analisis pengaruh karakteristik komite audit dan profitabilitas ...
Analisis Audit Bab 18
-
Upload
muhammadfachrial-faruq -
Category
Documents
-
view
12 -
download
0
Transcript of Analisis Audit Bab 18
Prosedur Analitis Kemungkinan Kesalahan Penyajian
Membandingkan saldo akun beban
tenaga kerja (Gaji/upah dan lain-lain)
dengan tahun sebelumnya (dengan
penyesuaian untuk kenaikan tariff dan
kenaikan volume).
Beban Umum dan Administrasi
Beban
Tenaga
Kerja
2014 2013 Selisih (%)
Gaji,
upah dan
imbalan
karyawan
2.179.5191.801.00
5378.514 21%
Beban Umum dan Administrasi yang di alokasikan
ke Beban tenaga kerja ( gaji, upah dan imbalan
karyawan) pada tahun 2014 sebesar 2.179.519
sedangkan tahun 2013 sebesar 1.801.005. Beban
tenaga kerja pada tahun 2013 ke 2014 mengalami
peningkatan sebesar 378.514 untuk gaji, upah,
imbalan karyawan dan lain-lainnya.
Analisis :
Sesuai dengan PSAK No. 24, Kelompok Usaha
mengakui penyisihan untuk imbalan kerja karyawan
sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No.
13/2003 tanggal 25 Maret 2003 (UUK). Berdasarkan
UUK tersebut, perusahaan diharuskan untuk
membayar uang pesangon, uang penghargaan masa
kerja dan uang pengganti hak kepada karyawan
apabila persyaratan yang ditentukan dalam UUK
tersebut terpenuhi. Untuk Divisi Bogasari Perusahaan
dan Entitas Anak tertentu, yaitu IAP dan SIMP dan
Entitas Anak tertentu dari SIMP, yang
menyelenggarakan dan mengoperasikan program
pensiun secara formal bagi karyawannya, tambahan
penyisihan atas liabilitas diestimasi untuk imbalan
kerja karyawan dibuat di atas imbalan yang melekat
pada masing-masing program pensiun, apabila
diperlukan, dalam rangka memenuhi batas minimum
imbalan yang harus dibayar kepada karyawan
berdasarkan UUK.
Saldo penyisihan yang diperlukan sebagaimana
disebutkan di atas, diestimasi berdasarkan
penilaian/proyeksi aktuaria yang menggunakan
metode Projected Unit Credit. Penyisihan
sehubungan biaya jasa masa lalu ditangguhkan dan
diamortisasi selama sisa masa kerja rata-rata yang
diharapkan dari karyawan yang memenuhi syarat.
Selain itu, penyisihan untuk biaya jasa kini
dibebankan langsung pada operasi periode berjalan.
Keuntungan atau kerugian aktuarial yang timbul dari
penyesuaian dan perubahan dalam asumsi-asumsi
aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban
apabila akumulasi keuntungan atau kerugian
aktuarial neto yang belum diakui pada akhir periode
pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini
kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut.
Keuntungan atau kerugian aktuarial yang melebihi
batas 10% tersebut diakui atas dasar metode garis
lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan yang
diharapkan.
Beban pensiun yang berhubungan dengan program
dana pensiun iuran pasti langsung dibebankan pada
beban operasi pada saat terjadinya. Sebagai
tambahan dari telah di sebutkan di atas, berdasarkan
syarat-syarat yang terdapat pada revisi PSAK No. 24,
Kelompok Usaha juga telah membukukan penyisihan
yang diperlukan untuk imbalan kerja karyawan
lainnya berdasarkan kebijakan dan praktik Kelompok
Usaha yang relevan.
Membandingkan presentase beban
tenaga kerja langsung terhadap penjualan
dengan tahun-tahun sebelumnya. Beban Penjualan dan Distribusi
Beban
Tenaga
Kerja
2014 2013 Selisih (%)
Gaji,
upah dan
imbalan
karyawan
1.076.373 822.761 253.612 31%
Beban Penjualan dan Distribusi yang di alokasikan
ke Beban tenaga kerja ( gaji/upah dan imbalan
karyawan) pada tahun 2014 sebesar 1.076.373
sedangkan pada tahun 2013 sebesar 822.761. Beban
tenaga kerja pada tahun 2013 ke 2014 mengalami
peningkatan sebesar 253.612 untuk gaji, upah,
imbalan karyawa dan lain-lainnya.
Analisis :
Kelompok Usaha menjual barang jadi kepada pihak-
pihak berelasi lainnya. Penjualan kepada pihak-pihak
berelasi adalah sebesar 7,90% dari penjualan neto
konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2014 (31 Desember 2013:
4,39%). Saldo piutang usaha pada tanggal 31
Desember 2014 yang timbul dari transaksi penjualan
sebesar Rp 553.910 (31 Desember 2013:
Rp375.733), disajikan sebagai “Piutang Usaha -
Pihak Berelasi” pada laporan posisi keuangan
konsolidasian (Catatan 7).
Kelompok Usaha membeli bahan baku dari pihak-
pihak berelasi lainnya. Pembelian dari pihak-pihak
berelasi adalah sebesar 5,99% dari seluruh pembelian
konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2014 (31 Desember 2013:
3,43%). Saldo utang usaha pada tanggal 31
Desember 2014 yang timbul dari transaksi pembelian
ini sebesar Rp 539.400 (31 Desember 2013:
Rp277.135), disajikan sebagai bagian dari “Utang
Usaha – Pihak Berelasi” pada laporan posisi
keuangan konsolidasian (Catatan 19). Kelompok
Usaha memberikan pinjaman kepada karyawan dan
pegawai dengan kriteria dan syarat tertentu, sesuai
dengan jenjang kepegawaian. Pinjaman karyawan
dan pegawai ini dilunasi dengan cara pemotongan
gaji. Saldo terutang disajikan sebagai bagian dari
“Piutang Bukan Usaha - Pihak Berelasi” (bagian
yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun) dan “Aset
Tidak Lancar Lainnya” (bagian jangka panjang) pada
laporan posisi keuangan konsolidasian. SIMP
menyewa tanah di mana pabrik dan gedung
kantornya berlokasi berdasarkan perjanjian sewa
dengan PT Adithya Suramitra (Adithya). Saldo yang
belum diamortisasi atas sewa yang telah dibayar di
muka pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar
Rp782 (31 Desember 2013: Rp1.332), yang disajikan
sebagai bagian dari akun “Aset Tidak Lancar
Lainnya” pada laporan posisi keuangan
konsolidasian. SIMP dan Entitas Anaknya
menggunakan jasa pompa dari PT Sarana Tempa
Perkasa.
Beban atas jasa pompa untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar
Rp5.349 (31 Desember 2013: Rp4.739) serta
disajikan sebagai bagian dari akun “Beban Penjualan
dan Distribusi” pada laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian. Saldo utang usaha yang timbul dari
transaksi ini disajikan sebagai bagian dari “Utang
usaha - Pihak Berelasi” pada laporan posisi keuangan
konsolidasian (Catatan 19). Kelompok Usaha
menyewa fasilitas V-SAT dari PI untuk tujuan
komunikasi antara kantor pusat, kantor perwakilan,
cabang/pabrik dan perkebunan. Jumlah beban yang
terjadi sehubungan dengan transaksi sewa operasi
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2014 adalah sebesar Rp26.634 (31 Desember 2013:
Rp23.018) yang disajikan sebagai bagian dari
“Beban Umum dan Administrasi” pada laporan laba
rugi komprehensif konsolidasian.
Kelompok Usaha membeli dan menyewakan
kendaraan bermotor dan suku cadang dari PT
Indomobil Sukses Internasional Tbk (ISI) dan PT
Hino Motor Sales (HMS). MCP dan Entitas Anaknya
memperoleh jasa sewa alat-alat berat dan ruang
kantor dari RMK. Biaya sewa alat-alat berat yang
terkait untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2014 adalah sebesar Rp7.315 (31
Desember 2013: Rp3.575) yang disajikan sebagai
bagian dari akun “Beban Pokok Penjualan” pada
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
(Catatan 30).
Berdasarkan perjanjian distribusi yang diadakan oleh
SIMP dengan SRIT, pihak berelasi, tanggal 14
Februari 2011, SRIT telah ditunjuk sebagai
distributor bagi produk minyak dan lemak nabati
SIMP di wilayah Republik Rakyat Cina pada harga
jual yang sesuai dengan daftar harga produk yang
ditetapkan dari waktu ke waktu oleh SIMP dengan
mempertimbangkan perkembangan harga pasar.
Perjanjian ini berlaku sampai dengan tanggal 31
Desember 2014, dan diperpanjang secara otomatis
untuk jangka waktu satu tahun, namun tidak
melewati tanggal 31 Desember 2016.
Perusahaan dan Entitas Anak tertentu memiliki
perjanjian manajemen dan perjanjian lainnya dengan
pihak berelasi tertentu. Lihat Catatan 35 untuk
rincian perjanjian-perjanjian tersebut.
Kelompok Usaha mengasuransikan persediaan,
tanaman perkebunan dan asset tetap dengan ACA,
asuransi jiwa karyawan dengan PT A.J. Central Asia
Raya (CAR) dan diberikan bantuan dalam pembelian
polis asuransi oleh IBU. Beban asuransi disajikan
sebagai bagian dari “Beban Pokok Penjualan, Beban
Penjualan dan Distribusi dan Beban Umum dan
Administrasi” pada laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian.
NICI memiliki perjanjian produksi dan pengadaan
barang dengan ICBP di mana Divisi Penyedap
Makanan memproduksi, mengemas dan memasok
produk NICI dengan harga yang disepakati bersama.
NICI memiliki perjanjian distribusi dengan IAPuntuk
distribusi produk kuliner NICI di Indonesia. Sebagai
kompensasi, NICI memberikan marjin distribusi
sebesar persentase tertentu dari nilai penjualan ke
IAP.
NICI memiliki perjanjian lisensi merek dengan ISM
dimana NICI mendapatkan lisensi secara non-
exclusive untuk menggunakan merek milik ISM
untuk produk-produk kuliner yang diproduksi, baik
langsung maupun tidak langsung oleh NICI di
Indonesia, untuk jangka waktu yang tidak terbatas
selama ISM, baik langsung maupun tidak langsung,
tetap sebagai pemegang saham NICI. Sebagai
kompensasi, NICI dikenakan royalti sebesar
persentasi tertentu yang disepakati dari penjualan
netonya.