ANALISIS DATA KRITERIA KERUSAKAN AKIBAT · PDF fileWaktu dan Tempat Penentuan kategori...
Transcript of ANALISIS DATA KRITERIA KERUSAKAN AKIBAT · PDF fileWaktu dan Tempat Penentuan kategori...
ANALISIS DATA KRITERIA KERUSAKAN AKIBAT PENGARUH DAMPAK PERUBAHAN IKLIM
TANAMAN PADI
DIWILAYAH IP3OPT/LPHP PINRANG PROP. SULAWESI SELATAN
Data MT.2002/2003 – 2011/2012
INSTALASI PENGAMATAN PERAMALAN DAN PENGENDALIAN OPT
(IP3OPT) TIROANG – PINRANG
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA UPTD.BALAI PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
PROPINSI SULAWESI SELATAN Juli 2012
KATA PENGANTAR
Pengaruh Dampak Perubahan Iklim (DPI) adalah salah satu resiko dalam budidaya
tanaman dan merupakan salah satu factor pembatas dalam usaha peningkatan produksi
tanaman pangan.
Untuk menentukan langkah – langkah dalam rangka mengantisipasi terjadinya
pengaruh DPI di suatu daerah diperlukan informasi tentang penyebaran dan kriteria tingkat
kerusakan tanaman yang menjadi ancaman pada pertanaman padi. Dengan informasi
tersebut usaha pencegahan dan pengendalian dalam rangka persiapan ancaman DPI dapat
dilaksanakan dengan lebih terencana dan hasilnya akan lebih efektif dan dapat menekan
kerusakan yang akan terjadi.
Oleh karenanya, dalam rangka keperluan tersebut maka kami pimpinan IP3OPT/LPHP
Tiroang Pinrang membuat pengolahan data/analisis data untuk membuat Peta kriteria
Daerah/lokasi yang rawan terkena DPI untuk pertasnaman padii di wilayah IP3OPT/LPHP
Pinrang Prop. Sulawese Selatan.
Semoga hasil kerja ini bisa bermamfaat bagi kita semua, khususnya di bidang
Perlindungan Tanaman khususnya dalam mengantisipasi bencana Banjir dan Kekeringan
pada tanaman padi.
Pinrang, 19 Juli 2012
Penyusun
( Ir.H. RUSLAN PATIHONG )
NIP. 19580925 198303 1 009
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………..………… i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………….………….. ii
PENDAHULUAN ……………………… ……………………………………………………..……………… 1
Latar Belakang …………………………………………………………………………….………………….. 1
Tujuan ……………………………………………………………………………………….……………………. 1
PELAKSANAAN ……………………………………………………………………………………………….. 2
Waktu dan Tempat …………………………………………………………………………………………. 2
Istilah dan Batasan ……………………………………………………………………………..………….. 2
Pengolahan Data …………………………………………………………………………………….………. 3
Analisis Data ……………………………………………………………………………………….…………… 4
HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………………………………………….…………. 9
Kategori Daerah Bencana alam dan Serangan OPT Tanaman Padi ..…………………. 10
LAMPIRAN LAMPIRAN……………………………………………………………………………..……………..
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dampak Perubahan Iklim (DPI) merupakan salah satu hambatan dalam usaha
peningkatan produksi pangan selama ini. Berdasarkan tingkat kerusakan yang diakibatkan
pengaruh DPI di Wilayah IP3OPT Pinrang Propinsi Sulawesi Selatan, ada 2 kendala pada
tanaman padi diantaranya adalah banjir dan Kekeringan.
Berdasarkan frekuensi dan tingkat kerusakan pengaruh DPI, pada wilayah
Kecamatan dari setiap Kabupaten mempunyai kategori kerusakan yang berbeda – beda.
Oleh karena itu, tindakan yang paling tepat dalam mengantisipasi dan pengendaliannya
adalah didasarkan pada prioritas kategori tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut
maka perlu disusun strategi dalam mengantisipasi dan pengendalian pengaruh DPI yang
tepat, terencana berdasarkan kategori daerah /lokasi sehingga akan lebih efektif dan efisien
dalam penanganan.
Sebelum menyusun strategi pengendalian dilapang, maka akan dilakukan analisis
data kategori kerusakan banjir dan kekeringan untuk menentukan kategori adalah
kerusakan berdasarkan kriteria – criteria yang telah ditetapkan. Hasil analisis akan disajikan
dalam bentuk peta penyebaran OPT yang dilengkapi dengan tabulasi data yang disusun
menurut Kecamatan disetiap Kabupaten/Kota di Wilayah IP3OPT/LPHP Pinrang, Propinsi
Sulawesi Selatan.
TUJUAN
- Menganalisis dan mengidentifikasi daerah sumber yang rawan terjadi kerusakan
tanaman padi akibat pengaruh DPI di seluruh Kecamatan disetiap Kabupaten/Kota di
wilayah IP3OPT/LPHP Pinrang, Propinsi Sulawesi Selatan.
- Menyusun peta penyebaran daerah berdasarkan kategori serangannya (endemis,
sporadic, potensial dan aman) terhadap pengaruh akibat DPI.
PELAKSANAAN
Waktu dan Tempat
Penentuan kategori kerusakan/serangan dianalisis berdasarkan data historis
Kumulatif Luas Tambah Serangan (KLTS) bulanan selama kurun waktu 10 tahun
(MT.2002/2003 – 2011/2012). Data yang dianalisis berasal dari 43 Kecamatan, 5
Kabupaten/Kota, yang merupakan hasil pengamatan selama kurun waktu 10 tahun.
Istilah dan Batasan
- Dampak Perubahan Iklim (DPI) adalah semua pengaruh iklim/cuaca yang dapat
merusak, mengganggu kehidupan atau menyebabkan kerusakan/kematian pada
tanaman; termasuk didalamnya adalah Bencana Banjir dan kekeringan.
- Luas Serangan (LS) adalah luas tanaman terserang yang dinyatakan dalam hektar,
rumpun atau pohon.
- Luas Tambah Serangan (LTS) adalah luas serangan baru yang terjadi atau yang
ditemukan pada periode laporan.
- Kumulatif Luas Tambah Serangan (KLTS) adalah penjumlahan luas tambah serangan
pada tiap – tiap periode laporan; baik bulanan, musiman maupun tahunan.
- Tingkat Serangan adalah tingkat kerusakan tanaman akibat serangan OPT yang
ditentukan berdasarkan intensitas kerusakannya yang selanjutnya dikelompokkan ke
dalam intensitas Ringan(R ), Sedang (S), Berat (B), dan Puso (P).
- Terkena Serangan (T) adalah total luas kerusakan tanaman karena serangan DPI,
termasuk didalamnya puso.
- Puso (P) adalah tanaman yang menunjukkan gejala kematian akibat serangan
DPIdengan tingkat kerusakan akibat DPI. 75 – 100%.
- Daerah Serangan adalah lokasi serangan DPI yang ditetapkan berdasarkan wilayah
administrasi pemerintahan. Daerah serangan dibagi ke dalam kategori daerah
endemis,
3
- sporadic, potensial, dan aman berdasarkan Krtiteria rata – rata luas terkena
,Frekuensi serangan, dan proporsi puso.
- Kecamatan (KK) adalah batas wilayah administrasi pemerintahan yang menjadi
satuan dalam analisis data dan pembuatan pemetaan disetiap Kabupaten/Kota.
Pengolahan Data
1. Rekapitulkasi dan tabulasi data
Data direkap dalam bentuk tabulasi database yang disesuaikan dengan
kebutuhan analisis. Tabulasi disusun dalam bentuk data historis bulanan selama
10 (sepuluh) tahun dalam kolom table dan banyaknya data (nama KK) disusun
dalam baris.
2. Verifikasi data
Verifikasi data sangat diperlukan dalam manajemen database, untuk
mengidentifikasi adanya kehilangan dan/atau kesalahan data, yang selanjutnya
dilakukan perbaikan atau melengkapi data yang hilang.
3. Menghitung KLTS berdasarkan kategori Terkena dan Puso
Jumlah dari seluruh tingkatan serangan (RSBP) dikelompokkan kedalam kategori
Terkena (T), dan untuk tingkat serangan Puso dikelompokkan tersendiri dalam
kategori Puso (P).
4. Perhitungan data serangan berdasarkan Musim tanam
Untuk masing – masing data T dan P bulanan di jumlahkan menjadi data serangan
musim hujan (MH) bulan April sampai September data musim kemarau (MK)
bulan Oktober sampai Maret
4
ANALISIS DATA
1. Klasipikasi Rata – rata Terkena
a . Menghitung rata – rata Terkena
Rata – rata T dari masing – masing KK dihitung berdasarkan banyaknya
musim yang Disertakan dengan rumus :
1 m
RTj = ---------------------- E Tij M i=1
RTj = Rata – rata T untuk masing – masing KK-j
M = Banyaknya musim tanam yang disertakan dalam analisis
Tij = Luas T pada masing – masing KK-j disetiap musim – I
I = 1,2,3,.., m musim
J = 1,2,3,…., k KK
b. Menentukan kisaran klasifikasi rata-rata Terkena
Kisaran klasifikasi RTj ditentukan berdasarkan ambang T (AT = rata –rata
propinsi) yang dihitung dari rata – rata T berdasarkan banyaknya KK di
propinsi Sulawesi Selatan yang di laporkan adanya serangan.
Ambang T dihitung denan rumus :
1 k
AT = ------------------ E RTj
K j=1
5
AT = Ambang T (rata –rata T Propinsi
RTj = Rata – rat T untuk masing – masing KK-j
K = Banyaknya KK yang dilaporkan terjadi serangan
J = 1,2,3…., k KK
c. Menghitung Standar Error dari Ambang Kendali Terkena
Untuk menetapkan batasan kisaran RTj perlu dihitung standar Error
(SE) dari AT sebagai batasan interval dengan rumus :
S SE = ---------------- k
SE = Standar Error dari AT
S = Standar deviasi dari AT
K = Banyaknya KK yang dilaporkan terjadi serangan
d. Menentukan Kelas, Kisaran, Kriteria Rata –rata Terkena
Berdasarkan nilai AT dan SE dapat ditentukan kelas, kisaran dan criteria
RTj sebagai berikut :
Kelas RTj Kisaran RTj Kriteria
0 0 Tidak pernah terjadi
1 0 sampai AT – SE Jauh dibawah rata-rata
2 AT – SE sampai AT Dibawah rata –rata
3 AT sampai AT + SE Di atas Rata – rata
6
2. Klasifikasi Frekuensi Serangan
Banyaknya musim yang dilaporkan terjadi serangan pada masing – masing
KK-j disebut frekuensi serangan (Fj). Dari 10 musim yang dianalisa maka nilai
maksimal Fj adalah 10, maka berdasarkan nilai tersebut di buat kelas, kisaran
dan criteria Fj sebagai berikut
Kelas F Kisaran Fj Kriteria
0 0 Tidak pernah terjadi
1 1 – 3 Pernah terjadi
2 4 – 6 Beberapa kali terjadi
3 7 – 10 Sering/terus terjadi
3. Klasifikasi Rasio Puso
a. Analisa Rasio Puso
Menghitung rasio P dari T untuk masing – masing kabupaten – j pada
setiap musim (RPiJ) yang diikutkan dalam analisis dengan rumus :
Pij RPij = ---------------------- Tij
RPij = Rasio puso untuk masing – masing KK-j setiap musim – i
Pij = Luas P dimasing – masing KK-j pada setiap musim –i
Tij = Luas T dimasing – masing KK-j pada setiap musim –i
I = 1,2,3,… m musim
J = 1,2,3, …, k KK
7
Nilai RPij berkisar antara o (nol = tidak pernah terjadi puso atau serangan
yang terjadi termasuk intensitas ringan, sedang, berat) sampai 1 (satu =
serangan dilaporkan seluruhnya terjadi puso).
b. Analisis Rata – rata rasio puso
Menghitung rata – rata rasio P untuk masing – masing KK (RRPj)
berdasarkan banyaknya musim yang dilaporkan terjadi serangan (Fj)
dengan Rumus
M E RPij I = 1 RRPj = ---------------------- Fj
RRPj = Rata –rata rasio Puso masing – masing KK-j
RPij = Rasio puso untuk masi g – masing KK-j setiap musim – i
Fj = Frekuensi serangan masing – masing KK-j
I = 1,2,3,…, m musim
J = 1,2,3,…., k KK
c. Menentukan kelas rasio Puso
Berdasarkan nilai RRpj dapat ditentukan kelas rasio puso untuk masing –
masing KK-j (KRRPj) sebagai berikut :
Kelas, kisaran dan criteria rata – rata rasio puso :
Kelas RTj Kisaran RTj Kriteria
0 0 Tidak pernah terjadi
1 >0 – 0,25 Luas Puso 25 %
2 >0,25 – 0,50 Luas puso 25 – 50 %
3 >0,50 + 0,75 Luas Puso 50 – 75 %
8
4. Analisis Kategori Daerah Serangan
Analisa kategori daerah serangan OPT untuk masing –masing KK-j ditentukan
berdasrkan nilai klasiupikasi RTj, Fj, dan RRPj melalui 2 tahap berikur ini :
a. Menghitung rata – rata kelas daerah serangan untuk masing – masing KK
– j (RKDS) dengan rumus sebagai berikut :
RKDSj = ( KRTj + KFj + KRRPj ) /3
RKDSj = Rata – rata kisaran daerah serangan masing – masing KK-j
KRTj = Kelas rata – rata Terkena masing – masing KK-j
KFj = Kelas frekuensi serangan masing – masing KK-j
KRRPj = Kelas rata –rata Rasio Puso masing – masing KK-j
J = 1,2,3,…k KK
b. Menentukan kelas, kisaran dan criteria daerah serangan
Berdasrkan nilai RKDSj maka dapat ditentukan kelas daerah serangan
(kelas DSj), kisaran rata – rata kelas daerah serangan (Kisaran RKDSj) dan
criteria daerah serangan untuk masing – masing kabupaten sbb :
Kelas DSj Kisaran RKDSj Kriteria
0 0 Aman
1 >0 – 1 Ptensial
2 >1 – 2 Sporadik
3 >2 + 3 Endemik
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kriteria daerah yang terkena pengaruh Dampak Pengaruh Iklim (DPI) Bencana alam
banjir dan kekeringan pada tanaman padi untuk masing – masing kecamatan disetiap
kabupaten/kota di wilayah IP3OPT/LPHP Pinrang, propinsi Sulawesi Selatan diperoleh
dengan melihat kisaran nilai rata –rata kelas daerah serangan (RKDS) adapun kriteria
daerah serangan yang ditentukan berdasarkan kisaran RKDS adalah Aman, Potensial,
Sporadic, dan Endemic.
Penilaian criteria daerah yang terkena pengaruh Dampak Pengaruh Iklim (DPI)
tanaman Padi untuk masing – masing kecamatan disetiap Kabupaten/kota dilakukan dengan
memperhatikan yaitu aspek yaitu:
Luas terkena DPI, frekuensi serangan dan proporsi puso terhadap luas serangan .
Berdasrkan hasil analisis data yang terkena pengaruh Dampak Pengaruh Iklim (DPI)
Padi selama sepuluh tahun yang telah dilaksanakan, didapatkan hasil bahwa dari 43
Kecamatan dalam 5 Kabupaten / Kota di wilayah IP3OPT/LPHP Pinrang, Propinsi Sulawese
Selatan pada umumnya beberapa kecamatan disetiap Kabupaten ada yang termasuk criteria
daerah endemic terhadap bencana alam dan serangan OPT utama Padi baik pada musim
hujan maupun musim kemarau.
Hasil selengkapnya analisis data yang terkena pengaruh Dampak Pengaruh Iklim
(DPI) padi dapat dilihat pada table dan Lampiran setiap kabupaten. Criteria daerah
bencana alam dan serangan OPT utama Padi di wilayah Ip3OPT/LPHP Pinrang, Propinsi
Sulawesi Selatan pada Musim hujan dan musim kemarau adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Kriteria lokasi tanaman padi tiap Kecamatan yang rawan KEKERINGAN MT.2012/2013 di wilayah IP3OPT Pinrang
NO KABUPATEN KECAMATAN KRITERIA WARNA PETA 1. PINRANG Wt. Sawitto Sporadis 2. Tiroang Potensil 3. Paleteang Potensil 4. Cempa Potensil 5. Duampanua Sporadis 6. Patampanua Potensil 7. Lembang Potensil 8. B. Lappa Potensil 9. Mt. Sompe Endemis 10. Mt. Bulu Endemis 11. Lanrisang Sporadis 12. Suppa Sporadis 1. SIDRAP Baranti Sporadis 2. P.Rijang Sporadis 3. Kulo Sporadis 4. MaritengaE Potensil 5. Sidenreng Endemis 6. Wt.Pulu Potensil 7. Pitu Riase Potensil 8. Pitu Riawa Sporadis 9. Dua Pitue Potensil 10. T.Limpoe Sporadis 11. P.Lautang Sporadis 1. PARE PARE Bacukiki Aman 1. BARRU T. Riaja Aman 2. T.Tilau Sporadis 3. Barru Aman 4. Sop.Riaja Sporadis 5. Mal.Tasi Endemis 6. Balusu Aman 7. Pujanantin Aman 1. ENREKANG Alla Sporadis 2. Baraka Endemis 3. Anggeraja Sporadis 4. Curio Potensil 5. Masalle Aman 6. Enrekang Aman 7. Cendana Aman 8. Maiwa Sporadis 9. Bungin Potensil 11. Baroko Aman
Gambar 1. Kriteria lokasi Kecamatan yang rawan terjadi KEKERINGAN di Wilayah IP3OPT Pinrang MT.2012/2013
Keterangan :
Endemis
Sporadis
Potensil
Aman
Tabel 2. Kriteria lokasi tanaman padi tiap Kecamatan yang rawan BANJIR MT.2012/2013 di wilayah IP3OPT Pinrang
NO KABUPATEN KECAMATAN KRITERIA WARNA PETA 1. PINRANG Wt. Sawitto Potensil 2. Tiroang Endemis 3. Paleteang Potensil 4. Cempa Sporadis 5. Duampanua Potensil 6. Patampanua Potensil 7. Lembang Potensil 8. B. Lappa Potensil 9. Mt. Sompe Sporadis 10. Mt. Bulu Potensil 11. Lanrisang Potensil 12. Suppa Aman 1. SIDRAP Baranti Potensil 2. P.Rijang Sporadis 3. Kulo Potensil 4. MaritengaE Sporadis 5. Sidenreng Endemis 6. Wt.Pulu Sporadis 7. Pitu Riase Aman 8. Pitu Riawa Sporadis 9. Dua Pitue Sporadis 10. T.Limpoe Sporadis 11. P.Lautang Potensil 1. PARE PARE Bacukiki Aman 1. BARRU T. Riaja Aman 2. T.Tilau Sporadis 3. Barru Sporadis 4. Sop.Riaja Endemis 5. Mal.Tasi Sporadis 6. Balusu Sporadis 7. Pujanantin Aman 1. ENREKANG Alla Aman 2. Baraka Aman 3. Anggeraja Potensil 4. Curio Aman 5. Masalle Aman 6. Enrekang Aman 7. Cendana Aman 8. Maiwa Endemis 9. Bungin Aman 11. Baroko Aman
Gambar 2. Kriteria lokasi Kecamatan yang rawan terjadi BANJIR di Wilayah IP3OPT Pinrang MT.2012/2013
Keterangan :
Endemis
Sporadis
Potensil
Aman
LAMPIRAN BENCANA KEKERINGAN