ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI BOLT! SUPER 4G … · Penyelenggara Jasa Internet disingkat PJI...

68
ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI BOLT! SUPER 4G VERSI BOLT! AGENTS” TERHADAP PEMILIHAN PROVIDER INTERNET OLEH PENGUNJUNG BOLT! ZONE BOGOR ADITYA PRATAMA PUTRA PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

Transcript of ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI BOLT! SUPER 4G … · Penyelenggara Jasa Internet disingkat PJI...

ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI BOLT! SUPER 4G

VERSI “BOLT! AGENTS” TERHADAP PEMILIHAN PROVIDER

INTERNET OLEH PENGUNJUNG BOLT! ZONE BOGOR

ADITYA PRATAMA PUTRA

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi berjudul Analisis Efektivitas

Iklan Televisi BOLT! SUPER 4G Versi “BOLT! AGENTS” Terhadap Pemilihan

Provider Internet Oleh Pengunjung BOLT! Zone Bogor adalah benar karya saya

dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun

kepada pergurungan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip

dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

Skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2015

Aditya Pratama Putra

NIM H24124114

ABSTRAK

ADITYA PRATAMA PUTRA. Analisis Efektivitas Iklan Televisi BOLT! SUPER

4G Versi “BOLT! AGENTS” Terhadap Pemilihan Provider Internet Oleh

Pengunjung BOLT! Zone Bogor. Dibawah bimbingan MA’MUN SARMA.

Skripsi ini menganalisis salah satu iklan dari provider internet BOLT! Super

4G versi “BOLT! AGENTS”. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis

efektivitas respon iklan televisi BOLT! SUPER 4G pada konsumen, (2)

menganalisis efektivitas pesan dan dampak komunikasi di iklan televisi BOLT!

SUPER 4G dapat terkomunikasikan kepada konsumen, dan (3) menganalisis

efektivitas respon dan dampak komunikasi pesan iklan televisi BOLT! SUPER 4G

terhadap pemilihan provider internet. Pengolahan data dilakukan dengan

menggunakan Microsoft Excel 2010 dan Statistical Package For Social Science

(SPSS) 19. Alat analisis yang digunakan adalah EPIC Model dan Consumer

Decision Model (CDM). Berdasarkan hasil analisis, pengukuran respon iklan

televisi dan dampak komunikasi yang terjadi, iklan televisi BOLT! SUPER 4G

Versi “BOLT! AGENTS” termasuk dalam kategori iklan yang efektif dan

memberikan dampak sampai pembelian nyata.

Kata kunci : Consumer Decision Model (CDM), EPIC Model, internet provider,

iklan televisi

ABSTRACT

ADITYA PRATAMA PUTRA. Effectiveness Analysis Of BOLT! SUPER 4G

Version "BOLT! AGENTS" Television Advertising Toward Selection Against The

Internet Provider By BOLT! Zone Bogor Guests. Supervised by MA’MUN

SARMA

This study analyzes one of the ads from the internet provider BOLT! Super

4G version of "BOLT! AGENTS". The purpose of this study are to (1) to analyze

the effectiveness of television advertising response BOLT! SUPER 4G on

consumers, (2) analyze the effectiveness and impact of communication messages

in television commercials BOLT! SUPER 4G is communicated to consumers, (3)

analyze the effectiveness of the response and the impact of television advertising

message communication BOLT! SUPER 4G against the selection of internet

provider. Data processing was performed using Microsoft Excel 2010 and the

Statistical Package For Social Science (SPSS) 19. The analysis tool used EPIC

Model and Consumer Decision Model (CDM). Based on the analysis,

measurement response television advertising and the impact of communication

shows, The BOLT! SUPER 4G Version "BOLT! AGENTS" Television Advertising

is included in the category of effective advertising and given effect to real

purchase.

Keyword : Consumer Decision Model (CDM), EPIC Model, internet provider,

television advertising

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

Pada

Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen

ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI BOLT! SUPER 4G

VERSI “BOLT! AGENTS” TERHADAP PEMILIHAN PROVIDER

INTERNET OLEH PENGUNJUNG BOLT! ZONE BOGOR

ADITYA PRATAMA PUTRA

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian ini ialah efektivitas iklan, dengan judul Analisis

Efektivitas Iklan Televisi BOLT! SUPER 4G Versi “BOLT! AGENTS” Terhadap

Pemilihan Provider Internet Oleh Pengunjung BOLT! Zone Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS,

M.Ec selaku pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan

kepada karyawan BOLT! Zone Bogor yang berada di Jln. Padjajaran Bogor, yang

telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga

disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, dan teman-teman atas

segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Mei 2015

Aditya Pratama Putra

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL i

DAFTAR GAMBAR ii

DAFTAR LAMPIRAN iii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 3

Manfaat Penelitian 4

Ruang Lingkup Penelitian 4

TINJAUAN PUSTAKA 4

Pengertian Pemasaran 4

Pengertian Bauran Pemasaran 4

Bauran Promosi 6

Pengertian Komunikasi Pemasaran 7

Periklanan 7

Media Televisi 10

EPIC Model 11

Consumer Decision Model 12

METODE 16

Kerangka Pemikiran 16

Pengumpulan Data 18

Metode Penarikan Sampel dan Jumlah Sampel 18

Pengujian Kuesioner 19

Prosedur Analisis Data 20

HASIL DAN PEMBAHASAN 23

Gambaran umum produk 23

Gambaran umum iklan televisi BOLT! SUPER 4G Versi “BOLT! AGENTS” 23

Karakteristik Responden 25

Karakteristik Menonton Televisi 26

Analisis Hubungan Karakteristik Responden dengan Pemilihan Provider

Internet Melalui Iklan Televisi BOLT! Super 4G LTE 27

Analisis Efektivitas Respon Iklan dengan EPIC Model 28

Analisis Efektivitas Pesan dan Dampak Iklan Televisi dengan Consumer

Decision Model 31

Implikasi Manajerial 39

SIMPULAN DAN SARAN 40

DAFTAR PUSTAKA 41

LAMPIRAN 45

RIWAYAT HIDUP 60

DAFTAR TABEL

1 Penjualan produk modem di BOLT! Zone Bogor 2

2 Karakteristik responden 25 3 Perilaku mononton televisi responden 26 4 Hubungan karakteristik responden dengan pemilihan provider internet 27 5 Hasil analisis pengaruh variabel F, B, C dan A secara langsung 32 6 Hasil analisis pengaruh variabel B, C, A dan I secara langsung 33 7 Hasil analisis pengaruh variabel I terhadap variabel P secara langsung 34 8 Hasil analisis pengaruh variabel F, B, C, dan A secara tidak langsung 35 9 Hasil analisis pengaruh variabel C dan A terhadap variabel I 36 10 Hasil analisis pengaruh variabel antara 37

DAFTAR GAMBAR

1 Consumer Decision Model (Durianto dkk 2003) 12

2 Kerangka pemikiran penelitian 17 3 Iklan televisi BOLT! SUPER 4G Versi “BOLT! Agents” (sumber:

www.youtube.com) 24 4 Grafik hasil analisis efektivitas iklan dengan metode EPIC Model 31 5 Hasil analisis consumer decision model (CDM) 38

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kuesioner penelitian 45

2 Hasil uji validitas dan realibilitas 49

3 Hasil Perhitungan Dimensi EPIC Model 51 4 Hasil analisis regresi consumer decision model 52

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan dan persaingan teknologi saat ini sudah terjadi dalam

industri telekomunikasi, hal ini menyebabkan banyaknya perusahaan menciptakan

sarana komunikasi yang semakin mutakhir demi mendapatkan informasi yang

cepat dan akurat. Saat ini limpahan informasi dan terbukanya peluang untuk

mengakses informasi membuat konsumen semakin kritis dalam memilih produk.

Penyelenggara Jasa Internet disingkat PJI atau dalam bahasa inggris Internet

Service Provider disingkat ISP, adalah perusahaan atau badan yang menyediakan

jasa sambungan internet. ISP ini mempunyai jaringan baik secara domestik

maupun internasional sehingga pelanggan atau pengguna dari sambungan yang

disediakan oleh ISP dapat terhubung ke jaringan internet global. Jaringan di sini

berupa media transmisi yang dapat mengalirkan data yang dapat berupa kabel

(modem, sewa kabel, dan jalur lebar) radio (Komaruzaman 2014). Berkembang

dan banyaknya industri telekomunikasi yang menyediakan jasa sambungan

internet, membuat menarik bagi para konsumen.

Kini beberapa industri telekomunikasi yang ada di Indonesia menerapkan

jasa sambungan internet atau provider internet dalam jaringan 4G (sumber:

wikipedia). Sistem 4G menyediakan solusi IP (Internet Protocol Address) yang

komprehensif dimana suara, data, dan arus multimedia dapat sampai kepada

pengguna kapan saja dan dimana saja, pada rata-rata data lebih tinggi dari

generasi sebelumnya yaitu GSM, TDMA, EDGE, CDMA 2G, 2.5G, dan 3G.

Bagaimanapun, terdapat beberapa pendapat yang ditujukan untuk 4G, yakni 4G

akan merupakan sistem berbasis IP terintegrasi penuh. Ini akan dicapai setelah

teknologi kabel dan nirkabel dapat dikonversikan dan mampu menghasilkan

kecepatan 100Mb/detik dan 1Gb/detik baik dalam maupun luar ruang dengan

kualitas premium dan keamanan tinggi. 4G akan menawarkan segala jenis layanan

dengan harga yang terjangkau. Industri telekomunikasi yang menyediakan jasa

sambungan internet dengan menerapkan jaringan 4G yang ada di Indonesia yaitu,

Sitra WiMAX, BOLT! Super 4G LTE, Telkomsel 4G LTE, XL HotRod 4G LTE,

Indosat Super 4G LTE, dan Smartfren 4G LTE.

Pada tanggal 14 November 2013 perusahaan telekomunikasi Internux

meluncurkan layanan internet 4G Long Term Evolution pertama di Indonesia,

produk ini diberi nama BOLT!. BOLT! Menawarkan kecepatan akses internet

hingga 72 Mbps, produk ini hanya melayani akses data dan tidak dapat digunakan

untuk telepon dan SMS. BOLT! Juga menawarkan inovasi terbarunya yaitu

layanan internet yang tersedia pada perangkat modem berbasis wi-fi atau wireless.

Sehingga pelayanan internet dapat dinikmati dimana dan kapanpun. Untuk

menyelenggarakan 4G Long Term Evolution, Internux mengeluarkan investasi

senilai 550 juta dollar AS atau sekitar Rp 6,3 triliun, untuk menyewa menara BTS

hingga menyediakan perangkat mobile wi-fi di pasar. Saat ini BOLT!

Menggunakan 1.500 menara BTS untuk menyediakan 4G Long Term Evolution di

Jabodetabek serta Tangerang Banten, dan Perusahaan Internux ini memiliki target

3.500 menara BTS untuk meningkatkan kualitas layanan. BOLT! store merupakan

tempat menyediakan produk yang ditawarkan dan dapat dibeli masyarakat di

2

sekitar Jabodetabek serta Tangerang Banten, setiap store dibagi kedalam zona

tertentu, salah satunya yaitu BOLT! Zone Bogor yang terletak di Jalan Raya

Padjajaran No. 89D, Bogor yang menjadi tempat penelitian yang akan dilakukan.

Pada periode akhir tahun 2014 dimana BOLT! peluncurannya sudah berumur satu

tahun, penjualan produk BOLT! di Bogor sudah banyak masyarakat sekitar yang

menggunakan produk ini, berikut data penjualan produk BOLT! Zone Bogor.

Tabel 1 Penjualan produk modem di BOLT! Zone Bogor

Jenis Periode

Oktober 2014 November 2014 Desember 2014

USB MF52A 31 19 16

Mifi ZTE MF90 20 - -

Mifi Huawei E5776S

Black

1 2 -

Mifi Huawei E5372S

Slim

404 250 114

Mifi Huawei LTE

E5372S Max

129 101 82

CPE Huawei E5176 9 12 5

SP Bolt 1GB 61 107 67

JUMLAH 655 491 284

Sumber: BOLT! Zone Bogor

Agar dapat unggul dalam persaingan salah satu jalan yang ditempuh oleh

perusahaan adalah dengan kemampuan mengelola dan menyampaikan informasi

kepada konsumennya di mana salah satunya adalah melalui kegiatan periklanan

(advertising). Periklanan (advertising) adalah semua bentuk terbayar dari

presentasi nonpribadi dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu

(Kotler 2005), tujuan periklanan adalah tugas komunikasi tertentu yang dicapai

dengan pemirsa sasaran tertentu selama periode waktu tertentu, tujuan periklanan

bisa digolongan berdasarkan tujuan utama, yaitu menginformasikan, membujuk,

atau mengingatkan (Kotler 2005). Periklanan digunakan oleh perusahaan untuk

memperkenalkan dan memperkuat citra merek produknya. Pesan yang

disampaikan oleh iklan diharapkan dapat diterima oleh masyarakat. Agar pesan

yang disampaikan perusahaan dapat diterima oleh masyarakat, perusahaan juga

perlu memilih medianya dalam beriklan. Media televisi merupakan media

periklanan yang paling diminati oleh pemasar, disebabkan televisi tidak hanya

menampilkan gambar atau suara saja melainkan menampilkan keduanya.

Sehingga mudah dan menarik dalam menyampaikan pesan. Melalu media iklan

televisi terjadilah komunikasi pemasaran, yaitu Komunikasi pemasaran adalah

sarana di mana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan

mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk

dan merek yang dijual. Intinya, komunikasi pemasaran merepresentasikan “suara”

perusahaan dan mereknya serta merupakan sarana di mana perusahaan dapat

membuat dialog dan membangun hubungan dengan konsumen (Kotler 2005).

Berdasarkan data Nielsen, belanja iklan di kuartal pertama tahun 2014

secara total mengalami pertumbuhan sebesar 15% dibandingkan dengan kuartal

pertama tahun 2013, dari Rp23,3 Triliun menjadi Rp26,7 Triliun. Pertumbuhan ini

sebagian besar berkat kontribusi belanja iklan organisasi politik dan pemerintahan

3

yang meningkat sebesar 89% pada kuartal pertama 2014 dibandingkan dengan

kuartal pertama tahun 2013, menjadi sebesar Rp2,04 Triliun. Pertumbuhan belanja

iklan pada kuartal pertama 2014 tersebut lebih kecil bila dibandingkan dengan

pertumbuhan pada kuartal pertama 2013 (23%) maupun kuartal pertama 2012

(20%). Bila dilihat pertumbuhan menurut jenis media, di kuartal pertama tahun ini

belanja iklan televisi tumbuh sebesar 19%, surat kabar tumbuh sebesar 9% -

dengan kontribusi terbesar juga dari organisasi politik dan pemerintahan -

sementara majalah dan tabloid justru mengalami penurunan sebesar 1%.

Pentingnya iklan dalam memasarkan sebuah produk disadari betul oleh

produsen provider internet BOLT!. Persaingan antar perusahaan telekomunikasi

yang semakin ketat mengharuskan produsen berlomba-lomba meraih perhatian

konsumen. Salah satunya dengan beriklan di televisi. Iklan televisi ini membawa

pengaruh yang sangat luas bagi kehidupan masyarakat Indonesia karena televisi

dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat mulai dari kelompok umur, kelas

sosial, dan gaya hidup. Setelah beberapa kali muncul iklan BOLT! dengan

beberapa versi, BOLT! telah melakukan strategi iklan yang cukup menarik dengan

memperkenalkan produknya, sehingga menciptakan daya tarik tersendiri bagi

pemirsa televisi. Namun perlu ditinjau mengenai efektivitas iklan televisi terhadap

respon yang mempengaruhi pemirsa, Hal ini menjadi latar belakang penulisan

skripsi mengenai Analisis Efektivitas Iklan Televisi BOLT! SUPER 4G Versi

“BOLT! AGENTS” Terhadap Pemilihan Provider Internet Oleh Pengunjung

BOLT! Zone Bogor.

Perumusan Masalah

Iklan televisi Produk BOLT! Super 4G merupakan salah satu bentuk

promosi kepada masyarakat yang dilakukan PT. Internux untuk mencapai tujuan

peningkatan penjualan produk BOLT!. Penayangan iklan televisi tidak selalu

mampu mengubah penjualan, Sehingga perlu ditinjau mengenai efektivitas iklan

televisi terhadap respon yang mempengaruhi pemilihan provider internet.

Selanjutnya, adapun rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana efektivitas respon iklan televisi BOLT! SUPER 4G terhadap

konsumen ?

2. Apakah iklan televisi BOLT! SUPER 4G mampu mengkomunikasikan

pesan dengan efektif pada konsumen serta dampak komunikasi yang

terjadi?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Menganalisis efektivitas respon iklan televisi BOLT! SUPER 4G pada

konsumen.

2. Menganalisis efektivitas pesan dan dampak komunikasi dalam iklan

televisi BOLT! SUPER 4G dapat terkomunikasikan kepada konsumen.

4

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang

berkepentingan, di antaranya :

1. Bagi peneliti sebagai analisis ilmu manajemen, sehingga diharapkan

mampu menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan penerapan

ilmu.

2. Bagi akademisi diharapkan agar bermanfat dalam ilmu kegiatan promosi

dalam bentuk media iklan televisi.

3. Bagi pembaca diharapkan dapat menjadi acuan untuk penelitian

selanjutnya.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini terbatas pada menganalisis

efektivitas iklan televisi BOLT! terhadap pemilihan provider internet oleh

pengunjung BOLT! Zone Bogor. Penelitian ini terbatas pada BOLT! Zone Bogor

di Jalan Raya Padjajaran No. 89D, karena pengunjung yang terdiri dari beragam

usia, aktivitas, dan kelas sosial yang berbeda-beda. Kuesioner yang digunakan

dalam penelitian ini adalah untuk melihat respon pengunjung terhadap

penayangan iklan televisi BOLT! Versi “BOLT! Agents” dan melihat dampak

dari komunikasi pada iklan televisi tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan suatu proses sosial yang dengan proses itu individu

dan kelompok mendapat apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa

yang bernilai dengan pihak lain (Kotler 2005).

Pengertian Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan untuk

terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran (Kotler 2005). Mc

Carthy dalam Kotler (2005) mengklasifikasikan alat-alat itu menjadi empat

kelompok yang luas yang disebut empat P, yaitu : produk (product), harga (price),

distribusi (place), promosi (promotion). Adapun penjelasan mengenai empat P

adalah sebagai berikut:

1. Produk (product)

Kotler mendefinisikan produk sebagai segala sesuatu yang dapat

ditawarkan pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk-

produk yang ditawarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara-

acara, orang, tempat, properti, organisasi, dan gagasan.

2. Harga (price)

Harga adalah salah satu unsur bauran pemasaran yang menghasilkan

pendapatan, sedangkan unsur-unsur lainnya menghasilkan biaya. Selain

5

itu, harga merupakan unsur bauran pemasaranyang paling mudah

disesuaikan sedangkan ciri-ciri produk, saluran, bahkan promosi

membutuhkan lebih banyak waktu. Harga juga mengkomunikasikan posisi

nilai yang dimaksudkan perusahaan tersebut kepada pasar tentang produk

dan mereknya (Kotler 2005).

3. Tempat (place)

Tempat atau saluran distribusi merupakan serangkaian organisasi yang

saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadika produk

(barang atau jasa) siap untuk dikonsumsi (Kotler 2005)

4. Promosi (promotion)

Promosi sebagai koordinasi semua penjual dalam memulai usaha untuk

menyediakan saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan

jasa atau untuk mempromosikan sebuah ide.

Bauran pemasaran jasa yang dikenal istilah 8P (Lovelock dan Wright 2005), yaitu

sebagai berikut:

1. Product adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan

kepada pasar sasaran. Barang dan jasa dikombinasikan sedemikian rupa

agar pelanggan sasaran tertarik untuk membeli karena produk yang

ditawarkan dapat memenuhi kebutuhan mereka.

2. Place meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi

pelanggan sasaran. Hal ini terkait dengan distribusi barang atau

penempatan ritel-ritel pada daerah tertentu untuk menggapai pelanggan

sasaran.

3. Promotion adalah aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan

membujuk pelanggan pembelinya. Hal ini terkait dengan integrated

marketing communication yang tidak hanya membujuk pelanggan namun

juga membentuk opini publik dan citra suatu produk maupun perusahaan.

4. Price adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk

memperoleh suatu produk. Harga merupakan kekuatan otoritas perusahaan

untuk menaikkan atau menurunkan agar pelanggan datang untuk membeli

suatu barang atau jasa yang ditawarkan.

5. People adalah semua partisipan yang memainkan sebagian penyajian jasa,

yaitu peran selama proses dan konsumsi jasa berlangsung dalam waktu riil

jasa, oleh karena itu dapat mempengaruhi persepsi pembeli.

6. Physical evidence adalah suatu lingkungan fisik di mana jasa disampaikan

dan perusahaan konsumennya berinteraksi dan setiap komponen tangible

memfasilitasi penampilan atau komunikasi jasa tersebut.

7. Process mencerminkan bagaimana semua elemen bauran pemasaran jasa

dikoordinasikan untuk menjamin kualitas dan konsistensi jasa yang

diberikan.

8. Productivity mencerminkan bagaimana pengelolaan dan pengubahan input

menjadi output jasa yang menambahkan nilai bagi pelanggan.

Produktivitas juga terkait dengan kualitas jasa yang akan dirasakan oleh

pelanggan.

6

Bauran Promosi

Menurut Kotler dan Keller (2009), beberapa tugas khusus itu sering disebut

bauran promosi (promotion mix, promotion blend, communication mix) adalah :

1. Iklan

Iklan merupakan bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu

organisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar oleh suatu sponsor.

Maksud dari kata “Nonpersonal” adalah bahwa iklan melibatkan media

massa (TV, Radio, Majalah, Koran, dan Internet) yang dapat mengirimkan

pesan kepada sejumlah besar kelompok individu pada saat bersamaan.

Oleh karena itu pada iklan tidak ditemukan kesempatan untuk

mendapatkan umpan balik dengan segera dari penerima pesan.

2. Pemasaran Langsung (direct marketing)

Sistem yang menggunakan satu atau lebih media untuk mempengaruhi

respon terukur atau transaksi di setiap lokasi. Pemasaran langsung

merupakan kegiatan promosi yang didasari oleh inisiatif perusahaan

seperti menggunakan telemarketing untuk menelepon pelanggan yang

telah menggunakan produk yang dihasilkan perusahaan saingan,

mengirimi pelanggan dengan surat biasa yang sederhana, lembaran

promosi (flyer), brosur, contoh produk (sampel), dan bahkan videotape

untuk menginformasikan barang dan jasa yang akan ditawarkan.

3. Pemasaran Interaktif

Bauran promosi yang didorong oleh kemajuan teknologi komunikasi yang

memungkinkan dilakukannya komunikasi secara interaktif dan

individualisasi yang lebih besar melalui media internet, khususnya fasilitas

yang dikenal dengan world wide web (www). Pemasaran interaktif

memungkinkan konsumen untuk lebih dulu memiliki kemauan dan

berinisiatif menghubungi produsen serta terlibat lebih banyak seperti

mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan tentu saja melakukan

pembelian saat itu juga (real time).

4. Publikasi dan Humas

Upaya yang dilakukan oleh perusahaan dengan melakukan hal-hal baik

sehingga mendapatkan kepercayaan melalui berbagai program yang

bertujuan untuk mempromosikan atau melindungi citra atau produk

individual perusahaan.

5. Promosi Penjualan

Bentuk persuasi langsung melalui pemberian nilai tambah atau insentif

kepada tenaga penjual, distributor, pelanggan yang diharapkan dapat

meningkatkan penjualan. Promosi penjualan diciptakan untuk menarik

pelanggan agar mengunjungi situs web perusahaan, stand penjualan, dan

tempat lainnya yang disediakan oleh perusahaan agar konsumen dapat

dengan mudah memperoleh produk tersebut.

6. Personal Selling (Penjualan Perorangan)

Personal selling (Penjualan Perorangan) merupakan suatu interaksi tatap

muka dengan satu atau lebih pembeli prospektif dengan tujuan membuat

presentasi, menjawab pertanyaan, dan mendapatkan pesanan. Penjualan

perorangan meliputi kegiatan seperti membuat presentasi, bekerja dengan

pesanan, melayani pelanggan, mengelola informasi, berkomunikasi dengan

7

distributor. Peran dari penjualan perorangan adalah mendidik para

pelanggan mendorong pemakaian produk, dan bantuan pemasaran seperti

memberikan layanan purna jual dan dukungan kepada pembeli.

7. Acara (Event)

Acara (Event) adalah sarana perusahaan untuk terlibat dengan saat-saat

khusus dan relevan yang lebih pribadi dalam kehidupan konsumen.

Keterlibatan dalam acara ini dapat memperluas dan memperdalam

hubungan sponsor dengan pasar sasarannya.

8. Word of Mouth (Pemasaran berita dari mulut ke mulut)

Word of mouth adalah upaya untuk melibatkan pelanggan sehingga mereka

memilih untuk berbicara dengan orang lain tentang produk, jasa, dan

merek.

Pengertian Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran merepresentasikan gabungan semua unsur dalam

bauran pemasaran merek yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan

menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya

(Shimp 2000).

Adapun dalam bauran komunikasi dikenal lima cara komunikasi yang utama

(Durianto dkk 2003), yaitu:

1. Advertising (periklanan)

Semua bentuk penyajian nonpersonal, promosi, dan ide tentang barang

atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor.

2. Sales Promotion (Promosi Penjualan)

Berbagai bentuk insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan

konsumen untuk mecoba atau membeli suatu produk atau jasa.

3. Public relations (Hubungan Masyarakat atau Publisitas)

Berbagai macam program untuk memelihara, menciptakan, dan

mengembangkan citra perusahaan atau merek sebuah produk.

4. Personal Selling (Penjualan secara Pribadi)

Interaksi langsung dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan

melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesan.

5. Direct Marketing (Pemasaran Langsung)

Pengguna surat, telepon, faksimili, email, dan alat komunikasi nonpersonal

lainnyanuntuk melakukan komunnikasi secara langsung agar mendapat

tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan.

Periklanan

Kata iklan berasal dari bahasa Yunani yang artinya adalah menggiring orang

pada gagasan. Adapun pengertian iklan secara komprehensif adalah semua bentuk

aktivitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang, atau jasa secara

nonpersonal yang dibayar oleh sponsor tertentu. Dengan demikian, iklan

merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau

menggiring orang untuk mengambil tindakan yang mneguntungkan bagi pihak

pembuat iklan. Sedangkan menurut Kasali (2007), periklanan adalah bagian dari

bauran pemasaran yang secara sederhana dapat didefinisikan sebagai pesan yang

8

menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat melalui suatu

media.

Tujuan Periklanan

Aspek terpenting dalam manajemen adalah menentukan tujuan (objective).

Tanpa tujuan yang baik, tidak mungkin mengarahkan dan mengendalikan

keputusan. Begitu juga dalam hal penetapan tujuan periklanan. Setiap perusahaa

memiliki tujuan yang berbeda-beda dalam aktivitas periklanannya. Secara umum

tujuan periklanan mengacu pada keputusan perusahaan tentang penetapan pasar

sasaran, penentuan posisi pasar, dan marketing mix. Menurut Kotler dalam

Durianto dkk (2003), tujuan periklanan yang berkaitan dengan sasarannya dapat

digolongkan sebagai berikut :

1. Informing, iklan untuk memberi informasi kepada khalayak tentang seluk

beluk suatu produk. Pada umumnya iklan dengan cara ini dilakukan secara

besar-besaran pada tahap awal peluncuran suatu jenis produk dengan

tujuan membentuk permintaan awal. Dalam hal ini, kebutuhan suatu

produk yang sebelumnya tersembunyi atau masih berupa persepsi yang

dapat diperjelas lewat iklan. Pada umumnya, iklan yang bersifa informatif

digunakan untuk merek yang siklus kehidupannya berada pada tahap

perkenalan.

2. Persuading, iklan untuk membujuk dilakukan dalam tahap kompetitif.

Tujuannya adalah membentuk permintaan selektif merek tertentu. Dalam

hal ini, perusahaan melakukan persuasi tidak langsung dengan

memberikan informasi tentang kelebihan produk dikemas sedemikian rupa

sehingga menimbulkan perasaan yang menyenangkan yang akan

mengubah pemikiran orang untuk melakukan tindakan pembelian. Iklan

yang baik tidak hanya mampu mendorong atau mempengaruhi perilaku

pembelian konsumen tetapi juga memfasilitasi proses pembelian. Pada

umumnya, iklan yang bersifat persuasive ini digunakan untuk merek yang

siklus kehidupannya pada tahap pertumbuhan (growth stage).

3. Reminding, iklan untuk mengingatkan (reminding), yaitu untuk

menyegarkan informasi yang pernah diterima masyarakat. Iklan jenis

sangat penting bagi produk yang sudah mapan. Bentuk iklan ini adalah

penguat (reinforcement advertising) yang bertujuan meyakinkan pembeli

sekarang bahwa mereka telah melakukan pilihan yang benar. Umumnya

iklan jenis ini digunakan pada fase pendewasaan suatu merek.

4. Adding Value, iklan untuk memberikan nilai tambah terhadap penawaran-

penawaran yang mereka lakukan.

Pesan Iklan

Menurut Durianto dkk (2003), Pesan iklan dari kacamata konsumen, iklan

dipandang sebagai suatu media penyedia informasi tentang kemampuan, harga,

fungsi produk, maupun atribut lainnya yang berkaitan dengan suatu produk. Pesan

iklan yang disampaikan berkaitan dengan What to say atau apa yang ingin

dikomunikasikan pada konsumen dan How to say atau Bagaimana

mengkomunikasikan kepada konsumen. Kotler (2005), menyebutkan bahwa

pesan yang baik biasanya berfokus pada satu tawaran penjualan inti. Dan

9

menyarankan agar pesan diberi peringkat berdasarkan tingkat kesukaan,

keeksklusifan, dan keterpercayaan.

Strategi Pembuatan Iklan yang Efektif

Periklanan yang efektif adalah periklanan yang telah mencapai tujuan-tujuan

yang ingin dicapai oleh pengiklan. Durianto dkk (2003), memaparkan bahwa

dalam pemilihan strategi yang terbaik akan bergantung pada keadaan produk di

dalamnya termasuk keunikan substansial bagi konsumen, kelemahan produk,

market share produk, kategori produk (baru atau lama), keadaan pasar, strategi

periklanan pesaing, serta market segments yang dapat memunculkan peluang. Ada

empat aliran strategi periklanan, di antaranya adalah :

1. Periklanan yang berorientasi pada manfaat produk

Strategi iklan yang berorientasi pada manfaat produk atau keistimewaan

produk adalah suatu strategi periklanan yang mengkomunikasikan

kegunaan atau keistimewaan suatu merek atau produk kepada konsumen.

Hasil yang diperoleh akan lebih memuaskan jika product feature atau

product benefit yang ditonjolkan bersifat unik dalam arit tidak dimilik oleh

pesaing.

2. Periklanan yang berorientasi pada citra merek

Strategi yang berorientasi pada citra merek merupakan suatu cara

periklanan untuk memberikan atau menempelkan suatu kepribadian pasa

suatu merek. Strategi ini sering dijalankan bila produk yang diiklankan

tidak memiliki benefit yang unik.

3. Periklanan yang berorientasi pada permasalahan atau peluang

Strategi iklan yang berorientai pada permasalahan atau peluang merupakan

suatu strategi periklanan yang dijalankan dengan mencari permasalahan

suatu produk untuk dinetralisir melalui iklan. Alternatif lainnya adalah

mencari yang menjadi peluang produk untuk dieksploitasi dalam

periklanan.

Pada taraf minimum, iklan yang efektif memuaskan beberapa pertimbangan

berikut ini :

1. Iklan harus memperpanjang suara strategi pemasaran. Iklan menjadi

efektif bila cocok dengan elemen lain dari strategi komunikasi pemasaran

yang diarahkan dengan baik dan terintegrasi.

2. Periklanan yang efektif harus menyertakan sudut pandang konsumen. Para

konsumen membeli manfaat-manfaat produk bukan atribut atau

lambangnya. oleh karena itu, iklan harus dinyatakan dengan cara-cara

yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan, keinginan, serta apa

yang dinilai oleh konsumen daripada si pemasar.

3. Periklanan yang efektif harus persuasif. Persuasi biasanya terjadi ketika

produk yang diiklankan dapat memberikan keuntungan tambahan bagi

konsumen.

4. Iklan harus menemukan cara yang unik untuk menerobos kerumunan

iklan. pengiklan secara kontinyu berkompetisi dengan para pesaingnya

dalam menarik perhatian konsumen. ini bukan tugas yang mudah karena

sudah terlalu banyak iklan di media cetak, media elektronik, serta sumber-

sumber informasi lainnya yang tersedia setiap hari ke hadapan konsumen.

10

5. Iklan yang baik tidak pernah menjanjikan lebih dari apa yang bisa

diberikan. Intinya menerangkan dengan apa adanya baik dalam pengertian

etika maupun bisnis yang cerdas. Para konsumen belajar cepat ketika

mereka ditipu dan membenci si pengiklan.

6. Iklan yang baik mencegah ide kreatif dari strategi yang berlebihan. Tujuan

iklan adalah mempersuasi dan mempengaruhi. Penggunaan humor yang

tidak efektif mengakibatkan orang-orang hanya ingat pada humornya saja

dan melupakan pesan iklannya.

Media Iklan

Salah Satu Bentuk Iklan Televisi

Bentuk-bentuk iklan di televisi sangat bergantung pada bentuk siarannya

(kongsi, jaringan, lokal, kabel, atau bentuk lainnya). Kasali (2007) menyebutkan

beberapa bentuk iklan televisi yaitu :

1. Sponsorship

Pihak sponsor membiayai seluruh biaya produksi dan penayangan acara

televisi. Sponsor memberi dampak yang kuat terhadap pemirsa

khususnya karena peranan pengiklan yang benar-benar menjaga mutu

dan isi program serta siaran sponsornya. Namun biaya yang ditanggung

oleh pengiklan untuk membuat suatu acara yang panjangnya sekitar 3-60

dtik itu cukup besar.

2. Participation

Bentuk iklan televisi ini berbeda dari bentuk sebelumnya. Durasi iklan

selama 15, 30, 60 detik. Iklan disisipkan di antara satu atau beberapa

acara. Pengiklan dapat membeli waktu yang tersedia baik atas acara yang

tetap maupun tidak tetap. Pendekatan ini juga lebih fleksibel dalam arti

dapat memilih jangkauan pasar, khalayak sasaran, jadwal, dan anggaran.

3. Spot announcement

Bentuk ketiga dari siaran komersil di televisi adalah spot announcements

iklan tersebut ditempatkan pada pergantian acara. Iklan spot durasu 10,

20, 30, atau 60 detik dijual oleh stasiun-stasiun televisi baik untuk

pengiklan lokal maupun nasional.

4. Service Announcement

Iklan ini biasanya dimua atas permintaan pemerintah atau suatu LSM

untuk menggalang solidaritas atas suatu masalah.

Kekuatan dan Kelemahan Televisi sebagai Media Iklan

Setiap media ilan memiliki kekuatan dan kelemahan, begitu juga dengan

media televisi. Menurut Kasali (2007), ada beberapa hal yang menjadi kekuatan

dan kelemahan televisi sebagai media iklan, antara lain :

1. Kekuatan televisi sebagai media iklan:

a. Efisiensi Biaya

Banyak pengiklan memandang televisi sebagai media yang paling

efektif untuk menyampaikan pesan-pesan komersialnya. Salah satu

keunggulannya adalah kemampuan menjangkau khalayak sasaran

yang sangat luas. Televisi menjangkau khalayak sasaran yang dapat

11

dijangkau oleh media cetak. Jangkauan massal ini menimbulkan

efisiensi biaya untuk menjangkau setiap kepala.

b. Dampak yang Kuat

Keunggulan lainnya adalah kemampuan menimbulkan dampak kuat

terhadap konsumen dengan tekanan pada dua indera sekaligus yaitu

pndengaran dan penglihatan. Televisi juga mampu menciptakan

kelenturan bagi pekerjaan-pekerjaan kreatif dengan

mengkombinasikan gerakan, suara, warna, drama dan humor.

c. Pengaruh yang Kuat

Televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi

persepsi khalayak sasaran. Kebanyakan masyarakat meluangkan

waktunya di muka televisi sebagai sarana hiburan, pendidikan dan

sumber berita. Kebanyakan calon pembeli lebih percaya pada

perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi daripada yang

tidak sama sekali.

2. Kelemahan televisi sebagai media iklan:

a. Biaya yang besar

Kelemahan yang aling serius dalam beriklan di televisi adalah biaya

absolut yang sangat ekstrim untuk memproduksi dan menyiarkan

siaran komersil. Biaya produksi termasuk biaya pembuatan film dan

honorarium artis yang terlibat dapat menghabiskan jutaan rupiah.

Begitu juga dengan mahalnya biaya penyiaran pada jam-jam siaran

utama.

b. Khalayak yang tidak selektif

Walaupun berbagai teknologi telah diperkenalkan untuk menjangkau

sasaran yang lebih efektif, televisi tetap sebuah media yang tidak

selektif. Segmentasinya tidak setajam surat kabar atau majalah. Jadi,

iklan-iklyang disiarkan di televisi memiliki kemungkinan

menjangkau pasar yang tidak tepat.

c. Kesulitan Teknis

Media televisi juga tidak fleksibel dalam pengaturan teknis. Iklan-

iklan yang akan disiarkan tidak mudah untuk dipindahkan jam

tayangnya.

EPIC Model

Durianto dkk (2003), menjelaskan bahwa EPIC Model adalah suatu alat

analisis yang digunakan untuk mengukur efektivitas iklan. Model ini

dikembangkan oleh AC. Nielsen salah satu perusahaan peneliti pemasaran

terkemuka di dunia. Adapun EPIC Model mencakup empat dimensi kritis yaitu :

empathy (empati), persuasion (persuasi), impact (dampak) dan communication

(komunikasi). Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai EPIC Model :

a. Empathy

Dimensi empati menginformasikan apakah konsumen melihat hubungan suatu

iklan dan menggambarkan bagaimana konsumen melihat hubungan antara

suatu iklan dengan pribadi mereka. Dimensi empati memberikan informasi

yang berharga tentang daya tarik suatu merek.

b. Persuasion

12

Persuasi adalah perubahan kepercayaan sikap dan keinginan berperilaku yang

disebabkan suatu komunikasi promosi. Dimensi persuasi menginformasikan

apa yang dapat diberikan suatu iklan untuk peningkatan atau peguatan karakter

suatu merek sehingga pemasangan iklan memperoleh pemahaman tentang

dampak iklan terhadap keinginan konsumen untuk membeli serta memperoleh

gambaran kemampuan suatu iklan dalam mengembangkan daya tarik suatu

merek.

c. Impact

Dimensi tampak menunjukkan apakah suatu merek dapat terlihat menonjol

daripada merek lainnya pada kategori serupa atau apakah suatu iklan mampu

melibatkan konsumen dalam pesan yang disampaikan. Dampak yang

diinginkan dari hasil iklan adalah jumlah pengetahuan produk yang dicapai

konsumen melalui tingkat keterlibatan konsumen dengan produk atau proses

pemilihan.

d. Communication

Dimensi komunikasi memberika informasi tentang kemampuan konsumen

dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen serta

kekuatan pesan yang ditinggalkan pesan tersebut.

Consumer Decision Model

Menurut Durianto dkk (2003) Consumer Decision Model (CDM)

merupakan suatu model yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas

iklan yang mengandung enam variabel yang saling berhubungan, meliputi: Pesan

Iklan (F, finding information), Pengenalan Merek (B, brand cognition),

Kepercayaan Konsumen (C, confidence), Sikap Konsumen (A, Attitude), Niat

Beli (I, intention) dan Pembelian nyata (P, purchase), sebagaimana terlihat

pada Gambar 1.

Gambar 1 Consumer Decision Model (Durianto dkk 2003)

Alur model tersebut berawal dari konsumen yang menerima informasi atau

pesan iklan (F). Informasi yang diterima dapat menyebabkan tiga

kemungkinan pengaruh yang dimulai dari pengenalan merek oleh konsumen (B)

atau dari informasi yang dapat langsung menambah perbendaharaan pikiran

konsumen sebagai tingkat kepercayaan (C). Atau dari informasi itu yang

sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen menunjukkan yang akan

membentuk sikap (A). Kemudian, dari pengenalan merek (B) dievaluasi apakah

pengenalan tersebut sesuai dengan keinginan dan kebutuhan, kemudian

membentuk sikap (A), serta menambah tingkat kepercayaan (C). Pengenalan

merek mempunyai sumbangan berupa penguatan terhadap sikap dan keyakinan

13

konsumen terhadap merek yang ditawarkan, sehingga diharapkan mampu

menimbulkan niat beli (I) konsumen. Hal ini tentu saja akan mampu

mempengaruhi konsumen untuk melakukan suatu pembelian nyata (P).

Menurut Howard A dalam Durianto dkk (2003) Ada enam variabel dalam

Consumer Decision Model, yaitu sebagai berikut:

Pesan Iklan (Information)

Pesan dalam iklan seharusnya menyatakan sesuatu yang dibutuhkan dan

penting dalam suatu produk, menginformasikan sesuatu yang ekslusif yang

tidak ada pada produk lain sejenis, dapat dipercaya, dan dapat dibuktikan.

Informasi dalam pesan iklan dapat diberikan melalui brosur, surat kabar, radio,

televisi, internet, pemberitahuan antar pribadi yang merupakan sumber

informasi bagi calon pembeli, ataupun media lainnya. Pesan iklan yang ideal

menurut Kotler (2005), harus mampu menarik perhatian (attention),

mempertahankan ketertarikan (interest), membangkitkan keinginan (desire),

dan menggerakkan tindakan (action). Pesan iklan dalam Consumer Decision

Model (CDM) merupakan variabel penentu dari keenam variabel. Pesan iklan

dapat disampaikan dalam bentuk angka, huruf, ataupun kalimat yang dapat

menjalankan suatu sistem. Pesan iklan adalah seperti pendorong, maksudnya

suatu kegiatan yang menunjukkan segala kebutuhan calon pembeli. Consumer

Decision Model (CDM) menunjukkan bahwa pesan iklan (informasi) dapat

menyebabkan calon pembeli mengenal suatu merek, mengevaluasi merek-

merek yang dibutuhkan calon pembeli, menentukan sikap dan mengukur

seberapa besar kepuasan konsumen terhadap suatu merek serta atribut-atribut

lainnya suatu produk.

Pengenalan Merek (Brand Recognition)

Pengenalan merek (B) merupakan ukuran brand awareness responden.

Pengenalan merek sangat penting untuk mengetahui sampai tingkat mana para

pembeli mengetahui ciri-ciri suatu merek. Pengenalan ini memungkinkan

terbentuknya sikap terhadap merek atau meningkatkan keyakinan konsumen

pada suatu merek. Pengenalan merek terkait dengan tingkat pengenalan

pembeli akan ciri atau keistimewaan produk dibandingkan produk-produk

sejenis lainnya. Dalam hal ini, pengenalan merek merupakan pengenalan

atribut merek secara fisik, seperti warna, ukuran, dan bentuk, sehingga kemasan

dan desain produk sangat penting.

Sikap Konsumen (Attitude)

Sikap konsumen merupakan elemen kedua dari elemen-elemen yang

membentuk kesan merek. sikap konsumen terhadap merek dapat diartikan

sebagai penyampaian apa yang diharapkan pembeli agar dapat memuaskan

kebutuhan pembeli. Oleh karena itu, sikap konsumen dapat memacu keinginan

atau niat untuk membeli produk. Sikap konsumen terhadap merek dapat

timbul setelah konsumen mengenali suatu merek atau langsung mendengar

pesan iklan (informasi) yang disampaikan produsen. Kemampuan iklan untuk

menciptakan sikap yang mendukung terhadap produk sering bergantung pada

sikap konsumen. Iklan yang diminati atau dievaluasi secara menguntungkan

dapat menghasilkan sikap yang lebih positif terhadap produk. Iklan yang tidak

14

diminati dapat mengurangi minat pembelian produk. Suatu penelitian

berulang-ulang menunjukkan bahwa sikap terhadap suatu iklan dapat berfungsi

sebagai peramal yang signifikan atas sikap terhadap suatu produk.

Kepercayaan Konsumen (Confidence)

Kepercayaan konsumen adalah bagaimana pembeli dapat yakin akan

keputusan mereka terhadap suatu merek, apakah produk tersebut dapat

memuakan kebutuhan konsumen atau tidak. Kepercayaan konsumen dapat

meningkat jika calon pembeli sudah mendapat keterangan yang jelas yang

didapat konsumen dari pesan iklan (informasi) yang ditayangkan di televisi

secara berulang-ulang, brosur, pemasaran langsung, dan lainnya. Kepercayaan

konsumen terhadap suatu merek akan terus meningkat jika yang diperkirakan

konsumen dapat dijelaskan dan digambarkan melalui keterbatasan merek lain.

Dalam hal ini, pesan iklan yang disampaikan relatif konsisten dan sesuai

dengan apa yang sudah disampaikan dan diketahui oleh konsumen suatu merek.

Niat Beli (Intention)

Niat untuk membeli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan

rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit

produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Niat beli merupakan

pernyataan mental konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah

produk dengan merek tertentu. Pengetahuan akan niat beli sangat diperlukan

para pemasar untuk mengetahui niat konsumen terhadap suatu produk

maupun untuk memprediksi perilaku konsumen di masa mendatang.

Pembelian Nyata (Purchase)

Pembelian nyata merupakan saat konsumen membayar atau membuat

surat hutang dalam jumlah tertentu untuk membeli suatu produk pada waktu

tertentu. Pembelian nyata muncul karena konsumen sudah mempunyai niat untuk

membeli suatu produk. Pembelian nyata merupakan sasaran akhir Consumer

Decision Model (CDM), baik untuk konsumen yang baru pertama kali

membeli ataupun untuk konsumen yang melakukan pembelian ulang.

Strategi Pemasaran

Seluruh strategi pemasaran dibangun berdasarkan segmentation

(segmentasi), targeting (pembidikan), dan positioning (penetapan posisi). Suatu

perusahaan akan mencari sejunlah kebutuhan dan kelompok yang berbeda di

pasar, membidik kebutuhan dan kelompok yang dapat dipuaskan dengan cara

yang unggul, serta memposisikan tawarannya sedimikan rupa sehingga pasar

sasaran dapat mengenali tawaran dan citra khas perusahaan tersebut Kotler dan

Keller (2009).

Segmentasi Segmentasi pasar merupakan proses membagi pasar menjadi kelompok-

kelompok pembeli yang berbeda di mana memiliki kebutuhan, karakteristik, atau

perilaku yang berbeda dan membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang

15

berbeda pula. Terdapat beberapa variabel utama yang digunakan dalam

mensegmentasi pasar konsumsi (Kotler, 2001).

Variabel pertama adalah segmentasi geografis, di mana pasar akan dibagi ke

dalam unit geografis yang berbeda-beda seperti negara, regional, negara bagian,

kota, atau lingkungan. Pemasar dapat memutuskan untuk beroperasi pada satu,

beberapa wilayah, ataupun seluruh wilayah dengan memberikan perhatian

terhadap perbedaan kebutuhan dan keinginan tiap wilayah geografis. Variabel

kedua adalah segmentasi demografis, di mana pasar dibagi kedalam grup-grup

yang didasarkan pada variabel usia, gender, siklus keluarga, pendapatan,

pekerjaan, pendidikan, agama, ras, dan kebangsaan. Variabel ini merupakan

variabel yang lebih mudah dihitung dibandingkan variabel yang lain. Variabel

ketiga adalah segmentasi psikografis, di mana pasar dibagi berdasarkan pada kelas

sosial, gaya hidup, atau karakteristik kepribadian. Variabel keempat adalah

segmentasi perilaku, di mana pasar dibagi berdasarkan pada pengetahuan, sikap,

penggunaan, atau tanggapan terhadap suatu produk.

Targeting Target pasar merupakan proses mengevaluasi daya tarik masing-masing

segmen pasar dan pemilihan satu atau lebih pasar yang akan dikembangkan lebih

dalam (Kotler, 2001). Pemasar akan menetapkan segmen pasar yang akan dilayani

dan banyaknya segmen tersebut. Terdapat tiga strategi penguasaan pasar yang

salah satu diantaranya dapat diadopsi oleh pemasar, yaitu:

1. Pemasaran tak dibedakan

Strategi di mana pemasar memutuskan untuk mengabaikan perbedaan antar

segmen pasar dan masuk ke seluruh segmen dengan satu penawaran. Strategi ini

berfokus pada kebutuhan konsumen yang sama dibandingkan yang berbeda.

Pemasar akan sangat bergantung pada distribusi dan iklan massal yang ditujukan

untuk memberikan citra produk super dalam benak konsumen. Pemasaran ini akan

menghasilkan penghematan biaya, akan tetapi akan mengundang persaingan yang

ketat.

2. Pemasaran dibedakan

Strategi di mana pemasar memutuskan untuk membidik beberapa segmen pasar

berbeda dan mendesain penawaran-penawaran yang berbeda untuk masing-

masing segmen. Strategi pemasaran ini menciptakan total penjualan yang lebih

banyak, akan tetapi akan meningkatkan biaya operasional bisnis.

3. Pemasaran terkonsentrasi

Strategi di mana pemasar berusaha mendapatkan pangsa yang besar dari satu atau

beberapa sub pasar. Strategi ini digunakan pemasar ketika sumberdaya yang

dimiliki perusahaan terbatas. Melalui strategi ini, pemasar dapat meraih posisi

pasar yang kuat di segmen tertentu, akan tetapi pemasar akan menemui risiko di

atas normal.

Positioning Positioning pasar merupakan suatu proses di mana suatu produk

didefinisikan oleh konsumen melalui sifat-sifat penting yang dimiliki produk

dibandingkan dengan produk pesaing (Kotler, 2001). Produk dapat diposisikan

berdasarkan sifat produk, manfaat yang ditawarkan, penggunaannya, kelas

pengguna tertentu, berhadapan langsung dengan pesaing, ataupun kelas produk

16

yang berbeda. Beberapa perusahaan tidak sulit dalam memilih strategi

positioning-nya karena sudah memiliki kelebihan sendiri sedangkan beberapa

perusahaan melakukan positioning yang sama, sehingga masing-masing

perusahaan harus membedakan apa yang ditawarkan dengan membangun suatu

perangkat keunggulan bersaing yang unik dan menarik bagi suatu grup dalam

segmen tertentu. Tugas positioning terdiri dari tiga langkah, yaitu:

1. Mengidentifikasi suatu perangkat keunggulan bersaing yang mungkin dibuat di

mana positioning akan dibangun. Keunggulan bersaing merupakan perangkat

penting bagi perusahaan di mana keunggulan yang dimiliknya berada diatas

pesaing yang diperoleh dengan menawarkan nilai lebih kepada konsumen.

Berdasarkan hal tersebut, penting bagi perusahaan untuk memberikan

penawaran yang berbeda kepada konsumen yang lebih baik dibandingkan

penawaran milik pesaing. Perusahaan dapat memberikan penawaran yang

berbeda di sepanjang garis produk, jasa, orang, ataupun citra.

2. Memilih keunggulan bersaing yang tepat. Langkah ini digunakan ketika suatu

perusahaan memiliki beberapa potensi keunggulan bersaing, di mana

perusahaan selanjutnya diharuskan untuk memilih salah satu potensi

keunggulan bersaing yang ada sebagai dasar untuk membangun strategi

positioning-nya. Keputusan yang diambil adalah untuk mengetahui banyaknya

perbedaan yang ditonjolkan dan perbedaan yang dipromosikan. Suatu

perbedaan dapat dibangun jika memenuhi kriteria penting, berbeda, superior,

dapat dikomunikasikan, preemptive, harga terjangkau, serta menguntungkan.

Perusahaan harus mengingat untuk menghindari tiga kesalahan positioning.

Pertama adalah underpositioning, atau kegagalan dalam memposisikan

perusahaan. Kedua adalah overpositioning, atau memberikan gambaran yang

sempit mengenai perusahaan. Ketiga adalah confused positioning, atau

memberikan posisi perusahaan yang membingunkan konsumen.

3. Mengkomunikasikan dan menyampaikan posisi yang dipilih secara efektif ke

pasar. Setelah perusahaan menetapkan satu posisi yang akan digunakan, maka

perusahaan perlu menentukan bauran pemasaran yang tepat untuk mendukung

strategi positioning-nya. Mendesain bauran pemasaran sama dengan

menjabarkantaktik strategi positioning secara rinci. Setelah perusahaan

membangun posisi yang diinginkan, maka perusahaan harus dengan ketat

memantau dan menyesuaikan posisinya di sepanjang waktu agar sesuai dengan

perubahan pada kebutuhan konsumen dan strategi pesaing.

METODE

Kerangka Pemikiran

Perkembangan dan persaingan provider internet kini tumbuh sangat cepat.

Kondisi ini seiring dengan munculnya para provider penyedia layanan

telekomunikasi yang baru dengan strategi segmentasi dan jenis teknologi alternatif

(perangkat modem biasa vs perangkat modem wi-fi) terhadap produk layanan

mereka untuk saling memperebutkan pangsa pasar yang potensial dengan berbagai

bentuk penawaran terhadap konsumennya. Selain dengan tawaran melalui

berbagai fitur yang dapat dipergunakan dan akses kecepatan layanan internet,

17

penyedia layanan telekomunikasi juga memberikan kemudahan bagi penggunanya

untuk memiliki perangkat modem wi-fi yang mudah digunakan dan dibawa

kemanapun serta dapat di akses kapanpun.

Persaingan yang ketat diantara provider internet mengharuskan perusahaan

mereka untuk berlomba-lomba menawarkan produk-produk mereka keunggulan

yang dimiliki. Salah satu strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh

BOLT! Adalah dengan beriklan di media televisi. Melalui iklan produsen dapat

mengetahui dengan cepat respon konsumen. Iklan televisi juga diukur

efektivitasnya menggunakan analisis EPIC Model dan CDM (Consumer Decision

Model). Iklan mempunyai dampak terhadap penonton televisi yang telah diukur

menggunakan alat analisis tersebut, dampak iklan dapat efektif maupun tidak

efektif dilihat dari respon konsumen. Hasil pengukuran efektivitas dijadikan

evaluasi untuk menentukan strategi komunikasi pemasaran yang tepat bagi

perusahaan. Kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Kerangka pemikiran penelitian

Persaingan Provider

Strategi Komunikasi

Pemasaran

Iklan Televisi

Consumer Decision

Model

Pengukuran

Efektivitas Iklan

Televisi BOLT!

Analisis Efektivitas

Iklan dengan EPIC

Model, meliputi dimensi

:

1. Empathy

2. Persuation

3. Impact

4. Communication

Hasil

Saran

Respon Konsumen

Dampak Komunikasi

18

Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada

responden, yaitu pengunjung di BOLT! Zone Bogor di Jalan Raya Padjajaran No.

89D. Data primer ini digunakan untuk mendapatkan data aktual yang dibutuhkan

dalam penelitian. Data sekunder diperoleh dari media internet, jurnal, buku-

buku serta skripsi dari perpustakaan. Data sekunder ini digunakan untuk

membantu dan mendukung data primer yang didapatkan.

Metode Penarikan Sampel dan Jumlah Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah pengunjung BOLT! Zone Bogor di

Jalan Raya Padjajaran No. 89D. Teknik penarikan sampel yang digunakan

adalah non-probability sampling merupakan suatu prosedur penarikan sampel

yang bersifat subjektif, yang probabilitas pemilihan elemen-elemen populasi

tidak dapat ditentukan. Hal ini disebabkan setiap elemen populasi tidak

memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Hermawan 2003).

Teknik non-probability sampling yang digunakan adalah metode convenience

sampling yaitu untuk mendapatkan unit sampel menurut keinginan peneliti dan

kemudahan dalam memperoleh responden (Kuncoro 2003). Untuk penentuan

jumlah sampel yang digunakan rumus Slovin. Pemakaian rumus Slovin dapat

dianggap sesuai karena dapat memperlihatkan batas kesalahan yang tidak dapat

digunakan pada ukuran populasi. Jumlah sampel yang dipilih dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

n= ..........................................................( 1 )

Di mana :

n = jumlah sampel yang dipilih

N = ukuran populasi

e =persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, dalam penelitian ini nilainya

ditentukan sebesar 10%. ( Semakin besar tingkat kesalahan yang ditoleransi maka

semakin kecil jumlah sampel yang diambil. Sebaliknya, semakin semakin kecil

tingkat kesalahan yang ditoleransi, maka semakin besar mendekati populasi

sampel yang harus diambil ).

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari buku tamu BOLT! Zone Bogor

di Jalan Raya Padjajaran No. 89D, jumlah pengunjung yang aktif berjumlah 1259

orang (N) per Oktober-Desember 2014, maka

n= ( Pembulatan )

Jumlah responden yang diambil minimal sebanyak 100 responden, jadi

90,512 dibulatkan menjadi 100 responden. Pengisian kuesioner dilakukan

sendiri oleh responden dengan pengawasan dari peneliti. Apabila responden

19

merasa kurang mengerti dengan pertanyaan dan pernyataan yang diajukan,

maka responden langsung bertanya kepada peneliti.

Pengujian Kuesioner

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas digunakan untuk menguji kuesioner yang

digunakan. Hal ini dilakukan agar kuesioner yang digunakan memang akurat

dan layak untuk disebar kepada responden. Kuesioner disajikan pada Lampiran

1.

Uji validitas dilakukan untuk melihat hubungan diantara masing-masing

pertanyaan, sehingga memiliki keterkaitan yang erat diantaranya. Sedangkan

uji reliabilitas dilakukan agar semua pertanyaan tersebut sesuai dengan

kenyataan yang terjadi di lapangan. Pengujian kuesioner dilakukan dengan

bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 19 dan

Microsoft Excel 2010.

Uji Validitas

Menurut Umar (2005), uji validitas menunjukkan sejauh mana alat

pengukur itu dapat mengukur hal yang akan diukur. Langkah- langkah dalam

menguji validitas kuesioner adalah sebagai berikut :

a. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur.

b. Melakukan uji coba skala pengukuran pada sejumlah responden. Jumlah

responden untuk uji coba adalah 30 orang.

c. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.

d. Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor

tiap-tiap pertanyaan dengan menggunakan rumus teknik korelasi

product moment pearson, sebagai berikut :

( 2 )

Keterangan :

r = Koefisien validitas yang dicari

n = Jumlah responden

X= Skor masing- masing pertanyaan dari tiap responden

Y= Skor total semua pertanyaan dari tiap responden

Pertanyaan dalam kuesioner dikatakan valid apabila nilai korelasi hitung

data tersebut melebihi nilai korelasi tabelnya. Jika rhitung positif, dan rhitung lebih

besar daripada nilai rtabel, maka pertanyaan atau kuesioner tersebut dikatakan

valid. Hasil dari uji validitas terdapat pada Lampiran 2.

Reliabilitas

Menurut Umar (2005), reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk

menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila

pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Pengujian reliabilitas yang

20

digunakan yaitu teknik Cronbach. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas

menggunakan pendekatan Alpha dengan rumus sebagai berikut :

r11 = ......................................( 3 )

Dimana :

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyak butir pertanyaan

σ2

1 = Jumlah ragam total

∑σ2b = Jumlah ragam butir

Nilai Cronbach’s Alpha dapat dihitung dengan bantuan software SPSS

Ver.19.0. Setelah itu, reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika

memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,60. Hasil dari reliabilitas terdapat

pada Lampiran 2.

Prosedur Analisis Data

EPIC Model

Pengukuran menggunakan EPIC Model mencakup empat dimensi kritis

yaitu empati (emphaty), persuasi (persuasion), dampak (impact) dan komunikasi

(communication). Pengolahan data yang dianalisis menggunakan metode EPIC

model adalah sebagai berikut :

a. Analisis Tabulasi Sederhana

Data yang diperoleh dalam analisis tabulasi sederhana diolah dengan

rumus berikut (Durianto dkk 2003) :

P = ............................................( 4 )

Keterangan :

P = persentase responden yang memilih kategori tertentu

Fi = jumlah responden yang memilih kategori tertentu

Σfi = banyaknya jumlah responden

b. Skor Rataan

Setiap jawaban responden dari pertanyaan dalam kuesioner diberikan

bobot. Cara menghitung skor rataan adalah sebagai berikut (Durianto dkk

2003) :

X = ..........................................( 5 )

Keterangan :

X = rata-rata bobot

Fi = frekuensi

Wi = bobot

21

Langkah selanjutnya adalah menggunakan rentang skala penilaian untuk

menentukan posisi tanggapan responden menggunakan nilai skor setiap variabel.

Bobot alternatif jawaban yang terbentuk dari teknik skala peringkat terdiri dari

kisaran antara 1 sampai 5 yang menggambarkan posisi yang sangat negatif ke

posisi yang sangat positif. Selanjutnya dihitung rentang skala dengan rumus

sebagai berikut (Durianto dkk 2003) :

Rs = .....................................................( 6 )

Keterangan :

R (bobot) = bobot terbesar – bobot terkecil

M = banyaknya kategori bobot

Langkah terakhir adalah menentukan nilai EPIC rate dengan rumus sebagai

berikut (Durianto dkk 2003) :

EPIC Rate = ...( 7 )

Hasil EPIC rate akan menggambarkan posisi promosi suatu produk dalam

persepsi responden sesuai dengan rentang skala yang telah ditentukan di atas.

Berdasarkan hasil rentang skala tersebut akhirnya diketahui sejauh mana

keefektifan promosi yang telah dilakukan oleh suatu perusahaan.

Consumer Decision Model (CDM)

Model ini terdiri dari enam peubah yang saling berhubungan, yaitu

Pesan Iklan (F, finding information), Pengenalan Merek (B, brand

recognition), Kepercayaan Konsumen (C, confidence), Sikap Konsumen (A,

attitude), Niat Beli (I, intention) dan Pembelian Nyata (P, purchase) dianalisis

dengan menggunakan regresi linier baik yang sederhana maupun berganda.

Regresi linier digunakan untuk melihat hubungan antar variabel satu dengan

lainnya. Untuk mengetahui efektivitas iklan dengan menggunakan CDM

digunakan analisis bentuk hubungan dan analisis keeratan hubungan.

Pengaruh langsung variabel independen terhadap variabel dependen ditelusuri

dengan analisis regresi. Analisis regresi yang digunakan memperhatikan

prinsip parsimony, yaitu semakin sederhana suatu model semakin bagus

model tersebut, dan dengan pertimbangan efisiensi dan kemudahan pemahaman

model tersebut dari sisi pengguna (Durianto dkk 2003). Model populasi yang

digunakan adalah :

Yi = α + βXi + Ɛi ........................................( 8 ) Dimana :

Yi = variabel dependen

Xi = variabel independen

α = intersep model

22

β = parameter regresi

εi = eror term

Pembentukan model dan pengujian signifikansi variable independent

terhadap variable dependent dilakukan melalui pendekatan OLS method

(Ordinary Least Square Method). Prinsip metode ini meminimumkan selisih

kuadrat antara Y observasi dengan Y dugaan. Model sampel untuk regresi linier

sederhana adalah:

Yi = a + bX

i ......................................................( 9 )

Keterangan:

a = penduga bagi intercept (α)

b = penduga bagi koefisien regresi (β)

dengan menggunakan OLS, nilai a dan b diperoleh dari:

𝑏 = ..........................................( 10 )

𝑎 = .....................................................( 11 )

Untuk menguji nilai parameter regresi, apakah sama dengan nilai tertentu,

digunakan uji t. Hipotesis nol dan hipotesis tandingannya ditentukan sebagai

berikut :

H01 : • i = 0 (variabel independen tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap

variabel dependen)

H01 : • i ≠ 0 (variabel independen memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel

dependen)

Setiap nilai koefisien regresi dapat dihitung nilai t-nya, sebagai berikut :

T = .........................................................( 12 )

Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan t table. Bila,nilai t hitung > t

table, berarti pengaruh variabel independent terhadap variabel dependen

signifikan. Dalam penelitian ini digunakan alat bantu MINITAB versi 14. Kriteria

signifikansi dilihat dari perbandingan nilai signifikansi yang diperoleh dengan α .

Jika nilai signifikansi lebih kecil daripada nilai α yang digunakan, dinyatakan

sebagai pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen hasilnya

signifikan, dan jika yang terjadi sebaliknya maka hasilnya tidak signifikan. Nilai

α yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 5%.

Untuk mengetahui signifikansi peran variabel antara digunakan koefisien

determinasi. Koefisien determinasi menunjukkan besarnya sumbangan variabel

independent terhadap variabel dependent. Dalam pendekatan CDM, jika nilai R2

FI

kurang dari R2

FC dan R2

FI kurang dari R2

FA , maka kedudukan variabel

kepercayaan konsumen (C) dan Sikap Konsumen (A) merupakan variabel antara.

Untuk mengetahui kedudukan variabel Pengenalan Merek (B), perlu dihitung

23

koefisien determinasi antara variabel Pesan Iklan (F) dan Pengenalan Merek (B),

yaitu R2

FB . jika nilai koefisien determinasi lebih tinggi dari R2

FC dan R2

FA , maka

variabel Pengenalan Merek (B) berkedudukan sebagai variabel antara.

Analisis Cross Tabulation (Crosstab)

Analisis tabulasi silang merupakan salah satu analisis korelasional yang

digunakan utnuk melihat hubungan antar variable, Santoso dan Tjiptono (2001).

Untuk melihat hubungan antar variabel digunakan analisis tabulasi silang atau

crosstab. Melalui analisis tabulasi silang dapat diperoleh bagaimana suatu

variabel bergantung atau tidak dengan variabel lainnya. Analisis tabulasi silang

dilakukan dengan bantuan software SPSS 19.

Ada dua asumsi yang terdapat dalam analisis tabulasi silang, yaitu:

H0 = tidak ada hubungan antara dua variabel yang dianalisis

H1 = ada hubungan antara baris dan kolom

Diterima atau tidaknya suatu asumsi bergantung pada besaran Chi Square

tabel dan Chi Square hitungnya. Jika Chi Square hitung lebih kecil dari Chi

Square tabel maka terima asumsi H0, sementara jika sebaliknya, Chi Square

hitung lebih besar daripada Chi Square tabel, maka tolak asumsi H0.

Selain menggunakan Chi Square hitung dan tabel. Menentukan hubungan antar

variabel juga dapat dilakukan dengan melihat nilai alpa dan nilai probabilitas yang

dihasilkan. Jika nilai probabilitas (Asmp.sig) lebih besar daripada nilai alpa yang

digunakan, maka terima asumsi H0. Namun sebaliknya, nilai probabilitas

(Asmp.sig) lebih kecil nilai alpa yang digunakan, maka tolak asumsi H0.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran umum produk

Pada tanggal 14 November 2013 perusahaan telekomunikasi Internux

meluncurkan layanan 4G LTE pertama di Indonesia, produk ini diberi nama

BOLT!. BOLT! Menawarkan kecepatan akses internet hingga 72 Mbps, produk ini

hanya melayani akses data dan tidak dapat digunakan untuk telepon dan SMS.

BOLT! Juga menawarkan inovasi terbarunya yaitu layanan internet yang tersedia

pada perangkat modem berbasis wi-fi atau wireless. Sehingga pelayanan internet

dapat dinikmati dimana dan kapanpun. Untuk menyelenggarakan 4G LTE,

Internux mengeluarkan investasi senilai 550 juta dollar AS atau sekitar Rp 6,3

triliun, untuk menyewa menara BTS hingga menyediakan perangkat mobile wi-fi

di pasar. Saat ini BOLT! Menggunakan 1.500 menara BTS untuk menyediakan 4G

LTE di Jabodetabek, dan Perusahaan Internux ini memiliki target 3.500 menara

BTS untuk meningkatkan kualitas layanan.

Gambaran umum iklan televisi BOLT! SUPER 4G Versi “BOLT! AGENTS”

Iklan televisi BOLT! SUPER 4G Versi “BOLT! Agents” merupakan iklan

yang diluncurkan oleh perusahaan telekomunikasi Internux dengan produk yang

diberi nama BOLT! untuk mempromosikan kecepatan akses internet hingga 72

24

Mbps, juga menawarkan inovasi terbarunya yaitu layanan internet yang tersedia

pada perangkat modem berbasis wi-fi atau wireless. Sehingga pelayanan internet

dapat dinikmati dimana dan kapanpun.

Iklan ini menggambarkan keadaan sebuah agen yang sedang melakukan

pengejaran atau perburuan terhadap kelompok orang jahat, agen ini diperintahkan

oleh seorang pemimpin untuk cepat melakukan perburuan sampai kelompok orang

jahat itu tertangkap. Dan kemudian berhasil melakukan penangkapannya.

Keadaan ini menganalogikan sebuah jaringan internet yang mempunyai kecepatan

akses 10 kali lebih cepat untuk melakukan video call, instant upload, dan

download menggunakan mobile wifi untuk melakukan itu semua dengan harga

super dahsyat.

Gambar 3 Iklan televisi BOLT! SUPER 4G Versi “BOLT! Agents” (sumber:

www.youtube.com)

Strategi Pemasaran

Seluruh strategi pemasaran dibangun berdasarkan segmentation

(segmentasi), targeting (pembidikan), dan positioning (penetapan posisi). PT.

Internux dengan produk bernama BOLT! Super 4G LTE merupakan

penyelenggara jasa internet. BOLT! Super 4G LTE suatu perusahaan akan mencari

sejunlah kebutuhan dan kelompok yang berbeda di pasar, membidik kebutuhan

dan kelompok yang dapat dipuaskan dengan cara yang unggul, serta

memposisikan tawarannya sedimikan rupa sehingga pasar sasaran dapat

mengenali tawaran dan citra khas perusahaan tersebut Kotler dan Keller (2009).

Segmentasi Segmentasi pasar BOLT! Super 4G LTE ini salah satunya berada di Kota

Bogor, yaitu BOLT! Zone Bogor. Berdasarkan hasil penelitian pengunjung BOLT!

Zone Bogor ini berusia dari 21 sampai 30 tahun, dan memiliki pendidikan

Sarjana/Pasca Sarjana. Setiap pengunjung memiliki rata-rata pengeluaran per

25

bulan dengan jumlah Rp1.500.001 hingga Rp2.000.000, setiap bulannya memiliki

pengeluaran untuk layanan jasa internet dengan rata-rata berjumlah Rp150.000.

Targeting Produk BOLT! Super 4G LTE ini salah satunya dikenalkan di Kota Bogor,

yaitu melalui BOLT! Zone Bogor dengan pemasaran tak dibedakan, dapat

dikatakan produk ini dapat digunakan oleh berbagai kalangan dengan harga

pelayanan internet yang dapat di jangkau setiap bulannya dengan harga yang

berbeda sesuai dengan kebutuhan dan pengeluaran. Namun pada perjalanannya

pengunjung yang mengunjungi BOLT! Zone Bogor rata usianya dari 21 sampai 30

tahun, dan memiliki pengeluaran untuk layanan internet berbeda-beda.

Positioning Produk BOLT! Super 4G LTE selain menggunakan jaringan 4G, produk ini

menawarkan kecepatan akses internet hingga 72 Mbps, BOLT! juga menawarkan

inovasi terbarunya yaitu layanan internet yang tersedia pada perangkat modem

berbasis wi-fi atau wireless. Sehingga pelayanan internet dapat dinikmati dimana

dan kapanpun. Inovasi ini belum dimiliki oleh provider internet lainnya, dapat

dikatakan produk ini walaupun baru berjalan kurang lebih satu tahun namun dapat

bersaing dengan inovasi terbarunya.

Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pengunjung di kantor BOLT! Zone

Bogor. Responden yang diteliti dalam penelitian ini berjumlah 100 responden.

Karakteristik responden terdiri dari usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,

pengeluaran per bulan, dan pengeluaran per bulan layanan internet, serta perilaku

menonton televisi seperti durasi menonton iklan, menonton televisi bersama

rekan, kebiasaan menonton iklan, dan perilaku menonton iklan. Melalui

identifikasi karakteristik responden ini, kita dapat mengetahui berbagai macam

karakteristik yang dimiliki oleh responden. Untuk memperjelas karakteristik

responden yang dimaksud, maka disajikan pada Tabel 2 mengenai responden

seperti dijelaskan sebagai berikut ini.

Tabel 2 Karakteristik responden

No Karakteristik Responden Jumlah (Orang) Presentase (%)

1 Jenis Kelamin

Laki-laki 54 54%

Perempuan 46 46%

2 Usia Responden

< 20 Tahun 21 21%

21-30 Tahun 56 56%

31-40 tahun 17 17%

> 40 Tahun 6 6%

3 Pendidikan

Tamat SD 0 0

Tamat SMP/SMA 33 33%

Diploma III 31 31%

Sarjana/Pasca Sarjana 36 36%

26

Lanjutan Tabel 2,

No Karakteristik Responden Jumlah (Orang) Presentase (%)

4 Pekerjaan

Pelajar/Mahasiswa 38 38%

Karyawan/ti 42 42%

Wiraswasta 20 20%

Lainnya,... 0 0

5 Pengeluaran per Bulan

<Rp1.000.000 5 5%

Rp1.000.001-Rp1.500.000 18 18%

Rp1.500.001-Rp2.000.000 35 35%

Rp2.000.001-Rp2.500.000 25 25%

>Rp3.000.000 17 17%

6 Pengeluaran per Bulan Layanan Internet

Rp25.000 0 0

Rp45.000 10 10%

Rp100.000 33 33%

Rp150.000 45 45%

Rp200.000 12 12%

Sumber : Data diolah (2015)

Karakteristik Menonton Televisi

Responden memiliki karakteristik yang lebih spesifik mengenai perilaku

menonton televisi, durasi menonton televisi, rekan menonton televisi, kebiasaan

menonton iklan, Analisis hasil dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Perilaku mononton televisi responden

No Perilaku Menonton Televisi Jumlah (Orang) Presentase (%)

1 Durasi Menonton Televisi

< 1 Jam 11 11%

1-3 Jam 34 34%

4-5 jam 40 40%

> 6 Jam 15 15%

2 Rekan Menonton Televisi

Keluarga 52 52%

Teman-teman 14 14%

Sendiri 34 34%

Lainnya,... 0 0

3 Kebiasaan Menonton Iklan

Sering (Ya) 61 61%

Tidak 39 39%

4 Perilaku Menonton Iklan

Memindahkannya ke saluran lain, kemudian kembali lagi

ke saluran semula setelah iklan selesai

25 25%

Tidak memindahkan ke saluran lain namun tidak

menyimak tayangan iklan yang muncul

37 37%

Tetap menonton iklan 30 30%

Lainnya, menonton iklan namun tidak begitu

memperhatikan

8 8%

Sumber : Data diolah (2015)

27

Analisis Hubungan Karakteristik Responden dengan Pemilihan Provider

Internet Melalui Iklan Televisi BOLT! Super 4G LTE

Untuk melihat hubungan antar karakteristik responden dengan pemilihan

provider internet melalui iklan televisi BOLT! Super 4G LTE digunakan analisis

tabulasi silang atau crosstab. Melalui analisis tabulasi silang dapat diperoleh

bagaimana suatu variabel bergantung atau tidak dengan variabel lainnya. Analisis

tabulasi silang dilakukan dengan bantuan software SPSS 19.

Ada dua asumsi yang terdapat dalam analisis tabulasi silang, yaitu:

H0 = tidak ada hubungan antara dua variabel yang dianalisis

H1 = ada hubungan antara baris dan kolom

Diterima atau tidaknya suatu asumsi bergantung pada besaran Chi Square

tabel dan Chi Square hitungnya. Jika Chi Square hitung lebih kecil dari Chi

Square tabel maka terima asumsi H0, sementara jika sebaliknya, Chi Square

hitung lebih besar daripada Chi Square tabel, maka tolak asumsi H0.

Selain menggunakan Chi Square hitung dan tabel. Menentukan hubungan antar

variabel juga dapat dilakukan dengan melihat nilai alpa dan nilai probabilitas yang

dihasilkan. Jika nilai probabilitas (Asmp.sig) lebih besar daripada nilai alpa yang

digunakan, maka terima asumsi H0. Namun sebaliknya, nilai probabilitas

(Asmp.sig) lebih kecil nilai alpa yang digunakan, maka tolak asumsi H0. Adapun

hubungan antar variabel yang akan dianalisis dapat dilihat pada tabel.

Tabel 4 Hubungan karakteristik responden dengan pemilihan provider internet

Variabel A Df X2 tabel X

2 hitung Probabilitas Keterangan

Usia-Menonton iklan 5%

(0,05)

3 7,813 10,296 0,016 Ada hubungan

Jenis Kelamin- Menonton

iklan

5%

(0,05)

4 9,488 102,732 0,000 Ada hubungan

Pendidikan- Menonton

iklan

5%

(0,05)

6 12,59 105,287 0,000 Ada hubungan

Pekerjaan- Menonton

iklan

5%

(0,05)

6 12,59 109,638 0,000 Ada hubungan

Pengeluaran/Bulan-

Menonton iklan

5%

(0,05)

4 9,488 20,857 0,000 Ada hubungan

Pengeluaran untuk

Internet- Menonton iklan

5%

(0,05)

3 7,813 6,074 0,108 Tidak ada

hubungan

Sumber : Data diolah (2015)

Beberapa hal yang dapat dijadikan pertimbangan dalam menetapkan sasaran

promosi ke depannya adalah variabel-variabel yang memiliki keterkaitan satu

sama lainnya. Usia dan jenis kelamin mempengaruhi perilaku dalam menonton

28

iklan televisi. Pendidikan dan pekerjaan adalah variabel lain yang memiliki

pengaruh terhadap perilaku menonton iklan televisi dan menerima informasi dari

iklan tersebut.

Secara umum pengeluaran pengunjung BOLT! Zone Bogor dengan jumlah

Rp1.500.001 hingga Rp2.000.000 sehingga mempengaruhi daya beli produk atau

pemilihan provider internet yang harganya sesuai dengan keinginan dan juga

mempertimbangkan biaya pengeluaran.

Analisis Efektivitas Respon Iklan dengan EPIC Model

Pengukuran efektivitas iklan dengan menggunakan pendekatan EPIC Model

bertujuan untuk mengetahui efektifitas respon iklan tersebut terhadap konsumen

dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Penelitian dilakukan untuk

mendapatkan nilai empathy, persuasion, impact dan communication dari iklan

BOLT! SUPER 4G versi “BOLT! Agents” ini. Hasil analisis dimensi EPIC Model

dapat dilihat pada Lampiran 3. Penelitian ini menggunakan skala likert mulai

dengan nilai sebagai berikut :

Sangat Tidak Setuju = 1

Tidak Setuju = 2

Cukup = 3

Setuju = 4

Sangat Setuju = 5

Rentang skala yang digunakan adalah sebagai berikut :

Rs = = 0,8

Posisi keputusan :

Dimensi Empathy

Pertanyaan mengenai dimensi empathy berfungsi untuk mengetahui apakah

konsumen menyukai iklan BOLT! SUPER 4G versi “BOLT! Agents” serta

menggambarkan bagaimana konsumen melihat hubungan antara iklan tersebut

dengan pribadi mereka.. Berikut hasil dari perhitungan pada dimensi Empathy.

(E1) =

(E2) =

(E3)=

29

Langkah selanjutnya adalah menghitung skor rata-rata untuk mengetahui tingkat

efektivitas dimensi empathy. Total skor rata-rata dimensi empathy adalah sebagai

berikut :

Empathy =

Skor rataan dimensi empati yang dihasilkan adalah sebesar 3,86. Skor 3,86 berada

pada rentang skala 3,4 sampai 4,2 yang menunjukkan bahwa efektivitas iklan

efektif jika dilihat dari segi empati. Hal ini mengindikasikan bahwa iklan tersebut

mampu memberikan informasi dan pesan yang menarik dalam iklan tersebut

sehingga disukai oleh pengunjung BOLT! Zone Bogor. Rentang skala efektif

menujukkan bahwa pengunjung BOLT! Zone Bogor menyukai iklan BOLT! versi

“BOLT! Agents” dan menilai program iklan baik untuk terus dipertahankan.

Dimensi Persuasion Pertanyaan mengenai dimensi persuasion berfungsi untuk mengetahui

apakah iklan dapat memberikan peningkatan atau penguatan suatu merek sehingga

mampu menarik konsumen untuk membeli suatu produk. Berikut hasil dari

perhitungan pada dimensi Persuasion.

(P1) =

(P2) =

Langkah selanjutnya adalah menghitung skor rata-rata untuk mengetahui tingkat

efektivitas dimensi persuasion. Total skor rata-rata dimensi persuasion adalah

sebagai berikut :

persuasion =

Skor rataan dimensi persuasi yang dihasilkan adalah sebesar 4,025. Skor 4,025

berada pada rentang skala 3,4 sampai 4,2 yang menunjukkan bahwa efektivitas

iklan efektif jika dilihat dari segi persuasi. Hal ini mengindikasikan bahwa iklan

tersebut dapat meningkatkan dan menguatkan merek BOLT! SUPER 4G dalam

benak konsumen. Rentang skala efektif menujukkan bahwa pengunjung BOLT!

Zone Bogor tertarik dengan produk dan benar-benar mengikuti iklan BOLT! versi

“BOLT! Agents”.

Dimensi Impact Pertanyaan mengenai dimensi impact berfungsi untuk mengetahui apakah

dampak iklan dan seberapa jauh pengetahuan konsumen terhadap produk yang

diiklankan. Berikut hasil dari perhitungan pada dimensi Impact.

(I1) =

(I2) =

30

Langkah selanjutnya adalah menghitung skor rata-rata untuk mengetahui tingkat

efektivitas dimensi Impact. Total skor rata-rata dimensi Impact adalah sebagai

berikut :

Impact =

Skor rataan dimensi dampak yang dihasilkan adalah sebesar 3,685. Skor 3,685

berada pada rentang skala 3,4 sampai 4,2 yang menunjukkan bahwa efektivitas

iklan efektif jika dilihat dari segi dampak. Hal ini mengindikasikan bahwa iklan

tersebut menonjol dan memberi pengetahuan mengenai merek BOLT! SUPER 4G

kepada pengunjung BOLT! Zone Bogor. Rentang skala efektif menujukkan bahwa

pengunjung BOLT! Zone Bogor mengetahui iklan BOLT! versi “BOLT! Agents”

dibandingkan dengan iklan provider internet lainnya.

Dimensi Communication Pertanyaan mengenai dimensi communication berfungsi untuk mengetahui

apakah iklan mampu mengkomunikasikan pesannya dengan baik kepada

konsumennya. Berikut hasil dari perhitungan pada dimensi Communication.

(C1) =

(C2) =

(C3)=

Langkah selanjutnya adalah menghitung skor rata-rata untuk mengetahui tingkat

efektivitas dimensi Communication. Total skor rata-rata dimensi Communication

adalah sebagai berikut :

Communication =

Skor rataan dimensi komunikasi yang dihasilkan adalah sebesar 3,83. Skor 3,83

berada pada rentang skala 3,4 sampai 4,2 yang menunjukkan bahwa efektivitas

iklan efektif jika dilihat dari segi komunikasi. Hal ini mengindikasikan bahwa

iklan tersebut sudah baik dalam menyampaikan pesannya kepada pengunjung

BOLT! Zone Bogor.

Hasil Analisis EPIC Model

Setelah masing-masing dimensi diperoleh hasilnya, lalu dicari nilai rata-rata

EPIC, sebagai berikut :

EPIC Rate =

31

EPIC Rate = = 3,85

Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap pengukuran efektivitas iklan BOLT!

SUPER 4G versi “BOLT! Agents” dengan menggunakan EPIC Model, diketahui

bahwa dari empat dimensi berada pada rentang efektif. Skor rataan tiap dimensi

dihitung kembali untuk menghasilkan EPIC Rate secara keseluruhan sehingga

diperoleh nilai EPIC Rate sebesar 3,85. Nilai EPIC Rate 3,85 menunjukkan bahwa

iklan BOLT! SUPER 4G versi “BOLT! Agents” berada pada rentang skala efektif.

Oleh karena itu pihak pemasar BOLT! SUPER 4G harus mempertahankan

kegiatan promosi memalui iklan agar menghasilkan tingkat penggunaan provider

internet BOLT! ini pada konsumen yang lebih tinggi lagi. Grafik hasil analisis

efektifitas iklan dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Grafik hasil analisis efektivitas iklan dengan metode EPIC Model

Analisis Efektivitas Pesan dan Dampak Iklan Televisi dengan Consumer

Decision Model

Consumer Decision Model (CDM) adalah suatu model dengan variabel yang

saling berhubungan, yaitu pesan iklan (F, finding information), pengenalan merek

(B, brand recognition), kepercayaan konsumen (C, confidence), sikap konsumen

(A, attitude), niat beli (I, intention), dan pembelian nyata (P, purchase). Model ini

menggunakan analisis bentuk hubungan dan analisis keeratan hubungan. Pengaruh

langsung dan tidak langsung suatu variabel independen terhadap variabel

dependen ditelusuri dengan analisis regresi. Efektivitas iklan televisi BOLT!

SUPER 4G versi “BOLT! Agents” ini mengukur apakah pesan iklan dapat

mempengaruhi sampai variabel pembelian nyata konsumen secara langsung

maupun tidak langsung.

Hasil Analisis Pengaruh Variabel Pesan Iklan (F), Pengenalan Merek (B),

Kepercayaan Konsumen (C) dan Sikap Konsumen (A) Secara Langsung

Hasil analisis regresi linier Consumer Decision Model pada Tabel 6

menunjukkan pengaruh antara variabel pesan iklan terhadap pengenalan merek

32

memberikan informasi bahwa koefisien pesan iklan (F) bernilai 0,859

mengimplikasikan setiap penambahan pesan iklan sebesar 1 bobot, pengenalan

merek (B) yang dialami penonton iklan televisi BOLT! Super 4G versi “BOLT!

Agents” akan meningkat sebanyak 0,859. Dengan demikian, penambahan

frekuensi iklan pada televisi dapat meningkatkan pengenalan merek oleh penonton

iklan televisi BOLT! Super 4G versi “BOLT! Agents”. Hasil perhitungan

menunjukkan nilai koefisien korelasi (R) pada persamaan ini adalah sebesar

0,796. Koefisien determinan (R2) menunjukkan bahwa variabel pesan iklan

memberikan pengaruh sebesar 63,3 persen terhadap pengenalan merek. Atau

dengan kata lain dapat dikatakan bahwa variasi pengenalan merek yang dialami

penonton iklan televisi BOLT! Super 4G versi “BOLT! Agents” dapat dijelaskan

sebesar 63,3 persen oleh variabel pesan iklan. Nilai signifikansi F 0,000

menunjukkan kontribusi yang signifikan dari variabel Pesan Iklan di televisi

dengan variabel pengenalan merek. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada

Lampiran 3.

Tabel 5 Hasil analisis pengaruh variabel F, B, C dan A secara langsung

Variabel

Regresi

Persamaan Regresi R R2 Signifikansi F Arti

F-B B=1,15+0,859 F 0,796 0,633 0,000 Efektif

F-C C=3,76+0,599 F 0,546 0,298 0,000 Efektif

F-A A=4,11+0,572 F 0,565 0,320 0,000 Efektif

Nilai pesan iklan (F) sebesar 0,599 dapat diartikan bahwa setiap

penambahan pesan iklan sebesar satu bobot, maka kepercayaan konsumen akan

meningkat sebesar 0,599. Oleh karena itu, adanya penambahan frekuensi iklan

dapat mengakibatkan bertambahnya kepercayaan penonton iklan terhadap merek

BOLT! Super 4G secara positif. Hasil perhitungan menunjukkan nilai koefisien

korelasi dari persamaan regresi adalah sebesar 0,546. Nilai koefisien determinasi

(R2) sebesar 0,298, artinya adalah variabel pesan iklan (F) memberikan pengaruh

sebesar 26,8 persen terhadap kepercayaan konsumen (C). Hasil analisis pengaruh

antara variabel pesan iklan dan kepercayaan konsumen memberikan informasi

bahwa konsumen sebagai penonton iklan televisi BOLT! Super 4G versi “BOLT!

Agents” memiliki kepercayaan secara positif terhadap produk BOLT! Super 4G

akibat adanya pesan iklan melalui media televisi. Kepercayaan yang dialami oleh

konsumen tergantung dari pengetahuan atau informasi yang dimiliki oleh

konsumen mengenai suatu produk. Pengetahuan atau informasi tersebut dapat

konsumen temui melalui pesan iklan yang disampaikan oleh produsen melalui

iklan televisi yang ditayangkan secara berulang-ulang. Penonton televisi yang

tertarik melihat iklan BOLT! Super 4G di televisi akan memperhatikan iklan

tersebut kemudian mengolah informasi yang disampaikan melalui iklan dan

kemudian akan menyimpan informasi tersebut pada memori jangka panjangnya.

Pengetahuan yang dimilikinya ini akan menyebabkan kepercayaan terhadap

merek BOLT! Super 4G.

33

Hasil Analisis Pengaruh Variabel Pengenalan Merek (B), Kepercayaan

Konsumen (C), Sikap Konsumen (A) dan Niat Beli (I) Secara Langsung

Hasil analisis regresi pengaruh antara variabel pengenalan merek dan

kepercayaan konsumen pada Tabel 7 memberikan informasi bahwa koefisien

pengenalan merek sebesar 0,607 mengindikasikan bahwa jika terjadi kenaikan

pengenalan merek BOLT! Super 4G sebesar satu bobot, maka kepercayaan

penonton iklan televisi BOLT! Super 4G versi “BOLT! Agents” secara positif juga

akan meningkat. Nilai koefisien determinasi (R2) yang diperoleh dari persamaan

regresi adalah sebesar 0,358, berarti kepercayaan konsumen(C) yang menonton

iklan televisi BOLT! Super 4G versi “BOLT! Agents” terhadap merek BOLT!

Super 4G dapat dijelaskan oleh variabel pengenalan merek (B) sebesar 35,8%

persen. Nilai signifikansi F 0,000 menunjukkan kontribusi yang signifikan dari

variabel Pengenalan Merek di televisi dengan variabel kepercayaan konsumen.

Hasil pengolahan data dapat dilihat pada Lampiran 3.

Tabel 6 Hasil analisis pengaruh variabel B, C, A dan I secara langsung

Variabel

Regresi

Persamaan Regresi R R2 Signifikansi F Arti

B-C C=3,90+0,607 B 0,598 0,358 0,000 Efektif

B-A A=4,97+0,510 B 0,544 0,296 0,000 Efektif

C-I I=4,83+0,544 C 0,530 0,281 0,000 Efektif A-I I=2,80+0,738 A 0,665 0,442 0,000 Efektif

Merek suatu produk akan memudahkan bagi konsumen untuk

mengidentifikasi produk atau jasa. Kepercayaan akan terjadi setelah adanya

pengetahuan mengenai atribut produk. Pengenalan merek yang positif dari suatu

produk oleh konsumen dapat menimbulkan kepercayaan konsumen yang positif

juga terhadap merek produk tersebut. Adanya pengaruh positif antara variabel

pengenalan merek dengan kepercayaan konsumen pada iklan televisi BOLT!

Super 4G versi “BOLT! Agents” yang terjadi menunjukkan bahwa konsumen

terlebih dahulu mengenali merek BOLT! Super 4G melalui iklan televisi yang

ditayangkan, yang pada akhirnya menimbulkan kepercayaan terhadap merek

tersebut. Dengan adanya pengenalan merek tersebut, penonton iklan televisi

BOLT! Super 4G versi “BOLT! Agents” dapat membedakan merek produk

provider internet BOLT! Super 4G terhadap merek produk provider internet

lainnya.

Hasil regresi linier pengaruh variabel kepercayaan konsumen dan niat beli

menghasilkan nilai koefisien kepercayaan konsumen (C) sebesar 0,544 artinya

adalah setiap penambahan kepercayaan terhadap merek BOLT! Super 4G sebesar

satu bobot, maka niat beli yang dirasakan penonton iklan televisi BOLT! Super 4G

versi “BOLT! Agents” akan meningkat sebesar 0,544. Oleh karena itu, adanya

upaya peningkatan kepercayaan konsumen melalui penayangan iklan dapat

menambah niat beli konsumen secara positif. Nilai koefisien korelasi dari

persamaan regresi yang terbentuk adalah sebesar 0,530. Nilai koefisien

determinasi (R2) antara variabel kepercayaan konsumen dengan varibel niat beli

adalah sebesar 0,281. Artinya adalah variasi niat beli yang dirasakan oleh

penonton iklan televisi BOLT! Super 4G versi “BOLT! Agents” dapat dijelaskan

34

sebesar 28,1 persen oleh variabel kepercayaan konsumen. Berdasarkan nilai

koefisien kepercayaan konsumen bahwa iklan tersebut cukup mempengaruhi

kepercayaan konsumen sehingga konsumen pun membentuk suatu niat beli

konsumen pada produk BOLT! Super 4G.

Hasil pengaruh variabel sikap konsumen terhadap niat beli yang

menghasilkan nilai koefisien sikap konsumen sebesar 0,738, menyatakan bahwa

setiap penambahan sikap konsumen terhadap iklan televisi BOLT! Super 4G versi

“BOLT! Agents” sebesar satu bobot, maka niat beli yang dirasakan konsumen

akan meningkat sebanyak 0,727. Dengan demikian, upaya peningkatan sikap

konsumen melalui iklan televisi BOLT! Super 4G versi “BOLT! Agents” dapat

meningkatkan niat beli oleh konsumen untuk produk BOLT! Super 4G. Nilai

koefisien korelasi adalah sebesar 0,665. Nilai koefisien determinasi (R2) dari

persamaan regresi yang didapat adalah sebesar 0,442. Artinya adalah variasi niat

beli yang dirasakan oleh penonton iklan televisi BOLT! Super 4G versi “BOLT!

Agents” dapat dijelaskan sebesar 44,2 persen oleh sikap konsumen. Produsen

BOLT! Super 4G berhasil menayangkan iklan yang membentuk niat beli

konsumen karena sikap positif konsumen terhadap produk tersebut.

Hasil Analisis Pengaruh Variabel Niat Beli (I) Terhadap Variabel Pembelian

Nyata (P) Secara Langsung

Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana antara variabel niat beli

dan pembelian nyata pada Tabel 8, maka diperoleh nilai koefisien I (niat beli)

sebesar 0,772, menyatakan bahwa setiap penambahan niat beli terhadap iklan

televisi BOLT! sebesar satu bobot, maka pembelian nyata yang dilakukan

konsumen untuk membeli provider internet BOLT! akan meningkat sebanyak

0,772. Dengan demikian, upaya peningkatan niat beli melalui iklan televisi BOLT!

Super 4G versi “BOLT! Agents” dapat meningkatkan pembelian nyata oleh

konsumen untuk produk tersebut.

Tabel 7 Hasil analisis pengaruh variabel I terhadap variabel P secara langsung

Variabel

Regresi

Persamaan

Regresi

R R2 Signifikansi F Arti

I-P P=2,75+0,772 I 0,792 0,628 0,000 Efektif

Nilai koefisien korelasi yang didapat dari hasil regresi adalah sebesar 0,863.

Nilai koefisien determinasi (R2) dari persamaan regresi adalah sebesar 0,628,

artinya adalah variasi pembelian nyata untuk merek BOLT! oleh penonton iklan

televisi yang terjadi dapat dijelaskan sebesar 62,8 persen oleh variabel niat beli.

Pesan iklan pada iklan televisi BOLT! Super 4G versi “BOLT! Agents” dapat

membentuk niat beli konsumen yang kuat terhadap produk tersebut sehingga

konsumen membeli atau pemilihan provider BOLT! Super 4G. Hasil pengolahan

data dapat dilihat pada Lampiran 3.

35

Hasil Analisis Pengaruh Variabel Pesan Iklan (F), Pengenalan Merek (B),

Kepercayaan Konsumen (C), dan Sikap Konsumen (A) Secara Tidak

Langsung

Hasil regresi linier pengaruh variabel pesan iklan (F) dan pengenalan merek

(B) terhadap kepercayaan merek (C) dapat dilihat pada Tabel 9, menghasilkan

nilai koefisien F sebesar 0,211, menyatakan bahwa setiap penambahan pesan iklan

televisi BOLT! Super 4G versi “BOLT! Agents” terhadap merek tersebut sebesar

satu bobot, maka bobot kepercayaan konsumen untuk merek BOLT! Super 4G

akan meningkat sebanyak 0,211. Nilai koefisien B sebesar 0,452 menyatakan

bahwa setiap peningkatan pengenalan merek sebesar satu bobot, maka bobot

kepercayaan konsumen untuk membeli provider internet BOLT! Super 4G akan

bertambah sebesar 0,452 satuan.

Nilai koefisien korelasi yang didapat dari hasil regresi adalah sebesar 0,609.

Nilai koefisien determinasi (R2) dari persamaan regresi adalah sebesar 0,371;

artinya adalah variasi kepercayaan konsumen untuk merek BOLT! Super 4G oleh

penonton iklan televisi BOLT! Super 4G versi “BOLT! Agents” yang terjadi dapat

dijelaskan sebesar 37,1 persen oleh variabel pesan iklan terhadap pengenalan

merek. Pesan iklan dan pengenalan merek mempengaruhi kepercayaan

pengunjung BOLT! Zone Bogor untuk memilih provider internet BOLT! Super

4G. Produsen BOLT! Super 4G berhasil menyampaikan pesan dan merek tersebut

melalui iklan televisi sehingga membentuk kepercayaan konsumen sebanyak

koefisien regresi dari variabel pesan iklan (F) dan koefisien regresi pengenalan

merek (B). Hasil pengolahan data dapat dilihat pada Lampiran 3.

Tabel 8 Hasil analisis pengaruh variabel F, B, C, dan A secara tidak langsung

Variabel

Regresi

Persamaan

Regresi

R R2 Signifikansi F Arti

FB-C C=3,24+0,211

F+0,452 B

0,609 0,371 0,000 Efektif

FB-A A=3,83+0,364

F+0,242 B

0,585 0,343 0,000 Efektif

Begitu pula serupa dengan hasil regresi pengaruh variabel pesan iklan dan

pengenalan merek terhadap sikap menunjukkan bahwa Nilai koefisien F sebesar

0,364, menyatakan bahwa setiap penambahan pesan iklan televisi BOLT! Super

4G versi “BOLT! Agents” terhadap merek tersebut sebesar satu bobot, maka

bobot sikap konsumen untuk merek BOLT! Super 4G akan meningkat sebanyak

0,364. Nilai koefisien B sebesar 0,242 menyatakan bahwa setiap peningkatan

pengenalan merek sebesar satu bobot, maka bobot sikap konsumen terhadap

provider internet BOLT! akan bertambah sebesar 0,242 satuan.

Nilai koefisien korelasi yang didapat dari hasil regresi adalah sebesar 0,585.

Nilai koefisien determinasi (R2) dari persamaan regresi adalah sebesar 0,343;

artinya adalah variasi sikap konsumen untuk merek BOLT! Super 4G oleh

penonton iklan televisi BOLT! Super 4G versi “BOLT! Agents” yang terjadi

dapat dijelaskan sebesar 34,3 persen oleh variabel pesan iklan dan pengenalan

merek. Iklan BOLT! Super 4G versi “BOLT! Agents” menyampaikan pesan dan

36

mengenalkan merek tersebut mempengaruhi suatu sikap konsumen terhadap

produk secara tidak langsung.

Hasil Analisis Pengaruh Variabel Kepercayaan Konsumen (C) dan Sikap

Konsumen (A) terhadap Variabel Niat Beli (I) Secara Tidak Langsung

Analisis regresi linier antara variabel kepercayaan konsumen dengan

variabel sikap konsumen terhadap niat beli dilihat Tabel 10, menghasilkan nilai

koefisien kepercayaan merek (C) sebesar 0,184, menyatakan bahwa setiap

penambahan kepercayaan penonton iklan televisi BOLT! Super 4G versi “BOLT!

Agents” terhadap merek tersebut sebesar satu bobot, maka bobot niat beli

konsumen untuk merek BOLT! akan meningkat sebanyak 0,184. Nilai koefisien

sikap konsumen (A) sebesar 0,611 menyatakan bahwa setiap peningkatan sikap

konsumen sebesar satu bobot, maka bobot niat untuk membeli provider internet

BOLT! akan bertambah sebesar 0,611 satuan.

Tabel 9 Hasil analisis pengaruh variabel C dan A terhadap variabel I

Variabel

Regresi

Persamaan

Regresi

R R2 Signifikansi F Arti

CA-I I=2,23+0,184

C+0,611 A

0,678 0,461 0,000 Efektif

Nilai koefisien korelasi yang didapat dari hasil regresi adalah sebesar 0,678.

Nilai koefisien determinasi (R2) dari persamaan regresi adalah sebesar 0,461;

artinya adalah variasi niat beli untuk merek BOLT! oleh penonton iklan televisi

BOLT! Super 4G versi “BOLT! Agents” yang terjadi dapat dijelaskan sebesar 46,1

persen oleh variabel kepercayaan dan sikap konsumen. Sehingga kepercayaan

konsumen dan sikap konsumen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat

beli produk BOLT! secara tidak langsung. Hasil pengolahan data dapat dilihat

pada Lampiran 3,

Hasil Analisis Pengaruh Variabel Antara

Hasil analisis regresi antara variabel pesan iklan (F) terhadap niat beli (I)

melalui variabel sikap konsumen (A). Pada Tabel 11 dapat dilihat nilai koefisien

determinasi yang diperoleh R2 FA sama dengan 0,320; R

2 FI sama dengan 0,319

dan R2 AI sama dengan 0,442. Nilai koefisien determinasi menunjukkan bahwa

nilai R2 FI kurang dari nilai R

2 FA dan nilai R

2 FI kurang dari daripada nilai R

2

AI. Hal ini menunjukkan variabel sikap konsumen (A) mempengaruhi pengaruh

antara variabel pesan iklan (F) terhadap variabel niat beli (I). Oleh karena itu,

variabel sikap konsumen (A) merupakan variabel antara pesan iklan (F) terhadap

variabel niat beli (I). Hasil pengolahan data dapat dilihat pada Lampiran 3.

37

Tabel 10 Hasil analisis pengaruh variabel antara

Variabel Koefisien Determinasi (R

2) Arti

F-C-I R2

FI = 0,319

R2

FC = 0,298

R2

CI = 0,281

R2

FI > R

2

FC > R

2

CI

C Bukan Merupakan

Variabel Antara

F-A-I R2

FI = 0,319

R2

FA = 0,320

R2

AI = 0,442

R2

FI < R

2

FA < R

2

AI

A Merupakan Variabel

Antara

F-B-C R2

FC = 0,298

R2

FB = 0,633

R2

BC = 0,358

R2

FC < R

2

FB > R

2

BC

B Bukan Merupakan

Variabel Antara

F-B-A R2

FA = 0,320

R2

FB = 0,633

R2

BA = 0,296

R2

FA < R

2

FB > R

2

BA

B Bukan Merupakan

Variabel Antara

C-I-P R2

CP = 0,139

R2

CI = 0,281

R2

IP = 0,628

R2

CP < R

2

CI < R

2

IP

I Merupakan Variabel

Antara

A-I-P R2

AP = 0,273

R2

AI = 0,442

R2

IP = 0,628

R2

AP < R

2

AI < R

2

IP

I Merupakan Variabel

Antara

Variabel niat beli (I) bertindak sebagai variabel antara kepercayaan

konsumen (C) terhadap variabel pembelian nyata (P) Hal ini dapat dilihat dari

koefisien determinasi yang diperoleh dari analisis regresi linier. Pada Tabel

diketahui koefisien determinasi yang diperoleh adalah R2 CP sama dengan 0,139,

R2 CI sama dengan 0,281, dan R

2 IP sama dengan 0,628. Variabel niat beli (I)

dapat dinyatakan sebagai variabel antara, apabila nilai R2 CI lebih besar dari R

2

CP serta nilai R2 CI lebih kecil dari R

2 IP. Koefisien determinasi yang diperoleh

telah memenuhi syarat tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa niat beli (I)

bertindak sebagai variabel antara kepercayaan konsumen (C) terhadap variabel

pembelian nyata (P).

Variabel niat beli (I) bertindak sebagai variabel antara sikap konsumen (A)

terhadap variabel pembelian nyata (P) Hal ini dapat dilihat dari koefisien

determinasi yang diperoleh dari analisis regresi linier. Pada Tabel diketahui

koefisien determinasi yang diperoleh adalah R2 AP sama dengan 0,273, R

2 AI

sama dengan 0,442, dan R2 IP sama dengan 0,628. Variabel niat beli (I) dapat

dinyatakan sebagai variabel antara, apabila nilai R2 AI lebih besar dari R

2 AP

serta nilai R2 AI lebih kecil dari R

2 IP. Koefisien determinasi yang diperoleh telah

memenuhi syarat tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa niat beli (I)

38

bertindak sebagai variabel antara sikap konsumen (A) terhadap variabel

pembelian nyata (P).

Hasil Analisis Consumer Decision Model (CDM)

Hasil analisis regresi linier yang dilakukan menunjukkan bahwa seluruh

variabel mempunyai hubungan yang signifikan dengan keseluruhan nilai korelasi

di atas 0,5. Variabel yang bertindak sebagai variabel antara dalam penelitian

mengenai iklan BOLT! Super 4G versi “BOLT! Agents” ini adalah variabel sikap

konsumen (A) dan niat beli (I).

Gambar 5 Hasil analisis consumer decision model (CDM)

Dari hasil regresi menunjukkan bahwa variabel pengenalan merek (B)

bukan merupakan variabel antara sehingga variabel pesan iklan (F) tidak

mempengaruhi variabel kepercayaan konsumen (C) secara tidak langsung. Begitu

pula dengan variabel pesan iklan (F) tidak mempengaruhi variabel sikap

konsumen (A) secara tidak langsung, karena variabel pengenalan merek (B) bukan

sebagai variabel antara.

Pesan iklan (F) memiliki pengaruh tidak langsung terhadap niat beli (I)

melalui satu variabel antara, yaitu variabel sikap konsumen (A). Sedangkan

kepercayaan konsumen (C) bukan merupakan variabel antara, sehingga pesan

iklan (F) tidak memiliki pengaruh tidak langsung terhadap terhadap niat beli (I).

Kepercayaan konsumen (C) dan sikap konsumen (A) memiliki pengaruh tidak

langsung terhadap pembelian nyata (P) melalui variabel antara, yaitu variabel niat

beli (I).

Dengan demikian, pesan iklan BOLT! Super 4G versi “BOLT! Agents”

dapat mengkomunikasikan pesan dengan efektif juga berpengaruh terhadap

variabel-variabel pada Consumer Decision Model sampai dengan pemilihan

provider internet BOLT! atau pembelian nyata. Pesan iklan menjadi lebih efektif

dalam mempengaruhi pemilihan provider internet BOLT! melalui variabel

perantara, yaitu variabel sikap konsumen dan niat beli. Maka dari itu kedua

variabel tersebut dapat mempengaruhi konsumen dalam pemilihan provider

internet BOLT! kemudian mencapai pembelian nyata dapat terjadi.

39

Implikasi Manajerial

Kebijakan pemasaran yang dilakukan oleh produsen provider internet

BOLT! sebaiknya memperhatikan efektivitas iklan televisi dalam menyampaikan

informasinya untuk mempengaruhi konsumen dalam memilih provider internet

tersebut. Semakin banyak produk provider internet yang beredar juga menjadi

pesaing BOLT!, membuat produsen harus dapat memperkenalkan dan

mempertahankan produk BOLT! ini, sebab provider internet BOLT! ini

merupakan produk yang baru dikenalkan kepada masyarakat kurang lebih satu

tahun.

Hasil analisis dari EPIC Model menunjukan efektivitas respon iklan televisi

BOLT! SUPER 4G versi “BOLT! Agents” masuk ke dalam kategori iklan yang

efektif pada skala EPIC Model. Kinerja iklan masih belum maksimal pada

dimensi dampak yang dirasakan oleh konsumen setelah menonton iklan, skor

yang didapat pada dimensi dampak adalah skor yang paling rendah dibandingkan

dengan dimensi lain, yaitu sebesar 3.68. Terlihat dari hasil analisis yang didapat,

bahwa iklan belum dapat bekerja secara maksimal dalam memberikan ingatan

yang kuat terhadap konsumen.

Hasil analisis dari Consumer Decision Model (CDM) Pesan iklan menjadi

lebih efektif dalam mempengaruhi atau memilih provider internet BOLT! melalui

variabel perantara, yaitu variabel sikap konsumen dan niat beli. Efektivitas iklan

menunjukkan bahwa sikap konsumen dan niat beli ini membangun keinginan

untuk memilihan provider internet BOLT! ini sampai dengan pembelian nyata.

Pada analisis hubungan karakteristik responden dengan pemilihan provider

internet melalui iklan televisi BOLT! SUPER 4G LTE, diharapkan pihak produsen

khususnya pemasar provider BOLT! dapat membuat iklan yang dapat lebih

memberikan ingatan yang kuat terhadap konsumen dengan menambahkan fitur-

fitur dalam iklan, seperti penambahan cerita iklan yang menggambarkan

konsumen dalam rentang usia muda karena rata-rata usia pengunjung BOLT! Zone

Bogor ini usianya 21-30 tahun dan menggambarkan konsumen yang

berpendidikan dan bekerja juga senang melakukan kegiatan berinternet. Maka

dengan ketertarikan konsumen pada iklan yang ditampilkan di televisi mampu

membuat konsumen memilih BOLT! SUPER 4G LTE untuk menunjang kegiatan

berinternet mereka. Hasil analisis dari penelitian ini dapat dijadikan landasan produsen provider

internet BOLT! untuk mengembangkan komunikasi pemasaran melalui informasi-

informasi di iklan televisi. Berikut ini langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh

produsen, yaitu:

1. Perencanaan Produsen dalam melakukan penyebaran informasi di iklan televisi harus

mempertimbangkan materi yang dipakai dalam iklan, yaitu menambahkan

cerita yang menggambarkan masyarakat muda yang senang melakukan

kegiatan berinternet dan juga gaya hidup, kemudian menambahkan cerita

mengenai seputar kelebihan fitur yang dimiliki oleh BOLT!. Hal ini

dilakukan agar konsumen lebih tertarik untuk melihat informasi yang

disampaikan sehingga dapat memberikan dampak yang baik dan efektif

serta membangkitkan niat beli konsumen hingga melakukan pembelian

nyata. Selain itu, produsen harus merancang informasi di bauran promosi

40

yang lain sehingga lebih kuat untuk meningkatkan pembelian nyata

konsumen, seperti promosi penjualan dan hubungan masyarakat. 2. Pelaksanaan

Informasi di iklan televisi yang disampaikan oleh produsen BOLT! harus

menonjolkan merek itu sendiri dan meningkatkan intensitas informasi di

iklan televisi sehingga konsumen dapat lebih mengenali merek BOLT!

melalui informasi yang disampaikan tersebut. Bauran promosi lain yang

harus diperkuat oleh produsen membangun hubungan yang baik dengan

konsumen maupun calon konsumen yang mengunjungi BOLT! Zone Bogor

agar dapat lebih dekat dengan konsumen.

3. Pengendalian Pengendalian pemasaran perlu dilakukan agar produsen mengetahui sejauh

mana efektivitas informasi yang muncul pada iklan televisi mampu

memberikan pengaruh kepada konsumen untuk memilih provider internet

BOLT! sampai dengan pembelian nyata. Selain itu untuk mengetahui

apakah informasi mengenai pesan iklan, pengenalan merek, kepercayaan

konsumen, sikap konsumen dan niat beli mampu membuat persepsi yang

tepat pada konsumen sesuai dengan informasi yang ada di iklan televise

BOLT! versi “BOLT! Agents”. Apabila dalam pelaksanaannya terdapat

kekurangan atau kelemahan, maka hal tersebut perlu dievaluasi dan dibuat

kebijakan pemasaran selanjutnya agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat dihasilkan simpulan sebagai

berikut, bahwa:

1. Berdasarkan hasil perhitungan EPIC Model menunjukan efektivitas respon

iklan televisi BOLT! SUPER 4G versi “BOLT! Agents” masuk ke dalam

kategori iklan yang efektif pada skala EPIC Model.

2. Pesan iklan BOLT! Super 4G versi “BOLT! Agents” dapat

mengkomunikasikan pesan dengan efektif juga berpengaruh terhadap

variabel-variabel pada Consumer Decision Model sampai dengan

pemilihan provider internet BOLT! atau pembelian nyata. Pesan iklan

menjadi lebih sangat efektif dalam mempengaruhi pemilihan provider

internet BOLT! melalui variabel perantara, yaitu variabel sikap konsumen

dan niat beli. Maka dari itu kedua variabel tersebut memberikan dampak

yaitu dapat mempengaruhi konsumen dalam pemilihan provider internet

BOLT! kemudian mencapai pembelian nyata dapat terjadi.

3. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan iklan telah mendapatkan respon

yang baik dan masuk ke dalam kategori iklan yang efektif, serta dampak

yang terjadi sudah dapat dirasakan yaitu pesan iklan melalui sikap

konsumen yang sudah mengenal produk tersebut sampai dengan niat beli

yang berujung pada pemilihan atau pembelian nyata pada provider internet

BOLT! Super 4G.

41

Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang

dapat dijadikan bahan pertimbangan adalah sebagai berikut:

1. Pihak produsen BOLT! Super 4G perlu menambahkan materi iklan dengan

cerita yang lebih menarik. Hal ini dilakukan agar konsumen lebih tertarik

untuk melihat informasi yang disampaikan sehingga mendapatkan respon

yang baik dan juga efektif.

2. Selain mendapatkan respon yang baik pihak produsen juga dalam

mempromosikan produknya harus menggunakan media selain iklan televisi

agar lebih bisa menumbuhkan kepercayaan konsumen terhadap produknya,

juga menumbuhkan sikap konsumen yang lebih tertarik sampai dengan niat

beli serta pembelian nyata juga khususnya dalam pemilihan provider internet

BOLT! ini.

3. Meningkatkan jam tayang yang lebih banyak pada iklan televisi BOLT!

Super 4G untuk memberikan respon dan dampak yang lebih baik dan efektif

serta untuk menumbuhkan kepercayaan konsumen, sikap konsumen, niat beli,

serta sampai terjadinya pembelian nyata pada pemilihan provider BOLT!

Super 4G.

DAFTAR PUSTAKA

Durianto, Sugiarto, Widjaja dan Supratikno. 2003. Invasi Pasar dengan Iklan

yang Efektif. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama

Engel. 1994. Perilaku Konsumen Jilid Keenam. Jakarta (ID): Binarupa Aksara.

Hermawan A. 2003. Pedoman Praktis Metodologi Penelitian Bisnis. Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universita Trisakti, Jakarta.

Institut Pertanian Bogor. 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Edisi Ke-3.

Bogor (ID) : IPB Press.

Kasali R. 2007. Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia.

Jakarta (ID): Pustaka Utama Grafiti

Komaruzaman R 2014. Penyelenggaran Jasa Internet.

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Penyelenggara_jasa_Internet. [ 29 Oktober

2014]

Kotler P. 2005. Manajemen Pemasaran, Edisi Ke-11. Jilid 1. Jakarta (ID): PT

Indeks

Kotler P. 2005. Manajemen Pemasaran, Edisi Ke-11. Jilid 2. Jakarta (ID): PT

Indeks

Kotler P dan Keller LK. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta (ID): PT.Erlangga

Kuncoro M. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi : Bagaimana Meneliti

dan Menulis Tesis? Jakarta (ID): Erlangga

Lovelock C H dan L K Wright. 2005. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta (ID):

PT Indeks

Lubis M. 2014. Nielsen Pertumbuhan Belanja Iklan Berjalan Perlahan.

http://www.nielsenadfocus.com. [5 Mei 2014]

Santoso dan Tjiptono. 2001. Statistik Multivariat. Jakarta (ID): PT Elex Media

Kompetindo.

Shimp T A. 2000. Periklanan Promosi. Jakarta (ID): PT Erlangga

42

Sumarwan U. 2002. Perilaku Konsumen. Bogor (ID): Ghalia Indonesia

Umar H. 2005. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta (ID): PT

Raja Grafindo Persada

43

44

45

No.

Lampiran 1 Kuesioner penelitian

KUESIONER PENELITIAN

Kuesioner ini merupakan instrumen dalam penelitian berjudul

ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI BOLT! SUPER 4G LTE

VERSI “BOLT! AGENTS” TERHADAP PEMILIHAN PROVIDER

INTERNET OLEH PENGUNJUNG BOLT! ZONE BOGOR

Untuk menyelesaikan tugas akhir Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,

Institut Pertanian Bogor, yang dilakukan oleh :

Nama : Aditya Pratama Putra

NRP : H24124114

Saya mengharapkan ketersediaan Saudara untuk meluangkan waktu untuk

mengisi kuisioner ini secara benar. Informasi yang diterima dalam kuisioner ini

bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis. Terima kasih

atas bantuan dan kerja sama Saudara.

Nama :

Alamat :

A. Screening

1. Apakah Anda mengetahui provider internet BOLT! SUPER 4G LTE ?

a. Ya, saya sedang menggunakan produk tersebut

b. Tidak

(Jika jawaban Anda adalah tidak, silakan berhenti di sini dan abaikan

pertanyaan selanjutnya. Terima kasih)

2. Apakah Anda mengetahui tayangan iklan provider internet BOLT! SUPER

4G LTE versi “BOLT! Agents”?

a. Ya b. Tidak

(Jika jawaban Anda adalah tidak, silakan berhenti di sini dan

abaikan pertanyaan selanjutnya. Terima kasih)

B. Identitas Responden

(Petunjuk 1: pilihlah satu jawaban yang paling sesuai dengan kondisi Anda).

1. Berapa Umur Anda?

a. Kurang dari 20 tahun c. 31-40 tahun

b. 21-30 tahun d. Lebih dari 40 tahun

2. Jenis Kelamin Anda?

a. Perempuan b. Laki-laki

3. Pendidikan terakhir Anda?

a. Tamat SD c. Diploma III

b. Tamat SMP/SMA d. Sarjana/Pasca Sarjana

46

Lanjutan Lampiran 1

4. Pekerjaan Anda?

a. Pelajar/Mahasiswa c. Wiraswasta

b. Karyawan/wati d. Lainnya, sebutkan...

c.

5. Pengeluaran Anda per bulan?

a. <Rp.1.000.000 d. Rp. 2.000.001 – Rp. 2.500.000

b. Rp. 1.000.001 – Rp.1.500.000 e. > Rp. 3.000.000

c. Rp. 1.500.001 – Rp. 2.000.000

6. Pengeluaran Anda per bulan untuk paket layanan internet BOLT! SUPER

4G LTE?

a. Rp 25.000 d. Rp 150.000

b. Rp 45.000 e. Rp 200.000

c. Rp 100.000

C. Perilaku Menonton Televisi

1. Rata-rata berapa lama Anda menonton televisi setiap hari?

a. < 1 jam c. 4 – 5 jam

b. 1 – 3 jam d. > 6 jam

2. Bersama siapa anda paling sering menonton televisi?

a. Keluarga c. Sendiri

b. Teman-teman d. Lainnya, sebutkan...

3. Apakah Anda sering menonton iklan?

a. Ya b. Tidak

4. Ketika sedang menonton televisi kemudian muncul iklan biasanya apa

yang Anda lakukan?

a. Memindahkannya ke saluran lain, kemudian kembali lagi ke saluran

semula setelah iklan selesai.

b. Tidak memindahkan ke saluran lain namun tidak menyimak tayangan

iklan yang muncul

c. Tetap menonton iklan

d. Lainnya, sebutkan...

D. Efektivitas Iklan BOLT! SUPER 4G LTE VERSI “BOLT! AGENTS”

Berdasarkan Respon Pengunjung

Petunjuk : Berilah tanda ( √ ) pada kolom yang sesuai dengan pilihan Anda

berdasarkan keterangan pilihan sebagai berikut :

STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju

TS = Tidak Setuju SS = Sangat Setuju

C = Cukup

No. Pertanyaan Jawaban

SS S C TS STS

Dimensi Empathy

1. Anda menyukai iklan BOLT! SUPER 4G LTE

2. Menurut Anda, iklan BOLT! SUPER 4G LTE itu

baik

47

Lanjutan Lampiran 1

No. Pertanyaan Jawaban

SS S C TS STS

3. Menurut Anda iklan BOLT! SUPER 4G LTE

menarik

Dimensi Persuasion

4. Iklan provider internet BOLT! SUPER 4G LTE

membuat anda tertarik

5. Iklan provider internet BOLT! SUPER 4G LTE

membuat anda memilih sebagai provider yang

digunakan

Dimensi Impact

6. Iklan BOLT! SUPER 4G LTE membuat Anda

lebih tahu tentang provider internet tersebut

7. Iklan BOLT! SUPER 4G LTE lebih kreatif

daripada iklan provider internet merek lain

Dimensi Communication

9. Iklan BOLT! SUPER 4G LTE mampu

mengkomunikasikan pesan yang disampaikan

10. Iklan provider internet BOLT! SUPER 4G LTE memaparkan keunggulan

11. Iklan provider internet BOLT! SUPER 4G LTE lebih jelas informasinya dibandingkan iklan kartu

seluler merek lain

E. Efektivitas Iklan BOLT! SUPER 4G LTE VERSI “BOLT! AGENTS”

Berdasarkan pesan dan dampak komunikasi kepada Pengunjung

No. Pertanyaan Jawaban

SS S C TS STS

Variabel Pesan Iklan (F)

1. Pesan iklan tentang provider internet BOLT! SUPER

4G LTE yang dilihat mencerminkan gaya hidup

modern

2. Pesan iklan provider internet BOLT! SUPER 4G LTE yang dilihat mudah diingat

3. Iklan provider internet BOLT! SUPER 4G LTE sering

saya lihat di Televisi

Variabel Pengenalan Merek (B)

6. Saya kenal merek provider internet BOLT! SUPER

4G LTE yang mencerminkan gaya hidup modern

9. Saya kenal merek provider internet BOLT! SUPER

4G LTE yang informasinya mudah diingat

10. Saya kenal merek provider internet BOLT! SUPER

4G yang informasinya sering ditampilkan di Televisi

48

Lanjutan Lampiran 1

No. Pertanyaan Jawaban

SS S C TS STS

Variabel Kepercayaan Konsumen (C)

11. Saya percaya pada provider internet BOLT! SUPER

4G LTE yang mencerminkan gaya hidup modern

14. Saya percaya pada provider internet BOLT! SUPER

4G LTE yang informasinya mudah diingat

15. Saya percaya pada provider internet BOLT! SUPER

4G LTE yang informasinya sering di tampilkan di

Televisi

Variabel Sikap Konsumen (A)

16. Saya suka provider internet BOLT! SUPER 4G LTE yang mencerminkan gaya hidup modern

19. Saya suka provider internet BOLT! SUPER 4G LTE yang informasinya mudah diingat

20. Saya suka provider internet BOLT! SUPER 4G LTE yang informasinya sering di tampilkan di Televisi

Variabel Niat Beli (I)

21. Saya berniat membeli provider internet BOLT!

SUPER 4G LTE yang mencerminkan gaya hidup

modern

24. Saya berniat membeli provider internet BOLT!

SUPER 4G LTE karena informasinya mudah diingat

25. Saya berniat membeli provider internet BOLT!

SUPER 4G LTE yang informasinya sering di

tampilkan di Televisi

Variabel Pembelian Nyata (P)

26. Saya membeli provider internet BOLT! SUPER 4G

LTE yang mencerminkan gaya hidup modern

29. Saya membeli provider internet BOLT! SUPER 4G

LTE karena informasinya mudah diingat

30. Saya membeli provider internet BOLT! SUPER 4G

LTE yang informasinya sering di tampilkan di

Televisi

Pendapat Saudara/i dan Saran Mengenai Pemasaran Iklan BOLT! SUPER

4G LTE :

49

Lampiran 2 Hasil uji validitas dan realibilitas

Validitas EPIC

Variabel rTabel rHitung Keterangan

Emp1 0,361 0,654 VALID

Emp2 0,361 0,659 VALID

Emp3 0,361 0,796 VALID

Pers1 0,361 0,685 VALID

Pers2 0,361 0,651 VALID

Imp1 0,361 0,504 VALID

Imp2 0,361 0,697 VALID

Comm1 0,361 0,686 VALID

Comm2 0,361 0,675 VALID

Comm3 0,361 0,507 VALID

Validitas Consumer Decision Model (CDM)

Variabel rTabel rHitung Keterangan

F1 0,361 0,683 VALID

F2 0,361 0,476 VALID

F3 0,361 0,646 VALID

B1 0,361 0,719 VALID

B2 0,361 0,634 VALID

B3 0,361 0,664 VALID

C1 0,361 0,491 VALID

C2 0,361 0,479 VALID

C3 0,361 0,643 VALID

A1 0,361 0,576 VALID

A2 0,361 0,467 VALID

A3 0,361 0,644 VALID

I1 0,361 0,712 VALID

I2 0,361 0,556 VALID

I3 0,361 0,642 VALID

P1 0,361 0,556 VALID

P2 0,361 0,568 VALID

P3 0,361 0,550 VALID

50

Lanjutan Lampiran 2

Reabilitas EPIC Model

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbac

h's Alpha

N of

Items

.773 11

Reabilitas Consumer Decision Model (CDM)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbac

h's Alpha

N of

Items

.749 19

51

Lampiran 3 Hasil Perhitungan Dimensi EPIC Model

Dimensi Empathy

Atribut Bobot Jumlah Responden

Pertanyaan

1

Pertanyaan

2

Pertanyaan

3

sangat setuju 5 18 22 28

setuju 4 31 55 50

cukup 3 41 23 20

tidak setuju 2 9 0 2

sangat tidak setuju 1 1 0 0

Total 100 100 100

Dimensi Persuasion

Atribut Bobot Jumlah Responden

Pertanyaan 1 Pertanyaan 2

sangat setuju 5 27 22

setuju 4 57 55

cukup 3 15 19

tidak setuju 2 1 4

sangat tidak setuju 1 0 0

Total 100 100

Dimensi Impact

Atribut Bobot Jumlah Responden

Pertanyaan 1 Pertanyaan 2

sangat setuju 5 60 12

setuju 4 29 21

cukup 3 11 25

tidak setuju 2 0 27

sangat tidak setuju 1 0 15

Total 100 100

Dimensi Communication

Atribut Bobot Jumlah Responden

Pertanyaan

1

Pertanyaan

2

Pertanyaan

3

sangat setuju 5 33 36 8

setuju 4 47 47 34

cukup 3 20 13 31

tidak setuju 2 0 4 25

sangat tidak setuju 1 0 0 2

Total 100 100 100

52

Lampiran 4 Hasil analisis regresi consumer decision model

Regression Analysis: B versus F The regression equation is

B = 1,15 + 0,859 F

Predictor Coef SE Coef T P

Constant 1,1478 0,7269 1,58 0,118

F 0,85919 0,06605 13,01 0,000

S = 1,21573 R-Sq = 63,3% R-Sq(adj) = 62,9%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P

Regression 1 250,07 250,07 169,19 0,000

Residual Error 98 144,84 1,48

Total 99 394,91

Correlations: F; B Pearson correlation of F and B = 0,796

P-Value = 0,000

Regression Analysis: C versus F The regression equation is

C = 3,76 + 0,599 F

Predictor Coef SE Coef T P

Constant 3,761 1,021 3,68 0,000

F 0,59897 0,09277 6,46 0,000

S = 1,70746 R-Sq = 29,8% R-Sq(adj) = 29,1%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P

Regression 1 121,53 121,53 41,69 0,000

Residual Error 98 285,71 2,92

Total 99 407,24

Correlations: F; C Pearson correlation of F and C = 0,546

P-Value = 0,000

Regression Analysis: A versus F The regression equation is

A = 4,11 + 0,572 F

Predictor Coef SE Coef T P

Constant 4,1075 0,9292 4,42 0,000

F 0,57166 0,08444 6,77 0,000

S = 1,55409 R-Sq = 31,9% R-Sq(adj) = 31,2%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P

Regression 1 110,70 110,70 45,84 0,000

Residual Error 98 236,69 2,42

Total 99 347,39

Correlations: F; A

Pearson correlation of F and A = 0,565

P-Value = 0,000

53

Lanjutan Lampiran 4

Regression Analysis: C versus B The regression equation is

C = 3,90 + 0,607 B

Predictor Coef SE Coef T P

Constant 3,9029 0,8763 4,45 0,000

B 0,60718 0,08222 7,38 0,000

S = 1,63399 R-Sq = 35,8% R-Sq(adj) = 35,1%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P

Regression 1 145,59 145,59 54,53 0,000

Residual Error 98 261,65 2,67

Total 99 407,24

Correlations: B; C Pearson correlation of B and C = 0,598

P-Value = 0,000

Regression Analysis: A versus B The regression equation is

A = 4,97 + 0,510 B

Predictor Coef SE Coef T P

Constant 4,9696 0,8473 5,87 0,000

B 0,51007 0,07951 6,42 0,000

S = 1,58000 R-Sq = 29,6% R-Sq(adj) = 28,9%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P

Regression 1 102,74 102,74 41,16 0,000

Residual Error 98 244,65 2,50

Total 99 347,39

Correlations: B; A Pearson correlation of B and A = 0,544

P-Value = 0,000

Regression Analysis: I versus C The regression equation is

I = 4,83 + 0,544 C

Predictor Coef SE Coef T P

Constant 4,8336 0,9184 5,26 0,000

C 0,54351 0,08783 6,19 0,000

S = 1,77249 R-Sq = 28,1% R-Sq(adj) = 27,4%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P

Regression 1 120,30 120,30 38,29 0,000

Residual Error 98 307,89 3,14

Total 99 428,19

Correlations: C; I Pearson correlation of C and I = 0,530

P-Value = 0,000

Regression Analysis: I versus A

54

Lanjutan Lampiran 4 The regression equation is

I = 2,80 + 0,738 A

Predictor Coef SE Coef T P

Constant 2,8037 0,8780 3,19 0,002

A 0,73776 0,08381 8,80 0,000

S = 1,56202 R-Sq = 44,2% R-Sq(adj) = 43,6%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P

Regression 1 189,08 189,08 77,50 0,000

Residual Error 98 239,11 2,44

Total 99 428,19

Correlations: A; I Pearson correlation of A and I = 0,665

P-Value = 0,000

Regression Analysis: P versus I The regression equation is

P = 2,75 + 0,772 I

Predictor Coef SE Coef T P

Constant 2,7523 0,6374 4,32 0,000

I 0,77211 0,06005 12,86 0,000

S = 1,24262 R-Sq = 62,8% R-Sq(adj) = 62,4%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P

Regression 1 255,27 255,27 165,32 0,000

Residual Error 98 151,32 1,54

Total 99 406,59

Correlations: I; P Pearson correlation of I and P = 0,792

P-Value = 0,000

Regression Analysis: C versus F; B The regression equation is

C = 3,24 + 0,211 F + 0,452 B

Predictor Coef SE Coef T P

Constant 3,2425 0,9839 3,30 0,001

F 0,2107 0,1458 1,45 0,152

B 0,4519 0,1350 3,35 0,001

S = 1,62498 R-Sq = 37,1% R-Sq(adj) = 35,8%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P

Regression 2 151,106 75,553 28,61 0,000

Residual Error 97 256,134 2,641

Total 99 407,240

Correlations: C; F; B C F

F 0,546

0,000

B 0,598 0,796

0,000 0,000

55

Lanjutan Lampiran 4

Cell Contents: Pearson correlation

P-Value

Regression Analysis: A versus F; B The regression equation is

A = 3,83 + 0,364 F + 0,242 B

Predictor Coef SE Coef T P

Constant 3,8297 0,9287 4,12 0,000

F 0,3638 0,1376 2,64 0,010

B 0,2420 0,1274 1,90 0,061

S = 1,53384 R-Sq = 34,3% R-Sq(adj) = 33,0%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P

Regression 2 119,183 59,591 25,33 0,000

Residual Error 97 228,207 2,353

Total 99 347,390

Correlations: A; F; B A F

F 0,565

0,000

B 0,544 0,796

0,000 0,000

Cell Contents: Pearson correlation

P-Value

Regression Analysis: I versus C; A The regression equation is

I = 2,23 + 0,184 C + 0,611 A

Predictor Coef SE Coef T P

Constant 2,2277 0,9217 2,42 0,018

C 0,18352 0,09929 1,85 0,068

A 0,6110 0,1075 5,68 0,000

S = 1,54311 R-Sq = 46,1% R-Sq(adj) = 44,9%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P

Regression 2 197,214 98,607 41,41 0,000

Lanjutan Lampiran 3

Residual Error 97 230,976 2,381

Total 99 428,190

Correlations: I; C; A I C

C 0,530

0,000

A 0,665 0,638

0,000 0,000

Cell Contents: Pearson correlation

P-Value

56

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Bogor pada tanggal 23 Februari 1991.

Merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Yayat E. Supriatna,

S.E dan Titin Kartini S. Penulis telah menempuh pedidikan sekolah dasar di SDN

Papandayan 1 Bogor dan lulus pada tahun 2003. Penulis melanjutkan

pendidikannya di SMPN 1 Bogor dan lulus pada tahun 2006.

Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikannya di SMA 3 Bogor dan lulus

pada tahun 2009. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa di

Program Diploma Institut Pertanian Bogor pada program keahlian Manajemen

Informatika melalui jalur UTM. Kemudian di tahun 2012 penulis meneruskan

pendidikan di jenjang Sarjana melalui Program Alih Jenis Manajemen di Institut

Pertanian Bogor.