ANALISIS BASIS DATA PENJUALAN DAN PEMBELIAN SERTA ...
Transcript of ANALISIS BASIS DATA PENJUALAN DAN PEMBELIAN SERTA ...
Universitas Dharmawangsa | 146
ANALISIS BASIS DATA PENJUALAN DAN PEMBELIAN SERTA PERSEDIAAN
SPAREPART TERHADAP EFISIENSI KERJA PADA
CV. KARYA HARAPAN JAYA
Oleh
Mawar Indah Daulay, SE
ABSTRAK
Tujuan Peneliotian ini untuk mengetahui sistem pengolahan data transaksi, penjualan,
pembelian dan persediaan. Merancang sistem informasi persediaan, penjualan dan pembelian
dan untuk mengimplementasikan sistem informasi penjualan dan pembelian dalam persediaan
sparepart di CV. Karya Harapan Jaya.
Metode Deskriptif, yaitu metode penganalisaan data, dimana data dikumpulkan,
disusun, diinterprestasikan, dan dianalisis sehingga memberikan keterangan yang sesuai
dengan keaadan sebenarnya.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam Perancangan Sistem Informasi
Penjualan, Pembelian, Persediaan sparepart pada CV. Karya Harapan Jaya ini diperlukan
sebuah analisis sistem, perancangan sistem, kemampuan dalam mengimplementasikan hasil
rancangan sistem dengan mengaplikasikan bahasa pemograman dan pembangunan sistem
database, serta melakukan pengujian terhadap implementasi system.
Kata Kunci : Basisi data Penjualan, Pembelian .
PENDAHULUAN
CV. Karya Harapan Jaya merupakan
sebuah unit dagang yang bergerak di bidang
penjualan sparepart mobil. Dimana unit
dagang dagang ini setiap harinya harus
memenuhi kebutuhan konsumen, sehingga
penjualan dan pembelian merupakan hal
yang utama dalam perusahaan tersebut.
Seiring dengan perkembangan teknologi
informasi, CV. Karya Harapan Jaya perlu
memanfaatkan teknologi informasi untuk
meningkatkan kinerja dan produktivitas
agar dapat bertahan dan bersaing dalam
usahanya.
CV. Karya Harapan Jaya merupakan
sebuah organisasi perusahaan yang
Jurnal Bisnis Corporate :Vol. 3 No. 1 Juni 2018 | ISSN : 2579 - 6445
Universitas Dharmawangsa | 147
bergerak dalam bidang penjualan spare
part mobil. Dimana dalam proses penjualan
spare part yang banyak dan bentuknya
bervariasi dari yang kecil sampai spare part
yang besar, sehingga membutuhkan
ketelitian, kehandalan dan kecermatan
dalam penjualanya Masih banyak kendala
yang dialami selama bekerja antara lain
kurangnya pengendalian stok barang yang
akan digunakan, tidak adanya
penanggungjawab untuk memesan kepada
pemasok spare part, tidak adanya
pencatatan secara disiplin pada saat spare
part dibeli maupun dijual, dan seringnya
terjadi selisih jumlah sparepart tempat
penyimpanan dengan pencatatan di buku
stok.
Basis data terorganisasi dari data – data
yang saling berhubungan sedemikian rupa
sehingga dapat mudah disimpan,
dimanipulasi, serta dipanggil oleh
penggunanya. Dimana banyaknya barang
yang hilang ataupun kekurangan saat
proses akan produksi yang tak terintegrasi
dengan baik dalam proses dokumen serta
pemesanan menyebabkan kerugian pada
perusahaan karena keterbatasan dalam
melakukan proses pembuatan data. Serta
keterbatasan informasi akan supplier dan
customer pada saat proses penjualan
ataupun pembelian yang disebabkan karena
banyak dokumen pelanggan ataupun
supplier yang terselip dan susah dalam
proses menganalisa dikarenakan banyak
supplier serta pelanggan secara
konvensional.
Diperusahaan ini masih menggunakan
pencatatan barang dengan menggunakan
sistem secara manual, untuk mengetahui
data stok barang serta pembuatan
laporannya masih menggunakan cara
penulisan di buku, oleh sebab itu
banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk
proses penghasilan laporan yang tepat serta
transaksi penjualan barang yang akurat bagi
pemilik dan memperbesar kemungkinan
kesalahan pencacatan. Sehingga sistem
informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan
ini adalah pembuatan aplikasi dalam
pengolahan serta pendataan data persediaan
barang (inventory) khususnya persediaan
spare part serta laporan yang
terkomputerisasi agar pencatatan arus
barang masuk dapat secara cepat, tepat, dan
akurat.
Dari permasalahan tersebut dirancang dan
dibangun sistem informasi penjualan
pembelian serta persediaan spare part yang
berisikan data-data pembelian barang,
persediaan barang, data-data penjualan
barang serta laporan – laporan penjualan,
pembelian dan persediaan sparepart yang
terjadi setiap harinya.
Konsep dasar dari basis data adalah
kumpulan dari catatan-catatan, atau
potongan dari pengetahuan. Sebuah basis
Jurnal Bisnis Corporate :Vol. 3 No. 1 Juni 2018 | ISSN : 2579 - 6445
Universitas Dharmawangsa | 148
data memiliki penjelasan terstruktur dari
jenis fakta yang tersimpan di dalamnya
penjelasan ini disebut skema. Skema
menggambarkan objek yang diwakili suatu
basis data, dan hubungan di antara objek
tersebut. Ada banyak cara untuk
mengorganisasi skema, atau memodelkan
struktur basis data: ini dikenal
sebagai model basis data atau model data.
Model yang umum digunakan sekarang
adalah model relasional, yang menurut
istilah layman mewakili semua informasi
dalam bentuk tabel-tabel yang saling
berhubungan di mana setiap tabel terdiri
dari baris dan kolom (definisi yang
sebenarnya menggunakan terminologi
matematika). Dalam model ini, hubungan
antar tabel diwakili denga menggunakan
nilai yang sama antar tabel. Model yang
lain seperti model hierarkis dan model
jaringan menggunakan cara yang lebih
eksplisit untuk mewakili hubungan antar
tabel.
Dari sistem ini diharapkan dapat membantu
dalam menyelesaikan masalah laporan data
penjualan, pembelian dan persediaan spare
part dengan cepat dan kapan saja jika
dibutuhkan dan hasil proses pengolahan
data ini pun lebih akurat dibanding jika
dilakukan proses pengolahan data dengan
sistem konvensional.
B.LANDASAN TEORI
1. Pengertian Sistem
Definisi sistem pada berbagai bidang
berbeda – beda, tetapi secara sederhana
sistem diartikan sebagai suatu kumpulan
atau himpunan dari unsur, komponen/
variabel yang terorganisasi, saling
tergantung satu sama lain dan terpadu.
Sistem adalah sekelompok unsur yang erat
hubungannya antara yang satu dengan yang
lain, yang berfungsi bersama-sama untuk
mencapai tujuan tertentu. Sistem adalah
kumpulan sumber daya, seperti manusia
dan peralatan yang berhubungan untuk
mencapai tujuan tertentu. Suatu kerangka
dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan yang disusun sesuai dengan
suatu skema yang menyeluruh untuk
melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi
utama di perusahaan.
Menurut Wing Wahyu Winarno (2017:176)
“Sistem adalah sering digunakan untuk
mencari akal atau pangkal persoalan yang
berkaitan dengan pengelolaan organisasi
atau perusahaan”.
Dari definisi-definisi di atas dapat dirinci
lebih lanjut mengenai pengertian sistem
secara umum yaitu:
1. Setiap sistem terdiri dari unsur-
unsur yang terdiri dari subsistem yang lebih
kecil dan terdiri pula dari kelompok unsur
yang membentuk subsistem tersebut.
2. Unsur-unsur tersebut merupakan
bagian terpadu dari sistem yang
bersangkutan, berhubungan erat satu
Jurnal Bisnis Corporate :Vol. 3 No. 1 Juni 2018 | ISSN : 2579 - 6445
Universitas Dharmawangsa | 149
dengan yang lain dan sifat serta kerjasama
antar unsur sistem tersebut mempunyai
bentuk tertentu.
3. Setiap sistem mempunyai tujuan
tertentu, sedangkan unsur-unsur sistem
bekerja sama untuk mencapai tujuan
sistem. Unsur sistem bekerja sama satu
dengan yang lain dengan proses tertentu
untuk mencapai tujuan tertentu.
4. Suatu system merupakan bagian
darisistem lain yang lebih besar. Dari
uraian mengenai pengertian sistem secara
umum di atas dapat disimpulkan bahwa
suatu sistem terdiri atas jaringan prosedur
yang dibuat menurut pola yang terpadu
untuk melaksanakan kegiatan pokok
perusahaan. Sistem juga dibuat untuk
menangani sesuatu yang terjadi berulang
kali atau yang secara rutin terjadi.
Sistem adalah kumpulan dari komponen
yang saling berhubungan, bekerja sama
untuk mencapai suatu tujuan bersama
dengan menerima input dan menghasilkan
output dalam proses transformasi yang
teratur”.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat
disimpulkan bahwa sistem terdiri dari
berbagai komponen atau subsistem yang
saling berhubungan dan bekerja sama untuk
menerima masukan, memproses dan
menghasilkan keluaran untuk mencapai
tujuan tertentu.
Pengertian sistem menurut Romney dan
Steinbart (2015:3): “Sistem adalah
rangkaian dari dua atau lebih komponen-
komponen yang saling berhubungan, yang
berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan.Sebagian besar sistem terdiri dari
subsistem yang lebih kecil yang
mendukung sistem yang lebih besar”.
Pengertian sistem menurut Anastasia Diana
& Lilis Setiawati (2011:3), Sistem
merupakan “serangkaian bagian yang
saling tergantung dan bekerja sama untuk
mencapai tujuan tertentu”.
Pada dasarnya sistem adalah suatu
kerangka dari prosedur - prosedur yang
saling berhubungan, yang disusun sesuai
dengan skema yang menyeluruh untuk
melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi
utama dari perusahaan yang dihasilkan oleh
suatu proses tertentu yang bertujuan untuk
menyediakan informasi untuk membantu
mengambil keputusan manajemen operasi
perusahaan dari hari ke hari serta
menyediakan informasi yang layak untuk
pihak di luar perusahaan.
Sistem adalah kumpulan/group dari sub
sistem/bagian/komponen apapun baik
phisik ataupun non phisik yang saling
berhubungan satu samalain dan bekerja
sama secara harmonis untuk mencapai satu
tujuan tertentu”.
Sistem adalah kumpulan elemen yang
saling berinteraksi dalam suatu kesatuan
Jurnal Bisnis Corporate :Vol. 3 No. 1 Juni 2018 | ISSN : 2579 - 6445
Universitas Dharmawangsa | 150
untuk menjalankan suatu proses pencapaian
suatu tujuan utama”.
Sistem dapat di definisikan dengan
pendekatan prosedur dan dengan
pendekatan komponen“.
Sistem dan prosedur merupakan suatu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Suatu sistem baru bisa terbentuk
bila di dalamnya terdapat beberapa
prosedur yang mengikutinya.
Terdapat dua kelompok dasar pendekatan
dalam mendefinisikan sistem yaitu
berdasarkan pendekatan pada prosedurnya
dan yang berdasarkan pendekatan
komponennya”
Dari kutipan diatas dapat didefinisikan
sebagai berikut :
Pendekatan sistem pada prosedurnya
Suatu sistem adalah suatu jaringan dan
prosedur yang saling berkaitan, dan
bekerjasama untuk melakukan suatu
pekerjaan atau menyelesaikan suatu
masalah tertentu.
Pendekatan sistem pada komponennya
Suatu sistem adalah sekumpulan dari
beberapa elemen yang saling berinteraksi
dengan teratur sehingga membentuk suatu
totalitas untuk menyelesaikan suatu
masalah tertentu.
Berdasarkan beberapa pendapat yang
dikemukakan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa sistem adalah kumpulan
bagian-bagian atau sub sistem-sub sistem
yang disatukan dan dirancang untuk
mencapai suatu tujuan.
Karakteristik Sistem
Karakteristik sistem terdiri atas :
a. Mempunyai Komponen Sistem
(Components Sistem)
Suatu sistem tidak berada dalam
lingkungan yang kosong, tetapi sebuah
sistem berada dan berfungsi di dalam
lingkungan yang berisi sistem lainnya.
Suatu sistem terdiri dari sejumlah
komponen yang saling berinteraksi, bekerja
sama membentuk satu kesatuan. Apabila
suatu sistem merupakan salah satu dari
komponen sistem lain yang lebih besar,
maka akan disebut dengan subsistem,
sedangkan sistem yang lebih besar tersebut
adalah lingkungannya.
b. Mempunyai Batasan Sistem (Boundary)
Batas sistem merupakan pembatas atau
pemisah antara suatu sistem dengan sistem
yang lainnya atau dengan lingkungan
luarnya.
Mempunyai Lingkungan (Environment)
Lingkungan luar adalah apa pun di luar
batas dari sistem yang dapat mempengaruhi
operasi sistem, baik pengaruh yang
menguntungkan ataupun yang merugikan.
Pengaruh yang menguntungkan ini
tentunya harus dijaga sehingga akan
mendukung kelangsungan operasi sebuah
sistem. Sedangkan lingkungan yang
merugikan harus ditahan dan dikendalikan
Jurnal Bisnis Corporate :Vol. 3 No. 1 Juni 2018 | ISSN : 2579 - 6445
Universitas Dharmawangsa | 151
agar tidak mengganggu kelangsungan
sebuah sistem.
Mempunyai Penghubung (interface)
Antar Komponen Penghubung (interface)
merupakan media penghubung antara satu
subsistem dengan subsistem yang lainnya.
Penghubung inilah yang akan menjadi
media yang digunakan data dari masukan
(input) hingga keluaran (output). Dengan
adanya penghubung, suatu subsistem dapat
berinteraksi dan berintegrasi dengan
subsistem yang lain membentuk satu
kesatuan.
Mempunyai Masukan (input)
Masukan atau input merupakan energi yang
dimasukan ke dalam sistem. Masukan dapat
berupa masukan perawatan (maintenance
input), yaitu bahan yang dimasukkan agar
sistem tersebut dapat beroperasi dan
masukan sinyal (signal input), yaitu
masukan yang diproses untuk mendapatkan
keluaran
Mempunyai Pengolahan (processing)
Pengolahan (process) merupakan bagian
yang melakukan perubahan dari masukan
untuk menjadi keluaran yang diinginkan.
Mempunyai Sasaran (Objective) dan
Tujuan
Suatu sistem pasti memiliki sasaran
(objective) atau tujuan (goal). Apabila
sistem tidak mempunyai sasaran, maka
operasi sistem tidak akan ada gunanya.
Tujuan inilah yang mengarahkan suatu
sistem. Tanpa adanya tujuan, sistem
menjadi tidak terarah dan terkendali.
Mempunyai Keluaran (output )
Keluaran (output) merupakan hasil dari
pemrosesan. Keluaran dapat berupa
informasi sebagai masukan pada sistem
lain atau hanya sebagai sisa
pembuangan.
Mempunyai Umpan Balik (Feed Back)
Umpan balik diperlukan oleh bagian
kendali (Control) sistem untuk mengecek
terjadinya penyimpangan proses dalam
sistem dan mengembalikannya ke dalam
kondisi normal.
Klasifikasi Sistem
1. Sistem abstak (abstract system) dan
sistem fisik (physical system).
Sistem abstrak (abstract system ) adalah
sistem yang berupa pemikiran atau gagasan
yang tidak tampak secara fisik. Sedangkan
sistem fisik (physical system) adalah sistem
yang ada secara fisik dan dapat dilihat
dengan mata.
b. Sistem alamiah (natural system) dan
sistem buatan manusia (human made
system).
Sistem alamiah adalah sistem yang
keberadaannya terjadi karena proses alam,
bukan buatan manusia. Sedangkan sistem
buatan manusia (human made systems)
adalah sistem yang terjadi melalui
rancangan atau campur tangan manusia.
Jurnal Bisnis Corporate :Vol. 3 No. 1 Juni 2018 | ISSN : 2579 - 6445
Universitas Dharmawangsa | 152
c. Sistem tertentu (deterministic system)
dan sistem tak tentu (probabilistic system)
Sistem tertentu (deterministic systems)
yaitu sistem yang operasinya dapat
diprediksi secara cepat dan interaksi
diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi
dengan pasti. Sedangkan sistem tidak tentu
(probabilistic systems) yaitu sistem yang
hasilnya tidak dapat diprediksi karena
mengandung unsur probabilitas.
d. Sistem tertutup (closed system ) dan
sistem terbuka (open system).
Sistem tertutup (closed systems) yaitu
sistem yang tidak berhubungan dengan
lingkungan di luar sistem. Sistem ini tidak
berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh
lingkungan luar. Sistem ini juga bekerja
secara otomatis tanpa adanya campur
tangan dari pihak luar. Dalam
kenyataannya tidak ada sistem yang benar-
benar tertutup, yang ada hanyalah sistem
yang relatif tertutup (relative closed
system). Sistem relatif tertutup biasanya
mempunyai masukan dan keluaran yang
tertentu serta tidak terpengaruh oleh
keadaan di luar sistem.
Tujuan Sistem
Tujuan sistem merupakan target atau
sasaran akhir yang ingin dicapai oleh suatu
sistem. Agar supaya target tersebut bisa
tercapai, maka target atau sasaran tersebut
harus diketahui terlebih dahulu ciri-ciri atau
kriterianya. Upaya mencapai suatu sasaran
tanpa mengetahui ciri-ciri atau kriteria dari
sasaran tersebut kemungkinan besar
sasaran tersebut tidak akan pernah tercapai.
2. Pengertian Analisis Basis Data
Basis data adalah sekumpulan koleksi data
yang berhubungan secara logikal, dan
sebuah deskripsi dari data tersebut, didesain
untuk menemukan keperluan informasi
pada sebuah perusahaan. Basis data
merupakan terintegrasi dari elemen data
yang secara logika saling berhubungan.
Basis data adalah kumpulan data yang
terorganisir, relasi antar data, dan
objektifnya.
Sistem basis data bias juga disebut DBMS
memiliki hubungan yang sangat erat.
Dikatakan bahwa suatu sistem basis data
adalah sebuah sistem yang terdiri dari data
base dan juga DBMS. Jadi, bisa
disimpulkan bahwa suatu sistem basis data
merupakan suatu sistem yang melakukan
proses management pada basis data atau
data base dengan menggunakan software
DBMS.
Suatu basis data dan juga DBMS tidak akan
disebut sebagai sistem basis data, apabila
antaa data base dan juga DBMS tidak
mengalami interaksi dan tidak saling
berhubungan satu sama lain.
3. Pengertian Informasi
Tata Sutabri (2016:141) “Informasi adalah
salah satu sumber daya penting dalam
Jurnal Bisnis Corporate :Vol. 3 No. 1 Juni 2018 | ISSN : 2579 - 6445
Universitas Dharmawangsa | 153
manajemen modern. Banyak keputusan
strategis yang bergantung pada informasi”
Informasi adalah data yang diolah menjadi
bentuk yang berguna bagi pemakainya.
Biasanya informasi memberitahu user apa
yang belum diketahui sebelumnya.
Telah diketahui bahwa informasi
merupakan hal yang sangat penting bagi
Perusahaan dalam pengambilan keputusan
sehari-hari. Beberapa ahli mendefinisikan
informasi sebagai berikut:
Menurut Erni dan Kurniawan (2012 : 15)
“Manajemen Informasi adalah kegiatan
manajemen berdasarkan fungsinya yang
pada intinya berusaha memastikan bahwa
bisnis yang dijalankan tetap mampu untuk
terus bertahan dalam jangka panjang”.
Secara Etimologi, Informasi berasal dari
bahasa Perancis kuno informacion (tahun
1387) yang diambil dari bahasa Latin
informationem yang berarti “garis besar,
konsep, ide”. Informasi Juga dapat
diartikan sebagai data yang telah di olah
menjadi bentuk yang lebih berguna dan
lebih berarti bagi yang menerimanya.
Pengertian Sistem Informasi
Ada yang membuat perbedaan yang jelas
antara sistem informasi, dan komputer
sistem TIK, dan proses bisnis. Sistem
informasi yang berbeda dari teknologi
informasi dalam sistem informasi biasanya
terlihat seperti memiliki komponen TIK.
Hal ini terutama berkaitan dengan tujuan
pemanfaatan teknologi informasi. Sistem
informasi juga berbeda dari proses bisnis.
Sistem informasi membantu untuk
mengontrol kinerja proses bisnis.
Alter berpendapat untuk sistem informasi
sebagai tipe khusus dari sistem kerja.
Sistem kerja adalah suatu sistem di mana
manusia dan mesin melakukan pekerjaan
dengan menggunakan sumber daya untuk
memproduksi produk tertentu atau jasa bagi
pelanggan. Sistem informasi adalah suatu
sistem kerja yang kegiatannya ditujukan
untuk pengolahan (menangkap, transmisi,
menyimpan, mengambil, memanipulasi
dan menampilkan) informasi.
Tujuan dari sistem informasi menghasilkan
informasi. Sistem informasi adalah data
yang diolah menjadi bentuk yang berguna
bagi para pemakainya. Data yang diolah
saja tidak cukup dapat dikatakan sebagai
suatu informasi.
Dengan demikian, sistem informasi
berhubungan dengan sistem data di satu sisi
dan sistem aktivitas di sisi lain. Sistem
informasi adalah suatu bentuk komunikasi
sistem di mana data yang mewakili dan
diproses sebagai bentuk dari memori sosial.
Sistem informasi juga dapat dianggap
sebagai bahasa semi formal yang
mendukung manusia dalam pengambilan
keputusan dan tindakan.
Sistem informasi adalah Kombinasi antar
prosedur kerja, informasi, orang dan
Jurnal Bisnis Corporate :Vol. 3 No. 1 Juni 2018 | ISSN : 2579 - 6445
Universitas Dharmawangsa | 154
teknologi informasi yang diorganisasikan
untuk mencapai tujuan dalam sebuah
organisasi.
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan
bahwa sistem informasi adalah suatu sistem
yang terdiri dari kumpulan komponen
sistem, yaitu software, hardware dan
brainware yang memproses informasi
menjadi sebuah output yang berguna untuk
mencapai suatu tujuan tertentu dalam suatu
organisasi.
Menurut Margianti (2014:4) Sistem
informasi konseptual yang
menggambarkan sistem pemasaran fisik.”
Kelima sumber daya tersebut adalah
manusia, hardware, software, data, dan
jaringan. Kelima komponen tersebut
memainkan peranan yang sangat penting
dalam suatu sistem informasi. Namun
dalam kenyataannya, tidak semua sistem
informasi mencakup kelima komponen
tersebut.
Berikut merupakan penjelasan komponen
dari sistem informasi :
Sumber Daya Manusia
Manusia mengambil peranan yang penting
bagi sistem informasi. Manusia dibutuhkan
untuk mengoperasikan sistem informasi.
Sumber daya manusia dapat dibedakan
menjadi dua kelompok yaitu pengguna
akhir dan pakar sistem informasi. Pengguna
akhir adalah orang-orang yang
menggunakan informasi yang dihasilkan
dari sistem informasi, sedangkan pakar
sistem informasi orang-orang yang
mengembangkan dan mengoperasikan
sistem informasi.
Sumber Daya Hardware
Sumber daya hardware adalah semua
peralatan yang digunakan dalam
pemrosesan informasi. Sumber daya ini
tidak hanya sebatas komputer saja,
melainkan semua media data seperti
lembaran kertas dan disk magnetic atau
optikal.
Sumber Daya Software
Sumber daya software adalah semua
rangkaian perintah (instruksi) yang
digunakan untuk memproses informasi.
Sumber daya ini tidak hanya berupa
program saja, tetapi juga berupa prosedur.
Sumber Daya Data
Sumber daya data bukan hanya sekedar
bahan baku untuk memasukan sebuah
sistem informasi, melainkan sebagai dasar
membentuk sumber daya organisasi.
Sumber Daya Jaringan
Sumber daya jaringan merupakan media
komunikasi yang menghubungkan
komputer, memproses komunikasi, dan
peralatan lainnya, serta dikendalikan
melalui software komunikasi. Sumber daya
ini dapat berupa media komunikasi seperti
kabel, satelit dan dukungan jaringan seperti
modem, software pengendali, serta
prosesor antar jaringan.
Jurnal Bisnis Corporate :Vol. 3 No. 1 Juni 2018 | ISSN : 2579 - 6445
Universitas Dharmawangsa | 155
Pengertian Penjualan
Menurut Rudianto (2009:104), “penjualan
merupakan sebuah aktivitas yang
mengakibatkan arus barang keluar
perusahaan sehingga perusahaan
memperoleh penerimaan uang dari
pelanggan”.
Menurut Basu Swastha dalam Irwan
Sahaja (2014:246), “penjualan adalah suatu
proses pertukaran barang atau jasa antara
penjual dan pembeli. Jadi dapat
disimpulkan bahwa penjualan adalah usaha
yang dilakukan manusia untuk
menyampaikan barang kebutuhan yang
telah dihasilkan kepada mereka yang
membutuhkan yang telah ditentukan atas
tujuan bersama”.
Penjualan adalah peningkatan jumlah
aktiva atau penurunan jumlah kewajiban
suatu badan usaha yang timbul dari
penyerahan barang dagang/ jasa atu
aktivitas lainnya didalam suatu periode.
Penjualan dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
Penjualan kredit, yaitu penjualan yang
pembayaran dilakukan dikemudian hari
dalam jangka waktu yang telah ditetapkan
setelah barang diterima oleh customer.
Penjualan kredit inilah yang menimbulkan
piutang dagang sehingga penjualan tidak
dapat dipisahkan dari timbulnya piutang
usaha.
2. Penjualan tunai, yaitu penjualan yang
pembayarannya dilakukan secara langsung
saat terjadinya transaksi.
Keberhasilan suatu perusahaan pada
umumnya dinilai berhasil dilihat dari
kemampuannya dalam memperoleh laba.
Dengan laba yang diperoleh, perusahaan
akan dapat mengembangkan berbagai
kegiatan, meningkatkan jumlah aktiva dan
modal serta dapat mengembangkan dan
memperluas bidang usahanya. Untuk
mencapai tujuan tersebut, perusahaan
mengandalkan kegiatannya dalam bentuk
penjualan, semakin besar volume penjualan
semakin besar pula laba yang diperoleh
perusahaan. Perusahaan pada umumnya
mempunyai tiga tujuan dalam penjualan
yaitu mencapai volume penjualan,
mendaptkan laba tertentu, dan menunjukan
pertumbuhan perusahaan.
Syarat penjualan semakin lunak
kredit yang diberikan oleh perusahaan
kepada para pembeli akan mengakibatkan
semakin besarnya jumlah modal kerja yang
harus diinvestasikan dalam sektor penting.
Dari defenisi diatas dapat
disimpulkan bahwa penjualan merupakan
akun yang digunakan untuk mencatat
transaksi penjualan barang dagangan dalam
suatu periode. Penjualan dikelompokkan
menjadi dua, yaitu penjualan reguler (
penjualan biasa ) dan penjualan angsuran.
Penjualan reguler terdiri dari penjualan
Jurnal Bisnis Corporate :Vol. 3 No. 1 Juni 2018 | ISSN : 2579 - 6445
Universitas Dharmawangsa | 156
tunai dan penjualan kredit. Penjualan tunai
adalah penjualan yang pembayarannya
diterima sekaligus ( langsung lunas).
Penjualan kredit adalah penjualan yang bisa
diterima melalui dua tahap atau lebih.
Sedangkan penjualan angsuran adalah
penjualan yang pembayarannya tidak
diterima sekaligus ( pembayarannya
diterima melalui lebih dari dua tahap.
Pengertian Pembelian
Bahwa setiap perusahaan membutuhkan
fungsi proses sistem pembelian yang
melibatkan penentuan pembelian barang,
pemilihan pemasok yang baik, evaluasi
harga yang tepat, menetapkan syarat dan
kondisi yang berlaku serta menindaklanjuti
pihak yang berkepentingan untuk
memastikan pengiriman barang tepat waktu
dan sistem pembayaran barang serta
pemantauan dan pengendalian untuk
mengamankan pasokan barang.
Terdapat 4 aktivitas bisnis yang utama
dalam siklus pengeluaran yaitu:
1. Pemesanan barang, bahan baku,
perlengkapan dan jasa – mengirimkan
pesanan ke pemasok.
2. Penerimaan – menerima barang atau jasa
dari pemasok.
3. Memproses faktur – meninjau dan
menyetujui faktur dari pemasok.
4. Pengeluaran Kas – memproses
pembayaran ke pemasok.
Pembelian berhubungan dengan
pengendalian rantai pasokan dari pemasok
kepada pembeli, negosiasi harga kepada
pemasok dan keterlibatan pemasok dengan
pengelolaan persediaan yang bertujuan
untuk pengadaan barang dan aktivitas
pembayaran (procure to pay) dimana dalam
persediaan barang dagang (Merchandise
Inventory) harus memiliki pengelolaan
pembelian secara efektif yang digunakan
untuk memaksimalkan pembelian dan
menjaga stock untuk mencapai keuntungan.
Prosedur pembelian adalah suatu proses
bisnis yang terlibat dalam mengidentifikasi
keperluan persediaan dan pengadaan
barang, penempatan pemesanan,
penerimaan barang dan pengakuan hutang
dimana perusahaan membeli barang jadi
untuk di jual kembali. Prosedur pembelian
meliputi:
Monitor inventory records,
Berupa persiapan persediaan yang di
perlukan untuk menjual barang jadi dimana
pengendalian persedi memonitor dan
mencatat level persediaan barang jadi dan
menyiapkan purchase requisition dan
mengirimkan form purchase requisition
kepada fungsi pembelian.
Prepare Purchase Order.
Berupa penerbitan form setelah di terima
nya PR yang di urutkan berdasarkan vendor
dan PO digunakan dalam proses
pemesanan barang untuk dikirim ke
Jurnal Bisnis Corporate :Vol. 3 No. 1 Juni 2018 | ISSN : 2579 - 6445
Universitas Dharmawangsa | 157
vendor sampai barang tersebut diterima.
Receive Goods.
Berupa penerimaan barang dari vendor
setelah terjadi nya penerbitan PO dan
bagian penerimaan mempersiapkan laporan
penerimaan barang berisi kuantitas dan
kondisi persediaan tersebut yang kemudian
melakukan update atas penerimaan barang.
Update Inventory records.
Berupa metode valuasi persediaan ketika
bagian penerimaan melakukan
penambahan barang menggunakan
standard cost yang tersedia ketika barang
diterima.
Set Up Accounts Payable.
Dilakukan ketika barang sampai dan
invoice diterima lalu bagian AP
menerbitkan laporan penerimaan dimana
ketika penerimaan barang dari vendor
sudah di catat ke dalam pencatatan hutang.
Post to general ledger.
Yaitu fungsi G/L ketika menerima voucher
dari department A/P dan berupa ringkasan
akun dari pengendalian persediaan.
Dokumen purchase order harus sesuai
dengan kebutuhan dan ukuran pembelian.
7. Pengertian Persediaan
Semua jenis perusahaan memiliki
persediaan, baik itu perusahaan jasa,
dagang maupun manufaktur. Bagi
perusahaan, persediaan menjadi salah satu
faktor penunjang dalam kelancara produksi
dan penjualan. Oleh karena itu, persediaan
harus dikelola dengan baik karena
pengelolaan persediaan sangat berpengaruh
pada kegiatan produksi dan penjualan.
Menurut Hery (2016:76) Persediaan
seringkali merupakan komponen yang
sangat signifikasi (material) dibanding
dengan nilai keseluruhan aset lancar”.
Persediaan secara umum ditunjukan untuk
barang-barang yang dimiliki oleh
perusahaan dagang, baik berupa usaha
grosir maupun ritel, ketika barang-barang
tersebut telah dibeli dan ada kondisi siap
untuk dijual”
Jadi dapat disimpulkan dari beberapa
definisi diatas bahwa perusahaan memiliki
persediaan karena persediaan adalah suatu
aktiva yang sangat mahal, aktiva dalam
perusahaan ini dapat langsung dijual
kembali maupun untuk diproses lebih lanjut
pada suatu periode tertentu.
Persediaan memiliki berbagai fungsi yang
berbeda, maka dari itu persediaan didalam
perusahaan harus dikelompokan agar
persediaan dapat berfungsi dengan baik dan
berfungsi sebagaimana mestinya.
Persediaan merupakan bagian yang sangat
penting bagi hampir semua kegiatan bisnis
dimana Pengelolaan persediaan sangat
penting dalam kegiatan operasi perusahaan
dan pengelolaan yang baik diharapkan akan
berdampak baik terhadap perusahaan.
Menurut Hery (2014:133) Harga pokok
persediaan meliputi seluruh pengeluaran,
baik langsung maupun tidak langsung, yang
terkait dengan perolehan penyiapan,
sampai penempatan untuk dijual”.
Pada umumnya, persediaan
(inventory) merupakan barang dagangan
yang utama dalam perusahaan dagang.
Persediaan termasuk dalam golongan aset
lancar perusahaan yang berperan penting
dalam menghasilkan laba perusahaan.
Secara umum istilah persediaan dipakai
untuk menunjukkan barang-barang yang
dimiliki untuk dijual kembali atau
digunakan untuk memproduksi barang-
barang yang akan dijual. Dalam perusahaan
dagang, persediaan merupakan barang-
barang yang diperoleh atau dibeli dengan
tujuan untuk dijual kembali tanpa
mengubah barang itu sendiri.
Jurnal Bisnis Corporate :Vol. 3 No. 1 Juni 2018 | ISSN : 2579 - 6445
Universitas Dharmawangsa | 158
Menurut Ikatan
Akuntan Indonesia (2012:14:2) pengertian
persediaan sebagai berikut, Persediaan
adalah asset :
a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan
usaha normal
b. Dalam proses produksi dan atau dalam
perjalanan, atau
c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan
(supplies) untuk digunakan dalam proses
produksi atau pemberian jasa.
Beberapa pendapat para
ahli, maka dapat disimpulkan bahwa
persediaan barang dagang adalah suatu aset
lancar yang digunakan dalam kegiatan
perusahaan dagang dengan cara dibeli
dengan tujuan untuk dijual kembali tanpa
mengubah bentuk barang dagangan
tersebut.
Persediaan biasanya
mencakup beberapa jenis persediaan seperti
persediaan bahan mentah, persediaan bahan
setengah jadi, dan persediaan barang jadi
(barang dagangan). Bahan mentah adalah
bahan yang akan digunakan untuk
memproduksi barang dagangan. barang
setengah jadi adalah barang yang belum
selesai sepenuhnya menjadi barang
dagangan. Barang jadi adalah barang yang
sudah selesai dikerjakan dan siap untuk
dijual.
Jenis-jenis persediaan sebagai berikut:
Untuk perusahaan perdagangan yang
dimaksud dengan persediaan adalah semua
barang-barang yang diperdagangkan yang
sampai tanggal neraca masih digudang atau
belum laku dijual. untuk perusahaan
manufacturing (yang memproduksikan
barang) maka persediaan yang dimiliki
meliputi :
(1) Persediaan Barang mentah;
(2) persediaan Barang dalam proses dan
(3) Persediaan barang jadi
Pada dasarnya jenis-jenis
persediaan adalah persediaan barang
mentah, barang dalam proses dan
persediaan barang jadi. Perusahaan dagang
menggunakan jenis persediaan barang jadi
yang didapat dengan cara dibeli dengan
tujuan dijual kembali tanpa mengubah
bentuk fisik barang dagangan tersebut.
Semua jenis perusahaan
memiliki persediaan, baik itu perusahaan
jasa, dagang maupun manufaktur. Bagi
perusahaan, persediaan menjadi salah satu
faktor penunjang dalam kelancara produksi
dan penjualan. Oleh karena itu, persediaan
harus dikelola dengan baik karena
pengelolaan persediaan sangat berpengaruh
pada kegiatan produksi dan penjualan.
Menurut Munawir (2010:119)
“Tingkat perputaran persediaan (inventory
turn – over), menunjukan berapa kali
persediaan tersebut diganti dalam arti dibeli
dan dijual kembali”.
Persediaan secara umum ditunjukan untuk
barang-barang yang dimiliki oleh
perusahaan dagang, baik berupa usaha
grosir maupun ritel, ketika barang-barang
tersebut telah dibeli dan ada kondisi siap
untuk dijual.
Jadi dapat disimpulkan dari beberapa
definisi diatas bahwa perusahaan memiliki
persediaan karena persediaan adalah suatu
aktiva yang sangat mahal, aktiva dalam
perusahaan ini dapat langsung dijual
kembali maupun untuk diproses lebih lanjut
pada suatu periode tertentu.
Persediaan memiliki berbagai fungsi yang
berbeda, maka dari itu persediaan didalam
perusahaan harus dikelompokkan agar
persediaan dapat berfungsi dengan baik dan
berfungsi sebagaimana mestinya.
Persediaan merupakan bagian yang sangat
penting bagi hampir semua kegiatan bisnis
dimana Pengelolaan persediaan sangat
penting dalam kegiatan operasi perusahaan
dan pengelolaan yang baik diharapkan akan
berdampak baik terhadap perusahaan.
Pentingnya Persediaan bagi Perusahaan
Persediaan bagi perusahan merupakan
salah satu kunci terpenting dalam
operasional perusahaan.
Menurut Heizer dan Render (2014:67)”
semua organisasi tentunya memiliki sistem
perencanaan dan sistem pengendalian
persediaan”.
Jurnal Bisnis Corporate :Vol. 3 No. 1 Juni 2018 | ISSN : 2579 - 6445
Universitas Dharmawangsa | 159
Persediaan merupakan asset termahal dari
sebuah perusahaan, persediaan dapat
mewakili 50% dari keseluruhan modal
yang diinvestasikan. Pengelolaan
persediaan yang baik sangat penting. Disatu
sisi perusahaan akan berusaha mengurangi
biaya dengan mengurangi jumlah
persediaan. Tetapi disisi yang lain tanpa
adanya persediaan sebuah perusahaan tidak
dapat berjalan dan dapat terhenti proses
produksinya dan konsumen menjadi
kecewa saat barang tidak tersedia. Oleh
karena alasan inilah manajer operasional
bertugas untuk menyeimbangkan kedua sisi
tersebut.
Fungsi Persediaan
Tujuan dari manajemen operasional adalah
untuk menyelaraskan antara investasi
persediaan dengan kepuasan konsumen.
Persediaan dapat memberikan fungsi –
fungsi kepada perusahaan sehingga dapat
menambah fleksibilitas bagi kegiatan
operasional.
Keempat fungsi persediaan bagi
perusahaan adalah:
1. Untuk memberikan pilihan barang agar
dapat memenuhi permintaan konsumen
yang diantisipasi dan memisahkan
perusahaan dari fluktuasi permintaan.
Persediaan seperti ini digunakan secara
umum pada perusahaan ritel.
2. Untuk memisahkan beberapa tahapan
dari proses produksi. Jika persediaan
sebuah perusahaan berfluktuatif,
persediaan tambahan mungkin diperlukan
agar dapat memisahkan proses produksi
dari pemasok.
3. Mengambil keuntungan dari melakukan
pemesanan dengan sistem diskon kuantitas,
karena dengan melakukan pembelian dalam
jumlah banyak dapat mengurangi biaya
pengiriman.
4. Melindungi perusahaan terhadap inflasi
dan kenaikan harga.
3. Jenis – Jenis Persediaan
Untuk mengakomodasi fungsi – fungsi
persediaan, berdasarkan proses produksi,
persediaan terbagi menjadi empat jenis,
yaitu:
Persediaan bahan mentah (raw material
inventory)
Adalah bahan – bahan yang telah dibeli
tetapi belum diproses. Bahan – bahan dapat
diperolah dari sumber alam atau dibeli dari
supplier (penghasil bahan baku).
2. Persediaan barang setengah jadi (work in
process) atau barang dalam proses adalah
komponen atau bahan mentah yang telah
melewati sebuah proses produksi atau telah
melewati beberapa proses perubahan, tetapi
belum selesai atau akan diproses kembali
menjadi barang jadi.
3. Persediaan pasokan pemeliharaan atau
perbaikan atau operasi (maintenance,
repair, operating) yaitu persediaan –
persediaan yang disediakan untuk
pemeliharaan, perbaikan, dan operasional
yang dibutuhkan untuk menjaga agar mesin
– mesin dan proses – proses tetap produktif.
4. Persediaan barang jadi (finished good
inventory) yaitu produk yang telah selesai
di produksi atau diolah dan siap dijual.
4. Biaya Persediaan
Persediaan merupakan pos modal kerja
yang cukup penting karena kebanyakan
modal usaha perusahaan adalah dari
persediaan. Biaya persediaan merupakan
biaya – biaya yang timbul karena adanya
persediaan.
Biaya – biaya yang timbul dari persediaan
adalah sebagai berikut:
Biaya Penyimpanan (Holding Cost)
Biaya penyimpanan merupakan biaya yang
terkait dengan penyimpanan dalam kurun
waktu tertentu. Biaya penyimpanan juga
menyangkut mengenai barang usang di
gudang, atau biaya yang terkait mengenai
penyimpanan. Biaya – biaya terkait
penyimpanan antara lain biaya perumahan
(sewa atau depresiasi gedung, pajak, dan
asuransi) biaya penanganan bahan mentah
(sewa atau depresiasi peralatan dan daya),
biaya tenaga kerja (penerimaan,
pergudangan, keamanan), biaya investasi
(biaya peminjaman, pajak, dan asuransi
pada persediaan), biaya bahan baku, sisa,
dan barang usang (semakin tinggi jika
Jurnal Bisnis Corporate :Vol. 3 No. 1 Juni 2018 | ISSN : 2579 - 6445
Universitas Dharmawangsa | 160
produk yang dihasilkan cepat berubah,
sepert komputer atau handphone).
Biaya Pemesanan (Ordering Cost)
Biaya pemesanan adalah semua biaya yang
mencakup dari persediaan, formulir,
administrasi, dan seterusnya yang
mencangkup mengenai proses
pemesanan.
Biaya Pemasangan (Setup Cost)
Biaya pemasangan merupakan biaya yang
timbul untuk mempersiapkan mesin atau
proses untuk menghasilkan pesanan. Biaya
ini juga menyertakan waktu dan tenaga
kerja untuk membersihkan dan mengganti
peralatan.
5. Model Persediaan
Persediaan sifat bahan atau barang, apakah
bahan tersebut bersifat permintaan bebas
(independent) atau sebagai permintaan
terikat (dependent). Permintaan bebas
(independent) dipengaruhi oleh kondisi
pasar di luar kendali fungsi operasi, oleh
sebab itu ia bebas (independent) dari fungsi
operasi.
Model persediaan permintaan bebas
(independent) terbagi atas:
Model kuantitas pesanan ekonomis,
Economic Order Quantity (EOQ)
Model EOQ merupakan salah satu teknik
kontrol pengendalian persediaan yang
paling sering digunakan, teknik yang
mudah untuk digunakan dengan
mengetahui asumsi – asumsi jumlah
permintaan diketahui, waktu tunggu atau
lead time konstan, tidak tersedia diskon
kuantitas, biaya variabel hanya biaya pesan
dan biaya simpan, dan kehabisan
persediaan dapat sepenuhnya dihindari.
Model kuantitas pesanan produksi
(production order quantity)
Model kuantitas pesanan produksi hanya
dapat diterapkan pada dua situasi, yaitu
ketika persediaan mengalir atau menumpuk
secara berkelanjutan selama suatu waktu
setelah sebuah pesanan ditempatkan atau
pada situasi ketika unit – unit dihasilkan
dan dijual secara bersamaan..
Model diskon kuantitas
Model diskon kuantitas merupakan
pengurangan harga untuk sebuah barang
jika dibeli dalam kuantitas besar.
Model – model persediaan diatas
mengasumsikan bahwa permintaan sebuah
produk bersifat konstan dan pasti. Jika
dapat melepas asumsi ini dan melihat
keadaan dunia nyata secara langsung maka
dapat menggunakan model – model
probabilistik dimana permintaan dan waktu
tunggu tidak selalu diketahui dan bersifat
konstan. beberapa model, yaitu:
Model Periode Tunggal (single periode
inventory model)
Model ini menjelaskan situasi dimana satu
pesanan dilakukan untuk satu produk.
Model ini digunakan untuk memesan
barang – barang dengan nilai yang kecil
atau tidak memiliki nilai pada akhir periode
penjualan. Contohnya barang di toko roti,
surat kabar, atau majalah.
Sistem Periode Tetap (fixed quantity)
Model persediaan ini merupakan sistem
pemesanan dengan jumlah pesanan yang
sama setiap kalinya. Model ini
mengasumsikan bahwa biaya – biaya yang
relevan hanya biaya pemesanan dan biaya
waktu tunggu yang diketahui dan konstan,
dan barang – barang bersifat saling
independen.
2.1.8. Pengertian Efisiensi Kerja
Kata "Efisien" berasal dari bahasa
latin efficere yang berarti menghasilkan, mengadakan, menjadikan. Efisiensi dapat
dirumuskan menurut suatu pengertian
tertentu yaitu memaksimumkan
perbandingan antara hasil bersih yang nyata
(imbangan akibat-akibat yang dikehendaki
terhadap yang tidak dikehendaki) dengan
pengorbanan yang diberikan.Suatu
tindakan dapat disebut efisien apabila
mencapai hasil yang maksimum dengan
usaha tertentu yang diberikan. Atau apabila
mencapai suatu tingkat hasil tertentu
dengan usaha terkecil yang mungkin
diberikan.
Efisiensi adalah satu pengertian tentang
perhubungan optimal antara pendapatan
Jurnal Bisnis Corporate :Vol. 3 No. 1 Juni 2018 | ISSN : 2579 - 6445
Universitas Dharmawangsa | 161
dan pengeluaran, bekerja keras dan hasil-
hasilnya, modal dan keuntungan, biaya dan
kenikmatan, yang ada kalanya juga
disamakan dengan ketepatan atau dapat
juga dirumuskan sebagai perbandingan
terbaik antara pengeluaran dan
penghasilan, antara suatu usaha kerja
dengan hasilnya. Perbandingan ini dapat
dilihat dari dua segi, yaitu :
Segi Hasil, adalah suatu pekerjaan dapat
disebut efisien jika dengan usaha tertentu
memberikan hasil yang maksimal.
Segi Usaha, adalah suatu pekerjaan dapat
dikatakan efisien jika suatu hasil tertentu
tercapai dengan usaha yang minimal.
Perbandingan terbaik antara usaha kerja
dan hasilnya dalam setiap pekerjaan
terutama ditentukan oleh bagaimana
pekerjaan itu dilakukan. Jadi efisiensi kerja
pada umumnya merupakan perwujudan
dari cara-cara bekerja yang efisien, dilihat
dari segi usaha yang meliputi 3 unsur yaitu
waktu, biaya dan metode kerja (tenaga dan
pikiran). Suatu cara bekerja efisien yang
dipraktekkan pada suatu satuan usaha
tertentu akan mengakibatkan tercapainya
hasil yang dikehendaki, bahkan dalam
derajat yang tinggi mengenai mutu dan
hasilnya. Jadi hasil yang maksimal dalam
setiap pekerjaan tergantunga pada cara
bekerja yang efisien.
C.METODELOGI PENELITIAN
Jenis Data
Jenis data yang digunakan penulis dalam
penulisan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Menurut Willy Abdilah (2018:85) Data
primer adalah data yang diperoleh melalui
pihak yang memiliki suatu data”.
Data primer, yaitu data yang belum diolah
perusahaan, seperti hasil wawancara yang
dilakukan oleh penulis dengan orang yang
berhubungan langsung dengan perusahaan
tersebut.
Data sekunder, yaitu data yang diperoleh
dari laporan dan data perusahaan, seperti
struktur organisasi, sejarah ringkas
perusahaan, dan data lain yang terkait
dengan penelitian.
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah sistem
informasi penjualan, pembelian dan
persediaan berbasis web pada PT. Karya
Harapan jaya yang merupakan perusahaan
bergerak dalam penjualan sparepart
3. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah dengan mendatangi secara langsung
subjek yang menjadi sumber data yaitu CV.
Karya Harapan Jaya. Sistem yang
digunakan untuk memperoleh data adalah
sebagai berikut :
Wawancara, yaitu dilakukan dengan cara
tanya jawab secara langsung dengan pihak
perusahaan khususnya pada bagian yang
berkaitan dengan penelitian.
Dokumentasi, yaitu melalui pencatatan dan
pengkopian atas data-data CV. Karya
Harapan Jaya misalnya struktur organisasi
Jurnal Bisnis Corporate :Vol. 3 No. 1 Juni 2018 | ISSN : 2579 - 6445
Universitas Dharmawangsa | 162
dan uraian jabatan serta data pendukung
lainnya.
Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis menganalisa
data yang diperoleh dengan menggunakan
dua cara, yaitu :
Metode Deskriptif, yaitu metode
penganalisaan data, dimana data
dikumpulkan, disusun, diinterprestasikan,
dan dianalisis sehingga memberikan
keterangan yang sesuai dengan keaadan
sebenarnya.
Metode Komperatif, yaitu metode dengan
menggunakan data-data yang diperoleh dari
objek penelitian dengan teori yang
didapatkan dari perkuliahan sehingga dapat
diketahui gambaran penyimpangan dan
membuat kesimpulan yang sebenarnya dari
masalah yang telah diteliti.
D.HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
1. Perancangan Implementasi
Perancangan basis data terdiri dari 3
(tiga) tahapan yang disesuaikan dengan
kebutuhan informasi CV. Karya Harapan
Jaya. Adapun tiga perancangan basis data
tersebut adalah sebagai berikut :
Perancangan Konseptual
Langkah – langkah dalam perancangan
basis data konseptual :
Mengidientifikasi sistem yang berjalan
pada CV. Karya Harapan Jaya diperoleh
entiti yaitu customer, supplier, product,
pembelian dan penjualan.
Mengidientifikasi tipe hubungan
Entiti- entiti tersebut dihubungkan dengan
relasi dengan menggambarkannya dengan
entiti relation ship diagram (ERD).
Mengidientifikasi dan menghubungkan
atribut dengan tipe entiti atau hubungan.
Tujuan dari tahapan ini adalah untuk
mengidientifikasikan dan menghubungkan
atribut dengan tipe entiti atau hubungan.
Menentukan atribut Candidate dan Primary
Key
Pada tahapan ini ditentukan atribut
Candidate dan Primary Keydari
setiap entiti yang ada dan digambarkan
dengan ERD
Perancangan Logikal
Langkah – langkah dalam metodologi
perancangan basis data logikal :
Membuat dan memvalidasi model data
logikal untuk setiap file
Fitur – fitur yang tidak kompotaibel
misalnya hubungan many to many
Membuat hubungan untuk model data
logikal lokal
Validasi hubungan dengan mengunakan
normalisasi
Validasi hubungan terhadap transaksi
penggunak
Menentukan batasan – batasan integritas
Meninjau ulang model data logikal
kedalam model global
Jurnal Bisnis Corporate :Vol. 3 No. 1 Juni 2018 | ISSN : 2579 - 6445
Universitas Dharmawangsa | 163
Membuat dan memvaliadasi model data
logikal global
Menghubungkan model dan logikal
kedalam model global
Validasi model logikal global
Mengecek perkembangan yang akan datang
Meninjau ualang model data logikal global
dengan pengguna.
2. Perancangan Normalisasi
Proses normalisasi merupakan proses
pengelompokan elemen data menjadi tabel-
tabel yang menunjukan entity dan
relasinya, untuk membantu mengurangi
atau mencegah timbulnya masalah yang
berhubungan dengan pengolahan data
dalam database. Adapun normalisasi dari
sistem informasi penjualan, sparepart dan
pembelian barang ini adalah bentuk
unnormal, langkah pertama dalam
merancang basis data dengan sumber dasar
kamus data adalah membentuk tabel tidak
normal yaitu menggabungkan semua
Struktur Data yang ada pada kamus data
dalam suatu tabel.
4.3.2. Relasi Tabel
Tabel relasi digunakan untuk
mengelompokkan data menjadi tabel-tabel
yang menunjukan entitas dan relasi yang
berfungsi untuk mengakses data, sehingga
databases tersebut mudah di modifikasi
E.KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan uraian
pembahasan diatas maka dapat disimpulkan
bahwa dalam Perancangan Sistem
Informasi Penjualan, Pembelian,
Persediaan sparepart pada CV. Karya
Harapan Jaya ini diperlukan sebuah analisis
sistem, perancangan sistem, kemampuan
dalam mengimplementasikan hasil
rancangan sistem dengan mengaplikasikan
bahasa pemograman dan pembangunan
sistem database, serta melakukan pengujian
terhadap implementasi sistem tersebut.
Untuk lebih jelasnya dapat dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Dari hasil analisis Sistem Informasi
Penjualan Pembelian Persediaan sparepart
yang sedang berjalan pada CV. Karya
Harapan Jaya, masih ditemukan beberapa
kekurangan yang dapat diatasi dengan
menciptakan atau mengusulkan Sistem
Informasi yang mendayagunakan
Teknologi Informasi dan Komunikasi.
2. Dari hasil perancangan Sistem Informasi
Penjualan Pembelian Persediaan sparepart
yang diusulkan pada CV. Karya Harapan
Jaya, maka dihasilkan sebuah rancangan
sistem aplikasi berbasis desktop yang
menggunakan sistem database dan
terinstalasi pada jaringan client server.
3. Dari hasil implementasi Sistem
Informasi Penjualan Pembelian
Persediaans sparepart pada CV. Karya
Hrapan Jaya, maka dapat mengoptimalkan
Jurnal Bisnis Corporate :Vol. 3 No. 1 Juni 2018 | ISSN : 2579 - 6445
Universitas Dharmawangsa | 164
aktivitas penjualan pembelian dan
persediaan sparepart.
2. Saran
Berdasarkan aktivitas
pengembangan sistem, maka dihasilkan
sebuah Sistem Informasi Penjualan
Pembelian Persediaan sparepart. Aktivitas
pengembangan sistem belum cukup sampai
disini karena kebutuhan informasi dalam
aktivitas penjualan pembelian persediaan
akan terus bertambah. Untuk itu penulis
mencoba memberikan saran yang dapat
dijadikan bahan pertimbangan untuk
penelitian selanjutnya, yaitu diantaranya:
1. Pada pengembangan sistem selanjutnya,
dapat ditambahkan fungsionalitas sistem
untuk mengatur sistem keuangan dalam
penjualan dan pembelian barang yang lebih
rinci atau detail.
2. Pada pengembangan selanjutnya dapat
ditambahkan cara pembayaran yang
beragam, tidak terfokus pada satu cara
pembayaran
3. Pada pengembangan selanjutnya, dapat
ditambahkan sistem untuk mengontrol
barang yang rusak yang belum terintegrasi
pada sistem informasi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anastasia Diana, Lilis Setiawati. 2011.
Sistem Informasi Akuntansi,
Perancangan, Prosedur dan Penerapan.
Edisi 1. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Danang Sunyoto. 2013. Metodologi
Penelitian Akuntansi. Refika Aditama.
Bandung
Ety Rochaety, Ratih Tresnati, Abdul Majid
Latief. 2010. Metodologi Penelitian Bisnis
Dengan Aplikasi SPSS. Mitra Wacana
Media. Bandung.
Ernie Trisnawati, Kurniawan Saefullah.
2012. Pengantar Manajemen Edisi
Pertama. Kencana Pranda Media Grup.
Jakarta.
Hery. 2014. Analisis Laporan Keuangan .
PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Hery. 2016. Analisis Laporan Keuangan.
PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2012.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
Nomor 1 tentang Penyajian Laporan
Keuangan., Jakarta: IAI.
Munawir. 2010.Analisa Laporan
Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Margianti. 2014. Pengantar Sistem
Informasi Bisnis. STI & K. Jakarta.
54
Jurnal Bisnis Corporate :Vol. 3 No. 1 Juni 2018 | ISSN : 2579 - 6445
Universitas Dharmawangsa | 165
Romney, Marshall B. dan Steinbart, (2015),
“Sistem Informasi Akuntansi”, Edisi 13,
alihbahasa: Salemba Empat, Jakarta.
Rudianto. 2009. Akuntansi Manajemen.
Yogyakarta: Grasindo
Swastha,Basu. 2014.Manajemen
Penjualan: Pelaksanaan Penjualan,
BPFEYogyakarta
Tata Sutabri. 2016. Sistem Informasi
Manajemen, Edisi Revisi. ANDI.
Wing Wahyu Winarno. 2017. Sistem
Informasi Manajemen. UPP STIM YKPN
Willy Abdillah. 2016. Metode Penelitian
Terpadu Sistem Informasi. ANDI