ANALISIS EFEKTIVITAS DAN ESTIMASI REALISASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... ·...

25
1 ANALISIS EFEKTIVITAS DAN ESTIMASI REALISASI PENERIMAAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN SERTA KONTRIBUSINYA DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA TANJUNGPINAG RIDWAN Fakultas Ekonomi - Jurusan Akuntansi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, Juni 2014 ABSTRAKSI Kata Kunci: efektivitas, kontribusi, estimasi, BPHTB, PAD Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah. Penelitian ini dilakukan di Dinas Pendapatn Pengelolaan Keuangan dan Aset daerah Kota Tanjungpinang, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerimaan BPHTB, kontribusinya dalam meningkatkan penerimaan Pajak Daerah dan meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah serta untuk mengetahui estimasi realisasi BPHTB Kota Tanjungpinang dari bulan januari tahun 2014 sampai bulan desember tahun 2018. Dalam penelitian ini mengunakan metode dekritiptif dengan pendekatan kuantitatif dengan cara menghitung nilai efektivitas, kontribusi serta menghitung estimasi realisasi penerimaan BPHTB. Hasil penelitian menunjukkan Realisasi penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kota Tanjungpinang tahun 2011 sampai 2013 triwulan I sampai triwulan IV sudah sangat efektif. Kontribusi BPHTB dalam meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah tahun 2011 sampai 2013 masih tergolong kurang persentase kontribusi hanya sebesar 16%, 17% dan 14% , Kontribusi BPHTB Kota Tanjungpinang dalam meningkatkan penerimaan Pajak Daerah tahun 2011 sampai 2013 sudah cukup baik, persentase kontribusi masing-masing sebesar 31.8%, 36.24% dan 31%. Estimasi realisasi penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan untuk tahun 2014 sampai 2018 cenderung semakin meningkat, estimasi penerimaan BPHTB Kota Tanjungpinang tahun 2014 sebesar Rp. 20,610,081,992 tahun 2015 sebesar Rp.23,900,583,626, tahun 2016 sebesar Rp.27,146,930,752 tahun 2017 sebesar Rp.30,939,277,878 dan tahun 2018 sebesar Rp. 33,486,940,424. PENDAHULUAN Tujuan dari otonom daerah agar daerah dapat berkembang tidak bergantung kepada pemerintahaan pusat namun lebih kepada pengembangan kemampuan sendiri dalam mengurus dan mengatur pemerintahannya sendiri melalui sumber- sumber pendapatan yang ada. Pemerintah daerah yang memiliki sumber kekayaan alam yang besar menyambut otonom daerah dengan penuh harapan, sebaliknya daerah yang miskin sumber daya alamnya dengan sedikit rasa khawatir dan was- was. Pemerintah daerah juga harus menggali potensi untuk meningkatkan pendapatan asli daerah dalam memenuhi kebutuhan pembiyaan pemerintahan dan pembanguan. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan yang selanjutnya disebut BPHTB merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah yaitu pajak UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

Transcript of ANALISIS EFEKTIVITAS DAN ESTIMASI REALISASI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... ·...

  • 1

    ANALISIS EFEKTIVITAS DAN ESTIMASI REALISASI PENERIMAAN BEA

    PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN SERTA

    KONTRIBUSINYA DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

    KOTA TANJUNGPINAG

    RIDWAN

    Fakultas Ekonomi - Jurusan Akuntansi

    Universitas Maritim Raja Ali Haji

    Tanjungpinang, Juni 2014

    ABSTRAKSI

    Kata Kunci: efektivitas, kontribusi, estimasi, BPHTB, PAD

    Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) salah satu sumber

    Pendapatan Asli Daerah. Penelitian ini dilakukan di Dinas Pendapatn Pengelolaan

    Keuangan dan Aset daerah Kota Tanjungpinang, penelitian ini bertujuan untuk

    mengetahui efektivitas penerimaan BPHTB, kontribusinya dalam meningkatkan

    penerimaan Pajak Daerah dan meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah

    serta untuk mengetahui estimasi realisasi BPHTB Kota Tanjungpinang dari bulan

    januari tahun 2014 sampai bulan desember tahun 2018. Dalam penelitian ini

    mengunakan metode dekritiptif dengan pendekatan kuantitatif dengan cara

    menghitung nilai efektivitas, kontribusi serta menghitung estimasi realisasi

    penerimaan BPHTB. Hasil penelitian menunjukkan Realisasi penerimaan Bea

    Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kota Tanjungpinang tahun 2011 sampai

    2013 triwulan I sampai triwulan IV sudah sangat efektif. Kontribusi BPHTB

    dalam meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah tahun 2011 sampai

    2013 masih tergolong kurang persentase kontribusi hanya sebesar 16%, 17% dan

    14% , Kontribusi BPHTB Kota Tanjungpinang dalam meningkatkan penerimaan

    Pajak Daerah tahun 2011 sampai 2013 sudah cukup baik, persentase kontribusi

    masing-masing sebesar 31.8%, 36.24% dan 31%. Estimasi realisasi penerimaan

    Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan untuk tahun 2014 sampai 2018

    cenderung semakin meningkat, estimasi penerimaan BPHTB Kota Tanjungpinang

    tahun 2014 sebesar Rp. 20,610,081,992 tahun 2015 sebesar Rp.23,900,583,626,

    tahun 2016 sebesar Rp.27,146,930,752 tahun 2017 sebesar Rp.30,939,277,878

    dan tahun 2018 sebesar Rp. 33,486,940,424.

    PENDAHULUAN

    Tujuan dari otonom daerah agar daerah dapat berkembang tidak bergantung

    kepada pemerintahaan pusat namun lebih kepada pengembangan kemampuan

    sendiri dalam mengurus dan mengatur pemerintahannya sendiri melalui sumber-

    sumber pendapatan yang ada. Pemerintah daerah yang memiliki sumber kekayaan

    alam yang besar menyambut otonom daerah dengan penuh harapan, sebaliknya

    daerah yang miskin sumber daya alamnya dengan sedikit rasa khawatir dan was-

    was. Pemerintah daerah juga harus menggali potensi untuk meningkatkan

    pendapatan asli daerah dalam memenuhi kebutuhan pembiyaan pemerintahan dan

    pembanguan. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan yang selanjutnya

    disebut BPHTB merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah yaitu pajak

    UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

  • 2

    yang dikenakan atas Hak dan Perolehan atas Tanah dan Bangunan. Dengan

    adanya penerimaan Pajak Bea perolehan Hak atas tanah dan bangunan dari

    masyarakat akan meningkatkan pembangunan dan menunjang percepatan

    ekonomi, serta mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan. Sehingga

    kesejahteraan masyaratnya juga semakin baik.

    Tanjungpinang sebagai ibu kota provinsi Kepulauan Riau. Dengan

    perkembangan Kota Tanjungpinang maka pemerintah sebagai ujung tombak

    pelayanan masyarakat perlu melaksanakan penerimaan dan pemungutan pajak

    secara efektif. Dengan adanya pelaksanaan pemungutan Pajak atas Hak dan

    Perolehan atas Tanah dan Bangunan maka perlu adanya pelayanan yang dilakukan

    agar sumber pendapatan daerah melalui pendapatan Pajak Bea Perolehan Hak atas

    Tanah dan Bangunan lebih optimal.

    Penerimaan daerah paling besar bersumber dari pajak maka dari itu

    penerimaan dari sektor Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan haruslah

    bisa terlaksana dengan baik. Karena sistem perpajakan di Indonesia menganut self

    assessment system, maka pemerintah daerah bersifat pasif, namun harus proaktif

    memeberikan penyuluhan dan pengawasan pajak kepada masyarakat. Mengingat

    pentingnya sumbangan yang diberikan oleh penerimaan Bea Perolehan Hak atas

    Tanah dan Bangunan bagi pembiayaan pembangunan maka pemungutan Bea

    Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan harus dilakukan secara efektif, sehingga

    nanti bisa memberikan kontribusi yang besar terhadap penerimaan asli daerah.

    Semakin besar kontribusi output yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan atau

    sasaran yang ditentukan, makin semakin efektif proses kerja suatu unit organisasi

    (Mardiasmo, 2009, p. 132).

    Seiring dengan semangat otonomi daerah dan sesuai dengan Undang-

    Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang

    memberi wewenang pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan kepada

    pemerintah daerah jadi segala transaksi yang dilakukan akan langsung ditangani

    pemerintah setempat. dan merupakan kesempatan besar bagi daerah untuk

    meningkatkan penerimaan dari sektor Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

    Bangunan karena semua hasilnya akan dinikmati oleh pemerintah daerah itu

    sendiri. Dengan pengalihan ini diharapkan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

    Bangunan akan menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah yang potensial

    dan diharapkan juga dengan pengelolaan sendiri hasilnya akan lebih maksimal

    sehingga target yang telah ditentukan bisa tercapai bahkan bisa melebihi target itu

    sendiri. Selain itu pemerintah daerah harus bisa menentukan estimasi-estimasi

    penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan ditahun mendatang.

    Apalagi realisasi penerimaan Bera Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan susah

    diprediksi karena karena kita tidak tahu kapan wajib pajak akan melakukan

    transaksi dan perolehan BPHTB tergantung dari dari trnsaksi yang berjalan.

    Dari fakta yang diperoleh berdasarkan penjelasan pada latar belakang maka

    pembahasan permasalahan diatas dikaji lebih mendalam dengan judul:

    ”ANALISIS EFEKTIVITAS DAN ESTIMASI PENERIMAAN BEA

    PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN SERTA

    KONTRIBUSINYA DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN

    PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA TANJUNGPINANG.

    UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

  • 3

    Berdasarkan uraian yang melatarbelakangi penelitian ini, maka penulis

    merumuskan permasalahan sebagai berikut :Apakah penerimaan Bea Perolehan

    Hak atas Tanah dan Bangunan sudah efektif ? Apakah kontribusi penerimaan Bea

    Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dalam meningkatan penerimaan

    Pendapatan Asli Daerah sudah baik? Apakah kontribusi penerimaan Bea

    Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dalam meningkatan penerimaan Pajak

    Dearah sudah baik? Berapa jumlah estimasi realisasi penerimaan Bea Perolehan

    Hak atas Tanah dan Bangunan bulan Januari tahun 2014 s/d bulan Desember

    2018?. Tujuan dpenelitian inin adalah : Untuk mengetahui efektivitas penerimaan

    Bea Perolehan Hak atas tanah dan Bangunan di Kota Tanjungpinang. Untuk

    mengetahui Kontribusi penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

    dalam meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah di Kota

    Tanjungpinang. Untuk mengetahui Kontribusi penerimaan Bea Perolehan Hak

    atas Tanah dan Bangunan dalam meningkatkan penerimaan Pajak Daerah di Kota

    Tanjungpinang. Untuk mengetahui estimasi realisasi penerimaan Bea Perolehan

    Hak atas Tanah dan Bangunan bulan januari tahun 2014 sampai desember 2018.

    TINJAUAN LITERATUR Definisi Pajak

    Definisi pajak menurut Suparmono dan Damayanti (2010, p. 2) ”pajak

    adalah iuran tidak mendapat jasa timbal yang langsung dapat ditunjukkan dan

    digunakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran umum”. Menurut Prof. Dr.

    Rochmat Soemitro, SH dalam bukunya Mardiasmo (2011, p. 1) “Pajak adalah

    iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat

    dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra Prestasi) yang langsung

    dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.”

    Pengertian Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

    Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan atau yang disingkat dengan

    BPHTB, diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan di Indonesia yaitu

    dengan UU No. 28 Pasal 85 Tahun 2009 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah

    dan Bangunan. Dalam UU No. 28 Pasal 85 Tahun 2009, memberikan pengertian

    mengenai BPHTB, yaitu BPHTB adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak

    atas tanah dan atau bangunan, yang selanjutnya disebut pajak.

    Objek, Subjek dan Tarif Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Objek BPHTB adalah perolehan hak atas tanah dan atau bangunan yang

    meliputi pemindahan hak dan pemberian hak baru (Ilyas dan Suhartono, 2012,

    p.321). Dalam pasal 86 ayat (1) UU BPHTB menyebutkan bahwa subjek pajak

    Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah orang pribadi atau badan

    yang memperoleh Hak atas Tanah dan Bangunan.

    Besarnya BPHTB diukur dengan menilai terlebih dahulu besarnya Nilai

    Perolehan Objek Pajak (NPOP) dikurang dengan Nilai Perolehan Objek Pajak

    Tidak Kena Pajak (NPOPTKP), yang selanjutnya dikalikan dengan tarif BPHTB

    (Suparmono dan Damayanti, 2010, p.150) Dalam Pasal 88 UU No 28 Tahun 2009

    menyatakan bahwa tarif BPHTB merupakan tarif tunggal sebesar 5 %. Penentuan

    tarif tunggal ini dimaksudkan untuk kesederhanaan dan kemudahan perhitungan.

    Untuk menghitung besarnya Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak (NPOPKP)

    UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

  • 4

    adalah dengan cara mengurangkan NPOP dengan NPOPTKP. Dengan demikian

    untuk menghitung besarnya BPHTB terutang adalah :

    BPHTB terutang = Tarif x NPOPKP atau 5% x (NPOP – NPOPTKP).

    Saat terhutang dan tempat pembayaran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

    Bangunan

    Saat terutang terhadap perolehan hak atas tanah dan atau bangunan menurut

    Suparmono dan Damayanti (2010, p. 152) dibedakan atas dasar cara dimilikinya

    hak atas tanah dan bangunan jika hak atas tanah dan bangunan. Setiap wajib pajak

    mempunyai kewajiban membayar pajak yang terhutang dengan tidak

    mendasarkana pada adanya surat ketetapan pajak. Perlu diketahui bahwa pada

    dasarnya sistem pemungutan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah

    self assessment (Waluyo, 2009, p. 177).

    Pengertian Sektor Publik

    Dari sudut pandang ilmu ekonomi, sektor publik dapat dipahami sebagai

    suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan

    barang dan pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak publik

    (Mardiasmo, 2009, p. 27).

    Pengertian Efektivitas

    Efektivitas menunjukkan kesuksesan atau kegagalan dalam pencapaian

    tujuan sebuah kegiatan atau kebijakan dimana ukuran efektifitas merupakan

    refleksi output. Efektivitas terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan

    dengan hasil yang sesungguhnya dicapai. Efektivitas merupakan hubungan antara

    output dengan tujuan (Nordiawan dan Hertianti, 2010, p. 160).

    Pengertian kontribusi

    Kontribusi adalah keikutsertakan, keterlibatan, melibatkan diri maupun

    sumbangan”. Kontribusi yang dimaksud disini adalah sumbangan yang diberikan

    oleh Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dalam meningkatkan Pajak

    Daerah dan Pendapatan Asli Daerah di Kota Tanjungpinang.

    Pengertian Pendapatan Asli Daerah

    Menurut Halim (2007, p. 96) mengatakan bahwa “ Pendapatan Asli Daerah

    (PAD) merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi

    asli daerah yang terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan

    kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah”.

    Pengertian Pajak Daerah

    Pasal 1 ayat 10 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun

    2009 menyebutkan Pajak Daerah , yang selanjutynya disebut Pajak, adalah

    kontribusi wajib kepada Daerah yang teruntang oleh orang pribadi atau badan

    yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapat

    imbalan secara langsung dan digunakana untuk keperluan daerah bagi sebesar-

    besarnya kemakmuran rakyat.

    2.3.5. Estimasi Realisasi Penerimaan BPHTB

    Suatu organisasi perlu melakukan estimsi untuk menentukan target kinerja

    yang ingin dicapai pada periode mendatang (Mardiasmo, 2009, p. 136) dalam hal

    ini penulis melakukan estimasi realisasi penerimaan Bea Perolehan Hak atas

    UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

  • 5

    Tanah dan Bangunan bulan Januari tahun 2014 s/d Desember 2018 pada Dinas

    Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tanjungpinang.

    Penelitian Terdahulu

    Berikut ini disajikan tabel penelitian-penelitian terdahulu terkait dengan

    penelitian yang dilakukan penulis.

    Tabel 2.1

    Penelitian Terdahulu

    No Penelitian Tahun Judul Alat analisis Hasil

    1

    2

    3

    Fauzan dan

    Ardiayanto

    Pangemanan,

    Elim, dan

    Walandou

    Julastiana dan

    Suartana

    2012

    2013

    2012

    Analisis

    Akuntansi dan

    Efektivitas

    pemungutan Bea

    perolehan Hak

    atas Tanah dan

    Bangunan

    (BPHTB) dan

    kontribusinya

    terhadap

    pendapatan

    daerah diKota

    Semarang.

    Analisis

    Efektivitas dan

    Kontribusi Pajak

    BPHTB terhadap

    penerimaan Pajak

    Daerah Kota

    Manado.

    Analisis efesiensi

    dan efektivitas

    penerimaan

    Pendapatan Asli

    Daerah

    1. Analisis Efektivitas

    2. Analisis Kontribusi

    dan

    3. Analisis laju

    pertumbuha

    n ekonomi.

    1.analisis

    efektivitas

    2.analisis

    Kontribusi

    1.analisis

    efektivitas

    2.analisis

    Kontribusi

    Tingkat efektivitas

    penerimaan sudah

    efektif. Rata-rata

    kontribusi BPHTB

    terhadap pendapatan

    asli daerah sebesar

    26,247% berati

    sangat kurang atau

    masih rendah.

    Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa

    tingkat efektivias

    pajak BPHTB tahun

    2011 belum mencapai

    target sebab hanya

    mencapai 70,99%

    sedangkan tahun

    2012 sudah mencapai

    target dengan

    persentase 116,95%,

    kontribusi pajak

    BPHTB

    menunjukkan kreteria

    kontribusi yang

    cukup baik terhadap

    penerimaan pajak

    daerah. Tahun 2011

    persentase

    kontribusinya sebesar

    30,25% dan tahun

    2012 naik menjadi

    30,72%.

    Hasil analisis data

    menunjukkan, tingkat

    efisiensi penerimaan

    pajak dan retribusi

    daerah Klungkung

    UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

  • 6

    4

    Go, Sondakh,

    dan Wokas

    2013

    Kabupaten

    Klungkung. Hasil

    analisis data

    menunjukkan,

    tingkat efisiensi

    penerimaan pajak

    dan retri

    busi daerah

    Klungkung

    Tahun 2005-

    2011.

    Analisis

    Penerimaan

    Retribusi Parkir

    Kota Manado

    tahun 2008-2012

    1.Analisis

    efektivitas

    2.analsis trend

    Tahun 2005-2011

    tergolong efisien

    yaitu rata-rata sebesar

    70,97%. Tingkat

    efektivitas

    penerimaan pajak dan

    retribusi daerah tahu

    2005-2011 tergolong

    sangat efektif yaitu

    rata-rata 112,36 %.

    Hasil penelitian

    menunjukkan

    realisasi penerimaan

    retribusi parkir terus

    mengalami

    peningkatan mulai

    dari 61,20% pada

    tahun 2008 hingga

    mencapai 111,46%

    pada tahun 2012.

    Berdasarkan

    peramalan besarnya

    realisasi penerimaan

    retribusi parkir pada

    tahun 2016-2010,

    dapat disimpulkan

    bahwa realisasi

    penerimaan

    mengalami

    peningkatan.

    Model Penelitian

    Penelitian ini dimulai dari mengumpulkan data Realisasi dan target Bea

    Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan serta data realisasi Pendapatan Asli

    Daerah Kota Tanjungpinang tahun 2011-2013, kemudian dari data tersebut

    dianalisis untuk mengetahui efektivitas realisasi penerimaan Bea Perolehan Hak

    atas Tanah dan Bangunan dengan menbandingkan antara realisasi dengan target

    yang telah ditetapkan, begitu juga untuk mengetahui kontribusi Bea Perolehan

    Hak atas Tanah dan Bangunan dalam meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli

    Daerah dengan membandingkan realisasi penerimaan BPHTB dengan realisasi

    penerimaan PAD, sementara data realisasi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

    Bangunan di analisis untuk mengetahui estimasi realisasi Bea Perolehan Hak atas

    Tanah dan Bangunan tahun 2014-2018.

    UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

  • 7

    METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian

    Desain riset merupakan cetak biru pengumpulan, pengukuran dan analisis

    data (Cooper dan Scindler, 2006, p, 82) Penelitian analisis efektivitas dan estimasi

    penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan serta kontribusinya

    dalam meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang

    termasuk dalam bidang perpajakan yaitu tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah

    dan Bangunan dan bidang akuntansi sektor publik mengenai pendapatan asli

    daerah.

    Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian ini berlokasi di Dinas Pendapatan Pengelolaan

    Keuangan dan Aset Daerah Kota Tanjungpinang. Adapun alasan mengambil

    lokasi ini karena Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota

    Tanjungpinang memiliki tugas dalam penerimaan dan pemungutan mulai dari

    penghimpunan data objek dan subjek bea perolehan hak atas tanah dan bangunan

    sampai kegiatan penagihan kepada wajib pajak serta pengawasan penyetoran.

    Sumber Data

    Dalam Cooper dan Scindler (2006, p. 190) menyebutkan sumber data

    terbagi dua yaitu :

    a. Sumber Primer adalah karya riset asli b. Data Sekunder adalah interpestasi dari data primer

    Teknik dan Alat Pengumpulan Data

    a. observasi b. Wawancara c. Dokumentasi

    Teknik Analisa Data

    Mengumpulkan data mengenai Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

    Bangunan

    a. Mengumpulkan data target dan realisasi penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan bulan januari tahun 2011- bulan desember

    tahun 2013

    b. Mengumpulkan target dan realisasi penerimaan pendapatan asli daerah

    tahun 2011-2013.

    c. Menghitung tabel target dan realisasi penerimaan pendapatan asli daerah dan penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

    d. Menghitung nilai trend

    e. Menghitung indek musiman dengan metode ratio terhadap rata-rata bergerak.

    f. Menghitung nilai MAPE dan MAE g. Menghitung estimasi realisasi penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah

    dan Bangunan bulan januari tahun 2014 s/d bulan desember tahun 2018.

    Analisis efektivitas

    Analisis efektivitas ialah pengukuran yang mengambarkan kemampuan

    DPPKAD dalam merealisasikan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

    yang direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan

    UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

  • 8

    potensi rill daerah. Sesuai dengan Halim (2007, p. 234) Secara matematis,

    formula perhitungannya adalah sebagai berikut:

    𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 =𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐵𝑃𝐻𝑇𝐵

    𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝐵𝑃𝐻𝑇𝐵x100%

    Dengan asumsi sebagai berikut :

    Tabel 3.1

    Table Kriteria Efektivitas Keuangan Daerah

    Kemampuan Efektivitas Rasio

    Sangat efektif >100%

    Efektif 90-100%

    Cukup efektif 80-90%

    Kurang efektif 60-80%

    Tidak efektif

  • 9

    Y= Nilai estimasi

    T= Trend

    S= Seasonal (Musiman)

    Trend digunakan dalam mengestimasi indikator kinerja karena adanya

    pengaruh waktu dalam mencapai kinerja unit (Mardiasmo, 2009, p. 136) yang

    dirumuskan sebagai berikut : 𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑡 Varian musiman diukur dengan mengunakan angka indeks, yang disebut

    indeks musiman. Menurut (Atmaja, 2009, p. 44) Indeks musiman adalah angka-

    angka yang bervariasi dari suatu angka dasar sebesar 100%.

    mencari Mean Absolute Error (MAE) untuk mengetahui keakuratan peramalan

    dan mencari nilai Mean Absolute Percecentage Error (MAPE) untuk mengukur

    perbandingan rata-rata kesalahan estimasi dengan nilai aktual. Menurut (Baroroh,

    2013, p. 145) rumusnya sebagai berikut:

    MAE=1

    𝑛 ∣ 𝑒𝑡 ∣𝑛𝑡=1

    MAPE=1

    𝑛(

    ∣𝑒𝑡∣

    𝑌𝑡

    𝑛𝑖=1 )x100%

    Keterangan

    𝑒𝑡= selisih nilai asli dengan nilai data aktual 𝑌𝑡= nilai data aktual n= jumlah data observasi

    t= 1, 2, 3, 4, …(nilai pengamatan ke-t).

    ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Analisis Efektivitas

    Tabel 4.1.

    Realisasi Penerimaan BPHTB Kota Tanjungpinang

    Tiwulan I-IV Tahun 2011

    Sumber:DPPKAD Kota Tanjungpinang,diolah 2014 Data dari tabel 4.3 kemudian diolah dengan rumus efektivitas untuk mengetahui

    tingkat efektivitas penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kota

    Tanjungpinang Triwulan I- Triwulan IV 2011.

    Evektivitas sampai triwulan I = 1,477,551,100900,000,000

    𝑥100% =164%

    Evektivitas sampai triwulan II = 4,076,364,6202,400,000,000

    𝑥100% =170%

    Evektivitas sampai triwulan III = 6,792,427,4204,500,000,000

    𝑥100%= 151%

    Triwulan Target

    (Rp)

    Realisasi

    (Rp)

    I 900,000,000 1,477,551,100

    II 2,400,000,000 4,076,364,620

    III 4,500,000,000 6,792,427,420

    IV 6,000,000,000 10,783,313,210

    Jumlah 6,000,000,000 10,783,313,210

  • 10

    Evektivitas sampai triwulan IV = 10,783,313,2106,0000 ,000,000

    𝑥100%=180%

    Hasil perhitungannya dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

    Tabel 4.2

    Realisasi Penerimaan BPHTB Kota Tanjungpinang

    Triwulan I- Triwulan IV Tahun 2011

    Sampai

    Triwulan

    Target Realisasi Persentase Kreteria

    I 900,000,000 1,477,551,100 164% Sangat Efektif

    II 2,400,000,000 4,076,364,620 170% Sangat Efektif

    III 4,500,000,000 6,792,427,420 151% Sangat Efektif

    IV 6,000,000,000 10,783,313,210 180% Sangat Efektif

    Jumlah 6,000,000,000 10,783,313,210 180% Sangat Efektif Sumber : DPPKAD Kota Tanjungpinang(diolah,2014)

    Tabel 4.3

    Realisasi Penerimaan BPHTB Kota Tanjungpinang

    Triwulan I-IV Tahun 2012

    Sumber : DPPKAD Kota

    Tanjungpinang(diaolah, 2014)

    Data dari tabel 4.3 kemudian diolah dengan rumus efektivitas untuk

    mengetahui tingkat efektivitas penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

    Bangunan Kota Tanjungpinang Triwulan I s/d Triwulan IV 2012.

    Evektivitas Triwulan I = 2,414,690,7101,862,990,325

    𝑥100% = 130%

    Evektivitas Triwulan II = 6,360,940,6874,967,974,200

    𝑥100% =128%

    Evektivitas Triwulan III = 9,601,267,5319,314,951,625

    𝑥100% = 103%

    Evektivitas Triwulan IV = 14,749,925,27512,419,935,500

    𝑥100% =166%

    Hasil perhitungan efektivitas penerimaan BPHTB Kota Tanjungpinang triwulan I-

    triwulan IV tahun 2012 secara lengkap bisa dilihat dalam tabel berikut ini

    Tabel 4.4

    Realisasi Penerimaan BPHTB

    Kota Tanjungpinang Tahun 2012

    Sampai Triwulan Target Realisasi Persentase Kreteria

    I 1,862,990,325 2,414,690,710 130% Sangat Efektif

    Triwulan Target

    (Rp)

    Realisasi

    (Rp)

    I 1,862,990,325 2,414,690,710

    II 4,967,974,200 6,360,940,687

    III 9,314,951,615 9,601,267,531

    IV 12,419,935,500 14,749,925,275

    Jumlah 12,419,935,500 14,749,925,275

    UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

  • 11

    II 4,967,974,200 6,360,940,687 128% Sangat Efektif

    III 9,314,951,625 9,601,267,531 103% Sangat Efektif

    IV 12,419,935,500 14,749,925,275 180% Sangat Efektif

    Jumlah 12,419,935,500 14,749,925,275 180% Sangat Efektif Sumber : DPPKAD Kota Tanjungpinang(diolah,2014)

    Tabel 4.5

    Realisasi Penerimaan BPHTB Kota Tanjungpinang

    Triwulan I-IV Tahun 2013

    Sumber : DPPKAD Kota Tanjungpinang(diolah,2014) Data dari tabel 4.5 kemudian diolah dengan rumus efektivitas untuk

    mengetahui tingkat efektivitas penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

    Bangunan triwulan I – triwulan IV 2013.

    Evektivitas Triwulan I = 4,114,287,8661,938,000,000

    𝑥100% = 212%

    Evektivitas Triwulan II = 8,018,842,7515,168,000,000

    𝑥100% =155%

    Evektivitas Triwulan III = 12,610,200,2849,690,000,000

    𝑥100% =130%

    Evektivitas Triwulan IV = 16,742,466,07812,920,000,000

    𝑥100% =130%

    Hasil perhitungan efektivitas realisasi penerimaan Bea Perolehan Hak atas

    Tanah dan Banngunan Kota Tanjungpinang tahun 2013 disajikan pada tabel

    berikut ini.

    Tabel 4.6

    Realisasi Penerimaan BPHTB Kota Tanjungpinang

    Triwulan I-IV Tahun 2013

    Sampai Triwulan Target Realisasi Persentase Kreteria

    I 1,983,000,000 4,114,287,866 212% Sangat Efektif

    II 3,230,000,000 8,018,842,751 155% Sangat Efektif

    III 4,522,000,000 12,610,200,284 130% Sangat Efektif

    IV 3,230,000,000 16,742,466,078 130% Sangat Efektif

    Jumlah 12,419,935,500 16,742,466,078 130% Sangat Efektif Sumber: DPPKAD Kota Tanjungpinang (diolah,2014)

    Pengertian kontribusi

    Kontribusi yang dimaksud disini adalah sumbangan yang diberikan oleh Bea

    Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dalam meningkatkan Pajak Daerah dan

    Pendapatan Asli Daerah di Kota Tanjungpinang tahun 2011 sampai tahun 2013.

    Secara matematis, formula perhitungannya adalah sebagai berikut:

    Saampai Triwulan Target

    (Rp)

    Realisasi

    (Rp)

    I 1,983,000,000 4,114,287,866

    II 5,168,000,000 8,018,842,751

    III 9,690,000,000 12,610,200,284

    IV 12,920,000,000 16,742,466,078

    Jumlah 12,920,000,000 16,742,466,078

    UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

  • 12

    𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 =𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝐵𝑃𝑇𝐻𝐵

    𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝐷𝑎𝑒𝑟𝑎 x100%

    𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 =𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝐵𝑃𝐻𝑇𝐵

    𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑃𝐴𝐷x100%

    Tabel 4.7

    Realisasi Penerimaan PAD Kota Tanjungpinang

    Tahun 2011-2013

    Sumber : DPPKAD Kota Tanjungpinang(Diolah,2014)

    Tabel 4.7 Menunjukan realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kota

    Tanjungpinang tahun 2011 sampai 2013 dari tabel tersebut diolah dengan rumus

    diatas untuk mencari kontribusi BPHTB dalam meningkatkan Pendapatan Asli

    Daerah sebagai berikut:

    Kontribusi BPHTB2011= 10,783,313,21069,902,736,268𝑥100% =16%

    Kontribusi Pajak Daerah2011= 23,129,153,939

    69,902,736,268𝑥100% =33%

    Kontribusi Retribusi Derah2011= 5,044,019,674

    69,902,736,268𝑥100% =7%

    Kontribusi Hasil Pengelolaan Daerah2011= 13,379,054,255

    69,902,736,268𝑥100% =19%

    Kontribusi lain-lain PAD yang Sah2011= 17,567,195,19069,902,736,268𝑥100% =25%

    Dari gambar diatas bisa dilihat realisasi penerimaan Bea Peolehan Hak atas

    Tanah dan Bangunan dalam meningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota

    Tanjungpinang sebesar Rp.10,783,313,210 dengan pesentase kontribusi sebesar

    16%, berdasarkan kreteria kontribusi maka kontribusi BPHTB tergolong kurang.

    Kontribusi Pendapatan Asli Daerah terbesar didapat dari Pajak Daerah sebesar

    Rp.23,129,153,939 dan kontribusi yang lainnya didapat dari lain-lain pendapatan

    asli daerah yang sah yaitu sebesar Rp.17,567,195,190 dengan persentase tingkat

    konrtibusi sebesar 25%, dari Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

    sebesar 19% dan dari Retribusi Daerah sebesar 7%.

    Untuk mencari kontribusi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

    dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah tahun 2012 perhitungannya sebagai

    berikut:

    Kontribusi BPHTB2012=14,749,925,275

    85,481,728,412𝑥100% =17%

    Kontribusi Pajak Daerah2012=25,948,630,905

    85,481,728,412𝑥100% =30%

    Kontribusi Retribusi Derah2012=6,711,712,254

    85,481,728,412𝑥100% =8%

    PAD

    Tahun

    2011 2012 2013

    Pajak Daerah 33,912,467,149 40,698,556,180 53,788,042,922

    Retribusi Daerah 5,044,019,674 6,711,712,254 6,602,402,049

    Hasil Pengelolaan

    Kekayaan Daerah

    13,379,054,255 22,093,045,776 32,335,209,442

    Lain-lain PAD yang sah 17,567,195,190 15,978,414,202 24,999,843,570

    Total PAD 69,902,736,268 85,481,728,412 117,725,488,983

    UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

  • 13

    Kontribusi Hasil Pengelolaan Daerah2012=22,093,045,776

    85,481,728,412𝑥100% =26%

    Kontribusi lain-lain PAD yang Sah2012=15,978,414,202

    85,481,728,412𝑥100% = 19%

    atas Tanah dan Bangunan dalam peningkatan PAD Kota Tanjungpinang tahun

    2012, dari perhitunagn tersebut terlihat kontribusi BPHTB masih kurang

    persentasenya sebesar 17% namun jika dibandingkan dengan tahun 2011 ada

    peningkatan sebesar 1%. Dengan jumlah sumbangan sebesar Rp.14,749,925,275.

    Pada tahun 2012 kontribusi terbesar masih didapat dari penerimaan Pajak Daerah

    tingkat kontribusinya sebesar 30%, kemudian oleh penerimaan hasil pengelolaan

    kekyaan daerah yang sah tingkat kontribusi sebesar 26%, dari lain-lain pendapatan

    asli daerah yang sah sebesar 19% dan terakhir sumbangan didapat dari

    penerimaan Retribusi Daerah sebesar 8%.

    Untuk mencari kontribusi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

    Kota Tanjungpinang tahun 2013 dengan rumus kontribusi sebagai berikut:

    Kontribusi BPHTB2013=16,742,466,078

    117,725,488,983𝑥100% =14%

    Kontribusi Pajak Daerah2013=37,045,576,844

    117,725,488,983𝑥100% =31%

    Kontribusi Retribusi Derah2013=6,602,402,049

    117,725,488,983𝑥100% =6%

    Kontribusi Hasil Pengelolaan Daerah2013=32,335,209,442

    117,725,488,983𝑥100% =27%

    Kontribusi lain-lain PAD yang Sah2013=24,999,834,570

    117,725,488,983𝑥100% =21%

    Tabel 4.8

    Realisasi Penerimaan Pajak Daerah

    Kota Tanjungpinang Tahun 2011-2013

    Sumber: Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tanjungpinang

    Pajak Daerah Tahun

    2011 2012 2013

    Pajak Hotel 2,826,859,341 3,998,216,116 4,287,948,935

    Pajak Restoran 4,493,220,450 6,159,980,100 6,912,968,684

    Pajak Hiburan 1,671,381,159 1,825,536,346 1,850,290,671

    Pajak Reklame 2,266,017,834 1,860,175,760 2,009,036,699

    Pajak Penerangan Jalan 11,182,914,638 11,364,860,032 13,163,647,291

    Pajak Parkir 217,770,100 318,401,400 316,364,300

    Pajak Air Tanah - - 1,672,500

    Pajak Mineral dan Bukan batuan 463,223,037 421,311,151 289,047,479

    Pajak Bumi dan Bangunan

    -

    - 8,217,010,285

    Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

    Bangunan 10,783,313,210 14,749,925,275 16,742,466,078

    Jumlah 33,912,467,149 40,698,556,180 53,788,042,922

    UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

  • 14

    Tabel diatas menunjukan realisasi penerimaan Pajak Daerah tahun 2011

    sampai tahun 2013, dari data tersebut kemudian dengan mengunakan rumus

    kontribusi untuk mengetahui kontribusi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

    Bangunan dalam meningkatkan penerimaan Pajak Daerah Kota Tanjungpinang,

    perhitungannya sebagai berikut:

    Kontribusi Pajak Hotel2011=2,826,859,341

    33,912467 ,149𝑥100% =8.3%

    Kontribusi Pajak Restoran2011=4,493,220,450

    33,912467 ,149𝑥100% =13.2%

    Kontribusi Pajak Hiburan2011=1,671,381,159

    33,912467 ,149𝑥100% =4.9%

    Kontribusi Pajak Reklame2011=2,266,017,834

    33,912467 ,149𝑥100% =6.7%

    Kontribusi Pajak Penerangan Jalan2011=11,182,914,638

    33,912467 ,149𝑥100% =33%

    Kontribusi Pajak Parkir2011=217,770,100

    33,912467 ,149𝑥100% =0.6%

    Kontribusi Pajak Mineral dan bukan Batuan2011=463,223,037

    33,912467 ,149𝑥100% =1.4%

    Kontribusi Pajak BPHTB2011=10,783,313,210

    33,912467 ,149𝑥100% =31.8%

    Hasil perhitungan kontribusi BPHTB dalam meningkatan penerimaan Pajak

    Daerah Kota Tanjungpinang berdasarkan kreteria yang ditetapkan maka sudah

    cukup baik dengan tingkat persentase sebesar 31,8% dengan jumlah penerimaan

    sebesar Rp.10,783,313,210 dan merupakan sumbangan terbesar ke dua dari sektor

    penerimaan Pajak Daerah, penyumbanag terbesar pertama didapat dari Pajak

    Penerangan Jalan sebesar Rp.11,182,914,638 (33%), sementara Pajak Hotel, Pajak

    Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Parkir dan Pajak Mineral bukan Batuan

    kontribusinya masih dibawah 10% masing-masing sebagai berikut 8,3%, 4,9%,

    6,7%, 0,6%, 1,4% dan Pajak Restoran sebesar 13,2%.

    Perhitungan kontribusi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kota

    Tanjungpinang tahun 2012 sebagai berikut:

    Kontribusi Pajak Hotel2012=3,998,216,116

    40,698,556,180𝑥100% =9,82%

    Kontribusi Pajak Restoran2012=6,159,980,100

    40,698,556,180𝑥100% =15.14%

    Kontribusi Pajak Hiburan2012=1,825,536,346

    40,698,556,180𝑥100% =4.49%

    Kontribusi Pajak Reklame2012=1,860,175,760

    40,698,556,180𝑥100% =4.57%

    Kontribusi Pajak Penerangan Jalan2012=11,364,860,032

    40,698,556,180𝑥100% =27.92%

    Kontribusi Pajak Parkir2012=318,401,400

    40,698,556,180𝑥100% =0.78%

    Kontribusi Pajak Mineral dan bukan Batuan2012=421,311,151

    40,698,556,180𝑥100% =1%

    Kontribusi Pajak BPHTB2012=14,749,925,275

    40,698,556,180𝑥100% =36,24%

    Kemudian untuk mencari persentase kontribusi Bea Perolehan Hak atas

    Tanah dan Bangunan dalam meningkatkan penerimaan Pajak Daerah Kota

    Tanjungpinang pada tahun 2013 dengan mengunankan rumus kontribusi sebagai

    berikut:

    UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

  • 15

    Kontribusi Pajak Hotel2013=4,287,948,935

    117,725,488,983𝑥100% =7.97%

    Kontribusi Pajak Restoran2013=6,912,968,684

    117,725,488,983𝑥100% =12.85%

    Kontribusi Pajak Hiburan2013=1,850,290,671

    117,725,488,983𝑥100% =3.44%

    Kontribusi Pajak Reklame2013=2,009,036,699

    117,725,488,983𝑥100% =3.74%

    Kontribusi Pajak Penerangan Jalan2013=13,163,647,291

    117,725,488,983𝑥100% =24.47%

    Kontribusi Pajak Parkir2013=316,363,00

    117,725,488,983𝑥100% =0.59%

    Kontribusi Pajak Air Tanah2013=1,672,500

    117,725,488,983𝑥100% =0.003%

    Kontribusi Pajak Mineral dan bukan Batuan2013=289,047,479

    117,725,488,983𝑥100% =0.54%

    Kontribusi Pajak Bumi dan Bangunan2013=8,217,010,285

    117,725,488,983𝑥100% =15.28%

    Kontribusi Pajak BPHTB2013=16,742,466,078

    53,788,042,922𝑥100% =31%

    Dari perhitungan diatas bisa dilihat bahwa kontribusi penerimaan Bea

    Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dalam meningkatan penerimaan Pajak

    Daerah Kota Tanjungpinang cukup baik dengan persentase sebesar 31% dan

    merupakan penyumbang penerimaan terbesar bila dibandingkan dengan

    penerimaan Pajak Daerah lainnya dengan realisasi penerimaan sebesar

    Rp.16,742,466,078

    Estimasi Penerimaan BPHTB

    Dalam hal ini adalah melakukan pengamatan dan melakukan estimasi

    realisasi penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kota

    Tanjungpinang pada bulan januari tahun 2014 s/d bulan desember 2018. Langkah-

    langkahnya sebagai berikut:

    1. Mencari persamaan trend

    Tabel 4.9

    Realisasi Penerimaan BPHTB

    Kota Tanjungpinang Tahun 2011-2013

    Tahun 2011 2012 2013

    Januari 394,853,600 375,523,120 1,353,211,380

    Februari 453,406,800 1,088,715,390 1,000,469,450

    Maret 629,290,700 950,452,200 1,760,607,036

    April 743,531,400 1,340,319,560 1,032,424,738

    Mei 892,868,320 1,502,022,532 1,303,097,247

    Juni 962,413,800 1,103,907,885 1,569,032,900

    Juli 746,787,900 986,489,085 1,726,613,409

    Agustus 814,211,550 921,230,621 899,287,629

    September 1,155,063,350 1,332,607,138 1,965,456,495

  • 16

    Oktober 935,229,850 1,586,080,980 1,236,295,565

    November 1,261,013,640 1,678,421,400 956,187,411

    Desember 1,794,642,300 1,884,155,364 1,939,782,818

    Sumber : DPPKAD Kota Tanjungpinang (diolah,2014) Dari data diatas kemudian diolah dengan megunakan aplikasi SPSS 21 untuk

    mencari nilai a dan b. hasilnya sebagai berikut: Model Summary and Parameter Estimates

    Dependent Variable:realisasi

    Equation

    Model Summary Parameter Estimates

    R Square F df1 df2 Sig. Constant b1

    Linear .390 21.704 1 34 .000 694479875.917 25817461.156

    Hasil olahan dari SPSS 21 menghasilkan nilai a = 694,479,875 dan b= 25,817,461

    maka persamaan trendnya menjadi Y= 694,479,875 + 25,817,461t

    2. Mencari indek musiman

    Data dari tabel 4.11 kemudian diolah dengan metode ratio terhadap rata-rata

    bergerak, sebagai langkah awal, menbuat rata-rata bergerak 12 bulan terpusat,

    seperti ditunjukkan oleh tabel berikut ini.

    Tabel 4.10

    Rata-rata bergerak 12 bulan terpusat

    Realisasi BPHTB Kota Tanjungpinang

    Tahun 2011-2013

    Tahun Bulan Realisasi Rata2

    bergerak 12 bulan

    Rata2 bergerak 1

    bulan terpusat

    1 2 3 4 5

    201

    1

    Januari 394,853,600

    Februari 453,406,800

    Maret 629,290,700

    April 743,531,400

    Mei 892,868,320

    Juni 962,413,800 898,609,443

    Juli 746,787,900 896,998,569 897,804,006

    Agustus 814,211,550 943,274,285 920,136,427

    September 1,155,063,350 970,037,743 956,656,014

    Oktober 935,229,950 1,019,770,090 994,903,917

    November 1,261,013,640 1,070,532,941 1,045,151,516

    Desember 1,794,642,300 1,082,324,115 1,076,428,528

    201

    2

    Januari 375,523,120 1,102,299,214 1,092,311,664

    Februari 1,008,715,390 1,111,217,469 1,106,758,341

    Maret 950,452,200 1,126,012,785 1,118,615,127

    April 1,340,319,560 1,180,250,371 1,153,131,578

    Mei 1,502,022,532 1,215,034,351 1,197,642,361

    Juni 1,103,907,885 1,222,493,773 1,218,764,062

    UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

  • 17

    Juli 986,489,085 1,303,967,795 1,263,230,784

    Agustus 921,230,621 1,303,280,633 1,303,624,214

    September 1,332,607,138 1,370,793,536 1,337,037,084

    Oktober 1,586,080,980 1,345,135,634 1,357,964,585

    November 1,678,421,400 1,328,558,527 1,336,847,081

    Desember 1,884,155,364 1,367,318,945 1,347,938,736

    20

    13

    Januari 1,353,211,380 1,428,995,972 1,398,157,458

    Februari 1,000,469,450 1,427,167,389 1,428,081,681

    Maret 1,760,607,036 1,479,904,833 1,453,536,111

    April 1,032,424,738 1,450,756,048 1,465,330,440

    Mei 1,303,097,247 1,390,569,882 1,420,662,965

    Juni 1,569,032,900 1,395,205,504 1,392,887,693

    Juli 1,726,613,409

    Agustus 899,287,629

    September 1,965,456,459

    Oktober 1,236,295,565

    November 956,187,411

    Desember 1,939,782,818

    Sumber: Diolah (2014) Cara memperoleh nilai pada kolom 4 adalah sebagai berikut:

    898,609,443 =394,853,600+453,406,800+⋯+1,794,642,300

    12

    896,998,569 =453,406,800+629,290,700+⋯+375,523,120

    12 ( dan seterusnya)

    Cara memperoleh kolum 5 sebagai berikut:

    897,804,006 =898,609,443+896,998,569

    2

    920,136,427 =896,998,569+896,998,569

    2 ( dan seterusrnya)

    Langkah selanjutnya, data asli mulai dari juli 2011 sampai pada bulan juni 2013 di

    bagi dengan angka rata-rata bergerak 12 bulan terpusat, hasil dari pembagian

    tersebut dinyatakan dalam persentase.

    Tabel 4.11

    Hasil pembagian data asli dan rata-rata bergerak 12 bulan terpusat

    Bulan 2011 2012 2013 Rata-rata

    1 2 3 4 5

    Januari

    0.34 0.97 43.72

    Februari

    0.91 0.70 53.73

    Maret

    0.85 1.21 68.70

    April

    1.16 0.70 62.23

    Mei

    1.25 0.92 72.38

    Juni

    0.91 1.13 67.74

    Juli 0.83 0.78

    53.76

    Agustus 0.88 0.71

    53.05

    September 1.21 1.00

    73.47

    UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

  • 18

    Sumber : data diolah (2014)

    Karena jumlah rata-rata tidak sama dengan 1,200, maka perlu diadakan penyesuai,

    dimana masing-masing nilai dari bulan kebulan harus dikalikan dengan 1,200

    803.28.

    hasil dari penyesuai tersebut bisa dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 4.12

    Indek musiman

    Realisasi penerimaan BPHTB

    Kota Tanjungpinang

    Bulan Indek musiman

    Januari 65.31

    Februari 80.27

    Maret 102.63

    April 92.96

    Mei 108.13

    Juni 101.20

    Juli 80.31

    Agustus 79.25

    September 109.75

    Oktober 104.97

    November 122.60

    Desember 152.62

    Jumlah 1200.00 Sumber : data diolah (2014) Dilihat dari tabel indeks musiman diatas, indesk musiman terbesar pada

    tahun 2014-2018 akan terjadi pada bulan desember, November dan september

    dengan nilai indek musiman masing-masing sebesar 152,60 , 122,62 dan 109,75

    angka indeks musiman tersebut menunjukkan pada bulan-bulan tersebut akan

    terjadi kenaikan estimasi realisasi penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

    Bangunan di Kota Tanjungpinang.

    3. Menghitung nilai MAE dan MAPE

    Data realisasi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan kemudian

    diolah mengunakan rumus Yt= 694,479,876 + 25,817,461t x 𝑆𝑡

    100, untuk mencari

    nilai MAE dan MAPE untuk mengetahui keakuratan dalam estimasi dengan data

    aktual,

    Dari tabel 4.15 kemudian Dilolah dengan rumus MAE=1

    𝑛 ∣ 𝑒𝑡 ∣𝑛𝑡=1 dan MAPE =

    1

    𝑛 (

    ∣𝑒𝑡∣

    𝑌𝑡

    𝑛𝑖=1 ) x 100%, perhitungannya sebagai berikut:

    Oktober 0.94 1.17

    70.27

    November 1.21 1.26

    82.07

    Desember 1.67 1.40

    102.17

    Jumlah

    803.28

    UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

  • 19

    MAE=1

    𝑛 ∣ 𝑒𝑡 ∣𝑛𝑡=1 =

    7,383,848,530

    36= 205,106, 904.

    MAPE=1

    𝑛(

    ∣𝑒𝑡∣

    𝑌𝑡

    𝑛𝑖=1 )x100%=

    7,383,848,530

    42,195,704,663𝑥100% = 17%.

    Nilai MAPE sebesar 17% artinya setiap periode terjadi penyimpangan(selisih)

    nilai estimasi 17% dari nilai aktual. nilai MAE mengindikasikan bahwa setiap

    estimasi menyimpang perperiode sebesar Rp.205,106,904.

    4. Melakukan estimasi

    Berdasarkan analisis trend dan musiman dengan rumus Yt= 694,479,876 +

    25,817,461t x 𝑆𝑡

    100 bisa dilihat bahwa estimasi atau ramalan realisasi penerimaan

    Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan bulan januari tahun 2014 sampai

    bulan desember tahun 2018, dari perhitungan tersebut diperkirakan realisasi

    penerimaan pada tahun 2014 sebesar Rp.20,610,081,992 tahun 2015 sebesar

    Rp.23,900,583,626 tahun 2016 sebesar Rp.27,146,930,752 tahun 2017 sebesar

    Rp.30,393,277,877 dan tahun 2018 diperkirakan sebesar Rp.33,486,940,424

    rinciannya bisa dilihat pada tabel dibawah ini:

    Tabel 4.13

    Estimasi Realisasi penerimaan BPHTB

    Kota Tanjungpinang

    Bulan januari tahun 2014 sampai bulan desember 2018

    Estimasi

    Tahun

    Bulan Trend Indek

    Musiman

    Estimasi

    realisasi

    BPHTB 201

    4

    Januari 1,582,122,514 65.31 1,033,347,677

    Februari 1,604,478,171 80.27 1,287,910,582

    Maret 1,626,833,828 102.63 1,669,541,097

    April 1,649,189,485 92.96 1,533,142,625

    Mei 1,671,545,142 108.13 1,807,375,654

    Juni 1,693,900,799 101.20 1,714,155,561

    Juli 1,716,256,456 80.31 1,378,263,963

    Agustus 1,738,612,113 79.25 1,377,889,699

    September 1,760,967,770 109.75 1,932,728,552

    Oktober 1,783,323,427 104.97 1,871,944,845

    November 1,805,679,084 122.60 2,213,746,088

    Desember 1,828,034,741 152.62 2,790,035,649

    Jumlah

    1200.00 20,610,081,992

    20

    15

    Januari 1,959,535,473 65.31 1,279,851,219

    Februari 1,872,746,055 80.27 1,503,248,536

    Maret 1,895,101,712 102.63 1,944,851,489

    April 1,917,457,369 92.96 1,782,533,572

    Mei 1,939,813,026 108.13 2,097,443,107

    Juni 1,962,168,683 101.20 1,985,631,249

    Juli 1,984,524,340 80.31 1,593,700,273

    Agustus 2,006,879,997 79.25 1,590,498,107

    September 2,029,235,654 109.75 2,227,162,674

    Oktober 2,051,591,311 104.97 2,153,544,175

    November 2,073,946,968 122.60 2,542,640,068

    UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

  • 20

    Desember 2,096,302,625 152.62 3,199,479,158

    Jumlah

    1200.00 23,900,583,626

    20

    16

    Januari 2,269,345,006 65.31 1,482,200,252

    Februari 2,141,013,939 80.27 1,718,586,491

    Maret 2,163,369,596 102.63 2,220,161,880

    April 2,185,725,253 92.96 2,031,924,519

    Mei 2,208,080,910 108.13 2,387,510,561

    Juni 2,230,436,567 101.20 2,257,106,938

    Juli 2,252,792,224 80.31 1,809,136,582

    Agustus 2,275,147,881 79.25 1,803,106,515

    September 2,297,503,538 109.75 2,521,596,795

    Oktober 2,319,859,195 104.97 2,435,143,505

    November 2,342,214,852 122.60 2,871,534,047

    Desember 2,364,570,509 152.62 3,608,922,667

    Jumlah

    1200.00 27,146,930,752

    2017

    Januari 2,579,154,540 65.31 1,684,549,286

    Februari 2,409,281,823 80.27 1,933,924,445

    Maret 2,431,637,480 102.63 2,495,472,271

    April 2,453,993,137 92.96 2,281,315,466

    Mei 2,476,348,794 108.13 2,677,578,014

    Juni 2,498,704,451 101.20 2,528,582,626

    Juli 2,521,060,108 80.31 2,024,572,892

    Agustus 2,543,415,765 79.25 2,015,714,923

    September 2,565,771,422 109.75 2,816,030,917

    Oktober 2,588,127,079 104.97 2,716,742,835

    November 2,610,482,736 122.60 3,200,428,026

    Desember 2,632,838,393 152.62 4,018,366,177

    Jumlah

    1200.00 30,393,277,878

    20

    18

    Januari 2,655,194,050 65.31 1,734,213,740

    Februari 2,677,549,707 80.27 2,149,262,399

    Maret 2,699,905,364 102.63 2,770,782,662

    April 2,722,261,021 92.96 2,530,706,413

    Mei 2,744,616,678 108.13 2,967,645,467

    Juni 2,766,972,335 101.20 2,800,058,314

    Juli 2,789,327,992 80.31 2,240,009,202

    Agustus 2,811,683,649 79.25 2,228,323,331

    September 2,834,039,306 109.75 3,110,465,039

    Oktober 2,856,394,963 104.97 2,998,342,165

    November 2,878,750,620 122.60 3,529,322,005

    Desember 2,901,106,277 152.62 4,427,809,686

    Jumlah

    1200.00 33,486,940,424 Sumber: data diolah,2014

    Estimasi realisasi penerimaan BPHTB bulan januari tahun 2014 adalah

    sebagai berikut:

    1,033,347,667= 694,479,876 + (25,817,461x37) x 65.31

    100

    Untuk bulan februari tahun 2014 sebagai berikut :

    1,287,910,582= 694,479,876 + (25,817,461x38) x 80.27

    100 (dan seterusnya)

    UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

  • 21

    Dilihat dari tabel estimasi realisasi diatas, realisasi penerimaan Bea Perolehan Hak

    atas Bangunan Kota Tanjungpinang terbesar pada tahun 2014-2018 akan terjadi

    pada tiap-tiap bulan desember, November dan September. tersebut disebabkan

    selama ini realisasi penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan di

    Kota Tanjungpinang banyak diperoleh dari penerimaan jual beli.seperti kita

    ketahui bahwa setiap akhir tahun pihak pengembang atau develover selalu ingin

    mencapai target penjualan salah satunya adalah dengan memberikan diskon

    kepada pembeli, jika penjualannya meningkat maka penerimaan BPHTB juga

    meningkat, sementara kenaikan pada bulan September di sebabkan pada bulan

    tersebut merupakan batas akhir pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan yang

    terutang.

    Upaya-Uapaya Dalam Merealisasi Penerimaan BPHTB

    Penulis optimis estimasi realisasi penerimaan Bea Perolehan Hak atas

    Tanah dan Bangunan tahun 2014 sampai tahun 2018 bisa tercapai mengingat Kota

    Tanjungpinang sebagai Ibu Kota Provinsi KEPRI yang semakin tahun

    perkembangan semakin berkembang dan kebutuhan akan perumahan semakin

    menigkat hal tersebut bisa dilihat pengembang atau develover semakin banyak

    melakukan pengembangan perumahan terutama di kawasan Bintan Center dan

    sekitarnya salah satunya dikembangkan oleh Sinar Bodhi Cipta kemudian

    dengan Dompak dijadikan pusat pemerintahan Provinsi KEPRI para

    pengembangan sudah mulai membangun perumahan-perumahan kearah pusat

    pemerintahan baru tersebut salah satu dilakukan oleh Graphika Duta Arya. Untuk

    merealisasikan estimasi tersebut adapun upaya-upaya yang bisa dilakukan antara

    lain sebagai berikut :

    1. Berdasarkan perhitungan estimasi realisasi penerimaan BPHTB tiap tahun semakin meningkat maka terus tetap melakukan kerja sama antara pihak-

    pihak terkait yang dalam hal ini adalah Dinas Pendapatan Pengelolaan

    Keuangan dan Aset Daerah, Notaris/Pejabat Pembuat Akta Tanah dan

    Badan Pertanahan Nasional untuk mensosialisasikan kepada masyarakat

    serta peran sertanya dalam pembayaran BPTHB.

    2. Terus meningkatkan kompetisi dan sumber daya aparatur dengan memberikan pelatihan dan diklat supaya ketika berhadapan dengan wajib

    pajak aparaturnya telah benar-benar paham dan mengerti sehingga proses

    penginputan dan pembayaran bisa berjalan dengan lancar dengan tidak

    menimbulkan saling curiga mencurigai.

    3. Terus melakukan inovasi guna memberikan kemudahan dan pelayanan kepada wajib pajak guna meningkatkan kesadaran wajib pajak dalam

    membayar pajak harapanya dengan adanya kesadaran dan pemahaman

    sehingga tidak ada keberatan dalam melunasi Pajak yang terhutang dari

    Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan tersebut.

    4. Terus melakukan sosialisasi-sosilalisasi tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan agar masyarakat yang belum mengerti dan

    memahami bisa tahu dan paham sehingga pada saat terjadinya Perolehan

    Hak atas Tanah dan Bangunan tidak ada rasa keberatan ataupun ingin

    mengurangi jumlah yang dilaporkan dengan jumlah yang sebenarnya.

    UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

  • 22

    5. Khusus pada bulan September, November dan desember untuk memberikan pelayanan yang lebih, menyiapkan sarana dan prasarana

    guna menyikapi lonjakan wajib pajak baik dalam melakukan input data

    maupun dalam melakukan pelunasan pajak terutang karena pada bulan-

    bulan tersebut akan terjadi kenaikan penerimaan.

    KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan analisis data realisasi penerimaan Bea Perolehan Hak atas

    Tanah dan Bangunan Kota Tanjungpinang diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

    1. Analisis Efektivitas

    Realisasi penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kota

    Tanjungpinang tahun 2011 triwulan I sampai triwulan IV sudah sangat efektif,

    begitu juga pada triwulan I, II, III dan IV tahun 2012 realisasi penerimaan Bea

    Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan sudah sangat efektif pada, dan pada

    tahun 2013 dari triwulan I sampai triwulan IV sudah sangat efektif.

    2. Analisis Kontribusi BPHTB dam meningkatkan penerimaan PAD

    Kontribusi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dalam

    meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah tahun 2011 masih tergolong

    kurang, Tahun 2012 kontribusi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

    dalam meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah juga masih kurang

    begitu juga pada tahun 2013 Kontribusi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

    Bangunan dalam meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah masih

    tergolong kurang.

    3. Analisis Kontribusi BPHTB dalam meningkatkan penerimaan Pajak Daerah

    Kontribusi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kota Tanjungpinang

    dalam meningkatkan penerimaan Pajak Daerah tahun 2011 sampai 2013 sudah

    cukup baik

    4. Estimasi realisasi penerimaan BPHTB

    Berdasarkan analisis trend dan musiman yaitu melakukan Estimasi realisasi

    penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan untuk tahun 2014

    sampai 2018 cenderung semakin meningkat diperkirakan untuk tahun 2014-2018

    realisasi penerimaan masing-masing tahun 2014 sebesar Rp.20,610,081,992

    rinciannya Januari Rp.1,033,347,677, Februari Rp.1,287,910,582, Maret

    Rp.1,669,541,097, April Rp.1,533,142,625, Mei Rp.1,807,375,654, Juni

    Rp.1,714,155,561, Juli Rp.1,378,263,963, Agustus Rp.1,377,889,699, September

    Rp.1,932,728,552, Oktober Rp.1,871,944,845, November Rp.2,213,746,088,

    Desember Rp.2,790,035,649. tahun 2015 sebesar Rp.22,508,153,370 rincianya

    Januari Rp.1,279,851,218, Februari Rp.1,503,248,536, Maret Rp.1,944,851,488,

    April Rp.1,782,533,571, Mei Rp.2,097,443,107, Juni Rp.1,985,631,249, Juli

    Rp.1,593,700,272, Agustus Rp.1,590,498,106, September Rp.2,227,162,673,

    Oktober Rp.1,53,544,174, November Rp.2,542,640,067, Desember

    Rp.3,199,479,157. Tahun 2016 Rp.27,146,930,752 rinciannya Januari Rp.

    1,482,200,252, Februari Rp.1,718,586,490, Maret Rp.2,220,161,879, April

    Rp.2,031,924,519, Mei Rp.2,387,510,560, Juni Rp.2,257,106,937, Juli

    Rp.1,809,136,582, Agustus Rp.1,803,106,515, September Rp.2,521,596,795,

    Oktober Rp.2,435,143,505, November Rp2,871,534,046, dan Desember

    UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

  • 23

    Rp.3,608,922, . Tahun 2017 sebesar Rp.30,393,277,877 rincianya bulan Januari

    Rp.1,684,549,287, Februari Rp.1,933,924,444, Maret Rp.2,495,472,270, April

    Rp.2,281,315,466, Mei Rp2,677,578,013, Juni Rp.2,528,582,626, Juli

    Rp.2,024,572,891, Agustus Rp.2,015,714,923, September Rp.2,816,030,917,

    Oktober Rp.2,716,742,835 November Rp.3,200,428,025 dan Desember

    Rp.4,018,366,176. Tahun 2018 sebesar Rp.33,486,940,424 rincianya bulan

    Januari Rp.1,734,213,740, Februari Rp.2,149,262,399, Maret Rp.2,770,782,662,

    April Rp.2,530,706,413, Mei Rp2,967,645,467, Juni Rp.2,800,058,314, Juli

    Rp.2,240,009,202, Agustus Rp.2,228,323,331, September Rp.3,110,465,039,

    Oktober Rp.2,998,342,165 November Rp.3,529,322,005 dan Desember

    Rp.4,427,809,686.

    Saran

    Dari kesimpulan tersebut maka dalam rangka meningkatkan penerimaan Bea

    Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan disaran kan hal-hal sebagai berikut:

    1.Berdasarkan perhitungan efektivitas yang membandingkan antara realisasi

    penerimaan dan target yang telah ditetapkan sudah sangat efektif

    diharapkan DPPKAD terus meningkatkan kompetisi dan sumber daya

    aparatur dan terus melakukan inovasi guna memberikan kemudahan dan

    pelayanan kepada wajib pajak guna meningkatkan kesadaran wajib pajak

    dalam membayar pajak.

    2.Berdasarkan perhitungan kontribusi yang membandingkan antara

    reaalisasi penerimaan BPHTB dengan realisasi penerimaan PAD maka

    masih perlu ditingkatkan dengan cara terus memberikan pemahaman dan

    pelayanan kepada wajib pajak sehingga kontribusi Bea Perolehan Hak atas

    Tanah dan Bangunan semakin meningkat.

    3. Berdasarkan perhitungan kontribusi yang membandingkan antara

    reaalisasi penerimaan BPHTB dengan realisasi penerimaan Pajak Daerah

    maka pemerintah daerah melalui Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan

    dan Aset daerah Kota Tanjungpinang agar bisa memberikan dampak nyata

    dari kontribusi tersebut. Dengan menambah, menyempurnakan sarana dan

    prasarana agar memberikan kemudahan, kenyamanan dan kebanggaan

    kepada wajib pajak dalam membayar pajak.

    4.Berdasarkan perhitungan estimasi realisasi penerimaan BPHTB tiap tahun

    semakin meningkat maka terus tetap melakukan kerja sama antara pihak-

    pihak terkait yang dalam hal ini adalah Dinas Pendapatan Pengelolaan

    Keuangan dan Aset Daerah, Notaris/Pejabat Pembuat Akta Tanah dan

    Badan Pertanahan Nasional untuk mensosialisasikan kepada masyarakat

    serta peran sertanya dalam pembayaran BPTHB.

    5. Bagi peneliti selanjutnya supaya dapat melakukan penelitian lebih

    mendalam lagi tentang BPHTB serta dengan lingkup yang lebih luas

    seperti lingkup kabupaten dan kota seProvinsi Kepulaun Riau.

    DAFTAR PUSTAKA Ardianto. (2007). Kamus Standar Akuntansi. Jakarta: Citra Harta Prima.

    UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

  • 24

    Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

    Atmaja, L. S. (2009). Statistika. Yogyakarta: Andi.

    Baroroh, A. (2013). Analisis Multivariat dan Time Series. Jakarta: Elex Media

    Komputindo.

    Cooper, D. R., dan Scindler, P. S. (2006). Metode Riset Bisnis. New York: Media

    Global Edukasi.

    (2006). Metode Riset Bisnis volume 1. New York: Media Global Edukasi.

    Fauzan, M., dan Ardiyanto, M. D. (2012). Akuntansi dan Efektivitas Pemungutan

    Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan

    kontribusinya terhadap Pendapatan Daerah di Kota Semarang periode

    Tahun 2008-2011. Diponogoro Journal of Accounting , Volume 1, Nomor

    2.

    Go, E. R., Sondakh, J., dan Wokas, H. (2013). Analisis Penerimaan Retribusi

    Parkir Kota Manado Tahun 2008-2012. Jurnal Riset Akuntansi Going

    Concern FEB UNSARAT , Vol 8, No 3.

    Halim, A. (2007). Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat.

    Ilyas, W. B., dan Suhartono, R. (2012). Perpajakan. Jakarta: Mitra Wacana

    Media.

    Indriantoro, N., dan Supomo, B. (2002). Metodelogi Penelitian Bisnis. BPFE:

    Yogyakarta.

    Julastiana, Y., dan Suartana, I. W. (2012). Analisisi Efisiensi dan Efektivitas

    Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Klungkung. Fakultas

    Ekonomi Universitas Udayana, Bali .

    Kastawan, dan Harmein. (Penterjemaah). (2007). Statistik. Jakarta: Erlangga.

    Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik. Jogjakarta: Andi.

    (2011). Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: Andi.

    Nordiawan, D., dan Hertianti, A. (2010). Akuntansi Sektor Publik. Jakarta:

    Salemba Empat.

    Pangemanan, H. R., Elim, I., dan Walandouw, S. K. (2013). Analisis Efektivitas

    dan Kontribusi Pajak BPHTB terhadap Penerimaan Pajak Daerah. Jurnal

    Riset Akuntansi Going Concern FEB UNSRAT , Vol 8, No 3.

    Pudyatmoko, Y. S. (2009). Pengantar Hukum Pajak. Jakarta: Andi.

    Peraturan daerah Kota Tanjungpinang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pajak

    Daerah. Tanjungpinang.

    UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

  • 25

    Peraturan WaliKota Tanjungpinang Nomor 50 Tahun 2012 tentang Uraian Tugas

    dan Fungsi Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Pengelolaan

    Keuangan dan Aset Daerah.

    Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak dan

    Retribusi Daerah. Jakarta.

    Sekaran, U. (2007). Research Methods For Business. Jakarta: Salemba Empat.

    Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan D dan R .

    Bandung: Alfabeta.

    Suliyanto. (2009). Metode Riset Bisnis. Jogjakarta: Andi.

    Suparmono, dan Damayanti, T. W. (2010). Perpajakan Indonesia. Yogyakarta:

    Andi Offset.

    Waluyo. (2009). Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

    UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI