ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK...
Transcript of ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK...
ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK
DALAM TRANS PACIFIC PARTNERSHIP (TPP)
TAHUN 2015
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Amirah Bahir Sabarini
1112113000099
PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Skripsi yang Berjudul :
ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAII TIONGKOK DALAM TRANSPACIFIC PARTNERSHIP (TPP) TAHUN 2015
t. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di universitas Islam Negeri OrN)
S yarif HidayatuI lah J akarta.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya
canfumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islan Negeri rurN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
3.
Jakarta,7 April2017
iv
ABSTRAK
Skripsi ini menganalisa tentang alasan ketidakikutsertaan Tiongkok dalam
Trans Pacific Partnership tahun 2015. Tiongkok merupakan salah satu negara
dengan perekonomian terbesar di dunia berada di peringkat kedua setelah
Amerika. TPP hadir dengan menawarkan liberalisasi perdagangan di kawasan
Asia Pasifik. Amerika, Jepang dan 10 anggota negara TPP lainnya berusaha untuk
mengajak Tiongkok ke dalam perjanjian ini. Akan tetapi, Tiongkok tetap pada
prinsipnya untuk tidak bergabung menjadi negara anggota TPP dan lebih memilih
sebagai negara yang memantau serta mendukung seluruh kegiatan TPP di
kawasan Pasifik. Kerangka utama yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori
Neorealisme dan Konsep Kepentingan Nasional untuk menjawab pertanyaan
penelitian dalam skripsi ini. Neorealisme melihat bahwa negara-negara
berkekuatan besar memiliki power untuk mengatur sistem internasional dan
memiliki kepentingan besar dalam sistem mereka. AS yang memiliki power lebih
besar dari Tiongkok, akan dengan mudah menentukan arah kebijakan TPP sesuai
dengan kepentingan AS. Dalam kasus ini, Tiongkok menilai bahwa ada agenda
besar yang diciptakan AS dalam keanggotaannya pada TPP yaitu ada upaya AS
untuk menahan kekuatan baru yang dibawa oleh Tiongkok.
Kata Kunci: Tiongkok, Amerika Serikat, Trans Pacific Partnership, Regional
Comprehensive Economic Partnership, Kepentingan Nasional.
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakaatuh..
Alhamdulillahirabbil’alamiin..
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Semesta Alam, atas berkat, rahmat, dan
karunia-Nya, penulis diberikan banyak kemudahan, kekuatan, serta kesabaran
dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul Analisa
Ketidakikutsertaan Tiongkok dalam Trans Pacific Partnership (TPP) tahun 2015.
Dalam proses mengerjakan skripsi ini, penulis banyak sekali mengalami
hambatan-hambatan yang sering sekali mengurungkan niat dan semangat penulis
untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Akan tetapi, berkat bantuan dari Allah
SWT pastinya serta dukungan dari keluarga serta motivasi dari teman-teman
terdekat, membuat penulis tetap semangat dan tetap pada prinsip awal untuk
segera menyelesaikan skripsi ini dan melihat orang-orang terkasih tersenyum
bangga.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada yang telah
mendukung baik moril maupun materil dalam penulisan skripsi ini, antara lain:
1. Orang tua penulis, Ayahanda tercinta Saiful Bahri dan Ibunda Barduni yang
tidak pernah lelah memberikan doa, semangat, dan nasehatnya untuk penulis.
Wajah mereka yang selalu terbayang ketika penulis mengalami semangat yang
fluktuatif dalam mengerjakan skripsi. Serta kepada kakak dan adik tersayang
Azka Novita Sabarini, Afida Maulia Sabarini, dan Aslam Muhammad Nebi.
vi
Terimakasih kebawelannya yang tidak henti-hentinya mengingatkan penulis
untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
2. Keluarga Besar H. Abdurrohim dan H. Abdul Hadi yang selalu memberi
masukan serta nasehat kepada penulis, terkhusus Nenek tercinta yang selalu
memberi nasehat-nasehat indah arti kehidupan ini, dan mengingatkan untuk
tetap shalat dan berdoa agar dimudahkan dalam mengerjakan skripsi dan
selesai dengan baik. Sepupu-sepupu tercinta, Mba Ira, Itsna, Dwi, Icut, Farah,
Fani dan yang tidak bisa disebut satu persatu terimakasih selalu setia
mendengar keluh kesah penulis.
3. Bapak Ahmad Syaifuddin Zuhri, S.IP., L.M selaku dosen Pembimbing Skripsi.
Terima kasih atas kesabaran dan semangatnya dalam membimbing,
memotivasi dan membantu kelancaran proses penulisan dari awal hingga
sampai terselesaikannya skripsi ini.
4. Bapak Prof. Dr. Zulkifli, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak M. Adian Firnas, M.Si selaku Ketua Program Studi Hubungan
Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dan selaku dosen seminar proposal
skripsi penulis. Terimakasih arahannya dalam membangun kerangka skripsi
ini Pak.
6. Ibu Eva Mushoffa, MHSPS selaku Sekretaris Program Studi Hubungan
Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
vii
7. Dosen-dosen beserta staff-staff program studi Ilmu Hubungan Internasional,
terimakasih atas ilmu yang diberikan selama penulis menuntut ilmu di FISIP
UIN Jakarta.
8. Kakak senior HI terbaik, Afrilia Mayasari dan Bayu Agustian yang telah
memberi banyak inspirasi dalam pembentukan skripsi ini. Bersyukurlah
penulis bertemu orang-orang kalian selalu sabar menjawab pertanyaan-
pertanyaan penulis.
9. Teman-teman HI 2012, terutama Hika Dayama, Fajrin, Nisa, Via yang selalu
ada untuk penulis. Labib dan Ardi di detik-detik terakhir jadi malaikat buat
penulis. Teman-teman PSM UIN Jakarta, Swarnagita khususnya G#, Jolls,
Landu, Icew, Fuoco tempat curhat disaat penulis mulai stress dan nggak tau
harus kemana lagi untuk bertanya tentang skripsi kalo mood lagi down. Juah
yang suka ngasih tausyiah-tausyiah penyemangat. Tembang sesama pejuang
skripsi, teman curhat ditengah malam wkwk. Teman-teman kosan, KKN
Melodi, dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Terimakasih selalu menemani penulis disaat sedih maupun senang, canda
tawanya dan juga masukan-masukan berharga dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan kalian semua yang telah tulus
membantu dan selalu memberi warna di kehidupan penulis.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, 7 April 2017
Amirah Bahir Sabarini
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ............................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ............................................. ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ............................................ iii
ABSTRAK ........................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi
DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah ........................................................... 1
B. Pertanyaan Penelitian ......................................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 7
D. Tinjauan Pustaka ................................................................ 8
E. Kerangka Pemikiran .......................................................... 11
1. Neorealisme ................................................................... 11
2. Konsep Kepentingan Nasional ...................................... 14
F. Metode Penelitian .............................................................. 16
G. Sistematika Penulisan ........................................................ 17
BAB II TIONGKOK DALAM DUNIA EKONOMI INTERNASIONAL
A. Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok dalam Dunia
Internasional ....................................................................... 20
B. Ambisi Tiongkok dalam Menguasai Ekonomi Dunia ....... 24
C. Rivalitas Tiongkok dengan Amerika Serikat dalam
Menguasai Dunia ............................................................... 30
BAB III TRANS PACIFIC PARTNERSHIP
A. Awal Terbentuknya Trans Pacific Partnership ................. 34
B. Isi Perjanjian Trans Pacific Partnership ........................... 37
C. Trans Pacific Partnership dan Regional Comprehensive
ix
Economic Partnership ...................................................... 41
BAB IV ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK DALAM
TRANS PACIFIC PARTNERSHIP
A. Kuatnya Daya Saing Produk Tiongkok ............................. 47
B. Five Year Plans Of China .................................................. 52
BAB V PENUTUP
Kesimpulan.................................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. xiv
x
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Survei kemungkinan Tiongkok menggantikan AS
sebagai kekuatan dunia ...................................................... 27
Tabel II.2 Survei tingkat keoptimisan pribadi .................................... 28
Tabel III.1 Perbandingan Tujuan Negosiasi TPP dan RCEP ............... 43
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1 Negara Dengan Populasi Terpadat di Dunia ...................... 2
Gambar I.2 Perbandingan PDB Tiongkok Dengan Negara Lain .......... 3
Gambar II.1 PDB Riil Tiongkok Tahun 1979-2015 ............................... 23
Gambar III.1 Daftar Negara Anggota TPP dan RCEP maupun
Keduanya............................................................................ 41
Gambar IV.1 Timeline of China Five Year Plan History ......................... 52
xii
DAFTAR SINGKATAN
AFTA ASEAN Free Trade Area
AIIB Asian Infrastructure Investment Bank
APEC Asia Pasific Economic Cooperation
ASEAN Association South Asia Nation
BRICS Brazil, Russia, India, India, China, and South Africa
BUMN Badan Usaha Milik Negara
EAS East Asia Summit
FTA Free Trade Agreement
FYP Five Years Plans
GATS General Agreement on Trade in Services
GATT General Agreement on Tarrifs and Trade
GCI Global Competitiveness Index
ILO International Labour Organization
IMF International Monetary Fund
ISDS Investor-State Dispute Settlement
KRN Kongres Rakyat Nasional
NAFTA North America Free Trade Area
P-3 Pacific Three
P-4 Pacific Four
PDB Produk Domestik Bruto
PKT Partai Komunis Tiongkok
RCEP Regional Comprehensive Economic Partnership
SASAC State-Owned Assets Supervision and Administration Commision
of the State Council
SPS Sanitary and Phytosanitary
xiii
TPP Trans Pacific Partnership
TPSEP Trans Pacific Strategic Economic Partnership
UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah
USTR United State Trade Representative
WEF World Economic Forum
WTO World Trade Organization
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah
Sekitar lima puluh abad yang lalu, peradaban Tiongkok telah tampak dan
terkenal di berbagai pelosok dunia. Mereka memiliki sebuah peradaban yang maju
dan kental dengan budaya Timur. Di masa kejayaannya, Tiongkok pernah menjadi
kerajaan yang menaungi sebagian besar negara di Asia, khususnya Asia Tenggara.
Dari masa ke masa, Tiongkok menjadi pemimpin dunia dalam berbagai bidang.1
Bahkan ada sebuah pepatah Islam yang berbunyi “Tuntutlah ilmu sampai ke
negeri China (baca: Tiongkok)”. Hal tersebut menunjukkan bahwa betapa
dahsyatnya peradaban Tiongkok di masa lalu.
Memasuki abad ke-21 ini, pembahasan mengenai Tiongkok pun seakan
tidak ada habisnya. Berdasarkan data berikut, Tiongkok merupakan negara dengan
jumlah penduduk terpadat di dunia yaitu dengan jumlah 1.373.541.278 (sembilan
belas persen dari total populasi dunia yaitu 7.328.497.837). Posisi ke-dua
ditempati oleh India yang tidak kalah banyak jumlahnya dengan Tiongkok yaitu
1.266.883.598. Posisi ketiga ditempati oleh AS yang jumlah populasinya terpaut
jauh dari India yaitu sebanyak 323.995.528.2
Selain itu juga, Tiongkok
1Ann Wang Seng, Formula Bisnis Negara Cina Kebangkitan Kembali Naga Asia, (Jakarta:
Hikmah Publishing House PT Mizan Publika, 2007), hal. 83 2Top 10 Most Populous Countries, tersedia di
http://www.census.gov/popclock/print.php?component=counter, diakses pada tanggal 01 juni 2016
pukul 23:09 WIB judul
2
merupakan negara ke-empat terbesar dengan luas daratan 9.600.000 km
persegi setelah Rusia, Canada, dan Amerika Serikat.3
Gambar I.1 : Negara dengan Populasi terpadat di Dunia
Sumber: United States Census Bureau, 2015
Di bidang ekonomi, tingkat pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang berkisar
antara 7 – 8 persen lima tahun terakhir4 menjadikan Tiongkok sebagai salah satu
negara dengan perkembangan ekonomi tercepat. Ketika negara-negara di Asia
terpuruk dilanda krisis ekonomi pada akhir 1990-an, Tiongkok justru tampil
menjadi raksasa ekonomi keenam terbesar di dunia dari segi nilai tukar dan ketiga
terbesar di dunia setelah Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) dari segi daya beli.
Hal inilah yang menyebabkan Tiongkok cukup disegani oleh negara-negara
3Countries of the World by Area, Tersedia di
http://www.nationsonline.org/oneworld/countries_by_area.htm diakses pada tanggal 02 Juni 2016
pukul 11:03 WIB 4Andrew Wright, This is How China’s Economy has Changed in the Last 10 Years, tersedia
di https://www.weforum.org/agenda/2016/06/how-has-china-s-economy-changed-in-the-last-10-
years/, di akses pada tanggal 11 November 2016 pukul 21:54 WIB
0
200000000
400000000
600000000
800000000
1E+09
1,2E+09
1,4E+09
3
industri maju, apalagi oleh negara-negara berkembang dan terbelakang. Bahkan
negara-negara Barat yang kerap mengkritik kebijakan ekonomi Tiongkok pun
berkeinginan untuk menjalin hubungan perdagangan dengannya.5
Dapat dilihat grafik di bawah ini menunjukkan bahwa setiap tahunnya PDB
Tiongkok mengalami peningkatan yang stabil dibandingkan negara Jepang dan
Inggris. Jepang yang semula PDB-nya tidak jauh berbeda dengan Tiongkok akan
tetapi, pada tahun 2015 mengalami kemerosotan yang cukup parah. Hal tersebut
membuat PDB Jepang jauh tertinggal dari Tiongkok. Sama Seperti Tiongkok,
PDB AS pun setiap tahunnya mengalami peningkatan yang stabil. Namun, tidak
dapat dipungkiri, bisa saja 10 atau 20 tahun lagi Tiongkok mengalahkan PDB AS
dan menjadi negara dengan ekonomi terbesar di dunia.
Gambar I.2: Perbandingan PDB Tiongkok dengan Negara Lain
Sumber: World bank
5Munawar Fuad, Awakening The Giant: Membangunkan Negeri Raksasa yang Tertidur
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009), hal . 79
2010 2011 2012 2013 2014
AS $14.964.3 $15.517.9 $16.163.1 $16.768.0 $17.419.0
China $6.039.65 $7.492.43 $8.461.62 $9.490.60 $10.354.8
Jepang $5.495.38 $5.905.63 $5.954.47 $4.919.56 $4.601.46
UK $2.403.50 $2.594.90 $2.630.47 $2.712.29 $2.988.89
$-
$5.000.000,00
$10.000.000,00
$15.000.000,00
$20.000.000,00
Perbandingan PDB Tiongkok dengan Negara Lain
4
Sampai pada akhirnya, terbentuklah sebuah kongsi dagang di kawasan Asia-
Pasifik, yakni Trans Pacific Partnership. Trans Pacific Partnership (TPP)
merupakan sebuah blok baru perjanjian perdagangan bebas di Asia-Pasifik yang
diprakarsai oleh Amerika Serikat dan Jepang. Keikutsertaan AS dalam TPP secara
resmi direalisasikan oleh Pemerintahan Obama pada tahun 2009. Di mana
Presiden Obama menyatakan dukungan yang kuat untuk menciptakan blok
perdagangan baru di kawasan Asia-Pasifik.6
TPP, awalnya dikenal sebagai Trans Pacific Strategic Economic
Partnership Agreement (TPSEP), adalah anggota perjanjian perdagangan bebas
sembilan negara yang bertujuan untuk meningkatkan integrasi ekonomi di
kawasan Asia-Pasifik dengan melanjutkan liberalisasi perdagangan dan investasi.
TPSEP atau yang kemudian diganti menjadi Trans Pacific Partnership (TPP),
adalah sebuah perjanjian perdagangan bebas multilateral yang bertujuan untuk
mengintegrasikan ekonomi kawasan Asia-Pasifik. Kerjasama perdagangan ini
mulai berjalan pada tahun 2006. Awalnya hanya melibatkan 4 negara, yakni
Brunei, Cile, Selandia Baru, dan Singapura, biasa disebut P-4.7
TPP memiliki anggota-anggota yang sangat beragam (negara-negara dengan
perekonomian yang kecil dan besar, negara-negara berkembang dan maju dari
empat benua). Namun, semuanya mempunyai keyakinan yang sama bahwa cara
terbaik untuk meningkatkan perekonomian dan membuka lapangan kerja adalah
6TPP Statements and actions to date, tersedia di https://ustr.gov/about-us/policy-
offices/press-office/fact-sheets/2009/december/tpp-statements-and-actions-date, diakses pada 21
April 2016 pukul 22:01 WIB 7Trans Pacific Strategic Economic Partnership (P4), New Zealand Foreign Affairs & Trade,
tersedia di https://www.mfat.govt.nz/en/trade/free-trade-agreements/free-trade-agreements-in-
force/p4/, diakses pada 21 April 2016 pukul 22:40 WIB
5
dengan mendorong sebuah kondisi yang lebih terbuka dan lebih kompetitif bagi
perdagangan dan investasi. Ada 12 negara anggota TPP, diantaranya Australia,
Brunei, Kanada, Chile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru,
Singapura, Amerika Serikat dan Vietnam.8 Kerjasama perdagangan TPP
diluncurkan untuk memperluas kerjasama perdagangan di kawasan Asia-Pasifik,
dengan mencakup bidang-bidang kerjasama yang lebih luas.
Perjanjian perdagangan TPP disambut baik oleh negara – negara di kawasan
Asia-Pasifik seperti Australia, Malaysia, Selandia Baru, dan Jepang. Namun, lain
halnya dengan Tiongkok. Tiongkok yang merupakan negara dengan tingkat
perekonomian terbesar kedua setelah Amerika,9 menolak untuk bergabung dalam
perjanjian perdagangan tersebut. Menteri Perdagangan Tiongkok mengatakan
bahwa selama ini Tiongkok telah memperhatikan serangkaian kegiatan yang telah
dilakukan TPP. Akan tetapi, Tiongkok menolak untuk menandatangani kerjasama
perdagangan regional tersebut karena Tiongkok merasa keberatan dengan aturan-
aturan yang dibuat oleh TPP.10
Aturan-aturan tersebut antara lain, yaitu: sejak munculnya TPP, negosiasi
yang dilakukan TPP prosesnya sangat tertutup. Berkas-berkas dan detail
kesepakatan TPP itu sendiri tidak pernah ditunjukkan langsung pada publik.
Standar perdagangan bebas yang tinggi, aturan-aturan baru bagi BUMN (hak
8Perdagangan bebas Trans Pasifik tidak libatkan Cina, tersedia di
http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/10/151006_dunia_kesepakatan_tpp, diakses pada
tanggal 22 April 2016 00:28 WIB 9Agung P Vazza, Cina dan perekonomian global, tersedia di
http://www.republika.co.id/berita/koran/teraju/16/01/15/o0zi977-cina-dan-perekonomian-global-
2016, diakses pada tanggal 31 Maret 2016 pukul 11:24 WIB 10
China Weighing Up TPP, Says Commerce Ministry, tersedia di
http://news.xinhuanet.com/english/2016-02/04/c_135074386.htm, diakses pada tanggal 26 April
2016 pukul 01:51 WIB
6
istimewa BUMN diperlakukan sama dengan perusahaan swasta) dan beberapa
aturan lainnya yang diduga sebagai batu loncatan AS untuk mendominasi
perekonomiannya di kawasan Asia-Pasifik. Tiongkok menganggap hal tersebut
akan mempengaruhi sistem perdagangan di kawasan secara signifikan.11
Yang
pada intinya, Tiongkok khawatir TPP akan merugikan negaranya serta kawasan
Asia-Pasifik dengan aturan-aturan yang dibuat oleh TPP itu sendiri.
Namun, bukan berarti dengan menolak untuk bergabung menjadi anggota
TPP lantas membuat Tiongkok melarang aktifitas TPP di kawasan, Tiongkok
akan terus berusaha untuk berpartisipasi aktif di dalamnya walaupun tidak secara
resmi menjadi negara anggota TPP serta mendorong pengaturan perdagangan
bebas regional yang mengedepankan fitur transparansi tingkat tinggi, keterbukaan,
dan inklusifitas untuk pertumbuhan ekonomi kawasan.
Berpartisipasi aktif disini maksudnya adalah selayaknya negara-negara lain,
Tiongkok mendukung kegiatan-kegiatan positif yang dilakukan TPP selama
kegiatan tersebut tidak berdampak buruk terhadap negaranya dan kawasan.
Meskipun Tiongkok sendiri secara resmi bukan termasuk anggota TPP. “The TPP
is an extensive agreement. China is studying it and evaluation work is under way”
ujar Gao Hucheng, Menteri Perdagangan Tiongkok, yang dikemukakan setelah
perwakilan dari 12 negara anggota TPP menandatangani kerjasama perdagangan
tersebut di Selandia Baru pada Februari yang lalu.12
11
Xu Man, TPP not an insuperable challenge, tersedia di
http://usa.chinadaily.com.cn/epaper/2015-11/18/content_22481663.htm, diakses pada tanggal 13
Juni 2016 pukul 13.30 WIB 12
Huaxia, China Weighing Up TPP, says Commerce Ministry, tersedia di
http://news.xinhuanet.com/english/2016-02/04/c_135074386.htm, diakses pada tanggal 13 Juni
2016 pukul 13.00 WIB
7
Akibat dari sikap Tiongkok tersebut muncullah berbagai macam spekulasi
dari beberapa pengamat. Seperti misalnya menurut Li Wei, seorang professor di
Universitas Renmin Tiongkok mengatakan bahwa hadirnya TPP akan membuat
Tiongkok kehilangan kesempatan untuk terlibat dalam merumuskan peraturan
perdagangan internasional.13
Kehadiran TPP sendiri bagi Tiongkok memiliki
dampak positif dan negatif tergantung bagaimana Tiongkok menyikapinya. Apa
yang menyebabkan Tiongkok menolak untuk bergabung ke dalam TPP?
Penelitian ini akan menganalisa alasan utama Tiongkok tidak ikut serta dalam
penandatanganan TPP pada tahun 2015.
B. Pertanyaan Penelitian
“Mengapa Tiongkok tidak ikut serta dalam penandatanganan Trans Pacific
Partnership (TPP) Tahun 2015?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa motif utama Tiongkok tidak ikut
menandatangani kemitraan ekonomi TPP, padahal TPP sendiri terbentuk atas
dasar ingin memajukan perekonomian negara-negara kawasan Asia-Pasifik dan
posisi Tiongkok berada di dalamnya kawasan Pasifik. Sebagai negara adikuasa di
kawasan sudah sepantasnya Tiongkok mengikuti rangkaian kegiatan yang
diajukan oleh Trans Pacific Partnership itu sendiri. Tujuan yang lain yaitu untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan ekonomi
13Li Wei, China must respond to challenge from TPP, tersedia di
http://www.globaltimes.cn/content/935514.shtml, diakses pada tanggal 21 April 2017 pukul 9:12 WIB
8
Tiongkok serta tokoh-tokoh penting yang berperan di dalamnya sehingga dapat
menjadi negara yang memiliki peningkatan ekonomi yang tumbuh secara pesat.
Kemudian manfaat lain dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui lebih jauh
mengenai bentuk-bentuk kerjasama perdagangan internasional yang
mengintegrasi negara-negara yang ada di kawasan Asia-Pasifik yakni TPP itu
sendiri, dan lebih memahami istilah-istilah dalam ekonomi internasional.
Kemudian manfaat lainnya yaitu lebih memahami teori-teori yang ada di Ilmu
Hubungan Internasional yakni neorealisme dan konsep kepentingan nasional.
Yang unik di sini adalah penulis menggunakan neorealisme sebagai pisau
analisanya. Dimana neorealisme merupakan salah satu teori Ilmu Hubungan
Internasional turunan dari realisme klasik yang notabenenya identik dengan
peperangan dan militer. Namun, penulis menemukan sisi lain dari neorealisme ini
terkait dengan kerjasama internasional. Dengan adanya penelitian ini diharapkan
dapat memberi manfaat serta referensi bagi pembaca khususnya mahasiswa studi
Ilmu Hubungan Internasional.
D. Tinjauan Pustaka
Dalam menyusun penelitian ini, penulis telah mengkaji berbagai sumber
maupun data yang berkaitan dengan perekonomian Tiongkok dan TPP. Penelitian
ini disusun dengan metode studi pustaka yang mengacu pada beberapa penelitian
sebelumnya. Faktanya, telah terdapat banyak para scholar yang mengkaji tema
mengenai analisa ketidakikutsertaan Tiongkok dalam Trans Pacific Partnership
tahun 2015 baik dari sudut pandang ekonomi, politik, maupun stratejik. Hal
9
tersebut menunjukkan bahwa topik mengenai Tiongkok dan TPP sangat menarik
untuk dibahas serta dikaji lebih mendalam.
Pada Januari 2014, Evelyn S. Devadason dalam sebuah Journal of
Contemporary China, ia menulis sebuah artikel yang berjudul The Trans-Pacific
Partnership (TPP): the Chinese Perspective yang menjelaskan tentang peluang
dan tantangan Tiongkok jika bergabung ke dalam TPP. Devadason menjelaskan
bahwa untuk menilai sikap Tiongkok terhadap TPP, maka kita harus
mengidentifikasi terlebih dahulu bagaimana hubungan regional Tiongkok di
kawasan. Integrasi ekonomi di Asia sebagian besar di dorong oleh pasar,
Tiongkok muncul sebagai perakit akhir di pusat jaringan produksi regional. Oleh
karena itu Tiongkok dianggap sebagai katalisator untuk pembangunan di Asia.
Fokus utama Tiongkok dalam jangka pendek maupun menengah tetap
mendorong integrasi Asia Timur melalui Regional Comprehensive Economic
Partnership (RCEP) sambil mempertimbangkan kembali untuk bergabung dengan
TPP. Karena bagi Tiongkok, keputusan utama untuk bergabung ke dalam TPP
lebih bersifat politis daripada pertanyaan ekonomi. Bergabungnya Tiongkok ke
dalam TPP tidak akan memberi kesempatan Tiongkok untuk membuat perubahan
yang akan mempromosikan integrasi kawasan Pasifik. Lebih kepada mematuhi
terhadap peraturan yang telah ditetapkan dalam TPP.
Pada tahun 2016, Shang Xuan Yeo dalam sebuah YeoX Fellowship Paper
yang berjudul Predicting China’s Response to the Trans-Pacific Partnership,
menjelaskan tentang sikap Tiongkok yang memilih pasif dalam merespon
kehadiran TPP dengan membagi menjadi tiga skema yang nantinya mungkin akan
10
terjadi. Salah satu skenarionya yaitu dengan hadirnya RCEP yang disebut sebagai
FTA tandingan yang dibentuk oleh Tiongkok untuk melawan TPP. Kemudian
dibahas juga mengenai beberapa aturan TPP yang mungkin secara politis sangat
sulit diterima oleh Tiongkok antara lain Intellectual Property, Labour Rights,
ISDS, dan BUMN.
Pada tahun 2013, Andri Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam
skripsinya yang berjudul: Kebijakan Amerika Serikat untuk Memenuhi
Kepentingan Nasionalnya melalui Trans Pacific Partnership periode 2011-2013.
Menurut Andri, Amerika Serikat telah mengeluarkan beberapa upaya dan
kebijakan untuk memenuhi kepentingan ekonominya melalui Trans Pacific
Partnership. Kemudian juga Amerika Serikat berupaya untuk menambah
keanggotaan di TPP dengan merekrut negara-negara kawasan Asia-Pasifik
sebanyak-banyaknya agar memperoleh keuntungan yang maksimal. Alasan
mengapa Amerika Serikat perlu memenuhi kepentingan ekonominya yaitu karena
adanya kemunduran ekonomi akibat krisis finansial yang dialami oleh Amerika
Serikat sejak tahun 2007.
Kemudian pada tahun 2015, Naeli Fitria Mahasiswi Jurusan Hubungan
Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dalam skripsinya yang berjudul: Posisi Indonesia Menghadapi
Pembentukan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) tahun
2011 dan Trans Pacific Partnership tahun 2013, Naeli menjelaskan mengenai
bagaimana pemerintah Indonesia melakukan pengambilan keputusan terhadap
11
Trans Pacific Partnership melalui beberapa tahapan serta memberikan beberapa
respon kebijakan alternatif terhadap pembentukkan Trans Pacific Partnership
pada tahun 2013.
Penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya serta sangat menarik
untuk dibahas karena, penelitian ini akan membahas dari sudut pandang Tiongkok
yang menolak untuk bergabung dengan TPP. Kemudian juga teori yang akan
dibahas menggunakan teori neorealisme dalam memandang kerjasama
internasional. Persamaan dari penelitian yang sebelumnya yaitu masih membahas
seputar TPP itu sendiri.
E. Kerangka Pemikiran
1. Neorealisme
Neorealisme merupakan transformasi baru dari teori realisme klasik. Teori
ini berupaya menyangkal pernyataan bahwa, mungkin untuk memperkirakan
kondisi politik internasional harus mengetahui dari komposisi internal negara.14
Neorealisme dipopulerkan oleh Kenneth Waltz pada tahun 1979 melalui bukunya
Theory of International Politics.15
Struktur internal negara sangat tidak relevan
bagi sikap internasional mereka. Dalam pandangan Waltz, teori Hubungan
Internasional yang terbaik adalah teori sistem kaum neorealis yang intinya
14
Scott Burchiil & Andrew Linklater, Teori-teori Hubungan Internasional, (Bandung:
Nusamedia, 2009), hal. 115 15
Ibid
12
memfokuskan pada struktur sistem, pada unit–unitnya yang berinteraksi, dan pada
kesinambungan dan perubahan sistem.16
Fokus analitis utama dari neorealisme yaitu struktur sistem. Menurut teori
neorealis Waltz, bentuk dasar hubungan internasional adalah struktur anarki yang
tersebar di antara negara-negara. Pada dasarnya setiap negara menjalankan tugas-
tugas yang sama yaitu setiap negara harus membayar pajak, menjalankan
kebijakan luar negerinya, melindungi keamanan negaranya, mensejahterakan
rakyatnya dan masih banyak lagi.
Waltz sendiri berpendapat bahwa unit-unit negara dari sistem internasional
dibedakan khususnya oleh besar atau kecilnya kapabilitas mereka dalam
menjalankan tugas yang serupa. Struktur suatu sistem berubah seiring dengan
perubahan dalam distribusi kapabilitas antar unit-unit sistem. Dengan kata lain,
perubahan internasional terjadi ketika negara-negara berkekuatan besar muncul
dan tenggelam oleh sebab itu perimbangan kekuatan bergeser.17
Seperti yang kita ketahui bahwa negara-negara yang berkekuatan besar atau
superpower merupakan negara-negara yang sangat penting dalam menentukan
perubahan-perubahan dalam struktur internasional. Demikian juga dengan
pemikiran Waltz, Waltz berpendapat bahwa negara-negara superpower adalah
mereka yang mengatur sistem internasional. Negara-negara berkekuatan besar
diyakini oleh Waltz memiliki “kepentingan besar dalam sistem mereka” dan bagi
16
Robert Jackson & George Sorensen, Pengantar Studi Hubungan Internasional (New
York: Oxford University Press, 1999) hal. 110 17
Ibid
13
manejemennya dari sistem tersebut bukan hanya sesuatu yang menjanjikan tetapi
juga sesuatu yang bermanfaat.18
Kaum neorealisme juga mempercayai adanya kerjasama dalam tatanan
internasional. Menurut kaum neorealisme, keberadaan lingkungan internasional
yang anarki menyebabkan negara harus terus mempertahankan eksistensinya salah
satu caranya yaitu dengan melakukan kerjasama internasional serta menghitung
keuntungan dan kerugian ketika hendak melakukan kerjasama tersebut.19
Bagi kaum neorealisme, ada kemungkinan bahwa suatu negara memandang
negara lain sebagai musuh dan ancaman terhadap keamanan nasional negaranya.
Neorealisme percaya bahwa keamanan serta daya saing di setiap negara harus
ditingkatkan agar negara tersebut dapat terus bertahan hidup di tengah-tengah
situasi yang anarki.20
Jadi menurut kaum neorealis, cara yang digunakan oleh
suatu negara agar tetap dapat mempertahankan eksistensinya di tengah-tengah
kondisi yang anarki yaitu dengan bermodalkan kekuasaan dan mendapatkan
keuntungan sebesar-besarnya. Negara yang mempunyai power yang lebih besar
akan menentukan arah kebijakan yang dibuat dalam perjanjian tersebut.
Dalam kasus ini, Tiongkok merasa kehadiran TPP merupakan ancaman bagi
negaranya khususnya dalam perekonomian Tiongkok. Perekonomian Tiongkok
yang berada tepat di bawah AS menimbulkan persepsi bahwa ada upaya AS untuk
menahan kebangkitan ekonomi Tiongkok sebagai pusat ekonomi dunia. Hal itulah
yang akhirnya membuat Tiongkok tidak langsung menerima ajakan AS untuk
18
Ibid 19
Lamy, S. L., Contemporary Mainstream Approaches: Neo-realism and Neo-liberalism. In
J. Baylis, & S. Smith, The Globalization of World Politics (Oxford, 2001) hal. 144 20
Ibid
14
bergabung dalam TPP. Melihat daya saing Tiongkok juga berada di atas negara-
negara anggota TPP, tidak ada yang menarik dari TPP bagi Tiongkok.
2. Kepentingan Nasional
National Interest atau kepentingan nasional merupakan suatu konsep yang
menjelaskan dan memahami prilaku Internasional. Konsep national interest
merupakan dasar utama untuk menjelaskan prilaku luar negeri suatu negara.
Menurut Neorealisme, kepentingan nasional merupakan suatu upaya negara untuk
mengejar power, dimana power tersebut merupakan segala sesuatu yang dapat
mengembangkan dan memelihara kontrol suatu negara terhadap negara lain.
Hubungan kekuasaan atau pengendalian ini dapat dilakukan melalui tekhnik
pemaksaan atau kerjasama. Oleh karena itu, kekuasaan dan kepentingan nasional
dianggap sebagai sarana dan sekaligus tujuan dari tindakan suatu negara untuk
bertahan hidup (survival) dalam politik internasional.21
Waltz juga mengemukakan asumsinya mengenai kepentingan nasional. Di
dalam neorealisme, Waltz percaya dan menghipotesiskan bahwa pada dasarnya
negara secara otomatis akan selalu memimpin sebagai pembuat kebijakan dalam
membawa kepentingan nasional tersebut. Sebagaimana dikutip dalam Jackson dan
Sorensen, bagi neorealisme hal yang terpenting bagi negara adalah kemanan dan
kelangsungan hidup, sehingga dengan demikian dalam berjuang untuk keamanan,
negara akan berusaha untuk mengembangkan kemampuan mereka dengan negara
21
Özer ÇİFTÇİ, A Comparative Analysis of the National Interest Concept in Theories of
International Relation, tersedia di
http://acikerisim.deu.edu.tr/xmlui/bitstream/handle/12345/11059/236015.pdf?sequence=1&isAllo
wed=y, diakses pada 8 April 2017 pukul 01:02 WIB, h, 48.
15
lainnya, berusaha memastikan keamanan ekonomi maupun militer wilayah
merupakan suatu kalkulus kepentingan nasional suatu negara yang secara
otomatis akan dibawa dalam kebijakan negara.22
Kepentingan nasional juga dapat dijelaskan sebagai tujuan yang paling
penting dan faktor penentu akhir yang mengarahkan para pembuat keputusan dari
suatu negara dalam merumuskan kebijakan luar negerinya. Kepentingan nasional
suatu negara secara jelas merupakan unsur–unsur yang membentuk kebutuhan
negara yang paling vital, seperti pertahanan, keamanan, militer, dan kesejahteraan
ekonomi.23
Menurut Morgenthau kepentingan nasional memegang peranan yang besar
dalam membentuk kebijakan suatu negara. Kepentingan nasional akan selalu
diperjuangkan negara. Kepentingan nasional akan menentukan sikap yang diambil
oleh negara nantinya yang berupa kebijakan. Kepentingan nasional adalah
langkah pertama walaupun sifatnya yang abstrak dan berupa buah-buah pemikiran
namun, pada akhirnya akan menjadi faktor penggerak utama dalam merumuskan
suatu kebijakan ataupun politik luar negeri. Menurut Joseph Frankel, hakikat
kepentingan nasional sebagai keseluruhan nilai yang hendak ditegakkan oleh
suatu bangsa.24
Waltz juga berasumsi bahwa posisi negara dan power merupakan variabel
yang signifikan untuk menentukan kepentingan nasional. Dapat dikatakan bahwa
22
Robert Jackson & George Sorensen, Pengantar Studi Hubungan Internasional (New
York: Oxford University Press, 1999), hal. 111 23
Jack C. Plano dan Roy Olto, Kamus Hubungan Internasional, (Bandung: Abardin, 1999),
hal. 129 24
Mochtar Mas'oed, Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan Metodologi, (Jakarta:
LP3ES, 1990), hal. 78
16
kepentingan nasional suatu negara dapat ditentukan oleh tujuan dan hubungan
suatu negara dengan negara lainnya.25
Dalam hal ini Tiongkok memiliki kepentingan lain untuk meningkatkan
perekonomian negaranya yaitu dengan mewujudkan rencana-rencana ambisius
yang tersusun dalam Five Year Plans Tiongkok ke-13. FYP memiliki rencana-
rencana jangka panjang yang harus dilaksanakan untuk kelangsungan hidup
masyarakatnya menjadi lebih baik lagi. Dan untuk mewujudkan rencanananya
tersebut bukanlah hal mudah. Tiongkok harus bertahan dari kondisi internasional
yang mengancam keamanan negaranya.
F. Metode Penelitian
Metode yang akan penulis gunakan dalam membuat penelitian ini yaitu
dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan
sebuah teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan dengan cara interview,
focus group discussions, ethnography, sociometri, ukuran tanpa halangan
(unobstructed measurement), histography, dan case study.26
Penelitian kualitatif menunjuk pada kedalaman pengertian berbagai konsep
yang mana hal tersebut sangat esensial untuk menjelaskan ciri-ciri suatu konsep.
Kualitas menunjuk pada mengapa, apa, bagaimana, bila, dan dimana letak ciri
esensial dari suatu konsep, definisi ciri, metafora, lambang dan deskripsi sesuatu.
25
Jo Jakobsen, Neorealism in International Relations by Kenneth Waltz, tersedia di
http://www.popularsocialscience.com/2013/11/06/neorealism-in-international-relations-kenneth-
waltz/, diakses pada 8 April 2017 pukul 2:23 WIB 26
Conny R. Semiawan, Catatan Kecil tentang Penelitian dan Pengembangan Ilmu
Pengetahuan (Jakarta: KENCANA Prenada Media Group, 2007), hal. 35
17
Kemudian juga, metode kualitatif dalam strateginya lebih menekankan kepada
tata bahasa yang bermakna daripada kuantifikasi pengumpulan dan analisis data.27
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam proses penulisan
penelitian ini yaitu menggunakan data sekunder. Pertama, pencarian data melalui
buku, skripsi, jurnal, laporan penelitian, berita atau artikel online dan website
resmi dari beberapa Kementerian Republik Indonesia maupun beberapa
Kementerian luar negeri di beberapa negara.
Kedua yaitu library research. Penulis melakukan kunjungan ke beberapa
perpustakaan untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan penelitian ini
antara lain Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Perpustakaan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia di
sela-sela kegiatan magang, dan beberapa tempat yang dirasa penulis dapat
membantu dalam proses pencarian data untuk menyelesaikan penelitian ini.
G. Sistematika Penulisan
Adapun dalam sistematika penulisan penelitian ini, penulis membaginya
menjadi 5 bab, yaitu:
BAB I: PENDAHULUAN
Bab I berisi tentang pernyataan masalah yang secara umum membahas
sekilas mengenai topik yang akan diteliti. Kemudian lanjut dengan pertanyaan
27
Ibid
18
penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka pemikiran,
metode penelitian, dan yang terakhir sistematika penulisan itu sendiri.
BAB II: TIONGKOK DALAM DUNIA EKONOMI
INTERNASIONAL
Bab II ini akan membahas tentang pengaruh kekuasaan ekonomi Tiongkok
dalam dunia internasional. Dimulai dengan memaparkan sekilas mengenai profil
negara Tiongkok yang meliputi struktur geografis, demografis, dan pertumbuhan
ekonomi Tiongkok beserta perbandingannya dengan perekonomian negara-negara
kawasan. Kemudian akan dibahas pula mengenai upaya dari Tiongkok untuk
menguasai perekonomian dunia yang memunculkan persepsi pada masyarakat
internasional bahwa adanya persaingan ekonomi antara Tiongkok dan AS.
BAB III TRANS PACIFIC PARTNERSHIP
Bab ini akan membahas sejarah mengenai awal terbentuknya Trans Pacific
Partnership. Kronologi masuknya negara-negara anggota TPP ke dalam TPP.
Kemudian akan di jelaskan juga mengenai isi perjanjian TPP yang dianggap
memberatkan Tiongkok untuk menolak berpartisipasi dalam kemitraan tersebut.
Dan juga nantinya akan dibahas mengenai perbedaan TPP dengan Regional
Comprehensive Economic Partnership.
BAB IV ANALISA KETIDAK IKUT SERTAAN TIONGKOK
DALAM TRANS PACIFIC PARTNERSHIP TAHUN 2015
Pada bab ini akan menjawab pertanyaan penelitian penulis tentang Analisa
Ketidakikutsertaan Tiongkok Dalam Trans Pacific Partnership Tahun 2015
dengan menggunakan teori Neorealisme dan konsep kepentingan nasional.
19
Menganalisa motif-motif apa saja yang melatar belakangi Tiongkok untuk tidak
menandatangangani perjanjian ini. Membahas tentang FYP sebuah pedoman yang
sukses meningkatkan perekonomian Tiongkok dan melihat dari faktor daya saing
Tiongkok.
BAB V KESIMPULAN
Bab ini merupakan hasil akhir dari penelitian ini dengan menyimpulkan
semua masalah yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya secara singkat.
Sehingga dapat di pahami dengan mudah oleh pembaca mengenai kesimpulan dari
penelitian ini.
20
BAB II
Tiongkok dalam Dunia Ekonomi Internasional
Abad ke-21 diramalkan sebagai abad kejayaan Asia, khususnya Tiongkok.
Isu mengenai The Rise of China atau Kebangkitan Tiongkok sebagai kekuatan
ekonomi baru dirasa akan menggeser posisi AS sebagai negara adidaya. Yang
kemudian muncul berbagai spekulasi bahwa Tiongkok dan AS bersaing untuk
menjadi negara superpower di dunia. Oleh karena itu, untuk memahami upaya
hegemoni Tiongkok dalam dunia ekonomi internasional, maka penting untuk
mengetahui keadaaan perekonomian Tiongkok beserta faktor apa saja yang
menyebabkan negara ini berambisi untuk menguasai perekonomian dunia.
A. Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok dalam Dunia Internasional
Tiongkok merupakan negara dengan jumlah penduduk terpadat di dunia.
Menurut data yang terkumpul, hingga saat ini, jumlah penduduknya mencapai
1.385.667.545 jiwa. Hal tersebut setara dengan 18, 47% dari total tujuh milyar
penduduk dunia. Dan rata-rata penduduk di Tiongkok memiliki usia 37 tahun.
Mekipun begitu, dengan total luas lahan 9.390.784 km2, Tiongkok tetaplah sebuah
negara berkembang, karena setengah penduduknya masih bermukim di daerah
pedesaan.28
Pasca berakhirnya pemerintahan Mao Zedong, Tiongkok di bawah
kepemimpinan Deng Xiaoping, yang merupakan founding father kebangkitan
28
China Population, tersedia di http://www.worldometers.info/world-population/china-
population/, diakses pada 23 Januari 2017 pukul 18:17 WIB
21
Tiongkok, membawa wajah baru dalam sistem perekonomian Tiongkok
yaitu dengan mencetuskan suatu kebijakan Gaige Kaifang atau kebijakan
reformasi dan keterbukaan pada tahun 1978, membuat perekonomian Tiongkok
tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan pra-reformasi. Pemerintahan Tiongkok
di bawah kepemimpinan Deng Xiaoping berusaha untuk meningkatkan legitimasi
dengan meningkatkan agregat kinerja perekonomian dan standar hidup.29
Kontribusi Deng Xiaoping kepada Tiongkok bukan karena dia memikirkan
semua strategi yang kemudian menjadi fondasi kesuksesan ekonomi Tiongkok
melainkan ia bersedia menjalankan formula sesederhana apapun untuk
menghasilkan pertumbuhan yang dibutuhkan oleh Tiongkok. Terbukti, hal
pertama yang dilakukan Deng setelah memenangkan perebutan kekuasaan dengan
penerus Mao, Hua Guofeng yaitu berusaha melaksanakan prioritas-prioritas yang
terdaftar dalam dokumen “Rencana Sepuluh Tahun untuk Pembangunan
Ekonomi”. Rencana tersebut berubah menjadi daftar belanjaan yang sangat besar,
persetujuan atas impor 22 unit poduksi industri lengkap dengan biaya rata-rata
setiap unit lebih dari 500 juta dolar, membuat total pengeluaran menjadi 12 miliar
dolar (setara dengan pendapatan tahunan sekitar 24 juta orang Tiongkok pada saat
itu).30
Pada Desember 2001, Tiongkok resmi menjadi anggota WTO setelah
menunggu selama 15 tahun perundingan. Untuk meyakinkan kehadirannya
membawa keuntungan terhadap WTO, pada tahun 1999 pemerintah Tiongkok
29
Xiaodong Zhu, Understanding China’s Growth: Past, Present and Future, Journal of
Economic Perspectives Vol. 26 no. 4, 2012, hal. 110 30
James Kynge, Rahasia Sukses Ekonomi China, terj. M. Rudi Atmoko, (Jakarta: PT. Mizan
Pustaka, 2007), hal. 30
22
melakukan konsesi besar ke AS tentang penurunan tarif, subsidi pertanian,
perlindungan intelektual, hak milik, dan pembukaan sektor perbankan. Di era
globalisasi ini, para pemimpin Tiongkok menyadari bahwa untuk
mempertahankan pertumbuhan ekonominya, diperlukan adanya hubungan yang
baik dengan ekonomi global.31
Setelah aksesi WTO, perekonomian Tiongkok semakin berkembang. Pada
tahun 2004, Tiongkok menyalip Jepang sebagai negara dengan perekonomian
terbesar ketiga di dunia setelah UE dan AS. Dari tahun 2004-2007, Tiongkok
dapat meningkatkan nilai ekspornya dua kali lipat, melebihi AS sebagai eksportir
terbesar di dunia. Tiongkok menikmati surplus perdagangan dari 34 miliar dolar
AS di tahun 2004, dan di tahun berikutnya mencapai 102 miliar dolar AS. Hal
tersebut merupakan cadangan devisa terbesar di dunia. Dalam tiga dekade sejak
reformasi ekonomi tahun 1978, Produk Domestik Bruto (PDB) Tiongkok
meningkat dari 1% sampai lebih dari 5% dari total dunia.32
Pada 2009, runtuhnya pasar ekspor internasional disertai dengan krisis
keuangan global yang menghantam Tiongkok, tidak mematahkan semangat
Tiongkok untuk mensejahterakan perekonomian negaranya. Dengan cepatnya,
Tiongkok lahir kembali mengejar ketertinggalan perekonomiannya dengan
negara-negara sekitar. Hal itu terbukti, pada Februari 2011 Tiongkok secara resmi
31
Chi Kwan Mark, China and the World Since 1945 an International History, London and
New York: Routledge Taylor and Francis Group tahun 2012, hal 123 32
Ibid, hal 124
23
melampaui Jepang menjadi negara dengan perekonomian terbesar kedua di
dunia.33
Walaupun dikategorikan sebagai negara berkembang, saat ini Tiongkok
bermetamorfosis menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia,
setelah sebelumnya mengalami stagnasi selama lebih dari dua periode di bawah
kepemimpinan Mao Zedong. Gambar di bawah ini menjelaskan bahwa dari tahun
1979 sampai tahun 2015 pertumbuhan PDB Tiongkok mengalami fluktuatif.
Presentase perolehan PDB Tiongkok tertinggi yaitu pada tahun 1984 sebesar
15,2%, dan mencapai titik terendahnya yaitu pada tahun 1990 hanya mencapai
3,8% akibat adanya peristiwa pembantaian Tiannanmen Square.34
Namun, di tahun berikutnya pada tahun 1991, dengan cepatnya Tiongkok
dapat bangkit kembali mengejar ketertinggalannya terlihat kenaikan yang cukup
drastis mencapai 9,2%. Kemudian, jika kita melihat beberapa tahun terakhir, PDB
Tiongkok setiap tahunnya mengalami penurunan secara bertahap dari 10,4% di
tahun 2010, 9,3% di tahun 2011 sampai pada tahun 2015 hanya memperoleh 6,9%
saja. Secara keseluruhan, rata-rata PDB riil Tiongkok dari tahun 1979-2015 yaitu
sebesar 9,6%.
33
China Profile-full overview, tersedia di http://www.bbc.com/news/world-asia-pacific-
13017879, diakses pada 23 Januari 2017 pukul 19:17 WIB 34
Arthur Gideon, Pertumbuhan PDB China di 2014 terendah dalam 24 tahun terakhir,
tersedia di http://bisnis.liputan6.com/read/2163453/pertumbuhan-pdb-china-di-2014-terendah-
dalam-24-tahun-terakhir, diakses pada 23 Januari 2017 pukul 19:50 WIB
24
Gambar II.1 PDB Riil Tiongkok tahun 1979 - 201535
Sumber: World Economic Outlook
B. Ambisi Tiongkok dalam menguasai Ekonomi Dunia
Memasuki abad ke-21 ini menandai momen dimana Tiongkok mulai
menunjukan taringnya di kancah dunia internasional. Sebelumnya, mungkin
kebanyakan orang menganggap bahwa Tiongkok hanyalah sebuah negeri yang
jauh letaknya dan hanya segelintir orang yang tahu eksistensi negara tersebut.
Akan tetapi sekarang, hanya dalam hitungan tahun, pengaruhnya sangat terasa dan
juga mudah dikenali, bukan hanya deretan angka statistik atau bidang khusus para
pembuat kebijakan, melainkan secara dramatis mempengaruhi kesadaran populer
35
Real GDP Growth, International Monetary Fund, tersedia di
http://www.imf.org/external/datamapper/NGDP_RPCH@WEO/CHN?year=2015, diakses pada 23
Januari 2017 pukul 21:21 WIB
7,6 7,9
5,3
9
10,9
15,2
13,5
8,9
11,6
11,3
4,1 3,8
9,2
14,2
13,9 13,1
10,9 10
9,3
7,8 7,6
8,4 8,3 9,1
10 10,1
11,3
12,7
14,2
9,6 9,2
10,4
9,3
7,8 7,8
7,3 6,9
0
2
4
6
8
10
12
14
16
25
diseluruh dunia. Banyak kita jumpai artikel-artikel surat kabar dan acara-acara
televisi yang membahas mengenai Tiongkok.36
Ada dua faktor pendorong utama terjadinya peristiwa global pengetahuan
tentang Tiongkok yaitu pertama, ketika Tiongkok memantapkan dirinya sebagai
pabrik dunia, dimana banyak barang-barang bertuliskan “made in China” mulai
membanjiri pasar global, dari Wal-Mart di Amerika Serikat sampai Jusco di
Jepang, dengan cepatnya memangkas harga berbagai macam barang-barang
konsumen, yang kemudian menciptakan fenomena baru yang dikenal dengan
sebutan “harga China”. Karena memang harganya terbilang murah dibandingkan
dengan harga pasaran pada umumnya. Kedua yaitu laju pertumbuhan dua digit
Tiongkok yang memicu meningkatnya permintaan bagi komoditas-komoditas
dunia, yang efeknya terbalik dan ketetapan harga di beberapa komoditas, salah
satunya minyak. Kecuali bagi negara besar penghasil komoditas, hal ini akan
menimbulkan rasa khawatir, menguatkan suatu persepsi bahwa munculnya
kebangkitan Tiongkok akan membawa pengaruh negatif.37
Seiring berjalannya waktu, Tiongkok yang semula menutup diri dari dunia
perdagangan internasional mulai tertarik untuk bergabung menjadi anggota World
Trade Organization (WTO). Dan pada 11 Desember 2001 merupakan peristiwa
bersejarah bagi perkembangan ekonomi Tiongkok, karena Tiongkok resmi
menjadi negara anggota WTO dan diakui oleh dunia.38
36
Martin Jacques, When China Rules the World, terj. Noor Cholis & Jarot Sumarwoto,
(Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2011), hal. 355 37
Ibid 38
Accessions China, tersedia di
https://www.wto.org/english/thewto_e/acc_e/a1_chine_e.htm , diakses pada 4 Febuari 2017 pukul
14: 01 WIB
26
Ada beberapa alasan yang memicu Tiongkok untuk bergabung menjadi
anggota WTO. Pertama, para pendukung liberalisasi melihatnya sebagai upaya
untuk tetap menjaga reformasi yang sudah berjalan. Sebagai contoh yaitu pasca
reformasi sejak pertengahan 1980-an, banyak rencana yang dibuat oleh
pemerintah Tiongkok untuk merestrukturisasi dan merevitalisasi BUMN, akan
tetapi ternyata perkembangannya tidak begitu pesat. Kedua, pemerintah Tiongkok
menginginkan Tiongkok ikut berperan menjadi bagian dari perkembangan
ekonomi di abad 21 ini. Yang nantinya menimbulkan kesadaran pada masyarakat
internasional bahwa akan lebih mudah jika Tiongkok menjadi partner dalam
sistem ekonomi internasional yang mencakup perlindungan hak kekayaan
intelektual. Keanggotaan Tiongkok dalam WTO juga diharapkan dapat menari
lebih banyak investasi asing yang nantinya dapat meningkatkan kemapuan
Tiongkok itu sendiri dalam hal pengembangan tekhnologi.
Ketiga yaitu mengenai ekspor. Ekspor Tiongkok mengalami peningkatan
secara substansial selama periode reformasi, membantu Tiongkok memperoleh
devisa untuk kebutuhan impor dan memacu pertumbuhan melalui permintaan.
Keempat dari segi politik, perwakilan Tiongkok akan memiliki pengaruh dalam
membuat aturan dalam perdagangan internasional serta dapat menimbang
terhadap isu-isu yang menyangkut mereka.39
Setelah 10 tahun aksesi Tiongkok ke WTO, menurut Yi Xiaozhun selaku
perwakilan tetap Tiongkok di WTO, banyak perubahan yang terjadi dalam
struktur ekonomi dan perdagangan, tidak hanya dalam segi pembangunan
39
Penelope B. Prime, “China Joins the WTO: How, Why, and What now?”, Journal of
Bussiness Economics Vol. XXXVII No.2, April 2002, hal. 5-6
27
ekonomi tetapi juga mempercepat integrasi ke dalam ekonomi dunia dan sistem
perdagangan global. Pertama, pembukaan pasar Tiongkok meningkatkan
pembangunan ekonomi baik Tiongkok maupun dunia. Kedua, bergabungnya
Tiongkok ke WTO memberi kesempatan bagi Tiongkok untuk mempercepat
pembangunan ekonomi dan memperoleh pasar global yang luas dan stabil untuk
poduk dan layanannya.
Hal itu yang menyebabkan ekspor Tiongkok berada di peringkat pertama di
dunia dan menjadikan Tiongkok negara pengekspor terbesar produk industri.
Ketiga, kebijakan mengenai perdagangan menjadi dasar yang penting terhadap
perundang-undangan Tiongkok. Dalam rangka untuk membantu perusahaan
Tiongkok agar dapat terjun ke dalam pasar global dan memperoleh pangsa pasar
mereka, memahami aturan perdagangan internasional dan hukum telah berubah
menjadi dasar penting bagi undang-undang Tiongkok di berbagai tingkatan.
Bahkan ada survei yang dilakukan oleh Martin Jacques, seorang penulis dan
pengamat di bidang HI, mengenai kebangkitan ekonomi Tiongkok yang
kemungkinan akan terwujud beberapa tahun ke depan.
28
Tabel II.1
Survei kemungkinan Tiongkok menggantikan AS sebagai kekuatan dunia40
Negara
Akan terjadi dalam..
(Angka dalam persen) Tidak dapat
digantikan
Tidak
tahu 10 tahun 20 tahun 50 tahun
India 32 24 9 24 12
Amerika Serikat 11 22 10 47 9
Rusia 10 17 13 45 15
Jepang 7 19 13 59 3
Tiongkok 4 13 20 34 29
Sumber: Martin Jacques, When China Rules The World
Tabel di atas menjelaskan mengenai anggapan masyarakat dari beberapa
negara tentang kemungkinan Tiongkok menjadi negara superpower menggantikan
AS dalam beberapa dekade. Dari ke-5 negara tersebut, hanya India yang percaya
bahwa nantinya dalam 10 tahun ke depan Tiongkok dapat menggantikan dominasi
AS dengan presentasi suara sebanyak 32%. Sedangkan mayoritas masyarakat A
Rusia dan Jepang merasa bahwa AS tetaplah satu-satunya negara adidaya tidak
dapat digantikan oleh Tiongkok. Bahkan, masyarakat Tiongkok sendiri tidak
yakin bahwa negaranya akan menggantikan dominasi AS. Hal tersebut terbukti
presentasi tertinggi yaitu sebesar 34% berada pada kolom “Tidak dapat
menggantikan”.
40
Martin Jacques, Ketika China Menguasai Dunia, Terj. When China Rules The World,
(Jakarta: Kompas, 2011), hal 405
29
Tabel II.2 Survei Tingkat Keoptimisan Pribadi (Nov. 2005)
Negara Optimis Tidak ada
perubahan Pesimis Tidak tahu
Tiongkok 76 14 6 5
India 75 15 3 7
Amerika Serikat 48 29 12 11
Turki 48 20 16 16
Rusia 45 22 16 17
Pakistan 40 15 9 36
Sumber: Martin Jacques, When China Rules The World
Terdapat sebuah kesepakatan yang hampir mendunia yaitu bahwa
perekonomian Tiongkok akan menyamai perekonomian AS, bahkan lebih besar
daripada AS. Dalam sebuah laporan tahun 2007, menurut Goldman Sachs
memperkirakan bahwa PDB Tiongkok dalam dollar AS, akan lebih unggul dari
PDB AS di tahun 2027 dan menjadi yag terbesar. Dapat dilihat pada tabel II.2
berbeda dengan tabel II.1 yang mana masyarakat Tiongkok pesimis bahwa
Tiongkok dapat menggantikan kekuatan hegemoni AS, di sini masyarakat
Tiongkok sangat optimis melihat kemungkinan-kemungkinan apapun yang akan
terjadi di masa yang akan datang, melebihi optimisme bangsa manapun terhadap
negaranya, termasuk AS, dan hal tersebut terlihat dari perubahan-perubahan
standar hidup mereka selama tiga dasawarsa terakhir.41
41
Martin Jacques, Ketika China Menguasai Dunia, Terj. When China Rules The World,
(Jakarta: Kompas, 2011), hal 405
30
C. Rivalitas Tiongkok dengan Amerika Serikat dalam Menguasai Dunia
Sejak tahun 1871, AS merupakan negara dengan perekonomian terbesar di
dunia. Akan tetapi peringkat tersebut sekarang berada dibawah ancaman
Tiongkok. Raksasa Asia tersebut sejak memulai reformasi pasar pada tahun 1978,
mengalami rata-rata pertumbuhan ekonomi yang meningkat sebesar 10% dan
berhasil mengangkat hampir setengah dari populasinya keluar dari kemiskinan.
Maka dari itu, Tiongkok menjadi negara dengan perekonomian peringkat ke-2.
Dilansir dari data IMF, pada tahun 2012, PDB Tiongkok mencapai sekitar $8,25
triliun. Di tahun yang sama total PDB AS yaitu sekitar $16 triliun dua kali lipat
dari total PDB Tiongkok.42
Pada Februari 2013, keunggulan Tiongkok dibandingkan dengan AS di
bidang ekonomi semakin terlihat ketika salah satu perusahaan Tiongkok menjadi
operator strategis Pelabuhan Gwadar yang terletak di dekat Selat Hormuz yang
merupakan pelabuhan paling sibuk jalur pelayaran minyak. Dalam usahanya
mengambil alih operasional perusahaan untuk meraih keuntungan, Tiongkok
menyimpan investasi sebesar US $250 juta yaitu dengan cara mengurangi ongkos
kirim barang dari Tiongkok ke Timur Tengah dan Afrika.akan tetapi, sikap
Tiongkok tersebut dapat diartikan juga sebagai bentuk peringatan kepada AS
bahwa geopolitik utama Tiongkok telah beralih ke Asia-Pasifik. Di waktu yang
bersamaan, AS juga meningkatkan kekuatan militernya di wilayah Filipina dan
Singapura. Lin Yifu, mantan kepala Ekonomi World Bank, selama 20 tahun
42
US vs China: Battle to be the largest economy in the world, Investopedia Staff, tersedia di
http://www.investopedia.com/articles/investing/032013/us-vs-china-battle-be-largest-economy-
world.asp, diakses pada 8 Februari 2017 pukul 19:12 WIB
31
mendatang, perekonomian Tiongkok dapat tumbuh mencapai 8% pertahunnya
dengan syarat Tiongkok harus melakukan reformasi.43
Kemudian dalam memantau perkembangan prekonomian global, Presiden
Tiongkok, Xi Jinping, menganggap bahwa organisasi ekonomi internasional dan
keuangan internasional, harus move forward, agar mencerminkan perubahan
dalam tatanan internasional termasuk IMF dan World bank. Dengan kata lain,
mereka harus meningkatkan representasi dan memberikan hak suara bagi negara-
negara berkembang dalam sistem mereka.44
Karena Xi menganggap, organisasi-
organisasi tersebut hanya memperhatikan kepentingan nasional negara-negara
superpower seperti AS bukan kelompok.
Akhirnya, atas inisiatif Presiden Xi, terbentuklah Asian Infrastructure
Investment Bank (AIIB) pada tahun 2013. Tujuan dibentuknya AIIB sendiri yang
dipelopori oleh Tiongkok yaitu pertama, untuk mendukung konektivitas, integrasi,
dan meningkatkan daya saing antar negara-negara Asia. Kedua, membantu
menyediakan dana investasi untuk infrastruktur di Asia yang belum mampu di
realisasikan oleh organisasi multilateral lainnya.45
Hadirnya AIIB dalam dunia
internasional memunculkan reaksi pro dan kontra bagi masyarakat internasional.
AS sendiri awalnya melihat AIIB ini sebagai ancaman bagi perekomian
negaranya. Bahkan dia menyuruh sekutunya untuk tidak bergabung dalam AIIB.
43
Toni Ervianto, Cina lebih kuat dibanding Amerika Serikat, tersedia di
http://www.theglobal-
review.com/content_detail.php?lang=id&id=11964&type=111#.WJy259J97Mz, diakses pada
pukul 11.08 WIB 44
China’s Xi advocates new intl economic, financial rules, Xinhua, tersedia di
http://europe.chinadaily.com.cn/business/2015-10/14/content_22179999.htm, diakses pada pukul
11 Febuari 2017 pukul13:50 WIB 45
The signing of Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) Mou, tersedia di
http://www.kemenkeu.go.id/en/SP/signing-asian-infrastructure-investment-bank-aiib-mou,
diakses pada 11 Febuari 2017 pukul 15:53 WIB
32
Terbukti Australia, Jepang, dan Indonesia tidak hadir pada saat acara peresmian
AIIB.46
46
S. R., The Economist explains Why China is creating a new “World Bank” for Asia,
tersedia di http://www.economist.com/blogs/economist-explains/2014/11/economist-explains-6,
diakses pada 11 Februari 2017 pukul 22:03 WIB
BAB III
TRANS PACIFIC PARTNERSHIP
Tidak dapat dipungkiri di era globalisasi saat ini, setiap negara berlomba-
lomba untuk mempertahankan dan mensejahterakan perekonomian negaranya.
Salah satu upayanya yaitu dengan mengikuti sebuah perjanjian perdagangan bebas
(FTA) yang dilakukan antara suatu negara dengan negara lainnya. Terbentuknya
berbagai macam FTA ini merupakan akibat dari liberalisasi perdagangan yang
tidak dapat dihindari oleh semua negara sebagai anggota masyarakat
internasional. Yang pada akhirnya hal tersebut memicu terbentuknya kubu-kubu
FTA. FTA dapat dilakukan secara bilateral, hanya melibatkan dua negara saja,
misalnya Indonesia dengan India, AS dengan Singapura, dan sebagainya; dan
multilateral yang melibatkan banyak negara seperti ASEAN Free Trade Area
(AFTA), North America Free Trade Area (NAFTA), dan sebagainya.47
Pada bab ini akan membahas sebuah FTA yang paling fenomenal dan
kontroversial yang melibatkan negara-negara di kawasan Asia-Pasifik, dan
Amerika Latin yaitu Trans Pacific Partnership (TPP). Kemudian diakhir sub bab
akan dijelaskan pula sekilas tentang Regional Comprehensive Economic
Partnership (RCEP) dan perbedaannya dengan TPP.
47
Kementerian Keuangan, Free Trade Agreements (FTA) dan Economic Partnership
Agreements (EPA), dan Pengaruhnya terhadap Arus Perdagangan dan Investasi dengan Negara
Mitra, Jakarta: Kementerian Keuangan, 2012
A. Awal terbentuknya Trans Pacific Partnership
Trans Pacific Partnership (TPP) merupakan pakta kesepakatan perdagangan
bebas yang bertujuan untuk memperluas lebih lanjut arus barang, jasa, dan modal
lintas batas. TPP ialah sebuah perjanjian perdagangan yang merupakan inisiatif
kebijakan perdagangan Pemerintahan Obama. Hadirnya TPP merupakan sebuah
upaya untuk membuat suatu kesepakatan perdagangan yang mengambil pada
beberapa praktek yang belum dibahas oleh perjanjian perdagangan yang ada. TPP
juga fokus terhadap penanaman keuntungan yang datang dari integrasi ekonomi
internasional yang lebih besar. Munculnya TPP juga merupakan sebuah upaya
untuk memperluas sistem berbasis aturan perdagangan internasional untuk
menanggapi serangkaian tantangan baru.48
TPP merupakan kelanjutan dari perjanjian perdagangan Trans Pacific
Strategic Economic Partnership Agreement (TPSEPA). TPSEPA sendiri hadir
disela-sela puncak forum Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) pada tahun
2002. Yang pada saat itu hanya melibatkan tiga negara yaitu Selandia Baru, Chili,
dan Singapura atau lebih dikenal dengan julukan Pacific Three (P-3). Kemudian
pada tahun 2005, TPP (pada periode ini masih menggunakan nama TPSEPA)
ditandatangani oleh empat negara pelopor utama yaitu negara-negara P-3 tadi
ditambah dengan bergabungnya Brunei Darussalam ke dalam TPP yang
48
William Krist edited with an introduction by Kent Hughes, Negotiations for a Trans-
Pacific Partnership Agreement, (Washington DC: Wilson Center, 2012), hal. 5
selanjutnya lebih dikenal sebagai Pacific Four (P-4). TPP sendiri mulai aktif di
berlakukan pada tahun 2006.49
Barulah pada Februari 2008, Presiden Bush, yang pada saat itu masih
menjabat sebagai presiden AS, menyatakan bahwa AS akan bergabung ke dalam
TPP. Salah satu alasan utamanya, dikutip dari Laporan Tahunan 2008 Presiden
AS pada program perjanjian perdagangan, yaitu:
“Dengan bergabungnya AS dalam TPP diharapkan dapat memposisikan
perekonomian AS lebih baik lagi agar dapat bersaing di kawasan Asia-Pasifik.
Hal tersebut dilihat dari perkembangan Perjanjian Perdagangan Preferensial antara
pesaing AS serta pengembangan terhadap beberapa inisiatif integrasi ekonomi
regional yang bersaing dengan melarang AS masuk di dalamnya.” Terlepas dari
pertimbangan ekonomi, ada juga kekhawatiran geopolitik, terutama berkaitan
dengan berkembangnya kekuasaan dan pengaruh Tiomgkok di dunia, sesuatunya
menjadi lebih jelas dengan adanya pemberitahuan kebijakan Pemerintahan Obama
dibidang militer dan diplomatik yakni “Asia pivot” atau “rebalancing toward
Asia”.50
Setelah AS menyatakan minatnya untuk bergabung ke dalam TPP, yang
kemudian semakin diperkuat dengan adanya pernyataan resmi dari Perwakilan
Dagang AS Susan C. Schwab pada bulan September 2008,51
barulah satu persatu
49
T. Rajamoorthy, The Origins and Evolution oh the Trans Pacific Partnership, tersedia di
http://www.globalresearch.ca/the-origins-and-evolution-of-the-trans-pacific-partnership-
tpp/5357495, diakses pada tanggal 5 November 2016 pukul 6.00 WIB 50
Ibid 51
Schwab statement launch US negotiations join Trans Pacific Strategic Economic
Partnership Agreement, tersedia di https://ustr.gov/schwab-statement-launch-us-negotiations-join-
trans-pacific-strategic-economic-partnership-agreement, disakses pada 19 Desember 2016 pukul
22.00 WIB
negara sekutu mulai melirik perjanjian perdagangan ini. Di tahun yang sama,
Australia, Peru dan Vietnam menyatakan niatnya untuk bergabung ke dalam TPP
mengikuti jejak AS yang sudah lebih dulu mengumumkan niatnya untuk
berpartisipasi dalam perjanjian tersebut.
Kemudian pada tahun 2010, Malaysia pun menyatakan keinginannya untuk
bergabung menjadi anggota TPP dengan harapan Malaysia dapat berperan aktif
dalam integrasi ekonomi yang lebih besar di kawasan Asia-Pasifik. Hal tersebut
langsung disambut baik oleh negara anggota TPP.52
Kemudian pada bulan Juni
2016, Meksiko53
dan Kanada54
resmi bergabung menjadi anggota TPP. Dimana
keduanya merupakan mitra dagang terbesar bagi Selandia Baru di Amerika Latin,
Kanada yang berada di peringkat ke-17 dengan total perdagangan senilai NZ $ 1.2
milyar pada bulan Maret 2012 dan Meksiko berada di peringkat ke-27 dengan
total perdagangan senilai NZ $ 636 juta hingga akhir tahun 2011. Anggota
terakhir yang bergabung dalam TPP dan salah satu yang paling ditunggu-tunggu
juga yaitu Jepang. Pada bulan Maret 2013, Jepang menyatakan ketertarikannya
untuk bergabung menjadi bagian dalam perjanjian perdagangan tersebut setelah
melakukan konsultasi dengan Pemerintah AS. Selang empat bulan setelah
52
Mangaleswari Arjunan, Malaysia’s Free Trades Agreement, tersedia di
http://fta.miti.gov.my/index.php/pages/view/246, diakses pada 20 Desember 2016 pukul 9:00 WIB 53
Mexico join Trans Pacific Partnership negotiations, Tim Groser Trade, tersedia di
https://www.beehive.govt.nz/release/mexico-joins-trans-pacific-partnership-negotiations, diakses
pada 19 Desember 2016 pukul 22:20 WIB 54
Canada join Trans Pacific Partnership negotiations, Tim Groser Trade, tersedia di
https://www.beehive.govt.nz/release/canada-joins-trans-pacific-partnership-negotiations, diakses
pada 19 Desember 2016 pukul 22:24 WIB
menyatakan ketertarikannya untuk bergabung dalam TPP, akhirnya pada bulan
Juli 2016 Jepang resmi bergabung menjadi anggota TPP.55
Kemudian pada 4 Februari 2016, TPP resmi ditandatangani oleh 12 negara
anggotanya di Selandia Baru. Selain itu juga TPP merupakan kesepakatan
perjanjian perdagangan yang paling komprehensif yang pernah dinegosiasikan
antara negara maju dan berkembang.56
Menurut United State Trade
Representative (USTR), TPP merupakan sebuah perjanjian perdagangan “yang
komprehensif dan berstandar tinggi” yang khusus dirancang untuk menghilangkan
dan mengurangi hambatan perdagangan serta untuk membangun dan memperluas
aturan dan disiplin dari sistem perdagangan antar negara anggota TPP. Jika benar-
benar diaplikasikan, nantinya TPP akan menjadi perjanjian perdagangan terbesar
dengan nilai perdagangan sekitar 40% dari PDB dunia dan berfungsi untuk
mengintegrasikan AS di kawasan Asia-Pasifik yang dinamis. Sebagai sebuah
“Kesepakatan Hidup”, TPP memiliki potensi untuk bernegoisasi dengan aturan
baru dan memperluas keanggotaannya.57
B. Isi Perjanjian Trans Pacific Partnership
Pada abad ke dua puluh satu ini, TPP dianggap sebagai kesepakatan
perdagangan yang penting dan berstandar tinggi. Karena hadirnya TPP akan
meningkatkan perdagangan dan investasi, mempromosikan inovasi, pertumbuhan
55
Joshua P. Meltzer, The Trans-Pacific Partnership Agreement the Environment and
Climate Change, 2014 56
Jeffrey J. Schott, Cathleem Cimino-Isaacs, and Euijin Jung, Implications of the Trans
Pacific Partnership for the World Trading System, July 2016, PIIE (Peterson Institute for
International Economics) 57
Ibid
ekonomi dan pembangunan, serta mendukung penciptaan lapangan pekerjaan
antar negara-negara anggotanya. Secara garis besar, TPP memiliki lima fitur
utama yang menjelaskan adanya penetapan standar baru untuk perdagangan
global. Berikut adalah garis besar perjanjian TPP yang telah disepakati oleh
negara angota TPP di Honolulu, Hawaii pada 12 November 2011:58
Pertama, akses pasar yang komprehensif. Fitur ini bertujuan untuk
menghilangkan atau mengurangi tarif dan hambatan non tarif di substansial baik
perdagangan barang maupun jasa, sehingga menciptakan peluang baru serta
keuntungan dalam bisnis, pekerja, dan konsumen di negara-negara anggota.
Kedua, pendekatan regional terhadap komitmen. Fitur ini bertujuan untuk
memfasilitasi pengembangan produksi dan rantai pasokan antar negara anggota
TPP, perdagangan berjalan dengan lancar, meningkatkan efisiensi dan mendukung
tujuan untuk menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan standar hidup,
meningkatkan upaya konservasi, memfasilitasi integrasi lintas-batas, serta
membuka domestik pasar.59
Fitur yang ketiga yaitu dalam menghadapi tantangan perdagangan baru. TPP
diantisipasi untuk mempromosikan inovasi, produktivitas dan daya saing dengan
isu-isu baru, termasuk pengambangan ekonomi digital dan peran BUMN dalam
perekonomian global. Keempat yaitu TPP diisukan sebagai perdagangan inklusif
karena mencakup unsur-unsur baru yang berupaya untuk memastikan bahwa
ekonomi di semua tingkat pembangunan dan bisnis dari semua kalangan
mendapatkan keuntungan dari perdagangan. Kelima yaitu TPP merupakan sebuah
58
Outlines of TPP, tersedia di https://ustr.gov/tpp/outlines-of-TPP, diakses pada tanggal 10
November 2016 pukul 1.00 WIB 59
Ibid
kesepakatan hidup. Fitur ini bertujuan untuk mengaktifkan serta memperbarui
perjanjian yang ada untuk mengatasi masalah perdagangan yang muncul di masa
yang akan datang. Dan juga TPP akan menjadi platform untuk integrasi ekonomi
regional dan dirancang untuk memasukkan ekonomi tambahan di seluruh wilayah
Asia-Pasifik.60
Isi perjanjian TPP mencakup 30 bab yang meliputi isu-isu terkait
perdagangan, Sanitary and Phytosanitary measures (SPS), hambatan teknis
perdagangan, perdagangan obat-obatan, investasi, jasa, perdagangan elektronik,
investasi, BUMN, hak kekayaan intelektual dan masih banyak lagi61
. Adapun lima
diantaranya yaitu:
1. Competition
Bab ini melarang anti-kompetitif bisnis untuk berkembang dan tindakan
atau aktifitas perdagangan yang bersifat penipuan yang membahayakan
konsumen. Karena semua anggota mempunyai kepentingan yang sama dalam
memastikan tersedianya sebuah kerangka dalam menciptakan kompetisi yang adil
dalam kawasan melalui penerapan sejumlah aturan yang menetapkan rezim
hukum dari TPP.
2. State Owned Enterprises
Bab ini menjelaskan mengenai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dimana
semua anggota TPP memiliki BUMN yang memiliki peran penting dalam
menyedaikan layanan publik dan aktifitas lain. Namun, TPP menyadari manfaat
60
Ibid 61
Summary of The Trans Pacific Partnership, tersedia di https://ustr.gov/about-us/policy-
offices/press-office/press-releases/2015/october/summary-trans-pacific-partnership, diakses pada
tanggal 15 November 2016 pukul 6:25 WIB
dari kesepakatan atas kerangka aturan BUMN. Dalam bab ini mencakup seluruh
BUMN yang secara prinsip terlibat dalam aktifitas perdagangan. TPP sepakat
untuk menjamin bahwa seluruh BUMN menciptakan daya beli perdagangan dan
penjualan atas dasar pertimbangan komersial, kecuali seiring berjalannya waktu
terdapat inkonsistensi pada setiap mandat dimana BUMN tersebut beroperasi
dengan merekomendasikan untuk menyediakan layanan publik.
3. Labour
Bab ini menjelaskan tentang kesepakatan anggota TPP untuk melaksanakan
serta mempertahankan hukum dan praktik dari hak fundamental terhadap buruh
yang telah diakui pada deklarasi International Labour Organization (ILO) 1998.
Perlu diketahui bahwa seluruh negara yang bergabung TPP merupakan anggota
ILO dan menyadari pentingnya mendukung hak buruh yang diakui secara
international. Isi perjajian ILO 1998 sendiri yaitu membahas tentang kebebasan
untuk berasosiasi dan hak berunding bersama, penghapusan buruh paksa,
pelarangan buruh anak-anak, dan penghilangan diskriminasi pekerjaan.
4. Transparency and Anti Corruption
Bab ini menjelaskan mengenai transparansi dan anti korupsi sesama anggota
TPP yaitu dengan memperkuat good governance dan menyelesaikan efek negatif
yang ditimbulkan dari penyuapan dan korupsi yang terjadi di bidang ekonomi.
Dijelaskan bahwa semua pihak yang terlibat dalam TPP butuh untuk menjamin
bahwa hukuman yang ada, regulasi dan administrasi dari penerapan umum yang
dimiliki oleh TPP harus diketahui publik, bahkan pada level tertentu, jika
memungkinkan seluruh regulasi yang memberikan dampak pada perdagangan dan
investasi harus memiliki pembertahuan dan ruang diskusi. Semua negara anggota
TPP juga sepakat untuk menerapkan atau mempertahankan hukum dengan
kriminalisasi terhadap segala tindakan korupsi.
5. Dispute Settlement/ISDS
Bab ini menjelaskan tentang penyelesaian sengketa. Memiliki tujuan untuk
memperbolehkan setiap pihak untuk secara cepat mengambil keputusan atau
solusi berdasarkan implementasi TPP. Dalam menyelesaikan sengketa, Negara
anggota TPP akan mencoba berbagai cara seperti kerja sama dan konsultasi atau
mendorong penggunaan resolusi alternatif penyelesaian sengketa secara baik.
Namun apabila gagal, maka TPP akan menjadi tujuan untuk menciptakan resolusi
secara objektif dan terbuka.
C. Trans Pacific Partnership dan Regional Comprehensive Economic
Partnership
Tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran TPP menuai banyak perhatian
masyarakat internasional, karena perjanjian tersebut diperkirakan akan menjadi
perjanjian perdagangan terbesar di Asia-Pasifik dikarenakan anggotanya terdiri
dari negara-negara maju dan berkembang. Banyak pengamat yang menilai bahwa
kehadiran TPP merupakan sebuah bentuk ketakutan AS terhadap usaha Tiongkok
untuk mendominasi perekonomian dunia.
Menurut Wen Jin Yuan, TPP akan bersaing dengan FTA yang ada di Asia,
yang nantinya dikhawatirkan akan menimbulkan tantangan baru bagi kesatuan
ekonomi negara-negara ASEAN. Karena beberapa dari anggota TPP merupakan
anggota ASEAN juga, yang mana negara anggota ASEAN sendiri juga tergabung
dalam Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).62
Lihat pada
diagram 3.1 dimana Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Vietnam, Jepang,
Australia, dan Selandia Baru merupakan negara aggota TPP dan RCEP. Dengan
bergabungnya negara tersebut ke dalam dua negosiasi tersebut dikhawatirkan akan
menghambat kinerja para anggota dalam menjalankan kebijakan-kebijakan yang
telah disepakati dalam masing-masing negosiasi tersebut.
Gambar III.1: Daftar negara anggota TPP dan RCEP maupun
keduanya63
Sumber: BRICS Bussiness Council
62
Adrian H. Hearn and Margaret Myers, China and the TPP: Asia Pasific Integration or
Disintegration, China and Latin America Report, (The Dialogues, July 2015), hal. 7 63
Alyssa Ayres, Where’s India on the Trans Pacific Partnership, tersedia di
http://www.brics-info.org/wheres-india-on-the-trans-pacific-partnership/, diakses pada tanggal 15
November 2016 pukul 7:41 WIB
TPP
RCEP
Singapura
Malaysia
Brunei D.
Vietnam
Australia
Selandia Baru
Jepang
Indonesia Laos
Filipina
Thailand
Myanmar
Kamboja
Tiongkok
India Korea Selatan
Kanada
Chili
Peru
Meksiko
Amerika Serikat
RCEP merupakan sebuah perjanjian perdagangan yang melibatkan 10
negara anggota ASEAN yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina,
Brunei, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja beserta mitra FTAnya yaitu
Australia, Tiongkok, India, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru atau biasa
disebut ASEAN+6. Dikatakan bahwa ke 16 negara anggota RCEP mewakili tiga
milyar populasi dunia, memiliki PDB gabungan sekitar US $ 22.7 triliyun, dan
menyumbang hampir 30% dari perdagangan global. Kehadiran RCEP ini
diharapkan dapat menjadi perjanjian perdagangan yang modern, komprehensif,
berkualitas tinggi, serta menjadi mitra dagang yang saling menguntungkan.64
Awal terbentuknya RCEP yaitu berawal dari usulan Tiongkok dan Jepang
untuk membentuk suatu kerjasama perdagangan di kawasan Asia Timur pada
Agustus 2011. Mereka mengusulkan untuk membentuk sebuah Working Groups
untuk menutupi topik mengenai perdagangan barang, jasa, dan investasi. Untuk
keanggotaannya sendiri jelas hanya untuk negara anggota ASEAN dan mitra
FTAnya, dan ASEAN akan memegang sepenuhnya terkait kerjasama
perdagangan ini.65
Kemudian pada KTT ke-19 di Bali pada tanggal 17 November 2011
ASEAN memutuskan untuk mengesahkan RCEP. KTT Asia Timur (EAS) yang
diadakan 2 hari kemudian, hanya “mencatat” keputusan ASEAN. Pada bulan
Agustus 2012, untuk pertama kalinya diadakan konsultasi antara Menteri
64
Regional Comprehensive Economic Partnership, tersedia di
http://www.asean.org/storage/images/2015/October/outreach-document/Edited RCEP.pdf, diakses
pada tanggal 8 Desember 2016 pukul 16.07 WIB 65
Shintaro Hamanaka, Trans Pacific Partnership versus Comprehensive Economic
Partnership: Control of Membership dan Agenda Setting. Asian Development Bank, Desember
2014, Hal 11
Ekonomi ASEAN dan mitra FTANya. Ini merupakan peristiwa bersejarah karena
untuk pertama kalinya pertemuan tingkat menteri yang hanya terdiri dari negara-
negara anggota ASEAN dan mitra FTAnya, tidak termasuk Amerika Serikat.
Barulah pada bulan November 2012, secara resmi ASEAN+6 meluncurkan
kerjasama RCEP.66
Banyak yang beranggapan bahwa TPP dan RCEP merupakan perjanjian
perdagangan yang saling bersaingan. TPP yang dipelopori oleh AS sedangkan
RCEP di pelopori oleh Tiongkok dimana keduanya merupakan negara dengan
perekonomian terbesar. Padahal, TPP dan RCEP memiliki pola kerja yang
berbeda, terutama pada isu-isu seperti government procurement, hak kekayaan
intelektual, investasi, kompetisi, dan liberalisasi terhadap hambatan tarif dan non
tarif. Perbedaan tersebut bukan karena kesengajaan, karena TPP fokus pada
perluasan akses pasar untuk sektor terkemuka, sedangkan RCEP fokus pada
perdagangan barang, jasa, dan invetasi yang konsisten pada keunggulan
komparatif mereka.67
Untuk lebih jelasnya berikut adalah tabel perbandingan
antara TPP dan RCEP68
:
Tabel III.1 Perbandingan Tujuan negosiasi TPP dan RCEP
Isu TPP RCEP
Akses pasar untuk
barang - Menghapus hambatan tarif dan
non tarif dengan signifikansi WTO
dan komitmen
- Negosiasi akses pasar dan
- Komprehensif dan
berstandar tinggi pada
liberalisasi tarif
66
Ibid 67
Peter A. Petri, Michael G. Plummer and Fan Zhai, The TPP China and The FTAAP: The
Case for Convergence, 19 May 2014, Hal. 5 68
Peter A. Petri and Ali Abdul-Raheem, Can RCEP and the TPP be pathways to FTAAP?,
To appear as Chapter 2 in: Pacific Economic Cooperation Council - State of the Region, Oktober
2014
memfasilitasi perdagangan
terhadap tekstil dan pakaian jadi
Fasilitas Perdagangan - Dapat diprediksi, transparan dan
prosedur kepabeaan cepat
- Membangun komitmen WTO
pada sanitary and phytosanitary
measures (SPS) dan technical
barriers to trade (TBT)
- Memfasilitasi rantai nilai
regional
- Memfasilitasi serta
meningkatkan investasi dan
perdagangan
- Memfasilitasi rantai nilai
global dan regional
Jasa - Besifat adil, terbuka, dan pasar
terbuka untuk jasa lintas batas,
- Membuka perdagangan dan
investasi dalam jasa keuangan, e-
commerce, dan telekomunikasi
- Menghilangkan ukuran
pembatasan dan diskriminatif
dalam perdagangan jasa
- Membangun komitmen yang
dibuat anggota RCEP dibawah
WTO, ASEAN dan mitra
FTA-nya
- Menegosiasikan pada semua
sektor dan mode pasokan
Investasi - Akses liberal liberal untuk
investasi dan perlindungan hukum
bagi investor
- Cepat, adil, dan transparan
dalam ISDS
- Rezim yang liberal,
fasilitatif, dan investasi yang
kompetitif
- Negosiasi pada promosi,
perlindungan, fasilitasi, dan
liberalisasi
Kompetisi - Mempromosikan, lingkungan
bisnis yang kompetitif,
perlingungan terhadap konsumen,
memastikan tingkat lapangan
bermain
- Pembentukan dan pemeliharaan
undang-undang persaingan dan
otoritas, keadilan, tranparansi,
perlindungan konsumen, dan hak
pribadi
- Mempromosikan kompetisi,
efisiensi perekonomian,
kesejahteraan konsumen, dan
membatasi praktek anti-
kompetitif
- Memahami perbedaan
kapasitas dalam kebijakan
kompetitif di RCEP
Hak Kekayaan
Intelektual - Memastikan hak kekayaan
intelektual berjalan efektif dan
seimbang
- Memperkuat dan memperluas
WTO TRIPS
- Mengcover trademarks, indikasi
geografis, copyrights, hak paten,
trade secrets, dan eksklusivitas
data
- Mengcover HAKI penegakan
hukum, sumber daya, genetik dan
pengetahuan tradisional
- Mengurangi hak kekayaan
intelektual hambatan pada
investasi dan perdagangan
- Mempromosikan kerjasama
dalam pemanfaatan,
perlindungan dan penegakan
HAKI
Dispute Resolution - Aturan yang jelas dan efektif
untuk menyelesaikan sengketa
- Proses yang efektif, efisien,
dan transparan untuk
berkonsultasi dan resolusi
sengketa
Kerjasama - Fokus pada kebutuhan
pengembangan perekonomian
anggota dalam
mengimplementasikan high
standard provisions
- Menetapkan mekanisme
kelembagaan untuk kerjasama dan
kapasitas bangunan
- Membangun suatu
perjanjian kerjasama antara
ASEAN dan mitra dialog
- Foku pada kesenjangan
dalam RCEP dan
memaksimalkan keuntungan
sesama anggota
Aksesi
X - Mitra FTA ASEAN dapat
bergabung dalam negosiasi
atas persetujuan anggota
RCEP
- Klausul aksesi
memungkinkan mitra FTA
ASEAN untuk bergabung
pada RCEP
Lingkungan - Tantangan terhadap perdagangan
dan lingkungan
- Membahas mengenai perikanan
laut, kenservasi, keanekaragaman
hayati, perubahan iklim, serta
barang dan jasa lingkungan
X
Pengadaan barang dan
jasa oleh pemerintah - Memastikan proses government
procurement berjalan dengan adil,
transparan, dan non-diskriminatif
- Cakupannya setara dengan
semua ekonomi
X
Buruh - Perlindungan terhadap hak-hak
buruh serta memastikan kerjasama,
koordinasi dan dialog
X
Sumber: Peter A. Petri, Can RCEP and the TPP be pathways to FTAAP?,
2014
Dapat kita lihat bahwa cakupan isi negosiasi TPP lebih luas dibanding
RCEP itu terlihat pada beberapa isu seperti lingkungan, buruh, dan government
procurement. Karena cakupannya yang luas dan memiliki standar negosiasi yang
tinggi, TPP memicu kontroversi di berbagai negara. Munculnya bab-bab dalam
TPP mencerminkan struktur ekonomi yang beragam dan tata kelola anggotanya
dan rasa interdependensi tingkat tinggi bagi anggotanya.
47
BAB IV
ANALISA KETIDAK IKUT SERTAAN TIONGKOK DALAM TRANS
PACIFIC
Bab IV merupakan inti dari skripsi ini yang akan menjawab pertanyaan
penelitian pada Bab I mengenai alasan Tiongkok yang tak kunjung bergabung
dalam perjanjian TPP. Setelah sebelumnya membahas mengenai pertumbuhan
ekonomi Tiongkok dari tahun ke tahun serta pembahasan singkat mengenai
sejarah terbentuknya negosiasi TPP, isi perjanjian dan tujuan dibentuknya TPP.
Maka pada bab ini, akan dijelaskan lebih mendetail alasan Tiongkok tersebut
dengan melampirkan data-data dan teori yang menggambarkan sikap Tiongkok
tersebut.
A. Kuatnya Daya Saing Produk Tiongkok
Keanggotaan AS dalam TPP dianggap sebagai sebuah ancaman bagi
Tiongkok, karena menurut teori neorealisme, AS yang memiliki power lebih
dominan dibandingkan Tiongkok memiliki tujuan lain dengan bergabung ke
dalam TPP. Karena kaum neorealisme percaya bahwa negara hegemoni seperti
AS dapat menentukan arah kebijakan TPP sesuai dengan kepentingan AS. Oleh
karena itu berdasarkan teori neorealisme, menurut Kenneth Waltz, untuk terus
dapat bertahan hidup dalam lingkungan internasional yang anarki, maka Tiongkok
harus meningkatkan daya saingnya agar terbebas dari cengkeraman hegemoni AS.
48
Di era globalisasi dan pasar bebas saat ini, persaingan ekonomi antar negara
semakin ketat. Setiap negara berlomba-lomba untuk meningkatkan taraf hidup
warga negaranya. Untuk mengetahui keberhasilan suatu negara, banyak yang
menganggap bahwa daya saing atau competitiveness merupakan kunci utama
dalam menilai keberhasilan suatu negara, industri, atau perusahaan. Menurut
World Economic Forum (WEF), daya saing ialah seperangkat institusi, kebijakan,
dan faktor-faktor yang menentukan tingkat produktivitas suatu negara.69
Selain itu, dengan adanya daya saing yang kuat, negara akan memperoleh
akuisisi penguasaan pangsa pasar, profitabilitas yang lebih besar, dan stabilitas
jangka panjang sehingga pertumbuhan indikator-indikator tersebut dapat
meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakatnya. Oleh karena itu, baik
perusahaan atau negara harus berkompetisi dengan baik di pasar domestik
maupun internasional agar dapat bertahan hidup. Dalam lingkungan yang
kompetitif dan dinamis, jika suatu perusahaan atau negara ingin sukses di arena
persaingan, maka mereka harus memiliki keunggulan kompetitif atau daya saing
yang berarti mereka harus menciptakan dan mempertahankan kinerja yang
unggul.70
69
Gholamhossein Mehralian and Hosein Shabaninejad, The Importance of Competitiveness
in New Internationalized and Competitive Environment of Pharmaceutical Industry, dapat dilihat
di https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4157010/, diakses pada 23 Februari 2017 pukul
3:20 WIB 70
Ibid
49
Tabel IV.1 2016 Global Manufacturing Competitiveness Indexs ranking
by Country71
Sumber: Deloitte, Global Manufacturing Competitiveness Index, 2016
Selama 5 tahun terakhir, Tiongkok bertahan di posisi utama sebagai negara
paling kompetitif pada sektor manufaktur secara global yang secara otomatis
mengalahkan negara-negara anggota TPP.72
Dapat kita lihat berdasarkan tabel di
atas,. AS yang menyandang negara dengan perekonomian terbesar berada di
posisi kedua dengan skor tidak jauh beda dengan Tiongkok hanya selisih 0,5 saja.
Akan tetapi pada tahun 2020 diperkirakan daya saing Tiongkok pada sektor
71
Deloitte. 2016 Global manufacturing Competitiveness Index, Compete. Council on
Competitiveness, dapat dilihat di
https://www2.deloitte.com/content/dam/Deloitte/global/Documents/Manufacturing/gx-global-mfg-
competitiveness-index-2016.pdf, diakses pada 07 Maret 2016 pukul 23:06 WIB 72
Ibid
50
manufaktur akan bergeser turun di posisi ke-2 yang digantikan oleh AS diposisi
utama.
Kemudian Jepang berada di posisi ke- 4 dengan skor 80, 4. Pada urutan ke
8, 9, 10 ditempati oleh Meksiko, Kanada, dan Singapore. Malaysia dan Vietnam
berada di posisi 17 dan 18 dan yang terakhir, Australia berada pada peringkat 21
dengan skor 55,5. Sementara Jepang yang sebelumnya mengalami fluktuatif akan
tetap bertahan pada posisinya di tahun 2020 sama seperti tahun 2016 yaitu pada
peringkat ke-4.
Menurut data dari Global Competitiveness Index (GCI), Tiongkok berada
pada peringkat 28 dari 140 negara yang memiliki tingkat daya saing ekonomi
yang kuat. Disamping itu, Tiongkok juga mempunyai sistem pendidikan dasar
yang baik, tingkat kesehatan masyarakat yang tinggi, melakukan investasi besar-
besaran di bidang transportasi dan infrastruktur energi, serta memastikan
lingkungan ekonomi makro yang relatif stabil. Kesuksesan tersebut tidak hanya
memberikan kontribusi terhadap munculnya Tiongkok sebagai pusat manufaktur
dunia, tetapi juga mewakili aset-aset pembangunan.73
Pada tahun 2015, nilai ekspor Tiongkok mencapai US$2,282 trilyun atau
meningkat 20,2% sejak 2011, akan tetapi mengalami penurunan sebanyak 2,6%
dari tahun 2014 ke 2015. Sebanyak 67,6% dari total nilai pengiriman global antara
lain berasal dari peralatan elektronik, mesin-mesin, furniture, pakaian, peralatan
73
Box 4: China‟s new Normal, World Economic Forum, dapat dilihat di
http://reports.weforum.org/global-competitiveness-report-2015-2016/box-4-chinas-new-normal/,
diakses pada 7 Maret 2016 pukul 3:17 WIB
51
medis, plastik, kendaraan bermotor, besi atau baja, dan footwear.74
Selain itu juga,
berdasarkan laporan World Bank, Tiongkok berusaha untuk mempertahankan dan
memperluas kehadirannya sebagai salah satu negara paling kompetitif di dunia di
masa yang akan datang.75
Berdasarkan penjelasan di atas jelas bahwa kehadiran TPP yang dibawah
kendali AS bagi teori neorealisme merupakan sebuah ancaman bagi pertumbuhan
ekonomi Tiongkok. Melihat daya saing Tiongkok amat sangat jauh lebih baik
dibandingkan dengan daya saing negara-negara anggota TPP. Pimpinan dari
Agricultural Bank of China, salah satu bank terbesar di Tiongkok, Xiang Songzuo
berpendapat bahwa dalam waktu dekat hadirnya TPP tidak akan berdampak besar
terhadap keunggulan kompetitif Tiongkok, namun lain halnya jika dalam waktu
panjang TPP dapat meningkatkan anggotanya lebih banyak lagi, khususnya jika
negara-negara Eropa masuk dalam TPP. Maka, kemungkinan besar daya saing
Tiongkok akan mengalami penurunan.76
Selain itu juga, menurut kaum neorealisme, untuk tetap dapat terus
mempertahankan eksistensinya di tengah-tengah kondisi yang anarki, setiap
negara yang ingin melakukan kerjasama internasional harus melihat keuntungan
dan kerugian yang nanti akan didapat oleh setiap negara. Dalam kasus ini,
Tiongkok melihat bahwa TPP tidak menguntungkan untuk negaranya. Pasalnya,
74
Daniel Workman, China‟s top 10 export, dapat dilihat di
http://www.worldstopexports.com/chinas-top-10-exports/, diakses pada 7 Maret 2017 pukul 3:59
WIB 75
China 2030: Building A Modern, Harmonius, and Creative Society, The World Bank
Development Research Center of the State Council the People’s Republic of China, tersedia di
http://documents.worldbank.org/curated/en/781101468239669951/pdf/762990PUB0china0Box37
4372B00PUBLIC0.pdf, diakses pada 7 Maret 2017 pukul 12:32 WIB 76
Bill Birtles, China hopeful TPP deal will promote Asia Pacific Trade, dapat dilihat di
http://www.abc.net.au/news/2015-10-06/china-hopeful-tpp-deal-will-promote-asia-pacific-
trade/6831638, diakses pada 9 Maret 2017 pukul 4:54 WIB
52
Tiongkok telah lebih dulu menciptakan FTA dengan negara-negara anggota TPP
seperti Brunei, Chili, Malaysia, Selandia Baru. Singapura, Peru, dan Vietnam,77
B. Five Years Plans Of China
Berdasarkan konsep kepentingan nasional, Five Years Plans of China (FYP)
merupakan instrumen penting bagi Tiongkok untuk terus bertahan hidup dalam
politik internasional dan mewujudkan ambisinya untuk mensejahterakan
perekonomian negaranya. FYP merupakan serangkaian inisiatif pembangunan
ekonomi nasional Tiongkok yang dikembangkan oleh Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional Tiongkok (State Planning Commission) di bawah Partai
Komunis Tiongkok (PKT). PKT memainkan peranan penting dalam kegiatan
sosial politik Tiongkok serta bertanggung jawab terhadap penetapan target
pertumbuhan dan reformasi ekonomi Tiongkok.
FYP merupakan karakteristik ekonomi terpusat komunis yang digunakan
sebagai pedoman (guideline) bagi pembangunan ekonomi yang sudah bertahan
lama hingga saat ini. Akan tetapi saat ini, FYP mengalami peralihan ekonomi
Tiongkok dari ekonomi terpusat ala Soviet berubah menjadi ekonomi pasar
sosialis atau biasa disebut dengan “sosialisme dengan karakteristik Tiongkok”.78
77
Li Chunding and John Whalley, China and the Trans Pacific Partnership Agreement,
(Canada: Centre for International Governance Innovation (CIGI), 2016)) 78
Kwek Yong Ping, Private equity in China challenges and opportunities, (Singapore: John
Wiley & Sons Singapore Pte. Ltd., 2012)
53
FYP sudah terbukti dapat membantu Tiongkok untuk mencapai pembangunan
pembangunan berkelanjutan baik dalam negeri maupun global.79
Dapat kita lihat pada gambar di bawah ini, sebuah timeline rentetan sejarah
FYP Tiongkok yang menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan sistem
pemerintahan di masa kepemimpinan masing-masing penguasa.80
Gambar IV.1 Timeline of China’s Five Year Plans History
Sumber: Bloomberg, A Brief History
79
13Th Five-Year Plan, SDG‟s „highly aligned‟, China Daily, tersedia di
http://www.chinadailyasia.com/chinafocus/2016-04/21/content_15420647.html, diakses pada
diakses pada 9 Maret 2017 pukul 1:01 WIB 80
Fielding Chen and Tom Orlik, China‟s Five Year Plans: A Brief History, dapat dilihat di
https://www.bloomberg.com/news/articles/2015-11-10/china-s-five-year-plans-a-brief-history,
diakses pada 9 Maret 2017 pukul 2:16 WIB
54
Dapat kita lihat dari gambar diatas bahwa tahun 1953-1957 merupakan awal
terbentuknya FYP Jilid I, di bawah kepemimpinan otoriter Mao Zedong, yang
bertujuan utuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menekankan pada
pembangunan industri berat dan teknologi. Industri berat tersebut diharapkan
dapat mereformasi perekonomian Tiongkok secara besar-besaran. Kemudian,
untuk mencapai tujannya tersebut pemerintah Tiongkok menjalankan
perekonomiannya mengikuti gaya Soviet yang setiap pabrik diberi target untuk
menyelesaikannya. Namun, sistem seperti ini dianggap gagal karena
perekonomian model Soviet tidak cocok dengan kondisi ekonomi Tiongkok yang
pada saat itu teknologi masih minim akan tetapi sdm yang melimpah namun
kurangnya pengetahuan.81
82
Kemudian FYP Jilid 3 di bawah perintah Deng Xiaoping mengalami
reformasi ekonomi besar-besaran. Menurutnya, negara yang manganut ekonomi
sosialis bisa juga menganut sistem ekonomi pasar yang identik dengan
kapitalisme, sangat bertolak belakang dengan paham komunisme. Meskipun
banyak yang menentang dengan kebijakannya ini, pada akhirnya FYP jilid 3 ini
membuahkan hasil yang signifikan dimana pada sektor industri dan pertanian
mengalami peningkatan yang tinggi melebihi harapan resmi.83
81
Lauren Mack, Chinese History: First Five-Year Plan (1953-57), tersedia di
https://www.thoughtco.com/chinese-history-first-five-year-plan-1953-57-688002, diakses pada 10
Maret 2017 pukul 4:07 WIB 82
C. N. Trueman, China and the first five year plan, tersedia di
http://www.historylearningsite.co.uk/modern-world-history-1918-to-1980/china-1900-to-
1976/china-and-the-first-five-year-plan/, diakses pada 21 Maret 2017 pukul 3:25 WIB 83
Lauren Mack, Chinese History: Third Five-Year Plan (1966-1970), China News Expert,
tersedia di http://chineseculture.about.com/od/historyofchina/a/Chinese-History-Third-Five-Year-
Plan.htm, diakses pada 10 Maret 2017 pukul 4: 45 WIB
55
Pada tahun 2011, Tiongkok mulai memberlakukan FYP yang ke-12 untuk
periode 2011-2015. Di bawah kepemimpinan Xi Jinping, tujuan dibentuknya FYP
ke-12 yaitu untuk menentang lingkungan internasional yang rumit dan menjaga
stabilitas negara dengan menciptakan sebuah reformasi.84
Reformasi masih
menjadi kunci penting dalam pelaksanaan FYP ke-12 ini. Tiongkok telah
membuat kemajuan besar di berbagai sektor selama enam tahun terakhir yakni
pertumbuhan ekonomi yang stabil, standar hidup yang lebih tinggi, dan
bersungguh-sungguh untuk memerangi korupsi sejak tahun 2012 lalu. Untuk lima
tahun ke depan Tiongkok akan tetap tenang dan fokus terhadap perkembangan
negaranya di bawah kendali PKT untuk menciptakan negara yang makmur dan
sejahtera.85
Pada 14 Maret 2016, di bawah kepemimpinan Xi Jinping FYP ke-13 resmi
diluncurkan oleh Kongres Rakyat Nasional (KRN) Tiongkok dengan hasil voting
2.778 mendukung, 53 menolak dan 25 abstain. Memasuki 100 tahun hari jadi
PKT pada tahun 2021 nanti, Tiongkok berupaya untuk menuntaskan kemiskinan
dengan cara mempertahankan rata-rata pertumbuhan ekonomi minimal sebesar
6,5%. FYP ke-13 juga mempunyai lima prinsip utama untuk menciptakan
masyarakat yang cukup sejahtera yaitu inovasi, keterbukaan, peduli terhadap
lingkungan sekitar, koordinasi dan inklusi.86
84
Liu Weibeng, China Focus: All major targets of 12th Five-Year Plan fulfilled: Premier,
Xinhua, tersedia di http://news.xinhuanet.com/english/2016-03/05/c_135158992.htm, diakses pada
20 Maret 2017 pukul 5:22 WIB 85
China's 12th Five-Year Plan achievements a milestone for centenary goal, Xinhua,
http://www.chinadaily.com.cn/business/2015-10/26/content_22281106_3.htm, diakses pada 28
Maret 2017 pukul 11:56 WIB 86
China‟s 13th Five-Year Plan Opportunities for Finnish Companies, The Economist
Corporate Network Asia, dapat dilihat di https://www.tekes.fi/globalassets/global/ohjelmat-ja-
56
Tiongkok akan menjalin hubungan baik dengan negara-negara ekonomi
besar lainnya dan mengembangkan suatu konsep baru hubungan kekuasaan
negara-negara besar (xinxing daguo guanxi). Konsep ini akan menjadi model di
abad ke-22 dimana pada proses ini Tiongkok akan membantu dunia untuk
menciptakan bentuk modern dari sosialisme dengan karakteristik Tiongkok.
Kemudian, dalam menyambut hari jadi Republik Rakyat Tiongkok yang ke-100
pada tahun 2049 nanti, Tiongkok berupaya untuk menjadi negara sosialis yang
modern. Untuk mewujudkan ambisinya tersebut, Tiongkok harus melawan
berbagai tantangan baik dari imternal maupun eksternal yang ingin menghalangi
tujuannya tersebut.87
Jadi, kehadiran FYP bagi Tiongkok sangatlah penting untuk merencanakan
program-program yang akan dilakukan Tiongkok untuk mencapai kepentingannya
baik itu dalam negeri maupun luar negeri. Karena, FYP bukan hanya sekedar
pedoman yang tertulis tanpa adanya perencanaan matang dalam menyusun
kebijakan-kebijakan yang akan direalisasikan dalam jangka waktu tertentu.
Faktanya sejak terbentuknya FYP sejak tahun 1953 sampai 2015 sangat
membantu bagi pertumbuhan perekonomian Tiongkok dan kehidupan di
dalamnya menjadi lebih baik lagi dari tahun-tahun sebelumnya. Mungkin alasan
inilah yang membuat Tiongkok enggan mengikrarkan dirinya sebagai anggota
TPP karena banyak kebijakan-kebijakan yang harus diwujudkan oleh Tiongkok
untuk menyambut 100 hari jadinya daripada menjadi anggota TPP yang dalam
palvelut/kasvajakansainvalisty/future-watch/chinas-13th-five-year-plan.pdf, diakses pada 28 Maret
2017 pukul 13:01 WIB 87
Stephen Perry, China‟s New Five Year Plan and the two centenary goals, tersedia di
http://en.people.cn/n/2015/1111/c98649-8975047.html, diakses pada 28 Maret 2017 pukul 15:55
WIB
57
kebijakannya banyak peraturan-peraturan yang bertentangan dengan kebijakan
Tiongkok yang nantinya dikhawatirkan akan merugikan pertumbuhan
perekonomian Tiongkok.
Kemudian, beberapa bab isi perjanjian TPP yang dipaparkan pada bab III,
ada beberapa isu sensitif bagi kepentingan Tiongkok:88
1. BUMN
TPP mensyaratkan bagi negara-negara yang tergabung dalam keanggotaan
TPP bahwa tidak ada subsidi yang harus diberikan kepada BUMN untuk ekspansi
bisnis internasional. Syarat tersebut bertujuan untuk memastikan adanya
kompetisi antara BUMN dan BUMS yang ada di negara asal.
Akan tetapi di Tiongkok, terdapat 150.000 BUMN yang menjadi kontributor
utama bagi pertumbuhan ekonomi Tiongkok, diantaranya 1000 BUMN telah
tercatat di Bursa Efek Shanghai atau Shenzen, dan ada sekitar 150 BUMN
dikelola oleh State-owned Assets Supervision and Administration Commission of
the State Council (SASAC). Dengan adanya persyaratan di atas sangat sulit bagi
Tiongkok untuk menegosiasikan peniadaan subsidi untuk BUMN melihat begitu
banyak BUMN yang bergerak di berbagai operasi internasional terhadap jika ia
harus menjadi anggota TPP.
2. Transparansi dan Anti Korupsi
Para negara anggota TPP sepakat untuk menegakkan serta memberantas
praktik-praktik tindakan korupsi yang sangat merugikan negara. Dimana hal
tersebut akan menjadi tantangan terbesar Tiongkok. Berdasarkan data yang di
88
Why China could never sign on to the Trans Pacific Partnership, China Daily Information
Group/Reuters, tersedia di http://theconversation.com/why-china-could-never-sign-on-to-the-
trans-pacific-partnership-56361, diakses pada 29 Maret 2017 pukul 22:30 WIB
58
dapat dari Transparency International’s Corruption Perception Index tahun
2014,89
Tiongkok berada pada posisi 3 teratas negara dengan tingkat korupsi
tinggi setelah Meksiko dan Vietnam. Negara anggota TPP lainnya berada di
bawah Tiongkok dimana Selandia Baru merupakan anggota negara TPP yang
melakukan tindak korupsi paling sedikit.
3. Tenaga kerja/Buruh
Para anggota negara TPP sangat berani mengangkat isu terkait tenaga kerja.
Pasalnya, jarang sekali ada perjanjian perdagangan yang mengangkat isu ini
dikarenakan hak-hak yang menyangkut tenaga kerja dianggap sebagai masalah
dalam negeri dan intervensi dari negara lain sangat membahayakan kedaulatan
masing-masing negara anggota. Dalam perjanjian TPP, para negara anggota
sepakat untuk mengadopsi kerangka hukum yang menjunjung tinggi hak-hak
buruh sesuai dengan ILO.
Sementara itu, undang-undang tenaga kerja di Tiongkok memungkinkan
kebebasan berserikat pada buruhnya, mewajibkan seluruh serikat buruhnya
beraliansi dengan Federasi Serikat Buruh Tiongkok yang merupakan perwakilan
dari PKT. Hal ini sangat bertentangan dan akan menjadi perdebatan panjang
antara anggota TPP, khususnya Amerika, dengan Tiongkok.
4. Kompetisi
Persaingan bebas antara negara anggota penandatangan TPP merupakan
doktrin dalam kemitraan tersebut. Perusahaan-perusahaan dari negara anggota
akan diizinkan untuk mengajukan penawaran kontrak-kontrak dari pemerintah
89
Corruption Perceptions Index 2014: Results, Transparency International, tersedia di
https://www.transparency.org/cpi2014/results, diakses pada 30 Maret 2017 pukul 0:29 WIB
59
negara lain dengan catatan harus diuji dan diberikan sertifikasi terlebih dahulu
oleh badan penilaian di satu negara yang kemudian harus mendapat persetujuan
juga dari negara anggota lainnya.
Secara umum dalam bab ini menerapkan aturan kepada negara-negara
anggota TPP untuk mencapai standar dalam kemudahan berbisnis seperti yang di
praktekkan di negara-negara Singapura dan Selandia Baru.90
Akan tetapi menurut
laporan World Bank’s Doing Bussiness tahun 201691
Tiongkok berada di
peringkat dua terendah di bawah Brunei dan diatas Vietnam. Hal tersebut akan
menyebabkan masalah baru lagi bagi Tiongkok karena harus bernegosiasi dengan
perjuangan yang sangat keras untuk mendapatkan pengecualian pada sektor
BUMN dan UKM.
5. Investor State Dispute Settlement (ISDS)
ISDS merupakan instrumen hukum internasional dimana investor dapat
mengajukan tuntutan hukum terhadap pemerintah sebuah negara bila menganggap
bahwa kebijakan pemerintah yang bersangkutan menghambat investasi mereka.
Selama 15 tahun terakhir, Tiongkok telah menandatangani beberapa kemitraan
yang berisi klausul ISDS dan terbukti efektif dalam melindungi investasi
negaranya di luar negeri.
Namun, sebuah lembaga penelitian yang bekerja untuk memajukan aturan
hukum di seluruh dunia, World Justice Project, lagi-lagi menempatkan Tiongkok
90
Jason NG, Singapura nomor satu dalam kemudahan berbisnis, dapat dilihat di
http://indo.wsj.com/posts/2013/10/30/singapura-nomor-satu-dalam-kemudahan-berbisnis/, diakses
pada 30 Maret 2017 pukul 2:35 WIB 91
Economy Rankings, World Bank Group, dapat dilihat di
http://www.doingbusiness.org/rankings, diakses pada 30 Maret 2017 pukul 4:45 WIB
60
pada peringkat dua terbawah dibandingkan negara TPP lainnya mengalahkan
Meksiko. Hal ini sangat mungkin akan menjadi masalah baru lagi bagi Tiongkok
yang berjuang melawan kebijakan-kebijakan yang berlawanan dengan
kepentingan nasionalnya.
Bahkan baru-baru ini, terkuak melalui pidato mantan presiden AS Barack
Obama terkait kemitraan TPP pada detik-detik berakhirnya masa jabatannya
sebagai presiden yaitu:92
“Over the summer, Democrats and Republicans in Congress came
together to help the United States negotiate agreements for free and fair
trade that would support our workers, our businesses, and our economy
as a whole. When more than 95 percent of our potential customers live
outside our borders, we can’t let countries like China write the rules of
the global economy. We should write those rules, opening new markets to
American products while setting high standards for protecting workers
and preserving our environment”.
Dalam pidatonya tersebut Obama menyatakan bahwa “Setelah berakhirnya
musim panas, anggota Partai Demokrat dan Partai Republikan yang berada di
Kongres bersama-sama membantu AS menegosiasikan perjanjian-perjanjian
terkait perdagangan yang bebas dan adil yang akan mendukung para pekerja,
pebisnis, dan ekonomi kita secara keseluruhan. Disaat lebih dari 95 persen
pelanggan potensial berada diluar batas wilayah AS, kita tidak dapat membiarkan
negara-negara seperti Tiongkok menulis aturan-aturan terkait ekonomi global.
Kita yang harus menulis peraturan tersebut, membuka pasar-pasar baru untuk
produk-produk AS dan disaat bersamaan mengatur standar-standar yang tinggi
untuk melindungi para pekerja dan memelihara lingkungan kita”.
92
Statement by the President on the Trans Pacific Partnership, Office of the Press Secretary,
https://obamawhitehouse.archives.gov/the-press-office/2015/10/05/statement-president-trans-
pacific-partnership, diakses pada 30 Maret 2017 pukul 6:25 WIB
61
Sudah jelas berdasarkan pidato Presiden Obama bahwa kehadiran TPP
merupakan upaya Pemerintah AS untuk menahan kekuatan baru yang dibawa oleh
Tiongkok. Mengatasnamakan kerjasama perdagangan di wilayah Pasifik untuk
menarik Tiongkok menjadi anggota TPP dan mematuhi aturan main dalam
kemitraan tersebut. AS berusaha menghalangi pengaruh Tiongkok di kawasan
Pasifik.
Namun upaya AS tersebut sudah tercium oleh Tiongkok. tidak
bergabungnya Tiongkok ke dalam TPP merupakan keputusan tepat bagi Tiongkok
untuk mewujudkan ambisinya beberapa tahun kedepan yang sudah direncanakan
dalam FYP, melihat ada tujuan lain yang direncanakan oleh AS dalam
pembentukkan kemitraan Trans Pacific Partnership dengan menghambat laju
pertumbuhan ekonomi Tiongkok.
62
BAB V
KESIMPULAN
Trans Pacific Partnership (TPP) merupakan sebuah inovasi baru blok
FTA di abad 21 yang bertujuan untuk menghilangkan dan mengurangi hambatan
perdagangan dan investasi di kawasan Asia-Pasifik. Beranggotakan 12 negara dari
Amerika Serikat, Australia, Brunei Darussalam, Chili, Jepang, Kanada, Malaysia,
Meksiko, Peru, Selandia Baru, Singapura, dan Vietnam.
Tiongkok selama ini telah mengamati proses negosiasi TPP. Akan tetapi
sampai saat ini, pemerintah Tiongkok belum tertarik untuk bergabung menjadi
anggota TPP karena, Tiongkok menganggap bahwa terdapat keganjilan selama
proses pembentukan kemitraan tersebut dimulai sejak bergabungnya AS ke dalam
TPP pada tahun 2008 silam disusul oleh para sekutunya yang juga ikut bergabung
menjadi anggota TPP.
Munculnya Tiongkok sebagai kekuatan baru di dunia internasional
khususnya di bidang ekonomi, membuat AS merasa khawatir posisinya sebagai
negara superpower akan beralih di bawah kendali Tiongkok dan semua aturan-
aturan mengenai perekonomian dunia nantinya berada di bentuk sesuai
kepentingan Tiongkok. Oleh karena TPP dirancang untuk dapat mengintegrasikan
pengaruh AS ke wilayah Asia-Pasifik sebelum pengaruh kekuatan Tiongkok
meluas di wilayah tersebut.
63
Teori yang dibuat sejak awal dalam penelitian yaitu dengan menggunakan
teori neorealisme dan konsep kepentingan nasional. Neorealime, menganggap
bahwa TPP merupakan ancaman bagi Tiongkok karena khawatir semua
peraturannya dibuat sesuai dengan kepentingan AS karena, neorealisme percaya
bahwa negara yang memiliki kekuatan dominan akan dengan mudah mengatur
sistem internasional. Oleh karena itu, Tiongkok lebih memilih untuk tidak
bergabung ke dalam kemitraan tersebut.
Tetapi di sisi lain, TPP bukan ancaman bagi Tiongkok karena daya saing
Tiongkok jauh lebih baik dibandingkan dengan daya saing negara anggota TPP.
Menurut Tiongkok, TPP tidak memberi keuntungan untuk kelangsungan
negaranya. Karena neorealisme percaya bahwa dalam melakukan kerjasama
internasional harus menghitung keuntungan dan kerugian yang diperoleh oleh
negara yang ingin melakukan kerjasama tersebut.
Dilihat dari konsep kepentingan nasional, Tiongkok menolak untuk
bergabung dalam kemitraan TPP yaitu karena Pemerintah Tiongkok telah
merumuskan beberapa agenda yang harus direalisasikan dalam beberapa tahun ke
depan untuk memperbaiki perekonomian negaranya. Hal tersebut telah tertulis
dalam buku pedoman Tiongkok yaitu FYP Tiongkok ke-13. Salah satu agenda
besarnya yaitu mensosialisasikan sebuah konsep baru kepada dunia dengan
menciptakan sebuah paham sosialisme gaya Tiongkok.
FYP (Five Year Plans) Tiongkok ke-13 merupakan serangkaian inisiatif
rencana pembangunan ekonomi dan sosial yang telah diberlakukan oleh Tiongkok
untuk periode 2016-2020. Perencanaan merupakan karakteristik dari ekonomi
64
sosialis. FYP yang terlihat begitu ambisius, akan tetapi FYP teruji sangat
membantu untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi
Tiongkok.
Selain itu juga, Tiongkok merasa kehadiran TPP akan mempersempit
ruang geraknya di kawasan Asia-Pasifik untuk melakukan ekspansi
kekuasaannya, khususnya di bidang ekonomi, dengan beberapa aturan TPP yang
harus dipatuhi oleh negara anggotanya. Dan aturan-aturan tersebut sangat
memberatkan Tiongkok untuk mencapai kepentingan nasionalnya di masa yang
akan datang.
Jadi, cukup jelas jawaban dari pertanyaan penelitian pada bab 1 yaitu
Tiongkok tidak ikut serta dalam penandatanganan kemitraan TPP tahun 2015
karena tindakan tersebut merupakan keputusan yang paling tepat dan dianggap
paling menguntungkan bagi pencapaian kepentingan ekonomi Tiongkok di masa
depan.
xiv
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Burchiil, Scott. Andrew Linklater, Teori-teori Hubungan Internasional,
(Bandung : Nusamedia, 2009), 115
Fuad, Munawar. Awakening The Giant: Membangunkan Negeri Raksasa yang
Tertidur (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009), hal. 79
Jackson, Robert. George Sorensen, Pengantar Studi Hubungan Internasional
(New York: Oxford University Press, 1999), hal. 129
Krist, William. edited with an introduction by Kent Hughes, Negotiations for a
Trans-Pacific Partnership Agreement, (Washington DC: Wilson Center,
2012), hal. 5
Kynge, James. Rahasia Sukses Ekonomi China, terj. M. Rudi Atmoko, (Jakarta:
PT. Mizan Pustaka, 2007), hal. 30
Jacques, Martin. When China Rules the World, terj. Ketika China Menguasai
Dunia, Noor Cholis & Jarot Sumarwoto, (Jakarta: PT Kompas Media
Nusantara, 2011), hal. 355
Mas'oed, Mochtar, Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan
Metodologi, (Jakarta: LP3ES, 1990), hal. 78
Semiawan, Conny R, Catatan Kecil tentang Penelitian dan Pengembangan Ilmu
Pengetahuan (Jakarta: KENCANA Prenada Media Group, 2007), hal. 35
Seng, Ann Wang, Formula Bisnis Negara Cina Kebangkitan Kembali Naga
Asia,(Jakarta: Hikmah Publishing House PT Mizan Publika, 2007), hal. 83
Perwita, Anak Agung Banyu, Yanyan Mochamad Yani, Pengantar Ilmu
Hubungan Internasional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2005)
xv
Plano, Jack C., Roy Olto, Kamus Hubungan Internasional, (Bandung: Abardin,
1999), hal. 129
SKRIPSI DAN JURNAL
Andri. Kebijakan Amerika Serikat untuk Memenuhi Kepentingan Ekonominya
melalui Trans Pacific Partnership Periode 2011-2013, FISIP UIN Jakarta,
2013
Chunding, Li and John Whalley. China and the Trans Pacific Partnership
Agreement. (Canada: Centre for International Governance Innovation
(CIGI), 2016))
Devadason, Evelyn S. The Trans-Pacific Partnership (TPP): the Chinese
perspective, Journal of Contemporary China, Vol. 23, No. 87 (London:
Routledge, January 2014)
Fitria, Naeli. Posisi Indonesia Menghadapi Pembentukan Regional
Comprehensive Economic Partnership (RCEP) Tahun 2011 dan Trans
Pacific Partnership (TPP) Tahun 2013, FISIP UIN Jakarta, 2015
Hamanaka, Shintaro. Trans Pacific Partnership versus Comprehensive Economic
Partnership: Control of Membership dan Agenda Setting. Asian
Development Bank. Desember 2014
Hearn Adrian H., Margaret Myers, China and the TPP: Asia Pasific Integration or
Disintegration, China and Latin America Report, (The Dialogues, July
2015), hal. 7
Kementerian Keuangan, Free Trade Agreements (FTA) dan Economic Partnership
Agreements (EPA), dan Pengaruhnya terhadap Arus Perdagangan dan
Investasi dengan Negara Mitra, Jakarta: Kementerian Keuangan, 2012
xvi
Lamy, S. L. Contemporary Mainstream Approaches: Neo-realism and Neo-
liberalism. In J. Baylis, & S. Smith, The Globalization of World Politics
(Oxford, 2001), hal. 144
Mark, Chi Kwan. China and the World Since 1945 an International History,
London and New York: Routledge Taylor and Francis Group tahun 2012,
hal. 123
Meltzer, Joshua P. The Trans-Pacific Partnership Agreement the Environment
and Climate Change, 2014
Petri, Peter A. and Ali Abdul-Raheem. Can RCEP and the TPP be pathways to
FTAAP?, To appear as Chapter 2 in: Pacific Economic Cooperation
Council - State of the Region, Oktober 2014
------. Michael G. Plummer and Fan Zhai, The TPP China and The FTAAP: The
Case for Convergence, 19 Mei 2014
Ping, Kwek Yong, Private equity in China challenges and opportunities,
(Singapore: John Wiley & Sons Singapore Pte. Ltd., 2012)
Prime, Penelope B. “China Joins the WTO: How, Why, and What now?”, Journal
of Bussiness Economics Vol. XXXVII No.2, April 2002, hal. 5-6
Schott, Jeffrey J. Cathleem Cimino-Isaacs, and Euijin Jung, Implications of the
Trans Pacific Partnership for the World Trading System, July 2016, PIIE
(Peterson Institute for International Economics)
Zhu, Xiaodong. Understanding China‟s Growth: Past, Present and Future, Journal
of Economic Perspectives Vol. 26 no. 4, 2012, hal. 110
WEBSITE
13Th Five-Year Plan, SDG‟s „highly aligned‟, China Daily, tersedia di
http://www.chinadailyasia.com/chinafocus/2016-
xvii
04/21/content_15420647.html, diakses pada diakses pada 9 Maret 2017
pukul 1:01 WIB
Accessions China, tersedia di
https://www.wto.org/english/thewto_e/acc_e/a1_chine_e.htm, diakses
pada 4 Febuari 2017 pukul 14: 01 WIB
Arjunan, Mangaleswari, Malaysia‟s Free Trades Agreement, tersedia di
http://fta.miti.gov.my/index.php/pages/view/246, diakses pada 20
Desember 2016 pukul 9:00 WIB
Ayres, Alyssa, Where’s India on the Trans Pacific Partnership, tersedia di
http://www.brics-info.org/wheres-india-on-the-trans-pacific-partnership/,
diakses pada tanggal 15 November 2016 pukul 7:41 WIB
Birtles, Bill, China hopeful TPP deal will promote Asia Pacific Trade, dapat
dilihat di http://www.abc.net.au/news/2015-10-06/china-hopeful-tpp-deal-
will-promote-asia-pacific-trade/6831638, diakses pada 9 Maret 2017 pukul
4:54 WIB
Box 4: China‟s new Normal, World Economic Forum, dapat dilihat di
http://reports.weforum.org/global-competitiveness-report-2015-2016/box-
4-chinas-new-normal/, diakses pada 7 Maret 2016 pukul 3:17 WIB
Canada join Trans Pacific Partnership Negotiations, Tim Groser Trade, tersedia di
https://www.beehive.govt.nz/release/canada-joins-trans-pacific-
partnership-negotiations, diakses pada 19 Desember 2016 pukul 22:24
WIB
ÇİFTÇİ, Özer, A Comparative Analysis of the National Interest Concept in
Theories of International Relation, tersedia di
http://acikerisim.deu.edu.tr/xmlui/bitstream/handle/12345/11059/236015.p
df?sequence=1&isAllowed=y, diakses pada 8 April 2017 pukul 01:02
WIB
xviii
Chen, Fielding and Tom Orlik, China‟s Five Year Plans: A Brief History, dapat
dilihat di https://www.bloomberg.com/news/articles/2015-11-10/china-s-
five-year-plans-a-brief-history, diakses pada 9 Maret 2017 pukul 2:16
WIB
China 2030: Building A Modern, Harmonius, and Creative Society, The World
Bank Development Research Center of the State Council the People’s
Republic of China, tersedia di
http://documents.worldbank.org/curated/en/781101468239669951/pdf/762
990PUB0china0Box374372B00PUBLIC0.pdf, diakses pada 7 Maret 2017
pukul 12:32 WIB
China Population, tersedia di http://www.worldometers.info/world-
population/china-population/, diakses pada 23 Januari 2017 pukul 18:17
WIB
China Profile-full overview, tersedia dihttp://www.bbc.com/news/world-asia-
pacific-13017879, diakses pada 23 Januari 2017 pukul 19:17 WIB
China's 12th Five-Year Plan achievements a milestone for centenary goal, Xinhua,
http://www.chinadaily.com.cn/business/2015-
10/26/content_22281106_3.htm, diakses pada 28 Maret 2017 pukul 11:56
WIB
China‟s 13th Five-Year Plan Opportunities for Finnish Companies, The
Economist Corporate Network Asia, dapat dilihat di
https://www.tekes.fi/globalassets/global/ohjelmat-ja-
palvelut/kasvajakansainvalisty/future-watch/chinas-13th-five-year-
plan.pdf, diakses pada 28 Maret 2017 pukul 13:01 WIB
China‟s Xi advocates new intl economic, financial rules, Xinhua, tersedia di
http://europe.chinadaily.com.cn/business/2015-
10/14/content_22179999.htm, diakses pada pukul 11 Febuari 2017
pukul13:50 WIB
xix
Countries of the World by Area, Tersedia di
http://www.nationsonline.org/oneworld/countries_by_area.htm diakses
pada tanggal 02 Juni 16 pukul 11:03 WIB
Corruption Perceptions Index 2014: Results, Transparency International, tersedia
di https://www.transparency.org/cpi2014/results, diakses pada 30 Maret
2017 pukul 0:29 WIB
Deloitte. 2016 Global manufacturing Competitiveness Index, Compete. Council
on Competitiveness, dapat dilihat di
https://www2.deloitte.com/content/dam/Deloitte/global/Documents/Manuf
acturing/gx-global-mfg-competitiveness-index-2016.pdf, diakses pada 07
Maret 2016 pukul 23:06 WIB
Economy Rankings, World Bank Group, dapat dilihat di
http://www.doingbusiness.org/rankings, diakses pada 30 Maret 2017 pukul
4:45 WIB
Ervianto, Toni, Cina lebih kuat dibanding Amerika Serikat, tersedia di
http://www.theglobal-
review.com/content_detail.php?lang=id&id=11964&type=111#.WJy259J9
7Mz, diakses pada pukul 11.08 WIB
Gideon, Arthur, Pertumbuhan PDB China di 2014 terendah dalam 24 tahun
terakhir, tersedia di http://bisnis.liputan6.com/read/2163453/pertumbuhan-
pdb-china-di-2014-terendah-dalam-24-tahun-terakhir, diakses pada 23
Januari 2017 pukul 19:50 WIB
Huaxia, China Weighing Up TPP, Says Commerce Ministry, tersedia di
http://news.xinhuanet.com/english/2016-02/04/c_135074386.htm, diakses
pada tanggal 26 April 2016 pukul 01:51 WIB
Jakobsen, Jo, Neorealism in International Relations by Kenneth Waltz, tersedia di
http://www.popularsocialscience.com/2013/11/06/neorealism-in-
xx
international-relations-kenneth-waltz/, diakses pada 8 April 2017 pukul
2:23 WIB
Mack, Lauren, Chinese History: Third Five-Year Plan (1966-1970), China News
Expert, tersedia di
http://chineseculture.about.com/od/historyofchina/a/Chinese-History-
Third-Five-Year-Plan.htm, diakses pada 10 Maret 2017 pukul 4: 45 WIB
Mack, Lauren, Chinese History: First Five-Year Plan (1953-57), tersedia di
https://www.thoughtco.com/chinese-history-first-five-year-plan-1953-57-
688002, diakses pada 10 Maret 2017 pukul 4:07 WIB
Man, Xu, TPP not an insuperable challenge, tersedia di
http://usa.chinadaily.com.cn/epaper/2015-11/18/content_22481663.htm,
diakses pada tanggal 13 Juni 2016 pukul 13.30 WIB
Mehralian, Gholamhossein and Hosein Shabaninejad, The Importance of
Competitiveness in New Internationalized and Competitive Environment of
Pharmaceutical Industry, dapat dilihat di
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4157010/, diakses pada
23 Februari 2017 pukul 3:20 WIB
Mexico join Trans Pacific Partnership negotiations, Tim Groser Trade, tersedia di
https://www.beehive.govt.nz/release/mexico-joins-trans-pacific-
partnership-negotiations, diakses pada 19 Desember 2016 pukul 22:20
WIB
NG, Jason, Singapura nomor satu dalam kemudahan berbisnis, dapat dilihat di
http://indo.wsj.com/posts/2013/10/30/singapura-nomor-satu-dalam-
kemudahan-berbisnis/, diakses pada 30 Maret 2017 pukul 2:35 WIB
Outlines of TPP, tersedia di https://ustr.gov/tpp/outlines-of-TPP, diakses pada
tanggal 10 November 2016 pukul 1.00 WIB
xxi
Perdagangan bebas Trans Pasifik tidak libatkan Cina, tersedia di
http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/10/151006_dunia_kesepakatan
_tpp, diakses pada tanggal 22 April 2016 00:28 WIB
Perry, Stephen, China‟s New Five Year Plan and the two centenary goals, tersedia
di http://en.people.cn/n/2015/1111/c98649-8975047.html, diakses pada 28
Maret 2017 pukul 15:55 WIB
R. S., The Economist explains Why China is creating a new “World Bank” for
Asia, tersedia di http://www.economist.com/blogs/economist-
explains/2014/11/economist-explains-6, diakses pada 11 Februari 2017
pukul 22:03 WIB
Rajamoorthy, T., The Origins and Evolution oh the Trans Pacific Partnership,
tersedia di http://www.globalresearch.ca/the-origins-and-evolution-of-the-
trans-pacific-partnership-tpp/5357495, diakses pada tanggal 5 November
2016 pukul 6.00 WIB
Real GDP Growth, International Monetary Fund, tersedia di
http://www.imf.org/external/datamapper/NGDP_RPCH@WEO/CHN?year
=2015, diakses pada 23 Januari 2017 pukul 21:21 WIB
Regional Comprehensive Economic Partnership, tersedia di
http://www.asean.org/storage/images/2015/October/outreach-
document/Edited RCEP.pdf, diakses pada tanggal 8 Desember 2016 pukul
16.07 WIB
Schwab statement launch US negotiations join Trans Pacific Strategic Economic
Partnership Agreement, tersedia di https://ustr.gov/schwab-statement-
launch-us-negotiations-join-trans-pacific-strategic-economic-partnership-
agreement, disakses pada 19 Desember 2016 pukul 22.00 WIB
Statement by the President on the Trans Pacific Partnership, Office of the Press
Secretary, https://obamawhitehouse.archives.gov/the-press-
xxii
office/2015/10/05/statement-president-trans-pacific-partnership, diakses
pada 30 Maret 2017 pukul 6:25 WIB
Summary of The Trans Pacific Partnership, tersedia di https://ustr.gov/about-
us/policy-offices/press-office/press-releases/2015/october/summary-trans-
pacific-partnership, diakses pada tanggal 15 November 2016 pukul 6:25
WIB
The signing of Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) Mou, tersedia di
http://www.kemenkeu.go.id/en/SP/signing-asian-infrastructure-
investment-bank-aiib-mou, diakses pada 11 Febuari 2017 pukul 15:53
WIB
Top 10 Most Populous Countries, tersedia di
http://www.census.gov/popclock/print.php?component=counter, diakses
pada tanggal 1 Juni 2016 pukul 23:09 WIB
TPP Statements and actions to date, tersedia di https://ustr.gov/about-us/policy-
offices/press-office/fact-sheets/2009/december/tpp-statements-and-actions-
date, diakses pada 21 April 2016 pukul 22:01 WIB
Trans Pacific Strategic Economic Partnership (P4), New Zealand Foreign Affairs
& Trade, tersedia di https://www.mfat.govt.nz/en/trade/free-trade-
agreements/free-trade-agreements-in-force/p4/, diakses pada 21 April
2016 pukul 22:40 WIB
Trueman, C. N, China and the first five year plan, tersedia di
http://www.historylearningsite.co.uk/modern-world-history-1918-to-
1980/china-1900-to-1976/china-and-the-first-five-year-plan/, diakses pada
21 Maret 2017 pukul 3:25 WIB
US vs China: Battle to be the largest economy in the world, Investopedia Staff,
tersedia di http://www.investopedia.com/articles/investing/032013/us-vs-
china-battle-be-largest-economy-world.asp, diakses pada 8 Februari 2017
pukul 19:12 WIB
xxiii
Vazza, Agung P, Cina dan perekonomian global, tersedia di
http://www.republika.co.id/berita/koran/teraju/16/01/15/o0zi977-cina-dan-
perekonomian-global-2016, diakses pada tanggal 31 Maret 2016 pukul
11:24 WIB
Wei, Li, China must respond to challenge from TPP, tersedia di
http://www.globaltimes.cn/content/935514.shtml, diakses pada tanggal 21
April 2017 pukul 9:12 WIB
Weibeng, Liu, China Focus: All major targets of 12th Five-Year Plan fulfilled:
Premier, Xinhua, tersedia di http://news.xinhuanet.com/english/2016-
03/05/c_135158992.htm, diakses pada 20 Maret 2017 pukul 5:22 WIB
Why China could never sign on to the Trans Pacific Partnership, China Daily
Information Group/Reuters, tersedia di http://theconversation.com/why-
china-could-never-sign-on-to-the-trans-pacific-partnership-56361, diakses
pada 29 Maret 2017 pukul 22:30 WIB
Wright, Andrew, This is How China‟s Economy has Changed in the Last 10
Years, tersedia di https://www.weforum.org/agenda/2016/06/how-has-
china-s-economy-changed-in-the-last-10-years/, di akses pada tanggal 11
November 2016 pukul 21:54 WIB
Workman, Daniel, China‟s top 10 export, dapat dilihat di
http://www.worldstopexports.com/chinas-top-10-exports/, diakses pada 7
Maret 2017 pukul 3:59 WIB