Analisa Manajemen resiko

10

Click here to load reader

description

Analisa Manajemen resiko

Transcript of Analisa Manajemen resiko

Page 1: Analisa Manajemen resiko

ANALISA MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN PENERBIT DAN PERCETAKAN BUKU

ANALISA MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN PENERBIT DAN PERCETAKAN BUKU

I. ABSTRAKSI

Dalam perkembangan dunia pendidikan di Indonesia saat ini, membuka peluang bagi beberapa

usaha percetakan dan penerbitan buku-buku pelajaran untuk menunjang proses belajar

mengajar yang sangat dibutuhkan para siswa-siswi di Indonesia. Dengan makin banyaknya

perusahan percetakan yang berdiri di Indonesia, makan para pengusaha percetakan perlu

melakukan pengelolaan manajemen risiko terhadap perusahaannya agar dapat menganalisa

serta melakukan berbagai langkah-langkah dan keputusan-keputusan yang diambil apabila

terjadi suatu risiko. Karena suatu risiko dapat terjadi setiap saat, kapan pun dan dimanapun.

Sebagai pengelola perusahaan percetakan harus cermat dalam menganalisa setiap risiko yang

ada dan harus segera mengambil langkah-langkah (metode) untuk menangani kemungkinan

risiko yang terjadi. Seorang pengusaha percetakan akan dapat mempertahankan

perusahaannya serta dapat bersaing dengan perusahaan percetakan lain apabila pengusaha

tersebut dapat menganalisa berbagai risiko serta dapat segera mengatasi risiko tersebut. Oleh

karena itu, berikut ini penulis berusaha melakukan sedikit analisa terhadap risiko yan ada dalam

perusahaan percetakan dan diharapkan dapat membantu memberikan sedikit gambaran para

pengusaha percetakan dalam menganalisa berbagai risiko dalam bidang usaha percetakan.

II. PEMBAHASAN

Istilah risiko sudah biasa dipakai dalam kehidupan kita sehari-hari, yang kita umumnya secara

intuitif sudah memahami apa yang dimaksudkan. Tetapi pengertian secara ilmiah dan risiko

sampai saat ini masih tetap beragam. Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat

terjadi selama periode tertentu (Arthur Williams dan Richard. M.H). Sedangkan (A. Abas Salim)

mengatakan bahwa risiko adalah ketidak-tentuan (uncertainty) yang mungkin melahirkan

peristiwa kerugian (loss).

Dari beberapa definisi tersebut dapat diambil sedikit kesimpulan bahwa risiko selalu

dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya sesuatu yang merugikan yang tidak diduga atau

tidak diinginkan. Jadi merupakan ketidakpastian atau kemungkinan terjadinya sesuatu, yang

Page 2: Analisa Manajemen resiko

bila terjadi sesuatu akan mengakibatkan kerugian.

Risiko dapat dibedakan dengan berbagai macam cara, antara lain:

1. Menurut sifatnya risiko dapat dibedakan sebagai berikut.

a. Risiko yang tidak disengaja (risiko murni), adalah risiko yang apabila terjadi tentu

menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa disengaja, misalnya: risiko terjadinya kebakaran,

bencana alam, pencurian, penggelapan, pengacuauan, dll.

b. Risiko yang disengaja (risiko spekulatif), adalah risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang

bersangkutan agar terjadi ketidakpastian yang memberikan keuntungan kepadanya, seperti

risiko hutan-piutang, perjudian, perdagangan berjangka, dll.

c. Risiko fundamental adalah risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada

seseorang dan yang menderita tidak hanya satu atau berberapa orang saja, tetapi banyak

orang, seperti banjir, angin topan, gempa, dan bencana alam lainnya.

d. Risiko khusus, adalah risiko yang bersumber pada peristiwa yang mandiri dan umumnya

mudah diketahui penyebabnya, seperti kapal landas, pesawat jatuh, tabrakan mobil, dll.

e. Risiko dinamis, adalah risiko yang timbul karena perkembangan dan kemajuan (dinamika)

masyarakat dibidang ekonomi, ilmu dan teknologi, seperti risiko penerbangan luar angkasa dan

risiko keusangan.

2. Menurut sumber atau penyebab timbulnya, risiko dapat dibedakan sebagai berikut.

a. Risiko intern, yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, seperti kerusakan

aktiva karena ulah karyawannya sendiri, kecelakaan kerja, mismanajemen, dll.

b. Risiko eksternal, yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan, seperti risiko pencurian,

penipuan, persaingan, fluktuasi harga, perubahan policy pemerintah, dll.

Sesuai dengan sifat dan obyek yang terkena risiko, ada beberapa cara yang dapat dilakukan

pengusaha (perusahaan) untuk meminimumkan risiko kerugian, antara lain:

1. Mengadakan pencegahan dan pengurangan terhadap kemungkinan tejadinya peristiwa yang

menimbulkan kerugian, misalnya membangun gedung dengan bahan yang anti terbakar untuk

mencegah kebakaran dan membeli mesin-mesin yang aman dioperasikan untuk mencegah

kecelakan kerja.

2. Melakukan retensi, artinya mentolelir terjadinya kerugian, membiarkan terjadinya kerugian

Page 3: Analisa Manajemen resiko

dan untuk mencegah terganggunya operasi perusahaan akibat kerugian tersebut disediakan

sejumlah dana untuk menanggulanginya.

3. Melakukan pengendalian terhadap risiko, contohnya melakukan hedging (perdagangan

berjangka) untuk menganggulangi risiko kelangkaan dan fluktuasi harga bahan baku yang

diperlukan.

4. Mengalihkan atau memindahkan risiko kepada pihak lain, yaitu dengan cara mengadakan

kontrak pertanggungan (asuransi) dengan perusahaan asuransi terhadap risiko tertentu.

Pentingnya Melakukan Manajemen Risiko

Sebagai seorang pengusaha percetakan hendaknya dapat melakukan analisa terhadap risiko-

risiko yang mungkin akan dialami dalam menjalankan usaha yang dikelolanya dengan cara

manajemen risiko. Secara sederhana pengertian manajemen risiko adalah pelaksanaan fungsi-

fungsi manajemen dalam penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi

atau perusahaan, keluarga dan masyarakat. Jadi mencakup kegiatan merencanakan,

mengorganisir, menyusun, memimpin/mengkoordinir dan mengawasi (termasuk mengevaluasi)

program penanggulangan risiko. Jadi, pada hakekatnya seorang pengusaha sebagai pengelola

perusahaan harus menjawab pertanyaan:

Risiko apa saja yang dihadapi perusahaan?

Bagaimana dampak risiko-risiko tersebut terhadap bisnis perusahaan?

Risiko-risiko mana yang dapat dihindari, yang dapat ditangani sendiri dan yang mana yang harus

dipindahkan kepada perusahaan asuransi?

Metode mana yang paling cocok dan efisien untuk menghadapinya serta bagaimana hasil

pelaksanaan strategi penanggulangan risiko yang telah direncanakan?

Pentingnya mempelajari manajemen risiko bagi seorang pengusaha atau pengelola perusahaan

dapat dilihat dari dua segi, yaitu:

1. Seseorang sebagai anggota organisasi/perusahaan, terutama seorang manajer akan dapat

mengetahui cara-cara/metode yang tepat untuk menghindari atau mengurangi besarnya

kerugian yang diderita perusahaan, sebagai akibat ketidakpastian terjadinya peristiwa yang

merugikan (peril).

Page 4: Analisa Manajemen resiko

2. Seseorang sebagai pribadi:

a. Dapat menjadi seorang manajer risiko yang profesional dalam jangka waktu yang relatif cepat

daripada yang belum pernah mempelajarinya.

b. Dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi manajer risiko dari perusahaan dimana

yang bersangkutan menjadi anggota.

c. Dapat lebih berhati-hati dalam mengatur kehidupan pribadinya sehari-hari.

Metode Pengidentifikasian Risiko

Dalam melakukan identifikasi risiko ada beberapa metode yang dapat dilakukan oleh seorang

pengusaha. Berikut ini beberapa metode pengidentifikasian risiko yang cocok untuk diterapkan

di dalam mengelola bisnis/perusahaan percetakan, antara lain:

1. Menggunakan laporan keuangan, yaitu dengan menganalisa neraca, laporan pengoperasian

dan catatan-catatan pendukung yang akan dapat diketahui/diidentifikasi semua harta

kekayaan, hutang-hutangnya, dsb. Sehingga dengan merangkaikan laporan-laporan tersebut

dan berdasarkan ramalan-ramalan anggaran keuangan akan dapat menentukan

penanggulangan risiko di masa mendatang.

2. Membuat flow-chart aliran barang mulai dari bahan mentah sampai menjadi barang jadi

akan dapat diketahui risiko-risiko yang dihadapi pada masing-masing tahap dari aliran tersebut.

3. Dengan inspeksi langsung di tempat, artinya dengan mengadakan pemeriksaan secara

langsung di tempat dimana dilakukan operasi/aktivitas perusahaan. Sehingga dari pemeriksaan/

pengamatan itu, pengusaha akan dapat belajar banyak mengenai kenyataan-kenyataan di

lapangan, yang akan sangat bermanfaat bagi upaya penanggulangan risiko.

4. Mengadakan interaksi dengan departemen/bagian-bagian dalam perusahaan. Misalnya

dengan mengadakan kunjungan ke departemen/bagian-bagian yang ada di dalam perusahaan.

5. Mengadakan interaksi dengan pihak luar, artinya mengadakan hubungan dengan

perseorangan atau perusahaan-perusahaan lain, terutama pihak-pihak yang dapat membantu

perusahaan dalam penanggulangan risiko, seperti: Bank, perusahaan asuransi, dan perusahaan

percetakan yang lain.

6. Melakukan analisa terhadap kontrak-kontrak yang telah dibuat dengan pihak lain, misalnya:

Page 5: Analisa Manajemen resiko

para agen dan distributor buku yang tidak dapat memenuhi kewajibannya serta denda

keterlambatan memenuhi kewajibannya.

7. Membuat dan menganalisa catatan/statistik mengenai berbagai macam kerugian yang telah

diderita. Dari catatan-catatan tersebut akan dapat diperhitungkan kemungkinan terulangnya

suatu jenis risiko tertentu.

8. Mengadakan analisa lingkungan, yang sangat diperlukan untuk mengetahui kondisi yang

mempengaruhi timbulnya risiko potensial, seperti: konsumen, supplier, penyalur (agen dan

distributor), pesaing, dan penguasa (pembuat peraturan/perundang-undangan).

Prinsip-Prinsip Pengendalian Risiko

Pengertian identifikasi risiko secara singkat adalah suatu proses dengan mana suatu

perusahaan secara sistematis dan terus-menerus mengidentifikasi property, liability, dan

personnel exposures sebelum terjadinya peril. Jadi yang diidentifikasi adalah peril yang dapat

menimpa harta milik dan personil perusahaan serta kewajiban yang menimbulkan kerugian.

Sebagai seorang pengusaha/pengelola perusahaan dapat melakukan manajer risiko dengan

membuat daftar (chek-list) semua kerugian yang dapat menimpa semua aspek

bisnis/perusahaan dan dengan pendekatan yang sistematis mencari kerugian-kerugian

potensial yang mana dari chek-list tersebut yang dapat menimpa perusahaannya. Seluruh

kerugian potensial yang dapat menimpa bisnis/perusahaan percetakan dapat diklasifikasikan

sebagai berikut.

1. Kerugian atas harta kekayaan (property exposures).

a. Kerugian langsung, yaitu kerugian yang langsung dapat dihubungkan dengan biaya

penggantian atau perbaikan terhadap harta yang terkena peril, misalnya: gedung yang terbakar,

peralatan yang dicuri, mesin-mesin yang sudah mulai rusak.

b. Kerugian tidak langsung, yaitu kerugian yang tidak langsung dihubungkan dengan peril yang

terjadi, yaitu kerugian yang diakibatkan oleh rusaknya barang yang terkena peril, misalnya:

tidak berfungsinya komputer serta mesin-mesin cetak akibat gardu listriknya rusak disambar

petir dan upaya yang harus dibayar pada saat perusahaan tidak berproduksi karena alat-alat

produksinya yang terkena peril.

Page 6: Analisa Manajemen resiko

c. Kerugian atas pendapatan, misalnya batalnya kontrak penjualan karena perusahaan tidak

berproduksi untuk sementara waktu sebagai akibat tidak berfungsinya alat produksinya rusak

berat.

2. Kerugian berupa kewajiban kepada pihak lain (liability losses/exposures).

Liability losses adalah kerugian yang berupa kewajiban kepada pihak lain yang merasa

dirugikan, akibat kesalahan dari bisnisnya. Contohnya: Ganti rugi yang harus diberikan oleh

perusahaan kepada agen/distributor buku disebabkan oleh kesalahan dan kerusakan dalam

pengiriman buku-buku tersebut.

3. Kerugian personil (personnel losses/expusures).

Kerugian personil adalah kerugian akibat peril yang menimpa personil atau orang-orang yang

menjadi anggota dari karyawan perusahaan (termasuk keluarganya). Contohnya: Kerugian yang

menimpa keluarga karyawan akibat kematian dan cacat akibat kecelakaan kerja.

Metode Penanganan Risiko

Pada pokoknya ada dua pendekatan/cara yang digunakan dalam menanggulangi risiko yang

dihadapi oleh perusahaan, yaitu:

1. Penanganan risiko (risk control), antara lain dengan metode:

a. Menghindarinya.

b. Mengendalikan.

c. Memisahkan.

d. Melakukan kombinasi atau pooling.

e. Memindahkan.

2. Pembiayaan risiko (risk financing), antara lain dengan metode: pemindahan risiko melalui

asuransi dan melakukan retensi.

Dalam mengendalikan kerugian (loss control), pengusaha dapat melakukan analisa kerugian

dan analisa Hazard. Sebagai langkah awal dalam pengendalian risiko adalah melakukan

identifikasi dan analisa terhadap kerugian-kerugian yang telah terjadi dan Hazard yang

menyebabkan suatu kerugian atau yang mungkin menyebabkannya di masa mendatang.

Sedangkan analisa Hazard harus tidak dibatasi hanya pada Hazard yang telah mengakibatkan

Page 7: Analisa Manajemen resiko

terjadinya peril di perusahaannya saja. Perlu pula menyelidiki Hazard yang mungkin akan

muncul, Hazard dari pengalaman perusahaan lain atau pengalaman dari perusahaan asuransi.

Alat-alat yang dapat digunakan dalam menemukan Hazard melalui inspeksi antara lain chek-list

dan fault tree analysis.

II. KESIMPULAN

Sebagai pengelola perusahaan percetakan harus cermat dalam menganalisa setiap risiko yang

ada dan harus segera mengambil langkah-langkah (metode) untuk menangani kemungkinan

risiko yang terjadi. Seorang pengusaha percetakan akan dapat mempertahankan

perusahaannya serta dapat bersaing dengan perusahaan percetakan lain apabila pengusaha

tersebut dapat menganalisa berbagai risiko serta dapat segera mengatasi risiko tersebut.

Pengelolaan penanggulangan risiko (manajemen risiko) tersebut meliputi langkah langkah:

1. Berusaha untuk mengidentifikasi unsur-usur ketidakpastian dan tipe-tipe risiko yang

dihadapinya.

2. Berusaha untuk menghindari dan menanggulangi semua unsur ketidakpastian, misalnya

dengan membuat perencanaan yang baik dan cermat.

3. Berusaha untuk mengetahui korelasi dan konsekuensi antar peristiwa, sehingga dapat

diketahui risiko-risiko yang terkandung di dalamnya.

4. Berusaha untuk mencari dan mengambil langkah-langkah (metode) untuk menangani risiko-

risiko yang telah berhasil diidentifikasi (mengelola risiko yang dihadapi)