Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga ...€¦ · x Analisa Perumusan Kebijakan...

24
i Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga Terkait Imunisasi Measles Dan Rubella (MR) Tugas Akhir Disusun Oleh : Danang Indra Setiawan 462014031 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2018

Transcript of Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga ...€¦ · x Analisa Perumusan Kebijakan...

Page 1: Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga ...€¦ · x Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga Terkait Imunisasi Measles Dan Rubella (MR) Sanfia

i

Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga

Terkait Imunisasi Measles Dan Rubella (MR)

Tugas Akhir

Disusun Oleh :

Danang Indra Setiawan

462014031

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2018

Page 2: Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga ...€¦ · x Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga Terkait Imunisasi Measles Dan Rubella (MR) Sanfia

ii

Page 3: Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga ...€¦ · x Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga Terkait Imunisasi Measles Dan Rubella (MR) Sanfia

iii

Page 4: Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga ...€¦ · x Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga Terkait Imunisasi Measles Dan Rubella (MR) Sanfia

iv

Page 5: Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga ...€¦ · x Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga Terkait Imunisasi Measles Dan Rubella (MR) Sanfia

v

Page 6: Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga ...€¦ · x Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga Terkait Imunisasi Measles Dan Rubella (MR) Sanfia

vi

Page 7: Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga ...€¦ · x Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga Terkait Imunisasi Measles Dan Rubella (MR) Sanfia

vii

Page 8: Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga ...€¦ · x Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga Terkait Imunisasi Measles Dan Rubella (MR) Sanfia

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR KEASLIAN KARYA TULIS TUGAS AKHIR.......................................... i

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ....................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ iii

KATA PENGANTAR ................................................................................................ iv

DAFTAR ISI ................................................................................................................. v

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................................. vii

Pendahuluan .................................................................................................................. 1

Metode .......................................................................................................................... 2

Hasil .............................................................................................................................. 2

Pembahasan................................................................................................................... 5

Kesimpulan dan Saran .................................................................................................. 7

Ucapan Terima Kasih .................................................................................................. 8

Daftar Pustaka ............................................................................................................... 9

Page 9: Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga ...€¦ · x Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga Terkait Imunisasi Measles Dan Rubella (MR) Sanfia

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1Surat Izin Penelitian ................................................................................. 11

Lampiran 2 Ethical Clearance .................................................................................... 12

Lampiran 3 Panduan Wawancara ............................................................................... 13

Page 10: Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga ...€¦ · x Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga Terkait Imunisasi Measles Dan Rubella (MR) Sanfia

x

Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga Terkait

Imunisasi Measles Dan Rubella (MR)

Sanfia Tesabela Messakh1, Bagus Panuntun2, Danang Indra Setiawan3 1Program Studi S1 Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana

2,3Program Studi S1Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen

Satya Wacana

Email : [email protected]

Abstrak

Campak dan rubella merupakan penyakit yang menular, bila seseorang belum pernah di

Imunisasi MR memiliki resiko tinggi tertular penyakit ini. Untuk menanggulangi kasus

tersebut pemerintah mengadakan program imunisasi MR di 34 provinsi. Pemerintah

melakukan kampanye imunisasi MR (measles dan rubella) dan sasarannya yaitu anak pada

umur 9 bulan hingga 15 tahun. Dinas Kesehatan Kota Salatiga kemudian membuat

kebijakan dan program lokal untuk pelaksanaan imunisasi MR (measles dan

rubella). Perencanaan kampanye dan pelaksanaan imunisasi campak dan rubella (MR) di

Kota Salatiga melibatkan beberapa pihak antara lain Kepala Daerah,tokoh agama, tokoh

masyarakat, dan lintas sektor lain. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengambarkan proses

perumusan kebijakan teknis pelaksanaan imunisasi MR (measles dan rubella) di tingkat Kota

Salatiga sebagai implementasi kebijakan nasional. Penelitian ini menggunakan metode

kualitatif deskriptif, teknik pengambilan sample data dengan teknik purposive sampling.

Hasil penelitian menunjukan Perumusan kebijakan imunisasi MR sesuai dengan petunjuk

teknis yang diberikan oleh Pemerintah (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Perumusan kebijakan imunisasi MR (measles dan

rubella) ditingkat Kota Salatiga meliputi Perencanaan, pelaksanaan dam monitoring evaluasi.

Untuk kebijakan imunisasi sudah dilakukan sesuai petunjuk teknis dari pemerintah.

Kata kunci: Imunisasi Campak dan Rubella, Kebijakan Imunisasi

Page 11: Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga ...€¦ · x Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga Terkait Imunisasi Measles Dan Rubella (MR) Sanfia

xi

Abstract

Measles and rubella are contagious diseases, if someone has never been in MR

Immunization has a high risk of contracting this disease. To overcome this case the

government held an MR immunization program. in 34 provinces. The government conducted

an MR (measles and rubella) immunization campaign and the target was children at the age

of 9 months to 15 years. The Salatiga City Health Office then makes local policies and

programs for the implementation of MR immunization (measles and rubella). Campaign

planning and implementation of measles and rubella (MR) immunization in Salatiga City

involve several parties including Regional Heads, religious leaders, community leaders, and

across other sectors. The purpose of this research is to describe the process of formulating

technical policies for the implementation of MR (measles and rubella) immunization at the

Salatiga City level as the implementation of national policies. This research uses descriptive

qualitative method, data sampling technique with purposive sampling technique. The results

of the study show the formulation of the MR immunization policy in accordance with the

technical guidelines provided by the Government (Ministry of Health of the Republic of

Indonesia). so that it can be concluded that The formulation of the MR (measles and rubella)

immunization policy at the Salatiga City level includes planning, implementing and

monitoring evaluation. Immunization policies have been carried out according to technical

instructions from the government.

Keywords: Measles and Rubella Immunization, Immunization Policy

Page 12: Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga ...€¦ · x Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga Terkait Imunisasi Measles Dan Rubella (MR) Sanfia

1

Pendahuluan

Campak merupakan penyakit yang mudah menular yang disebabkan oleh virus.

Menurut Pattilouw, gejala yang terjadi apabila tertular penyakit campak yaitu bercak

kemerahan dikulit, demam, batuk pilek. Penyakit campak ini sangat berbahaya bila cakupan

imunisasi rendah maka sangat beresiko tertular penyakit tersebut (1). Rubella adalah infeksi

virus yang ditularkan melalui batuk atau bersin. penyakit ini biasanya ditandai dengan ruam

merah di kulit, dan sering menginfeksi anak –anak, akan tetapi pada penyakit ini yang perlu

menjadi perhatian adalah efek teratogenik apalagi pada kehamilan trimester pertama, bila

terinfeksi dapat menyebabkan, sindrom rubella kongenital, arbortus dan kematian janin (2).

Campak dan Rubella merupakan penyakit menular, bila seseorang belum pernah di

Imunisasi MR (Measles dan Rubella) memiliki resiko tinggi tertular penyakit ini (3).

Penyakit campak dan rubella belum ada pengobatanya akan tetapi dapat dicegah dengan

imunisasi MR (Measles dan Rubella). Imunisasi dengan vaksin MR dapat mencegah dengan

baik untuk penyakit campak dan rubella. Menurut Kemenkes RI (2017), tahun 2010 sampai

2015 jumlah kasus campak yaitu sebanyak 23.164 kasus dan rubella sebanyak 30.463 kasus

(4). Untuk menanggulangi kasus tersebut pemerintah mengadakan program imunisasi MR.

Pelaksanaan kampanye imunisasi MR dilaksanakan di 34 Provinsi. Pelaksanaan kampanye

tersebut dilakukan secara bertahap, di tahun 2017 dilakukan di seluruh jawa, dan tahun 2018

kampanye imunisasi MR dilakukan di Sumatrera, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Maluku,

Kalimantan dan Papua (5). Tempat pelayanan imunisasi MR dilakukan di Sekolah,

Pukesmas, Rumah Sakit, Posyandu, dan fasilitas kesehatan lainnya.

Data dari Dinas Kesehatan Jawa Tengah menunjukkan bahwa cakupan imunisasi

MR, sudah mencapai sebanyak 6.774.852 anak atau 80.25% yang terjangkau imunisasi (6).

Di Kota Salatiga, cakupan imunisasi MR sudah mencapai angka 32.288 sasaran.

Keberhasilan kebijakan imunisasi MR,bertumpu pada keberhasilan penerapan pada tingkat

regional dan lokal. Di Kota Salatiga, Dinas Kesehatan Kota Salatiga melalui Puskesmas dan

unit koordinasi lain dibawahnya, menjadi penggerak utama pelaksanaan kebijakan. Dinas

Kesehatan Kota Salatiga kemudian membuat kebijakan dan program lokal, untuk

pelaksanaan imunisasi MR. Perencanaan kampanye dan pelaksanaan imunisasi di Kota

Salatiga melibatkan beberapa pihak antara lain Kepala Daerah, Tokoh masyarakat, tokoh

agama dan lintas sektor terkait(7). Penelitian ini bertujuan untuk mengambarkan proses

perumusan kebijakan teknis pelaksanaan imunisasi MR (Measles dan Rubella) di tingkat

Kota Salatiga sebagai implementasi kebijakan Nasional

Page 13: Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga ...€¦ · x Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga Terkait Imunisasi Measles Dan Rubella (MR) Sanfia

2

Metode

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, teknik pengambilan sampel

data dengan teknik purposive sampling yaitu metode penetapan sample yang sesuai tujuan

atau rumusan masalah dalam sebuah populasi. Lokasi penelitian ini di Dinas Kesehatan Kota

Salatiga, bidang P2P (Pengendalian dan Pencegahan Penyakit). Sumber data dalam

penelitian ini adalah data primer dan data sekunder dengan teknik pengumpulan data

wawancara. Lamanya partisipan di wawancara kurang lebih 2 bulan, dengan frekuensi 4

kali. Partisipan dalam penelitian ini sebanyak 2 orang, kriteria partisipan dalam penelitian ini

adalah orang bekerja di Dinas Kesehatan Kota Salatiga, orang yang dibidang kesehatan

masyarakat, berpengalaman di bidang imunisasi, dan ikut andil dalam menangani

pelaksanaan imunisasi MR.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif

dengan tujuan mengungkap fakta dan keadaan yang terjadi saat penelitian dan menyuguhkan

data apa adanya. Terdapat tiga teknik analisa data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian

data dan penarikan kesimpulan. Reduksi data atau penambahan data yang dirasa data

tersebut penting sebagai bahan informasi. Kedua, proses pengumpulan informasi yang

disusun berdasarkan urutannya, selanjutnya interpretasi data. Tahap terakhir yaitu, penarikan

kesimpulan.

Hasil

Penelitian ini bertujuan mengambarkan proses perumusan kebijakan teknis

pelaksanaan imunisasi MR (Measles dan Rubella) di tingkat Kota Salatiga sebagai

implementasi kebijakan nasional. Hasil Penelitian kemudian dikelompokkan menjadi 3 tema

yaitu: 1) Perencanaan Program Imunisasi, 2) Pelaksanaan Program Imunisasi, 3) Monitoring

Evaluasi.

1) Perencanaan Program Imunisasi

Pendataan sasaran dalam program Imunisasi MR (Measles dan Rubella)

dilakukan sebelum dilaksanakan kegiatan imunisasi. Berikut adalah gambaran

informasi yang didapatkan dari riset informan diantaranya.

“ Oh kalau pendataan di sekolah to mas kita melalui Dinas Pendidikan, dan

yang belum sekolah pendataannya sama kader-kader posyandu “P1

“Pendataan sasaran juga dibantu oleh kader posyandu dek bagi yang belum

atau tidak bersekolah”P2

Pengelola imunisasi di bidang P2P (Pengendalian dan Pencegahan Penyakit)

meminta data anak sekolah melalui Dinas Pendidikan Kota Salatiga yang dibantu

oleh guru-guru untuk mendata anak di setiap sekolah (Paud, TK, SD/MI, dan

Page 14: Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga ...€¦ · x Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga Terkait Imunisasi Measles Dan Rubella (MR) Sanfia

3

SMP/MTS). Petugas Pukesmas dibantu oleh kader melakukan kunjungan ke rumah

warga bagi balita dan anak yang belum sekolah maupun tidak bersekolah.

Sumber daya manusia dalam program imunisasi MR (Measles dan Rubella)

melibatkan beberapa pihak yang bersangkutan. Berikut adalah gambaran informasi

yang didapatkan dari riset informan diantaranya.

“Yang terlibat pasti bagian saya P2P, kepala dKK, Dinas Pendidikan, 6

pukesmas. di pukesmas ya bagian Pemegang pogram Imunisasi serta instansi

terkait mas”P1

Pihak- pihak yang ikut andil dalam program imunisasi yaitu Dinas

Kesehatan Kota salatiga, Dinas Pendidikan, Walikota, Kementrian Agama, Rumah

Sakit sebagai rujukan KIPI, Pemangku Wilayah, Pukesmas, guru, kader posyandu,

tim survailan, pengelola vaksin, dan untuk tenaga pelaksanaannya yaitu dokter,

perawat, bidan, kader.

Sarana prasarana merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan

program imunisasi. Berikut adalah gambaran informasi yang didapatkan dari riset

informan diantaranya.

“Untuk program imunisasi dari pemerintah sarana prasarana semua

didroping dari kemenkes yaitu vaksin MR dan pelarut sejumlah sasaran, ADS 0,5

ml dan ADS 5 ml. Dan perlangkapan lain seperti masker, handscoon disediakan

dari Dinas Kesehatan Kota Salatiga”P2

Dari penuturan di atas sarana prasarana di sediakan dari pemerintah dan ada

juga pengadaan perlengkapan lain seperti masker, handscoon dan sarana pendukung

lainya serta pos yang sudah ditentukan oleh Dinas Kesehatan Kota Salatiga untuk

pelaksanaan program imunisasi yaitu Rumah Sakit, Puskesmas, Polindes, Posyandu,

Poskesdes, dan Sekolah.

Pembiayaan pelaksanaan program imunisasi MR di Kota Salatiga diambil

dari APBN (DAK, BOK), dan APBD2. Berikut adalah gambaran informasi yang

didapatkan dari riset informan diantaranya.

“Untuk keseluruhan biaya to dek diambil dari dana APBD dan APBN,

APBN itu sudah termasuk dana BOK”P2

Dana APBD dialokasikan untuk perlengkapan seperti masker, handscon,

honor narasumber snak untuk kegiatan kampanye, dan untuk dana BOK itu dana non

fisik yang digunakan di Pukesmas dalam kegiatan Program imunisasi MR.

Page 15: Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga ...€¦ · x Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga Terkait Imunisasi Measles Dan Rubella (MR) Sanfia

4

2) Pelaksanaan Program Imunisasi

Sebelum dilakukan kegiatan imunisasi MR (Measles dan Rubella), Dinas

Kesehatan Kota Salatiga berkoordinasi dengan puskesmas, kader-kader, guru,

humas pemkot, dan radio.

“Iya mas, sebelumnya kita koordinasi, kemudian kita bersama pukesmas,

kader, pemkot melakukan sosialisasi tentang Program imunisasi MR (Measles dan

Rubella), tempat dan sasaran pemberian imunisasi”P1

“Untuk sosialisasinya itu dek, kita dengan pendekatan ke warga,

pemberitaan di radio, leaflet spanduk”P2

Di tingkat kota, sosialisasi dilakukan dengan menggunakan media poster,

siaran radio dan leaflet yang disebarkan. Di tingkat kecamatan, pemegang program

imunisasi di pukesmas yang di bantu oleh kader-kader melakukan sosialisasi kepada

orang tua anak, dan untuk di sekolah guru-guru melakukan sosialisasi tentang

imunisasi MR kepada orang tua serta murid. Pelaksanaan Kampanye Imunisasi MR

di Kota Salatiga mengikuti petunjuk teknis dari pemerintah dan SK dari Walikota.

Untuk pemberiannya di sekolah dari umur 4 sampai 7 tahun di PAUD dan TK, anak

sekolah usia 7 tahun sampai usia 15 tahun di SD dan SMP sederajat sedangkan

sisanya bagi anak-anak yang tidak bersekolah maupun yang belum sekolah tempat

pelaksanaannya di pos imunisasi yang sudah ditentukan seperti posyandu, pustu, dan

pukesmas.

3) Monitoring Evaluasi.

Monitoring dan evaluasi ditingkat kota Salatiga dilakukan dengan

Pemantauan Wilayah Setempat (PWS). Dinas Kesehatan Kota Salatiga mengadakan

monitoring evaluasi dengan lintas pogram dan lintas sektor untuk membahas capaian

kegiatan yang sudah dilakukan.

“Untuk monitoring evaluasinya biasanya dengan PWS dek, setiap bulannya

kita ngecek hasil sama kendalanya di lapangan, setelah itu kita melakukan upaya-

upaya untuk mengatasi masalah yang dihadapi seperti penolakan, alat terbatas

misalnya gitu dek. biasanya kalau yang menolak itu karena keyakinannya, ada yang

bilang haram atau atau hal lain”P2

Setiap pukesmas wajib melaporkan data imunisasi, dan Dinas Kesehatan itu

sendiri melakukan supervisi setiap bulan untuk memantau hasil, dan masalah-

masalah selama kegiatan. Upaya-upaya juga dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota

Salatiga agar program imunisasi dapat diterima baik di masyarakat, dengan

melakukan pendekatan personal terhadap orang tua yang menolak imunisasi,

melakukan pendekatan, advokasi, sosialisasi tentang imunisasi kepada masyarakat,

kader kesehatan, aparat pemerintah yang ada di Kota, kecamatan maupun di desa,

Page 16: Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga ...€¦ · x Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga Terkait Imunisasi Measles Dan Rubella (MR) Sanfia

5

dan lintas sektoral, masyarakat yang menolak diminta membuat surat pernyataan

penolakan beserta alasannya.

Pembahasan

1) Perencanaan Program Imunisasi

Pada perencanaan kebijakan untuk program imunisasi meliputi beberapa

komponen yaitu pendataan sasaran, sumber daya manusia, sarana prasarana, dan

pembiayaan. Pendataan sasaran untuk program imunisasi dilakukan oleh petugas

Puskesmas yang dibantu kader-kader dengan mengunjungi rumah warga. dari hasil

wawancara yang mengatakan “Pendataan sasaran juga dibantu oleh kader

posyandu dek bagi yang belum atau tidak bersekolah”P2, Pendekatan partisipasi

masyarakat terhadap kader posyandu itu penting guna membantu kelancaran

pelayanan kesehatan serta sebagai penghubung antara puksesmas dengan

masyarakat(8), Tetapi pada penelitian yang dilakukan Fatikatul Umamah, Pendataan

yang dilakukan kader kurang efektif karena kader mendatangi balita yang terdaftar

di kader posyandu(9).

Dalam perencanaan program imunisasi, Sumber daya manusia yang terlibat

bukan hanya tenaga kesehatan namun ada lembaga-lembaga kedinasan lintas

sektoral yang ikut berpartisipasi dalam pelaksanaannya. Hasil wawancara dengan

partisipan mengatakan “Yang terlibat pasti bagian saya P2P, kepala dKK, Dinas

Pendidikan, 6 pukesmas. di pukesmas ya bagian Pemegang pogram Imunisasi serta

instansi terkait mas”P1. Sumber daya manusia selain tenaga kesehatan tidak terlibat

secara aktif, hanya melakukan pendataan, pendekatan, dan sosialisasi untuk

menyukseskan program kebijakan. Sumber daya manusia dapat meningkatkan

keberhasilan dalah program tersebut, dengan bekerjasama dengan instansi terkait

dapat mempermudah proses pelaksanaan imunisasi(10).

Sarana pra sarana sangat berpengaruh terhadap kerberlangsungan imunisasi.

Pelayanan imunisasi dapat diperoleh melalui sarana Upaya Kesehatan Bersumber

daya Masarakat(UKBM) seperti polides, poskesdes, dan posyandu, selain intu

pelayanan imunisasi dapat diperoleh melalui non UKBM : rumah sakit, Pukesmas,

dokter praktik dan bidan Praktek(11).

Pembiayaan program imunisasi MR diambil dari APBN, APBD yang

merupakan sumber terbesar dalam pembiayaan kesehatan. Bantuan operasional

kesehatan dimanfatkan untuk pencegahan penyakit dan promosi kesehatan di

masyarakat(12). Sama halnya yang dikatakan partisipan yaitu “Untuk keseluruhan

biaya to dek diambil dari dana APBD dan APBN, APBN itu sudah termasuk dana

BOK”P2

Page 17: Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga ...€¦ · x Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga Terkait Imunisasi Measles Dan Rubella (MR) Sanfia

6

Dapat ditarik kesimpulan, pendataan sasaran program imunisasi dapat

dilakukan oleh pukesmas yang dibantu dengan kader-kader. dalam pelaksanaan

imunisasi melibatkan baik itu tenaga kesehatan dan instansi-instansi terkait.

Imunisasi dapat diperoleh melalui UKBM maupun Non UKBM. Pembiayaan

imunisasi diambil daridana APBN dan APBD.

2) Pelaksanaan Program Imunisasi

Dalam pelaksanaannya program imunisasi dituntut untuk melaksanakan

ketentuan program secara efektif dan efisien serta dapat menjalankan fungsi

koordinasi dengan baik. Kesesuaian tersebut dikarenakan persiapan dan penggerakan

masyarakat multak dilakukan untuk mensukseskan pelayanan imunisasi. Pada

pelaksanaan imunisasi dilakukan sesuai pedoman teknis dari mulai pelayanan,

pengelolaan rantai vaksin, penanganan limbah, standar tenaga, pelatihan teknis,

pencatatan dan pelaporan serta supervise. Salah satu faktor penghambat dalam

program imunisasi yaitu Minimnya pengetahuan sebagian masyarakat terhadap

program imunisasi dan masih ada masyarakat yang kurang mendapat informasi

tentang manfaat dan tujuan dari program imunisasi(13). Diadakannya sosialisasi

itu sangat baik dengan harapan masyarakat lebih mengetahui manfaat imunisasi(14).

Terdapat beberapa bentuk sosialisasi yang disampaikan oleh pihak : melalui karang

taruna, pemberian lefleat, website yang dapat diakases, penyuluhan yang dilakukan

di sekolah dan pemberitaan di radio (15). Hal tersebut sesuai dengan Partisipan 2

yang mengatakan “Untuk sosialisasinya itu dek, kita dengan pendekatan ke warga,

pemberitaan di radio, leaflet spanduk”P2

Dapat ditarik keseimpulan Pelaksanaan program imunisasi dilakukan

sesuai pedoman dari pemerintah, dan dikakukannya sosialisasi kepada masyarakat

dapat memberikan pengetahuan dan mendorong untuk ikut andil pelaksanaan

imunisasi.

3) Monitoring Evaluasi.

Monitoring evaluasi dilakukan guna menjaga kegiatan agar berjalan sesuai

program yang sudah ditentukan. Monitoring evaluasi dilaksanakan secara teratur dan

sistematis baik secara rutin maupun paska kegiatan kampanye. Monitoring

dilakukan melalui instrument pencatatan, pelaporan cakupan dan logistik imunisasi,

pemantauan wilayah setempat dan KIPI (Kejadian Pasca Imunisasi). Kegiatan

supervisi imunisasi di pukesmas tidak hanya memantau proses kerja berlangsung,

namun dalam pelaksanaannya monitoring kinerja adalah membandingkan dan

menilai apakah kinerja yang dilakukan telah sesuai dengan standar yang ditetapkan

sebelumnya atau tidak. Pelaksanaan supervisi kesehatan dasar dilakukan oleh Dinas

Kesehatan Kota ke puskesmas secara berkala, hasil-hasil pelaksanaan kegiatan

Page 18: Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga ...€¦ · x Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga Terkait Imunisasi Measles Dan Rubella (MR) Sanfia

7

ditemukan permasalahan dan diberikan pengarahan serta perbaikan demi untuk

tercapainya hasil-hasil kegiatan yang maksimal(16). Monitoring evaluasi itu

dilaksanakan dengan mendata jumlah sasaran, sumber saya manusia yang ikut andil

dalam program imunisasi, kebutuhan alat dan bahan yang digunakan dalam

pelaksanaan imunisasi serta pelaporan hasil imunisasi(17). Penelitian tersebut seperti

yang dikatakan partisipan yaitu “Untuk monitoring evaluasinya biasanya dengan

PWS dek, setiap bulannya kita ngecek hasil sama kendalanya di lapangan”. Pada

kegiatan monitoring evaluasi tidak hanya memantau hasil-hasil kegiatan tetapi juga

memecahkan masalah seperti penolakan terhadap program baru. Upaya-upaya telah

dilakukan agar diterima di masyarakat, Penanggungjawab program imunisasi hanya

memberikan himbauan kepada masyarakat yang menolak, membuat surat pernyataan

penolakan sebagai data pelaporan dan mensosialisasikan program imunisasi dengan

melibatkan masyarakat dan lintas sektoral(18). Apabila dari berbagai pihak

berkeyakinan bahwa pelaksanaan imunisasi berbahaya bagi anak-anak dalam hal ini

tenaga kesehatan memberikan edukasi tentang resiko dan efek samping

imunisasi(19). Tokoh agama juga memiliki pengaruh penting dalam pelaksanaan

imunisasi karena menjadi panutan masyarakat dalam berperilaku dengan pendekatan

spiritual(20). Pada kasus penolakan imunisasi belum ada sanksi hukum yang tegas

kepada yang menolak, belum ada aturan hukum dapat diterapkan sepenuhnya di

masyarakat. Kebijakan yang dilakukan hanya dengan melakukan pendekatan,dan

sosialisasi.

Kesimpulan dan saran

Perumusan kebijakan imunisasi MR (measles dan rubella) ditingkat Kota Salatiga

meliputi Perencanaan, pelaksanaan dam monitoring evaluasi. Untuk kebijakan imunisasi

sudah dilakukan sesuai petunjuk teknis dari pemerintah. Hasil penelitian ini sebatas

gambaran perumusan kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga Terkait Imunisasi Measles

Dan Rubella (MR), oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian lanjut terhadap perencanaan

kebijakan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Salatiga. Saran peneliti untuk Dinas

Kesehatan agar pihak Dinas Kesehatan Kota membuat kebijakan yang tegas bagi yang

menolak imunisasi.

Page 19: Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga ...€¦ · x Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga Terkait Imunisasi Measles Dan Rubella (MR) Sanfia

8

Ucapan Terimakasih

Doa dan puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat-

Nya sampai tuntasnya tugas akhir ini.Penulis sadar bahwa dalam proses penulisan ini tidak

lepas dari dukungan baik secara materil dan sepiritual yang diberikan oleh beberapa pihak.

Ucapan terimakasih ini ditujukan kepada semua pihak yang telah memberi bantuan,

dukungan, semangat, serta bimbingan kepada penulis. Penulis menyampaikan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada pihak yang membantu, terkhususnya :

1. Kepada orang tua tercinta yang selama ini membantu dalam bentuk perhatian, kasih

sayang dan semangat, serta doa yang tak henti-hentinya mengalir demi kelancaran

dan kesuksesan penulis.

2. kepada Fransisca Putry Novitasari tersayang yang telah memberi semangat serta

dukungan dalam menyelesaikan tugas akhir.

3. Kepada bapak Dr. Suryasatriya Trihandaru, M.Sc.nat selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana

4. Kepada Sanfia Tesa Mesakh selaku dosen pembimbing pertama yang selalu

memberikan bimbingan, arahan, dorongan kepada peneliti sehingga tugas akhir ini

dapat terselesaikan.

5. Kepada dr. Bagos Pantuntun selaku dosen pembimbing kedua yang selalu

memberikan bimbingan, arahan, motivasi kepada peneliti sehingga tugas akhir ini

dapat terselesaikan.

6. Kepada Dinas Kesehatan Kota Salatiga yang telah memberikan kesempatan bagi

peneliti untuk dapat melangsungkan penelitian dan memperoleh data.

Page 20: Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga ...€¦ · x Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga Terkait Imunisasi Measles Dan Rubella (MR) Sanfia

9

DAFTAR PUSTAKA

1. Pattilouw Jaty. Perilaku Pencarian Pengobatan Terhadap Penyakit Campak Pada

Masyarakat Waelua Kecamatan Ambalau Kabupaten Buru Selatan Provinsi Maluku.

JST Kesehatan. 2016;6: 381 – 387

2. Hardiana Acep. Analisis Penyebaran dan Genotipe rubella di jawa barat tahun 2011–

2013. jurnal farmasi klinik Indonesia. 2015;4: 1 -7

3. Kementerian Kesehatan RI. Situasi Imunisasi Di Indonesia [Internet]. 2016. p.

11.Availablefrom:http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/I

nfoDatin-Imunisasi-2016.pdf

4. Kemenkes RI.Imunisasi Campak-Rubella (MR). Jakarta: Kementrian Kesehatan RI;

2017

5. Kemenkes RI. Petunjuk Teknis Kampanye Imunisasi Measles Rubela. Jakarta:

Kemenkes RI; 2017.

6. Dinkes Jawa Tengah. Profil Kesehatan Propinsi Jawa Tengah; 2017. Available from:

www.dinkesjatengprov.go.id.

7. Dinkes Kota Salatiga. Kamapanye Imunisasi Campak dan Rubela (MR). 2017.

Available from: http://www.dkksalatiga.org/.

8. Habibah Z, Sungkar S. Cakupan pemberian obat pencegahan massal filariasis di

Kabupaten Sumba Barat Daya tahun 2012-2013. eJKI. 2015;3(3):199–203

9. Ummamah F. Rapid Assessment Sub Pin Difteri Putaran Ketiga Di Desa

Tambakrejo Jombang. J Berk Epidemiol. 2016;4(1):50–61.

10. Erpan LN, Trisnantoro L, Tudiono. Koordinasi Pelaksanaan Pembiayaan program

Kesehatan ibu dan Anak di kabupaten Lombok Tengah Propinsi Nusa Tenggara

Barat Tahun 2011. J Kebijak Kesehat Indones [Internet]. 2012;1(1):42–51. Available

from: https://journal.ugm.ac.id/jkki/article/download/3074/2730

11. Mardiah N. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pelayanan

Kesehatan Imunisasi Dasar di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2007. 2010;

12. Aridewi A, Kartasurya, M I, Sriatmi A. Analisis Pemanfaatan Bantuan Operasional

Kesehatan dalam Upaya Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas

Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus. J Manaj Kesehat Indones.

2013;1(1):32–40.

13. Juanda KP. EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM IMUNISASI CAMPAK

Kata Kunci : Efektivitas Program , Program Imunisasi Campak. 2017;5:6409–20.

14. Sugiharto M, Budisuari MA. REVIEW IMPLEMENTASI IMUNISASI DASAR

LENGKAP YANG DILAKSANAKAN BIDAN DI KABUPATEN BANGKALAN

Page 21: Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga ...€¦ · x Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga Terkait Imunisasi Measles Dan Rubella (MR) Sanfia

10

TAHUN 2015 Review of Implementation of Complete Basic Immunization

Performed by Midwifes in Bangkalan District , 2015. 2017;8(2):187–202.

15. Mahmudah U, Cahyati WH, Wahyuningsih AS. Jurnal Kesehatan Masyarakat. J

Kesehat Masy. 2013;8(2):113–20.

16. Apriyanto RH, Subsidi K, Kesehatan P, Apriyanto RH, Kuntjoro T, Lazuardi L, et

al. Implementasi Kebijakan Subsidi Pelayanan Kesehatan Dasar terhadap Kualitas

Pelayanan Puskesmas Di Kota Singkawang. J Kebijak Kesehat Indones.

2013;2(4):180–8.

17. Anggraini D., Wulandari R. 1 Pelaksanaan Supervisi Imunisasi Campak Di

Puskesmas Wilayah Surabaya Utara. J Adm Kesehat Indones. 2016;4(1):1–8.

18. Rusharyati D. Program Imunisasi di Kab. Karanganyar ( Kajian Kasus Penolakan

Imunisasi Anak Di Kabupaten Karanganyar ). J Pasca Sarj Huk UNS. 2017;Vol. V.

19. Purnama sari. Dilema etik penolakan imunisasi, antara hak orang tua dan tanggung

jawab pemberi pelayanan kesehatan. Tanggung, D A N Pemberi, Jawab Kesehatan,

Pelayanan. 2015;7–12.

20. Sulistyani P, Shaluhiyah Z, Cahyo K. Gambaran Penolakan Masyarakat Terhadap

Imunisasi Dasar Lengkap Bagi Balita (Studi Di Kelurahan Sendangmulyo,

Kecamatan Tembalang, Kota Semarang). J Kesehat Masy [Internet].

2017;5(5):1081–91. Available from:

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/view/19238/18263

Page 22: Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga ...€¦ · x Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga Terkait Imunisasi Measles Dan Rubella (MR) Sanfia

11

Lampiran 1

Page 23: Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga ...€¦ · x Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga Terkait Imunisasi Measles Dan Rubella (MR) Sanfia

12

Lampiran 2

Page 24: Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga ...€¦ · x Analisa Perumusan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga Terkait Imunisasi Measles Dan Rubella (MR) Sanfia

13

Lampiran 3

Daftar wawancara

1. siapa saja yang terlibat ?

2. 5M

a. Man (Manusia), sebagai tenaga kerja yang terlibat ?

b. Machines (Mesin), merujuk pada mesin sebagai fasilitas/alat penunjang

kegiatan baik operasional maupun nonoprasional ?

c. Money (Uang/Modal),merujuk pada uang sebagai modal untuk pembiayaan

seluruh kegiatan. ?

d. Method (Metode/Prosedur), merujuk pada metode/prosedur sebagai panduan

pelaksanaan.?

e. Materials (Bahan baku), merujuk pada bahan baku sebagai unsur utama

untuk melaksanakan kegiatan tersebut ?

3. bagaimana teknis (metode, cakupannya) ?

4. bagaimana koordinasi dinkes dengan dinas pendidikan tentang imunissi mr ?

5. bagaimana teknis aturan dukungan proses perencanaan ?

6. bagaimana stratgi pelaksanaan imunisasi mr

7. siapa saja sasaran untuk pelaksanaan imunisasi mr ?

8. bagaimana koordinasi dengan organisasi lain ?

9. ( fasilitas kesehatan) :

a. RS,

b. pusksmas,

c. klinik swasta,

d. dokter pribadi,

e. bidan mandiri

10. apakah ada peraturan daerah yang tersendiri untuk pencapaian imunisasi mr yang

diharapkan dari pemerintah

11. apakah ada peraturan daerah yang tersendiri untuk pencapaian imunisasi mr yang

diharapkan dari pemerintah

12. bagaimana koordinasi dengan pemerintah daerah dalam pendanaan imunisasi

13. Kapan pelaksanaan kampanye imunisasi MR ?

14. Bagaimana mekanisme pengadaan fasilitas untuk imunisasi MR ?

15. bagaimana monitoring evaluasi paska imunisasi ?

16. bagaimana strategi pelaksanaan imunisasi ?

17. bagaimana mengatasi kendala yang dihadapi pada saat pelaksanaan ?

18. bila ada penolakan bagaimana mengatasinya ?

19. bagaimana pendataan sasarannya ?

20. bagaimana koordinasi dan kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor ?