ANALISA KPPU TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH · Pada tahun 2008 terdapat 968 pelabuhan perikanan yang...

31

Transcript of ANALISA KPPU TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH · Pada tahun 2008 terdapat 968 pelabuhan perikanan yang...

Page 1: ANALISA KPPU TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH · Pada tahun 2008 terdapat 968 pelabuhan perikanan yang ada di Indonesia. pelabuhan ini terdiri dari 6 pelabuhan perikanan samudera, 13
Page 2: ANALISA KPPU TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH · Pada tahun 2008 terdapat 968 pelabuhan perikanan yang ada di Indonesia. pelabuhan ini terdiri dari 6 pelabuhan perikanan samudera, 13

1

ANALISA KPPU TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH

MENGENAI REKOMENDASI ASOSIASI SEBAGAI PERSYARATAN

PENGURUSAN IZIN DI SEKTOR PERIKANAN

I. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan dua pertiga wilayahnya berupa

perairan laut yang terdiri dari laut pesisir, laut lepas, teluk dan selat yang luasnya 3,1

juta km2. Selain itu Indonesia juga mempunyai hak pengelolaan dan pemanfaatan ikan

di zona ekonomi ekslusive (ZEE) sekitar 2,7 juta km2 sehingga luas wilayah laut yang

dapat dimanfaatkan sumber daya alam hayati dan non hayati diperairan yang luasnya

sekitar 5,8 juta km2.

Dengan luasnya perairan yang dimiliki, Indonesia memiliki keanekaragaman kekayaan

laut yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumsi ataupun untuk menghasilkan

devisa melalui ekspor. Berbagai jenis ikan terdapat di perairan Indonesia, yang

diantaranya adalah ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil, ikan tuna, ikan demersal, dan

masih banyak lagi yang memiliki nilai jual yang tinggi di pasar.

Sebagai negara kepulauan, sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang sangat

penting bagi pembangunan nasional indonesia. Hal ini terbukti dari banyaknya jumlah

penduduk indonesia yang berprofesi sebagai nelayan. Selain sektor ini juga mempunyai

peran yang besar sebagai salah satu penyumbang devisa. Oleh karena itu pengelolaan

dan pengembangan sektor perikanan harus senantiasa dijaga mengingat perannya yang

besar bagi perekonomian Indonesia.

Secara umum sektor perikanan terbagi menjadi dua yaitu perikanan budidaya dan

perikanan tangkap. Untuk mendukung pengembangan perikanan tangkap di Indonesia,

pada saat ini telah terdapat 5 pelabuhan samudra yang tersebar di 5 propinsi dan

pelabuhan perikanan lainnya yang berfungsi untuk melayani pendaratan hasil

penagkapan ikan baik dari perairan nasional maupun dari perairan internasional. Semua

propinsi di Indonesia mempunyai kontrobusi didalam produksi ikan tangkap nasional.

Bila dilihat pada daerah dengan produksi ikan tangkap terbesar terlihat bahwa provinsi

Page 3: ANALISA KPPU TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH · Pada tahun 2008 terdapat 968 pelabuhan perikanan yang ada di Indonesia. pelabuhan ini terdiri dari 6 pelabuhan perikanan samudera, 13

2

DKI Jakarta merupakan propinsi penghasil terbesar dan diikuti oleh provinsi Maluku

Utara, Jawa Timur, Sumatera Utara dan Maluku.

Salah satu masalah yang terjadi di industri perikanan adalah maraknya ilegal fishing

yang dilakukan oleh nelayan dari negara lain. Salah satu upaya yang dilakukan untuk

mengatasi ini adalah adanya kewajiban untuk mendaratkan hasil tangkapan pada

pelabuhan perikanan di Indonesia. Dengan keterbatasan armada yang dimilikinya, maka

pemerintah sangat membutuhkan peran aktif masyarakat untuk ikut serta mengawasi

sektor perikanan. Bahkan, pada tahun 2008 lalu pemerintah juga mengeluarkan

Peraturan Dirjen Perikanan Tangkap No. 5364/2008 tentang Pemberian Rekomendasi

dari asosiasi atau organisasi di Bidang Perikanan Tangkap Sebagai Persyaratan

Perizinan Usaha Perikanan Tangkap, yang diterbitkan pada 22 Desember 2008.

Peraturan ini diharapkan dapat menjadi salah satu cara pengawasan dalam manajemen

penangkapan ikan dan pemberdayaan asosiasi perikanan.

Dengan adanya peraturan ini perusahaan wajib menyertakan rekomendasi dari asosiasi

atau organisasi yang telah terdaftar menjadi anggota Gabungan Pengusaha Perikanan

Indonesia (Gappindo) dan tercatat pada Ditjen Perikanan Tangkap. Dengan terbitnya

peraturan ini, maka pengusaha kapal yang tidak memiliki rekomendasi dari asosiasi atau

organisasi, berdasarkan peraturan tidak bisa memperpanjang Surat Izin Penangkapan

Ikan (SIPI) serta Surat Izin Kapal Pengangkutan Ikan (SIKPI). Departemen Kelautan dan

Perikanan (DKP) tidak akan memperpanjang izin atau mencabut izin operasi kapal

perikanan yang tidak ikut bergabung dengan organisasi atau asosiasi perikanan.

Berbagai isu terkait dengan sektor perikanan tersebut menarik perhatian KPPU

sehingga perlu dilihat lebih jauh mengenai persaingan didalam sektor perikanan dan

dampak dikeluarkannya peraturan tersebut terhadap persaingan didalam sektor

perikanan. Untuk itu KPPU telah melakukan kegiatan evaluasi dan kajian di sektor

perikanan tangkap. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengidentifikasi hambatan

persaingan usaha dalam sektor perikanan tangkap di Indonesia.

Paper ini akan melakukan analisa ringkas terhadap kebijakan pemerintah daerah terkait

sektor perikanan tangkap. Di bagian akhir paper, akan disampaikan saran dan

Page 4: ANALISA KPPU TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH · Pada tahun 2008 terdapat 968 pelabuhan perikanan yang ada di Indonesia. pelabuhan ini terdiri dari 6 pelabuhan perikanan samudera, 13

3

pertimbangan KPPU terhadap kebijakan persyaratan rekomendasi oleh asosiasi

perikanan untuk pengurusan izin usaha.

II. Profil Sektor Perikanan Indonesia

Menurut Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, yang dimaksud

dengan Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan

pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi,

pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis

perikanan (Pasal 1 ayat 1). Sedangkan yang dimaksud dengan Penangkapan Ikan

adalah Kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan

dibudidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan

kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah,

dan/atau mengawetkannya (Pasal 1 ayat 5).

Sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang penting bagi Indonesia. Sektor ini

menghasilkan output yang besar bagi perekonomian dan pemenuhan gizi dan protein

untuk masyarakat Indonesia. Selain itu sektor ini juga menyediakan lapangan pekerjaan

yang besar. Secara umum sector perikanan di Indonesia terbagi menjadi dua jenis

kegiatan yaitu penangkapan dan budiadaya. Kegiatan penangkapan merupakan

kegiatan menangkap atau mengumpulkan ikan, binatang air dan tanaman air baik yang

hidup dilaut atau perairan umum.

Indonesia merupakan salah satu produsen produk perikanan terbesar dunia. Dimana

pada tahun 2006, produksi perikanan tangkap indonesia berada pada posisi 4 besar

dunia dengan jumlah produksi sebesar 4,8 juta ton atau 5,8 % dari total produksi dunia.

China merupakan Negara dengan produksi terbesar dengan jumlah produksi sebesar

17,1 juta ton (20,8 %), diikuti oleh Peru dengan jumlah produksi sebesar 7 juta ton,

Amerika Serikat dengan jumlah produksi sebesar 4,9 juta ton.

Page 5: ANALISA KPPU TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH · Pada tahun 2008 terdapat 968 pelabuhan perikanan yang ada di Indonesia. pelabuhan ini terdiri dari 6 pelabuhan perikanan samudera, 13

4

Sumber : FAO

Peta Penangkapan Ikan Indonesia

Propinsi Maluku, Jawa Timur, dan Sumatera Utara merupakan provinsi penghasil

produksi perikanan terbesar dari penangkapan laut dengan total produksi mencapai 1,22

juta ton atau 25,8 persen dari produksi penangkapan dilaut secara nasional. Sedangkan

produksi penangkapan dari perairan umum di dominasi oleh Provinsi di Pulau

Kalimanta, yang mencapai 44 persen dari produksi penangkapan nasional di perairan

umum. Sedangkan propinsi Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur dan Jawa Barat

merupakan propinsi dengan jumlah produksi perikanan budidaya terbesar di Indonesia.

Page 6: ANALISA KPPU TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH · Pada tahun 2008 terdapat 968 pelabuhan perikanan yang ada di Indonesia. pelabuhan ini terdiri dari 6 pelabuhan perikanan samudera, 13

5

Secara umum wilayah laut Indonesia dibagi menjadi sepuluh wilayah pengelolaan

perikanan yang terdiri dari Selat Malaka, Laut Cina Selatan, Laut Jawa, Laut Flores-

Selat Makasar, Laut Banda, Laut Arafura, Teluk Tomini dan Laut Maluku, Samudera

Pasifik dan Laut Sulawesi, Samudera Hindia (barat Sumatera) dan Samudera Hindia

(selatan Jawa Nusa Tenggara). Saat ini WPP yang ada di Indonesia sudah dibagi

kedalam 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP).

Sebagian besar wilayah penangkapan tersebut sudah mengalami kondisi fully exploited

dan bahkan pada beberapa wilayah cenderung mengalami kondisi overfishing. Keadaan

ini terutama didalam wilyah penangkapan pantai. Kondisi ini menyebabkan pada

perairan tertentu, sudah tidak memungkinkan lagi untuk dilakukan ekspansi

penangkapan ikan secara besar-besaran. Tingkat eksploitasi sumber daya ikan pada

setiap wilayah pengelolaan perikanan Indonesia dapat dilihat pada table dibawah ini.

Untuk mengatasi over fishing inilah kemudian, dibuatlah kebijakan penangkapan ikan di

daerah yang over fising dimana pemberian izin kapal ikan harus memperhatikan alokasi

sumber daya ikan (SDI) di wilayah tersebut. Pengalokasian SDI dilakukan hanya bila

SDI belum dimanfaatkan penuh atau masih dibawah potensi lestarinya. Untuk SDI yang

sudah dimanfaatkan penuh atau berlebih tidak dilakukan penambahan alokasi baru,

yakni tidak dilakukan penambahan alokasi baru (Membatasi jenis, jumlah alat tangkap,

dan jumlah dan ukuran kapal yang beroperasi). Selain itu juga dilakukan pemantauan

Page 7: ANALISA KPPU TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH · Pada tahun 2008 terdapat 968 pelabuhan perikanan yang ada di Indonesia. pelabuhan ini terdiri dari 6 pelabuhan perikanan samudera, 13

6

secara intensif terhadap status SDI sebagai dasar penentuan kebijakan pengalokasian

lebih lanjut.

Pelabuhan Perikanan, Kapal Penangkap, dan Alat Tangkap

Pelabuhan perikanan adalah bagian dari system usaha perikanan di Indonesia.

pelabuhan merupakan subsistem yang menyediakan berbagai pelayanan untuk kegiatan

perikanan dalam rangka mengelola sumber dayanya. Berdasarkan pasal 4 keputusan

menteri NO 16/MEN/2006 tentang pelabuhan perikanan menetapkan bahwa pelabuhan

perikanan berfungsi sebagai pendukung pengelolaan perikanan dan sumberdayanya

yang meliputi pra-produksi, produksi, pasca panen, dan pemasaran.

Pelabuhan perikanan indoinesia dibagi ke dalam empat kelompok yaitu Pelabuhan

Perikanan Samudera (PPS), Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN), Pelabuhan

Perikanan Pantai (PPP) dan Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI). Pelabuhan tersebut

dikategorikan menurut kapasitas dan kemampuan masing-masing pelabuhan untuk

menanganai kapal yang datang dan pergi serta letak dan posisi pelabuhan. Secara

umum karakterisitik dari pelabuhan tersebut adalah sebagai berikut:

No Kriteria Pelabuhan Perikanan PPS PPN PPP PPI

1 Daerah operasional kapal ikan yang dilayani

Wilayah laut teritorial, Zona Ekonomi Ekslusif (ZEEI) dan perairan internasional

Perairan ZEEI dan laut teritorial

Perairan pedalaman, perairan kepulauan, laut teritorial, wilayah ZEEI

Perairan pedalaman dan perairan kepulauan

2 Fasilitas tambat/labuh kapal >60 GT 30-60 GT 10-30 GT 3-10 GT

3 Panjang dermaga dan Kedalaman kolam

>300 m dan >3 m 150-300 m dan >3 m

100-150 m dan >2 m

50-100 m dan >2 m

4 Kapasitas menampung Kapal

>6000 GT (ekivalen dengan 100 buah kapal berukuran 60 GT)

>2250 GT (ekivalen dengan 75 buah kapal berukuran 30 GT)

>300 GT (ekivalen dengan 30 buah kapal berukuran 10 GT)

>60 GT (ekivalen dengan 20 buah kapal berukuran 3 GT)

5 Volume ikan yang didaratkan rata-rata 60 ton/hari

rata-rata 30 ton/hari

- -

6 Ekspor ikan Ya Ya Tidak Tidak

7 Luas lahan >30 Ha 15-30 Ha 5-15 Ha 2-5 Ha

8 Fasilitas pembinaan mutu hasil perikanan

Ada Ada/Tidak Tidak Tidak

9 Tata ruang (zonasi) pengolahan/pengembangan industri perikanan

Ada Ada Ada Tidak

Page 8: ANALISA KPPU TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH · Pada tahun 2008 terdapat 968 pelabuhan perikanan yang ada di Indonesia. pelabuhan ini terdiri dari 6 pelabuhan perikanan samudera, 13

7

Pada tahun 2008 terdapat 968 pelabuhan perikanan yang ada di Indonesia. pelabuhan

ini terdiri dari 6 pelabuhan perikanan samudera, 13 pelabuhan perikanan nusantara, 45

pelabuhan perikanan pantai, dan 904 pelabuhan pendaratan ikan. Pelabuhan sebagian

besar berada di derah jawa dengan jumlah 345 pelabuhan atau 35,6 % dan daerah

sumatera dengan jumlah 226 pelabuhan atau 23,3 persen dari total pelabuhan yang ada

diIndonesia.

Gambar: Peta Lokasi Pelabuhan Perikanan di Indonesia

Sumber : DKP

Kapal Penangkap dan Alat Tangkap

Jumlah kapal penangkap pada tahun 2007 sebesar 788.848 unit pada tahun 2007, yang

terdiri dari kapal penangkapan di laut sebanyak 590.314 unit dan kapal penangkap

diperairan umum sebesar 198.534 unit. Jumlah ini hanya mengalami sedikit peningkatan

dimana pada tahun 2006 terdapat 783.256 unit kapal. Peningkatan ini lebih disebabkan

meningkatnya jumlah kapal yang beroperasi di perairan umum.

Sebagian besar dari jumlah kapal penakap yang ada di Indonesia merupakan kapal

tanpa motor, yaitu 50,9 persen dari seluruh armada penangkapan yang ada di

Indonesia. 28,3 persen merupakan perahu motor tempel dan 20,7 persen adalah kapal

motor. Sekitar 44,8 persen kapal penangkapan ikan ini berbasis diwilayah Indonesia

bagian timur, yaitu Jawa Timur sebesar 8,7 persen, Maluku 7,5 persen, Sulawesi

Tengah 6 persen, Kalimantan Timur 5,5 persen, Sulawesi Tenggara 5 persen dan

Papua 5 persen.

Page 9: ANALISA KPPU TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH · Pada tahun 2008 terdapat 968 pelabuhan perikanan yang ada di Indonesia. pelabuhan ini terdiri dari 6 pelabuhan perikanan samudera, 13

8

Tabel: Jumlah Kapal penangkap dilaut menurut kategori dan ukuran kapal

KATEGORI DAN UKURAN KAPAL 2002 2003 2004 2005 2006 2007

JUMLAH 460298 528717 549100 555581 590317 590314

Perahu Tanpa Motor 219079 250469 256830 244471 249955 241889

Motor Tempel 130185 158411 165337 165314 185983 185509

Kapal Motor 111034 119837 126933 145796 154379 162916

< 5 GT 74292 79218 90148 102456 106609 114273

5 - 10 GT 20208 24358 22917 26841 29899 30617

Ukuran 10 - 20 GT 5866 5764 5952 6968 8190 8194

20 - 30 GT 3382 3131 3598 4553 5037 5345

30 - 50 GT 2685 2338 800 1092 970 913

50 - 100 GT 2430 2698 1740 2160 1926 1832

100 - 200 GT 1612 1731 1342 1403 1381 1322

> 200 GT 559 599 436 323 367 420

Sumber : DKP

Bila kita lihat pada jumlah kapal

penangkap ikan yang beroperasi dilaut

pada periode tahun 2002-2007 terlihat

bahwa jumlah kapal penangkap ikan

mengalami peningkatan yang cukup

besar. Peningkatan tersebut dialami

oleh semua jenis kapal baik yang

berupa perahu tanpa motor, motor

tempel dan kapal motor. Pada tahun

2007 terdapat 590.314 unit kapal

penangkap ikan yang beroperasi di laut.

Persentase perahu/kapal perikanan, tahun 2007

Motor tempel;

185.509 ; 31%

Perahu;

241.889 ; 41%

Kapal motor;

162.916 ; 28%

Dari jumlah tersebut, sebagian merupakan jenis perahu tanpa motor dengan jumlah

sebesar 241.889 unit kapal atau sebesar 40,97 persen dari seluruh kapal penangkap

ikan dilaut. Sedangkan kapal motor temple sebanyak 185.509 unit (31,42 %) dan kapal

motor sebanyak 162.916 (27,59 %).

Bila dilihat dari ukuran kapal, terlihat bahwa sebagian besar kapal motor penangkap ikan

yang beroperasi dilaut sebagian besar merupakan kapal berukuran kecil dengan bobot

lebih kecil dari lima ton. Pada tahun 2007 terdapat 114.273 unit kapal atau 70.14 persen

dari seluruh jumlah kapal motor. Dari data tersebut terlihat bahwa sebagian besar

Page 10: ANALISA KPPU TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH · Pada tahun 2008 terdapat 968 pelabuhan perikanan yang ada di Indonesia. pelabuhan ini terdiri dari 6 pelabuhan perikanan samudera, 13

9

nelayan di Indonesia menggunakan kapal yang hanya mampu beroperasi diperairian

sekitar pantai. Pada tahun ini, jumlah kapal berukuran besar dengan bobot lebih dari 30

GWT yang beroperasi sebanyak 4.487 unit. Kapal ini merupakan kapal dengan

kemampuan operasi di zona ekonomi eksklusif. Sedangkan bila dilihat dari jumlah kapal

motor yang beroperasi pada periode 2002-2007 terlihat bahwa jumlah kapal berukuran

besar mengalami penurunan dilihat dari jumlah kapal penangkapan yang beroperasi.

Sebaran GT Kapal Motor, tahun 2007

< 5 GT< 5 GT< 5 GT< 5 GT

69 ,14%69 ,14%69 ,14%69 ,14%

> 200 GT> 200 GT> 200 GT> 200 GT

0 ,27%0 ,27%0 ,27%0 ,27%

100 - 200 GT100 - 200 GT100 - 200 GT100 - 200 GT

0 ,85%0 ,85%0 ,85%0 ,85%

5 - 10 GT5 - 10 GT5 - 10 GT5 - 10 GT

19 ,39%19 ,39%19 ,39%19 ,39%

10 - 20 GT10 - 20 GT10 - 20 GT10 - 20 GT

5 ,31%5 ,31%5 ,31%5 ,31%

20 - 30 GT20 - 30 GT20 - 30 GT20 - 30 GT

3 ,27%3 ,27%3 ,27%3 ,27%

50 - 100 GT50 - 100 GT50 - 100 GT50 - 100 GT

1 ,18%1,18%1,18%1,18%

30 - 50 GT30 - 50 GT30 - 50 GT30 - 50 GT

0 ,59%0,59%0,59%0,59%

Asosiasi di Bidang Perikanan

Secara umum, terdapat berberapa peranan asosiasi, antara lain adalah: 1) Memberikan

rekomendasi dalam rangka perizinan SIPI dan SIKPI, 2) Memberikan masukan kepada

Pemerintah dalam pembuatan regulasi, 3) Sebagai mitra Pemerintah dalam

pengembangan dan pembangunan sektor kelautan dan perikanan, 4) Melakukan

pembinaan kepada orang atau badan hukum yang menjadi anggotanya. 5)

Menghubungkan antara kepentingan anggota dengan Pemerintah, 6) Menghimpun dan

mempersatukan pengusaha untuk memperkuat posisi hukum dan melindungi

kepentingan anggota dalam hubungannya dengan pihak di luar organiasi, baik di dalam

maupun di luar negeri, 7) Memperkuat pasar ikan didalam maupun di luar negeri, dan 8)

Membuat laporan tentang perkembangan asosiasi kepada Dirjen PT secara berkala

setiap 6 bulan.

Saat ini asosiasi masih terbagi berdasarkan alat tangkapnya, jenis ikan yang ditangkap,

dan pengangkutannya. Asosiasi di bidang penangkapan ikan antara lain adalah: ATLI,

ASTUIN, ASPINTU, HPPI, APKPII, ASPPEN, PNMS, HIPPBI, AP2GB (Kep.Dirjen PT

Page 11: ANALISA KPPU TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH · Pada tahun 2008 terdapat 968 pelabuhan perikanan yang ada di Indonesia. pelabuhan ini terdiri dari 6 pelabuhan perikanan samudera, 13

10

No. KEP.03/ DJ-PT/09). Asosiasi-asosiasi yang tersebut di atas tergabung dalam

GAPPINDO yang merupakan wadah asoasiasi perikanan yang ada.

GAPPINDO (Gabungan Pengusaha Perikanan Indonesia) memiliki maksud dan tujuan

antara lain sebagai berikut:

a. Menghimpun dan mempersatukan kegiatan usaha perikanan Indonesia dalam

satu wadah untuk memperjuangkan kepentingan anggota dan meningkatkan

usaha bidang perikanan;

b. Merupakan penghubung antar pengusaha perikanan di Indonesia dengan

pemerintah dan badan lain yang mempunyai kaitan;

c. Bersama-sama meningkatkan ketahanan berusaha dalam arti yang seluas-

luasnya;

d. Memadukan dengan pemerintah dalam segala aspeknya baik penangkapan,

budidaya, pengolahan, pemasaran serta usaha-usaha penunjang lainnya;

e. Menanamkan kesadaran untuk memelihara kelestarian alam.

Untuk menjadi anggota Gappindo, asosiasi harus mendaftarkan diri. Proses atau

prosedur untuk menjadi anggota Gappindo adalah sebagai berikut :

1. Asosiasi perikanan mengajukan permohonan keanggotaan ke DPP Gappindo

dengan mengisi Formulir Keanggotaan Gappindo (terlampir).

2. DPP Gappindo memeriksa kelayakan dan kewajiban asosiasi diantaranya

membayar Uang Pangkal dan Iuran Tahunan untuk menerbitkan Tanda Anggota.

Uang Pangkal adalah sebesar Rp. 5.000.000,- dan Iuran Anggota sebesar Rp.

20.000.000,-/thn.

3. Jangka waktu keanggotaan berlaku selama 1 (satu) tahun dan wajib

diperbaharui untuk (1) satu tahun berikutnya.

4. Pengajuan permohonan pendaftaran asosiasi di bidang perikanan tangkap wajib

dilengkapi dengan :

a. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

b. Bukti telah terdaftar pada Departemen yang bertanggung jawab di bidang

organisasi masyarakat

c. Domisili, dilengkapi surat keterangan dari instansi berwenang

d. Struktur organisasi, kepengurusan dan daftar anggota

Page 12: ANALISA KPPU TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH · Pada tahun 2008 terdapat 968 pelabuhan perikanan yang ada di Indonesia. pelabuhan ini terdiri dari 6 pelabuhan perikanan samudera, 13

11

Berikut adsalah data asosiasi anggota Gappindo Bidang Penangkapan (Jumlah

Anggota, kpal, daerah operasi, dan jenis ikan) seperti yang ada dalam tabel sebagai

berikut :

Tabel

Nama Asosiasi/Organisasi Gappindo di Bidang Penangkapan

Berdasarkan Jumlah Angggota, Jumlah Kapal, Daerah Operasi, dan Jenis Ikan

No. Nama Asosiasi Jumlah

Anggota

Jumlah

Kapal

Daerah

Operasi

Jenis Ikan

1. Himpunan Pengusaha Penangkapan Udang

Indonesia (HPPI)

8

87 L.Arafura Udang

2 Asosiasi Pengusaha Non Tuna dan Non Udang Indonesia

(ASPINTU)

34 - L. Arafura, S. Hindia, S. Pasifik

Ikan Campur

3. Asosiasi Pengusaha Kapal Pengangkut Ikan

Indonesia (APKPII)

225 614 S. Hindia, S. Pasifik

Tuna

4. Asosiasi Pengusaha Perikanan Nusantara

(ASPPEN)

30 68 ZEEI Ikan Campur

5. Paguyuban Nelayan Mina Santosa (PNMS)

24 - S.Hindia, L. Sulawesi, L.

Arafura

Ikan Campur

6. Asosiasi Tuna Indonesia (ASTUIN)

27 37 L. Jawa, L. Natuna, Slt.

Karimatama, Slt. Makassar, S.

Hindia

Ikan Campur

7. Asosiasi Tuna Longline Indonesia (ATLI)

29 300 S. Pasifik, L. Arafura. L. Maluku

Ikan Campur

8. Himpunan Pengusaha Perikanan Bitung

(HIPPBI)

30 182 S. Pasifik, L. Sulawesi, L.

Maluku

Ikan Campur

Total 407 1.288

Catatan : Jumlah Kapal belum termasuk 2(dua) asosiasi (ASPINTU & ASPPEN)

Berberapa permasahan di sektor perikanan

Dari hasil diskusi dengan KPPU pada hari Senin tanggal 20 April 2009, Gappindo

mengemukakan masalah umum industri perikanan di Indonesia. Diantaranya adalah

a. Investasi masih dalam jumlah kecil dalam bentuk kapal-kapal yang berasal dari

kerjasama dengan negara lain dengan kategori short term capital dan tidak

memberikan dampak yang berarti bagi industri perikanan terutama dalam pemberian

Page 13: ANALISA KPPU TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH · Pada tahun 2008 terdapat 968 pelabuhan perikanan yang ada di Indonesia. pelabuhan ini terdiri dari 6 pelabuhan perikanan samudera, 13

12

lapangan pekerjaan, menjadi agregat ekonomi di daerah demikian juga dengan

usaha budidaya (udang, rumput laut, ikan air tawar dan mutiara) dan pengolahan.

b. Rating of investment dari S&P belum beranjak dari BB. Berbagai kebijakan

pemerintah baik membangun prasarana dasar, persediaan berbagai capital serta

berbagai peraturan yang dikeluarkan tidak berhasil mendorong penambahan

investasi.

c. Paket kebijakan penngembangan dalam “Gerbang Mina Bahari” hanya merupakan

retorika yang tidak terimplimentir di lapangan. Faktor yang seharusnya paling tidak

menjadi political will tidak juga mendongkrak investasi. Berbagai usaha Pemerintah

Daerah yang bekerjasama dengan institusi lain untuk mengkampanyekan investasi

di daerahnya tidak berhasil mendongkrak investasi karena di dalamnya terkandung

aneka pungutan dan birokrasi yang membelenggu serta ketidakpastian.

d. Prasyarat makro sesuai komitmen Pemerintah baru terhadap rekomendasi ekonomi

Kadin tidak berfungsi baik. Departemen Kelautan dan Perikanan makin

dikembangkan namun terjadi tumpang tindih urusan dan kewenangan sehingga

kurang efektif dalam misinya, khususnya dalam pengembangan perikanan.

Hubungan kelembagaan di sektor perikanan antara pusat dan daerah kurang

harmonis seperti halnya tujuan pembangunan di daerah yang tidak jelas dan terjadi

rebutan kewenangan.

e. Pemerintah banyak menerbitkan kebijakan namun sering menimbulkan kesulitan

bagi industri dan tidak efektif sebagai contoh dengan timbulnya berbagai draf

Peraturan Menteri Kelautan Perikanan serta sebagai implementasi UU No.31/2004

tentang perikanan.

f. Secara ekonomi, ilegal fishing disebabkan oleh terjadinya kekosongan pada

beberapa kawasan fishing ground oleh kapal-kapal legal Indonesia sehingga

mendorong kapal-kapal ikan di daerah fishing ground tersebut (antara lain kapal

asing) menangkap secara illegal karena tidak diperlukan investasi yang mengikat

dengan Indonesia secara jangka panjang. Ini disebabkan karena iklim investasi

untuk menanam modal di kawasana tersebut serta di daerah lain pada umumnya

kurang kondusif (capital barrier to entry). Ketidakkondusifan tersebut tidak hanya

disebabkan oleh kondisi makro ekonomi tapi juga disebabkan oleh

kerawanan/ketidakpastian/kerumitan/besarnya pungutan yang dilakukan oleh pusat

dan daerah dalam berinvestasi di bidang perikanan.

Page 14: ANALISA KPPU TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH · Pada tahun 2008 terdapat 968 pelabuhan perikanan yang ada di Indonesia. pelabuhan ini terdiri dari 6 pelabuhan perikanan samudera, 13

13

g. Investasi yang seharusnya dilakukan oleh investor dalam negeri tidak banyak

dilakukan di kawasan tersebut karena lack of capital yang disebabkan oleh iklim

investasi yang kurang kondusif bagi investor dalam negeri. Kekosongan ini

kemudian dimanfaatkan oleh kapal-kapal asing secara ilegal atau legal dalam

investasi jangka pendek dan banyak terkait dengan kebijakan pemerintah.

h. Secara hukum illegal fishing dapat disebabkan oleh faktor pengawasan yang kurang

efektif. Penanganan yang ditempuh selama ini oleh oleh pemerintah lebih difokuskan

kepada pendekatan pengawasan usaha melalui pendekatan keamanan. Mengingat

pendekatan security adalah mahal dan mungkin tidak efektif, maka penanganan

illegal fishing di Indonesia sebaiknya dilakukan dengan 2 pendekatan yaitu

pendekatan ekonomi sebagai prioritas utama yang didukung oleh pendekatan

security. Selain hal tersebut, dewasa ini pengangguran yang cukup tinggi sedangkan

perusahaan banyak yang bekerja dibawah kapasitas, tidak ada industri baru yang

tumbuh sehingga tidak ada tambahan penyerapan tenaga kerja.

III. Pengaturan Sektor Perikanan dan Perikanan Tangkap Indonesia

Dalam melakukan usaha perikanan di Indonesia, perusahaan perikanan di Indonesia

tunduk kepada peraturan pemerintah. Setiap pelaku usaha harus mengikuti peraturan

pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Khusus terkait dengan

perijinan di sektor perikanan, berikut berberapa peraturan yang ada:

• Undang-undang Nomor 31/2004

Perorangan, Koperasi dan Perusahaan perikanan swasta nasional harus memiliki

izin untuk melakukan kegiatan usaha perikanan tangkap. Berdasarkan UU No.

31/2004, Ps. 26, 27, 28, setiap orang atau badan hukum Indonesia yang akan

melakukan kegiatan usaha di bidang penangkapan dan/atau pengangkutan ikan di

WPP Indonesia wajib memiliki :

1. Surat Ijin Usaha Perikanan (SIUP)

Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP) adalah izin tertulis yang harus dimiliki

perusahaan perikanan untuk melakukan usaha perikanan dengan

menggunakan sarana produksi yang tercantum dalam izin tersebut. Di

SIUP ini nantinya ditentukan alokasi Penangkapan Ikan Penanaman Modal

(APIPM) untuk penanaman modal

2. Surat Ijin Penangkapan Ikan (SIPI)

Page 15: ANALISA KPPU TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH · Pada tahun 2008 terdapat 968 pelabuhan perikanan yang ada di Indonesia. pelabuhan ini terdiri dari 6 pelabuhan perikanan samudera, 13

14

Surat izin penangkapan ikan (SIPI) adalah izin tertulis yang harus dimiliki

setiap kapal perikanan untuk melakukan penangkapan ikan.

SIPI-OI : bendera Indonesia, pengoperasian tunggal

SIPI-GI : bendera Indonesia, dalam group (armada)

SIPI-LI : bendera Indonesia, kapal lampu group (armada)

3. Surat Ijin Pengangkutan Ikan (SIKPI)

SIKPI adalah izin tertulis yang harus dimiliki setiap kapal perikanan untuk

melakukan pengumpulan dan pengangkutan ikan.

SIKPI-OI : bendera Indonesia, pengoperasian tunggal

SIKPI-GI : bendera Indonesia, dalam group (armada)

SIKPI-NA : bendera Asing, bukan perusahaan perikanan

• Kep Dirjen PT No. 1760/DPT.O/PI.420.S4/IV/06 tanggal 28 Maret 2006 tentang

Penyelenggaraan Perbantuan Proses Pelayanan Perizinan Usaha Penangkapan

Ikan, diatur mengenai pembagian pengaturan izin kapal ikan berdasarkan usuran

kapal dan asal modal kerjanya, yakni.

1. PUSAT

* Ukuran kapal > 30 GT;

* Menggunakan modal atau tenaga asing.

2. PROVINSI

* Ukuran kapal > 10 - 30 GT;

* Kapal berpangkalan di wilayah administrasinya;

* Tidak menggunakan modal atau tenaga asing.

3. KABUPATEN/KOTA

* Kapal tidak bermotor, kapal bermotor luar (outerboard engine) atau

inboard engine 5 - 10 GT;

* Kapal berpangkalan di wilayah administrasinya;

* Tidak menggunakan modal atau tenaga asing

• Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan No.PER.05/MEN/2008 Tentang Usaha

Perikanan Tangkap

Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan No.PER.05/MEN/2008 Tentang Usaha

Perikanan Tangkap, merupakan aturan kementrian yang secara sektoral

membawahi dan mengatur sektor perikanan baik di pusat maupun di daerah. Di

dalamnya antara lain diatur tata cara dan persyaratan penerbitan izin di sektor

Page 16: ANALISA KPPU TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH · Pada tahun 2008 terdapat 968 pelabuhan perikanan yang ada di Indonesia. pelabuhan ini terdiri dari 6 pelabuhan perikanan samudera, 13

15

perikanan tangkap. Terkait dengan perikanan tangkap misalnya saja diatur

mengenai SIUP, SIPI dan SIKPI.

Dalam peraturan perikanan, juga terdapat pembagian kewenangan pengaturan antara

pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pasca otonomi daerah, pemerintah membagi

tugas dan kewengangannya dengan pemerintah daerah. Untuk lebih lengkapnya,

berikut adalah matriks pembagian tugas antara pemerintah pusat dan derah terkait

dengan perikanan tangkap.

Tabel: Matriks Pembagian Wewenang Pemerintah dalam Perikanan Tangkap

No. RINCIAN

PEMERINTAH

PUSAT PROPINSI KABUPATEN/KOTA

1 Kewenangan

Pengelolaan Kapal1

uk. > 30 GT uk. 10 - 30 GT uk. < 10 GT

2 Wilayah Laut ≥ 12 Mil 4 s/d 12 Mill < 4 Mil

3 Pembagian PNBP 20% - 80% dibagi rata semua

Kab/Kota

4 Pembangunan Kapal

Perikanan

Regulasi (Permen

05/2008)

Rekomendasi -

5 Usaha Perikanan

Tangkap Terpadu

Penerbitan Izin

Usaha

- Rekomendasi - Rekomendasi

- Penerbitan Izin

Lokasi

- Penerbitan Izin lokasi

6 Perijinan Kapal Ikan

- Ukuran > 30 GT Menerbitkan Izin

(SIPI/SIKPI)

- Perbantuan

sebagian proses

perijinan (Cek fisik,

penerbitan SSBP

perpanjangan)

-

1 Kewewnagan berdasarkan Kep Dirjen PT No. 1760/DPT.O/PI.420.S4/IV/06 tanggal 28 Maret 2006.

Sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan No.PER.05/MEN/2008 Tentang Usaha Perikanan Tangkap kewewangan ini diubah. Menteri dapat mendelegasikan kewenangan penerbitan perpanjangan SIPI dan/atau SIKPI kepada Gubernur bagi kapal perikanan berbendera Indonesia berukuran di atas 30 (tiga puluh) GT sampai dengan ukuran tertentu, Gubernur diberikan kewenangan untuk menerbitkan SIUP kepada orang atau badan hukum Indonesia yang melakukan usaha perikanan, SIPI dan/atau SIKPI bagi kapal perikanan yang berukuran di atas 10 (sepuluh) GT sampai dengan 30 (tiga puluh) GT, Bupati/Walikota diberikan kewenangan untuk menerbitkan SIUP kepada orang atau badan hukum Indonesia yang melakukan usaha perikanan, SIPI dan/atau SIKPI bagi kapal perikanan yang berukuran 5 (lima) GT sampai dengan 10 (sepuluh) GT.

Page 17: ANALISA KPPU TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH · Pada tahun 2008 terdapat 968 pelabuhan perikanan yang ada di Indonesia. pelabuhan ini terdiri dari 6 pelabuhan perikanan samudera, 13

16

- Ukuran 10 - 30 GT Regulasi Pendataan Menerbitkan Izin

(SIPI/SIKPI)

-

- Ukuran < 10 GT Regulasi Pendataan Pendataan Menerbitkan Izin

(SIPI/SIKPI)

7. Pengelolaan

Pelabuhan

Perikanan

PPS, PPN, PPP PPP, PPI PPP, PPI, TPI

Pada dasarnya semua peraturan-peraturan perikanan yang sudah dijelaskan di atas

tersebut ditujukkan agar sektor perikanan dapat dinikmati negara secara optimal.

Demikian sehingga tujuan yang dicita-citakan dapat tercapai yakni untuk mewujudkan

kesejahteraan bangsa Indonesia melalui peningkatkan pendapatan nelayan, serta

pelaku usaha kelautan dan perikanan lainnya, meningkatnya peran sektor kelautan dan

perikanan dalam perekonomian nasional, terwujudnya kondisi lingkungan sumber daya

kelautan dan perikanan yang berkualitas dan terciptanya kelestarian daya dukung,

meningkatnya konsumsi ikan masyakarat, dan meningkatnya peran laut sebagai

pemersatu bangsa dan menguatnya budidaya bahari bangsa sesuai tujuan yang tertulis

dalam Renstra DKP 2005-2009.

IV. Pemberian Rekomendasi dari Asosiasi atau Organisasi di Bidang Perikanan

Tangkap sebagai Persyaratan Perizinan

Dalam rangka melaksanakan salah satu upaya pengendalian pemanfaatan sumber daya

ikan melalui pemberian perizinan usaha perikanan tangkap, dipandang perlu mengatur

pemberian rekomendasi dari asoasiasi atau organisasi di bidang perikanan tangkap

sebagai persyaratan perizinan usaha perikanan tangkap bagi orang atau badan hukum

yang mengoperasikan kapal penangkap ikan dan kapal pengangkut ikan.

Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Dirjen Perikanan Tangkap No.5364/2008

tentang Pemberian Rekomendasi dari Asosiasi atau Organisasi di Bidang Perikanan

Tangkap Sebagai Persyaratan Perizinan Usaha Perikanan Tangkap yang diterbitkan

pada 22 Desember 2008. Peraturan ini diharapkan dapat menjadi salah satu alat

pengawasan dalam manajemen penangkapan ikan dan pemberdayaan asosiasi

perikanan. Jika ditelusuri, rekomendasi ini memiliki dasar hukum, yaitu:

1. UU NO. 31/2004 tentang Perikanan,

Page 18: ANALISA KPPU TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH · Pada tahun 2008 terdapat 968 pelabuhan perikanan yang ada di Indonesia. pelabuhan ini terdiri dari 6 pelabuhan perikanan samudera, 13

17

Pasal 7 ayat (6), dijelaskan bahwa peran asosiasi dalam Dewan Pertimbangan

Pembangunan Perikanan Nasional adalah:

• Mendorong peningkatan eksistensi, partisipasi dan peran asosiasi dalam

pengembangan usaha perikanan tangkap & dalam pengendalian pemanfaatan

SDI

• Mendorong pelaku usaha penangkapan ikan untuk bergabung dalam

kelembagaan asosiasi usaha perikanan tangkap

2. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.05/2008 tentang Usaha Perikanan

Tangkap,

Berberapa pasal dalam aturan ini mensyaratkan rekomendasi dari asosiasi atau

organisasi di bidang perikanan setempat yang terdaftar di DJPT sebagai salah satu

syarat pengajuan dan perpanjangan SIPI/SIUP, yakni:

• Bagian ke empat pasal 64 huruf f mengenai SIPI, di diatur bahwa untuk

membuat SIPI diperlukan rekomendasi dari asosiasi atau organisasi di bidang

perikanan tangkap setempat yang terdaftar di Departemen Kelautan dan

Perikanan.

• Bab VIII pasal 22 ayat 2 huruf f ,mengenai tata cara penerbitan usaha perizinan

usaha ikan tangkap, dikatakan bahwa salah satu persyaratan Perizinan Usaha

Perikanan Tangkap diantaranya harus mendapat rekomendasi dari asosiasi atau

organisasi di bidang perikanan tangkap setempat yang terdaftar di Departemen

Kelautan dan Perikanan.

• Bab VIII pasal 22 ayat 5 dikatakan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai

rekomendasi dari asosiasi atau organisasi di bidang perikanan tangkap

ditetapkan oleh Direktur Jenderal.

• Bab XIX pasal 93 Mengenai Ketentuan Peralihan diatur bahwa Kewajiban untuk

melampirkan rekomendasi dari asosiasi atau organisasi di bidang perikanan

tangkap harus dilaksanakan paling lambat 1 (satu) tahun sejak ditetapkannya

Peraturan Menteri.

Pada dasarnya peraturan ini dilakukan dengan tujuan-tujuan yaitu:

• Mendorong terbentuknya kelembagaan yang terdiri atas para pelaku usaha

(asosiasi dan organisasi perikanan setempat) serta kelembagaan yang terdiri

atas para asosiasi/organisasi (GAPPINDO) yang sehat, profesional, transparan,

dan mandiri.

Page 19: ANALISA KPPU TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH · Pada tahun 2008 terdapat 968 pelabuhan perikanan yang ada di Indonesia. pelabuhan ini terdiri dari 6 pelabuhan perikanan samudera, 13

18

• Tuntutan organisasi perikanan dunia yang melibatkan peranan asosiasi dalam

pengelolaan sumberdaya ikan (RFMO).

• Mendorong dan meningkatkan peran asosiasi/organisasi dan GAPPINDO untuk

secara lebih nyata menjadi mitra pemerintah yang produktif serta membantu

para pelaku usaha dalam mengembangkan usahanya dan menjembatani serta

membantu penyelesaian permasalahan dengan intansi terkait dan atau pihak

lainnya.

3. SK DJPT No.5364/DPT.0/HK.510.S4/XII/08 tentang Pemberian Rekomendasi dari

Asosiasi atau Organisasi di Bidang Perikanan Tangkap sebagai Persyaratan

Perizinan Usaha Perikanan, dalam aturan ini antara lain dibahas mengenai:

• Asosiasi atau organisasi di bidang perikanan tangkap wajib menyampaikan

laporan kegiatan, keanggotaan dan pemberian rekomendasi kepada Direktorat

Jenderal Perikanan Tangkap secara berkala setiap enam (6) bulan (Pasal 5 ayat

(2).

• Pembinaan terhadap anggota (Pasal 1 ayat (2).

• Mendaftarkan diri di Departemen yang bertanggung jawab di bidang organisasi

masyarakat (Pasal 3 huruf b).

• Menjadi anggota Gappindo (pasal 3 huruf c).

Pada intinya, SK ini mengatur antara lain:

1. Setiap pelaku usaha penangkapan ikan wajib menjadi anggota salah satu

asosiasi/organisasi di bidang perikanan tangkap yang terdaftar di Direktorat

Jenderal Perikanan Tangkap

2. Untuk terdaftar di Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, pengurus

asosiasi/organisasi di bidang perikanan tangkap wajib mendaftarkan diri dengan

mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal Perikanan Tangkap

selambat-lambatnya tgl 15 Januari 2009

3. Asosiasi/organisasi di bidang perikanan tangkap yang telah terdaftar di DJPT

dapat memberikan rekomendasi kepada anggotanya untuk memperoleh atau

memperpanjang SIPI/SIKPI

4. Rekomendasi berlaku untuk 1 (satu) kali permohonan pengajuan atau

perpanjangan SIPI dan/atau SIKPI

Page 20: ANALISA KPPU TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH · Pada tahun 2008 terdapat 968 pelabuhan perikanan yang ada di Indonesia. pelabuhan ini terdiri dari 6 pelabuhan perikanan samudera, 13

19

5. Syarat pendaftaran: a) AD/ART yg disahkan notaris, b) bukti terdaftar di Dept. yg

menangani organisasi masyarakat, c) bukti keanggotaan GAPPINDO, d) surat

keterangan domisili, e) struktur organisasi, kepengurusan dan daftar anggota

6. Dirjen Perikanan Tangkap melakukan penilaian dan verifikasi terhadap

asosiasi/organisasi di bidang perikanan tangkap yang mengajukan permohonan

7. Dirjen Perikanan Tangkap akan menerbitkan daftar asosiasi/ organisasi di bidang

perikanan tangkap setelah melakukan penilaian dan verifikasi

8. Dirjen Perikanan Tangkap secara berkala melakukan pembinaan dan

pemantauan terhadap kegiatan asosiasi atau organisasi di bidang perikanan

tangkap yang mengeluarkan rekomendasi kepada anggotanya

9. Asosiasi/organisasi di bidang perikanan tangkap wajib menyampaikan laporan

kegiatan, keanggotaan dan pemberian rekomendasi kepada Dirjen Perikanan

Tangkap secara berkala setiap 6 bulan

10. Asosiasi/organisasi di bidang perikanan tangkap yang dibentuk setelah tanggal

31 Desember 2008 dapat mengajukan permohonan pendaftaran asosiasi atau

organisasinya kepada Dirjen Perikanan Tangkap paling cepat 6 bulan setelah

berdirinya asosiasi atau organisasi

Peraturan Dirjen Perikanan Tangkap No. 5364 Tahun 2008 dapat berjalan dengan

baik jika terjalin kerjasama yang baik antara pelaku usaha penangkapan ikan,

asosiasi/organisasi di bidang perikanan tangkap, GAPPINDO, dan Departemen

Kelautan dan Perikanan (Ditjen Perikanan Tangkap).

Kebijakan yang memberikan wewenang bagi pelaku usaha untuk memberikan

rekomendasi atau izin bagi pelaku usaha lainnya, pada berbagai industri disinyalir

sebagai salah satu sumber munculnya persaingan usaha yang tidak sehat.

Rekomendasi asosiasi termasuk di dalamnya. Dalam peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan No.05/2008 tentang Usaha Perikanan Tangkap, berberapa pasal menetapkan

rekomendasi dari asosiasi atau organisasi di bidang perikanan setempat yang terdaftar

di DJPT sebagai salah satu syarat pengajuan dan perpanjangan SIPI/SIKPI. Surat izin

penangkapan ikan (SIPI) adalah izin tertulis yang harus dimiliki setiap kapal perikanan

untuk melakukan penangkapan ikan. Tampa surat izin ini maka kapal perikanan tak

berhak menangkap ikan di perairan Indonesia. Sedangkan Surat Ijin Pengangkutan Ikan

(SIKPI) adalah izin tertulis yang harus dimiliki setiap kapal perikanan untuk melakukan

Page 21: ANALISA KPPU TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH · Pada tahun 2008 terdapat 968 pelabuhan perikanan yang ada di Indonesia. pelabuhan ini terdiri dari 6 pelabuhan perikanan samudera, 13

20

pengumpulan dan pengangkutan ikan. Tampa izin ini maka kapal pengumpul dan

pengangkutan ikan tidak boleh beroperasi di Indonesia

Tidak hanya itu, ada juga SK DJPT No.5364/DPT.0/HK.510.S4/XII/08 tentang

Pemberian Rekomendasi dari Asosiasi atau Organisasi di Bidang Perikanan Tangkap

sebagai Persyaratan Perizinan Usaha Perikanan Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP).

SIUP adalah izin tertulis yang harus dimiliki perusahaan perikanan untuk melakukan

usaha perikanan dengan menggunakan sarana produksi yang tercantum dalam izin

tersebut. Di SIUP ini nantinya ditentukan alokasi Penangkapan Ikan Penanaman Modal

(APIPM) untuk penanaman modal.

Sebelumnya, Ditjen Perikanan Tangkap DKP, mencabut sebanyak 2.497 Surat Izin

Penangkapan Ikan (SIPI) dan Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI). Hal tersebut,

dilakukan guna menertibkan kapal-kapal penangkap dan pengangkut ikan di perairan

Indonesia. Karena jika tidak dilakukan akan menyebabkan perairan Indonesia "over

fishing". Saat ini jumlah Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP) yang telah dikeluarkan

mencapai 2.513, sedangkan SIPI sebanyak 5.106, dan SIKPI sebanyak 1.172 lembar.

Sementara izin yang dicabut sebanyak 305 untuk SIUP dan 2.497 untuk SIPI/SIKPI.

Berbagai alasan menyebabkan SIUP, SIPI/SIKPI dicabut, yakni pelanggaran LKU, PHP,

alat tangkap, terait jual-beli BBM, kapal dilaporkan hilang, dan rusak. Sedangkan untuk

kapal asing karena penghentian sistem lisensi, keagenan, dan sewa sejak 2007.2

Dengan adanya kedua peraturan tersebut maka semenjak tahun 2009 ini maka setiap

perusahaan ikan atau kapal ikan harus tergabung dengan asosiasi perikanan. Permen

KP No. 05/MEN/2008 (Pasal 93) menyebutkan Kewajiban untuk melampirkan

rekomendasi dari asosiasi atau organisasi di bidang perikanan tangkap harus

dilaksanakan paling lambat 1 (satu) tahun sejak ditetapkannya Peraturan Menteri ini (31

Januari 2008-31 Januari 2009). Jika tidak maka mereka tidak bisa meminta

rekomendasi untuk mengurus atau memperpanjang izinnya.

Asosiasi dipilih dengan alasan bahwa asosiasi lebih banyak memiliki informasi tentang

profil pengusaha perikanan, sehingga dipilih untuk memberikan rekomendasi kepada

2 http://www.analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=article&id=5578:izin-usaha-

perikanan-tangkap-diperketat&catid=194:02-februari-2009&Itemid=207

Page 22: ANALISA KPPU TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH · Pada tahun 2008 terdapat 968 pelabuhan perikanan yang ada di Indonesia. pelabuhan ini terdiri dari 6 pelabuhan perikanan samudera, 13

21

DKP. Langkah ini sengaja diambil untuk mengantisipasi risiko bersama atas

penyalahgunaan izin usaha penangkapan yang mungkin dilakukan pengusaha yang

tidak bertanggungjawab. Dalam hal ini asosiasi hanya memberikan rekomendasi, jadi

bukan memberikan izin. Saat ini baru enam asosiasi perikanan yang tergabung dalam

Gabungan Pengusaha Perikanan Indonesia (Gappindo) yang menyatakan siap dalam

memberikan rekomendasi tersebut.

V. Analisa Potensi Dampak Persyaratan rekomendasi terhadap Persaingan Usaha

Jika kita lihat dampak persyaratan rekomendasi tersebut terhadap dampaknya terhadap

persaingan usaha, maka ada berberapa hal yang harus kita perhatikan. Terkait dengan

tujuan kajian kebijakan sektor perikanan yang dijelaskan dalam bab I, maka dalam

bagian ini akan dianalisa kebijakan-kebijakan yang sekiranya akan mempunyai dampak

mengurangi persaingan usaha. Kebijakan pemberian rekomendasi oleh asosiasi sektor

perikanan menjadi isu penting dalam persaingan usaha, mengingat berberapa ketentuan

dalam pengaturan tersebut memberikan kewenangan bagi pihak tertentu untuk

mengimplementasikan peraturan tersebut. Untuk menganalisa isu persaingan usaha

dalam perikanan tangkap ini, maka dipakai analisa yang mengacu kepada metodologi

dalam checklist competition assessment versi OECD. Menurut checklist ini dikatakan

bahwa regulasi atau kebijakan akan berpengaruh terhadap persaingan usaha jika:

1 Regulasi tsb membatasi jumlah pelaku usaha

2 Regulasi tsb membatasi kemampuan pelaku usaha untuk bersaing

3 Regulasi tsb mengurangi peluang/insentif pesaing untuk bersaing secara ketat

Parameter Analisa Dampak Regulasi

� Regulasi/kebijakan akan berdampak negatif terhadap iklim persaingan apabila

berakibat pada kenaikan harga dan atau penurunan tingkat (volume) produksi di

pasar;

� Regulasi/kebijakan akan berdampak negatif terhadap iklim persaingan apabila

mengakibatkan pengurangan atau pembatasan terhadap variasi dan kualitas

produk di pasar;

� Regulasi/kebijakan akan berdampak negatif terhadap iklim persaingan apabila

mengurangi tingkat atau kemampuan pelaku usaha untuk meningkatkan

efisiensi;

Page 23: ANALISA KPPU TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH · Pada tahun 2008 terdapat 968 pelabuhan perikanan yang ada di Indonesia. pelabuhan ini terdiri dari 6 pelabuhan perikanan samudera, 13

22

� Regulasi/kebijakan akan berdampak negatif terhadap persaingan apabila

berakibat kepada penurunan atau pembatasan ruang bagi pelaku usaha untuk

melakukan inovasi produk;

Apabila suatu regulasi memiliki salah satu karakter tersebut maka regulasi tersebut

dinilai memiliki dampak negatif terhadap persaingan. Dari hasil evaluasi awal tim

ditemukan beberapa pasal Undang-Undang No 31 tahun 2004 dan Peraturan Dirjen

Tangkap No. 5364/DPT.0/HK.510.S4/XII/08, dan Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan No.05/2008 tentang Usaha Perikanan Tangkap, yang memenuhi beberapa

poin dalam checklist competition assessment di atas. Hasil evaluasi tahap awal tim

terhadap regulasi tersebut dapat dilihat dari Tabel berikut.

No

Checklist Competition Assessment

Ya/Tdk

Penjelasan dan Pasal Terkait

1. Memberikan hak eksklusif kepada satu pemasok untuk menyediakan barang atau jasa

√ GAPPINDO diberikan hak untuk memberikan rekomendasi bagi penerbitan SIUP.

SK DJPT No.5364/DPT.0/HK.510.S4/XII/08 Tentang Pemberian Rekomendasi Dari Asosiasi Atau Organisasi Di Bidang Perikanan Tangkap sebagai Persyaratan Perizinan Usaha Perikanan

Pasal 1ayat (1) Setiap orang atau badan hukum Indonesia yang akan mengoperasikan kapal penangkap ikan dan/atau kapal pengangkut ikan wajib menjadi anggota salah satu asosiasi atau organisasi di bidang perikanan tangkap yang telah terdaftar di Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. Pasal 2 ayat (1) Asosiasi atau organisasi di bidang perikanan tangkap dapat memberikan rekomendasi dalam rangka perizinan usaha perikanan tangkap apabila telah menjadi anggota GAPPINDO dan terdaftar pada Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap..

2. Membuat lisensi, ijin atau proses otorisasi sebagai persyaratan operasi

√ Ya, ijin ini dimaksudkan untuk mengurangi dampak over fishing, dan memudahkan pengawasan dengan mensyaratkan rekomendasi asosiasi.

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.05/2008 tentang Usaha Perikanan Tangkap, Pasal 14 ayat (1)

Page 24: ANALISA KPPU TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH · Pada tahun 2008 terdapat 968 pelabuhan perikanan yang ada di Indonesia. pelabuhan ini terdiri dari 6 pelabuhan perikanan samudera, 13

23

No

Checklist Competition Assessment

Ya/Tdk

Penjelasan dan Pasal Terkait

Setiap orang atau badan hukum Indonesia yang melakukan kegiatan penangkapan ikan dalam satuan armada penangkapan ikan wajib memiliki SIUP, SIPI, dan SIKPI dalam satuan armada penangkapan ikan. pasal 22 ayat 2 huruf f ,mengenai tata cara penerbitan usaha perizinan usaha ikan tangkap, dikatakan bahwa salah satu persyaratan Perizinan Usaha Perikanan Tangkap diantaranya harus mendapat rekomendasi dari asosiasi atau organisasi di bidang perikanan tangkap setempat yang terdaftar di Departemen Kelautan dan Perikanan.

3. Membatasi kemampuan beberapa jenis pemasok untuk menyediakan barang atau jasa

√ Ya, akan tetapi ijin ini dimaksudkan untuk mengurangi dampak over fishing, bukan sengaja dimaksudkan untuk membatasi persaingan. Penerbitan harus memperhatikan alokasi SDI. Untuk berusaha di bidang perikanan antara lain dibutuhkan SIUP. Bagi kapal ikan dibutuhkan SIPI/SIKPI. Asosiasi perikanan harus menjadi anggota GAPPINDO terlebih dahulu, agar dapat memberikan rekomendasi bagi anggotanya untuk membuat SIUP. Pemilik kapal ikan harus tergabung dalam asosiasi agar dapat mengurus SIPI/SIKPI bagi kapalnya dan SIUP bagi perusahaannya

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.05/2008 tentang Usaha Perikanan Tangkap, Pasal 19 ayat (2) Pasal 19 Penerbitan SIUP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mempertimbangkan ketersediaan daya dukung sumber daya ikan dan lingkungannya.

4. Secara signifikan menaikkan biaya masuk atau keluar dari pasar oleh pemasok tertentu

√ Belum diketahui pasti. Pada pelaku usaha tertentu mungkin dapat menimbulkan biaya keluar masuk, baik biaya menjadi anggota gappindo amupun biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk mengurus rekomendasi hingga ijin keluar

Dari hasil identifikasi tahap awal dapat disimpulkan bahwa peraturan potensial

bersifat anti persaingan, khususnya dalam hal membatasi jumlah atau lingkup pemasok,

dalam bentuk membuat ijin dan lisensi sebagai persyaratan operasi;

Untuk menghindari kesimpulan yang bias, maka dari hasil checklist competition

assessment tersebut dilakukan analisis yang lebih mendalam. Bila ditinjau dari

Page 25: ANALISA KPPU TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH · Pada tahun 2008 terdapat 968 pelabuhan perikanan yang ada di Indonesia. pelabuhan ini terdiri dari 6 pelabuhan perikanan samudera, 13

24

ketentuan persyaratan rekomendasi tersebut, maka terdapat beberapa potensi

hambatan usaha yang perlu dianalisa lebih lanjut, diantaranya adalah sebagai berikut:

1 Potensi menimbulkan hak eksklusif dalam pemberian rekomendasi di sektor

perikanan.

Pertanyaan pentingnya adalah, apakah pemberian rekomendasi ini kemudian

memunculkan hak eksklusif bagi pihak tertentu sehingga dengan begitu maka

pengusaha di sektor perikanan akan mudah diaturnya? Berdasarkan data yang

diperoleh dan berberapa kesempatan diskusi dengan dinas perikanan dan kelautan

diketahui bahwa banyak asosiasi yang bergerak di bidang perikanan, yang

sayangnya di berberapa daerah asosiasi tersebut tidak aktif dan hanya tinggal nama

saja. Hal ini mungkin yang menyebabkan di daerah tertentu perusahaan perikanan

tidak diwajibkan oleh dinas setempat untuk ikut serta keanggotaan asosiasi karena

tidak aktifnya asosiasi-asosiasi yang ada.

Selain itu tidak ada kewajiban bagi asosiasi yang ada di daerah untuk mendaftarkan

diri di dinas yang ada di daerah. Pada peraturan yang ada pun diketahui bahwa

asosiasi hanya diwajibkan mendaftarkan diri di DKP. Tidak jelas apakah dengan

pendaftaran di DKP maka otomatis asosiasi dapat berkembang di mana saja di

wilayah Indonesia tanpa perlu mencatatkan diri di dinas setempat. Namun begitu

ada juga asosiasi di daerah yang aktif dan sering membantu dinas kelautan dan

perikanan dalam menyelesaikan permasalahan di daerah tersebut bahkan

permasalahan antar daerah.

Dengan adanya persyaratan untuk mendapatkan rekomendasi, maka bagi

perusahaan di pusat atau daerah lainnya yang banyak terdapat asosiasi aktif, maka

diperkirakan dampaknya tidak akan sampai menimbulkan ekslusifitas asosiasi,

karena jumlah asosiasi yang ada lebih dari satu dan pelaku usaha perikanan bebas

mengikuti asosiasi yang diinginkannya. Sementara bagi daerah lainnya dimana

hanya ada sedikit asosiasi saja maka dapat berpotensi menimbulkan ekslusifitas

asosiasi dalam menerbitkan izin SIPI/SIKPI. Sebenarnya hal ini dapat diatasi dengan

mendirikan asosiasi baru di daerah jika hanya terdapat satu atau dua asosiasi saja.

Akan tetapi, berdasarkan persyaratan maka asosiasi/organisasi di bidang perikanan

tangkap yang dibentuk setelah tanggal 31 Desember 2008 dapat mengajukan

permohonan pendaftaran asosiasi atau organisasinya kepada Dirjen Perikanan

Page 26: ANALISA KPPU TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH · Pada tahun 2008 terdapat 968 pelabuhan perikanan yang ada di Indonesia. pelabuhan ini terdiri dari 6 pelabuhan perikanan samudera, 13

25

Tangkap paling cepat 6 bulan setelah berdirinya asosiasi atau organisasi. Ini belum

lagi ditambah waktu bagi asosiasi untuk mendaftarkan diri ke GAPPINDO. Jika satu-

satunya asosiasi yang ada di daerah tersebut menolak menerima anggota tertentu

atau menolak memberikan rekomendasi kepada perusahaan tertentu, maka

perusahaan otomatis akan tersingkir.

Selain itu berdasarkan Peraturan Dirjen Tangkap No. 5364/DPT.0/HK.510.S4/XII/08

tentang Pemberian Rekomendasi dari Asosiasi atau Organisasi di Bidang Perikanan

tangkap sebagai Persyaratan Perizinan Usaha Perikanan Tangkap, diatur bahwa

Untuk terdaftar di Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, pengurus

asosiasi/organisasi di bidang perikanan tangkap wajib mendaftarkan diri dengan

mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal Perikanan Tangkap selambat-

lambatnya tgl 15 Januari 2009. Ini berarti batas waktu pendaftaran asosiasi baru

sudah lewat. Padahal berdasarkan permen KP No. 05/MEN/2008 (Pasal 93)

menyebutkan kewajiban untuk melampirkan rekomendasi dari asosiasi atau

organisasi di bidang perikanan tangkap harus dilaksanakan paling lambat 1 (satu)

tahun sejak ditetapkannya Peraturan Menteri ini (31 Januari 2008-31 Januari 2009).

2. Menaikkan biaya produksi bagi pelaku usaha tertentu

Diperkirakan dengan adanya kewajiban mengikuti asosiasi maka biaya yang harus

ditanggung perusahaan perikanan menjadi besar. Bagi perusahaan yang

mempunyai modal besar(yang dapat ditandai dengan jumlah dan ukuran kapal yang

dimilikinya), maka biaya keangotaan tidak begitu masalah. Yang jelas anggota

asosiasi selain membutuhkan rekomendasi asosiasi juga memerlukan tanda

keanggotaan GAPINDO sebagai syarat mengurus SIUP. Biaya keanggotaan ini bisa

jadi menjadi relatif besar bagi perusahaan tertentu, namun bagi perusahaan lain

biaya ini mungkin relatif murah. Jika ini mahal bagi perusahaan, maka secara

otomatis perusahaan yang tidak dapat tergabung dalam asosiasi (karena mahalnya

biaya yang harus dibayarkan), akan tersingkir dan tidak dapat berusaha di bidang ini.

Terkait dengan rekomendasi asosiasi, perlu dilihat kembali proses pengajuan

perizinan perikanan. Diketahui bahwa kewenagan penerbitan izin kapal ukuran > 30

GT ada di pemerintah pusat, 10-30 GT di pemerintah propinsi, dan < 10 GT oleh

kabupten/kota, sementara di bawah 5 GT tidak perlu mengurus izin. Akan tetapi

Page 27: ANALISA KPPU TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH · Pada tahun 2008 terdapat 968 pelabuhan perikanan yang ada di Indonesia. pelabuhan ini terdiri dari 6 pelabuhan perikanan samudera, 13

26

berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan No.PER.05/MEN/2008

Tentang Usaha Perikanan Tangkap kewewangan ini diubah. Menteri juga dapat

mendelegasikan kewenangan penerbitan perpanjangan SIPI dan/atau SIKPI kepada

Gubernur bagi kapal perikanan berbendera Indonesia berukuran di atas 30 (tiga

puluh) GT sampai dengan ukuran tertentu, Gubernur diberikan kewenangan untuk

menerbitkan SIUP kepada orang atau badan hukum Indonesia yang melakukan

usaha perikanan, dan Bupati/Walikota diberikan kewenangan untuk menerbitkan

SIUP kepada orang atau badan hukum Indonesia yang melakukan usaha perikanan

di wilayahnya.

Untuk nelayan kecil yang mencari ikan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tidak

diperlukan ijin apapun. Begitu pula dengan kapal motor kecil di bawah 5 GT yang

tidak perlu SIPI/SIKPI sehingga tidak perlu rekomendasi asosiasi perikanan. Sebagai

informasi, sebanyak 69,14 % kapal ikan di Indonesia berukuran > 5 GT. Namun jika

berbentuk badan hukum di perikanan tangkap maka wajib memiliki SIUP, sehingga

membutuhkan rekomendasi dari asosiasi dan Gapinndo. Kapal motor dengan ukuran

10-30 GT harus dilengkapi SIPI/SIKPI. Bagi kapal ikan dengan ukuran > 30 GT

diberi kemudahan mengurus perpanjangan SIUPnya. Jika dulu harus dilakukan di

pusat, maka kini untuk mengurus perpanjangannya dapat dilakukan di propinsi

setempat.

Tidak diketahui pasti dampak persyaratan rekomendasi asosiasi dan gappindo

terhadap meningkatnya biaya yang harus ditanggung perusahaan perikanan. Akan

tetapi diprediksi bahwa persyaratan tersebut tidak menambah signifikan biaya yang

harus ditanggung perusahaan besar, yang ditandai dengan kepemilikan kapal ikan

dengan ukuran >30 GT.

VI. Kesimpulan Untuk mengantisipasi permasalah illegal fishing, maka penangkapan ikan harus

dilakukan dengan mempertimbangkan potensi kembang biak alaminya. Kawasan

perairan juga perlu dijaga dari jarahan nelayan asing. Kekurangan sumber daya untuk

pengawasan inilah yang kemdian menjadi salah satu alasan bagi departemen kelautan

dan perikanan untuk meningkatkan peran aktif masyarakat yang diwaliki oleh asosiasi.

Dengan peraturan menteri kelautan dan perikanan, yang kemudian dijabarkan dalam

Page 28: ANALISA KPPU TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH · Pada tahun 2008 terdapat 968 pelabuhan perikanan yang ada di Indonesia. pelabuhan ini terdiri dari 6 pelabuhan perikanan samudera, 13

27

peraturan dirjen perikanan tangkap maka proses perizinan perusahaan dan kapal

perikanan tangkap harus mendapat rekomendasi dari asosiasi.

Terkait dengan hal tersebut, maka berdasarkan hasil competition assessment ditemukan

berberapa potensi dampak persaingan tidak sehat akibat persyaratan rekomendasi

asosiasi dalam pengurusan perijinan di sektor perikanan. Dampak tersebut antara lain

adalah potensi menimbulkan hak eksklusif dalam pemberian rekomendasi di sektor

perikanan. Bagi daerah hanya terdapat segelintir asosiasi maka pemberian rekomendasi

akan menjadi ekslusif oleh asosiasi tersebut, baik dalam mengurus SIPI/SIKPI. Tidak

hanya itu, perusahaan juga harus ikut keanggotaan asosiasi agar dapat keanggotaan

Gapinndo, dimana keanggotannya diperlukan untuk mengurus SIUP. Perlu diteliti

kembali kesiapan asosiasi-asosiasi yang ada di daerah. Perlu dicatat bahwa di sebagian

daerah asosiasi perikanan tidak aktif. Pembenahan dan pembinaan perlu dilakukan jika

memang ditemukan ketidaksiapan asosiasi di daerah.

Dengan bergabungnya asosiasi perikanan dalam keanggotaan Gappindo, maka

Gappindo dapat memiliki peranan yang penting dalam sektor perikanan. Dengan

pembinaan yang baik Gappindo dapat turut membantu mengembangkan sektor

perikanan tangkap di Indonesia. Akan tetapi perlu dicatat bahwa persyaratan yang

mewajibkan asosiasi menjadi anggota Gappindo agar dapat memberikan rekomendasi

bagi anggotanya untuk membuat SIUP, telah menimbulkan hak ekslusif dalam

pemberian rekomendasi sektor perikanan.

Persyaratan rekomendasi juga berpotensi meningkatkan biaya produksi, akan tetapi

tidak diketahui batasan besaran yang signifikan akan meningkatkan biaya produksi

sehingga akan berdampak pada persaingan usaha yang sehat. Kebijakan tersebut

berpotensi menciptakan distorsi terhadap persaingan usaha di sektor perikanan

tangkap, yang berpotensi menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan inefisiensi

akibat hadirnya ekonomi biaya tinggi. Kebijakan yang mewajibkan rekomendasi dan

atau keharusan menjadi anggota asosiasi juga dapat memperpanjang rantai birokrasi di

sektor perikanan tangkap.

Proses perizinan sepenuhnya adalah kewenangan Pemerintah selaku regulator. Dalam

hal ini, pemberian rekomendasi oleh asosiasi seharusnya menjadi bagian dari proses

Page 29: ANALISA KPPU TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH · Pada tahun 2008 terdapat 968 pelabuhan perikanan yang ada di Indonesia. pelabuhan ini terdiri dari 6 pelabuhan perikanan samudera, 13

28

yang dilakukan oleh pemerintah sebagai regulator yang mengayomi seluruh pelaku

usaha tanpa kecuali melalui audit/klarifikasi. Ada atau tidak ada rekomendasi dari

asosiasi, menjadi kewajiban Pemerintah selaku regulator untuk mengecek kebenaran

keberadaan pelaku usaha.

VII. Saran

Untuk mengurangi dampak potensi persaingan usaha tidak sehat seperti sudah

dijelaskan dalam bab III, maka disarankan agar:

1. Pemerintah mencabut kebijakan yang mewajibkan pemberian rekomendasi oleh

asosiasi sebagai prasyarat pemberian izin. Proses penelitian kompentensi dan

keberadaan pelaku usaha, harus sepenuhnya menjadi kewenangan regulator

untuk menghindari terjadinya persaingan usaha tidak sehat. Pemerintah selaku

regulator harus mengayomi seluruh pelaku usaha tanpa kecuali baik yang

tergabung dalam asosiasi maupun yang tidak tergabung.

2. Pemerintah memberikan kesempatan bagi hadirnya asosiasi baru dalam industri

perikanan, yang bertujuan mengembangkan industri perikanan melalui

pemberdayaan anggotanya. Dalam hal ini, Pemerintah berkewajiban untuk

melakukan pembinaan terhadap asosiasi sehingga tidak tumbuh menjadi sarana

ekonomi biaya tinggi. Asosiasi tidak diperbolehkan, memiliki kewenangan yang

merupakan kewenangan Pemerintah, seperti terkait pemberian rekomendasi

sebagai syarat perizinan di atas. Kehadiran lebih dari satu asosiasi, akan

memberikan pilihan bagi pelaku usaha untuk memilih asosiasi yang memberikan

nilai tambah bagi perkembangan usahanya.

Page 30: ANALISA KPPU TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH · Pada tahun 2008 terdapat 968 pelabuhan perikanan yang ada di Indonesia. pelabuhan ini terdiri dari 6 pelabuhan perikanan samudera, 13

29

Page 31: ANALISA KPPU TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH · Pada tahun 2008 terdapat 968 pelabuhan perikanan yang ada di Indonesia. pelabuhan ini terdiri dari 6 pelabuhan perikanan samudera, 13