analisis

14
Makna Klinis dari: Mencoba bunuh diri Implikasi dari etiologi bunuh diri dapat digolongkan menjadi sosial, psikologis, dan klinis I. Faktor Sosial Disintegrasi sosial (bunuh diri anomik) Isolasi individu dari masyarakat Ketersediaan alat II. Penyakit Jiwa Depresi berat ?? Schizophrenia ( halusinasi yang membuat dirinya berusaha menyakiti dirinya sendiri ) Etanol abuse/kecanduan alcohol Gangguan kepribadian borderline Antisosial Penyalahgunaan obat-obat terlarang Adanya riwayat keluarga yang bunuh diri III. Penyakit Medis Penyakit-penyakit kronis Penyakit-penyakit dengan rasa nyeri yang tidak tertahankan Menangis tanpa alasan Gejala yang terjadi pada pasien tersebut menunjukkan adanya depresi. Depresi adalah suatu keadaan merendahnya corak perasaan yang dirasakan sebagai suatu kesedihan atau kemurungan. Gejala utama 1) Afek depresif

description

analisis

Transcript of analisis

Page 1: analisis

Makna Klinis dari:

Mencoba bunuh diri

Implikasi dari etiologi bunuh diri dapat digolongkan menjadi sosial,

psikologis, dan klinis

I. Faktor Sosial

Disintegrasi sosial (bunuh diri anomik)

Isolasi individu dari masyarakat

Ketersediaan alat

II. Penyakit Jiwa

Depresi berat ??

Schizophrenia ( halusinasi yang membuat dirinya berusaha

menyakiti dirinya sendiri )

Etanol abuse/kecanduan alcohol

Gangguan kepribadian borderline

Antisosial

Penyalahgunaan obat-obat terlarang

Adanya riwayat keluarga yang bunuh diri

III. Penyakit Medis

Penyakit-penyakit kronis

Penyakit-penyakit dengan rasa nyeri yang tidak tertahankan

Menangis tanpa alasan

Gejala yang terjadi pada pasien tersebut menunjukkan adanya depresi.

Depresi adalah suatu keadaan merendahnya corak perasaan yang dirasakan sebagai

suatu kesedihan atau kemurungan.

Gejala utama

1)      Afek depresif

2)      Kehilangan minat dan kegembiraan

3)      Berkurangnya energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (ras

lelah yang nyata, sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas  

  Gejala tambahan

1)      Konsentrasi dan perhatian berkurang

2)      Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

3)      Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna

Page 2: analisis

4)      Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis

5)      Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri

6)      Tidur terganggu

7)      Nafsu makan berkurang

Menarik diri

Menarik diri termasuk dalam gejala autism. Menarik diri merupakan suatu keadaan

dimana seseorang menemukan kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka

dengan orang lain. Sedangkan menurut DEPKES RI (1989:117) penarikan diri atau

withdrawal merupakan suatu tindakan melepaskan diri baik perhatian ataupun

minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung yang dapat bersifat sementara

atau menetap.

Tanda dan gejala dari menarik diri :

Menurut Townsend, M.C. ( 1998:152-153) dan Carpenito, L.J. (1998:381) isolasi

sosial : menarik diri sering ditemukan adanya tanda dan gejala sebagai berikut :

o Kurang spontan

o Apatis

o Ekspresi wajah kurang

berseri (ekspresi sedih)

o Afek tumpul

o Kurang energi ( tenaga)

o Harga diri rendah

o Komunikasi verbal kurang

o Mengisolasi diri (menyendiri)

o Kurang sadar lingkungan

o Aktivitas menurun

o Menolak berhubungan dengan

orang lain.

Menurut Townsend,M.C. ( 1998:152) isolasi sosial : menarik diri sering disebabkan

oleh karena kurangnya rasa percaya kepada orang lain, perasaan panik, regresi ke

tahap perkembangan sebelumnya, waham, sukar berinteraksi di masa lampau,

perkembangan ego yang lemah serta represi rasa takut.

Pada penderita Skizofrenia, terjadi disfungsi pada jalur mesokortikal. Pada jalur

mesokortikal, lebih banyak reseptor 5HT2A daripada reseptor D2, sehingga hipofungsi

dopamine terjadi.

Page 3: analisis

Jalur mesokortikal yaitu dari Ventral Tegmental Area menuju ke prefrontal cortex.

Sistem ini mengatur fungsi eksekusi dan kognisi pada bagian Dorsolateral Prefrontal

Cortex (DLPFC), serta fungsi emosi dan afek pada bagian Ventromedial Prefrontal

Cortex (VMPFC).

Jadi dalam kasus ini, disfungsi/hipofungsi jalur ini menyebabkan terjadinya

gejala negatif dan kognitif pada penderita Skizofrenia. Yaitu yang nantinya dapat

menyebabkan penderita cenderung menarik diri.

Akibat menarik diri dapat mengakibatkan halusinasi. Halusinasi (Townsend, M.C,

1998:156) merupakan gangguan persepsi di mana klien mempersepsikan sesuatu yang

sebenarnya tidak ada. Tanda dan gejala yang dapat dilihat pada pasien halusinasi yaitu

tersenyum dan tertawa sendiri, menggerakkan bibir tanpa suara, diam dan asyik

sendiri.

Menurut Keliat, dkk.,(1998), prinsip penatalaksanaan klien menarik diri adalah :

a.    Bina hubungan saling percaya

b.    Ciptakan lingkungan yang terapeutik

c.    Beri klien kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya

d.    Dengarkan klien dengan penuh empati

e.    Temani klien dan lakukan komunikasi terapeutik

f.     Lakukan kontak sering dan singkat

g.     Lakukan perawatan fisik

h.     Lindungi klien

i.      Rekreasi

j.      Gali latar belakang masalah dan beri alternatif pemecahan

k.     Laksanakan program terapi dokter

l.      Lakukan terapi keluarga

Page 4: analisis

Mendengar suara seperti percakapan dan kadang-kadang suara yang

mengomentarinya tetapi orangnya tidak ada

Tiga jenis halusinasi auditori :

1. Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku

penderita.

2. Mendiskusikan perihal penderita di antara mereka sendiri (di antara berbagai suara

yang berbicara)

3. Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.

Jenis halusinasi dengar ditentukan oleh tipe kepribadian dan gangguan mental pasien.

Sebagai contoh, command hallucination merupakan bentuk perwujudan isi hati dan

ketakutan pasien ketika bersosialisasi, sifat over-sensitive terhadap tanggapan orang

lain yang belum tentu negative dan kecendrungan untuk menyalahkan diri sendiri

akan kegagalannya dalam bergaul. Suara serta jenis kata-kata yang muncul pada saat

halusinasi diduga ditentukan oleh memory pasien, segala macam memori kejadian,

memori suara yang pernah didengar pasien ter-recall kembali pada saat serangan.

Namun jenis command yang muncul dapat juga diciptakan oleh pasien sendiri tanpa

adanya suatu memori command tersebut.

Dampak dari halusinasi suara berbentuk command adalah tekanan terhadap perintah

tersebut sehingga penderita yang tidak tahan dengan tekanan tersebut akan melakukan

hal yang diperintahkan, atau berusaha melakukan hal-hal untuk menghentikan tekanan

dari halusinasi suara, seperti pada kasus dimana Cek Ela berusaha untuk bunuh diri.

Etiologi :

Beberapa kondisi yang dapat menimbulkan halusinasi auditori :

– Schizophrenia (halusinasi ini timbul pada sekitar 70% penderita)

– Lesi pada batang otak (yang sering diakibatkan strokes);

– Tumor kepala

– Encephalitis

– Abscesses otak

– Kehilangan pendengaran

– Aktivasi epilepsi

Page 5: analisis

– Wake-initiation of lucid dreams (WILD)

– 15% pasien dengan gangguan mood (mood disorders) seperti mania or

depression dapat terjadi halusinasi auditori.

Menurut Stuart (2007), faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah:

Faktor predisposisi

1) Biologis

Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon

neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini ditunjukkan oleh penelitian-

penelitian yang berikut:

a) Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak yang lebih

luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada daerah frontal, temporal dan limbik

berhubungan dengan perilaku psikotik.

b) Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang berlebihan

dan masalah-masalah pada system reseptor dopamin dikaitkan dengan terjadinya

skizofrenia.

c) Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan terjadinya

atropi yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi otak klien dengan skizofrenia

kronis, ditemukan pelebaran lateral ventrikel, atropi korteks bagian depan dan atropi

otak kecil (cerebellum). Temuan kelainan anatomi otak tersebut didukung oleh otopsi

(post-mortem).

2) Psikologis

Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon dan kondisi

psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan

orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien.

3) Sosial Budaya

Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti: kemiskinan,

konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam) dan kehidupan yang

terisolasi disertai stress.

Fase-fase halusinasi

a. Fase Pertama

Disebut juga dengan fase comferting yaitu fase menyenangkan. Pada tahap ini

masuk pada golongan non psikotik.

Page 6: analisis

Karakteristik : Klien mengalami stres, cemas, perasaan perpisahan, rasa

bersalah, kesepian yang memuncak dan tidak dapat diselesaikan.

Perilaku klien : Tersenyum atau tertawa tidak sesuai, menggerakkan bibir

tanpa suara, pergerakan mata cepat, respons verbal yang lambat jika sedang asyik

dengan halusinasinya, dan suka menyendiri.

b. Fase Kedua

Disebut dengan condemming atau ansietas berat yaitu halusinasi menjadi

menjijikkan. Termasuk dalam psikotik ringan.

Karakteristik : Pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan, kecemasan

meningkat, melamun, dan berpikir sendiri jadi dominan.

Perilaku klien : Meningkatnya tanda- tanda sistem syaraf otonom seperti

peningkatan denyut jantung dan tekanan darah.

c. Fase Ketiga

Fase controlling atau ansietas berat yaitu pengalaman sensori menjadi

berkuasa. Termasuk dalam gangguan psikotik.

Karakteristik : Bisikan, suara, isi halusinansi semakin menonjol, menguasai

dan mengontrol klien.

Perilaku klien : Kemauan dikendalikan halusinasi, rentang perhatian hanya

beberapa menit atau detik.

d. Fase Keempat

Fase conquering atau panik yaitu klien lebur dengan halusinasinya. Termasuk

dalam psikotik berat.

Karakteristik : Halusinasinya berubah mengancam, memerintah dan memarahi

klien.

Perilaku klien : Perilaku teror akibat panik, potensi bunuh diri, perilaku

kekerasan, agitasi, menarik diri atau katatonik tidak mampu merespon terhadap

perintah kompleks dan tidak mampu berespon lebih dari satu orang

Tidak ada interaksi sosial

Diartikan kurangnya motivasi yang kuat untuk terlibat dalam interaksi sosial, dan

lebih memilih untuk aktifitas sendiri. Kemungkinan diakibatkan oleh gangguan

kepribiadian schizoidnya sendiri, atau memang ada kaitannya secara langsung dengan

schizophrenia itu sendiri. Gangguan pada schizophrenia memiliki gejala asociality dan

evolitio yang merupakan gejala negative berupa tidak ada motivasi, diam dalam waktu

Page 7: analisis

lama, tidak ada minat bersosialisasi. Kemungkinan terjadi abnormalitas pada jalur

mesocortikal akibat gangguan fungsi dopamine.

Kemunduran mental

Deteriorasi adalah perburukan, hal ini menunjukkan bahwa skizofrenia yang belum

ditatalaksana ini menyebabkan kemunduran yang progresif. Neuropatologi dari

skizofrenia ditunjukkan oleh pengurangan neuropil secara signifikan, yaitu

multinukleat sinaps antar saraf. Neuropil adalah daerah diantara badan sel saraf pada

substansia kelabu dari otak dan medulla spinalis pada sistem saraf pusat. Itu

mengandung prosesus yang kusut padat paling banyak pada akson terminal

unmyelinated, dendrit dan sel glia. Ini adalah hubungan sinaps yang dibentuk diantara

cabang akson dan dendrit. Jadi terjadi penurunan konektivitas sinaps, sehingga

pengurangan konektivitas ini menyebabkan pembentukan gejala pada skizofrenia. Jadi

pada penderita skizofrenia terjadi pengurangan koneksi sinaps, bukan jumlah sel saraf.

Akibat dari kemunduran ini sama dengan prognosis, yaitu jika ditatalaksana baik akan

menunjukkan perbaikan, dan jika tidak maka akan semakin mengalami kemunduran.

Tidak mampu mengurus diri senidiri dan pekerjaan rumah

Merupakan gangguan perilaku pada pasien Skizofrenia.

Sulit menjawab pertanyaan ( satu sampai dua kata tidak jelas ) dan kadang-

kadang menolak berbicara.

Alogia dalam skizofrenia biasanya muncul dari pasien yang memberikan jawaban

tidak lebih dari satu atau dua kata atas pertanyaan yang diajukan Hal ini sangat

berbeda dari pola bicara yang normal , di mana orang cenderung untuk menguraikan

jawaban-jawaban dasar.

Sebagai contoh , seorang individu dengan alogia akan mungkin untuk menanggapi

permintaan tentang memiliki kendaraan dengan menanggapi secara sederhana " ya"

atau tidak . " Sebaliknya , banyak orang yang tidak menderita dengan kondisi ini akan

menjawab dalam afirmatif atau negatif , kemudian pergi untuk memenuhi syarat

bahwa respon dasar dalam beberapa cara . individu bisa menjawab di afirmatif ,

kemudian pergi untuk menggambarkan membuat dan model kendaraan . Sulit

menjawab pertanyaan (satu sampai dua kata tidak jelas) dan kadang-kadang

menolak berbicara.

Page 8: analisis

Alogia dalam skizofrenia biasanya muncul dari pasien yang memberikan jawaban

tidak lebih dari satu atau dua kata atas pertanyaan yang diajukan Hal ini sangat

berbeda dari pola bicara yang normal , di mana orang cenderung untuk menguraikan

jawaban-jawaban dasar. Sebagai contoh, seorang individu dengan alogia akan

mungkin untuk menanggapi permintaan tentang memiliki kendaraan dengan

menanggapi secara sederhana "ya atau tidak." Sebaliknya , banyak orang yang tidak

menderita dengan kondisi ini akan menjawab dalam afirmatif atau negatif , kemudian

pergi untuk memenuhi syarat bahwa respon dasar dalam beberapa cara . individu bisa

menjawab di afirmatif , kemudian pergi untuk menggambarkan membuat dan model

kendaraan .

REALITY TESTING ABILITY (RTA)

Bagian status mental ini menyimpulkan kesan psikiater tentang sejauh mana pasien

dapat dipercaya dan kemampuan ntuk melaporkan keadaannya secara akurat. Hal ini

mencakup perkiraan kesan psikiater terhadap kejujuran atau keterusterangan pasien.

Contoh: jika pasien terbuka mengenai penyalahgunaan obat tertentu secara aktif atau

mengenai keadaan yang menurut pasien dapat berpengaruh buruk. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa releabilitas pasien tersebut masih baik/bagus.

GAF SCALE

Global Assessment of Functioning (G.A.F) adalah skala penentuan dalam menilai derajat

kemampuan seseorang (overall level) yang sudah diakui secara luas. Dengan skala GAF

ini kita dapat mengukur derajat kemampuan fungsi sosial, pekerjaan dan psikologik.

Maka dengan skala itu kita dapat mengetahui: 1) angka tertinggi yang dapat dicapai oleh

seseorang penderita dalam waktu tertentu dan 2) angka terendah dari seseorang yang

tidak mempunyai disfungsi (angka normal terendah). Dengan rumusan tertentu kita dapat

menghitung disfungsi seseorang dengan gangguan skizofrenia dalam skala numerik.

Aksis V adalah skala penilaian global terhadap fungsi yang sering disebut sebagai

Global assesment of functioning (GAF). Pemeriksa mempertimbangkan keseluruhan

tingkat fungsional pasien selama periode waktu tertentu (misalnya saat pemeriksaan,

tingkat fungsional pasien tertinggi untuk sekurangnya 1 bulan selama 1 tahun terakhir).

Fungsional diartikan sebagai kesatuan dari 3 bidang utama yaitu fungsi sosial, fungsi

pekerjaan, fungsi psikologis.

Page 9: analisis

Fungsi berupa skala dengan 100 poin dengan 100 mencerminkan tingkat fungsi

tertinggi dalam semua bidang.

Aksis V

Penilaian Fungsi Secara Global (Global Assesment of Functioning = GAF Scale)

100-91   gejala tidak ada, fungsi max, tidak ada masalah yang tidak tertanggulangi

90-81     gejala min, fungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalh harian biasa

80-71     gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam social

70-61     beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara

umum baik

60-51     gejala dan disabilitas sedang

50-41     gejala dan disabilitas berat

40-31     beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi,

disabilitas berat dalam beberapa fungsi

30-21     disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi

dalam hampir semua bidang

20-11     bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam komunikasi

dan mengurus diri

10-01     persisten dan  lebih serius

0            informasi tidak adekuat