analisis dupont.docx

17
LAPORAN KEUANGAN SISTEM DU PONT Posted by: Maafkan Aku Bila Mencintamu.. on: 1 Oktober 2011 In: ALK Tinggalkan sebuah Komentar Pengertian Laporan Keuangan Dalam upaya untuk membuat keputusan yang rasional, pihak ekstern perusahaan maupun pihak intern perusahaan seharusnya menggunakan suatu alat yang mampu menganalisis laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan yang bersangkutan. Di bawah ini merupakan pengertian laporan keuangan dari beberapa ahli, antara lain : Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, dalam buku Analisis Laporan Keuangan (2002:63), Laporan Keuangan adalah laporan yang diharapkan bisa memberi informasi mengenai perusahaan, dan digabungkan dengan informasi yang lain, seperti industri, kondisi ekonomi, bisa memberikan gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan risiko perusahaan. Dalam Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Laporan Keuangan adalah : “Laporan yang menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya”. (IAI, 2002 : par 47) Menurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:105), laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Laporan Keuangan adalah : 1. Merupakan produk akuntansi yang penting dan dapat digunakan untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi bagi pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. 2. Merupakan potret perusahaan, yaitu dapat menggambarkan kinerja keuangan maupun kinerja manajemen perusahaan, apakah

Transcript of analisis dupont.docx

LAPORAN KEUANGAN SISTEM DUPONTPosted by: Maafkan Aku Bila Mencintamu.. on: 1 Oktober 2011 In: ALK Tinggalkan sebuah KomentarPengertian Laporan KeuanganDalam upaya untuk membuat keputusan yang rasional, pihak ekstern perusahaan maupun pihak intern perusahaan seharusnya menggunakan suatu alat yang mampu menganalisis laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan yang bersangkutan. Di bawah ini merupakan pengertian laporan keuangan dari beberapa ahli, antara lain :Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, dalam buku Analisis Laporan Keuangan (2002:63), Laporan Keuangan adalah laporan yang diharapkan bisa memberi informasi mengenai perusahaan, dan digabungkan dengan informasi yang lain, seperti industri, kondisi ekonomi, bisa memberikan gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan risiko perusahaan.Dalam Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Laporan Keuangan adalah :Laporan yang menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya. (IAI, 2002 : par 47)Menurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:105), laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Laporan Keuangan adalah :1. Merupakan produk akuntansi yang penting dan dapat digunakan untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi bagi pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.2. Merupakan potret perusahaan, yaitu dapat menggambarkan kinerja keuangan maupun kinerja manajemen perusahaan, apakah dalam kondisi yang baik atau tidak.3. Merupakan rangkaian aktivitas ekonomi perusahaan yang diklasifikasikan, pada periode tertentu.4. Merupakan ringkasan dari suatu proses transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama periode yang bersangkutan.Macam Macam Laporan KeuanganAnalisis laporan keuangan melibatkan penggunaan berbagai macam laporan keuangan yang terdiri atas bagian tertentu mengenai suatu informasi yang penting. Sebenarnya laporan keuangan banyak macamnya, namun yang akan penulis bahas di sini hanyalah laporan keuangan yang pokok saja, yaitu neraca dan laporan rugi laba.1 Laporan NeracaMenurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, dalam buku Analisis Laporan Keuangan (2002:63), Neraca adalah laporan yang meringkas posisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Neraca menampilkan sumber daya ekonomis (asset), kewajiban ekonomis (hutang), modal saham, dan hubungan antar item tersebut.Menurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:107), Laporan Neraca, yang disebut juga dengan laporan posisi keuangan perusahaan, adalah laporan yang menggambarkan posisi aktiva, kewajiban dan modal pada saat tertentu.Neraca itu sendiri mempunyai elemen-elemen antara lain sebagai berikut :1. Aktiva (Assets, Harta)Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Aktiva biasanya terdiri dari :1. Aktiva LancarMeliputi kas dan aktiva lain yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan dengan uang tunai. Aktiva lancar disajikan di neraca berdasarkan urutan likuiditasnya, dimulai dari akun yang paling likuid. Yang termasuk dalam aktiva lancar, yaitu kas, surat berharga, piutang usaha, persediaan barang dagangan, dan lainnya.2. Aktiva TetapMerupakan aktiva tetap perusahaan yang secara fisik tidak dapat dinyatakan dan biasanya memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi mengenai manfaatnya dimasa yang akan dating. Aktiva tetap antara lain : peralatan, mesin, bangungan, dan lainnya.3. Aktiva Lain-LainPos-pos yang tidak dapat secara layak digolongkan ke dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap perusahaan, antara lain : hak paten, nama baik ( goodwill ), dan lainnya.4. Hutang ( Liabilities )Hutang adalah kewajiban-kewajiban yang harus dilunasi oleh suatu perusahaan. Hutang biasanya terbagi menjadi :a. Hutang Lancaradalah kewajiban-kewajiban yang harus segera dilunasi oleh perusahaan dengan penggunaan aktiva lancar atau dengan pembentukan kewajiban lancar lainnya dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun. Yang termasuk hutang lancar adalah hutang dagang, hutang gaji, hutang biaya, serta hutang lancar lainnya.b. Hutang Jangka PanjangAdalah kewajiban-kewajiban yang tidak diharapkan untuk segera dilunasi dalam siklus operasi normal perusahaan, tetapi pengembaliannya dilakukan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Yang termasuk hutang jangka panjang adalah hutang hipotek, hutang obligasi, dan hutang jangka panjang lainnya.5. ModalModal pada hakikatnya adalah hak pemilik perusahaan atas kekayaan perusahaan. Yang termasuk elemen dalam modal antara lain modal saham, laba ditahan, dan elemen modal lainnya.Bentuk Penyajian NeracaMenurut Sofyan S.Harahap (2006:112), dalam menyajikan neraca dapat dibagi dalam tiga bentuk sebagai:1. Bentuk Neraca Staffel atau Report FormNeraca ini dilaporkan satu halaman vertical. Disebelah atas dicantumkan total aktiva dan dibawahnya disajikan pos kewajiban dan pos modal.2. Bentuk Neraca Skontro atau Account FormDisini aktiva disajikan di sebelah kiri ( di Inggris, di kanan) dan kewajiban serta modal ditempatkan disebelah kanan, sehingga penyajiannya sebelah menyebelah.3. Bentuk Yang menyajikan posisi Keuangan (Financial Position form)Dalam bentuk ini, posisi keuangan tidak dilaporkan sepeti dalam bentuk sebelumnya yang berpedoman pada persamaan akuntansi.Dalam bentuk ini, pertama-tama dicantumkan aktiva lancar dikurangi hutang lancar, dan hasil pengurangannya diketahui sebagai modal kerja. Modal kerja ditambah aktiva tetap dan aktiva lainnya, kemudian dikurangi hutang jangka panjang maka akan diperoleh modal pemilik.Laporan Laba RugiMenurut A.J. Keown, dkk, dalam buku Dasar-dasar Manajemen Keuangan, yang diterjemahkan oleh Chaerul D. Djakman (2004:80), laporan rugi laba adalah laporan utnuk periode tertentu yang terdiri atas penerimaan bersih dikurangi beban periode itu.Menurut Sofyan S.Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:73), Laba rugi menggambarkan hasil yang diperoleh atau diterima oleh perusahan selama satu periode tertentu, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut. Hasil dikurangi biaya-biaya merupakan laba atau rugi. Kalau hasil lebih besar dari biaya berarti laba,sebaliknya, kalau hasil lebih kecil dari biaya-biaya, berarti rugi.Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, dalam buku Analisa Laporan Keuangan (2002:56), Laporan LabaRugi adalah lebih meringkaskan hasil dari kegiatan perusahaan selama periode akuntansi tertentu.Laporan Laba/Rugi sendiri punya elemen-elemen antara lain sebagai berikut :1. PendapatanAdalah aliran masuk atau kenaikan aktiva suatu perusahan atau penyelesaian kewajiban (kompensasi keduanya) selama periode tertentu, yang timbul dari penjualan barang-barang, penyerahan jasa, dan elemen pendapatan lainnya.2. BiayaAdalah kenaikan dalam ekuitas atau penggunaan selama periode tertentu yang timbuln dari penjualan barang, penyerahan jas, dan lainnya.3. KeuntunganAdalah kenaikan dalam aktiva bersih yang timbul dari transaksi-transaksi atau kejadian lain dank arena kondisi-kondisi yang mempengaruhi aktiva bersih.4. KerugianAdalah penurunan dari aktiva bersih yang timbul dari trnsaksi-transaksi atau kegiatan lain dan kondisi yang mempengaruhi aktiva bersih.Kelemahan Laporan KeuanganMenurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis atas Laporan Keuangan (2006:17), kelemahan laporan keuangan diantaranya sebagai berikut :1. Laporan Keuangan bersifat Historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat, bukan masa kini2. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan3. Laporan keuangan bersifat konservatif dalm menghadapi ketidakpastian4. Laporan Keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa/ transaksi daripada bentuk hukumnya (Formalitas)5. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai laporan keuangan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan6. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan, umumnya diabaikan.Pengertian Analisis Laporan KeuanganAnalisis keuangan adalah usaha untuk menemukan kelemahan kinerja keuangan yang dapat menimbulkan masalah dimasa yang akan datang dan untuk menentukan kekuatan kinerja keuangan yang dapat diandalkan. Peralatan analisis yang digunakan untuk menemukan kelemahan dan kekuatan tersebut adalah laporan keuangan yang mencakup neraca, laporan laba rugi, aliran kas serta laporan sumber dan penggunaan dana (Martin, 2002:481).Analisis keuangan melibatkan penggunaan berbagai laporan keuangan, yaitu (1) Neraca merupakan ringkasan aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada satu titik tertentu, biasanya pada akhir tahun. (2) Laporan Laba Rugi terditi dari penghasilan dan biata perusahaan pada periode waktu tertentu, biasanya untuk satu tahun takwim. Dari kedua laporan tersebut, beberapa laporan turunan dapat dihasilkan seperti laporan laba ditahan, laporan sumber dan penggunaan dana dan laporan arus kas (Van Horne and Wachowichz, 2004:128).Laporan Keuangan yang pengertiannya dapat dilihat pada keterangan sebelumnya dapat dianalisis melalui banyak cara. Sebelum melangkah lebih jauh, analisis laporan keuangan dapat didefinisikan bermacam-macam. Menurut Sofyan S.Harahap (2006:189), analisis laporan keuangan terbagi menjadi dua yaitu, analisis dan laporan keuangan. Kata analisis adalah memecahkan atau menguraikan suatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaaan pada ssat tertentu atau jangka waktu tertentu.Sehingga dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan maenjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mmpunyai makna antar satu dengan yang lain antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan putusan yang tetap.Tujuan dan Macam-macam Analisis Laporan KeuanganMenurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:18), salah satu tugas penting setelah akhir tahun adalah menganalisa laporan keuangan perusahan. Analisa ini didasarkan pada laporan keuangan yang sudah disusun. Tujuan analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut:1. ScreeningAnalisa dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi perusahaan dari laporan keuangan taanpa pergi langsung ke lapangan.2. UnderstandingMemahami perusahan, kondisi keuangan dan hasil usahanya3. ForecastingAnalisa dilakukan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan dimas yang akan datang4. DiagnosisAnalisa dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi, baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah-masalah lain dalam perusahaan.5. EvaluationAnalisa dilakukan utnuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola perusahaanDisamping tujuan tersebut di atas, analisa laporan keuangan juga dapat digunakan untuk menilai kewajaran laporan keuangan yang disajikan.Dengan melakukan analisa laporan keuangan, maka informasi yang dibaca dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih dalam. Hubungan satu pos dengan pos lainnya akan dapat menjadi indicator-indikator tentang posisi dan prestasi keuangan perusahaan, serta menunjukan kebenaran penyusunsan laporan keuangan.Analisa laporan keuangan dibagi oleh banyak ahli berbagai macam bentuk. Diantaranya mengemukakan beberapa tehnik analisis sebagai berikut :1. Cross Sectional Tehnique1.1 Common Size Statement (Laporan bentuk awam)1.2 Analisa rasio1. Time series Tehnique2. Trend Statement2.2 Analisa Laporan Keuangan2.3 Ukuran Variabilitas1. Gabungan Laporan Keuangan dengan Non Keuangan3.1 Informasi Pasar Produk3.2 Informasi Pasar ModalKelemahan Analisis Laporan KeuanganSeperti semua yang ada di dunia, karena tidak ada yang sempurna, analisis laporan keuangan pun demikian. Analisa laporan keuangan mempunyai beberapa kelemahan yang akan dijelaskan lebih lanjut oleh beberapa ahli.Menurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:152), ada beberapa kelemahan analisa laporan keuangan, diantaranya sebagai beriktu :1. Analisa laporan keuangan didasarkan pada laporan keuangan. Oleh karena itu, kelemahan laporan keuangan harus selalu diingat, agar kesimpulan dari analisa yang dilakukan itu tidak salah.2. Objek analisa laporan keuangan hanya laporan keuangan.3. Objek analisa laporan keuangan adalah data histories yang menggambarkan masa lalu dan kondisi ini bias berbeda dengan kondisi atau keadaan masa depan.4. Laporan keuangan hasil konsolidasi atau hasil konversi mata uang asing perlu mendapat perhatian tersendiri, karena perbedaan bias saja timbul karena masalah kurs konversi atau metode konsolidasi.5. Kelemahan analisa laporan keuanganTehnik analisa rasio merupakan sebagian dari konsep analisa laporan keuangan. Tehnik analisa rasio memiliki kelemahan sebagai berikut :1. Rasio diambil dari data akuntansi yang juga memiliki sifat tersendiri yang harus diketahui, dan memerlukan tafsiran tersendiri. Dan Bukan tidak mungkin data akuntansi itu sendiri mengandung data manipulasi atau kesalahan lainnya. Perbedaan yang sama-sama boleh dalam akuntansi misalnya perbedaan metode penyusutan akan memberikan data keuangan yang berbeda, penilaian persediaan, periode akuntansi, dan lain-lain.2. Dalam menilai suatu rasio baik atau buruk, analisis harus hati-hati. Turn Over yang tinggi belum tentu baik. Mungkin perusahaan melakukan obral besar-besaran dan cenderung mau bangkrut atau mungkin jenis perusahaannya berbeda. Rasio Turn Over untuk supermarket berbeda sekali dengan perusahaan dealer mobil mewah.3. Membandingkan dengan Industrial Ratio (yagn belum ada di Indonesia) harus hati-hati. Karena banyak trick yang digunakan manajemen untuk memperbaiki rasio.4. Harus juga disadari bahwa laporan keuangan yang dianalisa tidak menggambarkan perubahan nilai uang dan tenaga belinya.5. Hati-hati terhadap kemungkinan adnaya window dressing, income smoothing atau laporan konsolidasi.Alat Pengukur Kinerja KeuanganKinerja keuangan perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen (Helfert, 2003:67). Untuk menilai kinerja perusahaan perlu dilibatkan analisis dampak keuangan kumulatif dan ekonomi dari keputusan, dan mempertimbangkannya dengan menggunakan ukuran komparatif.Alat kinerja keuangan yang hingga saat ini masih banyak digunakan adalah rasio keuangan, seperti Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA), atau Return On Investment (ROI). Analisis Rasio Keuangan sangat bermanfaat bagi stakeholder, yaitu dalam hal : (1) Memberikan dasar dalam meramalkan prospek perusahaan pada masa yang akan dating, (2) Memberikan petunjuk atau gejala gejala yang timbul dari informasi yang disajika, dan (3) Memudahkan dalam menginterprestasikan laporan keuangan (Miswanto, 2003:81). Jika dicermati secara seksama penilaian kinerja dengan menggunakan rasio keuangan mengandung keterbatasan yang sangat fundamental. Beberapa keterbatasan tersebut antara lain : (1) Rasio Keuangan tidak disesuaikan dengan tingkat harga, (2) Rasio Keuangan sulit digunakan sebagai pembanding antar perusahaan sejenis jika terdapat perbedaan metode akuntansinya dan (3) Rasio Keuangan hanya menggambarkan kondisi sesaat, yaitu pada tanggal laporan keuangan dan periode pelaporan keuangan (Munawir, 2002:65).Rasio Keuangan adalah suatu bentuk rumusan matematis yang menunjukkan hubungan diantara variable variable yang terdapat dalam laporan keuangan (Miswanto, 2003:81). Dalam analisis rasio keuangan terdapat beberapa kategori yang terdiri dari rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, aktivitas dan nilai pasar. Khusus rasio nilai pasar ini berlaku untuk perusahaan yang sudah go public.Pengambilan KeputusanSetiap tindakan yang dilakukan orang sebenarnya sudah melalui proses pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan ini didasarkan pada informasi. Dalam proses pengambilan keputusan yang baik, peranan model dan informasi sangat penting. Semakin banyak dan akurat informasi mestinya semakin baik keputusan yang diambil. Dalam dunia bisnis, keputusan yang salah akan menghasilkan kerugian bagi perusahaan. Sedangkan keputusan yang benar akan menghasilkan keuntungan (laba) bagi perusahaan.Menurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:39), Pengambilan Keputusan adalah Proses memilih satu alternatif daari beberapa alternatif yang ada. Pengambilan keputusan ini harus dapat dilakukan oleh semua orang dalam perusahaan jika kita ingin perusahaan menjadi besar.Kesulitan Dalam Pengambialan KeputusanPengambilan keputusan ini sangat sulit karena beberapa sifat, factor atau keadaan yang melingkupinya yang dijelaskan sebagai berikut :1. Certainly: Kemungkinan akibat yang akan timbul diketahui pasti. Misalnya jika dimasukkan bahan yang salah produksi pasti rusak.2. Risk: Kemungkinan akibatnya diketahui tetapi tidak jumlah nilainya. Misalnya memproduksi barang jenis baru.3. Uncertainly: Kemungkinan yang timbul tidak diketahui dan tidak pasti, alternative, dan akibatnya juga serba tidak pasti. Misalnya membuka perusahaan (bisnis lain yang baru).Penulis lain mencatat beberapa kesulitan mengambil keputusan ini yaitu :1. Variabel serba tidak pasti, karna menyangkut persoalan kini dan yang akan datang;2. Lingkungan yang terus berubah dan tidak pasti;3. Input dan output juga tidak pasti;4. Kompleksitas lingkungan;5. Dinamika masyarakat;6. Persaingan dan;7. Risiko yang ada;Metode Pengambilan KeputusanMenurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:41), Untuk mengambila keputusan dapat menggunakan metode sebagai berikut :1. Rational ModelDalam metode ini kita menggunakan pendekatan rasional dan akal, bukan berdasarkan subyektif.2. Behavioral ModelDalam metode ini pengambilan keputusan diambil jika informasi tidak lengkap dan jika pun ada mungkin tidak akurat.3. Irrational ModelKeputusan dibuat cepat, seperti gerakan refleksi, dengan menggunakan media subyektif yang ada dan terus dicari alasan rasionalnya belakangan.Prosedur Pengambilan KeputusanProses pengambilan keputusan adalah kegiatan memilih tindakan yang tepat dari beberapa alternative yang dianggap tepat untuk menyelesaikan suatu persoalan. Umumnya proseddur yang sebaiknya diikuti dalam proses pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :1. Penetapan sasaran atau tujuan yang akan dicapai.2. Perincian tujuan dalam pola atau kelompok yang operasional.3. Menyusun tindakan alternatif (courses of Actions) yang akan dipilih, untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan.4. Menilai masing-masing tindakan alternatif tersebut.5. Memilih tindakan yang terbaik sebagai keputusan sementara.6. Menginventarisasikan akibat-akibat sampingan yang tidak baik dari keputusan sementara itu.7. Menetapkan keputusan sementara menjadi keputusan terakhir dengan menyusun rencana pelaksanaan (rencana implementasi).Pengertian analisis keuangan system Du PontMenurut Bambang Riyanto, dalm bukunya Dasar-dasar pembelanjaan perusahaan yang sering disebut sebagai Du Pont System adalah suatu system analisis yang dimaksudkan untuk menunjukan hubungan antara Return On Investment, Assets Turn Over , dan Profit Margin. ROI adalah rasio keuntungan neto sesudah pajak dengan jumlah investasi (aktiva) sehingga dalam Du Pont System diperhitungkan juga bnga dan pajak.Menurut J. C. Van Horne & J. M. Wachowicz, Jr, dalam buku prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, yang diterjemahkan oleh Heru Sutojo, Sistem Du Pont adalah system yang menggunakan pendekatan tertentu terhadap analisis rasio untuk mengevaluasi efektifitas perusahaan.Menurut Sofyan S . Harahap, dalam buku Analisa Kritis Laporan Keuangan, Du Pont memiliki cara sendiri dalm menganalisa laporannya. Caranya hamper sama dengan analisa laporan keuangan biasa, namun pendektannya lebih integrative dan menggunakan komposisi laporan keuangan sebagai elemen analisisnya.Menurut Mamduh M. Hanafi & Abdul Halim (2002:90), Analisa Du Pont adalah analisis yang menghubungkan tiga macam rasio sekaligus, yaitu ROI, Profit Margin & Asset Turn Over.Menurut A. J. Keown, dkk (2004:102), analisa du Pont adalh system rasio keuangan yang dirancang untuk menyelidiki determninan rasio pengembalian ekuitas pemegang saham dan pengembalian aktiva

Menggunakan DuPont Analysis untuk Memahami KarakteristikIndustriPosted on November 28, 2010 by parahita 3 Votes

Pada tahun 1920-an, DuPont Corporation mempelopori salah satu metoda analisa kinerja perusahaan yang sampai dengan saat ini dikenal dengan nama DuPont Analysis.Intinya, analisa DuPont dilakukan dengan memecah return on equity (ROE) menjadi beberapa bagian. Mengapa ROE? ROE menggambarkan besarnya rate of return yang didapatkan oleh pemegang sahamnya. Dengan memecah perhitungan ROE, kita dapat mengetahui bagaimana suatu bisnis mendapatkan keuntungan.Seperti yang kita ketahui formula ROE adalah:

Pada analisa DuPont, ROE dipecah menjadi 3 bagian:

atau dapat juga dituliskan:ROE = Net profit margin x Assets turnover x Equity multiplierSetiap bisnis memiliki karakteristik masing-masing untuk mendapatkan ROE yang tinggi. Pada dasarnya industri dapat kita bagi menjadi 3 golongan:1. High turnover industriesIndustri yang memiliki turnover tinggi salah satunya adalah retail. Persaingan pada industri ini begitu ketatnya sehingga ROE yang tinggi tidak bisa didapatkan dengan mengenakan harga premium kepada konsumen. Untuk mendapatkan ROE yang tinggi mereka bermain di volume penjualan. Ciri khas industri ini (sesuai dengan formula ROE) adalah tingginya assets turnover.2. High margin industriesIndustri tertentu bisa mendapatkan profit margin yang tinggi. Mereka tidak terlalu bergantung pada volume penjualan. Industri jenis ini ditandai dengan tingginya net profit margin.3. High leverage industriesIndustri yang tergolong high leverage adalah perbankan. Bagi bank, tabungan dari nasabah diperlakukan sebagai utang yang dapat dipergunakan sebagai modal untuk menyalurkan kredit. Keuntungan yang didapatkan oleh bank adalah selisih antara bunga kredit dengan bunga tabungan/deposito. Industri yang masuk ke dalam golongan ini ditandai oleh tingginya equity multiplier. Jika dinyatakan dalam rasio debt to equity (DER), maka: Equity multiplier = 1 + DER.Dengan mengetahui karakteristik industri, kita akan dapat mengetahui dengan lebih akurat apabila komponen penting yang merupakan sumber keuntungannya turun, pengaruhnya akan signifikan ke kinerjanya.Contoh KasusIndustri Retail (High Turnover Industry)Seperti yang telah diutarakan sebelumnya, penyusun ROE yang dominan bagi industri retail adalah assets turnover. Rendahnya margin pada industri ini ditutupi oleh tingginya assets turnover. Prinsipnya, semakin banyak barang yang terjual, semakin besar keuntungan yang didapatkan. Kenaikan penjualan bisa didapatkan dari dua cara. Yang pertama adalah meningkatkan volume dan yang kedua adalah dengan menambah jumlah gerai. Karena pada umumnya pelaku bisnis retail melakukan keduanya, seringkali mereka menggunakan parameter yang disebut dengan Same Store Growth (SSG). Same Store Growth ini mengukur tingkat pertumbuhan penjualan seandainya jumlah gerai mereka tidak bertambah. Dengan menggunakan SSG, mereka dapat mengetahui apakah pembukaan gerai baru akan memberikan keuntungan tambahan bagi mereka.Ukuran lain yang digunakan adalah Revenue per Square Metre (Penjualan per Meter Persegi). Pada umumnya, pelaku bisnis retail mengeluarkan biaya operasional yang tinggi untuk menyewa tempat. Oleh karena itu, revenue per square metre sangatlah penting.Industri Perbankan (High Leverage Industry)Nature dari industri perbankan adalah tingginya leverage yang pada formula DuPont di atas ditunjukkan oleh equity multiplier. Semakin besar equity multiplier maka semakin tinggi leverage-nya. Leverage ini dalam bahasa gampangnya adalah utang. Secara umum, kita harus mewaspadai perusahaan dengan leverage yang tinggi karena sangat rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi. Industri perbankan sendiri tergantung pada NIM (net interest margin). Semakin besar NIM, maka semakin besar keuntungan yang didapatkan. Tren penurunan suku bunga belakangan ini mengakibatkan bank mendapatkan keuntungan yang cukup besar. Seperti terlihat pada tabel, tingginya profit margin merupakan dampak dari rendahnya suku bunga. Namun perlu dicatat, profit margin yang tinggi bukan merupakan ciri khas industri perbankan karena dapat berubah-ubah sesuai dengan tren suku bunga.Industri Semen (High Margin Industry)Seiring dengan pertumbuhan ekonomi, industri semen pun mendapatkan berkahnya. Terlihat bahwa profit margin rata-rata cukup tinggi (berkisar sekitar 20%). Perputaran asetnya biasa-biasa saja dan leverage-nya pun relatif rendah. Dapat kita simpulkan bahwa profit margin merupakan faktor dominan bagi tingginya ROE.Agar analisa DuPont ini dapat lebih efektif, ada baiknya kita melihat data historis. Dengan demikian kita akan dapat melihat apakah dominannya salah satu faktor penyusun ROE benar-benar merupakan karakteristik suatu industri atau hanyalah tren sementara saja.

Keunggulan dan Kelemahan Analisis Du Pont SystemAdapun keunggulan analisis Du Pont Systemantara lain (Harahap,1998:333):1.Sebagai salah satu teknik analisis keuangan yang sifatnya menyeluruh dan manajemen bisa mengetahui tingkat efisiensi pendayagunaan aktiva.2.Dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga diketahui produk mana yang potensial.3.Dalam menganalisis laporan keuangan menggunakan pendekatan yang lebih integrative dan menggunakan laporan keuangan sebagai elemen analisisnya.

Sedangkan kelemahan dari analisis Du Pont System adalah (Harahap:1998:341):1.ROI suatu perusahaan sulit dibandingkan dengan ROI perusahaan lain yang sejenis, karena adanya perbedaan praktek akutansi yang digunakan.2.Dengan menggunakan ROI saja tidak akan dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan antara dua permasalahan atau lebih dengan mendapatkan kesimpulan yang memuaskan.