ANALISA TERHADAP UNDANG

17
ANALISA TERHADAP UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DITINJAU DARI PRINSIP HUKUM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah peradaban dan tanpa air kehidupan akan musnah. Dapatkah peradaban dan eksistensi suatu bangsa musnah? Pelajarilah sejarah kemanusiaan dan memang benar suatu bangsa dapat musnah. Perhatikanlah bahwa Tuhan lah yang mempunyai kerajaan. Dia berikan kerajaan kepada orang yang Dia kehendaki dan Dia cabut kerajaan dari orang yang Dia kehendaki. Dia muliakan orang yang Dia kehendaki dan Dia hinakan orang yang Dia kehendaki. Di tangan Dia lah segala kebajikan dan sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dia masukan malam ke dalam siang dan Dia masukan siang ke dalam malam. Dia keluarkan yang hidup dari yang mati dan Dia keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Dia berikan rezeki siapa yang Dia kehendaki tanpa batas. Perhatikan pula bahwa jika sumber air kamu menjadi kering, maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu? (Al Qur'an 3:26-27 dan 67:50). Air adalah asal muasal dari segala macam bentuk kehidupan di planet bumi ini. Dari air bermula kehidupan dan karena air peradaban tumbuh dan berkembang. Logika sederhananya, tanpa air peradaban akan surut dan bahkan kehidupan akan musnah karena

description

PSDA

Transcript of ANALISA TERHADAP UNDANG

Page 1: ANALISA TERHADAP UNDANG

ANALISA TERHADAP UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DITINJAU DARI PRINSIP HUKUM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air adalah peradaban dan tanpa air kehidupan akan musnah. Dapatkah peradaban dan

eksistensi suatu bangsa musnah? Pelajarilah sejarah kemanusiaan dan memang benar suatu

bangsa dapat musnah. Perhatikanlah bahwa Tuhan lah yang mempunyai kerajaan. Dia berikan

kerajaan kepada orang yang Dia kehendaki dan Dia cabut kerajaan dari orang yang Dia

kehendaki. Dia muliakan orang yang Dia kehendaki dan Dia hinakan orang yang Dia kehendaki.

Di tangan Dia lah segala kebajikan dan sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dia

masukan malam ke dalam siang dan Dia masukan siang ke dalam malam. Dia keluarkan yang

hidup dari yang mati dan Dia keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Dia berikan rezeki siapa

yang Dia kehendaki tanpa batas. Perhatikan pula bahwa jika sumber air kamu menjadi kering,

maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu? (Al Qur'an 3:26-27 dan

67:50).

Air adalah asal muasal dari segala macam bentuk kehidupan di planet  bumi ini. Dari air

bermula kehidupan dan karena air peradaban tumbuh dan berkembang. Logika sederhananya,

tanpa air peradaban akan surut dan bahkan kehidupan akan musnah karena planet bumi akan

menjadi sebuah bola batu dan pasir raksasa yang luar biasa panas, masif, dan mengambang di

alam raya menuju kemusnahan. Air menopang kehidupan manusia, termasuk kehidupan dan

kesinambungan rantai pangan mahluk hidup di bumi. Karena itulah Perserikatan Bangsa Bangsa

(PBB) mendeklarasikan bahwa air merupakan hak azasi manusia; artinya, setiap manusia di

muka bumi ini mempunyai hak dasar yang sama terhadap pemakaian air.

Page 2: ANALISA TERHADAP UNDANG

Namun, inilah yang saat ini menjadi pokok masalah kita, umat manusia. Air secara sangat

cepat menjadi sumberdaya yang makin langka dan tidak ada sumber penggantinya. Walaupun

sekitar 70 persen permukaan bumi ditempati oleh air, namun 97 persen darinya adalah air asin

dan tidak dapat langsung dikonsumsi manusia. Dari jumlah yang sedikit yang mungkin dapat

dimanfaatkan tersebut, manusia masih menghadapi permasalahan yang amat mendasar. Pertama,

adanya variasi musim dan ketimpangan spasial ketersediaan air. Pada musim hujan, beberapa

bagian dunia mengalami kelimpahan air yang luar biasa besar dibandingkan dengan bagian lain

sehingga berakibat terjadinya banjir dan kerusakan lain yang ditimbulkannya. Pada musim

kering, kekurangan air dan kekeringan menjadi bencana yang mengerikan di beberapa bagian

dunia lainnya yang mengakibatkan terjadinya bencana kelaparan dan kematian. Sungai Gangga

di India, misalnya, mengakumulasi debit sampai dua juta kaki kubik per detik pada musim hujan

dan menyusut sampai kurang dari 10.000 kaki kubik per detik di musim kemarau. Beberapa

bagian dunia seperti Afrika Utara dan Timur Tengah yang mempunyai jumlah penduduk lebih

dari lima persen penduduk dunia hanya memiliki potensi sekitar kurang dari satu persen dari

persediaan air segar dunia dalam setahun .

Permasalahan mendasar yang kedua adalah terbatasnya jumlah air segar di planet bumi

yang dapat dieksplorasi dan dikonsumsi, sedangkan jumlah penduduk dunia yang terus

bertambah menyebabkan konsumsi air segar meningkat secara drastis, dan kerusakan lingkungan

termasuk kerusakan sumber daya air terjadi secara konsisten. Pemakaian air global meningkat

lima kali lipat pada abad yang lalu ketika penduduk dunia meningkat dari satu

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telas dijelaskan, maka dapat dibuat perumusan

masalah sebagai berikut:

1. Masalah apa saja yang terjadi pada Sumber Daya Air?

2. Apa penyebab dan dampak yang ditimbulkan dari masalah tercemarnya Sumber Daya

Air?

Page 3: ANALISA TERHADAP UNDANG

3. Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi Pencemaran Sumber Daya Air?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang dari penulisan makalah ini yaitu dapat mengetahui masalah-masalah

yang terjadi pada keadaan Sumber Daya Air serta upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi

dan peraturan undang-undang yang terkait dengan masalah tersebut.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air

 Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak,

bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap

dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta mahkluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk

berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan

generasi sekarang maupun generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumber

daya air harus ditanamkan pada segenap pengguna air. (Hefni Effendi, 2003)

Pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari

kemurniannya. Air yang tersebar di alam semesta ini tidak pernah terdapat dalam bentuk murni,

namun bukan berarti bahwa semua air sudah tercemar. Misalnya, walaupun di daerah

pegunungan atau hutan yang terpencil dengan udara yang bersih dan bebas dari pencemaran, air

hujan yang turun di atasnya selalu mengandung bahan-bahan terlarut, seperti CO2, O2 dan N2

serta bahan-bahan tersuspensi misalnya debu dan partikel-partikel lainnya yang terbawa air hujan

dari atmosfir. (Kristanto,2002)

2.2 Pencemaran Air

Page 4: ANALISA TERHADAP UNDANG

Pencemaran air dapat merupakan masalah, regional maupun lingkungan global, dan

sangat berhubungan dengan pencemaran udara serta penggunaan lahan tanah atau daratan. Pada

saat udara yang tercemar jatuh ke bumi bersama air hujan, maka air tersebut sudah tercemar.

Pengolahan tanah yang kurang baik akan dapat menyebabkan erosi sehingga air permukaan

tercemar dengan tanah endapan. Dengan demikian banyak sekali penyebab terjadinya

pencemaran air ini, yang akhirnya akan bermuara ke lautan, menyebabkan pencemaran pantai

dan laut sekitarnya. (Darmono,2001).

Pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari

kemurniannya. Air yang tersebar di alam semesta ini tidak pernah terdapat dalam bentuk murni,

namun buakan berarti bahwa semua air sudah tercemar. Misalnya, walaupun di daerah

pegunungan atau hutan yang terpencil dengan udara yang bersih dan bebas dari pencemaran, air

hujan yang turun di atasnya selalu mengandung bahan-bahan terlarut, seperti CO2; O2; dan N2,

serta bahan-bahan tersuspensi misalnya debu dan partikel-partikel lainnya yang terbawa air hujan

dari atmosfir. (Kristanto, 2002)

Pencemaran air diakibatkan oleh masuknya bahan pencemar (polutan) yang dapat berupa

gas, bahan-bahan terlarut, dan partikulat. Pencemar memasuki badan air dengan berbagai cara,

misalnya melalui atmosfer, tanah, limpasan (run off) pertanian, limbah domestik dan perkotaan,

pembuangan limbah industry, dan lain-lain. (Hefni Effendi, 2003).

2.3 Sumber Pencemaran Air

Sumber pencemar (polutan) dapat berupa suatu lokasi tertentu (point source) atau tak

tentu/tersebar (non-point/diffuse source). Sumber pencemar point source misalnya knalpot

mobil, cerobong asap pabrik, dan saluran limbah industri. Pencemaran yang berasal dari point

source bersifat lokal. Efek yang ditimbulkan dapat ditentukan berdasarkan karateristik spesial

kualitas air. Volume pencemar dari point source biasanya relatife tetap. Sumber pencemaran

non-point source dapat berupa point source dalam jumlah yang banyak. Misalnya: Limpasan dari

daerah pertanian yang mengandung pestisida dan pupuk, limpasan dari daerah pemukiman

(domestik), dan limpasan dari daerah perkotaan.

Page 5: ANALISA TERHADAP UNDANG

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kualitas Air Untuk Kehidupan

Baku mutu air pada sumber air adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau

bahan pencemar terdapat di dalam air, tetapi air tersebut tetap dapat diguakan sesuai dengan

kriterianya.

Menurut peruntukannya, air pada sumber air dapat dikategorikan menjadi empat

golongan, yaitu:

1.      Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa diolah

terlebih dahulu.

2.      Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum

dan keperluan rumah tangga lainnya.

3.       Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.

4.      Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan dapat digunakan

untuk usaha perkotaan, industry, dan listrik tenaga air.

Sesuai dengan ketentuan badan dunia (WHO) maupun badan setempat (Departemen

Kesehatan) serta ketentuan/peraturan lain yang berlaku seperti APHA (American Public Health

Association), layak idaknya air untuk kehidupan manusia ditentukan berdasarkan persyaratan

secara fisik, secara kimia, dan secara biologis.  

3.1.1. Kualitas Secara Fisik

1.      Kekeruhan

Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya gahan-bahan organik dan anorganik, seperti

lumpur dan buangan dari permkiman tertentu yang menyebabkan air air sungai menjadi keruh.

Air yang mengandung kekeruhan tinggi akan mengalami kesulitan kalau diproses untuk sumber

air bersih. Kesulitannya antara lain dalam proses penyaringan.

2.      Warna

Page 6: ANALISA TERHADAP UNDANG

Warna air berubah bergantung kepada warna buangan yang memasuki badan

air. (Unus, 2005)  Warna dapat menghambat penetrasi cahaya ke dalam air dan

mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis. Untuk kepentingan

keindahan, warna air sebaiknya tidak melebihi 15 PtCo. Sumber air untuk

kepentingan air minum sebaiknya memiliki nilai warna antara 5-50 PtCo.

3.      Temperatur

Kenaikan temperature atau suhu di dalam badan air, dapat menyebabkan

penurunan kadar oksigen terlarut (DO atau Dissolved Oxygen) air. (Unus

Suriawira, 2005)

Naiknya suhu air akan menimbulkan akibat sebagai berikut:

a.       Menurunnya jumlah oksigen terlarut dalam air

b.      Meningkatkan kecepatan reaksi kimia.

c.       Mengganggu kehidupan ikan dan hewan air lainnya.

d.      Jika batas suhu yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air lainnya

mungkin akan mati.

4.      Bau dan Rasa

Bau dan Rasa yang terdapat di dalam air baku apat dihasilkan oleh kehadiran

organisme seperti mikroalga dan bakteri. Dari segi estetika, air yang berbau,

apalagi bau busuk sperti bau teller yang membusuk (oleh H2S misalnya),

ataupun air yang berasa secara alami, tidak dikehendaki dan tidak dibenarkan

oleh peraturan dan ketentuan yang berlaku.

3.1.2 Kualitas Air secara Kimia

Kualitas air secara kimia meliputi sebagai berikut:    

Page 7: ANALISA TERHADAP UNDANG

a.       Nilai pH

b.      Kandungan senyawa kimia dalam air Contohnya: Logam berat seperti Hg (air

raksa) dan Pb (timbal) merupakan zat kimia berbahaya jika masuk kedalam air.

c.        Kandungan residu atau sisa. Misalnya: residu pestisida, deterjen, kandungan

senyawa toksik atau racun, dan sebagainya.

3.1.3 Kualitas Air Secara Biologis

Kualitas secara biologis, khususnya secar mikrobiologis, ditentukan oleh

banyak parameter yaitu:

a.       Parameter Mikroba Pencemar

b.      Patogen Penghasil toksin.

3.2 Pencemaran Pada air

3.2.1 Limbah Domestik

Limbah domestik adalah semua buangan yang berasal dari kamar mandi,

kakus, dapur, tempat cuci pakaian, cuci peralatan rumah tangga, apotek,

rumah sakit, rumah makan dan sebagainya yang secara kuantitatif limbah tadi

terdiri atas zat organic baik berupa padat atau cair, bahan berbahaya, dan

beracun (B3), garam terlarut, lemak, dan bakteri terutama fekal coli, jasad

pathogen, dan parasit.

3.2.2 Limbah Nondomestik

Limbah nondomestik sangat bervariasi, terlebih-lebih untuk limbah

industry. Limbah pertanian biasanya terdiri atas bahan padat bekas tanaman

yang bersifat organis, bahan pemberantas hama dan penyakit (pestisida),

bahan pupuk yang mengandung nitrogen, posfor, sulfur, mineral (K,Ca) dan

sebagainya.

Page 8: ANALISA TERHADAP UNDANG

3.2.3 Limbah Organik Menyebabkan Kurangnya Oksigen Terlarut

Penyebab utama berkurangnya kadar oksigen dalam air ialah limbah

organik yang terbuang dalam air. Limbah organic akan mengalami degradasi

dan dekomposisi oleh bakteri aerob (menggunakan oksigen dalam air),

sehingga lama-kelamaan oksigen yang terlarut dalam air akan sangat

berkurang. Dalam kondisi berkurangnya oksigen tersebut hanya spesies

organisme tertentu saja yang dapat hidup.

3.2.4 Pencemar Bahan Kimia organik

Bahan kimia organik seperti minyak, plastik, pestisida, larutan

pembersih, deterjen dan masih banyak lagi bahan organic terlarut yang

digunakan oleh manusia yang dapat menyebabkan kematian pada ikan maupun

organisme lainnya.

3.2.5 Pencemar Bahan Kimia Anorganik

Bahan kimia inorganik seperti asam, garam dan bahan toksik logam

seperti Pb, Cd, Hg dalam kadar yang tinggi dapat menyebabkan air tidak enak

untuk diminum. Di samping dapat menyebabkan matinya kehidupan air seperti

ikan dan organisme lainnya, pencemaran bahan tersebut juga dapat

menurunkan produksi tanaman pangan dan merusak peralatan yang dilalui air

tersebut (karena bersifat korosif).

3.3 Dampak Pencemaran Sumber Daya Air

Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi

kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus

meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun.

Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap

sumber daya air, antara lain menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi ini

dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi semua mahkluk

Page 9: ANALISA TERHADAP UNDANG

hidup yang bergantung pada sumber daya air. Oleh karena itu, diperlukan

pengolahan dan perlindungan sumber daya air secara seksama.

3.4 Penanggulangan terjadinya pencemaran air

Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktivitas kita

dalam memenuhi kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya

bahan pencemar antara lain tidak membuang sampah rumah tangga, sampah

rumah sakit, sampah/limbah industri secara sembarangan, tidak membuang ke

dalam air sungai, danau ataupun ke dalam selokan. Tidak menggunakan pupuk

dan pestisida secara berlebihan, karena sisa pupuk dan pestisida akan

mencemari air di lingkungan tanah pertanian. Tidak menggunakan deterjen

fosfat, karena senyawa fosfat merupakan makanan bagi tanaman air seperti

enceng gondok yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air.

Pencemaran air yang telah terjadi secara alami misalnya adanya jumlah

logam-logam berat yang masuk dan menumpuk dalam tubuh manusia, logam

berat ini dapat meracuni organ tubuh melalui pencernaan karena tubuh

memakan tumbuh-tumbuhan yang mengandung logam berat meskipun

diperlukan dalam jumlah kecil. Penumpukan logam-logam berat ini terjadi

dalam tumbuh-tumbuhan  karena terkontaminasi oleh limbah industri. Untuk

menanggulangi agar tidak terjadi penumpukan logam-logam berat, maka

limbah industri hendaknya dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke

lingkungan. Proses pencegahan terjadinya pencemaran lebih baik daripada

proses penanggulangan terhadap pencemaran yang telah terjadi.

3.4.1 Pengolahan limbah

Limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan ke

sungai atau selokan hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan,

kemudian diolah, agar bila terpaksa harus dibuang ke sungai tidak

menyebabkan terjadinya pencemaran air. Bahkan kalau dapat setelah diolah

Page 10: ANALISA TERHADAP UNDANG

tidak dibuang ke sungai melainkan dapat digunakan lagi untuk keperluan

industri sendiri.

Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintetis yang

tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme dipisahkan, kemudian diolah

menjadi bahan lain yang berguna, misalnya dapat diolah menjadi keset.

Sampah organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme dikubur dalam

lubang tanah, kemudian kalau sudah membusuk dapat digunakan sebagai

pupuk.

3.5 Peraturan Undang-undang yang Terkait Sumber Daya Air

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang

Sumber Daya Air dengan Rahmat Tuhan yang Maha Esa Presiden Republik

Indonesia Menimbang :

a.       Bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa

yangmemberikan manfaat untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh

rakyat Indonesia dalam segala bidang;

b.      Bahwa dalam menghadapi ketidakseimbangan antara ketersediaan air yang

cenderung menurun dan kebutuhan air yang semakin meningkat,sumber daya

air wajib dikelola dengan memperhatikan fungsi sosial, lingkungan hidup dan

ekonomi secara selaras;

c.       Bahwa pengelolaan sumber daya air perlu diarahkan untuk mewujudkan

sinergi dan keterpaduan yang harmonis antarwilayah, antarsektor, dan

antargenerasi;

d.      Bahwa sejalan dengan semangat demokratisasi, desentralisasi, dan

keterbukaan dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara, masyarakat perlu diberi peran dalam pengelolaan sumber daya air;

e.       Bahwa Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan sudah tidak

sesuai dengan tuntutan perkembangan keadaan, dan perubahan dalam

Page 11: ANALISA TERHADAP UNDANG

kehidupan masyarakat sehingga perlu diganti dengan undangundang yang

baru;

f.       Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, c,

d, dan e perlu dibentuk undang-undang tentang sumber daya air;

3.5.1 Ketentuan Umum

1.      Sumber daya air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung di

dalamnya.

2.      Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah

permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air

hujan, dan air laut yang berada di darat.

3.      Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah.

4.      Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah

permukaan tanah.

5.      Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat

pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah.

6.      Daya air adalah potensi yang terkandung dalam air dan/atau pada sumber air

yang dapat memberikan manfaat ataupun kerugian bagi kehidupan dan

penghidupan manusia serta lingkungannya.

3.5.2 Ketentuan Pidana

1.      Dipidana dengan pidana penjara paling lama 9 (sembilan) tahun dan denda paling banyak

Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah):

setiap orang yang dengan sengaja melakukan kegiatan yang mengakibatkan rusaknya sumber air

dan prasarananya, mengganggu upaya pengawetan air, dan/atau mengakibatkan pencemaran air.

2.      Dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling banyak

Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah):

setiap orang yang dengan sengaja melakukan kegiatan penggunaan air yang mengakibatkan

kerugian terhadap orang atau pihak lain dan kerusakan fungsi sumber air.

Page 12: ANALISA TERHADAP UNDANG

3.      Dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak

Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah):

setiap orang yang dengan sengaja menyewakan atau memindahtangankan sebagian atau

seluruhnya hak guna air.

4.      Dipidana dengan pidana penjara paling lama 18 (delapan belas) bulan dan

denda paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah):

setiap orang yang karena kelalaiannya mengakibatkan kerusakan sumber daya air dan

prasarananya, mengganggu upaya pengawetan air, dan/atau mengakibatkan pencermaran air.

5.      Dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak

Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah):

 setiap orang yang karena kelalaiannya melakukan kegiatan penggunaan air yang mengakibatkan

kerugian terhadap orang atau pihak lain dan kerusakan fungsi sumber air.

6.      Dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) bulan dan denda paling banyak

Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah):

setiap orang yang karena kelalaiannya melakukan pengusahaan sumber daya air tanpa izin dari

pihak yang berwenang.

Page 13: ANALISA TERHADAP UNDANG

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

1.      Dari air bermula kehidupan dan karena air peradaban tumbuh dan berkembang.

2.      70 persen permukaan bumi ditempati oleh air, namun 97 persen darinya adalah air asin dan tidak

dapat langsung dikonsumsi manusia.

3.      Pencemaran air disebabkan oleh masuknya bahan pencemar (polutan) yang dapat berupa gas,

bahan-bahan terlarut, dan partikulat.

4.      Dengan adanya peraturan perundang-undangan Sumber Daya Air, maka manusia tidak akan

sewenang-wenangnya melakukan aktifitas yang menimbulkan pencemaran air.

Page 14: ANALISA TERHADAP UNDANG

DAFTAR PUSTAKA

anonim.2000.materi_kimia/kimia-lingkungan/pencemaran-air/penanggulangan-terhadap-terjadinya-

pencemaran-air-dan-pengolahan-limbah.http://www.chem-is-try.org

anonim. 2005.cara-mengatasi-pencemaran-air.http://www.anneahira.com

anonim. 2009.UU_7-2004_SDAir.pdf. http://portal.djmbp.esdm.go.id

bapedadesigndocs.2007.perencanaan.pdf.http://www.bapeda-jabar.go.id bitstream.2010. Chapter

%20II.pdf. http://repository.usu.ac.id