ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK...

88
ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK DALAM TRANS PACIFIC PARTNERSHIP (TPP) TAHUN 2015 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Amirah Bahir Sabarini 1112113000099 PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

Transcript of ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK...

Page 1: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK

DALAM TRANS PACIFIC PARTNERSHIP (TPP)

TAHUN 2015

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Amirah Bahir Sabarini

1112113000099

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017

Page 2: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Skripsi yang Berjudul :

ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAII TIONGKOK DALAM TRANSPACIFIC PARTNERSHIP (TPP) TAHUN 2015

t. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di universitas Islam Negeri OrN)

S yarif HidayatuI lah J akarta.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya

canfumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli

saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islan Negeri rurN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

3.

Jakarta,7 April2017

Page 3: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,
Page 4: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,
Page 5: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

iv

ABSTRAK

Skripsi ini menganalisa tentang alasan ketidakikutsertaan Tiongkok dalam

Trans Pacific Partnership tahun 2015. Tiongkok merupakan salah satu negara

dengan perekonomian terbesar di dunia berada di peringkat kedua setelah

Amerika. TPP hadir dengan menawarkan liberalisasi perdagangan di kawasan

Asia Pasifik. Amerika, Jepang dan 10 anggota negara TPP lainnya berusaha untuk

mengajak Tiongkok ke dalam perjanjian ini. Akan tetapi, Tiongkok tetap pada

prinsipnya untuk tidak bergabung menjadi negara anggota TPP dan lebih memilih

sebagai negara yang memantau serta mendukung seluruh kegiatan TPP di

kawasan Pasifik. Kerangka utama yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori

Neorealisme dan Konsep Kepentingan Nasional untuk menjawab pertanyaan

penelitian dalam skripsi ini. Neorealisme melihat bahwa negara-negara

berkekuatan besar memiliki power untuk mengatur sistem internasional dan

memiliki kepentingan besar dalam sistem mereka. AS yang memiliki power lebih

besar dari Tiongkok, akan dengan mudah menentukan arah kebijakan TPP sesuai

dengan kepentingan AS. Dalam kasus ini, Tiongkok menilai bahwa ada agenda

besar yang diciptakan AS dalam keanggotaannya pada TPP yaitu ada upaya AS

untuk menahan kekuatan baru yang dibawa oleh Tiongkok.

Kata Kunci: Tiongkok, Amerika Serikat, Trans Pacific Partnership, Regional

Comprehensive Economic Partnership, Kepentingan Nasional.

Page 6: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakaatuh..

Alhamdulillahirabbil’alamiin..

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Semesta Alam, atas berkat, rahmat, dan

karunia-Nya, penulis diberikan banyak kemudahan, kekuatan, serta kesabaran

dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul Analisa

Ketidakikutsertaan Tiongkok dalam Trans Pacific Partnership (TPP) tahun 2015.

Dalam proses mengerjakan skripsi ini, penulis banyak sekali mengalami

hambatan-hambatan yang sering sekali mengurungkan niat dan semangat penulis

untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Akan tetapi, berkat bantuan dari Allah

SWT pastinya serta dukungan dari keluarga serta motivasi dari teman-teman

terdekat, membuat penulis tetap semangat dan tetap pada prinsip awal untuk

segera menyelesaikan skripsi ini dan melihat orang-orang terkasih tersenyum

bangga.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada yang telah

mendukung baik moril maupun materil dalam penulisan skripsi ini, antara lain:

1. Orang tua penulis, Ayahanda tercinta Saiful Bahri dan Ibunda Barduni yang

tidak pernah lelah memberikan doa, semangat, dan nasehatnya untuk penulis.

Wajah mereka yang selalu terbayang ketika penulis mengalami semangat yang

fluktuatif dalam mengerjakan skripsi. Serta kepada kakak dan adik tersayang

Azka Novita Sabarini, Afida Maulia Sabarini, dan Aslam Muhammad Nebi.

Page 7: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

vi

Terimakasih kebawelannya yang tidak henti-hentinya mengingatkan penulis

untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

2. Keluarga Besar H. Abdurrohim dan H. Abdul Hadi yang selalu memberi

masukan serta nasehat kepada penulis, terkhusus Nenek tercinta yang selalu

memberi nasehat-nasehat indah arti kehidupan ini, dan mengingatkan untuk

tetap shalat dan berdoa agar dimudahkan dalam mengerjakan skripsi dan

selesai dengan baik. Sepupu-sepupu tercinta, Mba Ira, Itsna, Dwi, Icut, Farah,

Fani dan yang tidak bisa disebut satu persatu terimakasih selalu setia

mendengar keluh kesah penulis.

3. Bapak Ahmad Syaifuddin Zuhri, S.IP., L.M selaku dosen Pembimbing Skripsi.

Terima kasih atas kesabaran dan semangatnya dalam membimbing,

memotivasi dan membantu kelancaran proses penulisan dari awal hingga

sampai terselesaikannya skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. Zulkifli, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak M. Adian Firnas, M.Si selaku Ketua Program Studi Hubungan

Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dan selaku dosen seminar proposal

skripsi penulis. Terimakasih arahannya dalam membangun kerangka skripsi

ini Pak.

6. Ibu Eva Mushoffa, MHSPS selaku Sekretaris Program Studi Hubungan

Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 8: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

vii

7. Dosen-dosen beserta staff-staff program studi Ilmu Hubungan Internasional,

terimakasih atas ilmu yang diberikan selama penulis menuntut ilmu di FISIP

UIN Jakarta.

8. Kakak senior HI terbaik, Afrilia Mayasari dan Bayu Agustian yang telah

memberi banyak inspirasi dalam pembentukan skripsi ini. Bersyukurlah

penulis bertemu orang-orang kalian selalu sabar menjawab pertanyaan-

pertanyaan penulis.

9. Teman-teman HI 2012, terutama Hika Dayama, Fajrin, Nisa, Via yang selalu

ada untuk penulis. Labib dan Ardi di detik-detik terakhir jadi malaikat buat

penulis. Teman-teman PSM UIN Jakarta, Swarnagita khususnya G#, Jolls,

Landu, Icew, Fuoco tempat curhat disaat penulis mulai stress dan nggak tau

harus kemana lagi untuk bertanya tentang skripsi kalo mood lagi down. Juah

yang suka ngasih tausyiah-tausyiah penyemangat. Tembang sesama pejuang

skripsi, teman curhat ditengah malam wkwk. Teman-teman kosan, KKN

Melodi, dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Terimakasih selalu menemani penulis disaat sedih maupun senang, canda

tawanya dan juga masukan-masukan berharga dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan kalian semua yang telah tulus

membantu dan selalu memberi warna di kehidupan penulis.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 7 April 2017

Amirah Bahir Sabarini

Page 9: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ............................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ............................................. ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ............................................ iii

ABSTRAK ........................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi

DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah ........................................................... 1

B. Pertanyaan Penelitian ......................................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 7

D. Tinjauan Pustaka ................................................................ 8

E. Kerangka Pemikiran .......................................................... 11

1. Neorealisme ................................................................... 11

2. Konsep Kepentingan Nasional ...................................... 14

F. Metode Penelitian .............................................................. 16

G. Sistematika Penulisan ........................................................ 17

BAB II TIONGKOK DALAM DUNIA EKONOMI INTERNASIONAL

A. Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok dalam Dunia

Internasional ....................................................................... 20

B. Ambisi Tiongkok dalam Menguasai Ekonomi Dunia ....... 24

C. Rivalitas Tiongkok dengan Amerika Serikat dalam

Menguasai Dunia ............................................................... 30

BAB III TRANS PACIFIC PARTNERSHIP

A. Awal Terbentuknya Trans Pacific Partnership ................. 34

B. Isi Perjanjian Trans Pacific Partnership ........................... 37

C. Trans Pacific Partnership dan Regional Comprehensive

Page 10: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

ix

Economic Partnership ...................................................... 41

BAB IV ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK DALAM

TRANS PACIFIC PARTNERSHIP

A. Kuatnya Daya Saing Produk Tiongkok ............................. 47

B. Five Year Plans Of China .................................................. 52

BAB V PENUTUP

Kesimpulan.................................................................................. 62

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. xiv

Page 11: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

x

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Survei kemungkinan Tiongkok menggantikan AS

sebagai kekuatan dunia ...................................................... 27

Tabel II.2 Survei tingkat keoptimisan pribadi .................................... 28

Tabel III.1 Perbandingan Tujuan Negosiasi TPP dan RCEP ............... 43

Page 12: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Negara Dengan Populasi Terpadat di Dunia ...................... 2

Gambar I.2 Perbandingan PDB Tiongkok Dengan Negara Lain .......... 3

Gambar II.1 PDB Riil Tiongkok Tahun 1979-2015 ............................... 23

Gambar III.1 Daftar Negara Anggota TPP dan RCEP maupun

Keduanya............................................................................ 41

Gambar IV.1 Timeline of China Five Year Plan History ......................... 52

Page 13: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

xii

DAFTAR SINGKATAN

AFTA ASEAN Free Trade Area

AIIB Asian Infrastructure Investment Bank

APEC Asia Pasific Economic Cooperation

ASEAN Association South Asia Nation

BRICS Brazil, Russia, India, India, China, and South Africa

BUMN Badan Usaha Milik Negara

EAS East Asia Summit

FTA Free Trade Agreement

FYP Five Years Plans

GATS General Agreement on Trade in Services

GATT General Agreement on Tarrifs and Trade

GCI Global Competitiveness Index

ILO International Labour Organization

IMF International Monetary Fund

ISDS Investor-State Dispute Settlement

KRN Kongres Rakyat Nasional

NAFTA North America Free Trade Area

P-3 Pacific Three

P-4 Pacific Four

PDB Produk Domestik Bruto

PKT Partai Komunis Tiongkok

RCEP Regional Comprehensive Economic Partnership

SASAC State-Owned Assets Supervision and Administration Commision

of the State Council

SPS Sanitary and Phytosanitary

Page 14: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

xiii

TPP Trans Pacific Partnership

TPSEP Trans Pacific Strategic Economic Partnership

UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah

USTR United State Trade Representative

WEF World Economic Forum

WTO World Trade Organization

Page 15: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Sekitar lima puluh abad yang lalu, peradaban Tiongkok telah tampak dan

terkenal di berbagai pelosok dunia. Mereka memiliki sebuah peradaban yang maju

dan kental dengan budaya Timur. Di masa kejayaannya, Tiongkok pernah menjadi

kerajaan yang menaungi sebagian besar negara di Asia, khususnya Asia Tenggara.

Dari masa ke masa, Tiongkok menjadi pemimpin dunia dalam berbagai bidang.1

Bahkan ada sebuah pepatah Islam yang berbunyi “Tuntutlah ilmu sampai ke

negeri China (baca: Tiongkok)”. Hal tersebut menunjukkan bahwa betapa

dahsyatnya peradaban Tiongkok di masa lalu.

Memasuki abad ke-21 ini, pembahasan mengenai Tiongkok pun seakan

tidak ada habisnya. Berdasarkan data berikut, Tiongkok merupakan negara dengan

jumlah penduduk terpadat di dunia yaitu dengan jumlah 1.373.541.278 (sembilan

belas persen dari total populasi dunia yaitu 7.328.497.837). Posisi ke-dua

ditempati oleh India yang tidak kalah banyak jumlahnya dengan Tiongkok yaitu

1.266.883.598. Posisi ketiga ditempati oleh AS yang jumlah populasinya terpaut

jauh dari India yaitu sebanyak 323.995.528.2

Selain itu juga, Tiongkok

1Ann Wang Seng, Formula Bisnis Negara Cina Kebangkitan Kembali Naga Asia, (Jakarta:

Hikmah Publishing House PT Mizan Publika, 2007), hal. 83 2Top 10 Most Populous Countries, tersedia di

http://www.census.gov/popclock/print.php?component=counter, diakses pada tanggal 01 juni 2016

pukul 23:09 WIB judul

Page 16: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

2

merupakan negara ke-empat terbesar dengan luas daratan 9.600.000 km

persegi setelah Rusia, Canada, dan Amerika Serikat.3

Gambar I.1 : Negara dengan Populasi terpadat di Dunia

Sumber: United States Census Bureau, 2015

Di bidang ekonomi, tingkat pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang berkisar

antara 7 – 8 persen lima tahun terakhir4 menjadikan Tiongkok sebagai salah satu

negara dengan perkembangan ekonomi tercepat. Ketika negara-negara di Asia

terpuruk dilanda krisis ekonomi pada akhir 1990-an, Tiongkok justru tampil

menjadi raksasa ekonomi keenam terbesar di dunia dari segi nilai tukar dan ketiga

terbesar di dunia setelah Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) dari segi daya beli.

Hal inilah yang menyebabkan Tiongkok cukup disegani oleh negara-negara

3Countries of the World by Area, Tersedia di

http://www.nationsonline.org/oneworld/countries_by_area.htm diakses pada tanggal 02 Juni 2016

pukul 11:03 WIB 4Andrew Wright, This is How China’s Economy has Changed in the Last 10 Years, tersedia

di https://www.weforum.org/agenda/2016/06/how-has-china-s-economy-changed-in-the-last-10-

years/, di akses pada tanggal 11 November 2016 pukul 21:54 WIB

0

200000000

400000000

600000000

800000000

1E+09

1,2E+09

1,4E+09

Page 17: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

3

industri maju, apalagi oleh negara-negara berkembang dan terbelakang. Bahkan

negara-negara Barat yang kerap mengkritik kebijakan ekonomi Tiongkok pun

berkeinginan untuk menjalin hubungan perdagangan dengannya.5

Dapat dilihat grafik di bawah ini menunjukkan bahwa setiap tahunnya PDB

Tiongkok mengalami peningkatan yang stabil dibandingkan negara Jepang dan

Inggris. Jepang yang semula PDB-nya tidak jauh berbeda dengan Tiongkok akan

tetapi, pada tahun 2015 mengalami kemerosotan yang cukup parah. Hal tersebut

membuat PDB Jepang jauh tertinggal dari Tiongkok. Sama Seperti Tiongkok,

PDB AS pun setiap tahunnya mengalami peningkatan yang stabil. Namun, tidak

dapat dipungkiri, bisa saja 10 atau 20 tahun lagi Tiongkok mengalahkan PDB AS

dan menjadi negara dengan ekonomi terbesar di dunia.

Gambar I.2: Perbandingan PDB Tiongkok dengan Negara Lain

Sumber: World bank

5Munawar Fuad, Awakening The Giant: Membangunkan Negeri Raksasa yang Tertidur

(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009), hal . 79

2010 2011 2012 2013 2014

AS $14.964.3 $15.517.9 $16.163.1 $16.768.0 $17.419.0

China $6.039.65 $7.492.43 $8.461.62 $9.490.60 $10.354.8

Jepang $5.495.38 $5.905.63 $5.954.47 $4.919.56 $4.601.46

UK $2.403.50 $2.594.90 $2.630.47 $2.712.29 $2.988.89

$-

$5.000.000,00

$10.000.000,00

$15.000.000,00

$20.000.000,00

Perbandingan PDB Tiongkok dengan Negara Lain

Page 18: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

4

Sampai pada akhirnya, terbentuklah sebuah kongsi dagang di kawasan Asia-

Pasifik, yakni Trans Pacific Partnership. Trans Pacific Partnership (TPP)

merupakan sebuah blok baru perjanjian perdagangan bebas di Asia-Pasifik yang

diprakarsai oleh Amerika Serikat dan Jepang. Keikutsertaan AS dalam TPP secara

resmi direalisasikan oleh Pemerintahan Obama pada tahun 2009. Di mana

Presiden Obama menyatakan dukungan yang kuat untuk menciptakan blok

perdagangan baru di kawasan Asia-Pasifik.6

TPP, awalnya dikenal sebagai Trans Pacific Strategic Economic

Partnership Agreement (TPSEP), adalah anggota perjanjian perdagangan bebas

sembilan negara yang bertujuan untuk meningkatkan integrasi ekonomi di

kawasan Asia-Pasifik dengan melanjutkan liberalisasi perdagangan dan investasi.

TPSEP atau yang kemudian diganti menjadi Trans Pacific Partnership (TPP),

adalah sebuah perjanjian perdagangan bebas multilateral yang bertujuan untuk

mengintegrasikan ekonomi kawasan Asia-Pasifik. Kerjasama perdagangan ini

mulai berjalan pada tahun 2006. Awalnya hanya melibatkan 4 negara, yakni

Brunei, Cile, Selandia Baru, dan Singapura, biasa disebut P-4.7

TPP memiliki anggota-anggota yang sangat beragam (negara-negara dengan

perekonomian yang kecil dan besar, negara-negara berkembang dan maju dari

empat benua). Namun, semuanya mempunyai keyakinan yang sama bahwa cara

terbaik untuk meningkatkan perekonomian dan membuka lapangan kerja adalah

6TPP Statements and actions to date, tersedia di https://ustr.gov/about-us/policy-

offices/press-office/fact-sheets/2009/december/tpp-statements-and-actions-date, diakses pada 21

April 2016 pukul 22:01 WIB 7Trans Pacific Strategic Economic Partnership (P4), New Zealand Foreign Affairs & Trade,

tersedia di https://www.mfat.govt.nz/en/trade/free-trade-agreements/free-trade-agreements-in-

force/p4/, diakses pada 21 April 2016 pukul 22:40 WIB

Page 19: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

5

dengan mendorong sebuah kondisi yang lebih terbuka dan lebih kompetitif bagi

perdagangan dan investasi. Ada 12 negara anggota TPP, diantaranya Australia,

Brunei, Kanada, Chile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru,

Singapura, Amerika Serikat dan Vietnam.8 Kerjasama perdagangan TPP

diluncurkan untuk memperluas kerjasama perdagangan di kawasan Asia-Pasifik,

dengan mencakup bidang-bidang kerjasama yang lebih luas.

Perjanjian perdagangan TPP disambut baik oleh negara – negara di kawasan

Asia-Pasifik seperti Australia, Malaysia, Selandia Baru, dan Jepang. Namun, lain

halnya dengan Tiongkok. Tiongkok yang merupakan negara dengan tingkat

perekonomian terbesar kedua setelah Amerika,9 menolak untuk bergabung dalam

perjanjian perdagangan tersebut. Menteri Perdagangan Tiongkok mengatakan

bahwa selama ini Tiongkok telah memperhatikan serangkaian kegiatan yang telah

dilakukan TPP. Akan tetapi, Tiongkok menolak untuk menandatangani kerjasama

perdagangan regional tersebut karena Tiongkok merasa keberatan dengan aturan-

aturan yang dibuat oleh TPP.10

Aturan-aturan tersebut antara lain, yaitu: sejak munculnya TPP, negosiasi

yang dilakukan TPP prosesnya sangat tertutup. Berkas-berkas dan detail

kesepakatan TPP itu sendiri tidak pernah ditunjukkan langsung pada publik.

Standar perdagangan bebas yang tinggi, aturan-aturan baru bagi BUMN (hak

8Perdagangan bebas Trans Pasifik tidak libatkan Cina, tersedia di

http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/10/151006_dunia_kesepakatan_tpp, diakses pada

tanggal 22 April 2016 00:28 WIB 9Agung P Vazza, Cina dan perekonomian global, tersedia di

http://www.republika.co.id/berita/koran/teraju/16/01/15/o0zi977-cina-dan-perekonomian-global-

2016, diakses pada tanggal 31 Maret 2016 pukul 11:24 WIB 10

China Weighing Up TPP, Says Commerce Ministry, tersedia di

http://news.xinhuanet.com/english/2016-02/04/c_135074386.htm, diakses pada tanggal 26 April

2016 pukul 01:51 WIB

Page 20: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

6

istimewa BUMN diperlakukan sama dengan perusahaan swasta) dan beberapa

aturan lainnya yang diduga sebagai batu loncatan AS untuk mendominasi

perekonomiannya di kawasan Asia-Pasifik. Tiongkok menganggap hal tersebut

akan mempengaruhi sistem perdagangan di kawasan secara signifikan.11

Yang

pada intinya, Tiongkok khawatir TPP akan merugikan negaranya serta kawasan

Asia-Pasifik dengan aturan-aturan yang dibuat oleh TPP itu sendiri.

Namun, bukan berarti dengan menolak untuk bergabung menjadi anggota

TPP lantas membuat Tiongkok melarang aktifitas TPP di kawasan, Tiongkok

akan terus berusaha untuk berpartisipasi aktif di dalamnya walaupun tidak secara

resmi menjadi negara anggota TPP serta mendorong pengaturan perdagangan

bebas regional yang mengedepankan fitur transparansi tingkat tinggi, keterbukaan,

dan inklusifitas untuk pertumbuhan ekonomi kawasan.

Berpartisipasi aktif disini maksudnya adalah selayaknya negara-negara lain,

Tiongkok mendukung kegiatan-kegiatan positif yang dilakukan TPP selama

kegiatan tersebut tidak berdampak buruk terhadap negaranya dan kawasan.

Meskipun Tiongkok sendiri secara resmi bukan termasuk anggota TPP. “The TPP

is an extensive agreement. China is studying it and evaluation work is under way”

ujar Gao Hucheng, Menteri Perdagangan Tiongkok, yang dikemukakan setelah

perwakilan dari 12 negara anggota TPP menandatangani kerjasama perdagangan

tersebut di Selandia Baru pada Februari yang lalu.12

11

Xu Man, TPP not an insuperable challenge, tersedia di

http://usa.chinadaily.com.cn/epaper/2015-11/18/content_22481663.htm, diakses pada tanggal 13

Juni 2016 pukul 13.30 WIB 12

Huaxia, China Weighing Up TPP, says Commerce Ministry, tersedia di

http://news.xinhuanet.com/english/2016-02/04/c_135074386.htm, diakses pada tanggal 13 Juni

2016 pukul 13.00 WIB

Page 21: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

7

Akibat dari sikap Tiongkok tersebut muncullah berbagai macam spekulasi

dari beberapa pengamat. Seperti misalnya menurut Li Wei, seorang professor di

Universitas Renmin Tiongkok mengatakan bahwa hadirnya TPP akan membuat

Tiongkok kehilangan kesempatan untuk terlibat dalam merumuskan peraturan

perdagangan internasional.13

Kehadiran TPP sendiri bagi Tiongkok memiliki

dampak positif dan negatif tergantung bagaimana Tiongkok menyikapinya. Apa

yang menyebabkan Tiongkok menolak untuk bergabung ke dalam TPP?

Penelitian ini akan menganalisa alasan utama Tiongkok tidak ikut serta dalam

penandatanganan TPP pada tahun 2015.

B. Pertanyaan Penelitian

“Mengapa Tiongkok tidak ikut serta dalam penandatanganan Trans Pacific

Partnership (TPP) Tahun 2015?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa motif utama Tiongkok tidak ikut

menandatangani kemitraan ekonomi TPP, padahal TPP sendiri terbentuk atas

dasar ingin memajukan perekonomian negara-negara kawasan Asia-Pasifik dan

posisi Tiongkok berada di dalamnya kawasan Pasifik. Sebagai negara adikuasa di

kawasan sudah sepantasnya Tiongkok mengikuti rangkaian kegiatan yang

diajukan oleh Trans Pacific Partnership itu sendiri. Tujuan yang lain yaitu untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan ekonomi

13Li Wei, China must respond to challenge from TPP, tersedia di

http://www.globaltimes.cn/content/935514.shtml, diakses pada tanggal 21 April 2017 pukul 9:12 WIB

Page 22: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

8

Tiongkok serta tokoh-tokoh penting yang berperan di dalamnya sehingga dapat

menjadi negara yang memiliki peningkatan ekonomi yang tumbuh secara pesat.

Kemudian manfaat lain dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui lebih jauh

mengenai bentuk-bentuk kerjasama perdagangan internasional yang

mengintegrasi negara-negara yang ada di kawasan Asia-Pasifik yakni TPP itu

sendiri, dan lebih memahami istilah-istilah dalam ekonomi internasional.

Kemudian manfaat lainnya yaitu lebih memahami teori-teori yang ada di Ilmu

Hubungan Internasional yakni neorealisme dan konsep kepentingan nasional.

Yang unik di sini adalah penulis menggunakan neorealisme sebagai pisau

analisanya. Dimana neorealisme merupakan salah satu teori Ilmu Hubungan

Internasional turunan dari realisme klasik yang notabenenya identik dengan

peperangan dan militer. Namun, penulis menemukan sisi lain dari neorealisme ini

terkait dengan kerjasama internasional. Dengan adanya penelitian ini diharapkan

dapat memberi manfaat serta referensi bagi pembaca khususnya mahasiswa studi

Ilmu Hubungan Internasional.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam menyusun penelitian ini, penulis telah mengkaji berbagai sumber

maupun data yang berkaitan dengan perekonomian Tiongkok dan TPP. Penelitian

ini disusun dengan metode studi pustaka yang mengacu pada beberapa penelitian

sebelumnya. Faktanya, telah terdapat banyak para scholar yang mengkaji tema

mengenai analisa ketidakikutsertaan Tiongkok dalam Trans Pacific Partnership

tahun 2015 baik dari sudut pandang ekonomi, politik, maupun stratejik. Hal

Page 23: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

9

tersebut menunjukkan bahwa topik mengenai Tiongkok dan TPP sangat menarik

untuk dibahas serta dikaji lebih mendalam.

Pada Januari 2014, Evelyn S. Devadason dalam sebuah Journal of

Contemporary China, ia menulis sebuah artikel yang berjudul The Trans-Pacific

Partnership (TPP): the Chinese Perspective yang menjelaskan tentang peluang

dan tantangan Tiongkok jika bergabung ke dalam TPP. Devadason menjelaskan

bahwa untuk menilai sikap Tiongkok terhadap TPP, maka kita harus

mengidentifikasi terlebih dahulu bagaimana hubungan regional Tiongkok di

kawasan. Integrasi ekonomi di Asia sebagian besar di dorong oleh pasar,

Tiongkok muncul sebagai perakit akhir di pusat jaringan produksi regional. Oleh

karena itu Tiongkok dianggap sebagai katalisator untuk pembangunan di Asia.

Fokus utama Tiongkok dalam jangka pendek maupun menengah tetap

mendorong integrasi Asia Timur melalui Regional Comprehensive Economic

Partnership (RCEP) sambil mempertimbangkan kembali untuk bergabung dengan

TPP. Karena bagi Tiongkok, keputusan utama untuk bergabung ke dalam TPP

lebih bersifat politis daripada pertanyaan ekonomi. Bergabungnya Tiongkok ke

dalam TPP tidak akan memberi kesempatan Tiongkok untuk membuat perubahan

yang akan mempromosikan integrasi kawasan Pasifik. Lebih kepada mematuhi

terhadap peraturan yang telah ditetapkan dalam TPP.

Pada tahun 2016, Shang Xuan Yeo dalam sebuah YeoX Fellowship Paper

yang berjudul Predicting China’s Response to the Trans-Pacific Partnership,

menjelaskan tentang sikap Tiongkok yang memilih pasif dalam merespon

kehadiran TPP dengan membagi menjadi tiga skema yang nantinya mungkin akan

Page 24: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

10

terjadi. Salah satu skenarionya yaitu dengan hadirnya RCEP yang disebut sebagai

FTA tandingan yang dibentuk oleh Tiongkok untuk melawan TPP. Kemudian

dibahas juga mengenai beberapa aturan TPP yang mungkin secara politis sangat

sulit diterima oleh Tiongkok antara lain Intellectual Property, Labour Rights,

ISDS, dan BUMN.

Pada tahun 2013, Andri Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam

skripsinya yang berjudul: Kebijakan Amerika Serikat untuk Memenuhi

Kepentingan Nasionalnya melalui Trans Pacific Partnership periode 2011-2013.

Menurut Andri, Amerika Serikat telah mengeluarkan beberapa upaya dan

kebijakan untuk memenuhi kepentingan ekonominya melalui Trans Pacific

Partnership. Kemudian juga Amerika Serikat berupaya untuk menambah

keanggotaan di TPP dengan merekrut negara-negara kawasan Asia-Pasifik

sebanyak-banyaknya agar memperoleh keuntungan yang maksimal. Alasan

mengapa Amerika Serikat perlu memenuhi kepentingan ekonominya yaitu karena

adanya kemunduran ekonomi akibat krisis finansial yang dialami oleh Amerika

Serikat sejak tahun 2007.

Kemudian pada tahun 2015, Naeli Fitria Mahasiswi Jurusan Hubungan

Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dalam skripsinya yang berjudul: Posisi Indonesia Menghadapi

Pembentukan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) tahun

2011 dan Trans Pacific Partnership tahun 2013, Naeli menjelaskan mengenai

bagaimana pemerintah Indonesia melakukan pengambilan keputusan terhadap

Page 25: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

11

Trans Pacific Partnership melalui beberapa tahapan serta memberikan beberapa

respon kebijakan alternatif terhadap pembentukkan Trans Pacific Partnership

pada tahun 2013.

Penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya serta sangat menarik

untuk dibahas karena, penelitian ini akan membahas dari sudut pandang Tiongkok

yang menolak untuk bergabung dengan TPP. Kemudian juga teori yang akan

dibahas menggunakan teori neorealisme dalam memandang kerjasama

internasional. Persamaan dari penelitian yang sebelumnya yaitu masih membahas

seputar TPP itu sendiri.

E. Kerangka Pemikiran

1. Neorealisme

Neorealisme merupakan transformasi baru dari teori realisme klasik. Teori

ini berupaya menyangkal pernyataan bahwa, mungkin untuk memperkirakan

kondisi politik internasional harus mengetahui dari komposisi internal negara.14

Neorealisme dipopulerkan oleh Kenneth Waltz pada tahun 1979 melalui bukunya

Theory of International Politics.15

Struktur internal negara sangat tidak relevan

bagi sikap internasional mereka. Dalam pandangan Waltz, teori Hubungan

Internasional yang terbaik adalah teori sistem kaum neorealis yang intinya

14

Scott Burchiil & Andrew Linklater, Teori-teori Hubungan Internasional, (Bandung:

Nusamedia, 2009), hal. 115 15

Ibid

Page 26: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

12

memfokuskan pada struktur sistem, pada unit–unitnya yang berinteraksi, dan pada

kesinambungan dan perubahan sistem.16

Fokus analitis utama dari neorealisme yaitu struktur sistem. Menurut teori

neorealis Waltz, bentuk dasar hubungan internasional adalah struktur anarki yang

tersebar di antara negara-negara. Pada dasarnya setiap negara menjalankan tugas-

tugas yang sama yaitu setiap negara harus membayar pajak, menjalankan

kebijakan luar negerinya, melindungi keamanan negaranya, mensejahterakan

rakyatnya dan masih banyak lagi.

Waltz sendiri berpendapat bahwa unit-unit negara dari sistem internasional

dibedakan khususnya oleh besar atau kecilnya kapabilitas mereka dalam

menjalankan tugas yang serupa. Struktur suatu sistem berubah seiring dengan

perubahan dalam distribusi kapabilitas antar unit-unit sistem. Dengan kata lain,

perubahan internasional terjadi ketika negara-negara berkekuatan besar muncul

dan tenggelam oleh sebab itu perimbangan kekuatan bergeser.17

Seperti yang kita ketahui bahwa negara-negara yang berkekuatan besar atau

superpower merupakan negara-negara yang sangat penting dalam menentukan

perubahan-perubahan dalam struktur internasional. Demikian juga dengan

pemikiran Waltz, Waltz berpendapat bahwa negara-negara superpower adalah

mereka yang mengatur sistem internasional. Negara-negara berkekuatan besar

diyakini oleh Waltz memiliki “kepentingan besar dalam sistem mereka” dan bagi

16

Robert Jackson & George Sorensen, Pengantar Studi Hubungan Internasional (New

York: Oxford University Press, 1999) hal. 110 17

Ibid

Page 27: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

13

manejemennya dari sistem tersebut bukan hanya sesuatu yang menjanjikan tetapi

juga sesuatu yang bermanfaat.18

Kaum neorealisme juga mempercayai adanya kerjasama dalam tatanan

internasional. Menurut kaum neorealisme, keberadaan lingkungan internasional

yang anarki menyebabkan negara harus terus mempertahankan eksistensinya salah

satu caranya yaitu dengan melakukan kerjasama internasional serta menghitung

keuntungan dan kerugian ketika hendak melakukan kerjasama tersebut.19

Bagi kaum neorealisme, ada kemungkinan bahwa suatu negara memandang

negara lain sebagai musuh dan ancaman terhadap keamanan nasional negaranya.

Neorealisme percaya bahwa keamanan serta daya saing di setiap negara harus

ditingkatkan agar negara tersebut dapat terus bertahan hidup di tengah-tengah

situasi yang anarki.20

Jadi menurut kaum neorealis, cara yang digunakan oleh

suatu negara agar tetap dapat mempertahankan eksistensinya di tengah-tengah

kondisi yang anarki yaitu dengan bermodalkan kekuasaan dan mendapatkan

keuntungan sebesar-besarnya. Negara yang mempunyai power yang lebih besar

akan menentukan arah kebijakan yang dibuat dalam perjanjian tersebut.

Dalam kasus ini, Tiongkok merasa kehadiran TPP merupakan ancaman bagi

negaranya khususnya dalam perekonomian Tiongkok. Perekonomian Tiongkok

yang berada tepat di bawah AS menimbulkan persepsi bahwa ada upaya AS untuk

menahan kebangkitan ekonomi Tiongkok sebagai pusat ekonomi dunia. Hal itulah

yang akhirnya membuat Tiongkok tidak langsung menerima ajakan AS untuk

18

Ibid 19

Lamy, S. L., Contemporary Mainstream Approaches: Neo-realism and Neo-liberalism. In

J. Baylis, & S. Smith, The Globalization of World Politics (Oxford, 2001) hal. 144 20

Ibid

Page 28: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

14

bergabung dalam TPP. Melihat daya saing Tiongkok juga berada di atas negara-

negara anggota TPP, tidak ada yang menarik dari TPP bagi Tiongkok.

2. Kepentingan Nasional

National Interest atau kepentingan nasional merupakan suatu konsep yang

menjelaskan dan memahami prilaku Internasional. Konsep national interest

merupakan dasar utama untuk menjelaskan prilaku luar negeri suatu negara.

Menurut Neorealisme, kepentingan nasional merupakan suatu upaya negara untuk

mengejar power, dimana power tersebut merupakan segala sesuatu yang dapat

mengembangkan dan memelihara kontrol suatu negara terhadap negara lain.

Hubungan kekuasaan atau pengendalian ini dapat dilakukan melalui tekhnik

pemaksaan atau kerjasama. Oleh karena itu, kekuasaan dan kepentingan nasional

dianggap sebagai sarana dan sekaligus tujuan dari tindakan suatu negara untuk

bertahan hidup (survival) dalam politik internasional.21

Waltz juga mengemukakan asumsinya mengenai kepentingan nasional. Di

dalam neorealisme, Waltz percaya dan menghipotesiskan bahwa pada dasarnya

negara secara otomatis akan selalu memimpin sebagai pembuat kebijakan dalam

membawa kepentingan nasional tersebut. Sebagaimana dikutip dalam Jackson dan

Sorensen, bagi neorealisme hal yang terpenting bagi negara adalah kemanan dan

kelangsungan hidup, sehingga dengan demikian dalam berjuang untuk keamanan,

negara akan berusaha untuk mengembangkan kemampuan mereka dengan negara

21

Özer ÇİFTÇİ, A Comparative Analysis of the National Interest Concept in Theories of

International Relation, tersedia di

http://acikerisim.deu.edu.tr/xmlui/bitstream/handle/12345/11059/236015.pdf?sequence=1&isAllo

wed=y, diakses pada 8 April 2017 pukul 01:02 WIB, h, 48.

Page 29: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

15

lainnya, berusaha memastikan keamanan ekonomi maupun militer wilayah

merupakan suatu kalkulus kepentingan nasional suatu negara yang secara

otomatis akan dibawa dalam kebijakan negara.22

Kepentingan nasional juga dapat dijelaskan sebagai tujuan yang paling

penting dan faktor penentu akhir yang mengarahkan para pembuat keputusan dari

suatu negara dalam merumuskan kebijakan luar negerinya. Kepentingan nasional

suatu negara secara jelas merupakan unsur–unsur yang membentuk kebutuhan

negara yang paling vital, seperti pertahanan, keamanan, militer, dan kesejahteraan

ekonomi.23

Menurut Morgenthau kepentingan nasional memegang peranan yang besar

dalam membentuk kebijakan suatu negara. Kepentingan nasional akan selalu

diperjuangkan negara. Kepentingan nasional akan menentukan sikap yang diambil

oleh negara nantinya yang berupa kebijakan. Kepentingan nasional adalah

langkah pertama walaupun sifatnya yang abstrak dan berupa buah-buah pemikiran

namun, pada akhirnya akan menjadi faktor penggerak utama dalam merumuskan

suatu kebijakan ataupun politik luar negeri. Menurut Joseph Frankel, hakikat

kepentingan nasional sebagai keseluruhan nilai yang hendak ditegakkan oleh

suatu bangsa.24

Waltz juga berasumsi bahwa posisi negara dan power merupakan variabel

yang signifikan untuk menentukan kepentingan nasional. Dapat dikatakan bahwa

22

Robert Jackson & George Sorensen, Pengantar Studi Hubungan Internasional (New

York: Oxford University Press, 1999), hal. 111 23

Jack C. Plano dan Roy Olto, Kamus Hubungan Internasional, (Bandung: Abardin, 1999),

hal. 129 24

Mochtar Mas'oed, Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan Metodologi, (Jakarta:

LP3ES, 1990), hal. 78

Page 30: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

16

kepentingan nasional suatu negara dapat ditentukan oleh tujuan dan hubungan

suatu negara dengan negara lainnya.25

Dalam hal ini Tiongkok memiliki kepentingan lain untuk meningkatkan

perekonomian negaranya yaitu dengan mewujudkan rencana-rencana ambisius

yang tersusun dalam Five Year Plans Tiongkok ke-13. FYP memiliki rencana-

rencana jangka panjang yang harus dilaksanakan untuk kelangsungan hidup

masyarakatnya menjadi lebih baik lagi. Dan untuk mewujudkan rencanananya

tersebut bukanlah hal mudah. Tiongkok harus bertahan dari kondisi internasional

yang mengancam keamanan negaranya.

F. Metode Penelitian

Metode yang akan penulis gunakan dalam membuat penelitian ini yaitu

dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan

sebuah teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan dengan cara interview,

focus group discussions, ethnography, sociometri, ukuran tanpa halangan

(unobstructed measurement), histography, dan case study.26

Penelitian kualitatif menunjuk pada kedalaman pengertian berbagai konsep

yang mana hal tersebut sangat esensial untuk menjelaskan ciri-ciri suatu konsep.

Kualitas menunjuk pada mengapa, apa, bagaimana, bila, dan dimana letak ciri

esensial dari suatu konsep, definisi ciri, metafora, lambang dan deskripsi sesuatu.

25

Jo Jakobsen, Neorealism in International Relations by Kenneth Waltz, tersedia di

http://www.popularsocialscience.com/2013/11/06/neorealism-in-international-relations-kenneth-

waltz/, diakses pada 8 April 2017 pukul 2:23 WIB 26

Conny R. Semiawan, Catatan Kecil tentang Penelitian dan Pengembangan Ilmu

Pengetahuan (Jakarta: KENCANA Prenada Media Group, 2007), hal. 35

Page 31: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

17

Kemudian juga, metode kualitatif dalam strateginya lebih menekankan kepada

tata bahasa yang bermakna daripada kuantifikasi pengumpulan dan analisis data.27

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam proses penulisan

penelitian ini yaitu menggunakan data sekunder. Pertama, pencarian data melalui

buku, skripsi, jurnal, laporan penelitian, berita atau artikel online dan website

resmi dari beberapa Kementerian Republik Indonesia maupun beberapa

Kementerian luar negeri di beberapa negara.

Kedua yaitu library research. Penulis melakukan kunjungan ke beberapa

perpustakaan untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan penelitian ini

antara lain Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Perpustakaan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia di

sela-sela kegiatan magang, dan beberapa tempat yang dirasa penulis dapat

membantu dalam proses pencarian data untuk menyelesaikan penelitian ini.

G. Sistematika Penulisan

Adapun dalam sistematika penulisan penelitian ini, penulis membaginya

menjadi 5 bab, yaitu:

BAB I: PENDAHULUAN

Bab I berisi tentang pernyataan masalah yang secara umum membahas

sekilas mengenai topik yang akan diteliti. Kemudian lanjut dengan pertanyaan

27

Ibid

Page 32: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

18

penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka pemikiran,

metode penelitian, dan yang terakhir sistematika penulisan itu sendiri.

BAB II: TIONGKOK DALAM DUNIA EKONOMI

INTERNASIONAL

Bab II ini akan membahas tentang pengaruh kekuasaan ekonomi Tiongkok

dalam dunia internasional. Dimulai dengan memaparkan sekilas mengenai profil

negara Tiongkok yang meliputi struktur geografis, demografis, dan pertumbuhan

ekonomi Tiongkok beserta perbandingannya dengan perekonomian negara-negara

kawasan. Kemudian akan dibahas pula mengenai upaya dari Tiongkok untuk

menguasai perekonomian dunia yang memunculkan persepsi pada masyarakat

internasional bahwa adanya persaingan ekonomi antara Tiongkok dan AS.

BAB III TRANS PACIFIC PARTNERSHIP

Bab ini akan membahas sejarah mengenai awal terbentuknya Trans Pacific

Partnership. Kronologi masuknya negara-negara anggota TPP ke dalam TPP.

Kemudian akan di jelaskan juga mengenai isi perjanjian TPP yang dianggap

memberatkan Tiongkok untuk menolak berpartisipasi dalam kemitraan tersebut.

Dan juga nantinya akan dibahas mengenai perbedaan TPP dengan Regional

Comprehensive Economic Partnership.

BAB IV ANALISA KETIDAK IKUT SERTAAN TIONGKOK

DALAM TRANS PACIFIC PARTNERSHIP TAHUN 2015

Pada bab ini akan menjawab pertanyaan penelitian penulis tentang Analisa

Ketidakikutsertaan Tiongkok Dalam Trans Pacific Partnership Tahun 2015

dengan menggunakan teori Neorealisme dan konsep kepentingan nasional.

Page 33: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

19

Menganalisa motif-motif apa saja yang melatar belakangi Tiongkok untuk tidak

menandatangangani perjanjian ini. Membahas tentang FYP sebuah pedoman yang

sukses meningkatkan perekonomian Tiongkok dan melihat dari faktor daya saing

Tiongkok.

BAB V KESIMPULAN

Bab ini merupakan hasil akhir dari penelitian ini dengan menyimpulkan

semua masalah yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya secara singkat.

Sehingga dapat di pahami dengan mudah oleh pembaca mengenai kesimpulan dari

penelitian ini.

Page 34: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

20

BAB II

Tiongkok dalam Dunia Ekonomi Internasional

Abad ke-21 diramalkan sebagai abad kejayaan Asia, khususnya Tiongkok.

Isu mengenai The Rise of China atau Kebangkitan Tiongkok sebagai kekuatan

ekonomi baru dirasa akan menggeser posisi AS sebagai negara adidaya. Yang

kemudian muncul berbagai spekulasi bahwa Tiongkok dan AS bersaing untuk

menjadi negara superpower di dunia. Oleh karena itu, untuk memahami upaya

hegemoni Tiongkok dalam dunia ekonomi internasional, maka penting untuk

mengetahui keadaaan perekonomian Tiongkok beserta faktor apa saja yang

menyebabkan negara ini berambisi untuk menguasai perekonomian dunia.

A. Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok dalam Dunia Internasional

Tiongkok merupakan negara dengan jumlah penduduk terpadat di dunia.

Menurut data yang terkumpul, hingga saat ini, jumlah penduduknya mencapai

1.385.667.545 jiwa. Hal tersebut setara dengan 18, 47% dari total tujuh milyar

penduduk dunia. Dan rata-rata penduduk di Tiongkok memiliki usia 37 tahun.

Mekipun begitu, dengan total luas lahan 9.390.784 km2, Tiongkok tetaplah sebuah

negara berkembang, karena setengah penduduknya masih bermukim di daerah

pedesaan.28

Pasca berakhirnya pemerintahan Mao Zedong, Tiongkok di bawah

kepemimpinan Deng Xiaoping, yang merupakan founding father kebangkitan

28

China Population, tersedia di http://www.worldometers.info/world-population/china-

population/, diakses pada 23 Januari 2017 pukul 18:17 WIB

Page 35: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

21

Tiongkok, membawa wajah baru dalam sistem perekonomian Tiongkok

yaitu dengan mencetuskan suatu kebijakan Gaige Kaifang atau kebijakan

reformasi dan keterbukaan pada tahun 1978, membuat perekonomian Tiongkok

tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan pra-reformasi. Pemerintahan Tiongkok

di bawah kepemimpinan Deng Xiaoping berusaha untuk meningkatkan legitimasi

dengan meningkatkan agregat kinerja perekonomian dan standar hidup.29

Kontribusi Deng Xiaoping kepada Tiongkok bukan karena dia memikirkan

semua strategi yang kemudian menjadi fondasi kesuksesan ekonomi Tiongkok

melainkan ia bersedia menjalankan formula sesederhana apapun untuk

menghasilkan pertumbuhan yang dibutuhkan oleh Tiongkok. Terbukti, hal

pertama yang dilakukan Deng setelah memenangkan perebutan kekuasaan dengan

penerus Mao, Hua Guofeng yaitu berusaha melaksanakan prioritas-prioritas yang

terdaftar dalam dokumen “Rencana Sepuluh Tahun untuk Pembangunan

Ekonomi”. Rencana tersebut berubah menjadi daftar belanjaan yang sangat besar,

persetujuan atas impor 22 unit poduksi industri lengkap dengan biaya rata-rata

setiap unit lebih dari 500 juta dolar, membuat total pengeluaran menjadi 12 miliar

dolar (setara dengan pendapatan tahunan sekitar 24 juta orang Tiongkok pada saat

itu).30

Pada Desember 2001, Tiongkok resmi menjadi anggota WTO setelah

menunggu selama 15 tahun perundingan. Untuk meyakinkan kehadirannya

membawa keuntungan terhadap WTO, pada tahun 1999 pemerintah Tiongkok

29

Xiaodong Zhu, Understanding China’s Growth: Past, Present and Future, Journal of

Economic Perspectives Vol. 26 no. 4, 2012, hal. 110 30

James Kynge, Rahasia Sukses Ekonomi China, terj. M. Rudi Atmoko, (Jakarta: PT. Mizan

Pustaka, 2007), hal. 30

Page 36: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

22

melakukan konsesi besar ke AS tentang penurunan tarif, subsidi pertanian,

perlindungan intelektual, hak milik, dan pembukaan sektor perbankan. Di era

globalisasi ini, para pemimpin Tiongkok menyadari bahwa untuk

mempertahankan pertumbuhan ekonominya, diperlukan adanya hubungan yang

baik dengan ekonomi global.31

Setelah aksesi WTO, perekonomian Tiongkok semakin berkembang. Pada

tahun 2004, Tiongkok menyalip Jepang sebagai negara dengan perekonomian

terbesar ketiga di dunia setelah UE dan AS. Dari tahun 2004-2007, Tiongkok

dapat meningkatkan nilai ekspornya dua kali lipat, melebihi AS sebagai eksportir

terbesar di dunia. Tiongkok menikmati surplus perdagangan dari 34 miliar dolar

AS di tahun 2004, dan di tahun berikutnya mencapai 102 miliar dolar AS. Hal

tersebut merupakan cadangan devisa terbesar di dunia. Dalam tiga dekade sejak

reformasi ekonomi tahun 1978, Produk Domestik Bruto (PDB) Tiongkok

meningkat dari 1% sampai lebih dari 5% dari total dunia.32

Pada 2009, runtuhnya pasar ekspor internasional disertai dengan krisis

keuangan global yang menghantam Tiongkok, tidak mematahkan semangat

Tiongkok untuk mensejahterakan perekonomian negaranya. Dengan cepatnya,

Tiongkok lahir kembali mengejar ketertinggalan perekonomiannya dengan

negara-negara sekitar. Hal itu terbukti, pada Februari 2011 Tiongkok secara resmi

31

Chi Kwan Mark, China and the World Since 1945 an International History, London and

New York: Routledge Taylor and Francis Group tahun 2012, hal 123 32

Ibid, hal 124

Page 37: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

23

melampaui Jepang menjadi negara dengan perekonomian terbesar kedua di

dunia.33

Walaupun dikategorikan sebagai negara berkembang, saat ini Tiongkok

bermetamorfosis menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia,

setelah sebelumnya mengalami stagnasi selama lebih dari dua periode di bawah

kepemimpinan Mao Zedong. Gambar di bawah ini menjelaskan bahwa dari tahun

1979 sampai tahun 2015 pertumbuhan PDB Tiongkok mengalami fluktuatif.

Presentase perolehan PDB Tiongkok tertinggi yaitu pada tahun 1984 sebesar

15,2%, dan mencapai titik terendahnya yaitu pada tahun 1990 hanya mencapai

3,8% akibat adanya peristiwa pembantaian Tiannanmen Square.34

Namun, di tahun berikutnya pada tahun 1991, dengan cepatnya Tiongkok

dapat bangkit kembali mengejar ketertinggalannya terlihat kenaikan yang cukup

drastis mencapai 9,2%. Kemudian, jika kita melihat beberapa tahun terakhir, PDB

Tiongkok setiap tahunnya mengalami penurunan secara bertahap dari 10,4% di

tahun 2010, 9,3% di tahun 2011 sampai pada tahun 2015 hanya memperoleh 6,9%

saja. Secara keseluruhan, rata-rata PDB riil Tiongkok dari tahun 1979-2015 yaitu

sebesar 9,6%.

33

China Profile-full overview, tersedia di http://www.bbc.com/news/world-asia-pacific-

13017879, diakses pada 23 Januari 2017 pukul 19:17 WIB 34

Arthur Gideon, Pertumbuhan PDB China di 2014 terendah dalam 24 tahun terakhir,

tersedia di http://bisnis.liputan6.com/read/2163453/pertumbuhan-pdb-china-di-2014-terendah-

dalam-24-tahun-terakhir, diakses pada 23 Januari 2017 pukul 19:50 WIB

Page 38: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

24

Gambar II.1 PDB Riil Tiongkok tahun 1979 - 201535

Sumber: World Economic Outlook

B. Ambisi Tiongkok dalam menguasai Ekonomi Dunia

Memasuki abad ke-21 ini menandai momen dimana Tiongkok mulai

menunjukan taringnya di kancah dunia internasional. Sebelumnya, mungkin

kebanyakan orang menganggap bahwa Tiongkok hanyalah sebuah negeri yang

jauh letaknya dan hanya segelintir orang yang tahu eksistensi negara tersebut.

Akan tetapi sekarang, hanya dalam hitungan tahun, pengaruhnya sangat terasa dan

juga mudah dikenali, bukan hanya deretan angka statistik atau bidang khusus para

pembuat kebijakan, melainkan secara dramatis mempengaruhi kesadaran populer

35

Real GDP Growth, International Monetary Fund, tersedia di

http://www.imf.org/external/datamapper/NGDP_RPCH@WEO/CHN?year=2015, diakses pada 23

Januari 2017 pukul 21:21 WIB

7,6 7,9

5,3

9

10,9

15,2

13,5

8,9

11,6

11,3

4,1 3,8

9,2

14,2

13,9 13,1

10,9 10

9,3

7,8 7,6

8,4 8,3 9,1

10 10,1

11,3

12,7

14,2

9,6 9,2

10,4

9,3

7,8 7,8

7,3 6,9

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Page 39: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

25

diseluruh dunia. Banyak kita jumpai artikel-artikel surat kabar dan acara-acara

televisi yang membahas mengenai Tiongkok.36

Ada dua faktor pendorong utama terjadinya peristiwa global pengetahuan

tentang Tiongkok yaitu pertama, ketika Tiongkok memantapkan dirinya sebagai

pabrik dunia, dimana banyak barang-barang bertuliskan “made in China” mulai

membanjiri pasar global, dari Wal-Mart di Amerika Serikat sampai Jusco di

Jepang, dengan cepatnya memangkas harga berbagai macam barang-barang

konsumen, yang kemudian menciptakan fenomena baru yang dikenal dengan

sebutan “harga China”. Karena memang harganya terbilang murah dibandingkan

dengan harga pasaran pada umumnya. Kedua yaitu laju pertumbuhan dua digit

Tiongkok yang memicu meningkatnya permintaan bagi komoditas-komoditas

dunia, yang efeknya terbalik dan ketetapan harga di beberapa komoditas, salah

satunya minyak. Kecuali bagi negara besar penghasil komoditas, hal ini akan

menimbulkan rasa khawatir, menguatkan suatu persepsi bahwa munculnya

kebangkitan Tiongkok akan membawa pengaruh negatif.37

Seiring berjalannya waktu, Tiongkok yang semula menutup diri dari dunia

perdagangan internasional mulai tertarik untuk bergabung menjadi anggota World

Trade Organization (WTO). Dan pada 11 Desember 2001 merupakan peristiwa

bersejarah bagi perkembangan ekonomi Tiongkok, karena Tiongkok resmi

menjadi negara anggota WTO dan diakui oleh dunia.38

36

Martin Jacques, When China Rules the World, terj. Noor Cholis & Jarot Sumarwoto,

(Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2011), hal. 355 37

Ibid 38

Accessions China, tersedia di

https://www.wto.org/english/thewto_e/acc_e/a1_chine_e.htm , diakses pada 4 Febuari 2017 pukul

14: 01 WIB

Page 40: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

26

Ada beberapa alasan yang memicu Tiongkok untuk bergabung menjadi

anggota WTO. Pertama, para pendukung liberalisasi melihatnya sebagai upaya

untuk tetap menjaga reformasi yang sudah berjalan. Sebagai contoh yaitu pasca

reformasi sejak pertengahan 1980-an, banyak rencana yang dibuat oleh

pemerintah Tiongkok untuk merestrukturisasi dan merevitalisasi BUMN, akan

tetapi ternyata perkembangannya tidak begitu pesat. Kedua, pemerintah Tiongkok

menginginkan Tiongkok ikut berperan menjadi bagian dari perkembangan

ekonomi di abad 21 ini. Yang nantinya menimbulkan kesadaran pada masyarakat

internasional bahwa akan lebih mudah jika Tiongkok menjadi partner dalam

sistem ekonomi internasional yang mencakup perlindungan hak kekayaan

intelektual. Keanggotaan Tiongkok dalam WTO juga diharapkan dapat menari

lebih banyak investasi asing yang nantinya dapat meningkatkan kemapuan

Tiongkok itu sendiri dalam hal pengembangan tekhnologi.

Ketiga yaitu mengenai ekspor. Ekspor Tiongkok mengalami peningkatan

secara substansial selama periode reformasi, membantu Tiongkok memperoleh

devisa untuk kebutuhan impor dan memacu pertumbuhan melalui permintaan.

Keempat dari segi politik, perwakilan Tiongkok akan memiliki pengaruh dalam

membuat aturan dalam perdagangan internasional serta dapat menimbang

terhadap isu-isu yang menyangkut mereka.39

Setelah 10 tahun aksesi Tiongkok ke WTO, menurut Yi Xiaozhun selaku

perwakilan tetap Tiongkok di WTO, banyak perubahan yang terjadi dalam

struktur ekonomi dan perdagangan, tidak hanya dalam segi pembangunan

39

Penelope B. Prime, “China Joins the WTO: How, Why, and What now?”, Journal of

Bussiness Economics Vol. XXXVII No.2, April 2002, hal. 5-6

Page 41: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

27

ekonomi tetapi juga mempercepat integrasi ke dalam ekonomi dunia dan sistem

perdagangan global. Pertama, pembukaan pasar Tiongkok meningkatkan

pembangunan ekonomi baik Tiongkok maupun dunia. Kedua, bergabungnya

Tiongkok ke WTO memberi kesempatan bagi Tiongkok untuk mempercepat

pembangunan ekonomi dan memperoleh pasar global yang luas dan stabil untuk

poduk dan layanannya.

Hal itu yang menyebabkan ekspor Tiongkok berada di peringkat pertama di

dunia dan menjadikan Tiongkok negara pengekspor terbesar produk industri.

Ketiga, kebijakan mengenai perdagangan menjadi dasar yang penting terhadap

perundang-undangan Tiongkok. Dalam rangka untuk membantu perusahaan

Tiongkok agar dapat terjun ke dalam pasar global dan memperoleh pangsa pasar

mereka, memahami aturan perdagangan internasional dan hukum telah berubah

menjadi dasar penting bagi undang-undang Tiongkok di berbagai tingkatan.

Bahkan ada survei yang dilakukan oleh Martin Jacques, seorang penulis dan

pengamat di bidang HI, mengenai kebangkitan ekonomi Tiongkok yang

kemungkinan akan terwujud beberapa tahun ke depan.

Page 42: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

28

Tabel II.1

Survei kemungkinan Tiongkok menggantikan AS sebagai kekuatan dunia40

Negara

Akan terjadi dalam..

(Angka dalam persen) Tidak dapat

digantikan

Tidak

tahu 10 tahun 20 tahun 50 tahun

India 32 24 9 24 12

Amerika Serikat 11 22 10 47 9

Rusia 10 17 13 45 15

Jepang 7 19 13 59 3

Tiongkok 4 13 20 34 29

Sumber: Martin Jacques, When China Rules The World

Tabel di atas menjelaskan mengenai anggapan masyarakat dari beberapa

negara tentang kemungkinan Tiongkok menjadi negara superpower menggantikan

AS dalam beberapa dekade. Dari ke-5 negara tersebut, hanya India yang percaya

bahwa nantinya dalam 10 tahun ke depan Tiongkok dapat menggantikan dominasi

AS dengan presentasi suara sebanyak 32%. Sedangkan mayoritas masyarakat A

Rusia dan Jepang merasa bahwa AS tetaplah satu-satunya negara adidaya tidak

dapat digantikan oleh Tiongkok. Bahkan, masyarakat Tiongkok sendiri tidak

yakin bahwa negaranya akan menggantikan dominasi AS. Hal tersebut terbukti

presentasi tertinggi yaitu sebesar 34% berada pada kolom “Tidak dapat

menggantikan”.

40

Martin Jacques, Ketika China Menguasai Dunia, Terj. When China Rules The World,

(Jakarta: Kompas, 2011), hal 405

Page 43: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

29

Tabel II.2 Survei Tingkat Keoptimisan Pribadi (Nov. 2005)

Negara Optimis Tidak ada

perubahan Pesimis Tidak tahu

Tiongkok 76 14 6 5

India 75 15 3 7

Amerika Serikat 48 29 12 11

Turki 48 20 16 16

Rusia 45 22 16 17

Pakistan 40 15 9 36

Sumber: Martin Jacques, When China Rules The World

Terdapat sebuah kesepakatan yang hampir mendunia yaitu bahwa

perekonomian Tiongkok akan menyamai perekonomian AS, bahkan lebih besar

daripada AS. Dalam sebuah laporan tahun 2007, menurut Goldman Sachs

memperkirakan bahwa PDB Tiongkok dalam dollar AS, akan lebih unggul dari

PDB AS di tahun 2027 dan menjadi yag terbesar. Dapat dilihat pada tabel II.2

berbeda dengan tabel II.1 yang mana masyarakat Tiongkok pesimis bahwa

Tiongkok dapat menggantikan kekuatan hegemoni AS, di sini masyarakat

Tiongkok sangat optimis melihat kemungkinan-kemungkinan apapun yang akan

terjadi di masa yang akan datang, melebihi optimisme bangsa manapun terhadap

negaranya, termasuk AS, dan hal tersebut terlihat dari perubahan-perubahan

standar hidup mereka selama tiga dasawarsa terakhir.41

41

Martin Jacques, Ketika China Menguasai Dunia, Terj. When China Rules The World,

(Jakarta: Kompas, 2011), hal 405

Page 44: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

30

C. Rivalitas Tiongkok dengan Amerika Serikat dalam Menguasai Dunia

Sejak tahun 1871, AS merupakan negara dengan perekonomian terbesar di

dunia. Akan tetapi peringkat tersebut sekarang berada dibawah ancaman

Tiongkok. Raksasa Asia tersebut sejak memulai reformasi pasar pada tahun 1978,

mengalami rata-rata pertumbuhan ekonomi yang meningkat sebesar 10% dan

berhasil mengangkat hampir setengah dari populasinya keluar dari kemiskinan.

Maka dari itu, Tiongkok menjadi negara dengan perekonomian peringkat ke-2.

Dilansir dari data IMF, pada tahun 2012, PDB Tiongkok mencapai sekitar $8,25

triliun. Di tahun yang sama total PDB AS yaitu sekitar $16 triliun dua kali lipat

dari total PDB Tiongkok.42

Pada Februari 2013, keunggulan Tiongkok dibandingkan dengan AS di

bidang ekonomi semakin terlihat ketika salah satu perusahaan Tiongkok menjadi

operator strategis Pelabuhan Gwadar yang terletak di dekat Selat Hormuz yang

merupakan pelabuhan paling sibuk jalur pelayaran minyak. Dalam usahanya

mengambil alih operasional perusahaan untuk meraih keuntungan, Tiongkok

menyimpan investasi sebesar US $250 juta yaitu dengan cara mengurangi ongkos

kirim barang dari Tiongkok ke Timur Tengah dan Afrika.akan tetapi, sikap

Tiongkok tersebut dapat diartikan juga sebagai bentuk peringatan kepada AS

bahwa geopolitik utama Tiongkok telah beralih ke Asia-Pasifik. Di waktu yang

bersamaan, AS juga meningkatkan kekuatan militernya di wilayah Filipina dan

Singapura. Lin Yifu, mantan kepala Ekonomi World Bank, selama 20 tahun

42

US vs China: Battle to be the largest economy in the world, Investopedia Staff, tersedia di

http://www.investopedia.com/articles/investing/032013/us-vs-china-battle-be-largest-economy-

world.asp, diakses pada 8 Februari 2017 pukul 19:12 WIB

Page 45: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

31

mendatang, perekonomian Tiongkok dapat tumbuh mencapai 8% pertahunnya

dengan syarat Tiongkok harus melakukan reformasi.43

Kemudian dalam memantau perkembangan prekonomian global, Presiden

Tiongkok, Xi Jinping, menganggap bahwa organisasi ekonomi internasional dan

keuangan internasional, harus move forward, agar mencerminkan perubahan

dalam tatanan internasional termasuk IMF dan World bank. Dengan kata lain,

mereka harus meningkatkan representasi dan memberikan hak suara bagi negara-

negara berkembang dalam sistem mereka.44

Karena Xi menganggap, organisasi-

organisasi tersebut hanya memperhatikan kepentingan nasional negara-negara

superpower seperti AS bukan kelompok.

Akhirnya, atas inisiatif Presiden Xi, terbentuklah Asian Infrastructure

Investment Bank (AIIB) pada tahun 2013. Tujuan dibentuknya AIIB sendiri yang

dipelopori oleh Tiongkok yaitu pertama, untuk mendukung konektivitas, integrasi,

dan meningkatkan daya saing antar negara-negara Asia. Kedua, membantu

menyediakan dana investasi untuk infrastruktur di Asia yang belum mampu di

realisasikan oleh organisasi multilateral lainnya.45

Hadirnya AIIB dalam dunia

internasional memunculkan reaksi pro dan kontra bagi masyarakat internasional.

AS sendiri awalnya melihat AIIB ini sebagai ancaman bagi perekomian

negaranya. Bahkan dia menyuruh sekutunya untuk tidak bergabung dalam AIIB.

43

Toni Ervianto, Cina lebih kuat dibanding Amerika Serikat, tersedia di

http://www.theglobal-

review.com/content_detail.php?lang=id&id=11964&type=111#.WJy259J97Mz, diakses pada

pukul 11.08 WIB 44

China’s Xi advocates new intl economic, financial rules, Xinhua, tersedia di

http://europe.chinadaily.com.cn/business/2015-10/14/content_22179999.htm, diakses pada pukul

11 Febuari 2017 pukul13:50 WIB 45

The signing of Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) Mou, tersedia di

http://www.kemenkeu.go.id/en/SP/signing-asian-infrastructure-investment-bank-aiib-mou,

diakses pada 11 Febuari 2017 pukul 15:53 WIB

Page 46: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

32

Terbukti Australia, Jepang, dan Indonesia tidak hadir pada saat acara peresmian

AIIB.46

46

S. R., The Economist explains Why China is creating a new “World Bank” for Asia,

tersedia di http://www.economist.com/blogs/economist-explains/2014/11/economist-explains-6,

diakses pada 11 Februari 2017 pukul 22:03 WIB

Page 47: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

BAB III

TRANS PACIFIC PARTNERSHIP

Tidak dapat dipungkiri di era globalisasi saat ini, setiap negara berlomba-

lomba untuk mempertahankan dan mensejahterakan perekonomian negaranya.

Salah satu upayanya yaitu dengan mengikuti sebuah perjanjian perdagangan bebas

(FTA) yang dilakukan antara suatu negara dengan negara lainnya. Terbentuknya

berbagai macam FTA ini merupakan akibat dari liberalisasi perdagangan yang

tidak dapat dihindari oleh semua negara sebagai anggota masyarakat

internasional. Yang pada akhirnya hal tersebut memicu terbentuknya kubu-kubu

FTA. FTA dapat dilakukan secara bilateral, hanya melibatkan dua negara saja,

misalnya Indonesia dengan India, AS dengan Singapura, dan sebagainya; dan

multilateral yang melibatkan banyak negara seperti ASEAN Free Trade Area

(AFTA), North America Free Trade Area (NAFTA), dan sebagainya.47

Pada bab ini akan membahas sebuah FTA yang paling fenomenal dan

kontroversial yang melibatkan negara-negara di kawasan Asia-Pasifik, dan

Amerika Latin yaitu Trans Pacific Partnership (TPP). Kemudian diakhir sub bab

akan dijelaskan pula sekilas tentang Regional Comprehensive Economic

Partnership (RCEP) dan perbedaannya dengan TPP.

47

Kementerian Keuangan, Free Trade Agreements (FTA) dan Economic Partnership

Agreements (EPA), dan Pengaruhnya terhadap Arus Perdagangan dan Investasi dengan Negara

Mitra, Jakarta: Kementerian Keuangan, 2012

Page 48: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

A. Awal terbentuknya Trans Pacific Partnership

Trans Pacific Partnership (TPP) merupakan pakta kesepakatan perdagangan

bebas yang bertujuan untuk memperluas lebih lanjut arus barang, jasa, dan modal

lintas batas. TPP ialah sebuah perjanjian perdagangan yang merupakan inisiatif

kebijakan perdagangan Pemerintahan Obama. Hadirnya TPP merupakan sebuah

upaya untuk membuat suatu kesepakatan perdagangan yang mengambil pada

beberapa praktek yang belum dibahas oleh perjanjian perdagangan yang ada. TPP

juga fokus terhadap penanaman keuntungan yang datang dari integrasi ekonomi

internasional yang lebih besar. Munculnya TPP juga merupakan sebuah upaya

untuk memperluas sistem berbasis aturan perdagangan internasional untuk

menanggapi serangkaian tantangan baru.48

TPP merupakan kelanjutan dari perjanjian perdagangan Trans Pacific

Strategic Economic Partnership Agreement (TPSEPA). TPSEPA sendiri hadir

disela-sela puncak forum Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) pada tahun

2002. Yang pada saat itu hanya melibatkan tiga negara yaitu Selandia Baru, Chili,

dan Singapura atau lebih dikenal dengan julukan Pacific Three (P-3). Kemudian

pada tahun 2005, TPP (pada periode ini masih menggunakan nama TPSEPA)

ditandatangani oleh empat negara pelopor utama yaitu negara-negara P-3 tadi

ditambah dengan bergabungnya Brunei Darussalam ke dalam TPP yang

48

William Krist edited with an introduction by Kent Hughes, Negotiations for a Trans-

Pacific Partnership Agreement, (Washington DC: Wilson Center, 2012), hal. 5

Page 49: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

selanjutnya lebih dikenal sebagai Pacific Four (P-4). TPP sendiri mulai aktif di

berlakukan pada tahun 2006.49

Barulah pada Februari 2008, Presiden Bush, yang pada saat itu masih

menjabat sebagai presiden AS, menyatakan bahwa AS akan bergabung ke dalam

TPP. Salah satu alasan utamanya, dikutip dari Laporan Tahunan 2008 Presiden

AS pada program perjanjian perdagangan, yaitu:

“Dengan bergabungnya AS dalam TPP diharapkan dapat memposisikan

perekonomian AS lebih baik lagi agar dapat bersaing di kawasan Asia-Pasifik.

Hal tersebut dilihat dari perkembangan Perjanjian Perdagangan Preferensial antara

pesaing AS serta pengembangan terhadap beberapa inisiatif integrasi ekonomi

regional yang bersaing dengan melarang AS masuk di dalamnya.” Terlepas dari

pertimbangan ekonomi, ada juga kekhawatiran geopolitik, terutama berkaitan

dengan berkembangnya kekuasaan dan pengaruh Tiomgkok di dunia, sesuatunya

menjadi lebih jelas dengan adanya pemberitahuan kebijakan Pemerintahan Obama

dibidang militer dan diplomatik yakni “Asia pivot” atau “rebalancing toward

Asia”.50

Setelah AS menyatakan minatnya untuk bergabung ke dalam TPP, yang

kemudian semakin diperkuat dengan adanya pernyataan resmi dari Perwakilan

Dagang AS Susan C. Schwab pada bulan September 2008,51

barulah satu persatu

49

T. Rajamoorthy, The Origins and Evolution oh the Trans Pacific Partnership, tersedia di

http://www.globalresearch.ca/the-origins-and-evolution-of-the-trans-pacific-partnership-

tpp/5357495, diakses pada tanggal 5 November 2016 pukul 6.00 WIB 50

Ibid 51

Schwab statement launch US negotiations join Trans Pacific Strategic Economic

Partnership Agreement, tersedia di https://ustr.gov/schwab-statement-launch-us-negotiations-join-

trans-pacific-strategic-economic-partnership-agreement, disakses pada 19 Desember 2016 pukul

22.00 WIB

Page 50: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

negara sekutu mulai melirik perjanjian perdagangan ini. Di tahun yang sama,

Australia, Peru dan Vietnam menyatakan niatnya untuk bergabung ke dalam TPP

mengikuti jejak AS yang sudah lebih dulu mengumumkan niatnya untuk

berpartisipasi dalam perjanjian tersebut.

Kemudian pada tahun 2010, Malaysia pun menyatakan keinginannya untuk

bergabung menjadi anggota TPP dengan harapan Malaysia dapat berperan aktif

dalam integrasi ekonomi yang lebih besar di kawasan Asia-Pasifik. Hal tersebut

langsung disambut baik oleh negara anggota TPP.52

Kemudian pada bulan Juni

2016, Meksiko53

dan Kanada54

resmi bergabung menjadi anggota TPP. Dimana

keduanya merupakan mitra dagang terbesar bagi Selandia Baru di Amerika Latin,

Kanada yang berada di peringkat ke-17 dengan total perdagangan senilai NZ $ 1.2

milyar pada bulan Maret 2012 dan Meksiko berada di peringkat ke-27 dengan

total perdagangan senilai NZ $ 636 juta hingga akhir tahun 2011. Anggota

terakhir yang bergabung dalam TPP dan salah satu yang paling ditunggu-tunggu

juga yaitu Jepang. Pada bulan Maret 2013, Jepang menyatakan ketertarikannya

untuk bergabung menjadi bagian dalam perjanjian perdagangan tersebut setelah

melakukan konsultasi dengan Pemerintah AS. Selang empat bulan setelah

52

Mangaleswari Arjunan, Malaysia’s Free Trades Agreement, tersedia di

http://fta.miti.gov.my/index.php/pages/view/246, diakses pada 20 Desember 2016 pukul 9:00 WIB 53

Mexico join Trans Pacific Partnership negotiations, Tim Groser Trade, tersedia di

https://www.beehive.govt.nz/release/mexico-joins-trans-pacific-partnership-negotiations, diakses

pada 19 Desember 2016 pukul 22:20 WIB 54

Canada join Trans Pacific Partnership negotiations, Tim Groser Trade, tersedia di

https://www.beehive.govt.nz/release/canada-joins-trans-pacific-partnership-negotiations, diakses

pada 19 Desember 2016 pukul 22:24 WIB

Page 51: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

menyatakan ketertarikannya untuk bergabung dalam TPP, akhirnya pada bulan

Juli 2016 Jepang resmi bergabung menjadi anggota TPP.55

Kemudian pada 4 Februari 2016, TPP resmi ditandatangani oleh 12 negara

anggotanya di Selandia Baru. Selain itu juga TPP merupakan kesepakatan

perjanjian perdagangan yang paling komprehensif yang pernah dinegosiasikan

antara negara maju dan berkembang.56

Menurut United State Trade

Representative (USTR), TPP merupakan sebuah perjanjian perdagangan “yang

komprehensif dan berstandar tinggi” yang khusus dirancang untuk menghilangkan

dan mengurangi hambatan perdagangan serta untuk membangun dan memperluas

aturan dan disiplin dari sistem perdagangan antar negara anggota TPP. Jika benar-

benar diaplikasikan, nantinya TPP akan menjadi perjanjian perdagangan terbesar

dengan nilai perdagangan sekitar 40% dari PDB dunia dan berfungsi untuk

mengintegrasikan AS di kawasan Asia-Pasifik yang dinamis. Sebagai sebuah

“Kesepakatan Hidup”, TPP memiliki potensi untuk bernegoisasi dengan aturan

baru dan memperluas keanggotaannya.57

B. Isi Perjanjian Trans Pacific Partnership

Pada abad ke dua puluh satu ini, TPP dianggap sebagai kesepakatan

perdagangan yang penting dan berstandar tinggi. Karena hadirnya TPP akan

meningkatkan perdagangan dan investasi, mempromosikan inovasi, pertumbuhan

55

Joshua P. Meltzer, The Trans-Pacific Partnership Agreement the Environment and

Climate Change, 2014 56

Jeffrey J. Schott, Cathleem Cimino-Isaacs, and Euijin Jung, Implications of the Trans

Pacific Partnership for the World Trading System, July 2016, PIIE (Peterson Institute for

International Economics) 57

Ibid

Page 52: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

ekonomi dan pembangunan, serta mendukung penciptaan lapangan pekerjaan

antar negara-negara anggotanya. Secara garis besar, TPP memiliki lima fitur

utama yang menjelaskan adanya penetapan standar baru untuk perdagangan

global. Berikut adalah garis besar perjanjian TPP yang telah disepakati oleh

negara angota TPP di Honolulu, Hawaii pada 12 November 2011:58

Pertama, akses pasar yang komprehensif. Fitur ini bertujuan untuk

menghilangkan atau mengurangi tarif dan hambatan non tarif di substansial baik

perdagangan barang maupun jasa, sehingga menciptakan peluang baru serta

keuntungan dalam bisnis, pekerja, dan konsumen di negara-negara anggota.

Kedua, pendekatan regional terhadap komitmen. Fitur ini bertujuan untuk

memfasilitasi pengembangan produksi dan rantai pasokan antar negara anggota

TPP, perdagangan berjalan dengan lancar, meningkatkan efisiensi dan mendukung

tujuan untuk menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan standar hidup,

meningkatkan upaya konservasi, memfasilitasi integrasi lintas-batas, serta

membuka domestik pasar.59

Fitur yang ketiga yaitu dalam menghadapi tantangan perdagangan baru. TPP

diantisipasi untuk mempromosikan inovasi, produktivitas dan daya saing dengan

isu-isu baru, termasuk pengambangan ekonomi digital dan peran BUMN dalam

perekonomian global. Keempat yaitu TPP diisukan sebagai perdagangan inklusif

karena mencakup unsur-unsur baru yang berupaya untuk memastikan bahwa

ekonomi di semua tingkat pembangunan dan bisnis dari semua kalangan

mendapatkan keuntungan dari perdagangan. Kelima yaitu TPP merupakan sebuah

58

Outlines of TPP, tersedia di https://ustr.gov/tpp/outlines-of-TPP, diakses pada tanggal 10

November 2016 pukul 1.00 WIB 59

Ibid

Page 53: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

kesepakatan hidup. Fitur ini bertujuan untuk mengaktifkan serta memperbarui

perjanjian yang ada untuk mengatasi masalah perdagangan yang muncul di masa

yang akan datang. Dan juga TPP akan menjadi platform untuk integrasi ekonomi

regional dan dirancang untuk memasukkan ekonomi tambahan di seluruh wilayah

Asia-Pasifik.60

Isi perjanjian TPP mencakup 30 bab yang meliputi isu-isu terkait

perdagangan, Sanitary and Phytosanitary measures (SPS), hambatan teknis

perdagangan, perdagangan obat-obatan, investasi, jasa, perdagangan elektronik,

investasi, BUMN, hak kekayaan intelektual dan masih banyak lagi61

. Adapun lima

diantaranya yaitu:

1. Competition

Bab ini melarang anti-kompetitif bisnis untuk berkembang dan tindakan

atau aktifitas perdagangan yang bersifat penipuan yang membahayakan

konsumen. Karena semua anggota mempunyai kepentingan yang sama dalam

memastikan tersedianya sebuah kerangka dalam menciptakan kompetisi yang adil

dalam kawasan melalui penerapan sejumlah aturan yang menetapkan rezim

hukum dari TPP.

2. State Owned Enterprises

Bab ini menjelaskan mengenai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dimana

semua anggota TPP memiliki BUMN yang memiliki peran penting dalam

menyedaikan layanan publik dan aktifitas lain. Namun, TPP menyadari manfaat

60

Ibid 61

Summary of The Trans Pacific Partnership, tersedia di https://ustr.gov/about-us/policy-

offices/press-office/press-releases/2015/october/summary-trans-pacific-partnership, diakses pada

tanggal 15 November 2016 pukul 6:25 WIB

Page 54: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

dari kesepakatan atas kerangka aturan BUMN. Dalam bab ini mencakup seluruh

BUMN yang secara prinsip terlibat dalam aktifitas perdagangan. TPP sepakat

untuk menjamin bahwa seluruh BUMN menciptakan daya beli perdagangan dan

penjualan atas dasar pertimbangan komersial, kecuali seiring berjalannya waktu

terdapat inkonsistensi pada setiap mandat dimana BUMN tersebut beroperasi

dengan merekomendasikan untuk menyediakan layanan publik.

3. Labour

Bab ini menjelaskan tentang kesepakatan anggota TPP untuk melaksanakan

serta mempertahankan hukum dan praktik dari hak fundamental terhadap buruh

yang telah diakui pada deklarasi International Labour Organization (ILO) 1998.

Perlu diketahui bahwa seluruh negara yang bergabung TPP merupakan anggota

ILO dan menyadari pentingnya mendukung hak buruh yang diakui secara

international. Isi perjajian ILO 1998 sendiri yaitu membahas tentang kebebasan

untuk berasosiasi dan hak berunding bersama, penghapusan buruh paksa,

pelarangan buruh anak-anak, dan penghilangan diskriminasi pekerjaan.

4. Transparency and Anti Corruption

Bab ini menjelaskan mengenai transparansi dan anti korupsi sesama anggota

TPP yaitu dengan memperkuat good governance dan menyelesaikan efek negatif

yang ditimbulkan dari penyuapan dan korupsi yang terjadi di bidang ekonomi.

Dijelaskan bahwa semua pihak yang terlibat dalam TPP butuh untuk menjamin

bahwa hukuman yang ada, regulasi dan administrasi dari penerapan umum yang

dimiliki oleh TPP harus diketahui publik, bahkan pada level tertentu, jika

memungkinkan seluruh regulasi yang memberikan dampak pada perdagangan dan

Page 55: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

investasi harus memiliki pembertahuan dan ruang diskusi. Semua negara anggota

TPP juga sepakat untuk menerapkan atau mempertahankan hukum dengan

kriminalisasi terhadap segala tindakan korupsi.

5. Dispute Settlement/ISDS

Bab ini menjelaskan tentang penyelesaian sengketa. Memiliki tujuan untuk

memperbolehkan setiap pihak untuk secara cepat mengambil keputusan atau

solusi berdasarkan implementasi TPP. Dalam menyelesaikan sengketa, Negara

anggota TPP akan mencoba berbagai cara seperti kerja sama dan konsultasi atau

mendorong penggunaan resolusi alternatif penyelesaian sengketa secara baik.

Namun apabila gagal, maka TPP akan menjadi tujuan untuk menciptakan resolusi

secara objektif dan terbuka.

C. Trans Pacific Partnership dan Regional Comprehensive Economic

Partnership

Tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran TPP menuai banyak perhatian

masyarakat internasional, karena perjanjian tersebut diperkirakan akan menjadi

perjanjian perdagangan terbesar di Asia-Pasifik dikarenakan anggotanya terdiri

dari negara-negara maju dan berkembang. Banyak pengamat yang menilai bahwa

kehadiran TPP merupakan sebuah bentuk ketakutan AS terhadap usaha Tiongkok

untuk mendominasi perekonomian dunia.

Menurut Wen Jin Yuan, TPP akan bersaing dengan FTA yang ada di Asia,

yang nantinya dikhawatirkan akan menimbulkan tantangan baru bagi kesatuan

ekonomi negara-negara ASEAN. Karena beberapa dari anggota TPP merupakan

Page 56: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

anggota ASEAN juga, yang mana negara anggota ASEAN sendiri juga tergabung

dalam Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).62

Lihat pada

diagram 3.1 dimana Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Vietnam, Jepang,

Australia, dan Selandia Baru merupakan negara aggota TPP dan RCEP. Dengan

bergabungnya negara tersebut ke dalam dua negosiasi tersebut dikhawatirkan akan

menghambat kinerja para anggota dalam menjalankan kebijakan-kebijakan yang

telah disepakati dalam masing-masing negosiasi tersebut.

Gambar III.1: Daftar negara anggota TPP dan RCEP maupun

keduanya63

Sumber: BRICS Bussiness Council

62

Adrian H. Hearn and Margaret Myers, China and the TPP: Asia Pasific Integration or

Disintegration, China and Latin America Report, (The Dialogues, July 2015), hal. 7 63

Alyssa Ayres, Where’s India on the Trans Pacific Partnership, tersedia di

http://www.brics-info.org/wheres-india-on-the-trans-pacific-partnership/, diakses pada tanggal 15

November 2016 pukul 7:41 WIB

TPP

RCEP

Singapura

Malaysia

Brunei D.

Vietnam

Australia

Selandia Baru

Jepang

Indonesia Laos

Filipina

Thailand

Myanmar

Kamboja

Tiongkok

India Korea Selatan

Kanada

Chili

Peru

Meksiko

Amerika Serikat

Page 57: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

RCEP merupakan sebuah perjanjian perdagangan yang melibatkan 10

negara anggota ASEAN yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina,

Brunei, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja beserta mitra FTAnya yaitu

Australia, Tiongkok, India, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru atau biasa

disebut ASEAN+6. Dikatakan bahwa ke 16 negara anggota RCEP mewakili tiga

milyar populasi dunia, memiliki PDB gabungan sekitar US $ 22.7 triliyun, dan

menyumbang hampir 30% dari perdagangan global. Kehadiran RCEP ini

diharapkan dapat menjadi perjanjian perdagangan yang modern, komprehensif,

berkualitas tinggi, serta menjadi mitra dagang yang saling menguntungkan.64

Awal terbentuknya RCEP yaitu berawal dari usulan Tiongkok dan Jepang

untuk membentuk suatu kerjasama perdagangan di kawasan Asia Timur pada

Agustus 2011. Mereka mengusulkan untuk membentuk sebuah Working Groups

untuk menutupi topik mengenai perdagangan barang, jasa, dan investasi. Untuk

keanggotaannya sendiri jelas hanya untuk negara anggota ASEAN dan mitra

FTAnya, dan ASEAN akan memegang sepenuhnya terkait kerjasama

perdagangan ini.65

Kemudian pada KTT ke-19 di Bali pada tanggal 17 November 2011

ASEAN memutuskan untuk mengesahkan RCEP. KTT Asia Timur (EAS) yang

diadakan 2 hari kemudian, hanya “mencatat” keputusan ASEAN. Pada bulan

Agustus 2012, untuk pertama kalinya diadakan konsultasi antara Menteri

64

Regional Comprehensive Economic Partnership, tersedia di

http://www.asean.org/storage/images/2015/October/outreach-document/Edited RCEP.pdf, diakses

pada tanggal 8 Desember 2016 pukul 16.07 WIB 65

Shintaro Hamanaka, Trans Pacific Partnership versus Comprehensive Economic

Partnership: Control of Membership dan Agenda Setting. Asian Development Bank, Desember

2014, Hal 11

Page 58: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

Ekonomi ASEAN dan mitra FTANya. Ini merupakan peristiwa bersejarah karena

untuk pertama kalinya pertemuan tingkat menteri yang hanya terdiri dari negara-

negara anggota ASEAN dan mitra FTAnya, tidak termasuk Amerika Serikat.

Barulah pada bulan November 2012, secara resmi ASEAN+6 meluncurkan

kerjasama RCEP.66

Banyak yang beranggapan bahwa TPP dan RCEP merupakan perjanjian

perdagangan yang saling bersaingan. TPP yang dipelopori oleh AS sedangkan

RCEP di pelopori oleh Tiongkok dimana keduanya merupakan negara dengan

perekonomian terbesar. Padahal, TPP dan RCEP memiliki pola kerja yang

berbeda, terutama pada isu-isu seperti government procurement, hak kekayaan

intelektual, investasi, kompetisi, dan liberalisasi terhadap hambatan tarif dan non

tarif. Perbedaan tersebut bukan karena kesengajaan, karena TPP fokus pada

perluasan akses pasar untuk sektor terkemuka, sedangkan RCEP fokus pada

perdagangan barang, jasa, dan invetasi yang konsisten pada keunggulan

komparatif mereka.67

Untuk lebih jelasnya berikut adalah tabel perbandingan

antara TPP dan RCEP68

:

Tabel III.1 Perbandingan Tujuan negosiasi TPP dan RCEP

Isu TPP RCEP

Akses pasar untuk

barang - Menghapus hambatan tarif dan

non tarif dengan signifikansi WTO

dan komitmen

- Negosiasi akses pasar dan

- Komprehensif dan

berstandar tinggi pada

liberalisasi tarif

66

Ibid 67

Peter A. Petri, Michael G. Plummer and Fan Zhai, The TPP China and The FTAAP: The

Case for Convergence, 19 May 2014, Hal. 5 68

Peter A. Petri and Ali Abdul-Raheem, Can RCEP and the TPP be pathways to FTAAP?,

To appear as Chapter 2 in: Pacific Economic Cooperation Council - State of the Region, Oktober

2014

Page 59: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

memfasilitasi perdagangan

terhadap tekstil dan pakaian jadi

Fasilitas Perdagangan - Dapat diprediksi, transparan dan

prosedur kepabeaan cepat

- Membangun komitmen WTO

pada sanitary and phytosanitary

measures (SPS) dan technical

barriers to trade (TBT)

- Memfasilitasi rantai nilai

regional

- Memfasilitasi serta

meningkatkan investasi dan

perdagangan

- Memfasilitasi rantai nilai

global dan regional

Jasa - Besifat adil, terbuka, dan pasar

terbuka untuk jasa lintas batas,

- Membuka perdagangan dan

investasi dalam jasa keuangan, e-

commerce, dan telekomunikasi

- Menghilangkan ukuran

pembatasan dan diskriminatif

dalam perdagangan jasa

- Membangun komitmen yang

dibuat anggota RCEP dibawah

WTO, ASEAN dan mitra

FTA-nya

- Menegosiasikan pada semua

sektor dan mode pasokan

Investasi - Akses liberal liberal untuk

investasi dan perlindungan hukum

bagi investor

- Cepat, adil, dan transparan

dalam ISDS

- Rezim yang liberal,

fasilitatif, dan investasi yang

kompetitif

- Negosiasi pada promosi,

perlindungan, fasilitasi, dan

liberalisasi

Kompetisi - Mempromosikan, lingkungan

bisnis yang kompetitif,

perlingungan terhadap konsumen,

memastikan tingkat lapangan

bermain

- Pembentukan dan pemeliharaan

undang-undang persaingan dan

otoritas, keadilan, tranparansi,

perlindungan konsumen, dan hak

pribadi

- Mempromosikan kompetisi,

efisiensi perekonomian,

kesejahteraan konsumen, dan

membatasi praktek anti-

kompetitif

- Memahami perbedaan

kapasitas dalam kebijakan

kompetitif di RCEP

Hak Kekayaan

Intelektual - Memastikan hak kekayaan

intelektual berjalan efektif dan

seimbang

- Memperkuat dan memperluas

WTO TRIPS

- Mengcover trademarks, indikasi

geografis, copyrights, hak paten,

trade secrets, dan eksklusivitas

data

- Mengcover HAKI penegakan

hukum, sumber daya, genetik dan

pengetahuan tradisional

- Mengurangi hak kekayaan

intelektual hambatan pada

investasi dan perdagangan

- Mempromosikan kerjasama

dalam pemanfaatan,

perlindungan dan penegakan

HAKI

Dispute Resolution - Aturan yang jelas dan efektif

untuk menyelesaikan sengketa

- Proses yang efektif, efisien,

dan transparan untuk

berkonsultasi dan resolusi

sengketa

Page 60: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

Kerjasama - Fokus pada kebutuhan

pengembangan perekonomian

anggota dalam

mengimplementasikan high

standard provisions

- Menetapkan mekanisme

kelembagaan untuk kerjasama dan

kapasitas bangunan

- Membangun suatu

perjanjian kerjasama antara

ASEAN dan mitra dialog

- Foku pada kesenjangan

dalam RCEP dan

memaksimalkan keuntungan

sesama anggota

Aksesi

X - Mitra FTA ASEAN dapat

bergabung dalam negosiasi

atas persetujuan anggota

RCEP

- Klausul aksesi

memungkinkan mitra FTA

ASEAN untuk bergabung

pada RCEP

Lingkungan - Tantangan terhadap perdagangan

dan lingkungan

- Membahas mengenai perikanan

laut, kenservasi, keanekaragaman

hayati, perubahan iklim, serta

barang dan jasa lingkungan

X

Pengadaan barang dan

jasa oleh pemerintah - Memastikan proses government

procurement berjalan dengan adil,

transparan, dan non-diskriminatif

- Cakupannya setara dengan

semua ekonomi

X

Buruh - Perlindungan terhadap hak-hak

buruh serta memastikan kerjasama,

koordinasi dan dialog

X

Sumber: Peter A. Petri, Can RCEP and the TPP be pathways to FTAAP?,

2014

Dapat kita lihat bahwa cakupan isi negosiasi TPP lebih luas dibanding

RCEP itu terlihat pada beberapa isu seperti lingkungan, buruh, dan government

procurement. Karena cakupannya yang luas dan memiliki standar negosiasi yang

tinggi, TPP memicu kontroversi di berbagai negara. Munculnya bab-bab dalam

TPP mencerminkan struktur ekonomi yang beragam dan tata kelola anggotanya

dan rasa interdependensi tingkat tinggi bagi anggotanya.

Page 61: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

47

BAB IV

ANALISA KETIDAK IKUT SERTAAN TIONGKOK DALAM TRANS

PACIFIC

Bab IV merupakan inti dari skripsi ini yang akan menjawab pertanyaan

penelitian pada Bab I mengenai alasan Tiongkok yang tak kunjung bergabung

dalam perjanjian TPP. Setelah sebelumnya membahas mengenai pertumbuhan

ekonomi Tiongkok dari tahun ke tahun serta pembahasan singkat mengenai

sejarah terbentuknya negosiasi TPP, isi perjanjian dan tujuan dibentuknya TPP.

Maka pada bab ini, akan dijelaskan lebih mendetail alasan Tiongkok tersebut

dengan melampirkan data-data dan teori yang menggambarkan sikap Tiongkok

tersebut.

A. Kuatnya Daya Saing Produk Tiongkok

Keanggotaan AS dalam TPP dianggap sebagai sebuah ancaman bagi

Tiongkok, karena menurut teori neorealisme, AS yang memiliki power lebih

dominan dibandingkan Tiongkok memiliki tujuan lain dengan bergabung ke

dalam TPP. Karena kaum neorealisme percaya bahwa negara hegemoni seperti

AS dapat menentukan arah kebijakan TPP sesuai dengan kepentingan AS. Oleh

karena itu berdasarkan teori neorealisme, menurut Kenneth Waltz, untuk terus

dapat bertahan hidup dalam lingkungan internasional yang anarki, maka Tiongkok

harus meningkatkan daya saingnya agar terbebas dari cengkeraman hegemoni AS.

Page 62: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

48

Di era globalisasi dan pasar bebas saat ini, persaingan ekonomi antar negara

semakin ketat. Setiap negara berlomba-lomba untuk meningkatkan taraf hidup

warga negaranya. Untuk mengetahui keberhasilan suatu negara, banyak yang

menganggap bahwa daya saing atau competitiveness merupakan kunci utama

dalam menilai keberhasilan suatu negara, industri, atau perusahaan. Menurut

World Economic Forum (WEF), daya saing ialah seperangkat institusi, kebijakan,

dan faktor-faktor yang menentukan tingkat produktivitas suatu negara.69

Selain itu, dengan adanya daya saing yang kuat, negara akan memperoleh

akuisisi penguasaan pangsa pasar, profitabilitas yang lebih besar, dan stabilitas

jangka panjang sehingga pertumbuhan indikator-indikator tersebut dapat

meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakatnya. Oleh karena itu, baik

perusahaan atau negara harus berkompetisi dengan baik di pasar domestik

maupun internasional agar dapat bertahan hidup. Dalam lingkungan yang

kompetitif dan dinamis, jika suatu perusahaan atau negara ingin sukses di arena

persaingan, maka mereka harus memiliki keunggulan kompetitif atau daya saing

yang berarti mereka harus menciptakan dan mempertahankan kinerja yang

unggul.70

69

Gholamhossein Mehralian and Hosein Shabaninejad, The Importance of Competitiveness

in New Internationalized and Competitive Environment of Pharmaceutical Industry, dapat dilihat

di https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4157010/, diakses pada 23 Februari 2017 pukul

3:20 WIB 70

Ibid

Page 63: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

49

Tabel IV.1 2016 Global Manufacturing Competitiveness Indexs ranking

by Country71

Sumber: Deloitte, Global Manufacturing Competitiveness Index, 2016

Selama 5 tahun terakhir, Tiongkok bertahan di posisi utama sebagai negara

paling kompetitif pada sektor manufaktur secara global yang secara otomatis

mengalahkan negara-negara anggota TPP.72

Dapat kita lihat berdasarkan tabel di

atas,. AS yang menyandang negara dengan perekonomian terbesar berada di

posisi kedua dengan skor tidak jauh beda dengan Tiongkok hanya selisih 0,5 saja.

Akan tetapi pada tahun 2020 diperkirakan daya saing Tiongkok pada sektor

71

Deloitte. 2016 Global manufacturing Competitiveness Index, Compete. Council on

Competitiveness, dapat dilihat di

https://www2.deloitte.com/content/dam/Deloitte/global/Documents/Manufacturing/gx-global-mfg-

competitiveness-index-2016.pdf, diakses pada 07 Maret 2016 pukul 23:06 WIB 72

Ibid

Page 64: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

50

manufaktur akan bergeser turun di posisi ke-2 yang digantikan oleh AS diposisi

utama.

Kemudian Jepang berada di posisi ke- 4 dengan skor 80, 4. Pada urutan ke

8, 9, 10 ditempati oleh Meksiko, Kanada, dan Singapore. Malaysia dan Vietnam

berada di posisi 17 dan 18 dan yang terakhir, Australia berada pada peringkat 21

dengan skor 55,5. Sementara Jepang yang sebelumnya mengalami fluktuatif akan

tetap bertahan pada posisinya di tahun 2020 sama seperti tahun 2016 yaitu pada

peringkat ke-4.

Menurut data dari Global Competitiveness Index (GCI), Tiongkok berada

pada peringkat 28 dari 140 negara yang memiliki tingkat daya saing ekonomi

yang kuat. Disamping itu, Tiongkok juga mempunyai sistem pendidikan dasar

yang baik, tingkat kesehatan masyarakat yang tinggi, melakukan investasi besar-

besaran di bidang transportasi dan infrastruktur energi, serta memastikan

lingkungan ekonomi makro yang relatif stabil. Kesuksesan tersebut tidak hanya

memberikan kontribusi terhadap munculnya Tiongkok sebagai pusat manufaktur

dunia, tetapi juga mewakili aset-aset pembangunan.73

Pada tahun 2015, nilai ekspor Tiongkok mencapai US$2,282 trilyun atau

meningkat 20,2% sejak 2011, akan tetapi mengalami penurunan sebanyak 2,6%

dari tahun 2014 ke 2015. Sebanyak 67,6% dari total nilai pengiriman global antara

lain berasal dari peralatan elektronik, mesin-mesin, furniture, pakaian, peralatan

73

Box 4: China‟s new Normal, World Economic Forum, dapat dilihat di

http://reports.weforum.org/global-competitiveness-report-2015-2016/box-4-chinas-new-normal/,

diakses pada 7 Maret 2016 pukul 3:17 WIB

Page 65: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

51

medis, plastik, kendaraan bermotor, besi atau baja, dan footwear.74

Selain itu juga,

berdasarkan laporan World Bank, Tiongkok berusaha untuk mempertahankan dan

memperluas kehadirannya sebagai salah satu negara paling kompetitif di dunia di

masa yang akan datang.75

Berdasarkan penjelasan di atas jelas bahwa kehadiran TPP yang dibawah

kendali AS bagi teori neorealisme merupakan sebuah ancaman bagi pertumbuhan

ekonomi Tiongkok. Melihat daya saing Tiongkok amat sangat jauh lebih baik

dibandingkan dengan daya saing negara-negara anggota TPP. Pimpinan dari

Agricultural Bank of China, salah satu bank terbesar di Tiongkok, Xiang Songzuo

berpendapat bahwa dalam waktu dekat hadirnya TPP tidak akan berdampak besar

terhadap keunggulan kompetitif Tiongkok, namun lain halnya jika dalam waktu

panjang TPP dapat meningkatkan anggotanya lebih banyak lagi, khususnya jika

negara-negara Eropa masuk dalam TPP. Maka, kemungkinan besar daya saing

Tiongkok akan mengalami penurunan.76

Selain itu juga, menurut kaum neorealisme, untuk tetap dapat terus

mempertahankan eksistensinya di tengah-tengah kondisi yang anarki, setiap

negara yang ingin melakukan kerjasama internasional harus melihat keuntungan

dan kerugian yang nanti akan didapat oleh setiap negara. Dalam kasus ini,

Tiongkok melihat bahwa TPP tidak menguntungkan untuk negaranya. Pasalnya,

74

Daniel Workman, China‟s top 10 export, dapat dilihat di

http://www.worldstopexports.com/chinas-top-10-exports/, diakses pada 7 Maret 2017 pukul 3:59

WIB 75

China 2030: Building A Modern, Harmonius, and Creative Society, The World Bank

Development Research Center of the State Council the People’s Republic of China, tersedia di

http://documents.worldbank.org/curated/en/781101468239669951/pdf/762990PUB0china0Box37

4372B00PUBLIC0.pdf, diakses pada 7 Maret 2017 pukul 12:32 WIB 76

Bill Birtles, China hopeful TPP deal will promote Asia Pacific Trade, dapat dilihat di

http://www.abc.net.au/news/2015-10-06/china-hopeful-tpp-deal-will-promote-asia-pacific-

trade/6831638, diakses pada 9 Maret 2017 pukul 4:54 WIB

Page 66: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

52

Tiongkok telah lebih dulu menciptakan FTA dengan negara-negara anggota TPP

seperti Brunei, Chili, Malaysia, Selandia Baru. Singapura, Peru, dan Vietnam,77

B. Five Years Plans Of China

Berdasarkan konsep kepentingan nasional, Five Years Plans of China (FYP)

merupakan instrumen penting bagi Tiongkok untuk terus bertahan hidup dalam

politik internasional dan mewujudkan ambisinya untuk mensejahterakan

perekonomian negaranya. FYP merupakan serangkaian inisiatif pembangunan

ekonomi nasional Tiongkok yang dikembangkan oleh Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional Tiongkok (State Planning Commission) di bawah Partai

Komunis Tiongkok (PKT). PKT memainkan peranan penting dalam kegiatan

sosial politik Tiongkok serta bertanggung jawab terhadap penetapan target

pertumbuhan dan reformasi ekonomi Tiongkok.

FYP merupakan karakteristik ekonomi terpusat komunis yang digunakan

sebagai pedoman (guideline) bagi pembangunan ekonomi yang sudah bertahan

lama hingga saat ini. Akan tetapi saat ini, FYP mengalami peralihan ekonomi

Tiongkok dari ekonomi terpusat ala Soviet berubah menjadi ekonomi pasar

sosialis atau biasa disebut dengan “sosialisme dengan karakteristik Tiongkok”.78

77

Li Chunding and John Whalley, China and the Trans Pacific Partnership Agreement,

(Canada: Centre for International Governance Innovation (CIGI), 2016)) 78

Kwek Yong Ping, Private equity in China challenges and opportunities, (Singapore: John

Wiley & Sons Singapore Pte. Ltd., 2012)

Page 67: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

53

FYP sudah terbukti dapat membantu Tiongkok untuk mencapai pembangunan

pembangunan berkelanjutan baik dalam negeri maupun global.79

Dapat kita lihat pada gambar di bawah ini, sebuah timeline rentetan sejarah

FYP Tiongkok yang menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan sistem

pemerintahan di masa kepemimpinan masing-masing penguasa.80

Gambar IV.1 Timeline of China’s Five Year Plans History

Sumber: Bloomberg, A Brief History

79

13Th Five-Year Plan, SDG‟s „highly aligned‟, China Daily, tersedia di

http://www.chinadailyasia.com/chinafocus/2016-04/21/content_15420647.html, diakses pada

diakses pada 9 Maret 2017 pukul 1:01 WIB 80

Fielding Chen and Tom Orlik, China‟s Five Year Plans: A Brief History, dapat dilihat di

https://www.bloomberg.com/news/articles/2015-11-10/china-s-five-year-plans-a-brief-history,

diakses pada 9 Maret 2017 pukul 2:16 WIB

Page 68: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

54

Dapat kita lihat dari gambar diatas bahwa tahun 1953-1957 merupakan awal

terbentuknya FYP Jilid I, di bawah kepemimpinan otoriter Mao Zedong, yang

bertujuan utuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menekankan pada

pembangunan industri berat dan teknologi. Industri berat tersebut diharapkan

dapat mereformasi perekonomian Tiongkok secara besar-besaran. Kemudian,

untuk mencapai tujannya tersebut pemerintah Tiongkok menjalankan

perekonomiannya mengikuti gaya Soviet yang setiap pabrik diberi target untuk

menyelesaikannya. Namun, sistem seperti ini dianggap gagal karena

perekonomian model Soviet tidak cocok dengan kondisi ekonomi Tiongkok yang

pada saat itu teknologi masih minim akan tetapi sdm yang melimpah namun

kurangnya pengetahuan.81

82

Kemudian FYP Jilid 3 di bawah perintah Deng Xiaoping mengalami

reformasi ekonomi besar-besaran. Menurutnya, negara yang manganut ekonomi

sosialis bisa juga menganut sistem ekonomi pasar yang identik dengan

kapitalisme, sangat bertolak belakang dengan paham komunisme. Meskipun

banyak yang menentang dengan kebijakannya ini, pada akhirnya FYP jilid 3 ini

membuahkan hasil yang signifikan dimana pada sektor industri dan pertanian

mengalami peningkatan yang tinggi melebihi harapan resmi.83

81

Lauren Mack, Chinese History: First Five-Year Plan (1953-57), tersedia di

https://www.thoughtco.com/chinese-history-first-five-year-plan-1953-57-688002, diakses pada 10

Maret 2017 pukul 4:07 WIB 82

C. N. Trueman, China and the first five year plan, tersedia di

http://www.historylearningsite.co.uk/modern-world-history-1918-to-1980/china-1900-to-

1976/china-and-the-first-five-year-plan/, diakses pada 21 Maret 2017 pukul 3:25 WIB 83

Lauren Mack, Chinese History: Third Five-Year Plan (1966-1970), China News Expert,

tersedia di http://chineseculture.about.com/od/historyofchina/a/Chinese-History-Third-Five-Year-

Plan.htm, diakses pada 10 Maret 2017 pukul 4: 45 WIB

Page 69: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

55

Pada tahun 2011, Tiongkok mulai memberlakukan FYP yang ke-12 untuk

periode 2011-2015. Di bawah kepemimpinan Xi Jinping, tujuan dibentuknya FYP

ke-12 yaitu untuk menentang lingkungan internasional yang rumit dan menjaga

stabilitas negara dengan menciptakan sebuah reformasi.84

Reformasi masih

menjadi kunci penting dalam pelaksanaan FYP ke-12 ini. Tiongkok telah

membuat kemajuan besar di berbagai sektor selama enam tahun terakhir yakni

pertumbuhan ekonomi yang stabil, standar hidup yang lebih tinggi, dan

bersungguh-sungguh untuk memerangi korupsi sejak tahun 2012 lalu. Untuk lima

tahun ke depan Tiongkok akan tetap tenang dan fokus terhadap perkembangan

negaranya di bawah kendali PKT untuk menciptakan negara yang makmur dan

sejahtera.85

Pada 14 Maret 2016, di bawah kepemimpinan Xi Jinping FYP ke-13 resmi

diluncurkan oleh Kongres Rakyat Nasional (KRN) Tiongkok dengan hasil voting

2.778 mendukung, 53 menolak dan 25 abstain. Memasuki 100 tahun hari jadi

PKT pada tahun 2021 nanti, Tiongkok berupaya untuk menuntaskan kemiskinan

dengan cara mempertahankan rata-rata pertumbuhan ekonomi minimal sebesar

6,5%. FYP ke-13 juga mempunyai lima prinsip utama untuk menciptakan

masyarakat yang cukup sejahtera yaitu inovasi, keterbukaan, peduli terhadap

lingkungan sekitar, koordinasi dan inklusi.86

84

Liu Weibeng, China Focus: All major targets of 12th Five-Year Plan fulfilled: Premier,

Xinhua, tersedia di http://news.xinhuanet.com/english/2016-03/05/c_135158992.htm, diakses pada

20 Maret 2017 pukul 5:22 WIB 85

China's 12th Five-Year Plan achievements a milestone for centenary goal, Xinhua,

http://www.chinadaily.com.cn/business/2015-10/26/content_22281106_3.htm, diakses pada 28

Maret 2017 pukul 11:56 WIB 86

China‟s 13th Five-Year Plan Opportunities for Finnish Companies, The Economist

Corporate Network Asia, dapat dilihat di https://www.tekes.fi/globalassets/global/ohjelmat-ja-

Page 70: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

56

Tiongkok akan menjalin hubungan baik dengan negara-negara ekonomi

besar lainnya dan mengembangkan suatu konsep baru hubungan kekuasaan

negara-negara besar (xinxing daguo guanxi). Konsep ini akan menjadi model di

abad ke-22 dimana pada proses ini Tiongkok akan membantu dunia untuk

menciptakan bentuk modern dari sosialisme dengan karakteristik Tiongkok.

Kemudian, dalam menyambut hari jadi Republik Rakyat Tiongkok yang ke-100

pada tahun 2049 nanti, Tiongkok berupaya untuk menjadi negara sosialis yang

modern. Untuk mewujudkan ambisinya tersebut, Tiongkok harus melawan

berbagai tantangan baik dari imternal maupun eksternal yang ingin menghalangi

tujuannya tersebut.87

Jadi, kehadiran FYP bagi Tiongkok sangatlah penting untuk merencanakan

program-program yang akan dilakukan Tiongkok untuk mencapai kepentingannya

baik itu dalam negeri maupun luar negeri. Karena, FYP bukan hanya sekedar

pedoman yang tertulis tanpa adanya perencanaan matang dalam menyusun

kebijakan-kebijakan yang akan direalisasikan dalam jangka waktu tertentu.

Faktanya sejak terbentuknya FYP sejak tahun 1953 sampai 2015 sangat

membantu bagi pertumbuhan perekonomian Tiongkok dan kehidupan di

dalamnya menjadi lebih baik lagi dari tahun-tahun sebelumnya. Mungkin alasan

inilah yang membuat Tiongkok enggan mengikrarkan dirinya sebagai anggota

TPP karena banyak kebijakan-kebijakan yang harus diwujudkan oleh Tiongkok

untuk menyambut 100 hari jadinya daripada menjadi anggota TPP yang dalam

palvelut/kasvajakansainvalisty/future-watch/chinas-13th-five-year-plan.pdf, diakses pada 28 Maret

2017 pukul 13:01 WIB 87

Stephen Perry, China‟s New Five Year Plan and the two centenary goals, tersedia di

http://en.people.cn/n/2015/1111/c98649-8975047.html, diakses pada 28 Maret 2017 pukul 15:55

WIB

Page 71: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

57

kebijakannya banyak peraturan-peraturan yang bertentangan dengan kebijakan

Tiongkok yang nantinya dikhawatirkan akan merugikan pertumbuhan

perekonomian Tiongkok.

Kemudian, beberapa bab isi perjanjian TPP yang dipaparkan pada bab III,

ada beberapa isu sensitif bagi kepentingan Tiongkok:88

1. BUMN

TPP mensyaratkan bagi negara-negara yang tergabung dalam keanggotaan

TPP bahwa tidak ada subsidi yang harus diberikan kepada BUMN untuk ekspansi

bisnis internasional. Syarat tersebut bertujuan untuk memastikan adanya

kompetisi antara BUMN dan BUMS yang ada di negara asal.

Akan tetapi di Tiongkok, terdapat 150.000 BUMN yang menjadi kontributor

utama bagi pertumbuhan ekonomi Tiongkok, diantaranya 1000 BUMN telah

tercatat di Bursa Efek Shanghai atau Shenzen, dan ada sekitar 150 BUMN

dikelola oleh State-owned Assets Supervision and Administration Commission of

the State Council (SASAC). Dengan adanya persyaratan di atas sangat sulit bagi

Tiongkok untuk menegosiasikan peniadaan subsidi untuk BUMN melihat begitu

banyak BUMN yang bergerak di berbagai operasi internasional terhadap jika ia

harus menjadi anggota TPP.

2. Transparansi dan Anti Korupsi

Para negara anggota TPP sepakat untuk menegakkan serta memberantas

praktik-praktik tindakan korupsi yang sangat merugikan negara. Dimana hal

tersebut akan menjadi tantangan terbesar Tiongkok. Berdasarkan data yang di

88

Why China could never sign on to the Trans Pacific Partnership, China Daily Information

Group/Reuters, tersedia di http://theconversation.com/why-china-could-never-sign-on-to-the-

trans-pacific-partnership-56361, diakses pada 29 Maret 2017 pukul 22:30 WIB

Page 72: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

58

dapat dari Transparency International’s Corruption Perception Index tahun

2014,89

Tiongkok berada pada posisi 3 teratas negara dengan tingkat korupsi

tinggi setelah Meksiko dan Vietnam. Negara anggota TPP lainnya berada di

bawah Tiongkok dimana Selandia Baru merupakan anggota negara TPP yang

melakukan tindak korupsi paling sedikit.

3. Tenaga kerja/Buruh

Para anggota negara TPP sangat berani mengangkat isu terkait tenaga kerja.

Pasalnya, jarang sekali ada perjanjian perdagangan yang mengangkat isu ini

dikarenakan hak-hak yang menyangkut tenaga kerja dianggap sebagai masalah

dalam negeri dan intervensi dari negara lain sangat membahayakan kedaulatan

masing-masing negara anggota. Dalam perjanjian TPP, para negara anggota

sepakat untuk mengadopsi kerangka hukum yang menjunjung tinggi hak-hak

buruh sesuai dengan ILO.

Sementara itu, undang-undang tenaga kerja di Tiongkok memungkinkan

kebebasan berserikat pada buruhnya, mewajibkan seluruh serikat buruhnya

beraliansi dengan Federasi Serikat Buruh Tiongkok yang merupakan perwakilan

dari PKT. Hal ini sangat bertentangan dan akan menjadi perdebatan panjang

antara anggota TPP, khususnya Amerika, dengan Tiongkok.

4. Kompetisi

Persaingan bebas antara negara anggota penandatangan TPP merupakan

doktrin dalam kemitraan tersebut. Perusahaan-perusahaan dari negara anggota

akan diizinkan untuk mengajukan penawaran kontrak-kontrak dari pemerintah

89

Corruption Perceptions Index 2014: Results, Transparency International, tersedia di

https://www.transparency.org/cpi2014/results, diakses pada 30 Maret 2017 pukul 0:29 WIB

Page 73: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

59

negara lain dengan catatan harus diuji dan diberikan sertifikasi terlebih dahulu

oleh badan penilaian di satu negara yang kemudian harus mendapat persetujuan

juga dari negara anggota lainnya.

Secara umum dalam bab ini menerapkan aturan kepada negara-negara

anggota TPP untuk mencapai standar dalam kemudahan berbisnis seperti yang di

praktekkan di negara-negara Singapura dan Selandia Baru.90

Akan tetapi menurut

laporan World Bank’s Doing Bussiness tahun 201691

Tiongkok berada di

peringkat dua terendah di bawah Brunei dan diatas Vietnam. Hal tersebut akan

menyebabkan masalah baru lagi bagi Tiongkok karena harus bernegosiasi dengan

perjuangan yang sangat keras untuk mendapatkan pengecualian pada sektor

BUMN dan UKM.

5. Investor State Dispute Settlement (ISDS)

ISDS merupakan instrumen hukum internasional dimana investor dapat

mengajukan tuntutan hukum terhadap pemerintah sebuah negara bila menganggap

bahwa kebijakan pemerintah yang bersangkutan menghambat investasi mereka.

Selama 15 tahun terakhir, Tiongkok telah menandatangani beberapa kemitraan

yang berisi klausul ISDS dan terbukti efektif dalam melindungi investasi

negaranya di luar negeri.

Namun, sebuah lembaga penelitian yang bekerja untuk memajukan aturan

hukum di seluruh dunia, World Justice Project, lagi-lagi menempatkan Tiongkok

90

Jason NG, Singapura nomor satu dalam kemudahan berbisnis, dapat dilihat di

http://indo.wsj.com/posts/2013/10/30/singapura-nomor-satu-dalam-kemudahan-berbisnis/, diakses

pada 30 Maret 2017 pukul 2:35 WIB 91

Economy Rankings, World Bank Group, dapat dilihat di

http://www.doingbusiness.org/rankings, diakses pada 30 Maret 2017 pukul 4:45 WIB

Page 74: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

60

pada peringkat dua terbawah dibandingkan negara TPP lainnya mengalahkan

Meksiko. Hal ini sangat mungkin akan menjadi masalah baru lagi bagi Tiongkok

yang berjuang melawan kebijakan-kebijakan yang berlawanan dengan

kepentingan nasionalnya.

Bahkan baru-baru ini, terkuak melalui pidato mantan presiden AS Barack

Obama terkait kemitraan TPP pada detik-detik berakhirnya masa jabatannya

sebagai presiden yaitu:92

“Over the summer, Democrats and Republicans in Congress came

together to help the United States negotiate agreements for free and fair

trade that would support our workers, our businesses, and our economy

as a whole. When more than 95 percent of our potential customers live

outside our borders, we can’t let countries like China write the rules of

the global economy. We should write those rules, opening new markets to

American products while setting high standards for protecting workers

and preserving our environment”.

Dalam pidatonya tersebut Obama menyatakan bahwa “Setelah berakhirnya

musim panas, anggota Partai Demokrat dan Partai Republikan yang berada di

Kongres bersama-sama membantu AS menegosiasikan perjanjian-perjanjian

terkait perdagangan yang bebas dan adil yang akan mendukung para pekerja,

pebisnis, dan ekonomi kita secara keseluruhan. Disaat lebih dari 95 persen

pelanggan potensial berada diluar batas wilayah AS, kita tidak dapat membiarkan

negara-negara seperti Tiongkok menulis aturan-aturan terkait ekonomi global.

Kita yang harus menulis peraturan tersebut, membuka pasar-pasar baru untuk

produk-produk AS dan disaat bersamaan mengatur standar-standar yang tinggi

untuk melindungi para pekerja dan memelihara lingkungan kita”.

92

Statement by the President on the Trans Pacific Partnership, Office of the Press Secretary,

https://obamawhitehouse.archives.gov/the-press-office/2015/10/05/statement-president-trans-

pacific-partnership, diakses pada 30 Maret 2017 pukul 6:25 WIB

Page 75: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

61

Sudah jelas berdasarkan pidato Presiden Obama bahwa kehadiran TPP

merupakan upaya Pemerintah AS untuk menahan kekuatan baru yang dibawa oleh

Tiongkok. Mengatasnamakan kerjasama perdagangan di wilayah Pasifik untuk

menarik Tiongkok menjadi anggota TPP dan mematuhi aturan main dalam

kemitraan tersebut. AS berusaha menghalangi pengaruh Tiongkok di kawasan

Pasifik.

Namun upaya AS tersebut sudah tercium oleh Tiongkok. tidak

bergabungnya Tiongkok ke dalam TPP merupakan keputusan tepat bagi Tiongkok

untuk mewujudkan ambisinya beberapa tahun kedepan yang sudah direncanakan

dalam FYP, melihat ada tujuan lain yang direncanakan oleh AS dalam

pembentukkan kemitraan Trans Pacific Partnership dengan menghambat laju

pertumbuhan ekonomi Tiongkok.

Page 76: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

62

BAB V

KESIMPULAN

Trans Pacific Partnership (TPP) merupakan sebuah inovasi baru blok

FTA di abad 21 yang bertujuan untuk menghilangkan dan mengurangi hambatan

perdagangan dan investasi di kawasan Asia-Pasifik. Beranggotakan 12 negara dari

Amerika Serikat, Australia, Brunei Darussalam, Chili, Jepang, Kanada, Malaysia,

Meksiko, Peru, Selandia Baru, Singapura, dan Vietnam.

Tiongkok selama ini telah mengamati proses negosiasi TPP. Akan tetapi

sampai saat ini, pemerintah Tiongkok belum tertarik untuk bergabung menjadi

anggota TPP karena, Tiongkok menganggap bahwa terdapat keganjilan selama

proses pembentukan kemitraan tersebut dimulai sejak bergabungnya AS ke dalam

TPP pada tahun 2008 silam disusul oleh para sekutunya yang juga ikut bergabung

menjadi anggota TPP.

Munculnya Tiongkok sebagai kekuatan baru di dunia internasional

khususnya di bidang ekonomi, membuat AS merasa khawatir posisinya sebagai

negara superpower akan beralih di bawah kendali Tiongkok dan semua aturan-

aturan mengenai perekonomian dunia nantinya berada di bentuk sesuai

kepentingan Tiongkok. Oleh karena TPP dirancang untuk dapat mengintegrasikan

pengaruh AS ke wilayah Asia-Pasifik sebelum pengaruh kekuatan Tiongkok

meluas di wilayah tersebut.

Page 77: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

63

Teori yang dibuat sejak awal dalam penelitian yaitu dengan menggunakan

teori neorealisme dan konsep kepentingan nasional. Neorealime, menganggap

bahwa TPP merupakan ancaman bagi Tiongkok karena khawatir semua

peraturannya dibuat sesuai dengan kepentingan AS karena, neorealisme percaya

bahwa negara yang memiliki kekuatan dominan akan dengan mudah mengatur

sistem internasional. Oleh karena itu, Tiongkok lebih memilih untuk tidak

bergabung ke dalam kemitraan tersebut.

Tetapi di sisi lain, TPP bukan ancaman bagi Tiongkok karena daya saing

Tiongkok jauh lebih baik dibandingkan dengan daya saing negara anggota TPP.

Menurut Tiongkok, TPP tidak memberi keuntungan untuk kelangsungan

negaranya. Karena neorealisme percaya bahwa dalam melakukan kerjasama

internasional harus menghitung keuntungan dan kerugian yang diperoleh oleh

negara yang ingin melakukan kerjasama tersebut.

Dilihat dari konsep kepentingan nasional, Tiongkok menolak untuk

bergabung dalam kemitraan TPP yaitu karena Pemerintah Tiongkok telah

merumuskan beberapa agenda yang harus direalisasikan dalam beberapa tahun ke

depan untuk memperbaiki perekonomian negaranya. Hal tersebut telah tertulis

dalam buku pedoman Tiongkok yaitu FYP Tiongkok ke-13. Salah satu agenda

besarnya yaitu mensosialisasikan sebuah konsep baru kepada dunia dengan

menciptakan sebuah paham sosialisme gaya Tiongkok.

FYP (Five Year Plans) Tiongkok ke-13 merupakan serangkaian inisiatif

rencana pembangunan ekonomi dan sosial yang telah diberlakukan oleh Tiongkok

untuk periode 2016-2020. Perencanaan merupakan karakteristik dari ekonomi

Page 78: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

64

sosialis. FYP yang terlihat begitu ambisius, akan tetapi FYP teruji sangat

membantu untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi

Tiongkok.

Selain itu juga, Tiongkok merasa kehadiran TPP akan mempersempit

ruang geraknya di kawasan Asia-Pasifik untuk melakukan ekspansi

kekuasaannya, khususnya di bidang ekonomi, dengan beberapa aturan TPP yang

harus dipatuhi oleh negara anggotanya. Dan aturan-aturan tersebut sangat

memberatkan Tiongkok untuk mencapai kepentingan nasionalnya di masa yang

akan datang.

Jadi, cukup jelas jawaban dari pertanyaan penelitian pada bab 1 yaitu

Tiongkok tidak ikut serta dalam penandatanganan kemitraan TPP tahun 2015

karena tindakan tersebut merupakan keputusan yang paling tepat dan dianggap

paling menguntungkan bagi pencapaian kepentingan ekonomi Tiongkok di masa

depan.

Page 79: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

xiv

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Burchiil, Scott. Andrew Linklater, Teori-teori Hubungan Internasional,

(Bandung : Nusamedia, 2009), 115

Fuad, Munawar. Awakening The Giant: Membangunkan Negeri Raksasa yang

Tertidur (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009), hal. 79

Jackson, Robert. George Sorensen, Pengantar Studi Hubungan Internasional

(New York: Oxford University Press, 1999), hal. 129

Krist, William. edited with an introduction by Kent Hughes, Negotiations for a

Trans-Pacific Partnership Agreement, (Washington DC: Wilson Center,

2012), hal. 5

Kynge, James. Rahasia Sukses Ekonomi China, terj. M. Rudi Atmoko, (Jakarta:

PT. Mizan Pustaka, 2007), hal. 30

Jacques, Martin. When China Rules the World, terj. Ketika China Menguasai

Dunia, Noor Cholis & Jarot Sumarwoto, (Jakarta: PT Kompas Media

Nusantara, 2011), hal. 355

Mas'oed, Mochtar, Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan

Metodologi, (Jakarta: LP3ES, 1990), hal. 78

Semiawan, Conny R, Catatan Kecil tentang Penelitian dan Pengembangan Ilmu

Pengetahuan (Jakarta: KENCANA Prenada Media Group, 2007), hal. 35

Seng, Ann Wang, Formula Bisnis Negara Cina Kebangkitan Kembali Naga

Asia,(Jakarta: Hikmah Publishing House PT Mizan Publika, 2007), hal. 83

Perwita, Anak Agung Banyu, Yanyan Mochamad Yani, Pengantar Ilmu

Hubungan Internasional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2005)

Page 80: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

xv

Plano, Jack C., Roy Olto, Kamus Hubungan Internasional, (Bandung: Abardin,

1999), hal. 129

SKRIPSI DAN JURNAL

Andri. Kebijakan Amerika Serikat untuk Memenuhi Kepentingan Ekonominya

melalui Trans Pacific Partnership Periode 2011-2013, FISIP UIN Jakarta,

2013

Chunding, Li and John Whalley. China and the Trans Pacific Partnership

Agreement. (Canada: Centre for International Governance Innovation

(CIGI), 2016))

Devadason, Evelyn S. The Trans-Pacific Partnership (TPP): the Chinese

perspective, Journal of Contemporary China, Vol. 23, No. 87 (London:

Routledge, January 2014)

Fitria, Naeli. Posisi Indonesia Menghadapi Pembentukan Regional

Comprehensive Economic Partnership (RCEP) Tahun 2011 dan Trans

Pacific Partnership (TPP) Tahun 2013, FISIP UIN Jakarta, 2015

Hamanaka, Shintaro. Trans Pacific Partnership versus Comprehensive Economic

Partnership: Control of Membership dan Agenda Setting. Asian

Development Bank. Desember 2014

Hearn Adrian H., Margaret Myers, China and the TPP: Asia Pasific Integration or

Disintegration, China and Latin America Report, (The Dialogues, July

2015), hal. 7

Kementerian Keuangan, Free Trade Agreements (FTA) dan Economic Partnership

Agreements (EPA), dan Pengaruhnya terhadap Arus Perdagangan dan

Investasi dengan Negara Mitra, Jakarta: Kementerian Keuangan, 2012

Page 81: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

xvi

Lamy, S. L. Contemporary Mainstream Approaches: Neo-realism and Neo-

liberalism. In J. Baylis, & S. Smith, The Globalization of World Politics

(Oxford, 2001), hal. 144

Mark, Chi Kwan. China and the World Since 1945 an International History,

London and New York: Routledge Taylor and Francis Group tahun 2012,

hal. 123

Meltzer, Joshua P. The Trans-Pacific Partnership Agreement the Environment

and Climate Change, 2014

Petri, Peter A. and Ali Abdul-Raheem. Can RCEP and the TPP be pathways to

FTAAP?, To appear as Chapter 2 in: Pacific Economic Cooperation

Council - State of the Region, Oktober 2014

------. Michael G. Plummer and Fan Zhai, The TPP China and The FTAAP: The

Case for Convergence, 19 Mei 2014

Ping, Kwek Yong, Private equity in China challenges and opportunities,

(Singapore: John Wiley & Sons Singapore Pte. Ltd., 2012)

Prime, Penelope B. “China Joins the WTO: How, Why, and What now?”, Journal

of Bussiness Economics Vol. XXXVII No.2, April 2002, hal. 5-6

Schott, Jeffrey J. Cathleem Cimino-Isaacs, and Euijin Jung, Implications of the

Trans Pacific Partnership for the World Trading System, July 2016, PIIE

(Peterson Institute for International Economics)

Zhu, Xiaodong. Understanding China‟s Growth: Past, Present and Future, Journal

of Economic Perspectives Vol. 26 no. 4, 2012, hal. 110

WEBSITE

13Th Five-Year Plan, SDG‟s „highly aligned‟, China Daily, tersedia di

http://www.chinadailyasia.com/chinafocus/2016-

Page 82: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

xvii

04/21/content_15420647.html, diakses pada diakses pada 9 Maret 2017

pukul 1:01 WIB

Accessions China, tersedia di

https://www.wto.org/english/thewto_e/acc_e/a1_chine_e.htm, diakses

pada 4 Febuari 2017 pukul 14: 01 WIB

Arjunan, Mangaleswari, Malaysia‟s Free Trades Agreement, tersedia di

http://fta.miti.gov.my/index.php/pages/view/246, diakses pada 20

Desember 2016 pukul 9:00 WIB

Ayres, Alyssa, Where’s India on the Trans Pacific Partnership, tersedia di

http://www.brics-info.org/wheres-india-on-the-trans-pacific-partnership/,

diakses pada tanggal 15 November 2016 pukul 7:41 WIB

Birtles, Bill, China hopeful TPP deal will promote Asia Pacific Trade, dapat

dilihat di http://www.abc.net.au/news/2015-10-06/china-hopeful-tpp-deal-

will-promote-asia-pacific-trade/6831638, diakses pada 9 Maret 2017 pukul

4:54 WIB

Box 4: China‟s new Normal, World Economic Forum, dapat dilihat di

http://reports.weforum.org/global-competitiveness-report-2015-2016/box-

4-chinas-new-normal/, diakses pada 7 Maret 2016 pukul 3:17 WIB

Canada join Trans Pacific Partnership Negotiations, Tim Groser Trade, tersedia di

https://www.beehive.govt.nz/release/canada-joins-trans-pacific-

partnership-negotiations, diakses pada 19 Desember 2016 pukul 22:24

WIB

ÇİFTÇİ, Özer, A Comparative Analysis of the National Interest Concept in

Theories of International Relation, tersedia di

http://acikerisim.deu.edu.tr/xmlui/bitstream/handle/12345/11059/236015.p

df?sequence=1&isAllowed=y, diakses pada 8 April 2017 pukul 01:02

WIB

Page 83: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

xviii

Chen, Fielding and Tom Orlik, China‟s Five Year Plans: A Brief History, dapat

dilihat di https://www.bloomberg.com/news/articles/2015-11-10/china-s-

five-year-plans-a-brief-history, diakses pada 9 Maret 2017 pukul 2:16

WIB

China 2030: Building A Modern, Harmonius, and Creative Society, The World

Bank Development Research Center of the State Council the People’s

Republic of China, tersedia di

http://documents.worldbank.org/curated/en/781101468239669951/pdf/762

990PUB0china0Box374372B00PUBLIC0.pdf, diakses pada 7 Maret 2017

pukul 12:32 WIB

China Population, tersedia di http://www.worldometers.info/world-

population/china-population/, diakses pada 23 Januari 2017 pukul 18:17

WIB

China Profile-full overview, tersedia dihttp://www.bbc.com/news/world-asia-

pacific-13017879, diakses pada 23 Januari 2017 pukul 19:17 WIB

China's 12th Five-Year Plan achievements a milestone for centenary goal, Xinhua,

http://www.chinadaily.com.cn/business/2015-

10/26/content_22281106_3.htm, diakses pada 28 Maret 2017 pukul 11:56

WIB

China‟s 13th Five-Year Plan Opportunities for Finnish Companies, The

Economist Corporate Network Asia, dapat dilihat di

https://www.tekes.fi/globalassets/global/ohjelmat-ja-

palvelut/kasvajakansainvalisty/future-watch/chinas-13th-five-year-

plan.pdf, diakses pada 28 Maret 2017 pukul 13:01 WIB

China‟s Xi advocates new intl economic, financial rules, Xinhua, tersedia di

http://europe.chinadaily.com.cn/business/2015-

10/14/content_22179999.htm, diakses pada pukul 11 Febuari 2017

pukul13:50 WIB

Page 84: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

xix

Countries of the World by Area, Tersedia di

http://www.nationsonline.org/oneworld/countries_by_area.htm diakses

pada tanggal 02 Juni 16 pukul 11:03 WIB

Corruption Perceptions Index 2014: Results, Transparency International, tersedia

di https://www.transparency.org/cpi2014/results, diakses pada 30 Maret

2017 pukul 0:29 WIB

Deloitte. 2016 Global manufacturing Competitiveness Index, Compete. Council

on Competitiveness, dapat dilihat di

https://www2.deloitte.com/content/dam/Deloitte/global/Documents/Manuf

acturing/gx-global-mfg-competitiveness-index-2016.pdf, diakses pada 07

Maret 2016 pukul 23:06 WIB

Economy Rankings, World Bank Group, dapat dilihat di

http://www.doingbusiness.org/rankings, diakses pada 30 Maret 2017 pukul

4:45 WIB

Ervianto, Toni, Cina lebih kuat dibanding Amerika Serikat, tersedia di

http://www.theglobal-

review.com/content_detail.php?lang=id&id=11964&type=111#.WJy259J9

7Mz, diakses pada pukul 11.08 WIB

Gideon, Arthur, Pertumbuhan PDB China di 2014 terendah dalam 24 tahun

terakhir, tersedia di http://bisnis.liputan6.com/read/2163453/pertumbuhan-

pdb-china-di-2014-terendah-dalam-24-tahun-terakhir, diakses pada 23

Januari 2017 pukul 19:50 WIB

Huaxia, China Weighing Up TPP, Says Commerce Ministry, tersedia di

http://news.xinhuanet.com/english/2016-02/04/c_135074386.htm, diakses

pada tanggal 26 April 2016 pukul 01:51 WIB

Jakobsen, Jo, Neorealism in International Relations by Kenneth Waltz, tersedia di

http://www.popularsocialscience.com/2013/11/06/neorealism-in-

Page 85: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

xx

international-relations-kenneth-waltz/, diakses pada 8 April 2017 pukul

2:23 WIB

Mack, Lauren, Chinese History: Third Five-Year Plan (1966-1970), China News

Expert, tersedia di

http://chineseculture.about.com/od/historyofchina/a/Chinese-History-

Third-Five-Year-Plan.htm, diakses pada 10 Maret 2017 pukul 4: 45 WIB

Mack, Lauren, Chinese History: First Five-Year Plan (1953-57), tersedia di

https://www.thoughtco.com/chinese-history-first-five-year-plan-1953-57-

688002, diakses pada 10 Maret 2017 pukul 4:07 WIB

Man, Xu, TPP not an insuperable challenge, tersedia di

http://usa.chinadaily.com.cn/epaper/2015-11/18/content_22481663.htm,

diakses pada tanggal 13 Juni 2016 pukul 13.30 WIB

Mehralian, Gholamhossein and Hosein Shabaninejad, The Importance of

Competitiveness in New Internationalized and Competitive Environment of

Pharmaceutical Industry, dapat dilihat di

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4157010/, diakses pada

23 Februari 2017 pukul 3:20 WIB

Mexico join Trans Pacific Partnership negotiations, Tim Groser Trade, tersedia di

https://www.beehive.govt.nz/release/mexico-joins-trans-pacific-

partnership-negotiations, diakses pada 19 Desember 2016 pukul 22:20

WIB

NG, Jason, Singapura nomor satu dalam kemudahan berbisnis, dapat dilihat di

http://indo.wsj.com/posts/2013/10/30/singapura-nomor-satu-dalam-

kemudahan-berbisnis/, diakses pada 30 Maret 2017 pukul 2:35 WIB

Outlines of TPP, tersedia di https://ustr.gov/tpp/outlines-of-TPP, diakses pada

tanggal 10 November 2016 pukul 1.00 WIB

Page 86: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

xxi

Perdagangan bebas Trans Pasifik tidak libatkan Cina, tersedia di

http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/10/151006_dunia_kesepakatan

_tpp, diakses pada tanggal 22 April 2016 00:28 WIB

Perry, Stephen, China‟s New Five Year Plan and the two centenary goals, tersedia

di http://en.people.cn/n/2015/1111/c98649-8975047.html, diakses pada 28

Maret 2017 pukul 15:55 WIB

R. S., The Economist explains Why China is creating a new “World Bank” for

Asia, tersedia di http://www.economist.com/blogs/economist-

explains/2014/11/economist-explains-6, diakses pada 11 Februari 2017

pukul 22:03 WIB

Rajamoorthy, T., The Origins and Evolution oh the Trans Pacific Partnership,

tersedia di http://www.globalresearch.ca/the-origins-and-evolution-of-the-

trans-pacific-partnership-tpp/5357495, diakses pada tanggal 5 November

2016 pukul 6.00 WIB

Real GDP Growth, International Monetary Fund, tersedia di

http://www.imf.org/external/datamapper/NGDP_RPCH@WEO/CHN?year

=2015, diakses pada 23 Januari 2017 pukul 21:21 WIB

Regional Comprehensive Economic Partnership, tersedia di

http://www.asean.org/storage/images/2015/October/outreach-

document/Edited RCEP.pdf, diakses pada tanggal 8 Desember 2016 pukul

16.07 WIB

Schwab statement launch US negotiations join Trans Pacific Strategic Economic

Partnership Agreement, tersedia di https://ustr.gov/schwab-statement-

launch-us-negotiations-join-trans-pacific-strategic-economic-partnership-

agreement, disakses pada 19 Desember 2016 pukul 22.00 WIB

Statement by the President on the Trans Pacific Partnership, Office of the Press

Secretary, https://obamawhitehouse.archives.gov/the-press-

Page 87: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

xxii

office/2015/10/05/statement-president-trans-pacific-partnership, diakses

pada 30 Maret 2017 pukul 6:25 WIB

Summary of The Trans Pacific Partnership, tersedia di https://ustr.gov/about-

us/policy-offices/press-office/press-releases/2015/october/summary-trans-

pacific-partnership, diakses pada tanggal 15 November 2016 pukul 6:25

WIB

The signing of Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) Mou, tersedia di

http://www.kemenkeu.go.id/en/SP/signing-asian-infrastructure-

investment-bank-aiib-mou, diakses pada 11 Febuari 2017 pukul 15:53

WIB

Top 10 Most Populous Countries, tersedia di

http://www.census.gov/popclock/print.php?component=counter, diakses

pada tanggal 1 Juni 2016 pukul 23:09 WIB

TPP Statements and actions to date, tersedia di https://ustr.gov/about-us/policy-

offices/press-office/fact-sheets/2009/december/tpp-statements-and-actions-

date, diakses pada 21 April 2016 pukul 22:01 WIB

Trans Pacific Strategic Economic Partnership (P4), New Zealand Foreign Affairs

& Trade, tersedia di https://www.mfat.govt.nz/en/trade/free-trade-

agreements/free-trade-agreements-in-force/p4/, diakses pada 21 April

2016 pukul 22:40 WIB

Trueman, C. N, China and the first five year plan, tersedia di

http://www.historylearningsite.co.uk/modern-world-history-1918-to-

1980/china-1900-to-1976/china-and-the-first-five-year-plan/, diakses pada

21 Maret 2017 pukul 3:25 WIB

US vs China: Battle to be the largest economy in the world, Investopedia Staff,

tersedia di http://www.investopedia.com/articles/investing/032013/us-vs-

china-battle-be-largest-economy-world.asp, diakses pada 8 Februari 2017

pukul 19:12 WIB

Page 88: ANALISA KETIDAKIKUTSERTAAN TIONGKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40947...APEC Asia Pasific Economic Cooperation ASEAN Association South Asia Nation BRICS Brazil,

xxiii

Vazza, Agung P, Cina dan perekonomian global, tersedia di

http://www.republika.co.id/berita/koran/teraju/16/01/15/o0zi977-cina-dan-

perekonomian-global-2016, diakses pada tanggal 31 Maret 2016 pukul

11:24 WIB

Wei, Li, China must respond to challenge from TPP, tersedia di

http://www.globaltimes.cn/content/935514.shtml, diakses pada tanggal 21

April 2017 pukul 9:12 WIB

Weibeng, Liu, China Focus: All major targets of 12th Five-Year Plan fulfilled:

Premier, Xinhua, tersedia di http://news.xinhuanet.com/english/2016-

03/05/c_135158992.htm, diakses pada 20 Maret 2017 pukul 5:22 WIB

Why China could never sign on to the Trans Pacific Partnership, China Daily

Information Group/Reuters, tersedia di http://theconversation.com/why-

china-could-never-sign-on-to-the-trans-pacific-partnership-56361, diakses

pada 29 Maret 2017 pukul 22:30 WIB

Wright, Andrew, This is How China‟s Economy has Changed in the Last 10

Years, tersedia di https://www.weforum.org/agenda/2016/06/how-has-

china-s-economy-changed-in-the-last-10-years/, di akses pada tanggal 11

November 2016 pukul 21:54 WIB

Workman, Daniel, China‟s top 10 export, dapat dilihat di

http://www.worldstopexports.com/chinas-top-10-exports/, diakses pada 7

Maret 2017 pukul 3:59 WIB