ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya...

83
ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI INDONESIA AYU LESTARI 105961108916 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Transcript of ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya...

Page 1: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

i

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI

INDONESIA

AYU LESTARI

105961108916

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

ii

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI

INDONESIA

AYU LESTARI

105961108916

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mempreroleh Gelar Sarjana

Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

iii

Page 4: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

iv

Page 5: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

v

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Daya Saing

Komoditas Kedelai Indonesia adalah benar merupakan hasil karya yang belum

diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber

data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Makassar, Agustus 2020

Ayu Lestari

105961108916

Page 6: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

vi

ABSTRACT

AYU LESTARI. 105961108916. Analysis of Competitiveness of Indonesia

Soybean Commodities. Supervised by SRI MARDIYATI and FIRMANSYAH.

The aim of this study to determine the competitiveness of Indonesian

soybean commodities and what factors affect the competitiveness of Indonesian

soybeans.

this study uses secondary data ( time series) from 1989-2018. The type of

research used is quantitative. The analysis used in this research is Revealed

Comperative Advantage (RCA). the research data used land area, production,

productivity, export value and export volume of Indonesian soybeans, Indonesian

and world soybean prices , and the exchange rate in Indonesia.

The result of this study indicate that the Indonesian soybean commodity

has weak competitiveness with an average RCA value of 0,0055. The factors that

significantly influence the competitiveness of Indonesian soybean commodities

are soybean production and exchange rate (exchange rate). The high value of

soybean production and the exchange rate has a significant affect on

competitiveness of Indonesian soybean commodities.

Key Words: Competitiveness, Soybean, RCA.

Page 7: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

vii

ABSTAK

AYU LESTARI. 105961108916. Analisis Daya Saing Komoditas Kedelai

Indonesia. Dibimbing oleh SRI MARDIYATI dan FIRMANSYAH.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya saing komoditas kedelai

Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia.

Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari tahun 1989-

2018. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif. Analisis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Revealed Comperatif Advantage (RCA). Data

penelitian menggunakan luas lahan, produksi, produktivitas, nilai ekspor dan

volume ekspor kedelai Indonesia , harga kedelai Indonesia dan dunia, nilai tukat

di Indonesia.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komoditas kedelai Indonesia

memiliki daya saing yang lemah dengan rata-rata nilai RCA 0,0055 faktor- faktor

yang berpengaruh nyata terhadap daya saing komoditas kedelai Indonesia adalah

produksi kedelai dan nilai tukar (kurs). Tingginya nilai produksi kedelai dan nilai

tukar berpengaruh nyata terhadap daya saing komoditas kedelai Indonesia.

Kata Kunci: Daya Saing, Kedelai, RCA.

Page 8: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan

rahmatnya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

proposal ini dengan judul Analisis Daya Saing Komoditas Kedelai Indonesia.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi

untuk mencapai gelar sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis Jurusan

Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar. Penulis

menyadari bahwa selama proses penulisan skripsi ini penulis banyak

mendapatkan informasi, materi, waktu maupun dorongan semangat yang tidak

terhingga dari berbagai pihak. Karena itu dengan ketulusan dan kerendahan hati

penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhinggah kepada:

1. Ibu Dr. Sri Mardiyanti, S.P., M.P., selaku pembimbing I dan bapak

Firmansyah, S.P., M.Si. selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu

dan memberikan bimbingan, petunjuk serta saran-saran yang sangat berarti

dalam penulisan skripsi ini.

2. Bapak Dr. H. Burhanuddin, S.Pi, M.P., selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P., selaku ketua Program Sudi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Kedua orangtua ayahanda Kisman dan ibunda Hajrah dan adikku tercinta

Astiani serta segenap keluarga yang senangtiasa memberi bantuan baik moral

maupun material sehinggal skripsi ini dapat terselesaikan.

Page 9: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

ix

5. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar yang

telah membekali segudang ilmu bagi penilis.

6. Seluruh pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga

akhir yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermamfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan semoga

rahmat Allah senangtiasa melindungi. Amin.

Makassar , Agustus 2020

Ayu Lestari

Page 10: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ............................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................ v

ABSTRAK ............................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv

I. PENDAHLUAN ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

2.1 Rumusan Masalah ................................................................................. 3

3.1 Tujuan Penelitian .................................................................................. 4

4.1 Kegunan Penelitian ............................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 5

2.1 Komoditas Kedelai ................................................................................ 5

2.2 Konsep Perdagangan Internasional ...................................................... 7

2.3 Konsep Daya Saing Komoditas Komoditas ........................................ 13

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Saing Komoditas .............. 18

2.5 Penelitian Terdahulu yang Relevan .................................................... 19

Page 11: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

xi

2.6 Karangka Pemikiran ............................................................................ 26

III. METODE PENELITIAN .......................................................................... 28

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 28

3.2 Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 28

3.3 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 28

3.4 Teknik Analisis Data ........................................................................... 29

3.5 Definisi Operasional............................................................................ 32

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN ................................. 34

4.1 Letak Geografis ................................................................................... 34

4.2 Kondisi Demografis ............................................................................ 35

4.3 Kondisi Pertanian ............................................................................... 36

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 39

5.1 Perkembangan Luas Lahan, Produksi dan Produktivitas Kedelai ...... 39

5.2 Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Kedelai Indonesia ........... 44

5.3 Analisis Daya Saing Komoditas Kedelai Indonesia.......................... 49

5.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Saing Kedelai .................. 52

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 56

6.1 Kesimpulan ........................................................................................ 56

6.2 Saran ................................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 12: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Luas Lahan, Produksi, Produktivitas Kedelai Indonesia ................................. 3

2. Ringkasan Beberapa Penlitian Terdahulu yang Relevan ................................ 20

3. Hasil Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Saing Komoditas

Kedelai Indonesia ............................................................................................ 52

Page 13: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Skema Kerangka Pemikiran ............................................................................ 27

2. Perkembangan Luas Lahan dan Produksi Kedelai Indonesia

tahun 1989-2018.............................................................................................. 39

3. Perkembanan Produktivitas Kedelai Indonesia Tahun 1989-2018 ................. 42

4. Perkembangan Volume Ekspor Kedelai Indonesia Tahun 1989-2018 ........... 45

5. Perkembanga Nilai Ekspor Kedelai Indonesia tahun 1989-2018 ................... 47

6. Nilai RCA Kedelai Indonesia Tahun 1989-2018 ............................................ 49

7. Nilai Indeks RCA Kedelai Indonesia Tahun 1989-2018 ................................ 51

8. Peta Lokasi Penelitian ..................................................................................... 62

Page 14: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Teks

1. Peta Lokasi Penelitian ..................................................................................... 62

2. Hasil Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Daya Saing ...................... 63

3. Dokumentasi Peneliti di Badan Pusat Statistika (BPS)................................... 64

4. Surat Penelitian ............................................................................................... 65

5. Daftar Riwayat Hidup .................................................................................... 69

Page 15: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perdagangan internasional adalah salah satu kegiatan yang terjadi akibat

dari proses globalisasi dunia. Dengan adanya globalisasi, maka akan terbentuk

suatu hubungan saling ketergantungan dan persaingan antar negara dalam

berbagai hal, salah satunya dalam bentuk perdagangan internasional (Carolina,

2019). Perdagangan dalam hal ini adalah kegiatan ekspor dan inpor yang

dilakukan suatu negara dengan negara lain. Ekspor dan inpor pada hakekanya

adalah suatu transaksi yang sederhana, yaitu jual beli barang, hanya perbedaannya

antara pembeli dan penjual berada di negara yang berbeda (Purnamawati, 2013).

Daya saing (competitiveness) merupakan hal yang sangat penting bagi

suatu komoditas atau industri di era pasar bebas saat ini. Komoditas yang

mempunyai peran strategis bagi suatu bangsa apabila tidak memiliki daya saing

yang baik, pemenuhannya akan bergantung pada impor dari negara lain yang

memiliki daya saing yang lebih baik. Suatu komoditas dapat memiliki daya saing

di pasar karena adanya dukungan (campur tangan) kebijakan pemerintah,

meskipun komoditas tersebut tidak memiliki daya saing (Saptana, 2010).

Salah satu komoditas strategis bagi Indonesia yang diupayakan agar dapat

berdaya sang adalah kedelai. Kedelai adalah salah satu tanaman pangan yang

berjenis kacang-kacangan. Kacang-kacangan termasuk dalam salah satu dari lima

komoditas pangan utama disamping padi, jagung, gula, dan daging sapi, yang di

konsumsi. Hal ini mengakibatkan kedelai banyak dikonsumsi oleh masyarakat.

Page 16: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

2

Kedelai di Indonesia sebagian besar digunakan untuk memenuhi konsumsi

penduduk dalam bentuk olahan tempe, tahu, susu, serta produk lain. Tempe dan

tahu adalah makanan favorit mayoritas masyarakat Indonesia, kandungan nutrisi

di dalam tempe kedelai dintaranya sumber protein nabati yang lebih besar

daripada daging, dan merupakan sumber kalsium yang setara dengan susu sapi

(Pusdatin, 2018).

Sebagai salah satu negara dengan mayoritas penduduk mengonsumsi

kedelai maka produksi kedelai di Indonesia selama kurung waktu 2014-2018

mengalami fluktusasi yang tidak menentu. Yang mana pada tahun 2015

mengalami peningkatan sebesar 963,183 ton dibandingkan pada tahun sebelunya

yaitu 954,997 ton, namun pada tahun 2016 dan 2017 mengalami fluktuasi yang

cenderung menurun sebesar 859,653 dan 838,729 ton, dan pada tahun 2018

kembali mengalami peningkatan sebesar 953,571 ton. Disisi lain luas lahan juga

mengalami fluktuasi yang tidak menentu dari tahun 2014-2018 dimana pada tahun

2014 luas lahan yang digunkan sebesar 615,69 ha, dan pada tahun 2015 dan 2016

mengalami penuruna area penanaman sebesar 614,10 dan 576,99 ha, di tahun

berikutnya yaitu tahun 2017 mengalami fluktuasi yang sangat signifikan

dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 355,80 ha, tetapi pada tahun 2018

kembali mengalami kenaikan sebesar 680,00 ha. Produksi kedelai di Indonesia

secara singkat dapat dilihat berdasarkan pada tabel berikut:

Page 17: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

3

Tabel 1. Luas Lahan, Produksi, dan Produktivitas Tanaman Kedelai Indonesia

Tahun Luas Lahan (ha) Produksi (ton) Produktivitas (ton/ha)

2014

2015

2016

2017

2018

615,69

614,10

576,99

355,80

680,00

954.997

963.183

859.653

838.729

953.571

15,51

15,68

14,90

15,14

14,44

Sumber : Outlook Kedelai Pusat Data dan Informasi Pertanian, 2020

Berdasarkan kondisi kedelai di Indonesia pada tabel di atas dapat diketahui

bahwa produksi kedelai Indonesia mengalami fluktuasi dan kenaikan yang tidak

mementu dari tahun ke tahun yang ditinjau dari 5 tahun terakhir mulai dari tahun

2014 hingga tahun 2018 dengan luas panen tertinggi terjadi pada tahun 2018

dengan jumlah produksi 953.571 ton dan tingkat produktivitas sebesar 14,44

ton/hektar.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang di atas dapat dikemukakan rumusan

masalah adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana daya saing komoditas kedelai Indonesia?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia?

Page 18: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

4

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, dapat

diketahui tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui daya saing komoditas kedelai Indonesia.

2. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing komoditas

kedelai Indonesia.

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, dapat meningkatkan pengetahuan dalam mengidentifikasi dan

menganalisis suatu hal yang berkaitan dengan topik penelitian.

2. Bagi pemerintah, diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini bisa menjadi

pertimbangan dalam menyusun kebijakan ekspor kedelai.

3. Bagi pembaca, sebagai bahan reverensi dalam penulisan skripsi mahasiswa

yang berkaitan dengan ekspor kedelai.

Page 19: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komoditas Kedelai

Kedelai (Glycine max L.) adalah salah satu komoditas utama kancang-

kacangan yang menjadi andalan nasional karena merupakan sumber protein nabati

(Hasanuddin dan Partohardjono, 2005). Kedelai adalah tanaman beriklim tropis,

tanaman kedelai akan tumbuh subur di daerah berhawa panas, apalagi ditempat

terbuka tidak terlindung oleh tanaman lain. Kedelai dapat tumbuh baik ditempat

terbuka dengan curah hujan 100-400 ml/bulan. Oleh karena itu, kedelai

kebanyakan ditanaman di daerah yang terletak kurang dari 400 m di atas

permukaan laut. Kedelai merupakan tanaman hari pendek dengan rata-rata waktu

berbunga dari umur 30-60 hari (Suprapto, 2004).

Kedelai tergolong dalam jenis tanaman berbiji tertutup, bijinya terdiri atas

dua keping biji, merupakan jenis tanaman polong-polongan. Kedelai dibagi

menjadi dua spesies, yaitu kedelai putih (Glycine max) yang mana biji yang

dihasilkan bisa berwarna kuning agak putih atau hijau, dan kedelai hitam (Glycine

soja) yang berbiji hitam (Hermana, 1962 dalam Tulus 2011). Kedelai umumnya

dapat beradaptasi terhadap berbagai jenis tanah, dan menyukai tanah yang

bertekstur ringan hingga sedang, dan berdrenase baik akan tetapi peka terhadap

salinitasi. Kebutuhan pH yang baik sebagai syarat tumbuh tanaman kedelai yaitu

5,8-7, namun pada tanah dengan pH 4,5 kedelai juga masih dapat tumbuh dengan

baik (Adisarwanto, 2006).

Page 20: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

6

Dalam kelompok tanaman pangan kedelai merupakan komoditas

terpenting ketiga setelah padi dan jaguung. Selain itu, kedelai juaga merupakan

komoditas palawija yang kaya akan protein. Kedelai segar sangat dibutuhkan

dalam industri panga dan bungkil kedelai dibutuhkan untuk industri pakan.

Kedelai berperan sebagai sumber protein nabati yang sangat penting dalam rangka

peningkatan gizi masyarakat, karena selain aman bagi kesehatan juga relatif

murah dibandingkan sumber protein hewani. Kebutuhan kedelai terus meningkat

seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan kebutuhan bahan baku industri

olahan pangan seperti tahu, tempe, kecap, susu kedelai, tauco, snack, dan

sebagainya (Damardjati et al. 2005).

Lebih dari 90 persen kedelai Indonesia digunakan sebagai bahan pangan,

terutama pangan olahan, yaitu 88 persen untuk tahu dan tempe, 10 persen untuk

pangan olahan lainnya dan sekitar 2 persen untuk benih (Kasryno et al. 1985,

Sudaryanto 1996, Damardjati et al. 2005, Swastika et al. 2005). Sifat multi guna

kedelai menyebabkan kebutuhan kedelai terus meningkat, seiring dengan

pertumbuhan penduduk dan berkembangnya industri pangan berbahan baku

kedelai. Kandungan gizi kedelai cukup tinggi, terutama proteinnya dapat

mencapai 34 persen sehingga sangat diminati sebagai sumber protein nabati yang

relatif murah dibandingkan dengan sumber protein hewani (Ditjentan, 2004).

Produksi kedelai di Indoesia dihasilkan oleh beberapa provinsi di wilayah

Indonesia dengan sentra produksi kedelai diantanya provinsi Jawa Timur sebagai

sentra utama produksi kedelai nasional pada tahun 2014 sampai 2018 dengan

kontribusi rata-rata sebesar 32,87% sentra kedelai lainnya yaitu Provinsi Jawa

Page 21: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

7

Tengah dengan kontribusi 14,28%, dan Jawa Barat 11,18%. Selain itu Provinsi

luar Jawa yang menjadi sentra kedelai iyalah Provinsi Nusa Tenggara Barat

kontribusi sebesar 11,03%, Sulawesi Selatan 5,58% Aceh 3,62%, dan Lampung

2,67% (Pusdatin, 2018).

2.2 Konsep Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional merupakan hal yang sudah mutlak dilakukan

oleh setiap negara. pada saat ini tidak ada suatu negara pun yang berada dalam

kondisi autarki atau negara yang terisolasi tampa adanya hubungan ekonomi

dengan negara lain. Hal ini disebabkan karena tidak ada negara yang bisa

memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Terjadinya perdagangan internasional

didasari karena adanya perbedaan sumber daya yang dimiliki oleh tiap wilayah

atau negara (Pratama, 2015).

Indonesia termasuk salah satu negara yang mengandalkan kegiatan

perdagangan internasional sebagai penggerak dalam pertumbuhan ekonomi.

Perdagangan internasional menyumbang devisa yang cukup besar di Indonesia.

Ekspor terjadi apabila barang dihasilkan suatu negara dijual ke negara lain tetapi

apabila barang dari negara lain yang didatangkan ke negara tersebut dinamakan

importir. Kegiatan ekspor-impor akan menambah jaringan bisnis global serta bisa

mempererat hubungan bilateral Indonesia dengan negara lain. Jika ekspor lebih

besar dari pada impor maka neraca perdagangan di suatu negara akan mengalami

suplus sebaliknya jika impor yang lebih besar dibandingkan ekspor maka neraca

perdagangan di suatu negara akan mengalami kerugian. Karena impor menambah

beban pembayaran yang harus dibayar suatu negara (Salvatore, 2008).

Page 22: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

8

2.2.1 Teori Perdagangan Internasional

Teori perdagangan internasional membantu menjelaskan arah serta

komposisi antara beberapa negara serta bagaimana efek dari perdagangan

iternasional terhadap struktur perekonomian suatu negara. Teori perdagangan

internasional juga menganalisa dasar-dasar terjadinya perdagangan internasional

serta keuntungan yang diperoleh (Salvatore, 1997:6). Dibawah ini dijelaskan

beberapa jenis teori tertang timbulnya perdagangan internasional:

2.2.2.1 Teori Klasik

2.2.2.1.1 Teori Keunggulan Absolute (Absolute Advantage : Adam Smith)

Teori ini berdasarkan pada besaran atau variabel rill bukan moneter

sehingga sering juga dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan

internasional. Murni disini berarti teori ini memusatkan perhatiannya pada

variabel rill seperti misalnya nilai suatu barang yang diukur dari banyaknya

tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasikan barang semakin banyak

tenaga kerja yang digunakan maka semakin tinggi nilai barang tersebut (Nopirin,

2014).

Dengan proses ini sumber daya diguakan dengan cara yang paling efisien

dan hasil dari kedua komoditas akan naik. Peningkatan dari hasil komoditas

keduanya merupakan ukuran keuntungan dari spesialisasi dalam produksi yang

tersedia untuk dibagi antara kedua negara melalui perdagangan. Adam Smith

peracaya bahwa suatu negara dari perdagangan dengan tegas menyatakan untuk

Page 23: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

9

menjalankan kebijakan laisse faire, yaitu suatu kebijakan yang menyatakan

sedikit mungkin intervensi pemerintah dalam perekonomian (Salvatore, 2014).

2.2.2.1.2 Teori Keunggulan Komparatif

Berbeda dengan teori keunggulan absolut yang mengutamakan

keunggulan absolut dalam produksi tertentu yang dimiliki oleh suatu negara

dibandingkan dengan negara lain, teori ini berpendapat bahwa perdagangan

internasional dapat terjadi walaupun suatu negara tidak mempunyai keunggulan

absolut, asalkan harga komparatif di kedua negara berbeda. Munculnya pemikiran

dari David Ricardo, yang disebut sebagai teori keunggulan komparatif (biaya

komparatif), yang dapat dianggap sebagai kritik dan sekaligus usaha

penyempurnaan atau perbaikan terhadap teori keunggulan absolut. Dasar

pemikiran Ricardo mengenai penyebab terjadinya perdagangan antar negara pada

prinsipnya tidak berbeda dengan dasar pemikiran dari Adam Smith (Tambunan,

2014).

Dasar pemikiran dari David Ricardo adalah bahwa perdagangan antar dua

negara akan terjadi bila masing-masing negara memliki biaya relatif yang terkecil

(produktivitas TK relatif yang terbesar) untuk jenis barang yang berbeda. Jadi,

didalam model Ricardo, penilaian terhadap keunggulan suatu negara atas negara

lain dalam memproduksi suatu jenis barang di dasarka pada tingkat efisiensi

dalam penggunaan TK (jumlah TK per satu unit output) atau tingkat produktivitas

TK (jumlah output per satu orang TK) (Tambunan, 2014).

Page 24: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

10

2.2.2.2 Teori Modern (Heckscher-Ohlin Theory)

Teori klasik tidak dapat menjelaskan kenapa terdapat fungsi produksi

antara dua negara, sehingga muncul pemikiran-pemikiran baru yang beranggapan

bahwa fungsi produksi itu sama dan menjelaskan faktor penyebab terjadinya

perbedaan dalam comparative advantage adalah proporsi pemilihan paktor

produksi teori ini kemudian di kenal dengan teori perdagangan internasioal

modern atau factor proportion theory oleh Heckscher dan Ohlim (Boediono,

2015).

Teori Heckscher-Ohlim didasarkan pada sejumlah asumsi lugas yang

sengaja dikemukakan untuk menyederhanakan rumusan permasalahannya. Namun

harus diakui bahwa ada beberapa kelemahan asumsi yang menjadikan teori

tersebut tidak sepenuhnya dapat mnjelaskan hubungan dagang yang berlangsung

saat ini. Asumsi-asumsi pokok teori peragangan Hackscher-Ohlim adalah sebagai

berikut: (Salvatore, 2014)

1. Hanya terdapat dua negara saja ( negara 1 dan negara 2), dua komoditi

(komoditi x dan komoditi y) dan dua faktor produksi (tenaga kerja dan

modal).

2. Kedua negara menggunakan teknologi yang sama dalam produksi.

3. Komoditi X adalah padat karya, dan komoditi Y adalah padat modal di kedua

negara.

4. Kedua komoditas yang diproduksi diukur dalam skala hasil konstan.

5. Ada spesialisasi tidak menyeluruh dalam produksi di dua negara.

6. Selera yang sama dikedua negara.

Page 25: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

11

7. Ada persaingan sempurna di kedua komoditas dan pasar faktor produksi di

kedua negara.

8. Ada mobilitas faktor yang sempurna di dalam setiap negara, tetapi tidak ada

mobilitas faktor produksi secara internasional.

9. Tindak ada biaya transportasi, tarif atau penghalang lain untuk arus bebas

perdagangan internasinal.

10. Semua sumber daya sepenuhnya digunakan di kedua negara.

11. Perdagangan internasional antara dua negara seimbang.

Inti dari model Heckscher-Ohlim adalah bahwa suatu negara cenderung

untuk mengekspor barang yang menggunakan lebih banyak faktor produksi relatif

melimpah di negara tersebut. jika dikaitkan dengan kenyataan secara umum

jawabannya adalah benar. Negara-negara yang memiliki sumber daya alam

tertentu yang jumlahnya relatif melimpah akan cenderung mengekspor sumber

daya alam yang melimpah tersebut seperti Saudi Arabia, Perancis, Spanyol.

Begitu pula negara berpenduduk padat tetapi relatif kurang memiliki faktor

produksi kapital dan cenderung mengekspor barang-barang yang padat karya

seperti India, Indonesia, Tiongkok. Sedangkan yang meliki faktor produksi modal

atau kapital akan relatif mengekspor barang-barang padat modal seperti Amerika

Serikat, Jepang, Inggris (Boediono, 2015).

Page 26: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

12

2.2.2 Ekspor

2.2.2.1 Pengertian Ekspor

Ekspor adalah penjualan barang keluar negeri dengan menggunakan

sistem pembayaran, kualitas, kuantitas dan syarat penjualan lainnya yang telah

disetujui oleh pihak eksportir dan inportir. Permintaan ekspor adalah jumlah

barang atau jasa yang diminta untuk diekspor dari suatu negara ke negara lain

(Sukirno, 2010).

2.2.2.2 Konsep Ekspor

1. Menurut Punan (1992:2) ekspor adalah mengeluarkan barang dari dalam

keluar daerah Indonesia dengan memenuhi ketentuan berlaku.

2. Menurut Curry (2001:145) ekspor adalah barang dan jasa yang dijual kepada

negara asing untuk ditukarkan dengan barang lain (produk, uang).

3. Menurut Winardi (1992:203) pengertian ekspor adalah barang-barang

(termasuk jasa-jasa) yang dijuan kepada penduduk negara lain, ditambah

dengan jasa-jasa yang diselenggarakan kepada penduduk negara tersebut

berupa pengangkutan permodalan dan hal-hal lain yang membantu ekspor

tersebut.

4. Ekspor adalah berbagai macam barang dan jasa yang diproduksi di dalam

negeri lalu dijual di luar negeri (Mankiw, 2006).

Ekspor memiliki mamfaat untuk mendapatkan keuntungan dan pendapatan

nasional. Keuntungan dan pendapatan nasional yang didapat melalui aktivitas

Page 27: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

13

ekspor akan dikelola oleh negara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Ekspor juga berperan untuk memperluas pasar akan komoditi atau jasa tertentu

dan mendorong industri untuk meningkatkan produktivitas akibat pasar yang

semakin luas (Sri Sulasmiati et.al, 2016).

2.3 Konsep Daya Saing Komoditas

Pengertian daya saing mengacu pada kemapuan suatu negara untuk

memasarkan produk yang dihasilkan negara itu relatif terhadap kemampuan

negara lainnya (Silalahi dalam Bappenas, 2007). Definisi daya saing adalah

tingkat produktivitas yang diartikan sebagai output yang dihasilkan oleh suatu

tenaga kerja (Michael Porter: 1990). Sedangkan pengertian daya saing adalah

keunggulan pembeda dari yang lain yang terdiri dari comparative advantage

(faktor keunggulan komparatif) dan competitive advantage (faktor keunggulan

kompetitif) (Tambunan, 2001).

Konsep daya saing adalah suatu yang sangat dinamis, dimana keunggulan

saat ini bisa saja menjadi ketidak unggulan dimasa yang akan datang, atau sesuatu

yang belum unggul saat ini sangat mungkin untuk semakiin tidak unggul dimasa

yang akan datang (Pahan, 2008). Tingginya tingkat persaingan antar negara tidak

hanya akan berdampak pada perekonomian Indonesia secara keseluruhan.

Kemampuan suatu daerah untuk meningkatkan daya saing perekonomiannya akan

sangat bergantung pada kemampuan daerah dalam menentukan faktor-faktor yang

dapat digunakan sebagai ukuran daya saing daerah dan kemampuan daerah dalam

menetapkan kebijakan terhadap daerah lain (Abdullah, et, al., 2002).

Page 28: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

14

Konsep daya saing dalam perdagangan internasional terkait dengan

keunggulan yang dimiliki oleh suatu komoditas atau kemampuan suatu negara

dalam menghasilkan komoditas tersebut secara lebih efisien dari pada negara lain.

Daya saing dapat juga dikatakan sebagai kemampuan suatu komoditas untuk

memasuki pasar luar negeri dan kemampuan untuk dapat bertahan dalam pasar

tersebut, dalam artian jika suatu produk mempunyai daya saing maka produk

tersebutlah yang banyak diminati oleh banyak konsumen (Tatakomara, 2004).

Daya saing suatu komoditas ekspor suatu negara atau industri dapat

dianalisis dengan berbagai macam metode atau diukur dengan sejumlah indikator.

Salah satu diantaranya adalah Revealed Comparative Advantage (RCA). Revealed

Comparative Advantage (RCA) adalah indeks yang mengukur kinerja ekspor

suatu komoditas dari suatu negara dengan mengevaluasi peranan ekspor suatu

komoditas dalam ekspor total negara tersebut dalam perdagangan dunia (Kuncoro,

2008 dan Basri , 2002). Disamping itu, laporan tahunan dari World Economic

Forum (WEF) mengenai Gobal Competitiveness Index (GCI) adalah indeks

gabungan dari sejumlah indokator ekonomi yang telah teruji secatra empiris

memiliki korelasi positif dengan pertumbuhan ekonomi (PDB) untuk jangka

menengah dan panjang. Secara teoritis juga mempunyai korelasi positif dengan

kinerja atau tingkat daya saing ekspor (Tambunan, 2000)

Dalam mengkaji daya saing mengacu pada teori-teori terjadinya

perdagangan internasional sebagai berikut:

Page 29: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

15

2.3.1 Keunggulan Kompetitif

Teori keunggulan kompetitif digunakan untuk mengukur kelayakan suatu

aktivitas dengan menggunakan harga pasar yag berlaku. Keunggulan kompetitif

yang disebut juga sebagai keunggulan bersaing, merupakan nilai yang mampu

diciptakan produsen untuk konsumen yang melebihi biaya produksi. Terdapat dua

jenis keunggulan bersaing yaitu keunggulan biaya dan diferensiasi (Dirgantoro,

2002). Biaya rendah adalah kemampuan sebuah unit untuk merancang, membuat

dan memasarkan produk dengan cara yang lebih efisien dari pada pesaing.

Diferensiasi adalah kemampuan untuk menyediakan nilai unit dan superior

kepada pembeli dari segi kualitas, keistimewaan atau layanan purna jual (Hunger

dan Wheelen, 2005).

Sulistyandari dan Sri (2013), menyebutkan bahwa keunggulan kompetitif

merupakan alat dalam pencapaian tujuan keuangan organisasi untuk mendapatkan

keberhasilan melebihi para pesaingnya. Keunggulun konpetitif merupakan fungsi

identifikasi dimensi produk pasar yang tepat bagi posisi perusahaan. Porter (1985)

menyatakan bahwa keunggulan kompetitif sebagai upaya menciptakan nilai

pelanggan yang lebih baik dibandingkan pesaingnya dengan cara melakukan

aktivitas-aktivitas spesifik secara ekonomi ataupun kualitas superior, pelayanan

ataupun kominasi keduanya dibandingkan dengan para kompetitornya. Barny

(1991) menjelaskan karakteristik sumber daya yang bernilai bagi keunggulan

bersaing adalah yang berkaitan dengan sumber daya yang bernilai kompleks,

eksklusif, mudah digeneralisasikan dan susah ditiru pesaing. Pada perspektif

tersebut keunggulan kompetitif strategis diperoleh dari sumber daya inti (core

Page 30: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

16

resources) dan kompetensi inti (core competence) yang bernilai, angka, susah

ditiru, dan tidak ada penggantinya (substitutabilty). Kemampuan dan sumber daya

dilakukan substitutability dalam dua arti, pertama tidak dapat ditiru atau justru

dapat menggantikan sumber daya sejenis yang dimiliki pesaing (Barny, 1991).

Penting bagi organisasi untuk bisa membuat produknya susah ditiru ataupun

menggeser milik pesaing (Sulistyandari dan Sri, 2013:2-3). Salah satu faktor

untuk mencapai keunggulan kompetitif adalah teknologi karena degan adanya

kemajuan teknologi untuk menghasilkan sejumlah input yang lebih sedikit.

Keadaan ini disebabkan karena produtivitas input yang meningkat dengan

kemajuan teknologi tersebut (Sugiarto, et,al., 2005).

2.3.2 Keunggulan Komparatif

Menurut hukum keunggulan komparatif, meskipun sebuah negara kurang

efisien dibanding negara lain dalam memproduksi kedua komoditi, namun masih

tetap dapat melakukan perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak.

Negara pertama harus melakukan spesialisasi dalam memproduksi dan

mengekspor komoditi yang memiliki kerugian absolut lebih besar (Salvatore,

1997).

Theory f labor value dikemukakan oleh David Ricardo menjelaskan bahwa

nilai atau harga suatu produksi ditentukan oleh jumlah waktu atau jam kerja yang

diperlukan untuk memproduksinya. Teori klasik (Comparative Advantage)

menjeaskan bahwa perdagangan internasional dapat terjadi karena adanya

perbedaan fungsi faktor produksi (tenaga kerja). Perbedaan fungsi ini

Page 31: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

17

menimbulkan terjadinya perbedaan produktivitas (production comparative

advantage). Akibatnya, terjadinya perbedaan harga barang yang sejenis diantara

dua negara. jika fungsi faktor produksi (tenaga kerja) sama atau produktivitas dan

efisiensi di dua negara sama, maka tentu tidak akan terjadi perdaganga

internasional karena harga barang yang sejenis akan menjadi sama di kedua

negara (Hady, 2004).

Namun menurut teori Heckscher-Ohin, walaupun fungsi faktor produksi

sama diantara kedua negara, perdagangan internasional dapat tetap terjadi. Hal ini

dikarenakan keunggulan komparatif dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-

masing negara, sehingga terjadilah peredaan harga barang yang diproduksinya.

Faktor yang paling berperan dan selalu diperlukan untuk semua kelompok produk

agar dapat memiliki keunggulan komparatif adalah faktor SDM yang berteknologi

tinggi dan berkualitas (Hady, 2004).

Menurut Simatupang (1991) serta Sudaryanto dan Simatupang (1993)

konsep keungguan komparatif merupakan ukuran daya saing (keunggulan)

potensial dalam artian daya saing yang akan dicapai apabila perekonomian tidak

mengalami distorsi sama sekali. Komoditas yang mempunyai keunggulan

komparatif dikatakan juga memiliki efisiensi secara ekonomi. Lebih lanjut

Simatupang (1995) mengumumkan bahwa untuk meningkatkan daya saing produk

pertanian dapat dilakukan dengan strategi pengembangan agribisnis dalam konsep

industrialisasi pertanian diarahkan pada pengembangan agribisnis sebagai suatu

sistem keseluruhan yang dilandasi prinsip-prinsip efisiensi dan keberlanjutan di

Page 32: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

18

mana konsolidasi usahatani diwujudkan melalui koordinasi vartikal sehingga

produk akhir dapat dijamin dan disesuaikan preferensi konsumen akhir.

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Saing Komoditas

Daya saing suatu komoditas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Menurut Irawati et al. (2008) dalam (Prajogo et al, 2015), faktor-faktor yang

dimaksud adalah: a) ketersedian SDA, b) kualitas SDM yang ditentukan oleh

tingkat pendidikan, c) kualitas hidup masyarakat dan d) prasarana dan sarana

untuk menunjang kesejahtraan masyarakat. Sementara menurut kalaba (2012),

faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing suatu komoditas ekspor adalah

sebagai berikut: a) harga domestik komoditas itu sendiri, b) harga internasional

komoditas sendiri dalam dollar AS, c) nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, d)

nilai tukar mata uang negara re-eksportir terhadap dollar AS.

Menurut Kalaba (2012) dalam (Prajogo U et al, 2015 ) faktorr-faktor yang

mempengaruhi daya saing suatu komoditas ekspor adalah sebagai berikut: (a)

harga domestik komoditas itu sendiri. Kenaikan harga domestik akan mendorong

produksi lokal lebih meningkatkan jumlah produksinya dan memperhatikan mutu

hasilnya, sehingga komoditas tersebut mendapat tempat di pasar internasional.

Efek dari peningkatan harga domestik tersebut adalah meningkatnya pendapatan

yang kemudian meningkatkan daya saing komoditas. Namun kenaikan harga

domestik akan diikuti peningkatan daya saing jika pada saat yang sama terjadi

juga peningkatan harga domestik komoditas yang sama di negara-negara pesaing.

(b) harga internasional komoditas sendiri dalam dollar AS. Kenaikan harga

Page 33: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

19

internasional akan mendorong eksportir untuk meningkatkan volume ekspor

sehingga nilai ekspor akan meningkat dan akan meningkatkan daya saing di pasar

internasional. (c) nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Nila tukar rupiah

berpengaruh negatif terhadap daya saing komoditas ekspor pertanian.

Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menyebabkan harga relatif

ekspor komoditas pertanian Indonesia menjadi lebih murah, sehingga eksportir

didalam jangka pendek akan cenderung mengurangi volume ekspor, sehingga

daya saing akan menurut. Namun pengurangan ekspor produk primer akan

mendorong produksi produksi olahan. (d) nilai tukar mata uang negara re-

eksportir terhadap dollar AS. Ada beberapa negara yang mengimpor komoditas

pertanian Indonesia kemudian mengekspornya baik di dalam bentuk primer

maupun olahan.

2.5 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian terdahulu ini memuat tentang penelitian yang telah dilakukan

mengenai kondisi kedelai di Indonesia. Penelitian terdahulu ini sebagai rujukan

penelitian yang penulis lakukan, beberapa penelitian terdahulu yang relevan

secara ringkas tersaji pada tabel berikut:

Page 34: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

20

Tabel 2. Ringkasan Beberapa Penelitian Terdahulu yang Relevan

No. Judul Penelitian Metode

Analisis

Hasil Penelitian

1. Analisis Daya

Saing Kedelai

Indonesia

(Willy,

Pratama., 2015

Analisis

Regresi

Ordinary Least

Square (OLS)

Produksi kedelai dan ekspor kedelai

Indonesia berpengarus secara signifikan

terhadap peningkatan daya saing kedelai

Indonesia.

Nilai probabilitas produksi kedelai seniai

0.0246 < a=5%, (0,05) dan nilai probabilitas

ekspor senilai 0,0000 < a=5%, (0,05) yang

berarti kedua variabe ini mempengeruhi

secara signifikan.

Nilai tukar dan kebijakan pemerintah tidak

mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia

karena nilai probabilitas nilai tukar senilai

0,0805 > a=5%, (0,05) serta nilai

probabilitas kebijakan pemerintah 0,1188

>a=5%, (0,05)

2. Analisis Daya

Saing dan

Strategi

Pengembangan

Kedelai Lokal

di Indonesia

(Dinar,

Prihastika,

Sari,. 2011)

Porter’s

Diamond

Analyse,

Analisis

SWOT,

Arsitektur

Strategik

Berdasarkan Porter’s Diamond Analyse

diperoleh keterikatan antara komponen pada

Porter’s Diamond System dimana

komponen yang saling mendukung pada

komponen utama lebih sedikit bila

dibandingkan dengan komponen yang tidak

saling mendukung. Hal ini menunjukkan

bahwa analisis daya saing kedelai lokal di

Indonesia lemah. Namun komponen

pendukung pada Porter’s Diamond Sisytem

sangat mendukung komponen utama.

Berdasarkan analisis SWOT, diperoleh

sepuluh alternatif strategi yang dapat

Page 35: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

21

digunakan untukmengembangkan agribisnis

kedelai lokal di Indonesia: (1) peningkatan

produksi kedelai lokal, (2) pengembangan

industri pengolahan berbasis kedelai lokal

(3) enguatan kelembagaan, (4) membentuk

kerjasama dengan lembaga permodalan non

bank (5) mengatur ketersediaan benih dan

pupuk pada sentra produksi kedelai (6)

meningkatkan peran kelompok tani dalam

mendukung pengembangan agribisnis

kedelai lokal di Indonesia (7) melakukan

sosialisasi dan promosi agribisnis kedelai

lokal (8) melakukan bimbingan dan

pembinaan petani kedelai lokal (9)

pembatasan volume impor (10) membentuk

lembaga stabilitas harga kedelai.

3. Analisis Daya

Saing dan

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Ekspor Jagung

Indonesia di

Pasar Malaysia

Pra dan Pasca

Krisis

Ekonomi

(Yosep,

Fernando,.

2009)

Revelead

Comparative

Advabtage

(RCA),

Regresi Linear

Berganda

Hasil yang diperoleh dari analisis daya

saing jagung Iindonesia pada saat pra krisis

ekonomi dengan menggunakan metode

RCA menunjukkan bahwa ekspor jagung

Indonesia memiliki keunggula komparatif

atau berdaya saing. Pada saat setelah

terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1999

hingga 2008 jagung Indonesia yang

diperdagangkan di pasar Malaysia dengan

jenis jagung 1005 memiliki keunggulan

komparatif berdaya saing haya pada tahun

1999. Harga jagung domestik memiliki

hubungan yang negatif terhadap ekspor

jagung Indonesia di pasar Malaysia.

Variabel volume produksi memiliki

Page 36: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

22

hubungan yang positif terhadap ekspor

jagung dengan koefisien regresi sebesar

0,0018 yang berarti setiap kenaikan rata-rata

jagung yang diekspor sebesar satu ton maka

akan menaikkan volume produksi jagung

sebesar 0.0018 ton, cateris paribus. Pada

varibel harga ekspor jagung Indonesia

memilik hubunga yang positif terhadap

ekspor jagung Indonesia di pasar Malaysia.

Variabel volume impor jagung Indonesia

memiliki hubungan yang negatif dengan

ekspor jagung Indonesia.

4. Analisis Daya

Saing Kedelai

di Jawa Timur

(Muhammad,

Firdaus,. 2008)

Policy Analysis

Matrix (PAM)

Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1)

perkembangan luas area panen dan produksi

kedeai mengalami penurunan, sedangkan

perkembangan produktivitas mengalami

peningkatan setiap tahunnya (2) usahatani

kedelai, yang berada di Jember dan

Banyuwangi secara privat efisien (3)

usahatani kedelai di Jember memiliki

keunggulan komparatif dan kompetitif,

sedangkan Banyuwangi tidak memiliki

keunggulan komparatif tetapi memiliki

kompetitif (4) kebijakan pemerintah

memberikan dampak positif bagi usahatani

kedelai (5) penurunan harga input tradable

meningkatkan keunggulan kompetitif,

sedangkan kenaikan harga input tradable

mengakibatkan penurunan keunggulan

kompetitif (6) penurunan harga output

mengakibatkan penurunan keunggulan

Page 37: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

23

kompetitif dari usahatani kedelai (7)

penurunan produksi kedelai mengakibatkan

penurunan keunggulan kompetitif dari

usahatani kedelai.

5. Anaisis Daya

Saing dan

Kebijakan

Pemerintah

Terhadap

Usahatani

Padi, Jagung

dan Kedelai

Provinsi Jawa

Tengah

(Aisyah,

Nurayati,.

2015)

Policy

Analiysis

Matrix (PAM)

Hasil analisis PAM dalam penelitian ini

menunjukkan usahatani padi Kabupaten

Cilacap serta usahatani jagung Kabupaten

Grobongan memiliki daya saing keunggulan

kompetitif dan keunggulan komparatif.

Sedangkan usahatani kedelai Kabupaten

Grobongan hanya memiliki daya saing

keunggulan kompetitif. Secara keseluruhan

kebijakan pemerintah telah mampu

memproteksi usahatani padi Kabupaten

Cilacap, namun belum memproteksi

usahatani jagung dan kedelai Kabupaten

Grobonga. Analisis sensitivitas

menunjukkan keuntungan dan daya saing

usahatani sensitif terhadap variabel

perdagangan internasional seperti

perubahan harga internasiona komoditas

beras, jagung dan kedelai, perubahan harga

internasional pupuk, perubahan upah tenaga

kerja, perubahan nilai tukar Rupiah terhadap

Dollar Amerika dan perubahan kebijakan

tarif inpor komoditas.

6. Daya Saing

dan Dampak

Kebijakan

Komodias

Policy Analysis

Matrix (PAM)

Hasil analisis menunjukkan bahwa

pengusaha komoditas kedelai di Kabupaten

lamongan tidak menguntungkan dan tidak

efisien secara finansial dan ekonomi.

Page 38: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

24

Kedelai

Domestik di

Kabupaten

Lamongan

Povinsi Jawa

Timur (

Syahrul,

Ganda,

Sukmaya,.

2016)

Berdasarkan indikator daya saing yaitu PCR

dan DRCR, menunjukkan bahwa sistem

usahatani kedelai di Kabupaten Lamongan

tidak memiliki daya saing , nilai koefisien

PCR>1 dan DRCR>1, hal ini berarti sistem

usahatani kedelai tida kompetitif dan tidak

efisien. Berdasarkan indikator transfer

input, menunjukkan bahwa pemerintah

melakukan kebijakan subsidi terhadap

imput pupuk. Berdasakan indikator trasfer

output, menjelaskan bahwa dengan adanya

kebijakan atau interverensi pemerintah

terhadap output kedelai lebh

menguntungkan konsuumen, karena

konsumen membei output kedelai dengan

harga yang lebih rendah dari harga

sebenarnya. Kebijakan pemerintah terhadap

input-output usahatani kedelai merugikan

usahatani kedelai di Lamongan.

7. Analisis Daya

Sang Kedelai

Indonesia

(Sarwono,

Willy,

Pratama,.

2014)

Ordinary Least

Square (OLS)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

produksi dan ekspor berpengaruh secara

positif dan signifikan terhadap daya saing

kedelai Indonesia.

8. Analisis

Permintaan

Kedelai di

Indonesia

Regresi Linear

Berganda

Analisis regresi menunjukkan bahwa

permintaan kedelai di Indonesia di

pengaruhi sebagian oleh harga dari ayam,

pendapatan per kapita, dan tingkat inflasi.

Page 39: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

25

(Septi Rostika

Anjani,

Dwidjoko Hadi

Darwanto,

Jangkung

Handoyo

Mulyo,. 2015)

Elastisitas harga permintaan kedelai di

Indonesia adalah inelastis, yaitu sebesar

0,22. Sementara elastisitas pendapatan dari

permintaan untuk kedelai adalah positif

yang berarti bahwa kedelai adalah barang

pokok bagi masyarakat Indonesia.

9. Analisis Daya

Saing

Usahatani

Kedelai di Das

Brantas

(Masjidin

Siregar,

Sumaryanto,.

2003)

Policy Analysis

Matrix (PAM)

Hasil analisis memperlihatkan bahwa

penerimaan bersih untuk pengelola (returns

to management) adalah negatif. Ini berarti

bahwa komoditas kedelai tidak memiliki

keunggulan kompetitif yang dipertegas lagi

oleh nilai PCR sekitar satu. Nilai DRC yang

berada disekitar satu juga menunjukkan

bahwa komoditas kedelai memiliki

keunggulan komparatif yang lemah. Dari

analisis titik impas diperoleh kesimpulan

bahwa komoditas kedelai akan mempunyai

daya saing finansial jika harga kedelai dunia

naik paling sedikit 8,5 persen, atau nilai

tukar dolar terhadap rupiah paling sedikit

turun 9,2 persen atau produktivitas kedelai

naik paling sedikit 27,4 persen, ceteris

paribus. Dengan perkataan lain harus ada

upaya peningkatan efisiensi tanaman

kedelai melalui peningkatan produktivitas

dengan penggunan benih bermutu serta

pupuk berimbang.

10. Analisis Daya

Saing

Revealed

Comparatif

Hasil peneitian ini menunjukkan bahwa

komoditas lada di Indonesia mempunyai

Page 40: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

26

Komoditas

Lada di

Indonesia

(Fenni

Irmawati,

2018)

Advantage

(RCA)

daya saing komperatif dengan nilai RCA

rata-rata 18,71. Faktor-faktor yang

berpengaru secara simultan yaitu produksi

lada, harga lada di Indonesia, harga lada

dunia, dan nilai tukar. Faktor (variabel)

yang berpengaruh nyata terhadap daya saing

(RCA) adalah nilai tukar, variabel nilai

tukar mempunyai nilai koefisien regresi

sebesar 0.001421. nilai koefisien dari

variabel tersebut menunjukkan korelasi

positif dan berpengaruh nyata pada arah

kepercayaan 90 persen (0,0735 <0,1).

2.6 Kerangka Pemikiran

Kedelai merupakan salah satu tanaman pangan yang cukup penting

sebagai sumber protein nabati. Kedelai dikatakan berdaya saing jika indeks RCA

lebih dari satu. Penelitian ini akan menganalisis bagaimana daya saing dan faktor-

faktor yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Analisis yang

diguunakan dalam penelitian ini adalah Revealed Comparative Advantage (RCA)

yang mencerminkan daya saing komoditas kedelai dan Analisis Rengresi Linear

Berganda untuk mengetahui bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi daya

saing di Indonesia. Secara ringkas kerangka pikir penelitian dapat diihat pada

gambar 1 dibawah ini:

Page 41: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

27

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

.

Komoditas kedelai

Indonesia

Ekspor Kedelai

Daya Saing Kedelai

Revelaed Comparative Advantage

(RCA)

Regresi Linear Berganda

Keunggulan Komparatif Kedelai

Indonesia

Page 42: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

28

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian mencakup wilayah Indonesia pada bulan Mai sampai

dengan bulan Juni 2020.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan pada penellitian ini adalah jenis

penellitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data runtut waktu (Time

Series). Data runtut waktu (Time Series) adalah data yag secara kronologis

disusun menurut waktu pada satu variabel tertentu. Data runtut waktu digunakan

untuk melihat pengaruh rentang waktu tertentu (Kuncoro, 2009). Jenis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data

yang dicatat secara sistematis yang berbentuk data runtut waktu dengan priode 30

tahun, yaitu tahun 1989 sampai dengan tahun 2018. Adapun instalansi yang

dijadikan sumber data dalam penelitian ini adalah Badan Pusat Statistika (BPS),

Kementrian Pertanian, Food Agricultur Organization (FAO), literatur-literatur

yang berkaitan, dan penelitian sebelumnya.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan teknik yang digunakan untuk

memperoleh data yang akan digunakan dalam penelitian. Teknik yang digunakan

dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan study literature. Dokumentasi

merupakan suatu cara untuk memperoleh data informasi mengenai hal yang

Page 43: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

29

berkaitan dengan penelitian dengan jalan melihat laporan tertulis baik berupa

angka maupun keterangan (Arikunto, 2006).

Dokumentasi dalam penelitian ini menghasilkan data dalam kurung waktu

1989-2018 denga mengambil data, gambar, tabel yang telah ada pada sumber data

dari Badan Pusat Statistika, Kementrian Pertanian, Food Agriculture Organization

(FAO) serta literatur lain yang berkaitan dengan penelitian. Study literature

adalah dengan membaca penelitian-peneitian terdahulu dan laporan yang

berkaitan dengan instalasi terkait.

3.4 Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian analisis daya saing

adalah Revelaed Comparative Advantage (RCA) dan Regresi Linear Berganda.

3.4.1 Revelaed Comparative Advantage (RCA)

Keunggulan komparatif suatu negara di pasar internasional yang

direflesikan dari nilai ekspornya dapat diukur menggunakan Revelaed

Comparative Advantage (RCA) atau indeks balassa (Startiene dan Remeikiene,

2014). Dalam analisis ini akan dihitung RCA dari beberapa eksportir kedelai

sehingga keunggulan komparatifnya dapat dibandingkan. Secara matematis RCA

dirumuskan sebagai berikut:

=

Dimana :

Page 44: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

30

= Keunggulan komparatif (daya saing) Indonesia tahun ke t

= Nilai ekspor komoditas kedelai Indonesia tahun ke t

= Nilai ekspor total Indonesia tahun ke t

= Nilai ekspor komoditas kedelai di dunia tahun ke t

= Nilai ekspor total dunia tahun ke t

t = 1989,......,2018

Nilai daya saing dari suatu komoditas ada dua kemungkinan, yaitu:

1. Jika nilai RCA > 1, berarti Indonesia memiliki keunggulan komparatif di

atas rata-rata dunia sehingga komoditas tersebut memiliki daya saing kuat.

2. Jika nilai RCA < 1, berarti Indonesia memiliki keunggulan komparatif

dibawah rata-rata dunia sehingga suatu komoditas memiliki daya saing

yang lemah.

Indeks RCA merupakan perbandingan antara nilai RCA sekarang dengan

niai RCA tahun sebelumnya, rumus indeks RCA adalah sebagai berikut:

Indeks RCA =

Dimana :

RCAt = Nilai RCA tahun sekarang (t)

RCAt-1 = Nilai RCA tahun sebelumnya (t-1)

t = 1989,.......,2018

Page 45: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

31

nilai indeks RCA berkisar dari nol sampai tak terhingga. Nilai indeks RCA

sama dengan satu berarti tidak terjadi kenaikan RCA atau kinerja ekspor

komoditas kedelai di Indonesia di pasar internasional tahun sekarang sama denga

tahun sebelumnya. Jika nilai indeks RCA lebih kecil dari satu maka terjadi

penurunan RCA atau kinerja ekspor kedelai Indonesia di pasar internasional tahun

sekarang lebih rendah dari tahun sebelumnya.

3.4.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Menurut Sugiono (2014) Analisis Regresi Linear Berganda bermaksud

meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium),

bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediator dimanipuasi

(dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi linear berganda akan dilakukan

bila jumlah variabel independennya minimal dua. Persamaan regresi liniear

berganda yang ditetapkan adalah sebagai berikut:

Y = a +

Dimana:

Y = Daya saing (RCA)

a = Koefisien konstanta

= Koefisien regresi

= Produksi kedelai Indonesia (Ton)

= Harga kedelai Indonesia (US$/Ton)

= Harga kedelai dunia (US$/Ton)

Page 46: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

32

= Nilai tukar kurs (Kurs)

e = Error, variabel gangguan

3.5 Definisi Operasional

1. Kedelai adalah salah satu tanaman yan dibudidayakan oleh masyarakat

Indonesia, tanaman ini tumbuh pada daerah beriklim tropis dengan curah

hujan 100-400 ml/bulan. Selain itu kedelai merupan sumber protein nabati

selain daging.

2. Daya saing adalah kemampuan yang dimiliki oleh suatu komoditi untuk dapat

bertahan dengan persainga pasar luar negeri atau kemampuan suatu komoditi

untu dapat bertahan dalam pasar internasional dan dapat bersaing dengan

komoditas unggulan yang berasal dari luar negeri.

3. Perdaganga internasional adalah kegiatan ekspor inpor yang dilakukan oeh

suatu negara untuk memenuhi kebutuhan akan sumber daya yang dinginkan

dengan adanya perjanjian terdahulu bahasa sederhana iyalah kegiatan jual dan

beli yang dilakukan oleh dua negara.

4. Ekspor adalah kegiatan yang dilakukan oleh suatu negara dalam menjual

barang keluar negeri dengan menggunakan sistem pembayaran dan syarat

penjualan yang telah disetujui oleh pihak eksportir dan inportir.

5. Keunggulan komparatif adalah kegiatan yang dilakukan oleh suatu negara

untuk melihat perbedaan faktor produksi yang dilakukan oleh negara lain

dalam perdagangan internasional.

Page 47: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

33

6. Keunggulan kompetitif adalah hal yang digunakan suatu negara untk

mengukur kelayakan suat aktivitas dengan menggunakan harga pasar yang

berlaku disebut juga dengan keunggulan bersaing.

7. Revelaed Comparative Advantage (RCA) adalah salah satu metode yang

digunakan untuk mengukur keunggulan komparatif di Sulawesi Selatan atau

analisis yang digunakan untuk mengetahui daya saing suatu komoditi di

Indonesia.

Page 48: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

34

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1 Letak Geografis

Indonesia merupakan salah satu negara terluas di dunia, menurut Badan

Informasi Geospasial (BIG) wilayah Indonesia terdiri atas daratan seluas

1.922.570 km2 dan peraian seluas 3.257.483 km2 jika dibandingkan negara

lainnya. Indonesia memiliki daratan dengan jumlah 17.504 pulau besar dan kecil,

sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni yang menyebar disekitar katulistiwa

sehingga menjadikan negara Indonesia sebagai salah saru negara kepulauan

terbesar di dunia, banyaknya pulau tersebut membuat garis pantainnya juga besar

yakni mencapai 108.000 km.

Indonesia memiliki jumlah pulau yang banyak, yang terdiri dari pulau

besar dan pulau kecil. Di antara banyaknya pulau yang ada di Indonesia terdapat

lima pulau yang memuliki ukuran yang besar diantaranya, pulau Papua dengan

luas wilayah 421.991,20 km2, Kalimantan dengan luas wilayah 544.150,07 km2,

Sumatra dengan luas wilayah 480.793,30 km2, Sulawesi 188.522,36 km2, dan

pulau jawa dengan luas wilayah 129.438,28 km2.

Letak suatu tempat di permukaan Bumi bukan sekedar posisi suatu objek

di permukaan Bumi. Letak suatu tempat dipermukaan bumi juga memiliki

karaktrisrik tersendiri yang ada pada tempat tersebut, setiap tempat yang berbeda

di permukaan bumi akan menunjukkan perbedaan satu sama lain. Sehingga letak

wilayah sangat berpengaruh terhadap keadaan alam suatu tempat. Berdasarkan

letak geografis, Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudra. Indonesia

Page 49: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

35

terletak diantara Benua Asia dan Benua Australia. Indonesia juga terletak di

antara dua samudra yaitu samudra Hindia dan samudra Pasifik. Wilayah Indonesia

juga berbatasan dengan sejumlah wilayah di sekitarnya, yaitu:

1. Sebelah utara, Indonesia berbatasan dengan Malaysia, Singapura, Filipina, dan

laut Cina Selatan.

2. Sebelah selatan, Indonesia berbadatasan dengan Timor Leste, Australia, dan

Samudera Hindia.

3. Sebela barat, Indonesia berbsatasan dengan Samudera Hindia.

4. Sebelah timur, Indonesia berbatasan dengan Papua Nugini dan Samudera

Pasifik.

Indonesia memiliki keuntungan Geografis yaitu letak wilayah yang startegis

baik secara sosial, ekonomi, maupun budaya. Di karenakan wilayah Indonesia

sangat strategis sehingga dilalui jalur perdaganga dan pelayaran dunia. Antara lain

negara-negara Asia Timur dengan negara-negara Eropa, Timur Tengah dan India,

serta jalur perdagangan antara Asia ke Australia dan Selandia Baru. Kapal-kapal

dagang yang berasal dari Jepang, Cina dan negara Asia Timur lainnya yang

menuju Ke Eropa melalui Indonesia dan sebaliknya. Karena Indonesia menjadi

jalur perdagangan dunia mengakibatkan Indoesia telah menjalin interaksi sosial

dengan negara-negara lainnya.

4.2 Kondisi Demografis

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di

dunia dengan jumlah populasi sebesar 265.015 juta jiwa pada tahun 2018 dan

sekaligus merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia dengan

Page 50: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

36

lebih dari 230 juta jiwa. Dari sabang di ujung Aceh sampai dengan marauke di

tanah Papua , Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa, dan agama.

Dimana suku jawa adalah suku yang terbesar populasinya dengan jumlah populasi

mencapai 41,7 persen dari seluruh penduduk Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistika (BPS) jumlah populasi warga

negara Indonesia pada 2019 diperkirakan mencapai 266,91 juta jiwa. Dimana

jumlah penduduk usia produktif (usia 15-6 tahun) sebanyak 183,36 juta jiwa,

adapun usia penduduk tidak produktif (usia diatas 65 tahun) sangat rendah sekitar

6,51 persen populasi. Dari segi kependudukan Indonesia memiliki masalah yang

cukup besar yaitu penyebaran penduduk tidak merata di setiap daerahnya

misalnya di pulau Jawa jumlah penduduk jauh lebih banyak dibandingkan dengan

jumlah penduduk di Kalimantan dan Irian, dimana jumlah penduduk di Pulau

Jawa sebesar 57,5 persen penduduk, Pulau Sumatra dihuni oleh 21,3 persen

penduduk, Pulau kalimantan yang luasnya 28,5 persen dari luas seluruh indonesia

dihuni oleh 5,8 persen penduduk, Pulau Sulawesi dengan jumlah penduduk

sebesar 7,3 persen penduduk, Maluku dengan jumlah penduduk sebesar 1,1

persen, dan Papua dengan luas daerah 21,8 persen dihuni oleh 1,5 persen

penduduk.

4.3 Kondisi Pertanian Kedelai Indonesia

Indonesia merupakan negara dengan sumber daya alam yang melimpah,

yang tersebar di beberapa wilayah di seluruh Indonesia. Wilayah Indonesia sangat

cocok untuk kegiatan pertanian karena memiliki tanah yang subur, hal ini

mengakibatkan Indonesia dijuluki dengan negara agraris selain itu Indonesia juga

Page 51: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

37

memiliki iklim yang mendukung dalam melakukan kegiatan pertanian dan

perkebunan. Sektor pertanian masih menjadi ladang pencarian nafkah bagi

masyarakat kecil, kurang lebih 100 juta jiwa penduduk Indonesia bekerja sebagai

petani, namun alih fungsi lahan di kalangan petani bisa saja terjadi hal ini

disebabkan karena adanya ketidak sejahtaan yang diperoleh petani akibatnya

ketahanan pangan tidak lagi menjadi prioritas bagi petani.

Keadaan kedelai di Indonesia saat ini dipandang sebagai komoditas

strategis. kebutuhan kedelai setiap tahunnya diperkirakan mencapai 1,8 juta ton

kebutuhan akan kedelai tersebut akan semakin bertambah sejalan dengan

pertumbuhan penduduk yang semakin banyak di setiap tahunnya, untuk

memenuhi kebutuhan tersebut terdapat beberapa wilayah yang menjadi sentra

produksi kedelai yang dicanangkan dapat membantu kebutuhan kedelai nasional.

Sentra produksi kedelai di Indonesia menyebar di beberapa provinsi di antaranya

Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan,

Aceh, dan Lampung.

Permasalahan yang dihadapi pertanian kedelai di Indonesia cukup banyak

dimana kebutuhan pasar dalam negeri untuk komoditas kedelai tidak dapat

memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga mengakibatkan terjadinya impor

kedelai untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri. Telah kita ketahui bahwa

Indonesia merupakan negara agraris namun semakin banyaknya penduduk

mengakibatkan alih fungsi lahan menjadi perumahan serta perkantoran,

penurunan lahan pertanian ini menjadi faktor utama menurunnya produktivitas

kedelai di Indonesia contoh kecilnya yaitu pada tahun 1992 lahan pertanian

Page 52: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

38

Indonesia masih berkisar 1,7 juta hektar namun pada sembilan tahun berikutnya

jumlah lahan pertanian di Indonesia menyusut dengan sangat drastis hingga

mencapai 550 ribu hektar saja.

Faktor lain yang mengakibatkan penurunan lahan pertanian iyalah petani

yang pada awalnya becocok tanam kedelai namun dikarenakan harga kedelai yang

sering anjlok saat panen raya mengakibatkan petani beralih menanam komoditas

lain yang dianggap dapat menguntungkan dibandingkan kedelai. Permasalahan

lain yang dihadapi oleh petani Indonesia adalah buruknya kualitas benih kedelai

yang ditanam mengakibatkan hasil yang di dapat tidak sebanding dengan luas

lahan yang di tanaminya dan diperburuk oleh luas lahan pertanian yang dimiliki

oleh perorangan mengakibatkan produksi kedelai tidak efisien.

Selain itu, kebijakan perdagangan bebas yang di lakukan oleh pemerintah

Indonesia mengakibatkan harga kedelai impor lebih murah dibandingkan dengan

harga kedela lokal serta kualitas kedelai yang di impor juga memiliki kualitas

yang baik sehingga para para perusahan yang mengolah kedelai lebih memilih

menggunakan kedelai impor karna dianggap murah dan berkualitas.

Kendala lain yang mengakibatkan produksi kedelai dalam negeri

terhambat iyalah karena komoditas kedelai bukan merupakan tanaman pangan

utama yang dibudidayakan petani, banyak petani Indonesia lebih memili

menanam tanaman padi sebagai komoditas utama dalam bercocok tanam. Di

Indonesia sendiri tanaman kedelai hanya dijadikan tanaman tumpang sari dengan

tanaman lain seperti dengan tanaman jagung, kacang, dan tanaman lainnya.

Page 53: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

39

0,00

1.000,00

2.000,00

3.000,00

4.000,00

Luas Lahan dan Produksi Kedelai Indonesia

Luas Lahan Produksi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Perkembangan Luas Lahan, Produksi, dan Produktivitas Kedelai

Indonesia

Perkembangan luas lahan, produksi, dan produktivitas kedelai di Indonesia

memiliki keadaan yang tidak menentu, hal ini dapat diketahui dengan peningkatan

produksi dan produktivitas yang tidak sejalan, lebih jelasnya akan dijabarkan

lebih menyeluruh pada pembahasan berukut:

5.1.1 Luas Lahan dan Produksi Kedelai di Indonesia

Indonesia merupakan negara yang memiliki area tanam kedelai yang luas.

Sehingga berpotensi memproduksi komoditas kedelai dengan jumlah banyak,

pada tahun 1992 luas lahan kedelai berada pada anggka 1.665,71 ha dengan

produksi sebesar 1.869,71 ton dan merupakan yang tertinggi selama kurung waktu

1989-2018. Perkembangan luas lahan dan produksi tanam kedelai indonesia

terdapat pada Gambar 2.

Sumber : Ditjen Tanaman Pangan Kementrian Pertanian, 2020

Gambar 2.Perkembangan Luas Lahan dan Produksi Kedelai Indonesia Tahun

1989-2018

Page 54: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

40

Pada gambar diatas (Gambar 2.) dapat dilihat bahwa luas lahan dan

produksi kedelai di Indonesia sering mengalami fluktuasi, dimana pada tahun

1989 luas lahan kedelai mengalami peningkatan hingga empat tahun berikutnya

yaitu tahun 1992 dengan jumlah luas lahan 1.665,71 hektar. Hal tersebut tentu

saja dibarengi dengan peningkatan produksi kedelai, dari tahun 1989 jumlah

produksi kedelai Indonesia sebesar 1.315.113 ton dan meningkat hingga tahun

1992 dengan jumlah produksi sebesar 1.869.713 ton, keadaan tersebut juga

mengakibatkan ditahun 1992 sebagai produksi dan luas lahan tertinggi selama

kurung waktu 1989-2018 dengan rata-rata luas lahan sebesar 865,47 hektar dan

jumlah produksi 1.073.585 ton.

Pada tahun 1993 hingga 1998 luas lahan dan produksi kedelai mengalami

fluktuasi, tetapi pada tahun 1995 luas lahan serta produksi kedelai sempat

mengalami kenaikan sebesar 5,01 persen dan kembali turun ditahun berikutnya

hingga tahun 1998. Di tahun 1999, produksi kedelai kembali naik sebesar

1.382.848 ton dan presentase pertumbuhan 5,91 persen, dengan jumlah luas lahan

1.151,08 hektar. Pada tahun 2000 jumlah luas lahan kedelai turun sebesar 28,37

persen dengan jumlah produksi 1.017.634 ton, di tahun 2001 hingga 2003

produksi kedelai Indonesia terus mengalami penurunan dari 826.932 ton tahun

2001 menjadi 671.600 ton di tahun 2003 hal ini terjadi karena Provinsi Jawa

Tengah tidak memproduksi kedelai sehingga berpengaru terhadap produksi

kedelai nasional.

Meskipun di tahun 2000 hingga 2005 Provinsi Jawa Tengan tidak

memproduksi kedelai namun Provinsi lain yang menjadi sentra kedelai Indonesia

Page 55: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

41

mengalami peningkatan luas lahan dan produksi sehigga mengakibatkan adanya

kenaikan luas lahan sebesar 11,73 persen di tahun 2005. Pada tahun 2006 kedelai

Indonesia kembali mengalami penurunan luas lahan sebesar 6,60 persen hingga

tahun 2007 dengan luas lahan sebesar 459,12 hektar, hal ini juga di ikuti dengan

penurunan produksi kedelai sebesar 7,151 persen di tahun 2006 dan 20,74 persen

ditahun 2007.

Pada tahun 2008 luas lahan dan produksi kedelai meningkat, dengan luas

lahan 590,96 hektar serta produksi 775.491 ton. Tahun 2009 peningkatan masih

terjadi dengan luas lahan 722,79 hektar dan produksi sebesar 974.511 ton. Namun

dalam kurung waktu 2010 hingga 2013 produksi kedelai kembali turun dengan

presentase 6,92 persen ditahun 2010 hal tersebut disebabkan oleh penurunan

jumlah luas lahan pada tiga tahun terakhir hingga presentase pertumbuhan

menyentuh 2,96 persen ditahun 2013.

Di tahun 2014 produksi dan luas lahan kedelai kembali bangkit dengan

presentase luas lahan 11,78 persen dan produksi 954.997 ton, meskipun

pertumbuhan ini tidak bertahan lama dimana pada tahun berikutnya yaitu tahun

2015 hingga 2017 kembali mengalami penurunan luas lahan dengan jumlah

614,10 hektar tahun 2015, tahun 2016 sebesar 576,99 hektar, dan tahun 2017 luas

lahan dan produksi masih mengalami penurunan dengan jumlah luas lahan 355,80

hektar dan jumlah produksi 538,729 ton, tahun 2017 merupakan tahun dengan

luas lahan dan produksi terkecil selama 30 tahun terakhir (1989-2018). Tahun

2018 luas lahan kedelai sebesar 680,00 hektar dan jumlah produksi 953.571 ton.

Page 56: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

42

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

1989

1990

1991

1992

1993

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

Pro

du

ktiv

itas

(to

n/h

a)

Tahun

Perkembangan Produktivitas Kedelai Indonesia

5.1.2 Perkembangan Produktivitas Kedelai Indonesia

Perkembangan produktivitas kedelai di Indonesia dalam kurung waktu 30

tahun terakhir (1988-2017) mengalami fluktiasi, dengan rata-rata produktivas

sebesar 12,85 ton/hektar. Dalam kurung waktu tersebut (1988-2017) produktivitas

kedelai tertinggi terjadi pada tahun 2015 dengan jumlah produktivitas 15,68

ton/hektar. Lebih jelas dapat dilihat pada gambar dibawah (Gambar 3).

Sumber : Ditjen Tanaman Pangan Kementrian Pertanian, 2020

Gambar 3. Perkembangan Produktivitas Kedelai Indonesia

Berdasarkan dari gambar diatas (Gambar 2) produktivitas kedelai

Indonesia pada tahun 1989 berada pada angka 10,88 ton/hektar dan terus

meningkat hingga tahun 1991 denga jumlah produktivitas 11,37 ton/hektar. Di

tahun 1992 produktivitas menurun dengan jumlah 11,22 ton/hektar dan naik di

tahun 1993 dengan jumlah 11,62 ton/hektar. Namun ditahun 1994 produktivitas

kedelai Indonesia mengalami penurunan sebesar 11,12 ton/hektar hal ini terjadi

Page 57: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

43

karena adanya penuruna luas lahan dan produksi kedelai di beberapa sentra

kedelai diantaranya prodinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Aceh, dan Lampung.

Produktivitas kedelai nasional kembali meningkat pada tahun 1995 hingga

1997 dengan produktivitas tertinggi terjadi pada tahun 1997 sebesar 12,13

ton/hektar. Di tahun 1998, produktivas mengalami penurunan kembali dengan

jumlah 11,92 ton/hektar namun produktivitas kembali meningkat yaitu dari 12,01

ton/hektar pada tahun 1999 menjadi 12,34 ton/hektar pada tahun 2000. Pada tahun

2001 produktivitas kedelai mengalami penurunan, namun masih dalam tahap

positif dengan jumlah produksitivitas 12,18 ton/hektar. Dalam kurung waktu 2002

hingga 2005 produktivitas kedelai Indonesia cenderung meningkat hingga

mencapai 1,59 persen dimana tahun 2005 merupakan tahun dengan produktivitas

tertinggi dengan jumlah 13,01 ton/hektar dalam kurung waktu 2002-2005.

Penurunan produktivias kedelai kembali terjadi ditahun 2006 dengan

jumlah produktivitas 12,88 ton/hektar dibandingka dengan tahun sebelumnya

yang masih berada pada jumlah 13,01 ton/hektar, penurunan ini terjadi tetapi

hanya sementara karena produktivitas kembali naik ditahun 2007 dengan jumlah

produktivitas 12,91 ton/hektar kenaikan ini terus menigkat hingga tahun 2010

sebesar 13,73 ton/hektr dengan presentase pertumbuan 1,85 persen. Produktivitas

kembali turun 1,49 persen ditahun 2011 menjadi 13,68 ton/hektar dan pada tahun

2012 jumlah produktivitas kedelai berada pada angka 14,85 ton/hektar.

Di tahun 2013 hingga tahun 2018 produktivitas kedelai Indonesia

mengalami keadaan naik dan turun disebabkan karena adanya penurunan luas

lahan nasional, tahun 2013 produktivitas kedelai sebesar 14,16 ton/hektar naik

Page 58: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

44

menjadi 15,51 ton/hektar pada tahun 2014, ditahun 2015 produktivitas masih

mengalami kenaikan dengan jumlah produktivitas 15,68 ton/hektar. Dan pada

tahun 2016 produktivitas kedelai mengalami penurunan dengan jumlah 14,90

ton/hektar, namun di tahun 2017 kembali naik dengan jumlah produktivitas 15,14

ton/hektar. Tahun 2018 jumlah produkvitas sebesar 14,44 ton/hektar.

5.2 Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Kedelai Indonesia

Perkembangan volume dan nilai ekspor kedelai Indonesia pada tahun 1989

hingga 2018 mengalami fluktuasi dengan rata-rata volume ekspor 7.682,67 ton

dan rata-rata nilai ekspor kedelai Indonesia sebesar 1328,567 dollar AS lebih jelas

akan dibahas lebih menyeluruh pada pembahasan berikut:

5.2.1 Perkembangan Volume Ekspor Kedelai Indonesia

Peningkatan volume ekspor kedelai Indonesia mengalami fluktuasi dalam

kurung waktu 1989 sampai 2018. Dimana rata-rata volume ekspor sebesar

7.919,77 ton, dengan volume tertinggi terjadi pada tahun 2017 dengan jumlah

volume 56.473 ton dan terendah tahun 1999 dengan volume ekspor 134 ton, lebih

jelasnya akan dibahas pada Gambar 4.

Page 59: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

45

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

1989

1990

1991

1992

1993

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018V

olu

me

Eksp

or

(to

n)

Tahun

Volume Ekspor Kedelai di Indonesia

Sumber : Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, 2020.

Gambar 4. Pererkembangan Volume Ekspor Kedelai Indonesia

Perkembangan volume ekspor kedelai pada tahun 1989 tercatat berada

pada angka 153 ton dengan presentase pertumbuhan sebesar 73,16 persen. Pada

tahun 1990 dan 1991 volume ekspor kedelai mengalami kenaikan sebesar 242 ton

dan 283 ton. Ditahun 1992 hingga 1994 volume ekspor kedelai Indonesia

mengalami keadaan naik turun dimana pada tahun 1992 volume naik sebesar

2.447 ton ditahun berikutnya turun dengan jumlah volume 995 ton dan ditahun

1994 jumlah volume kembali naik sebesar 3.043 ton, tahun 1995 dan 1996

volume ekspor kedelai kembali turun sebesar 630 ton dan 598 ton. Peningkatan

volume ekspor kembali naik ditahun 1997 dengan jumlah volume ekspor 28.054

ton.

Perkembangan volume ekspor kedelai dalam delapan tahun dimulai dari

tahun 1998 hingga 2005 mengalami fluktuasi yang tidak menentu, dimana volume

ekspor tahun 1998 sebesar 956 ton. Pada tahun 1999 volume ekspor turun 134

ton, di tahun 2000 dan 2001 volume ekspor kembali naik 521 ton dan 1.188 ton.

Dua tahun setelahnya (2002-2003) volume ekspor kedelai turun kembali dengan

Page 60: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

46

presentase pertumbuhan 80,22 persen dan 28,09 persen, penurunan tersebut

kemudia dibayar dengan peningkatan volume ekspor yang cukup positif pada

tahun 2004 dengan jumlah 1.300 ton sangat meningkat dari dua tahun

sebelumnya, tetapi peningkatan tersebut hanya sesaat setahun kemudian volume

ekspor turun menjadi 876 ton.

Pada tahun 2006 hingga 2007 volume ekspor naik 97,72 persen ditahun

2006 dengan jumlah ekspor kedelai 1.732 ton dan tahun 2007 naik menjadi 2.390

ton, namun tahun 2008 volume ekspor kedelai turun pada angka 1.775 ton dan

naik kembali di tahun 2009 sebesar 2.131 ton kenaikan dan penurunan tersebut

terjadi dikarenakan adanya perubahan jumlah produksi kedelai Indonesia yang

naik dan turun.

Perkembangan kedelai tahun 2010 hingga 2014 cenderung mengalami

kenaikan yag signifikan dimana tahun 2010 volume ekspor kedelai ada pada

angka 385 ton dan terus naik hingga angka 51.184 ton ditahun 2014 dengan rata-

rata volume ekspor 17.627 ton dalam kurung waktu (2010-2014). Ditahun 2015

dan 2016 volume kedelai turun kembali hingga 72,77 persen dengan 13.935 ton

pada 2015 dan 2016 sebesar 13.797 ton, volume ekspor kembali bangkit ditahun

2017 sebesar 56.473 ton dan merupakan volume ekspor kedelai terbesar

sepanjang 30 tahun terakhir, tahun 2018 volume ekspor turun kembali hingga

40,61 persen dengan presentase jumlah volume sebesar 15.397 ton.

5.2.2 Perkembangan Nilai Ekspor Kedelai Indonesia

Page 61: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

47

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

1989

1990

1991

1992

1993

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

Nila

i Eks

po

r (1

000

(US$

)

Tahun

Nilai Ekspor Kedelai Indonesia

perkembangan nilai ekspor kedelai Indonesia dalam kurung waktu 1989

hingga 2018 mengalami keadaan fluktuatif, dimana tahun 2014 nilai ekspor

kedelai Indonesia sebesar 24415 dollar AS dan merupakan nilai ekspor tertinggi

selama 30 tahun terakhir, dengan rata-rata nilai ekspor kedelai Indonesia sebesar

1.328,56 dollar AS (1989-2018). Perkembangan nilai ekspor kedelai Indonesia

terdapat pada Gambar 5.

Sumber : FAOSTAT, 2020

Gambar 5. Pertumbuhan Nilai Ekspor Kedelai Indonesia

Dapat dilihat dari gambar diatas, dalam kurung waktu 1989 hingga 1990

nilai ekspor kedelai Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan, dimana tahun

1989 nilai ekspor kedelai berada pada angka 118 dollar AS dan meningkat di

tahun 1990 dengan jumlah 235 dollar AS. Keragaman nilai ekspor kedelai terjadi

pada tahun 1991 hingga 1995 dimana nlai ekspor mengalami keadaan naik dan

turun, dengan nilai ekspor tertinggi terjadi ditahun 1992 dengan jumlah nilai

ekspor 1339 dollar AS.

Page 62: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

48

Pada tahun 1996 dan 1997 , nilai ekspor kedelai naik dan berada pada

angka 116 dollar AS dan 172 dolar AS. Ditahun berikutnya nilai ekspor kedelai

turun 98,96 persen dengan jumlah nilai ekspor 115 dollar AS. Tahun 1999 nilai

ekspor kedelai sebesar 18 dollar AS dengan presentasi pertumbuhan sebesar

321,23 persen. Di tahun 2000 dan 2001 nilai ekspor kedelai sebesar 117 dollar AS

tahun 2000 dan 345 dollar AS tahun 2001.

Di tahun 2002 hingga 2004 nilai ekspor kedelai Indonesia mengalami

pertumbuhan yang signifikan dengan jumlah nilai ekspor 152 dollar AS pada

tahun 2002 dan 501 dollar AS tahun 2004. Namun di tahun 2005 nilai ekspor

turun 2,07 persen dengan jumlah nilai ekspor 485 dollar AS. Tahun 2006 nilai

ekspor kedelai Indonesia 2891 dollar AS, nilai ekspor kedelai Indonesia

mengalami penurunan tiga tahun (2007-2009) berturut-turut dimulai pada tahun

2007 dengan konteribusi 2252 dollar AS, di tahun 2008 turun 4,19 persen dengan

jumlah kontribusi sebesar 1405 dollar AS dan pada tahun 2008 konteribusi

sejumlah 342 dollar AS.

Pertumbuhan nilai ekspor kedelai selama 2010 hingga 2012, nilai ekspor

terrtinggi terjadi pada tahun 2012 dengan jumlah 1593 dollar AS dan terendah

terjadi di tahun 2010 dengan jumlah 343 dollar AS 24,26 tahun 2011 nilai ekspor

kedelai sebesar 438 dollar AS meningkat 14,15 persen dari tahun sebelumnya,

2012 nilai ekspor kedelai berada pada 1593 dollar AS, 2013 nilai ekspor turun

dengan jumlah 459 dollar AS, dan tahun 2014 nilai ekspor kedelai sebesar 24415

dollar AS dan merupakan tahun dengan jumlah nilai ekspor terbesar selama 30

tahun terakhir.

Page 63: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

49

0

0,01

0,02

0,03

0,04

0,05

19

89

19

90

19

91

19

92

19

93

19

94

19

95

19

96

19

97

19

98

19

99

20

00

20

01

20

02

20

03

20

04

20

05

20

06

20

07

20

08

20

09

20

10

20

11

20

12

20

13

20

14

20

15

20

16

20

17

20

18

Nila

i RC

A

Tahun

Nilai RCA Kedelai di Indonesia

Tahun 2015 nilai ekspor kedelai turun sebesar 90,91 persen namun naik

kembali ditahun 2016 dengan jumlah nilai ekspor 282 dollar As dan tahun 2017

nilai ekspor turun sebesar 254 dollar AS, tahun 2018 kedelai naik dengan jumlah

467 dollar AS.

5.3 Analisis Daya Saing Komoditas Kedelai Indonesia

Untuk mengetahui keunggulan komperatif suatu komoditas di suatu wilayah

dapat menggunakan analisis RCA. pada daya saing komoditas kedelai, nilai RCA

Indonesia memiliki daya saing yang lemah dimana nilai RCA lebih kecil dari 1

itu artinya jika Indonesia melakukan ekspor komoditas kedelai dalam kurung

waktu 30 tahun terakhir memiliki daya saing yang rendah. Rata-rata nilai RCA

komoditas kedelai Indonesia pada 30 tahun terakhir (1989-2018) sebesar 0,0055.

Adapun nilai RCA komoditas kedelai Indonesia dalam periode waktu tahun 1989-

2018 dapat dilihat pada Gambar 6 berikut:

Sumber: Data Sekunder Setelah diolah, 2020

Gambar 6. Nilai RCA Kedelai Indonesia Tahun 1989-2018

Page 64: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

50

Dari grafik diatas dapat dijelaskan mengenai perkembangan daya saing

komoditas kedelai Indonesia, dimana nilai RCA Komoditas kedelai dalam kurung

waktu 30 tahun terakhir (1989-2018) sering mengalami keadaan fluktuasi. Pada

tahun 1989 nilai RCA komoditas kedelai berada pada angka 0,00267 dan

meningkat di tahun berikutnya dengan peningkatan sebesar 5 persen di tahun

1990 dengan nilai RCA sebesar 0,00544. Tahun 1991 nilai RCA kedelai

Indonesia mengalami penurunan sebesar 1 persen dengan jumlah nilai 0,00436

dan tahun 1992 kembali naik dengan jumlah kenaikan mencapai 0,02307, tetapi

ditahun 1993 hingga tahun 1994 nilai RCA kedelai mengalami penurunan hingga

68 persen dengan nilai RCA sebesar 0,00017. Ditahun 1995 nilai RCA naik

dengan jumlah sebesar 0,00441 dan tahun 1996 nilai RCA kembali turun sebesar

37 persen dengan jumlah RCA mencapai 0,00125.

Jumlah nilai RCA kedelai Indonesia di tahun 1997 sebesar 0,00157

meningkat 1431 persen dari tahun sebelumnya, ditahun 1998 nilai RCA turun

hingga mencapai angka 0,00014 dan menjadi tahun dengan nilai RCA terendah

selama kurung waktu 30 tahun terakhir dan tahun selanjutnya (1999) mengalami

peningkatan dengan jumlah nilai RCA 0,00027. Tahun 2000 dan 2001 nilai RCA

kembali naik 89 persen dengan jumlah nilai 0,00131 dan 0,00361 tahun 2001

selanjutnya ditahun 2002 jumlah nilai RCA turun hingga mencapai 0,00159..

Tahun 2003 dan 2004 nilai RCA mengalami peningkatan dengan jumlah

nilai masing-masing 0,00231 dan 0,00419. Tahun 2005 nilai RCA mengalami

penurunan sebesar 7 persen dengan nilai 0,00371, di tahun berikutnya (2006)

sempat mengalami peningkatan dengan nilai 0,02123 dan empat tahun berikutnya

Page 65: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

51

(2007-2010) kembali turun 41 persen dengan jumlah nilai masing masing

0,01163, 0,00413, 0,00108, dan 0,00077. Pada tahun 2011 dan 2012 nilai RCA

kedelai naik hingga mencapai 26,09 tetapi ditahun berikutnya 2013 kembali turun

dengan jumlah RCA mencapai 0,00082. Dalam kurung waktu 2014 hingga 2018

nilai RCA kedelai mengalami fluktuasi dengan nilai RCA tertinggi terjadi pada

tahun 2014 dengan nilai 0,04456 dan terkecil pada tahun 2015 dengan nilai

0,00038.

5.4 Nilai Indeks RCA Kedelai Indonesia

Nilai indeks RCA selama kurung waktu tahun 1989 hingga 2018 mengalami

keadaan yang berfluktuasi. Nilai indeks RCA apabila lebih kecil dari satu berarti

megalami penurunan atau kinerja ekspor kedelai Indonesia tahun sekerang lebih

rendah dari tahun sebelumnya, dan sebaliknya apabila nilai indeks RCA lebih

besar dari satu berarti terjadi kenaikan kinerja ekspor kedelai Indonesia tahun

sekarang dibandingkan dari tahun sebelumnya. Nilai indeks RCA rata-rata dalam

kurun tahun 1989 sampai 2018 menunjukkan jumlah nilai sebesar 4,5466 berarti

rata-rata nilai indeks RCA kedelai Indonesia mengalam peningkatan RCA dari

tahun sebelumnya. Nilai indeks RCA kedelai di Indonesia dapat dilihat pada

Gambar 7.

Page 66: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

52

0

10

20

30

40

50

60

1989

1990

1991

1992

1993

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

Nila

i In

dek

s R

CA

Tahun

Nilai Indeks RCA Kedelai di Indonesia

Sumber : Data Sekunder Setelah diolah, 2020

Gambar 7. Nilai Indeks RCA Kedelai Indonesia Tahun 1989-2018

Nilai indeks RCA kedelai Indonesia pada tahun 1989 hingga 2018

menunjukkan bahwa terjadinya fluktuasi yang tidak menentu, pada tahun 1989

nilai indeks RCA adalah 2,03 yang berarti mengalami peningkatan dari tahun

sebelunya. Dimana nilai indeks RCA tertinggi terjadi pada tahun 2014 dengan

nilai indeks 54,34 dan nilai indeks terendah terjadi pada tahun 2017 dengan nilai

0,07 yang merupakan nilai indeks RCA lebih kecil dari 1 dan pada tahun 2017

nilai indeks RCA mengalami penurunan dari tahun sebelumnya (2016).

5.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Daya Saing Komoditas Kedelai di

Indonesia

Faktor (variabel) yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia adalah

produksi kedelai, harga kedelai Indonesia, harga kedelai dunia, dan nilai tukar.

Dengan tingkat alfa yang digunakan sebesar 10 persen atau 0,010 lebih jelas dapat

diihar pada Tabel 3.

Page 67: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

53

Tabel 3. Hasil Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Daya Saing Komoditas

Kedelai Indonesia

Variabel Bebas Koefisien t_statistik P

Produksi Kedelai (ln_ )

Harga Kedelai (ln_ )

Harga Kedelai Dunia (ln_ )

Nilai Tukar (ln_ )

1,783804*

-0,07653

0,07745

0,954276**

1,976904

-0,637302

0,689270

2,201638

0,0592

0,5297

0,4970

0,0371

Konstanta = -28,70703 ***) : signifikan (α = 1%)

= 0,222555 (22,25%) **) : signifikan (α = 5%)

= 1,789 *) : signifikan (α = 10%)

ns) : non signifikan

Sumber : Data Sekunder Setelah diolah, 2020.

Dari analisis data menggunakan program eviews diperoleh persamaan

regresi daya saing komoditas kedelai di Indonesia sebagai berikut:

Ln_y =1,784ln_ - 0.077ln_ + 0.077ln_ + 0.954ln_ - 28.70

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa

nilai uji F (over all test) adalah 1,789 dan perpengaruh nyata terhadap tingkat

kepercayaan 90 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa keempat variabel bebas

( produksi kedelai, harga kedelai, harga kedelai dunia, dan nilai tukar) yang

digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing

(RCA) kedelai Indonesia secara bersama-sama (simultaneusly) berpengaruh

terhadap naik turunnya daya saing tersebut. hasil analisis juga menunjukkan

bahwa variabel yang digunakan untuk menduga daya saing (RCA) kedelai

Indonesia mampu menjelaskan koefisien daya saing (RCA) kedelai tersebut

sebesar 22,25 persen sedangkan sisanya 77,75 persen disebabkan oleh adanya

Page 68: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

54

faktor-faktor lain dari luar variabel pendugaan seperti ekspor kedelai dan

kebijakan pemerintah.

Hasil pendugaan dalam analisis diatas juga menunjukkan bahwa variabel

yang berpengaru nyata terhadap daya saing (RCA) adalah produksi kedelai,

variabel produksi kedelai mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 1,784. Nilai

pada variabelp tersebut menunjukkan korelasi positif dan berpengaruh nyata pada

arah kepercayaan 90 persen (0,0592 < 0,010) terhadap daya saing (RCA) kedelai

Indonesia artinya dapat diketahui bahwa secara kuantitatif apabila produksi

kedelai naik 1 persen maka daya saing (RCA) kedelai tersebut meningkat 1,784

persen. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Willy

dan Sarwono, 2014) yang menjelaskan nilai probabilitas produksi kedelai (0,0246

< α=5%) maka variabel produksi berpengaruh secara signifikan terhadap

peningkatan daya saing kedelai Indonesia penelitian ini juga mendukung teori

keunggulan komperatif yang dikemukakan oleh (Porter, 1990) bahwa produksi

sebagai pengembangan dari kondisi faktor yang menjadi faktor pendukung daya

saing.

Nilai kofisien untuk variabel nilai tukar adalah 0,954 dan secara statistik

nilai tersebut menunjukkan korelasi positif dan berpengaruh nyata pada

kepercayaan 90 persen (0,0371 0,010) terhadap daya saing (RCA) kedelai

Indonesia. Karena berkorelasi positif terhadap daya saing (RCA) yang berarti

secara kuantitatif apabila nilai tukar naik 1 persen maka daya saing (RCA) kedelai

Indonesia meningkat sebesar 0,954. hasil penelitian ini mendukung teori yang

dikemukakan oleh (Tambunan, 2001) tentang delapan faktor penentu daya saing

Page 69: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

55

salah satu faktor penentu daya saing yaitu keuangan. Namun menurut (Willy dan

Sarwono, 2014) bahwa variabel nilai tukar tidak berpengaruh terhadap

peningkatan daya saing kedelai di Indonesia.

Nilai koefisien untuk variabel harga kedelai Indonesia adalah -0,077 nilai

variabel tersebut menunjukkan korelasi negatif terhadap daya saing (RCA) dan

secara statistik tidak berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 90 persen (

0,5297 > 0,010) terhadap daya saing (RCA) kedelai Indonesia. Variabel tersebut

berkorelasi negatif terhadap daya saing (RCA) yang artinya secara kuantitatif

apabila harga kedelai Indonesia meningkat 1 persen maka daya saing (RCA)

kedelai Indonesia akan menurun sebesar -0,077. hasil penelitian ini tidak

mendukung teori yang dikemukakan oleh Tambunan, 2001 tentang delapan faktor

penentu daya saing. Sehingga variabel harga kedelai tidak berpengaruh terhadap

daya saing kedelai Indonesia.

Nilai koefisien variabel harga kedelai dunia adalah 0,077 nilai tersebut

menunjukkan korelasi positif terhadap daya saing (RCA) tetapi secara statistik

tidak berpengaru nyata pada taraf kepercayaan 90 persen (0,4970 > 0,010)

terhadap daya saing kedelai Indonesia. Artinya secara kuantitatif apabila harga

kedelai dunia meningkat 1 persen maka akan mengakibatkan daya saing (RCA)

kedelai Indonesia akan melemah 0.077. Menurut Kalaba (2012) kenaikan harga

internasional akan mendorong eksportir untuk mengekspor dalam jumlah yang

lebih besar, sehingga nilai ekspor akan meningkat dan akhirnya berdampak pada

kenaikan daya saing. Teori ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dihasilkan

dimana apabila harga dunia meningkat maka daya saing Indonesia akan melemah.

Page 70: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

56

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat disimpulan sebagai

berikut:

1. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai RCA komoditas kedelai Indonesia

memiliki daya saing yang lemah dengan rata-rata nilai RCA sebesar 0,0055

dan dapat dikatakan daya saing Indonesia untuk Kedelai masih berada

dibawah rata-rata dunia.

2. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap daya saing komoditas kedelai

Indonesia adalah produksi kedelai dan nilai tukar. Dengan demikian semakin

tinggi nilai produksi kedelai maka daya saing komoditas kedelai Indonesia

akan meningkat dan semakin tinggi nilai tukar maka daya saing kedelai

Indonesia meningkat.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan analisis daya saing

komoditas kedelai Indonesia terdapat beberapa saran, diantaranya:

1. Untuk meningkatkan daya saing komoditas kedelai Indonesia pemerintah

harus memperhatikan kualitas dan kuantitas dari komoditas kedelai yang

dijual dengan memperhatikan kesejahtraan petani sehingga volume ekspor

kedelai dapat maksimal.

Page 71: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

57

2. Agar produksi komoditas kedelai di Indonesia meningkat perlu adanya

sosialisasi dan binaan bagi petani untuk memamfaatkan lahan yang tidak

terpakai sebagai lahan bercocok tanam kedelai

3. Adanya kebijakan untuk mengstabilkan harga kedelai domestik agar

pemermintaan kedelai impor dapat menurun

Page 72: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

58

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, dkk. 2002. Daya Saing Daerah : Konsep dan Pengukurannya di

Indonesia. Yogyakarta : BPFE.

Adisarwanto, 2006. Budidaya Kedelai Dengan Pemupukan yang Efektif dan

Pengoptimalan Peran Bintil Akar. Penebar Swadaya. Jakarta.

Aditya, P. 2016. Daya Saing, Profitabilitas dan Efisiensi Usahatani Padi dan

Jagung di Indonesia. Skripsi. Fakultas Eknomi dan Bisnis, Universitas

Eirlangga.Surabaya.

Aisyah, N. 2015. Analisis Daya Saing dan Kebijakan Pemerintah Terhadap

Usahatani Padi, Jagung dan Kedelai Provinsi Jawa Tengah. Skripsi.

Fakultas Ekonomi, Unversitas Negeri Semarang. Semarang

Badan Pusat Statistika, 2018. www.bps.go.id Kedelai. Sulawesi Selatan.

Damardjati et al. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kedelai.

Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta.

Dinar, Frihartka S. 2011. Analisis Daya Saing dan Strategi Pengembangan

Agribisnis Kedelai Lokal di Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonmi

Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Dirgantro, 2002. Keunggulan Bersaing Melalui Proses Bisnis. Jakarta. Penerbit

Gramedia Pustaka Utama.

Ditjentan, 2004. Profil Kedelai (Glycine max). Buku 1. Direktorat Kacang-

kacangan dan Umbi-umbian. Departemen Pertanian. Jakarta.

Hasanuddin dan Partoharjono. 2005. Dalam Dyah Karunia Sari, Yaya Hasanah,

Toga Simanungkait. 2014. Respon Pertumbuhan dan Produksi Beberapa

Varietas Kedelai (Glycine Max L. (Merill)) Dengan Pemberian Pupuk

Organik Cair. Jurnal

Irmawati, F. 2018. Analisis Daya Saing Komoditas Lada di Indonesia. Skripsi.

Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Makassar, Makassar.

Kalaba, Y. 2012. Dalam Prajogo U, Hadii, dan Julia f. Sinuraya. Kinerja dan

Strategi Penguatan Daya Saing Komoditas Pertanian Indonesia. Jurnal.

Kasryno et al. 1985. Pemasaran Kedelai Indonesia. In : Somaatmadja et al. (eds.)

Kedelai. Puslitbang Tanaman Pangan, Bogor.

Kementan, 2018. Outlook Kedelai. Komoditas Pertanian Subsektor Tanaman

Pangan. Kementrian Pertanian. Jakarta.

Page 73: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

59

Lauria Tika Carolina dan Jaka Aminata, 2019. Analisis Daya Saing dan Faktor

yang Mempengaruhi Eksor Batu Bara. Jurnal Penelitian Departemen IESP

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Vol. 1 No1.

Muhammad, F. 2008. Analisis Daya Saing Kedelai di Jawa Timur. Skripsi.

Program Magister Program Pasca Sarjana. Universitas Jember. Jember

Alam, N. 2018. Analisis Daya Saing Komoditas Kakao di Sulawesi Selatan.

Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar.

Nopirin, 2014. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro-Makro. Yogyakarta: BPFE-

Yogyakarta.

Partohardjono, 2005. Upaya Peningkatan Produksi Kedela Melalui Perbaikan

Teknologi Budidaya. Dalam Partohardjono (penyunting). Analisis dan

Opsi Kebijakan Pemerintah dan Pengembangan Tanaman Pangan.

Monograf No.1. 2005. Puslitbangtan. Bogor.

Prajogo U. Hadi dan Julia F. Sinuraya. 2015. Kinerja dan Strategi Penguatan

Daya Saing Komoditas Pertanian Indonesia.

Purnawati, Astatuti dan Sri Fatmawati.2013. Dasar-dasar Ekspor Impor. UPP

STIM YKPN. Yogyakarta.

Salvatore, 2008. Ekonomi Internasional. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

, 1997. Ekonomi Internasional. Alibahasa Oleh Haris Munandar Edisi 5

Cetak 1. Erlangga. Jakarta.

, 2014. Ekonomi Internasional. Jakarta : Salemba Empat.

Sarwono dan Willy Pratama, 2014. Analisis Daya Saing Kedelai Indonesia. Junal

Penelitian. Jejak 7(2) (2014): 100-202. DOI: 10.15294/jejak.v7il.3596.

Badan Pusat Statistika, Indonesia.

Septi RostikaAnjani, Dwidjono Hadi Darwanto dan Jangkung Handoyo Mulyo.

Jurnal penelitian SEPA: Vol. 12 No.1 September 2015 :42-47. Fakultas

Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Sri Sulasmiyati, Mochammad Al Musadieq dan Muhammad Luqman Zakariya,

2016. Pengaruh Produksi, Harga, dan Nilai Tukar Terhadap Volume

Ekspor (studi pada vulume ekspor biji kakao Indonesia priode januari

2010- dessember 2015. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 40 No.2

November 2016.

Sudaryanto, 1996. Konsumsi Kedelai. In : Amang et al. (eds). Ekonomi Kedelai

Indonesia. IPB press. Bogor.

Page 74: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

60

Sugianto, dkk. 2005. Ekonomi Mikro. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sugiono, 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung.Alfabeta.

Sulistyandari, dan Sri, 2013. Membangun Keunggulan Bersaing Berkelanjutan:

Sebuah Kajian Literatur Pada Konteks Usaha Kecil Menengah.

Sustainable Competitive Advantage, Vol. 1(1), h: 1-17.

Suprapto, 2004. Bertanam Kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta.

Syahrul, G, S. 2016. Daya Saing dan Dampak Kebijakan Komoditas Kedelai

Domestik di Kabupaten Lamongan Provinsi Jawa Timur. Skripsi. Sekolah

Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Tambunan, 2014. Perekonomian Indonesia. Yogyakarta. BPFE.

Tatakomara, 2004. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Komoditi

Teh di Indonesia. Serta Daya Saing Komoditi Teh di Pasar Internasional.

Skripsi Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas

Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Tulus, S. 2011. Uji Daya Hsil Beberapa Varietas Kedelai (Glycine Max L. Merill)

Berdaya Saing Tinggi pada Lahan Kerin di Manggoapi Manokwari.

Fakultas Pertanian dan Teknologi Pertanian Universitas Negeri Papua.

Manokwari. 883hlm.

Willy, P. 2014. Analisis Daya Saing Kedelai Indonesia. Skripsi. Fakultas

Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Yosep, F. 2009. Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Ekspor Jagung Indonesia di Pasar Malaysia Pra dan Pasca Krisis

Ekonomi. Skripsi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Page 75: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

61

LAMPIRAN

Page 76: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

62

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian

Gambar 6. Peta Lokasi Penelitian

Page 77: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

63

Lampiran 2. Hasil Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Daya Saing

Dependent Variable: Y

Method: Least Squares

Date: 08/11/20 Time: 13:51

Sample: 1989 2018

Included observations: 30 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -28.70703 15.41466 -1.862320 0.0744

X1 1.783804 0.902322 1.976904 0.0592

X2 -0.076535 0.120092 -0.637302 0.5297

X3 0.077454 0.112371 0.689270 0.4970

X4 0.954276 0.433439 2.201638 0.0371 R-squared 0.222555 Mean dependent var 4.352956

Adjusted R-squared 0.098164 S.D. dependent var 0.977547

S.E. of regression 0.928328 Akaike info criterion 2.840148

Sum squared resid 21.54482 Schwarz criterion 3.073681

Log likelihood -37.60222 Hannan-Quinn criter. 2.914857

F-statistic 1.789155 Durbin-Watson stat 1.565673

Prob(F-statistic) 0.162587

Page 78: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

64

Lampiran 3. Dokumentasi penelitian di Kantor Badan Pusat Statistika (BPS)

Page 79: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

65

Page 80: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

66

Page 81: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

67

Page 82: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

68

Page 83: ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI ......Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kedelai Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari

69

RIWAYAT HIDUP

Penulis di lahirkan di Desa Mattampa Walie Kecamatan

Lamuru Kabupaten Bone tanggal 9 agustus 1998. Dari ayah

yang bernama Kisman dan ibu bernama Hajrah. Penulis

merupakan anak pertama dari dua bersaudra.

Penulis menempuh pendidikan formal di SD Negeri 160

Mattampa Walie lulus pada tahun 2010, dan melanjutkan pendidikan di SMP

Negeri 1 Lamuru lulus pada tahun 2013, selanjutnya penulis melanjutkan

pendidikan di SMAN 17 Bone selesai tahun 2016. Pada tahun yang sama penulis

terdaftar sebagai mahasiswi di Universitas Muhammadiyah Makassar Fakultas

Pertanian Program Studi Agribisnis.

Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah melakukan magang di Balai

Benih Hortikultura Loka Bantaeng, dan penulis juga pernah Melaksanakan Kuliah

Kerja Profesi di Kelurahan Pabundukang Kecamatan Polongbangkeng Selatan

Kabupaten Takalar.