ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

75
i ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA SUKRYANTO 105961111417 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2021

Transcript of ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

Page 1: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

i

ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

SUKRYANTO

105961111417

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2021

Page 2: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

ii

ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

SUKRYANTO

105961111417

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2021

Page 3: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

iii

Page 4: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

iv

Page 5: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

v

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ANALISIS

ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA adalah benar merupakan

hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi

manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya

yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Makassar, 05 Mei 2021

Sukryanto

105961111417

Page 6: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

vi

ABSTRAK

SUKRYANTO. 105961111417. Analisis Elastisistas Ekspor Kakao di Indonesia.

Dibimbing oleh MOHAMMAD NATSIR dan SUMARNI B.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi ekspor kakao di Indonesia dan tingkat elastisitas faktor-faktor

yang mempengaruhi ekspor kakao di Indonesia menggunakan teori Model Cobb-

Dauglass terhadap variabel harga ekspor kakao, jumlah produksi kakao Indonesia,

dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Penelitian ini dilakukan selama dua bulan yaitu bulan Mei sampai dengan

bulan Juli 2021. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif

dengan menggunakan data sekunder berupa runtut waktu (time series) dengan

periode waktu 29 tahun (1990-2018), analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini, yaitu Analisis Regresi Linear Berganda. Penelitian ini mengambil

data dari Faostat dan Badan Pusat Statistik (BPS).

Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kakao di Indonesia dapat dilihat

dari nilai koefisien regresi hasil estimasi. Dari tiga variabel independen terdapat

dua variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap elastisitas ekspor

kakao di Indonesia yaitu harga ekspor kakao (X1) dengan nilai koefisien sebesar -

1,6196, jumlah produksi kakao (X2) dengan nilai koefisien sebesar 2,7271, dan

variabel independen yang tidak berpengaruh signifikan terhadap elastisitas ekspor

kakao di Indonesia yaitu nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (X3) dengan nilai

koefisien sebesar 0,3585 dan elastisitas ekspor kakao di Indonesia dapat dilihat

dari koefisien regresi hasil estimasi (Elastisitas) yaitu elastisitas harga ekspor

kakao (X1) sebesar -1,6196 artinya setiap kenaikan 1% akan mempengaruhi atau

menurunkan ekspor kakao di Indonesia sebesar 1,6196% menunjukkan nilai yang

in-elastis (E>1). Elastisitas jumlah produksi kakao (X2) sebesar 2,7271 artinya

setiap kenaikan 1% akan mempengaruhi atau meningkatkan elastisitas ekspor

kakao di Indonesia sebesar 2,7271% menunjukkan nilai yang elastis (E>1).

Elastisitas nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (X3) sebesar 0,3585 artinya setiap

kenaikan 1% akan mempengaruhi atau menurunkan ekspor kakao di Indonesia

sebesar 0,3585% menunjukkan nilai yang in-elastis (E<1).

Kata Kunci : Elastisitas, Harga, Nilai Tukar, Produksi

Page 7: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

vii

ABSTRACT

SUKRYANTO. 105961111417. Elasticity Analysis of Cocoa Exports in

Indonesia. Supervised by MOHAMMAD NATSIR and SUMARNI B.

This study aims to analyze the factors that affect cocoa exports in

Indonesia and the level of elasticity of the factors that affect cocoa exports in

Indonesia using the Cobb-Dauglass model theory on the variables of cocoa export

prices, the amount of Indonesian cocoa production, and the exchange rate of the

rupiah against the US dollar.

This research was conducted for two months, from May to July 2021. This

research is a quantitative research using secondary data in the form of a time

series with a time period of 29 years (1990-2018), data analysis used in this study

This is Multiple Linear Regression Analysis. This study took data from Faostat

and the Central Statistics Agency (BPS).

The factors that affect cocoa exports in Indonesia can be seen from the

estimated regression coefficient value. Of the three independent variables, there

are two independent variables that have a significant effect on the elasticity of

cocoa exports in Indonesia, namely the export price of cocoa (X1) with a

coefficient value of -1.6196, the amount of cocoa production (X2) with a

coefficient value of 2.7271, and the independent variable which has no significant

effect on the elasticity of cocoa exports in Indonesia, namely the exchange rate of

the rupiah against the US dollar (X3) with a coefficient value of 0.3585 and the

elasticity of cocoa exports in Indonesia can be seen from the regression coefficient

of the estimation results (Elasticity), namely the price elasticity of cocoa exports

(X1 ) of -1.6196, meaning that every 1% increase will affect or decrease cocoa

exports in Indonesia by 1.6196%, indicating an inelastic value (E>1). The

elasticity of the amount of cocoa production (X2) is 2.7271, meaning that every

1% increase will affect or increase the elasticity of cocoa exports in Indonesia by

2.7271%, indicating an elastic value (E>1). The elasticity of the rupiah exchange

rate against the US dollar (X3) is 0.3585, meaning that every 1% increase will

affect or decrease cocoa exports in Indonesia by 0.3585%, indicating an inelastic

value (E<1).

Keywords : Elasticity, Price, Exchange Rate, Production

Page 8: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabaraakatuh

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi dengan judul “Analisis Elastisitas Ekspor Kakao di Indonesia“

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, banyak sekali

hambatan dan kekurangan yang memerlukan bantuan berbagai pihak. Oleh karena

itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-

besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Dr. Ir. Andi Khaeriyah, M.Pd, Selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P., Selaku Ketua Program Studi Agribisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Dr. Mohammad Natsir, S.P., M.P, Selaku Pembimbing I yang senantiasa

meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis sehingga

skripsi dapat diselesaikan.

4. Sumarni B, S.P., M.Si, Selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan

waktunya membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi dapat

diselesaikan.

5. Ayahanda dan Ibunda selaku kedua orang tua yang telah banyak memberikan

dorongan moril maupun materil serta motivasi kepada penulis sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan.

Page 9: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

ix

6. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah segudang ilmu kepada penulis.

7. Kepada Irna Irviana Nurjannah yang telah membantu penyusunan skripsi serta

memberikan motivasi kepada penulis dari awal sampai akhir penyelesaian

skripsi.

8. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir

yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.

Seperti halnya manusia yang tidak sempurna dimata manusia lain ataupun

dimata ALLAH SWT, penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari kesalahan

penulisan dan penyajiannya mengingat akan keterbatasan kemampuan yang

penulis miliki. Untuk itu, penulis selalu mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun dari pembaca demi penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata

semoga skripsi ini dapat memberi manfaat untuk kita semua. Aamiin

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabaraakatuh

Makassar, 27 Juni 2021

Sukryanto

105961111417

Page 10: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

x

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI .............................................................. iv

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI .... v

ABSTRAK ......................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5

1.4 Kegunaan Penelitian................................................................................. 5

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kakao ....................................................................................... 7

2.2 Elastisitas Penawaran ............................................................................... 8

2.3 Teori Penawaran Ekspor ..........................................................................10

2.4 Teori Model Cobb-Douglass....................................................................13

Page 11: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

xi

2.5 Konsep Ekspor .........................................................................................16

2.6 Teori Penawaran.......................................................................................17

2.7 Teori Produksi ..........................................................................................18

2.8 Perdagangan Antar Negara ......................................................................20

2.9 Penelitian Terdahulu ................................................................................23

2.10 Kerangka Pemikiran ...............................................................................27

III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................28

3.2 Jenis dan Sumber Data .............................................................................28

3.3 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................29

3.4 Teknik Analisis Data ................................................................................29

3.5 Definisi Operasional.................................................................................33

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1 Letak Geografis ........................................................................................35

4.2 Kondisi Demografis .................................................................................37

4.3 Kondisi Pertanian .....................................................................................38

V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Estimasi Multiple Reggresion .........................................................39

5.2 Uji F-Statistik (Uji Model) .......................................................................40

5.3 Koefisien Determinan (R2) .......................................................................41

5.4 Uji t-Statistik (Uji Variabel) ....................................................................42

5.5 Uji Standard Eror .....................................................................................44

5.6 Elastisitas Ekspor Kakao Indonesia .........................................................44

Page 12: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

xii

VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ..............................................................................................46

6.2 Saran .........................................................................................................47

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................48

LAMPIRAN .......................................................................................................51

RIWAYAT HIDUP ...........................................................................................60

Page 13: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 23

2. Hasil Estimasi Multiple Reggresion Ekspor Kakao di Indonesia

Tahun 1990 - 2018 ......................................................................................... 39

Page 14: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Grafik Volume Ekspor Kakao Indonesia Tahun 2008 - 2018......................... 3

2. Kurva Penawaran ............................................................................................ 18

3. Kerangka Pemikiran Analisis Elastisitas Ekspor Kakao di Indonesia ............ 27

4. Grafik Hasil Estimasi Multiple Reggresion Elastisitas Ekspor Kakao

di Indonesia Tahun 1990 – 2018 ..................................................................... 45

Page 15: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Teks

1. Peta Lokasi Penelitian .................................................................................... 52

2. Tabel Variabel Ekspor Kakao Indonesia (Ton), Harga Ekspor

Kakao ($1000/Ton), Jumlah Produksi Kakao Indonesia (Ton/Tahun),

dan Nilai Tukar (Rp/$) ................................................................................... 52

3. Tabel Variabel Ekspor Kakao Indonesia (Ton), Harga Rill Ekspor

Kakao Indonesia ($1000/Ton), Jumlah Produksi Kakao

Indonesia (Ton/Tahun), dan Nilai Tukar (Rp/$) ............................................ 53

4. Hasil Logaritma Natural (Ln) Elastisitas Ekspor Kakao................................ 54

5. Hasil Estimasi Multiple Reggresion Elastisitas Ekspor Kakao

di Indonesia Menggunakan Software Microsoft Excel 2013 ......................... 55

6. Kartu Kontrol Bimbingan Skripsi .................................................................. 56

7. Hasil Turnitin ................................................................................................. 58

Page 16: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

1

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu kegiatan yang berperan penting dalam perekonomian suatu

negara adalah kegiatan perdagangan internasional. Perdagangan internasional

memiliki peran penting, sebab tidak semua kebutuhan barang dan jasa dapat

dipenuhi secara mandiri atau self sufficiently. Selain itu, adanya perdagangan

internasional menciptakan hubungan saling mempengaruhi antar negara, salah

satunya adalah pertukaran barang dan jasa. Hal ini memberi peluang kepada

negara untuk melakukan spesialisasi barang dan jasa secara murah, baik dari segi

bahari maupun produksi. Adanya spesialisasi tentu juga dapat meningkatkan

transfer modal, terbukanya kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan negara,

dan meningkatkan cadangan devisa (Sobri, 2000). Sehingga perdagangan

internasional harus selalu diupayakan untuk dapat meraih berbagai peluang dan

kesempatan yang ada.

Komponen pendorong pertumbuhan ekonomi salah satunya adalah

kegiatan ekspor dan impor. Indonesia dikenal sebagai negara agraris artinya

pertanian memegang peranan penting dari seluruh perekonomian nasional. Sektor

pertanian merupakan sektor potensial dalam kinerja perdagangan Indonesia. Hal

ini dibuktikan dengan terus meningkatnya kinerja ekspor pada komoditas-

komoditas sektor pertanian yang berorientasi ekspor.

Sektor perkebunan Indonesia merupakan salah satu yang berperan penting

bagi perekonomian nasional karena mengandalkan beberapa hasil komoditas

Page 17: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

2

unggulan yang dipasarkan di perdagangan internasional. Salah satu komoditas

utama yang menjadi unggulan dari sektor perkebunan adalah kakao. Kakao juga

turut berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan

agroindustri (Puspita Hidayat et al. 2015).

Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) telah dikenal di Indonesia sejak

tahun 1560. Pada tahun 1970-1977 produksi kakao Indonesia hanya berkisar 200-

3000 ton. Pengembangan kakao di Indonesia sebagian besar dikelola dalam

bentuk perkebunan rakyat. Pada tahun 2009 luas lahan kakao yang tercatat 92,6

persen dikelola oleh rakyat dan selebihnya 3,3 persen perkebunan besar negara

serta 4,1 persen perkebunan besar swasta (Alkamalia et al, 2017).

Kakao merupakan salah satu devisa non migas Indonesia yang saat ini

menjadi bagian dari 5 terbesar setelah karet, kopi, sawit, dan teh. Peranan kakao

dalam perekonomian Indonesia memiliki arti penting dalam aspek sosial ekonomi

dikarenakan selain sumber devisa negara juga merupakan penyedia lapangan kerja

yang cukup banyak bagi masyarakat serta sebagai bagian dari sumber penghasilan

bagi petani terutama mereka yang sedang tinggal di daerah yang berupa sentra

produksi kakao tersebut, selain berfungsi bagi penyangga kelestarian

produktivitas sumber daya alam (SDA) (Kindangen dkk, 2015).

Ekspor kakao dalam bentuk biji berkembang dari segi volume ataupun

penerimaan devisa. Hal ini dapat dilihat dari nilai devisa yang dihasilkan dari

peningkatan tahun ke tahun volume ekspor. Tingkat produksi kakao yang tinggi

dibeberapa wilayah di Indonesia tentunya turut mendorong agar Indonesia

menggunakan sebagian hasil produksi untuk ekspor komoditi kakao.

Page 18: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

3

Gambar 1. Grafik Volume Ekspor Kakao Indonesia Tahun 2008-2018

600000

500000

400000

300000

200000

100000

0

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Sumber : Statistik Kakao Indonesia 2018.

Gambar 1, data di atas menunjukan Grafik perkembangan volume ekspor

kakao Indonesia tahun 2008-2018 pada sepuluh tahun terakhir yaitu pada 2008-

2018 yang mengalami fluktuatif naik turun peningkatan antara 6,78% sampai

7,53% pertahun sedangkan penurunan sebesar 19,4%. Tahun 2010 ekspor kakao

menduduki posisi tertinggi dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir yaitu senilai

552.880 ton. Sedangkan pada tahun 2014 total volume ekspor mencapai sebanyak

333.679 ton lalu pada tahun 2018 total ekspor meningkat yaitu 7,31% yaitu

380.827. Peningkatan dan penurunan pada tingkat ekspor kakao dapat disebabkan

oleh berbagai hal yang mempengaruhi faktor ekspor kakao Indonesia. Hal ini

menunjukkan bahwa dengan peningkatan harga kakao dunia, Indonesia dapat

mengekspor kakao dengan jumlah yang lebih banyak.

Page 19: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

4

Perkembangan ekspor biji kakao di Indonesia dipengaruhi oleh produksi

sebagai faktor yang berpengaruh terhadap ekspor dimana kegiatan produksi

diartikan sebagai suatu kegiatan mengubah input menjadi output, yaitu dapat

berupa input kapital, tanah, tenaga kerja, dan sumber daya alam. Sedangkan

output yaitu produk yang telah memiliki nilai tambah setelah produksi. Kualitas

dan kuantitas produk yang diproduksi mempengaruhi permintaan dan penawaran

ekspor. Pada kegiatan ekspor komoditas perkebunan faktor produksi merupakan

faktor utama yang harus dipenuhi karena tinggi rendahnya faktor produksi

menentukan tingkatan pada ekspor komoditas (Suresmiathi, 2015). Selain

produksi dan harga yang berpengaruh terhadap ekspor, nilai tukar juga merupakan

salah satu faktor yang berpengaruh terhadap ekspor. Nilai tukar dapat berpengaruh

terhadap nilai suatu komoditas atau aset karena akan berpengaruh arus masuk kas

yang diterima dari kegiatan ekspor (Misgiyanti and Zuhroh 2009).

Fluktuasi pada nilai tukar dapat menyebabkan ketidakstabilan pasar ekspor

kakao Indonesia. Jika nilai tukar rupiah mengalami penguatan terhadap nilai

dollar AS maka berdampak pada volume ekspor biji kakao di Indonesia yang

cenderung meningkat. Hal yang berlaku juga sebaliknya jika nilai tukar rupiah

melemah terhadap dollar AS maka volume ekspor biji kakao di Indonesia akan

menurun. Itulah dasar hubungan antara kurs dengan volume ekspor kakao di

Indonesia (Zakariya dkk, 2016).

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis bertujuan untuk

melakukan penelitian berjudul “Analisis Elastisitas Ekspor Kakao di

Indonesia”.

Page 20: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjabaran dari latar belakang di atas maka rumusan masalah

sebagai rujukan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kakao di Indonesia ?

2. Bagaimana tingkat elastisitas faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kakao

di Indonesia ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan di laksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kakao di

Indonesia.

2. Untuk mengetahui tingkat elastisitas faktor-faktor yang mempengaruhi

ekspor kakao di Indonesia.

1.4 Kegunaan Penelitian

Secara praktis penelitian ini dapat memberikan kegunaan adalah sebagai

berikut :

1. Bagi penulis, dapat memperoleh pengalaman baik secara teorik maupun

secara praktiks dalam proses penelitian.

2. Bagi pembaca, sebagai acuan penelitian lain yang akan melakukan penelitian

yang sama dan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya dimasa yang

akan datang.

Page 21: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

6

3. Bagi pemerintahan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

pertimbangan dalam menyusun kebijakan yang lebih baik dimasa yang akan

datang terutama dalam pengembangan ekspor kakao di Indonesia.

Page 22: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

7

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kakao (Theobrema cacao L.)

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu jenis tanaman

perkebunan yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia yang terus

mendapat perhatian untuk dikembangkan. Upaya pengembangan tanaman kakao

diarahkan pada peningkatan luas lahan, peningkatan produksi dan mutu hasil.

Salah satu komoditas unggulan subsektor perkebunan. Komoditas ini

secara konsisten memiliki peran sebagai salah satu sumber devisa negara yang

turut memberikan kontribusi yang dalam bagi struktur perekonomian di Indonesia

(Spillane, 1995).

Tanaman kakao berasal dari Amerika Selatan dengan tempat tumbuhnya

di hutan hujan tropis, tanaman kakao telah menjadi bagian dari kebudayaan

masyarakat selama 2000 tahun. Nama latin tanaman kakao adalah Theobroma

Cacao yang berarti makanan untuk Tuhan. Masyarakat Aztec dan Mayan di

Amerika Tengah telah membudidayakan tanaman kakao sejak lama, yaitu

sebelum kedatangan orang-orang Eropa. Orang-orang Indian Mesoamerikalah

yang pertama kali menciptakan minuman dari serbuk coklat yang dicampur

dengan air dan kemudian diberi perasa seperti merica, vanili, dan rempah-rempah

lainnya. Minuman ini merupakan minuman spesial yang biasanya

dipersembahkan untuk pemerintahan Mayan dan untuk upacara-upacara special

(Hariyadi dkk, 2017).

Page 23: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

8

Pertumbuhan bibit yang baik akan menunjang pertumbuhan vegetatif dan

generatif pada tanaman kakao. Bibit kakao yang baik adalah dapat menghasilkan

tanaman yang sehat, tidak mudah diserang penyakit dan lebih tanggap terhadap

pemupukan sehingga menghasilkan bibit kakao yang berkualitas, salah satunya

dengan cara pemberian pupuk yang tepat. Pemupukan merupakan salah satu

upaya pemeliharaan tanaman kakao di pembibitan dengan tujuan memperbaiki

kesuburan tanah (Balutan et al, 2016).

Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang sangat penting

dalam menyumbang perolehan devisa negara. Sebagian besar biji kakao dari

Indonesia diekspor ke luar negeri, meskipun kalau dilihat di Indonesia sudah ada

beberapa industri pengolahan biji kakao menjadi produk setengah jadi. Kendala

utama yang dihadapi komoditas kakao yang diekspor adalah kualitasnya. Mutu

biji kakao dari Indonesia masih relatif rendah dibandingkan dengan yang berasal

dari negeri lain. Rendahnya kualitas tersebut dapat dilihat dari harga jual kakao

Indonesia dipasaran luar negeri (Balutan et al, 2016).

2.2 Elastisitas Penawaran

Elastisitas merupakaan ukuran sejauh mana pembeli dan penjual bereaksi

terhadap perubahan kondisi yang ada. Kondisi yang dimaksud berkaitan dengan

perubahan harga. Dengan kata lain, elastisitas merupakan derajat kepekaan

permintaan dan penawaran terhadap perubahan harga. Elastisitas penawaran ialah

perbandingan antara seberapa besar perubahan jumlah barang yang ditawarkan

sebagai akibat dari perubahan harga (Coursehero, 2021).

Page 24: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

9

Elastisitas mengukur kepekaan satu variabel dengan variabel lainnya.

Elastisitas penawaran adalah persentase perubahan jumlah penawaran akibat

kenaikan setiap satu persen dari harga. Elastisitas ini biasanya positif karena yang

lebih tinggi memberi insentif kepada produsen untuk meningkatkan output

(Natsir, 2015).

Elastisitas penawaran mempunyai sifat-sifat yang bersamaan dengan

elastisitas permintaan, yaitu terdapat lima tingkatan elastisitas sebagai berikut :

a. Elastis sempurna

b. Elastis

c. Elastisitas uniter

d. Tidak elastisdan

e. Tidak elastis sempurna.

Kurva penawaran yang tidak elastis, elastisitas uniter dan elastis. Pada

elastisitas uniter apabila kurva tersebut bermula dari titik 0. Kurva penawaran

yang tidak elastis apabila perubahan harga menimbulkan perubahan yang relatif

kecil terhadap penawaran. Kurva penawaran elastis apabila perubahan harga

menyebabkan perubahan yang relatif besar terhadap penawaran (Coursehero,

2021).

Elastis sempurna terwujud apabila para penjual bersedia menjual semua

barangnya pada satu harga tertentu. Bentuk kurva penawarannya sejajar dengan

sumbu datar. Tidak elastis sempurna bentuk kurva penawarannya sejajar sumbu

tegak, terwujud apabila penjual sama sekali tidak dapat menambah penawarannya

walaupun harga bertambah tinggi (Coursehero, 2021).

Page 25: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

10

Adapun jenis-jenis elastisitas penawaran yaitu sebagai berikut :

a. Penawaran tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Penawaran tidak dapat

ditambah pada tingkat harga berapapun, sehingga kurva penawaran (S) akan

terlihat vertikal.

b. Penawaran tidak elastis : elastisitas < 1. Perubahan penawaran lebih kecil

dari perubahan harga.

c. Penawaran uniter elastis : elastisitas = 1. Perubahan penawaran sama dengan

perubahan harga.

d. Penawaran elastis : elastisitas > 1. Perubahan penawaran lebih besar dari

perubahan harga, artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang

relatif besar terhadap penawaran.

2.3 Teori Penawaran Ekspor

Ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam

negeri ke luar wilayah Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku

(Hutabarat, 1989). Berdasarkan dari pengertian ekspor tersebut, maka kita dapat

memahami bahwa kegiatan ekspor yang dilakukan oleh setiap negara bertujuan

untuk meningkatkan pendapatan sesuatu negara, hal ini disebabkan karena

kegiatan ekspor merupakan salah satu komponen pengeluaran agregat karena

ekspor dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional yang akan dicapai.

Apabila ekspor bertambah, pengeluaran agregat bertambah tinggi dan selanjutnya

akan menaikkan pendapatan nasional pula.

Page 26: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

11

Teori penawaran adalah suatu teori yang menjelaskan mengenai jumlah

barang yang mampu diproduksi dan ditawarkan oleh produsen kepada konsumen

di pasar. Harga tidak hanya mempengaruhi jumlah barang yang diminta tetapi

juga jumlah yang dijual. Pada saat harga rendah tidak menutup kemungkinan

menurunkan jumlah barang tertentu yang akan dijual. Semakin tinggi harga maka

semakin banyak barang yang dijual. Dalam teori penawaran terdapat hubungan

antara berbagai jumlah yang akan dijual pada berbagai tingkat harga (Nopirin,

1994).

Penawaran adalah berbagai jumlah (kuantitas) barang dimana produsen

bersedia menjualnya pada berbagai tingkat harga yang berlaku pada suatu pasar

tertentu dan dalam waktu tertentu pula dengan asusmsi cateris paribus. Hukum

penawaran berbunyi jika harga suatu barang naik maka jumlah barang yang

ditawarkan akan turun oleh penjual dengan asumsi cateris paribus (Suhartiti,

2003). Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa penawaran

ekspor dapat terjadi bilamana suatu negara sebagai eksportir akan melakukan

kegiatan perdagangan ekspor ketika terdapat hubungan yang positif antara harga

barang yang diekspor dengan valume barang yang ditawarkan untuk diekspor ke

negara lain, sehigga terbentuklah kurva keseimbangan penawaran oleh negara

eksportir di pasar barang. Berdasarkan pernyataan di atas terdapat beberapa faktor

yang dapat mempengaruhi valume ekspor komoditas barang tertentu di suatu

negara, antara lain :

Page 27: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

12

a. Nilai Tukar Mata Uang

Nilai tukar mata uang (kurs) adalah pertukaran antara dua mata uang yang

berbeda, yaitu merupakan perbandingan nilai atau harga diantara atau kedua mata

uang tersebut. Perbandingan nilai inilah yang sering disebut dengan kurs

(exchange rate). Nilai tukar biasanya berubah-ubah, perubahan kurs dapat berupa

depresiasi dan apresiasi. Depresiasi mata uang rupiah terhadap Dollar Amerika

Serikat artinya suatu penurunan harga Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah.

Depresiasi mata uang negara membuat harga barang-barang domestik menjadi

lebih murah bagi pihak luar negeri. Sedangkan apresiasi terhadap Dollar Amerika

Serikat adalah kenaikan Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat. Apresiasi mata

uang suatu negara membuat harga barang-barang domestik menjadi mahal bagi

pihak luar negeri (Sukirno, 2000) dalam (Ahmad Fahrudin Saeroji, 2011).

b. Harga

Tingkat harga merupakan rata-rata penimbangan harga dari barang dan

jasa yang berbeda di dalam suatu perekonomian. Pemerintah menghitung tingkat

harga dengan menyusun indeks harga yang merupakan rata-rata harga barang dan

jasa (Samuelson, 2004) dalam (Ahmad Fahrudin Saeroji). Kenaikan harga akan

menurunkan ekspor neto (ekspor dikurangi impor). Pengaruh ekspor neto akan

menurunkan pengeluaran agregat dan pendapatan nasional riil (Sukirno, 2010).

Berdasarkan penjelasan diatas kita pahami bahwa harga adalah suatu

tingkat nilai tertentu yang terbentuk sebagai akibat dari kesempatan bersama

antara produsen suatu harga barang sangat ditentukan oleh keseimbangan antara

permintaan dengan penawaran di pasar barang dan jasa, artinya harga barang tidak

Page 28: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

13

dapat seketika terbentuk oleh kehendak produsen yang menginginkan harga

barang yang mahal sesuai dengan hukum penawaran ataupun kehendak konsumen

yang menginginkan harga barang yang murah sesuai dengan hukum permintaan

(Sukirno, 2010).

2.4 Teori Model Cobb-Douglass

Barang yang telah jadi dan diperoleh merupakan hasil produksi. Dalam

sistem indstri modern produksi didefinisikan sebagai suatu proses transformasi

nilai tambah dari input jadi output. Hubungan antara input dan output dapat

dicirikan melalui suatu proses produksi (Gaspers, 1996).

Fungsi produksi Cobb-Douglass ini sering disebut sebagai funsi produksi

eksponensial. Fungsi produksi ini berbeda satu dengan yang lain, tergantung pada

ciri data yang ada digunakan. Fungsi produksi eksponensial atau Cobb-Douglas

ini sudah banyak digunakan dalam studi-studi tentang fungsi secara empiris,

terutama sejak Charles W. Cobb dan Paul H. Douglas memulai mengunakannya

pada tahun 1920. Fungsi ini melibatkan dua variabel atau lebih, yang mana

variabel yang satu disebut variabel dependen atau yang di jelaskan (dependent

variabel). Pengunaan bentuk fungsi ini adalah hasil pendugaan garis melalui

fungsi ini akan menghasilkan koefisien regresi yang sekaligus juga menunjukan

tingkat RTS (real time strategi). Namun demikian, pengunaan fungsi produksi

cobb-douglas masih harus memerlukan berbagai asumsi, antara lain sebagai

berikut :

Page 29: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

14

a. Sampel yang digunakan secara acak.

b. Terjadi persaingan sempurna diantara masing-masing sampel, sehingga

masing-masing dari mereka bertindak sebagai price taker, yang mana baik Y

maupun X diperoleh secara bersaing pada harga yang bervariasi.

c. Teknologi di asumsikan netral, artinya bahwa intercept boleh berbeda tetapi

slope garis pentingnya Cobb-Douglass dianggap sama karena menyebabkan

kenaikan output yang diperoleh dengan tidak merubah faktor-faktor produksi

yang digunakan.

d. Fungsi Cobb-Douglass lebih mudah dijelaskan dengan fungsi logaritma.

maka tidak boleh terjadi adanya pengamatan atau perolehan data yang

bernilai nol.

e. Fungsi linear dalam logaritma, maka pendugaan parameter yang dilakukan

harus menggunakan penaksiran Ordinary Least Square (OLS) yang

memenuhi persyaratan BLUE (Beast Linear Unbiassed Estimators).

Secara matematis, fungsi produksi Cobb-Douglass dapat ditulis sebagai

berikut :

Y = aTβ1 TKβ2 Kβ3

Keterangan :

Y = Output

T, TK, K = Faktor-faktor produksi

β1 β2 β3 = Parameter yang ditaksir nilainya.

Kemudian dalam estimasi atau pendugaan terhadap persamaan di atas

dapat dilakukan dengan mengubah bentuk linier berganda dengan cara

Page 30: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

15

menjadikan bentuk linear berganda dengan cara menjadikan logaritma, sehingga

diperoleh persamaan sebagai berikut :

Log Y = log α + β1 log T + β2 log TK + β3 log K………………………

Interpretasi terhadap parameter-parameter persamaan di atas dapat

diartikan sebagai berikut :

a. α menunjukkan tingkat efisiensi proses produksi secara keseluruhan semakin

besar α, maka semakin efisien organisasi produksi.

b. Parameter β mengukur elastisitas produksi untuk masing-masing faktor

produksi.

c. Jumlah β menunjukkan tingkat skala hasil.

d. Parameter β dapat digunakan untuk intensitas pengunaan faktor produksi.

Cobb-Douglas menjelaskan hubungan antara (Y) dengan faktor-faktor

yang mempengaruhinya (Y). Model fungsi persamaan yang digunakan untuk

menjelaskan hubungan antara (Y) dan (X) menggunakan fungsi persamaan Cobb-

Douglass yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk linear logaritmatik

dimana variabel yang dijelaskan atau dependen (Y) dan variabel yang

menjelaskan adalah atau independen (X) adalah jumlah produksi kakao di

Indonesia, harga kakao Indonesia, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Secara matematik fungsi produksi Cobb-Douglass dapat ditulis sebagai berikut :

Y = b0 X1b1 X2

b2 X3b3 DB e

Model fungsi tersebut ditransformasikan kedalam model linier logaritma

natural, maka model fungsi pendapatannya dapat ditulis sebagai berikut :

Ln Y = α0 + α1LnX1Jumlah produksi + α2LnX2 Harga kakao Indonesia + α3LnX3 Nilai tukar + e

Page 31: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

16

Keterangan :

Ln Y = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)

LnX1Harga ekspor kakao = Harga ekspor kakao ($/Ton)

LnX2 Jumlah produksi kakao = Jumlah produksi kakao Indonesia (Ton/Tahun)

LnX3 Nilai tukar = Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS (Rp/$)

α0 = Konstanta

α1= α3 = Koefisien regresi (nilai elastisitas)

e = Kesalahan (disturbance term)

2.5 Konsep Ekspor

Ekspor merupakan kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean.

Daerah pabean ini merupakan suatu bagian wilayah dari Republik Indonesia yang

meliputi wilayah darat, wilayah perairan dan juga ruang udara di atasnya, juga

meliputi tempat-tempat tertentu yang ada dalam Zona Ekonomi Eksklusif serta

landas kontinen (Salamadian, 2019).

Secara sederhana, ekspor diartikan sebagai kegiatan mengeluarkan barang

dari dalam negeri ke luar negeri dengan memenuhi ketentuan dan peraturan yang

berlaku. Kegiatan ekspor biasanya dilakukan suatu negara apabila negara

menghasilkan produksi barang dalam jumlah besar dan kebutuhan akan barang

tersebut sudah terpenuhi di dalam negerinya sehingga dikirimkanlah produksi

barang tersebut ke negara yang tidak bisa memproduksi barang tersebut ataupun

dikarenakan jumlah produksi barang di negara tujuan tidak terpenuhi

(Salamadian, 2019).

Page 32: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

17

Ekspor merupakan suatu bentuk kegiatan perdagangan lingkup

internasional yang bertujuan untuk memberikan rangsangan terhadap permintaan

dalam negeri yang menyebabkan tumbuhnya industri-industri pabrik besar,

mengendalikan harga produk, dan menambah devisa negara. Permintaan yang

meningkat akan ekspor suatu produk dapat berdampak pada perkembangan

industri suatu negara. Hal ini tentunya dapat menciptakan iklim usaha yang

kondusif. Selain itu, dengan melakukan perdagangan internasional suatu negara

bisa membiasakan diri untuk bersaing dalam pasar internasional serta terlatih

dalam persaingan yang ketat (Salamadian, 2019).

Indonesia mempunyai banyak komoditas ekspor, namun setidaknya

terdapat 5 komoditas ekspor terbesar Indonesia yang dikirim secara personal atau

melalui pelbagai jasa export, diantaranya adalah komoditas karet, kakao, produk

tekstil, produk hasil hutan, dan kelapa sawit (Salamadian, 2019).

2.6 Teori Penawaran

Terdapatnya permintaan belum merupakan syarat yang cukup untuk

mewujudkan transaksi pasar. Permintaan yang wujud hanya dapat di penuhi

apabila para penjual dapat menyediakan barang-barang yang di perlukan tersebut.

Dengan kata lain transaksi juga memerlukan penawaran dari produsen. Keinginan

para penjual dalam menawarkan barangnya pada berbagai tingkat harga di

tentukan oleh beberapa faktor adalah sebagai berikut :

1. Harga barang itu sendiri

2. Harga barang lain

Page 33: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

18

3. Biaya produksi

4. Tujuan-tujuan operasi perusahaan tersebut

5. Tingkat teknologi yang digunakan.

Menganalisis mengenai penawaran dengan memisalkan faktor-faktor lain

tidak berubah atau cateris paribus maka terlebih dahulu akan diperhatikan

perubahan harga terhadap jumlah barang yang ditawarkan penjual. Hukum

penawaran adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang sifat hubungan

antara harga suatu barang dan jumlah barang-barang tersebut yang di tawarkan

para produsen. Dapat dijelaskan dengan kurva penawaran, sebagai berikut :

Gambar 2. Kurva Penawaran (Sukirno, 2013)

Kurva penawaran tersebut berarti pergerakannya berlawanan dengan arah

pergerakan kurva permintaan. Jika harga P1 maka menunjukan jumlah penawaran

sebesar Q1 kemudian jika harga naik ke P2 maka menunjukkan jumlah barang

yang ditawarkan naik juga sebesar Q2. Bentuk kurva penawaran bersifat seperti

itu karena terdapat hubungan yang positif diantara harga dan jumlah barang yang

Page 34: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

19

ditawarkan, yaitu semakin tinggi harga, makan semakin banyak jumlah barang

yang ditawarkan (Sukirno, 2013).

2.7 Teori Produksi

Produksi adalah salah satu aktivitas ekonomi yang menghasilkan hasil

akhir atau output dari suatu proses yang membutuhkan beberapa masukan atau

input. Sehingga kegiatan produksi merupakan kombinasi antara beberapa

masukan atau input yang bisa disebut faktor-faktor produksi yang akan

menghasilkan keluaran atau output agar nilai guna barang atau jasa tersebut

bertambah (Damayanti, 2019).

Suatu proses produksi dibutuhkan input yang berupa faktor-faktor

produksi yaitu alat atau sarana agar kegiatan berjalan dengan lancar. Sehingga,

jika faktor produksi tidak ada, maka proses produksi juga tidak akan berlangsung.

Faktor-faktor produksi antara lain adalah Capital atau modal, Labour atau tenaga

kerja, Skill atau keahlian atau kemampuan, dan Land atau tanah. Capital atau

modal yang sering terlintas dipikiran biasanya dalam bentuk uang. Namun, modal

juga bisa berupa alat-alat seperti mesin untuk membuat barang atau jasa, ataupun

juga dapat berupa bangunan atau gedung yang akan digunakan untuk kegiatan

operasional usaha tersebut. Labour atau tenaga kerja dibutuhkan untuk

menjalankan operasional alat-alat yang tersedia agar proses produksi berlangsung

dengan semestinya, para tenaga kerja bekerja dengan menggunakan skill atau

keahlian atau kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan Land atau tanah

Page 35: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

20

merupakan lahan yang mengandung sumber daya alam atau bahan baku yang

nantinya akan diolah dalam proses produksi (Damayanti, 2019).

Fungsi produksi merupakan suatu hubungan teknis yang menghubungkan

faktor produksi atau input dengan hasil produksinya atau output. Hubungan antara

input dan output pada proses produksi dapat dituliskan secara sistematis sebagai

berikut :

𝑄 = (𝑋1,2,𝑋3,…,𝑋𝑛) (Damayanti, 2019)

Persamaan tersebut, Q mewakili output atau jumlah hasil produksi pada

periode tertentu, dan X mewakili faktor-faktor produksi atau input dalam proses

produksi tersebut.

Suatu proses produksi, terdapat proses produksi yang terjadi dalam kurun

waktu tertentu yang terbagi menjadi dua yaitu :

a. Produksi dalam jangka pendek

Jangka pendek merupakan kurun waktu yang terjadi ketika salah satu atau

lebih faktor produksi yang tidak bisa diubah atau tetap. Faktor-faktor yang tidak

dapat diubah disebut juga fixed input atau masukan tetap. Fixed input dalam

jangka waktu ini umumnya adalah capital atau modal. Modal bersifat tetap karena

jumlahnya tetap dan tidak akan berpengaruh terhadap banyaknya hasil produksi.

Sedangkan tenaga kerja bersifat variabel karena penggunaannya berubah sesuai

dengan banyaknya hasil produksi.

b. Produksi dalam jangka panjang

Jangka Panjang suatu proses produksi tidak dapat diperkirakan akan

berjalan 10 tahun, 25 tahun, atau bahkan sampai 50 tahun. Sehingga dalam kurun

Page 36: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

21

waktu ini semua faktor produksi yang digunakan bersifat variabel atau tidak ada

faktor produksi tetap.

2.8 Perdagangan Antar Negara

Pada dasarnya, perdagangan dilatarbelakangi oleh perbedaan kepemilikan

faktor produksi antar negara. Pasalnya, hampir tidak ada negara yang mempu

memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Upaya pemenuhan kebutuhan dilakukan

dengan pemanfaatan sumber daya yang ada. Namun, tidak semua kebutuhan dapat

terpenuhi oleh sumber daya yang dimiliki. Maka dari itu perdagangan antar

negara menjadi penting. Menurut Krugman, dkk (2012), terdapat dua alasan

mengapa negara melakukan perdagangan yaitu sebagai berikut :

a. Mereka berbeda satu sama lain. Perbedaan ini yang menciptakan peluang

untuk memperoleh keuntungan bagi setiap negara.

b. Skala ekonomis dalam produksi. Jika suatu negara membatasi kegiatan

produksinya untuk menghasilkan jumlah barang tertentu saja, maka negara

berpeluang memusatkan perhatian dan segala macam sumber dayanya

sehingga dapat menghasilkan barang-barang tersebut dengan skala yang lebih

besar. Hal ini dapat lebih efisien dibandingkan jika negara tersebut mencoba

untuk memproduksi berbagai jenis barang secara sekaligus.

Perekonomian yang berdagang biasa mengkonsumsi lebih banyak untuk

kedua barang dibandingkan yang dapat dilakukannya tanpa perdagangan.

Perdagangan meningkatkan kemungkinan konsumsi pada setiap individu. Apabila

suatu perekonomian secara keseluruhan dapat mengkonsumsi kedua barang lebih

Page 37: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

22

banyak daripada yang biasa diproduksi sendiri, maka hubungan dagang

memberikan setiap individu lebih banyak persediaan dan peluang konsumsi untuk

kedua barang. Tentunya hal ini memberikan keuntungan pada setiap negara yang

berdagang. Hal ini juga mengindikasikan bahwa kesejahteraan dari setiap negara

akan meningkat dengan adanya hubungan perdagangan. Suatu negara dapat

sejahtera apabila mengkorbankan sedikit komoditas untuk mendapat lebih banyak

komoditas lain. Maka pada dasarnya perdagangan internasional secara potensial

selalu menguntungkan suatu negara karena perdagangan sering kali memperluas

pilihan-pilihan pada perekonomian (Krugman, dkk 2012).

Beberapa penelitian mengenai model gravitasi menggunakan variable

tambahan seperti nilai tukar, harga internasional, dan variable nonekonomi. Nilai

tukar atau kurs adalah harga sebuah mata uang dari suatu negara yang diukur atau

dinyatakan dalam mata uang lainnya. Kurs memainkan peran penting dalam

keputusan-keputusan pembelanjaan karena kurs memungkinkan untuk

menerjemahkan harga-harga dari berbagai negara ke dalam satu bahasa yang

sama. Jika kurs mengalami depresiasi, harga komoditas menjadi kompetitif di luar

negeri. Maka nilai ekspor akan meningkat dengan syarat, jika komoditas bersifat

elastis. Adapun harga internasional merupakan nilai yang diberikan terhadap

barang yang dihasilkan dan diperdagangkan dalam kegiatan perdagangan atau

harga yang digunakan dalam transaksi perdagangan internasional. Jika terjadi

peningkatan harga kakao internasional, maka dapat berpengaruh terhadap

penurunan nilai ekspor. Selanjutnya yaitu nonekonomi seperti kebijakan

pemerintah, perjanjian bilateral, iklim, dan infrastruktur (Krugman, dkk 2012).

Page 38: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

23

2.9 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang diambil berkaitan dengan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Tabel 1. Penelitian Terdahulu

No. Nama

Peneliti/Tahun

Topik

Penelitian

Variabel yang di

gunakan

Hasil Penelitian

1. Yuniarti (2007) Analisis

Determinan

Perdagangan

Bilateral

Indonesia.

Alat analisis

menggunakan

pendekatan

gravity model.

Dengan variabel

pendapatan

Indonesia,

pendapatan mitra

dagang, populasi

Indonesia,

populasi mitra

dagang,

kesamaan ukuran

ekonomi dan

keanggotaan

perdagangan

bebas.

Hasil dari

penelitian ini

signifikan secara

bersamaan.

Sedangkan

variabel jarak

tidak signifikan

negatif.

2. Sarwoko

(2009).

Perdagangan

Bilateral Antara

Indonesia

dengan Negara-

Negara Partner

Dagang Utama.

Menggunakan

model gravity.

Penelitian ini

menggunakana

variabel nilai

ekspor non migas

ke negara tujuan,

GDP negara

Indonesia, GDP

negara partner

dagang, GDP

perkapita negara

Indonesia, GDP

perkapita negara

partner dagang,

jarak antara

Indonesia dan

Hasil

menunjukkan

seluruhnya

ber.pengaruh

signifikan.

Page 39: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

24

negara mitra

dagang, dan

variabel error.

3. Juliana (2012) Variabel yang

Mempengaruhi

Volume Ekspor

Karet Indonesia,

Jumlah Produksi

Karet Indonesia,

Harga Karet

Internasional,

Nilai Tukar

Rupiah

Terhadap Dollar

Amerika, GDP

Amerika.

Alat analisis yang

digunakan adalah

Regresi Berganda

Ordinarry Least

Square (OLS).

Hasil

penelitiannya

adalah bahwa

variabel

perubahan

produksi karet,

nilai kurs dan

GDP Amerika

signifikan

mempengaruhi

volume ekspor

karet, sedangkan

perubahan

variabel harga

karet

internasional

tidak signifikan

mempengaruhi

volume ekspor

karet Indonesia.

4. Ari (2013) Pengaruh Nilai

Tukar Terhadap

Ekspor

Indonesia

Error Correction

Model (ECM).

Hasil penelitian

ini menunjukan

bahwa nilai tukar

dalam jangka

waktu panjang

dan pendek

memiliki

pengaruh negatif

dan signifikan

terhadap ekspor

Indonesia.

5. Daniel, et al.

(2014)

Pengaruh Kurs

dan GDP

Amerika Serikat

Terhadap

Volume Ekspor

Biji Kakao

Pulau Sulawesi

ke Amerika

Serikat

Regresi linier

berganda

Hasil penelitian

ini menunjukan

kurs berpengaruh

signifikan positif

sedangkan GDP

Amerika

signifikan

negatif.

6. Ratna Puspita,

dkk (2014)

Pengaruh

Produksi Kakao

Pengujian

hipotesis secara

Di tunjukkan

oleh nilai taraf

Page 40: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

25

Domestik,

Harga Kakao

Internasional,

dan Nilai Tukar

Terhadap

Ekspor Kakao

Indonesia ke

Amerika Serika

simultan (Uji F). signifikan yang

dihasilkan

sebesar 0,000

lebih kecil dari

taraf signifikan

yang disyaratkan

yaitu sebesar

0,05. Variabel

produksi kakao

domestik, harga

kakao

internasional,

dan nilai tukar

Rupiah terhadap

US Dollar

memiliki

pengaruh sebesar

38,1% terhadap

perubahan

ekspor kakao

Indonesia ke

Amerika Serikat.

Hal ini

ditunjukkan oleh

hasil dari

pengujian

koefisien

determinasi (R2)

yang memiliki

hasil sebesar

0,381.

7. Widuri

Prameswita,

dkk (2014)

Analisis Faktor-

Faktor yang

Mempengaruhi

Volume Ekspor

Kakao Provinsi

Lampung.

Regresi linier

berganda

faktor-faktor

yang

berpengaruh

nyata terhadap

volume ekspor

kakao provinsi

Lampung adalah

volume produksi

kakao, harga

ekspor kakao

(ICCO), tingkat

suku bunga, nilai

tukar rupiah

terhadap dollar

Page 41: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

26

AS, dan tarif bea

keluar (pajak

ekspor). Volume

produksi kakao,

harga ekspor

kakao, dan nilai

tukar rupiah

terhadap dollar

AS memiliki nilai

koefisien

bertanda positif,

hal ini

menunjukkan

dengan

meningkatnya

volume produksi,

harga ekspor

kakao, dan nilai

tukar rupiah

terhadap dollar

AS, maka akan

diikuti dengan

meningkatnya

volume ekspor

kakao provinsi

Lampung. Selain

itu, disimpulkan

pula bahwa

tingkat suku

bunga dan pajak

ekspor kakao

memiliki nilai

negatif. Hal ini

berarti bahwa

semakin

meningkat

tingkat suku

bunga dan pajak

ekspor, maka

akan menurunkan

volume ekspor

kakao provinsi

Lampung.

Page 42: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

27

2.10 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan

teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan

tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis.

Pengaruh antara harga ekspor kakao, jumlah produksi kakao, dan nilai tukar

rupiah terhadap dollar AS terhadap ekspor kakao di Indonesia dapat digambarkan

dalam satu model kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 3. Kerangka Pemikiran Analisis Elastisitas Ekspor Kakao di Indonesia

Ekspor Kakao

Indonesia

(Y)

Harga Ekspor Kakao

(X1)

Jumlah Produksi Kakao

(X2)

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar

AS

(X3)

Page 43: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

28

III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Indonesia menggunakan data sekunder yang

diperoleh dari Faostat dan Badan Pusat Statistik (BPS). Waktu pelaksanaan

penelitian ini mulai bulan Mei sampai Juli 2021.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data pada penelitian ini bersifat kuantitatif yang diperoleh dari pihak lain

yang merupakan informasi stastistik tahunan yang didapatkan dari Faostat dan

Badan Pusat Statistik (BPS). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini

berupa data time series adalah himpunan observasi data terurut dalam waktu yang

mana pada penelitian ini data time series menggunakan data 29 tahun dari tahun

1990 sampai 2018 (dalam data pertahun). Variabel yang digunakan meliputi

variabel volume ekspor kakao Indonesia sebagai variabel dependen dan yang

menjadi variabel independen meliputi variabel harga ekspor kakao, jumlah

produksi kakao, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Berdasarkan sumbernya, data penelitian dibagi dua yaitu data primer dan

data sekunder. Dalam penelitian ini menggunakan sumber data sekunder yang

diperoleh dari bahan pustaka, literatur, penelitian terdahulu, dan buku.

Page 44: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

29

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara mencatat dan mengutip secara

langsung dari instansi pemerintah atau lembaga-lembaga yang terkait dengan

praktek penelitian ini. Data yang digunakan dalam bentuk time series dimulai

tahun 1990 sampai tahun 2018 (dalam data pertahun), melalui pengambilan data

ke Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia dan instansi terkait lainnya yang

diperlukan serta terbitan atau publikasi lainnya, yaitu jurnal-jurnal dan hasil

penelitian.

3.4 Teknik Analisis Data

Analisis yang digunakan untuk memperkirakan faktor-faktor yang

berpengaruh pada tingkat ekspor kakao di Indonesia pada penelitian ini digunakan

model regresi, dimana kita harus menggunakan dari dua variabel independent

dengan model persamaan linear. Untuk menjawab dari penelitian ini, pertama

digunakan analisis regresi linear berganda untuk mengetahui apa saja yang

mempengaruhi faktor-faktor ekspor kakao di Indonesia yaitu harga ekspor kakao,

jumlah produksi kakao, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Persamaan

umum analisis regresi linear berganda adalah sebagai berikut :

Y = αo + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e (Ajija, 2011)

Atau :

𝑌𝑖𝑡 = 𝛽0 +𝛽1(𝑋1)+𝛽2(𝑋2)+𝛽3(𝑋3) + e

Page 45: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

30

Keterangan :

𝑌𝑖 = Ekspor kakao Indonesia pada tahun t

t = Periode Waktu

𝛽0 = Konstanta

𝛽1 – 𝛽3 = Konstanta koefisien regresi

𝑋1𝑡 = Harga ekspor kakao ($/Ton)

𝑋2𝑡 = Jumlah produksi kakao (Ton/Tahun)

𝑋3𝑡 = Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (Rp/$)

e = Kesalahan (error term)

Analisis regresi linear berganda dilakukan untuk menguji pengaruh dari

variabel independent dengan variabel dependent dalam penelitian yang dilakukan

dengan cara yaitu sebagai berikut :

a. Uji t (Parsial)

Pengujian secara parsial menggunakan uji t yang merupakan uji t pengaruh

signifikan variabel independen terhadap variabel dependen secara individual. Uji

signifikan adalah prosedur dimana hasil sampel yang digunakan untuk

menentukan keputusan dalam menerima atau menolak Ho berdasarkan nilai Uji

statistik yang diperoleh dari data.

Prosedur dari Uji t adalah sebagai berikut :

1. Membuat hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha)

2. Menghitung t dengan rumus :

(Agus Widarjono, 2007)

Page 46: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

31

Keterangan :

bi = Koefisien bebas ke - i

b* = Nilai Hipotesis dari nol

SBi = Simpangan baku dari variabel bebas ke i

3. Mencari nilai kritis t dari tabel t dengan df + n – k dan α yang tertentu.

4. Keputusan untuk menerima atau menolak Ho didasarkan pada perbandingan t

hitung dan t tabel (nilai kritis)

Jika : t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima

t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Hi ditolak.

b. Uji F (Uji serentak)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau

bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel dependen (Imam Ghozali, 2005). Pengujian F ini dilakukan

dengan membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan F tabel, maka kita dapat

menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa semua variabel independen

secara serentak dan signifikasi mempunyai variabel dependen. Prosedur

penguraian Uji F adalah sebagai berikut :

1. Membuat hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha)

2. Menghitung nilai F, hitung dengan rumus :

(Tri Bowo, 2010)

Keterangan :

R2 = Koefisien determinan

Page 47: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

32

k = Jumlah variabel independen

n = jumlah sampel

3. Mencari nilai kritis (F tabel) : df (k -1, n – k)

Dimana K = jumlah parameter termasuk intersep.

4. Keputusan untuk menerima atau menolak Ho didasarkan pada perbandingan

F hitung dan F tabel

Jika : F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima

F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Hi ditolak.

c. Koefisien Determinan (R2)

Uji koefisien determinan atau R2 ini menunjukkan kemampuan garis

regresi menerangkan variasi variabel terikat (proporsi (persen) variasi variabel

terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas). Nilai koefisien determinan atau

R2 berkisar antara 0 sampai 1. Nilai R2 semakin mendekati 1, maka semakin baik.

Fungsi Cobb-Douglass menjelaskan hubungan (Y) dan faktor-faktor yang

mempengaruhi (X). Model fungsi persamaan yang digunakan untuk menjelaskan

hubungan antara Y dan X menggunakan fungsi persamaan Cobb-Douglass yang

telah ditransformasikan kedalam bentuk linear logaritma dimana variabel yang

dijelaskan atau dependen (Y) dan variabel yang menjelaskan atau independen (X)

yaitu harga ekspor kakao, jumlah produksi kakao, dan nilai tukar rupiah terhadap

dollar AS. Secara matematik fungsi produksi Cobb-Douglass adalah sebagai

berikut :

Y = b0 X1b1X2

b2X3B3 DB e (Soekartawi, 2003)

Page 48: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

33

Model fungsi tersebut ditransformasikan kedalam model linier logaritma

natural (Ln) untuk menganalisis elastisitas penawaran dengan menggunakan teori

Cobb-Dauglass, maka dapat ditulis sebagai berikut :

𝐿𝑛(𝑌𝑖𝑡) = 𝛽0 +𝛽1𝐿𝑛(𝑋1)+𝛽2𝐿𝑛(𝑋2)+𝛽3𝐿𝑛(𝑋3) + e (Ajija, 2011)

Keterangan :

𝐿𝑛 = Log Natural

t = Periode Waktu

𝛽0 = Konstanta

𝛽1 – 𝛽3 = Konstanta koefisien regresi

𝑌𝑖𝑡 = Ekspor kakao Indonesia pada tahun t

Ln𝑋1 = Harga ekspor kakao ($/Ton)

Ln𝑋2 = Jumlah produksi kakao (Ton/Tahun)

Ln𝑋3 = Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS (Rp/$)

e = Kesalahan (error term)

3.5 Definisi Operasional

Masing-masing variabel dan cara pengukurannya perlu diperjelas untuk

memperoleh kesamaan pemahaman persepsi terhadap konsep-konsep penelitian

ini, antara lain :

a. Periode analisis adalah periode data tahunan mulai tahun dasar awal sampai

periode akhir analisis.

b. Harga rill adalah harga yang disesuaikan dengan indeks harga konsumen

(IHK) pada tahun dasar awal periode analisis.

Page 49: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

34

c. Tahun dasar adalah tahun diawal periode analisis.

d. Ekspor (Y) adalah suatu barang yang diproduksi di dalam negeri untuk dijual

ke luar negeri. Dalam perdagangan ini barang yang diekspor adalah komoditi

kakao. Adapun komoditi kakao yang diekspor Indonesia antara lain kakao biji

dan kakao olahan lainnya. Ekspor kakao dalam penelitian ini menggunakan

satuan US$.

e. Jumlah produksi kakao (X1) adalah sejumlah komoditi kakao yang diolah

dengan mutu yang baik dan siap untuk diperdagangkan oleh negara produsen

kakao untuk negara konsumen di pasar internasional. Produksi kakao

Indonesia merupakan jumlah hasil dari perkebunan milik rakyat, perkebunan

milik swasta, serta perkebunan milik negara.

f. Harga (X2) adalah suatu nilai tukar dari suatu barang atau jasa berupa

sejumlah uang atas suatu barang atau jasa yang harus dibayarkan oleh

konsumen untuk mendapatkan atau memiliki suatu barang atau jasa. Harga

yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga kakao dunia.

g. Nilai tukar (X3) merupakan nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata

uang negara lain. Nilai tukar atau kurs yang digunakan dalam penelitian ini

sebagai patokan dalam melakukan transaksi yang melibatkan mata uang

indonesia adalah nilai tukar atau kurs tengah.

Page 50: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

35

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1 Letak Geografis

Secara astronomis, Indonesia terletak antara 6° 08’ Lintang Utara dan 11°

15’ Lintang Selatan dan antara 94° 45’ – 141° 05’ Bujur Timur dan dilalui oleh

garis ekuator atau garis khatulistiwa yang terletak pada garis lintang 0°.

Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan Indonesia berada di antara Benua Asia

dan Benua Australia, serta di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

Berdasarkan posisi geografisnya, Negara Indonesia memiliki batas-batas

wilayah sebagai berikut :

a. Utara : Negara Malaysia, Singapura, Filipina, dan Laut Cina Selatan

b. Selatan : Negara Australia dan Samudra Hindia

c. Barat : Samudra Hindia

d. Timur : Negara Papua Nugini, Timor Leste, dan Samudera Pasifik

Indonesia memiliki luas daerah sebesar 1.910.931,32 km2 dengan total

jumlah pulau sebanyak 17.504. Batas ujung barat Nusantara adalah Sabang, batas

ujung timur adalah Merauke, batas ujung utara adalah Miangas, dan batas ujung

selatan adalah Pulau Rote. Indonesia terletak di kawasan yang beriklim tropis dan

berada di belahan timur bumi merupakan sebuah negara yang memiliki 3 daerah

waktu, yaitu WIB, WITA dan WIT.

Indonesia terdiri dari 81.626 desa, 7.024 kecamatan, 98 kota, serta 34

provinsi yang terletak di 5 pulau besar dan 4 kepulauan. Adapun 34 provinsi yang

ada di Indonesia adalah sebagai berikut :

Page 51: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

36

a. Pulau Sumatera terdiri dari Aceh, Sumetera Utara, Sumatera Barat, Riau,

Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Lampung.

b. Kepulauan Riau terdiri dari Kepualuan Riau.

c. Kepulauan Bangka Belitung terdiri Kepulauan Bangka Belitung.

d. Pulau Jawa terdiri dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DI

Yogyakarta, dan Jawa Timur.

e. Kepulauan Nusa Tenggara (Sunda Kecil) terdiri dari Bali, Nusa Tenggara

Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

f. Pulau Kalimantan terdiri dari Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,

Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.

g. Pulau Sulawesi terdiri Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi

Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tenggara.

h. Kepulauan Maluku terdiri dari Maluku dan Maluku Utara.

i. Pulau Papua terdiri dari Papua dan Papua Barat.

Iklim negara Indonesia ditentukan oleh batas rantai hujan garis

khathulistiwa. Hal ini memiliki karakter sebuah iklim tropis. Posisi georafis juga

menjadikan Indonesia menjadi sebuah kepulauan yang sebagian pulau kecilnya

dikelilingi oleh lautan. Hal tersebut juga memungkinkan sebuah sirkulasi udara

yang aktif. Hasilnya, iklim yang ada tidak terlalu berbeda dengan daerah

khathulistiwa di samudera-samudera lainnya di seluruh dunia. Hujan melimpah,

temperatur dan kelembaban yang tinggi menjadi iklim rata-rata daerah Indonesia.

Rata-rata temperatur terendah adalah 180C.

Page 52: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

37

Indonesia mempunyai dua musim cuaca yaitu musim kering dan basah,

atau disebut juga musim hujan. Sebagian daerah di Indonesia, musim hujan turun

dari bulan Desember hingga Maret sedangkan musim kering dari bulan Mei

hingga Oktober, dengan periode transisi yang dikarakteristikkan oleh pergantian

angin dan cuaca yang berubah-ubah pada bulan Maret hingga Mei dan September

hingga November.

4.2 Kondisi Demografis

Penduduk Indonesia pada tahun 2020 mencapai 270,20 juta jiwa. Jumlah

penduduk hasil SP2020 bertambah 32,56 juta jiwa dibandingkan dengan hasil

SP2010. Dengan luas daratan Indonesia sebesar 1,9 juta km2, maka kepadatan

penduduk Indonesia sebanyak 141 jiwa per km2. Laju pertumbuhan penduduk

pertahun selama 2010-2020 rata-rata sebesar 1,25%, melambat dibandingkan

periode 2000-2010 yang sebesar 1,49%. Jumlah penduduk laki-laki pada tahun

2020 sebanyak 136,66 juta jiwa atau sekitar 50,58% dari total penduduk

sedangkan jumlah penduduk perempuan pada tahun 2020 sebesar 133,54 atau

sekitar 49,42% dari total penduduk. Rasio Jenis Kelamin atau sex ratio penduduk

menurut provinsi di tahun 2020 adalah sebesar 102 penduduk laki-laki dari 100

penduduk perempuan.

Menurut proyeksi BPS tahun 2010-2025 diperkirakan jumlah penduduk

sesuai kelompok umur 0-14 tahun adalah 2,7 persen, umur 15-59 tahun adalah

18,9 persen, sedangkan umur 60 tahun keatas adalah 86,8 persen. Terdapat

perbedaan dalam pertumbuhan penduduk menurut kelompok umur, dengan

Page 53: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

38

pertumbuhan tertinggi pada kelompok lansia yaitu 60 tahun keatas. Pertumbuhan

penduduk menurut kelompok umur 0-14 tahun tumbuh negatif 3,6 persen, umur

15-59 tahun tumbuh 25,9 persen, dan umur 60 tahun keatas tumbuh 167,2 persen.

Angka harapan hidup masyarakat Indonesia pada tahun 2015 adalah 70,1 tahun

atau meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 69,1 tahun.

4.3 Kondisi Pertanian

Sektor pertanian di Indonesia masih menjadi salah satu aspek penting

sebagai roda penggerak ekonomi negara. Hal ini dikarenakan pertanian dari segi

produksi menjadi sektor kedua paling berpengaruh setelah industri pengolahan.

Sedangkan bila dibandingkan sektor lainnya pertanian masih berada di posisi

teratas selain sektor perdagangan dan sektor konstruksi. Sektor pertanian mampu

mengangkat citra Indonesia di mata dunia, terutama sebagai negara agraris yang

cukup produktif.

Pertanian di Indonesia juga didukung oleh sumber daya manusianya,

selain diuntungkan oleh kondisi iklim dan sumber daya alam yang mendukung.

Banyak petani masih memegang dan menggunakan cara-cara konvensional dalam

hal menentukan tanaman, cuaca, masa panen dan pasca panen. Cara tersebut

sudah ada sejak dulu dan dilakukan turun temurun hingga sekarang.

Tahun 2017 lalu, berdasarkan data BPS pertumbuhan pertanian Indonesia

bisa dibilang cukup bagus pada angka 6,9 persen ditengah ketidakpastian ekonomi

global. Pertanian Indonesia juga mampu mengekspor beberapa komoditas utama

antara lain rempah-rempah, kopi, cokelat, dan tembakau.

Page 54: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

39

V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Estimasi Multiple Reggresion

Berdasarkan hasil olahan data dengan menggunakan analisis regresi linier

berganda dengan bantuan software Microsoft Excel 2013 adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil Estimasi Multiple Reggresion Ekspor Kakao di Indonesia Tahun

1990 – 2018

Variabel Rata-

rata

Koefisien

Estimasi

(Elastisitas)

Standar

Eror

Uji t

(t Statistik)

Probabilitas

Simbol Nama

(Satuan)

Intersep 𝛽0

Volume

Ekspor

Kakao di

Indonesia

(Ton/Tahun)

5,21

-9,5948***

2,6584

-3,6093

0,0013

X1

Harga Ekspor

Kakao

($/Ton)

1,73

-1,6196***

0,3244

-4,9919

0,0000

X2

Jumlah

Produksi

Kakao

(Ton/Tahun)

6,20

2,7271***

0,5085

5,3628

0,0000

X3

Nilai Tukar

Rupiah

Terhadap

Dollar AS

(Rp/$)

1,91

0,3585ns

0,5047

0,7104

0,4840

R2 = 0,6272 (62,72%) ***) : Signifikan (α = 1 %)

Uji F = 14,0223 **) : Signifikan (α = 5 %)

Probabilitas (Uji F) = 0,0000 *) : Signifikan (α = 10 %)

ns : Non Signifikan

Hasil Persamaan Regresinya :

𝐿𝑛(𝑌𝑖𝑡) = - 9,5948 – 1,6196𝐿𝑛𝑋1 + 2,7271𝐿𝑛𝑋2 + 0,3585𝐿𝑛𝑋3

Sumber : Data Sekunder Setelah Diolah, 2021.

Page 55: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

40

Keterangan :

𝑌𝑖𝑡 = Ekspor kakao Indonesia (Ton/Tahun)

Ln𝑋1 = Harga ekspor kakao ($/Ton)

Ln𝑋2 = Jumlah produksi kakao (Ton/Tahun)

Ln𝑋3 = Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS (Rp/$)

Berdasarkan hasil estimasi Multiple Reggresion dengan bantuan Software

Microsoft Excel 2013 pada Tabel 2, dapat dilihat bahwa terdapat dua variabel

independen yang berpengaruh signifikan terhadap elastisitas ekspor kakao di

Indonesia yaitu harga ekspor kakao (X1) dengan nilai koefisien sebesar -1,6196

dengan nilai probabilitas sebesar 0,0000, jumlah produksi kakao (X2) dengan nilai

koefisien sebesar 2,7271 dengan nilai probabilitas sebesar 0,0000 dan variabel

independen yang tidak berpengaruh signifikan terhadap elastisitas ekspor kakao di

Indonesia yaitu nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (X3) dengan nilai koefisien

sebesar 0,3585 dengan nilai probabilitas sebesar 0,4840.

5.2 Uji F-Statistik (Uji Model)

Mengetahui pengaruh variabel bebas (Independen) terhadap variabel

terikat (Dependen) secara bersama-sama (Simultan) maka dilakukan uji F. Uji F

adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara

bersama-sama terhadap variabel dependen. Penelitian ini menggunakan Uji F

untuk menguji model elastisitas pada ekspor kakao di Indonesia yang dilakukan

dengan menggunakan Software Microsoft Excel 2013.

Page 56: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

41

Berdasarkan hasil estimasi pada Tabel 2, dapat diliat bahwa nilai F

Statistik sebesar 14,0223 dan nilai Probabilitas (F-Statistik) yang lebih kecil

sebesar 0,0000 dari 0,05. Maka dapat diketahui bahwa variabel independen (harga

ekspor kakao, jumlah produksi kakao, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS)

secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

5.3 Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinan (R2) mencerminkan besarnya perubahan-perubahan

variabel independent dalam menjelaskan perubahan-perubahan pada variabel

dependen secara bersama-sama dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan

kebaikan hubungan antara variabel dalam model yang digunakan. Besarnya nilai

koefisien determinan adalah antara 0 hingga 1 (0<R2<1) dimana nilai koefisien

mendekati 1, maka model tersebut dikatakan baik karena semakin dekat hubungan

antara variabel independen dengan variabel dependen.

Berdasarkan hasil estimasi Multiple Reggresion dengan menggunakan

Software Microsoft Excel 2013 pada Tabel 2, dapat diketahui bahwa koefisien

determinan (R2) sebesar 0,6272 yang bermakna bahwa variabel bebas

(independen) yaitu harga ekspor kakao, jumlah produksi kakao, dan nilai tukar

rupiah terhadap dollar AS sebesar 62,72% sedangkan sisanya sebesar 37,28%

(100% - 62,72%) disebabkan oleh faktor-faktor lain diluar variabel penelitian

yang digunakan dalam analisis elastisitas ekspor kakao di Indonesia. Signifikan

pada taraf kepercayaan 99% (α = 1%).

Page 57: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

42

5.4 Uji t-Statistik (Uji Variabel)

Mengetahui pengaruh secara signifikan variabel bebas (independen) yaitu

harga ekspor kakao, jumlah produksi kakao, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar

AS, maka dapat dilakukan uji t-Statistik (uji secara parsial) terhadap variabel

terikat (dependen).

Berdasarkan hasil estimasi Multiple Reggresion dengan menggunakan

Software Microsoft Excel 2013 pada Tabel 2, dapat dilihat bahwa terdapat dua

variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap elastisitas ekspor

kakao di Indonesia yaitu harga ekspor kakao (X1) berpengaruh negatif terhadap

volume ekspor kakao di Indonesia sebesar -1,6196 artinya setiap kenaikan 1%

harga ekspor kakao akan mempengaruhi atau menurunkan volume ekspor kakao

di Indonesia sebesar 1,6196%. Signifikan pada taraf kepercayaan 99% (α = 1 %).

Semakin tinggi harga ekspor kakao di Indonesia, maka akan menurunkan volume

ekspor kakao di Indonesia.

Jumlah produksi kakao (X2) berpengaruh positif terhadap volume ekspor

kakao di Indonesia sebesar 2,7271 artinya setiap kenaikan 1% jumlah produksi

kakao akan mempengaruhi atau meningkatkan volume ekspor kakao di Indonesia

sebesar 2,7271%. Berpengaruh signifikan pada taraf kepercayaan 99% (α = 1%).

Semakin banyak produksi kakao di Indonesia, maka akan meningkatkan volume

ekspor kakao di Indonesia.

Dari kedua variabel tersebut, jumlah produksi kakao (X2) yang paling

signifikan karena koefisien estimasi (elastisitasnya) berpengaruh positif sebesar

Page 58: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

43

2,7271 sedangkan nilai probabilitasnya sebesar 0,0000 signifikan pada taraf 99%

(α = 1%).

1. Harga Ekspor Kakao (X1)

Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat hasil estimasi terlihat bahwa t-Statistik

untuk variabel harga ekspor kakao sebesar -4,9919 dan nilai probabilitas t-

Statistik sebesar 0,0000 lebih kecil dari tingkat kesalahan 0,05 (α = 1%) yang

berarti bahwa harga ekspor kakao berpengaruh signifikan terhadap ekspor kakao

di Indonesia pada taraf kepercayaan 99% (α = 1%).

2. Jumlah Produksi Kakao (X2)

Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat hasil estimasi terlihat bahwa t-Statistik

untuk variabel jumlah produksi kakao sebesar 5,3628 dan nilai probabilitas t-

Statistik sebesar 0,0000 lebih kecil dari tingkat kesalahan 0,05 (α = 1%) yang

berarti bahwa jumlah produksi kakao berpengaruh signifikan terhadap ekspor

kakao di Indonesia pada taraf kepercayaan 99% (α = 1%).

5.5 Standard Eror

Standard error adalah standar deviasi dari distribusi sampling suatu

statistik. Standard error adalah istilah statistik yang mengukur keakuratan sampel

dalam merepresentasikan populasi. Jika statistiknya rata-rata sampel maka

dinamakan standard error mean. Semakin kecil nilai standard error, maka semakin

representatif terhadap populasinya. Standard error berkebalikan dengan ukuran

sampel. Semakin besar ukuran sampel, maka akan semakin kecil standard error

karena statistik mendekati nilai yang sebenarnya.

Page 59: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

44

Berdasarkan hasil estimasi Multiple Reggresion dengan menggunakan

Software Microsoft Excel 2013 pada Tabel 2, diketahui bahwa yang memiliki

tingkat estimasi yang paling kuat dengan standard eror yang paling rendah yaitu

harga ekspor kakao sebesar 0,3244 dengan tingkat kepercayaan 99% (α = 1%).

5.6 Elastisitas Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kakao di Indonesia

Elastisitas merupakaan ukuran sejauh mana pembeli dan penjual bereaksi

terhadap perubahan kondisi yang ada. Kondisi yang dimaksud berkaitan dengan

perubahan harga. Dengan kata lain, elastisitas merupakan derajat kepekaan

permintaan dan penawaran terhadap perubahan harga. Elastisitas penawaran ialah

perbandingan antara seberapa besar perubahan jumlah barang yang ditawarkan

sebagai akibat dari perubahan harga (Coursehero, 2021).

Berdasarkan hasil estimasi pada Tabel 2, dapat dilihat bahwa elastisitas

faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kakao di Indonesia yaitu elastisitas

harga ekspor kakao (X1) sebesar -1,6196 artinya setiap kenaikan 1% akan

mempengaruhi atau menurunkan ekspor kakao di Indonesia sebesar 1,6196%

menunjukkan nilai yang in-elastis (E>1). Elastisitas jumlah produksi kakao (X2)

sebesar 2,7271 artinya setiap kenaikan 1% akan mempengaruhi atau

meningkatkan elastisitas ekspor kakao di Indonesia sebesar 2,7271%

menunjukkan nilai yang elastis (E>1). Elastisitas nilai tukar rupiah terhadap dollar

AS (X3) sebesar 0,3585 artinya setiap kenaikan 1% akan mempengaruhi atau

menurunkan ekspor kakao di Indonesia sebesar 0,3585% menunjukkan nilai yang

in-elastis (E<1).

Page 60: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

45

VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian Analisis Elastisitas Ekspor Kakao di

Indonesia, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kakao di Indonesia dapat dilihat

dari nilai koefisien regresi hasil estimasi. Dari tiga variabel independen

terdapat dua variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap

elastisitas ekspor kakao di Indonesia yaitu harga ekspor kakao (X1) dengan

nilai koefisien sebesar -1,6196, jumlah produksi kakao (X2) dengan nilai

koefisien sebesar 2,7271, dan variabel independen yang tidak berpengaruh

signifikan terhadap elastisitas ekspor kakao di Indonesia yaitu nilai tukar

rupiah terhadap dollar AS (X3) dengan nilai koefisien sebesar 0,3585.

2. Elastisitas ekspor kakao di Indonesia dapat dilihat dari koefisien regresi hasil

estimasi (Elastisitas) yaitu elastisitas harga ekspor kakao (X1) sebesar -

1,6196 artinya setiap kenaikan 1% akan mempengaruhi atau menurunkan

ekspor kakao di Indonesia sebesar 1,6196% menunjukkan nilai yang in-elastis

(E>1). Elastisitas jumlah produksi kakao (X2) sebesar 2,7271 artinya setiap

kenaikan 1% akan mempengaruhi atau meningkatkan elastisitas ekspor kakao

di Indonesia sebesar 2,7271% menunjukkan nilai yang elastis (E>1).

Elastisitas nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (X3) sebesar 0,3585 artinya

setiap kenaikan 1% akan mempengaruhi atau menurunkan ekspor kakao di

Indonesia sebesar 0,3585% menunjukkan nilai yang in-elastis (E<1).

Page 61: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

46

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan saran yaitu

sebagai berikut :

1. Diharapkan pada produsen lebih memperhatikan komoditas ekspor kakao.

Peningkatan ekspor komoditas kakao memerlukan langkah-langkah perbaikan

kinerja dengan meningkatkan kualitas (mutu) produk, meningkatkan industri

hilir dan meningkatkan produktivitas.

2. Kepada pemerintah sebaiknya dilakukan suatu kebijakan dengan

mengefesienkan biaya ekspor, menyediakan kredit ekspor dengan bunga

rendah dan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang terlibat dalam

ekspor karena pengetahuan dan keterampilan para eksportir sangat penting

untuk meningkatkan ekspor komoditas.

3. Diharapkan peneliti selanjutnya meneliti variabel-variabel lain yang belum

termasuk dalam penelitian ini yaitu harga ekspor kakao, jumlah produksi

kakao, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang terkait pada ekspor

kakao di Indonesia.

Page 62: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

47

DAFTAR PUSTAKA

Agus Widarjono. 2007. Ekonometrika: Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan

Bisnis. Edisi kedua. EKONISIA. Yogyakarta

Ajija, Shochrul R., Dyah W. Sari, Rahmat H. Setianto, & Martha R. Primanti.

(2011). Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba Empat.

Alkamalia, Intan. 2017. Analisis Pengaruh Luas Lahan dan Tenaga Kerja

Terhadap Produksi Kakao Perkebunan Rakyat di Provinsi Aceh. Jurnal

AGRIFO Vol.2.No.2, 2017 : 56-61.

Angipora, M. P. 2002. Dasar-Dasar Pemasaran. Yogyakarta: Rajawali.

Balutan, Joni Apriadi Hutabarat, Idwar, Sri Yoseva. 2016. Pemberian Jenis

Limbah Kuli Buah Kakao dan Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan Bibit

Tanaman Kakao.

Coursehero. 2021. Elastisitas Permintaan dan Penawaran.

https://www.coursehero.com/sitemap/schools/66692-State-University-of-

Medan/, Di akses pada tanggal 4 Mei 2021.

Dr. James Joseph Spillane, S. 1995. Komoditi Kakao Peranannya Dalam Perekonomian Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2010. Statistik Perkebunan Indonesia 2009-2011,

Kakao. Sekretariat Direktorat Jenderal Perkebunan. Kementerian

Pertanian. Jakarta.

Gaspersz, Vincent. 1996. Ekonomi Manajerial : Penerapan Konsep – Konsep

Ekonomi Dalam Manajemen Bisnis Total. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Hariyadi, B. W., Ali, M., & Nurlina, N. (2017). Damage Status Assessment Of Agricultural Land As A Result Of Biomass Production In Probolinggo Regency East Java. ADRI International Journal Of Agriculture, 1(1).

Kindangen, H., Hartoyo, S. and Baga, L.M. 2015. Perkembangan Produktivitas,

Luas Lahan, Harga Domestik, Permintaan dan Ekspor Biji Kakao

Indonesia Periode 1990-2013. Jurnal Manajemen & Agribisnis, 14(2).

Krugman, Paul R., Obstfeld, Maurice., & Melitz, Marc J. 2012. International

Economics Theory & Policy, ninth edition. Boston: Pearson Education.

Page 63: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

48

Maharani Lutfiah Damayanti. 2019. Teori Produksi. Fakultas Sains dan

Teknologi. Universitas Muhammadiyah Siduarjo.

Misgiyanti and I. Zuhroh (2009). Pengaruh Suku Bunga Luar Negeri Federal

Reserve (The FED), Nilai Tukar Rupiah /US $ dan Inflasi Terhadap

Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode

20062008. Jurnal Ekonomi Pembangunan 7.

Natsir, M. (2015). Analisis Supply Response Jagung di Daerah Sentra Produksi

Utama Indonesia. Yogyakarta.

Nopirin. 1994. Ekonomi Moneter. Buku II. BPFE. UGM. Yogyakarta

Puspita, R., et al. (2015). Pengaruh Produksi Kakao Domestik, Harga Kakao

Internasional, dan Nilai Tukar Terhadap Ekspor Kakao Indonesia Ke

Amerika Serikat (Studi pada Ekspor Kakao Periode Tahun 2010-2013).

Jurnal Administrasi Bisnis 27.

Rinaldi, J., A. Fariyanti dan S. Jahroh. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Produksi Kakao pada Perkebunan Rakyat di Bali: pendekatan stochastic

frontier. Jurnal SEPA. 10: 47-5.

Saeroji Ahmad Fahrudin. 2011. Ekonomi Internasional. Edisi Pertama. BPPFE.

Yogyakarta.

Saeroji Ahmad Fahrudin. 2011. Teransaksi Ekspor Impor. Edisi Kedua. Erlangga.

Jakarta.

Salamadian. 2019. Pengertian Ekspor dan Impor.

https://salamadian.com/pengertian-ekspor-dan-impor/. Di akses pada hari

senin 26 April 2021.

Sobri. 2000. Ekonomi Internasional : Teori Masalah dan Kebijaksanaannya.

Yogyakarta : BPFE-UI.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta: Bandung.

Soekartawi. 1993. Manajemen Pemasaran dalam Bisnis Modern. Pustaka

harapan. Jakarta.

Suhartiti, 2003. Teori Ekonomi Mikro. PT. Salemba Emban Patria. Jakarta.

Suresmiathi, A.A. and Dewi, A.P.K., 2015. Pengaruh Jumlah Produksi, Kurs

Dollar Amerika Serikat dan Luas Areal Lahan Terhadap Ekspor Karet

Indonesia Tahun 1993-2013. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas

Udayana, 4(2).

Page 64: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

49

Tri Bowo. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi

Belimbing. Fakultas Ekonomi. Univertsitas Semarang.

Zakariya, M.L., Al Musadieq, M. and Sulasmiyati, S., 2016. Pengaruh Produksi, Harga, dan Nilai Tukar Terhadap Volume Ekspor (Studi Pada Volume

Ekspor Biji Kakao Indonesia Periode Januari 2010-Desember 2015.

Jurnal Administrasi Bisnis, 40(2).

Page 65: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

50

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 66: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

51

Lampiran 1. Peta lokasi Penelitian

Page 67: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

52

Lampiran 2. Tabel Variabel Ekspor Kakao Indonesia (Ton), Harga Ekspor

Kakao ($1000/Ton), Jumlah Produksi Kakao Indonesia

(Ton/Tahun), dan Nilai Tukar (Rp/$)

NO Tahun

Ekspor

Kakao

Indonesia

(ton)

Harga

Ekspor

Kakao

Indonesia

($1000/Ton)

Jumlah

Produksi

Kakao

Indonesia

(Ton/Tahun)

Nilai

Tukar

(Rp/$)

Y X1 X2 X3

1 1990 104.472 0,95 142.347 1.836

2 1991 127.064 0,94 174.899 1.941

3 1992 154.749 0,83 207.147 2.036

4 1993 200.112 0,83 258.059 2.108

5 1994 200.299 1,06 241.701 2.180

6 1995 196.443 1,14 278.400 2.244

7 1996 274.119 0,96 350.800 2.383

8 1997 219.782 1,34 329.700 4.650

9 1998 278.146 1,38 456.499 8.025

10 1999 333.695 0,89 367.475 7.100

11 2000 333.619 0,70 421.142 9.595

12 2001 302.670 0,90 536.804 10.400

13 2002 365.650 1,42 619.192 8.940

14 2003 265.838 1,54 695.361 8.465

15 2004 275.485 1,34 691.704 9.290

16 2005 367.426 1,27 748.827 9.830

17 2006 490.778 1,26 769.386 9.020

18 2007 379.829 1,64 740.006 9.419

19 2008 380.513 2,25 803.593 10.950

20 2009 439.305 2,48 809.583 9.400

21 2010 432.427 2,75 844.626 8.991

22 2011 210.067 2,93 712.200 9.068

23 2012 163.501 2,35 740.500 9.670

24 2013 188.420 2,37 720.900 12.189

25 2014 63.334 3,10 728.400 12.440

26 2015 39.622 2,90 593.331 13.795

27 2016 28.329 2,96 656.817 13.436

28 2017 23.594 2,27 590.684 13.548

29 2018 27.827 2,60 767.280 14.481

Rata - Rata 236,797 2 551,633 8,187

Page 68: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

53

Lampiran 3. Tabel Variabel Ekspor Kakao Indonesia (Ton), Harga Rill

Ekspor Kakao Indonesia ($1000/Ton), Jumlah Produksi Kakao

Indonesia (Ton/Tahun), dan Nilai Tukar (Rp/$)

NO Tahun

Ekspor

Kakao

Indonesia

(ton)

Harga Rill

ekspor

Kakao

Indonesia

($1000/Ton)

Jumlah

Produksi

Kakao

Indonesia

(Ton/Tahun)

Nilai

Tukar

(Rp/$)

Y X1 X2 X3

1 1990 104,47 0,95 142,35 1,84

2 1991 127,06 0,99 174,90 1,94

3 1992 154,75 0,92 207,15 2,04

4 1993 200,11 0,95 258,06 2,11

5 1994 200,30 1,26 241,70 2,18

6 1995 196,44 1,40 278,40 2,24

7 1996 274,12 1,24 350,80 2,38

8 1997 219,78 3,40 329,70 4,65

9 1998 278,15 6,01 456,50 8,03

10 1999 333,70 3,44 367,48 7,10

11 2000 333,62 3,65 421,14 9,60

12 2001 302,67 5,10 536,80 10,40

13 2002 365,65 6,93 619,19 8,94

14 2003 265,84 7,12 695,36 8,47

15 2004 275,49 6,79 691,70 9,29

16 2005 367,43 6,82 748,83 9,83

17 2006 490,78 6,20 769,39 9,02

18 2007 379,83 8,41 740,01 9,42

19 2008 380,51 13,39 803,59 10,95

20 2009 439,31 12,67 809,58 9,40

21 2010 432,43 13,48 844,63 8,99

22 2011 210,07 14,45 712,20 9,07

23 2012 163,50 12,40 740,50 9,67

24 2013 188,42 15,72 720,90 12,19

25 2014 63,33 21,02 728,40 12,44

26 2015 39,62 21,80 593,33 13,80

27 2016 28,33 21,69 656,82 13,44

28 2017 23,59 16,74 590,68 13,55

29 2018 27,83 20,53 767,28 14,48

Rata-Rata 236,80 8,81 551,63 8,19

Page 69: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

54

Lampiran 4. Hasil Logaritma Natural (Ln) Elastisitas Ekspor Kakao

NO Tahun

Ekspor

Kakao

Indonesia

Harga

ekspor

Kakao

Indonesia

Jumlah

Produksi

Kakao

Indonesia

Nilai

Tukar

LNY LNX1 LNX2 LNX3

1 1990 4,65 - 0,05 4,96 0,61

2 1991 4,84 - 0,01 5,16 0,66

3 1992 5,04 - 0,09 5,33 0,71

4 1993 5,30 - 0,05 5,55 0,75

5 1994 5,30 0,23 5,49 0,78

6 1995 5,28 0,33 5,63 0,81

7 1996 5,61 0,22 5,86 0,87

8 1997 5,39 1,22 5,80 1,54

9 1998 5,63 1,79 6,12 2,08

10 1999 5,81 1,23 5,91 1,96

11 2000 5,81 1,29 6,04 2,26

12 2001 5,71 1,63 6,29 2,34

13 2002 5,90 1,94 6,43 2,19

14 2003 5,58 1,96 6,54 2,14

15 2004 5,62 1,92 6,54 2,23

16 2005 5,91 1,92 6,62 2,29

17 2006 6,20 1,82 6,65 2,20

18 2007 5,94 2,13 6,61 2,24

19 2008 5,94 2,59 6,69 2,39

20 2009 6,09 2,54 6,70 2,24

21 2010 6,07 2,60 6,74 2,20

22 2011 5,35 2,67 6,57 2,20

23 2012 5,10 2,52 6,61 2,27

24 2013 5,24 2,75 6,58 2,50

25 2014 4,15 3,05 6,59 2,52

26 2015 3,68 3,08 6,39 2,62

27 2016 3,34 3,08 6,49 2,60

28 2017 3,16 2,82 6,38 2,61

29 2018 3,33 3,02 6,64 2,67

Rata-Rata 5,21 1,73 6,20 1,91

Page 70: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

55

Lampiran 5. Hasil Estimasi Multiple Reggresion Elastisitas Ekspor Kakao di

Indonesia Menggunakan Software Microsoft Excel 2013

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics

Multiple R 0,7920

R Square 0,6272

Adjusted R Square

0,5825

Standard Error 0,5647

Observations 29

ANOVA

df SS MS F Significance F

Regression 3 13,41488448 4,471628159 14,0223

0,0000

Residual 25 7,972379103 0,318895164

Total 28 21,38726358

Coefficients Standard

Error t Stat P-value

Intercept - 9,5948

2,6584

- 3,6093

0,0013

LNX1 - 1,6196

0,3244

- 4,9919

0,0000

LNX2 2,7271

0,5085

5,3628

0,0000

LNX3 0,3585

0,5047

0,7104

0,4840

Page 71: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

56

Lampiran 6. Kartu Kontrol Bimbingan Skripsi

Page 72: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

57

Page 73: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

58

Lampiran 7. Hasil Turnitin

Page 74: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

59

Page 75: ANALISIS ELASTISITAS EKSPOR KAKAO DI INDONESIA

60

RIWAYAT HIDUP

Sukryanto lahir di Pasaran pada tanggal 30 Januari 1998

dari pasangan Karia Kiramang dan Rayana Sendeng. Penulis

merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Pendidikan

formal yang dilalui penulis yakni selesai di SDN 272 Lura

lulus pada tahun 2010, selanjutnya menyelesaikan studi di

SMPN 2 Bua Ponrang lulus pada tahun 2013, kemudian melanjutkan studi di

SMAN 2 Bua Ponrang lulus pada tahun 2016. Pada tahun 2017, penulis lulus

seleksi masuk Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah mengikuti kegiatan magang

di BBPP Batangkaluku dan kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP) di Desa

Balleanging, Kelurahan Palangngisang, Kecamatan Ujung Loe, Kabupaten

Bulukumba.

Penulis juga pernah berproses di salah satu ortom Muhammadiyah yaitu

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan di amanahi sebagai Sekretaris Bidang

Sosial Pemberdayaan Masyarakat (SPM) periode 2019 – 2020, Himpunan

Mahasiswa Agribisnis periode 2019 – 2020, dan Badan Eksekutif Mahasiswa

Fakultas Pertanian periode 2020 – 2021. Sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pertanian Jurusan Agribisnis, penulis

menyusun skripsi dengan judul : Analisis Elastisitas Ekspor Kakao di Indonesia.