan yang tidak dapat diperoleh dengan pendekatan

kuantitatif atau dengan prosedur statistik yang berkaitan dengan angka-

angka. Penelitian kualitatif dapat digunakan untuk meneliti tentang

kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, aktivitas sosial dan lain-

66 Hadeli, Metode Penelitian Pendidikan, (Ciputat: Quantum Teaching, 2006), cet.1, hal. 2

Page 44: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

31

lain.67

metode deskriptif dilakukan untuk mengetahui nilai variabel tanpa

membuat hubungan atau perbandingan dengan variabel yang lain. Variabel

tersebut dapat menggambarkan bidang tertentu secara sistematis dan

akurat.68

Dengan demikian, peneliti menggunakan penelitian kualitatif

deskriptif untuk memperoleh dan mengolah informasi di lapangan

mengenai faktor-faktor pembentuk self-esteem atau harga diri santri.

D. Populasi dan Sampel

Menurut Sujarweni, “populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri

atas obyek atau subyek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik

kesimpulannya”.69

Adapun sampel menurut Sujarweni adalah, “bagian dari

sejumlah karakteristik yang dimiliki populasi yang digunakan untuk

penelitian”.70

Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh

santri Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera Bekasi kelas XI aliyah yang

berjumlah 228 orang santri. Adapun yang menjadi sampel penelitian

adalah 21 orang, untuk mendapatkan 21 orang tersebut maka dilakukan

teknik simple random sampling. Teknik simple random sampling

merupakan teknik yang dilakukan dengan cara mengambil anggota sampel

secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.71

E. Teknik Pengumpulan Data

Guna memperoleh data yang akurat, maka diperlukan teknik

pengumpulan data. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik-

teknik sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah suatu kegiatan mendapatkan informasi yang

diperlukan untuk menyajikan dan menjawab pertanyaan dalam

67 V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian: Lengkap, Praktis dan Mudah Dipahami,

(Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2019), hal. 6

68

Ibid, hal. 11

69

Ibid, hal 65

70

Ibid

71

Ibid, hal. 69

Page 45: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

32

penelitian.72

Dalam hal ini, peneliti melakukan observasi atau

pengamatan langsung ke lokasi. Peneliti mengamati keseharian santri

kelas XI Aliyah di lingkungan pesantren dan mengamati kepribadian

para santri ketika sendiri maupun ketika bersosialisasi dengan santri

lain baik dalam kegiatan formal maupun dalam keadaan yang santai.

Peneliti mulai melakukan observasi atau pengamatan sejak studi

pendahuluan pertama kali ke Pondok Pesantren Attaqwa Bekasi untuk

kemudian menentukan masalah apa yang akan diteliti. Peneliti

mengamati para santri kelas XI tingkat Madrasah Aliyah yang tinggal

di Rusunawa.

2. Wawancara

Wawancara adalah proses untuk memperoleh penjelasan dan

informasi dengan cara tanya jawab, baik bertatap muka langsung atau

melalui media telekomunikasi. Pada hakikatnya wawancara adalah

kegiatan untuk mendapatkan data atau informasi secara mendalam

mengenai sebuah isu atau tema yang diangkat dalam penelitian.73

Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan 6 orang

santri kelas XI Aliyah yang tinggal di asrama untuk memperoleh

informasi mengenai pembentukan harga diri para santri di lingkungan

pesantren. Wawancara yang peneliti lakukan adalah wawancara

terstruktur di mana peneliti sebelumnya telah menyiapkan beberapa

pertanyaan untuk ditanyakan pada para santri yang menjadi informan

dalam penelitian ini.

Sebelum peneliti melakukan wawancara, peneliti menemui

Penanggung jawab asrama untuk menentukan siapa saja informan yang

akan menjadi narasumber pada wawancara ini, hal ini dilakukan

karena peneliti membutuhkan informan yang terbuka agar

memudahkan peneliti dalam menggali informasi. Setelah menentukan

siapa saja santri yang menjadi informan kemudian peneliti mulai

72 Ibid, hal. 32

73

Ibid, hal. 31

Page 46: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

33

melakukan wawancara dengan para informan satu per satu secara

bergantian.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Wawancara

Aspek Indikator Item Jumlah

Item

Self-Liking

Menerima diri

sendiri 1, 2, 7, 8, 9, 10 6

Menghormati

diri sendiri

11, 12, 13, 14,

15, 16 6

Self-Competence

Yakin dengan

kemampuannya

3, 4, 5, 6, 17,

18, 19 7

Menghargai

keberhasilan

dirinya

20, 21, 22, 23,

24, 25 6

3. Angket

Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan

atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden.

Angket pada prinsipnya memiliki kemiripan dengan wawancara,

namun sedikit berbeda pelaksanaannya, jika angket dilakukan secara

tertulis atau non-verbal, maka wawancara dilakukan secara lisan atau

secara verbal.74

Angket ini digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh dari

wawancara, karena dikhawatirkan data yang diperoleh dari wawancara

kurang cukup untuk menggali informasi yang lebih dalam. Dalam hal

ini peneliti menyebarkan angket kepada santri sebanyak 21 orang.

Dalam pelaksanaannya, peneliti terlebih dulu menjelaskan isu atau

74 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hal. 177

Page 47: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

34

tema yang peneliti angkat dalam angket tersebut agar memudahkan

para santri dalam menjawab pertanyaan yang peneliti ajukan.

Sebelum menyebar angket, peneliti terlebih dahulu berkonsultasi

dengan penanggung jawab asrama mengenai informan yang akan

mengisi lembar-lembar angket tersebut. Kemudian penanggung jawab

asrama mengusulkan untuk menyebarkan angket kepada para santri

saat mereka berada di sekolah agar mudah diatur. Pada saat itu

kegiatan belajar mengajar di semester genap telah selesai dan para

santri telah melaksanakan ujian akhir semester, tetapi masih ada

kegiatan yang mengharuskan para santri berangkat ke sekolah, yaitu

class meeting. Kemudian peneliti meminta waktu dan tempat pada

pihak sekolah untuk melakukan penelitian dengan menyebarkan

angket.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Angket

Aspek Indikator Item Jumlah

Item

Self-Liking

Menerima diri

sendiri 1, 2, 3, 4, 5 5

Menghormati

diri sendiri

6, 7, 8, 9, 10,

21, 22, 25 8

Self-Competence

Yakin dengan

kemampuannya

11, 12, 13, 14,

15, 23 6

Menghargai

keberhasilan

dirinya

16, 17, 18, 19,

20, 24 6

4. Triangulasi

Triangulasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan data, di

mana dalam teknik ini data-data yang telah diperoleh dari berbagai

teknik pengumpulan data digabungkan. Triangulasi sekaligus menguji

Page 48: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

35

kredibilitas data karena menggunakan berbagai teknik pengumpulan

data dan berbagai sumber data. Dengan teknik triangulasi, peneliti

mengumpulkan data yang berbeda dari sumber yang sama. Dalam hal

ini peneliti menggunakan observasi, wawancara dan angket untuk

sumber data. Triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari

sumber yang berbeda dengan teknin yang sama.75

F. Pemeriksaan Keabsahan Data

Agar data yang diperoleh memiliki keabsahan data yang akurat, maka

peneliti menggunakan beberapa cara, di antaranya adalah:

1. Perpanjangan pengamatan

Peneliti kembali ke lapangan untuk melakukan pengamatan,

wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun

yang baru.76

Hal ini dilakukan agar narasumber dengan peneliti

semakin dekat, dengan harapan tidak ada yang disembunyikan lagi

dalam penyampaian informasi.

2. Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan dengan cara melakukan pengamatan dengan

lebih cermat dan berkesinambungan. Agar peneliti dapat meningkatkan

ketekunan dapat dilakukan dengan membaca berbagai referensi baik

dari buku atau hasil penelitian atau dokumentasi yang berkaitan

dengan temuan yang diteliti. Wawasan ini berguna untuk memeriksa

data apakah yang ditemukan benar atau tidak.77

3. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian keabsahan data dapat diartikan sebagai

pengecekan data yang dilakukan dari berbagai sumber dan dilakukan

75 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitataif dan R&D,

(Bandung: Penerbit Alfabeta, 2016), cet.23, hal. 330

76

Ibid, hal. 369

77

Ibid, hal. 370-371

Page 49: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

36

dengan berbagai cara dan waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi

sumber, triangulasi teknik pengumpulan data dan waktu.78

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun data secara

sistematis yang mana data tersebut diperoleh dari hasil wawancara,

catatan-catatan lapangan selama observasi dengan cara mengorganisasikan

data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam poin-poin kemudian

melakukan sintesa, menyusun ke dalam suatu pola dan memilih mana data

yang penting dan akan dipelajari, kemudian membuat kesimpulan agar

mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.79

Langkah-langkah

yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Organisasi data

Pengolahan dan analisis data dimulai dengan mengorganisasikan data.

Dengan data kualitatif yang sangat beragam, peneliti harus

mengorganisasikan data dengan rapi dan sistematis serta selengkap

mungkin. Organisasi data yang sistematis memiliki menfaat sebagai

berikut:

a. Kualitas data yang baik.

b. Mendokumentasikan analisis yang dilakukan.

c. Menyimpan data dan analisis yang berkaitan dalam penyelesaian

penelitian.80

Dalam pengorganisasian data, peneliti mengelompokkan data-data

yang telah diperoleh di lapangan berdasarkan jenisnya. Peneliti

mengelompokkan data-data dari hasil wawancara dari beberapa

informan, kemudian data-data hasil penyebaran angket dan data hasil

pengamatan di lapangan.

Data-data tersebut dikelompokkan lagi menjadi kelompok-kelompok

kecil, kelompok-kelompok tersebut dipisahkan menurut indikatornya.

78 Ibid, hal. 372

79

Ibid, hal. 335

80

E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi, (Jakarta:

Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) UI, 1998), cet.1,

hal. 87

Page 50: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

37

Setelah dipisahkan menurut indikatornya, peneliti dapat dengan

mudah menuju tahap selanjutnya.

2. Koding dan Analisis

Langkah pertama sebelum menganalisis data yaitu memberi kode pada

data yang diperoleh. Koding bertujuan untuk dapat mengorganisasi

dan mensistematisasi data secara lengkap dan mendetail agar dapat

memunculkan gambaran mengenai topik yang diteliti. Dengan

demikian peneliti akan menemukan makna dari data yang

dikumpulkannya.81

Setelah mengorganisasikan data yang ada, kemudian peneliti

menaruh kode-kode pada data yang telah diperoleh, kode-kode ini

bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis data.

Berdasarkan uraian observasi dan wawancara di atas, yang termasuk

himpunan analisis yaitu:

a. Faktor-faktor pembentuk self-esteem atau harga diri santri dari

aspek self-liking

Untuk menjelaskan mengenai apa saja faktor-faktor yang dapat

membentuk self-esteem santri dari aspek self-liking.

b. Faktor-faktor pembentuk self-esteem atau harga diri santri dari

aspek self-competence

Untuk menjelaskan mengenai apa saja faktor-faktor yang dapat

membentuk self-esteem santri dari aspek self-competence.

81 Ibid

Page 51: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

58

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Pondok Pesantren

Attaqwa Pusat Putera Bekasi tentang faktor-faktor pembentuk self-esteem

atau harga diri santri. Faktor-faktor tersebut berasal dari dua aspek yaitu

self-liking dan self-competence.

Faktor-faktor yang dapat membentuk harga diri atau self-esteem santri

dari aspek self-liking antara lain adalah:

1. Kepercayaan terhadap diri sendiri. Mayoritas santri mengakui bahwa

mereka merasa tidak nyaman ketika baru masuk pesantren dengan

alasan kurang percaya diri dalam bersosialisasi dengan lingkungan

yang ada.

2. Penghormatan terhadap diri sendiri. Salah satu hambatan yang peneliti

temukan di lapangan adalah kurangnya pengetahuan santri tentang

penghormatan terhadap diri sendiri. Bagaimana seseorang mampu

menghargai dirinya sendiri jika ia tidak tahu bagaimana cara

menghormati diri sendiri dengan baik.

Faktor-faktor yang dapat membentuk harga diri atau self-esteem santri

dari aspek self-competence antara lain adalah:

1. Sikap optimis. Jika seseorang dihadapkan dengan suatu tantangan atau

masalah dalam hidup dan mereka menghadapinya dengan sukarela

ataupun terpaksa, jika mereka gagal maka mereka akan menerima

dengan lapang dada dan berusaha memperbaiki usaha-usaha mereka.

2. Pengaruh eksternal dan internal. Pengaruh yang berasal dari luar

(eksternal) antara lain yaitu kegiatan yang menurut para santri

monoton, terlalu padat dan kurang bervariasi serta pengaruh dari

teman sepergaulan yang memiliki kebiasaan yang buruk. Adapun

pengaruh yang berasal dari dalam (internal) adalah pikiran mereka

sendiri. Jika pikiran mendorong pada perbuatan yang positif maka

kompetensi diri akan semakin kuat dan begitu juga sebaliknya

Page 52: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

59

B. Saran

Dengan hasil penelitian yang telah dilakukan di lapangan, maka

peneliti ingin menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Pondok Pesantren, agar lebih memperhatikan kesejahteraan dan

kenyamanan para santri, khususnya yang baru masuk ke lingkungan

pondok pesantren yang sama sekali berbeda dengan sekolah-sekolah

umum yang lain.

2. Bagi guru pembimbing asrama, agar dapat lebih dekat dengan para

santri guna mengenal lebih baik kepribadian para santri dan dapat

memahami apa saja kendala mereka dalam menjalani proses

pembelajaran di pondok pesantren.

3. Bagi peneliti selanjutnya, agar dapat lebih dalam meneliti tentang

harga diri atau self-esteem di lingkungan pondok pesantren, karena

pondok pesantren merupakan aset bangsa dan agama yang perlu

diperhatikan dan dikembangkan dari segala sisi, termasuk dalam hal

ini sisi psikologi para santri sebagai sumber daya manusia yang dapat

berguna bagi nusa, bangsa dan agama.

Page 53: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

60

DAFTAR PUSTAKA

W. Mar, Raymond., G. DeYoung, Colin., M. Higgins, Daniel., & B. Peterson,

Jordan. “Self-Liking and Self-Competence Separate Self-Evaluation from

Self-Deception: Associations with Personaity, Ability, and Achievement”.

Blackwell Publishing, Inc., Journal of Personality, 74:4, August, 2006

Ali, Muhammad. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen. Jakarta: Pustaka

Amani.

Bharathi, Aruna & Sreedevi, Pettugani. “A Study on the Self-Concept of

Adolescents”. International Journal of Science and Research, Volume 5

Issue 10, October 2016

Branden, Nathaniel. The Power of Self-Esteem. Florida: Health Communications,

Inc. 1992

Catalina Cicei, Cristiana. “Examining the Association between Self-Concept

Clarity and Self-Esteem on a Sample of Romanian Students”. Procedia –

Social and Behavioral Sciences (46), Elsevier Ltd., 2012

Clemes, Harris., Bean, Reynold., & Clark, Aminah. Bagaimana Meningkatkan

Harga Diri Remaja, (diterjemahkan oleh: Meitasari Tjandrasa). Jakarta:

Binarupa Aksara. 1995

D. Brown, Jonathan., A. Dutton, Keith., dan E. Cook, Kathleen. “From the Top

Down: Self-Esteem and Self-Evaluation”. Cognition and Emotion, 15(5),

Psychology Press Ltd., 2001

D. Cast, Alicia & J. Burke, Peter. “A Theory of Self-Esteem”. The University of

North Carolina Press, Social Forces, March 2002, 80(3)

Daulay, Haidar Putra. Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di

Indonesia, Edisi Pertama. Jakarta: Kencana. 2012

Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. 2016

E. Papalia, Diane & Duskin Feldman, Ruth. Menyelami Perkembangan Manusia

Edisi ke-12, Buku 1. (diterjemahkan oleh: Fitriana Wuri Herarti). Jakarta:

Salemba Humanika. 2014

E. Stets, Jan dan J. Burke, Peter. “Self-Esteem and Identities”. Sociological

Perspective, Vol. 57(4), 2014

Page 54: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

61

Ghufron, M. Nur & Risnawita S, Rini. Teori-Teori Psikologi. Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media. 2012

Hadeli. Metode Penelitian Pendidikan. Ciputat: Quantum Teaching. 2006

J. Mruk, Christopher. “Defining Self-Esteem as a Relationship between

Competence and Worthiness: How a Two-Factor Approach Integrates the

Cognitive and Affective Dimensions of Self-Esteem”. Polish Psychological

Bulletin, Vol 44(2), 2013

Jaenudin, Ujam. Teori-Teori Kepribadian. Bandung: Pustaka Setia. 2015

Lachowicz-Tabaczek, Kinga & Sniecinska, Justyna. “Self-Concept and Self-

Esteem: How the Content of the Self-Concept Reveals Sources and

Functions of Self-Esteem”. Polish Psychological Bulletin, Vol. 42(1), 2011

Lupu, Daciana. “Perception of Self-Image by Pre-Teens – The Balance between

Real and Ideal”. Elsevier Ltd., Procedia – Social and Behavioral Sciences,

82 (2013)

Mahmud. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. 2011

Minev, M., Petrova, B., Mineva, K., Petkova, M., & Strebkova, R. “Self-Esteem

in Adolescents”. Trakia Journal of Sciences, Vol 16, No. 2, 2018

Nizar, Samsul. Sejarah Sosial & Dinamika Intelektual Pendidikan Islam di

Nusantara. Jakarta: Kencana. 2013

Poerwandari, E. Kristi. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta:

Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi

(LPSP3) UI. 1998

Srisayekti, Wilis., A. Setiady, David, & Bo Sanitioso, Rasyid. “Harga Diri (Self

Esteem) Terancam dan Perilaku Menghindar”. Jurnal Psikologi, Volume

42, No. 2, Agustus 2015

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitataif dan

R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta. 2016

Sujarweni, V. Wiratna. Metodologi Penelitian: Lengkap, Praktis dan Mudah

Dipahami. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. 2019

Suryabrata, Sumadi. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

2013

Syafe‟i, Imam. “Pondok Pesantren: Lembaga Pendidikan Pembentukan Karakter”.

Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 8, Mei 2017

Page 55: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

62

W. Santrock, John. Perkembangan Masa Hidup, Edisi Ketigabelas Jilid 1

(diterjemahkan oleh: Benedictine Widyasinta). Jakarta: Penerbit Erlangga.

2012

W. Tafarodi, Romin., & B. Swann, William. “Self-Liking and Self-Competence

as Dimensions of Global Self-Esteem: Initial Validation of a Measure”.

Journal of Personality Assessment, 1995, 65(2)

W. Tafarodi, Romin., & B. Swann, William. “Two-dimensional Self-Esteem:

Theory and Measurement”. Personality and Individual Differences, 31

(2001)

W. Tafarodi, Romin., Tam, Janice., & B. Milne, Alan. “Selective Memory and the

Persistence of Paradoxical Self-Esteem”. The Society for Personality and

Social Psychology, Inc., PSPB, Vol. 27 No. 9, September 2001

Zuhriy, M. Syaifuddin. “Budaya Pesantren dan Pendidikan Karakter Pada Pondok

Pesantren Salaf”. Walisongo, Volume 19, Nomor 2, November 2011

Page 56: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

63

Lampiran 1

GAMBAR PENELITIAN

HALAMAN MADRASAH ALIYAH ATTAQWA PUSAT PUTERA

BEKASI

Page 57: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

64

PENYEBARAN ANGKET PENELITIAN

Page 58: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

65

WAWANCARA DENGAN SANTRI

BERSAMA PENANGGUNG JAWAB ASRAMA

UST. AHMAD QOLBUN KARIM

Page 59: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

66

“RUSUNAWA” ASRAMA SANTRI TINGKAT ALIYAH

KEGIATAN SANTRI DI MASJID

PARA SANTRI YANG SEDANG BERWUDHU

Page 60: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

67

Lampiran 2

PEDOMAN WAWANCARA SANTRI

1. Bagaimana anda menggambarkan pribadi anda?

2. Apakah anda punya kepercayaan diri yang baik?

3. Hal apa saja yang bisa anda banggakan dari diri anda?

4. Bagaimana anda bersikap ketika berhadapan dengan guru, orang tua atau

orang asing yang belum anda kenal?

5. Bagaimana anda diperlakukan oleh santri lain di lingkungan pondok

pesantren?

6. Bagaimana anda menyikapi sikap santri lain terhadap anda?

7. Apakah anda nyaman dengan pribadi anda seperti sekarang ini?

8. Apakah anda merasa puas dengan diri anda sendiri?

9. Apakah anda merasa diri anda kurang menyenangkan ketika bergaul

dengan orang lain?

10. Apakah anda berpandangan negatif terhadap diri anda sendiri?

11. Pernahkah anda merasa ragu pada diri sendiri?

12. Jika ya, menurut anda dari mana keraguan itu berasal?

13. Selama anda hidup, apakah anda merasa menghormati diri anda sendiri?

14. Dalam bentuk seperti apa penghormatan terhadap diri sendiri itu?

15. Apakah anda mentaati peraturan-peraturan yang berlaku di pesantren?

16. Apa yang membuat anda seperti itu?

17. Apakah anda yakin pada kemampuan yang anda miliki?

18. Bagaimana sikap anda ketika berhadapan dengan suatu tantangan?

19. Ketika anda gagal dalam menghadapi tantangan, apa yang anda lakukan?

20. Apakah anda mengerjakan tugas sekolah dengan baik?

21. Selain tugas sekolah, adakah hal lain yang mampu anda lakukan dengan

baik?

22. Adakah rasa penyesalan ketika gagal melakukan sesuatu padahal anda

sudah berusaha dengan seluruh kemampuan yang anda punya?

23. Adakah rasa penyesalan ketika anda melanggar aturan yang ada di

pesantren?

Page 61: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

68

24. Adakah dorongan dari suatu hal yang membuat anda dengan mudah

melanggar aturan?

25. Bagaimana perasaan anda ketika berhasil melakukan pencapaian tertentu?

Page 62: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

69

Lampiran 3

PEDOMAN ANGKET PENELITIAN

Analisis Faktor-Faktor Pembentuk Self-Esteem Santri

Nama :

Kelas :

1. Apakah anda merasa nyaman ketika pertama kali tinggal di pondok

pesantren?

a. Nyaman

b. Tidak nyaman

c. Jawaban lain :

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………

2. Bagaimana anda mengatasi ketidaknyamanan anda?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………

3. Apakah anda nyaman dengan pribadi anda ketika sudah menjalani

kehidupan di pondok pesantren setelah beberapa tahun?

a. Ya

b. Tidak

c. Jawaban lain:

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………

Page 63: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

70

4. Apakah anda merasa diri anda kurang menyenangkan ketika bersosialisasi

dengan orang lain? berikan alasannya!

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………

………………………………………………………………………………

…………

5. Apakah anda memiliki sikap negatif terhadap diri anda sendiri? berikan

alasannya!

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

…………………………………………

6. Dalam hal apa anda merasa hebat dan menyenangkan bagi orang lain?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

…………………………………………

7. Apakah anda meragukan pribadi anda?

a. Ya

b. Tidak

c. Jawaban lain :

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………

Page 64: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

71

8. Apakah anda merasa hormat pada diri sendiri?

a. Ya

b. Tidak

c. Jawaban lain

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………

………………………………………………………………………………

…………

9. Dalam bentuk apa penghormatan anda terhadap diri sendiri?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

…………………………………………

10. Apa yang membuat anda tidak menghormati diri sendiri?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………

………………………………………………………………………………

…………

11. Apakah anda merasa diri anda sangat berbakat?

a. Ya

b. Tidak

c. Jawaban lain :

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………

Page 65: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

72

12. Dalam bidang apa anda merasa memiliki bakat atau kemampuan yang

lebih?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………

13. Bagaimana sikap anda ketika menghadapi masalah? Apa yang anda

lakukan untuk mengatasi masalah tersebut?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

…………………………………………

14. Apakah anda tidak yakin dengan kemampuan anda sendiri?

a. Saya yakin dengan kemampuan saya sendiri

b. Saya tidak yakin dengan kemampuan saya sendiri

c. Jawaban lain

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………

………………………………………………………………………………

…………

15. Apakah anda merasa „masa bodoh‟ ketika berhadapan dengan masalah

yang susah untuk anda atasi?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………

Page 66: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

73

16. Apakah anda mampu melakukan banyak hal dengan baik?

a. Ya

b. Tidak

c. Jawaban lain

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………

17. Apakah anda termasuk santri yang rajin?

a. Ya

b. Tidak

18. Ketika melakukan hal-hal baru, apakah anda selalu berhasil?

a. Selalu berhasil

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah berhasil

d. Jawaban lain :

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………

19. Apakah anda berharap memiliki kemampuan yang lain diluar bakat yang

anda miliki?

a. Ya

b. Tidak

c. Jawaban lain

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………

Page 67: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

74

20. Apakah anda merasa kesulitan dalam mencapai tujuan anda? Berikan

alasannya!

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………

21. Apakah anda mentaati aturan pondok pesantren?

a. Ya

b. Tidak

22. Ketika anda atau orang lain melanggar aturan pesantren, menurut anda apa

penyebabnya?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………

23. Bagaimana anda meyakinkan diri bahwa anda memiliki kemampuan yang

belum tentu dimiliki orang lain?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………

24. Dengan cara apa anda menghargai usaha-usaha yang anda lakukan?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

25. Menurut anda, apa yang menjadi hambatan seorang santri dalam mematuhi

aturan-aturan yang berlaku di pesantren? Berikan penjelasannya!

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………

Page 68: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

75

Lampiran 4

TRANSKRIP WAWANCARA

Nama : Ahmad Saifuddin

Kelas : XI Aliyah

Waktu Wawancara : Senin, 22 April 2019

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana anda menggambarkan pribadi

anda? Pribadi saya sederhana saja

2 Apakah anda punya kepercayaan diri

yang baik?

Ya, saya punya punya kepercayaan diri

yang baik

3 Hal apa saja yang bisa anda banggakan

dari diri anda?

Saya dapat berfikir atau nalarisasi yang

cepat, dan saya pernah membela tim

futsal sekolah dalam lomba

4 Bagaimana anda bersikap ketika

berhadapan dengan guru, orang tua atau

orang asing yang belum anda kenal?

Bersikap sopan, menghormati jika lebih

tua dari saya

5 Bagaimana anda diperlakukan oleh santri

lain di lingkungan pondok pesantren?

Kalau dalam periode biasa saja tapi

dihargai jika diluar sebagai kakak kelas

6 Bagaimana anda menyikapi sikap santri

lain terhadap anda? Biasa saja, kecuali kepada kakak kelas

7 Apakah anda nyaman dengan pribadi

anda seperti sekarang ini?

Tidak nyaman karena banyak masalah di

pengurus dan guru

8 Apakah anda merasa puas dengan diri

anda sendiri?

Kurang puas karena saya belum menjadi

yang terbaik

9 Apakah anda merasa diri anda kurang

menyenangkan ketika bergaul dengan

orang lain?

Ya, saya merasa kurang menyenangkan

ketika bergaul dengan orang yang tidak

tahu aturan

10 Apakah anda berpandangan negatif

terhadap diri anda sendiri?

Tidak ada pandangan yang negatif

terhadap diri saya hanya kurang percaya

diri saja

11 Pernahkah anda merasa ragu pada diri

sendiri? Saya pernah bahkan sering

12 Jika ya, menurut anda dari mana

keraguan itu berasal? Berasal dari hati dan pikiran

13 Selama anda hidup, apakah anda merasa

menghormati diri anda sendiri? Menjaga diri dari pergaulan bebas

14 Dalam bentuk seperti apa penghormatan

terhadap diri sendiri itu? Bersikap dewasa ketika terjadi masalah

15 Apakah anda mentaati peraturan-

peraturan yang berlaku di pesantren? Alhamdulillah, walau tidak terlalu baik

16 Apa yang membuat anda seperti itu? Pertama dari orang tua yang selalu

mendukung, kedua dari faktor pergaulan

di asrama

Page 69: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

76

17 Apakah anda yakin pada kemampuan

yang anda miliki?

Yakin, karena saya selalu berfikir keras

meski terkadang suka melenceng dari

ekspektasi yang saya inginkan

18 Bagaimana sikap anda ketika berhadapan

dengan suatu tantangan? Berfikir sebelum bertindak

19 Ketika anda gagal dalam menghadapi

tantangan, apa yang anda lakukan?

Bersikap ikhlas dan terus berusaha dan

mencoba lagi

20 Apakah anda mengerjakan tugas sekolah

dengan baik?

Alhamdulillah, saya mengerjakan dengan

baik

21 Selain tugas sekolah, adakah hal lain

yang mampu anda lakukan dengan baik?

Ada, dalam periode saya menjadi wakil

bendahara dan saya menjalankan tugas

dengan baik

22 Adakah rasa penyesalan ketika gagal

melakukan sesuatu padahal anda sudah

berusaha dengan seluruh kemampuan

yang anda punya?

Pasti ada, terkadang saya seperti itu

23 Adakah rasa penyesalan ketika anda

melanggar aturan yang ada di pesantren?

Ada, saya merasa menyesal ketika

sehabis melanggar aturan guru atau

pengurus

24 Adakah dorongan dari suatu hal yang

membuat anda dengan mudah melanggar

aturan?

Ada saja dari teman atau pikiran saya

25 Bagaimana perasaan anda ketika berhasil

melakukan pencapaian tertentu?

Sangat bersyukur, tapi sayangnya saya

belum berhasil

Page 70: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

77

TRANSKRIP WAWANCARA

Nama : Zulfikar Arifin

Kelas : XI Aliyah

Waktu Wawancara : Senin, 22 April 2019

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana anda menggambarkan pribadi

anda?

Biasa saja, tidak terlalu baik ataupun

buruk

2 Apakah anda punya kepercayaan diri

yang baik? Ya, saya punya

3 Hal apa saja yang bisa anda banggakan

dari diri anda?

Tidak terlalu banyak sih, seperti saya bisa

bermain bola dll

4 Bagaimana anda bersikap ketika

berhadapan dengan guru, orang tua atau

orang asing yang belum anda kenal?

Ramah saja kalau bicara nadanya lebih

pelan dari orang tersebut

5 Bagaimana anda diperlakukan oleh santri

lain di lingkungan pondok pesantren?

Diperlakukan sama layaknya teman yang

lain

6 Bagaimana anda menyikapi sikap santri

lain terhadap anda?

Tergantung santrinya, kalau santrinya

baik saya juga baik kalau santrinya

songong saya lebih songong

7 Apakah anda nyaman dengan pribadi

anda seperti sekarang ini?

Saya nyaman dengan diri saya sendiri,

awalnya memang kurang nyaman tapi

setelah terbiasa dengan lingkungan

pondok, lama-lama menjadi terbiasa dan

nyaman dengan diri saya sendiri

8 Apakah anda merasa puas dengan diri

anda sendiri?

Ya, saya puas dengan diri saya karena

saya selalu yakin dengan diri saya sendiri

9 Apakah anda merasa diri anda kurang

menyenangkan ketika bergaul dengan

orang lain?

Ya, saya selalu merasa malu ketika baru

bergaul dengan orang yang baru dikenal

10 Apakah anda berpandangan negatif

terhadap diri anda sendiri?

Tidak, saya selalu berpandangan positif

dengan diri saya

11 Pernahkah anda merasa ragu pada diri

sendiri?

Pernah, bahkan sering ketika saya ingin

melakukan suatu hal yang belum pernah

saya kerjakan

12 Jika ya, menurut anda dari mana

keraguan itu berasal? Mungkin dari kepercayaan diri

13 Selama anda hidup, apakah anda merasa

menghormati diri anda sendiri?

Tidak, saya saja tidak tahu bagaimana

cara menghormati diri sendiri

14 Dalam bentuk seperti apa penghormatan

terhadap diri sendiri itu? Tidak tahu

15 Apakah anda mentaati peraturan-

peraturan yang berlaku di pesantren?

Menaati, tapi ada saja yang saya langgar

dari peraturan pondok

16 Apa yang membuat anda seperti itu? Yang membuat saya seperti itu ya

lingkungan saya

Page 71: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

78

17 Apakah anda yakin pada kemampuan

yang anda miliki?

Ya saya selalu yakin dengan kemampuan

yang saya miliki sekarang

18 Bagaimana sikap anda ketika berhadapan

dengan suatu tantangan? Ragu dan grogi, tergantung tantangannya

19 Ketika anda gagal dalam menghadapi

tantangan, apa yang anda lakukan?

Ada rasa putus asa tapi selalu saya lawan

kalau orang lain bisa masa saya tidak

20 Apakah anda mengerjakan tugas sekolah

dengan baik?

Alhamdulillah, ada yang saya kerjakan

dengan baik ada yang tidak

21 Selain tugas sekolah, adakah hal lain

yang mampu anda lakukan dengan baik?

Alhamdulillah, tergantung dari niat saya

kalau saya niat, in syaa allah saya akan

melakukannya dengan baik

22 Adakah rasa penyesalan ketika gagal

melakukan sesuatu padahal anda sudah

berusaha dengan seluruh kemampuan

yang anda punya?

Pasti ada, saya terkadang suka putus asa

walaupun saya sudah berusaha

23 Adakah rasa penyesalan ketika anda

melanggar aturan yang ada di pesantren?

Ada rasa penyesalan itu, tapi setelah

dihukum pasti nantinya saya akan

mengulanginya lagi

24 Adakah dorongan dari suatu hal yang

membuat anda dengan mudah melanggar

aturan?

Dorongannya dari diri saya sendiri karena

rasa malas dan ikut-ikutan teman

25 Bagaimana perasaan anda ketika berhasil

melakukan pencapaian tertentu?

Saya sangat merasa bangga bila suatu hal

yang saya lakukan itu berhasil tapi saya

tidak puas karena kalau ingin sukses

jangan pernah merasa puas dengan apa

yang ada

Page 72: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

79

TRANSKRIP WAWANCARA

Nama : M. Ghazi al-Ghifari

Kelas : XI Aliyah

Waktu Wawancara : Senin, 22 April 2019

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana anda menggambarkan pribadi

anda? Sederhana saja

2 Apakah anda punya kepercayaan diri

yang baik?

Ya, saya punya kepercayaan diri yang

baik

3 Hal apa saja yang bisa anda banggakan

dari diri anda?

Saya mahir bermain badminton atau bulu

tangkis

4 Bagaimana anda bersikap ketika

berhadapan dengan guru, orang tua atau

orang asing yang belum anda kenal?

Hormat dan ta'zim, ramah

5 Bagaimana anda diperlakukan oleh santri

lain di lingkungan pondok pesantren? Saya diperlakukan dengan baik

6 Bagaimana anda menyikapi sikap santri

lain terhadap anda? Bersikap baik terhadap santri lain

7 Apakah anda nyaman dengan pribadi

anda seperti sekarang ini?

Belum, saya akan memperbaiki pribadi

saya yang seperti ini

8 Apakah anda merasa puas dengan diri

anda sendiri? Belum puas

9 Apakah anda merasa diri anda kurang

menyenangkan ketika bergaul dengan

orang lain?

Tidak, kaena saya netral, bergaul dgn

siapa saja tapi kalau orang yang baru

kenal terkadang tidak percaya diri

10 Apakah anda berpandangan negatif

terhadap diri anda sendiri?

Ya, terkadang suka berpandangan negatif

terhadap diri sendiri

11 Pernahkah anda merasa ragu pada diri

sendiri? Ya, pernah ragu terhadap diri sendiri

12 Jika ya, menurut anda dari mana

keraguan itu berasal?

Mungkin karena keraguan datang dari

kepercayaan diri saya sendiri

13 Selama anda hidup, apakah anda merasa

menghormati diri anda sendiri?

Tidak, terkadang saya tidak menghormati

diri saya sendiri

14 Dalam bentuk seperti apa penghormatan

terhadap diri sendiri itu?

Seperti bersikap dan bertingkah laku

dewasa

15 Apakah anda mentaati peraturan-

peraturan yang berlaku di pesantren? Tidak

16 Apa yang membuat anda seperti itu? Terkadang saya males mentaati peraturan

yang berlaku

17 Apakah anda yakin pada kemampuan

yang anda miliki?

Saya yakin pada kemampuan yang saya

miliki

18 Bagaimana sikap anda ketika berhadapan

dengan suatu tantangan?

Menyelesaikan tantangan dengan baik

dan percaya diri

Page 73: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

80

19 Ketika anda gagal dalam menghadapi

tantangan, apa yang anda lakukan?

Berusaha lebih baik lagi agar tidak gagal

untuk kedua kalinya

20 Apakah anda mengerjakan tugas sekolah

dengan baik?

Tidak, karena tidak semuanya saya bisa,

ada saja yang tidak bisa saya kerjakan

21 Selain tugas sekolah, adakah hal lain

yang mampu anda lakukan dengan baik? Ada, yaitu solat

22 Adakah rasa penyesalan ketika gagal

melakukan sesuatu padahal anda sudah

berusaha dengan seluruh kemampuan

yang anda punya?

Ada rasa penyesalan, karena saya sudah

melakukan seluruh kemampuan yang

saya punya

23 Adakah rasa penyesalan ketika anda

melanggar aturan yang ada di pesantren? Ada

24 Adakah dorongan dari suatu hal yang

membuat anda dengan mudah melanggar

aturan?

Ada, kadang teman yang jadi dorongan

agar saya melanggar aturan

25 Bagaimana perasaan anda ketika berhasil

melakukan pencapaian tertentu?

Senang sekali, karena saya merasa

berhasil dengan pencapaian saya

Page 74: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

81

TRANSKRIP WAWANCARA

Nama : Muhammad Yusuf

Kelas : XI Aliyah

Waktu Wawancara : Senin, 29 April 2019

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana anda menggambarkan pribadi

anda? Saya orang yang cukup disiplin

2 Apakah anda punya kepercayaan diri

yang baik?

Alhamdulillah, saya percaya dengan diri

saya sendiri

3 Hal apa saja yang bisa anda banggakan

dari diri anda?

Bisa membantuk dan menolong orang

lain saja itu sudah cukup membanggakan

untuk saya

4 Bagaimana anda bersikap ketika

berhadapan dengan guru, orang tua atau

orang asing yang belum anda kenal?

Sopan dan santun ketika bertemu saling

tegur sapa

5 Bagaimana anda diperlakukan oleh santri

lain di lingkungan pondok pesantren?

Alhamdulillah baik, tidak ada perlakuan

yang aneh atau tidak menyenangkan

6 Bagaimana anda menyikapi sikap santri

lain terhadap anda? Santai saja

7 Apakah anda nyaman dengan pribadi

anda seperti sekarang ini? Alhamdulillah nyaman

8 Apakah anda merasa puas dengan diri

anda sendiri? Alhamdulillah puas

9 Apakah anda merasa diri anda kurang

menyenangkan ketika bergaul dengan

orang lain?

Tidak, saya bergaul dengan siapa saja

10 Apakah anda berpandangan negatif

terhadap diri anda sendiri? Alhamdulillah tidak

11 Pernahkah anda merasa ragu pada diri

sendiri? Pernah sih

12 Jika ya, menurut anda dari mana

keraguan itu berasal?

Biasanya suka gak nentu, pengen apa

tiba-tiba jadi apa gitu

13 Selama anda hidup, apakah anda merasa

menghormati diri anda sendiri? Alhamdulillah, iya

14 Dalam bentuk seperti apa penghormatan

terhadap diri sendiri itu?

Disiplin dan menggunakan waktu yang

telah ditentukan

15 Apakah anda mentaati peraturan-

peraturan yang berlaku di pesantren? Alhamdulillah itu tergantung saya

16 Apa yang membuat anda seperti itu? Karena bosan mungkin

17 Apakah anda yakin pada kemampuan

yang anda miliki? Alhamdulillah yakin

18 Bagaimana sikap anda ketika berhadapan

dengan suatu tantangan?

Ya saya hadapi

Page 75: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

82

19 Ketika anda gagal dalam menghadapi

tantangan, apa yang anda lakukan?

Melakukan perbaikan dan evaluasi dalam

kegagalan tersebut

20 Apakah anda mengerjakan tugas sekolah

dengan baik? Alhamdulillah baik

21 Selain tugas sekolah, adakah hal lain

yang mampu anda lakukan dengan baik?

Ya, seperti senam, percobaan sains dan

lain-lain

22 Adakah rasa penyesalan ketika gagal

melakukan sesuatu padahal anda sudah

berusaha dengan seluruh kemampuan

yang anda punya?

Ya menurut saya biasa saja yang penting

saya sudah berusaha

23 Adakah rasa penyesalan ketika anda

melanggar aturan yang ada di pesantren? Pasti ada

24 Adakah dorongan dari suatu hal yang

membuat anda dengan mudah melanggar

aturan?

Lagi pengen aja

25 Bagaimana perasaan anda ketika berhasil

melakukan pencapaian tertentu?

Alhamdulillah saya bersyukur agar tidak

kufur nikmat

Page 76: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

83

TRANSKRIP WAWANCARA

Nama : M. Ainur Rofiq

Kelas : XI Aliyah

Waktu Wawancara : Senin, 29 April 2019

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana anda menggambarkan pribadi

anda? Pendiam, pemalas, pemalu, pelupa

2 Apakah anda punya kepercayaan diri

yang baik?

Tidak, saya itu orangnya pemalu kecuali

di saat terpaksa

3 Hal apa saja yang bisa anda banggakan

dari diri anda?

Saya bangga pada diri saya yang masih

sempurna

4 Bagaimana anda bersikap ketika

berhadapan dengan guru, orang tua atau

orang asing yang belum anda kenal?

Sopan dan ramah meskipun

komunikasinya kurang, cuek jika

berhadapan dengan orang asing

5 Bagaimana anda diperlakukan oleh santri

lain di lingkungan pondok pesantren? Saya diperlakukan seperti keluarga

6 Bagaimana anda menyikapi sikap santri

lain terhadap anda?

Dia sopan saya santun, dia gak sopan

saya cuek

7 Apakah anda nyaman dengan pribadi

anda seperti sekarang ini?

Saya kurang nyaman dengan pribadi saya

sendiri, karena dengan pribadi saya saat

ini saya masih belum bisa bergaul dengan

baik dengan orang lain

8 Apakah anda merasa puas dengan diri

anda sendiri?

Sepenuhnya tidak, karena saya masih

belum bisa apa-apa

9 Apakah anda merasa diri anda kurang

menyenangkan ketika bergaul dengan

orang lain?

Sangat kurang karena saya ini masih

ketinggalan zaman dan tidak menyukai

olahraga atau game

10 Apakah anda berpandangan negatif

terhadap diri anda sendiri?

Ya, karena dengan pribadi saya saat ini

saya akan susah bergaul dgn orang-orang

yang ada di sekitar saya

11 Pernahkah anda merasa ragu pada diri

sendiri?

Saya selalu ragu akan hal yang saya

lakukan

12 Jika ya, menurut anda dari mana

keraguan itu berasal? Dari pikiran dan fisik

13 Selama anda hidup, apakah anda merasa

menghormati diri anda sendiri?

Alhamdulillah sepertinya iya, saya masih

belum mengerti dengan baik bagaimana

menghormati diri saya sendiri

14 Dalam bentuk seperti apa penghormatan

terhadap diri sendiri itu?

Dengan cara menghormati orang yang

lebih tua dan santun terhadap orang yang

lebih muda dari saya

15 Apakah anda mentaati peraturan-

peraturan yang berlaku di pesantren? Ya, 90%

16 Apa yang membuat anda seperti itu? Karena saya males untuk dihukum

17 Apakah anda yakin pada kemampuan Masih ragu-ragu

Page 77: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

84

yang anda miliki?

18 Bagaimana sikap anda ketika berhadapan

dengan suatu tantangan?

Deg-degan, tapi kalo itu amanah ya

mendingan

19 Ketika anda gagal dalam menghadapi

tantangan, apa yang anda lakukan? Frustasi dan hanya ingin menyendiri

20 Apakah anda mengerjakan tugas sekolah

dengan baik? Sering

21 Selain tugas sekolah, adakah hal lain

yang mampu anda lakukan dengan baik? Belum ada

22 Adakah rasa penyesalan ketika gagal

melakukan sesuatu padahal anda sudah

berusaha dengan seluruh kemampuan

yang anda punya?

Saya nyesel

23 Adakah rasa penyesalan ketika anda

melanggar aturan yang ada di pesantren? Nyesel dan gelisah

24 Adakah dorongan dari suatu hal yang

membuat anda dengan mudah melanggar

aturan?

Males dan peringatan dari orang tua

25 Bagaimana perasaan anda ketika berhasil

melakukan pencapaian tertentu? Bersyukur

Page 78: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

85

TRANSKRIP WAWANCARA

Nama : M. Nauval Surya Ramadhan

Kelas : XI Aliyah

Waktu Wawancara : Senin, 29 April 2019

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana anda menggambarkan pribadi

anda? Pemalas dan tidak percaya diri

2 Apakah anda punya kepercayaan diri

yang baik?

Tidak, saya tidak percaya diri, sampai

saat ini saya belum pernah maju

muhadhoroh

3 Hal apa saja yang bisa anda banggakan

dari diri anda?

Bangga, karena saya bisa masuk ke

pondok pesantren dan tinggal selama 3

tahun

4 Bagaimana anda bersikap ketika

berhadapan dengan guru, orang tua atau

orang asing yang belum anda kenal?

Bersikap sopan dan santun

5 Bagaimana anda diperlakukan oleh santri

lain di lingkungan pondok pesantren? Biasa saja

6 Bagaimana anda menyikapi sikap santri

lain terhadap anda? Ya, di asyikin aja

7 Apakah anda nyaman dengan pribadi

anda seperti sekarang ini? Nyaman

8 Apakah anda merasa puas dengan diri

anda sendiri?

Belum, karena saya belum melaksanakan

apa-apa yang saya inginkan

9 Apakah anda merasa diri anda kurang

menyenangkan ketika bergaul dengan

orang lain?

Tidak

10 Apakah anda berpandangan negatif

terhadap diri anda sendiri? Ya, karena tidak percaya diri

11 Pernahkah anda merasa ragu pada diri

sendiri? Pernah

12 Jika ya, menurut anda dari mana

keraguan itu berasal? Dari kemampuan saya

13 Selama anda hidup, apakah anda merasa

menghormati diri anda sendiri? Pernah

14 Dalam bentuk seperti apa penghormatan

terhadap diri sendiri itu?

Beristirahat ketika tubuh lelah dan

menuntut haknya untuk istirahat

15 Apakah anda mentaati peraturan-

peraturan yang berlaku di pesantren? Ya, saya menaatinya

16 Apa yang membuat anda seperti itu? Karena saya tidak mau dihukum

17 Apakah anda yakin pada kemampuan

yang anda miliki? In syaa allah yakin

18 Bagaimana sikap anda ketika berhadapan

dengan suatu tantangan? Berusaha dan berdo'a

Page 79: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

86

19 Ketika anda gagal dalam menghadapi

tantangan, apa yang anda lakukan? Bersabar dan mencoba lagi

20 Apakah anda mengerjakan tugas sekolah

dengan baik?

In syaa allah saya mengerjakan tugas

sekolah dengan baik

21 Selain tugas sekolah, adakah hal lain

yang mampu anda lakukan dengan baik?

Mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di

pondok

22 Adakah rasa penyesalan ketika gagal

melakukan sesuatu padahal anda sudah

berusaha dengan seluruh kemampuan

yang anda punya?

Saya tidak merasa menyesal, karena saya

tahu bahwa usaha tidak akan pernah

mengkhianati hasil

23 Adakah rasa penyesalan ketika anda

melanggar aturan yang ada di pesantren? Ada

24 Adakah dorongan dari suatu hal yang

membuat anda dengan mudah melanggar

aturan?

Biasanya dari temen sepergaulan

25 Bagaimana perasaan anda ketika berhasil

melakukan pencapaian tertentu?

Senang, gembira & bersyukur kepada

Allah

Page 80: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

87

Lampiran 5

TRANSKRIP ANGKET/KUESIONER TERBUKA

Self-Liking: Memahami Diri Sendiri

No Nama

1 2 3 4 5

Apakah anda

merasa nyaman

ketika pertama

kali tinggal di

pondok pesantren

Bagaimana anda

mengatasi

ketidaknyamanan anda

Apakah anda

nyaman dengan

pribadi anda ketika

sudah menjalani

kehidupan di

pondok pesantren

setelah beberapa

tahun

Apakah anda merasa

diri anda kurang

menyenangkan ketika

bersosialisasi dengan

orang lain

Apakah anda

memiliki sikap

negatif terhadap

diri anda sendiri

1 M. Ghazi al-

Ghifari

tidak nyaman berusaha

menyamankan diri

ya tidak, saya orangnya

asik, friendly

ya, karena saya

kurang sopan

2 Rifat Suhardian

nyaman beralih menjadi santri

pulang-pergi

tidak ya, terutama dengan

orang yang dekat

dengan saya

ya, karena saya

sering melanggar

aturan

3 Alvito Budi

Astoro

nyaman beradaptasi dengan

lingkungan, berbaur

dengan teman lain,

ikut ekskul

ya

4 Muh. Azhar

Noerhadi

tidak nyaman dibawa happy aja,

lama-lama akan

nyaman

ya tidak

5 Muhammad

Yusuf

tidak nyaman lama-lama akan

beradaptasi sendiri

ya tidak, karena saya

suka mempunyai

banyak teman

ya, saya

orangnya malas

6 Muhammad

Khabib

tidak nyaman menyesuaikan diri dan

memperbanyak teman

ya tidak, ketika

bersosialisasi dengan

teman atau orang yang

baru dikenal, ada

perasaan nyaman

ya, setiap

manusia pasti

mempunyai

suatu yang

negatif

7 Arkan Wicaksono tidak nyaman ngobrol dengan teman,

main bola

ya ya, mungkin saya

kurang asik

tidak

8 Ahmad Saifuddin

tidak nyaman mengikuti kegiatan

pondok

ya ya, mungkin karna

saya kurang bisa

berbaur

9 A. Maulana

Wahyudi

tidak nyaman memperbanyak

kegiatan yang positif

ya

10 Ahmad Hafid

Judin

nyaman sering berinteraksi dgn

teman dan mengikuti

kegiatan pondok

ya ya, saya kurang

percaya diri dalam

berkomunikasi

ya, saya

gampang marah

11 Fadila Rahman

nyaman melakukan hal yang

saya suka

ya tidak ya, saya sering

lalai

mengerjakan

solat

12 Zulfikar Arifin nyaman ibadah, ngaji, dzikir ya tidak, saya merasa

nyaman

ya, saya sering

tidur

13 Raihan Sahadi

tidak nyaman melakukan hal

menyenangkan, piket

di rumah guru, tidur

ya saya rasa saya cukup

menyenangkan saat

bersosialisasi

ya, kadang saya

malas melakukan

semua kegiatan

14 Adnan A.F

nyaman keluar pondok, main

warnet

ya tidak, saya pikir teman

di sekeliling saya

senang bergaul

dengan saya

tidak

15 M. Ainur Rofiq

nyaman beradaptasi dan

berteman baik dengan

santri lain

ya ya, saya kurang

pandai bersosialisasi

tidak

Page 81: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

88

16 Suhendar tidak terlalu

nyaman

bermain bola, tenis ya ya, saya belum bisa

bersosialisasi dgn baik

17 Muhammad

Farhan

tidak nyaman berkenalan dengan

teman baru

ya ya, saya orang yang

pendiam

tidak

18 Naufal Abdul

Aziz

tidak terlalu

nyaman

menghibur diri,

bermain

ya ya, terutama dengan

orang yang baru

dikenal

ya, saya suka

berleha-leha

19 Adzkari Ibkar M

biasa saja keluar pondok,

menghadiri majelis

sedikit nyaman,

sedikit tidak nyaman

ya, saya suka

berlebihan terhadap

orang lain

saya belum

perfect seperti

yang saya

harapkan

20 M. Farid

Gemilang

tidak nyaman melakukan kegiatan

yang positif

ya

21 M. Nauval Surya

Ramadhan

nyaman, karena

bebas dari

pengawasan orang

tua

melakukan hal positif tidak ya ya

Page 82: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

89

Self-Liking: Menghormati Diri Sendiri

No Nama

6 7 8 9 10 21 22 25

Dalam hal apa

anda merasa

hebat dan

menyenangkan

bagi orang lain

Apakah

anda

meragu-

kan

pribadi

anda

Apakah

anda

merasa

hormat

pada

diri

sendiri

Dalam bentuk

apa

penghormatan

anda terhadap

diri sendiri

Apa yang

membuat anda

tidak

menghormati

diri sendiri

Apakah

anda

mentaati

aturan

pondok

pesantren

Ketika anda

atau orang

lain

melanggar

aturan

pesantren,

menurut

anda apa

penyebab-

nya

Menurut anda,

apa yang

menjadi

hambatan

seorang santri

dalam

mematuhi

aturan-aturan

yang berlaku

di pesantren

1 M. Ghazi al-

Ghifari

bermain game tidak ya menjaga diri

sendiri

merusak diri

sendiri

ya mungkin

karena

peraturan

yang tidak

disukai oleh

si pelanggar

peraturannya

ribet, dan saya

orangnya

susah diatur

2 Rifat

Suhardian

berbicara tidak ya tidak tau rasa malas ya mungkin

karena tidak

betah di

pondok

aturan-

aturannya

terlalu ketat

3 Alvito Budi

Astoro

bersosialisasi tidak ya tidak tidak betah

karena

lingkungann

ya

4 Muh. Azhar

Noerhadi

futsal, musik

islami, bergaul

tidak ya disiplin dalam

hal apapun

ya mungkin

ada rasa

tidak

nyaman

5 Muhammad

Yusuf

ekskul karate tidak ya rasa malas ya tidak betah,

rasa bosan

di waktu

tertentu

karena di

pesantren

sangat

berbeda dgn

di lingkungan

luar, tidak

banyak aturan

6 Muhammad

Khabib

ketika

bersosialisasi

dengan teman

atau orang yang

baru dikenal

ya tidak ya mengikuti

teman yang

salah

banyaknya

kegiatan,

menyebabkan

stress

7 Arkan

Wicaksono

ketika sedang

bercanda

tidak ya taat pada

orang tua dan

guru

rasa malas ya mungkin

rasa bosan

mungkin

bosan dengan

kegiatan yang

terlalu padat

8 Ahmad

Saifuddin

apapun, kecuali

dalam hal seni

tidak ya

9 A. Maulana

Wahyudi

tidak ya dgn tidak

merusak diri

sendiri dan

menjaga harga

diri

ya adanya

waktu-

waktu yang

membosank

an dan

kegiatan

yang kurang

disukai

teman yang

mempengaruh

i

10 Ahmad

Hafid Judin

ketika orang

lain minta

bantuan saya

tidak tidak mendekatkan

diri pada Allah

masih sering

melakukan

dosa

ya kurang

nyaman dgn

aturan yang

terlalu ketat

kurang

bersosialisasi

pada teman

11 Fadila

Rahman

bermain musik ya tidak mengerjakan

solat

kurang

percaya diri

ya tidak betah tidak betah

Page 83: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

90

12 Zulfikar

Arifin

ketika bercanda tidak ya tidak tau ketika

melanggar

peraturan

ya tergantung

siswa-santri

rasa malas

13 Raihan

Sahadi

belajar

matematika,

banyak yang

minta diajarin

sama saya

tidak ya berpakaian

rapih, bersih

dan rajin

malas, capek,

tidak ingin

melakukan

apapun

padahal ada

yang harus

dikerjakan

ya rasa bosan

dan penat

kegiatan yang

melelahkan,

terkadang

monoton dan

membosankan

14 Adnan A.F

bergaul dengan

teman

tidak ya berpakaian

dan

berpenampilan

rapih

tidak bosan

menetap di

pondok

bosan dengan

suasana

pondok

15 M. Ainur

Rofiq

saya rendah hati

dan punya

banyak teman

tidak ya menjaga sikap

pada orang

lain

berbuat hal

negatif

ya mungkin

karena ada

masalah

peraturannya

ribet dan rasa

bosan

16 Suhendar

pidato/ceramah ya tidak melakukan

yang terbaik

dalam bidang

yang saya

kuasai

tidak berjuang

dengan

maksimal

ya capek dengan

peraturan

yang ada

17 Muhammad

Farhan

mempunyai

karya

tidak ya bangga dengan

hasil yang

dicapai

ya rasa tidak

nyaman

18 Naufal

Abdul Aziz

ketika bermain tidak ya bangga jika

mencapai

sebuah tujuan

rasa malas tidak rasa malas dari diri

sendiri yang

malas

19 Adzkari

Ibkar M

dalam hal

berbagi dan

solidaritas

ya sedikit

kurang

hormat

pada

diri

sendiri

percaya pada

diri sendiri

berbuat hal

negatif

tidak mungkin

merasa terlalu

dikekang dan

jenuh

20 M. Farid

Gemilang

tidak ya tidak

merugikan diri

sendiri dgn

merokok

ya kegiatan

yang

membosank

an

21

M. Nauval

Surya

Ramadhan

ketika dapat

membantu

orang lain walau

dalam keadaan

susah sekalipun

ya,

masih

banyak

kekuran

gan

dalam

diri saya

tidak bersyukur

menjadi diri

sendiri

saat

menyadari

bahwa diri

saya belum

berguna bagi

orang lain

ya mungkin

karena rasa

bosan di

pondok

merasa tidak

betah di

pondok

Page 84: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

91

Self-Competence: Yakin dengan Kemampuannya

No Nama

11 12 13 14 15 23

Apakah anda

merasa diri

anda sangat

berbakat

Dalam bidang apa

anda merasa

memiliki bakat

atau kemampuan

yang lebih

Bagaimana sikap anda

ketika menghadapi

masalah? Apa yang

anda lakukan untuk

mengatasi masalah

tersebut

Apakah anda

tidak yakin

dengan

kemampuan

anda sendiri

Apakah anda

merasa „masa

bodoh‟ ketika

berhadapan

dengan masalah

yang susah

untuk anda atasi

Bagaimana anda

meyakinkan diri

bahwa anda

memiliki

kemampuan yang

belum tentu

dimiliki orang

lain

1 M. Ghazi al-

Ghifari

ya bermain game tidak terlalu dipikirkan,

tapi tergantung

masalahnya

saya yakin dgn

kemampuan

saya

ya dengan percaya

diri

2 Rifat

Suhardian

ya hadroh menghadapi dengan

baik, menerima dgn

lapang dada

saya yakin dgn

kemampuan

saya

tidak tidak tau

3 Alvito Budi

Astoro

tidak dalam bidang

agama

bertanya pada guru

agar mendapat solusi

saya yakin dgn

kemampuan

saya

tidak

4 Muh. Azhar

Noerhadi

ya seni maju terus menghadapi

masalah

saya yakin dgn

kemampuan

saya

tidak tidak ada yang

tidak bisa

dilakukan

5 Muhammad

Yusuf

tidak karate tenang dan berfikir

jernih

saya yakin dgn

kemampuan

saya

terkadang

seperti itu

kita mempunyai

beberapa

kemampuan

namun belum ada

kemauan

6 Muhammad

Khabib

tidak dalam hal IT,

seperti membuat

web phising

jika berkaitan dgn

teman maka saya akan

mengumpulkan meraka

kemudian

dimusyawarahkan

saya tidak

yakin dengan

kemampuan

saya

tidak

7 Arkan

Wicaksono

tidak olah vokal mencoba tenang dalam

menghadapi masalah

dan mencari solusinya

saya yakin dgn

kemampuan

saya

terkadang

seperti itu

orang lain yang

menilai

8 Ahmad

Saifuddin

terkadang bahasa inggris,

paskibra

selesaikan secepatnya saya yakin dgn

kemampuan

saya

tidak

9 A. Maulana

Wahyudi

tidak terlalu bermain panahan terkadang panik,

kadang santai, hadapi

masalah sampai selesai

saya tidak

yakin dengan

kemampuan

saya

tidak

10 Ahmad

Hafid Judin

tidak bidang yang

berkaitan dengan

fisik

menahan emosi dan

berusaha untuk sabar

saya yakin dgn

kemampuan

saya

tidak, sebisa

mungkin saya

akan atasi

biar orang lain

yang menilai diri

saya

11 Fadila

Rahman

lumayan musik menyelesaikan dgn

cara saya sendiri

kurang yakin tidak tidak tau

12 Zulfikar

Arifin

ya futsal menjalaninya dgn

santai

saya yakin dgn

kemampuan

saya

terkadang dengan

mengikuti siswa

yang memiliki

bakat

13 Raihan

Sahadi

ya matematika,

olahraga, agama

diam, kadang menangis

jika tak kuat

saya yakin dgn

kemampuan

saya

tidak, saya

berusaha

mencari jalan

keluar

mencoba-coba

hal yang belum

dilakukan orang

lain

14 Adnan A.F

ya, tapi saya

cenderung

malas

menggambar menerima kenyataan

yang ada, mencari jalan

keluar

saya yakin dgn

kemampuan

saya

tidak

Page 85: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

92

15 M. Ainur

Rofiq

tidak, tapi

saya ingi

mengasah

kemampuan

saya

bidang olahraga

seperti badminton

menghadapi dgn kepala

dingin atau cara

kekeluargaan

saya yakin dgn

kemampuan

saya

tidak, saya akan

berusaha

mencari solusi

16 Suhendar

tidak bidang

pidato/ceramah

hadapi dan

mengintrospeksi diri

dari masalah yang ada

saya yakin dgn

kemampuan

saya

tidak

17 Muhammad

Farhan

tidak bidang kaligrafi bertanggung jawab dgn

apa yang menjadi

masalah

saya tidak

yakin dengan

kemampuan

saya

ya belajar dan terus

belajar

18 Naufal

Abdul Aziz

ya bermain catur santai menghadapi

masalah

saya yakin dgn

kemampuan

saya

tidak percaya diri

19 Adzkari

Ibkar M

ya bidang agama bersabar saya tidak

yakin dengan

kemampuan

saya

ya niat dalam hati,

sungguh-

sungguh,

konsisten dan

berdo'a

20 M. Farid

Gemilang

ya pidato hadapi masalah sampai

tuntas

saya yakin dgn

kemampuan

saya

tidak

21

M. Nauval

Surya

Ramadhan

tidak bela diri menyelesaikan masalah

dgn sabar

saya yakin dgn

kemampuan

saya

ya melihat pribadi

orang lain

Page 86: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

93

Self-Competence: Menghargai Keberhasilan Dirinya

No Nama

16 17 18 19 20 24

Apakah anda

mampu

melakukan

banyak hal

dengan baik

Apakah

anda

termasuk

santri yang

rajin

Ketika

melakukan hal-

hal baru,

apakah anda

selalu berhasil

Apakah anda

berharap memiliki

kemampuan yang

lain diluar bakat

yang anda miliki

Apakah anda

merasa kesulitan

dalam mencapai

tujuan anda

Dengan cara apa anda

menghargai usaha-

usaha yang anda

lakukan

1 M. Ghazi al-

Ghifari

mungkin saja

jika mencoba

ya kadang-kadang ya tidak, saya percaya

pada diri saya dan

kemampuan saya

tidak tau, karena saya

belum puas dengan

pencapaian dari usaha

saya yang saya lakukan

selama ini

2 Rifat

Suhardian

ya tidak kadang-kadang ya ya, karena saya

meragukan pribadi

saya

dengan bersyukur

3 Alvito Budi

Astoro

ya ya kadang-kadang ya

4 Muh. Azhar

Noerhadi

ya ya kadang-kadang ya ya dengan bersyukur,

usaha dan do'a

5 Muhammad

Yusuf

tidak juga tidak kadang-kadang ya ya, mungkin

karena rasa malas

6 Muhammad

Khabib

tidak ya kadang-kadang ya

7 Arkan

Wicaksono

tidak ya kadang-kadang ya ya, mungkin

karena masih

malas-malasan

8 Ahmad

Saifuddin

9 A. Maulana

Wahyudi

kadang-kadang ya kadang-kadang tidak merasa bangga dan

tidak meremehkan

usaha tersebut

10 Ahmad Hafid

Judin

ya tidak kadang-kadang ya ya, saya punya

kekurangan dalam

berkomunikasi

seperti gugup

rendah hati dan terus

berikhtiar

11 Fadila

Rahman

tidak tidak kadang-kadang tidak ya, saya selalu sulit

mencapai tujuan

saya

bersyukur

12 Zulfikar

Arifin

ya ya kadang-kadang ya terkadang dengan bersyukur dan

mendekatkan diri pada

Allah

13 Raihan

Sahadi

ya tidak kadang-kadang ya lumayan, kadang

saya susah

melawan rasa

malas

menerima hasilnya

apapun yang didapat

14 Adnan A.F ya tidak kadang-kadang ya ya, karena rasa

malas

15 M. Ainur

Rofiq

ya ya kadang-kadang ya ya, mungkin

karena kurang

belajar

dengan bersyukur pada

Allah

16 Suhendar

ya tidak kadang-kadang ya ya, mungkin

karena ilmu saya

kurang

dengan membanggakan

apa yang telah saya

lakukan

17 Muhammad

Farhan

tidak ya tidak pernah

berhasil

ya ya, mungkin

karena usaha saya

kurang

kagum dengan usaha

sendiri

Page 87: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

94

18 Naufal Abdul

Aziz

ya, tapi

terkadang tidak

juga

ya kadang-kadang ya ya, karena tidak

sungguh-sungguh

menjalaninya

makan dan minum

yang saya suka

19 Adzkari

Ibkar M

tidak tidak kadang-kadang ya ya, mungkin

karena saya merasa

tidak mampu

melakukannya

bertawakal dan ikhlas

20 M. Farid

Gemilang

ya ya kadang-kadang tidak rendah hati dan

menghormati usaha

orang lain

21

M. Nauval

Surya

Ramadhan

tidak tidak kadang-kadang ya ya, karena saya

kurang mampu

melakukannya

berusaha menggapai

apa yang belum dicapai

Page 88: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

95

Lampiran 6

TRANSKRIP WAWANCARA PENANGGUNG JAWAB ASRAMA

Nama : Ahmad Qolbun Karim

Jabatan : Penanggung Jawab Asrama “Rusunawa”

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana keadaan santri di awal

tahunnya hidup di lingkungan

pondok?

Para santri memang di awal tahun

pertama tinggal di pondok banyak yang

merasa tidak nyaman, baik dengan

lingkungan maupun dengan dirinya

sendiri. Ini bisa dilihat dengan

kurangnya interaksi antar santri yang

masih kurang, karena mereka belum

saling mengenal satu sama lain, tetapi

setelah beberapa waktu para santri

mulai nyaman dengan keadaannya

sendiri di lingkungan pondok

2 Bagaimana para santri membuat

diri mereka nyaman?

Dari yang saya perhatikan selama

menjadi penanggung jawab di asrama,

para santri membuat diri mereka

nyaman dengan banyak cara, di

antaranya adalah mulai mencoba

bergaul dengan teman sekamarnya, itu

sebabnya banyak santri yang memiliki

“kubu-kubu” dalam masyarakat santri

di lingkungan pondok. Ada juga yang

membuat dirinya nyaman dengan

menyendiri memperbanyak beribadah

dan belajar di masjid, dan lain

sebagainya.

Page 89: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

3 Apa yang bisa membuat santri

melakukan pelanggaran-

pelanggaran aturan pondok?

Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa

hal, salah satunya adalah faktor

pergaulan. Pada dasarnya, santri sama

seperti halnya kertas kosong yang

masih polos. Perilaku-perilaku yang

melekat pada diri santri akan terbentuk

seiring berjalannya waktu. Jika santri

tidak bisa menyaring pengaruh buruk

dari temannya, maka santri tersebut

akan mudah sekali untuk terpengaruh

dengan perilaku atau sifat buruk dari

temannya tersebut. Begitu pula

sebaliknya.

4 Apa upaya dari pihak pondok

untuk menangani para santri yang

melakukan pelanggaran?

Ada banyak cara, tergantung level

pelanggarannya, sangsi paling ringan

adalah hanya berupa teguran. Untuk

pelanggaran yang levelnya berat bisa

dengan cara dicukur botak rambutnya,

dulu bisa sampai menggunakan rotan

untuk dipukul, namun sekarang

hukuman rotan sudah tidak dipakai

lagi.

Page 90: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

Nama

NIM

JurusanIFakultas

Judul Skripsi

Pembimbing

UJI REFERENSI

: Muhammad'Alawi Almaliki

: 11140110000052

: Pendidikan Agama Islam I flmu Tarbiyah dan Keguruan

: A.llalisis Faktor-Faktor Pembentuk Self-Esteem Santri

(Studi Kasus di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera

Bekasi)

: Yudhi Munadi, M.Ag.

No BukuSumber Paraf Pembimbing 1 A. Mar, Raymond., G. DeYoung, Colin., M.

Higgins, Daniel., & B. Peterson, Jordan. "Self-Liking and Self-Competence Separate Self-Evaluation from Self-Deception: Associations with Personaity, Ability, and Achievement"." Blackwell Publishing, Inc., Journal of

Personality, 74:4, August. 2006.

~.

2 Ali Muhammad. Kamus Lengkap Bahasa, Indonesia Moderen. Jakarta: Pustaka Amani

Bharathi, Arona & Sreedevi, Pettugani. "A Study on the Self-Concept of Adolescents". International Journal of Science and Research,....

Volume 5 Issue 10. October. 2016.

Branden, Nathaniel. The Power ofSelf-Esteem. Florida: Health Communications, Inc. 1992 ,

..J...- ,

.

• ~

~.

~.

3

4

5 Catalina Cicei, Cristiana. "Examining the

Association between Self-Concept Clarity and Self-Esteem on a Sample of Romanian Students". Procedia - Social and Behavioral

Sciences (46), Elsevier Ltd., 2012

Clemes, Harris., Bean, Reynold., & Clark,

Aminah. Bagaimana Meningkatkan Barga Diri Remaja, (ditetjemahkan oleh: Meitasari

Tjandrasa). Jakarta: Binarupa Aksara. 1995

6

7 D. Brown, Jonathan., A. Dutton, Keith., dan E.

Cook, Kathleen. "From the Top Down: Self-Esteem and Self-Evaluation". Cognition and

Emotion, 15(5), Psychology Press Ltd., 2001

..../'..

\

Page 91: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

D. Cast, Alicia & J. Burke, Peter. "A Theory of Self-Esteem". The University of North Carolina

8

--------" . Press, Social Forces. March 2002.

9 Daulay, Haidar Putra. Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia, Edisi

~. Pertama. Jakarta: Kencana 2012

10 Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta ~.

Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2016

11 E. Papalia, Diane & Duskin Feldman, Ruth.

Menyelami Perkembangan Manusia Edisi ke­-------" .12, Buku 1. (direIjemahkan oleh: Fitriana Wuri

Herarti). Jakarta: Salemba Humanika 2014

12 E. Stets, Jan dan J. Burke, Peter. "Self-Esteem and Identities". Sociological Perspective, Vol. ~. 57(4).2014

13 Ghufron, M. Nur & Risnawita S, Rini. Teori-Teori PSikologi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. ~.

2,012

14 Hadeli. Metode Penelitian Pendidi"kan. Ciputat: .•Quantum Teaching. 2006

.~

15 1. Mru~ Christopher. "Defining Self-Esteem as a Relationship between Competence and

.--> I

,

Worthiness: How a Two-Factor Approach -Integrates the Cognitive and Affective Dimensions of Self-Esteem". Polish

Psychological Bulletin. Vol 44(2). 2013

16 Jaenu~ Ujam. Teort-Teori Kepribadian. ~' Bandung: Pustaka Setia 2015

17 Lachowicz-Tabaczek, Kinga & Sniecinska,

Justyna. "Self-Concept and Self-Esteem: How the Content of the Self-Concept Reveals . .. ,>. r..-­Sources and Functions of Self-Esteem". Polish

Psychological Bulletin. Vol. 42(1). 2011.

18 Lupu, Daciana. "Perception ofSelf-Image by Pre-Teens - The Balance between Real and Ideal". Elsevier Ltd., Procedia - Social and ~' Behavioral Sciences 82.2013.

19 Mahmud. Metode Penelitian Pendidikan. -~.

Bandung: Pustaka Setia. 2011 -

Page 92: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

20 Minev, M., Petrova, B., Mineva, K., Petkova,

M., & Strebkova, R. tiSelf-Esteem in ~.

Adolescents". Trakia Journal of Sciences, Vol

16, No.2, 2018

21 Nizar, Sarosul. Sejarah Sosial & Dinamika Intelektual Pendidikan Islam di Nusantara. ~.

Jakarta: Kencana. 2013

22 Poerwandari, E. Kristi. Pendekatan Kualitat~f

dala'!2 Penelitian Psikologi. Jakarta: Lembaga ~.

Pengembangan Sarana Pengukuran dan

Pendidikan Psikologi (LPSP3) UI. 1998

23 Srisayekti, Wilis., A. Setiady, David, & Bo

Sanitioso, Rasyid. "Harga Diri (Self Esteem)

- I.--J'Terancam dan Perilaku Menghindar". Jurnal

Psikologi, Volume 42, No.2, Agustus. 2015.

24 Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatij, Kualitataif dan R&D. ~.

Bandung: Penerbit Alfabeta. 2016

25 Sujatwem, V. Wiratna Metodologi Penelitian: Lengkap, Praktis dan Mudah Dipahami.

r' " •Yogyakarta: Pustaka Baru Press. 2019

26 Suryabrata, Sumadi. Psikologi Kepribadian. - ~',Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2013 -

27 Syafe'i, Imam. "Pondok Pesantren: Lembaga Pendidikan Pembentukan Karakter". Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume ..-.A ,-8, Mei. 2017

28 W. Santrock, John. Perkembangan Masa Hidup, Edisi Ketigabelas Jilid I (diterjemahkan

- .-..>0 •oleh: Benedictine Widyasinta). Jakarta: Penerbit Erlangga. 2012

29 W. Tafarodi, Romin., & B. Swann, William.

"Self-Liking and Self-Competence as Dimensions of Global Self-Esteem: Initial -------' . Validation of a Measure". Journal of

Personality Assessment 1995.65(2)

W. Tafarodi, Romin., & B. Swann, William. 30 "Two-dimensional SelfEsteem: Theory and

~'Measurement'l. Personality and Individual

Differences 31. 2001.

Page 93: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

31

32

W. Tafarodi, Romin., T~ Janice., & B. Milne, Alan. "Selective Memory and the Persistence of Paradoxical SelfEsteem II • The

Society for Personality and Social Psychology, Inc., PSPB, Vol. 27 No.9. September. 2001.

Zuhriy, M. Syaifuddin. "Budaya Pesantren dan Pendidikan Karakter Pada Pondok Pesantren Salaj. Walisongo, Volume 19, Nomor 2,

November. 2011.

----".

.. ----" .

Page 94: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

5 01

No. Dokumen FITK-FR-AKD-082KEMENTERIAN AGAMA Tgl. Terbit 1 Maret 2010 UIN JAKARTA FORM (FR) No. Revisi:

~ FITK JI Ir. H. Juanda No 95 Ciputal 15412 Indonesia Hal 1/1

SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

Nomor: 8-0592/ F.1/KM01.3/IV/2019 Jakarta, 08 April 2019 Lamp. Hal : Permohonan Izin Penelitian

Kepada Yth.

Kepala Asrama Pondok Pesantren Attaqwa Putra di-Tempat

Assalamu'alaikum wr. wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

Nama : Muhammad 'Alawi Almaliki

/ NIM : 11140110000052

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Semester : X (Sepuluh)

Judul Skripsi : Analisis Faktor Pembentuk Self-Esteem Santri (studi kasus di

Pondok Pesantren Attaqwa Putra 8ekasi)

Dosen Pembimbing : Yudhi Munadhi, M.A

adalah benar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun Skripsi dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.

Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum wr. wb.

tI I Majid Khon, M.Ag ~~~'\.iWf;80707 198703 1 005

Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan

Page 95: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

NO.Ookumen FITK-FR-AKO-082KEMENTERIAN AGAMA ~ Tgl. Terbit 1 Maret 2010 UIN JAKARTA FORM (FR)

No. Revisi: 01~~ FITK JI. Jr. H. Juanria No 95 Ciputal 15412 InrioneSJa ~ Hal 1/1

SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

Namar: B-05921 F.1/KM.01.3/IV/2019 Jakarta, 08 April 2019 Lamp. Hal : Permohonan !z;n Pene/it;an

Kepada Yth.

Kepala MA. Attaqwa Pusat Putra di-Tempat

Assalamu'alaikum wr. wb.

Dengan harmat kami sampaikan bahwa,

Nama : Muhammad 'Alawi Almaliki

NIM : 11140110000052

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Semester : X (Sepuluh)

Judul Skripsi : Analisis Faktar Pembentuk Self-Esteem Santri (studi kasus di

Pandak Pesantren Attaqwa Putra Bekasi)

Dasen Pembimbing : Yudhi Munadhi, M.A

adalah benar mahasiswa/i Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun Skripsi dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekalah/madrasah yang Saudara pimpin.

Untuk itu kami mahan Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum wr. wb.

H"'/irbWiul ajid Khan, M.Ag ~~~~07 71987031005

Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan

Page 96: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK SELF-ESTEEM SANTRI …repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 46516... · 2019-08-08 · Muhammad 'Alawi Almaliki, NIM:

AYASAN A AQWA PUSA

"_'. iAJl JW i -tl- jb9a

MADRA AHAL AHATTAQWAPUSA P RA !ERA} EDITAS (M1ATBAIK)

o :0200/112/BAP-SM/SI<fX/2015 Alamat : Uj,unghrapan RT.OO3j014 Kel. Baha ia Kec.Babelan Kab. Bekasi 17612 Telp" (021) 8920391, E~mail:[email protected]

SURAT KETERANGAN No. 150/MA-PGAJVV2019

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : H. Fadllurrohman, MA

Jabatan : Kepala Seko1ah

Metierangkan bahwa:

Nama : Muhammad 'Alawi Almaliki

TTL : Bekasi, 15 Januari 1996

NIM : 11140110000052

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta

Telah melaksanakan penelitian di MA. Attaqwa Pusat Putera. Ujungharapan Bahagia Bekasi pada

Bulan April 2018, denganjudul "Analisis Faktor-Faktor Pembentuk Self-Esteem Santri (Stum Kasus di

Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera Bekasi)".

Demikian surat keterangan ini diberikan, sebagai bukti yang bersangkutan telah mengadakan penelitian

dan agar dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bekasi, 27 Juni 2019