Analisa Rasionalitas Pemberian Obat

30
ANALISA RASIONALITAS PEMBERIAN OBAT

Transcript of Analisa Rasionalitas Pemberian Obat

Page 1: Analisa Rasionalitas Pemberian Obat

ANALISA RASIONALITAS PEMBERIAN OBAT

Page 2: Analisa Rasionalitas Pemberian Obat

PENDAHULUAN

Gagal Jantung (GJ)→ penyebab kematian dan ketidakmampuan bekerja yang paling umum.

Di Amerika Serikat lebih dari 4,6 juta menderita penyakit gagal jantung.

Di Eropa berkisar 0,4%-2% yang menderita gagal jantung dan meningkat pada usia lebih lanjut, rata-rata 74 thn.

Di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, thn 2006 terdapat 3,23% kasus gagal jantung dari 11.711 pasien.

Page 3: Analisa Rasionalitas Pemberian Obat

Lanjut..

Pasien gagal jantung biasanya menderita penyakit penyerta → membutuhkan berbagai macam obat dalam terapi.

Pemberian obat yang bermacam-macam tanpa dipertimbangkan dengan baik dapat merugikan pasien → mengubah efek terapi.

Pentingnya memperhatikan interaksi obat → dapat dikurangi jumlah dan keparahannya termasuk dalam interaksi obat.

Page 4: Analisa Rasionalitas Pemberian Obat

TINJAUAN PUSTAKA

I. GAGAL JANTUNG Definisi

sindrom klinis, ditandai oleh sesak napas dan fatik yang disebabkan kelainan struktur atau fungsi jantung.

Istilah-istilah lain pada gagal jantung1. Gagal jantung sistolik dan diastolik- Sistolik : ketidakmampuan kontraksi

jantung memompa - Diastolik: gangguan relaksasi dan

gangguan pengisian ventrikel.

Page 5: Analisa Rasionalitas Pemberian Obat

Lanjut..

2. Gagal Jantung high output dan low outputHigh output heart failure merupakan curah jantung yang tinggi ditemukan pada penurunan resistensi vaskuler sistemik. Low output heart failure merupakan curah jantung yang rendah disebabkan oleh hipertensi, kardiomiopati dilatasi, kelainan katup

Page 6: Analisa Rasionalitas Pemberian Obat

Lanjut..

3. Gagal jantung kanan dan kiri- Kiri: kelemahan ventrikel, meningkatkan tekanan vena pulmonalis dan paru menyebabkan pasien sesak napas dan ortopnea.- Kanan: apabila kelainannya melemahkan ventrikel kanan.

4. Gagal jantung akut dan kronis- Akut: serangan cepat dari gejala-gejala atau tanda-tanda akibat fungsi jantung yang abnormal.- Kronik: sindrom klinik yang komplek yang disertai keluhan gagal jantung berupa sesak, fatik, baik dalam keadaan istirahat atau latihan, edema dan tanda objektif adanya disfungsi jantung dalam keadaan istirahat

Page 7: Analisa Rasionalitas Pemberian Obat

Lanjut..

PatofisiologiDidasari oleh suatu beban/penyakit miokard yang mengakibatkan remodeling struktural, kemudian diperberat oleh progresivitas beban/penyakit tersebut dan menghasilkan sindrom klinis → gagal jantung

Page 8: Analisa Rasionalitas Pemberian Obat

Lanjut..

KlasifikasiPerbandingan klasifikasi gagal jantung menurut kelainan struktural American College of Cardiology/American Heart Association(ACC/AHA) atau menurut kapasitas fungsional New York Heart Association (NYHA).

Page 9: Analisa Rasionalitas Pemberian Obat
Page 10: Analisa Rasionalitas Pemberian Obat

Lanjut..

Manifestasi klinik1. Dispnea

Gejala subyektif pendeknya nafas atau sulitnya pernafasan yang biasanya merupakan gejala awal dari gagal jantung.

2. Kongesti vena sistemik dan edemaRetensi cairan oleh ginjal merupakan mekanisme kompensasi pada gagal jantung.

Page 11: Analisa Rasionalitas Pemberian Obat

Lanjut..3. Kelelahan

manifestasi pengurangan curah jantung sehingga pengangkutan oksigen yang tidak adekuat terhadap rangka.

4. ProteinuriaGagal jantung merupakan penyebab yang umum dari gagal ginjal “prerenal” protein uria sering ditemukan.

5. Dispnea nokturna proksimal6. Ortopnea7. Batuk8. Nokturia9. Anoreksia

Page 12: Analisa Rasionalitas Pemberian Obat

Lanjut..

Diagnosisberdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, elektrokardiografi/foto thoraks, elektrokardiografi-Doppler dan dapat menggunakan kriteria Framingham, yaitu:Kriteria Mayor :-Paroksimal nocturnal dispnea-Peningkatan tekanan vena jugularis-Ronkhi paru-Kardiomegali

Page 13: Analisa Rasionalitas Pemberian Obat

Lanjut..

-Edema paru akut-Gallop S3-Peningkatan tekanan vena > 16 cm H2O-Refluks hepatojugularKriteri Minor-Edema ekstremitas-Batuk malam hari-Dispnea d’effort-Hepatomegali-Efusi pleura-Penurunan kapasitas vital 1/3 dari normal-Takikardi (>120 menit)

Page 14: Analisa Rasionalitas Pemberian Obat

Lanjut..

PenatalaksanaanTindakan dan pengobatan pada gagal jantung ditunjukkan pada 5 aspek.

1) Mengurangi beban kerja jantung 2) Memperkuat kontraktilitas miokard 3) Mengurangi kelebihan garam dan cairan 4) Melakukan tindakan dan pengobatan

khusus terhadap penyebab 5) Faktor-faktor pencetus kelainan yang

mendasari.

Page 15: Analisa Rasionalitas Pemberian Obat

Lanjut..

Terapi non farmakologi

a) Edukasi mengenal gagal jantung, penyebab dan bagaimana mengenal serta upaya bila timbul keluhan dan dasar pengobatan

b) Istirahat, olahraga, aktivitas sehari-hari, edukasi aktivitas seksual, serta rehabilitasi

c) Edukasi pola diet, kontrol asupan garam, air dan kebiasaan alkohol

d) Monitoring berat badan, hati-hati dengan kenaikan berat badan secara tiba-tiba

e) Mengurangi berat badan pada obesitas f) Hentikan kebiasaan merokok g) Konseling mengenai obat.

Page 16: Analisa Rasionalitas Pemberian Obat

Lanjut..

Terapi FarmakologiA). Vasodilatator

menurunkan secara selektif beban jantung sebelum kontraksi, sesudah kontraksi atau keduanya 1. Vasodilator Parenteral a. Nitrogliserin adalah vasodilator kuat dengan pengaruh pada vena dan pengaruh yang kuat pada jaringan pembuluh darah arteri. vasodilator koroner yang efektif sehingga merupakan vasodilator yang lebih disukai untuk terapi kegagalan jantung pada keadaan infark miokard akut atau angina tak stabil

Page 17: Analisa Rasionalitas Pemberian Obat

Lanjut..

b. Natrium nitropusida adalah vasodilator kuat dengan sifat-sifat venodilator kurang kuat. Efeknya yang menonjol adalah mengurangi beban jantung setelah kontraksi dan terutama efektif untuk pasien kegagalan jantung yang menderita hipertensi atau reguitasi katub berat.

2. Vasodilator Orala. ACE inhibitorObat yang menurunkan tahanan perifer sehingga menurunkan afterload, menurunkan resistensi air dan garam (dengan menurunkan sekresi aldosteron) dan dengan jalan menurunkan preload.

Page 18: Analisa Rasionalitas Pemberian Obat

Lanjut..

b. Angiotensin reseptor bloker (ARB)

pendekatan lain untuk menghambat system RAA, yang akan mengeblok atau menurunkan sebagian besar efek sistem. Namun demikian agen ini tidak menunjukkan efek penghambat ACE pada jalur potensial lain yang memproduksi peningkatan bradikinin, prostaglandin dan nitrit oksida dalam jantung pembuluh darah dan jaringan lain. Karena itu, ARB dapat dipertimbangkan sebagai alternatif pendapat ACE pada pasien yang tidak dapat menerima pendapat ACE.

Page 19: Analisa Rasionalitas Pemberian Obat

Lanjut..

c. Beta bloker

Untuk terapi kegagalan jantung bersifat kontroversial namun dapat efek-efek yang merugikan dari katekolamin pada jantung yang mengalami kegagalan termasuk menekan reseptor beta pada otot jantung situasi kegagalan jantung. Beta bloker digunakan pada pasien gagal jantung stabil ringan, sedang atuau berat.

Page 20: Analisa Rasionalitas Pemberian Obat

Lanjut..

d. Antagonis kanal kalsiumSecara langsung menyebabkan relaksasi otot polos pembuluh darah dan penghambat pemasukan kalsium kedalam sel otot jantung. Kegunaan pokok obat ini dalam terapi gagal jantung adalah berasal dari pengurangan iskemia pada pasien dengan penyakit jantung koroner yang mendasari.

Page 21: Analisa Rasionalitas Pemberian Obat

Lanjut..

e. NitratTerutama berkhasiat venodilator dan oleh karena ini bermanfaat untuk menyembuhkan gejala-gejala penumpukan vena dan paru-paru. Obat-obat golongan ini mengurangi iskemia otot dengan menetralkan tekanan pengisian ventrikel dan dengan melebarkan arteri koroner secara langsung.

Page 22: Analisa Rasionalitas Pemberian Obat

Lanjut..

f. HidralazinHidralazin adalah obat yang murni mengurangi beban jantung setelah konstraksi yang bekerja langsung pada otot polos arteri untuk menimbulkan vasodilatasi. Hidralazin terutama berguna dalam pengobatan reguitasi mitral kronis dan insufisiensi aorta. Hidralazin oral merupakan dilator arterioral poten dan meningkatkan output kardiak pada pasien gagal jantung kongestif.

Page 23: Analisa Rasionalitas Pemberian Obat

Lanjut..

B). DiuretikTujuan dari pemberian diuretik adalah mengurangi gejala retensi cairan yaitu meningkatkan tekanan vena jugularis atau edema ataupun keduanya. Diuretik menghilangkan retensi natrium pada CHF dengan menghambat reabsorbsi natrium atau klorida pada sisi spesifik di tubulus ginjal. Manfaat dari terapi diuretik yaitu dapat mengurang edema pulmo dan perifer dalam beberapa hari bahkan jam.

Page 24: Analisa Rasionalitas Pemberian Obat

Lanjut..C). Obat-obat Inotropik

Obat-obat inotropik positif meningkatkan kontraksi otot jantung dan meningkatkan curah jantung.1. DigitalisTerjadi hambatan pada aktivitas pompa proton. Hal ini menimbulkan peningkatan konsentrasi natrium intra sel, yang menyebabkan kadar kalsium intra sel yang meningkat menyebabkan peningkatan kekuatan kontraksi sistolik.Terapi digoksin merupakan indikasi pada pasien dengan disfungsi sistolik ventrikel kiri yang hebat setelah terapi diuretic dan vasodilator

Page 25: Analisa Rasionalitas Pemberian Obat

Lanjut..

2. Agonis β- adrenergikStimuli β- adrenergic memperbaiki kemampuan jantung dengan efek inotropik spesifik dalam fase dilatasi. Hal ini menyebabkan masuknya ion kalsium ke dalam sel miokard meningkat, sehingga dapat meningkatkan kontraksi.

Page 26: Analisa Rasionalitas Pemberian Obat

Lanjut..

3. Inhibitor fosfodiesterase Inhibitor fosfodiesterase memacu konsentrasi intrasel siklik –AMP. Ini menyebabkan peningkatan kalsium intrasel dan kontraktilitas jantung. Obat yang termasuk dalam golongan inhibitor fosfodiesterase adalah amrinon dan mirinon.

4. Antagonis aldosteronObat-obat ini sangat kurang efektif bila digunakan sendiri tanpa kombinasi dengan obat lain untuk penatalaksanaan pada gagal jantung. Meskipun demikian, bila digunakan kombinasi dengan Tiazid atau diuretika Ansa Henle, obat-obat golongan ini efektif dalam mempertahankan kadar kalium yang normal dalam serum.

Page 27: Analisa Rasionalitas Pemberian Obat

Lanjut..

ALGORITME TERAPI:

Page 28: Analisa Rasionalitas Pemberian Obat
Page 29: Analisa Rasionalitas Pemberian Obat

II. INTERAKSI OBAT Interaksi obat merupakan Drug Related

Problem (DRP) yang dapat mempengaruhi respon tubuh terhadap pengobatan. Hasilnya berupa peningkatan atau penurunan efek yang dapat mempengaruhi outcome terapi pasien.

Page 30: Analisa Rasionalitas Pemberian Obat

Lanjut…

Pada penulisan resep sering beberapa obat diberikan secara bersamaan, sehingga memungkinkan terdapat obat yang kerjanya berlawanan. Mekanisme interaksi obat secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga mekanisme yaitu Interaksi farmasetik/inkompatibilitas, interaksi dengan mekanisme farmakokinetika, dan interaksi dengan farmakodinamik.