Analisis Distribusi Pendapatan Kota Palangka Raya 2013
-
Upload
mellianae-merkusi -
Category
Economy & Finance
-
view
346 -
download
1
Transcript of Analisis Distribusi Pendapatan Kota Palangka Raya 2013
DISTRIBUSI PENDAPATAN PENDUDUK
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2013
DISTRIBUSI PENDAPATAN PENDUDUK
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2013
Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2013 i
KATA PENGANTAR
Buku Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2013 ini merupakan
publikasi yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statisik Kota Palangka Raya bekerja sama dengan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Palangka Raya. Buku ini diterbitkan sebagai
respon terhadap permintaan data baik untuk kepentingan pemerintah maupun masyarakat
pengguna data.
Penyajian publikasi ini memuat data dan informasi untuk mengukur tingkat pemerataan
pendapatan penduduk Kota Palangka Raya beserta analisisnya seperti penentuan tingkat
ketimpangan pendapatan berdasarkan Kriteria Bank Dunia dan Koefisien Gini Rasio (Metode
Oshima) keadaan tahun 2013. Diharapkan buku ini dapat memberikan informasi sebagai acuan
dalam rangka perencanaan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan di Kota Palangka Raya.
Meskipun publikasi ini telah diupayakan kelengkapan dan penyempurnaan data yang
disajikan, namun masih belum dapat memenuhi kebutuhan pemakai data secara maksimal.
Untuk perbaikan publikasi ini tanggapan dan saran-saran dari pemakai sangat diharapkan.
Semoga penyajian data statistik ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama dalam
rangka menyusun dan melaksanakan pembangunan yang kita cita-citakan.
Palangka Raya, Oktober2014
Kepala Bappeda Kota Palangka Raya Selaku Penanggung Jawab
H. RAHMADI HN NIP. 19590518 198603 1 013
Kepala BPS Kota Palangka Raya Selaku Ketua Tim Penyusun
SINDAI M.O. SEA, SE NIP. 19580910 197803 2 001
Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2013 ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………….......................………………………….............……………………………..
Daftar Isi ……………………………………………….......................……….................…………………...
Daftar Tabel ……………………………………………......................................…………………………..
Daftar Gambar …………………………………………………….........................................…………….
BAB I. Pendahuluan ……………………………….............……….......................………………………
1. Latar Belakang …………………………………….......................................…………………..….
2. Tujuan Penghitungan Gini Rasio dan Distribusi Pendapatan ….............................
3. Sumber data ………………………….............………………………........................……...……..
4. Metodologi pengukuran tingkat pemerataan …………...……........................…………
4.1. Kriteria Bank Dunia …………………………………….............…...........................………...
4.2. Kurva Lorenz …………………………………….......................…...........................………...
4.3. Gini Rasio ……………………………………………………............................................……...
BAB II. Distribusi Pendapatan
1. Pertumbuhan Ekonomi …………………………………………......…………..................……….
2. Proporsi Pendapatan ……………………………………………......…………...................………
BAB. III. Analisis Gini Rasio dan Distribusi Pendapatan ……………………............…………...
1. Gini Rasio …………..........…………………………………………….........…………............………..
2. Distribusi Pendapatan Penduduk ………………………………..…………................………..
2. Kurva Lorenz ………………………………..………….......………..............………...........………..
BAB IV. Penutup ……………………………………………………………….………….........................…..
Lampiran …………..…………………………………………………..............…………............……............
i
ii
iii
iv
1
1
4
4
5
6
6
7
8
9
10
11
12
14
15
18
20
Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2013 iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Gini Rasio Kota Palangka Raya, 2011-2013 ………………………………..…………..………….
Tabel 2. Distribusi Pendapatan Kota Palangka Raya Menurut Kriteria Bank Dunia, 2011-
2013…....…………..............................................................................................……...
Tabel 3. Gini Rasio Kota Palangka Raya Menurut Tipe Daerah, 2013…………………....………….
Tabel 4. Gini Rasio Penduduk 10 tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha,
Kota Palangka Raya 2013 ..………………………………………………..…………………………..….
Tabel 5. Gini Rasio Penduduk 10 tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan,
Kota Palangka Raya 2013 .......................................................................................
Tabel 6. Gini Rasio Penduduk 10 tahun Keatas Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan,
2013 …………............................................................................................................
21
21
21
22
22
23
Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2013 iv
DAFTAR GAMBAR
Grafik 1. 1. Kurva Lorenz ...............................................................................................
Grafik 2. 1. Pertumbuhan Ekonomi Kota Palangka Raya 2002-2013 (persen) ...............
Grafik 3. 1. Perkembangan Gini Rasio Kota Palangka Raya 2011-2013 ……………………...
Grafik 3. 2. Perkembangan Distribusi Pendapatan Kota Palangka Raya Menurut
Kriteria Bank Dunia, 2011-2013 ................................................................
Grafik 3. 3. Kurva Lorenz Kota Palangka Raya, 2013 ……………………..…………………………..
Grafik 3. 4. Kurva Lorenz Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja, 2013 ………………...
6
9
12
15
16
17
BAB I
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2013 2
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan pendapatan
perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Oleh karenanya
strategi pembangunan ekonomi suatu daerah pada umumnya diarahkan pada pertumbuhan
ekonomi yang tinggi. Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi umumnya menggunakan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan. PDRB ini merupakan gambaran dari
produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor-sektor produksi pada suatu daerah dalam
kurun waktu satu tahun. Pertumbuhan ekonomi mensyaratkan PDRB yang mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan suatu
indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan pada suatu daerah.
Sejalan dengan salah satu tujuan pembangunan ekonomi yaitu untuk meningkatkan
taraf hidup masyarakat disertai pendistribusian pendapatan yang adil dan merata, maka yang
menjadi tujuan dasar pembangunan ekonomi tidak hanya untuk mengejar pertumbuhan
ekonomi, namun juga untuk menciptakan pemerataan pendapatan antar lapisan masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi belum tentu memberikan manfaat yang berarti bagi anggota
masyarakat yang paling miskin dan paling membutuhkan perbaikan taraf hidup. Dengan kata
lain pembangunan akan dikatakan berhasil apabila pertumbuhan ekonomi yang tinggi disertai
dengan pendistribusian pendapatan (income distribution) yang merata pada seluruh lapisan
masyarakat.
Fenomena ketimpangan distribusi pendapatan masih merupakan persoalan kompleks
yang dihadapi oleh negara-negara miskin dan berkembang di seluruh dunia termasuk
Indonesia. Dalam skala yang lebih kecil, persoalan ini juga dihadapi oleh daerah-daerah di
Indonesia hingga ke tingkat kabupaten/kota.
Seperti halnya dalam pembangunan ekonomi nasional, pembangunan ekonomi daerah
juga bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat di daerah. Pemerintah daerah
memiliki tanggung jawab besar untuk meningkatkan kinerja perekonomian daerah serta
memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat. Strategi pembangunan yang dilaksanakan di
Pendahuluan
Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2013 3
daerah harus mengacu pada karakteristik yang dimiliki daerah dengan mendayagunakan
potensi sumber daya manusia, sumber-sumber fisik serta kelembagaan lokal. Peran pemerintah
daerah dalam bentuk kebijakan pembangunan memiliki arti penting dalam menentukan
keberhasilan tujuan pembangunan ekonomi.
Kota Palangka Raya yang sedang membangun dalam kerangka otonomi daerah, juga
memikul tanggung jawab besar bagaimana mewujudkan laju pertumbuhan ekonomi yang
tinggi yang berorientasi kepada kepentingan masyarakat yang lebih luas. Hal ini secara implisit
tercantum dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Palangka 2008-
2013, bahwa visi Kota Palangka Raya 2008-2028 adalah Terwujudnya Kota Palangka Raya
sebagai Kota Pendidikan, Jasa, dan Wisata Berkualitas, Tertata dan Berwawasan Lingkungan
Menuju Masyarakat Sejahtera sesuai Falsafah Budaya Betang. Yang dimaksud Masyarakat
Sejahtera salah satunya adalah menurunnya jumlah penduduk miskin dan berkurangnya
kesenjangan pendapatan. Pemerataan hasil-hasil pembangunan pada seluruh lapisan
masyarakat diharapkan mampu mengurangi jumlah penduduk miskin, mengurangi angka
pengangguran dan mempersempit tingkat kesenjangan sosial ekonomi antar penduduk.
Untuk dapat menyusun perencanaan pembangunan yang kokoh yang bermuara pada
kepentingan rakyat pada umumnya, dan khususnya pada peningkatan kesejahteraan rakyat,
pemerintah daerah memerlukan dukungan ketersediaan data dan informasi yang lengkap,
akurat, dan up to date. Salah satu data yang sangat penting dan berguna dalam rangka
perencanaan pembangunan tersebut adalah Gini Rasio (Koefisien Gini) yang menggambarkan
tingkat ketimpangan pendapatan antarpenduduk dan Distibusi Pendapatan menurut kriteria
Bank Dunia (World Bank Criteria). Kebutuhan data sosial ekonomi, khususnya mengenai tingkat
kesejahteraan masyarakat perlu dipenuhi untuk mengetahui apakah hasil-hasil pembangunan
telah dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat secara merata.
Setiap wilayah baik negara, provinsi maupun kabupaten/kota yang melakukan
pembangunan pada akhirnya akan menuju pada peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat secara merata. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan menjadi lebih berarti jika
diikuti pemerataan atas hasil-hasil pembangunan. Berbagai kebijakan ekonomi untuk
peningkatan produksi akan lebih berarti jika manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat luas.
Oleh karena itu orientasi pemerataan hasil-hasil pembangunan seharusnya menjadi muara dari
seluruh kegiatan perekonomian suatu daerah.
Pendahuluan
Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2013 4
Salah satu keluhan pembanguan yang sering dibicarakan bahkan terasakan sampai lapis
bawah adalah bahwa hasil-hasil pembangunan tidak bisa ternikmati secara merata, antara desa
dan kota, antar daerah, antar sektor dan antar golongan pendapatan. Hal inilah yang biasa
disebut ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial, dan lebih lanjut kalau tidak dicegah
secara cermat akan mengarah kepada keangkuhan dan menimbulkan kecemburuan sosial.
Dengan memperhatikan perkembangan sosial ekonomi yang terjadi selama ini, banyak
ahli ekonomi berpendapat bahwa penanggulangan ketimpangan pendapatan ini tidak saja
penting dan perlu ditinjau dari sudut pertimbangan moral, tetapi mendesak pula untuk ditinjau
dari ancaman ketegangan sosial atau kecemburuan sosial yang terselubung didalamnya.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi seringkali dibarengi kenaikan atau membesarnya tingkat
ketimpangan pendapatan (semakin tidak merata). Pertumbuhan ekonomi yang pesat bukan
saja membawa ketimpangan pendapatan yang tinggi tetapi juga menimbulkan kemiskinan pada
sebagian penduduk.
2. Tujuan Penghitungan Gini Rasio dan Distribusi Pendapatan
Penghitungan Gini Rasio dan Distribusi Pendapatan (menurut kriteria Bank Dunia)
penduduk Kota Palangka Raya adalah untuk mendapatkan data/informasi tentang besarnya
ketimpangan pendapatan masyarakat dan tingkat pemerataannya pada tahun 2013. Untuk
memperoleh informasi yang lebih detail, dihitung pula Gini Rasio penduduk berumur 10 tahun
ke atas yang bekerja menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan, jenis lapangan usaha utama
dan status pekerjaan pada lapangan usaha utama. Informasi ini sangat dibutuhkan untuk
memperoleh gambaran mengenai tingkat pemerataan pendapatan pada masing-masing sektor
ekonomi dan tingkatan pendidikan terutama pada penduduk usia 10 tahun ke atas yang bekerja
3. Sumber Data
Sumber data utama yang digunakan dalam penghitungan Gini Rasio dan Distribusi
Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya tahun 2013 adalah hasil Survei Sosial Ekonomi
Nasional (SUSENAS). SUSENAS secara rinci mengumpulkan data dan informasi tentang keadaan
rumahtangga dan anggota rumahtangga (individu) dan pengeluaran makanan dan non
makanan rumahtangga.
Pendahuluan
Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2013 5
Dalam penghitungan gini rasio dan distribusi pendapatan, idealnya adalah
menggunakan data pendapatan. Namun karena sulitnya mendapatkan informasi pendapatan
yang lengkap dari responden, menyebabkan data pengeluaran lebih banyak dipakai. Data
pengeluaran dipakai sebagai proksi untuk memperoleh data pendapatan, meskipun data
pengeluaran masih mengandung beberapa keterbatasan, antara lain kurang terekamnya
pengeluaran konsumsi di luar rumah dan kurang mencakup kelompok lapisan atas. Namun data
pengeluaran yang dikumpulkan ini masih relatif lebih mendekati keadaan sebenarnya
dibandingkan dengan data pendapatan.
Penggunaan data pengeluaran sebagai proksi pendapatan sering menimbulkan
perdebatan. Permasalahan yang sering timbul adalah :
a. kebiasaan seseorang/rumahtangga yang selalu memenuhi kebutuhan konsumsinya dengan
sistem utang sehingga pengeluaran konsumsi rumahtangga tidak mencerminkan pendapatan
rumahtangga yang sesungguhnya,
b. pada suatu level tertentu konsumsi seseorang/rumahtangga kemungkinan tidak banyak
mengalami perubahan dari waktu ke waktu, sehingga apabila data ini digunakan untuk
membandingkan tingkat perubahan pemerataan pendapatan dari waktu ke waktu hampir
tidak berubah.
Namun demikian bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, data Susenas ini dirasakan
adalah yang paling mendekati kondisi sosial ekonomi masyarakat.
4. Metodologi Pengukuran Tingkat Pemerataan
Dari berbagai studi yang dilakukan oleh para ahli mengenai pemerataan pendapatan
penduduk, terdapat beberapa metode untuk mengukur tingkat pemerataan pendapatan. Mulai
dari metode statistik yang sederhana (seperti range, standar deviasi, indeks bowley, koefisien
variasi, dan lain sebagainya) sampai pada metode empiris (seperti indeks Theil, indeks Oshima,
indeks Kuznet, kurva Lorenz dan lain-lain). Diantara metode-metode tersebut di atas, terdapat
dua metode yang populer digunakan baik di Indonesia maupun di beberapa negara, yaitu
ukuran kriteria Bank Dunia dan Koefisien Gini (Gini Rasio).
Pendahuluan
Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2013 6
4.1. Kriteria Bank Dunia
Ukuran ketimpangan pendapatan dengan menggunakan kriteria Bank Dunia cukup
sederhana dan mudah penghitungannya, yaitu berdasarkan persentase pendapatan yang
diterima oleh 40 persen penduduk berpendapatan rendah terhadap total pendapatan
seluruh penduduk.
Kriteria ketimpangan menurut Bank Dunia adalah sebagai berikut:
a. Bila 40 persen penduduk dengan pendapatan terendah menerima kurang dari 12
persen dari pendapatan total, maka ketimpangan pendapatan yang terjadi di suatu
daerah adalah tinggi.
b. Bila 40 persen penduduk dengan pendapatan terendah menerima 12 - 17 persen dari
pendapatan total, maka ketimpangan pendapatan yang terjadi di suatu daerah adalah
sedang.
c. Bila 40 persen penduduk dengan pendapatan terendah menerima lebih dari 17 persen
dari pendapatan total, maka ketimpangan pendapatan yang terjadi di suatu daerah
adalah rendah.
Kriteria Bank Dunia tersebut dihitung berdasarkan rumus statistik, yaitu perhitungan
“desil”.
4.2. Kurva Lorenz
Kurva Lorenz memperlihatkan hubungan kuantitatif antara persentase penerimaan
pendapatan penduduk dengan persentase pendapatan yang benar-benar diperoleh
selama kurun waktu tertentu.
Gambar 1.1. Kurva Lorenz
Dari gambar di atas, sumbu horizontal menggambarkan persentase kumulatif
penduduk, sedangkan sumbu vertikal menyatakan bagian dari total pendapatan yang
diterima masing-masing persentase penduduk tersebut. Sedangkan garis diagonal di
% p
en
da
pat
an
% penduduk 0
Pendahuluan
Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2013 7
tengah disebut garis kemerataan sempurna. Setiap titik pada garis diagonal merupakan
tempat kedudukan persentase penduduk yang sama dengan persentase penerimaan
pendapatan.
Semakin jauh jarak garis kurva Lorenz dari garis diagonal, semakin tinggi tingkat
ketidakmerataannya. Sebaliknya semakin dekat jarak kurva Lorenz dari garis diagonal,
semakin tinggi tingkat pemerataan distribusi pendapatannya.
4.3. Gini Rasio
Formula yang digunakan untuk menghitung tingkat pemerataan pendapatan dari
koefisien gini atau Gini Rasio (GR) adalah :
000.10
)(
1
1
1
ii
k
i
i QQP
G
dimana : G = GR (Gini Rasio) P = Persentase penduduk Q = Persentase kumulatif pengeluaran
Nilai Gini Rasio berada antara 0 dan 1. Bila nilai GR bergerak mendekati 0 (nol)
berarti tingkat pemerataan bertambah baik atau tingkat ketimpangan yang terjadi rendah,
dan apabila nilai GR bergerak mendekati 1 (satu) berarti tingkat ketimpangan yang terjadi
tinggi.
Ketimpangan pendapatan berdasarkan nilai Gini rasio menurut Oshima sebagai
berikut:
a. Tingkat ketimpangan pendapatan dikatakan rendah apabila nilai GR antara 0 – 0,3
b. Tingkat ketimpangan pendapatan kategori sedang apabila nilai GR antara 0,3 – 0,5
c. Tingkat ketimpangan pendapatan tinggi apabila nilai GR lebih besar dari 0,5
BAB II
DISTRIBUSI PENDAPATAN
Distribusi Pendapatan
Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2013 9
BAB II DISTRIBUSI PENDAPATAN
1. Pertumbuhan Ekonomi
Proses pembangunan ekonomi selalu dihadapkan pada permasalahan antara lain
tentang pertumbuhan ekonomi, keseimbangan dalam struktur ekonomi, serta pemerataan
distribusi pendapatan. Beberapa pakar ekonomi merasa khawatir bahwa pertumbuhan
ekonomi yang tinggi bisa mempertegas ketimpangan distribusi pendapatan dan memanasnya
suhu perekonomian suatu wilayah.
Pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah gambaran makro mengenai hasil dari proses
pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh seluruh stake holders, baik pemerintah, dunia
usaha maupun masyarakat menuju keadaan yang lebih baik. Pada tahun 2013, Kota Palangka
Raya mengalami percepatan pembangunan ekonomi. Hal ini ditunjukkan dengan besaran
pertumbuhan ekonomi sebesar 7,72 persen. Ini merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi
selama satu dekade terakhir.
Selama periode 2009 – 2013, pertumbuhan ekonomi Kota Palangka Raya mengalami
peningkatan rata-rata sebesar 6,95 persen pertahun. Besaran pertumbuhan sebesar itu relatif
cukup besar yang mengindikasikan perekonomian Kota Palangka Raya cukup stabil dan terus
meningkat. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi ini sangat ini diperlukan untuk
menggerakkan dan memacu pembangunan di berrbagai bidang sekaligus mendorong
terwujudnya pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.
Gambar 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Kota Palangka Raya 2002-2013 (persen)
Sumber: BPS Kota Palangka Raya
1.56
3.63
5.33 5.45 5.51 5.69
6.09
5.55
6.95 6.99 7.56
7.72
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
2002
20
03
20
04
20
05
20
06
20
07
20
08
2009
20
10
20
11
20
12
20
13
Distribusi Pendapatan
Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2013 10
2. Proporsi Pendapatan
Distribusi pendapatan dalam suatu masyarakat idealnya harus merata. Menurut Kuznet,
distribusi pendapatan dikatakan betul-betul merata apabila setiap kelompok rumahtangga atau
penduduk dalam setiap desil proporsi pendapatannya harus sama dengan 1/10 (10 persen). Hal
ini berarti bahwa mereka yang menerima 10 persen pendapatan paling bawah jumlahnya kira-
kira sama dengan 10 persen jumlah penduduk; yang menerima pendapatan 20 persen paling
bawah jumlahnya sama dengan 20 persen jumlah penduduk, dan begitu seterusnya.
Namun pada kenyataan tidaklah semudah itu penerapannya pada suatu wilayah.
Kesenjangan distribusi pendapatan untuk kelompok tertentu tetap masih ada. Hal ini salah
satunya disebabkan oleh monopoli pada berbagai bidang usaha oleh sekelompok orang yang
memiliki modal besar, sehingga kelompok ini mendominasi pendapatan. Sementara itu
kelompok dengan pendapatan rendah akan semakin memperoleh proporsi yang lebih kecil.
Seringkali kelompok dengan pendapatan rendah ini tidak merasakan adanya ketimpangan
karena merasa pendapatan mereka secara absolut meningkat dari waktu ke waktu. Namun
apabila dihitung menurut porsi pendapatan yang mereka terima terhadap total pendapatan di
suatu daerah, porsi pendapatan mereka mengalami penurunan atau dengan kata lain
ketimpangan pendapatan makin melebar.
BAB III
ANALISIS GINI RASIO DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN
KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2013
Analisis Gini Rasio
Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2013 12
BAB III
ANALISIS GINI RASIO DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN
KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2013
Gini Rasio (GR) dan distribusi pendapatan kriteria Bank Dunia ini dihitung berdasarkan
data pengeluaran yang diperoleh dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2013.
Data tersebut disajikan menurut berbagai karakteristik, yaitu :
GR menurut total penduduk
GR menurut daerah perkotaan dan perdesaan
GR menurut lapangan usaha utama
GR menurut status pekerjaan utama
GR menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan
1. Gini Rasio (GR)
Secara umum tingkat ketimpangan di Kota Palangka Raya termasuk dalam kategori
sedang, atau dengan kata lain pembagian pendapatan yang diterima penduduk agak kurang
merata. Hal ini tergambar dari GR Kota Palangka Raya pada tahun 2013 sebesar 0,352. Iika
dilihat perkembangannya selama kurun waktu tiga tahun terakhir, terdapat kecenderungan
tingkat ketidakmerataan pendapatan penduduk di Kota Palangka Raya semakin meningkat. Hal
ini terlihat dari nilai GR yang semakin menjauhi angka nol.
Gambar 3.1. Perkembangan Gini Rasio Kota Palangka Raya 2011-2013
Sumber: BPS Provinsi Kalteng
0.308
0.319
0.352
0.300
0.310
0.320
0.330
0.340
0.350
0.360
2011 2012 2013
Analisis Gini Rasio
Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2013 13
GR penduduk umur 10 tahun ke atas yang bekerja termasuk dalam kategori sedang,
yaitu sebesar 0,359. Artinya bahwa tingkat ketimpangan pendapatan untuk penduduk yang
bekerja tergolong sedang, atau pembagian pendapatan penduduk untuk kelompok ini agak
kurang merata.
a. Gini Rasio antar daerah perkotaan dan perdesaan
Kota Palangka Raya walaupun termasuk dalam wilayah administrasi kota namun
tidak semua daerahnya termasuk dalam kategori perkotaan. Dari segi ketersediaan
fasilitas umum dan akses wilayah masih ada beberapa daerah di Kota Palangka Raya
yang termasuk dalam kategori perdesaan. Tingkat ketimpangan pendapatan antara
daerah perkotaan dan perdesaan pun berbeda. Di daerah perkotaan pembagian
pendapatan cenderung kurang merata dibanding daerah perdesaan. Di daerah
perdesaan tingkat ketimpangan pendapatan tergolong rendah. Hal ini terlihat dari
nilai GR daerah perkotaan sebesar 0,361 sedangkan nilai GR daerah perdesaan
hanya sebesar 0,221.
b. Gini Rasio antar lapangan usaha
Tingkat ketimpangan pendapatan pada masing-masing lapangan usaha menurut
kriteria Oshima bervariasi antar lapangan usaha. Dari 9 lapangan usaha, 6 sektor
diantaranya tingkat ketimpangan pendapatannya termasuk dalam kategori sedang.
Nilai GR untuk 6 sektor tersebut diantara 0,3 - 0,5 yaitu sektor Pertanian; Industri
Pengolahan; Konstruksi; Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan; Transportasi,
Informasi dan Komunikasi; serta Jasa-jasa. Untuk sector Pertambangan dan
Penggalian tingkat ketimpangannya tergolong tinggi dengan nilai GR 0,622,
sedangkan 2 sektor lainnya yaitu sektor Listrik, Gas dan Air Bersih; dan sektor
Keuangan dan Asuransi tingkat ketimpangan pendapatannya tergolong rendah.
GR tertinggi yaitu pada sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 0,622. Hal ini
berarti tingkat ketimpangan pendapatan diantara penduduk yang bekerja di sektor
Pertambangan dan Pengalian sangat tinggi. Nilai GR tertinggi kedua adalah sektor
Konstruksi sebesar 0,373. Kedua sektor ini nilai GR nya diatas nilai GR total
penduduk yang bekerja.
Analisis Gini Rasio
Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2013 14
c. Gini Rasio antar status pekerjaan
Berdasarkan hasil Susenas 2013 Kota Palangka Raya, lebih dari 50 persen penduduk
10 tahun keatas yang bekerja berstatus sebagai buruh/karyawan/pegawai.
Persentase terbesar kedua adalah mereka yang berstatus sebagai berusaha sendiri.
Jika dilihat tingkat ketimpangan pendapatannya, pada masing-masing status
pekerjaan tergolong sedang dengan nilai GR diantara 0,3 – 0,5. Kecuali untuk
mereka yang berstatus berusaha dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar, tingkat
ketimpangan pendapatannya tergolong rendah dengan nilai GR 0,258.
d. Gini rasio antar tingkat pendidikan yang ditamatkan
Pembagian pendapatan menurut angka GR untuk penduduk 10 tahun ke atas
dengan latar belakang pendidikan yang berbeda cenderung sama. Nilai GR ini
tergolong sedang menurut Oshima untuk seluruh latar belakang pendidikan, kecuali
untuk mereka yang berpendidikan Diploma tingkat ketimpangan pendapatannya
tergolong rendah.
Bila ditinjau menurut besar kecilnya angka GR maka dua jenis golongan pendidikan
dengan GR yang paling rendah adalah Diploma (0,266). Rendahnya GR pada latar
belakang pendidikan ini menunjukkan upah yang diterima relatif merata. Sedangkan
GR terbesar adalah penduduk yang bekerja dengan latar belakang pendidikan SMA
sederajat (0,351) dan penduduk yang tidak Pernah Sekolah/Tidk/Belum Tamat
SD/MI (0,330).
2. Distribusi Pendapatan Penduduk
Selain berdasarkan nilai Gini Ratio, tingkat pemerataan pendapatan penduduk dapat
juga ditentukan berdasarkan kriteria Bank Dunia. Pada tahun 2013 menurut total penduduk,
kelompok 40 persen penduduk berpenghasilan rendah (masyarakat lapis bawah) menyerap
sebanyak 18,50 persen dari total pendapatan, kelompok 40 persen penduduk berpenghasilan
menengah mendapat 38,09 persen dan kelompok 20 persen penduduk berpenghasilan tinggi
mendapat 43,41 persen. Apabila diumpamakan dengan pembagian 100 potong kue, maka
pembagian kue adalah 40 orang berpenghasilan terendah hanya mendapat 19 potong kue, 40
orang berpenghasilan menengah mendapat 38 potong kue dan 20 orang dengan penghasilan
tertinggi medapat 43 potong kue. Berdasarkan kriteria Bank Dunia, kondisi tersebut dapat
dikatakan bahwa distibusi pendapatan di Kota Palangka Raya tahun 2013 masih tergolong
Analisis Gini Rasio
Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2013 15
merata, dimana penduduk kelompok berpenghasilan rendah menerima lebih dari 17 persen
dari total pendapatan.
Sejalan dengan perkembangan nilai GR selama tiga tahun terakhir, tingkat pemerataan
pendapatan menurut kriteria Bank Dunia pada periode yang sama juga menunjukkan
kecenderungan semakin menurunnya tingkat pemerataan pendapatan penduduk di Kota
Palangka Raya. Porsi pendapatan yang diterima kelompok lapis bawah, persentasenya semakin
menurun, dan sebaliknya porsi pendapatan yang diterima kelompok lapis atas semakin
meningkat persentasenya. Untuk kelompok lapisan menengah cenderung stabil porsi
pendapatan yang diterimanya. Pada tahun 2011 kelompok lapis bawah masih menikmati 20,86
persen dari total pendapatan. Namun di tahun 2013 porsi yang diterima oleh kelompok ini
semakin menurun menjadi 18,50 persen dari total pendapatan. Walaupun masih tergolong
merata distribusi pendapatannya, dikhawatirkan beberapa tahun ke depan porsi pendapatan
yang diterima kelompok lapis bawah akan semakin menurun. Hal ini akan berakibat pada
meningkatnya ketimpangan dalam distribusi pendapatan penduduk di Kota Palangka Raya.
Gambar 3.2. Perkembangan Distribusi Pendapatan Kota Palangka Raya Menurut Kriteria Bank Dunia, 2011-2013
Sumber: BPS Provinsi Kalteng
0%
20%
40%
60%
80%
100%
2011 2012 2013
20.86 20.07 18.50
39.09 39.13 38.09
40.05 40.80 43.41
20 % Kelompok penduduk penghasilan tinggi
40 % Kelompok penduduk penghasilan menengah
40 % Kelompok penduduk penghasilan rendah
Analisis Gini Rasio
Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2013 16
3. Kurva Lorenz
Kurva Lorenz memperlihatkan hubungan kuantitatif antara persentase penerimaan
pendapatan penduduk dengan persentase pendapatan yang benar-benar diperoleh selama
kurun waktu tertentu. Semakin jauh jarak garis kurva Lorenz dari garis diagonal, semakin tinggi
tingkat ketidakmerataannya. Sebaliknya semakin dekat jarak kurva Lorenz dari garis diagonal,
semakin tinggi tingkat pemerataan distribusi pendapatannya.
Tingkat pemerataan pendapatan penduduk Kota Palangka Raya pada tahun 2013 jika
digambarkan dengan Kurva Lorenz terlihat seperti gambar berikut.
Gambar 3.3. Kurva Lorenz Kota Palangka Raya, 2013
Kurva Lorenz Kota Palangka Raya tahun 2013 terlihat berhimpit dengan garis diagonal (garis
pemerataan sempurna). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pemerataan pendapatan Kota
Palangka Raya termasuk dalam kategori merata.
Untuk Kurva Lorenz penduduk 10 tahun keatas yang bekerja garis kurva tidak
berhimpit dengan garis pemerataan sempurna, seperti terlihat pada gambar berikut. Namun
demikian masih bisa dikategorikan merata karena garis kurva tidak terlalu jauh dari garis
diagonal.
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
100.00
%
p
e
n
d
a
p
a
t
a
n
% penduduk
Analisis Gini Rasio
Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2013 17
Gambar 3.4. Kurva Lorenz Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja, 2013
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
100.00
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00
%
p
e
n
d
a
p
a
t
a
n
% penduduk
BAB IV PENUTUP
Penutup
Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2013 19
BAB IV
PENUTUP
Salah satu indikator dari keberhasilan pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan
ekonomi yang tinggi. Namun pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut harus dibarengi
dengan pemerataan pendapatan masyarakat, sehingga hasil-hasil pembangunan tersebut dapat
dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat agar tidak berdampak pada kesenjangan sosial.
Untuk mengukur itu semua, penghitungan distribusi pendapatan dan Gini Rasio
sangat diperlukan. Dari analisis distribusi pendapatan dan Gini Rasio Kota Palangka Raya tahun
2013, digambarkan bahwa secara umum tingkat ketimpangan pendapatan penduduk tergolong
sedang apabila merujuk pada kriteria Oshima. Hal ini terbukti dengan angka GR yang hampir
seluruhnya bernilai 0,3 – 0,5, baik untuk total penduduk, maupun antar lapangan usaha,
pendidikan dan status pekerjaan. Namun menurut kriteria Bank Dunia, distribusi pendapatan
penduduk Kota Palangka Raya tahun 2013 sudah terbagi secara merata. Hal ini terlihat dengan
porsi pendapatan yang diterima oleh kelompok lapis bawah porsinya lebih dari 17 persen dari
total pendapatan penduduk. Demikian juga jika digambarkan dengan Kurva Lorenz, garis kurva
berhimpit dengan garis pemerataan sempurna yang berarti distribusi pendapatan penduduk di
Kota Palangka Raya termasuk dalam kategori merata.
Namun jika dilihat kondisi tiga tahun terakhir, terdapat kecenderungan tingkat
pemerataan pendapatan semakin menurun. Hal ini bisa dilihat dari nilai GR selama 2011-2013
yang nilainya semakin menjauhi nol. Demikian pula menurut kriteria Bank Dunia, porsi
pendapatan yang diterima kelompok lapis bawah semakin menurun persentasenya, sedangkan
porsi yang diterima kelompok lapis atas semakin meningkat. Kondisi ini berbanding terbalik
dengan tingkat pertumbuhan ekonomi Kota Palangka Raya yang dalam kurun waktu yang sama
selalu menunjukkan peningkatan. Hal ini harus menjadi perhatian bagi pemerintah daerah
dalam mengambil langkah kebijakan agar keberhasilan pembangunan ekonomi dibarengi pula
dengan pemerataan pendapatan masyarakat sehingga tujuan pembangunan yaitu terwujudnya
Masyarakat Sejahtera dapat tercapai.
LAMPIRAN
Lampiran
Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2013 21
Tabel 1. Gini Rasio Kota Palangka Raya , 2011-2013
No. Tahun Gini Rasio
1 2 3
1 2011 0,308
2 2012 0,319
3 2013 0,352
Tabel 2. Distribusi Pendapatan Kota Palangka Raya Menurut Kriteria Bank Dunia, 2011-2013
No. Kelompok penduduk 2011 2012 2013
1 2 3
1 40 % Kelompok penduduk penghasilan rendah 20,86 20,07 18,50
2 40 % Kelompok penduduk penghasilan menengah 39,09 39,13 38,09
3 20 % Kelompok penduduk penghasilan tinggi 40,05 40,80 43,41
Tabel 3. Gini Rasio Kota Palangka Raya Menurut Tipe Daerah, 2013
No. Tipe daerah Gini Rasio
1 2 3
1 Kota 0,361
2 Desa 0,221
3 Kota+Desa 0,352
Lampiran
Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2013 22
Tabel 4. Gini Rasio Penduduk 10 tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha, Kota Palangka Raya 2013
No. Lapangan Usaha Gini Rasio
1 2 3
1 Pertanian 0,306
2 Pertambangan & Penggalian 0,622
3 Industri Pengolahan 0,354
4 Listrik & Gas 0,277
5 Konstruksi 0,373
6 Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan
0,331
7 Transportasi, Pergudangan, Informasi, dan Komunikasi
0,353
8 Keuangan & asuransi 0,191
9 Jasa dan lainnya 0,344
Tabel 5. Gini Rasio Penduduk 10 tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan, Kota Palangka Raya 2013
No. Status Pekerjaan Gini Rasio
1 2 3
1 Berusaha sendiri 0,350
2 Berusaha dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar
0,258
3 Berusaha dibantu buruh tetap/dibayar
0,532
4 Buruh/karyawan/pegawai 0,352
5 Pekerja bebas 0,320
6 Pekerja keluarga/tidak dibayar 0,319
Lampiran
Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2013 23
Tabel 6. Gini Rasio Penduduk 10 tahun Keatas Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan, 2013
No. Tingkat Pendidikan Gini Rasio
1 2 3
1 SD ke bawah 0,330
2 SMP sederajat 0,322
3 SMA sederajat 0,351
4 DI/DII/DIII 0,266
5 D4/S1/S2/S3 0,317