ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI...

135
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI INFORMASI OFFICE CHANNELING DALAM USAHA BANK (Studi Kasus: BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan) ISMAIL 104081002434 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008 M

Transcript of ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI...

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI INFORMASI

OFFICE CHANNELING DALAM USAHA BANK

(Studi Kasus: BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan)

ISMAIL

104081002434

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1429 H/2008 M

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI INFORMASI

OFFICE CHANNELING DALAM USAHA BANK

(Studi Kasus: BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan )

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana

Ekonomi

Oleh

Ismail NIM:104081002434

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Arief Mufraini, Lc, Msi NIP 150317955 NIP 150330729

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1429 H/2008 M Hari ini Selasa Tanggal 29 Bulan April Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian

Komprehensif atas nama Ismail NIM:104081002434 dengan judul Skripsi ”ANALISIS

FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI INFORMASI OFFICE

CHANNELING DALAM USAHA BANK” (Studi Kasus: BNI Syariah Cabang Jakarta

Selatan).Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka

skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 29 April 2008

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Indo Yama Nasarudin, SE, MAB

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM

Penguji Ahli

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Hari ini Rabu Tanggal 27 Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian

Skripsi atas nama Ismail, NIM: 1040810024343 dengan judul skripsi. ”ANALISIS

FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI INFORMASI OFFICE

CHANNELING DALAM USAHA BANK” (Studi Kasus: BNI Syariah Cabang Jakarta

Selatan). Memperhatikan kemampuan keilmuan di bidang manajemen, hasil ujian skripsi

anda dinyatakan lulus, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu

Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 27 Agustus 2008

Tim Penguji Skripsi

Prof. Dr. Ahmad Rodoni Arief Mufraini, Lc, Msi

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS

Penguji Ahli

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

ABSTRACT The purpose of this research is to analysis factors in Information Technology

consisting of Technological Factor, Factor Behavior of Client, Competitor Factor, Factor Internal Bank for knowing which factor very important role in supporting Office Channeling at BNI Syariah. Data which applied is primary data. Sample which checked counted 140 respondent. Number of variables which checked counted 16 variables. Data which obtained counted 40 respondent in test with validity test. Validity test result indicate that out of 16 variable only 15 variable available for analysed furthermore. The rest of one variable is spent by not be valid or cannot be applied by the correlation coefficient worth is less than r table ( 0.312) that is variable Service of Mobile Banking ( A4) with worth of 0.132 or the significant is more than 0.05 that is 0.418, though rule of significant for validity is less than 0.05. Data which obtained counted 100 respondent with amount of variables counted 15 variables then analysed with factor analysis at programs SPSS 16.0 For Windows.

Research earnings yield indicate that result out of 15 variable spread over into 4 factor, from factor analysis test obtained by earnings yield that out of 15 variable which analysed with model and grouped into 4 factor which is factors in Technology Information supporting Office Channeling. The factors is Information Technology factor with eigen value 5.878, Technological factor with eigen value 1.303, factor Internal Bank and Competitor with eigen value 1.235, Competitor factor with eigen value 1.106. The 4 factor is obtained based on at worth eigen value bigger than one. The factor which dominate is Information Technology factor with eigen value 5.878 and presentase variant of 39,188%. Keyword : Information Technology, Technological Factor, Factor Behavior of Client,

Competitor Factor, Factor Internal Bank, Office Channeling.

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor dalam Teknologi Informasi

yang terdiri dari faktor Teknologi, faktor Perilaku Nasabah, faktor Pesaing, faktor Internal Bank untuk mengetahui faktor yang paling berperan penting dalam menunjang Office Channeling pada BNI Syariah. Data yang digunakan adalah data primer. Sampel yang diteliti sebanyak 140 responden. Jumlah variabel yang diteliti sebanyak 16 variabel. Data yang diperoleh sebanyak 40 responden di uji dengan uji validitas. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa dari 16 variabel hanya 15 variabel yang dapat dianalisis lebih lanjut. Sisanya 1 variabel dikeluarkan karena tidak valid atau tidak dapat digunakan karena nilai koefisien korelasinya kurang dari r tabel (0.312) yaitu variabel Pelayanan Mobile Banking (A4) dengan nilai 0.132 atau signifikansinya lebih dari 0.05 yaitu 0.418, padahal ketentuan signifikan untuk validitas adalah kurang dari 0.05. Data yang diperoleh sebanyak 100 responden dengan jumlah variabel sebanyak 15 variabel selanjutnya dianalisis dengan analisis faktor pada program SPSS 16.0 For Windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil dari 15 variabel tersebar ke dalam 4 faktor. Dari uji analisis faktor diperoleh hasil bahwa dari 15 variabel yang dianalisa dengan model dan dikelompokkan ke dalam 4 faktor yang merupakan faktor-faktor dalam teknologi informasi yang menunjang Office Channeling. Faktor-Faktor tersebut adalah faktor Teknologi Informasi dengan eigen value 5.878, faktor Teknologi dengan eigen value 1.303, faktor Internal Bank dan Pesaing dengan eigen value 1.235, faktor Pesaing dengan eigenvalue 1.106. ke 4 faktor diperoleh berdasarkan pada nilai eigen value lebih besar dari satu. Faktor yang mendominasi adalah faktor Teknologi Informasi dengan eigen value 5.878 dan presentase varian 39,188%. Kata kunci :Teknologi Informasi, Faktor Teknologi, Faktor Perilaku Nasabah, Faktor

Pesaing, Faktor Internal Bank, Office Channeling.

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat yang telah

diberikan. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Perkenankan penulis menyampaikan ucapan terimakasih atas dukungan dan bantuan

dari berbagai pihak yang turut andil dalam proses penulisan skripsi ini sehingga dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Kinerja Teknologi Informasi

Dalam Usaha Bank”, semoga Allah SWT membalas kebaikannya dengan balasan yang lebih

baik, mereka adalah:

1. Orang tuaku tersayang, ayahanda H. Abdussamad dan Ibunda Hj. Faridah yang senantiasa

memberikan doa, motivasi, dan menyediakan apa yang dibutuhkan sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku Ketua Jurusan Manajemen, selaku pembimbing I

dan selaku pembimbing II Bpk Arief Mufraini Lc,Msi, Bpk Indoyama SE.,MAB yang

selalu memberikan inspirasi-inspirasi bermakna kepada penulis dalam segala waktu dan

kesempatan.

3. Bapak Drs. Moh Faisal Badroen, MBA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

dan Bapak Dr. Abdul Abdul Hamid, Ms., selaku pembantu dekan akademik yang telah

memberikan banyak pengetahuan yang sangat bermanfaat kepada penulis dan mebimbing

para mahasiswanya untuk menjadi yang terbaik

4. Kakak-kakakku, dingsanak-dingsanakku, dan adding-adingku terima kasih buat semua

sayang dan dukungannya selama ini sampai akhirnya ismail dapat menyelesaikan kuliah

Ismail.

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

5. Sahabatku beserta keluarga besar mereka yang selalu ada setiap kubutuhkan. Dan yang

spesial tak lupa Dony, Abi, Miftah, Faridz, Agung, Badai, Abud, Akbar, Taufik.dan lain-

lain yang tidak bias disebutkan namanya satu persatu.

6. kakek Thamrin dan nini, OmYusuf dan Mbak Tati, Akh, Om Thabrani, Om Ishak,Om

Nang Subhan beserta keluarga, Wahyuni, dan yang lainnya yang turut memberikan

motivasi dan saran dalam penul;isan skripsi ini. I v U all.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, dengan itu diharapkan sarannya

dan semoga dapat berguna kepada siapa saja yang membutuhkan. “:Sesungguhnya hanya

Allah SWT yang memiliki Maha Kesempurnaan dan Kebenaran, dan hanya manusialah letak

beribu kekurangan dan kesadaran”. Wassallumualaikum…

Daftar Isi

Hal Daftar Riwayat Hidup....................................................................................... i

Abstract............................................................................................................. ii

Abstrak.............................................................................................................. iii

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Kata Pengantar.................................................................................................. iv

Daftar Isi............................................................................................................ vi

Daftar Tabel....................................................................................................... viii

Daftar Gambar................................................................................................... x

Daftar Lampiran................................................................................................ xi

BAB I Pendahuluan.................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Penelitian..................................................................... 1

1. Identifikasi Masalah......................................................................... 6

2. Batasan Masalah.............................................................................. 7

B. Perumusan Masalah............................................................................. 7

C. Tujuan dan Manfaat............................................................................. 8

BAB II Tinjauan Pustaka............................................................................................ 10

A. Pengertian Bank Syariah........................................................................ 10

B. Pengembangan Office Channeling......................................................... 11

1. Arah Kebijikan Bank Syariah......................................................... 14

2. Office Channeling dan Implikasinya Terhadap Pengembangan

Bank Syariah...................................................................................

17

a. Implikasi Strategis Kebijakan Office Channeling.................... 19

b. Pandangan Negatif Terhadap Kebijakan Office Channeling... 22

C. Peran Teknologi Informasi Dalam Usaha Bank..................................... 28

1. Perubahan Teknologi...................................................................... 29

2. Perubahan Perilaku Nasabah.......................................................... 32

3. Perubahan Pesaing.......................................................................... 34

4. Kondisi Internal Bank..................................................................... 36 D. Penelitian Terdahulu.............................................................................. 39 E. Kerangka Pemikiran............................................................................... 39 F. Hipetesis................................................................................................. 42

BAB III Metodologi Penelitian..................................................................................... 43

A. Ruang Lingkup Penelitian...................................................................... 43 B. Metode Penentuan Sampel..................................................................... 43 C. Metode Pengumpulan Data.................................................................... 46

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

D. Metode Analisis Data............................................................................. 51 E. Operasional Variabel Penelitian............................................................. 62

BAB IV Penemuan dan Pembahasan........................................................................... 64

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian............................................. 64 1. Sejarah Singkat PT.BNI (Persero) Tbk............................................... 64 2. Sejarah Singkat PT.BNI (Persero) Tbk. (KCS) Jakarta Selatan.......... 66 3. Visi dan Misi PT.BNI (Persero) Tbk Divisi Unit Usaha Syariah....... 67

a. Visi................................................................................................ 67 b. Misi................................................................................................ 67

B. Uji Validitas dan Reliabilitas.................................................................... 67 1. Validitas................................................................................................ 67 2. Reliabilitas............................................................................................ 69

C. Penemuan dan Pembahasan...................................................................... 69 1. Analisis Deskriptif Statistik.................................................................. 69 2. Hasil analisis Faktor............................................................................. 84

BAB V Kesimpulan dan Implikasi.............................................................................. 103

A. Kesimpulan............................................................................................... 103 B. Implikasi................................................................................................... 104

Daftar Pustaka................................................................................................... 109 Lampiran-Lampiran.......................................................................................... 113

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Moment Terpenting Kebijakan pengembangan Bank Syariah

Di Indonesia...................................................................................................... 17

Gambar 2.2 Gambaran dalam penentuan halal dan haramnya

suatu transaksi................................................................................................... 24

Grafik 4.1 Scree Plot..................................................................................... 92

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

DAFTAR TABEL Hal

Tabel 4.1 Uji Validitas..................................................................................... 68

Tabel 4.2 Reliability Statistics......................................................................... 69

Tabel 4.3 Analisis Deskriptif Statistik Jenis Kelamin...................................... 70

Tabel 4.4 Analisis Deskriptif Statistik Periode Menjadi Nasabah................... 70

Tabel 4.5 Analisis Deskriptif Statistik Kualitas Layanan Perbankan

(Teknologi)........................................................................................................ 71

Tabel 4.6 Analisis Deskriptif Statistik Perkembangan Layanan perbankan

(Teknologi)........................................................................................................ 72

Tabel 4.7 Analisis Deskriptif Statistik Transaksi Perbankan (Teknologi)....... 72

Tabel 4.8 Analisis Deskriptif Statistik Produk-Produk Perbankan (Perilaku

Nasabah)........................................................................................................... 73

Tabel 4.9 Analisis Deskriptif Statistik Perluasan Akses Nasabah (Perilaku

Nasabah)............................................................................................................ 74

Tabel 4.10 Analisis Deskriptif Statistik Kebutuhan Produk perbankan

(Perilaku Nasabah)............................................................................................ 75

Tabel 4.11 Analisis Deskriptif Statistik Layanan Jasa Keuangan (Perilaku

Nasabah)............................................................................................................ 76

Tabel 4.12 Analisis Deskriptif Statistik Pelayanan yang Istimewa (Pesaing).. 77

Tabel 4.13 Analisis Deskriptif Statistik Kemudahan Bertransaksi (Pesaing)... 78

Tabel 4.14 Analisis Deskriptif Statistik Kemampuan Bersaing (Pesaing)........ 78

Tabel 4.15 Analisis Deskriptif Statistik Kemampuan mengungguli (Pesaing). 79

Tabel 4.16 Analisis Deskriptif Statistik Reputasi Bagus (Internal Bank)......... 80

Tabel 4.17 Analisis Deskriptif Statistik Semakin Dikenal Masyarakat

(Internal Bank).................................................................................................. 81

Tabel 4.18 Analisis Deskriptif Statistik Mengedepankan Prinsip Syariah

(Internal Bank)................................................................................ 82

Tabel 4.19 Analisis Deskriptif Statistik Maksimalisasi Pelayanan

(Internal Bank)..................................................................................................

83

Tabel 4.20 KMO and Bartlett’s Test................................................................ 84

Tabel 4.21 Communalities............................................................................... 87

Tabel 4.22 Total Variance Explained............................................................... 90

Tabel 4.23 Component Matrix......................................................................... 93

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Tabel 4.24 Rotated Component Matrix............................................................ 96

Tabel 4.25 Component Transformation Matrix ............................................... 101

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI Nama Lengkap : Ismail

Tempat/Tanggal Lahir : Muara teweh, 22 April 1985

Alamat : Jl.Ciputat Raya,No 1,Rt 05 Pondok Pinang Kebayoran Lama Jakarta Selatan

Telp & HP : (021) 70503705 & 085283251322

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Kebangsaan : Indonesia

Moto Hidup : “sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat

bagi manusia yang lainnya”.

II. PENDIDIKAN

1. Madrasah Ibtidayah Negeri Muara Teweh

2. Madrasah Tsanawiyah Negeri Muara Teweh

3. Madrasah Aliyah Keagamaan Negeri Martapura

4. UIN (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah) Jakarta

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Menjadi Bendahara pada OSIS Madrasah Aliyah Keagamaan Negeri (MAKN)

martapura

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan tanggal

25 Maret 1992 menandai adanya kesepakatan rakyat dan bangsa Indonesia untuk

menerapkan dual banking system atau sistem perbankan ganda di Indonesia. Sejak saat itu

semestinya semua instansi terkait menyesuaikan diri dalam segala kegiatannya dengan

paradigma baru ini termasuk di dunia pendidikan.

Bisa dibayangkan, betapa memalukannya ketika suatu institusi pendidikan

melepaskan lulusannya ke masyarakat, dan ternyata mantan anak didiknya itu

mendapatkan bahwa di dunia nyata ada yang namanya lembaga keuangan syariah yang

tidak pernah mereka kenal sebelumnya sewaktu mereka masih duduk dibangku kuliah.

Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan tanggal 10 November 1998

menunjukkan semakin mantapnya kesepakatan rakyat dan bangsa Indonesia dengan

system perbankan ganda yang telah berlaku sejak lebih dari enam tahun sebelumnya.

Dalam rangka meningkatkan akses masyarakat kepada jasa perbankan syariah, Bank

Indonesia membolehkan cabang bank konvensional yang telah memiliki Unit Usaha

Syariah (UUS) untuk juga melayani transaksi syariah (office channelling). Dengan begitu

bank tidak perlu lagi membuka cabang UUS di banyak tempat untuk dapat memberikan

pelayanan perbankan syariah. Publik perbankan belum begitu familiar dengan istilah

office channelling ini. Bahkan, beberapa bankir menilai office channelling ini mirip

dengan sistem perbankan dua jendela (two windows system) yang berlaku di Malaysia.

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Padahal, sesungguhnya terdapat perbedaan yang mendasar antara office channelling

dengan two windows system.

Office channelling adalah istilah yang digunakan Bank Indonesia untuk

menggambarkan penggunaan kantor bank umum (konvensional) dalam melayani

transaksi-transaksi dengan skim syariah, dengan syarat bank bersangkutan telah memiliki

Unit Usaha Syariah. Berbeda dengan office channelling versi Indonesia, two windows

system yang digunakan di Malaysia, memperbolehkan bank umum (konvensional) yang

tidak memiliki UUS atau kantor cabang syariah, untuk melakukan transaksi dengan skim

syariah dalam satu kantor (office). Dengan kata lain, dalam satu bank, terdapat dua sistem

layanan sekaligus: skim syariah dan konvensional.

Menurut Rio Eldianson(2007:1)Perbankan syariah Indonesia kini dituntut untuk

melakukan akselerasi. Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter telah memberikan

target kepada bank syariah untuk mencapai market share pada level 5,25% pada akhir

tahun 2008. Hal ini merupakan program BI untuk meningkatkan peran perbankan syariah

di kancah perekonomian nasional serta tingkat signifikansi manfaat perbankan syariah

bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Hingga akhir tahun 2006, bank syariah telah mencapai market share sebesar 1,6%.

Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan bank syariah yang dicapai masih menyisakan

target sebesar 3,65%. Dari market share tersebut, bank syariah memiliki asset sebesar Rp.

26,95 triliun. Target market share sebesar 5,25% menuntut bank syariah harus

mewujudkan assetnya lebih dari Rp. 90 triliun pada akhir tahun 2008, dengan begitu bank

syariah memiliki sisa target sebesar Rp. 63.05 triliun. Dalam memenuhi sisa tersebut,

bank syariah harus meningkatkan pertambahan assetnya mencapai rata-rata sebesar Rp. 7

triliun per triwulan, dalam kurun waktu tahun 2007 sampai akhir tahun 2008. Jumlah

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

yang tidak sedikit bagi bank syariah untuk memenuhi keinginan dari BI.

(H,Nadratuzzaman dalam artikel Rio Eldianson,2007)

Jumlah bank syariah yang saat ini terdiri dari 3 Bank Umum Syariah (BUS),

ditambah 20 Unit Usaha Syariah (UUS) yang menjadi cabang Bank Konvensional dinilai

masih sulit untuk mampu memenuhi target yang telah ditetapkan. Besarnya target yang

ditentukan dengan waktu yang tidak begitu lama akan menyebabkan langkah bank

syariah terasa begitu berat untuk mewujudkannya. (Rio Eldianson:2007:3)

Untuk mencapai market share 5,25% pada akhir tahun 2008 bukanlah perkara

mudah, dibutuhkan peran strategis dari dua pelaku utama yaitu pihak pemerintah dan

pihak perbankan (praktisi). Dua pihak inilah yang menjadi kunci penting akselerasi

perbankan syariah Indonesia menuju market share 5,25 % pada tahun 2008. (Rio

Eldianson:2007:3)

Adapun perkembangan Office Channeling tentu saja ditunjang berbagai faktor-

faktor perbankan yang mendukung program tersebut, salah satunya faktor-faktor

teknologi informasi pada suatu bank yaitu faktor teknologi yang tersedia, faktor nasabah

pada suatu bank, faktor pesaing,serta faktor internal bank.pada BNI Syariah telah

menerapkan program Office Channeling yang diberlakukan oleh Bank Indonesia, namun

belum maksimal karena masih banyak kekurangan yang ada, oleh karena itu diperlukan

faktor-faktor pendukung program Office Channeling. Adanya berbagai faktor tersebut

membuat Office Channeling semakin berkembang.

Oleh sebab itu penulis mengambil judul “ ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA

TEKNOLOGI INFORMASI OFFICE CHANNELING DALAM USAHA BANK ”, karena penulis

mencoba meneliti apakah faktor-faktor teknologi informasi tersebut menunjang

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

diberlakukannya Office Channeling. Penulis juga ingin mengetahui faktor mana saja yang

sangat berperan penting terhadap program Office Channeling dan melakukan studi

kasusnya di BNI Syariah cabang Jakarta Selatan .

Kelebihan dari penelitian sebelumnya adalah bahwa penelitian ini dilakukan

terhadap sesuatu yang baru dan masih hangat diperbincangkan oleh pakar-pakar

perbankan syariah dan masih menjadi kontroversi bagi sebagian kecil kalangan perbankan

syariah dan mencakup ruang lingkup yang sangat luas yaitu perkembangan perbankan

syariah secara nasional, sedangkan penelitian yang terdahulu yang telah dilakukan

meskipun menggunakan metode penelitian dan analisis yang sama namun penelitian

tersebut cuma membahas tentang permasalahan dalam ruang lingkup yang sempit yaitu

tentang kepuasan konsumen Warung Internet, Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Fajar Suryo Saputro (2007) dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Konsumen Dalam Memilih Warnet Pada Warnet Click Net Di Ciputat”. Alat analisis

yang digunakan adalah analisis faktor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih jasa warnet yang mau

dipakai. Dan juga penelitian yang terdahulu dilakukan terhadap pembahasan yang bukan

sesuatu permasalahan yang baru.

Disamping itu penelitian ini meninjau bagaimana tanggapan masyarakat atau

nasabah tentang Office Channeling, karena yang banyak berkomentar tentang Office

Channeling adalah cuma para praktisi perbankan syariah dan pihak bank syariah yang

terkait dengan program Office Channeling. Oleh sebab itu peneliti ingin menekankan

penelitian tentang Office Channeling menurut pendapat para nasabah bank syariah,

terutama nasabah BNI Syariah.

Pentingnya penelitian ini bahwa sistem Office Channeling yang dikeluarkan oleh BI

sebagai Bank Sentral dalam membantu perkembangan perbankan syariah dapat

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

diterapkan secara maksimal oleh bank terkait dan dapat memudahkan nasabah bank

tersebut dalam melakukan transaksi perbankan secara syariah karena tujuan BI dalam

menetapkan peraturan sistem Office Channeling adalah untuk mengembangkan dunia

perbankan syariah agar dapat lebih maju dan dapat bersaing dengan perbankan

konvensional.

1. Identifikasi Masalah

Untuk lebih mengenal masalah apa yang diteliti, ada beberapa identifikasi

masalah dalam penelitian ini, yakni :

a. Office channelling adalah istilah yang digunakan Bank Indonesia untuk

menggambarkan penggunaan kantor bank umum (konvensional) dalam melayani

transaksi-transaksi dengan skim syariah, dengan syarat bank bersangkutan telah

memiliki Unit Usaha Syariah. Berbeda dengan office channelling versi Indonesia,

two windows system yang digunakan di Malaysia, memperbolehkan bank umum

(konvensional) yang tidak memiliki UUS atau kantor cabang syariah, untuk

melakukan transaksi dengan skim syariah dalam satu kantor (office). Dengan kata

lain, dalam satu bank, terdapat dua sistem layanan sekaligus: skim syariah dan

konvensional.

b. Rencana teknologi informasi suatu bank harus mengacu pada rencana strategi dan

rencana bisnis bank tersebut. Bank yang telah memiliki rencana strategi baik,

belumlah menjamin akan keberhasilannya, sebab masih harus melewati tahap

berikutnya yang tidak kalah pentingnya dengan membuat rencana strategi yaitu

tahap implementasi strategi (strategic implementation) atas rencana strategi yang

telah dibuat, yang harus dilakukan dengan baik dan konsisten,guna untuk

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

mengantisipasi berbagai perubahan yang sangat cepat dari kondisi lingkungan

bank tersebut.

c. Seberapa jauh perkembangan program Office Channeling dinilai dari kinerja

perencanaan teknologi informasi suatu bank.

2. Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah ditetapkan diatas, maka peneliti

memberikan batasan, antara lain:

1. Hanya mencakup bahasan tentang faktor-faktor kinerja teknologi informasi Office

Channeling secara umumnya (menentukan faktor utama dan faktor penunjang

lainnya terhadap perkembangan Office Channeling) dan tidak membahas terlalu

mendalam, adapun pembahasan yang penulis uraikan adalah:

a) Faktor teknologi

b) Faktor nasabah

c) Faktor pesaing

d) Faktor internal bank

2. Penelitian dilakukan hanya kepada nasabah BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang penelitian sebagaimana dikemukakan diatas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

”Faktor-faktor apa saja yang akan terbentuk dari faktor-faktor Teknologi Informasi

dalam usaha bank yang terdiri dari faktor Teknologi, faktor Perilaku Nasabah, faktor

Pesaing, faktor Internal Bank dalam menunjang program Office Channeling”.

Page 21: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor

dalam teknologi informasi pada suatu bank (yaitu teknologi, perilaku nasabah,

pesaing dan internal bank) supaya mengetahui faktor yang paling berperan

penting terhadap office channeling pada bank syariah.

2. MANFAAT PENELITIAN

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat bagi :

a) Penulis.

Untuk mengimplementasikan ilmu yang penulis peroleh selama kuliah pada

program S1 jurusan manajemen perbankan.

b) PT.Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah

Penulis ingin memberikan sumbangan pikiran dari hasil penelitian ini dan

semoga dapat dijadikan gambaran dalam menerapkan sistem Office

Channeling pada PT. BNI Syariah. Terutama BNI Syariah cabang Jakarta

Selatan.

c) Bagi masyarakat (nasabah bank syariah).

Sebagai informasi tambahan yang dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi baik dalam hal

menabung maupun dalam mengajukan pembiayaan dengan menggunakan

program Office Channeling pada PT. BNI Syariah. Terutama Bank Negara

Indonesia (BNI) Syariah cabang Jakarta Selatan.

d) Perguruan tinggi.

Page 22: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Penelitian ini akan menambahkan keperpustakaan dibidang manajemen

perbankan dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan yang berisikan suatu

studi perbandingan yang bersifat karya ilmiah untuk menambah wawasan dan

pengetahuan, khususnya tentang perbankan syariah.

Page 23: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN BANK SYARIAH

Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga.

Bank Islam atau biasa disebut dengan Bank Tanpa Bunga, adalah lembaga keuangan atau

perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur’an

dan Hadits Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas

pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya yang disesuaikan dengan

prinsip syariat Islam. Antonio dan Perwataatmadja (1997) membedakan antara Bank

Islam dan Bank yang beroperasi dengan prinsip syari’ah Islam. Bank Syari’ah adalah (1)

bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah Islam; (2) bank yang tata

cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan Hadits.

Sementara bank yang beroperasi sesuai prinsip syari’ah Islam adalah bank yang

beroperasinya sesuai prinsip syari’ah Islam adalan bank yang beroperasinya itu mengikuti

ketentuan-ketentuan syari’ah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat

secara Islam. Dikatakan lebih lanjut, dalam tata cara bermuamalat itu dijauhi praktik-

praktik yang dikhawatirkan mengandung unsur-unsur riba untuk diisi dengan kegiatan-

kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan perdagangan.

Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial intermediary.

Artinya, lembaga bank adalah lembaga yang dalam aktivitasnya berkaitan dengan

masalah uang. Oleh karena itu, usaha bank akan selalu dikaitkan dengan masalah uang

yang merupakan alat pelancar terjadinya perdagangan yang utama. Kegiatan dan usaha

bank akan selalu terkait dengan komoditas, antara lain : (1) Memindahkan uang; (2)

Page 24: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Menerima dan membayarkan kembali uang nasabah; (3) Membeli dan menjual surat-surat

berharga; dan (4) Menerima jaminan bank.

Untuk menghindari pengoperasian bank dengan sistem bunga, Islam

memperkenalkan prinsip-prinsip muamalah Islam. Dengan kata lain, Bank Islam lahir

sebagai salah satu solusi alternatif terhadap persoalan pertentangan antara bunga bak dan

riba. Dengan demikian, kerinduan umat Islam Indonesia yang ingin melepaskan diri dari

persoalan riba telah mendapat jawaban dengan lahirnya Bank Syari’ah. Bank Syari’ah

lahir di Indonesia, yang gencarnya, pada sekitar tahun 90-an atau tepatnya setelah ada

Undang-Undang No. 7 tahun 1992, yang direvisi dengan Undang-Undang Perbankan No.

10 tahun1998, dalam bentuk sebuah bank yang beroperasinya dengan sistem bagi hasil

atau bank syari’ah.(Muhammad:1:2005)

B . PENGEMBANGAN OFFICE CHANNELING

Rasanya tidak ada yang membantah bila dikatakan negeri ini memiliki potensi pasar

domestik yang begitu besar untuk industri perbankan syariah. Gambaran kasar yang bisa

digelar adalah fakta 80% lebih dari penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 230 juta

merupakan umat Islam. Dengan ceruk pasar yang menganga lebar ini, harapan besar

layak disematkan kepada para stakeholder perbankan syariah untuk lebih berkembang,

berdampingan dengan bank konvensional. (Dadang Romansyah: 1:2004)

Tapi mengapa euforia yang terbentuk setelah tahun 1999 dengan berdirinya Bank

Syariah Mandiri (BSM) mendampingi Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang lebih dulu

tujuh tahun, justru jauh dari harapan. Angka mungkin tidak bisa berbohong dengan

melihat pangsa pasar perbankan syariah yang tak sampai 2% dibandingkan total

perbankan nasional, baik dari sisi perolehan dana pihak ketiga maupun total aset.

Page 25: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Di lapangan, upaya memacu industri perbankan syariah untuk bersaing di level yang

setara dengan perbankan konvensional justru melahirkan para pemain semu yang

terwujud dalam maraknya pembentukan divisi atau unit usaha syariah (UUS). Bank

Indonesia pun mafhum bila membentuk bank baru untuk menemani Bank Syariah

Mandiri, Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI) masih

terkendala aspek permodalan. Dalam UU No.10/ 1998 tentang Perbankan memang

disyaratkan modal pendirian suatu bank umum adalah sebesar Rp 3 triliun (Fahmi Ahmad

dalam Dadang Romansyah, 2005).

Berinvestasi mendirikan bank dengan dana minimum Rp 3 triliun di tengah upaya

konsolidasi perbankan nasional yang lebih dari 130 bank ini, mungkin dinilai investor

lokal sebagai hal yang penuh risiko. Alternatif lain adalah bekerja keras mempercantik

diri agar investor asing mau menyuntikkan dana segar ataupun langsung berinvestasi

membentuk bank syariah baru di Indonesia. Wacana ini merupakan buah pemikiran

adanya momentum pengalihan dana negara-negara petro dollar dari lahan ekonomi

Amerika Serikat dan Eropa ke negara-negara Asia.

Lalu Indonesia sendiri kapan. Ironis memang. Padahal indikasi minat investor asing

dari dunia Arab sebenarnya memang cukup riil dengan terbukti pada masuknya Boubyan

Bank dan Kuwait Finance House dalam rencana penambahan kepemilikan saham Bank

Muamalat. Sebelumnya pun, Islamic Development Bank (IDB) telah berpartisipasi

sebagai pemegang saham dalam pendirian bank syariah pertama ini. Karena selebihnya

hanya merupakan portofolio investasi oleh pemodal asing yang masuk ke industri

perbankan syariah lebih bersifat tidak langsung. Faktanya, Commerce Asset Berhad lebih

memilih mengembangkan usaha syariah di Bank Niaga melalui unit usaha syariah, begitu

pula dengan Standard Chartered Plc yang mengembangkan Bank Permata Syariah.

Kondisi tersebut membuat Bank Indonesia pun mengatur ulang kebijakannya. Sasaran

Page 26: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

target penguasaan pangsa pasar perbankan syariah tahun 2011 yang dipatok awalnya 9%

direvisi menjadi 5%-7%.

Ini mungkin lebih membumi, tapi tak hanya itu yang dilakukan Bank Indonesia.

Pertengahan tahun ini, bank sentral setelah berembuk dengan para praktisi mengeluarkan

wacana pemisahan unit usaha syariah (UUS) sebagai entitas tersendiri yang lepas dari

gandengan bank umum konvensional. Awal Oktober 2005, BI mengeluarkan kebijakan

terbaru yang lebih tepat dinilai sebagai insentif dengan melonggarkan peraturan

pembentukan bank syariah baru ataupun untuk kegiatan spin off (pemisahan) UUS. Syarat

modal pendirian bank umum syariah pun diturunkan dari Rp 3 triliun menjadi Rp1 triliun,

begitu pun kewajiban untuk pendirian Unit Usaha Syariah yang hendak melepaskan diri

dari induk perusahaan.

Kelonggaran juga diberikan Bank Indonesia kepada bank umum konvensional yang

hendak melakukan konversi atau perubahan core business menjadi bank syariah cukup

menyetor modal minimum Rp 100 miliar. Gayung pun bersambut dengan rumor pasar

bahwa Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) segera melepas

unit syariahnya menjadi entitas tersendiri.

1. Arah Kebijakan Pengembangan Bank Syariah

Industri perbankan masih menjadi sendi terpenting dalam perekonomian nasional.

Untuk menuju perbankan yang semakin baik, dalam konteks ini, sejak dua tahun lalu

Bank Indonesia telah menggariskan sebuah arah kebijakan yang disebut sebagai Arsi-

tektur Perbankan Indonesia (API). Sebagai sebuah rancangan bentuk industri yang

ingin dicapai di masa depan, API memuat berbagai program yang terfokus pada upaya

pembentukkan industri perbankan melalui langkah-langkah penguatan pada semua

sendi-sendi fundamental. Penguatan aspek kelembagaan, penyiapan infrastruktur

pendukung, peningkatan pelaksanaan fungsi perbankan dalam melayani masyarakat,

Page 27: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

peningkatan kemampuan institusi dan sumber daya, peningkatan kualitas pengawasan

dan pengaturan perbankan, sampai dengan menarik peran serta masyarakat dalam

menjaga ketahanan dan daya saing perbankan telah digariskan sebagai pilar-pilar yang

harus dimiliki oleh industri perbankan Indonesia ke depan.

Diawali dengan lahirnya Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan,

dalam bentuk sebuah bank yang beroperasi dengan menggunakan sistem bagi hasil.

Pada saat itu, bank Islam yang pertama kali muncul di Indonesia adalah Bank

Muamalat Indonesia. Selanjutnya, kekuatan hukum pendirian bank Islam tersebut

diperkuat dengan adanya undang-undang nomor 10 tahun 1998, sebagai revisi

Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992. Awal Oktober 2005, Bank Indonesia

mengeluarkan kebijakan dalam bentuk Peraturan Bank Indonesia No. 7/13/PBI/2005

tentang perubahan modal dasar pendirian bank umum syariah dan unit usaha syariah.

Syarat modal pendirian bank umum syariah pun diturunkan dari Rp 3 triliun

menjadi Rp1 triliun, begitu pun kewajiban untuk pendirian Unit Usaha Syariah yang

hendak melepaskan diri dari induk perusahaan.

Kajian Bank Indonesia menunjukkan bahwa saat ini pemahaman masyarakat akan

perbankan syariah memang terus mengalami peningkatan. Namun demikian, di sisi

lain minat untuk bertransaksi secara syariah masih rendah. Kondisi ini terjadi, antara

lain karena masih terbatasnya jaringan layanan perbankan syariah.

Oleh karena itu, peningkatan minat masyarakat untuk bertransaksi melalui

perbankan syariah ini harus difasilitasi oleh adanya kemudahan akses kepada jasa

perbankan syariah. Dengan demikian masyarakat tidak perlu lagi menempuh upaya

yang jauh lebih berat agar mereka dapat bertransaksi melalui perbankan syariah,

karena kemudahan akses pelayanan perbankan syariah yang sebanding dengan

perbankan konvensional.

Page 28: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Atas dasar hasil kajian ini pula, maka Bank Indonesia telah mencoba memikirkan

berbagai alternatif yang diharapkan dapat menjadi terobosan untuk secara signifikan

meningkatkan kemampuan perbankan dalam melayani dan menyediakan kemudahan

bertransaksi syariah kepada masyarakat.

Oleh karena itu maka pada akhir bulan Januari 2006 Bank Indonesia

mengeluarkan peraturan baru yaitu PBI No.8/3/PBI/2006 tentang PERUBAHAN

KEGIATAN USAHA BANK UMUM KONVENSIONAL MENJADI BANK UMUM

SYARIAH & PEMBUKAAN KANTOR SYARIAH OLEH BANK UMUM

KONVENSIONAL, yaitu sebuah ketentuan yang memperbolehkan cabang bank

konvensional yang telah memiliki Unit Usaha Syariah untuk juga melayani transaksi

syariah (office channelling). Dengan menyediakan layanan office chanelling di

cabang konvensionalnya, Bank tidak perlu lagi membuka cabang Unit Usaha Syariah

di banyak tempat untuk dapat memberikan pelayanan perbankan syariah. Tentu saja

layanan office chanelling membutuhkan dukungan jaringan teknologi informasi serta

instalasi perangkat lunak perbankan syariah di cabang-cabang bank yang akan

menyediakan jasa office chanelling untuk transaksi perbankan syariah.

Dengan segala upaya dan kerja keras para stakeholder perbankan syariah ini

semoga dapat mengantarkan industri perbankan syariah ini berada berdampingan

dengan perbankan konvensional di jalur yang sama. Publik pun menanti agar bank

syariah tidak hanya menebar pesona religius sebagai pembeda dalam pemberian

layanan maksimum kepada nasabah maupun solusi bagi perekonomian nasional.

Page 29: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Gambar 2.1

Moment Terpenting Kebijakan Pengembangan Bank Syariah di Indonesia

Sumber : Dadang Romansyah, Strategi Pengembangan Bank Syariah Melalui Office

Channeling.

2. Office Channelling dan Implikasinya terhadap Pengembangan Bank Syariah

Dalam rangka meningkatkan akses masyarakat kepada jasa perbankan syariah,

Bank Indonesia membolehkan cabang bank konvensional yang telah memiliki Unit

Usaha Syariah (UUS) untuk juga melayani transaksi syariah (office channelling).

Dengan begitu bank tidak perlu lagi membuka cabang UUS di banyak tempat untuk

dapat memberikan pelayanan perbankan syariah. Publik perbankan belum begitu

familiar dengan istilah office channelling ini. Bahkan, beberapa bankir menilai office

channelling ini mirip dengan sistem perbankan dua jendela (two windows system)

yang berlaku di Malaysia. Padahal, sesungguhnya terdapat perbedaan yang mendasar

antara office channelling dengan two windows system.

Office channelling adalah istilah yang digunakan Bank Indonesia untuk

menggambarkan penggunaan kantor bank umum (konvensional) dalam melayani

transaksi-transaksi dengan skim syariah, dengan syarat bank bersangkutan telah

Tentang Perbankan

UU No. 7 /1992

UU No. 10/1998

Dual Banking System

Fatwa DSN-MUI

Fatwa Bunga Bank Haram

PBI No.7/13/PBI/2005

Th. 1992

Th. 1998

Th. 2006

Th. 2005

Th. 2003

Modal Minimum Bank Syariah

PBI No.8/3/PBI/2006

Layanan Syariah (Office Channelling)

Page 30: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

memiliki Unit Usaha Syariah. Berbeda dengan office channelling versi Indonesia, two

windows system yang digunakan di Malaysia, memperbolehkan bank umum

(konvensional) yang tidak memiliki UUS atau kantor cabang syariah, untuk

melakukan transaksi dengan skim syariah dalam satu kantor (office). Dengan kata

lain, dalam satu bank, terdapat dua sistem layanan sekaligus: skim syariah dan

konvensional.

Bank Indonesia saat ini baru mengizinkan transaksi penghimpunan dana pihak

ketiga (DPK). Sedangkan untuk transaksi pembiayaan, untuk sementara, tetap harus

dilakukan di kantor UUS atau kantor cabang syariah dan untuk kebijakan manajemen

dan sumberdaya manusia (SDM) tetap ditentukan oleh kantor pusat bank

bersangkutan. Dengan kata lain, bank yang memiliki UUS tersebut hanya dapat

memanfaatkan tempat yang ada pada kantor konvensional untuk melakukan transaksi

dengan skim syariah. Berbeda dengan office chanelling ini, konsep two windows

system yang selama ini dipopulerkan Malaysia, mengizinkan semua transaksi syariah

dilayani oleh kantor bank umum konvensional, termasuk dalam hal kebijakan

manajemen dan SDM (Sunarsip dalam Dadang Romansyah, 2006).

a. Implikasi Strategis Kebijakan Office Channelling

Diberlakukannya sistem office channelling ini, diperkirakan akan

memberikan dampak yang positif terhadap perkembangan industri bank syariah

di masa mendatang. Pertama, dengan diberlakukannya office channelling, tentu

akan semakin memudahkan bagi nasabah untuk melakukan transaksi syariah.

Dengan kata lain, akses terhadap lokasi bank syariah yang selama ini menjadi

kendala bagi nasabah untuk mendapatkan fasilitas transaksi syariah akan dapat

teratasi. Selama ini masyarakat yang akan bertransaksi dengan bank syariah

Page 31: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

mengalami kesulitan karena belum banyak bank syariah yang beroperasi di

Indonesia.

Kedua, dengan semakin mudahnya para nasabah untuk mendapatkan akses

layanan perbankan syariah, diperkirakan perkembangan Dana Pihak Ketiga akan

semakin besar. Dengan demikian, peran perbankan syariah dalam melayani

kebutuhan masyarakat dalam melayani penyimpanan DPK akan semakin

membaik. Ditinjau dari karakteristik assets dan liabilities bank syariah,

kebijakan office channeling berpeluang diterapkan untuk sisi liabilities (dana).

Penghimpunan dana baik tabungan, giro dan deposito dapat dipasarkan massal

melalui cabang konvensional. Sedangkan produk assets (pembiayaan) butuh

desain yang bersifat tailor made sesuai kebutuhan nasabah (mudharib) sehingga

lebih sulit dipasarkan melalui cabang konvensional. Kecuali, terbatas pada

produk murabahah dan ijarah konsumtif.

Umumnya kantor cabang syariah (KCS) memasarkan produk assets dan

liabilitiesnya. Kecuali kantor cabang pembantu (KCPS) yang biasanya fokus

pada penghimpunan dana. Dengan office channeling, penghimpunan dana dapat

dilakukan cabang konvensional yang jumlahnya puluhan bahkan ratusan,

dibandingkan cabang syariah yang baru satuan atau belasan. Cabang syariah

bisa lebih fokus pada pembiayaan. Secara otomatis cabang syariah

bertransformasi menjadi semacam Sentra Pembiayaan Syariah (Wahyu Avianto

dalam Dadang Romansyah, 2005).

Dengan fokus pada pembiayaan, diharapkan kualitas pembiayaan makin

baik, baik dari sisi analisa kelayakan, implementasi kepatuhan aspek syariah,

dan pemantauan kinerja mudharib. Sepintas, office channeling hanya dapat

dimanfaatkan oleh UUS saja. Namun, kedepan office channelling sebetulnya

Page 32: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

bisa juga dilakukan oleh bank syariah dengan PT. Pos atau dengan antar induk

yang berbeda, selama memenuhi ketentuan dan persyaratan office channelling

baik dari Bank Indonesia maupun Dewan Syariah Nasional. Office Channeling

akan meningkatkan penghimpunan dana dan kemudian kualitas pembiayaan

yang berujung pada aset dan pertumbuhan bank syariah yang makin baik.

Berikutnya adalah bagaimana agar bank syariah bisa mempengaruhi kebijakan

ekonomi nasional sehingga bisa membawa dampak pada kesejahteraan umat.

Ketiga, office channelling diharapkan bisa meningkatkan pangsa pasar

(market share) perbankan syariah terhadap perbankan nasional. Dengan semakin

mudahnya mendapatkan informasi dan akses terhadap kantor bank syariah,

diharapkan market share yang saat ini baru sekitar 1,35% akan semakin besar.

Keempat, dengan menerapkan office channelling yang mencakup ko-lokasi

fisik gedung, satu pekerja yang diperbolehkan melakukan transaksi baik syariah

maupun konvensional, maka efisiensi yang dapat dilakukan oleh Bank Syariah

akan menjadi sangat luar biasa.

Layanan Syariah untuk mendorong akselerasi pertumbuhan Bank Syariah.

Suatu bank seperti BRI, BNI, Permata, Niaga yang mempunyai jaringan sangat

luas, sekaligus akan segera dapat berfungsi sebagai Bank Syariah. Dalam ukuran

waktu kurang dari tahunan, Indonesia akan mempunyai Bank Syariah yang

jangkauannya tidak saja mencapai kabupaten atau kecamatan, tapi malah sampai

ke tingkat kelurahan. Sebuah perkembangan yang maha dahsyat, sehingga

wilayah darurat atas fatwa DSN tentang pengharaman bunga bank yang

dikecualikan untuk daerah-daerah yang belum ada bank syariah, bisa direvisi

dan ditinjau ulang.

b. Pandangan Negatif terhadap Kebijakan Office Channelling

Page 33: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Istilah office channelling sendiri tidak terdapat satupun dalam Peraturan

Bank Indonesia tentang office channelling atau PBI No. 8/3/PBI/2006. Yang ada

hanya tentang Layanan Syariah (LS). Layanan Syariah dapat dibuka dalam satu

wilayah kantor Bank Indonesia dengan Kantor Cabang (KC) Syariah Induknya,

dengan menggunakan pola kerja sama antara KC Syariah Induknya dengan KC

dan atau KC Pembantu, atau dengan menggunakan sumber daya manusia sendiri

Bank yang telah memiliki pengetahuan mengenai produk dan operasional Bank

Syariah.

Selanjutnya Layanan Syariah wajib memiliki pembukuan yang terpisah

dari Kantor Cabang dan atau Kantor Cabang Pembantu, menggunakan standar

akuntansi keuangan yang berlaku bagi perbankan syariah, dan laporan keuangan

Layanan Syariah wajib digabungkan dengan laporan keuangan Kantor Cabang

Syariah Induknya pada hari yang sama.

Kebijakan office channelling ini, tentunya harus disikapi secara

proporsional. Hal ini penting, sebab jangan karena saking semangatnya

menyambut kebijakan yang positif ini, kita lupa dengan isu-isu lain yang bisa

menghambat penerapan office channelling tersebut.

Dengan ketentuan Layanan Syariah seperti di atas, timbul beberapa catatan

pertanyaan yang mengemuka dan belum terjawab berdasarkan hitam putih

sesuai ketentuan yang ada. Beberapa pertanyaan yang mengemuka dan bersifat

detail operasional office channelling dimaksud adalah (Sutrisno Mukayan dalam

Dadang Romansyah, 2006) :

Pertama, Full one person dedicated. Pemahanan yang timbul tentang

office channelling adalah tentang Full one person dedicated, artinya seorang

pekerja secara khusus hanya boleh melayani transaksi satu jenis bank saja,

Page 34: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

syariah atau konvensional. Apabila seorang pekerja telah melayani transaksi

syariah, maka orang tersebut tidak boleh melayani transaksi konvensional, dan

sebaliknya. Sementara itu, PBI tentang office channelling memungkinkan bahwa

Layanan Syariah dapat dibuka dengan cara pola kerja sama antara Kantor

Cabang Syariah Induk dengan Kantor Cabang dan atau Kantor Cabang

Pembantu konvensional.

Kemungkinan pelayanan rangkap dimaksud timbul dengan dasar

pemikiran bahwa yang membuat suatu transaski menjadi syariah atau tidak

bukanlah orang atau siapa yang melakukan traksaksi, tetapi tergantung pada

bagaimana transaksi dijalakankan. Artinya selama transaksi telah memenuhi

syarat dan rukun yang telah ditetapkan terlepas dari siapa yang melakukan,

transaksi tersebut tetap menjadi syariah. Halal dan haramnya suatu transaksi

tergantung dari pada beberapa kriteria, yaitu pertama, objek yang dijadikan

transaksi apakah objek halal atau objek haram. Kedua, cara bertransaksi

menggunakan cara yang telah dicontohkan oleh Rasulullah (transaksi halal) atau

transaksi yang bertentangan dengan syariat Islam (Sutrisno Mukayan dalam

Dadang Romansyah, 2006). Berikut ini gambaran dalam penentuan halal dan

haramnya suatu transaksi :

Gambar 2.2

Gambaran dalam penentuan halal dan haramnya suatu transaksi

Cara Halal Cara Haram

A

TRANSAKSI

HALAL

B

TRANSAKSI

HARAM

Page 35: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Objek Halal

Objek Haram

Sumber: Slamet Wiyono(2006), , Cara Mudah Memahami Akuntansi

Perbankan Syariah.

Kedua, Integrated Core Banking System. Core Banking System (CBS)

adalah aplikasi utama yang digunakan untuk mencatat dan membukukan semua

transaksi yang dilakukan bank. Dalam PBI, diatur bahwa Layanan Syariah harus

memiliki pencatatan dan pembukuan yang terpisah dari Kantor Cabang dan atau

KC Pembantu konvensional, yang selanjutnya laporan atas transaksi harian

tersebut wajib digabungkan dengan laporan Kantor Cabang Syariah induknya.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah diperbolehkan transaksi Bank Syariah dan

Bank Konvensional dibukukan dan diproses dalam satu Core Banking System

yang sama.

Hal ini sangat dimungkinkan mengingat perkembangan aplikasi Core

Banking System dewasa ini mampu meng-handle transaksi yang bersifat multi-

bank atau multicompany. Dengan Core Banking System yang mempunyai

kemampuan multi-bank maka CBS bisa mencatat dan mengadministrasikan

secara bersamaan baik produk dan jasa Bank Syariah maupun Bank

Konvensional, tetapi tetap mampu memisahkan mana transaksi Bank Syariah

dan mana transaksi Bank Konvensional. Oleh karena itu CBS multi-bank bisa

menghasilkan accounting entity yang berbeda antara Bank Syariah dan Bank

C

TRANSAKSI

HARAM

D

TRANSAKSI

HARAM

Page 36: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Konvensional, sehingga laporan-laporan yang dihasilkan oleh perusahaan yang

berdiri sendiri seperti Neraca, Laba Rugi, dan laporan lainnya juga dapat

dihasilkan dan terpisah secara otomatis antara Bank Syariah dan Bank

Konvensional (Sutrisno Mukayan dalam Dadang Romansyah, 2006).

Ketiga, perlu dipahami bahwa pola office channelling, kemungkinan baru

akan teruji pada sisi liabilities-nya neraca bank, yaitu sisi funding. Yang menjadi

masalah, setelah funding diperoleh, pekerjaan selanjutnya adalah bagaimana

mengalokasikan dana tersebut kedalam bentuk pembiayaannya (financing).

Padahal, kalau dana dari skim syariah dialokasikan dalam kredit berbentuk

konvensional adalah tidak diperbolehkan alias haram dalam konsep bank

syariah. Dengan kata lain, selain pola ini bisa mendorong pertumbuhan

perbankan syariah dari sisi funding, pola office channelling juga memunculkan

tantangan tersendiri bagi para bankir untuk penempatan dananya pada sektor

dan skim yang halal.

Keempat, perlu diperhatikan adalah jangan sampai pola office channelling

ini merusak citra positif (terutama aspek kehalalannya) dari perbankan syariah.

Perlu diketahui, pola two windows system yang selama ini diterapkan di

Malaysia masih diperdebatkan (debatable) keberadaanya oleh para syariah

scholars baik di Timur Tengah, maupun di Malaysia sendiri. Inti yang

diperdebatkan adalah kehalalan praktik mencampuradukkan antara praktik

syariah dan praktik konvensional dalam 'satu keranjang'. Dengan kata lain,

karena pola office chanelling ini ada kemiripan dengan two windows system di

Malaysia, maka aspek kehalalan produk dan praktik perbankan yang sesuai

syariah harus diutamakan.

Page 37: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Logika percampuran uang dianalogikan dengan restoran yang menjual

masakan babi yang haram dan makanan halal. Sehingga, memungkinkan terjadi

percampuran baik melalui wadah penggorengan, sisa minyak, tangan koki dan

lainnya. Percampuran tersebut dimungkinkan, karena baik babi, makanan halal

maupun media perantara, secara substansi bersifat riil (ada unsur atau senyawa

kimiawi yang menyusun materi). Sedangkan sistem keuangan tidak dapat

dianalogikan seperti itu karena bersifat abstrak.

Uang yang digunakan sekarang ini, jika ditelurusi sejarah uang kertas,

adalah dipersamakan dengan catatan berisi janji dari penerbit yang menyatakan

lembaran itu dapat ditukar dengan emas senilai nominal yang tertera. Pada era

modern, kertas janji-janji tersebut, oleh bank disimpan dalam memory dan hard

disk komputer. Kapan janji baru diterima, kapan janji itu akan diperjanjikan lagi

kepada pihak lain, dan sebagainya. Sehingga yang ada pada bank adalah sekedar

catatan-catatan atau ingatan janji-janji saja. Dengan demikian karena uang pada

bank bersifat abstrak dan tidak bersifat benda kimiawi, maka logika

penggorengan tersebut kurang tepat (Wahyu Avianto dalam Dadang

Romansyah, 2005).

Kelima, yang merupakan kekhawatiran berikutnya adalah pendapatan

bunga kredit yang mungkin nyasar ke bank syariah. Hal ini sebenarnya diatur

dalam sistem akuntansi perbankan syariah berdasarkan PSAK 59. Peraturan

tersebut tidak mengakui pendapatan bunga atau pendapatan non-halal lainnya

sebagai pendapatan bank syariah. Dana syariah tidak boleh disalurkan ke

konvensional dan juga sebaliknya. Laporan keuangan bank syariah pun

disajikan tersendiri bahkan oleh bank konvensional yang memiliki UUS,

masyarakat dapat memantaunya.

Page 38: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Terakhir, jika ke depan dengan pola office channelling ini akan berlanjut

untuk menyatukan dua model pembiayaan, yaitu: syariah dan konvensional

dalam satu kantor, maka yang perlu diperhatikan adalah aspek kepatuhan

terhadap syariah (syariah compliance). Pengalaman di Malaysia dalam

mengelola industri perbankan syariah, sarat dengan kontroversi. Hal ini

mengingat, regulasi yang dijalankan sangat longgar terhadap kepatuhan syariah

(syariah compliance), yang hingga kini diperdebatkan oleh syariah scholars.

C. PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM USAHA BANK

Keberhasilan kinerja suatu bank, baik konvensional maupun bank syariah, sangat

ditentukan oleh bagaimana bank tersebut membuat rencana jangka panjang, rencana

jangka menengah dan rencana jangka pendek, yang biasanya tertuang dalam bentuk

rencana bisnis (Business Plan) dan rencana strategi (strategi plan). Rencana teknologi

informasi suatu bank harus mengacu pada rencana strategi dan rencana bisnis bank

tersebut.

Bank yang telah memiliki rencana strategi baik, belumlah menjamin akan

keberhasilannya, sebab masih harus melewati tahap berikutnya yang tidak kalah

pentingnya dengan membuat rencana strategi yaitu tahap implementasi strategi (strategic

implementation) atas rencana strategi yang telah dibuat, yang harus dilakukan dengan

baik dan konsisten, guna untuk mengantisipasi berbagai perubahan yang sangat cepat dari

kondisi lingkungan bank tersebut.

Ada empat kekuatan perubahan (force of changes) yang dapat mempengaruhi

kinerja suatu bank, yaitu: perubahan teknologi (technology changes), perubahan perilaku

nasabah (customers behavior changes), perubahan pesaing (competitors changes) dan

Page 39: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

kondisi internal perusahaan itu sendiri (company condition). (Tim Pengembangan

Perbankan Syariah Institute Bankir Indonesia,2001:296 ).

1. PERUBAHAN TEKNOLOGI

Dalam usaha perbankan teknologi selain berpengaruh besar terhadap kualitas jasa

layanan yang diberikan, juga sekaligus menjadi ancaman kelangsungan usaha suatu

bank. Pengaruh besar teknologi terhadap kualitas layanan akan terlihat pada saat bank

mulai berkembang, jumlah nasabah semakin meningkat, jenis transaksi semakin

banyak dan semakin kompleks, saat itulah bank mulai kewalahan, sistem teknologi

informasinya mulai jatuh bangun karena kapasitas telah dilewati,apalagi bicara soal

”respons time” pastilah tidak akan memenuhi ekspektasi nasabah. Ancaman dari

perkembangan dan penerapan teknologi informasi terhadap kelangsungan usaha bank

terlihat dari munculnya ”Global Information Network and Financial Service” (Tim

Pengembangan Perbankan Syariah Institute Bankir Indonesia,2001:296 ).

Pengaruh paling besar bagi bank adalah adanya perkembangan dan penerapan

dalam bidang teknologi informasi yang melibatkan perangkat teknologi (hardware

dan software) dan teknologi komunikasi. Melalui penerapan teknologi informasi

seluruh bank, baik bank konvensional maupun dalam bidang syariah di dunia, berpacu

meningkatkan efisiensi dan produktivitas dengan memperbaiki kinerja operasionalnya

dan pengelolaan manajemennya dengan dengan penerapan teknologi mutakhir.

Berbagai bank asing dan bank nasional,misalnya Citibank dan BCA, telah

menempatkan teknologi informasinya sebagai Point Of Differentiation dan kunci

Competitive Advantage dalam persaingan dengan bank lain. Mereka telah mampu

melakukan konversi dari keunggulan teknologi informasi yang dimilikinya menjadi

Page 40: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

lahan Fee Based Income dan Funding. (Tim Pengembangan Perbankan Syariah

Institute Bankir Indonesia,2001: 297).

Beberapa kemajuan teknologi informasi yang saat ini sangat berpengaruh dan

mungkin akan tetap bertahan hingga dekade mendatang adalah layanan jasa

perbankan berbasis internet (internet banking/web banking) dan layanan jasa

perbankan berbasis teknologi telepon seluler (mobile banking) baik dengan dukungan

teknologi Wireless Aplication Protocol (WAP) maupun dengan dukungan Short

Message Services (SMS). Penerapan teknologi informasi tersebut mampu

meningkatkan jasa layanan perbankan kepada nasabah dan dapat memberikan

delivering value yang lebih tinggi kepada nasabah.

Berbagai kemajuan teknologi informasi ini harus terus dipantau arah dan

kemungkinan penerapannya dalam layanan perbankan. Penerapan teknologi informasi

menjadi semakin penting bagi kelangsungan usaha suatu bank, mengingat bank-bank

diseluruh dunia saat ini tengah berpacu untuk menerapkan berbagai kemajuan

teknologi informasi. Keterlambatan dalam penerapan teknologi informasi dapat

berdampak luas bagi bank, terutama dalam posisi (positioning) bank dalam

persaingan.

Penerapan teknologi informasi dalam usaha selalu memiliki dua implikasi yang

saling bertolak belakang, satu sisi penerapan teknologi informasi yang memberikan

delevery value yang lebih tinggi kepada nasabah, tapi disisi lain penerapan teknologi

informasi tersebut mengandung pula risiko, baik risiko finansial maupun risiko

nonfinansial, semakin canggih teknologi informasi yang diterapkan, akan semakin

tinggi pula risiko yang harus dihadapi. Semakin kecil tingkat risiko yang diinginkan

akan berdampak kepada biaya pengamanan yang semakin tinggi.

Page 41: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Oleh karena itu penerapan teknologi informasi dalam usaha bank harus

dilakukan secara profesional, dengan pengendalian yang memadai untuk tingkat risiko

yang masih dapat diterima dan biaya yang tidak terlalu tinggi. Penerapan prinsip

operasional perbankan mutlak harus diterapkan, diantaranya adalah:

1. Prinsip tiga pihak terkait, maker, checker dan authorizer.

2. Prinsip pengendalian ganda (dual control).

3. Prinsip pemisahan tugas (segregation of duties).

4. Prinsip pendokumentasian yang memadai (good records).

Lingkup manajeman teknologi informasi dapat dikelompokkan menjadi tiga

functional area, yaitu:

1. Pengembangan sistem (systems development).

2. Dukungan teknis (technical support).

3. Operasional pusat pengolahan data (data center operation).

Fungsi ketiga tersebut walaupun secara fisik dapat berada dalam ruang yang

saling bersebelahan, saling menempel bahkan mungkin berada dalam satu ruang yang

sama, namun secara logika harus tetap dikelola secara terpisah. Diperlukan suatu

pihak antar muka yang dapat menjembatani antara ketiga fungsi tersebut.

Fungsi antarmuka tersebut dilakukan oleh dukungan teknis (technical support),

guna untuk menjaga independensi pemisahan tugas dan agar tetap dapat menjaga

kelancaran hubungan dan kerja antara fungsi pengembangan sistem (system

development) dalam fungsi operasional pusat pengolahan data (data center operation)

(Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institute Bankir Indonesia,2001:298 ).

2. PERUBAHAN PERILAKU NASABAH

Page 42: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Krisis yang terus berkepanjangan melanda kawasan Asia seperti juga melanda

Indonesia hingga kini, telah merubah perilaku konsumen. Daya beli konsumen

semakin menurun, konsumen semakin kritis dan cenderung value oriented dalam

memiliki produk maupun layanan jasa. Terdapat kecenderungan terjadinya market

downscaling yaitu konsumen yang dulunya quality oriented turun posisi menjadi

value oriented, sementara konsumen yang dulunya value oriented beralih menjadi

price oriented. Menurunnya daya beli konsumen ini menjadikan konsumen semakin

selektif, hanya barang-barang dan jasa yang mampu memberikan value yang tinggi

saja yang akan dibeli.

Dalam usaha perbankan fenomena tersebut terlihat dari penurunan yang sangat

tajam pengguna kartu kredit, sebagai gantinya penggunaan kartu debet semakin

meningkat, karena nasabah dapat lebih mengatur sendiri penggunaannya dan mampu

memberikan kemudahan dalam pengambilan uang kapanpun dan dimana saja berada.

Nasabah perbankan menjadi semakin pintar dan mulai tumbuh rasa kebutuhan

dukungan keuangan yang memberikan mamfaat jangka panjang. Kondisi ini

mendorong meningkatnya kebutuhan invesment oriented dalam layanan jasa

keuangan, baik dari sisi funding maupun lending.

Kebutuhan pembiayaan usaha semakin sulit kalau hanya mengandalkan sistem

perbankan konvensional, selain mahal ternyata juga terbatas dan jika kondisi tingkat

suku bunga tinggi, akan sangat memberatkan bagi nasabah penerima kredit

perbankan. Oleh sebab itu timbullah kebutuhan alternatif jasa layanan pembiayaan

dari perbankan syariah yaitu berupa produk pembiayaan dari bank syariah. Perubahan

perilaku konsumen yang perlu mendapat perhatian juga adalah adanya apresiasi

terhadap ajaran agama Islam.

Page 43: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Gejala ini mulai timbul sejak tahun 80-an, dimana orang mulai berani secara

terbuka menunjukkan ketaatan dalam menjalankan syariat Islam. Pada mulanya

apresiasi terhadap ajaran agama Islam ini hanya terkait pada aspek ritual, tetapi

kemudian pelan tapi pasti, kecenderungan ini telah berkembang kepada aspek

muamalah. Hal inilah yang mendorong munculnya bank-bank syariah baru di

Indonesia (Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institute Bankir

Indonesia,2001:299 ).

3. PERUBAHAN PESAING

Perubahan yang dipicu oleh teknologi, ekonomi, pasar, sosial budaya, kondisi

politik terutama yang berkaitan dengan perundang-undangan dan regulasi perbankan.

Pada gilirannya menyebabkan berubahnya kondisi persaingan. Persaingan ini bukan

hanya ditingkat nasional namun juga ditingkat global. Dengan tingginya persaingan

ini, berbagai langkah dan gerak pesaing harus terus-menerus dicermati dan dipantau,

agar bank dapat memilih langkah dan strategi yang tepat untuk menghadapinya.

Berbagai dinamika yang terjadi dalam persaingan usaha perbankan syariah nasional

dapat digolongkan kedalam empat aspek berikut :

a. Kehadiran para pemain baru di perbankan syariah, setelah diberlakukannya

Undang-Undang No. 7 tahun 1992. undang-undang ini memberi kesempatan

seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendirikan usaha bank yang

operasionalnya berdasarkan syariah (Sistem Bank Tanpa Bunga), termasuk

didalamnya kesempatan bagi bank konvensional untuk membuka kantor

cabangnya yang khusus melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah.

Dengan diberlakukannya Undang-undang tersebut, berarti pemerintah tidak

lagi memberikan hak eksklusif kepada Bank Muamalat. Undang-undang

Page 44: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

tersebut telah merubah posisi Bank Muamalat menjadi dalam tekanan untuk

mempertahankan kelangsungan usahanya. Disisi lain munculnya para pemain

baru dalam perbankan syariah, akan menciptakan noise dan pada akhirnya

justru akan membesarkan pangsa pasar perbankan nasional termasuk pangsa

pasar perbankan syariah nasional.

b. Kebutuhan akan jumlah jaringan outlet. Menyebabkan semakin pentingnya

skala perusahaan ( size ) dan franchise-value untuk dijadikan sebagai

komponen keunggulan bersaing sebuah bank. Dengan size yang besar,

diharapkan bank akan memiliki modal besar dan rasio kecukupan modal

(CAR) lebih baik, lebih leluasa melakukan ekspansi dan memiliki cadangan

cukup besar pula untuk non performing loans. Size yang besar saja tidak

cukup, karena size yang besar yang dimiliki bank nasional tidak akan banyak

berarti dihadapan bank-bank global. Oleh karena itu dukungan kuat dana

pihak ketiga baru akan terwujud jika bank tersebut telah memiliki franchise

value yang tinggi. Selain merger dengan bank lain untuk menciptakan size

yang besar dapat dilakukan dengan jalan aliansi strategi (strategic alliance).

c. Terkait dengan urgensinya untuk memiliki franchise value yang kuat, bank-

bank global telah memiliki franchise value yang kuat, bank-bank global telah

memiliki keunggulan supply chain management and global network

management yang baik, sehingga bank global memiliki kemampuan untuk

melayani nasabah hingga melewati batas wilayah dan negara secara efektif

dan efisien.

d. Keberadaan bank-bank global di pasar domestik, bahkan mereka diberi

keleluasaan untuk beroperasi keseluruh wilayah Indonesia, yang didukung

dengan supply chain management dan market based asset management yang

Page 45: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

kuat, benar-benar menjadi ancaman yang serius bagi bank-bank maupun

lembaga keuangan nonbank nasional termasuk bagi bank-bank syariah di

Indonesia.

4. KONDISI INTERNAL BANK

Dari berbagai kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi kinerja suatu bank

tersebut diatas, kinerja suatu bank juga sangat ditentukan oleh kondisi internal bank

tersebut, terutama dalam upayanya untuk mengantisipasi semua perubahan

lingkungan tersebut. Kinerja suatu bank sangat ditentukan oleh upaya bank tersebut

dalam usaha merebut market share sesuai dengan potensi market size yang dapat

dibidik.

Karena keterbatasan jaringan, banyak kendala yang dihadapi bank dalam upaya

untuk meningkatkan kegiatan funding, lending dan fee based income. Selain terdapat

kendala umum yang juga dialami oleh perbankan konvensional, perbankan syariah

memiliki kendala yang bersifat khusus, yaitu bank syariah harus mampu

menunjukkan emotional maupun functional benefit.

Kondisi internal suatu bank sangat menentukan akan keberhasilannya dalam

tahap implementasi rencana strategis. Keberhasilan strategi suatu bank, selain

memiliki strategi yang baik, masih diperlukan 6 ”S” lainya yaitu : Structure, System,

Style, Staff, Skills dan Share value(Mckinsey 7-S Model).

Structure dicerminkan oleh struktur organisasi yang sesuai dengan rencana

strategi (strategic plan). Systems mencakup sistem dan prosedur serta sistem dan

teknologi informasi yang diterapkan. Style adalah gaya dalam memberikan jasa

pelayanan kepada nasabah. Staff sangat berkaitan dengan kualitas sumber daya

manusia yang dimiliki oleh bank. Skills adalah keterampilan dan kompetensi sumber

Page 46: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

manusia yang ada di dalam bank. Shared Value adalah nilai-nilai bersama yang dianut

oleh seluruh anggota organisasi.

Elemen-elemen ”S” tersebut dapat dipakai sebagai landasan untuk mewujudkan

misi dan visi bank dan diharapkan dapat menjadi corporate culture organisasi. Yang

perlu digarisbawahi disini adalah Staff, Style, dan Skills. Dimulai dari rekruitment

yang tepat, pengembangan dan pelatihan yang memadai guna untuk meningkatkan

kompetensi, hingga penempatan yang tepat pula, hal ini perlu dibentuk melalui

pelatihan yang tepat dan berkesinambungan, sehingga dapat mewujudkan Style yang

diinginkan dan memiliki nilai-nilai bersama (Shared Value) yang diinginkan, pada

gilirannya nanti dapat dibentuk suatu corporate culture yang sesuai dengan prinsip-

prinsip syariah.

Selain itu ada yang perlu digarisbawahi juga yaitu Systems. Sistem yang

dimaksud disini adalah teknologi sistem informasi yang digunakan untuk mendukung

operasional bank syariah, baik dari sisi funding maupun lending atau sisi pembiayaan.

Modul-modul syariah dari sistem tersebut harus benar-benar dirancang dan dibuat

dengan menggunakan dasar prinsip-prinsip adanya akuntansi syariah, bukan sekedar

mengadopsi sistem konvensional yang disyariahkan.

Hal ini disebabkan karena konsep sistem konvensional menggunakan prinsip

accruals dan interest basis system, sedangkan sistem syariah menggunakan prinsip

cash basis dan non interest basis systems. Konsep loan system dalam sistem bank

konvensional sama sekali berbeda dengan konsep pembiayaan dalam sistem

perbankan syariah. Cakupan produk bank syariah, mulai dari Ijarah (leasing),

pembiayaan syariah, misalnya : hawalah, hingga rahn atau pegadaian

(security/mortgage).

Page 47: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

D. PENELITIAN TERDAHULU.

Sebagai pertimbangan dan acuan perbandingan untuk landasan penelitian yang

akan dilakukan oleh peneliti, maka penelitian menggunakan Fajar Suryo Saputro

(2007) sebagai acuan perbandingan.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Fajar Suryo Saputro (2007) dengan

judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Memilih

Warnet Pada Warnet Click Net Di Ciputat”. Alat analisis yang digunakan adalah

analisis faktor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang

dipertimbangkan konsumen dalam memilih jasa warnet yang mau dipakai.

E. KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang tertuang

dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari

kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah

yang ditetapkan.(Abdul Hamid :2007:26 ).

Untuk memperjelas jalannya penelitian ini, maka peneliti membuat kerangka

berpikir sebagai berikut:

Page 48: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Dari gambar di atas, dapat dijelaskan bahwa dari 16 variabel yang telah

disebutkan diatas , maka dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Kualitas jasa layanan yang diberikan.

2. Kelangsungan usaha suatu bank .

3. Jenis transaksi semakin meningkat.

4. Jenis transaksi semakin kompetitif.

5. Produk-produk perbankan kompetitif.

6. Memperluas akses nasabah. 7. Memenuhi kebutuhan

masyarakat terhadap produk-produk perbankan.

8. Kebutuhan terhadap layanan jasa keuangan lebih meningkat.

9. Pelayanan yang terbaik atau istimewa dibandingkan bank syariah yang lainnya.

10. Kemudahan bertransaksi dengan banyaknya jumlah outlet atau jaringan.

11. Kemampuan bersaing. 12. Kemampuan mengungguli

dalam hal produk-produk perbankan.

13. Reputasi semakin bagus. 14. Semakin dikenal masyarakat. 15. Mengedepankan prinsip-

prinsip syariah. 16. Maksimal dalam pelayanan.

Analisis

Faktor ke-1

Faktor ke-2

Faktor ke-3

Faktor ke-n

Page 49: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

1. Teknologi

1) Kualitas jasa layanan yang diberikan.

2) Kelangsungan usaha suatu bank.

3) Jenis transaksi semakin meningkat.

4) Jenis transaksi semakin kompetitif.

2. Perilaku nasabah

5) Produk-produk perbankan kompetitif.

6) Memperluas akses nasabah.

7) Memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap produk-produk perbankan.

8) Kebutuhan terhadap layanan jasa keuangan lebih meningkat.

3. Pesaing

9) Pelayanan yang terbaik atau istimewa dibandingkan bank syariah lain.

10) Kemudahan bertransaksi dengan banyaknya jumlah jaringan outlet.

11) Kemampuan bersaing.

12) Kemampuan mengungguli dalam hal produk-produk perbankan.

4. Internal bank

13) Reputasi semakin bagus.

14) Semakin dikenal masyarakat.

15) Mengedepankan prinsip-prinsip syariah.

16) Maksimal dalam memberikan pelayanan.

F. HIPOTESIS

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah yang

diajukan dan jawaban itu masih diuji secara empirik kebenarannya. Berdasarkan

uraian diatas maka penulis membuat kesimpulan sementara bahwa faktor teknologi,

Page 50: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

perilaku nasabah, pesaing dan kondisi internal bank itu sendiri adalah faktor-faktor

yang dipertimbangkan dalam melakukan program Office Channeling.

Page 51: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. RUANG LINGKUP PENELITIAN.

Lokasi penelitian dilakukan di daerah Jakarta Selatan, lebih tepatnya Bank Negara

Indonesia (BNI) Syariah Cabang Jakarta Selatan, penelitian ini dilakukan selama kurang

lebih dua (2) minggu. Penelitian ini dilakukan di Jakarta Selatan karena peneliti merasa di

kantor cabang syariah (KCS) Bank Negara Indonesia (BNI) yang menjadi syarat dalam

membolehkan suatu bank dalam melaksanakan program Office Channeling.

Ruang lingkup penelitian dibatasi pada faktor-faktor Teknologi Informasi pada

suatu bank dari sudut pandang nasabah dalam menunjang program Office Channeling

terutama dalam hal pelayanan perbankan.

B. METODE PENENTUAN SAMPEL.

1. Populasi

Populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

supaya dapat dipelajari.populasi pada penelitian ini adalah nasabah bank yang

menggunakan jasa-jasa perbankan yang salah satunya program Office Channeling.

2. Sampel

Page 52: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Sampel adalah bagian dari jumlah data dan karakteristik yang dimiliki populasi

tersebut berupa anggapan atau persepsi dari nasabah bank yang diperoleh melalui

kuisioner dengan bentuk pertanyaan yang bersifat tertutup. Sampling banyak

dilakukan di dalam penelitian-penelitian, disebabkan karena adanya kebaikan-

kebaikan. Diantaranya adalah menghemat waktu, biaya dan tenaga. Data yang

dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer

adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya. Dalam penelitian ini data

primer yang penulis peroleh adalah berasal dari survey yang penulis lakukan secara

langsung kepada responden. Data sekunder adalah data yang tidak diperoleh secara

langsung dari sumbernya, dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder

yang penulis dapat dari internet,jurnal dan internal bank.

Disadari bersama bahwa suatu sampel yang baik harus memenuhi syarat baik

ukuran atau besarnya memadai untuk meyakinkan kestabilan ciri-ciri

populasi.beberapa jumlah atau besar sample yang memadai tergantung pada sifat

populasi dan tujuan penelitian. Semakin besar sampel akan semakin kecil

kemungkinan salah menarik kesimpulan tentang populasi. (Sukandarrumudi, 2002;53)

Baiky (1982) mengemukakan bahwa untuk penelitian yang akan menggunakan

analisis data dengan statistik, jumlah sampel paling sedikit adalah 30, walaupun

diakui juga bahwa banyak penelitian menganggap jumlah sampel sebesar 100

merupakan jumlah yang minimum (Irawan dalam Sukandarrumudi, 2002;54)

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik sampel Non Probability

Sampling, dalam Non Probability Sampling, kemungkinan sesuatu untuk terpilih

menjadi anggota sampel tidak diketahui. Oleh karenanya sampel yang diambil tidak

dapat dikatakan sebagai sampel yang mewakili sehingga sulit apabila dipergunakan

untuk melakukan generalisasi diluar sampel yang diteliti. (Sukandarrumudi, 2002;63)

Page 53: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Teknik Non Probability Sampling pada metode Judgement Sampling atau

Purposive pengumpulan data atas dasar strategi kecakapan atau pertimbangan pribadi

semata. Pada dasarnya jika pihak interviewer menganggap jika calon responden yang

dihubungi termasuk ke dalam bagian objek penelitian, tanpa memperhatikan segi

hubungannya dengan interviewer, maka pihak interviewer dapat memilih langsung

calon responden tersebut sesuai dengan karakteristik populasi yang diinginkan,

siapapun responden yang bersangkutan, dimana dan kapan saja ditemui dijadikan

sebagai elemen-elemen sampel penelitian.(Abdul Hamid :2007:29 ).

Maka sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 140 orang nasabah

(terdiri atas 40 responden untuk uji Validitas dan Reliabilitas, 100 responden untuk uji

Analisis Faktor) yang menerapkan office channeling pada Bank Negara Indonesia

(BNI) Syariah terutama BNI Syariah cabang Jakarta Selatan.

Pada cara ini, siapa yang akan diambil sebagai anggota sampel diserahkan pada

pertimbangan pengumpulan data yang berdasarkan atas pertimbangannya sesuai

dengan maksud dan tujuan penelitian. Beberapa pedoman yang perlu dipertimbangkan

dalam mempergunakan cara ini adalah :

a. Pengambilan sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian.

b. Jumlah dan ukuran sampel tidak dipersoalkan.

c. Unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang

ditetapkan berdasarkan tujuan peneliitian. (Sukandarrumudi, 2002;65)

C. METODE PENGUMPULAN DATA.

Ada dua cara yang ditempuh untuk kepentingan pengumpulan data dalam penelitian

ini, yaitu:

1. Riset lapangan (field research)

Page 54: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Riset lapangan digunakan untuk mendapatkan data primer yang bersumber dari

angket/kuesioner. Cara ini dilakukan dengan menyebarkan angket kepada nasabah

BNI Syariah untuk memperoleh data tentang Office Channeling dan faktor-faktor

teknologi informasi pada suatu bank yang mendukung serta menunjang program

Office Channeling.

Angket ini diberikan kepada responden berupa pertanyaan terstruktur yaitu

suatu bentuk pertanyaan, dimana daftar pertanyaan sudah disiapkan sebelumnya, dan

responden memberikan jawaban yang telah disediakan dengan memberi tanda

melingkar ( O ) atau checklist ( √ ) pada jawaban yang sesuai. Kuesioner terstruktur

ini dipilih agar peneliti bisa mendapatkan data yang lebih akurat dan efektif sesuai

dengan tujuan penelitian ini.

Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data dengan menggunakan

seperangkat pertanyaan yang diajukan kepada responden untuk memperoleh data

yang diinginkan.

Teknik pengumpulan data kuesioner dalam penelitian ini penulis gunakan

sebagai masukan atau input variabel yang dilakukan kepada nasabah yang melakukan

transaksi perbankan dalam memilih atau menggunakan Office Channeling,

pengambilan data ini dilakukan dengan jalan menyebarkan kuesioner pada nasabah

bank yang menerapkan Office Channeling.

Model survey yang dilakukan oleh penulis adalah :

a. Penentuan instrumen

b. Konfirmasi bank

c. Pre test

Pre test atau Tryout Preliminer disarankan, sebelum kuesioner dikirim kepada

responden yang sesungguhnya akan lebih baik diadakan percobaan (tryout).

Page 55: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Tryout dilakukan dengan meminta teman dekat untuk mencermati adakah hal-

hal yang kurang dimengerti dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

Maksud dari kegiatan ini adalah untuk :

1. Menghindari pertanyaan yang kurang jelas maksudnya.

2. Meniadakan penggunaan kata-kata yang terlalu asing, terlalu akademik

sehingga menimbulkan kesan curiga.

3. Memperbaiki pertanyaan yang dirasa dilewati atau hanya menimbulkan

jawaban yang dangkal.

4. Mana items yang sangat perlu atau meniadakan items yang sangat tidak

relevan dengan tujuan penelitian.

Semuanya itu bertujuan untuk menyempurnakan kuesioner yang sudag

diuji dengan tryout preliminer pada umumnya lebih mudah dimengerti oleh

responden. (Sukandarrumudi, 2002;85)

Oleh sebab itu penulis melakukan pre test atau tryout terlebih dahulu

kepada 5 nasabah.

d. Penyebaran questioner

e. Validitas

f. Coding

Teknis pemberian kode (Coding) dapat dilakukan sebelum atau setelah

pengisian kuesioner, maka penulis melakukan pemberian kode pada saat

sebelum pengisian kuesioner untuk memudahkan dan meningkatkan efisiensi

proses data entry ke dalam komputer.

Penulis memberikan kode sebagai berikut:

A : KRITERIA TEKNOLOGI

Page 56: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

A1 : Dengan Office Channeling Kualitas jasa layanan yang diberikan oleh BNI

Syariah semakin bagus

A2 : Perkembangan BNI Syariah semakin meningkat dengan

adanya layanan syariah Office Channeling

A3 : Dengan Office Channeling pelayanan perbankan BNI Syariah (phone

banking ,internet banking,dan lain-lain) semakin kompetitif

A4 : Dengan Office Channeling membuat transaksi perbankan BNI Syariah

semakin meningkat

B : KRITERIA PERILAKU NASABAH

B1 : Dengan Office Channeling produk-produk perbankan BNI Syariah

semakin kompetitif

B2 : Dengan program Office Channeling dapat memperluas akses nasabah

BNI Syariah terhadap layanan perbankan

B3 : Kebutuhan masyarakat atau nasabah BNI Syariah akan produk-produk

(berupa tabungan, deposito,giro,dan lain-lain) terhadap layanan jasa

keuangan akan lebih meningkat dengan hadirnya program Office

Channeling

B4 : Dengan Office Channeling dapat memenuhi kebutuhan masyarakat

terhadap produk-produk (berupa tabungan, deposito,giro,dan lain-lain)

yang ditawarkan oleh BNI Syariah

C : KRITERIA PESAING

Page 57: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

C1 : Kehadiran Office Channeling nasabah BNI Syariah mendapatkan

pelayanan yang istimewa dibandingkan bank syariah yang lain

C2 : Dengan Office Channeling nasabah BNI Syariah memperoleh

kemudahan dalam bertransaksi

C3 : Dengan Office Channeling BNI Syariah mengungguli bank-bank

global atau asing dalam hal produk-produk perbankan yang ditawarkan

kepada nasabahnya

C4 : Dengan Office Channeling BNI Syariah mampu bersaing dengan

bank-bank global atau asing dalam hal pelayanan kepada nasabahnya

D : KRITERIA INTERNAL BANK

D1 : Dengan Office Channeling reputasi BNI Syariah semakin bagus

D2 : Dengan Office Channeling BNI Syariah semakin dikenal oleh

masyarakat

D3 : Dengan Office Channeling meski dilayani di cabang konvensional,

BNI Syariah tetap menjaga amanah nasabah dengan tetap

mengedepankan prinsip-prinsip perbankan syariah

D4 : Dengan Office Channeling BNI Syariah dapat maksimal dalam

memberikan pelayanan perbankan kepada nasabah

g. Input

Inilah proses terakhir yang meng-input data yang telah diperoleh untuk dapat

dianalisis lebih lanjut.

2. Riset kepustakaan (library research)

Dalam riset kepustakaan ini penulis membaca, meneliti, mempelajari bahan-

bahan tertulis seperti buku-buku, majalah-majalah, artikel-artikel, jurnal-jurnal, surat

Page 58: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

kabar, internet dan informasi-informasi tertulis lainnya yang berhubungan dengan

pembahasan dalam skripsi ini. Melalui riset ini akan didapat konsep, toeri, dan

defenisi-defenisi yang akan penulis pergunakan sebagai landasan berfikir dan analisa

dalam proses penulisan. Data yang diperoleh melalui pendekatan ini adalah data

sekunder.

D. METODE ANALISIS DATA.

Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah bersifat eksplorasi yang gunanya untuk

menjawab pertanyaan apa, sehingga dengan memperoleh jawaban atas pertanyaan

tersebut akan memberikan pemahaman dan pengertian secara mendalam terhadap suatu

objek.

Skala pengukuran adalah kesepakatan yang digunakan sebagai acuan menentukan

panjang pendeknya interval yang ada dalam pengukuran, sehingga bila alat ukur itu

digunakan dalam pengukuran maka akan bisa menghasilkan data kuantitatif. Dengan

skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur dengan instrument tersebut dapat

dinyatakan dalam bentuk angka sehingga akan lebih akurat, efisien dan komunikatif. Cara

yang paling sering digunakan dalam menentukan skor adalah dengan menggunakan skala

Likert. Cara pengukurannya adalah dengan memberikan jawaban,skala Likert digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang

fenomena sosial.

Koesioner menggunakan skala Likert dengan rumusan sebagai berikut:

SS = Sangat Setuju diberi skor 5

S = Setuju diberi skor 4

R = Ragu-ragu diberi skor 3

TS = Tidak Setuju diberi skor 2

Page 59: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1

Ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah angket atau kuesioner, yaitu

Validitas dan Reliabilitas :

1. Uji Validitas

Menurut Masri Singarimbun (1995:124), validitas menunjukkan sejauhmana

suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya pengukur

menggunakan kuesioner dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang

disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Untuk mengukur validitas,

instrumen menggunakan rumus teknik korelasi produk moment yang rumusnya

sebagai berikut :

xyr = ∑ ∑ ∑− ))(()( yxxyn

} }{{ ∑ ∑ ∑ ∑−− 2222 ))( yynxxn

Dimana :

r = korelasi produk moment

Σxy = jumlah perkalian skor item dengan skor

Σx² = jumlah skor kuadrat item

Σy² = jumlah skor kuadrat item

n = jumlah sampel

Uji hipotesis untuk validitas tiap butir suatu angket atau kuesioner adalah

sebagai berikut :

a) Hipotesis

Page 60: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

0H = skor butir tidak berkorelasi positif dengan skor faktornya (butir tidak valid

)

1H = skor butir berkorelasi positif dengan skor faktornya (butir valid)

b) Tingkat signifikan = 5 %

c) Daerah kritis

,tabelifhasilposit RR ≤ maka 0H tidak ditolak

ifhasilpositR > tabelR , maka 0H ditolak

d) Uji statistik = dengan menggunakan program SPSS 16 yaitu dapat dilihat pada

kolom Pearson Correlation pada output.

e) Kesimpulan

,tabelifhasilposit RR ≤ maka 0H pertanyaan tidak valid

ifhasilpositR > tabelR ,maka 0H pertanyaan valid

Jika terdapat butir yang tidak valid, maka butir yang tidak valid tersebut harus

dikeluarkan dan proses analisis diulang untuk butir yang valid saja.

2. Uji Reabilitas

Menurut Azwar (2003), bahwa reabilitas alat ukur menunjukkan sejauhmana

hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila

beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap sekelompok subjek yang sama

memperoleh hasil yang sama pula, selama aspek dalam diri subjek yang diukur belum

berubah. Reliabilitas menunjukkan stabilitas dan konsistensi Instrumen pengukuran

dan mengukur konsep studi. Uji ini digunakan untuk menguji seberapa konsisten satu

atau seperangkap pengukuran mengukur secara konsisten suatu konsep yang diukur.

Untuk melihat reliabilitas instrumen akan dihitung Cronbach’s Alpha masing-

Page 61: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

masing instrumen. Instrumen dikatakan reliabel bila memiliki nilai Cronbach’s Alpha

> dari 0,6 (Nunnaly dalam Fajar Suryo Saputro,2007).

3. Analisis Faktor.

Dalam penelitian yang akan penulis lakukan, alat analisis data yang penulis

gunakan adalah analisis faktor. Metode analisis faktor pertama kali digunakan oleh

Charles Spearman untuk memecahkan masalah psikologi dalam tulisannya di

American Jounal Of Psychology pada tahun 1904, mengenai penetapan dan

pengukuran intelektual. Analisis faktor menyederhanakan hubungan yang beragam

dan kompleks pada set data atau variabel amatan dengan menyatukan faktor atau

dimensi yang saling berhubungan atau mempunyai korelasi ke dalam suatu struktur

data yang baru, yang mempunyai set faktor yang lebih kecil, analisis faktor adalah

istilah umum untuk bagian dari teknik analisis statistik mengenai pengurangan

(reduction) sesuatu kelompok variabel yang tampak dari sedikit jumlah faktor yang

tersembunyi. Tujuan utama dari analisis faktor yang menjelaskan hubungan diantara

banyak variabel dalam bentuk beberapa faktor, dimana faktor-faktor tersebut

merupakan besaran acak (random Quantities) yang tidak dapat diamati atau diukur

secara langsung (Gasperz dalam Fajar Suryo Saputro,2007)

Rumus dari analisis faktor adalah :

iX = iiiiii UVFAFAFAFA +++++ .........11332211

Dimana :

iX = Variabel terstandar ke-i

1iA = Koefisien regresi dari variabel ke-1 pada common faktor-i

F = Common faktor

iV = Koefisien regresi terstandar dari variabel ke-1 pada common faktor unik ke-i

Page 62: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

iU = variabel unik untuk variabel ke-i

M = jumlah common faktor

Secara jelas common faktor dapat diformulasikan sebagai berikut :

kikiiii XWXWXWXWF ++++= .............332211

Dimana :

iF = faktor ke-i estimasi

Wi = bobot faktor atau skor koefisien faktor

K = jumlah variabel

Menurut Wibisono (2006:153) fungsi dari analisis faktor adalah sebagai berikut

:

a. Menentukan himpunan dari dimensi yang tidak mudah diamati dalam himpunan

variabel (R factor analysis).

b. Mengelompokkan orang-orang (misalnya responden kuis) ke dalam kelompok-

kelompok yang berbeda di dalam populasi (Q factor analysis).

c. Mengidentifikasikan variabel-variabel yang akan digunakan dalam analisis

lanjutan (regresi,korelasi atau diskriminan).

d. Membentuk himpunan dari variabel (dengan jumlah yang lebih sedikit) untuk

menggantikan (sebagian atau seluruh himpunan variabel awal).

e. Menganalisis suatu fenomena dengan data yang sangat besar.

f. Menjabarkan atau menguraikan suatu kaitan yang kompleks diantara fenomena ke

dalam fungsi kesatuan-kesatuan atau ke dalam bagian-bagiannya dan dapat

mengidentifikasi pengaruh dari luar (independen).

Menurut Singgih Santoso (2003:95) unrtuk menganalisis faktor ada beberapa

proses dasar,yaitu:

Page 63: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

a. Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis.

b. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan, dengan menggunakan MSA

(Measure Of Sampling Adequacy).

c. Melakukan proses inti pada analisis faktor, yakni faktoring atau menurunkan satu

atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah lolos pada uji variabel

sebelumnya.

d. Melakukan proses Factoring Rotation atau rotasi terhadap faktor yang telah

dibentuk. Tujuan rotasi adalah untuk memperjelas variabel yang masuk ke dalam

faktor tertentu, beberapa metode rotasi, yaitu:

1) ORTHOGONAL ROTATION, yakni memutar sumbu 090 , orthogonal

rotation digunakan apabila analisis bertujuan untuk mereduksi jumlah variable

tanpa mempertimbangkan seberapa berartinya faktor yang diekstraksi.

Menurut Wibisono (2006:160), proses rotasi dengan metode orthogonal masih

bisa dibedakan menjadi :

(a) QUARTIMAX, metode ini bertujuan untuk merotasi faktor awal hasil

ekstraksi, hingga pada akhirnya diperoleh hasil rotasi, dimana setiap

variabel memberi bobot yang tinggi di satu faktor dan sekecil mungkin

pada faktor lainnya.

(b) VARIMAX, bertujuan untuk merotasi faktor awal hasil ekstraksi,

sehingga pada akhirnya diperoleh hasil rotasi, dimana dalam satu kolom

nilai yang ada sebanyak mungkin mendekati nol. Hal ini berarti di dalam

setiap faktor mencakup sedikit mungkin variabel.

(c) EQUIMAX, bertujuan untuk mengkombinasikan metode quartimax dan

varimax. Dalam penelitian ini penulis menggunakan VARIMAX.

Page 64: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

2) OBLIQUE ROTATION, yakni memutar sumbu kanan, namun tidak harus

090 . Dengan rotasi ini, korelasi antar faktor masih diperhitungkan, karena

sumbu faktor tidak saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Oblique

rotation digunakan untuk memperoleh sejumlah faktor yang teoritis cukup

berarti. Proses rotasi dengan metode oblique masih bisa dibedakan menjadi:

OBLIMIN, PROMAX, ORTHOBLIQUE dan lainya.

e. Interpretasi atas faktor yang telah dibentuk, khususnya memberi nama atas faktor

yang terbentuk tersebut yang dianggap bisa mewakili variabel-variabel anggota

faktor tersebut.

Menurut Wibisono (2006:160) terdapat empat tahapan dalam

menginterpretasikan sebuah faktor yang terbentuk,yaitu:

1) Dimulai dari variabel urutan pertama. Interpretasi dimulai dengan bergerak

dari faktor paling kiri ke faktor paling kanan pada setiap baris untuk mencari

bilangan yang nilai mutlaknya paling besar dalam baris tersebut.

2) Bilangan yang paling besar menunjukkan dalam faktor mana setiap variabel

termasuk, dengan demikian dapat diketahui variabel-variabel mana yang

masuk dalam suatu faktor.

3) Poin 1 dan 2 digunakan berulang kali, sehingga semua variabel telah tercakup

dalam faktor-faktor ekstraksi.

4) Bila ada variabel yang belum termasuk dalam salah satu faktor (karena

bobotnya kurang dari batas keberartian), terdapat dua pilihan yang bisa

dilakukan, yaitu:

(a) Menginterpretasikan solusi apa danya tanpa mengikutkan variabel yang

bobotnya tidak signifikan.

Page 65: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

(b) Mengevaluasi variabel yang tidak memiliki bobot signifikan tersebut.

Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk mengetahui relevansi variabel

dalam penelitian yang dilakukan.

f. Validasi atas hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang terbentuk telah

valid. Validasi analisis faktor dimaksudkan untuk mengetahui apakah hasil

analisis tersebut bisa digeneralisasikan ke populasi. Validasi bisa dilakukan

dengan berbeberapa cara, yaitu:

1) Menjadi dua bagian, kemudian membandingkan hasil faktor sampel satu

dengan sampel dua. Jika hasil tidak banyak perbedaan, bisa dikatakan faktor

yang terbentuk telah valid.

2) Dengan melakukan metode Comfirmatory Factor Analysis (CFA) dengan

cara Stuctural Equation Modelling. Proses ini bisa dibantu dengan

menggunakan software khusus seperti LISREL.

g. Setelah faktor terbentuk dikatakan stabil dan bisa untuk menggeneralisasikan

populasinya, maka selanjutnya bisa dilakukan pembuatan Faktor Scores. Faktor

Scores pada dasarnya adalah upaya untuk membuat satu atau beberapa variabel

yang lebih sedikit dan berfungsi untuk menggantikan variabel asli yang sudah ada.

Pembuatan faktor Scores akan berguna jika akan dilakukan analisis lanjutan

seperti analisis regresi atau analisis diskriminant.

Dalam penelitian ini proses analisis dilakukan hanya sampai pada langkah

menginterpretasikan faktor yang telah terbentuk dan memberikan nama atas faktor

terbentuk. Penulis tidak melanjutkan pada langkah validasi dan faktor Scores, karena

kedua langkah tersebut diperlukan jika ingin melakukan analisis regresi dan analisis

diskriminant. Sedangkan tujuan dalam penelitian ini hanya sebatas ingin mengetahui

faktor-faktor yang akan terbentuk atas variabel-variabel yang telah ada.

Page 66: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Menurut Ety Rochaety dkk (2007:186) ada beberapa persyaratan yang harus

dipenuhi dalam melakukan analisis faktor, yaitu:

a. KMO dan Bartlett Test.

KMO merupakan indeks pembanding besarnya koefisien korelasi observasi

dengan besarnya koefisien korelasi parsial. Jika nilai kuadrat koefisien

korelasi parsial dari semua pasangan variabel lebih kecil daripada jumlah

kuadrat koefisien korelasi, maka harga KMO akan mendekati satu, yang

menunjukkan kesesuaian penggunaan analisis faktor. (Menurut Kaiser dalam

Wibisono, 2006:153) :

Harga KMO sebesar 0,9 adalah sangat memuaskan

Harga KMO sebesar 0,8 adalah memuaskan

Harga KMO sebesar 0,7 adalah harga menengah

Harga KMO sebesar 0,6 adalah cukup

Harga KMO sebesar 0,5 adalah kurang memuaskan

Harga KMO sebesar 0,4 adalah tidak dapat diterima

Angka KMO dan Bartlett’s Test harus diatas 0,5. ketentuan tersebut didasarkan

pada kriteria sebagai berikut:

Jika probabilitas (Sig) < 0,05 maka variabel penelitian dapat dianalisis lebih

lanjut.

Jika probabilitas (Sig) > 0,05 maka variabel penelitian tidak dapat dianalisis

lebih lanjut.

b. Anti Image Matrices.

Page 67: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Besarnya angka Measure Of Sampling Adequcy (MSA) berkisar antara 0-1,

dengan kriteria sebagai berikut :

1) Jika MSA = 1, maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan

oleh variabel lain

2) Jika MSA > 0.05, maka variabel tersebut masih dapat diprediksi dan dapat

dianalisa lebih lanjut.

3) Jika MSA < 0.05, maka variabel tersebut tidak dapat diprediksi dan tidak dapat

dianalisa lebih lanjut, sehingga variabel harus dikeluarkan

atau dibuang.

E. OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN.

Perumusan operasional variabel ini berdasarkan dari tinjauan pustaka yang telah

diutarakan pada bab 2, penulis memperoleh perumusan tersebut dari buku karangan Tim

Pengembangan Perbankan Syariah Institute Bankir Indonesia dengan judul Bank Syariah:

Konsep,Produk dan Implementasi Operasional.

Maka penulis dapat menyimpulkan rumusan sebagai berikut:

1. Teknologi

1) Kualitas jasa layanan yang diberikan.

2) Kelangsungan usaha suatu bank.

3) Jenis transaksi semakin meningkat.

4) Jenis transaksi semakin kompetitif.

2. Perilaku nasabah

5) Produk-produk perbankan kompetitif.

6) Memperluas akses nasabah.

7) Memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap produk-produk perbankan.

Page 68: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

8) Kebutuhan terhadap layanan jasa keuangan lebih meningkat.

3. Pesaing

9) Pelayanan yang terbaik atau istimewa dibandingkan bank syariah lain.

10) Kemudahan bertransaksi dengan banyaknya jumlah jaringan outlet.

11) Kemampuan bersaing.

12) Kemampuan mengungguli dalam hal produk-produk perbankan.

4. Internal bank

13) Reputasi semakin bagus.

14) Semakin dikenal masyarakat.

15) Mengedepankan prinsip-prinsip syariah.

16) Maksimal dalam memberikan pelayanan.

Page 69: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat PT. BNI (Persero) Tbk.

BNI berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara

Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah

Indonesia.

Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang

dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia, yaitu ORI (Oeang Republik Indonesia), pada

malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan saja

pembentukannya. Sampai saat ini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan

Nasional, sementara hari pendirian BNI yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan

sebagai Hari Bank Nasional.

Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari

Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah membatasi

peranan Bank Negara Indonesia sebagai Bank Sirkulasi atau Bank Sentral. Bank

Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai Bank Pembangunan, dan kemudian

diberikan hak untuk bertindak sebagai Bank Devisa, dengan akses langsung untuk

transaksi luar negeri.

Sehubungan dengan penambahan modal tahun 1955, status Bank Negara

Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan ini melandasi

pelayanan yang lebih baik dan pengungkit bagi sektor usaha nasional. Sejalan dengan

keputusan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan, nama Bank

Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini

Page 70: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal sebagai ‘BNI 46’. Penggunaan

nama panggilan yang lebih mudah diingat – ‘Bank BNI’ – ditetapkan bersamaan

dengan perubahan identitas perusahaan tahun 1988.

Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT. Bank Negara

Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik

diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996.

Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan

lingkungan, sosial – budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan

identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga menegaskan

dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja secara terus –

menerus.

Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan

untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan

mengarungi masa – masa yang sulit. Sebutan ‘Bank BNI’ dipersingkat menjadi ‘BNI’,

sedangkan tahun pendirian – ‘46’ – digunakan dalam logo perusahaan untuk

meneguhkan kebanggaan sebagai Bank Nasional pertama yang lahir pada era Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

2. Sejarah Singkat PT. BNI (Persero) Tbk. Kantor Cabang Syariah Jakarta Selatan

Berkembangnya bank – bank syariah di Negara Islam berpengaruh ke

Indonesia. Ini ditandai dengan disetujuinya Undang – Undang No. 10 Tahun 1998,

yang mengatur dengan rinci landasan hukum serta jenis – jenis usaha yang dapat

dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah. Undang – Undang tersebut

juga memberikan arahan bagi bank – bank konvensional untuk membuka cabang

syariah.

Page 71: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Peluang tersebut ternyata disambut antusias oleh masyarakat perbankan.

Sejumlah bank mulai memberikan pelatihan dalam bidang perbankan syariah bagi

para staffnya. Sebagian bank tersebut mulai membuka divisi atau cabang syariah

dalam institusinya.

Sejak pascareformasi yang mulai diperkenankannya konversi cabang bank

umum konvensional menjadi cabang syariah, maka berangkat dari semangat

perjuangan yang berakar pada sejarahnya, PT. BNI (Persero) Tbk. bertekad untuk

memberikan pelayanan yang terbaik bagi negeri, serta menjadi kebanggaan. Dengan

mendirikan Cabang Syariah di berbagai wilayah Indonesia. Salah satu cabangnya

berada di Jakarta Selatan .

3. Visi dan Misi PT. BNI (Persero) Tbk. Divisi Unit Usaha Syariah

a. Visi

Menjadi Bank Syariah yang unggul dalam layanan dan kinerja dengan

menjalankan bisnis sesuai dengan kaidah sehingga insya allah membawa berkah.

b. Misi

Secara Istiqomah melaksanakan amanah untuk memaksimalkan kinerja dan

layanan perbankan dan jasa keuangan syariah sehingga menjadi bank syariah

kebanggaan anak negeri.

B. Uji Validitas Dan Reliabilitas

1. Validitas

Page 72: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Pada uji validitas digunakan 40 kuesioner dengan 16 butir pertanyaan, dan r

tabel = 0,312 (terdapat pada lampiran 7) untuk mengetahui apakah butir-butir dalam

angket tersebut valid.

Untuk mengetahui validitas ke-16 butir tersebut dapat dilihat dari nilai Corrected

Item-Total Correlation yang dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini.

Tabel 4.1 Uji Validitas

Konstruk Penelitian Pearson

Correlation Sig. (2-tailed) N KRITERIA TEKNOLOGI Kualitas Layanan Perbankan (A1) 0.367(*) 0.020 40 Perkembangan Layanan Perbankan (A2) 0.370(*) 0.019 40 Transaksi Perbankan (A3) 0.426(**) 0.006 40 Pelayanan Mobile Banking (A4) 0.132 0.418 40 KRITERIA PERILAKU NASABAH Produk-Produk Perbankan (B1) 0.345(*) 0.029 40 Perluasan Akses Nasabah (B2) 0.530(**) 0.000 40 Kebutuhan Produk Perbankan ( B3) 0.434(**) 0.005 40 Layanan Jasa Keuangan (B4) 0.531(**) 0.000 40 KRITERIA PESAING Pelayanan yang Istimewa (C1) 0.386(*) 0.014 40 Kemudahan Bertransaksi (C2) 0.424(**) 0.006 40 Kemampuan Bersaing (C3) 0.540(**) 0.000 40 Kemempuan Mengungguli (C4) 0.442(**) 0.004 40 KRITERIA INTERNAL BANK Reputasi Bagus (D1) 0.624(**) 0.000 40 Semakin Dikenal Masyarakat (D2) 0.557(**) 0.000 40 Mengedepankan Prinsip Syariah (D3) 0.536(**) 0.000 40 Maksimalisasi Pelayanan (D4) 0.694(**) 0.000 40 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Sumber: Data Olahan Kuesioner SPSS.

Page 73: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa ada satu butir pertanyaan yang tidak valid

atau tidak dapat digunakan karena nilai koefisien korelasi kurang dari r tabel ( 0,312),

yaitu pertanyaan yang no.4 (Pelayanan Mobile Banking) pada kriteria teknologi (A4)

dengan nilai 0,132 atau signifikannya lebih dari 0,05 yaitu 0,418, padahal ketentuan

signifikan untuk validitas adalah kurang dari 0,05.

Maka untuk pertanyaan no.4 tentang pelayanan Mobile Banking tidak dapat

diproses lebih lanjut. Item pertanyaan yang valid dianggap sudah terstandarisasi

disebarkan kepada nasabah BNI Syariah sebanyak 100 responden dengan 15 variabel

yang selanjutnya akan digunakan untuk analisis faktor.

2. Reliabilitas

Suatu instumen dikatakan reliabel bila memiliki nilai Cronbach alpha lebih besar

dari 0,6. reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.751 .750 16

Sumber : Hasil Output dari SPSS

Berdasarkan tabel 4.2 nilai Cronbach Alpha 0,751 > 0,60. dapat disimpulkan

bahwa ke-16 variabel untuk mengukur faktor-faktor kinerja teknologi informasi

Office Channeling dalam usaha bank adalah valid dan reliabel.

C. Penemuan dan Pembahasan

1. Analisis Deskriptif Statistik

Page 74: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Penelitian menggunakan sampel sebanyak 140 responden. 40 responden

diantaranya digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas, sedangkan sisanya

sebanyak 100 responden digunakan untuk analisis faktor.

Berdasarkan hasil output dari kuesioner yang telah dibagikan kepada nasabah

BNI Syariah, maka diperoleh data sebagai berikut:

a. Analisis Deskriptif Statistik Identitas Nasabah (sampel)

Dalam penelitian ini telah disebarkan kuesioner kepada 100 sampel nasabah,

berikut ini tabel serta penjelasan dari 100 sampel nasabah tersebut:

Tabel 4.3 Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Pria 37 37.0 37.0 37.0 Wanita 63 63.0 63.0 100.0

Valid

Total 100 100.0 100.0

Sumber : Hasil Output dari SPSS

Dari tabel frekuensi jenis kelamin bisa dilihat bahwa ada 37 responden

yang jenis kelamin pria dan 63 responden yang memiliki jenis kelamin wanita

Tabel 4.4 Periode menjadi nasabah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent 2005-2006 12 12.0 12.0 12.0 2006-2007 43 43.0 43.0 55.0 2007-2008 45 45.0 45.0 100.0

Valid

Total 100 100.0 100.0

Sumber : Hasil Output dari SPSS

Page 75: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Dari tabel frekuensi Periode responden menjadi nasabah bisa dilihat

bahwa ada 12 responden yang menjadi nasabah pada tahun 2005-2006 sampai

saat ini menjadi nasabah, 43 responden yang menjadi nasabah pada tahun

2006-2007 sampai saat ini menjadi nasabah, dan 45 responden yang menjadi

nasabah pada tahun 2005-2006 sampai saat ini menjadi nasabah.

b. Analisis Deskriptif Statistik Kriteria Teknologi

Tabel 4.5 Kualitas Layanan Perbankan (Teknologi)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Sangat Tidak Setuju 1 1.0 1.0 1.0 Tidak Setuju 3 3.0 3.0 4.0 Ragu-ragu 12 12.0 12.0 16.0 Setuju 70 70.0 70.0 86.0 Sangat Setuju 14 14.0 14.0 100.0

Valid

Total 100 100.0 100.0

Sumber : Hasil Output dari SPSS

Salah satu unsur-unsur dari kriteria Teknologi adalah kualitas layanan

perbankan. Yaitu bagaimana pelayanan yang diberikan oleh pihak bank

terhadap nasabahnya. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.5 yang menunjukkan

bahwa 70 % nasabah BNI Syariah berpendapat bahwa kualitas pelayanan

perbankan penting dalam menunjang program Office Channeling, agar BNI

Syariah selalu terdepan dalam urusan teknologi pelayanan.

Tabel 4.6 Perkembangan Layanan perbankan (Teknologi)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Tidak Setuju 3 3.0 3.0 3.0 Valid Ragu-ragu 7 7.0 7.0 10.0

Page 76: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Setuju 76 76.0 76.0 86.0 Sangat Setuju 14 14.0 14.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : Hasil Output dari SPSS

Adapun perkembangan layanan perbankan merupakan salah satu kriteria

teknologi pada usaha bank. Oleh karena itu BNI Syariah harus mengupdate

terus perkembangan layanan perbankan disektor teknologi, jangan sampai

ketinggalan dari bank lain terutama dalam hal menunjang perkembangan

program Office Channeling. Hal ini dibuktikan oleh jumlah responden atau

nasabah 76 % menyatakan setuju dan 14% menyatakan sangat setuju, sisanya

10% menyatakan ragu-ragu dan tidak setuju.

Tabel 4.7 Transaksi perbankan (Teknologi)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Sangat Tidak Setuju 3 3.0 3.0 3.0 Tidak Setuju 2 2.0 2.0 5.0 Ragu-ragu 13 13.0 13.0 18.0 Setuju 67 67.0 67.0 85.0 Sangat Setuju 15 15.0 15.0 100.0

Valid

Total 100 100.0 100.0

Sumber : Hasil Output dari SPSS

Unsur teknologi dalam transaksi perbankan sangatlah diperlukan oleh

nasabah agar transaksi dapat efektif dan efisien. Hal tersebut dibuktikan

dengan 67% responden atau nasabah mengatakan setuju dan 15% mengatakan

sangat setuju. Untuk menciptakan transaksi perbankan yang efektif dan

efisien, maka diperlukan teknologi yang sangat mendukung dalam usaha bank

terutama dalam program Office Channeling.

c. Analisis Deskriptif Statistik Kriteria Perilaku Nasabah

Page 77: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Tabel 4.8 Produk-produk Perbankan (Perilaku Nasabah)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Sangat Tidak Setuju 2 2.0 2.0 2.0 Tidak Setuju 3 3.0 3.0 5.0 Ragu-ragu 16 16.0 16.0 21.0 Setuju 64 64.0 64.0 85.0 Sangat Setuju 15 15.0 15.0 100.0

Valid

Total 100 100.0 100.0

Sumber : Hasil Output dari SPSS

Salah satu faktor yang menentukan dalam kepuasan nasabah terhadap

pelayanan perbankan pada BNI Syariah adalah dengan menawarkan kepada

nasabahnya produk-produk perbankan yang menunjang transaksi bisnis

nasabah itu sendiri. Hal ini dibuktikan dengan 64% menjawab bahwa setuju

dengan bank yang selalu menawarkan produk-produk perbankan yang

kompetitif terutama ditunjang dengan program Office Channeling yang akan

menambah persaingan antara bank satu dengan yang lain untuk mendapatkan

dana dari nasabah baik berupa DPK(Dana Pihak Ketiga) maupun Pembiayaan

yang diajukan oleh nasabah. Apalagi dengan didukung oleh program Office

Channeling yang diberlakukan oleh Bank Indonesia (BI).

Tabel 4.9 Perluasan Akses nasabah (Perilaku Nasabah)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Tidak Setuju 5 5.0 5.0 5.0 Ragu-ragu 9 9.0 9.0 14.0 Setuju 64 64.0 64.0 78.0 Sangat Setuju 22 22.0 22.0 100.0

Valid

Total 100 100.0 100.0

Sumber : Hasil Output dari SPSS

Page 78: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Akses nasabah akan semakin luas dengan adanya program Office

Channeling, agar nasabah tidak memperoleh kendala lagi dalam bertransaksi

perbankan. Hal ini dilakukan supaya nasabah mendapat kemudahan dalam

memperoleh akses layanan perbankan, hal ini dapat dilihat dari jawaban

responden atau nasabah yang menyebutkan bahwa 64% nasabah berpendapat

bahwa setuju dengan diberlakukan Office Channeling akan membuka seluas-

luasnya akses perbankan bagi nasabah terutama bagi nasabah BNI Syariah.

Tabel 4.10 Kebutuhan Produk Perbankan (Perilaku Nasabah)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Tidak Setuju 3 3.0 3.0 3.0 Ragu-ragu 16 16.0 16.0 19.0 Setuju 62 62.0 62.0 81.0 Sangat Setuju 19 19.0 19.0 100.0

Valid

Total 100 100.0 100.0

Sumber : Hasil Output dari SPSS

Kebutuhan nasabah akan produk-produk perbankan semakin hari

semakin meningkat, oleh sebab itu pihak bank harus selalu bersikap inovatif

dalam mengeluarkan produk-produk perbankan yang akan ditawarkan kepada

nasabah agar kebutuhan nasabah akan transaksi perbankan selalu terpenuhi,

khususnya BNI Syariah yang selalu mengedepankan kepentingan nasabah baik

dalam pengumpulan dana maupun dalam penyaluran dana ke masyarakat

terutama nasabah BNI Syariah itu sendiri.

Apalagi hal itu ditunjang dengan diberlakukannya program Office

Channeling. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden atau nasabah yang

menyebutkan bahwa 62% nasabah berpendapat bahwa setuju dengan

Page 79: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

diberlakukannya program Office Channeling akan membuat pihak bank

semakin gencar menawarkan produk-produk perbankan kepada masyarakat

agar kebutuhan masyarakat akan produk-produk perbankan terpenuhi terutama

nasabah BNI Syariah.

Tabel 4.11 Layanan Jasa Keuangan (Perilaku Nasabah)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Sangat Tidak Setuju 1 1.0 1.0 1.0 Tidak Setuju 3 3.0 3.0 4.0 Ragu-ragu 15 15.0 15.0 19.0 Setuju 59 59.0 59.0 78.0 Sangat Setuju 22 22.0 22.0 100.0

Valid

Total 100 100.0 100.0

Sumber : Hasil Output dari SPSS

Layanan jasa keuangan dewasa ini semakin berkembang apalagi tuntutan

nasabah yang selalu inginkan pelayanan jasa keuangan yang terbaik. Pada

tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar nasabah menyatakan setuju

dengan layanan jasa keuangan yang semakin berkembang dengan adanya

Office Channeling dengan persentase 59%. Ini menunjukkan bahwa sebagian

besar responden mengharapkan kemajuan layanan jasa keuangan dalam suatu

bank dengan ditunjang program Office Channeling akan semakin berkembang

pesat terutama pada BNI Syariah.

Page 80: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

d. Analisis Deskriptif Statistik Kriteria Pesaing

Tabel 4.12

Pelayanan yang Istimewa (Pesaing)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Tidak Setuju 4 4.0 4.0 4.0 Ragu-ragu 26 26.0 26.0 30.0 Setuju 53 53.0 53.0 83.0 Sangat Setuju 17 17.0 17.0 100.0

Valid

Total 100 100.0 100.0

Sumber : Hasil Output dari SPSS

Secara rasional, nasabah pastilah mengharapkan pelayanan yang

istimewa pada setiap transaksinya yang diberikan oleh pihak bank,apalagi

pada zaman sekarang nasabah akan lebih memilih bank yang paling bagus dan

istimewa dalam memberikan pelayanan perbankan dalam melakukan semua

transaksi perbankan. Maka bank yang mampu memberikan keistimewaan

pelayananlah yang menjadi daya tarik nasabah dalam hal melakukan Funding

maupun Financing.

Hal ini akan semakin berkembang dengan diberlakukannya Office

Channeling, khususnya pada BNI Syariah. Hal ini dibuktikan dengan 53%

responden menyatakan setuju.

Tabel 4.13 Kemudahan Bertransaksi (Pesaing)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Sangat Tidak Setuju 2 2.0 2.0 2.0

Page 81: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Tidak Setuju 3 3.0 3.0 5.0 Ragu-ragu 12 12.0 12.0 17.0 Setuju 67 67.0 67.0 84.0 Sangat Setuju 16 16.0 16.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : Hasil Output dari SPSS

Kemudahan bertransaksi selalu diinginkan oleh setiap nasabah, oleh

sebab itu program Office Channeling sangat membantu bank yang kesulitan

dalam memberikan kemudahan bertransaksi kepada nasabah baik karena

fasilitas yang kurang memadai, terkendala dengan biaya operasional dalam

mendirikan kantor cabang yang baru dibeberapa daerah, dan sebagainya. Hal

ini dapat diatasi dengan diberlakukannya program Office Channeling,

terutama oleh BNI Syariah.

Pada tabel diatas menunjukkan 67 responden menyatakan setuju,16

responden menyatakan sangat setuju.

Tabel 4.14 Kemampuan Bersaing (Pesaing)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Ragu-ragu 20 20.0 20.0 20.0 Setuju 61 61.0 61.0 81.0 Sangat Setuju 19 19.0 19.0 100.0

Valid

Total 100 100.0 100.0

Sumber : Hasil Output dari SPSS

Persaingan antara bank itu lumrah terjadi karena masing-masing bank

akan berlomba-lomba dalam memberikan pelayanan yang bersifat kompetitif

supaya tidak tertinggal dari bank lain di segala hal.

Persaingan secara sehat akan menguntungkan pihak nasabah sebagai

orang yang diberikan pelayanan. Hal ini akan mendorong bank untuk

meningkatkan pelayanannya setiap waktu agar tidak kalah bersaing dengan

Page 82: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

bank lain, hal ini menjadikan program Office Channeling menjadi sangat

penting dilakukan oleh pihak bank karena menjadi faktor penunjang yang

tidak kalah pentingnya dalam persaingan antar bank, terutama BNI Syariah.

Hal ini dapat kita lihat pada tabel diatas yang menunjukkan 61 responden

menyatakan setuju akan hal tersebut.

Tabel 4.15 Kemampuan Mengungguli (Pesaing)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Sangat Tidak Setuju 2 2.0 2.0 2.0 Tidak Setuju 4 4.0 4.0 6.0 Ragu-ragu 33 33.0 33.0 39.0 Setuju 51 51.0 51.0 90.0 Sangat Setuju 10 10.0 10.0 100.0

Valid

Total 100 100.0 100.0

Sumber : Hasil Output dari SPSS

Salah satu yang menjadi penting dalam kriteria pesaing dalam usaha

bank adalah kemampuan mengungguli pada berbagai hal. Tentu saja pihak

bank menginginkan menjadi Leader bagi bank-bank yang lain, tapi tidak ingin

menjadi Follower, karena akan menurunkan image dan citra yang kurang baik

dimata nasabah. Dengan adanya program Office Channeling akan membuka

selebar-lebarnya persaingan antara bank di dunia perbankan, apakah bank

tersebut kurang bisa bersaing,mampu bersaing atau bahkan mampu

mengungguli bank lain yang menjadi pesaingnya, terutama BNI Syariah.

Tabel diatas menunjukkan bahwa 51% responden menyatakan setuju dan

33% menyatakan ragu-ragu, hal ini menunjukkan kemampuan mengungguli

oleh pihak bank dapat dilakukan dengan melakukan program Office

Channeling namun ada juga yang meragukan hal tersebut.

Page 83: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

e. Analisis Deskriptif Statistik Kriteria Internal Bank

Tabel 4.16

Reputasi Bagus (Internal Bank)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Sangat Tidak Setuju 2 2.0 2.0 2.0 Ragu-ragu 10 10.0 10.0 12.0 Setuju 71 71.0 71.0 83.0 Sangat Setuju 17 17.0 17.0 100.0

Valid

Total 100 100.0 100.0

Sumber : Hasil Output dari SPSS

Tabel diatas menunjukkan bahwa 71% responden menyatakan bahwa

setuju dengan diberlakukannya Office Channeling akan membuat reputasi

sebuah bank semakin baik dan bagus dimata nasabah. Yang ditawarkan oleh

bank bukanlah produk-produk berupa barang yang berwujud, namun berupa

pelayanan jasa karena jasa yang ditawarkan menyangkut kepercayaan

nasabah, oleh sebab itu prinsip Prudential Banking (prinsip kehati-hatian)

menjadi sektor yang sangat vital bagi kelangsungan suatu bank, khususnya

BNI Syariah.

Hal ini dibuktikan dengan 71% yang menyatakan setuju dan 17% yang

menyatakan sangat setuju.

Tabel 4.17 Semakin Dikenal Masyarakat (Internal Bank)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Tidak Setuju 1 1.0 1.0 1.0 Ragu-ragu 14 14.0 14.0 15.0 Setuju 59 59.0 59.0 74.0 Sangat Setuju 26 26.0 26.0 100.0

Valid

Total 100 100.0 100.0

Sumber : Hasil Output dari SPSS

Page 84: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Mendekatkan diri kepada masyarakat yang menjadi target suatu bank

agar mendapatkan Funding maupun menyalurkan Financing kepada seluruh

masyarakat baik diperkotaan maupun dipedesaan hingga ke pelosok-pelosok

daerah. Masalah ini dapat terbantu dengan diberlakukannya Office Channeling

yang memudahkan bank untuk membuka cabang tanpa harus mendirikan

kantor cabang yang baru yang membuat pengeluaran bank akan biaya

mendirikan kantor cabang baru tersebut cukup besar, terutama BNI Syariah.

Melihat tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar nasabah

setuju dengan program Office Channeling yang menjadikan bank semakin

dikenal oleh masyarakat luas karena akses kepada nasabah semakin luas dan

mampu menjangkau ke daerah-daerah.

Tabel 4.18

Mengedepankan Prinsip Syari'ah (Internal Bank)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Sangat Tidak Setuju 1 1.0 1.0 1.0 Tidak Setuju 2 2.0 2.0 3.0 Ragu-ragu 14 14.0 14.0 17.0 Setuju 59 59.0 59.0 76.0 Sangat Setuju 24 24.0 24.0 100.0

Valid

Total 100 100.0 100.0

Sumber : Hasil Output dari SPSS

Keseriusan suatu bank dimata nasabahnya maupun masyarakat dapat

dinilai dari bagaimana bank tersebut mengelola dana yang diperoleh dari

masyarakat,terutama bank syariah akan dapat dinilai oleh nasabah bank

syariah itu sendiri bagaimana bank tersebut mengelola dana yang di dapat dari

masyarakat tanpa meninggalkan prinsip-prinsip syariah yang ada dengan tetap

Page 85: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

mengedepankan prinsip-prinsip syariah yang menjadi keunggulan bank

syariah tersebut dari bank konvensional, terutama BNI Syariah.

Hal ini ditunjukkan oleh sebagian besar nasabah yaitu 59% yang

menyatakan setuju dengan Office Channeling bank syariah tetap dapat

mengedepankan prinsip-prinsip syariah yang ada tanpa mengurangi dasar-

dasar perbankan baik dalam hal pelayanan maupun menyangkut Funding

maupun Financing.

Hal tersebut diperkuat dengan 24% yang menyatakan sangat setuju akan

hal tersebut.

Tabel 4.19

Maksimalisasi Pelayanan (Internal Bank)

Sumber : Hasil Output dari SPSS

Tentunya dalam melakukan maksimalisasi pelayanan, maka bank akan

melakukan berbagai cara. Salah satunya dalam memamfaatkan program Office

Channeling agar pelayanan yang diberikan bank kepada nasabahnya secara

khusus dan masyarakat secara umumnya dapat terpenuhi dengan baik dan

semaksimal mungkin.

Hal ini dibuktikan dengan 66% dan 23% responden yang menyatakan

setuju dan sangat setuju.

2. Hasil Analisis Faktor

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Sangat Tidak Setuju 2 2.0 2.0 2.0 Tidak Setuju 1 1.0 1.0 3.0 Ragu-ragu 8 8.0 8.0 11.0 Setuju 66 66.0 66.0 77.0 Sangat Setuju 23 23.0 23.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Page 86: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

a. Menentukan Variabel yang Akan Dianalisa

Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini terdiri dari 15 variabel yang

sebelumnya telah diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya.

b. Menguji Variabel-Variabel yang Telah Ditentukan

Ke-15 variabel yang telah dianggap valid dan reliabel, dimasukkan ke dalam

analisis faktor untuk diuji apakah nilai dari KMO and Barlett’s dan MSA

(Measures Of Sampling Adequacy) nya diatas 0,5. hasil dari analisis dapat dilihat

pada tabel 4.20 dibawah ini :

Tabel 4.20 KMO and Bartlett's Test

Sumber :Hasil Output dari SPSS

Angka KMO and Bartlett’s Test adalah 0.822 dengan tingkat signifikansi

0.000. oleh karena angka tersebut sudah diatas 0.5 dan signifikansi jauh dibawah

0.05 (0.000 < 0.05), maka variabel dan sampel yang ada sebenarnya sudah bisa

dianalisis lebih lanjut.

Angka MSA dalam tabel Anti-Image Matrices pada Anti-Image Correlation,

pada angka korelasi yang bertanda a (arah dari kiri atas ke kanan bawah).

Angka MSA untuk variabel Kualitas Layanan Perbankan (Teknologi) adalah

0.786, untuk variabel Perkembangan Layanan Perbankan (Teknologi) adalah

0.831, untuk variabel Transaksi Perbankan (Teknologi) adalah 0.888, untuk

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .822

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 606.811

df 105

Sig. .000

Page 87: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

variabel Produk-produk Perbankan (Perilaku Nasabah) adalah 0.801, untuk

variabel Perluasan Akses (Perilaku Nasabah) adalah 0.830, untuk variabel

Kebutuhan Produk Perbankan (Perilaku Nasabah) adalah 0.798, untuk variabel

Layanan Jasa Keuangan (Perilaku Nasabah) adalah 0.734, untuk variabel

Pelayanan yang Istimewa (Pesaing) adalah 0.829.

Untuk variabel Kemudahan Bertransaksi (Pesaing) adalah 0.891, untuk

variabel Kemampuan Bersaing (Pesaing) adalah 0.686, untuk variabel

Kemampuan Mengungguli (Pesaing) adalah 0.755, untuk variabel Reputasi Bagus

(Internal Bank) adalah 0.851, untuk variabel Semakin Dikenal Masyarakat

(Internal Bank) adalah 0.927, untuk variabel Mengedepankan Prinsip-prinsip

Syariah (Internal Bank) adalah 0.843, untuk variabel Maksimalisasi Pelayanan

(Internal Bank) adalah 0.838.

Dengan kriteria angka MSA di atas 0.5 maka terlihat bahwa semua variabel

sudah memiliki MSA di atas 0.5. Dengan demikian ke-15 variabel dapat

dianalisis lebih lanjut.

c. Melakukan Faktoring dan Rotasi

Setelah semua variabel memenuhi syarat untuk dianalisis, tahap selanjutnya

adalah melakukan proses inti dari analisis faktor, yaitu melakukan ekstraksi

terhadap sekumpulan variabel yang ada, sehingga terbentuk satu atau beberapa

faktor. Dalam melakukan proses faktor ekstraksi ini metode yang digunakan

adalah Principal Component Analysis.

Setelah empat faktor terbentuk, dengan sebuah faktor yang berisi sejumlah

variabel, mungkin saja sebuah variabel sulit untuk ditentukan akan masuk ke

Page 88: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

dalam faktor yang mana. Untuk mengatasi hal tersebut, dapat dilakukan proses

rotasi pada faktor yang terbentuk, sehingga memperjelas posisi sebuah variabel,

akankah dimasukkan pada faktor yang satu atau ke faktor yang lain. Dalam

penelitian ini proses rotasi menggunakan metode Varimax (bagian dari

Orthogonal).

Tabel 4.21 Communalities

Initial Extraction Kualitas Layanan Perbankan (Teknologi)

1.000 .786

Perkembangan Layanan Perbankan (Teknologi) 1.000 .783

Transaksi Perbankan (Teknologi) 1.000 .649

Produk-produk Perbankan (Perilaku Nasabah) 1.000 .678

Perluasan Akses (Perilaku Nasabah) 1.000 .538

Kebutuhan Produk Perbankan (Perilaku Nasabah) 1.000 .614

Layanan Jasa Keuangan (Perilaku Nasabah) 1.000 .711

Pelayanan yang istimewa (Pesaing) 1.000 .543

Kemudahan Bertransaksi (Pesaing) 1.000 .701

Kemampuan Bersaing (Pesaing) 1.000 .644

Kemampuan Mengungguli (Pesaing) 1.000 .664

Reputasi Bagus (Internal Bank) 1.000 .714

Semakin Dikenal Masyarakat (Internal Bank) 1.000 .379

Page 89: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Mengedepankan Prinsip Syariah (Internal Bank) 1.000 .444

Maksimalisasi Pelayanan (Internal Bank) 1.000 .672

Extraction Method: Principal Component Analysis. Sumber :Hasil Output dari SPSS

Pada tabel 4.21 dapat dilihat bahwa variabel Kualitas Layanan Perbankan

(Teknologi), angkanya adalah 0.786. hal ini menunjukkan bahwa sekitar 78.6%

varians dari variabel Kualitas Layanan Perbankan (Teknologi) bisa dijelaskan oleh

faktor yang terbentuk (jika pada tabel Component Matrix, ada 4 Component yang

berarti ada 4 faktor yang terbentuk).

Untuk variabel Perkembangan Layanan Perbankan (Teknologi), angkanya

adalah 0.783. Hal ini berarti sekitar 78.3% varians dari variabel Perkembangan

Layanan Perbankan (Teknologi) dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

Untuk variabel Transaksi Perbankan (Teknologi), angkanya adalah 0.649. Hal ini

berarti sekitar 64.9% varians dari variabel Transaksi Perbankan (Teknologi) dapat

dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel Produk-produk Perbankan

(Perilaku Nasabah), angkanya adalah 0.678. Hal ini berarti sekitar 67.8% varians

dari variabel Produk-produk Perbankan (Perilaku Nasabah) dapat dijelaskan oleh

faktor yang terbentuk.

Untuk variabel Perluasan Akses (Perilaku Nasabah), angkanya adalah

0.538. Hal ini berarti sekitar 53.8% varians dari variabel Perluasan Akses

(Perilaku Nasabah) dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel

Kebutuhan Produk Perbankan (Perilaku Nasabah), angkanya adalah 0.614. Hal ini

berarti sekitar 61.4% varians dari variabel Kebutuhan Produk Perbankan (Perilaku

Nasabah) dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel Layanan

Jasa Keuangan (Perilaku Nasabah), angkanya adalah 0.711. Hal ini berarti sekitar

Page 90: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

71.1% varians dari variabel Layanan Jasa Keuangan (Perilaku Nasabah) dapat

dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

Untuk variabel Pelayanan yang Istimewa (Pesaing), angkanya adalah 0.543.

Hal ini berarti sekitar 54.3% varians dari variabel Pelayanan yang Istimewa

(Pesaing) dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel Kemudahan

Bertransaksi (Pesaing), angkanya adalah 0.701. Hal ini berarti sekitar 70.1%

varians dari variabel Kemudahan Bertransaksi (Pesaing) dapat dijelaskan oleh

faktor yang terbentuk. Untuk variabel Kemampuan Bersaing (Pesaing), angkanya

adalah 0.644. Hal ini berarti sekitar 64.4% varians dari variabel Kemampuan

Bersaing (Pesaing) dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

Untuk variabel Kemampuan Mengungguli (Pesaing), angkanya adalah

0.664. Hal ini berarti sekitar 66.4% varians dari variabel Kemampuan

Mengungguli (Pesaing) dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk

variabel Reputasi Bagus (Internal Bank), angkanya adalah 0.714. Hal ini berarti

sekitar 71.4% varians dari variabel Reputasi Bagus (Internal Bank) dapat

dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel Semakin Dikenal

Masyarakat (Internal Bank), angkanya adalah 0.379. Hal ini berarti sekitar 37.9%

varians dari variabel Semakin Dikenal Masyarakat (Internal Bank) dapat

dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

Untuk variabel Mengedepankan Prinsip Syariah (Internal Bank), angkanya

adalah 0.444. Hal ini berarti sekitar 44.4% varians dari variabel Mengedepankan

Prinsip Syariah (Internal Bank) dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk

variabel Maksimalisasi Pelayanan (Internal Bank), angkanya adalah 0.672. Hal ini

berarti sekitar 67.2% varians dari variabel Maksimalisasi Pelayanan (Internal

Bank) dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Dengan ketentuan bahwa

Page 91: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

semakin besar nilai Communalities sebuah variabel, berarti semakin erat

hubungannya dengan faktor yang terbentuk.

Tabel 4.22 Total Variance Explained

Component Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings

Total % of

Variance Cumulative

% Total % of

Variance Cumulative

% Total % of

Variance Cumulative

% 1 5.878 39.188 39.188 5.878 39.188 39.188 3.626 24.171 24.1712 1.303 8.685 47.873 1.303 8.685 47.873 2.107 14.050 38.2213 1.235 8.236 56.109 1.235 8.236 56.109 1.940 12.933 51.1544 1.106 7.371 63.480 1.106 7.371 63.480 1.849 12.326 63.4805 .876 5.840 69.320 6 .753 5.020 74.341 7 .707 4.715 79.055 8 .619 4.126 83.182 9 .577 3.844 87.026 10 .493 3.286 90.313 11 .404 2.695 93.008 12 .346 2.304 95.312 13 .273 1.821 97.133 14 .246 1.640 98.773 15 .184 1.227 100.000

Sumber : Hasil Output SPSS.

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 15 variabel (Component) yang

dimasukkan dalam analisis faktor, yakni variabel Kualitas Layanan Perbankan

(Teknologi), Perkembangan Layanan Perbankan (Teknologi), Transaksi

Perbankan (Teknologi), Produk-produk Perbankan (Perilaku Nasabah), Perluasan

Akses (Perilaku Nasabah), Kebutuhan Produk Perbankan (Perilaku Nasabah),

Layanan Jasa Keuangan (Perilaku Nasabah), Pelayanan yang Istimewa (Pesaing),

Kemudahan Bertransaksi (Pesaing), Kemampuan Bersaing (Pesaing),

Kemampuan Mengungguli (Pesaing), Reputasi Bagus (Internal Bank), Semakin

Dikenal Masyarakat (Internal Bank), Mengedepankan Prinsip-prinsip Syariah

(Internal Bank), Maksimalisasi Pelayanan (Internal Bank).

Page 92: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

151413121110987654321

Component Number

6

5

4

3

2

1

0

Eige

nvalu

e

Scree Plot

Pada tabel diatas terlihat bahwa hanya empat faktor yang terbentuk, karena

dengan satu faktor, angka eigen values diatas 1, dengan dua angka eigen values

juga masih diatas 1. Dengan tiga faktor, angka eigen values masih diatas 1,

dengan empat faktor, angka eigen values masih diatas 1, namun untuk lima

faktor, angka eigen values sudah dibawah satu, yakni 0.876. sehingga proses

factoring seharusnya berhenti pada 4 faktor saja.

Grafik 4.1

Sumber : Hasil Output dari SPSS

Page 93: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Jika tabel Total Variance menjelaskan dasar jumlah faktor yang didapat

dengan perhitungan angka, Scree Plot menampakkan hal tersebut dengan grafik.

Terlihat bahwa dari satu kedua faktor (faktor dari sumbu Component Number = 1

ke 2), arah garis menurun dengan sangat tajam. Kemudian dari angka 2 ke 3, garis

masih menurun namun tidak setajam seperti dari angka 1 ke 2. Demikian pula dari

angka 3 ke angka 4, namun kini dengan slope yang lebih kecil. Perhatikan juga

faktor 5 sudah dibawah angka 1 dari sumbu Y (eigenvalues). Hal ini menunjukkan

bahwa empat faktor adalah paling bagus untuk meringkas ke 15 variabel tersebut.

Tabel 4.23 Component Matrix(a)

Component

1 2 3 4 Kualitas Layanan Perbankan (Teknologi) .608 -.423 .372 .316Perkembangan Layanan Perbankan (Teknologi) .635 -.423 .387 -.226Transaksi Perbankan (Teknologi) .739 -.251 -.056 -.191Produk-produk Perbankan (Perilaku Nasabah) .715 -.121 -.274 -.279Perluasan Akses (Perilaku Nasabah) .695 -.071 -.172 -.146Kebutuhan Produk Perbankan (Perilaku Nasabah) .695 -.197 -.167 -.253Layanan Jasa Keuangan (Perilaku Nasabah) .485 -.443 -.191 .493Pelayanan yang istimewa (Pesaing) .434 .349 .466 .125Kemudahan Bertransaksi (Pesaing) .721 .337 .001 -.259Kemampuan Bersaing (Pesaing) .448 .314 .570 -.141Kemampuan Mengungguli (Pesaing) .636 .320 -.002 .397Reputasi Bagus (Internal Bank) .593 .259 -.301 .452Semakin Dikenal Masyarakat (Internal Bank) .554 -.038 .202 .175Mengedepankan Prinsip Syariah (Internal Bank) .576 .219 -.217 -.131Maksimalisasi Pelayanan (Internal Bank) .737 .272 -.234 -.022

Extraction Method: Principal Component Analysis. a 4 components extracted. Sumber : Hasil Output SPSS

Page 94: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Setelah diketahui bahwa empat faktor adalah jumlah yang paling optimal,

maka tabel Component Matrix menunjukkan distribusi ke-15 (lima belas) variabel

tersebut pada empat faktor yang terbentuk. Sedangkan angka-angka yang ada pada

tabel tersebut adalah Factor Loading, yang menunjukkan besarnya korelasi antara

suatu variabel dengan faktor 1, faktor 2, faktor 3, faktor 4,. Proses penentuan

variabel mana yang akan masuk ke faktor mana, dilakukan dengan melakukan

perbandingan besar korelasi pada setiap baris.

1) Variabel Layanan Jasa Keuangan (Perilaku Nasabah)

Korelasi antara variabel Layanan Jasa Keuangan (Perilaku Nasabah) dengan

faktor 1 adalah +0.485 (lemah karena dibawah 0.5).

Korelasi antara variabel Layanan Jasa Keuangan (Perilaku Nasabah) dengan

faktor 2 adalah -0.443 (sangat lemah karena dibawah 0.5).

Korelasi antara variabel Layanan Jasa Keuangan (Perilaku Nasabah) dengan

faktor 3 adalah -0.191 (sangat lemah karena dibawah 0.5).

Korelasi antara variabel Layanan Jasa Keuangan (Perilaku Nasabah) dengan

faktor 4 adalah +0.493 (lemah karena dibawah 0.5).

Angka faktor loading yang mendekati 0.5 ada pada faktor 1 dan 4. oleh

karena tidak ada korelasi yang berbeda dengan jelas, maka sulit untuk

memutuskan akan dimasukkan ke faktor mana variabel Layanan Jasa

Keuangan (Perilaku Nasabah) ini.

Oleh karena masih ada beberapa variabel yang belum jelas akan

dimasukkan ke dalam faktor mana, maka perlu dilakukan proses rotasi

(rotation), agar semakin jelas perbedaan sebuah variabel yang akan

dimasukkan pada faktor 1, 2, 3, atau 4.

Page 95: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

2) Variabel Pelayanan yang Istimewa (Perilaku Nasabah)

Korelasi antara variabel Pelayanan yang Istimewa (Perilaku Nasabah)

dengan faktor 1 adalah +0.434 (lemah karena dibawah 0.5).

Korelasi antara variabel Pelayanan yang Istimewa (Perilaku Nasabah)

dengan faktor 2 adalah +0.349 ( lemah karena dibawah 0.5).

Korelasi antara variabel Pelayanan yang Istimewa (Perilaku Nasabah)

dengan faktor 3 adalah +0.466 ( lemah karena dibawah 0.5).

Korelasi antara variabel Pelayanan yang Istimewa (Perilaku Nasabah)

dengan faktor 4 adalah +0.125 (lemah karena dibawah 0.5).

Angka Factor Loading yang mendekati 0.5 ada pada faktor 1 dan 3.

Oleh karena tidak ada korelasi yang berbeda dengan jelas, maka sulit untuk

memutuskan akan dimasukkan ke faktor mana variabel Pelayanan yang

Istimewa (Perilaku Nasabah) ini. Oleh karena masih ada beberapa variabel

yang belum jelas akan dimasukkan ke dalam faktor mana, maka perlu

dilakukan proses rotasi (rotation), agar semakin jelas perbedaan sebuah

variabel yang akan dimasukkan pada faktor 1, 2, 3, atau 4.

Tabel 4.24 Rotated Component Matrix(a)

Component

1 2 3 4 Kualitas Layanan Perbankan (Teknologi) .147 .824 .134 .260Perkembangan Layanan Perbankan (Teknologi) .473 .620 -.240 .343Transaksi Perbankan (Teknologi) .682 .405 .071 .117Produk-produk Perbankan (Perilaku Nasabah) .789 .191 .141 .014

Page 96: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Perluasan Akses (Perilaku Nasabah) .656 .233 .211 .096Kebutuhan Produk Perbankan (Perilaku Nasabah) .724 .284 .077 .049Layanan Jasa Keuangan (Perilaku Nasabah) .168 .671 .411 -.253Pelayanan yang istimewa (Pesaing) .044 .137 .245 .680Kemudahan Bertransaksi (Pesaing) .649 -.043 .263 .458Kemampuan Bersaing (Pesaing) .172 .095 .010 .778Kemampuan Mengungguli (Pesaing) .211 .200 .680 .343Reputasi Bagus (Internal Bank) .265 .149 .786 .058Semakin Dikenal Masyarakat (Internal Bank) .227 .405 .252 .317Mengedepankan Prinsip Syariah (Internal Bank) .559 -.038 .322 .162Maksimalisasi Pelayanan (Internal Bank) .616 .030 .493 .221

Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a Rotation converged in 11 iterations. Sumber :Hasil Output dari SPSS

Component Matrix hasil proses rotasi (Rotated Component Matrix)

memperlihatkan distribusi variabel yang lebih jelas dan nyata. Terlihat

bahwa sekarang faktor loading yang dulunya kecil semakin diperkecil, dan

faktor loading yang besar semakin diperbesar. Dibawah ini akan dijelaskan

akan masuk ke faktor mana sebuah variabel yang ada, yaitu :

1) Variabel Kualitas Layanan (Teknologi)

Variabel ini masuk kedalam faktor 2, karena faktor loading variabel

Kualitas Layanan (Teknologi) dengan faktor 2 lebih besar

dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0.824.

2) Variabel Perkembangan Layanan Perbankan (Teknologi)

Variabel ini masuk kedalam faktor 2, karena faktor loading variabel

Perkembangan Layanan Perbankan (Teknologi) dengan faktor 2 lebih

besar dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0.620.

3) Variabel Transaksi Perbankan (Teknologi)

Page 97: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Variabel ini masuk kedalam faktor 1, karena faktor loading variabel

Transaksi Perbankan (Teknologi) dengan faktor 1 lebih besar

dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0.682.

4) Variabel Produk-produk Perbankan (Perilaku Nasabah)

Variabel ini masuk kedalam faktor 1, karena faktor loading variabel

Produk-produk Perbankan (Perilaku Nasabah) dengan faktor 1 lebih

besar dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0.789.

5) Variabel Perluasan Akses (Perilaku Nasabah)

Variabel ini masuk kedalam faktor 1, karena faktor loading variabel

Perluasan Akses (Perilaku Nasabah) dengan faktor 1 lebih besar

dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0.656.

6) Variabel Kebutuhan Produk Perbankan (Perilaku Nasabah)

Variabel ini masuk kedalam faktor 1, karena faktor loading variabel

Kebutuhan Produk Perbankan (Perilaku Nasabah) dengan faktor 1

lebih besar dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0.724.

7) Variabel Layanan Jasa Keuangan (Perilaku Nasabah)

Variabel ini masuk kedalam faktor 2, karena faktor loading variabel

Layanan Jasa Keuangan (Perilaku Nasabah) dengan faktor 2 lebih

besar dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0.671.

8) Variabel Pelayanan yang Istimewa (Pesaing)

Variabel ini masuk kedalam faktor 4, karena faktor loading variabel

Pelayanan yang Istimewa (Pesaing) dengan faktor 4 lebih besar

dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0.680.

9) Variabel Kemudahan Bertransaksi (Pesaing)

Page 98: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Variabel ini masuk kedalam faktor 1, karena faktor loading variabel

Kemudahan bertransaksi (Pesaing) dengan faktor 1 lebih besar

dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0.649.

10) Variabel Kemampuan Bersaing (Pesaing)

Variabel ini masuk kedalam faktor 4, karena faktor loading variabel

Kemampuan Bersaing (Pesaing) dengan faktor 4 lebih besar

dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0.778.

11) Variabel Kemampuan Mengungguli (Pesaing)

Variabel ini masuk kedalam faktor 3, karena faktor loading variabel

Kemampuan Mengungguli (Pesaing) dengan faktor 3 lebih besar

dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0.680.

12) Variabel Reputasi Bagus (Internal Bank)

Variabel ini masuk kedalam faktor 3, karena faktor loading variabel

Reputasi Bagus (Internal Bank) dengan faktor 3 lebih besar

dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0.786.

13) Variabel Semakin Dikenal Masyarakat (Internal Bank)

Korelasi antara variabel Semakin Dikenal Masyarakat (Internal Bank)

dengan faktor 1 yang sebelum rotasi adalah 0.554, dengan rotasi maka

semakin diperkecil menjadi 0.227. sebaliknya, korelasi antara variabel

Semakin Dikenal Masyarakat (Internal Bank) dengan faktor 2 adalah

0.219, namun setelah dilakukan proses rotasi maka semakin diperbesar

menjadi 0.405. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel

Semakin Dikenal Masyarakat (Internal Bank) bisa dimasukkan sebagai

komponen faktor 2, namun dengan bukti yang lebih jelas.

14) Variabel Mengedepankan Prinsip Syariah (Internal Bank)

Page 99: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Variabel ini masuk kedalam faktor 1, karena faktor loading variabel

Mengedepankan Prinsip Syariah (Internal Bank) dengan faktor 1 lebih

besar dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0.559.

15) Variabel Maksimalisasi Pelayanan (Internal Bank)

Variabel ini masuk kedalam faktor 1, karena faktor loading variabel

Maksimalisasi Pelayanan (Internal Bank) dengan faktor 1 lebih besar

dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0.616.

Dengan demikian, ke-15 (lima belas) variabel yang telah direduksi

menjadi hanya terdiri atas 4 (empat) faktor, yaitu :

1) Faktor 1 terdiri atas Variabel Transaksi Perbankan (Teknologi),

Produk-produk Perbankan (Perilaku Nasabah), Perluasan Akses

(Perilaku Nasabah), Kebutuhan Produk Perbankan (Perilaku Nasabah),

Kemudahan Bertransaksi (pesaing), Mengedepankan Prinsip Syariah

(Internal Bank), Maksimalisasi Pelayanan (Internal Bank).

2) Faktor 2 terdiri atas Variabel Kualitas Layanan (Teknologi),

Perkembangan Layanan Perbankan (Teknologi), Layanan Jasa

Keuangan (Perilaku Nasabah), Semakin Dikenal Masyarakat (Internal

Bank).

3) Faktor 3 terdiri atas Variabel Kemampuan Mengungguli (Pesaing),

Reputasi Bagus (Internal Bank).

4) Faktor 4 terdiri atas Variabel Pelayanan yang Istimewa (Pesaing),

Kemampuan Bersaing (Pesaing).

Tabel 4.25 Component Transformation Matrix

Page 100: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Component 1 2 3 4 1 .724 .430 .403 .359 2 -.067 -.733 .454 .502 3 -.375 .334 -.377 .779 4 -.576 .408 .699 -.114

Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. Sumber : Hasil Output dari SPSS

Pada tabel diatas angka-angka yang ada pada diagonal, antara

Component 1 dengan 1, Component 2 dengan 2, Component 3 dengan 3,

Component 4 dengan 4. Maka akan terlihat dua angka yang berada diatas

0.5 yaitu faktor 1 adalah 0.724 dan faktor 2 adalah -0.733 (tanda ‘-‘ hanya

menunjukkan arah korelasi). Karena tidak ada korelasi yang berbeda dengan

jelas. Dan dua angka sisanya yang berada dibawah 0.5 yaitu faktor 3 adalah

-0.377 (tanda ‘-‘ hanya menunjukkan arah korelasi) dan faktor 4 adalah -

0.114 (tanda ‘-‘ hanya menunjukkan arah korelasi).

Walaupun cuma 2 faktor saja yang mempunyai korelasi diatas 0.5

(faktor 1 dan 2) hal ini sudah cukup membuktikan kedua faktor atau

Component (faktor 1dan 2) yang terbentuk cukup tepat, karena mempunyai

korelasi yang cukup tinggi, meskipun sebenarnya lebih bagus lagi kalau

semua faktor mempunyai korelasi diatas 0.5 yang dapat membuktikan faktor

atau Component yang terbentuk sangat tepat, karena mempunyai korelasi

yang sangat tinggi (semua faktor angka korelasinya diatas 0.5).

d. Interpertasi Atas Faktor yang Telah Terbentuk

Setelah dilakukan factoring dan rotasi, langkah selanjutnya adalah

menginterpretasikan faktor yang telah terbentuk. Hal ini dilakukan agar bisa

mewakili variabel-variabel anggota faktor tersebut. Interpretasi didasarkan

Page 101: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

pada nilai Loading factor dari masing-masing variabel pada faktor yang

terbentuk. Pemberian nama dan konsep tiap faktor ditentukan berdasarkan

makna umum variabel yang tercakup di dalamnya (Zaini Hasan dalam Fajar

Suryo Saputro:2007)

Page 102: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan dari data tentang faktor-faktor kinerja

teknologi informasi Office Channeling dalam usaha bank, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa melalui analisis faktor dapat diperoleh 4 faktor, faktor tersebut yaitu

:

1. Faktor ini dinamakan Faktor Teknologi Informasi terdiri atas Variabel Transaksi

Perbankan (Teknologi) dengan factor loading 0.682, Produk-produk Perbankan

(Perilaku Nasabah) dengan factor loading 0.789, Perluasan Akses (Perilaku

Nasabah) dengan factor loading 0.656, Kebutuhan Produk Perbankan (Perilaku

Nasabah) dengan factor loading 0.724, Kemudahan Bertransaksi (pesaing) dengan

factor loading 0.649, Mengedepankan Prinsip Syariah (Internal Bank) dengan

factor loading 0.559, Maksimalisasi Pelayanan (Internal Bank) dengan factor

loading 0.616.

2. Faktor ini dinamakan Faktor Teknologi terdiri atas Variabel Kualitas Layanan

(Teknologi) dengan factor loading 0.824, Perkembangan Layanan Perbankan

(Teknologi) dengan factor loading 0.620, Layanan Jasa Keuangan (Perilaku

Nasabah) dengan factor loading 0.671, Semakin Dikenal Masyarakat (Internal

Bank) dengan factor loading 0.405.

Page 103: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

3. Faktor ini dinamakan Faktor Internal Bank dan Pesaing terdiri atas Variabel

Kemampuan Mengungguli (Pesaing) dengan factor loading 0.680, Reputasi Bagus

(Internal Bank) dengan factor loading 0.786.

4. Faktor ini dinamakan Faktor Pesaing terdiri atas Variabel Pelayanan yang Istimewa

(Pesaing) dengan factor loading 0.680, Kemampuan Bersaing (Pesaing) dengan

factor loading 0.778.

B. Implikasi

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa faktor Teknologi Informasi, faktor

Teknologi, faktor Internal Bank dan Pesaing, serta faktor Pesaing menurut sudut

pandang nasabah menentukan perkembangan perbankan terutama dalam menunjang

program Office Channeling.

Faktor Teknologi Informasi menjadi faktor yang paling dominan dalam sudut

pandang nasabah BNI Syariah dalam mengukur kinerja program Office Channeling.

Sehingga BNI Syariah diharapkan selalu meningkatkan Teknologi Informasi

terutama dari segi pelayanan jasa perbankan. Teknologi Informasi pada BNI Syariah

dituntut untuk selalu inovatif, efektif serta efisien baik dalam hal penggunaan

teknologi yang ada, mengutamakan kepentingan pelayanan nasabah, mampu bersaing

dengan bank syariah yang lain (Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Umum Syariah

(BUS), serta situasi internal bank yang mendukung (Struktur organisasi, System yang

diterapkan, Style (gaya dalam memberikan jasa kepada nasabah), Staff (berkaitan

dengan kualitas SDM yang dimiliki suatu bank), Skill para karyawan, memiliki Share

Value (nilai-nilai kebersamaan) yang tinggi.

Faktor Teknologi merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha bank

karena dalam usaha perbankan teknologi selain berpengaruh besar terhadap kualitas

Page 104: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

jasa layanan yang diberikan, juga sekaligus menjadi ancaman kelangsungan usaha

suatu bank. Pengaruh besar teknologi terhadap kualitas layanan akan terlihat pada saat

bank mulai berkembang, jumlah nasabah semakin meningkat, jenis transaksi semakin

banyak dan semakin kompleks, saat itulah bank mulai kewalahan, sistem teknologi

informasinya mulai jatuh bangun karena kapasitas telah dilewati,apalagi bicara soal

”respons time” pastilah tidak akan memenuhi ekspektasi nasabah. Ancaman dari

perkembangan dan penerapan teknologi informasi terhadap kelangsungan usaha bank

terlihat dari munculnya ”Global Information Network and Financial Service”. Faktor

Teknologi juga mendukung dalam program Office Channeling pada bank BNI

Syariah.

Faktor Internal Bank dan Pesaing yang terdiri dari Variabel Kemampuan

Mengungguli (Pesaing) dan Reputasi Bagus (Internal Bank) merupakan faktor yang

menjadi salah satu tolak ukur melihat kinerja suatu bank dimata nasabah dalam

melakukan pelayanan yang maksimal dengan program Office Channeling. Maka

menyebabkan berubahnya kondisi persaingan. Persaingan ini bukan hanya ditingkat

nasional namun juga ditingkat global. Dengan tingginya persaingan ini, berbagai

langkah dan gerak pesaing harus terus-menerus dicermati dan dipantau, agar bank

dapat memilih langkah dan strategi yang tepat untuk menghadapinya. Selain itu faktor

internal bank juga tidak bisa dipandang sebelah mata karena dari berbagai kondisi

lingkungan yang dapat mempengaruhi kinerja suatu bank tersebut diatas, kinerja suatu

bank juga sangat ditentukan oleh kondisi internal bank tersebut, terutama dalam

upayanya untuk mengantisipasi semua perubahan lingkungan tersebut. Kondisi

tersebut menjadi pertimbangan bagi BNI Syariah dalam bersaing dengan bank lain

dan selalu menjaga kondisi internal di BNI Syariah itu sendiri agar selalu kondusif.

Page 105: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Faktor Pesaing merupakan faktor yang juga penting dalam mendukung

program Office Channeling pada suatu bank, terutama BNI Syariah karena berbagai

dinamika yang terjadi dalam persaingan usaha perbankan syariah nasional dapat

digolongkan kedalam empat aspek berikut :

a. Kehadiran para pemain baru di perbankan syariah, setelah diberlakukannya

Undang-Undang No. 7 tahun 1992. undang-undang ini memberi kesempatan

seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendirikan usaha bank yang

operasionalnya berdasarkan syariah (Sistem Bank Tanpa Bunga ), termasuk

didalamnya kesempatan bagi bank konvensional untuk membuka kantor

cabangnya yang khusus melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah.

Dengan diberlakukannya Undang-undang tersebut, berarti pemerintah tidak

lagi memberikan hak eksklusif kepada Bank Muamalat. Undang-undang

tersebut telah merubah posisi Bank Muamalat menjadi dalam tekanan untuk

mempertahankan kelangsungan usahanya.

b. Kebutuhan akan jumlah jaringan outlet.menyebabkan semakin pentingnya

skala perusahaan ( size ) dan franchise-value untuk dijadikan sebagai

komponen keunggulan bersaing sebuah bank. Dengan size yang besar,

diharapkan bank akan memiliki modal besar dan rasio kecukupan modal

(CAR) lebih baik, lebih leluasa melakukan ekspansi dan memiliki cadangan

cukup besar pula untuk non performing loans. Size yang besar saja tidak

cukup, karena size yang besar yang dimiliki bank nasional tidak akan banyak

berarti dihadapan bank-bank global. Oleh karena itu dukungan kuat dana

pihak ketiga baru akan terwujud jika bank tersebut telah memiliki franchise

value yang tinggi. Selain merger dengan bank lain untuk menciptakan size

yang besar dapat dilakukan dengan jalan aliansi strategi (strategic alliance).

Page 106: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

c. Terkait dengan urgensinya untuk memiliki franchise value yang kuat, bank-

bank global telah memiliki franchise value yang kuat, bank-bank global telah

memiliki keunggulan supply chain management and global network

management yang baik, sehingga bank global memiliki kemampuan untuk

melayani nasabah hingga melewati batas wilayah dan negara secara efektif

dan efisien.

d. Keberadaan bank-bank global di pasar domestik, bahkan mereka diberi

keleluasaan untuk beroperasi keseluruh wilayah Indonesia, benar-benar

menjadi ancaman yang serius bagi bank-bank maupun lembaga keuangan

nonbank nasional termasuk bagi bank-bank syariah di Indonesia.

Page 107: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

LAMPIRAN 1

KUISIONER PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI INFORMASI OFFICE CHANNELING DALAM USAHA BANK

Respoden yang terhormat,

Dengan ini saya mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuisioner berikut. Kuisioner

ini diajukan untuk mendapatkan data yang saya perlukan sebagai prasyarat kelulusan untuk

memperoleh gelar sarjana Manajemen Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kuisioner ini dipergunakan dalam penelitian untuk memperoleh gambaran tentang

faktor-faktor kinerja informasi teknologi suatu bank atas nasabahnya dalam penerapan Office

Channeling.

Dalam mengisi kuisioner ini,Anda diharapkan mengisi menurut pendapat Anda

sendiri,agar sesuai dengan tujuan penelitian. Seluruh informasi yang Anda berikan dijamin

kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

Terima kasih banyak atas kesediaan Anda untuk mengisi kuisioner ini.

Ciputat

Ismail

(Mahasiswa FEIS UIN Jakarta)

Page 108: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

SEKILAS TENTANG OFFICE CHANNELING

Bank Indonesia sejak setahun lalu mengeluarkan kebijakan baru bagi industri perbankan

syariah, yaitu PBI No 8/3/PBI/2006. Materi paling penting pada peraturan tersebut adalah

penerapan office channeling bagi bank-bank syari’ah. Kebijakan ini merupakan inovasi dan

terobosan baru yang bisa dibilang spektakuler bagi pengembangan industri perbankan syariah

di Indonesia.Kebijakan office channeling juga dimaksudkan untuk meningkatkan akses

masyarakat kepada jasa perbankan syariah. Dengan sistem baru ini bank syariah tidak perlu

lagi membuka cabang UUS di banyak tempat dalam memberikan pelayanan perbankan

syariah. Sehingga biaya ekspansi jauh lebih efisien. Kebijakan office channeling ini juga

dimaksudkan untuk mengarahkan aktivitas perbankan agar mampu menunjang pertumbuhan

ekonomi nasional melalui kegiatan perbankan syariah.Penerapan office channeling, akan

semakin memudahkan masyarakat melakukan transaksi syariah. Dengan kata lain, akses

terhadap lokasi bank syariah yang selama ini menjadi kendala akan dapat teratasi, karena

selama ini masyarakat yang mau bertransaksi dengan bank syariah mengalami kesulitan

karena belum banyak bank syariah yang beroperasi di Indonesia.

Tanggal Kunjungan : ......./........../2008

Page 109: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

NO RESPONDEN

KUISIONER PENELITIAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI INFORMASI OFFICE

CHANNELING DALAM USAHA BANK

A. Mohon Bapak/Ibu menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan memberikan

tanda checklist (√ ) pada alternatif jawaban yang telah tersedia:

1. Nama : ..............................................................................

2. Usia : ..............thn

3. Jenis Kelamin : 301 □ Pria 302 □ Wanita

4. Alamat : ...............................................................................

.................................................................................

5. Periode menjadi nasabah : 501 □ 2005-2006 502 □ 2006-2007

503 □ 2007-2008

B. Dibawah ini terdapat sejumlah pertanyaan tentang Office Channeling. Saudara/i, atau

Bapak/Ibu diminta untuk memilih jawaban yang telah disediakan menurut kenyataan

yang didapat tentang Office Channeling.

Berilah tanda melingkar (O) pada salah satu jawaban yang tersedia:

STS = Sangat tidak setuju TS = Tidak setuju RR = Ragu-ragu

S = Setuju SS = Sangat Setuju

Contoh:

NO ITEM PERTANYAAN STS

1

TS

2

RR

3

S

4

SS

5

1 Secara keseluruhan saya merasa puas dengan pekerjaan

saya 1 2 3 4 5

Adapun pertanyaan-pertanyaannya adalah:

A NO KRITERIA TEKNOLOGI STS

1

TS

2

RR

3

S

4

SS

5

A1 1 Dengan Office Channeling Kualitas jasa layanan yang

diberikan oleh BNI Syariah semakin bagus 1 2 3 4 5

Page 110: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

A2 2 Perkembangan BNI Syariah semakin meningkat dengan

adanya layanan syariah Office Channeling 1 2 3 4 5

A3 3 Dengan Office Channeling membuat transaksi

perbankan BNI Syariah semakin meningkat 1 2 3 4 5

A4 4

Dengan Office Channeling pelayanan perbankan BNI

Syariah (phone banking ,internet banking,dan lain-lain)

semakin kompetitif

1 2 3 4 5

B NO KRITERIA PERILAKU NASABAH STS

1

TS

2

RR

3

S

4

SS

5

B1 5 Dengan Office Channeling produk-produk perbankan

BNI Syariah semakin kompetitif 1 2 3 4 5

B2 6 Dengan program Office Channeling dapat memperluas

akses nasabah BNI Syariah terhadap layanan perbankan 1 2 3 4 5

B3 7

Dengan Office Channeling dapat memenuhi kebutuhan

masyarakat terhadap produk-produk (berupa tabungan,

deposito,giro,dan lain-lain) yang ditawarkan oleh BNI

Syariah

1 2 3 4 5

B4 8

Kebutuhan masyarakat atau nasabah BNI Syariah akan

produk-produk (berupa tabungan, deposito,giro,dan

lain-lain) terhadap layanan jasa keuangan akan lebih

meningkat dengan hadirnya program Office Channeling

1 2 3 4 5

C NO KRITERIA PESAING STS

1

TS

2

RR

3

S

4

SS

5

C1 9

Kehadiran Office Channeling nasabah BNI Syariah

mendapatkan pelayanan yang istimewa dibandingkan

bank syariah yang lain

1 2 3 4 5

C2 10 Dengan Office Channeling nasabah BNI Syariah

memperoleh kemudahan dalam bertransaksi 1 2 3 4 5

Page 111: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

C3 11

Dengan Office Channeling BNI Syariah mampu

bersaing dengan bank-bank global atau asing dalam hal

pelayanan kepada nasabahnya

1 2 3 4 5

C4 12

Dengan Office Channeling BNI Syariah mengungguli

bank-bank global atau asing dalam hal produk-produk

perbankan yang ditawarkan kepada nasabahnya

1 2 3 4 5

D NO KRITERIA INTERNAL BANK

STS

1

TS

2

RR

3

S

4

SS

5

D1 13 Dengan Office Channeling reputasi BNI Syariah

semakin bagus 1 2 3 4 5

D2 14 Dengan Office Channeling BNI Syariah semakin

dikenal oleh masyarakat 1 2 3 4 5

D3 15

Dengan Office Channeling meski dilayani di cabang

konvensional, BNI Syariah tetap menjaga amanah

nasabah dengan tetap mengedepankan prinsip-prinsip

perbankan syariah

1 2 3 4 5

D4 16

Dengan Office Channeling BNI Syariah dapat

maksimal dalam memberikan pelayanan perbankan

kepada nasabah

1 2 3 4 5

Page 112: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

LAMPIRAN 2

TABEL JAWABAN

RESPONDEN Kriteria

Teknologi Perilaku Nasabah Pesaing Internal Bank No Responden A1 A2 A3 A4 B1 B2 B3 B4 C1 C2 C3 C4 D1 D2 D3 D4

1 3 3 4 4 5 5 5 5 4 4 3 3 4 5 5 5 2 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 5 4 5 5 4 3 4 3 4 5 4 5 5 4 4 4 5 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 4 3 4 4 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 6 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 7 4 3 3 5 4 4 4 2 3 4 2 1 3 3 4 4 8 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 9 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4

10 3 4 3 5 3 5 4 4 3 4 3 2 4 5 3 3 11 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 12 4 5 3 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 13 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 14 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 15 4 4 5 5 4 4 4 5 3 3 3 3 4 4 5 5 16 3 4 4 3 4 4 5 5 5 4 3 3 4 4 4 5 17 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 18 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 19 1 3 4 5 4 3 3 5 4 4 3 3 4 4 3 4 20 5 5 5 5 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 21 4 4 4 4 5 5 5 4 3 3 4 3 4 4 4 4 22 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 23 4 4 4 4 4 5 4 3 3 5 4 3 4 5 4 4 24 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 2 3 2 3 3 2 25 4 3 4 3 4 5 5 4 3 5 4 3 4 4 4 5 26 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 27 4 4 5 5 4 5 3 4 3 5 4 4 5 5 4 4 28 5 4 5 5 4 5 3 4 3 5 4 3 5 5 4 4 29 4 5 5 4 4 5 4 4 3 5 4 4 5 4 4 5 30 3 4 3 4 4 5 4 4 3 5 4 4 5 5 4 4 31 3 3 4 4 5 5 5 5 4 4 3 3 4 5 5 5 32 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 5 4 5 5 4

Page 113: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

33 4 3 4 5 4 5 5 4 4 4 5 3 4 4 4 5 34 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 4 3 4 4 5 5 35 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 36 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 37 4 3 3 5 4 4 4 2 3 4 2 1 3 3 4 4 38 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 39 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 40 3 4 3 5 3 5 4 4 3 4 3 2 4 5 3 3 41 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 4 4 42 4 5 4 4 3 4 3 2 5 4 5 4 4 4 5 5 43 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 44 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 45 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4

Kriteria Teknologi Perilaku Nasabah Pesaing Internal Bank No

Responden A1 A2 A3 A4 B1 B2 B3 B4 C1 C2 C3 C4 D1 D2 D3 D4 46 3 4 4 5 4 5 5 3 4 5 5 3 4 5 3 4 47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 48 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 3 3 4 4 5 49 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 3 3 4 50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 51 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 52 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 53 4 4 3 2 4 2 4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 54 2 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 2 4 3 4 4 55 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 56 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 57 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 5 3 4 3 4 58 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 59 3 4 4 3 3 4 3 5 2 1 3 3 4 3 5 3 60 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 5 4 61 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 5 4 62 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 63 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 65 4 5 5 5 4 4 5 5 3 3 4 4 4 4 4 4 66 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 67 2 2 1 1 2 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 68 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 69 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 71 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 72 4 4 3 4 4 3 4 5 4 5 3 4 5 4 5 4 73 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 74 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75 5 4 4 5 5 4 5 4 4 3 4 5 4 5 2 4 76 4 4 5 5 4 5 4 5 3 4 4 5 5 4 4 5 77 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 78 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 79 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4

Page 114: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

80 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 81 3 3 4 4 5 5 5 5 4 4 3 3 4 5 5 5 82 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 5 4 5 83 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 4 3 4 4 5 5 84 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 85 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 86 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 87 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 3 4 4 5 4 5 88 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 89 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 3 4 3 90 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 91 3 4 4 3 4 3 4 2 4 5 4 3 4 3 4 5 92 3 4 4 4 3 2 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 93 1 2 1 2 3 2 2 1 3 2 3 1 1 2 3 1 94 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 95 5 3 1 5 1 3 2 5 4 1 3 2 4 3 1 2 96 5 5 5 5 3 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5

Kriteria Teknologi Perilaku Nasabah Pesaing Internal Bank No

Responden A1 A2 A3 A4 B1 B2 B3 B4 C1 C2 C3 C4 D1 D2 D3 D4 97 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 98 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 99 4 4 3 5 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 100 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 101 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 102 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 103 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 3 4 4 4 4 104 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 105 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 3 3 4 5 3 106 4 4 4 5 3 5 3 3 3 4 3 3 5 4 3 4 107 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 108 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 109 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 110 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 111 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 112 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 113 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 114 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 115 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 116 4 3 2 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 117 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 118 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 119 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 120 4 4 3 5 4 4 4 5 4 3 4 4 5 5 4 4 121 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 122 4 4 4 3 4 4 4 3 5 4 4 4 4 5 4 4 123 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 124 4 5 3 2 1 2 3 4 3 2 4 1 1 5 3 1 125 3 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 2 3 4 2 5 126 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 127 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 128 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4

Page 115: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

129 5 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 130 4 4 4 4 4 3 5 4 5 4 5 4 4 3 4 4 131 3 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 132 4 4 4 5 4 5 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 133 4 5 3 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 134 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 135 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 136 4 4 5 5 4 4 4 5 3 3 3 3 4 4 5 5 137 3 4 4 3 4 4 5 5 5 4 3 3 4 4 4 5 138 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 139 4 4 4 4 5 5 5 4 3 3 4 3 4 4 4 4 140 4 4 4 4 4 5 4 3 3 5 4 3 4 5 4 4

LAMPIRAN 4 Hasil Uji Coba Validitas & Reliabilitas Instrumen

Uji Validitas

Page 116: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Correlations

1 .438** .275 .107 -.083 .259 -.009 -.207 -.195 .114.005 .086 .512 .609 .106 .955 .199 .228 .484

40 40 40 40 40 40 40 40 40 40.438** 1 .199 -.138 -.225 .022 -.090 .146 -.039 .070.005 .219 .395 .163 .895 .580 .367 .811 .666

40 40 40 40 40 40 40 40 40 40.275 .199 1 .083 .144 .021 -.202 .304 -.029 .077.086 .219 .611 .375 .899 .212 .057 .861 .635

40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

.107 -.138 .083 1 -.034 .259 -.192 -.041 .047 .191

.512 .395 .611 .836 .106 .235 .803 .773 .23740 40 40 40 40 40 40 40 40 40

-.083 -.225 .144 -.034 1 .284 .234 .289 .456** .076.609 .163 .375 .836 .076 .146 .071 .003 .641

40 40 40 40 40 40 40 40 40 40.259 .022 .021 .259 .284 1 .324* .059 -.005 .438**.106 .895 .899 .106 .076 .041 .717 .975 .005

40 40 40 40 40 40 40 40 40 40-.009 -.090 -.202 -.192 .234 .324* 1 .269 .307 .000.955 .580 .212 .235 .146 .041 .094 .054 1.000

40 40 40 40 40 40 40 40 40 40-.207 .146 .304 -.041 .289 .059 .269 1 .348* .000.199 .367 .057 .803 .071 .717 .094 .028 1.000

40 40 40 40 40 40 40 40 40 40-.195 -.039 -.029 .047 .456** -.005 .307 .348* 1 .132.228 .811 .861 .773 .003 .975 .054 .028 .417

40 40 40 40 40 40 40 40 40 40.114 .070 .077 .191 .076 .438** .000 .000 .132 1.484 .666 .635 .237 .641 .005 1.000 1.000 .417

40 40 40 40 40 40 40 40 40 40.276 .360* .130 -.163 -.015 .270 .331* .187 .074 .114.085 .022 .424 .315 .926 .093 .037 .247 .651 .483

40 40 40 40 40 40 40 40 40 40.105 .449** .392* -.292 -.066 -.230 -.066 .289 .192 .000.520 .004 .012 .068 .686 .153 .687 .070 .235 1.000

40 40 40 40 40 40 40 40 40 40-.032 .169 .245 .033 .211 .331* .137 .181 .271 .306.846 .298 .127 .841 .190 .037 .400 .264 .090 .055

40 40 40 40 40 40 40 40 40 40.090 .219 .010 .149 -.107 .543** .100 .303 -.051 .370*.581 .175 .951 .360 .513 .000 .539 .057 .753 .019

40 40 40 40 40 40 40 40 40 40.345* -.026 .211 .072 .267 .069 .377* .370* .099 .201.029 .871 .192 .660 .095 .670 .017 .019 .543 .213

40 40 40 40 40 40 40 40 40 40.168 .061 .355* -.028 .307 .245 .662** .411** .317* .125.300 .706 .025 .865 .054 .127 .000 .008 .046 .443

40 40 40 40 40 40 40 40 40 40.367* .370* .426** .132 .345* .530** .434** .531** .386* .424**.020 .019 .006 .418 .029 .000 .005 .000 .014 .006

40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N

Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N

Kualitas LayananPerbankan (Teknologi)

Perkembangan LayananPerbankan (Teknologi)

Transaksi Perbankan(Teknologi)

Pelayanan MobileBanking (Teknologi)

Produk-produkPerbankan (PerilakuNasabah)

Perluasan Akses(Perilaku Nasabah)

Kebutuhan ProdukPerbankan (PerilakuNasabah)

Layanan Jasa Keuangan(Perilaku Nasabah)

Pelayanan yang istimewa(Pesaing)

Kemudahan Bertransaksi(Pesaing)

Kemampuan Bersaing(Pesaing)

KemampuanMengungguli (Pesaing)

Reputasi Bagus (InternalBank)

Semakin DikenalMasyarakat (InternalBank)

Mengedepankan PrinsipSyariah (Internal Bank)

Maksimalisasi Pelayanan(Internal Bank)

TOTAL

KualitasLayanan

Perbankan(Teknologi)

Perkembangan LayananPerbankan(Teknologi)

TransaksiPerbankan(Teknologi)

PelayananMobile

Banking(Teknologi)

Produk-produk Perbankan

(PerilakuNasabah)

PerluasanAkses

(PerilakuNasabah)

KebutuhanProduk

Perbankan(PerilakuNasabah)

Layanan JasaKeuangan(PerilakuNasabah)

Pelayananyang

istimewa(Pesaing)

KemudahanBertransaksi

(Pesaing)

KemaBers(Pes

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.

Uji Reliabilitas

Page 117: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Case Processing Summary

40 100.00 .0

40 100.0

ValidExcludeda

Total

CasesN %

Listwise deletion based on allvariables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.751 .750 16

Cronbach'sAlpha

Cronbach'sAlpha Based

onStandardized

Items N of Items

Page 118: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Inter-Item Correlation Matrix

1.000 .438 .275 .107 -.083 .259 -.009 -.207 -.195 .114 .276 .105 -.032 .090 .345 .168

.438 1.000 .199 -.138 -.225 .022 -.090 .146 -.039 .070 .360 .449 .169 .219 -.026 .061

.275 .199 1.000 .083 .144 .021 -.202 .304 -.029 .077 .130 .392 .245 .010 .211 .355

.107 -.138 .083 1.000 -.034 .259 -.192 -.041 .047 .191 -.163 -.292 .033 .149 .072 -.028

-.083 -.225 .144 -.034 1.000 .284 .234 .289 .456 .076 -.015 -.066 .211 -.107 .267 .307

.259 .022 .021 .259 .284 1.000 .324 .059 -.005 .438 .270 -.230 .331 .543 .069 .245

-.009 -.090 -.202 -.192 .234 .324 1.000 .269 .307 .000 .331 -.066 .137 .100 .377 .662

-.207 .146 .304 -.041 .289 .059 .269 1.000 .348 .000 .187 .289 .181 .303 .370 .411

-.195 -.039 -.029 .047 .456 -.005 .307 .348 1.000 .132 .074 .192 .271 -.051 .099 .317

.114 .070 .077 .191 .076 .438 .000 .000 .132 1.000 .114 .000 .306 .370 .201 .125

.276 .360 .130 -.163 -.015 .270 .331 .187 .074 .114 1.000 .345 .308 .215 .005 .361

.105 .449 .392 -.292 -.066 -.230 -.066 .289 .192 .000 .345 1.000 .462 .237 .107 .141

-.032 .169 .245 .033 .211 .331 .137 .181 .271 .306 .308 .462 1.000 .446 .098 .360

.090 .219 .010 .149 -.107 .543 .100 .303 -.051 .370 .215 .237 .446 1.000 .298 .141

.345 -.026 .211 .072 .267 .069 .377 .370 .099 .201 .005 .107 .098 .298 1.000 .541

.168 .061 .355 -.028 .307 .245 .662 .411 .317 .125 .361 .141 .360 .141 .541 1.000

Kualitas LayananPerbankan (TeknoPerkembangan LaPerbankan (TeknoTransaksi Perbank(Teknologi)Pelayanan MobileBanking (TeknologProduk-produkPerbankan (PerilaNasabah)Perluasan Akses(Perilaku NasabahKebutuhan ProdukPerbankan (PerilaNasabah)Layanan Jasa Keu(Perilaku NasabahPelayanan yang is(Pesaing)Kemudahan Bertra(Pesaing)Kemampuan Bers(Pesaing)KemampuanMengungguli (PesReputasi Bagus (IBank)Semakin DikenalMasyarakat (InternBank)Mengedepankan PSyariah (Internal BMaksimalisasi Pel(Internal Bank)

KualitasLayanan

Perbankan(Teknologi)

Perkembangan LayananPerbankan(Teknologi)

TransaksiPerbankan(Teknologi)

PelayananMobile

Banking(Teknologi)

Produk-produk Perbankan

(PerilakuNasabah)

PerluasanAkses

(PerilakuNasabah)

KebutuhanProduk

Perbankan(PerilakuNasabah)

ayanan JasKeuangan(PerilakuNasabah)

Pelayananyang

istimewa(Pesaing)

KemudahanBertransaks

(Pesaing)

KemampuanBersaing(Pesaing)

KemampuanMengunggul

(Pesaing)

ReputasiBagus

(InternalBank)

SemakinDikenal

Masyarakat(InternalBank)

Mengedepankan Prinsip

Syariah(InternalBank)

Maksimalisai Pelayanan(InternalBank)

Page 119: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

Item-Total Statistics

57.9250 23.251 .228 .801 .750

57.8500 23.567 .259 .561 .745

57.7000 23.395 .330 .671 .740

57.5500 25.023 -.002 .417 .768

57.7750 23.820 .241 .717 .746

57.4750 21.897 .405 .895 .732

57.5750 23.020 .320 .832 .740

57.7000 22.010 .411 .656 .731

58.3500 23.362 .268 .590 .745

57.6500 23.259 .319 .503 .740

58.1000 21.938 .422 .497 .730

58.5000 22.359 .289 .720 .746

57.8000 21.549 .527 .603 .721

57.5750 22.046 .451 .825 .728

57.7000 22.421 .436 .852 .730

57.5250 21.128 .613 .773 .713

Kualitas LayananPerbankan (Teknologi)Perkembangan LayananPerbankan (Teknologi)Transaksi Perbankan(Teknologi)Pelayanan MobileBanking (Teknologi)Produk-produkPerbankan (PerilakuNasabah)Perluasan Akses(Perilaku Nasabah)Kebutuhan ProdukPerbankan (PerilakuNasabah)Layanan Jasa Keuangan(Perilaku Nasabah)Pelayanan yang istimewa(Pesaing)Kemudahan Bertransaksi(Pesaing)Kemampuan Bersaing(Pesaing)KemampuanMengungguli (Pesaing)Reputasi Bagus (InternalBank)Semakin DikenalMasyarakat (InternalBank)Mengedepankan PrinsipSyariah (Internal Bank)Maksimalisasi Pelayanan(Internal Bank)

Scale Mean ifItem Deleted

ScaleVariance if

Item Deleted

CorrectedItem-TotalCorrelation

SquaredMultiple

Correlation

Cronbach'sAlpha if Item

Deleted

Page 120: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test
Page 121: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

127

LAMPIRAN 5 Analysis Deskriptif Statistik

Frequencies Statistics

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1.6300 2.3300 3.9300 4.0100 3.8900 3.8700 4.0300 3.9700 3.9800 3.8300 3.9200 3.9900 3.6300 4.0100 4.1000 4.0300 4.07002.0000 2.0000 4.0000 4.0000 4.0000 4.0000 4.0000 4.0000 4.0000 4.0000 4.0000 4.0000 4.0000 4.0000 4.0000 4.0000 4.0000

2.00 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00

.48524 .68246 .68542 .57726 .79003 .77401 .71711 .68836 .76515 .75284 .76118 .62757 .79968 .67412 .65905 .74475 .72829

-.547 -.527 -1.255 -.964 -1.557 -1.237 -.883 -.530 -.932 -.287 -1.407 .007 -.678 -1.627 -.324 -.947 -1.549

.241 .241 .241 .241 .241 .241 .241 .241 .241 .241 .241 .241 .241 .241 .241 .241 .241

-1.736 -.762 3.844 3.643 4.228 3.067 1.554 .766 1.999 -.116 3.829 -.396 1.245 6.828 .150 2.323 5.441

.478 .478 .478 .478 .478 .478 .478 .478 .478 .478 .478 .478 .478 .478 .478 .478 .478

1.00 1.00 1.00 2.00 1.00 1.00 2.00 2.00 1.00 2.00 1.00 3.00 1.00 1.00 2.00 1.00 1.002.00 3.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00

163.00 233.00 393.00 401.00 389.00 387.00 403.00 397.00 398.00 383.00 392.00 399.00 363.00 401.00 410.00 403.00 407.00

ValidMissing

N

MeanMedianModeStd. Deviation

Skewness

Std. Error of Skewness

KurtosisStd. Error of Kurtosis

MinimumMaximumSum

JenisKelamin

Periodemenjadinasabah

KualitasLayananPerbank

an(Teknolo

gi)

Perkembangan

Layananperbank

an(Teknolo

gi)

Transaksiperbankan(Teknolog

i)

Produk-produk

Perbankan

(PerilakuNasaba

h)

PerluasanAkses

nasabah(PerilakuNasabah)

KebutuhanProduk

Perbankan(PerilakuNasabah)

LayananJasa

Keuangan(PerilakuNasabah)

Pelayananyang

Istimewa(Pesaing)

Kemudahan

Bertransaksi

(Pesaing)

Kemampuan

Bersaing(Pesaing)

Kemampuan

Mengungguli

(Pesaing)

ReputasiBagus

(InternalBank)

SemakinDikenal

Masyarakat(InternalBank)

MengedepankanPrinsipSyari'ah(InternalBank)

Maksimalisasi

Pelayanan (Internal

Bank)

Frequency Table

Page 122: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

128

Jenis Kelamin

37 37.0 37.0 37.063 63.0 63.0 100.0

100 100.0 100.0

PriaWanitaTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 123: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

129

Periode menjadi nasabah

12 12.0 12.0 12.043 43.0 43.0 55.045 45.0 45.0 100.0

100 100.0 100.0

2005-20062006-20072007-2008Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Kualitas Layanan Perbankan (Teknologi)

1 1.0 1.0 1.03 3.0 3.0 4.0

12 12.0 12.0 16.070 70.0 70.0 86.014 14.0 14.0 100.0

100 100.0 100.0

Sangat Tidak SetujuTidak SetujuRagu-raguSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Perkembangan Layanan perbankan (Teknologi)

3 3.0 3.0 3.07 7.0 7.0 10.0

76 76.0 76.0 86.014 14.0 14.0 100.0

100 100.0 100.0

Tidak SetujuRagu-raguSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Transaksi perbankan (Teknologi)

3 3.0 3.0 3.02 2.0 2.0 5.0

13 13.0 13.0 18.067 67.0 67.0 85.015 15.0 15.0 100.0

100 100.0 100.0

Sangat Tidak SetujuTidak SetujuRagu-raguSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 124: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

130

Produk-produk Perbankan (Perilaku Nasabah)

2 2.0 2.0 2.03 3.0 3.0 5.0

16 16.0 16.0 21.064 64.0 64.0 85.015 15.0 15.0 100.0

100 100.0 100.0

Sangat Tidak SetujuTidak SetujuRagu-raguSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Perluasan Akses nasabah (Perilaku Nasabah)

5 5.0 5.0 5.09 9.0 9.0 14.0

64 64.0 64.0 78.022 22.0 22.0 100.0

100 100.0 100.0

Tidak SetujuRagu-raguSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Kebutuhan Produk Perbankan (Perilaku Nasabah)

3 3.0 3.0 3.016 16.0 16.0 19.062 62.0 62.0 81.019 19.0 19.0 100.0

100 100.0 100.0

Tidak SetujuRagu-raguSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Layanan Jasa Keuangan (Perilaku Nasabah)

1 1.0 1.0 1.03 3.0 3.0 4.0

15 15.0 15.0 19.059 59.0 59.0 78.022 22.0 22.0 100.0

100 100.0 100.0

Sangat Tidak SetujuTidak SetujuRagu-raguSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 125: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

131

Pelayanan yang Istimewa (Pesaing)

4 4.0 4.0 4.026 26.0 26.0 30.053 53.0 53.0 83.017 17.0 17.0 100.0

100 100.0 100.0

Tidak SetujuRagu-raguSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Kemudahan Bertransaksi (Pesaing)

2 2.0 2.0 2.03 3.0 3.0 5.0

12 12.0 12.0 17.067 67.0 67.0 84.016 16.0 16.0 100.0

100 100.0 100.0

Sangat Tidak SetujuTidak SetujuRagu-raguSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Kemampuan Bersaing (Pesaing)

20 20.0 20.0 20.061 61.0 61.0 81.019 19.0 19.0 100.0

100 100.0 100.0

Ragu-raguSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Kemampuan Mengungguli (Pesaing)

2 2.0 2.0 2.04 4.0 4.0 6.0

33 33.0 33.0 39.051 51.0 51.0 90.010 10.0 10.0 100.0

100 100.0 100.0

Sangat Tidak SetujuTidak SetujuRagu-raguSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 126: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

132

Reputasi Bagus (Internal Bank)

2 2.0 2.0 2.010 10.0 10.0 12.071 71.0 71.0 83.017 17.0 17.0 100.0

100 100.0 100.0

Sangat Tidak SetujuRagu-raguSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Semakin Dikenal Masyarakat (Internal Bank)

1 1.0 1.0 1.014 14.0 14.0 15.059 59.0 59.0 74.026 26.0 26.0 100.0

100 100.0 100.0

Tidak SetujuRagu-raguSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Mengedepankan Prinsip Syari'ah (Internal Bank)

1 1.0 1.0 1.02 2.0 2.0 3.0

14 14.0 14.0 17.059 59.0 59.0 76.024 24.0 24.0 100.0

100 100.0 100.0

Sangat Tidak SetujuTidak SetujuRagu-raguSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Maksimalisasi Pelayanan (Internal Bank)

2 2.0 2.0 2.01 1.0 1.0 3.08 8.0 8.0 11.0

66 66.0 66.0 77.023 23.0 23.0 100.0

100 100.0 100.0

Sangat Tidak SetujuTidak SetujuRagu-raguSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 127: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

132

LAMPIRAN 6 ANALYSIS FAKTOR

Factor Analysis

KMO and Bartlett's Test

.822

606.811105.000

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of SamplingAdequacy.

Approx. Chi-SquaredfSig.

Bartlett's Test ofSphericity

Page 128: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

133

Anti-image Matrices

.443 -.171 -.081 -.002 -.072 .075 -.161 -.097 .015 -.021 -.066 -.055 -.084 .060 .084

-.171 .436 -.152 -.012 .012 -.078 .026 -.016 -.051 -.079 .046 .064 -.043 .040 .020

-.081 -.152 .419 -.054 -.027 -.019 .022 .094 -.004 .017 -.008 -.032 .042 -.121 -.074

-.002 -.012 -.054 .400 -.150 -.174 .024 -.008 -.068 .117 -.134 .063 .065 -.082 .064

-.072 .012 -.027 -.150 .462 .032 -.026 .017 .009 -.073 .111 -.044 -.046 .037 -.184

.075 -.078 -.019 -.174 .032 .421 -.178 .019 -.058 -.108 .106 -.050 -.055 .058 -.071

-.161 .026 .022 .024 -.026 -.178 .591 -.010 .133 .128 -.083 -.024 -.053 -.100 -.015

-.097 -.016 .094 -.008 .017 .019 -.010 .726 -.115 -.142 .011 -.024 -.005 .050 -.088

.015 -.051 -.004 -.068 .009 -.058 .133 -.115 .444 -.013 -.039 -.040 -.079 -.117 -.088

-.021 -.079 .017 .117 -.073 -.108 .128 -.142 -.013 .639 -.192 .112 -.018 -.134 .041

-.066 .046 -.008 -.134 .111 .106 -.083 .011 -.039 -.192 .458 -.187 -.029 .029 -.103

-.055 .064 -.032 .063 -.044 -.050 -.024 -.024 -.040 .112 -.187 .558 .002 -.085 -.056

-.084 -.043 .042 .065 -.046 -.055 -.053 -.005 -.079 -.018 -.029 .002 .713 -.046 -.036

.060 .040 -.121 -.082 .037 .058 -.100 .050 -.117 -.134 .029 -.085 -.046 .624 -.013

.084 .020 -.074 .064 -.184 -.071 -.015 -.088 -.088 .041 -.103 -.056 -.036 -.013 .385

.786a

-.390 -.188 -.006 -.159 .173 -.314 -.172 .033 -.040 -.147 -.110 -.150 .114 .204

-.390 .831a

-.355 -.030 .026 -.183 .051 -.028 -.115 -.149 .103 .130 -.078 .077 .049

-.188 -.355 .888a

-.132 -.061 -.045 .045 .170 -.008 .033 -.018 -.066 .077 -.237 -.184

-.006 -.030 -.132 .801a

-.350 -.425 .049 -.015 -.161 .231 -.314 .134 .122 -.164 .163

-.159 .026 -.061 -.350 .830a

.072 -.051 .030 .020 -.134 .241 -.086 -.081 .069 -.437

.173 -.183 -.045 -.425 .072 .798a

-.357 .034 -.134 -.209 .242 -.103 -.101 .113 -.177

-.314 .051 .045 .049 -.051 -.357 .734a

-.016 .259 .209 -.159 -.042 -.081 -.164 -.031

-.172 -.028 .170 -.015 .030 .034 -.016 .829a

-.202 -.208 .018 -.038 -.007 .075 -.167

.033 -.115 -.008 -.161 .020 -.134 .259 -.202 .891a

-.024 -.087 -.080 -.140 -.222 -.213

-.040 -.149 .033 .231 -.134 -.209 .209 -.208 -.024 .686a

-.356 .188 -.026 -.212 .083

-.147 .103 -.018 -.314 .241 .242 -.159 .018 -.087 -.356 .755a

-.369 -.051 .054 -.244

-.110 .130 -.066 .134 -.086 -.103 -.042 -.038 -.080 .188 -.369 .851a

.003 -.145 -.121

-.150 -.078 .077 .122 -.081 -.101 -.081 -.007 -.140 -.026 -.051 .003 .927a

-.070 -.069

.114 .077 -.237 -.164 .069 .113 -.164 .075 -.222 -.212 .054 -.145 -.070 .843a

-.027

.204 .049 -.184 .163 -.437 -.177 -.031 -.167 -.213 .083 -.244 -.121 -.069 -.027 .838a

Kualitas LayananPerbankan (Teknologi)Perkembangan LayananPerbankan (Teknologi)Transaksi Perbankan(Teknologi)Produk-produkPerbankan (PerilakuNasabah)Perluasan Akses(Perilaku Nasabah)Kebutuhan ProdukPerbankan (PerilakuNasabah)Layanan Jasa Keuangan(Perilaku Nasabah)Pelayanan yang istimewa(Pesaing)Kemudahan Bertransaksi(Pesaing)Kemampuan Bersaing(Pesaing)KemampuanMengungguli (Pesaing)Reputasi Bagus (InternalBank)Semakin DikenalMasyarakat (InternalBank)Mengedepankan PrinsipSyariah (Internal Bank)Maksimalisasi Pelayanan(Internal Bank)Kualitas LayananPerbankan (Teknologi)Perkembangan LayananPerbankan (Teknologi)Transaksi Perbankan(Teknologi)Produk-produkPerbankan (PerilakuNasabah)Perluasan Akses(Perilaku Nasabah)Kebutuhan ProdukPerbankan (PerilakuNasabah)Layanan Jasa Keuangan(Perilaku Nasabah)Pelayanan yang istimewa(Pesaing)Kemudahan Bertransaksi(Pesaing)Kemampuan Bersaing(Pesaing)KemampuanMengungguli (Pesaing)Reputasi Bagus (InternalBank)Semakin DikenalMasyarakat (InternalBank)Mengedepankan PrinsipSyariah (Internal Bank)Maksimalisasi Pelayanan(Internal Bank)

Anti-image Covariance

Anti-image Correlation

KualitasLayanan

Perbankan(Teknologi)

Perkembangan LayananPerbankan(Teknologi)

TransaksiPerbankan(Teknologi)

Produk-produk Perbankan

(PerilakuNasabah)

PerluasanAkses

(PerilakuNasabah)

KebutuhanProduk

Perbankan(PerilakuNasabah)

Layanan JasaKeuangan(PerilakuNasabah)

Pelayananyang

istimewa(Pesaing)

KemudahanBertransaksi

(Pesaing)

KemampuanBersaing(Pesaing)

KemampuanMengungguli

(Pesaing)

ReputasiBagus

(InternalBank)

SemakinDikenal

Masyarakat(InternalBank)

Mengedepankan Prinsip

Syariah(InternalBank)

Maksimalisasi Pelayanan

(InternalBank)

Measures of Sampling Adequacy(MSA)a.

Page 129: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

134

Communalities

1.000 .786

1.000 .783

1.000 .649

1.000 .678

1.000 .538

1.000 .614

1.000 .711

1.000 .543

1.000 .701

1.000 .644

1.000 .664

1.000 .714

1.000 .379

1.000 .444

1.000 .672

Kualitas LayananPerbankan (Teknologi)Perkembangan LayananPerbankan (Teknologi)Transaksi Perbankan(Teknologi)Produk-produkPerbankan (PerilakuNasabah)Perluasan Akses(Perilaku Nasabah)Kebutuhan ProdukPerbankan (PerilakuNasabah)Layanan Jasa Keuangan(Perilaku Nasabah)Pelayanan yang istimewa(Pesaing)Kemudahan Bertransaksi(Pesaing)Kemampuan Bersaing(Pesaing)KemampuanMengungguli (Pesaing)Reputasi Bagus (InternalBank)Semakin DikenalMasyarakat (InternalBank)Mengedepankan PrinsipSyariah (Internal Bank)Maksimalisasi Pelayanan(Internal Bank)

Initial Extraction

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Page 130: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

135

Total Variance Explained

5.878 39.188 39.188 5.878 39.188 39.188 3.626 24.1711.303 8.685 47.873 1.303 8.685 47.873 2.107 14.0501.235 8.236 56.109 1.235 8.236 56.109 1.940 12.9331.106 7.371 63.480 1.106 7.371 63.480 1.849 12.326

.876 5.840 69.320

.753 5.020 74.341

.707 4.715 79.055

.619 4.126 83.182

.577 3.844 87.026

.493 3.286 90.313

.404 2.695 93.008

.346 2.304 95.312

.273 1.821 97.133

.246 1.640 98.773

.184 1.227 100.000

Componen123456789101112131415

Total % of VarianceCumulative % Total % of VarianceCumulative % Total % of VarianceCInitial Eigenvalues Extraction Sums of Squared LoadingsRotation Sums of Square

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Page 131: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

136

151413121110987654321

Component Number

6

5

4

3

2

1

0

Eige

nval

ue

Scree Plot

Page 132: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

137

Component Matrix a

.608 -.423 .372 .316

.635 -.423 .387 -.226

.739 -.251 -.056 -.191

.715 -.121 -.274 -.279

.695 -.071 -.172 -.146

.695 -.197 -.167 -.253

.485 -.443 -.191 .493

.434 .349 .466 .125

.721 .337 .001 -.259

.448 .314 .570 -.141

.636 .320 -.002 .397

.593 .259 -.301 .452

.554 -.038 .202 .175

.576 .219 -.217 -.131

.737 .272 -.234 -.022

Kualitas LayananPerbankan (Teknologi)Perkembangan LayananPerbankan (Teknologi)Transaksi Perbankan(Teknologi)Produk-produkPerbankan (PerilakuNasabah)Perluasan Akses(Perilaku Nasabah)Kebutuhan ProdukPerbankan (PerilakuNasabah)Layanan Jasa Keuangan(Perilaku Nasabah)Pelayanan yang istimewa(Pesaing)Kemudahan Bertransaksi(Pesaing)Kemampuan Bersaing(Pesaing)KemampuanMengungguli (Pesaing)Reputasi Bagus (InternalBank)Semakin DikenalMasyarakat (InternalBank)Mengedepankan PrinsipSyariah (Internal Bank)Maksimalisasi Pelayanan(Internal Bank)

1 2 3 4Component

Extraction Method: Principal Component Analysis.4 components extracted.a.

Page 133: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

138

Rotated Component Matrix a

.147 .824 .134 .260

.473 .620 -.240 .343

.682 .405 .071 .117

.789 .191 .141 .014

.656 .233 .211 .096

.724 .284 .077 .049

.168 .671 .411 -.253

.044 .137 .245 .680

.649 -.043 .263 .458

.172 .095 .010 .778

.211 .200 .680 .343

.265 .149 .786 .058

.227 .405 .252 .317

.559 -.038 .322 .162

.616 .030 .493 .221

Kualitas LayananPerbankan (Teknologi)Perkembangan LayananPerbankan (Teknologi)Transaksi Perbankan(Teknologi)Produk-produkPerbankan (PerilakuNasabah)Perluasan Akses(Perilaku Nasabah)Kebutuhan ProdukPerbankan (PerilakuNasabah)Layanan Jasa Keuangan(Perilaku Nasabah)Pelayanan yang istimewa(Pesaing)Kemudahan Bertransaksi(Pesaing)Kemampuan Bersaing(Pesaing)KemampuanMengungguli (Pesaing)Reputasi Bagus (InternalBank)Semakin DikenalMasyarakat (InternalBank)Mengedepankan PrinsipSyariah (Internal Bank)Maksimalisasi Pelayanan(Internal Bank)

1 2 3 4Component

Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.

Rotation converged in 11 iterations.a.

Page 134: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

139

Component Transformation Matrix

.724 .430 .403 .359-.067 -.733 .454 .502-.375 .334 -.377 .779-.576 .408 .699 -.114

Component1234

1 2 3 4

Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.

Page 135: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KINERJA TEKNOLOGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16792/1/ISMAIL.pdf · counted 40 respondent in test with validity test. Validity test

140

Lampiran 7

Tabel Nilai Koefisien Korelasi