Analisis Dan Pembahasan Organoleptik

5
Analisis dan Pembahasan Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air secara fisik yang meliputi warna, bau, kekeruhan serta pH. Sampel air yang digunakan berasal dari air sungai dekat PT. Pakerin di prambon yang memproduksi kertas. 1. Pemeriksaan Warna Mula-mula 20 mL sampel air dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian dibandingkan warnanya dengan aquades sebagai standar. Warna sampel air berbeda dengan standar. Sampel air berwarna abu-abu keruh sementara larutan standar tidak berwarna. Warna abu-abu pada sampel air kemungkinan berasal dari adanya lignin dan pewarna kertas yang berasal dari limbah pabrik kertas yang berupa sludge yang berwarna abu-abu keruh atau kehitaman. Beradasarkan PERMENKES 416/1990 bahwa syarat air minum adalah tidak berwarna, sehingga dapat dikatakan bahwa sampel air tersebut tidak memenuhi kriteria air bersih atau air yang layak untuk diminum. 2. Pemeriksaan kekeruhan Mula-mula 10 mL sampel air dimasukkan ke dalam tabung turbidimeter dan diperoleh nilai sebesar X FTU. Kemudian dibandingkan dengan aquades sebagai standar, dimana nilai kekeruhan pada standar yakni sebesar 0,00 FTU. Kekeruhan tersebut dapat disebabkan oleh

description

Analisis Dan Pembahasan Organoleptik

Transcript of Analisis Dan Pembahasan Organoleptik

Analisis dan PembahasanPada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air secara fisik yang meliputi warna, bau, kekeruhan serta pH. Sampel air yang digunakan berasal dari air sungai dekat PT. Pakerin di prambon yang memproduksi kertas.1. Pemeriksaan WarnaMula-mula 20 mL sampel air dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian dibandingkan warnanya dengan aquades sebagai standar. Warna sampel air berbeda dengan standar. Sampel air berwarna abu-abu keruh sementara larutan standar tidak berwarna. Warna abu-abu pada sampel air kemungkinan berasal dari adanya lignin dan pewarna kertas yang berasal dari limbah pabrik kertas yang berupa sludge yang berwarna abu-abu keruh atau kehitaman. Beradasarkan PERMENKES 416/1990 bahwa syarat air minum adalah tidak berwarna, sehingga dapat dikatakan bahwa sampel air tersebut tidak memenuhi kriteria air bersih atau air yang layak untuk diminum.2. Pemeriksaan kekeruhanMula-mula 10 mL sampel air dimasukkan ke dalam tabung turbidimeter dan diperoleh nilai sebesar X FTU. Kemudian dibandingkan dengan aquades sebagai standar, dimana nilai kekeruhan pada standar yakni sebesar 0,00 FTU. Kekeruhan tersebut dapat disebabkan oleh adanya zat organik maupun anorganik tersuspensi yang berasal dari limbah pabrik kertas dekat sungai. Pada limbah cair pabrik kertas terdapat padatan tersuspensi yang mengandung partikel kayu, serat dan pigmen serta bahan anorganik seperti NaOH, Na2SO4 dan klorin. Disamping itu juga terdapat mikroba seperti golongan bakteri koliform. Bakteri dapat dikategorikan sebagai materi organik tersuspensi yang menambah kekeruhan air. Selain itu juga terdapat limbah padat yang meliputi sludge dari pengolahan limbah primer dan sekunder serta limbah dari potongan kayu. Semakin tinggi nilai padatan tersuspensi maka semakin tinggi nilai kekeruhan. Berdasarkan PERMENKES 416/1990 bahwa air yang layak untuk minum memiliki kekeruhan maksimal 5 NTU atau 5 FTU, sehingga dapat dikatakan bahwa sampel air tersebut tidak memenuhi kriteria air bersih atau air yang layak untuk diminum.3. Pemeriksaan BauMula-mula sampel air dimasukkan ke dalam botol bermulut sempit lalu ditutup dengan gabus kemudian dipanaskan hingga 40C. Setelah itu, tutup dibuka dan dicium bau gas yang keluar. Gas tersebut memiliki bau yang menyengat seperti telur busuk. Bau busuk yang dihasilkan kemungkinan adalah merkaptan dan gas H2S yang berasal dari limbah pabrik kertas dekat sungai. Pada limbah pabrik kertas terdapat gas sulfur yang berbau busuk dan H2S yang dilepaskan dari berbagai tahap dalam proses kraft pulping dan proses pemulihan bahan kimia. Selain itu, gas H2S dapat pula terbentuk dari kegiatan bakteri anaerobik yang dipengaruhi oleh peningkatan kekeruhan. Peningkatan kekeruhan akan mempengaruhi biota yang ada di perairan air limbah, yaitu dengan menghalangi jalannya cahaya yang masuk ke dalam air. Sehingga proses fotosintesis menjadi terhambat, dimana fotosintesis oleh tanaman akan menghasilkan oksigen yang banyak dibutuhkan oleh organisme di lingkungan perairan. Jika oksigen hanya sedikit maka bakteri aerobik akan cepat mati dan bakteri anaerobik mulai tumbuh. Hasil dari kegiatan bakteri anaerobik dapat membentuk hidrogen sulfida (H2S). Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 bahwa syarat air minum yang dapat dikonsumsi manusia adalah tidak berbau, sehingga dapat dikatakan bahwa sampel air tersebut tidak memenuhi kriteria air bersih atau air yang layak untuk diminum.4. Pemeriksaan pHNilai derajat keasaman (pH) suatu perairan mencirikan keseimbangan antara asam dan basa dalam air dan merupakan pengukuran konsentrasi ion hidrogen dalam larutan. pH sangat penting sebagai parameter kualitas air karena ia mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan dalam air. Mula-mula kertas pH universal dicelupkan ke dalam sampel air kemudian dicocokkan warnanya dengan pH standar dan diperoleh pH sampel sebesar 8. Berdasarkan baku mutu Air yang diperbolehkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 492/Menkes/Per/VI/2010, pH berkisar antara 6,5 8,5. Berdasarkan nilai pH sampel, dapat dikatakan bahwa sampel air tersebut masih memenuhi kriteria sebagai air bersih atau air yang layak untuk diminumKesimpulanBerdasarkan percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut:1. Sampel air berwarna abu-abu keruh sehingga air tidak layak untuk diminum karena beradasarkan PERMENKES 416/1990 bahwa syarat air minum adalah tidak berwarna.2. Sampel air memiliki nilai kekeruhan sebesar FTU sehingga tidak layak untuk diminum karena berdasarkan PERMENKES 416/1990 bahwa syarat air minum adalah memiliki kekeruhan maksimal 5 NTU atau 5 FTU.3. Sampel air memiliki bau menyengat seperti telur busuk sehingga tidak layak untuk diminum karena berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 bahwa syarat air minum adalah tidak berbau.4. Sampel air memiliki nilai pH sebesar 8 sehingga masih memenuhi kriteria sebagai air bersih atau air yang layak untuk diminum karena berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 492/Menkes/Per/VI/2010, pH air minum berkisar antara 6,5 8,5.