Analisa Struktur Modul D

download Analisa Struktur Modul D

of 18

description

laporan praktikum analisa struktur

Transcript of Analisa Struktur Modul D

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA STRUKTURMODUL DJEMBATAN MENERUS TIGA BENTANG

KELOMPOK 29

Irhashfi Dasayondri (1306367984)Ayu Ashari Hutagalung(1306413340)Amrina Rosyada(1306368034)Diinii Haniifah(1306367952)

TaTanggal Praktikum: 31 Oktober 2015Asisten Praktikum: Ayu MeiliasariTanggal Disetujui: Nilai:Paraf Asisten:

LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIALDEPARTEMEN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS INDONESIADEPOK 2015

MODUL D.1KOEFISIEN MOMEN DISTRIBUSI

I. TUJUANTujuan praktikum modul D1 adalah untuk menentukan faktor kekakuan balok pada perletakan jepit-jepit dan jepit-sendi (balok uniform), serta menentukan faktor perpindahan atau momen carry over.

II. TEORIMetode distribusi-momen pada mulanya dikemukakan oleh Prof. Hardy Cross pada tahun 1930-an dan dipandang sebagai salah satu sumbangsih terpenting yang pernah diberikan kepada analisa struktur balok kontinu dan kerangka kaku. Metode distribusi-momen pada mulanya dikemukakan oleh Prof. Hardy Cross pada tahun 1930-an dan dipandang sebagai salah satu sumbangsih terpenting yang pernah diberikan kepada analisa struktur balok kontinu dan kerangka kaku.

Faktor kekakuan balok untuk perletakan jepit-jepit dapat dinyatakan dengan rumus:

dan faktor kekakuan balok untuk perletakan jepit-sendi dapat dinyatakan dengan rumus:

Sementara besarnya faktor momen carry over adalah .

III. PERALATAN1. Balok bentang tunggal dengan tumpuan yang bebas berotasi atau dapat dijepit pada posisi mendatar.2. Lengan untuk mengerjakan atau mengukur momen.3. Petunjuk yang dapat diatur dengan skala putaran sudut dengan pembagian 0,1 radian.

Gambar D.1 Percobaan Koefisien Momen Distribusi

Catatan:Penampang balok baja: 25.4 x 1.8 mmBentang balok: 600 mmE: 200 kN/mm2

IV. CARA KERJAA. Kekakuan Balok

Gambar D.2 Percobaan Menentukan Faktor Kekakuan Balok

1. Memasang pin pengunci pada perletakan kanan, sehingga balok menjadi jepit-jepit.2. Meletakkan penggantung beban pada perletakan kiri.3. Meng-nol-kan pengukur putaran sudut pada perletakan kiri.4. Meletakkan beban sebesar 4 N pada penggantung beban, kemudian membaca dan mencatat putaran sudut yang terjadi pada perletakan kiri.5. Mengangkat beban pada perletakan kiri.6. Mengulangi langkah 3-5 untuk beban 6, 8, dan 10 N.7. Melepas pin pengunci pada perletakan kanan, sehingga balok menjadi jepit-sendi, kemudian mengulangi langkah 2-6.

B. Momen Carry Over

Gambar D.3 Percobaan Menentukan Momen Carry Over

1. Melepas pin pengunci pada perletakan kanan.2. Meletakkan penggantung beban pada perletakan kanan dan kiri3. Meng-nol-kan pengukur putaran sudut pada perletakan kanan.4. Meletakkan beban sebesar 4 N pada penggantung beban perletakan kiri. Hal ini akan menyebabkan perubahan putaran sudut pada perletakan kanan.5. Meletakkan beban pada penggantung beban perletakan kanan sehingga pengukur putaran sudut pada perletakan kanan menunjukkan angka 0 (tidak terdapat putaran sudut pada perletakan kanan).6. Mencatat besar beban penyeimbang yang dibutuhkan.7. Mengangkat semua beban.8. Mengulangi langkah 3-7 untuk beban perletakan kiri sebesar 6, 8, dan 10 N.

V. PENGOLAHAN DATAA. Mencari Kekauan Balokb= 25 mmh= 1.7 mmL= 600 mmE= 200 kN/mm2Overhang (l)= 100 mmI (Inersia balok)= 1/12 (b)(h3) mm4= 10.2354 mm4

Jepit-SendiNoP(N)L(mm)M(N.mm)(radian)Kpraktek (M/)Kteori (3EI/L)Kes. Relatif (%)

1360018000.3600010235.441.4

2560030000.5600010235.441.4

3760042000.7600010235.441.4

4960054000.8675010235.434.1

51260072001720010235.429.7

Tabel 1. Data Hasil Praktikum pada Perletakan Jepit-SendiSumber : Hasil Praktikum

Jepit-JepitTabel 2. Data Hasil Praktikum pada Perletakan Jepit-JepitNoP(N)L(mm)M(N.mm)(radian)Kpraktek (M/)Kteori (4EI/L)Kes. Relatif (%)

1360018000.2900013647.234.1

2560030000.31000013647.226.7

3760042000.5840013647.238.4

4960054000.6900013647.234.1

51260072000.9800013647.241.4

Sumber : Hasil Praktikum

B. Mencari Momen Carry OverTabel 3. Data Hasil Praktikum pada Percobaan Carry OverNo.Beban (N)Carry Over (R/L)Carry Over teori Carry OverKes. Relatif (%)

Kiri(L)Kanan(R)

131.90.60.50.126.7

252.50.50.50.00.0

373.90.60.50.111.4

494.50.50.50.00.0

51260.50.50.00.0

Sumber : Hasil Praktikum

VI. ANALISISA. Analisis PraktikumPercobaan D1 yang berjudul Koefisien Momen Distribusi ini bertujuan untuk menentukan besarnya faktor kekakuan balok untuk perletakan jepit-jepit dan jepit-sendi, serta menentukan faktor perpindahan atau momen carry over. Faktor kekakuan didefinisikan sebagai momen di ujung dekat yang menyebabkan rotasi satuan di ujung dekat tersebut apabila ujung jauhnya terjepit, sehingga pada percobaan kali ini dilakukan pada kondisi struktur balok jepit-jepit dan jepit-sendi..Baik pada pengujian dengan balok jepit-jepit maupun jepit-sendi, keduanya diberikan beban sebesar 3 N, 5 N, 7 N, 9 N dan 12 N pada salah satu bagian yang terdapat pembacaan skala radian (putaran sudutnya). Setiap pergantian beban, skala radian harus dikalibrasi terlebih dahulu agar didapat pembacaan putaran sudut tepat. Setelah mendapatkan nilai putaran sudut maka didapatkan nilai koefisien kekuan dari momen yang dihasilkan oleh gaya dibagi dengan putaran sudutnya. Koefisien kekakuan hasil praktikum tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai koefisien kekakuan teori yang merupakan hasil perhitungan yang menggunakan rumus empat dikalikan dengan modulus elastisitas baja yaitu 200.000 N/mm dikali dengan momen inersia batang kemudia dibagi dengan panjang batang itu sendiri. Besarnya nilai perbandingan antara koefisien kekakuan praktikum dan teori dibanding dalam bentuk persentase yang dinyatakan sebagai kesalahan relatif dari praktikum ini.Bilangan + adalah faktor pemindah atau disebut faktor momen carry over yang didefinisikan sebagai angka pembanding dari momen di ujung jauh terjepit terhadap momen di ujung dekat yang berotasi. Percobaan momen carry over menggunakan perletakan jepit-sendi. Pemberian beban diberikan sebesar Lalu, penggantung beban diletakkan pada perletakan kanan dan kiri, dan pengukur putaran sudut pada perletakan kanan di-set nol. Kemudian, beban sebesar 3 N, 5 N, 7 N, 9 N dan 12 N diletakkan pada penggantung beban perletakan kiri. Kemudian ditambahkan beban di lengan sebelah kanan, hingga pembacaan putaran sudut disebelah kanan bernilai nol. Beban di sebelah kanan seharusnya memiliki berat dari beban yang di berikan di sebelah kiri sesuai dengan teori faktor pemindahan atau momen carry over. Kemudian nilai faktor permindah hasil praktikum dibandingkan dengan nilai faktor pemindah teori dibuat dalam persentase kesalahan relatif.

B. Analisis HasilMelalui percobaan yang telah dilakukan, maka didapat hasil berupa data nilai putaran sudut yang terjadi setelah dilakukan penambahan beban sebesar 3N, 5N, 7N, 9N, dan 12N kemudian diolah dengan membandingkan nilai kekakuan balok pada kondisi jepit-jepit dan jepit-sendi yang didapat dari hasil praktikum dengan nilai hasil perhitungan teori juga besar kesalahan relatifnya sebagai berikut:

Tabel 4. Nilai Kekakuan Balok Hasil Praktikum dan Teori Perletakan Jepit-SendiP (N)K praktek (M/)K teori (3.E.I/L)Kesalahan Relatif (%)

3600010235.441.4

5600010235.441.4

7600010235.441.4

9675010235.434.1

12720010235.429.7

Sumber : Hasil Praktikum

Tabel 5. Nilai Kekakuan Balok Hasil Praktikum dan Teori Perletakan Jepit-JepitP (N)K praktek (M/)K teori (4.E.I/L)Kesalahan Relatif (%)

3900013647.234.1

51000013647.226.7

7840013647.238.4

9900013647.234.1

12800013647.241.4

Sumber : Hasil Praktikum

Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan nilai rata-rata kekakuan balok praktek untuk perletakan jepit-sendi adalah 6390 N.mm/rad, dan nilai kekakuan balok teori untuk jepit-jepit adalah 17400 N.mm/rad. Sehingga kesalahan relatif rata-ratanya adalah sebesar 61.8 %. Sementara untuk perletakan jepit-jepit, nilai rata-rata kekakuan balok praktek adalah 8880 N.m, dengan nilai kekakuan balok teorinya adalah sebesar 23200 N.mm/rad. Sehingga kesalahan relatif rata-ratanya adalah 61.7 %.Dari tabel diketahui bahwa nilai kekakuan balok (K) baik Kpraktik maupun Kteori pada perletakan jepit-jepit lebih besar bila dibandingkan dengan nilai kekakuan balok pada perletakan jepit-sendi. Hasil praktikum ini berarti cukup sesuai dengan keabsahan teori yang sebenarnya, di mana memang seharusnya nilai kekakuan balok pada perletakan jepit-jepit harus lebih besar dari pada perletakan jepit-sendi.

Sementara pada percobaan bagian kedua, yaitu untuk mencari besar momen carry over, didapatkan data berupa besar beban penyeimbang. Dari pengolahan data yang dilakukan berdasarkan praktikum didapatkan nilai faktor carry over seperti tersaji dalam tabel berikut ini:

Tabel 6. Nilai Faktor Carry OverBeban (N)Carry OverKesalahan Relatif (%)

Kiri (L)Kanan (R)

31.90.626.7

52.50.50.0

73.90.611.4

94.50.50.0

1260.50.0

Sumber : Hasil Praktikum

Momen carry over ini dicari dengan membagi nilai beban awal dengan beban penyeimbang. Nilai momen carry over praktek rata-rata yang didapatkan adalah 0.54. Besar momen teori addalah 0.5 Sehingga kesalahan relative yang didapat adalah 8 %.

C. Analisis KesalahanKesalahan relatif pada percobaan ini antara lain disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut: Kesalahan dan kekurangtelitian praktikan dalam membaca jarum dial putaran sudut (kesalahan paralaks). Pemberian beban pada lengan kiri (L) dan lengan kanan (R) pada waktu yang tidak sama sehingga mempengaruhi hasil putaran sudut. Pemberian beban yang tidak secara hati-hati (perlahan) sehingga menimbulkan beban kejut yang secara tidak langsung mempengaruhi nilai putaran sudut yang dihasilkan juga. Pembulatan data yang kurang tepat, sehingga menghasilkan perbedaan yang cukup besar dengan data yang didapatkan dalam percobaan

VII.KESIMPULANBerdasarkan perhitungan dan pengolahan data, didapat kesimpulan sebagai berikut:1. Percobaan 1 terbukti dapat digunakan untuk menilai kekakuan balok dengan nilai K praktikum dan K teori untuk perletakan jepit-jepit > perletakan jepit-sendi. Hal ini karena perletakan jepit-jepit tidak memiliki putaran sudut. Besar kekakuan balok praktikum rata-rata (Kpraktek) untuk perletakan jepit-jepit adalah 8880N.mm/rad, dengan harga Kteori sebesar 23200 N.mm/rad. Besar kekakuan balok praktikum rata-rata (Kpraktek) untuk perletakan jepit-sendi adalah 6390N.mm/rad, dengan harga Kteori sebesar 17400 N.mm/rad.2. Percobaan 2 teruji dapat digunakan untuk membuktikan teori momen carry over. Faktor Carry Over yang didapat dari praktikum sebesar 0.54 dan teori yakni 0.5 sehingga kesalahan relatifnya adalah 8%.

VIII. REFERENSI

Pedoman Praktikum Analisa Struktur. Laboratorium Struktur dan Material Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

IX. LAMPIRAN

MODUL D.2MOMEN JEPIT PERPINDAHAN

I. TUJUANMempelajari balok statis tak tentu akibat penurunan perletakan yang tidak sama.

II. TEORIMomen jepit ujung, jika salah satu ujung batang jepit-jepit mengalami perpindahan secara relatif dapat dipindahkan ke ujung lainnya sebesar:A. Perletakan Jepit-jepit

B. Perletakan ujung jauh B sendi

Untuk batang dengan ujung jepit-jepit mempunyai momen jepit yang sama dalam arah yang ditunjukkan:MA = MB = -M

Bila titik B diganti dengan perletakan sendi, maka MB = 0. Karena itu, ditambahkan M dan carry over + M ke titik A. sehingga bila salah satu ujungnya sendi, maka:

MA = -M + M = - MAB

Gambar 1. Batang dengan Ujung Jepit-Jepit

III.PERALATAN1. Balok bentang tunggal2. Perletakan yang bebas berputar sudut atau dapat dijepit pada posisi mendatar.3. Lengan untuk menimbulkan atau mengukur momen4. Penunjuk dan skala putaran sudut pada perletakan sebelah kiri5. Plat penumpu penahan perletakan sebelah kiri6. 4 keping plat (masing-masing tebal 10 mm)7. Jangka sorong

IV.CARA KERJA1. Perletakan sebelah kiri (A) ditahan oleh plat tumpu. Penggantung beban dipasang pada lengan momen dan pin pengunci dimasukkan pada perletakan sebelah kanan untuk mencegah rotasi. Bacaan putaran sudut pada perletakan kiri dinolkan.2. Mur penahan pada perletakan sebelah kiri dikendorkan dan sebuah plat T plastik diselipkan di bawah tumpuan. Mur dikencangkan kembali.3. Beban ditambahkan pada alat penggantung beban hingga bacaan putaran sudut menjadi nol kembali.4. Langkah 2, 3 diulangi hingga keempat plat terpasang.5. Pin pengunci dilepas dari perlatakkan sebelah kanan. Langkah 2, 3 dan 4 dilakukan kembali.6. Tebal masing-masing plat T plastik diukur dengan menggunakan jangka sorong.

V. PENGOLAHAN DATAMomen akibat displacement pada perletakanb= 25 mmh= 1.7 mmL= 600 mmE= 200 kN/mm2Overhang (l)= 100 mmI (Inersia balok)= 1/12 (b).(h4) mm4= 10.2354 mm4

Jepit-JepitTabel 1. Data Hasil Praktikum Momen Displacement pada Jepit- JepitNo.P(N)M(N.m) (mm)X(ML2/EI)XteoriKes. Relatif (%)

12.12108.94.15630.8

2550017.74.97617.2

3770027.04.56624.0

4880035.63.95634.1

Sumber : Hasil Praktikum

Jepit-SendiTabel 2. Data Hasil Praktikum Momen Displacement pada Jepit- SendiNo.P(N)M(N.m) (mm)X(ML2/EI)XteoriKes. Relatif (%)

111008.91.98334.1

21.515017.71.49350.3

3220027.01.30356.6

4550035.62.47317.7

Sumber : Hasil Praktikum

VI. ANALISISA. Analisis PraktikumPercobaan yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah percobaan momen jepit perpindahan, yang bertujuan untuk mempelajari balok statis tak tentu akibat penurunan perletakan yang tidak sama. Pada percobaan ini pun terdapat dua kondisi perletakan yang berbeda yaitu perletakan jepit-sendi, dan jepit-jepit. Tahapan dalam melakukan percobaan ini adalah perletakan sebelah kiri ditahan oleh plat tumpu kemudian penggantung beban dipasang pada lengan momen dan pin pengunci dimasukkan pada perletakan sebelah kanan untuk mencegah rotasi. Setelah itu bacaan putaran sudut pada perletakan kiri dinolkan serta mur penahan pada perletakan sebelah kiri dikendorkan dan sebuah plat T plastik diselipkan di bawah tumpuan lalu mur dikencangkan kembali. Beban lalu ditambahkan pada alat penggantung beban hingga bacaan putaran sudut menjadi nol kembali. Langkah ini diulangi hingga keempat plat terpasang. Tidak lupa tebal masing-masing plat T plastik diukur dengan menggunakan jangka sorong.Langkah tersebut lalu diulangi dengan kondisi perletakan jepit-sendi, yaitu dengan cara pin pengunci dilepas dari perletakan yang berada disebelah kanan. Pengambilan data pada praktikum ini dilakukan dengan membuat empat variasi besar displacement yaitu sebesar 8.9 mm, 17.7 mm, 27.0 mm, dan 35.6 mm.

B. Analisis HasilNilai Xteori pada perletakan jepit-sendi adalah sebesar 3, dan nilai Xteori pada perletakan jepit-jepit adalah 6. Adapun, berdasarkan pengolahan data, besarnya nilai Xpraktikum yang didapat baik pada perletakan jepit-sendi maupun perletakan jepit-jepit beserta dengan nilai kesalahan relatifnya adalah sebagai berikut,

Tabel 3. Nilai X praktikum beserta Keselahan RelatifnyaJepit-JepitJepit-Sendi

Beban (N)XpraktikumKR(%)Beban (N)XpraktikumKR(%)

2.14.1530.811.9834.1

54.9717.21.51.4950.3

74.5624.021.3056.6

83.9534.152.4717.7

Sumber : Hasil Praktikum

Berdasarkan data dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata Xpraktikum pada perletakan jepit-sendi adalah sebesar 1.81 dan pada perletakan jepit-jepit adalah 4.4075. Nilai X baik Xpraktikum maupun Xteori pada perletakan jepit-jepit lebih besar dibandingkan pada perletakan jepit- sendi. Akan tetapi kesalahan relatif yang timbul pada perletakan jepit-jepit lebih kecil daripada perletakan jepit-sendi.

C. Analisis KesalahanKesalahan relatif pada percobaan ini disebabkan oleh: Kesalahan dan kekurangtelitian praktikan dalam membaca jarum dial putaran sudut (kesalahan paralaks). Pada waktu penambahan plat T, ketika tumpuan perletakan sedikit diangkatkan dimungkinkan terjadi pergeseran akibat adanya pergerakan ataupun goncangan, sehingga jarum dial tidak tepat berada pada angka nol. Pengukuran tebal plat T plastik dengan menggunakan jangka sorong tidak teliti. Pembulatan data yang kurang tepat, sehingga menghasilkan perbedaan yang cukup besar dengan data yang didapatkan dalam percobaan.

VII.KESIMPULANBerdasarkan perhitungan dan pengolahan data, didapat kesimpulan sebagai berikut: Percobaan Momem Jepit Perpindahan bertujuan untuk mempelajari balok statis tak tentu akibat penurunan perletakan yang tidak sama. Besar displacement () pada perletakan nilainya komulatif setiap penambahan, dengan besar displacement yaitu 9.16, 18.3, 28.336, dan 37.476 mm. Nilai rata-rata Xpraktek untuk perletakan jepit-jepit adalah sebesar 4.4, dan Xteori sebesar 6. Nilai rata-rata Xpraktek untuk perletakan jepit-sendi adalah sebesar 1.8 dan Xteori sebesar 3. Perletakan jepit-jepit memiliki momen jepit perpindahan yang lebih besar dari momen pada perletakan jepit-sendi.

VIII. REFERENSIPedoman Praktikum Analisa Struktur. Laboratorium Struktur dan Material Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

IX. LAMPIRAN

MODUL D.3MOMEN UJUNG JEPIT

I. TUJUANMenentukan momen ujung jepit akibat beban terpusat pada kondisi jepit-jepit dan jepit-sendi.

II. TEORIDi dalam distribusi momen, pembebanan mengakibatkan timbulnya momen ujung jepit bila dianggap pada kondisi jepit-jepit. Jika salah satu ujungnya sendi, maka mula-mula batang itu dianggap jepit-jepit dan terjadi momen ujung. Kemudian momen pada sendi dikurangi sehingga menjadi nol dengan menambahkan momen yang sama atau berlawanan arah dan juga carry over.a.Untuk beban di tengah bentang pada perletakan jepit-jepit, besarnya momen ujung adalah:MA = MB =PL/8Untuk beban yang tidak di tengah, besarnya momen ujung adalah:MA = P.a.b2 / L2MB = P.a2.b / L2b.Untuk beban di tengah bentang pada perletakan jepit-sendi, besarnya momen ujung adalah:MA = 3 PL / 16

III.PERALATAN1. Balok bentang tunggal2. Perletakan yang bebas berputar sudut atau dapat dijepit pada posisi mendatar.3. Lengan untuk menimbulkan atau mengukur momen pada tiap perletakan.4. Penunjuk dan skala putaran sudut pada perletakan sebelah kiri.5. Penggantung beban yang dapat dipasang sepanjang balok.6. Penggantung beban untuk perletakan.7. Jangka sorong

IV.CARA KERJA1. Menggeser pengait beban pada balok hingga tepat berada pada pertengahan bentang (a = b = 300mm).2. Meletakkan penggantung beban pada pengait, dan kedua penggantung beban lainnya pada perletakan kiri dan kanan.3. Meng-nol-kan pengukur putaran sudut pada kedua perletakan.4. Meletakkan beban sebesar 4 N pada penggantung beban yang terletak pada pertengahan bentang. Hal ini akan mengakibatkan putaran sudut pada kedua perletakan.5. Meletakkan beban pada penggantung beban perletakan kanan dan kiri sehingga pengukur putaran sudut di kedua perletakan tepat menunjukkan angka 0.6. Mencatat besar beban penyeimbang yang dibutuhkan.7. Mengangkat seluruh beban pada balok, perletakan kiri dan perletakan kanan.8. Mengulangi langkah 3-7 untuk beban sebesar 6, 8, dan 10 N.9. Menggeser pengait beban sehingga terletak sejauh 150 mm dari perletakan kiri.10. Mengulangi langkah 2-8 untuk a = 150mm.

V.PENGOLAHAN DATAFixed End MomentTabel 1. Data Hasil Praktikum dan Pengolahan Fixed End MomentNOa(mm)b (mm)W (N)L (mm)PA (N)PB (N)MpraktekMteoriKes. Relatif

MA (N.m)MB (N.m)MAMBMA (%)MB (%)

130030036001.81.818018013513533.333.3

30030056004440040030030033.333.3

30030076005550050037537533.333.3

30030096007770070052552533.333.3

300300126009990090067567533.333.3

21504503600212401002036818.548.1

15045056004242020035411818.569.3

15045076005352025043914618.570.9

15045096007374027062420818.529.7

15045012600103102030086128718.54.6

Sumber : Hasil PraktikumVI.ANALISISA. Analisis PraktikumPraktikum ini bertujuan untuk menentukan momen ujung jepit akibat beban terpusat pada kondisi jepit-jepit dan jepit-sendi. Sama seperti percobaan sebelumnya, kondisi jepit dimodelkan dengan memberikan pin pengunci untuk meniadakan putaran sudut, sedangkan sendi tidak. Dua jenis kondisi yang dibuat, yaitu beban terpusat tepat di tengah bentang dengan jarak 300 mm dan beban terpusat yang terletak di seperempat bentang pada jarak 150 mm dari perletakan sebelah kiri.Untuk kondisi dimana beban terpusat terletak di tengah bentang langkah pertama yang dilakukan adalah meletakkan penggantung beban di kedua perletakan serta pada tengah bentang balok, langkah selanjutnya yaitu mengatur jarum bacaan putaran sudut pada posisi nol untuk kedua perletakan. Kemudian memasang beban pada penggantung di tengah-tengah bentang dan juga memasang beban pada lengan momen hingga jarum bacaan putaran sudut kembali ke nol. Pengambilan data dilakukan dengan mencatat besar beban yang terpasang di kedua perletakan tersebut (PA dan PB). Pada praktikum ini variasi beban terpusat yang digunakan adalah 3 N, 5 N, 7 N, 9 N dan 12 N. Adanya variasi beban dimaksudkan untuk mendapatkan kesalahan relatif dalam praktikum ini.

B. Analisis HasilSetelah dilakukan pengolahan data, maka didapatlah nilai perbandingan antara nilai MA dan MB praktikum maupun teori dengan beban terpusat pada tengah bentang serta beban tidak terletak pada tengah bentang. Hasil pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut,

Tabel 2. Nilai M praktikum dan M teori pada PercobaanNo

M teoriMpraktikKR (%)

MA (PL/8)MB (PL/8)MAMBMAMB

113513518018033.333.3

30030040040033.333.3

37537550050033.333.3

52552570070033.333.3

67567590090033.333.3

MA (Pab2/L2)MB (Pa2b/L2)MAMBMAMB

22036824010018.548.1

35411842020018.569.3

43914652025018.570.9

62420874027018.529.7

861287102030018.54.6

Sumber : Hasil Praktikum

Hasil pada tabel nomor 1 merupakan percobaan yang dilakukan dengan beban terletak di tengah bentang (300mm) sedangkan tabel nomor 2 menunjukkan hasil percobaan dengan beban tidak terletak di tengah bentang, tetapi 150mm dari perletakan sebelah kanan. Dari tabel dapat diketahui, bahwa nilai M sangat dipengaruhi oleh panjang bentang, semakin panjang bentang antara letak beban dengan perletakan tersebut, maka nilai M-nya juga akan semakin besar.

C. Analisis KesalahanKesalahan relatif pada percobaan ini disebabkan oleh: Kesalahan dan kekurangtelitian praktikan dalam membaca jarum dial putaran sudut (kesalahan paralaks). Pengukuran panjang bentang dengan menggunakan meteran kurang tepat. Pemberian beban pada lengan kiri (L) dan lengan kanan (R) pada waktu yang tidak sama sehingga mempengaruhi hasil putaran sudut. Pemberian beban yang tidak secara hati-hati (perlahan) sehingga menimbulkan beban kejut yang secara tidak langsung mempengaruhi nilai putaran sudut yang dihasilkan juga. Pembulatan data yang kurang tepat, sehingga menghasilkan perbedaan yang cukup besar dengan data yang didapatkan dalam percobaan

VII.KESIMPULANBerdasarkan perhitungan dan pengolahan data, didapat kesimpulan sebagai berikut:a. Percobaan Momen Ujung Jepit bertujuan untuk menentukan besar momen ujung jepit akibat beban terpusat.b. Pada praktikum ini beban diletakkan pada tengah bentang sehingga panjang bentang menjadi 300mm pada sisi kanan dan 300mm pada sisi kiri. Sedangkan ketika beban diletakkan tidak pada tengah beban, bentangnya menjadi 450mm pada perletakan sebelah kanan dan 150mm pada perletakan sebelah kanan.c. Momen ujung jepit berdasarkan teori didapat dengan menggunakan rumus:d. ,untuk kondisi beban terpusat terletak pada tengah bentang.e. , untuk kondisi beban terpusat yang tidak terletak di tengah bentang.f. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka didapatlah nilai kesalahan relatif yang terjadi adalah sebagai berikut,Beban (N)Kesalahan Relatif (%)

Beban pada pusat bentangBeban tidak pada pusat bentang

MAMBMAMB

333.333.318.548.1

533.333.318.569.3

733.333.318.570.9

933.333.318.529.7

1233.333.318.54.6

VIII. REFERENSIPedoman Praktikum Analisa Struktur. Laboratorium Struktur dan Material Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

IX. LAMPIRAN