ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

135
ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH FENOMENA JANUARY EFFECT (Event Study Pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Muhammad Fadel NIM. 11150810000071 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2019

Transcript of ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

Page 1: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

1

ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN SAHAM

SEBELUM DAN SESUDAH FENOMENA JANUARY EFFECT

(Event Study Pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Muhammad Fadel

NIM. 11150810000071

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2019

Page 2: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

i

ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN SAHAM

SEBELUM DAN SESUDAH FENOMENA JANUARY EFFECT

(Event Study Pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Muhammad Fadel

NIM. 11150810000071

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Indo Yama Nasarudin, SE., MAB Deni Pandu Nugraha, SE., M.Sc

NIP. 197411272001121002 NIDN. 2012108503

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2019

Page 3: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari Selasa, 22 Oktober 2019 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Muhammad Fadel

2. NIM : 11150810000071

3. Jurusan : Manajemen (Keuangan)

4. Judul Skripsi : Analisis Abnormal Return dan Volatility Return

Saham Sebelum dan Sesudah Fenomena January

Effect (Event Study Pada Perusahaan LQ45 yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-

2018)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang

bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 22 Oktober 2019

1. Murdiyah Hayati, S.Kom., M.M (___________________)

NIP. 197410032003122001 Ketua

2. Dr. Indo Yama Nasarudin, SE., MAB (___________________)

NIP. 197411272001121002 Sekretaris

3. Faizul Mubarok, M.M (___________________)

NIDN. 2014058801 Penguji Ahli

4. Dr. Indo Yama Nasarudin, SE., MAB (___________________)

NIP. 197411272001121002 Pembimbing I

5. Deni Pandu Nugraha, SE., M.Sc (___________________)

NIDN. 2012108503 Pembimbing II

Page 4: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari Rabu, 11 April 2019 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Muhammad Fadel

2. NIM : 11150810000071

3. Jurusan : Manajemen (Keuangan)

4. Judul Skripsi : Analisis Abnormal Return dan Volatility Return

Saham Sebelum dan Sesudah Fenomena January

Effect (Event Study Pada Perusahaan LQ45 yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-

2018)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang

bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk

melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 April 2019

Page 5: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Muhammad Fadel

NIM : 11150810000071

Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemanipulasian data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya

ini.

Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai

sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 22 Oktober 2019

Yang menyatakan,

Muhammad Fadel

NIM. 11150810000071

Page 6: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama lengkap : Muhammad Fadel

2. Tempat, tanggal lahir : Bukittinggi, 10 Desember 1996

3. Alamat : Jl. Dr. Hamka No. 24F Gang Melati,

Kelurahan Pakan Kurai Kecamatan Guguk

Panjang Kota Bukittinggi Provinsi

Sumatera Barat 26112

4. Telepon : 0852-1507-8710

5. E-mail : [email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL

Tahun 2003-2009 : SD Negeri 09 Pakan Kurai

Tahun 2009-2012 : SMP Negeri 6 Bukittinggi

Tahun 2012-2015 : SMA Negeri 3 Bukittinggi

Tahun 2015-2019 : S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. PENDIDIKAN NON FORMAL

Juli-Agustus 2017 : Brilliant English Course Pare, Kediri

IV. PENGALAMAN KERJA

Februari-Agustus 2019 : Perum Perumnas (Div. Strategic Planning)

V. LATAR BELAKANG KELUARGA

Ayah : Ir. Eri Yonhar

Ibu : Dra. Erningsih

Page 7: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

v

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of the January effect phenomenon

on abnormal return and volatility return on LQ45 shares listed on the Indonesia

Stock Exchange in 2014 to 2018. The sample used in this study were 20 companies

obtained by purposive sampling technique. The method used in this research is

event study, where the event window in this study consists of 10 days end of

December and 10 days beginning in January. Hypothesis testing is done using the

One way ANOVA test, Paired sample t-test, and One sample t-test. The study was

conducted using IBM SPSS Statistics 20 and Microsoft Excel 2016 software.

The results showed that there were no significant differences between

abnormal returns and volatility returns before and after the January effect

phenomenon on LQ45 shares listed on the Indonesia Stock Exchange in 2014 to

2018. It was found that abnormal returns only exists at t+2 but not at other event

window, and volatility returns are too identical and do not show a significant

difference between December and January.

Keyword: Abnormal Return, Volatility Return, January Effect, Market Anomaly,

LQ45 Index

Page 8: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

vi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fenomena January

effect terhadap abnormal return dan volatility return pada saham LQ45 yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014 sampai dengan 2018. Sampel

yang digunakan pada penelitian ini adalah 20 perusahaan yang diperoleh dengan

teknik pengambilan sampel purposive sampling. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah event study, dimana event window dalam penelitian ini terdiri

dari 10 hari akhir bulan Desember dan 10 hari awal bulan Januari. Pengujian

hipotesis yang dilakukan menggunakan uji One way ANOVA, Paired sample t-

test, dan One sample t-test. Penelitian dilakukan dengan menggunakan bantuan

perangkat lunak IBM SPSS Statistics 20 dan Microsoft Excel 2016.

Hasil penelitian menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

signifikan dari abnormal return dan volatility return sebelum dan sesudah

fenomena January effect pada saham LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

pada tahun 2014 sampai dengan 2018. Ditemukan bahwa abnormal return hanya

terdapat pada t+2 namun tidak pada event window lainnya, dan volatility return

terlalu identik sehingga tidak menunjukan perbedaan yang signifikan antara bulan

Desember dengan bulan Januari.

Kata Kunci: Abnormal Return, Volatility Return, January Effect, Anomali Pasar,

Indeks LQ45

Page 9: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Abnormal Return dan Volatility

Return Saham Sebelum dan Sesudah Fenomena January Effect (Event Study pada

Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018)”.

Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya hingga pada umatnya.

Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Strata Satu Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari di dalam penulisan

skripsi ini tidak lepas dari banyak pihak yang telah membantu, mendorong,

mengarahkan dan memotivasi dalam penyusunan skripsi ini dari awal hingga

selesai. Oleh karena itu, penulis dalam kesempatan ini secara khusus

menyampaikan hormat dan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua tersayang, ayahanda Eri Yonhar dan ibunda Erningsih yang

selalu memberikan dukungan moral maupun materil serta motivasi, nasihat dan

doa yang tiada henti-hentinya untuk kebahagiaan dan keberhasilan penulis.

2. Kedua kakak penulis Neisia Yonency dan Muhammad Faldo serta adik penulis

Rihadatul ‘Aisy dan Muhammad Farhan yang selalu memberikan dukungan.

3. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanudin Umar Lubis, Lc., M.A. selaku Rektor UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., M.Si., Ak., CA., BKP., QIA. selaku Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 10: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

viii

5. Ibu Murdiyah Hayati, S.Kom.,M.M, selaku Ketua Jurusan Manajemen dan Ibu

Amalia, SE., M.SM, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengesahkan secara

resmi judul penelitian sebagai bahan skripsi dan telah membantu memberikan

izin kepada penulis sehingga penyusunan skripsi dapat berjalan dengan lancar.

6. Bapak Dr. Indo Yama Nasarudin, SE., MAB. selaku Dosen Pembimbing I yang

telah bersedia membimbing, memberikan banyak ilmu dan solusi pada setiap

permasalahan dan kesulitan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Deni Pandu Nugraha, SE., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing II yang

yang telah bersedia membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan skripsi

ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Bapak Dr. Herni Ali Husin Thalib, SE., M.M. selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang memberikan bimbingan akademis kepada penulis.

9. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan wawasan dan

ilmu yang berharga dan juga bermanfaat bagi penulis.

10. Direksi beserta jajaran Pimpinan, Mentor, Co-mentor dan rekan-rekan Perum

Perumnas yang telah memberikan kesempatan, kepercayaan, serta fasilitas

kepada penulis selama mengikuti Program Magang Mahasiswa Bersertifikat.

11. Gita Aliani yang telah membantu dan memberikan semangat setiap harinya

kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

12. Faturrohim, Ibnu Hilmi, Ulfiya Husen, Nurul Ashari, Chaidir Ali, Brolin

Maryudanto, Farabi Madyan, Fahmi Ilman, Wildan Mustinda, Abil Fada dan

Rifki, yang merupakan sahabat berbagi canda tawa selama masa perkuliahan.

Page 11: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

ix

13. Teman-teman satu angkatan Manajemen 2015 Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

14. Teman-teman KKN 173 Semeru 2018 yang telah mengabdikan diri bersama-

sama di Desa Sukawangi Kecamatan Sukamakmur, Bogor.

15. Teman-teman Predators FC 2010 yang tumbuh bersama penulis dari sejak kecil

hingga saat ini.

16. Semua pihak yang telah membantu dari awal perkuliahan hingga tahap skripsi

ini selesai yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Saya ucapkan terima

kasih. Semoga Allah SWT membalas kebaikan semuanya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran

yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Semoga skripsi ini mampu memberikan manfaat bagi masyarakat dan dapat

dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

Jakarta, 22 Oktober 2019

Muhammad Fadel

NIM. 11150810000071

Page 12: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ...................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. iv

ABSTRACT ............................................................................................................. v

ABSTRAK ............................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang.................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 11

C. Batasan Masalah ............................................................................................. 11

D. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 11

E. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 13

A. Landasan Teori ............................................................................................... 13

1. Investasi .................................................................................................13

2. Pasar Modal ...........................................................................................15

3. Saham ....................................................................................................20

4. Return Investasi Saham .........................................................................29

Page 13: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

xi

5. Pasar Efisien ..........................................................................................33

6. Anomali Pasar .......................................................................................36

B. Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 40

C. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ................................................................ 48

1. Kerangka Pemikiran ..............................................................................48

2. Pengembangan Hipotesis.......................................................................49

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 52

A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................................. 52

B. Metode Penentuan Sampel ............................................................................. 52

1. Populasi .................................................................................................52

2. Sampel ...................................................................................................55

C. Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 58

D. Jenis dan Sifat Penelitian ................................................................................ 60

E. Metode Analisis Data ..................................................................................... 60

1. Statistik Deskriptif .................................................................................60

2. Uji Normalitas .......................................................................................61

3. Uji Homogenitas ....................................................................................62

4. Uji Hipotesis ..........................................................................................63

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 66

A. Gambaran Objek Penelitian ............................................................................ 66

B. Penemuan dan Pembahasan ............................................................................ 72

1. Deskriptif Variabel Penelitian ...............................................................72

2. Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................................76

3. Hasil Uji Normalitas ..............................................................................81

Page 14: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

xii

4. Hasil Uji Homogenitas ..........................................................................82

5. Hasil Uji Hipotesis ................................................................................83

C. Interpretasi Hasil Penelitian ........................................................................... 92

1. Analisis Abnormal Return Sebelum dan Sesudah January Effect.........92

2. Analisis Volatility Return Sebelum dan Sesudah January Effect .........95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 99

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 99

B. Implikasi ....................................................................................................... 100

C. Saran ............................................................................................................. 101

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 102

LAMPIRAN ........................................................................................................ 106

Page 15: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis-Jenis Anomali ............................................................................... 37

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 45

Tabel 3.1 Daftar Populasi Emiten Saham LQ45 Periode 2014-2018 .................... 53

Tabel 3.2 Kriteria Penentuan Sampel ................................................................... 56

Tabel 3.3 Daftar Sampel Emiten Saham LQ45 Periode 2014-2018 ...................... 57

Tabel 4.1 Profil Sampel Emiten Saham LQ45 Periode 2014-2018 ....................... 66

Tabel 4.2 Average Abnormal Return Sebelum dan Sesudah January Effect ......... 72

Tabel 4.3 Average Volatility Return Sebelum dan Sesudah January Effect .......... 74

Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Average Abnormal Return ...................................... 76

Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Average Volatility Return ....................................... 79

Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ......................... 82

Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas ......................................................... 83

Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Uji One Way ANOVA dan Paired Sample T-Test pada

AAR dan AVR ........................................................................................... 84

Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Uji One Sample T-Test pada AAR ............................ 90

Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Uji One Sample T-Test pada AVR .......................... 91

Tabel 4.11 Kriteria Kapitalisasi Saham ................................................................ 94

Page 16: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ........................................................ 1

Gambar 1.2 Frekuensi Transaksi Saham ................................................................. 3

Gambar 1.3 Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan .................................. 4

Gambar 1.4 Perkembangan Kapitalisasi Pasar di Bursa Efek Indonesia ................. 5

Gambar 1.5 Indeks Saham LQ45 Bursa Efek Indonesia ........................................ 9

Gambar 2.1 Investasi Langsung dan Investasi Tidak Langsung ............................ 14

Gambar 2.2 Tingkatan Kumulatif dari Ketiga Bentuk Pasar Efisien ..................... 36

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian .......................................................... 48

Gambar 3.1 Event Window 20 Hari ...................................................................... 59

Gambar 4.1 Average Abnormal Return Sebelum dan Sesudah January Effect ..... 73

Gambar 4.2 Average Volatility Return Sebelum dan Sesudah January Effect ...... 75

Gambar 4.3 Average Abnormal Return Sebelum dan Sesudah January Effect ..... 93

Gambar 4.4 Average Volatility Return Sebelum dan Sesudah January Effect ...... 97

Page 17: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Daftar Sampel Penelitian ................................................................. 106

Lampiran 2: Perhitungan AAR Saham Sebelum dan Sesudah January Effect .... 107

Lampiran 3: Perhitungan AVR Saham Sebelum dan Sesudah January Effect ... 109

Lampiran 4: Output Statistik Deskriptif ............................................................. 111

Lampiran 5: Output Uji Normalitas ..................................................................... 112

Lampiran 6: Output Uji Homogenitas ................................................................. 113

Lampiran 7: Output Uji One Way ANOVA ........................................................ 115

Lampiran 8: Output Uji Paired Sample T-Test .................................................... 117

Lampiran 9: Output Uji One Sample T-Test ........................................................ 118

Page 18: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap negara akan berusaha keras untuk mencapai pertumbuhan

ekonomi yang optimal, termasuk Indonesia. Perekonomian di Indonesia saat

ini mengalami pertumbuhan yang cukup pesat dari waktu ke waktu dalam

lima tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi tersebut akan mengakibatkan

terjadinya perubahan nilai kehidupan masyarakat, pola hidup, pola berpikir

dan tingkah laku, yang memiliki harapan akan kesejahteraan masyarakat yang

lebih baik (Silviyani et. al., 2014).

Gambar 1.1

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Sumber: Badan Pusat Statistik (2019)

Grafik pertumbuhan ekonomi di atas menunjukan pada tahun 2014

pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada angka 5,01% yang kemudian

sempat menurun pada angka 4,88% di tahun 2015. Lalu mulai bangkit pada

tahun 2016 (5,03%) perlahan ke tahun 2017 (5,07%) hingga 5,17% di tahun

2018. Dari grafik tersebut terlihat terjadinya tren pertumbuhan ekonomi yang

5.01

4.88

5.03

5.07

5.17

2014 2015 2016 2017 2018

Dalam Persen (%)

Page 19: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

2

positif dalam lima tahun terakhir walaupun sempat mengalami penurunan

pada tahun 2015 namun pada akhirnya kembali mengalami peningkatan yang

cukup signifikan.

Beberapa negara memiliki masyarakat dengan sikap yang dapat

memberikan dorongan kuat terhadap pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan

ekonomi akan lebih cepat pada masyarakat yang memiliki sikap hemat dan

menabungkan uangnya untuk berinvestasi. Oleh karena itu kemajuan

perekonomian suatu negara juga dapat dilihat dari perkembangan

investasinya. Pada dasarnya investasi merupakan penempatan sejumlah dana

pada saat ini dengan harapan meraih keuntungan dimasa yang akan datang

(Mufreni & Amanah, 2017). Keputusan investasi pada umumnya dilandasi

oleh banyaknya ketidakpastian yang akan dihadapi di masa depan sehingga

mempengaruhi tingkat keuntungan yang diperoleh. Begitupula jika

berinvestasi di pasar modal, harus mempertimbangkan berbagai aspek untuk

pengambilan keputusan investasi (Darman, 2018).

Pasar modal merupakan jembatan antara pihak yang mempunyai

kelebihan dana (investor) dengan pihak yang membutuhkan dana (emiten)

(Pradnyaparamita & Rahyuda, 2017). Pasar modal merupakan sasaran yang

tepat untuk melakukan investasi mengguntungkan bagi perusahaan,

pemerintah atau institusi lainnya. Menurut Kadir & Kewal (2014) pasar

modal di Indonesia mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai fungsi

ekonomi dan fungsi keuangan. Dalam fungsi ekonomi, pasar modal bertugas

untuk mengalokasikan dana secara efisien dari pihak yang kelebihan dana

kepada pihak yang membutuhkan dana, dimana perusahaannya telah terdaftar

Page 20: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

3

dipasar modal. Fungsi keuangan sendiri tergambar dari adanya kesempatan

untuk mendapatkan keuntungan bagi pemilik modal.

Husnan (2015:3) mengatakan bahwa di pasar modal terdapat berbagai

instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa

diperjualbelikan dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang

diterbitkan oleh pemerintah maupun swasta. Salah satu instrumen pasar

modal yang paling banyak diminati investor ialah saham. Menurut Bodie et.

al., (2014:42) saham merupakan bagian kepemilikan dalam suatu perusahaan

yang memberi hak kepada pemiliknya satu suara terkait tata kelola

perusahaan dan untuk mendapatkan bagian manfaat keuangan perusahaan.

Apabila tingkat permintaan terhadap saham meningkat, maka harga saham

tersebut pun akan meningkat begitu juga sebaliknya.

Minat investor dalam berinvestasi saham kian meningkat dari tahun

ketahun. Khususnya dalam lima tahun terakhir yakni tahun 2014 hingga tahun

2018 dimana tingkat frekuensi transaksi saham mencapai 90 juta kali.

Gambar 1.2

Frekuensi Transaksi Saham

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (2019)

51,457.6154,066.25

64,975.33

74,371.33

92,833.06

2014 2015 2016 2017 2018

Dalam Ribu Kali

Page 21: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

4

Dari grafik frekuensi transaksi saham pada gambar 1.2 diatas dapat

diketahui bahwa frekuensi saham selalu meningkat dalam lima tahun terakhir

yakni dari tahun 2014 hingga 2018. Hal ini membuktikan bahwa saham ialah

instrumen pasar modal yang paling banyak diminati investor. Perkembangan

investasi pasar modal berupa instrumen saham tersebut juga dapat dilihat dari

perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Gambar 1.3

Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan

Sumber: Yahoo Finance (2019)

Dari gambar 1.3 di atas dapat diketahui pada penutupan harga saham

gabungan tahun 2014 berada pada angka Rp. 5,226.95, namun pada tahun

2015 sempat mengali penurunan pada angka Rp. 4,593.01 dan dapat bangkit

kembali di tahun 2016 dan 2017 pada angka Rp. 5,296.71 dan Rp. 6,355.65,

terakhir tahun 2018 kembali mengalami penurunan pada angka Rp. 6,194.50.

Pada grafik ini juga terjadi penurunan pada tahun 2015 dan tahun 2018.

Selain itu, untuk melihat perkembangan dalam pasar modal dapat juga

dilihat dari kapitalisasi pasarnya. Kapitalisasi pasar adalah nilai pasar dari

saham yang diterbitkan (outstanding share) suatu emiten. Kapitalisasi pasar

5,226.95

4,593.01

5,296.71

6,355.656,194.50

2014 2015 2016 2017 2018

Dalam Rupiah

Page 22: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

5

didapatkan dari mengalikan jumlah saham yang beredar dengan harga saham

penutupannya. Besar atau tidaknya perusahaan di bursa saham dapat dilihat

dari kapitalisasi pasarnya (Rifqiawan, 2015). Berikut ini perkembangan

kapitalisasi pasar pada Bursa Efek Indonesia.

Gambar 1.4

Perkembangan Kapitalisasi Pasar di Bursa Efek Indonesia

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (2019)

Terlihat dari gambar 1.4 diatas bahwa kapitalisasi pasar dari tahun

2014 sampai tahun 2018 menunjukan tren yang positif walaupun sempat

turun di tahun 2015 dan 2018, kondisi ini sama halnya dengan perkembangan

IHSG pada grafik sebelumnya yang terdapat pada gambar 1.3. Tren

pertumbuhan masih berada pada posisi meningkat secara keseluruhan

artinya jumlah saham yang beredar semakin banyak, yang mengindikasikan

semakin tingginya tingkat ketertarikan investor terhadap saham yang beredar

di Indonesia. Dengan terus meningkatnya frekuensi transaksi saham,

kemudian didukung dengan meningkatnya nilai IHSG dan kapitalisasi pasar

di Bursa Efek Indonesia, maka bukan mustahil para fund manager akan

semakin deras menanamkan dana di pasar modal.

5,228.04

4,872.70

5,753.61

7,052.39 7,023.50

2014 2015 2016 2017 2018

Dalam Triliun Rupiah

Page 23: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

6

Pengetahuan mengenai pemilihan waktu yang tepat dalam membeli

saham merupakan suatu hal yang sangat penting diketahui oleh seorang

investor dalam upaya meminimalkan risk dan memaksimalkan return yang

diperoleh. Menurut Sari & Sisdyani (2014) return adalah hasil yang

diharapkan oleh investor atas dana yang diinvestasikannya. Sementara risk

adalah risiko yang akan ditanggung untuk memperoleh return yang

diharapkan.

Dalam memperoleh return seorang investor harus dapat membaca

keadaan yang terjadi di pasar. Selain itu investor juga harus memiliki

informasi yang lengkap dan jelas mengenai pasar. Informasi yang lengkap

mengenai pasar haruslah informasi yang mencerminkan seluruh kondisi

pasar (Kadir & Kewal, 2014). Dalam keadaan ini, menurut Nasution (2015)

pasar yang seperti itu adalah pasar yang efisien yaitu pasar dimana semua

harga sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi

yang tersedia. Suatu pasar dikatakan efisien apabila tidak seorangpun baik

investor individu maupun investor institusi akan memperoleh return tidak

normal (abnormal return) setelah disesuaikan dengan risiko ataupun dengan

menggunakan strategi perdagangan yang ada. Jadi abnormal return

merupakan return yang didapatkan investor yang dapat diketahui dengan

menghitung selisih antara return sesungguhnya (actual return) dengan

return yang diharapkan investor tersebut (expected return).

Sementara itu volatilitas (volatility) merupakan indikator dari sebuah

ketidakpastian dari investasi dalam bentuk saham. Volatilitas merupakan

besarnya jarak naik dan turunnya harga saham. Volatilitas ini berperan pada

Page 24: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

7

return investasi, jika saham memiliki return yang tinggi maka saham

tersebut mempunyai resiko yang tinggi pula. Volatilitas bisa diukur dengan

simpangan baku (standard deviation) sehingga dipersepsikan pula sebagai

risiko. Semakin tinggi tingkat volatilitas, semakin tinggi pula tingkat

ketidakpastian dari imbal hasil (return) saham yang dapat diperoleh

(Handayani & Suartana, 2015). Dengan melakukan analisis mengenai risk

dan return yang dilakukan oleh investor akan mendorong kepada upaya

penetapan harga yang lebih efisien.

Berlawanan dengan konsep efisiensi pasar (efficiency market), banyak

penelitian pada beberapa pasar saham yang menyebutkan adanya beberapa

fenomena yang tidak sesuai dengan hipotesis pasar efisien yaitu

ditemukannya sejumlah anomali. Anomali adalah kejadian atau peristiwa

yang tidak diantisipasi dan menawarkan investor peluang atau kesempatan

untuk memperoleh return yang tak normal. Pada teori keuangan, anomali

pasar dapat diklasifikasikan menjadi empat macam. Keempat anomali

tersebut adalah anomali perusahaan (firm anomalies), anomali musiman

(seasonal anomalies), anomali peristiwa atau kejadian (event anomalies),

dan anomali akuntansi (accounting anomalies) (Pradnyaparamita &

Rahyuda, 2017). Salah satu anomali pasar yang bertentangan dengan

efficiency market hypothesis theory ialah January effect. Anomali January

effect ini merupakan bagian dari jenis anomali musiman, dimana pada setiap

awal tahun terjadi kenaikan harga saham khususnya pada pekan pertama

bulan Januari (Darman, 2018).

Page 25: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

8

January effect merupakan suatu fenomena kenaikan harga saham

yang disebabkan oleh aktivitas mayoritas investor yang membeli saham pada

bulan Januari. Kenaikan harga saham pada bulan Januari ini berkaitan

dengan beberapa faktor yakni adanya penjualan saham dengan harga murah

pada akhir tahun yang bertujuan untuk mengurangi pajak, investor yang

merealisasi capital gain, pengaruh dari portofolio window dressing,

permintaan uang tunai yang melebihi rata-rata pada pertengahan Desember

dalam rangka Natal, kebiasaan para investor menjual sahamnya untuk

berlibur dan membelinya kembali pada bulan Januari dan adanya

kepercayaan bahwa tahun baru akan lebih baik dari tahun sebelumnya

(Pratiwi et. al., 2018).

Penelitian ini akan menganalisis ada tidaknya abnormal return dan

volatility return saham sebelum dan sesudah fenomena January effect di

Pasar Modal Indonesia pada tahun 2014 sampai dengan 2018 yang dilakukan

pada perusahaan kelompok saham indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia.

Indeks LQ45 adalah gabungan dari saham-saham yang terdiri dari 45 saham

di Bursa Efek Indonesia dengan tingkat likuiditas yang tinggi, kapitalisasi

pasar yang besar, serta lolos seleksi menurut beberapa kriteria pemilihan

(Pradnyaparamita & Rahyuda, 2017). Pengambilan populasi ini didasarkan

pertimbangan atas keadaan saham yang terbaik dan stabil, tingkat likuiditas

dan kapitalisasi pasar yang tinggi, serta aktif diperdagangkan sehingga

menjadi indeks saham yang peka terhadap masuknya informasi-informasi ke

dalam pasar. Hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan indeks saham

LQ45 pada gambar 1.5 berikut ini:

Page 26: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

9

Gambar 1.5

Indeks Saham LQ45 Bursa Efek Indonesia

Sumber: Yahoo Finance (2019)

Pada gambar 1.5 diatas dapat diketahui grafik yang menunjukan

perkembangan Indeks Saham LQ45 dalam lima tahun terakhir. Penutupan

harga saham tahun 2014 berada pada angka Rp. 898.58, namun pada tahun

2015 mulai mengalami penurunan pada angka Rp. 792.03. Setelah itu pada

periode 2016 mulai mengalami peningkatan kembali pada angka Rp. 884.62

dan pada periode 2017 mengalami peningkatan tertinggi di angka 1,079.39.

Pada akhirnya tahun 2018 kembali menurun pada angka Rp. 982,73. Hal

tersebut menggambarkan indeks saham LQ45 sangat aktif di perdangangan

dengan terlihatnya mengalami perkembangan dan pemulihan yang fluktuatif

namun ke arah yang positif secara keseluruhan. Oleh karena itu pemilihan

indeks saham LQ45 sebagai objek populasi penelitian sangatlah tepat dalam

mendukung akurasi penelitian ini.

Kemudian variabel dalam penelitian ini adalah abnormal return, dan

volatility return saham. Abnormal return adalah selisih dari expected return

dengan actual return (Subhan et. al., 2016). Sedangkan volatility return

898.58

792.03

884.62

1,079.39

982.73

2014 2015 2016 2017 2018

Dalam Rupiah

Page 27: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

10

merupakan indikator dari sebuah ketidakpastian dari investasi dalam bentuk

saham dimana semakin tinggi tingkat volatilitas, semakin tinggi pula tingkat

ketidakpastian dari imbal hasil (return) saham yang dapat diperoleh

(Handayani & Suartana, 2015).

Cukup banyak penelitian-penelitian yang telah dilakukan untuk

membuktikan secara empiris apakah January effect memang terjadi di pasar

modal ataukah hanya sekedar wacana belaka. Sampai dengan sekarang

berbagai pendapat yang mendukung maupun yang membantah akan adanya

fenomena January effect di pasar modal masih terus berlanjut. Salah satu

acuan teori yang sering kali digunakan untuk menjelaskan fenomena ini

adalah teori pasar efisien (theory market efficient) yang pertama kali

dikemukakan dan dipopulerkan oleh Fama pada tahun 1970.

Berbagai hasil penelitian terdahulu yang sangat beragam mengenai

January effect yang pada akhirnya menghasilkan atau tidaknya pola abnormal

return dan volatility return saham, baik penelitian di pasar modal luar negeri

maupun penelitian di Bursa Efek Indonesia menjadi bahan kajian yang

semakin menarik untuk diteliti. Hal ini mendorong penulis untuk melakukan

penelitian dengan judul “Analisis Abnormal Return dan Volatility Return

Saham Sebelum dan Sesudah Fenomena January Effect (Event Study

Pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

2014-2018)”

Page 28: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

11

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, maka

perumusan masalah yang diajukan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan abnormal return saham di bulan Januari

dengan abnormal return saham di bulan Desember pada perusahaan

LQ45 di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018?

2. Apakah terdapat perbedaan volatility return saham di bulan Januari

dengan volatility return saham di bulan Desember pada perusahaan LQ45

di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas dan untuk menghindari

perluasan pembahasan dalam penelitian ini, maka penulis membatasi variabel

yang menentukan anomali pasar January effect yaitu abnormal return dan

volatility return.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan maka dapat diidentifikasikan

tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Menganalisis adanya perbedaan abnormal return saham di bulan Januari

dengan abnormal return saham di bulan Desember pada perusahaan

LQ45 di Bursa Efek Indonesia pada periode 2014-2018.

2. Menganalisis adanya perbedaan volatility return saham di bulan Januari

dengan volatility return saham di bulan Desember pada perusahaan

LQ45 di Bursa Efek Indonesia pada periode 2014-2018.

Page 29: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

12

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi akademisi, diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dan

memberikan kontribusi ilmiah dan pengetahuan mengenai pengaruh

anomali perdagangan khususnya anomali January effect sehingga dapat

menguji teori-teori dari materi perkuliahan terhadap studi kasus yang

terjadi di perusahaan dan juga untuk studi lanjutan.

2. Bagi investor, diharapkan penelitian ini dapat membantu investor untuk

mengetahui anomali pada hari perdagangan, yaitu January effect dan

juga sebagai bahan pertimbangan dalam memutuskan waktu yang tepat

untuk berinvestasi serta dapat memahami situasi saham di masa yang

akan datang.

Page 30: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Investasi

a. Pengertian Investasi

Halim (2015:13) mengatakan investasi pada hakekatnya

merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan

untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Kemudian

investasi menurut Hartono (2017:5) adalah penundaan konsumsi

sekarang untuk dimasukan ke aktiva produktif selama periode waktu

yang tertentu. Sedangkan menurut Otoritas Jasa Keuangan (2017)

investasi adalah penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang

untuk pengadaan aktiva lengkap atau pembelian saham-saham dan

surat berharga lain untuk memperoleh keuntungan.

Merujuk UU No. 25 Tahun 2007 tentang investasi atau

penanaman modal, investasi ialah segala bentuk kegiatan menanam

modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam

modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik

Indonesia.

b. Tujuan Investasi

Tujuan penyelenggaraan penanaman modal menurut UU No. 25

Tahun 2007, antara lain untuk:

1) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

2) Menciptakan lapangan kerja.

Page 31: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

14

3) Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan.

4) Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional.

5) Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional.

6) Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan.

7) Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil

dengan menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam negeri

maupun dari luar negeri, dan

8) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

c. Tipe-tipe Investasi

Menurut Hartono (2017:7) investasi dapat berupa investasi

langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung dilakukan

dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik

melalui perantara atau dengan cara yang lain. Begitupun investasi

tidak langsung dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan

investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari

perusahaan-perusahaan lain.

Gambar 2.1

Investasi Langsung dan Investasi Tidak Langsung

Sumber: Hartono (2017:7)

Page 32: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

15

2. Pasar Modal

a. Pengertian Pasar Modal

Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai

instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa

diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri,

baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun

perusahaan swasta (Husnan, 2015:3). Menurut Halim (2015:1) pasar

modal adalah pasar yang mempertemukan pihak yang menawarkan

dan yang memerlukan dana jangka panjang, seperti saham dan

obligasi.

Merujuk UU RI no. 8 tahun 1995 tentang pasar modal, yaitu

pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran

umum dan perdagangan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan

profesi yang berkaitan dengan efek.

b. Fungsi Pasar Modal

Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu

negara. Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para

investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui

perdagangan instrumen keuangan jangka panjangnya. Menurut

Husnan (2015:4) pasar modal memiliki peranan yang penting dalam

perekonomian suatu negara karena memiliki dua fungsi yaitu fungsi

ekonomi dan fungsi keuangan.

Page 33: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

16

1) Fungsi Ekonomi

Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal

menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang

mempunyai kelebihan dana (lender) ke pihak yang memerlukan

dana (borrower) dengan harapan lenders akan memperoleh

imbalan dari penyerah tersebut, sementara dari sisi borrowers

tersedianya dana dari pihak luar memungkinkan mereka

melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari

hasil operasi perusahaan.

2) Fungsi Keuangan

Fungsi keuangan dilakukan dengan menyediakan dana yang

diperlukan oleh para borrowers dan para lenders menyediakan

dana tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil

yang diperlukan untuk investasi tersebut. Keberadaan pasar modal

diharapkan dapat meningkatkan aktivitas perekonomian, karena

pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan

sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan skala besar yang

pada gilirannya akan dapat meningkatkan profitabilitas

(kemampuan labaan) perusahaan dan kemakmuran masyarakat

luas.

c. Instrumen pasar modal

Dalam pasar modal banyak instrumen yang ditawarkan dan

setiap instrumen memiliki karakteristik, keuntungan dan risiko yang

berbeda-beda. Menurut Halim (2015:6) instrumen pasar modal yang

Page 34: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

17

umumnya diperdagangkan antara lain:

1) Saham biasa (Common Stocks)

Diantara surat- surat berharga yang diperdagangkan di pasar

modal, saham biasa (common stocks) adalah yang paling dikenal

masyarakat. Diantara emiten (perusahaan yang menerbitkan surat

berharga), saham biasa juga merupakan yang paling banyak

digunakan untuk menarik dana dari masyarakat. Secara sederhana,

saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau

pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan.

2) Saham Preferen (Preferred Stocks)

Saham ini merupakan saham yang memiliki karakteristik

gabungan antara obligasi dan saham biasa. Saham preferen

diperdagangkan berdasarkan hasil yang ditawarkan kepada

investor, maka secara praktis saham ini dipandang sebagai surat

berharga dengan pendapatan tetap dan karena itu akan bersaing

dengan obligasi di pasar.

3) Obligasi (bond)

Obligasi merupakan surat berharga atau sertifikat yang berisi

kontrak antara pemberi dana (pemodal) dengan yang diberi dana

(emiten). Jadi surat obligasi adalah selembar kertas yang

menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut telah membeli utang

perusahaan yang menerbitkan obligasi. Kemudian pada akhirnya

penerbit akan menebus nilai utang tersebut pada saat jatuh tempo

dengan mengembalikan jumlah pokok pinjaman ditambah bunga

Page 35: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

18

yang terutang. Pada umumnya instrumen ini memberikan bunga

tetap secara periodik.

4) Right

Merupakan surat berharga yang memberikan hak bagi

pemodal untuk membeli saham baru yang dikeluarkan emiten atau

biasa disebut Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).

Right merupakan produk derivatif atau turunan dari saham.

5) Waran

Seperti halnya right adalah hak untuk membeli saham biasa

pada waktu dan harga yang sudah ditentukan. Waran diterbitkan

dengan tujuan agar pemodal tertarik membeli obligasi atau saham

yang diterbitkan emiten

6) Reksadana

Reksadana yaitu wadah yang diperdagangkan untuk

menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya

diinvenstasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi.

Reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari

masyarakat yang memiliki modal dan mempunyai keinginan

untuk melakukan invesasi, namun hanya memiliki waktu dan

pengetahuan yang terbatas.

d. Pelaku Pasar Modal

Pelaku pasar modal yaitu lembaga dan prosesi penunjang dalam

mekanisme pasar modal, berperan dalam mempertemukan antara

emiten dengan investor. Pada prinsipnya, lembaga ini menawarkan

Page 36: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

19

dan menyediakan jasa-jasa bagi kedua belah pihak (Halim, 2015:3).

1) Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal pada Primary

Market

a) Penjamin Emisi Efek (Underwriter)

Perusahaan sekuritas yang membuat kontrak dengan emiten

untuk melakukan penawaran umum (Public Offering) bagi

kepentingan emiten.

b) Perusahaan Efek

Perusahaan efek atau perusahaan sekuritas adalah pihak yang

melakukan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek,

perantara pedagan efek, dan atau manajer investasi.

c) Akuntan Public (Public Accountant)

Bertugas dalam melakukan audit atas laporan keuangan

emiten serta memberi petunjuk cara-cara pembukuan yang

sesuai dengan SAK yang berlaku di Indonesia.

d) Konsultan Hukum

Tugas konsultan hokum adalah meneliti aspek-aspek hokum

emiten dan memberikan pendapat segi hukum (legal opinion)

tentang keadaan dan keabsahan usaha emiten.

e) Notaris

Bertugas dalam membuat konsep akta perubahan anggaran

dasar, membuat berita acara RUPS, dan menyiapkan naskah

perjanjian dalam rangka emisi efek.

Page 37: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

20

f) Perusahaan Penilai

Pihak yang melakukan revaluasi asset emiten. Revaluasi

dilakukan untuk menentukan nilai wajar asset emiten sebagai

dasar dalam melakukan emisi efek di pasar modal.

2) Lembaga Penunjang Pasar Modal pada Secondary Market

a) Perusahaan Efek

Perusahaan efek atau perusahaan sekuritas adalah pihak yang

melakukan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek,

perantara pedagan efek, dan atau manajer investasi.

b) Bank Kustodian (BK)

Berfungsi memberikan jasa seperti menyediakan tempat

penitipan harta yang aman bagi efek, mengamankan

pemindah-tanganan efek, dan mencatat semua titipan pihak

lain secara cermat.

c) Biro Administrasi Efek (BAE)

Berperan membantu emiten untuk mengadministrasikan

seluruh kegiatan yang berkaitan dengan efek-efek yang

ditawarkan oleh emiten kepada masyarakat investor baik pada

saat pasar primer ataupun sekunder dengan biaya yang lebih

ekonomis dibanding dilakukan sendiri oleh emiten.

3. Saham

a. Pengertian Saham

Menurut pendapat Supramono (2014:5) sederhananya saham

ialah surat berharga yang dapat dibeli atau dijual oleh perorangan atau

Page 38: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

21

lembaga di pasar tempat surat tersebut di perjual belikan. Saham juga

dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau

pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan sehingga memiliki klaim

atas pendapatan perusahaan, asset perusahaan, dan berhak hadir dalam

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Saham menurut Bodie et. al., (2014:42) adalah bagian

kepemilikan dalam suatu perusahaan, setiap lembar saham memberi

hak kepada pemiliknya satu suara dalam segala hal terkait tata kelola

perusahaan yang digunakan dalam RUPS dan untuk mendapatkan

bagian manfaat keuangan perusahaan.

Fahmi (2015:270) juga mendefenisikan saham sebagai:

1) Tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu

perusahaan

2) Kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama

perusahaan dan di ikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan

kepada setiap pemegangnya.

3) Persediaan yang siap untuk dijual.

Keuntungan yang diperoleh pemodal dengan memiliki saham

ada dua yaitu dividen dan capital gain (Halim, 2015:7).

1) Dividen yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan

penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan

perusahaan. Umumnya dividen merupakan salah satu daya tarik

bagi pemegang saham dengan orientasi jangka panjang.

2) Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual.

Page 39: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

22

Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan

saham di pasar sekunder. Umumnya pemodal dengan orientasi

jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain ini.

Adapun risiko yang dihadapi pemodal dengan memiliki saham

antara lain

1) Tidak mendapat dividen

Perusahaan akan membagikan dividen jika operasi

perusahaan menghasilkan keuntungan. Sebaliknya, perusahaan

tidak dapat membagikan dividen jika perusahaan tersebut

mendapat kerugian. Dengan demikian potensi keuntungan

pemodal untuk mendapatkan dividen ditentukan oleh kinerja

perusahaan tersebut.

2) Capital Loss

Dalam aktivitas perdagangan saham, tidak selalu pemodal

mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang

dijualnya. Ada kalanya pemodal harus menjual saham dengan

harga jual yang lebih rendah dari harga beli sehingga pemodal

mengalami capital loss.

3) Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi

Sesuai dengan peraturan pencatatan saham di Bursa Efek

Indonesia, jika suatu perusahaan bangkrut atau dilikuidasi maka

secara otomatis saham perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari

bursa atau istilahnya ialah di delist. Dalam kondisi perusahaan

dilikuidasi, pemegang saham akan menempati posisi lebih rendah

Page 40: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

23

dibanding kreditur atau pemegang obligasi.

4) Saham delisting

Risiko lain yang dihadapi oleh para pemodal adalah jika

saham perusahaan dikeluarkan dari pencatatan bursa efek alias di

delist. Umumnya terjadi karena kinerja yang buruk seperti dalam

kurun waktu tetentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami

kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara

berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi

lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan efek di bursa. Hal ini

secara tidak langsung tentunya sangat merugikan para pemodal.

b. Jenis Saham

Menurut Hartono (2017:189) saham dapat dibedakan menjadi:

1) Saham biasa

Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham

saja, saham ini biasanya dalam bentuk saham biasa (common

stock). Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang

mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi

perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan pemilik saham biasa

mempunyai beberapa hak diantaranya:

a) Hak kontrol, pemegang saham mempunyai hak untuk

mengontrol siapa yang akan memimpin perusahaannya.

b) Hak menerima pembagian keuntungan, sebagai pemilik

perusahaan pemegang saham berhak mendapatkan

keuntungan perusahaan dalam bentuk dividen.

Page 41: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

24

c) Hak preemptif, yaitu hak untuk mendapatkan presentasi

kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan

tambaha lembar saham utnuk melindungi hak kontrol dari

pemegang saham lama dan melindungi saham lama dari

kemerosotan nilai.

2) Saham Preferen

Saham preferen mempunyai sifat gabungan (hybrid)

antara obligasi (bond) dan saham biasa. Seperti bond yang

membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga

memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen. Seperti

saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham

preferen di bawah klaim pemegang obligasi. Saham preferen

mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas dividen tetap dan hak

pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. Dalam saham

preferen terbagi menjadi tiga macam yaitu:

a) Convertible preffered stock yaitu saham preferen yang dapat

dikonversikan ke saham biasa.

b) Callable preffered stock yaitu saham preferen yang dapat

ditebus.

c) Floating/adjustable-rate preffered stock yaitu saham preferen

dengan tingkat dividen yang mengambang.

3) Saham Treasuri

Saham treasuri (treasury stock) adalah saham milik

perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang

Page 42: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

25

kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk disimpan

sebagai treasuri.

c. Klasifikasi Saham

Menurut Audina & Laturette (2017) klasifikasi saham

berdasarkan nilai kapitalisasinya, terbagi menjadi 3 jenis saham:

1) Big-cap atau yang sering disebut saham blue chip

Merupakan kelompok saham yang berkapitalisasi besar dengan

nilai kapitaliasasi diatas Rp 5 triliun. Saham-saham ini diterbitkan

oleh perusahaan yang sudah mapan dan memiliki kinerja yang

baik.

2) Mid-cap atau biasa dikenal dengan saham second liner

Merupakan sekelompok saham yang berkapitalisasi besar antara

Rp 1 triliun sampai dengan Rp 5 triliun. Saham ini sering juga

disebut saham lapis kedua.

3) Small-cap

Merupakan kelompok saham yang nilai kapitalisasinya dibawah

Rp 1 triliun, biasa disebut saham lapis ketiga.

d. Indeks Saham

Suatu indeks diperlukan sebagai sebuah indikator untuk

mengamati pergerakan harga dari sekuritas-sekuritas (Hartono,

2017:166). Dengan adanya indeks, kita dapat mengetahui trend

pergerakan saham saat ini, apakah sedang naik, stabil atau turun.

Sampai saat ini, BEI mempunyai beberapa indeks diantaranya yaitu:

Page 43: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

26

1) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEI meliputi

pergerakan-pergerakan harga untuk saham biasa dan saham

preferen. Indeks ini mulai diperkenalkan pertama kali pada

tanggal 1 April 1983 dengan menggunakan landasan dasar

(baseline) tanggal 10 Agustus 1982. Jumlah saham yang tercatat

pada waktu itu adalah hanya sebanyak 13 saham.

2) Indeks Liquid-45 (ILQ-45)

IHSG yang mencakup semua saham yang tercatat (sebagian

besar kurang aktif diperdagangkan) dianggap kurang tepat sebagai

indikator kegiatan pasar modal. Oleh karena itu pada tanggal 24

Februari 1997 dikenalkan alternatif indeks yang lain, yaitu Indeks

Liquid-45 (ILQ-45). Indeks LQ45 dimulai pada tanggal 13 Juli

1994 dan tanggal ini merupakan hari dasar indeks dengan nilai

awal 100. Indeks ini terdiri dari 45 saham-saham yang paling aktif

diperdagangkan. ILQ-45 ini diperbarui tiap 6 bulan sekali, yaitu

pada awal bulan Februari dan Agustus. Pertimbangan yang

mendasari pemilihan saham yang masuk kedalam indeks ini ialah

liquiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria sebagai berikut:

a) Selama 12 bulan terakhir, rata-rata transaksi sahamnya masuk

dalam urutan 60 terbesar di pasar regular

b) Selama 12 bulan terakhir, rata-rata nilai kapitalisasi pasarnya

masuk dalam urutan 60 terbesar di pasar regular

c) Telah tercatat di BEI paling tidak selama 3 bulan.

Page 44: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

27

3) Indeks-Indeks IDX Sektoral

Indeks ini adalah bagian dari IHSG yang di klasifikasikan

kedalam 9 sektor industry menurut JASICA (Jakarta Stock

Exchange Industrial Classification). Indeks ini dikenalkan pada

tanggal 2 Januari 1996 dengan tanggal basis 28 Desember 1995.

Nilai basis untuk masing-masing sektor adalah 100. Indeks ini

dikaji setiap tahunnya pada awal bulan Juli. Kesembilan sektor

indeks ini adalah sebagai berikut:

a) Sektor bagian utama: Penggalian (extractive)

• Sektor 1. Pertanian (agriculture).

• Sektor 2. Pertambangan (mining).

b) Sektor bagian dua: Industri Pengolahan/Pabrikan

(Processing/Manufacturing Industry)

• Sektor 3. Industri dasar dan kimia (basic industry and

chemicals).

• Sektor 4. Aneka industri (miscellaneous industry).

• Sektor 5. Industri barang-barang konsumen (consumer

goods industry).

c) Sektor bagian tiga: Jasa (service)

• Sektor 6. Properti, estat ril, dan konstruksi bangunan

(property, real estate, and building construction).

• Sektor 7. Infrastruktur, utiliti dan trasportasi

(infrastructure, utilities, and transportation).

• Sektor 8. Keuangan (finance)

Page 45: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

28

• Sektor 9. Perdagangan, jasa-jasa dan investasi (trade,

services, and investment).

4) Jakarta Islamic Index (JII)

JII dibuat oleh BEI bekerjasama dengan PT Danareksa

Invesment Management dan diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000.

JII menggunakan basis tanggal Januari 1995 dengan nilai awal

sebesar 100. JII diperbarui tiap 6 bulan sekali, yaitu pada awal

bulan Januari dan Juli. JII merupakan indeks yang berisi 30 saham

perusahaan yang memenuhi kriteria investasi berdasarkan syariah

islam.

5) Indeks PEFINDO25

Indeks ini hasil kerjasama antara IDX dengan PEFINDO

(Pemeringkat Efek Indonesia). Indeks ini diluncurkan pada

tanggal 18 Mei 2009. Tanggal basis indeks ini adalah 29

Desember 2005 dengan nilai basis 100. Indeks ini dikaji tiap 6

bulan sekali pada bulan Februari dan Agustus. Indeks ini berisikan

25 saham perusahaan-perusahaan kecil dan menengah atau SME

(Small and Medium Enterprises) terdaftar di IDX yang

mempunyai kepemilikan public yang tinggi.

6) Indeks SRI-KEHATI

Indeks ini hasil kerjasama antara IDX dengan Yayasan

Kehati (Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia). Yayasan ini

bergerak dalam upaya konservasi dan penggunaan keberlanjutan

sumber-sumber daya keanekaragaman hayati. Indeks ini

Page 46: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

29

diluncurkan pada tanggal 8 Juni 2009. Indeks ini dikaji tiap 6

bulan sekali pada bulan Mei dan November. Saham-saham yang

termasuk didalamnya ialah saham yang terdaftar di IDX dengan

praktik-praktik memuaskan mendukung keberlanjutan

(sustainability) lewat cara-cara peduli terhadap lingkungan, sosial

dan tatakelola korporat yang baik (good corporate governance).

7) Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

Indeks ini diluncurkan oleh IDX pada tanggal 12 Mei 2011.

Indeks ini berisikan saham-saham yang ada di Daftar Efek Syariah

(DES) yang dikeluarkan sesuai regulasi Bapepam-LK No. II. K. 1

setiap 6 bulannya di bulan Mei dan November. Tanggal basis yang

digunakan adalah Desember 2007 dengan nilai 100. Indeks ini

dihitung sama dengan perhitungan IHSG yaitu menggunakan cara

rata-rata timbangan kapitalisasi pasar (value weighted).

4. Return Investasi Saham

a. Return saham

Return saham adalah keuntungan yang diperoleh oleh

perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi saham

yang dilakukannya (Fahmi, 2015:358). Menurut Hartono (2017:283)

return atau return realisasian ini merupakan return yang telah terjadi

yang dihitung menggunakan data historis. Return realisasian ini

penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari

perusahaan. Return realisasian juga berguna sebagai dasar penentuan

return ekspekstasian (expected return) dan risiko dimasa datang.

Page 47: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

30

Menurut Yulita (2017) return realisasi saham individual selama

periode peristiwa dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:

Keterangan:

Rit = return saham perusahaan i pada hari ke t

Pit = harga saham perusahaan i pada hari ke t

Pit-1 = harga saham perusahaan i pada hari ke t-1

b. Return Pasar

Indeks pasar saham merupakan cerminan dari perilaku investasi

perdagangan saham dari seluruh investor yang ada pada pasar saham

kepada masyarakat luas. Indeks pasar saham memiliki fungsi mulai

dari patokan dalam pergerakan saham, mengevaluasi suatu kinerja

perusahaan, hingga indikasi suatu return pasar (market return)

Return pasar dapat diwakili oleh indeks LQ45. Perhitungan

return pasar menurut Yulita (2017) dapat menggunakan formula

berikut:

Keterangan:

Rmt = return pasar pada hari ke t

Indeks LQ45t = indeks pasar pada hari ke t

Indeks LQ45t-1 = indeks pasar pada hari ke t-1

c. Expected Return Saham

Menurut Hartono (2017:283) expected return saham adalah

return yang diharapkan diperoleh oleh investor dimasa mendatang

yang sifatnya belum terjadi. Fahmi (2015:369) mengutarakan bahwa

Rit = Pit-Pit-1

Pit-1

Rmt = Indeks LQ45t – Indeks LQ45t-1

Indeks LQ45t-1

Page 48: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

31

expected return adalah keuntungan yang diharapkan oleh seorang

investor di kemudian hari terhadap sejumlah dana yang telah

ditempatkannya.

Kemudian menurut Halim (2015:44) expected return saham

adalah rata-rata tertimbang dari berbagai return historis. Faktor

penimbangnya adalah probabilitas masing-masing return. Menurut

Yulita (2017) expected return dapat dihitung dengan formula berikut:

Keterangan:

E(Rit) = expected return saham perusahaan i pada hari ke t

Rmt = return pasar pada hari ke t

αi = intercept untuk perusahaan i

βi = koefisien slope yang merupakan Beta saham perusahaan i

Yulita (2017) berpendapat bahwa koefisien αi dan βi diperoleh

dengan cara meregresikan return saham individual terhadap return

pasar. Return saham individual sebagai variabel dependent dan return

pasar sebagai variabel independent.

d. Abnormal Return Saham

Husnan (2015:241) berpendapat bahwa abnormal return adalah

selisih antara tingkat keuntungan sebenarnya dengan tingkat

keuntungan yang diharapkan. Sedangkan menurut Hartono

(2017:667) abnormal return atau excess return merupakan kelebihan

dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return

normal merupakan return ekspektasian (return yang diharapkan oleh

investor). Dengan demikian abnormal return adalah selisih antara

E(Rit) = α+β*Rmt

Page 49: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

32

actual return dengan expected return. Menurut Yulita (2017) formula

yang digunakan untuk menghitung abnormal return sebagai berikut:

Keterangan:

ARit = abnormal return saham perusahaan i pada hari ke t

Rit = return saham perusahaan i pada hari ke t

E(Rit) = expected return perusahaan i pada hari ke t

e. Volatility Return Saham

Volatilitas return (volatility return) saham merupakan indikator

dari sebuah ketidakpastian atau dari sebuah investasi dalam bentuk

saham. Sehingga volatilitas merupakan sebuah risiko dalam

melakukan investasi saham (Handayani & Suartana, 2015).

Terdapat beberapa penyebab dari volatilitas saham yaitu

terdapat informasi baru yang masuk secara acak ke pasar mengenai

return saham di masa mendatang dan disebabkan transaksi saham

yang sangat besar. Faktor lainnya adalah investor tidak mendapat

informasi memadai yang menyebabkan kesalahan dalam penentuan

harga (mispricing), suatu informasi direaksi berlebihan oleh investor,

dalam bertransaksi investor menggunakan motif spekulasi, pola

transaksi investor asing diikuti oleh investor domestik dan adanya

rekomendasi analis serta hari libur bursa. (Handayani & Suartana,

2015).

Halim (2015:50) mengatakan dalam konteks manajemen

investasi, Apabila risiko dinyatakan sebagai seberapa jauh hasil yang

ARit = Rit – E(Rit)

Page 50: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

33

diperoleh bisa menyimpang dari hasil yang diharapkan, maka

digunakan ukuran penyebaran. Alat statistik yang digunakan sebagai

ukuran penyebaran tersebut adalah standard deviasi. Semakin besar

nilainya, berarti semakin besar simpangannya (risikonya semakin

tinggi). Menurut Handayani & Suartana (2015) risiko yang dinyatakan

dalam bentuk standard deviasi dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

σie = standar deviasi (risiko) perusahaan i

Rit = return saham perusahaan i pada periode ke t

E(Rit) = return ekspektasi saham perusahan i pada periode ke t

n = periode pengamatan

5. Pasar Efisien

a. Pengertian Pasar Efisien

Dikutip dari Halim (2015:95) konsep pasar efisien pertama kali

dikemukankan dan dipopulerkan oleh Fama (1970). Dalam konteks

ini yang dimaksud dengan pasar adalah pasar modal (capital market)

dan pasar uang (financial market). Suatu pasar dikatakan efisien

apabila tidak seorangpun, baik investor individu maupun investor

institusi akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal

return), setelah disesuaikan dengan risiko, dengan menggunakan

strategi perdagangan yang ada. Artinya, harga-harga yang terbentuk

di pasar merupakan cerminan dari informasi yang ada atau stock

prices reflect all available information. Menurut Husnan (2015:232)

pasar efisien didefinisikan sebagai pasar yang harga sekuritas-

𝜎𝑖𝑒=√

∑ 1(𝑅𝑖𝑡−𝐸(𝑅𝑖𝑡))2𝑛𝑖

𝑛−1

Page 51: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

34

sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan.

Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas, maka

semakin efisien pasar modal tersebut.

Menurut hipotesis ini, ketika informasi baru seputar harga suatu

saham tersedia, maka harga akan segera menyesuaikan sedemikian

rupa sehingga pada setiap waktu harga saham akan sama dengan

estimasi pasar tentang nilai sekuritas tersebut. Jika hal ini terjadi,

maka tidak ada saham yang harganya terlalu mahal atau terlalu murah

(Bodie et. al., 2014:10). Oleh karena itu, bahkan dalam lingkungan

yang sangat kompetitif seperti pasar keuangan, kita hanya mengamati

kondisi yang ‘mendekati efisiensi’ dan peluang laba dapat eksis bagi

investor yang rajin dan kreatif.

b. Bentuk Pasar Efisien

Menurut Fama (1970) dikutip dari Hartono (2017:606), bentuk

pasar yang efisien dibagi menjadi tiga kategori Efficient Market

Hypothesis (EMH) yaitu sebagai berikut:

1) Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form)

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga

dari sekuritas mencerminkan secara penuh (fully reflect) informasi

masa lalu. Informasi masa lalu ini merupakan informasi yang

sudah terjadi. Bentuk efisiensi ini berkaitan dengan teori langkah

acak (random walk theory) yang menyatakan bahwa data masa

lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang. Jika pasar efisien

secara bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat

Page 52: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

35

digunakan untuk memprediksi harga sekarang. Ini berarti bahwa

untuk pasar yang efisien bentuk lemah, investor tidak dapat

menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan

keuntungan yang tidak normal.

2) Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form)

Pasar dikatakan efisien setengah kuat jika harga-harga

sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua

informasi yang di dipublikasikan (all publicly available

information) termasuk informasi yang berada di laporan-laporan

keuangan perusahaan emiten.

3) Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form)

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga

sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua

informasi yang tersedia termasuk informasi yang privat. Jika pasar

efisien dalam bentuk ini, maka tidak ada individual investor atau

grup dari investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak

normal (abnormal return) karena mempunyai informasi privat.

Tujuan dari Fama (1970) membedakan kedalam tiga macam

bentuk pasar efisien ini adalah untuk mengklasifikasikan penelitian

empiris terhadap efisiensi pasar. Ketiga bentuk pasar efisien ini

berhubungan satu dengan yang lainnya. Hubungan ketiga bentuk

pasar efisien ini berupa tingkatan yang kumulatif, yaitu bentuk lemah

merupakan bagian dari bentuk setengah kuat, dan bentuk setengah

kuat merupakan bagian dari bentuk kuat.

Page 53: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

36

Gambar 2.2

Tingkatan Kumulatif dari Ketiga Bentuk Pasar Efisien

Sumber: Hartono (2017:611)

Tingkatan kumulatif ini mempunyai implikasi bahwa pasar

efisien bentuk setengah kuat adalah juga pasar efisien bentuk lemah.

Pasar efisien bentuk kuat adalah juga pasar efisien bentuk setengah

kuat dan pasar efisien bentuk lemah. Implikasi ini tidak berlaku

sebaliknya bahwa pasar efisien bentuk lemah tidak harus berarti pasar

efisien bentuk setengah kuat. Masing-masing bentuk pasar efisien

tersebut terkait erat dengan sejauh mana penyerapan informasi terjadi

di pasar. Dalam hal ini dapat digambarkan tentang bagaimana

keterkaitan antara informasi dan pasar efisien (Halim, 2015:99).

6. Anomali Pasar

a. Pengertian Anomali Pasar

Dalam membahas pengujian pasar efisien, maka harus juga

membahas tentang adanya ketidak-teraturan (anomaly) yang ada yang

terkait dengan hipotesis pasar efisien. Anomali ialah salah satu bentuk

dari fenomena yang ada di pasar yang ditandai dengan hal-hal yang

Page 54: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

37

seharusnya tidak ada. Suatu peristiwa (event) dapat dimanfatkan untuk

memperoleh return tak normal (abnormal return) atau dengan kata lain

seorang investor dimungkinkan untuk memperoleh abnormal return

dengan mengandalkan suatu peristiwa tertentu (Halim, 2015:103).

Menurut Hartono (2017:664) anomali pasar merupakan teknik atau

strategi yang tampaknya bertentangan dengan pasar efisien.

b. Jenis-Jenis Anomali

Dalam teori keuangan, dikenal sedikitnya empat macam anomali

pasar. Keempat anomali tersebut adalah anomali peristiwa (event

anomalies), anomali musiman (seasonal anomalies), anomali

perusahaan (firm anomalies) dan anomali akuntansi (accounting

anomalies) (Halim, 2015:105). Keempat anomali ini juga memiliki

jenis khusus yang diantaranya sebagai berikut:

Tabel 2.1

Jenis-Jenis Anomali

No Kelompok Jenis Khusus Keterangan

1 Anomali

Peristiwa

Analysts

Recommendation

Semakin banyak analis

merekomendasi untuk membeli

suatu saham, semakin tinggi

peluang harga akan turun.

Insider Tading Semakin banyak saham yang

dibeli oleh insiders, semakin

tinggi kemungkinan harga akan

naik.

Listings Harga sekuritas cenderung naik

setelah perusahaan

mengumumkan akan

melakukan pencatatan saham

di bursa.

Value Line Rating

Changes

Harga sekuritas akan terus naik

setelah value line

menempatkan rating

perusahaan pada urutan tinggi.

Page 55: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

38

No Kelompok Jenis Khusus Keterangan

2 Anomali

Musiman

January Harga sekuritas cenderung naik

di bulan Januari, khususnya di

hari-hari pertama.

Weekend Harga sekuritas cenderung naik

hari Jumat dan turun hari

Senin.

Time of Day Harga sekuritas cenderung naik

di 45 menit pertama dan 15

menit terakhir perdagangan.

End of Month Harga sekuritas cenderung naik

di hari-hari akhir tiap bulan.

Seasonal Saham perusahaan dengan

penjualan musiman tinggi

cenderung naik selama musim

ramai.

Holidays Ditemukan return positif pada

hari terakhir sebelum liburan.

3 Anomali

Perusahaan

Size Return pada perusahaan kecil

cenderung lebih besar walaupuj

sudah disesuaikan dengan

risiko.

Closed-end mutual

funds

Return pada close-end funds

yang dijual dengan potongan

cenderung lebih tinggi.

Neglect Perusahaan yang tidak diikuti

oleh banyak analisis cenderung

menghasilkan return lebih

tinggi.

Institutional

Holdings

Perusahaan yang dimiliki oleh

sedikit institusi cenderung

memiliki return yang lebih

tinggi.

4 Anomali

Akuntansi

P/E Saham dengan P/E ratio

rendah cenderung memiliki

return yang lebih tinggi.

Earning Surprise Saham dengan capaian

earnings lebih tinggi dari yang

diperkirakan cenderung

mengalami peningkatan harga.

Price/ Sales Jika rasionya rendah cenderung

berkinerja lebih baik.

Price/Book Jika rasionya rendah cenderung

berkinerja lebih baik.

Page 56: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

39

No Kelompok Jenis Khusus Keterangan

Dividend Yield Jika yield-nya cenderung

berkinerja lebih baik.

Earning

Momentum

Saham perusahaan yang tingkat

pertumbuhan earnings-nya

meningkat cenderung

berkinerja lebih baik.

Sumber: Halim (2015:105)

Perbedaan mendasar antara anomali January effect dengan

anomali lainnya ialah January effect mengacu pada fenomena

mengenai kenaikan harga saham pada bulan Januari. Kenaikan

tersebut diduga karena adanya peningkatan pembelian oleh para

investor yang telah melakukan penjualan saham pada bulan desember

dalam rangka mengurangi pajak atau merealisasikan capital gain

(Isynuwardhana, 2015).

Page 57: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

40

B. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian terdahulu yang sudah penulis kumpulkan

melalui berbagai sumber kepustakaan, penulis akan memberikan beberapa

perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, yaitu:

1. Hasil penelitian dari Darman (2018) berjudul Apakah Terjadi Fenomena

January Effect di Bursa Efek Indonesia?. Tujuan penelitian ini yaitu

mengetahui apakah terjadi fenomena January Effect di Bursa Efek

Indonesia pada tahun 1997-2018 dengan menggunakan data Indeks Harga

Saham Gabungan. Metode analisis data yang digunakan adalah uji paired

sample t-test. Hasil penelitian menemukan bahwa IHSG akhir tahun dan

IHSG awal tahun sangat identik, sehingga tidak terjadi perbedaan harga

saham pada awal tahun dengan akhir tahun. Penelitian ini menyimpulkan

bahwa tidak terjadi fenomena January effect di Bursa Efek Indonesia pada

tahun 1997-2018.

2. Hasil penelitian dari Pratiwi et. al., (2018) berjudul Analisis January effect

pada perusahaan BUMN di Bursa Efek Indonesia. Tujuan Penelitian ini

yaitu untuk menganalisis adanya perbedaan antara rata-rata return saham

bulan Januari dengan rata-rata return selain bulan Januari tahun 2017-

2018. Metode analisis data yang digunakan adalah uji Independent sample

t-test. Hasil penelitian menemukan bahwa terjadi fenomena January effect

dengan terdapatnya perbedaan return saham perusahaan BUMN pada

bulan Januari dengan bulan selain Januari di Bursa Efek Indonesia pada

tahun 2017-2018.

Page 58: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

41

3. Hasil penelitian Khoury & Nahas (2018) berjudul January Effect in the

French Market: The case of CAC40 Index. Tujuan penelitian ini yaitu

untuk menganalisis keberadaan fenomena January effect pada Indeks

CAC40 di Perancis pada tahun 2005-2015 dilihat dari perbedaan tingkat

return. Metode analisis data yang digunakan adalah model GARCH

simetris dan GARCH asimetris. Hasil penelitian menemukan bahwa tidak

terjadi fenomena January effect pada indeks CAC40 tahun 2005-2015

dimana bulan Januari tidak menunjukan return yang lebih tinggi.

4. Hasil penelitian Sahin et. al., (2018) berjudul January Effect Revisited:

Evidence from Borsa Istanbul and Bucharest Stock Exchange. Tujuan

penelitian ini yaitu menganalisis fenomena January Effect pada dua

emerging market di Istanbul dan Bucharest pada tahun 2000-2014. Metode

analisis data yang digunakan adalah power ratios analysis. Hasil penelitian

menemukan bahwa terdapat fenomena January effect karena adanya

perbedaan tingkat return pada bulan Januari dengan bulan selain Januari di

indeks Borsa Istanbul (BIST-100) dan indeks Bucharest Stock Exchange

(BET) pada tahun 2000-2014.

5. Hasil penelitian Audina & Laturette (2017) berjudul January Effect Pada

Sektor Property, Real Estate, dan Building Construction di Bursa Efek

Indonesia. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis adanya

perbedaan signifikan antara rata-rata abnormal return saham bulan Januari

dengan rata-rata abnormal return selain bulan Januari tahun 2014-2016.

Metode analisis data yang digunakan adalah uji independent sample t-test.

Hasil penelitian menemukan bahwa tidak terdapat January effect pada

Page 59: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

42

sektor property, real estate, dan building construction di Bursa Efek

Indonesia tahun 2014-2016.

6. Hasil penelitian Pradnyaparamita & Rahyuda (2017) berjudul Pengujian

Anomali Pasar January Effect Pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek

Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis adanya perbedaan

abnormal return saham pada bulan Januari dengan bulan lainnya di

perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2014.

Metode analisis data menggunakan uji paired sample t-test. Hasil

penelitian menunjukan bahwa terjadi fenomena January effect karena

terdapat perbedaan yang signifikan pada abnormal return saham bulan

Januari dengan bulan selain Januari pada perusahaan LQ45 di Bursa Efek

Indonesia tahun 2009-2014.

7. Hasil penelitian Kartikasari (2017) berjudul Pengujian January Effect:

Studi komparasi pada Bursa Efek Indonesia dan Bursa Saham Shanghai

periode 2011-2013. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis adanya

perbedaan return, abnormal return, dan volume perdagangan pada bulan

Januari dengan bulan selain Januari di BEI dan BSS tahun 2011-2013.

Metode analisis data menggunakan uji one way ANOVA dan paired

sample t-test. Hasil penelitian menemukan bahwa tidak terdapat fenomena

January effect pada BEI dan BSS tahun 2011-2013. Return, abnormal

return dan volume perdagangan cenderung tinggi pada bulan Maret

dibandingkan bulan lainnya.

8. Hasil penelitian Subhan et. al., (2016) berjudul Analisis Perbedaan

Abnormal Return dan Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah

Page 60: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

43

January Effect Pada Saham Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Tujuan

penelitian ini untuk menganalisis perbedaan abnormal return dan trading

volume activity sebelum dan sesudah fenomena January effect pada indeks

LQ45 di BEI tahun 2013-2015. Metode analisis data yang digunakan

adalah uji Wilcoxon. Hasil penelitian menemukan perbedaan abnormal

return sebelum dan sesudah January effect hanya terdapat pada tahun 2013

dan 2014, dan untuk trading volume activity terdapat perbedaan signifikan

berturut-turut setiap tahunnya.

9. Hasil penelitian Tasman et. al., (2016) berjudul Analisis January Effect:

Studi Empiris Pada Main Board Index (Mbx) di Bursa Efek Indonesia.

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perbedaan return dan abnormal

return sebelum dan sesudah January effect pada saham MBX di BEI tahun

2009-2014. Metode analisis data yang digunakan adalah uji Wilcoxon.

Hasil penelitian menemukan adanya perbedan return dan abnormal return

sebelum dan sesudah January effect pada saham MBX di BEI tahun 2009-

2014.

10. Hasil penelitian Purba (2016) berjudul Analisis Resiko Event January

Effect Pada Pasar Modal ASEAN . Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui apakah adanya event January effect mempengaruhi abnormal

return, resiko pasar, dan volatilitas harga saham pada pasar modal

Indonesia, Malaysia dan Singapura tahun 2005-2010. Metode analisis data

yang digunakan adalah uji one way ANOVA dan paired sample t-test.

Hasil penelitian menemukan adanya event January effect ditunjukkan

adanya perbedaan average abnormal return dan volatilitas harga saham.

Page 61: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

44

11. Hasil penelitian Li & Gong (2015) berjudul Volatility Risk and January

Effect: Evidence from Japan. Tujuan dari penelitian ini adalah

menganalisis risiko volatilitas pada saat fenomena January effect di

Japanese stock market tahun 1975-2008. Metode analisis yang digunakan

adalah model GARCH. Hasil penelitian menemukan risiko volatilitas lebih

tinggi di bulan Januari namun bukan menjadi faktor utama Januari effect,

melainkan risiko kompensasi.

12. Hasil penelitian Isynuwardhana (2015) berjudul January Effect pada

Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan return saham

pada bulan Januari dengan bulan selain Januari. Metode analisis data yang

digunakan adalah uji one way ANOVA. Hasil penelitian menemukan

terjadi perbedaan return bulan Januari dengan bulan lainnya tetapi return

bulan Januari tidak menunjukkan return yang selalu positif dan nilai return

bulan Januari tidak selalu lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan

lainnya yang artinya tidak terdapat January effect pada penelitian ini.

13. Hasil penelitian Simbolon (2015) berjudul January Effect of Stock Return

in Indonesia: The Unconditional Method and the Conditional Method.

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis anomali January effect dari

return saham pada indeks LQ45 tahun 2006-2013 menggunakan metode

unconditional dan conditional. Metode analisis data menggunakan uji

Independent sample t-test. Hasil penelitian menemukan January effect

tidak terjadi, return bulan Desember signifikan dan lebih tinggi dari bulan

Januari.

Page 62: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

45

Tabel 2.2

Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

1 Darman (2018) Apakah Terjadi

Fenomena

January Effect

di Bursa Efek

Indonesia?

Paired

sample t-test

Tidak terjadi

fenomena January

effect, ditunjukan

dengan hasil

penelitian yang

menemukan bahwa

IHSG akhir tahun

dan IHSG awal

tahun sangat identik

sehingga tidak

terjadi perbedaan

harga saham pada

awal tahun dengan

akhir tahun

2 Pratiwi et. al.,

(2018)

Analisis January

Effect Pada

Perusahaan

Bumn Di Bursa

Efek Indonesia.

Independent

sample t-test.

Fenomena January

effect terjadi,

ditunjukan dengan

terdapatnya

perbedaan return

saham perusahaan

BUMN di BEI pada

bulan Februari tahun

2017 hingga Januari

tahun 2018.

3 Khoury & Nahas

(2018)

January Effect

in the French

Market: The

case of CAC40

Index

GARCH

simetris dan

GARCH

asimetris

Tidak terjadi

fenomena January

effect. Bulan Januari

tidak menunjukkan

pengembalian yang

lebih tinggi.

4 Sahin et. al.,

(2018)

January Effect

Revisited:

Evidence from

Borsa Istanbul

and Bucharest

Stock Exchange

Power ratios

analysis

Fenomena January

Effect terjadi pada

kedua indeks BET

dan BIST-100

5 Audina &

Laturette (2017)

January Effect

Pada Sektor

Property, Real

Estate, dan

Independest

sample t-test

Tidak terjadi

fenomena January

effect pada sektor

property, real estate,

Page 63: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

46

No Nama Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

Building

Construction di

Bursa Efek

Indonesia

dan building

construction di BEI

pada tahun 2014

hingga tahun 2016

6 Pradnyaparamita

& Rahyuda

(2017)

Pengujian

Anomali Pasar

January Effect

Pada Perusahaan

LQ45 di Bursa

Efek Indonesia

Paired

sample t-test

Fenomena January

effect terjadi,

ditunjukan dengan

adanya peningkatan

abnormal return

saham.

7 Kartikasari

(2017)

Pengujian

January Effect:

Studi komparasi

pada Bursa Efek

Indonesia dan

Bursa Saham

Shanghai

One way

ANOVA dan

Paired

sample t-test

Fenomena January

effect tidak terjadi,

Return, Abnormal

Return dan Volume

Perdagangan

cenderung tinggi

pada bulan Maret

dibandingkan bulan-

bulan lainnya.

8 Subhan et. al.,

(2016)

Analisis

Perbedaan

Abnormal

Return dan

Volume

Perdagangan

Saham Sebelum

dan Sesudah

January Effect

Pada Saham

Indeks LQ45 di

Bursa Efek

Indonesia tahun

2013-2015

Wilcoxon test Fenomena January

effect terjadi, dilihat

dari abnormal return

hanya terjadi pada

tahun 2013 dan 2014

saja. Untuk volume

perdagangan selalu

terjadi perbedaan

signifikan dari tahun

2013 sampai dengan

tahun 2015.

9 Tasman et. al.,

(2016)

Analisis January

Effect: Studi

Empiris Pada

Main Board

Index (Mbx) Di

Bursa Efek

Indonesia

Wilcoxon test Fenomena January

effect terjadi, dilihat

dari segi return

maupun abnormal

return pada saham

saham MBX di BEI

periode Desember

2009 sampai Januari

2014

Page 64: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

47

No Nama Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

10 Purba (2016) Analisis Resiko

Event January

Effect Pada

Pasar Modal

ASEAN

One way

ANOVA dan

Paired

sample t-test

Fenomena January

effect terjadi,

ditunjukkan dengan

adanya perbedaan

abnormal return dan

volatilitas harga

saham pada awal

tahun di pasar modal

Indonesia, Malaysia

dan Singapura.

11 Li & Gong

(2015)

Volatility Risk

and January

Effect: Evidence

from Japan

GARCH Tidak terjadi

fenomena January

effect. Volatility

return tidak

menjadi penyebab

utama January effect

12 Isynuwardhana

(2015)

January Effect

pada Perusahaan

LQ45

di Bursa Efek

Indonesia

periode 2009-

2013

One way

ANOVA

Tidak terjadi

fenomena January

effect, Return bulan

Januari tidak selalu

lebih tinggi

jika dibandingkan

dengan bulan

lainnya

13 Simbolon (2015) January Effect

of Stock Return

in Indonesia:

The

Unconditional

Method and the

Conditional

Method

Independent

sample t-test

Tidak terjadi

fenomena January

effect menggunakan

pengujian metode

Unconditional dan

Conditional

Sumber: Jurnal penelitian terdahulu

Page 65: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

48

C. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.3

Kerangka Pemikiran Penelitian

Sumber: Data diolah (2019)

Page 66: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

49

2. Pengembangan Hipotesis

a) Pengaruh January effect terhadap abnormal return

Husnan (2015:241) berpendapat bahwa abnormal return adalah

selisih antara tingkat keuntungan sebenarnya dengan tingkat

keuntungan yang diharapkan. Dalam memanfaatkan momentum

fenomena January effect untuk meraih abnormal return para investor

berupaya menjual saham-sahamnya di akhir tahun, dan membeli

kembali di awal tahun. Tindakan menjual dan membeli kembali inilah

yang mengakibatkan harga saham di akhir tahun menjadi turun dan

kembali meningkat di awal tahun, sehingga investor akan memperoleh

tingkat pengembalian atau return yang lebih tinggi pada awal tahun

tersebut (Tasman et. al., 2016).

Penelitian yang dilakukan oleh Tasman et. al., (2016)

menunjukkan bahwa adanya perbedaan signifikan abnormal return

sebelum dan sesudah terjadinya January effect pada saham-saham

MBX di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2014. Adanya perbedaan

abnormal return di awal tahun tersebut menandakan bahwa salah satu

fenomena yang dapat mengakibatkan para investor memperoleh

abnormal return pada pasar efisien telah terjadi, yaitu fenomena

January effect.

Kemudian hasil penelitian yang dilakukan oleh Subhan et. al.,

(2016), menunjukkan bahwa fenomena January effect terjadi dengan

ditemukannya perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah

January effect pada tahun 2013 dan 2014. Hasil yang sama juga

Page 67: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

50

diperoleh Pradnyaparamita & Rahyuda (2017), dimana dalam

penelitiannya ditemukan bahwa rata-rata abnormal return saham

tertinggi terjadi pada bulan Januari yakni sebesar -0,02055 dan

terendah pada bulan lainnya yaitu sebesar -7,23661 sehingga fenomena

January effect dapat dibenarkan dalam penelitian tersebut.

Namun, hasil yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh

Audina & Laturette (2017) menemukan bahwa tidak terdapat

perbedaan abnormal return pada bulan Januari dengan bulan selain

Januari di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014-2016 khususnya pada

saham sektor property, real estate dan building construction. Hasil

penelitian tersebut juga didukung oleh penelitian Kartikasari (2017)

yang menemukan bahwa tidak terdapat fenomena January effect pada

Bursa Efek Indonesia dan Bursa Saham Shanghai, tingkat abnormal

return tertinggi tidak terdapat pada bulan Januari melainkan cenderung

lebih tinggi pada bulan Maret. Maka dari itu berdasarkan uraian yang

telah dipaparkan diatas diperoleh hipotesis:

Ho: Tidak terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan

sesudah January effect pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018.

Ha: Terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah

January effect pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2014-2018.

b) Pengaruh January effect terhadap volatility return

Handayani & Suartana (2015) berpendapat bahwa volatilitas

Page 68: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

51

return (volatility return) saham merupakan indikator dari sebuah

ketidakpastian atau dari sebuah investasi dalam bentuk saham.

Sehingga volatilitas merupakan sebuah risiko dalam melakukan

investasi saham. Volatilitas ini berperan pada return investasi, jika

saham memiliki return yang tinggi maka saham tersebut mempunyai

resiko yang tinggi pula. Untuk itu perlu diketahui bagaimana tingkat

volatilitas return saham pada saat investor menghadapi fenomena

January effect. Penelitian yang dilakukan oleh Purba (2016)

menemukan bahwa terdapat perbedaan tingkat volatilitas harga saham

pada pasar modal Indonesia 5 hari sebelum dan 5 hari setelah event

January effect tahun 2005 sampai 2010, tingkat volatilitas lebih tinggi

pada awal tahun yang berarti event January effect berpengaruh atas

tingkat volatilitas saham di pasar modal Indonesia.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Li & Gong (2015)

menemukan bahwa risiko volatilitas lebih tinggi di bulan Januari

namun bukan menjadi faktor utama Januari effect, melainkan risiko

kompensasi. Sesuai dengan uraian diatas, diperoleh hipotesis:

Ho: Tidak terdapat perbedaan volatility return sebelum dan sesudah

January effect pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2014-2018

Ha: Terdapat perbedaan volatility return sebelum dan sesudah

January effect pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2014-2018.

Page 69: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

52

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data-data yang didapat

melalui studi kepustakaan dan data sekunder berupa historical data dari setiap

emiten perusahaan yang telah di publikasikan. Ruang lingkup pada penelitian

ini adalah harga saham perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia selama periode penelitian.

Jenis dan sifat penelitian ini termasuk penelitian event study dengan

perumusan masalah menggunakan pendekatan penelitian komparatif.

Penentuan sampel penelitian menggunakan teknik purposive sampling dengan

tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria

yang disusun oleh penulis. Metode analisis data menggunakan alat bantu

perangkat lunak IBM SPSS Statistics 20 dan Microsoft Excel 2016.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2017:80) adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah

emiten saham LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun

2014 sampai dengan 2018 yang berjumlah 67 emiten saham LQ45.

Page 70: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

53

Tabel 3.1

Daftar Populasi Emiten Saham LQ45 Periode 2014-2018

No Kode Nama

1 AALI Astra Agro Lestari Tbk

2 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk

3 ADRO Adaro Energy Tbk

4 AKRA AKR Corporindo Tbk

5 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk

6 ASII Astra International Tbk

7 ASRI Alam Sutera Realty Tbk

8 BBCA Bank Central Asia Tbk

9 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

10 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

11 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

12 BJBR Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk

13 BDMN Bank Danamon Tbk

14 BHIT Bhakti Investama Tbk

15 BKSL Sentul City Tbk

16 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk

17 BMTR Global Mediacom Tbk

18 BRPT Barito Pacific Tbk

19 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk

20 BUMI Bumi Resource Tbk

21 BWPT BW Plantation Tbk

22 CPIN Charoen Pokphan Indonesia Tbk

23 CTRA Ciputra Development Tbk

24 ELSA Elnusa Tbk

25 EXCL XL Axiata Tbk

26 GGRM Gudang Garam Tbk

27 HMSP H.M. Sampoerna Tbk

28 HRUM Harum Energy Tbk

29 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

Page 71: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

54

No Kode Nama

30 IMAS Indomobil Sukses International Tbk

31 INCO Vale Indonesia Tbk

32 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

33 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk

34 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk

35 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk

36 KLBF Kalbe Farma Tbk

37 LPKR Lippo Karawaci Tbk

38 LPFF Matahari Department Store Tbk

39 LSIP London Sumatera Plantation Tbk

40 MAIN Malindo Feedmil Tbk

41 MAPI Mitra Adiperkasa Tbk

42 MLPL Multipolar Tbk

43 MNCN Media Nusantara Citra Tbk

44 MPPA Matahari Putra Prima Tbk

45 MYRX Hanson International Tbk

46 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

47 PPRO PP Properti Tbk

48 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk

49 PTPP PP (Persero) Tbk

50 PWON Pakuwon Jati Tbk

51 SCMA Surya Citra Media Tbk

52 SILO Siloam International Hospital Tbk

53 SMCB Holcim Indonesia Tbk

54 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk

55 SMRA Summarecon Agun Tbk

56 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk

57 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk

58 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk

59 TAXI Express Transindo Utama Tbk

60 TBIG Tower Bersama Infrastructure Tbk

Page 72: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

55

No Kode Nama

61 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk

62 UNTR United Tractors Tbk

63 UNVR Unilever Indonesia Tbk

64 VIVA Visi Media Karya Tbk

65 WIKA Wijaya Karya Tbk

66 WSKT Waskita Karya (Persero)

67 WTON Wijaya Karya Beton Tbk

Sumber: Bursa Efek Indonesia (2019)

2. Sampel

Sugiyono (2017:81) mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari

jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang

diambil dari populasi harus benar-benar representatatif (mewakili). Dalam

menentukan sampel dalam sebuah penelitian dapat digunakan berbagai

teknik pengambilan sampel.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

menggunakan nonprobability sampling dengan teknik purposive

sampling. Menurut Sugiyono (2017:84) nonprobability sampling adalah

teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan

sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi

sampel. Salah satu teknik sampel ini adalah purposive sampling, yaitu

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun kriteria

atau pertimbangan yang ditetapkan dalam penilitian ini adalah sebagai

berikut:

a) Perusahaan yang terdaftar Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia

selama periode pengamatan

Page 73: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

56

b) Perusahaan yang konsisten terdaftar Indeks LQ45 di Bursa Efek

Indonesia selama periode pengamatan

c) Perusahaan memiliki kelengkapan data historis selama periode

pengamatan

d) Perusahaan yang dijadikan sampel tidak melakukan corporate

action:stock split pada periode pengamatan.

Proses penentuan sampel berdasarkan kriteria atau pertimbangan di

atas dapat ditampilkan pada tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2

Kriteria Penentuan Sampel

No Kriteria Penentuan Sampel Jumlah

1 Perusahaan yang terdaftar Indeks LQ45 di Bursa Efek

Indonesia selama periode pengamatan 67

2 Perusahaan yang konsisten terdaftar Indeks LQ45 di

Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan 26

3 Perusahaan memiliki kelengkapan data historis selama

periode pengamatan 25

4 Perusahaan yang dijadikan sampel tidak melakukan

corporate action:stock split pada periode pengamatan. 20

Total sampel penelitian 20

Sumber: Data diolah (2019)

Setelah diseleksi melalui kriteria diatas, diperoleh 20 emiten saham

yang akan dijadikan sampel pada penelitian ini, yaitu dapat dilihat pada

tabel 3.3 berikut ini:

Page 74: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

57

Tabel 3.3

Daftar Sampel Emiten Saham LQ45 Periode 2014-2018

No Kode Nama

1 ADRO Adaro Energy Tbk

2 AKRA AKR Corporindo Tbk

3 ASII Astra International Tbk

4 BBCA Bank Central Asia Tbk

5 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

6 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

7 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk

8 GGRM Gudang Garam Tbk

9 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

10 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk

11 KLBF Kalbe Farma Tbk

12 LPKR Lippo Karawaci Tbk

13 LSIP London Sumatera Plantation Tbk

14 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

15 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk

16 PWON Pakuwon Jati Tbk

17 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk

18 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk

19 UNTR United Tractors Tbk

20 UNVR Unilever Indonesia Tbk

Sumber: Data diolah (2019)

Page 75: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

58

C. Metode Pengumpulan Data

Sebuah penelitian jika dilihat dari sumber pengumpulan datanya,

maka terdapat dua jenis sumber utama yaitu sumber data primer dan sumber

data sekunder. Pada penelitian ini penulis menggunakan sumber data

sekunder yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang

telah ada. Menurut Sugiyono (2017:137) sumber data sekunder merupakan

sumber data penelitian yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti

yaitu dengan menggunakan perantara orang lain atau lewat dokumen.

Dalam penelitian ini data sekunder tersebut berupa historical data

saham harian emiten perusahaan LQ45 yang telah dipublikasikan selama

periode penelitian yang diperoleh dari website penyedia informasi harga

saham yaitu www.investing.com dan www.finance.yahoo.com. Kemudian

untuk melihat daftar saham yang masuk dan keluar dalam perhitungan indeks

LQ45 dapat dilihat pada website resmi Bursa Efek Indonesia yaitu

www.idx.co.id. Adapun data-data yang diperlukan juga didapatkan dari

jurnal, karya ilmiah, dan berbagai buku referensi.

Periode pengamatan dilakukan selama 20 hari yaitu 10 hari akhir bulan

Desember dan 10 hari awal bulan Januari. Periode pengamatan ini disebut

juga dengan event window. Menurut Hartono (1999) umumnya event

window juga melibatkan hari sebelum tanggal pengumuman untuk

mengetahui terjadinya kebocoran informasi, yaitu apakah pasar sudah

mendengar informasinya sebelum informasi itu sendiri diumumkan. Event

window sebagai periode pengamatan merupakan periode yang akan dihitung

nilai abnormal return dan volatility returnnya. Pada penelitian ini, abnormal

Page 76: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

59

return dan volatility return akan dihitung pada t-10 sampai dengan t-1 (untuk

mengetahui ada tidaknya kebocoran informasi), dan t+1 hingga t+10 (untuk

mengetahui kecepatan reaksi pasar). Periode pengamatan dapat dilihat pada

gambar berikut:

Gambar 3.1

Event Window 20 Hari

Sumber: Data diolah (2019)

Periode dalam penelitian ini dilakukan selama periode 2014-2018.

Pemilihan periode penelitian selama 5 tahun terakhir bertujuan agar dapat

memberikan hasil yang terkini dan lebih akurat. Selain itu periode 2014-2018

dipilih karena merupakan pergantian masa pemerintahan baru, pergantian

pemerintahan ini akan menghasilkan perubahan program dan kebijakan

ekonomi yang baru yang juga akan berdampak kepada kinerja pasar modal

Indonesia.

Misalnya, kebijakan pemerintah terkait pengampunan pajak atau tax

amnesty. Kebijakan tax amnesty diklaim menjadi pendongkrak kinerja pasar

saham dalam waktu 2 tahun terakhir. Direktur Penilaian Perusahaan Bursa

Efek Indonesia Samsul Hidayat mengatakan, pertumbuhan investor domestik

dalam 2 tahun terakhir mencapai 200.000 sehingga total menjadi 600.000

investor dan kinerja bursa juga semakin baik. Kondisi ini membuat pasar

modal Indonesia lebih stabil terhadap perubahan pasar global (bisnis.com).

Page 77: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

60

D. Jenis dan Sifat Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian event study. Menurut Hartono

(2017:623) event study adalah studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap

suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu

peristiwa. Sedangkan dalam perumusan masalah, penelitian ini

menggunakan pendekatan penelitian komparatif yang bertujuan untuk

mengungkapkan suatu analisa dengan membandingkan dua kelompok

variabel tertentu atau lebih. Pendekatan penelitian komparatif menurut

Sugiyono (2017:36) adalah metode rumusan masalah penelitian yang

membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih, pada dua atau lebih

sampel yang berbeda.

E. Metode Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah

semua sumber data terkumpul. Kegiatan analisis data ini antara lain

menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk

menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji

hipotesis yang telah diajukan.

1. Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2014:207) pengertian metode statistik deskriptif

adalah metode statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan

cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi. Kemudian menurut Santoso (2011:163)

statistik deskriptif lebih berhubungan dengan pengumpulan dan

Page 78: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

61

peringkasan data, serta penyajian hasil peringkasan sebagai upaya

mendeskripsikan data lewat beragam ukuran statistik.

Penyajian data berupa gambar, grafik, ataupun tabel yang berisikan

nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi akan dipaparkan

dalam statistik deskriptif ini

2. Uji Normalitas

Nuryadi et. al., (2017:79) mengemukakan pendapat bahwa uji

normalitas merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk mengetahui

apakah data berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau berada

dalam sebaran normal. Uji normalitas biasanya digunakan untuk

mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika analisis

menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus

terpenuhi yaitu data berasal dari distribusi yang normal. Jika data tidak

berdistribusi normal, atau jumlah sampel sedikit dan jenis data adalah

nominal atau ordinal maka metode yang digunakan adalah statistik non

parametrik.

Menurut Nuryadi et. al., (2017:83) ada beberapa cara yang dapat

dilakukan dalam analisis normalitas data yaitu Liliefors, Kolmogorof-

smirnov, Chi square, dan sebagainya. Dalam penelitian ini menggunakan

metode Kolmogorof-smirnov yaitu suatu tes goodness-of-fit. Artinya,

yang diperhatikan adalah tingkat kesesuaian antara distribusi teoritis

tertentu. Tes ini menetapkan apakah skor-skor dalam sampel dapat secara

masuk akal dianggap berasal dari suatu populasi dengan distributif

tertentu itu.

Page 79: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

62

Hipotesis yang digunakan pada uji ini adalah:

Ho : data terdistribusi normal

Ha : data terdistribusi tidak normal

Menurut Nuryadi et. al., (2017:87) apabila nilai Kolmogorov-

smirnov < nilai signifikansi (0.05) maka Ho ditolak dan Ha diterima yang

artinya data tidak terdistribusi normal. Sedangkan, apabila nilai

probabilitas Kolmogorov-smirnov > nilai signifikansi (0.05) maka Ho

diterima dan Ha ditolak yang artinya data terdistribusi normal.

3. Uji Homogenitas

Uji homogenitas adalah suatu prosedur uji statistik yang

dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data

sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Pengujian

homogenitas juga dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa

sekumpulan data yang dimanipulasi dalam serangkaian analisis memangn

berasal dari populasi yang tidak jauh berbeda keragamannya (Nuryadi et.

al., 2017:89). Uji Homogenitas ini merupakan uji prasyarat sebelum

dilakukannya uji hipotesis One way ANOVA.

Perhitungan uji homogenitas dapat dilakukan dengan berbagai cara

dan metode, beberapa yang cukup populer dan sering digunakan antara

lain: uji Harley, Cochran, Levene dan Barlett. Pada penelitian ini

menggunakan metode Levene.

Hipotesis yang digunakan pada uji ini adalah:

Ho : variasi data bersifat homogen

Ha : variasi data bersifat tidak homogen

Page 80: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

63

Menurut Nuryadi et. al., (2017:93) apabila nilai Levene Statistic <

nilai signifikansi (0.05) maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya

variasi data bersifat tidak homogen. Sedangkan, apabila nilai probabilitas

Levene Statistic > nilai signifikansi (0.05) maka Ho diterima dan Ha ditolak

yang artinya variasi data bersifat homogen.

4. Uji Hipotesis

Nuryadi et. al., (2017:74) memaparkan uji hipotesis adalah suatu

prosedur yang digunakan untuk menguji kevalidan hipotesis statistika

suatu populasi dengan menggunakan data dari sampel populasi tersebut.

Dalam penelitian ini uji hipotesis yang digunakan ialah uji One way

ANOVA, uji Paired sample t-test, dan uji One sample t-test.

a. One Way ANOVA

Menurut Santoso (2011:280) One way ANOVA merupakan uji

yang digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan signifikan rata-

rata hitung pada beberapa kelompok data. Uji One way ANOVA ini

dapat dilakukan jika data memiliki varians yang sama atau setelah

dilakukannya uji Homogenitas.

Asumsi pada pengujian One way ANOVA ini adalah:

1) Populasi yang akan diuji berdistribusi normal

2) Varians dari populasi tersebut adalah sama (Homogen)

Hipotesis yang digunakan pada uji ini adalah

Ho : tidak terdapat perbedaan signifikan rata-rata kelompok data

yang dibandingkan

Ha : terdapat perbedaan signifikan rata-rata kelompok data yang

dibandingkan

Page 81: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

64

Menurut Santoso (2011:287) jika nilai probabilitas atau nilai

signifikansi < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat

disimpulkan terdapat perbedaan rata-rata kelompok data yang

dibandingkan. Sedangkan, apabila nilai probabilitas atau nilai

signifikansi > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya

terdapat perbedaan rata-rata kelompok data yang dibandingkan.

b. Paired Sample T-Test

Menurut Nuryadi et. al., (2017:101) uji Paired sample t-test

merupakan salah satu metode pengujian hipotesis dimana data yang

digunakan adalah data berpasangan. Ciri-ciri yang paling sering

ditemui pada uji berpasangan ini adalah satu objek penelitian dikenai

dua macam perlakuan atau pengukuran yang berbeda. Model uji beda

ini umumnya digunakan untuk menganalisis model penelitian pre-post

atau sebelum dan sesudah.

Hipotesis yang digunakan:

Ho : tidak terdapat perbedaan signifikan rata-rata kelompok data

yang dibandingkan

Ha : terdapat perbedaan signifikan rata-rata kelompok data yang

dibandingkan

Menurut Nuryadi et. al., (2017:102) apabila nilai probabilitas

atau nilai signifikansi < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga

dapat disimpulkan terdapat perbedaan signifikan rata-rata kelompok

data yang dibandingkan. Sedangkan, apabila nilai probabilitas atau

nilai signifikansi > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya

Page 82: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

65

tidak terdapat perbedaan signifikan rata-rata kelompok data yang

dibandingkan.

c. One Sample T-Test

Pengujian satu sampel pada prinsipnya ingin menguji apakah

suatu nilai tertentu (yang diberikan sebagai pembanding) berbeda

secara nyata ataukah tidak dengan rata-rata sebuah sampel. Nilai

tertentu di sini pada umumnya adalah sebuah nilai parameter untuk

mengukur suatu populasi (Nuryadi et. al., 2017:95). Pada uji hipotesis

ini, diambil satu sampel yang kemudian dianalisis apakah ada

perbedaan rata-rata dari sampel tersebut.

Hipotesis pada uji ini adalah:

Ho : tidak terdapat perbedaan signifikan antara nilai data

pembanding dengan nilai rata-rata data keseluruhan

Ha : terdapat perbedaan signifikan antara nilai data pembanding

dengan nilai rata-rata data keseluruhan

Menurut Nuryadi et. al., (2017:96) apabila nilai probabilitas

atau nilai signifikansi < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga

dapat disimpulkan terdapat perbedaan signifikan antara nilai data

pembanding dengan nilai rata-rata data keseluruhan. Sedangkan,

apabila nilai probabilitas atau nilai signifikansi > 0.05 maka Ho

diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak terdapat perbedaan

signifikan antara nilai data pembanding dengan nilai rata-rata data

keseluruhan.

Page 83: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

66

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Objek Penelitian

Obyek penelitian yang digunakan didalam penelitian ini adalah

perusahaan yang listed atau terdaftar di Indeks LQ45 Bursa Efek Indonesia

tahun 2014 – 2018. Pada periode ini terdapat 67 perusahaan, akan tetapi

setelah dilakukan purposive sampling maka diperoleh sampel yang

memenuhi kriteria dalam penelitian ini sebanyak 20 perusahaan. Data yang

digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia melalui

melalui website resminya yaitu www.idx.co.id. Berikut ini akan disajikan

profil singkat dari perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

Tabel 4.1

Profil Sampel Emiten Saham LQ45 Periode 2014-2018

No Nama Perusahaan Tahun

Berdiri Bidang Keterangan

1 Adaro Energy Tbk 2004 Pertambangan

Perdagangan

Konstruksi

Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan ADRO bergerak

dalam bidang usaha

perdagangan, jasa, industri,

pengangkutan batubara,

perbengkelan,

pertambangan, dan

konstruksi. ADRO

melakukan IPO pada tanggal

04 Juli 2018.

2 AKR Corporindo

Tbk

1977 Perdagangan

dan Distribusi

Jasa Logistik

Manufaktur

Pertambangan

dan

Perdagangan

Batubar

Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan usaha AKRA antara

lain meliputi bidang industri

barang kimia, perdagangan

umum dan distribusi

terutama bahan kimia dan

bahan bakar minyak (BBM)

dan gas, menjalankan usaha

dalam bidang logistik,

pengangkutan, penyewaan

gudang dan tangki. AKR

Page 84: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

67

No Nama Perusahaan Tahun

Berdiri Bidang Keterangan

Corporindo melakukan IPO

pada September 1994.

3 Astra International

Tbk

1957 Perdagangan

Perindustrian

Pertambangan,

Pengangkutan,

Pertanian,

Pembangunan

Jasa konsultasi

Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, Ruang lingkup

kegiatan utama Astra

bersama anak usahanya

meliputi perakitan dan

penyaluran mobil, suku

cadangnya, penjualan dan

penyewaan alat berat,

pertambangan dan jasa

terkait, pengembangan

perkebunan, jasa keuangan,

infrastruktur dan teknologi

informasi. Astra

International melakukan IPO

pada April 1990

4 Bank Central Asia

Tbk

1955 Perbankan Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan usaha Bank BCA

adalah bergerak di bidang

perbankan dan jasa keuangan

lainnya. BCA melakukan

IPO pada tanggal 11 Mei

2000.

5 Bank Negara

Indonesia (Persero)

Tbk

1946 Perbankan Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan Bank BNI adalah

melakukan usaha di bidang

perbankan (termasuk

melakukan kegiatan

berdasarkan prinsip syariah

melalui anak usaha). Selain

itu, Bank BNI juga

menjalankan kegiatan usaha

diluar perbankan melalui

anak usahanya, antara lain:

asuransi jiwa, pembiayaan,

sekuritas dan jasa keuangan.

BNI melakukan IPO pada

tanggal 28 Oktober 1996

6 Bank Rakyat

Indonesia (Persero)

Tbk

1895 Perbankan Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan BBRI adalah turut

melaksanakan dan

menunjang kebijakan dan

program Pemerintah di

bidang ekonomi dan

pembangunan nasional pada

umumnya, khususnya

dengan melakukan usaha di

Page 85: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

68

No Nama Perusahaan Tahun

Berdiri Bidang Keterangan

bidang perbankan, termasuk

melakukan kegiatan operasi

sesuai dengan prinsip

syariah. BRI melakukan IPO

pada tanggal 31 Oktober

2003

7 Bumi Serpong

Damai Tbk

1984 Pembangunan

Real Estat

Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan BSDE adalah

berusaha dalam bidang

pembangunan real estat. Saat

ini BSDE melaksanakan

pembangunan kota baru

sebagai wilayah pemukiman

yang terencana dan terpadu

yang dilengkapi dengan

prasarana-prasarana, fasilitas

lingkungan dan penghijauan

dengan nama BSD City.

BSDE melakukan IPO pada

tanggal 28 Mei 2008

8 Gudang Garam

Tbk

1958 Industri Rokok Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan GGRM bergerak di

bidang industri rokok dan

yang terkait dengan industri

rokok. Gudang Garam

memproduksi berbagai jenis

rokok kretek, termasuk jenis

rendah tar dan nikotin (LTN)

serta produk tradisional

sigaret kretek tangan.

GGRM melakukan IPO pada

tanggal 17 Juli 1990

9

Indofood Sukses

Makmur Tbk

1990 Food Industry Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan INDF antara lain

terdiri dari mendirikan dan

menjalankan industri

makanan olahan, bumbu

penyedap, minuman ringan,

kemasan, minyak goreng,

penggilingan biji gandum

dan tekstil pembuatan

karung terigu. INDF

melakukan IPO pada tanggal

14 Juli 1994.

10 Indocement

Tunggal Prakasa

Tbk

1985 Pabrikasi

Semen dan

Bahan

Bangunan

Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan INTP antara lain

pabrikasi semen dan bahan-

Page 86: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

69

No Nama Perusahaan Tahun

Berdiri Bidang Keterangan

Pertambangan

Konstruksi

bahan bangunan,

pertambangan, konstruksi

dan perdagangan.INTP

melakukan IPO pada tanggal

05 Desember 1989

11 Kalbe Farma Tbk 1966 Farmasi Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan KLBF meliputi

usaha dalam bidang farmasi,

perdagangan dan perwakilan.

Saat ini, KLBF terutama

bergerak dalam bidang

pengembangan, pembuatan

dan perdagangan sediaan

farmasi, produk obat-obatan,

nutrisi, suplemen, makanan

dan minuman kesehatan

hingga alat-alat kesehatan

termasuk pelayanan

kesehatan primer. KLBF

melakukan IPO pada tanggal

30 Juli 1991

12 Lippo Karawaci

Tbk

1990 Pembangunan

Real Estat

Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan LPKR adalah dalam

bidang real estat,

pengembangan perkotaan

(urban development),

pembebasan/pembelian,

pengolahan, pematangan,

pengurugan dan penggalian

tanah; membangun sarana

dan prasarana/infrastruktur.

LPKR melakukan IPO pada

tanggal 03 Juni1996

13 London Sumatera

Plantation Tbk

1962 Perkebunan Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan LSIP bergerak di

bidang usaha. Produk utama

Lonsum adalah minyak

kelapa sawit dan karet, serta

kakao, teh dan benih dalam

kuantitas yang lebih kecil.

LSIP melakukan IPO pada

tanggal 07 Juni 1996.

14 Perusahaan Gas

Negara (Persero)

Tbk

1859 Pertambangan

(Industri Gas)

Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan PGAS adalah

melaksanakan perencanaan,

pembangunan, pengelolaan

dan usaha hilir bidang gas

Page 87: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

70

No Nama Perusahaan Tahun

Berdiri Bidang Keterangan

bumi yang meliputi kegiatan

pengolahan, pengangkutan,

penyimpanan dan niaga,

perencanaan, pembangunan,

pengembangan produksi,

penyediaan, penyaluran dan

distribusi gas buatan; atau

usaha lain yang menunjang

usaha.

PGAS melakukan IPO pada

tanggal 05 Desember 2003.

15 Tambang Batubara

Bukit Asam

(Persero) Tbk

1981 Pertambangan

Batu Bara

Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan PTBA adalah

bergerak dalam bidang

industri tambang batubara,

meliputi kegiatan

penyelidikan umum,

eksplorasi, eksploitasi,

pengolahan, pemurnian,

pengangkutan dan

perdagangan, pemeliharaan

fasilitas dermaga khusus

batubara, pengoperasian

pembangkit listrik tenaga

uap, dan memberikan jasa-

jasa konsultasi dan rekayasa

dalam bidang yang ada

hubungannya dengan

industri pertambangan

batubara beserta hasil

olahannya, dan

pengembangan

perkebunan.PTBA

melakukan IPO pada tanggal

03 Desember 2002.

16 Pakuwon Jati Tbk 1982 Pengusahaan Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan PWON bergerak

dalam bidang pengusahaan

pusat perbelanjaan, pusat

perkantoran, hotel dan

apartemen, serta real estat.

PWON melakukan IPO pada

tanggal 22 Agustus 1989.

17 Semen Indonesia

(Persero) Tbk

1953 Industri Semen Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan SMGR meliputi

berbagai kegiatan industri

semen. SMGR melakukan

Page 88: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

71

No Nama Perusahaan Tahun

Berdiri Bidang Keterangan

IPO pada tanggal 04 Juli

1991.

18 Telekomunikasi

Indonesia (Persero)

Tbk

1884 Telekomunikasi

Informatika

Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan Telkom Indonesia

adalah menyelenggarakan

jaringan dan jasa

telekomunikasi, informatika,

serta optimalisasi sumber

daya perusahaan, dengan

memperhatikan peraturan

perundang-undangan yang

berlaku. TLKM melakukan

IPO pada tanggal 14

November 1995.

19 United Tractors

Tbk

1972 Penjualanan

dan Penyewaan

Alat

Pertambangan

Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan usaha UNTR dan

entitas anak meliputi

penjualan dan penyewaan

alat berat (mesin konstruksi)

beserta pelayanan purna jual;

penambangan batubara dan

kontraktor penambangan;

engineering, perencanaan,

perakitan dan pembuatan

komponen mesin, alat,

peralatan dan alat berat;

pembuatan kapal serta jasa

perbaikannya; dan

penyewaan kapal dan

angkutan pelayaran; dan

industri kontraktor.

UNTR melakukan IPO pada

tahun 1989.

20 Unilever Indonesia

Tbk

1933 Produksi dan

Distribusi

Produk sehari -

hari

Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan usaha UNVR

meliputi bidang produksi,

pemasaran dan distribusi

barang-barang konsumsi

yang meliputi sabun,

deterjen, margarin, makanan

berinti susu, es krim,

produk–produk kosmetik,

minuman dengan bahan

pokok teh dan minuman sari

buah. UNVR melakukan IPO

pada tanggal 16 November

1982

Sumber: Britama (2019)

Page 89: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

72

B. Penemuan dan Pembahasan

1. Deskriptif Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah abnormal return dan volatility

return. Pada tabel 4.2 berikut terdapat hasil perhitungan dari average

abnormal return saham sebelum dan sesudah fenomena January effect

tahun 2014 sampai dengan 2018:

Tabel 4.2

Average Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah

January Effect

t 2013/2014 2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018 rata-rata

t-10 0.002449 -0.000962 -0.001953 -0.000213 0.002629 0.000390

t-9 -0.002995 0.001275 0.004237 -0.001773 0.002005 0.000550

t-8 -0.000075 0.003766 0.003705 -0.002881 -0.006016 -0.000300

t-7 0.004846 0.001383 0.004368 0.004536 -0.002080 0.002611

t-6 -0.002634 0.000146 -0.003491 -0.001444 0.003131 -0.000858

t-5 0.001220 -0.000836 -0.005251 0.000412 -0.003884 -0.001668

t-4 -0.002558 0.000049 -0.000847 -0.000425 0.002684 -0.000219

t-3 -0.001426 -0.004291 0.000470 0.002065 -0.001029 -0.000842

t-2 0.000156 -0.000310 0.000027 -0.001808 0.000887 -0.000209

t-1 0.000798 -0.000847 -0.001280 0.001573 0.001969 0.000443

t+1 0.000007 0.009673 -0.005260 0.003408 -0.002933 0.000979

t+2 0.005417 0.003780 0.000539 0.001781 0.006042 0.003512

t+3 0.005251 -0.003339 -0.000636 -0.003435 0.002739 0.000116

t+4 0.004674 -0.001182 0.002617 -0.002204 -0.004425 -0.000104

t+5 0.005381 -0.000441 0.001742 -0.002011 0.009756 0.002885

t+6 0.001333 -0.000543 0.001493 0.002183 -0.003721 0.000149

t+7 0.000277 0.001249 -0.001903 0.003523 0.000077 0.000645

t+8 0.000531 -0.008025 0.004928 -0.000883 -0.004319 -0.001554

t+9 0.003143 -0.001372 0.000019 0.002438 -0.002303 0.000385

t+10 0.002939 0.000324 -0.002565 -0.003337 -0.003228 -0.001173

rata-rata 0.001437 -0.000025 0.000048 0.000075 -0.000101 0.000287

Sumber: Data diolah (2019)

Tabel 4.2 diatas memperlihatkan kondisi tingkat abnormal return

yang berfluktuasi dari tahun ke tahun. Tingkat abnormal return tertinggi

terdapat pada tahun 2013/2014 yaitu sebesar 0.001437 (0.14%) dan

Page 90: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

73

terendah pada tahun 2017/2018 yaitu sebesar -0.000101 (-0.00%). Jika

dilihat lebih detail dari event window setiap tahunnya, dapat diketahui

bahwa tingkat average abnormal return tertinggi terdapat pada t+5 di

tahun 2017/2018 yaitu 0.009756 (0.98%) dan terendah pada t+8 tahun

2014/2015 yaitu -0.008025 (-0.80%).

Secara rata-rata dari event window, yaitu jika dilihat keseluruhan

periode dari tahun 2013/2014 sampai dengan 2017/2018 tingkat average

abnormal return tertinggi terdapat pada t+2 yaitu 0.003512 (0.35%) dan

terendah pada t-5 yaitu -0.001668 (-0.17%). Kondisi average abnormal

return saham sebelum dan sesudah January effect tahun 2013/2014

sampai dengan 2017/2018 ini dapat digambarkan dengan grafik yang

terdapat pada gambar 4.1 berikut:

Gambar 4.1

Average Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah

January Effect

Sumber: Data diolah (2019)

Gambar 4.1 diatas menunjukan grafik tingkat average abnormal

return yang berfluktuasi selama event window dari t-10 sampai dengan

-0.0020

-0.0010

0.0000

0.0010

0.0020

0.0030

0.0040

t-10 t-9 t-8 t-7 t-6 t-5 t-4 t-3 t-2 t-1 t+1 t+2 t+3 t+4 t+5 t+6 t+7 t+8 t+9 t+10Nil

ai A

AR

Event Window

Pre-event Post-event

Desember Januari

Page 91: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

74

t+1. Tingkat abnormal return tertinggi terdapat pada t+2 yaitu 0.003512

(0.35%) dan terendah pada t-5 yaitu -0.001668 (0.17%). Grafik ini juga

menunjukan tidak adanya tren positif pada average abnormal return

saham sebelum dan sesudah fenomena January effect tahun 2014 sampai

dengan 2018.

Sementara itu untuk hasil perhitungan dari average volatility return

saham sebelum dan sesudah fenomena January effect tahun 2014 sampai

dengan 2018 dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3

Average Volatility Return Saham Sebelum dan Sesudah

January Effect

t 2013/2014 2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018 rata-rata

t-10 0.003090 0.002974 0.007820 0.004383 0.003951 0.004444

t-9 0.002926 0.002160 0.004237 0.004299 0.003355 0.003395

t-8 0.003143 0.006025 0.004928 0.002786 0.004424 0.004261

t-7 0.003681 0.002236 0.002733 0.003774 0.005388 0.003562

t-6 0.003619 0.004215 0.004835 0.002424 0.002063 0.003431

t-5 0.004860 0.003589 0.005139 0.004597 0.004028 0.004443

t-4 0.003495 0.002581 0.003338 0.003482 0.003404 0.003260

t-3 0.002887 0.002467 0.005505 0.004593 0.003271 0.003745

t-2 0.002550 0.002943 0.002617 0.003288 0.003968 0.003073

t-1 0.002626 0.002399 0.003254 0.004071 0.005357 0.003542

t+1 0.004924 0.005521 0.005375 0.004463 0.004969 0.005051

t+2 0.004069 0.003113 0.004754 0.003449 0.002698 0.003617

t+3 0.004500 0.002625 0.005410 0.004263 0.004444 0.004248

t+4 0.003721 0.002913 0.003005 0.004058 0.003106 0.003361

t+5 0.005597 0.004215 0.004158 0.003260 0.003935 0.004233

t+6 0.004246 0.003710 0.003656 0.004256 0.003304 0.003835

t+7 0.005488 0.002972 0.003829 0.002737 0.004731 0.003951

t+8 0.003767 0.005323 0.004181 0.003326 0.003021 0.003924

t+9 0.005915 0.001919 0.003110 0.002994 0.003157 0.003419

t+10 0.005682 0.002667 0.003767 0.002448 0.003830 0.003679

rata-rata 0.004039 0.003328 0.004283 0.003648 0.003820 0.003824

Sumber: Data diolah (2019)

Tabel 4.3 diatas memperlihatkan kondisi tingkat volatility return

Page 92: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

75

yang berfluktuasi dari tahun ke tahun. Tingkat volatility return tertinggi

terdapat pada tahun 2015/2016 yaitu sebesar 0.004283 (0.43%) dan

terendah pada tahun 2014/2015 yaitu sebesar 0.003328 (0.33%). Jika

dilihat lebih detail dari event window setiap tahunnya, dapat diketahui

bahwa tingkat average volatility return tertinggi terdapat pada t-10 di

tahun 2015/2016 yaitu 0.007820 (0.78%) dan terendah pada t+9 tahun

2014/2015 yaitu 0.001919 (0.19%).

Secara rata-rata dari event window yaitu jika dilihat keseluruhan

periode dari tahun 2013/2014 sampai dengan 2017/2018 tingkat average

volatility return tertinggi terdapat pada t+1 yaitu 0.005051 (0.51%) dan

terendah pada t-2 yaitu 0.003073 (0.31%). Kondisi average volatility

return saham sebelum dan sesudah January effect tahun 2013/2014

sampai dengan 2014/2018 ini dapat digambarkan dengan grafik yang

terdapat pada gambar 4.2 berikut:

Gambar 4.2

Average Volatility Return Saham Sebelum dan Sesudah

January Effect

Sumber: Data diolah (2019)

0

0.001

0.002

0.003

0.004

0.005

0.006

t-10 t-9 t-8 t-7 t-6 t-5 t-4 t-3 t-2 t-1 t+1 t+2 t+3 t+4 t+5 t+6 t+7 t+8 t+9 t+10

Nil

ai A

VR

Event Window

Pre-event Post-event

Desember Januari

Page 93: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

76

Gambar 4.2 diatas menunjukan grafik tingkat average volatility

return yang berfluktuasi selama event window dari t-10 sampai dengan

t+1. Tingkat volatility return tertinggi terdapat pada t+1 yaitu 0.005051

(0.51%) dan terendah pada t-2 yaitu 0.003073 (0.31%). Grafik ini juga

menunjukan tidak adanya tren positif pada average volatility return saham

sebelum dan sesudah fenomena January effect tahun 2014 sampai dengan

2018.

2. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Hasil uji statistik deskriptif ini diperoleh dengan pengolahan data

dengan alat bantu SPSS 20 yang akan memaparkan nilai minimum,

maksimum, mean, dan standar deviasi dari setiap tahun dan juga

keseluruhan.

Tabel 4.4

Statistik Deskriptif Average Abnormal Return

AAR N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

2013/2014 PRE 10 -.0029950 .0048463 -.000021732 .0024969675

POST 10 .0000067 .0054165 .002895285 .0022247008

2014/2015 PRE 10 -.0042914 .0037661 -.000062617 .0020699362

POST 10 -.0080250 .0096727 .000012385 .0045805205

2015/2016 PRE 10 -.0052514 .0043680 -.000001582 .0032814737

POST 10 -.0052597 .0049276 .000097245 .0028840253

2016/2017 PRE 10 -.0028810 .0045359 .000004209 .0022236384

POST 10 -.0034349 .0035234 .000146429 .0027950364

2017/2018 PRE 10 -.0060156 .0031310 .000029733 .0031490583

POST 10 -.0044245 .0097563 -.000231452 .0048884033

2014-2018 PRE 10 -.0016679 .0026107 -.000010398 .0011486469

POST 10 -.0015535 .0035116 .000583978 .0015848398

Valid N (listwise) 10

Sumber: Data diolah (2019)

Berdasarkan tabel 4.4 untuk analisis statistik deskriptif average

abnormal return dapat dijelaskan sebagai berikut:

Page 94: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

77

a. Hasil uji statistik deskriptif untuk average abnormal return periode

2013/2014 sebelum fenomena January effect diperoleh nilai minimum

-0.0029950 dan nilai maksimum sebesar 0.0048463 dengan nilai rata-

rata -0.000021732 dan standar deviasi sebesar 0.0024969675.

sementara untuk average abnormal return periode 2013/2014 sesudah

fenomena January effect diperoleh nilai minimum 0.0000067 dan nilai

maksimum sebesar 0.0054165 dengan nilai rata-rata 0.002895285 dan

standar deviasi sebesar 0.0022247008.

b. Hasil uji statistik deskriptif untuk average abnormal return periode

2014/2015 sebelum fenomena January effect diperoleh nilai minimum

-0.0042914 dan nilai maksimum sebesar 0.0037661 dengan nilai rata-

rata -0.000062617 dan standar deviasi sebesar 0.0020699362.

Sementara untuk average abnormal return periode 2013/2014 sesudah

fenomena January effect diperoleh nilai minimum -0.0080250 dan

nilai maksimum sebesar 0.0096727 dengan nilai rata-rata 0.000012385

dan standar deviasi sebesar 0.0045805205.

c. Hasil uji statistik seskriptif untuk average abnormal return periode

2015/2016 sebelum fenomena January effect diperoleh nilai minimum

-0.0052514 dan nilai maksimum sebesar 0.0043680 dengan nilai rata-

rata -.000001582 dan standar deviasi sebesar 0.0032814737.

sementara untuk average abnormal return periode 2013/2014 sesudah

fenomena January effect diperoleh nilai minimum -0.0052597 dan

nilai maksimum sebesar 0.0049276 dengan nilai rata-rata

0.000097245 dan standar deviasi sebesar 0.0028840253.

Page 95: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

78

d. Hasil uji statistik deskriptif untuk average abnormal return periode

2016/2017 sebelum fenomena January effect diperoleh nilai minimum

-0.0028810 dan nilai maksimum sebesar 0.0045359 dengan nilai rata-

rata 0.000004209 dan standar deviasi sebesar 0.0022236384.

Sementara untuk average abnormal return periode 2013/2014 sesudah

fenomena January effect diperoleh nilai minimum -0.0034349 dan

nilai maksimum sebesar 0.0035234 dengan nilai rata-rata

0.000146429 dan standar deviasi sebesar 0.0027950364.

e. Hasil uji statistik deskriptif untuk average abnormal return periode

2017/2018 sebelum fenomena January effect diperoleh nilai minimum

-0.0060156 dan nilai maksimum sebesar 0.0031310 dengan nilai rata-

rata 0.000029733 dan standar deviasi sebesar 0.0031490583.

Sementara untuk average abnormal return periode 2013/2014 sesudah

fenomena January effect diperoleh nilai minimum -0.0044245 dan

nilai maksimum sebesar 0.0097563 dengan nilai rata-rata -

0.000231452 dan standar deviasi sebesar 0.0048884033.

f. Hasil uji statistik deskriptif untuk average abnormal return periode

2014-2018 sebelum fenomena January effect diperoleh nilai minimum

-0.0016679 dan nilai maksimum sebesar 0.0026107 dengan nilai rata-

rata -0.000010398 dan standar deviasi sebesar 0.0011486469.

Sementara untuk average abnormal return periode 2014 sampai

dengan 2018 sesudah fenomena January effect diperoleh nilai

minimum -0.0015535 dan nilai maksimum sebesar 0.0035116 dengan

nilai rata-rata 0.000583978 dan standar deviasi sebesar 0.0015848398.

Page 96: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

79

Tabel 4.5

Statistik Deskriptif Average Volatility Return

AVR N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

2013/2014 PRE 10 .0025499 .0048600 .003287724 .0006760430

POST 10 .0037211 .0059149 .004790882 .0008370305

2014/2015 PRE 10 .0021598 .0060252 .003159026 .0011943140

POST 10 .0019192 .0055210 .003497944 .0011875581

2015/2016 PRE 10 .0026175 .0078201 .004440638 .0015754824

POST 10 .0030049 .0054097 .004124430 .0008388695

2016/2017 PRE 10 .0024236 .0045971 .003769788 .0007604043

POST 10 .0024481 .0044630 .003525627 .0007009736

2017/2018 PRE 10 .0020630 .0053877 .003920878 .0009968628

POST 10 .0026978 .0049694 .003719465 .0007863565

2014-2018 PRE 10 .0030732 .0044437 .003715611 .0004960770

POST 10 .0033607 .0050506 .003931670 .0004949543

Valid N (listwise) 10

Sumber: Data diolah (2019)

Berdasarkan tabel 4.5 untuk analisis statistik deskriptif average

volatility return dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Hasil uji statistik deskriptif untuk average volatility return periode

2013/2014 sebelum fenomena January effect diperoleh nilai minimum

0.0025499 dan nilai maksimum sebesar 0.0048600 dengan nilai rata-

rata 0.003287724 dan standar deviasi sebesar 0.0006760430.

Sementara untuk average volatility return periode 2013/2014 sesudah

fenomena January effect diperoleh nilai minimum 0.0037211 dan nilai

maksimum sebesar 0.0059149 dengan nilai rata-rata 0.004790882 dan

standar deviasi sebesar 0.0008370305.

b. Hasil uji statistik deskriptif untuk average volatility return periode

2014/2015 sebelum fenomena January effect diperoleh nilai minimum

0.0021598 dan nilai maksimum sebesar 0.0060252 dengan nilai rata-

rata 0.003159026 dan standar deviasi sebesar 0.0011943140.

Sementara untuk average volatility return periode 2013/2014 sesudah

Page 97: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

80

fenomena January effect diperoleh nilai minimum 0.0019192 dan nilai

maksimum sebesar 0.0055210 dengan nilai rata-rata 0.003497944 dan

standar deviasi sebesar 0.0011875581.

c. Hasil uji statistik deskriptif untuk average volatility return periode

2015/2016 sebelum fenomena January effect diperoleh nilai minimum

0.0026175 dan nilai maksimum sebesar 0.0078201 dengan nilai rata-

rata 0.004440638 dan standar deviasi sebesar 0.0015754824.

Sementara untuk average volatility return periode 2013/2014 sesudah

fenomena January effect diperoleh nilai minimum 0.0030049 dan nilai

maksimum sebesar 0.0059149 dengan nilai rata-rata 0.004124430 dan

standar deviasi sebesar 0.0008388695.

d. Hasil uji statistik deskriptif untuk average volatility return periode

2016/2017 sebelum fenomena January effect diperoleh nilai minimum

0.0024236 dan nilai maksimum sebesar 0.0045971 dengan nilai rata-

rata 0.003769788 dan standar deviasi sebesar 0.0007604043.

Sementara untuk average volatility return periode 2013/2014 sesudah

fenomena January effect diperoleh nilai minimum 0.0024481 dan nilai

maksimum sebesar 0.0044630 dengan nilai rata-rata 0.003525627dan

standar deviasi sebesar 0.0007009736.

e. Hasil uji statistik deskriptif untuk average volatility return periode

2017/2018 sebelum fenomena January effect diperoleh nilai minimum

0.0020630 dan nilai maksimum sebesar 0.0053877 dengan nilai rata-

rata 0.003920878 dan standar deviasi sebesar 0.0007009736.

Sementara untuk average volatility return periode 2013/2014 sesudah

Page 98: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

81

fenomena January effect diperoleh nilai minimum 0.0026978 dan nilai

maksimum sebesar 0.0049694 dengan nilai rata-rata 0.003719465 dan

standar deviasi sebesar 0.0007863565.

f. Hasil uji statistik deskriptif untuk average volatility return periode

2014-2018 sebelum fenomena January effect diperoleh nilai minimum

0.0030732 dan nilai maksimum sebesar 0.0044437 dengan nilai rata-

rata 0.003715611 dan standar deviasi sebesar 0.0004960770.

Sementara untuk average volatility return periode 2014 sampai

dengan 2018 sesudah fenomena January effect diperoleh nilai

minimum 0.0033607 dan nilai maksimum sebesar 0.0050506 dengan

nilai rata-rata 0.003931670 dan standar deviasi sebesar 0.0004949543.

3. Hasil Uji Normalitas

Pada dasarnya uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data

yang diteliti telah terdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini

untuk mendeteksinya dilakukan dengan uji normalitas Kolmogorov-

smirnov. Hipotsis yang digunakan pada uji ini adalah:

Ho : data terdistribusi normal

Ha : data terdistribusi tidak normal

Apabila nilai Kolmogorov-smirnov < nilai signifikansi (0.05) maka

Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya data tidak terdistribusi normal.

Sedangkan, apabila nilai probabilitas Kolmogorov-smirnov > nilai

signifikansi (0.05) maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya data

terdistribusi normal.

Page 99: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

82

Tabel 4.6

Ringkasan Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Sumber: Data diolah (2019)

Hasil yang diperoleh dari uji normalitas pada tabel 4.6 di atas

menunjukan bahwa data yang menjadi sampel pada average abnormal

return (AAR) dan average volatility return (AVR) dari semua periode

penelitian memperoleh nilai signifikansi > 0.05 yang artinya hipotesis Ho

diterima dan Ha ditolak yang artinya data terdistribusi normal. Dengan ini

asumsi normalitas sudah terpenuhi.

4. Hasil Uji Homogenitas

. Uji homogenitas ini digunakan untuk mengetahui apakah

kelompok yang dibandingkan mempunyai varians data yang sama atau

tidak. Dalam penelitian ini untuk menghitungnya digunakan metode

Levene Statistic dengan hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

Ho : variasi data bersifat homogen

Ha : variasi data bersifat tidak homogen

Apabila nilai Levene Statistic < nilai signifikansi (0.05) maka Ho

ditolak dan Ha diterima yang artinya variasi data bersifat tidak homogen.

Periode

AAR AVR

Sig

(2 Tailed)

Taraf

Signifikansi Ket

Sig

(2 Tailed)

Taraf

Signifikansi Ket

2013/2014 0.781 > 0.05 Normal 0.849 > 0.05 Normal

2014/2015 0.751 > 0.05 Normal 0.523 > 0.05 Normal

2015/2016 0.995 > 0.05 Normal 0.728 > 0.05 Normal

2016/2017 0.849 > 0.05 Normal 0.972 > 0.05 Normal

2017/2018 0.686 > 0.05 Normal 0.557 > 0.05 Normal

2014-2018 0.700 > 0.05 Normal 0.828 > 0.05 Normal

Page 100: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

83

Sedangkan, apabila nilai probabilitas Levene Statistic > nilai signifikansi

(0.05) maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya variasi data bersifat

homogen.

Tabel 4.7

Ringkasan Hasil Uji Homogenitas

Sumber: Data diolah (2019)

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa data yang menjadi

sampel pada average abnormal return (AAR) dan average volatility

return (AVR) dari semua periode penelitian memperoleh nilai

signifikansi > 0.05 yang artinya hipotesis Ho diterima dan Ha ditolak yang

artinya variasi data bersifat homogen. Dengan ini asumsi homogenitas

juga sudah terpenuhi sebagai prasyarat uji hipotesis One Way ANOVA.

5. Hasil Uji Hipotesis

a. Hasil Uji One Way ANOVA dan Paired Sample T-Test

Uji One way ANOVA ini dilakukan untuk mengetahui adanya

perbedaan abnormal return dan volatility return pada akhir bulan

Desember dan awal bulan Januari. Untuk lebih mendukung hasil

pengujian dilakukan uji hipotesis kedua yaitu Paired sample t-test.

Sama hal dengan uji hipotesis sebelumnya, Paired sample t-test ini

Periode

AAR AVR

Sig. Taraf

Signifikansi Ket Sig.

Taraf

Signifikansi Ket

2013/2014 0.960 > 0.05 Homogen 0.192 > 0.05 Homogen

2014/2015 0.178 > 0.05 Homogen 0.790 > 0.05 Homogen

2015/2016 0.631 > 0.05 Homogen 0.113 > 0.05 Homogen

2016/2017 0.120 > 0.05 Homogen 0.844 > 0.05 Homogen

2017/2018 0.197 > 0.05 Homogen 0.815 > 0.05 Homogen

2014-2018 0.064 > 0.05 Homogen 0.681 > 0.05 Homogen

Page 101: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

84

diperuntukan pada uji komparatif yang bertujuan untuk menguji

adanya perbedaan atau tidak dari abnormal return dan volatility return

sebelum dan sesudah January effect.

Penelitian ini menggunakan taraf signifikansi default yaitu 5%

(0,05) dimana jika nilai signifikansi (Sig.) < 0,05 maka akan

memperoleh hasil yang signifikan yang mengindikasikan adanya

perbedaaan nilai pasangan data dan begitu juga sebaliknya. Untuk

lebih jelasnya pengujian ini memiliki hipotesis sebagai berikut:

Ho : tidak terdapat perbedaan signifikan rata-rata kelompok data

yang dibandingkan

Ha : terdapat perbedaan signifikan rata-rata kelompok data yang

dibandingkan

Apabila nilai probabilitas atau nilai signifikansi < 0.05 maka Ho

ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan terdapat

perbedaan signifikan rata-rata kelompok data yang dibandingkan.

Sedangkan, apabila nilai probabilitas atau nilai signifikansi > 0.05

maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak terdapat perbedaan

signifikan rata-rata kelompok data yang dibandingkan.

Tabel 4.8

Ringkasan Hasil Uji One Way ANOVA dan

Paired Sample T-Test pada AAR dan AVR

Periode

AAR (Sig.) AVR (Sig.)

One Way

ANOVA

Paired Sample

T-Test Ket

One Way

ANOVA

Paired Sample

T-Test Ket

2013/2014 0.013 0.040 Signifikan 0.000 0.001 Signifikan

2014/2015 0.963 0.967 Tidak

Signifikan 0.533 0.349

Tidak

Signifikan

2015/2016 0.944 0.943 Tidak

Signifikan 0.582 0.597

Tidak

Signifikan

Page 102: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

85

Sumber: Data diolah (2019)

Dari tabel 4.8 diatas jika dilihat secara per periode, hanya

2013/2014 yang memperoleh nilai rata-rata signifikan menggunakan

uji one way ANOVA dan paired sample t-test pada AAR dan juga

AVR. Pada AAR memperoleh nilai sig 0.013 dan 0.040 yang artinya

memenuhi taraf signifikansi 0.05. Begitu juga pada AVR memperoleh

nilai sig. 0.000 dan 0.0001 yang juga memenuhi taraf signifikansi

0.05. Sementara itu periode lainnya memperoleh nilai yang tidak

signifikan. Artinya pada periode 2013/2014 terdapat adanya

perbedaan abnormal return dan volatility return sebelum dan sesudah

January effect. Menurut Subhan (2016), aksi beli besar-besaran yang

dipicu investor asing baru terjadi pada awal tahun 2014. Hal ini tak

terlepas dari deklarasi Joko Widodo yang akan maju sebagai kandidat

calon presiden. Faktor pemilu ini memang sudah memberi dampak

besar sejak awal perdagangan saham di Januari 2014.

Namun jika dilihat secara keseluruhan dari tahun 2014 sampai

2018 menunjukan nilai rata-rata yang tidak signifikan menggunakan

uji one way ANOVA dan paired sample t-test pada AAR dan juga

AVR. Pada AAR memperoleh nilai sig. 0.980 dan 0.402 yang artinya

melebihi taraf signifikansi 0.05. Begitu juga pada AVR memperoleh

nilai sig. 0.342 dan 0.297 yang juga melebihi taraf signifikansi 0.05.

2016/2017 0.901 0.896 Tidak

Signifikan 0.465 0.520

Tidak

Signifikan

2017/2018 0.889 0.905 Tidak

Signifikan 0.622 0.483

Tidak

Signifikan

2014-2018 0.980 0.402 Tidak

Signifikan 0.342 0.297

Tidak

Signifikan

Page 103: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

86

Artinya tidak terdapat perbedaan abnormal return dan volatility return

secara keseluruhan dari tahun 2014 hingga 2018.

Hasil yang diperoleh dari tabel 4.8 diatas juga dapat diuraikan

dari masing-masing periodenya sebagai berikut:

1) Periode 2013/2014

Berdasarkan uji One way ANOVA diperoleh nilai sig. sebesar

0.013 pada AAR dan 0.000 pada AVR yang berarti menghasilkan

nilai signifikan karena memenuhi taraf signifikansi (<0.05).

Kemudian pada uji Paired sample t-test diperoleh nilai sig. sebesar

0.040 pada AAR dan 0.001 pada AVR yang juga menghasilkan

nilai signifikan. Dengan ini hipotesis yang berlaku ialah Ho ditolak

dan Ha diterima yang artinya terdapat perbedaan signifikan rata-

rata kelompok data yang dibandingkan. Hal ini mengindikasikan

terdapat adanya perbedaan abnormal return dan volatility return

sebelum dan sesudah January effect pada saham LQ45 yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013/2014.

2) Periode 2014/2015

Berdasarkan uji One way ANOVA diperoleh nilai sig. sebesar

0.963 pada AAR dan 0.533 pada AVR yang berarti menghasilkan

nilai tidak signifikan karena tidak memenuhi taraf signifikansi

(<0.05). Kemudian pada uji Paired sample t-test diperoleh nilai

sig. sebesar 0.967 pada AAR dan 0.349 pada AVR yang juga

menghasilkan nilai tidak signifikan. Dengan ini hipotesis yang

berlaku ialah Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak terdapat

Page 104: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

87

perbedaan signifikan rata-rata kelompok data yang dibandingkan.

Hal ini mengindikasikan tidak terdapat perbedaan abnormal return

dan volatility return sebelum dan sesudah January effect pada

saham LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2014/2015.

3) Periode 2015/2016

Berdasarkan uji One way ANOVA diperoleh nilai sig. sebesar

0.944 pada AAR dan 0.582 pada AVR yang berarti menghasilkan

nilai tidak signifikan karena tidak memenuhi taraf signifikansi

(<0.05). Kemudian pada uji Paired sample t-test diperoleh nilai

sig. sebesar 0.943 pada AAR dan 0.597 pada AVR yang juga

menghasilkan nilai tidak signifikan. Dengan ini hipotesis yang

berlaku ialah Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak terdapat

perbedaan signifikan rata-rata kelompok data yang dibandingkan.

Hal ini mengindikasikan tidak terdapat perbedaan abnormal return

dan volatility return sebelum dan sesudah January effect pada

saham LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2015/2016.

4) Periode 2016/2017

Berdasarkan uji One way ANOVA diperoleh nilai sig. sebesar

0.901 pada AAR dan 0.465 pada AVR yang berarti menghasilkan

nilai tidak signifikan karena tidak memenuhi taraf signifikansi

(<0.05). Kemudian pada uji Paired sample t-test diperoleh nilai

sig. sebesar 0.896 pada AAR dan 0.520 pada AVR yang juga

Page 105: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

88

menghasilkan nilai tidak signifikan. Dengan ini hipotesis yang

berlaku ialah Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak terdapat

perbedaan signifikan rata-rata kelompok data yang dibandingkan.

Hal ini mengindikasikan tidak terdapat perbedaan abnormal return

dan volatility return sebelum dan sesudah January effect pada

saham LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2016/2017.

5) Periode 2017/2018

Berdasarkan uji One way ANOVA diperoleh nilai sig. sebesar

0.889 pada AAR dan 0.622 pada AVR yang berarti menghasilkan

nilai tidak signifikan karena tidak memenuhi taraf signifikansi

(<0.05). Kemudian pada uji Paired sample t-test diperoleh nilai

sig. sebesar 0.905 pada AAR dan 0.483 pada AVR yang juga

menghasilkan nilai tidak signifikan. Dengan ini hipotesis yang

berlaku ialah Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak terdapat

perbedaan signifikan rata-rata kelompok data yang dibandingkan.

Hal ini mengindikasikan tidak terdapat perbedaan abnormal return

dan volatility return sebelum dan sesudah January effect pada

saham LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2017/2018.

6) Periode 2014 s.d 2018

Berdasarkan uji One way ANOVA diperoleh nilai sig. sebesar

0.980 pada AAR dan 0.342 pada AVR yang berarti menghasilkan

nilai tidak signifikan karena tidak memenuhi taraf signifikansi

Page 106: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

89

(<0.05). Kemudian pada uji Paired sample t-test diperoleh nilai

sig. sebesar 0.402 pada AAR dan 0.297 pada AVR yang juga

menghasilkan nilai tidak signifikan. Dengan ini hipotesis yang

berlaku ialah Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak terdapat

perbedaan signifikan rata-rata kelompok data yang dibandingkan.

Hal ini mengindikasikan tidak terdapat perbedaan abnormal return

dan volatility return sebelum dan sesudah January effect pada

saham LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara

keseluruhan pada periode 2014 sampai dengan 2018.

b. Hasil Uji One Sample T-Test

One sample t-test merupakan teknik analisis untuk

membandingkan satu variabel bebas. Teknik ini digunakan pada

penelitian ini untuk menguji pada hari keberapakah terjadi abnormal

return dan volatility return. Penelitian ini menggunakan taraf

signifikansi default yaitu 5% (0,05) dimana jika nilai signifikansi

(Sig.) < 0,05 maka akan memperoleh hasil yang signifikan yang

mengindikasikan adanya perbedaaan nilai dari rata-rata sampel

tersebut dan begitu juga sebaliknya.

Hipotesis pada pengujian ini adalah:

Ho : tidak terdapat perbedaan signifikan antara nilai data

pembanding dengan nilai rata-rata data keseluruhan

Ha : terdapat perbedaan signifikan antara nilai data pembanding

dengan nilai rata-rata data keseluruhan

Page 107: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

90

Apabila nilai probabilitas atau nilai signifikansi < 0.05 maka Ho

ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan terdapat

perbedaan signifikan antara nilai data pembanding dengan nilai rata-

rata data keseluruhan. Sedangkan, apabila nilai probabilitas atau nilai

signifikansi > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak

terdapat perbedaan signifikan antara nilai data pembanding dengan

nilai rata-rata data keseluruhan.

Tabel 4.9

Ringkasan Hasil Uji One Sample T-Test pada AAR

Event

Window

Sig.

(2-tailed) Taraf Signifikan Keterangan

t-10 0.693 < 0.05 Tidak Signifikan

t-9 0.696 < 0.05 Tidak Signifikan

t-8 0.882 < 0.05 Tidak Signifikan

t-7 0.121 < 0.05 Tidak Signifikan

t-6 0.504 < 0.05 Tidak Signifikan

t-5 0.252 < 0.05 Tidak Signifikan

t-4 0.809 < 0.05 Tidak Signifikan

t-3 0.471 < 0.05 Tidak Signifikan

t-2 0.662 < 0.05 Tidak Signifikan

t-1 0.531 < 0.05 Tidak Signifikan

t+1 0.727 < 0.05 Tidak Signifikan

t+2 0.028 < 0.05 Signifikan

t+3 0.949 < 0.05 Tidak Signifikan

t+4 0.953 < 0.05 Tidak Signifikan

t+5 0.245 < 0.05 Tidak Signifikan

t+6 0.896 < 0.05 Tidak Signifikan

t+7 0.506 < 0.05 Tidak Signifikan

t+8 0.518 < 0.05 Tidak Signifikan

t+9 0.734 < 0.05 Tidak Signifikan

t+10 0.392 < 0.05 Tidak Signifikan

Sumber: Data diolah (2019)

Dari ringkasan hasil uji One sample t-test pada tabel 4.9 diatas

dapat diketahui bahwa average abnormal return yang memperoleh

hasil signifikan hanya terdapat pada event window t+2, dan event

Page 108: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

91

window lainnya menghasilkan nilai yang tidak signifikan. Hal ini

berarti abnormal return saham hanya terjadi pada t+2 namun tidak

pada event window lainnya. Dengan ini hipotesis yang berlaku ialah

Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak terdapat perbedaan

signifikan antara nilai data pembanding dengan nilai rata-rata data

keseluruhan.

Tabel 4.10

Ringkasan Hasil Uji One Sample T-Test pada AVR

Event

Window

Sig.

(2-tailed)

Taraf

Signifikan Keterangan

t-10 0.007 < 0.05 Signifikan

t-9 0.001 < 0.05 Signifikan

t-8 0.002 < 0.05 Signifikan

t-7 0.003 < 0.05 Signifikan

t-6 0.003 < 0.05 Signifikan

t-5 0.000 < 0.05 Signifikan

t-4 0.000 < 0.05 Signifikan

t-3 0.003 < 0.05 Signifikan

t-2 0.000 < 0.05 Signifikan

t-1 0.003 < 0.05 Signifikan

t+1 0.000 < 0.05 Signifikan

t+2 0.001 < 0.05 Signifikan

t+3 0.001 < 0.05 Signifikan

t+4 0.000 < 0.05 Signifikan

t+5 0.000 < 0.05 Signifikan

t+6 0.000 < 0.05 Signifikan

t+7 0.002 < 0.05 Signifikan

t+8 0.001 < 0.05 Signifikan

t+9 0.007 < 0.05 Signifikan

t+10 0.003 < 0.05 Signifikan

Sumber: Data diolah (2019)

Sementara itu dari ringkasan hasil uji One sample t-test pada

tabel 4.10 diatas dapat diketahui bahwa average volatility return yang

memperoleh hasil signifikan terdapat pada event window t-10 hingga

t+10 dan tidak ada yang memperoleh nilai tidak signifikan. Hal ini

Page 109: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

92

berarti volatility return saham terjadi di semua event window. Dengan

ini hipotesis yang berlaku ialah Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya

terdapat perbedaan signifikan antara nilai data pembanding dengan

nilai rata-rata data keseluruhan.

C. Interpretasi Hasil Penelitian

1. Analisis Abnormal Return Sebelum dan Sesudah January Effect

Hasil yang diperoleh berdasarkan uji One way ANOVA diketahui

bahwa tidak ada pengaruh fenomena January effect terhadap abnormal

return pada periode 2014-2018 ditunjukan dengan tidak adanya perbedaan

signifikan rata-rata abnormal return akhir bulan Desember dan awal bulan

Januari yang dijelaskan pada tabel 4.8 yang menunjukan nilai sig. sebesar

0.980 pada taraf signifikansi 0.05. Hasil ini juga diperkuat dengan uji

hipotesis kedua yaitu Paired sample t-test yang menghasilkan nilai sig.

0.402 yang juga lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0.05.

Berdasarkan uji One sample t-test yang tujuannya untuk mengetahui

hari keberapakah adanya abnormal return, pada tabel 4.9 diperoleh hasil

sig. sebesar 0.028 pada t+2 dengan taraf signifikansi 0.05 untuk nilai

abnormal return pada periode 2014-2018. Jika merujuk penelitian yang

dilakukan oleh Nugraha (2011) yang menemukan bahwa terdapat

abnormal return positif pada t+2 setelah pengumuman informasi ERM

(Enterprise Risk Management), sehingga dinyatakan pasar merespon

positif informasi yang diberikan perusahaan, maka jika dihubungkan

dengan penelitian ini pasar hanya merespon positif January effect pada

t+2 namun tidak pada event window lainnya. Pada dasarnya January effect

Page 110: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

93

sendiri adalah fenomena anomali pasar modal dimana harga-harga saham

cenderung mengalami kenaikan pada dua pekan pertama di bulan Januari.

Namun dari hasil penelitian ini, tidak menunjukan adanya peningkatan

yang signifikan pada abnormal return selama pekan pertama bulan

Januari.

Gambar 4.3

Average Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah

January Effect

Sumber: Data diolah (2019)

Hal ini juga dapat dilihat dari gambar 4.3 diatas, pada grafik tersebut

average abnormal return (AAR) saham tidak menunjukan adanya tren

positif atau perbedaan yang signifikan pada 10 hari akhir bulan Desember

dan 10 hari awal bulan Januari. Grafik diatas menunjukan pada t+2

merupakan event window yang memiliki tingkat AAR tertinggi, namun

pada event window selanjutnya terjadi pelemahan berturut-turut dan

penguatan kembali. Terjadinya naik-turun tingkat AAR sepanjang awal

bulan Januari semakin membantah teori January effect yang menyatakan

terjadinya peningkatan tingkat pengembalian yang diterima investor

-0.0020

-0.0010

0.0000

0.0010

0.0020

0.0030

0.0040

t-10 t-9 t-8 t-7 t-6 t-5 t-4 t-3 t-2 t-1 t+1 t+2 t+3 t+4 t+5 t+6 t+7 t+8 t+9 t+10Nil

ai A

AR

Event Window

Pre-event Post-event

Desember Januari

Page 111: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

94

selama awal pekan bulan Januari. Menurut Audina & Laturette (2017)

pengaruh karakteristik saham juga mempengaruhi keberadaan fenomena

January effect yaitu dilihat dari kriteria kapitalisasi sahamnya, apakah big-

cap, mid-cap, atau small-cap.

Tabel 4.11

Kriteria Kapitalisasi Saham

Kriteria Kapitalisasi Saham (Rp)

Big-cap >5.000.000.000.000

Mid-cap 1.000.000.000.000 - 5.000.000.000.000

Small-cap <1.000.000.000.000

Sumber: Audina & Laturette (2017)

Dengan kriteria pada tabel 4.11 diatas maka 20 emiten saham yang

diteliti dapat dikategorikan pada saham dengan kapitalisasi besar karena

terdaftar pada indeks LQ45 yang tentunya merupakan saham-saham

dengan tingkat liquid yang tinggi. Zacks (2012:26) mengatakan bahwa

January effect merupakan salah satu fenomena yang pada umumnya

terjadi pada small-cap. Saham small-cap sangat jarang diperdagangkan,

oleh sebab itu ketika satu investor atau lebih menjual saham maka harga

saham akan menukik turun dan ketika satu investor atau lebih membeli

saham maka harga saham akan melambung tinggi dengan kata lain saham

small-cap lebih volatil jika dibandingkan dengan saham big-cap dan mid-

cap. Saham indeks LQ45 yang merupakan saham big-cap turut menjadi

salah satu faktor yang mempengaruhi tidak terjadinya perbedaan

abnormal return pada akhir bulan Desember dan awal bulan Januari pada

saham indeks LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Dari uraian analisis diatas maka dengan ini menjawab hipotesis

penelitian yaitu Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak terdapat

Page 112: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

95

perbedaan abnormal return yang diperoleh investor antara sebelum dan

sesudah January effect tahun 2014-2018 pada saham LQ45 yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia.

Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Audina & Laturette (2017) yang menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan

abnormal return pada bulan Januari dengan bulan selain Januari di Bursa Efek

Indonesia pada tahun 2014-2016 khususnya pada saham sektor property, real

estate dan building construction. Kemudian juga didukung oleh penelitian

Kartikasari (2017) yang menemukan bahwa tidak terdapat fenomena January

effect pada Bursa Efek Indonesia dan Bursa Saham Shanghai, tingkat

abnormal return tertinggi tidak terdapat pada bulan Januari melainkan

cenderung lebih tinggi pada bulan Maret.

Selanjutnya hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Tasman et. al., (2016), Subhan et. al., (2016), dan

Pradnyaparamita & Rahyuda (2017) yang menemukan adanya perbedaan

signifikan abnormal return sebelum dan sesudah terjadinya January effect di

Bursa Efek Indonesia.

2. Analisis Volatility Return Sebelum dan Sesudah January Effect

Hasil yang diperoleh berdasarkan uji One way ANOVA diketahui

bahwa tidak ada pengaruh fenomena January effect terhadap volatility

return pada periode 2014-2018 ditunjukan dengan tidak adanya

perbedaan rata-rata volatility return pada akhir bulan Desember dan awal

bulan Januari yang dijelaskan pada tabel 4.8 yang menunjukan nilai sig.

sebesar 0.342 pada taraf signifikansi 0.05. Hal ini juga diperkuat dengan

uji hipotesis kedua yaitu Paired sample t-test yang menghasilkan nilai sig.

Page 113: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

96

0.297 yang juga lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0.05.

Berdasarkan uji One sample t-test yang tujuannya untuk

mengetahui hari keberapakah adanya volatility return, pada tabel 4.10

diperoleh hasil signifikan untuk semua event window dari t-10 hingga t+10

yang menunjukan nilai sig. lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0.05.

Hasil ini mengindikasikan bahwa volatility return saham memang terjadi

pada semua event window tetapi berdasarkan uji sebelumnya yaitu uji One

way ANOVA dan Paired sample t-test, perbedaan volatility return tidak

terdapat pada akhir bulan Desember dan awal bulan Januari sehingga

penulis mengasumsikan bahwa volatility return bukanlah faktor yang

dapat mempengaruhi adanya fenomena January effect. Hal ini didukung

oleh penelitian Li & Gong (2015) yang menemukan bahwa volatility

return tertinggi terjadi di bulan Januari pada Japanese Stock Market

periode 1975 sampai dengan 2008, namun Li & Gong (2015) menegaskan

bahwa perbedaan tingkat volatilitas saham bukan menjadi penyebab

utama dari January effect, melainkan adanya faktor risiko kompensasi.

Wahyuliantini & Suarjaya (2015) berpendapat bahwa perusahaan

yang tergabung dalam indeks LQ45 merupakan perusahaan yang memiliki

likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar, sehingga akan memiliki

risiko yang kecil. Kemudian Zacks (2012:26) juga mengatakan bahwa

saham small-cap lebih beresiko jika dibandingkan dengan saham big-cap.

Jika dikaitkan dengan penelitian ini, maka saham indeks LQ45 yang

tergolong saham big-cap memang memiliki risiko yang kecil dan tidak

banyak memiliki perubahan. Hal ini juga dapat diketahui pada grafik

Page 114: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

97

perubahan average volatility return saham sebelum dan sesudah January

effect berikut ini:

Gambar 4.4

Average Volatility Return Saham Sebelum dan Sesudah

January Effect

Sumber: Data diolah (2019)

Berdasarkan gambar 4.4 diatas dapat dilihat grafik average

volatility return (AVR) saham terlihat identik dan tidak menunjukan

adanya tren positif atau perbedaan yang signifikan pada 10 hari akhir

bulan Desember dan 10 hari awal bulan Januari. Walaupun pada

pembukaan tahun sempat mengalami penguatan namun setelah itu

kembali mengalami pelemahan dan penguatan yang berulang-ulang.

Maka dengan ini menjawab hipotesis kedua penelitian yaitu Ho diterima

dan Ha ditolak artinya tidak terdapat perbedaan volatility return antara

sebelum dan sesudah January effect tahun 2014-2018 pada saham LQ45

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Li & Gong (2015) yang menyatakan bahwa perbedaan tingkat

0

0.001

0.002

0.003

0.004

0.005

0.006

t-10 t-9 t-8 t-7 t-6 t-5 t-4 t-3 t-2 t-1 t+1 t+2 t+3 t+4 t+5 t+6 t+7 t+8 t+9 t+10

Nil

ai A

VR

Event Window

Pre-event Post-event

Desember Januari

Page 115: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

98

volatilitas saham bukan menjadi penyebab utama dari January effect,

melainkan adanya faktor risiko kompensasi. Namun hasil dari penelitian

ini tidak sesuai dengan penelitian Purba (2016) yang menemukan bahwa

tingkat volatilitas lebih tinggi pada awal tahun yang berarti event January

effect berpengaruh atas tingkat volatilitas saham di pasar modal Indonesia.

Page 116: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

99

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa analisis

abnormal return dan volatility return sebelum dan sesudah fenomena

January effect pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2014-2018 adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil uji One way ANOVA dan didukung uji Paired sample

t-test ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan abnormal return antara

akhir bulan Desember dan awal bulan Januari pada tahun 2014-2018,

kemudian pengujian One sample t-test ditemukan bahwa abnormal return

dari semua event window hanya terdapat pada t+2 namun tidak pada event

window lainnya. Sehingga dapat disimpulkan tidak ada perbedaaan

abnormal return saham di bulan Januari dengan abnormal return saham

di bulan Desember pada perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia pada

periode 2014-2018

2. Berdasarkan hasil uji One way ANOVA dan didukung uji Paired sample

t-test ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan volatility return antara

bulan Januari dan bulan Desember pada tahun 2014-2018, kemudian

pengujian One sample t-test ditemukan bahwa volatiliy return terjadi

semua event window, namun tidak mempengaruhi secara langsung atas

perbedaan volatility return sebelum dan sesudah January effect. Dikarenakan tingkat volatility return yang identik dan tidak menunjukan

perbedaan yang signifikan antara bulan Desember dengan bulan Januari.

Page 117: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

100

Sehingga dapat disimpulkan tidak ada perbedaaan volatility return saham

di bulan Januari dengan volatility return saham di bulan Desember pada

perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia pada periode 2014-2018.

B. Implikasi

1. Akademisi

Penelitian ini dapat menjadi referensi dan memberikan kontribusi ilmiah

dan pengetahuan mengenai pengaruh anomali perdagangan khususnya

anomali January effect sehingga dapat menguji teori-teori dari materi

perkuliahan terhadap studi kasus yang terjadi di perusahaan dan juga

untuk studi lanjutan.

2. Investor

Penelitian ini dapat membantu investor untuk mengetahui anomali pada

hari perdagangan, yaitu January effect dan juga sebagai bahan

pertimbangan dalam memutuskan waktu yang tepat untuk berinvestasi

serta dapat memahami situasi saham di masa yang akan datang.

Page 118: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

101

C. Saran

Setelah penelitian dilakukan berikut beberapa saran yang dapat penulis

sampaikan untuk penelitian selanjutnya, mengingat masih terbatasnya penelitian

ini sehingga penelitian selanjutnya dapat menyempurnakan.

1. Dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel abnormal return dan

volatility return saham. Diharapkan pada penelitian selanjutnya bisa

memasukan variabel-variabel lain dalam model penelitiannya sehingga

dapat memberikan gambaran yang lebih luas dan juga variatif.

2. Dalam penelitian ini menggunakan objek penelitian yang dilakukan oleh

penulis adalah saham perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada periode penelitian 2014-2018. Diharapkan pada

penelitian selanjutnya menggunakan objek lain untuk penelitian karena

dapat memberikan implikasi lain sehingga bermanfaat bagi pihak-pihak

yang berkepentingan.

3. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode uji hipotesis One way

ANOVA, Paired sample t-test dan One sample t-test memakai bantuan

aplikasi perangkat lunak IBM SPSS Statistics 20 sebagai alat bantu

statistik pada penelitian. Diharapkan pada penelitian selanjutnya

menggunakan metode analisis yang berbeda dengan alat bantu yang

berbeda karena akan memberikan hasil lain yang bisa memberikan

gambaran yang lebih luas.

Page 119: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

102

DAFTAR PUSTAKA

Audina, M., & Laturette, K. (2017). January Effect Pada Sektor Property, Real

Estate, dan Building Construction di BEI. ISSN:2338-1507. Jurnal Riset

Akuntansi dan Keuangan, Volume 5 No. 1: 1337–1348.

Bodie, Kane, A., & Marcus, A. (2014). Manajemen Portofolio dan Investasi, Edisi

9, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Darman. (2018). Apakah Terjadi Fenomena January Effect di Bursa Efek

Indonesia? Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan, Volume 6 No. 1: 73–80.

Fahmi, I. (2015). Pengantar Pasar Modal, Edisi 1. Bandung: Alfabeta.

Halim, A. (2015). Analisis Investasi di Aset Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana

Media.

Handayani, P. S., & Suartana, I. W. (2015). Pengaruh Hari Perdagangan Pada

Abnormal Return dan Volatilitas Return Saham Indeks LQ45. ISSN:2302-

8556. E-Jurnal Akuntansi Volume 10 No. 3: 916–932.

Hartono, J. (1999). Bias Dari Penggunaan Model Di MBAR. Journal Of Indonesian

Economy And Business. Volume 14 No. 1.

Hartono, J. (2017). Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi 11. Yogyakarta:

BPFE.

Husnan, S. (2015). Teori Portofolio & Analisis Sekuritas, Edisi Kelima.

Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Isynuwardhana, P. C. P. D. (2015). January Effect Pada Perusahaan LQ45 di Bursa

Efek Indonesia Periode 2009-2013. ISSN:2355-9357. Jurnal e-proceedings

Manajemen Volume 2 No. 1.

Kadir, S., & Kewal, S. S. (2014). Fenomena January Effect Di Bursa Efek

Indonesia (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di LQ45 Periode 2010-

2013). Jurnal Keuangan dan Bisnis, Volume 12 No. 1: 125–140.

Kartikasari, L. H. (2017). Pengujian January Effect: Studi Komparasi Pada Bursa

Efek Indonesia dan Bursa Saham Shanghai Periode 2011-2013.

ISSN:2088-7841. Journal Of Business & Banking (JBB), Volume 6 No. 1:

65–80.

Khoury, R. El, & Nahas, J. (2018). January Effect In The French Market: The Case

Of CAC40 Index. ISSN:2454:2350 International Academic Journal of

Accounting and Financial Management Volume 5 No. 3: 96–117.

Li, J., & Gong, J. (2015). Volatility Risk And January Effect: Evidence From Japan.

Page 120: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

103

ISSN 1916:9728. International Journal Of Economics And Finance,

Volume 7 No. 6: 25–30.

Mufreni, A. N. F., & Amanah, D. (2017). Pengaruh Kapitalisasi Pasar dan

Likuiditas Saham Terhadap Harga Saham Pada PT. Astra Internasional

Tbk. ISSN:2447-2275. Jurnal Ekonomi Manajemen Volume 1 No. 1: 29–

35.

Nasution, Y. S. J. (2015). Hypothesis Pasar Efisien/Efficient Market Hypothesis

(Pasar Modal Menurut Teori Fama dan Pandangan Islam). Jurnal

Perspektif Ekonomi Darussalam Volume 1 No. 1: 25–43.

Nugraha, D. P. (2011). Efek Penerapan ERM (Enterprise Risk Management) Studi

Empirik Pada Reaksi Pasar dan Kinerja Perusahaan. Tesis. Yogyakarta:

Universitas Gadjah Mada.

Nuryadi, Astuti, D.T., Utami, E. S., & Budiantara, M. (2017). Dasar-Dasar Statistik

Penelitian. Yogyakarta: Sibuku Media.

Pradnyaparamita, N. M. W., & Rahyuda, H. (2017). Pengujian Anomali Pasar

January Effect Pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia. ISSN:

2302-8912. E-Jurnal Manajemen Volume 6 No. 7.

Pratiwi, I. G. A. M. A. M. A., Dwipradnyana, I. M. M., & Diatmika, I. G. N. D.

(2018). Analisis January Effect Pada Perusahaan Bumn di Bursa Efek

Indonesia. Majalah Ilmiah Untab Volume 15 No. 1:31–36.

Purba, D. S. (2016). Analisis Resiko Event January Effect Pada Pasar Modal

ASEAN (Studi Kasus Pada Pasar Modal Indonesia, Malaysia, dan

Singapura Tahun 2005-2015). Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas

Maret.

Rifqiawan, R. A. (2015). Pengaruh Profitabilitas dan Kapitalisasi Pasar Terhadap

Nilai Emiten Jakarta Islamic Index. Jurnal Economica Ekonomi Islam,

Volume 6 No. 2: 21–36.

Sahin, S., Topaloglu, E. E., & Ege, I. (2018). January Effect Revisited: Evidence

From Borsa Istanbul And Bucharest Stock Exchange. ISSN:1916-9728.

International Journal of Economics and Finance Volume 10 No. 1: 159–

166.

Santoso, S. (2011). Mastering SPSS Versi 19. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Sari, F. A., & Sisdyani, E. A. (2014). Analisis January Effect Di Pasar Modal

Indonesia. E-Jurnal Akuntansi Volume 6 No. 2: 237–248.

Silviyani, N. L. N. T., Sujana, E., & Adiputra, I. M. P. (2014). Pengaruh Likuiditas

Perdagangan Saham dan Kapitalisasi Pasar Terhadap Return Saham

Page 121: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

104

Perusahaan yang Berada Pada Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia Tahun

2009-2013 (Studi Empiris Pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek

Indonesia). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi Undiksha Volume 2 No. 1

Simbolon, I. P. (2015). January Effect Of Stock Returns In Indonesia: The

Unconditional Method And The Conditional Method. ISSN:1993-5250.

International Journal of Business Management Volume 9 No. 6: 1221–

1225.

Subhan, M., Hasan, A., & Wijaya, E. Y. (2016). Analisis Perbedaan Abnormal

Return dan Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah January

Effect Pada Saham Indeks LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Tepak

Manajemen Bisnis Volume 8 No. 3: 1-12.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Supramono, G. (2014). Transaksi Bisnis Saham & Penyelesaian Sengketa Melalui

Pengadilan. Jakarta: Prenadamedia Group.

Tasman, A., Rasyid, R., & Timuria, I. P. (2016). Analisis January Effect: Studi

Empiris Pada Main Board Index (MBX) di Bursa Efek Indonesia. Jurnal

Kajian Manajemen Bisnis Volume 4 No. 2.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman

Modal.

Wahyuliantini, N. M., & Suarjaya, A. A. G. (2015). Pengaruh Harga Saham,

Volume Perdagangan Saham, dan Volatilitas Return Saham Pada Bid-Ask

Spread. Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan Volume 9

No. 2:146-155.

Yulita, I. K. (2017). Reaksi Pasar Modal Terhadap Pengumuman Keputusan

Investasi Raja Salman Di Indonesia. Jurnal Penelitian Volume 21 No. 1:

95-106.

Zacks, M. (2012). The Little Book of Stock Market Profits. Canada: John Wiley &

Sons, Inc., Hoboken, New Jersey.

https://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/Pages/Pengelolaan-Investasi.aspx

https://market.bisnis.com/read/20180221/190/741432/ini-dampak-tax-amnesty-

terhadap-kinerja-pasar-modal-dalam-2-tahun-terakhir

www.ojk.go.id

www.bps.go.id

Page 122: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

105

www.idx.co.id

www.investing.com

www.finance.yahoo.com

www.britama.com

Page 123: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

106

LAMPIRAN

Lampiran 1: Daftar Sampel Penelitian

No. Kode Nama Kapitalisasi (Rp)

1 ADRO Adaro Energy Tbk 34,864,698,580,000

2 AKRA AKR Corporindo Tbk 16,978,182,812,500

3 ASII Astra International Tbk 275,288,161,352,000

4 BBCA Bank Central Asia Tbk 234,321,207,552,000

5 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 72,925,571,077,350

6 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 177,062,910,255,000

7 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk 22,571,125,603,680

8 GGRM Gudang Garam Tbk 80,811,696,000,000

9 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 57,950,814,900,000

10 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 73,624,633,980,000

11 KLBF Kalbe Farma Tbk 58,593,902,637,500

12 LPKR Lippo Karawaci Tbk 21,000,697,553,290

13 LSIP London Sumatera Plantation Tbk 13,168,127,452,450

14 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk 108,480,749,177,100

15 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk 23,502,144,870,000

16 PWON Pakuwon Jati Tbk 13,003,092,648,000

17 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk 83,931,008,000,000

18 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk 216,719,992,260,000

19 UNTR United Tractors Tbk 70,872,567,584,000

20 UNVR Unilever Indonesia Tbk 198,380,000,000,000

Sumber: Bursa Efek Indonesia (2019)

Page 124: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

107

Lampiran 2: Perhitungan AAR Saham Sebelum dan Sesudah January Effect

AD

RO

AK

RA

ASI

IB

BCA

BB

NI

BB

RI

BSD

EG

GR

MIN

DF

INTP

KLB

FLP

KR

LSIP

PGA

SPT

BA

PWO

NSM

GR

TLK

MU

NTR

UN

VR

t-1

-0.0

003

0.00

010.

0049

0.00

760.

0010

-0.0

045

0.02

59-0

.005

00.

0140

-0.0

154

-0.0

060

0.00

57-0

.004

20.

0080

0.00

360.

0113

-0.0

105

0.00

290.

0017

-0.0

249

0.00

08

t-2

-0.0

263

-0.0

069

-0.0

056

-0.0

037

-0.0

013

0.02

190.

0135

-0.0

036

-0.0

089

0.00

050.

0131

-0.0

021

0.00

33-0

.009

30.

0040

0.00

08-0

.003

7-0

.003

2-0

.000

30.

0210

0.00

02

t-3

0.00

16-0

.002

90.

0095

-0.0

100

-0.0

056

-0.0

074

-0.0

188

-0.0

189

0.00

32-0

.009

60.

0089

-0.0

035

0.00

43-0

.004

90.

0047

-0.0

027

-0.0

116

0.01

86-0

.005

00.

0217

-0.0

014

t-4

0.00

35-0

.041

90.

0053

0.03

090.

0003

0.02

52-0

.007

3-0

.008

90.

0000

-0.0

043

-0.0

017

-0.0

016

-0.0

088

0.01

00-0

.008

3-0

.016

5-0

.002

1-0

.014

20.

0041

-0.0

148

-0.0

026

t-5

0.00

710.

0184

-0.0

052

-0.0

178

0.00

06-0

.019

7-0

.001

90.

0168

-0.0

101

0.00

25-0

.034

8-0

.010

50.

0543

0.00

43-0

.023

30.

0262

0.00

45-0

.010

40.

0140

0.00

910.

0012

t-6

-0.0

072

0.00

110.

0170

-0.0

012

-0.0

041

-0.0

161

-0.0

271

-0.0

074

-0.0

158

-0.0

156

0.02

03-0

.005

0-0

.006

2-0

.012

4-0

.008

5-0

.006

50.

0133

0.01

600.

0146

-0.0

018

-0.0

026

t-7

0.02

080.

0138

-0.0

041

-0.0

088

-0.0

048

0.01

57-0

.016

10.

0034

-0.0

039

0.01

790.

0014

-0.0

032

0.01

220.

0186

0.01

480.

0172

0.01

590.

0071

-0.0

177

-0.0

034

0.00

48

t-8

0.00

160.

0096

-0.0

162

-0.0

031

0.01

07-0

.003

30.

0171

0.02

150.

0032

0.01

95-0

.018

00.

0046

-0.0

057

-0.0

039

-0.0

045

-0.0

106

-0.0

020

-0.0

229

-0.0

047

0.00

58-0

.000

1

t-9

-0.0

115

0.00

940.

0176

0.00

360.

0044

-0.0

060

-0.0

014

-0.0

009

-0.0

070

-0.0

122

0.01

770.

0017

-0.0

333

-0.0

056

-0.0

088

-0.0

266

-0.0

029

0.00

35-0

.000

7-0

.000

9-0

.003

0

t-10

0.01

08-0

.001

7-0

.018

20.

0007

0.00

23-0

.002

30.

0171

0.00

030.

0219

0.01

31-0

.001

30.

0123

-0.0

151

-0.0

029

0.02

780.

0088

-0.0

012

0.00

23-0

.010

7-0

.014

80.

0024

t-1

-0.0

016

0.02

110.

0030

-0.0

051

-0.0

062

-0.0

069

-0.0

039

0.01

500.

0132

0.00

25-0

.009

0-0

.004

2-0

.014

00.

0012

-0.0

060

-0.0

166

-0.0

056

-0.0

014

0.00

400.

0035

-0.0

008

t-2

-0.0

207

0.01

18-0

.001

0-0

.003

5-0

.010

90.

0033

-0.0

035

-0.0

069

-0.0

001

-0.0

060

-0.0

044

0.03

550.

0201

-0.0

045

-0.0

060

-0.0

233

0.00

49-0

.000

50.

0007

0.00

90-0

.000

3

t-3

0.00

30-0

.018

30.

0006

0.00

180.

0073

-0.0

134

-0.0

121

-0.0

034

-0.0

088

-0.0

051

-0.0

019

-0.0

011

-0.0

124

0.01

050.

0060

-0.0

219

-0.0

031

0.00

19-0

.009

7-0

.005

7-0

.004

3

t-4

-0.0

065

0.01

880.

0157

0.00

48-0

.012

10.

0055

-0.0

066

-0.0

050

0.00

69-0

.004

7-0

.008

70.

0018

-0.0

029

0.01

15-0

.017

80.

0106

0.00

23-0

.003

8-0

.003

1-0

.005

50.

0000

t-5

-0.0

022

-0.0

133

-0.0

113

-0.0

029

0.01

410.

0131

-0.0

113

0.00

27-0

.001

60.

0203

0.01

55-0

.016

8-0

.005

10.

0074

-0.0

096

-0.0

255

0.01

130.

0070

0.00

82-0

.016

3-0

.000

8

t-6

-0.0

064

0.00

10-0

.006

40.

0131

0.00

73-0

.011

8-0

.015

3-0

.026

80.

0103

0.02

510.

0063

-0.0

066

-0.0

022

-0.0

066

-0.0

286

0.05

600.

0059

-0.0

002

-0.0

141

0.00

280.

0001

t-7

0.01

34-0

.012

70.

0095

-0.0

037

-0.0

037

0.00

230.

0042

0.00

61-0

.003

1-0

.013

30.

0063

0.00

290.

0029

-0.0

023

0.00

91-0

.005

50.

0003

0.00

77-0

.009

00.

0164

0.00

14

t-8

0.00

78-0

.014

7-0

.015

6-0

.000

50.

0137

0.01

800.

0578

0.00

75-0

.023

5-0

.005

8-0

.014

0-0

.016

60.

0138

-0.0

095

0.04

500.

0185

-0.0

111

-0.0

105

0.03

64-0

.021

20.

0038

t-9

0.01

15-0

.011

60.

0202

0.00

220.

0018

-0.0

042

0.02

01-0

.002

6-0

.002

6-0

.009

0-0

.014

40.

0013

0.00

040.

0004

0.00

270.

0016

-0.0

028

0.00

57-0

.004

80.

0095

0.00

13

t-10

-0.0

026

0.01

31-0

.017

4-0

.005

1-0

.013

8-0

.001

5-0

.028

90.

0092

0.00

49-0

.006

80.

0229

0.00

48-0

.002

3-0

.005

30.

0055

0.00

73-0

.001

4-0

.003

8-0

.009

90.

0120

-0.0

010

t-1

-0.0

164

0.03

64-0

.002

00.

0039

-0.0

040

-0.0

039

-0.0

108

-0.0

048

0.00

42-0

.019

20.

0135

-0.0

062

0.00

42-0

.011

6-0

.016

9-0

.000

60.

0119

-0.0

025

0.01

08-0

.011

8-0

.001

3

t-2

0.01

640.

0053

0.00

79-0

.003

5-0

.003

9-0

.001

9-0

.007

20.

0006

-0.0

085

-0.0

121

0.02

760.

0050

0.00

26-0

.020

40.

0003

-0.0

092

0.00

48-0

.011

40.

0048

0.00

350.

0000

t-3

0.00

62-0

.020

7-0

.000

90.

0077

0.01

670.

0129

0.01

66-0

.018

50.

0301

-0.0

165

-0.0

009

0.02

430.

0278

-0.0

597

-0.0

097

-0.0

015

-0.0

250

-0.0

071

0.02

730.

0002

0.00

05

t-4

0.00

42-0

.016

7-0

.005

40.

0043

-0.0

028

0.01

110.

0002

-0.0

027

-0.0

019

0.00

33-0

.024

60.

0227

-0.0

006

0.02

56-0

.018

60.

0025

0.01

76-0

.006

5-0

.022

6-0

.006

2-0

.000

8

t-5

0.00

41-0

.020

5-0

.025

50.

0025

0.00

68-0

.009

70.

0166

0.02

47-0

.007

20.

0039

-0.0

055

-0.0

597

-0.0

147

-0.0

056

0.00

62-0

.033

6-0

.001

00.

0028

-0.0

239

0.03

41-0

.005

3

t-6

0.00

230.

0137

-0.0

023

-0.0

043

-0.0

258

0.01

330.

0153

-0.0

128

-0.0

210

0.02

40-0

.018

0-0

.019

0-0

.000

3-0

.010

4-0

.042

8-0

.002

30.

0318

0.00

98-0

.007

5-0

.013

6-0

.003

5

t-7

0.00

520.

0100

0.00

490.

0009

0.00

72-0

.005

7-0

.005

70.

0026

0.00

64-0

.000

70.

0089

0.00

92-0

.001

80.

0181

0.01

460.

0307

-0.0

136

0.00

69-0

.010

80.

0001

0.00

44

t-8

-0.0

001

0.00

250.

0091

-0.0

071

-0.0

109

-0.0

228

-0.0

111

-0.0

063

0.00

590.

0069

0.02

940.

0125

-0.0

068

0.03

52-0

.005

00.

0589

0.00

100.

0027

-0.0

407

0.02

080.

0037

t-9

0.02

780.

0262

-0.0

100

0.01

330.

0240

0.01

750.

0013

0.01

580.

0003

-0.0

154

-0.0

141

0.00

46-0

.001

40.

0125

0.00

630.

0100

-0.0

074

0.01

00-0

.018

3-0

.018

20.

0042

t-10

-0.0

458

-0.0

362

0.02

25-0

.012

7-0

.011

5-0

.010

1-0

.014

30.

0011

-0.0

106

0.02

88-0

.018

10.

0038

-0.0

056

0.01

620.

0660

-0.0

504

-0.0

177

-0.0

086

0.07

66-0

.012

5-0

.002

0

t-1

0.00

270.

0134

0.01

640.

0070

0.00

900.

0033

0.02

150.

0058

0.01

440.

0032

-0.0

208

-0.0

024

-0.0

064

-0.0

125

0.00

46-0

.016

9-0

.024

40.

0119

0.02

47-0

.022

90.

0016

t-2

-0.0

060

0.00

110.

0050

0.02

190.

0036

0.00

00-0

.016

2-0

.017

10.

0039

-0.0

052

-0.0

132

-0.0

076

0.01

080.

0129

0.01

29-0

.031

0-0

.004

40.

0083

-0.0

160

0.00

02-0

.001

8

t-3

0.00

24-0

.010

8-0

.010

4-0

.027

50.

0073

0.00

720.

0179

-0.0

072

-0.0

321

0.01

460.

0182

0.01

23-0

.015

00.

0065

-0.0

140

0.03

780.

0138

0.00

400.

0080

0.00

850.

0021

t-4

0.00

670.

0056

0.01

070.

0055

-0.0

135

-0.0

102

-0.0

091

0.02

630.

0290

-0.0

141

-0.0

058

-0.0

064

0.00

49-0

.024

40.

0116

-0.0

008

-0.0

085

-0.0

074

-0.0

019

-0.0

066

-0.0

004

t-5

-0.0

147

0.02

59-0

.025

9-0

.008

1-0

.008

30.

0034

-0.0

292

0.00

070.

0109

-0.0

031

0.01

460.

0127

-0.0

078

0.02

90-0

.024

40.

0025

0.01

46-0

.012

30.

0211

0.00

660.

0004

t-6

0.00

85-0

.009

3-0

.009

5-0

.002

6-0

.002

30.

0022

-0.0

095

0.00

190.

0027

-0.0

058

0.00

29-0

.003

6-0

.015

2-0

.009

10.

0146

0.01

52-0

.016

60.

0047

-0.0

037

0.00

55-0

.001

4

t-7

-0.0

158

0.00

910.

0296

-0.0

028

-0.0

038

-0.0

093

-0.0

039

0.00

20-0

.016

50.

0093

0.00

980.

0021

0.00

520.

0022

0.01

850.

0208

0.02

640.

0236

-0.0

031

-0.0

126

0.00

45

t-8

0.00

36-0

.018

7-0

.006

80.

0035

-0.0

023

0.00

310.

0209

-0.0

027

0.00

000.

0041

0.01

34-0

.000

4-0

.024

2-0

.002

5-0

.008

4-0

.012

5-0

.017

8-0

.013

0-0

.002

90.

0061

-0.0

029

t-9

0.02

22-0

.002

80.

0123

-0.0

034

0.01

760.

0053

-0.0

078

-0.0

111

0.00

59-0

.030

0-0

.033

10.

0145

0.01

630.

0050

-0.0

063

-0.0

256

-0.0

057

0.00

21-0

.020

80.

0101

-0.0

018

t-10

-0.0

053

-0.0

165

-0.0

191

0.00

21-0

.006

8-0

.005

30.

0155

0.00

08-0

.018

00.

0264

0.01

04-0

.020

40.

0288

-0.0

084

-0.0

076

0.01

450.

0239

-0.0

173

-0.0

090

0.00

71-0

.000

2

t-1

-0.0

222

-0.0

158

0.02

49-0

.007

3-0

.012

2-0

.005

7-0

.003

10.

0146

-0.0

137

-0.0

017

-0.0

006

0.01

090.

0832

0.00

97-0

.014

7-0

.001

6-0

.036

30.

0027

0.01

190.

0165

0.00

20

t-2

-0.0

071

-0.0

067

-0.0

164

0.01

34-0

.006

30.

0156

-0.0

072

-0.0

042

0.00

690.

0328

-0.0

029

0.02

13-0

.015

8-0

.016

3-0

.014

20.

0083

0.01

580.

0136

-0.0

083

-0.0

049

0.00

09

t-3

-0.0

042

0.01

13-0

.012

7-0

.005

2-0

.004

80.

0172

-0.0

095

-0.0

054

-0.0

043

-0.0

040

0.01

750.

0105

0.01

820.

0069

-0.0

226

-0.0

170

0.01

03-0

.009

1-0

.002

3-0

.011

3-0

.001

0

t-4

0.00

410.

0158

0.00

590.

0127

-0.0

098

0.00

30-0

.006

3-0

.011

4-0

.000

9-0

.020

9-0

.000

60.

0065

-0.0

218

0.01

280.

0258

0.03

72-0

.004

70.

0028

0.00

40-0

.000

50.

0027

t-5

0.02

230.

0178

-0.0

046

-0.0

029

0.01

98-0

.011

0-0

.003

90.

0034

-0.0

033

-0.0

031

-0.0

249

-0.0

126

-0.0

389

-0.0

234

-0.0

134

-0.0

061

0.00

450.

0053

0.00

41-0

.006

7-0

.003

9

t-6

0.00

190.

0147

0.00

18-0

.000

90.

0027

0.00

23-0

.017

5-0

.006

3-0

.001

20.

0126

-0.0

002

0.00

04-0

.019

3-0

.010

60.

0849

0.00

220.

0020

0.00

450.

0039

-0.0

154

0.00

31

t-7

0.01

61-0

.010

3-0

.002

9-0

.004

70.

0159

0.00

870.

0238

-0.0

074

0.01

77-0

.042

4-0

.002

5-0

.028

4-0

.014

8-0

.002

2-0

.018

70.

0025

0.01

29-0

.018

30.

0014

0.01

19-0

.002

1

t-8

-0.0

054

-0.0

333

-0.0

172

-0.0

043

-0.0

160

-0.0

054

-0.0

114

0.02

420.

0049

-0.0

211

0.00

98-0

.026

20.

0095

-0.0

217

0.00

810.

0035

-0.0

168

-0.0

036

-0.0

053

0.00

74-0

.006

0

t-9

0.00

71-0

.002

70.

0054

0.00

060.

0127

-0.0

177

0.03

160.

0068

-0.0

061

-0.0

052

-0.0

166

0.00

320.

0109

0.01

94-0

.007

2-0

.015

00.

0025

-0.0

034

-0.0

050

0.01

890.

0020

t-10

-0.0

154

0.00

540.

0178

0.00

040.

0024

-0.0

085

0.00

30-0

.014

10.

0006

0.05

030.

0163

0.01

21-0

.008

70.

0248

-0.0

116

-0.0

135

0.01

110.

0005

-0.0

072

-0.0

132

0.00

26

AR

Seb

elum

2015

/201

6

2016

/201

7

2017

/201

8

AA

R

Sebe

lum

Peri

ode

Ket

2013

/201

4

2014

/201

5

Sumber: Data diolah (2019)

Page 125: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

108

AD

RO

AK

RA

ASI

IB

BCA

BB

NI

BB

RI

BSD

EG

GR

MIN

DF

INTP

KLB

FLP

KR

LSIP

PGA

SPT

BA

PWO

NSM

GR

TLK

MU

NTR

UN

VR

t+1

-0.0

301

0.00

580.

0052

0.00

48-0

.029

2-0

.027

6-0

.018

00.

0085

0.00

98-0

.001

90.

0318

-0.0

191

0.00

510.

0242

0.01

81-0

.018

40.

0036

-0.0

033

0.01

860.

0125

0.00

00

t+2

-0.0

124

0.01

71-0

.016

1-0

.012

60.

0054

0.02

550.

0235

-0.0

080

0.00

39-0

.001

80.

0144

0.00

84-0

.005

90.

0104

-0.0

049

0.04

540.

0092

-0.0

062

0.01

010.

0030

0.00

54

t+3

-0.0

503

0.00

280.

0228

-0.0

031

-0.0

228

-0.0

091

0.00

15-0

.003

3-0

.001

30.

0262

0.00

08-0

.014

4-0

.005

0-0

.015

6-0

.041

9-0

.009

70.

0097

-0.0

070

-0.0

040

0.01

850.

0053

t+4

-0.0

314

0.00

23-0

.000

80.

0094

0.00

940.

0173

-0.0

149

0.00

42-0

.006

7-0

.002

3-0

.017

50.

0008

-0.0

432

-0.0

166

0.00

31-0

.006

80.

0043

-0.0

010

0.01

40-0

.017

20.

0047

t+5

0.07

66-0

.001

3-0

.011

8-0

.011

30.

0021

-0.0

006

0.03

00-0

.026

50.

0087

-0.0

091

-0.0

011

-0.0

077

0.04

31-0

.001

10.

0362

0.01

60-0

.019

70.

0089

-0.0

151

-0.0

087

0.00

54

t+6

0.02

080.

0028

-0.0

063

0.00

850.

0253

0.01

880.

0050

-0.0

095

-0.0

195

-0.0

013

0.01

76-0

.000

5-0

.021

10.

0154

-0.0

032

-0.0

285

-0.0

033

-0.0

067

-0.0

334

-0.0

074

0.00

13

t+7

-0.0

088

-0.0

044

-0.0

213

-0.0

169

-0.0

019

0.00

150.

0355

0.00

480.

0097

0.01

190.

0050

0.00

87-0

.034

90.

0318

-0.0

051

-0.0

430

0.03

460.

0131

0.01

08-0

.025

70.

0003

t+8

-0.0

121

0.01

050.

0000

0.00

330.

0050

0.02

200.

0124

-0.0

120

-0.0

041

0.00

84-0

.006

70.

0050

-0.0

121

-0.0

242

-0.0

282

0.04

81-0

.006

9-0

.001

50.

0005

0.00

310.

0005

t+9

-0.0

048

-0.0

144

0.02

830.

0020

0.01

11-0

.017

2-0

.057

20.

0246

-0.0

120

-0.0

166

-0.0

211

0.00

530.

0412

-0.0

131

0.01

22-0

.016

1-0

.008

2-0

.019

1-0

.009

10.

0213

0.00

31

t+10

0.04

95-0

.018

80.

0034

0.01

25-0

.003

9-0

.032

7-0

.017

90.

0227

0.00

85-0

.010

2-0

.018

50.

0126

0.03

72-0

.011

70.

0119

0.01

40-0

.023

40.

0183

0.00

92-0

.004

00.

0029

t+1

0.00

820.

0743

-0.0

119

0.00

73-0

.005

3-0

.006

10.

0175

0.01

650.

0880

-0.0

143

-0.0

102

0.00

13-0

.004

70.

0006

-0.0

003

0.04

87-0

.004

1-0

.003

0-0

.006

5-0

.002

50.

0097

t+2

-0.0

025

0.00

55-0

.012

50.

0006

-0.0

087

0.00

020.

0283

0.03

45-0

.002

60.

0057

0.00

540.

0000

0.01

63-0

.001

10.

0103

0.01

420.

0059

-0.0

054

-0.0

228

0.00

440.

0038

t+3

-0.0

007

0.00

12-0

.002

0-0

.003

50.

0085

0.00

39-0

.010

3-0

.012

9-0

.013

9-0

.008

20.

0080

-0.0

121

-0.0

036

-0.0

017

-0.0

084

-0.0

242

-0.0

095

-0.0

011

0.00

920.

0145

-0.0

033

t+4

0.00

63-0

.026

6-0

.004

60.

0001

-0.0

016

0.01

00-0

.006

10.

0128

-0.0

343

0.00

340.

0066

-0.0

004

-0.0

129

0.00

120.

0104

0.02

20-0

.005

3-0

.005

4-0

.002

00.

0026

-0.0

012

t+5

-0.0

149

-0.0

049

-0.0

105

-0.0

106

-0.0

015

0.01

540.

0127

-0.0

343

-0.0

149

-0.0

017

-0.0

082

0.00

720.

0490

0.00

76-0

.013

90.

0157

-0.0

067

0.00

97-0

.008

60.

0047

-0.0

004

t+6

0.03

00-0

.006

5-0

.007

8-0

.003

10.

0106

0.00

22-0

.018

6-0

.020

70.

0088

-0.0

184

-0.0

057

0.01

63-0

.006

40.

0074

0.01

08-0

.012

9-0

.008

60.

0094

0.01

04-0

.007

9-0

.000

5

t+7

0.00

32-0

.006

90.

0143

0.00

92-0

.005

6-0

.014

8-0

.012

60.

0072

0.00

070.

0122

0.00

420.

0046

0.00

100.

0137

-0.0

101

0.00

940.

0198

-0.0

038

0.00

21-0

.022

70.

0012

t+8

-0.0

228

-0.0

198

0.01

17-0

.001

00.

0049

-0.0

023

-0.0

005

-0.0

045

-0.0

180

0.00

920.

0137

-0.0

309

-0.0

114

-0.0

270

-0.0

191

-0.0

820

0.00

65-0

.000

50.

0186

0.01

49-0

.008

0

t+9

-0.0

066

-0.0

101

0.00

59-0

.001

60.

0009

0.00

47-0

.001

60.

0033

0.00

000.

0036

-0.0

056

-0.0

016

-0.0

244

-0.0

155

0.01

400.

0020

-0.0

045

0.00

090.

0036

0.00

48-0

.001

4

t+10

-0.0

032

-0.0

099

0.01

850.

0009

0.00

07-0

.013

0-0

.013

5-0

.000

4-0

.014

70.

0100

-0.0

032

0.01

32-0

.001

00.

0123

0.00

910.

0074

0.01

12-0

.000

6-0

.006

3-0

.010

90.

0003

t+1

-0.0

179

0.00

94-0

.010

50.

0051

-0.0

116

0.01

250.

0059

-0.0

145

0.03

43-0

.014

2-0

.013

3-0

.010

5-0

.044

8-0

.008

3-0

.032

40.

0180

-0.0

019

0.02

35-0

.026

6-0

.007

3-0

.005

3

t+2

0.01

56-0

.006

10.

0316

0.00

660.

0058

0.00

070.

0045

-0.0

180

0.00

41-0

.025

1-0

.036

3-0

.002

20.

0368

-0.0

044

0.03

31-0

.018

8-0

.004

10.

0082

0.00

11-0

.022

30.

0005

t+3

0.00

240.

0109

-0.0

184

-0.0

223

0.00

94-0

.017

0-0

.008

20.

0074

0.01

910.

0350

0.03

17-0

.022

9-0

.024

6-0

.020

7-0

.012

2-0

.019

90.

0122

0.00

16-0

.002

60.

0262

-0.0

006

t+4

-0.0

008

0.06

57-0

.005

60.

0013

0.00

10-0

.009

90.

0065

0.00

29-0

.001

50.

0067

-0.0

015

0.00

66-0

.000

9-0

.014

2-0

.020

90.

0105

-0.0

024

0.00

780.

0074

-0.0

064

0.00

26

t+5

0.02

520.

0079

0.00

84-0

.001

8-0

.000

70.

0261

0.00

310.

0118

-0.0

173

-0.0

213

0.04

090.

0166

0.00

22-0

.009

0-0

.013

4-0

.002

1-0

.007

9-0

.025

6-0

.005

9-0

.002

30.

0017

t+6

0.01

55-0

.045

9-0

.005

3-0

.002

30.

0014

-0.0

049

-0.0

174

0.00

59-0

.000

90.

0030

0.01

87-0

.007

1-0

.000

80.

0077

0.03

94-0

.003

70.

0084

-0.0

063

0.01

540.

0092

0.00

15

t+7

-0.0

112

0.00

37-0

.015

30.

0171

-0.0

149

0.00

60-0

.006

70.

0082

0.00

21-0

.021

6-0

.017

8-0

.004

7-0

.014

1-0

.006

9-0

.012

30.

0275

-0.0

051

0.01

060.

0206

-0.0

033

-0.0

019

t+8

-0.0

101

0.00

10-0

.009

90.

0020

0.00

77-0

.007

00.

0060

-0.0

124

-0.0

135

0.02

870.

0057

0.02

830.

0053

0.04

190.

0198

0.01

970.

0023

0.00

63-0

.012

1-0

.011

20.

0049

t+9

0.00

09-0

.022

2-0

.000

2-0

.003

20.

0139

0.01

620.

0019

0.00

34-0

.022

20.

0013

-0.0

016

0.00

060.

0437

-0.0

023

0.00

01-0

.022

5-0

.010

2-0

.008

70.

0080

0.00

370.

0000

t+10

-0.0

171

-0.0

234

0.02

520.

0021

-0.0

080

-0.0

224

0.00

100.

0086

-0.0

026

0.00

78-0

.021

8-0

.000

3-0

.006

90.

0200

-0.0

045

-0.0

117

0.00

97-0

.013

2-0

.006

80.

0129

-0.0

026

t+1

0.02

46-0

.029

8-0

.005

10.

0202

-0.0

067

0.01

86-0

.009

8-0

.007

0-0

.022

0-0

.000

4-0

.000

30.

0045

0.00

730.

0455

0.02

320.

0232

-0.0

005

-0.0

063

-0.0

118

0.00

080.

0034

t+2

-0.0

020

0.00

60-0

.020

3-0

.005

90.

0072

0.00

640.

0165

-0.0

097

-0.0

125

0.01

20-0

.000

50.

0433

-0.0

180

0.00

29-0

.015

90.

0016

0.01

02-0

.000

80.

0040

0.01

120.

0018

t+3

-0.0

090

-0.0

195

0.01

97-0

.001

3-0

.003

8-0

.019

6-0

.015

90.

0341

0.01

38-0

.004

80.

0054

-0.0

301

0.00

26-0

.011

8-0

.016

7-0

.015

7-0

.008

40.

0001

0.01

79-0

.005

6-0

.003

4

t+4

0.02

460.

0040

0.01

02-0

.003

7-0

.008

8-0

.007

40.

0110

-0.0

194

-0.0

031

-0.0

119

-0.0

057

-0.0

299

0.00

59-0

.011

80.

0251

0.00

57-0

.016

20.

0132

-0.0

182

-0.0

077

-0.0

022

t+5

-0.0

011

0.01

420.

0008

-0.0

114

0.00

43-0

.018

5-0

.001

9-0

.004

1-0

.006

1-0

.003

00.

0013

0.02

72-0

.002

7-0

.017

5-0

.027

9-0

.023

70.

0002

0.00

750.

0183

0.00

39-0

.002

0

t+6

-0.0

183

0.04

800.

0101

0.00

510.

0082

0.00

05-0

.032

1-0

.008

90.

0181

-0.0

123

0.00

550.

0074

0.03

96-0

.008

90.

0057

-0.0

155

0.00

14-0

.004

1-0

.000

4-0

.005

30.

0022

t+7

0.02

850.

0017

-0.0

174

-0.0

032

0.00

640.

0034

0.00

060.

0071

0.00

590.

0017

0.00

500.

0112

0.00

470.

0265

0.00

210.

0100

-0.0

145

-0.0

083

-0.0

035

0.00

250.

0035

t+8

-0.0

239

-0.0

065

-0.0

085

0.00

48-0

.002

90.

0095

0.02

020.

0061

-0.0

009

0.00

93-0

.001

80.

0102

-0.0

183

-0.0

207

0.00

650.

0181

-0.0

019

0.00

17-0

.023

30.

0046

-0.0

009

t+9

-0.0

136

-0.0

114

0.01

34-0

.000

3-0

.008

90.

0079

0.00

580.

0005

0.00

650.

0050

-0.0

039

-0.0

141

-0.0

059

0.01

400.

0055

-0.0

007

0.02

07-0

.001

00.

0348

-0.0

056

0.00

24

t+10

-0.0

055

-0.0

113

0.00

08-0

.003

50.

0051

-0.0

021

0.00

960.

0063

-0.0

023

0.00

760.

0000

-0.0

265

-0.0

153

-0.0

183

-0.0

071

-0.0

001

0.00

460.

0016

-0.0

149

0.00

45-0

.003

3

t+1

0.00

02-0

.020

2-0

.006

7-0

.001

0-0

.006

00.

0008

0.00

01-0

.022

7-0

.012

00.

0467

0.02

87-0

.005

8-0

.055

00.

0097

-0.0

304

0.00

070.

0354

0.00

56-0

.032

90.

0059

-0.0

029

t+2

0.00

230.

0121

0.00

460.

0043

-0.0

151

0.00

120.

0008

0.01

760.

0100

-0.0

016

0.00

630.

0059

0.01

850.

0068

0.03

150.

0172

0.00

89-0

.005

50.

0046

-0.0

096

0.00

60

t+3

0.00

24-0

.003

40.

0121

0.00

93-0

.008

0-0

.015

70.

0054

0.02

490.

0085

-0.0

006

0.01

630.

0126

0.02

74-0

.005

6-0

.063

60.

0002

0.06

01-0

.009

50.

0017

-0.0

197

0.00

27

t+4

-0.0

097

-0.0

090

-0.0

027

-0.0

051

-0.0

177

0.01

18-0

.009

3-0

.000

3-0

.007

60.

0092

-0.0

072

-0.0

050

-0.0

162

0.00

72-0

.026

80.

0134

-0.0

297

0.00

420.

0115

0.00

05-0

.004

4

t+5

0.05

260.

0366

-0.0

046

0.00

05-0

.001

30.

0018

0.00

56-0

.003

20.

0212

0.00

030.

0072

0.01

450.

0316

0.02

270.

0213

0.00

26-0

.003

8-0

.005

3-0

.008

90.

0038

0.00

98

t+6

-0.0

015

-0.0

199

-0.0

098

0.00

680.

0066

-0.0

020

-0.0

028

-0.0

330

-0.0

054

-0.0

119

0.00

220.

0064

0.00

83-0

.017

90.

0085

-0.0

203

0.01

56-0

.001

80.

0078

-0.0

103

-0.0

037

t+7

-0.0

004

-0.0

097

0.01

59-0

.004

80.

0027

-0.0

079

-0.0

205

0.02

06-0

.002

10.

0055

-0.0

194

-0.0

023

0.02

100.

0112

0.00

54-0

.028

7-0

.037

70.

0078

0.02

710.

0178

0.00

01

t+8

-0.0

393

0.00

65-0

.004

50.

0081

0.00

120.

0052

0.00

29-0

.002

40.

0046

-0.0

074

0.00

25-0

.020

6-0

.005

5-0

.016

9-0

.029

50.

0266

-0.0

074

-0.0

013

-0.0

120

0.00

28-0

.004

3

t+9

0.01

070.

0029

-0.0

045

-0.0

133

0.00

610.

0035

0.00

910.

0063

-0.0

053

-0.0

141

-0.0

273

-0.0

061

-0.0

066

-0.0

105

0.01

370.

0075

-0.0

286

0.00

180.

0057

0.00

33-0

.002

3

t+10

-0.0

217

0.00

780.

0004

-0.0

003

0.02

690.

0055

0.00

88-0

.012

0-0

.008

3-0

.023

0-0

.009

90.

0044

-0.0

218

-0.0

105

0.00

94-0

.016

0-0

.012

50.

0034

-0.0

031

0.00

78-0

.003

2

2017

/201

8

Ket

Peri

ode

2013

/201

4

2014

/201

5

2015

/201

6

2016

/201

7

AR

Ses

udah

AA

R

Sesu

dah

Sumber: Data diolah (2019)

Page 126: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

109

Lampiran 3: Perhitungan AVR Saham Sebelum dan Sesudah January Effect

ADRO

AKRA

ASII

BBCA

BBN

IBB

RIBS

DE

GG

RMIN

DF

INTP

KLBF

LPKR

LSIP

PGAS

PTBA

PWO

NSM

GR

TLKM

UN

TRU

NVR

t-1

0.00

010.

0000

0.00

160.

0025

0.00

030.

0015

0.00

860.

0017

0.00

470.

0051

0.00

200.

0019

0.00

140.

0027

0.00

120.

0038

0.00

350.

0010

0.00

060.

0083

0.00

26

t-2

0.00

880.

0023

0.00

190.

0012

0.00

040.

0073

0.00

450.

0012

0.00

300.

0002

0.00

440.

0007

0.00

110.

0031

0.00

130.

0003

0.00

120.

0011

0.00

010.

0070

0.00

25

t-3

0.00

050.

0010

0.00

320.

0033

0.00

190.

0025

0.00

630.

0063

0.00

110.

0032

0.00

300.

0012

0.00

140.

0016

0.00

160.

0009

0.00

390.

0062

0.00

170.

0072

0.00

29

t-4

0.00

120.

0140

0.00

180.

0103

0.00

010.

0084

0.00

240.

0030

0.00

000.

0014

0.00

060.

0005

0.00

290.

0033

0.00

280.

0055

0.00

070.

0047

0.00

140.

0049

0.00

35

t-5

0.00

240.

0061

0.00

170.

0059

0.00

020.

0066

0.00

060.

0056

0.00

340.

0008

0.01

160.

0035

0.01

810.

0014

0.00

780.

0087

0.00

150.

0035

0.00

470.

0030

0.00

49

t-6

0.00

240.

0004

0.00

570.

0004

0.00

140.

0054

0.00

900.

0025

0.00

530.

0052

0.00

680.

0017

0.00

210.

0041

0.00

280.

0022

0.00

440.

0053

0.00

490.

0006

0.00

36

t-7

0.00

690.

0046

0.00

140.

0029

0.00

160.

0052

0.00

540.

0011

0.00

130.

0060

0.00

050.

0011

0.00

410.

0062

0.00

490.

0057

0.00

530.

0024

0.00

590.

0011

0.00

37

t-8

0.00

050.

0032

0.00

540.

0010

0.00

360.

0011

0.00

570.

0072

0.00

110.

0065

0.00

600.

0015

0.00

190.

0013

0.00

150.

0035

0.00

070.

0076

0.00

160.

0019

0.00

31

t-9

0.00

380.

0031

0.00

590.

0012

0.00

150.

0020

0.00

050.

0003

0.00

230.

0041

0.00

590.

0006

0.01

110.

0019

0.00

290.

0089

0.00

100.

0012

0.00

020.

0003

0.00

29

t-10

0.00

360.

0006

0.00

610.

0002

0.00

080.

0008

0.00

570.

0001

0.00

730.

0044

0.00

040.

0041

0.00

500.

0010

0.00

930.

0029

0.00

040.

0008

0.00

360.

0049

0.00

31

t-1

0.00

050.

0070

0.00

100.

0017

0.00

210.

0023

0.00

130.

0050

0.00

440.

0008

0.00

300.

0014

0.00

470.

0004

0.00

200.

0055

0.00

190.

0005

0.00

130.

0012

0.00

24

t-2

0.00

690.

0039

0.00

030.

0012

0.00

360.

0011

0.00

120.

0023

0.00

000.

0020

0.00

150.

0118

0.00

670.

0015

0.00

200.

0078

0.00

160.

0002

0.00

020.

0030

0.00

29

t-3

0.00

100.

0061

0.00

020.

0006

0.00

240.

0045

0.00

400.

0011

0.00

290.

0017

0.00

060.

0004

0.00

410.

0035

0.00

200.

0073

0.00

100.

0006

0.00

320.

0019

0.00

25

t-4

0.00

220.

0063

0.00

520.

0016

0.00

400.

0018

0.00

220.

0017

0.00

230.

0016

0.00

290.

0006

0.00

100.

0038

0.00

590.

0035

0.00

080.

0013

0.00

100.

0018

0.00

26

t-5

0.00

070.

0044

0.00

380.

0010

0.00

470.

0044

0.00

380.

0009

0.00

050.

0068

0.00

520.

0056

0.00

170.

0025

0.00

320.

0085

0.00

380.

0023

0.00

270.

0054

0.00

36

t-6

0.00

210.

0003

0.00

210.

0044

0.00

240.

0039

0.00

510.

0089

0.00

340.

0084

0.00

210.

0022

0.00

070.

0022

0.00

950.

0187

0.00

200.

0001

0.00

470.

0009

0.00

42

t-7

0.00

450.

0042

0.00

320.

0012

0.00

120.

0008

0.00

140.

0020

0.00

100.

0044

0.00

210.

0010

0.00

100.

0008

0.00

300.

0018

0.00

010.

0026

0.00

300.

0055

0.00

22

t-8

0.00

260.

0049

0.00

520.

0002

0.00

460.

0060

0.01

930.

0025

0.00

780.

0019

0.00

470.

0055

0.00

460.

0032

0.01

500.

0062

0.00

370.

0035

0.01

210.

0071

0.00

60

t-9

0.00

380.

0039

0.00

670.

0007

0.00

060.

0014

0.00

670.

0009

0.00

090.

0030

0.00

480.

0004

0.00

010.

0001

0.00

090.

0005

0.00

090.

0019

0.00

160.

0032

0.00

22

t-10

0.00

090.

0044

0.00

580.

0017

0.00

460.

0005

0.00

960.

0031

0.00

160.

0023

0.00

760.

0016

0.00

080.

0018

0.00

180.

0024

0.00

050.

0013

0.00

330.

0040

0.00

30

t-1

0.00

550.

0121

0.00

070.

0013

0.00

130.

0013

0.00

360.

0016

0.00

140.

0064

0.00

450.

0021

0.00

140.

0039

0.00

560.

0002

0.00

400.

0008

0.00

360.

0039

0.00

33

t-2

0.00

550.

0018

0.00

260.

0012

0.00

130.

0006

0.00

240.

0002

0.00

280.

0040

0.00

920.

0017

0.00

090.

0068

0.00

010.

0031

0.00

160.

0038

0.00

160.

0012

0.00

26

t-3

0.00

210.

0069

0.00

030.

0026

0.00

560.

0043

0.00

550.

0062

0.01

000.

0055

0.00

030.

0081

0.00

930.

0199

0.00

320.

0005

0.00

830.

0024

0.00

910.

0001

0.00

55

t-4

0.00

140.

0056

0.00

180.

0014

0.00

090.

0037

0.00

010.

0009

0.00

060.

0011

0.00

820.

0076

0.00

020.

0085

0.00

620.

0008

0.00

590.

0022

0.00

750.

0021

0.00

33

t-5

0.00

140.

0068

0.00

850.

0008

0.00

230.

0032

0.00

550.

0082

0.00

240.

0013

0.00

180.

0199

0.00

490.

0019

0.00

210.

0112

0.00

030.

0009

0.00

800.

0114

0.00

51

t-6

0.00

080.

0046

0.00

080.

0014

0.00

860.

0044

0.00

510.

0043

0.00

700.

0080

0.00

600.

0063

0.00

010.

0035

0.01

430.

0008

0.01

060.

0033

0.00

250.

0045

0.00

48

t-7

0.00

170.

0033

0.00

160.

0003

0.00

240.

0019

0.00

190.

0009

0.00

210.

0002

0.00

300.

0031

0.00

060.

0060

0.00

490.

0102

0.00

450.

0023

0.00

360.

0000

0.00

27

t-8

0.00

000.

0008

0.00

300.

0024

0.00

360.

0076

0.00

370.

0021

0.00

200.

0023

0.00

980.

0042

0.00

230.

0117

0.00

170.

0196

0.00

030.

0009

0.01

360.

0069

0.00

49

t-9

0.00

930.

0087

0.00

330.

0044

0.00

800.

0058

0.00

040.

0053

0.00

010.

0051

0.00

470.

0015

0.00

050.

0042

0.00

210.

0033

0.00

250.

0033

0.00

610.

0061

0.00

42

t-10

0.01

530.

0121

0.00

750.

0042

0.00

380.

0034

0.00

480.

0004

0.00

350.

0096

0.00

600.

0013

0.00

190.

0054

0.02

200.

0168

0.00

590.

0029

0.02

550.

0042

0.00

78

t-1

0.00

090.

0045

0.00

550.

0023

0.00

300.

0011

0.00

720.

0019

0.00

480.

0011

0.00

690.

0008

0.00

210.

0042

0.00

150.

0056

0.00

810.

0040

0.00

820.

0076

0.00

41

t-2

0.00

200.

0004

0.00

170.

0073

0.00

120.

0000

0.00

540.

0057

0.00

130.

0017

0.00

440.

0025

0.00

360.

0043

0.00

430.

0103

0.00

150.

0028

0.00

530.

0001

0.00

33

t-3

0.00

080.

0036

0.00

350.

0092

0.00

240.

0024

0.00

600.

0024

0.01

070.

0049

0.00

610.

0041

0.00

500.

0022

0.00

470.

0126

0.00

460.

0013

0.00

270.

0028

0.00

46

t-4

0.00

220.

0019

0.00

360.

0018

0.00

450.

0034

0.00

300.

0088

0.00

970.

0047

0.00

190.

0021

0.00

160.

0081

0.00

390.

0003

0.00

280.

0025

0.00

060.

0022

0.00

35

t-5

0.00

490.

0086

0.00

860.

0027

0.00

280.

0011

0.00

970.

0002

0.00

360.

0010

0.00

490.

0042

0.00

260.

0097

0.00

810.

0008

0.00

490.

0041

0.00

700.

0022

0.00

46

t-6

0.00

280.

0031

0.00

320.

0009

0.00

080.

0007

0.00

320.

0006

0.00

090.

0019

0.00

100.

0012

0.00

510.

0030

0.00

490.

0051

0.00

550.

0016

0.00

120.

0018

0.00

24

t-7

0.00

530.

0030

0.00

990.

0009

0.00

130.

0031

0.00

130.

0007

0.00

550.

0031

0.00

330.

0007

0.00

170.

0007

0.00

620.

0069

0.00

880.

0079

0.00

100.

0042

0.00

38

t-8

0.00

120.

0062

0.00

230.

0012

0.00

080.

0010

0.00

700.

0009

0.00

000.

0014

0.00

450.

0001

0.00

810.

0008

0.00

280.

0042

0.00

590.

0043

0.00

100.

0020

0.00

28

t-9

0.00

740.

0009

0.00

410.

0011

0.00

590.

0018

0.00

260.

0037

0.00

200.

0100

0.01

100.

0048

0.00

540.

0017

0.00

210.

0085

0.00

190.

0007

0.00

690.

0034

0.00

43

t-10

0.00

180.

0055

0.00

640.

0007

0.00

230.

0018

0.00

520.

0003

0.00

600.

0088

0.00

350.

0068

0.00

960.

0028

0.00

250.

0048

0.00

800.

0058

0.00

300.

0024

0.00

44

t-1

0.00

740.

0053

0.00

830.

0024

0.00

410.

0019

0.00

100.

0049

0.00

460.

0006

0.00

020.

0036

0.02

770.

0032

0.00

890.

0005

0.01

210.

0009

0.00

400.

0055

0.00

54

t-2

0.00

240.

0022

0.00

550.

0045

0.00

210.

0052

0.00

240.

0014

0.00

230.

0109

0.00

100.

0071

0.00

530.

0054

0.00

470.

0028

0.00

530.

0045

0.00

280.

0016

0.00

40

t-3

0.00

140.

0038

0.00

420.

0017

0.00

160.

0057

0.00

320.

0018

0.00

140.

0013

0.00

580.

0035

0.00

610.

0023

0.00

490.

0057

0.00

340.

0030

0.00

080.

0038

0.00

33

t-4

0.00

140.

0053

0.00

200.

0042

0.00

330.

0010

0.00

210.

0038

0.00

030.

0070

0.00

020.

0022

0.00

730.

0043

0.00

750.

0124

0.00

160.

0009

0.00

130.

0002

0.00

34

t-5

0.00

740.

0059

0.00

150.

0010

0.00

660.

0037

0.00

130.

0011

0.00

110.

0010

0.00

830.

0042

0.01

300.

0078

0.00

770.

0020

0.00

150.

0018

0.00

140.

0022

0.00

40

t-6

0.00

060.

0049

0.00

060.

0003

0.00

090.

0008

0.00

580.

0021

0.00

040.

0042

0.00

010.

0001

0.00

640.

0035

0.00

120.

0007

0.00

070.

0015

0.00

130.

0051

0.00

21

t-7

0.00

540.

0034

0.00

100.

0016

0.00

530.

0029

0.00

790.

0025

0.00

590.

0141

0.00

080.

0095

0.00

490.

0007

0.02

620.

0008

0.00

430.

0061

0.00

050.

0040

0.00

54

t-8

0.00

180.

0111

0.00

570.

0014

0.00

530.

0018

0.00

380.

0081

0.00

160.

0070

0.00

330.

0087

0.00

320.

0072

0.00

620.

0012

0.00

560.

0012

0.00

180.

0025

0.00

44

t-9

0.00

240.

0009

0.00

180.

0002

0.00

420.

0059

0.01

050.

0023

0.00

200.

0017

0.00

550.

0011

0.00

360.

0065

0.00

360.

0050

0.00

080.

0011

0.00

170.

0063

0.00

34

t-10

0.00

510.

0018

0.00

590.

0001

0.00

080.

0028

0.00

100.

0047

0.00

020.

0168

0.00

540.

0040

0.00

290.

0083

0.00

390.

0045

0.00

370.

0002

0.00

240.

0044

0.00

40

2013

/201

4

2014

/201

5

2015

/201

6

2016

/201

7

2017

/201

8

Perio

deKe

tVR

Seb

elum

AVR

Sebe

lum

Sumber: Data diolah (2019)

Page 127: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

110

AD

RO

AK

RA

ASI

IB

BCA

BB

NI

BB

RI

BSD

EG

GR

MIN

DF

INTP

KLB

FLP

KR

LSIP

PGA

SPT

BA

PWO

NSM

GR

TLK

MU

NTR

UN

VR

t+1

0.01

000.

0019

0.00

170.

0016

0.00

970.

0092

0.00

600.

0028

0.00

330.

0006

0.01

060.

0064

0.00

170.

0081

0.00

600.

0061

0.00

120.

0011

0.00

620.

0042

0.00

49

t+2

0.00

410.

0057

0.00

540.

0042

0.00

180.

0085

0.00

780.

0027

0.00

130.

0006

0.00

480.

0028

0.00

200.

0035

0.00

160.

0151

0.00

310.

0021

0.00

340.

0010

0.00

41

t+3

0.01

680.

0009

0.00

760.

0010

0.00

760.

0030

0.00

050.

0011

0.00

040.

0087

0.00

030.

0048

0.00

170.

0052

0.01

400.

0032

0.00

320.

0023

0.00

130.

0062

0.00

45

t+4

0.01

050.

0008

0.00

030.

0031

0.00

310.

0058

0.00

500.

0014

0.00

220.

0008

0.00

580.

0003

0.01

440.

0055

0.00

100.

0023

0.00

140.

0003

0.00

470.

0057

0.00

37

t+5

0.02

550.

0004

0.00

390.

0038

0.00

070.

0002

0.01

000.

0088

0.00

290.

0030

0.00

040.

0026

0.01

440.

0004

0.01

210.

0053

0.00

660.

0030

0.00

500.

0029

0.00

56

t+6

0.00

690.

0009

0.00

210.

0028

0.00

840.

0063

0.00

170.

0032

0.00

650.

0004

0.00

590.

0002

0.00

700.

0051

0.00

110.

0095

0.00

110.

0022

0.01

110.

0025

0.00

42

t+7

0.00

290.

0015

0.00

710.

0056

0.00

060.

0005

0.01

180.

0016

0.00

320.

0040

0.00

170.

0029

0.01

160.

0106

0.00

170.

0143

0.01

150.

0044

0.00

360.

0086

0.00

55

t+8

0.00

400.

0035

0.00

000.

0011

0.00

170.

0073

0.00

410.

0040

0.00

140.

0028

0.00

220.

0017

0.00

400.

0081

0.00

940.

0160

0.00

230.

0005

0.00

020.

0010

0.00

38

t+9

0.00

160.

0048

0.00

940.

0007

0.00

370.

0057

0.01

910.

0082

0.00

400.

0055

0.00

700.

0018

0.01

370.

0044

0.00

410.

0054

0.00

270.

0064

0.00

300.

0071

0.00

59

t+10

0.01

650.

0063

0.00

110.

0042

0.00

130.

0109

0.00

600.

0076

0.00

280.

0034

0.00

620.

0042

0.01

240.

0039

0.00

400.

0047

0.00

780.

0061

0.00

310.

0013

0.00

57

t+1

0.00

270.

0248

0.00

400.

0024

0.00

180.

0020

0.00

580.

0055

0.02

930.

0048

0.00

340.

0004

0.00

160.

0002

0.00

010.

0162

0.00

140.

0010

0.00

220.

0008

0.00

55

t+2

0.00

080.

0018

0.00

420.

0002

0.00

290.

0001

0.00

940.

0115

0.00

090.

0019

0.00

180.

0000

0.00

540.

0004

0.00

340.

0047

0.00

200.

0018

0.00

760.

0015

0.00

31

t+3

0.00

020.

0004

0.00

070.

0012

0.00

280.

0013

0.00

340.

0043

0.00

460.

0027

0.00

270.

0040

0.00

120.

0006

0.00

280.

0081

0.00

320.

0004

0.00

310.

0048

0.00

26

t+4

0.00

210.

0089

0.00

150.

0000

0.00

050.

0033

0.00

200.

0043

0.01

140.

0011

0.00

220.

0001

0.00

430.

0004

0.00

350.

0073

0.00

180.

0018

0.00

070.

0009

0.00

29

t+5

0.00

500.

0016

0.00

350.

0035

0.00

050.

0051

0.00

420.

0114

0.00

500.

0006

0.00

270.

0024

0.01

630.

0025

0.00

460.

0052

0.00

220.

0032

0.00

290.

0016

0.00

42

t+6

0.01

000.

0022

0.00

260.

0010

0.00

350.

0007

0.00

620.

0069

0.00

290.

0061

0.00

190.

0054

0.00

210.

0025

0.00

360.

0043

0.00

290.

0031

0.00

350.

0026

0.00

37

t+7

0.00

110.

0023

0.00

480.

0031

0.00

190.

0049

0.00

420.

0024

0.00

020.

0041

0.00

140.

0015

0.00

030.

0046

0.00

340.

0031

0.00

660.

0013

0.00

070.

0076

0.00

30

t+8

0.00

760.

0066

0.00

390.

0003

0.00

160.

0008

0.00

020.

0015

0.00

600.

0031

0.00

460.

0103

0.00

380.

0090

0.00

640.

0273

0.00

220.

0002

0.00

620.

0050

0.00

53

t+9

0.00

220.

0034

0.00

200.

0005

0.00

030.

0016

0.00

050.

0011

0.00

000.

0012

0.00

190.

0005

0.00

810.

0052

0.00

470.

0007

0.00

150.

0003

0.00

120.

0016

0.00

19

t+10

0.00

110.

0033

0.00

620.

0003

0.00

020.

0043

0.00

450.

0001

0.00

490.

0033

0.00

110.

0044

0.00

030.

0041

0.00

300.

0025

0.00

370.

0002

0.00

210.

0036

0.00

27

t+1

0.00

600.

0031

0.00

350.

0017

0.00

390.

0042

0.00

200.

0048

0.01

140.

0047

0.00

440.

0035

0.01

490.

0028

0.01

080.

0060

0.00

060.

0078

0.00

890.

0024

0.00

54

t+2

0.00

520.

0020

0.01

050.

0022

0.00

190.

0002

0.00

150.

0060

0.00

140.

0084

0.01

210.

0007

0.01

230.

0015

0.01

100.

0063

0.00

140.

0027

0.00

040.

0074

0.00

48

t+3

0.00

080.

0036

0.00

610.

0074

0.00

310.

0057

0.00

270.

0025

0.00

640.

0117

0.01

060.

0076

0.00

820.

0069

0.00

410.

0066

0.00

410.

0005

0.00

090.

0087

0.00

54

t+4

0.00

030.

0219

0.00

190.

0004

0.00

030.

0033

0.00

220.

0010

0.00

050.

0022

0.00

050.

0022

0.00

030.

0047

0.00

700.

0035

0.00

080.

0026

0.00

250.

0021

0.00

30

t+5

0.00

840.

0026

0.00

280.

0006

0.00

020.

0087

0.00

100.

0039

0.00

580.

0071

0.01

360.

0055

0.00

070.

0030

0.00

450.

0007

0.00

260.

0085

0.00

200.

0008

0.00

42

t+6

0.00

520.

0153

0.00

180.

0008

0.00

050.

0016

0.00

580.

0020

0.00

030.

0010

0.00

620.

0024

0.00

030.

0026

0.01

310.

0012

0.00

280.

0021

0.00

510.

0031

0.00

37

t+7

0.00

370.

0012

0.00

510.

0057

0.00

500.

0020

0.00

220.

0027

0.00

070.

0072

0.00

590.

0016

0.00

470.

0023

0.00

410.

0092

0.00

170.

0035

0.00

690.

0011

0.00

38

t+8

0.00

340.

0003

0.00

330.

0007

0.00

260.

0023

0.00

200.

0041

0.00

450.

0096

0.00

190.

0094

0.00

180.

0140

0.00

660.

0066

0.00

080.

0021

0.00

400.

0037

0.00

42

t+9

0.00

030.

0074

0.00

010.

0011

0.00

460.

0054

0.00

060.

0011

0.00

740.

0004

0.00

050.

0002

0.01

460.

0008

0.00

000.

0075

0.00

340.

0029

0.00

270.

0012

0.00

31

t+10

0.00

570.

0078

0.00

840.

0007

0.00

270.

0075

0.00

030.

0029

0.00

090.

0026

0.00

730.

0001

0.00

230.

0067

0.00

150.

0039

0.00

320.

0044

0.00

230.

0043

0.00

38

t+1

0.00

820.

0099

0.00

170.

0067

0.00

220.

0062

0.00

330.

0023

0.00

730.

0001

0.00

010.

0015

0.00

240.

0152

0.00

770.

0077

0.00

020.

0021

0.00

390.

0003

0.00

45

t+2

0.00

070.

0020

0.00

680.

0020

0.00

240.

0021

0.00

550.

0032

0.00

420.

0040

0.00

020.

0144

0.00

600.

0010

0.00

530.

0005

0.00

340.

0003

0.00

130.

0037

0.00

34

t+3

0.00

300.

0065

0.00

660.

0004

0.00

130.

0065

0.00

530.

0114

0.00

460.

0016

0.00

180.

0100

0.00

090.

0039

0.00

560.

0052

0.00

280.

0000

0.00

600.

0019

0.00

43

t+4

0.00

820.

0013

0.00

340.

0012

0.00

290.

0025

0.00

370.

0065

0.00

100.

0040

0.00

190.

0100

0.00

200.

0039

0.00

840.

0019

0.00

540.

0044

0.00

610.

0026

0.00

41

t+5

0.00

040.

0047

0.00

030.

0038

0.00

140.

0062

0.00

060.

0014

0.00

200.

0010

0.00

040.

0091

0.00

090.

0058

0.00

930.

0079

0.00

010.

0025

0.00

610.

0013

0.00

33

t+6

0.00

610.

0160

0.00

340.

0017

0.00

270.

0002

0.01

070.

0030

0.00

600.

0041

0.00

180.

0025

0.01

320.

0030

0.00

190.

0052

0.00

050.

0014

0.00

010.

0018

0.00

43

t+7

0.00

950.

0006

0.00

580.

0011

0.00

210.

0011

0.00

020.

0024

0.00

200.

0006

0.00

170.

0037

0.00

160.

0088

0.00

070.

0033

0.00

480.

0028

0.00

120.

0008

0.00

27

t+8

0.00

800.

0022

0.00

280.

0016

0.00

100.

0032

0.00

670.

0020

0.00

030.

0031

0.00

060.

0034

0.00

610.

0069

0.00

220.

0060

0.00

060.

0006

0.00

780.

0015

0.00

33

t+9

0.00

450.

0038

0.00

450.

0001

0.00

300.

0026

0.00

190.

0002

0.00

220.

0017

0.00

130.

0047

0.00

200.

0047

0.00

180.

0002

0.00

690.

0003

0.01

160.

0019

0.00

30

t+10

0.00

180.

0038

0.00

030.

0012

0.00

170.

0007

0.00

320.

0021

0.00

080.

0025

0.00

000.

0088

0.00

510.

0061

0.00

240.

0000

0.00

150.

0005

0.00

500.

0015

0.00

24

t+1

0.00

010.

0067

0.00

220.

0003

0.00

200.

0003

0.00

000.

0076

0.00

400.

0156

0.00

960.

0019

0.01

830.

0032

0.00

060.

0002

0.01

180.

0019

0.01

100.

0020

0.00

50

t+2

0.00

080.

0040

0.00

150.

0014

0.00

500.

0004

0.00

030.

0059

0.00

330.

0005

0.00

210.

0020

0.00

620.

0023

0.00

290.

0057

0.00

300.

0018

0.00

150.

0032

0.00

27

t+3

0.00

080.

0011

0.00

400.

0031

0.00

270.

0052

0.00

180.

0083

0.00

280.

0002

0.00

540.

0042

0.00

910.

0019

0.00

770.

0001

0.02

000.

0032

0.00

060.

0066

0.00

44

t+4

0.00

320.

0030

0.00

090.

0017

0.00

590.

0039

0.00

310.

0001

0.00

250.

0031

0.00

240.

0017

0.00

540.

0024

0.00

310.

0045

0.00

990.

0014

0.00

380.

0002

0.00

31

t+5

0.01

750.

0122

0.00

150.

0002

0.00

040.

0006

0.00

190.

0011

0.00

710.

0001

0.00

240.

0048

0.01

050.

0076

0.00

270.

0009

0.00

130.

0018

0.00

300.

0013

0.00

39

t+6

0.00

050.

0066

0.00

330.

0023

0.00

220.

0007

0.00

090.

0110

0.00

180.

0040

0.00

070.

0021

0.00

280.

0060

0.00

260.

0068

0.00

520.

0006

0.00

260.

0034

0.00

33

t+7

0.00

010.

0032

0.00

530.

0016

0.00

090.

0026

0.00

680.

0069

0.00

070.

0018

0.00

650.

0008

0.00

700.

0037

0.00

690.

0096

0.01

260.

0026

0.00

900.

0059

0.00

47

t+8

0.01

310.

0022

0.00

150.

0027

0.00

040.

0017

0.00

100.

0008

0.00

150.

0025

0.00

080.

0069

0.00

180.

0056

0.00

120.

0089

0.00

250.

0004

0.00

400.

0009

0.00

30

t+9

0.00

360.

0010

0.00

150.

0044

0.00

200.

0012

0.00

300.

0021

0.00

180.

0047

0.00

910.

0020

0.00

220.

0035

0.00

550.

0025

0.00

950.

0006

0.00

190.

0011

0.00

32

t+10

0.00

720.

0026

0.00

010.

0001

0.00

900.

0018

0.00

290.

0040

0.00

280.

0077

0.00

330.

0015

0.00

730.

0035

0.00

860.

0053

0.00

420.

0011

0.00

100.

0026

0.00

38

2016

/201

7

2017

/201

8

Ket

VR

Ses

udah

AV

R

Sesu

dah

2013

/201

4

2014

/201

5

2015

/201

6

Peri

ode

Sumber: Data diolah (2019)

Page 128: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

111

Lampiran 4: Output Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif data AAR

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PRE_2013_2014 10 -.0029950 .0048463 -.000021732 .0024969675

POST_2013_2014 10 .0000067 .0054165 .002895285 .0022247008

PRE_2014_2015 10 -.0042914 .0037661 -.000062617 .0020699362

POST_2014_2015 10 -.0080250 .0096727 .000012385 .0045805205

PRE_2015_2016 10 -.0052514 .0043680 -.000001582 .0032814737

POST_2015_2016 10 -.0052597 .0049276 .000097245 .0028840253

PRE_2016_2017 10 -.0028810 .0045359 .000004209 .0022236384

POST_2016_2017 10 -.0034349 .0035234 .000146429 .0027950364

PRE_2017_2018 10 -.0060156 .0031310 .000029733 .0031490583

POST_2017_2018 10 -.0044245 .0097563 -.000231452 .0048884033

PRE_2014_2018 10 -.0016679 .0026107 -.000010398 .0011486469

POST_2014_2018 10 -.0015535 .0035116 .000583978 .0015848398

Valid N (listwise) 10

Sumber: Output SPSS 20

Statistik Deskriptif data AVR

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PRE_2013_2014 10 .0025499 .0048600 .003287724 .0006760430

POST_2013_2014 10 .0037211 .0059149 .004790882 .0008370305

PRE_2014_2015 10 .0021598 .0060252 .003159026 .0011943140

POST_2014_2015 10 .0019192 .0055210 .003497944 .0011875581

PRE_2015_2016 10 .0026175 .0078201 .004440638 .0015754824

POST_2015_2016 10 .0030049 .0054097 .004124430 .0008388695

PRE_2016_2017 10 .0024236 .0045971 .003769788 .0007604043

POST_2016_2017 10 .0024481 .0044630 .003525627 .0007009736

PRE_2017_2018 10 .0020630 .0053877 .003920878 .0009968628

POST_2017_2018 10 .0026978 .0049694 .003719465 .0007863565

PRE_2014_2018 10 .0030732 .0044437 .003715611 .0004960770

POST_2014_2018 10 .0033607 .0050506 .003931670 .0004949543

Valid N (listwise) 10

Sumber: Output SPSS 20

Page 129: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

112

Lampiran 5: Output Uji Normalitas

Normalitas data AAR

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

AAR_2013

_2014 AAR_2014

_2015 AAR_2015

_2016 AAR_2016

_2017 AAR_2017

_2018 AAR_2014

_2018

N 10 10 10 10 10 10

Normal Parametersa,b Mean -.00292 -.00008 -.00010 -.00014 .00026 -.00059

Std. Deviation .003834 .005559 .00424 .00335 .00673 .00214

Most Extreme Differences

Absolute .208 .214 .132 .193 .226 .223

Positive .208 .212 .088 .193 .155 .128

Negative -.130 -.214 -.132 -.135 -.226 -.223

Kolmogorov-Smirnov Z .657 .676 .417 .612 .715 .707

Asymp. Sig. (2-tailed) .781 .751 .995 .849 .686 .700

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Output SPSS 20

Normalitas data AVR

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

AVR_2013_2014

AVR_2014 _2015

AVR_2015 _2016

AVR_2016 _2017

AVR_2017 _2018

AVR_2014_2018

N 10 10 10 10 10 10

Normal Parametersa,b

Mean -.00150 -.00034 .00032 .00024 .00020 -.00022

Std. Deviation .00094 .00109 .00183 .00115 .00087 .00062

Most Extreme Differences

Absolute .193 .257 .218 .154 .250 .198

Positive .107 .169 .218 .137 .143 .110

Negative -.193 -.257 -.152 -.154 -.250 -.198

Kolmogorov-Smirnov Z .611 .813 .690 .487 .792 .626

Asymp. Sig. (2-tailed) .849 .523 .728 .972 .557 .828

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Output SPSS 20

Page 130: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

113

Lampiran 6: Output Uji Homogenitas

Homogenitas data AAR

AAR_2014_2015

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.966 1 18 .178

AAR_2016/2017

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.671 1 18 .120

Sumber: Output SPSS 20

Test of Homogeneity of Variances

AAR_2013_2014

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.003 1 18 .960

AAR_2015/2016

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.239 1 18 .631

AAR_2017/2018

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.791 1 18 .197

AAR_2014_2018

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3.910 1 18 .064

Page 131: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

114

Homogenitas data AVR

AVR_2014_2015

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.073 1 18 .790

AVR_2016_2017

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.040 1 18 .844

AVR_2014_2018

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.175 1 18 .681

Sumber: Output SPSS 20

Test of Homogeneity of Variances

AVR_2013_2014

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.837 1 18 .192

AVR_2015_2016

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.781 1 18 .113

AVR_2017_2018

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.056 1 18 .815

Page 132: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

115

Lampiran 7: Output Uji One Way ANOVA

One Way ANOVA data AAR

ANOVA

AAR_2013_2014

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .000 1 .000 7.608 .013

Within Groups .000 18 .000 Total .000 19

AAR_2014_2015

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .000 1 .000 .002 .963 Within Groups .000 18 .000

Total .000 19

AAR_2016_2017

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .000 1 .000 .016 .901 Within Groups .000 18 .000

Total .000 19

AAR_2014_2018

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .000 1 .000 .001 .980 Within Groups .000 18 .000

Total .000 19

Sumber: Output SPSS 20

AAR_2015_2016

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .000 1 .000 .005 .944 Within Groups .000 18 .000

Total .000 19

AAR_2017_2018

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .000 1 .000 .020 .889 Within Groups .000 18 .000

Total .000 19

Page 133: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

116

One Way ANOVA data AVR

ANOVA AVR_2013_2014

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .000 1 .000 19.518 .000

Within Groups .000 18 .000 Total .000 19

AVR_2014_2015

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .000 1 .000 .405 .533

Within Groups .000 18 .000 Total .000 19

AVR_2015_2016

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .000 1 .000 .314 .582

Within Groups .000 18 .000 Total .000 19

AVR_2016_2017

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .000 1 .000 .557 .465

Within Groups .000 18 .000 Total .000 19

AVR_2017_2018

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .000 1 .000 .252 .622

Within Groups .000 18 .000 Total .000 19

AVR_2018_2019

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .000 1 .000 .951 .342

Within Groups .000 18 .000 Total .000 19

Sumber: Output SPSS 20

Page 134: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

117

Lampiran 8: Output Uji Paired Sample T-Test

Paired Sample T-Test data AAR

Sumber: Output SPSS 20

Paired Sample T-Test data AAR

Sumber: Output SPSS 20

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig.

(2-tailed) Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 PRE_13_14 – POST_13_14

-.00292 .00383 .00121 -.00566 -.00017 -2.406 9 .040

Pair 2 PRE_14_15 – POST_14_15

-.00008 .00556 .00176 -.00405 .00390 -.043 9 .967

Pair 3 PRE_15_16 – POST_15_16

-.00010 .00424 .00134 -.00313 .00293 -.074 9 .943

Pair 4 PRE_16_17 – POST_16_17

-.00014 .00335 .00106 -.00254 .00225 -.134 9 .896

Pair 5 PRE_17_18 – POST_17_18

.00026 .00673 .00213 -.00456 .00508 .123 9 .905

Pair 6 PRE_14_18 – POST_14_18

-.00059 .00214 .00068 -.00212 .00093 -.879 9 .402

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig.

(2-tailed) Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 PRE_13_14

– POST_13_14

-.00150 .00094 .00030 -.00217 -.00083 -5.078 9 .001

Pair 2 PRE_14_15

– POST_14_15

-.00034 .00109 .00034 -.00112 .00044 -.988 9 .349

Pair 3 PRE_15_16

– POST_15_16

.00032 .00183 .00058 -.00010 .00162 .548 9 .597

Pair 4 PRE_16_17

– POST_16_17

.00024 .00115 .00037 -.00058 .00107 .669 9 .520

Pair 5 PRE_17_18

– POST_17_18

.00020 .00087 .00028 -.00042 .00082 .731 9 .483

Pair 6 PRE_14_18

– POST_14_18

-.00022 .00062 .00020 -.00066 .00023 -1.107 9 .297

Page 135: ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN …

118

Lampiran 9: Output Uji One Sample T-Test

One Sample T-Test data AAR

One-Sample Test

Test Value = 0

t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference 95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

t-10 .424 4 .693 .0003900624 -.002164479 .002944604 t-9 .420 4 .696 .0005498250 -.003080641 .004180291 t-8 -.158 4 .882 -.0002999426 -.005566271 .004966385 t-7 1.965 4 .121 .0026106530 -.001078125 .006299431 t-6 -.734 4 .504 -.0008582392 -.004104882 .002388404 t-5 -1.337 4 .252 -.0016679248 -.005130548 .001794699 t-4 -.258 4 .809 -.0002193296 -.002575911 .002137251 t-3 -.795 4 .471 -.0008422200 -.003783402 .002098962 t-2 -.471 4 .662 -.0002093874 -.001444162 .001025387 t-1 .684 4 .531 .0004425238 -.001352946 .002237994 t+1 .375 4 .727 .0009789929 -.006278464 .008236450 t+2 3.353 4 .028 .0035115794 .000603787 .006419372 t+3 .068 4 .949 .0001160686 -.004626776 .004858913 t+4 -.063 4 .953 -.0001039488 -.004686130 .004478232 t+5 1.362 4 .245 .0028854354 -.002997120 .008767991 t+6 .139 4 .896 .0001489238 -.002815510 .003113358 t+7 .730 4 .506 .0006445437 -.001807801 .003096889 t+8 -.708 4 .518 -.0015535064 -.007646793 .004539780 t+9 .365 4 .734 .0003850876 -.002544741 .003314916 t+10 -.958 4 .392 -.0011733908 -.004573501 .002226719

Sumber: Output SPSS 20

One Sample T-Test data AVR

One-Sample Test

Test Value = 0

t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference 95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

t-10 5.025 4 .007 .0044437348 .001988651 .006898819 t-9 8.391 4 .001 .0033954852 .002271969 .004519002 t-8 7.199 4 .002 .0042612072 .002617730 .005904685 t-7 6.594 4 .003 .0035623080 .002062290 .005062326 t-6 6.538 4 .003 .0034312692 .001974081 .004888458 t-5 15.796 4 .000 .0044427566 .003661870 .005223643 t-4 18.932 4 .000 .0032598984 .002781810 .003737987 t-3 6.615 4 .003 .0037445556 .002172793 .005316318 t-2 11.852 4 .000 .0030732348 .002353290 .003793179 t-1 6.575 4 .003 .0035416574 .002046185 .005037130 t+1 27.099 4 .000 .0050505758 .004533118 .005568034 t+2 9.986 4 .001 .0036166244 .002611121 .004622128 t+3 9.401 4 .001 .0042483446 .002993601 .005503088 t+4 14.967 4 .000 .0033607288 .002737306 .003984151 t+5 11.111 4 .000 .0042330066 .003175250 .005290763 t+6 20.853 4 .000 .0038345664 .003324014 .004345118 t+7 7.594 4 .002 .0039513620 .002506619 .005396105 t+8 9.778 4 .001 .0039236114 .002809494 .005037729 t+9 5.148 4 .007 .0034191240 .001574992 .005263256 t+10 6.414 4 .003 .0036787522 .002086237 .005271267

Sumber: Output SPSS 20