ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN...

130
ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN DIPLOMATIK DENGAN TURKI (2016) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Sayugo Harun Harhara 1113113000103 PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULAH JAKARTA 1439 H /2018

Transcript of ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN...

Page 1: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI

HUBUNGAN DIPLOMATIK DENGAN TURKI (2016)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Sayugo Harun Harhara

1113113000103

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULAH

JAKARTA

1439 H /2018

Page 2: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

i

Page 3: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

ii

Page 4: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

iii

Page 5: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

iv

ABSTRAK

Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel terkait normalisasi hubungan

diplomatik dengan Turki tahun 2016. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui

mengapa Israel menyetujui perjanjian normalisasi hubungan diplomatik dengan Turki

yang tertunda hampir selama 6 tahun. Pada 27 Juni 2016, Israel dan Republik Turki

secara resmi membuka kembali hubungan diplomatiknya dengan menandatangani

perjanjian yang berjudul“Procedural Agreement on Compensation Between the

Republic of Turkey and The State of Israel”. Dalam perjanjian tersebut Israel

diharuskan membayar biaya kompensasi terhadap korban insiden Gaza Flotilla Raid

sebesar 20 juta US$.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang

bersifat deskriptif, bertujuan untuk menggambarkan secara detail mengenai

pembentukan perubahan kebijakan Israel terkait normalisasi hubungan diplomatik

dengan Turki. Teknik pengumpulan data diperoleh dari telaah pustaka. Kerangka

konstruktivisme holistik digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang

memfokuskan pada proses untuk mencapai shared idea dari satu aktor ke aktor

lainnya hingga mencapai constraint. Dapat disimpulkan bahwa normalisasi hubungan

diplomatik antara Israel dengan Turki telah mencapai constrait karena adanya

imagination dari Amerika Serikat dalam tingkatan sistemik dan unit-level yang

terbentuk akibat adanya interaksi sosial, sehingga membentuk identitas kolektif

dalam bentuk wacana peluang kerja sama gas alam dan kerja sama untuk menjaga

stabilitas keamanan kawasan. Akibat dari pembentukan identitas kolektif tersebut,

maka Israel memutuskan untuk menuruti permintaan Turki dan menormalisasi

hubungan diplomatiknya.

Kata kunci: Israel, Turki, Amerika Serikat, Normalisasi Hubungan Diplomatik,

Konstruktivisme, Shared Idea

Page 6: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,

sehingga penulis dapat merampungkan skripsi dengan judul: “Analisa Kebijakan Israel

Terkait Normalisasi Hubungan Diplomatik Dengan Turki (2016)”. Shalawat dan

salam tidak lupa teriring untuk Rasulullah SAW, junjungan semua umat manusia.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

menyelesaikan program S1 program studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari jika skripsi ini

dapat terselesaikan karena bantuan dari banyak pihak dalam hal materil maupun moril.

Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orangtua penulis, H. Sukiman MH dan Hj. Aidah Harahap yang doanya

tidak pernah terputus di sepertiga malam guna mendapati anak-anaknya

mengenakan toga suatu hari nanti. Juga untuk kedua saudara penulis, dr. Tika

Martikarini dan Akbar Wicaksono, terima kasih karena selalu mendukung

penulis.

2. Bapak Ahmad Alfajri, MA. selaku dosen pembimbing skripsi sekaligus Kepala

Jurusan Hubungan Internasional FISIP UIN Jakarta yang telah memberikan

masukan, saran, dan juga kritik konstruktif bahkan hingga detik-detik terakhir

skirpsi ini disusun. Terima kasih telah bersedia untuk menjadi potongan

terpenting dari penulisan skripsi ini.

3. Ibu Eva Musshofa, MHSPS selaku Sekertaris Jurusan Hubungan Internasional,

Bapak Irfan R. Hutagalung, LLM selaku Dosen Penguji Skripsi, Bapak Robi

Page 7: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

vi

Sugara M.Sc selaku Dosen Penguji Skripsi, juga kepada semua dosen-dosen HI

yang membantu mengembangkan pola pikir penulis.

4. Septiani Maulidinna yang telah menjadi alasan saya untuk kuliah di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Saudara-saudara di Lembaga Dakwah Kampus yang telah mencontohkan

makna berkah bersama dakwah, dan menunjukkan pentingnya perpaduan

antara pendidikan dan akhlak.

6. Teman-teman Antabur penunggu kawah, terima kasih selama 5 tahun terakhir

telah berbagi ingatan berharap seduhan kopi tidak pernah habis agar diskusi tidak

berakhir. FISIP tidak akan berkesan tanpa kalian.

7. Teman-teman BVT 12, terima kasih karena terus melanjutkan kisah pondok kita

di hiruk pikuk kebisingan kota. Selamat berlabuh menuju kelambunya masing-

masing.

Suatu hari dimasa mendatang penulis akan kembali membaca skripsi ini dan tersenyum

karena menyadari betapa banyak kekurangan dan kelemahan cara berfikir yang penulis

alami saat membuat karya ilmiah ini. Segala daya upaya yang penulis berikan saat ini

masih memiliki banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran yang konstruktif akan

sangat berguna bagi penulis. Kritik dan saran mengenai skripsi ini dan hal-hal lainnya

dapat disampaikan melalui [email protected].

Jakarta, 29 Juli 2018

Page 8: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK…………………………………………………….................................. iv

KATA PENGANTAR……………………………………………….……................v

DAFTAR ISI……………………………………………………..............................vii

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….............. ix

DAFTAR SINGKATAN…………………………………………………….............x

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………..…………. 1

A. Latar Belakang………………………………………………………......1

B. Pertanyaan Masalah..……………………………………………………7

C. Tujuan dan Manfat Penelitian.………..………………………………...8

D. Tinjauan Pustaka………………………………………………………..8

E. Kerangka Teoritis………...……………………………………………14

1. Pendekatan Konstruktivisme….……………………….…….……14

2. Konsep Normalisasi…...…………………….………….………...20

F. Metode Penelitian……..………………………………………….……23

G. Sistematika Penulisan…………………………………………….……24

BAB II KONDISI HUBUNGAN ISRAEL - TURKI SEBELUM TERJADINYA

PEMUTUSAN HUBUNGAN DIPLOMATIK .………………….........................26

A. Kondisi Hubungan Israel-Turki Sebelum Terjadinya Pemutusan

Hubungan Diplomatik…………………………………………………26

B. Ketegangan Hubungan Diplomatik Antara Israel Dengan Turki Akibat

Insiden Gaza Flotilla Raid……………………………………………..37

Page 9: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

viii

BAB III PROSES NEGOSIASI ISRAEL DALAM MENORMALISASI

HUBUNGAN DIPLOMATIK DENGAN TURKI ………………………….…... 50

A. Kegagalan Proses Normalisasi Hubungan Diplomatik Antara Israel

Dengan Turki Tahun 2013………………………………..……………50

B. Proses Perjanjian Normalisasi Hubungan Diplomatik Antara Israel dan

Turki Tahun 2014-2016…….…………………………….…..…….….59

BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI

HUBUNGAN DIPLOMATIK DENGAN TURKI……………………………......68

BAB V KESIMPULAN…………………………………………………………….96

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………xi

LAMPIRAN ………………………………………………………………………xxii

Page 10: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Procedural Agreement on Compensation Between the Republic of

Turkey and The State of Israel……………………………………xxiv

Lampiran 2 Pasal 9 Vienna Convention on Diplomatic Relations 1961……..xxviii

Lampiran 3 Pasal 43 Vienna Convention on Diplomatic Relations 1961……..xxix

Lampiran 4 Media Realese PM Netanyahu's statement at his press conference in

Rome…………………………………………………………………...… xxx

Page 11: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

x

DAFTAR SINGKATAN

AKP Adalet ve Kalkınma Partisi

AWAC Airborne Warning and Control System

BTC Baku-Tbilisi-Ceyhan

CEO Chief Excecutif Operation

ICI Istanbul Cooperation Initiative

IDF Israel Defense Force

IEC Israel Electric Corporation

IHH İnsan Hak ve Hürriyetleri İnsani Yardım Vakfı

IOM International Organization for Migration

LNG Liquefied Natural Gas

MOU Memorandum of Understanding

MTCA Military Training Cooperation Agreement

NATO The North Atlantic Treaty Organization

RUU Rancangan Undang-Undang

RWE Rheinisch-Westfälisches Elektrizitätswerk

SSA Security and Secrecy Agreement

SCGPL South Caucasus Gas Pipeline

SGC Southern Gas Corridor

TANAP The Trans-Anatolian Natural Gas Pipeline

UNCLOS United Nations Convention on the Law of the Sea

USGS United States Geological Survey

WMD Weapon of mass destruction

ZEE Zona Ekonomi Eksklusif

Page 12: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada 27 Juni 2016, Israel dan Republik Turki secara resmi membuka kembali

hubungan diplomatiknya yang terputus selama 6 tahun. Kedua negara memberikan

pernyataan resmi tekait hal tersebut melalui dokumen perjanjian normalisasi

hubungan diplomatik yang berjudul “Procedural Agreement on Compensation

Between the Republic of Turkey and The State of Israel”, yang ditandatangani pada

28 Juni 2016. Perjanjian itu ditantangani oleh Feridun Hadi Sinirlioğlu sebagai

perwakilan Turki dan Dore Gold sebagai perwakilan Israel.1

Namun, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sendiri baru menyetujui

kesepakatan untuk melakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel pada

31 Agustus 2016. Keterlambatan tersebut disebabkan oleh kudeta yang berlangsung

pada tanggal 15-16 juli 2016.2 Setelah menandatangani perjanjian, kedua negara

langsung memulai proses normalisasi hubungan mereka dengan menunjuk Eitan

Na'eh sebagai duta besar Israel untuk Ankara3 dan Mekin Mustafa Kemal Ökem

sebagai duta besar Turki untuk Tel Aviv.4

1 “Procedural Agreement on Compensation Between The Republic of Turkey and The State of

Israel”, 28 Juni 2016 2 “President Erdoğan Approves Israel Deal”, 31 Agustus 2016,

http://www.hurriyetdailynews.com/president-erdogan-approves-israel-deal-103422 3 Raphael Ahrem, “After five frosty years, Israeli ambassador returns to Turkey”

https://www.timesofisrael.com/after-five-frosty-years-israeli-ambassador-returns-to-turkey/ 4 “President announces Kemal Ökem as Turkey‟s new ambassador to Israel”, 16 Nov 2016

http://www.hurriyetdailynews.com/president-announces-kemal-okem-as-turkeys-new-ambassador-to-

israel.aspx?pageID=238&nID=106179&NewsCatID=510

Page 13: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

2

Dalam perjanjian normalisasi hubungan diplomatik tersebut, terdapat 6 poin

utama yang disepakati oleh Israel maupun Turki untuk dipenuhi antara lain:

1. Pemerintah Israel akan melakukan pembayaran extra gratia5 sebesar 20 juta

US$ ke rekening yang dibuka oleh pemerintah Turki untuk mengkompensasi

keluarga korban insiden armada kapal Mavi Marmara yang terjadi pada

tanggal 31 Mei 2010.

2. Jumlah Uang di atas harus diberikan secara sekaligus. Pemerintah Turki akan

menginformasikan melalui jalur diplomatik rekening bank yang di gunakan

untuk menerima kompensasi dari pemerintah Israel. Israel akan mentransfer

uang kompensasi tersebut ke rekening terkait dalam waktu dua puluh lima hari

kerja setelah berlakunya Perjanjian ini.

3. Distribusi jumlah uang di atas sudah termasuk kompensasi eksklusif untuk

Pemerintah Turki sesuai dengan metode distribusi diatas, tanpa tanggung

jawab tambahan apapun yang timbul dari pemerintah Israel.

4. Turki dan Israel bersepakat bahwa mereka tidak akan mengajukan gugatan

hukum kepada perwakilan kedua Negara tersebut terkait dengan insiden

armada kapal (Mavi Marmara), namun, jika terdapat tuntutan, kesepakatan ini

merupakan pelepasan dari tanggung jawab hukum Israel.

5. Jika terdapat tuntutan kepada Pemerintah Israel terkait uang ganti rugi untuk

para korban baik korban pihak penuntut atas nama individu dalam yuridiksi

5 Extra gratia adalah bahasa Latin untuk "out of goodwill." Juga disebut eks gratia settlement.

Secara hukum, pembayaran ex gratia adalah pembayaran yang dilakukan tanpa memberikan kewajiban

hukum dalam bentuk apa pun.

Page 14: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

3

turki, terlepas dari ketentuan tersebut di atas, maka pemerintah Turki yang

harus menggantikan semua kerugian biaya tersebut.

6. Persetujuan ini mulai berlaku pada tanggal diterimanya pemberitahuan tertulis

terakhir melalui jalur diplomatik dimana masing-masing pihak saling

menginformasikan, dan menyelesaikan prosedur hukum internal yang

diperlukan untuk mengaplikasikan perjanjian ini di masing-masing Negara.6

Selain ke 6 persetujuan tersebut, Turki juga melakukan berbagai nogosiasi

lainnya seperti pemembangunan proyek-proyek industri di kawasan Tepi Barat

Palestina yang berfungsi sebagai penggerakkan laju perekonomian.7 Dengan adanya

pembangunan sektor industri di wilayah Tepi Barat, Turki berharap Rakyat Palestina

di wilayah Tepi Barat dapat melakukan perputaran ekonomi dan menaikkan angka

penyerapan tenaga kerja.

Selain itu Turki juga diperbolehkan untuk mengirim semua bantuan ke Jalur

Gaza melalui Israel atau dari Israel ke Gaza melalui jalur darat. Israel juga akan

mengizinkan Turki untuk memajukan proyek kemanusiaan di Jalur Gaza, seperti

membangun rumah sakit, pembangkit listrik dan sebuah stasiun penyulingan air

bersih, namun semua tindakan tersebut harus tunduk pada pertimbangan keamanan

Israel.8

6 “Procedural Agreement on Compensation Between The Republic of Turkey and The State of

Israel”, 28 Juni 2016 7 Ali Abunimah, “Turkey-Israel deal leaves Gaza siege intact”, Electronic Intifada, 27 Juni

2016, https://electronicintifada.net/blogs/ali-abunimah/turkey-israel-deal-leaves-gaza-siege-intact 8 Barak Ravid, “Israel and Turkey Officially Announce Rapprochement Deal, Ending

Diplomatic Crisis”, Heertz, 27 Juni 2016, https://www.haaretz.com/israel-news/1.727369

Page 15: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

4

Keputusan untuk kembali melakukan normalisasi hubungan diplomatik

merupakan momen penting dalam sejarah hubungan Israel-Turki. Terlebih,

mengingat selama ini hubungan keduanya selalu diwarnai dengan ketegangan pasca

insiden Gaza Flotilla Raid, dimana Israel melakukan operasi milter dan penyerangan

terhadap iring-iringan 6 kapal sipil yang berada di wilayah laut internasional. Iring-

iringan kapal tersebut dipimpin oleh Kapal Mavi Maramara sebagai kapal utama

berbendera Turki, lalu terdapat dua kapal lainnya yang juga berbendera Turki, dua

kapal berbendera Yunani, dan satu kapal berbendera Amerika Serikat.9

Kapal Mavi Marmara yang menjadi kapal utama dari iring-iringan tersebut,

mengangkut setidaknya 563 relawan yang berasal dari 31 Negara. Insiden

penyerangan tersebut terjadi pada tanggal 31 Mei 2010 pukul 4 dini hari dan

mengakibatkan 10 korban tewas dari kalangan sipil.10

Insiden tersebut telah merusak

hubungan antara Israel dan Turki yang membuat Turki menyatakan sikap untuk

memutus hubungan diplomatik dengan Israel. Hasilnya, Turki mengambil sikap kritis

terhadap Israel yang sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan sikapnya pada

tahun 90-an, dimana pada masa itu terjalin hubungan yang baik antara keduanya.

Jika Melihat Pasal 9 Paragraf 2 Konvensi Wina Tahun 1961, pemutusan

hubungan diplomatik antara Israel dan Turki memiliki alasan yang jelas, dimana

negara penerima dapat menolak untuk mengakui agen diplomatik sebagai anggota

9 UN Report on The Israeli Attack on The Humanitarian Aid Convoy to Gaza, (Ankara: Turkish

National Inquary, 2011), 18 10

UN Report on The Israeli Attack on The Humanitarian Aid Convoy to Gaza, (Ankara:

Turkish National Inquary, 2011), 18

Page 16: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

5

misi.11

Pasal tersebut menyebutkan Persona Non Grata12

sebagai penolakan/

pengusiran utusan diplomatik untuk mengakhiri tugas-tugas diplomatiknya. Sehingga

dalam hal ini seorang staf diplomatik yang dikenakan Persona Non Grata harus

mengakhiri tugas diplomatiknya dan meninggalkan negara penerima.13

Pada tahun 2013, Israel sempat mempertimbangkan untuk menormalisasi

hubungan diplomatik dengan Turki. Upaya normalisasi intensif tersebut

menghasilkan tiga persyaratan Turki terhadap Israel; permintaan maaf secara resmi

atas serangan terhadap Mavi Marmara, kompensasi finansial untuk para korban, dan

mengakhiri pengepungan Israel di Jalur Gaza. 14

Kemudian pada tanggal 23 Maret

2013, atas saran pribadi Presiden AS Barack Obama, Perdana Menteri Benyamin

Netanyahu meminta maaf kepada Turki atas kematian armada tersebut dan berjanji

untuk memberikan kompensasi kepada keluarga korban yang terbunuh.15

Sebagian besar rincian kesepakatan dalam draft normalisasi seperti

permintaan maaf dapat diselesaikan, kecuali dalam kasus nominal kompensasi. Turki

menuntut kompensasi terhadap korban yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan

nominal yang Israel siap bayar. Kedua negara tidak dapat bersepakat dalam nominal

besaran kompensasi yang akan diberikan kepada para korban. Israel siap membayar

11

Pasal 9, Paragraf 2, Konvensi Wina Tahun 1961, Tentang Hubungan Diplomatik 12

Persona Non Grata terjadi apabila keberadaan staf diplomatik di negara penerima melakukan

tindakan yang dianggap negara penerima sudah tidak dapat ditolerir. Selain itu keberadaan diplomat

tersebut sudah tidak disenangi oleh negara penerima. 13

Boer Mauna, Hukum Internasional : Pengertiann Peranan Dan Fungsi Dalam Era Dinamika

Global, (Bandung : P.T. Alumni, 2005), hal 533. 14

Mohammed Alsaftawi, “Who Needs Whom? Turkey and Israel Agree on Normalization

Deal”, The Istituto Affari Internazionali Working Papers, Vol.16, (2016), 8 15

Ayla Gürela, & Laura Le Cornub, “Can Gas Catalyse Peace in the Eastern Mediterranean?”,

The International Spectator: Italian Journal of International Affairs, Vol. 49, (2014), 21

Page 17: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

6

100.000 US$ untuk setiap keluarga korban, namun Turki menuntut 1 juta US $ untuk

setiap keluarga korban sebagai biaya kompensasi.16

Kemudian proses negosiasi untuk mencapai normalisasi hubungan diplomatik

tersebut semakin diperburuk dengan adanya berbagai pernyataan Erdoğan, dan

anggota pemerintahannya. Pemerintahan Turki menyatakan bahwa mereka telah

menemukan berbagai senjata buatan Israel di balik demonstrasi anti-pemerintah di

Istanbul dan di seluruh Turki pada bulan Juni 2013. Kemudian, pada bulan Agustus

2013, pemimpin Turki menuduh Israel mendukung kudeta militer yang terjadi di

Mesir. 17

Namun tiga tahun berselang, secara mengejutkan pada 27 Juni 2016

Netanyahu menyatakan bahwa Israel siap membayar kompensasi korban dengan total

sebesar 20 juta US$. Nominal ini jauh lebih besar jika di bandingkan dengan

permintaan Turki pada maret 2013 lalu, namun Israel tetap meyanggupi dan

menyepakati perjanjian tersebut, kemudian melakukan pembayaran melalui rekening

yang telah di buka oleh pemerintahan Turki.18

Selain itu Netanyahu juga bahkan

memberikan izin kepada tim negosiator untuk menambah nominal kompensasi

16

Barak Ravid, “Israel-Turkey Reconciliation Talks Hit Impasse Over Scope of

Compensation”, Heertz, 27 Mei 2013, https://www.haaretz.com/israel-news/israel-turkey-

reconciliation-talks-hit-impasse-over-scope-of-compensation.premium-

1.526279?=&ts=_1509266563116 17

Ayla Gürela, & Laura Le Cornub, “Can Gas Catalyse Peace in the Eastern Mediterranean?”,

The International Spectator: Italian Journal of International Affairs, Vol. 49, (2014), 22 18

“Procedural Agreement on Compensation Between The Republic of Turkey and The State of

Israel”, 28 Juni 2016

Page 18: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

7

sebanyak 3 juta US $ jika diperlukan untuk mendapatkan kesepakatan normalisasi

antara kedua negara.19

Berdasarkan deskripsi di atas, maka terdapat berbagai kejanggalan dalam

keputusan Israel terkait proses nogosiasi untuk menormaliasi hubungan diplomatik

dengan Turki. Pada Maret 2013, Israel menolak tawaran Turki yang meminta 1 juta

US$ / korban sebagai biaya kompensasi sedangkan sebagai gantinya Israel

menawarkan kompensasi sejumlah 100.000 US $ / korban. Namun pada Juni 2016,

Israel bersedia membayar total biaya kompensasi sebesar 20 juta US$ kepada Turki.

Bahkan Israel bersedia menyiapkan uang tambahan jika diperlukan sebesar 3 juta

US$ hanya untuk mencapai kesepakatan normalisasi diplomatik anatara kedua belah

pihak. Maka, tulisan ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor yang

menyebabkan Israel mengambil kebijakan untuk menormalisasi hubungan dengan

Turki pada tahun 2016.

B. Pertanyaan Masalah

Berdasarkan pada pernyataan diatas maka pertanyaan penelitian yang akan

penulis ajukan adalah: Bagaimana proses perubahan kebijakan luar negeri Israel

terkait normalisasi hubungan diplomatiknya dengan Turki pada tahun 2016?

C. Tujuan dan Manfat Penelitian

a. Tujuan Penelitian

19

Barak Ravid, “Israel Offers Turkey $20m in Compensation Over Gaza Flotilla Raid”, Heertz,

3 February 2014, https://www.haaretz.com/israel-news/1.572069

Page 19: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

8

1. Menjelaskan mengenai faktor-faktor yang menyebabkan Israel menormalisasi

hubungan dengan Turki

2. Secara akademis penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan pendekatan-

pendekatan yang telah dipelajari dalam sebuah karya Tulis Ilmiah.

b. Manfaat Penelitian

1. Dapat mengetahui kondisi hubungan antara Israel dan Turki sebelum kedua

negara melakukan pemutusan hubungan diplomatik.

2. Mengetahui alasan Israel terkait keputusannya yang mau menerima syarat yang

diberikan Turki untuk melakukan normalisasi hubungan diplomatik.

D. Tinjauan Pustaka

Ada beberapa penelitian yang pernah mengangkat tema mengenai normalisasi

hubungan diplomatik antara Israel dengan Turki, seperti artikel ilmiah yang di tulis

oleh Mathew J. Byra, seorang staff senior dari Dinu Patriciu Center of the Atlantic

Council dan Direktur dari International Centre for Defence and Security. Byra

menulis sebuah journal berjudul “Natural Gas: Potential for Historic Breakthroughs

among Israel, Turkey, and Cyprus”. Ditujukan untuk mengkaji potensi dari kerja

sama gas alam yang dilakukan oleh Israel, Turki, dan Siprus terhadap normalisasi

hubungan diplomatik antara ketiga negara tersebut.

Byra berpendapat bahwa ketegangan ketiganya dapat di redam dengan kerja

sama energi untuk menopang keamaan energi di masing-masing negara. Byra

menjelaskan bahwa Israel menetapkan 60% dari total keberadaan gas alam tersebut

Page 20: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

9

akan digunakan untuk menyupalai kebutuhan domestik negara seperti kebutuhan

rumah tangga, perkantoran, dan fasilitas publik lainnya. Sedangkan 40% dari gas

alam yang terdapat di Leviathan Field dan Tamar Field akan di ekspor oleh Israel ke

negara-negara tetangganya.

Potensi kerja sama antara Israel, Siprus, Turki semakin terbuka lebar akibat

adanya kebijakan nasional dari Siprus untuk membangun terminal liquefied natural

gas (LNG) untuk gas dari ladang gas Aphrodite yang mereka miliki. Maka artikel

ilmiah ini mempoisisikan Turki sebagai pemain penting kedua setelah siprus untuk

membantu kerja sama LNG tersebut.

Byra berpendapat, tidak mungkin pipa gas alam Israel dapat mampu mencapai

Turki tanpa melewati wilayah sengketa antara Turki dan Siprus. Namun ada

kemungkinan dimana Turki akan melakukan pemasangan pipa gas alam ini tanpa

seizini Siprus karena terdapat celah dalam aturan United Nations Convention on the

Law of the Sea UNCLOS Pasal 58 dan 79 dimana, semua negara berhak untuk

meletakkan pipa gas bawah laut di wilayah ZEE. Namun tindakan ini akan

menimbulkan sengketa baru bagi ke tiga Negara.

Penelitian yang dilakukan Byra memiliki perbedaan dengan apa yang akan

penulis teliti. Kondisi realita yang terjadi adalah pada tanggal 27 Juni 2016 Turki

melakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel. Selanjutnya kerangka

kerja sama yang dibangun juga bukanlah kerja sama LNG yang memanfaatkan

pengiriman menggunakan kapal ataupun alat transportasi lainnya. Rancangan kerja

sama yang dibangun oleh Israel-Turki adalah kerja sama dibidang gas alam yang

Page 21: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

10

dilakukan dengan menggunakan pipa gas bawah laut di dasar laut mediterania. Selain

itu, penulis juga lebih memfokuskan penelitian pada faktor-faktor penybab Israel

melakukan normalisasi dengan Turki pada 27 Juni 2016.

Artikel kedua berjudul “Who Needs Whom? Turkey and Israel Agree on

Normalization Deal” karya dari Mohammed Alsaftawi. Artikel tersebut menganalisis

perkembangan dalam hubungan Israel-Turki dengan berfokus pada gagalnya upaya

pertama normalisasi hubungan kedua negara pada tahun 2013, namun sebuah

kesepakatan dapat dicapai pada tahun 2016. Maka Alsaftwi berpendapat bahwa

terdapat kebijakan domestik Turki yang mempengaruhi kebijakan luar negerinya

dalam membentuk opini normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel. Selain itu

Mohammed Alsaftawi berpendapat bahwa konteks regional yang berubah baik Israel

dan Turki di kawasan tersebut telah mendorong kedua negara untuk memperbaiki

hubungan.

Artikel tersebut menekankan adanya kepentingan Turki terhadap Israel dalam

menangani konflik berkepanjangan di Suriah. Alsftawi berpendapat bahwa Turki

akan melanjutkan kerja sama intelijennya dengan Israel guna menangani perang

Suriah yang saat ini mengancam kondisi keamanan kedua belah pihak. Kerja sama

intelijen ini juga bertujuan untuk menciptakan stabilitas di kawasan mengingat Turki

memiliki kebutuhan mendesak untuk memerangi terorisme, menghentikan milisi

PKK, dan kelompok gerakan Gülen. Selain itu Turki juga telah meminta bantuan

organisasi dan pelobi Yahudi untuk memberikan nasihat mengenai cara-cara melawan

upaya kongres Perancis untuk mengeluarkan RUU Genosida Armenia yang dapat

Page 22: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

11

membuat Turki terkena sanksi. Turki juga menginginkan adanya pengembangan

proyek bersama sehubungan dengan kebutuhannya dibidang energi.

Penelitian yang di lakukan Mohammed Alsaftawi sedikit berbeda dengan apa

yang penulis lakukan dimana alsftwi lebih menekankan adanya berbagai kebutuhan

dalam negeri Turki yang mempengaruhi kebijakan luar negerinya untuk melakukan

Normalisasi dengan Israel. Namun Alsftwi tidak memberikan gambaran khusus

mengenai faktor-faktor yang menyebabkan Israel melakukan normalisasi hubungan

diplomatik dengan turki pada tahun 2016.

Selain itu terdapat artikel ilmiah yang di tulis oleh Gareth M. Winrow,

seorang staff senior dari Independent analyst and consultant, Oxford. Minrow

menulis sebuah artikel berjudul “The Anatomy of a Possible Pipeline: The Case of

Turkey and Leviathan and Gas Politics in the Eastern Mediterranean” yang di

terbitkan dalam “Journal of Balkan and Near Eastern Studies”. Artikel tersebut

membahas dampak penemuan cadangan gas di Mediterania timur terhadap kebijakan

energi Turki dengan memusatkan perhatian pada prospek untuk membangun jaringan

pipa dari lapangan gas Leviathan lepas pantai Israel ke daratan dan Eropa Turki.

Winrow berpendapat bahwa produksi dan penjualan gas tidak dapat dipelajari

secara terpisah dengan politik dalam dan luar negeri. Ekspor gas alam dari pipa

bawah laut Leviathan yang akan berlangsung dapat dikaji dalam bentuk aturan-aturan

yang berlaku. Turki sebagai pasar gas, negara transit, dan pusat energi telah menarik

perhatian Israel dan Republik Siprus sebagai produsen gas. Akibatnya, Winrow

Page 23: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

12

berusaha mengkaji anatomi dari pipa gas Leviathan yang akan segera di berlakukan

dan berbagai kemungkinan yang akan terjadi pasca pembangunan pipa gas tersebut.

Seperti Alsaftwi, penelitian yang dilakukan Winrow memiliki perbedaan

dengan apa yang akan penulis teliti, dimana Winrow lebih berfokus pada berbagai

hambatan terkait kerja sama gas alam antara Israel dan Turki. Salah satu hambatan

tersebut adalah akibat belum terlaksananya normalisasi hubungan antara Turki

dengan Cyprus. Selain itu, Winrow lebih menekankan poin-poin dari sisi keuntungan

Turki akibat adanya kerja sama gas alam dengan Israel. Winrow juga menekankan

penelitian tersebut pada aspek anatomi jalur pipa gas yang akan di bangun dari ladang

gas leviathan menuju Turki.

Selain ketiga artikel ilmiah diatas, terdapat juga tinjauan pustaka berupa

Skripsi yang di tulis oleh Ahmad Syahrul, Mahasiswa hubungan Internasional FISIP

UIN yang berjudul Normalisasi Hubungan Turki Dengan Israel Paska Tragedi Mavi

Marmara 2016. Skripsi tersebut membahas gambaran perubahan sikap Turki dalam

normalisasi terhadap Israel. Syahrul berpendapat bahwa kebijakan luar negeri Turki

pasca insiden Mavi Marmara adalah untuk melakukan normalisasi dengan Israel dan

memfokuskan diri untuk menjalin perjanjian damai dengan Israel. Pendapat ini cukup

berbeda dengan apa yang penulis asumsikan, dimana kebijkan luar negeri Zero

Problem Turki justru hanyalah retorika. Hal tersebut dibuktikan dengan seringnya

retorika anti Israel yang disampaikan oleh Turki dan banyaknya ketegangan

diplomatik dan kegagalan proses normalisasi yang justru diawali oleh tindakan tidak

kooperatif Turki.

Page 24: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

13

Selain itu dengan menggunakan konsep kepentingan nasional, resolusi

konflik, dan kebijakan luar negeri, Syahrul berpendapat bahwa tidak ada perubahan

signifikan dari politik luar negeri Turki, yang ada hanyalah dinamika yang

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya ekonomi, militer, dan politik. Shared

idea adalah instrumen penting yang penulis coba tekankan, dimana hasil analisa akan

bersifat lebih ideasional dan berbeda dengan pendekataan yang berfokus hanya pada

instrumen material. Penulis tidak mengabaikan faktor material namun pengembangan

shared idea justru adalah faktor terpenting dalam menciptakan kesamaan visi.

Penulis juga lebih memfokuskan penelitian pada proses normalisasi itu sendiri

dimana terdapat proses imagination, communication, dan constrain dalam

normalisasi tersebut. Analisa tersebut bertujuan untuk mengetahui siapa saja aktor

yang terlibat dan mempengaruhi wacana normalisasi tersebut baik dalam sekala

sistemik dan unit-level. Peran Amerika Serikat sebagai aktor sistemik dan peran

perusahaan, organisasi, dan tokoh politik sebagai aktor unit-level sangatlah penting

untuk dikaji secara mendalam.

Salah satu hal signifikan yang membedakan penelitian Syahrul dengan penulis

adalah fokus penelitian Syahrul terletak pada Turki sebagai inisiator Normalisasi

dengan Israel, sedangkan penulis berpendapat inisiator dari normalisasi hubungan

diplomatik tersebut adalah Amerika Serikat dibawah pemerintahan Administratif

Barrack Obama. Penulis berpendapat bahwa tanpa adanya tekanan dari Amerika

Serikat, Israel mustahil akan memulai proses normalisasi hubungan diplomatik

dengan Turki. Selain itu Israel juga menuruti ketiga permintaan Turki terkait

Page 25: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

14

normalisasi hubungan diplomatik, maka disini terdapat kebutuhan mendesak yang

Israel miliki untuk segera menormalisasi hubungan diplomatiknya dengan Turki.

E. Kerangka Teoritis

Untuk memahami suatu permasalahan sekaligus menjawab pertanyaan

penelitian maka dibutuhkan adanya sebuah kerangka analisis dalam berpikir.

Kerangka analisis ini terdiri dari pendekatan dan konsep yang berguna sebagai acuan

dan panduan dalam penulisan penelitian ilmiah ini. Oleh karena itu, penulis akan

menggunakan pendekatan Konstruktivis serta Konsep Normalisasi

1. Pendekatan Konstruktivisme

Pendekatan konstruktivisme dapat digunakan untuk menganalisa kebijakan

Israel terkait normalisasi hubungan diplomatik dengan Turki. Pilihan pada perspektif

ini tidak terlepas dari pemikiran konstruktivisme yang dapat memberikan pemahaman

ide mengenai perubahan kebijakan Israel terkait normalisasi hubungan diplomatik

dengan Turki. Sebelumnya, pada tahun 2011 dan 2013 Israel menolak proses

normalisasi hubungan diplomatik dengan Turki, namun pada tahun 2016 Israel

kemudian menyetujui proses normalisasi tersebut, bahkan dengan biaya kompensasi

yang jauh lebih tinggi. Dengan melihat perubahan perilaku Israel berdasar pada ide

melalui pendekatan yang lebih sosial atau interpretatif maka konstruktivis akan

mampu menganalisa permasalahan tersebut.

Konstruktivisme mencakup berbagai teori yang bertujuan untuk menjawab

pertanyaan ontologi, seperti debat struktur dan agen, serta pertanyaan epistemologi,

Page 26: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

15

seperti debat antara kekuatan nilai material dan nilai ideasional. Konstruktivisme

bukanlah teori hubungan internasional, namun justru merupakan teori sosial yang

digunakan untuk lebih menjelaskan tindakan yang dilakukan melalui negara dan aktor

terbesar lainnya serta identitas yang memnyebabkan negara dan aktor ini bertindak

demikian. Konstruktivisme menganggap bahwa dominasi eksistensi tradisional dalam

perkembangannya tidak mampu memberikan penjelasan mengenai perubahan-

perubahan terkait dengan fenomena di dalam hubungan internasional. Beberapa tokoh

konstruktivisme diantaranya ialah Friedrich Kratochwill, Nicholas Onuf, Alexander

Wendt, dan John Ruggie.20

Konstruktivisme menawarkan gagasan asumsi dasar yang berbeda dengan apa

yang ditawarkan oleh pendekatan positivism. Menurut Jill Steans unsur fundamental

kerangka analisis tersebut meliputi;

i. Konstruktivis memilih untuk menggambarkan dirinya sebagai suatu

pemahaman. Hal ini mengacu kembali pada karya sosiolog Jerman Max

Weber, yang memfokuskan pada pemahaman motif subjektif dan pandangan

aktor terhadap dunia, Kedua hal tersebut merupakan faktor penting yang

memiliki dampak pada dunia sosial. Penjelasan mengenainya didasarkan pada

hubungan kausal yang jelas antara fenomena yang mudah untuk diamati

ii. Konstruktivis mencoba untuk menjembatani kesenjangan antara teori

structure-centered dan teori agen-centered dan berpendapat bahwa struktur

20

Jackson dan Sorensen, Pengantar Studi Hubungan Internasional: Teori dan Pendekatan,

(Pustakan Pelajar: Yogyakarta, 2013), 367

Page 27: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

16

dan agensi merupakan hal yang saling bergantung satu sama lain. Sebagai

akibatnya, sebagian besar hubungan sosial relatif stabil, tetapi dengan adanya

struktur yang mengalami dinamika telah membawa serta potensi untuk

perubahan.

iii. Konstruktivis sering menggambarkan pada apa yang disebut dengan realisme

kritis yang berguna untuk memperhitungkan struktur yang tidak mudah

diamati.

iv. Konstruktivis menekankan peran norma dalam perilaku masyarakat. Beberapa

konstruktivis juga menekankan gagasan-gagasan. Gagasan-gagasan tersebut

sering dikatakan sebagai keyakinan individual. Berbeda dengan norma-norma

sosial yang lebih memiliki kualitas sosial. Norma selalu ada di luar dari

individu dan bersifat universal.

v. Konstruktivisme memandang bahwa lembaga dapat berupa formal maupun

informal. Lembaga formal didasarkan pada pengakuan prinsip, aturan dan

norma secara tertulis atau eksplisit, contohnya seperti sebuah universitas,

sekolah, negara. Sementara lembaga informal adalah suatu lebaga yang

memiliki pola stabil secara praktik. 21

vi. Konstruktivis menganalisis lembaga dengan berfokus khusus pada proses

institusionalisasi, yaitu pengembangan dari pola praktik dan sosialisasi serta

21

Steans, et., al., Introduction to International Relations, Perspectives & Themes, (Pearson &

Longman: UK, 2005), 187

Page 28: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

17

penerapan norma-norma dan pola perilaku aktor-aktor baru dalam sebuah

lembaga.

vii. Konstruktivis juga menganalisis interaksi antara ide dan kepentingan. Dengan

kata lain, mereka tidak hanya peduli dengan dampak institusi, norma dan ide-

ide tentang kepentingan, tetapi mereka juga menganalisis sejauh mana

kepentingan dapat menjelaskan ide-ide tertentu.

viii. Wacana intersubjektif memerankan peran penting dalam pemikiran

konstruktivis sosial. Bagi para konstruktivis, wacana merupakan sinonim dari

komunikasi. Dengan demikian, perlu untuk mencapai pemahaman tentang

identitas dan kepentingan serta untuk membangun institusi dan norma-norma.

Wacana juga diperlukan untuk mencapai apa yang disebut dengan

pemahaman intersubjektif.22

Selain berbagai asumsi tersebut, Alexander Wendt juga menyatakan bahwa

sistem anarki adalah sesuatu yang dihasilkan akibat pemahaman manusia terhadap

negara. Klaim tersebut memiliki konsekuensi potensial yang sangat luas, dunia

internasional menjadi kurang terpaku dalam struktur anarki kuno, berbagai perubahan

dapat terjadi secara besar-besaran karena manusia dan negara dapat mulai

memikirkan satu sama lain dengan cara baru dan dengan demikian menciptakan

norma baru yang mungkin sangat berbeda dari yang lama.23

22

Steans, et., al., Introduction to International Relations, Perspectives & Themes, (Pearson &

Longman: UK, 2005), 188 23

Alexander Wendt, "Anarchy is what States Make of it: The Social Construction of Power

Politics", International Organization, Vol. 46, No. 2 The MIT Press, 1992, 396

Page 29: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

18

Konstruktivis berasumsi tentang perubahan dalam politik global yang tidak

hanya dapat dilakukan oleh aktor negara berdaulat. Terdapat aktor-aktor lain, di

samping negara sebagai aktor penting, seperti individu, kelompok elit, birokrasi,

korporasi, organisasi internasional dan gerakan sosial yang berperan di tengah arena

hubungan antarbangsa.24

Mereka berpendapat bahwa aspek terpenting hubungan internasional adalah

sosial, bukan material. Namun konstruktivis tidak menolak sepenuhnya fokus materi

yang ditawarkan oleh banyak pendekatan hubungan internasional. Selanjutnya,

kontruktivis berpendapat bahwa kenyataan sosial tidaklah objektif, atau selalu

berkaitan dengan pandangan eksternal bagi pengamat dunia internasional. Dunia

sosial dan politik, termasuk dunia hubungan internasional, bukanlah entitas fisik atau

benda material yang berada di luar kesadaran manusia.25

Dalam perspektif alternatif, konstruktivisme yang berkembang selama tahun

1990-an juga telah dikategorikan ke dalam tiga bentuk yang berbeda yaitu sistemik,

unit-level, dan holistic. Konstruktivisme yang difokuskan dalam penelitian ini adalah

konstruktivisme holistik. Konstruktivis holistik berdiri di antara konstruktivisme

sistemik dan level-unit. Konstrukstivisme ini sebenarnya berusaha untuk

menjembatani kesenjangan antara pandangan dunia internasional dan kondisi

domestik dalam menjelaskan bagaimana identitas dan kepentingan negara terbentuk.

Menurut berbagai karya John G. Ruggie dan Friedrich Kratochwil, konstruktivisme

24

Scott Burchill, et. al., Theories of International Relations, 3rd

ed., (Palgrave: UK, 2005), 189 25

Jackson & Sorensen, Pengantar Studi Hubungan Internasional: Teori dan Pendekatan,

(Pustakan Pelajar: Yogyakarta, 2013), 365

Page 30: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

19

holistik berfungsi untuk mengintegrasikan identitas perusahaan yang terbentuk di

dalam level domestik dengan negara-negara internasional ke dalam “perspektif

analitis terpadu yang memperlakukan domestik dan internasional sebagai dua wajah

dari satu tatanan sosial dan politik.26

Teori Konstruktivisme holistik dikembangkan oleh John Ruggie dan Friedrich

Kratochwill. Konstruktivisme ini berusaha mengakomodasi seluruh faktor tatanan

identitas dan kepentingan negara. Konstruktivisme ini juga memberi peran

perusahaan dan masyarakat sosial secara bersamaan ke dalam perspektif analisa

terpadu yang memperlakukan level domestik dan internasional sebagai dua wajah

dari satu tatanan sosial dan politik. Perspektif umum ini telah melahirkan dua analisa

perubahan internasional yang khas, namun saling melengkapi serta berfokus pada

perubahan besar sistem internasional di dunia modern.

Para pemikir Konstruktivisme holistik memiliki kemampuan untuk dapat

menjelaskan perkembangan struktur normatif dan ideasional sistem internasional saat

ini, serta identitas sosial yang negara hadirkan. Jika dikaji secara mendalam bentuk

konstruktivisme ini dapat menyajikan analisa transformasi perubahan ide,

perkembangan norma, dan budaya, tetapi bergerak secara independen dari kehendak,

pilihan, atau tindakan manusia dimana peran agen cenderung diabakan dalam

konstruktivisme jenis ini.27

26

Scott Burchill, et. al., Theories of International Relations, 3rd

ed., (Palgrave: UK, 2005), 201 27

Scott Burchill, et. al., Theories of International Relations, 3rd

ed., (Palgrave: UK, 2005), 201

Page 31: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

20

Dengan menggunakan formula tersebut, penulis akan menganalisa berbagai

alasan Israel menyetujui untuk melakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan

Turki pada tahun 2016 yang sejak tahun 2011 tidak di sepakati oleh Israel. Meskipun

Israel dan Turki menjadi dua aktor yang melakukan normalisasi, namun identitas

sosial yang dinggunakan dalam skripsi ini juga terbentuk secara tidak langsung dari

hubungan dengan negara Barat khususnya Amerika Serikat. Campur tangan negara

barat khususnya AS di masa Barrack Obama memiliki pengaruh tersendiri dalam

konstruksi identitas Israel dalam normalisasi tersebut.

2. Konsep Normalisasi

Dalam bukunya, Modern Diplomacy, Barston mendefinisikan normalisasi

sebagai sebuah proses pemulihan hubungan diplomatik. Awal normalisasi dapat

dilihat saat salah satu atau kedua pihak yang berselisih menyadari dan mengakui

adanya kebutuhan untuk mengurangi ketegangan dalam hubungan mereka. Kemudian

kedua belah pihak berupaya mencari jalan keluar untuk menciptakan hubungan yang

lebih baik. Salah satunya dengan menyingkirkan seluruh atau sebagian dari penyebab

utama dari perselisihan yang telah lama menghalangi sebuah hubungan.28

Barston,

menjelaskan bahwa terdapa sepuluh tahap dalam proses normalisasi:

1. Membangun hubungan kembali, melalui jalur formal atau informal.

2. Gabungan informal, misalnya dengan menyepakati genjatan senjata atau

pertukaran tawanan.

28

R.P. Barston, Modern Diplomacy, (New York: Routledge, 2014), 275

Page 32: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

21

3. Sinyal tingkat rendah, dengan melakukan hubungan informal secara rahasia

dan pembukaan kembali hubungan diplomatik secara terbatas.

4. Membuka kembali hubungan perdagangan dan perbankan secara terbatas.

5. Membuka kembali jalur negosiasi, secara langsung atau rahasia dengan

mediasi pihak ketiga.

6. Menghapuskan hambatan perdagangan atau cetak embargo.

7. Revisi kebijakan, buat konsesi baru yang berhubungan dengan upaya

normalisasi.

8. Negosisasi isu-isu utama dalam normalisasi.

9. Membuat kesepakatan normalisasi dan membangun kembali hubungan

diplomatik.

10. Implementasi normalisasi.29

Model ini menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus pihak dalam sebuah

perselisihan dapat bergerak cukup cepat untuk melakukan negosiasi langsung,

terutama jika ada rasa darurat dan kebutuhan yang mendesak, pihak tersebut akan

segera melakukan normalisasi hubungan diplomatik. Dalam kasus tersebut, tekanan

ekonomi domestik, adalah salah satu faktor penting dalam mempengaruhi keputusan

untuk melanjutkan hubungan keuangan dan perdagangan, yang diawali dengan

normalisasi hubungan diplomatik.

Kesepakatan normalisasi hubungan diplomatik biasanya mengambil berbagai

bentuk yang berbeda di setiap kasusnya. Ini termasuk diskusi informal yang

29

R.P. Barston, Modern Diplomacy, (New York: Routledge, 2014), 280

Page 33: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

22

dilengkapi dengan pernyataan sepihak mengenai hubungan antara kedua negara,

pernyataan bersama, pengaturan normalisasi sepihak, sampai kesepakatan normalisasi

formal. Adapula normalisasi berdasarkan pertukaran diplomatik informal dan

pernyataan sepihak misalnya permintaan maaf atau pernyataan kebijakan yang

direvisi. Dalam beberapa kasus pembukaan kembali fasilitas konsulat untuk

mempromosikan perdagangan dapat dianggap lebih penting daripada menyelesaikan

sengketa politik yang sudah berlangsung lama.30

Pada tingkat ekonomi, hubungan perdagangan dan keuangan seringkali

memisahkan diri dari aspek politik. Namun, terdapat kemungkinan bila kerja sama

perdagangan berlaku dalam kondisi hubungan diplomatik yang terputus maka hal

tesebut dapat menyebabkan meningkatnya tekanan domestik. Tekanan ini akan

menuntut agar diberlakukannya normalisasi hubungan diplomatik serta penghapusan

batasan-batasan dan larangan dalam sektor perdagangan. Maka melakukan

normalisasi hubungan diplomatik sebelum melanjutkan ke tahap kerja sama

perdagangn dapat mencegah adanya tekanan masyarakat secara domestik.31

Berbagai pendapat Barston diatas sejalan dengan kondisi kebijakan Israel

terkait normalisasi hubungan diplomatik dengan Turki. Kemudian sepuluh tahapan

dalam proses normalisasi hubungan diplomatik yang dijabarkan Barston juga dapat

dijadikan dasar dalam menganalisa berbagai faktor yang menyebabkan Israel

30

R.P. Barston, Modern Diplomacy, (New York: Routledge, 2014), 283 31

R.P. Barston, Modern Diplomacy, (New York: Routledge, 2014), 282

Page 34: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

23

menyetujui untuk melakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan Turki pada

tahun 2016.

F. Metode Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dengan teknik analisis data yang bersifat

kualitatif yaitu data yang penulis dapatkan bukan berbentuk numeric atau data-data

yang berbentuk angka melalui beberapa faktor - faktor yang relevan dengan

penelitian ini. Metode kualitatif memiliki asumsi-asumsi filosofis, upaya-upaya

penelitian, dan metode-metode pengumpulan, analisis, dan interpretasi data yang

beragam.32

Kemudian setelah penulis berusaha menganalisa serta

menginterpretasikan data tersebut dengan pendekatan yang relevan maka diharapkan

dapat menjawab pertanyaan masalah dari penelitian.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk

menggambarkan secara detail mengenai pembentukan ide Israel terkait kebijakan luar

negerinya untuk menormalisasi hubungan diplomatik dengan Turki. Kelebihan dari

metode deskriptif adalah penulis dapat mempelajari norma-norma atau standar-

standar yang berlaku di kedua negara, sehingga peneliti dapat mencapai apa yang

disebut disebut sebagai survey normative. Penelitian deskriptif dilengkapi dengan

data-data dan gambaran jelas mengenai fenemona yang terjadi. Kelengkapan data

32

David Silverman, Doing Qualitative Research: A Practical Handbook (London: SAGE

Publication, 2000), Hal. 8

Page 35: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

24

serta gambaran fenomena tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya

dari telaah pustaka.33

Data yang penulis gunakan dalam penulisan Skripsi ini menggunakan data

sekunder, yaitu pengumpulan data lapangan yang penulis dapatkan dari berbagai

sumber tertulis. Untuk data sekunder, teknik pengumpulan data yang akan digunakan

oleh penulis adalah telaah pustaka yaitu pengumpulan data dengan menelaah

sejumlah literatur baik berupa buku-buku, jurnal, dokumen, surat kabar, makalah dan

artikel yang berkaitan dengan masalah tersebut.

G. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

B. Pertanyaan Penelitian

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

D. Tinjaun Pustaka

E. Kerangka Teoritis

1. Pendekatan Konstruktivisme

2. Konsep Normalisasi

F. Metode Penelitian

BAB II KONDISI HUBUNGAN ISRAEL-TURKI SEBELUM

TERJADINYA PEMUTUSAN HUBUNGAN DIPLOMATIK

33

Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), hal 29

Page 36: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

25

A. Kondisi Hubungan Israel-Turki Sebelum Terjadinya Insiden

Gaza Flotila Raid

B. Ketegangan Hubungan Diplomatik Antara Israel Dengan

Turki Akibat Insiden Gaza Flotilla Raid

BAB III PROSES NEGOSIASI ISRAEL DALAM MENORMALISASI

HUBUNGAN DIPLOMATIK DENGAN TURKI

A. Kegagalan Proses Normalisasi Hubungan Diplomatik Antara

Israel Dengan Turki Tahun 2013

B. Proses Perjanjian Normalisasi Hubungan Diplomatik Antara

Israel dan Turki Tahun 2014-2016

BAB IV ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI

HUBUNGAN DIPLOMATIK DENGAN TURKI

A. Peluang Kerja Sama Energi Gas Alam antara Israel-Turki.

B. Kerja Sama Militer Israel-Turki Untuk Menjaga Stabilitas

Keamanan Kawasan

BAB V KESIMPULAN

Page 37: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

26

BAB II

KONDISI HUBUNGAN ISRAEL-TURKI SEBELUM TERJADINYA

PEMUTUSAN HUBUNGAN DIPLOMATIK

Bab ini akan menjelaskan mengenai dinamika hubungan antara Israel-Turki

sebelum terjadinya insiden Gaza Flotilla Raid hingga berlangsungnya proses

pemutusan hubungan dipomatik. Menurut Dan Arbell, Peneliti Senior di The Center

for Middle East Policy, terdapat beberapa tema periodisasi hubungan antara Israel

dengan Turki. Periode pertama terjadi pada tahun 1948-1992 yang disebut dengan

periode "tahun-tahun awal". Periode kedua yaitu antara tahun 1992-2008 yang

disebut Arbell sebagai “tahun-tahun keemasan” yang ditandai dengan adanya

berbagai kerja sama yang dibangun antara kedua negara.34

Periode ketiga adalah

masa dimana terjadinya keretakan hubungan akibat insiden Gaza Flotilla Raid yang

terjadi pada 31 Mei 2010.35

A. Kondisi Hubungan Israel-Turki Sebelum Terjadinya Insiden Gaza Flotilla

Raid

Hubungan awal yang di bangun antara Israel-Turki disebabkan adanya

ketergantungan atas kemanan nasional dan kelangsungan hidup kedua negara.

Ancaman terhadap kemanan nasional Israel dari serangan negara-negara Muslim

dapat dianggap sebagai dua sisi mata uang bagi terciptanya stabilitas kawasan.

34

Dan Arbell, The U.S.-Turkey-Israel Triangle, (Washington: The Center for Middle East

Policy, 2014), 11 35

Dan Arbell, The U.S.-Turkey-Israel Triangle, (Washington: The Center for Middle East

Policy, 2014), 12

Page 38: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

27

Ancaman dapat mengganggu kawasan regional, disisi lain ancaman justru dapat

menciptakan kerja sama regional untuk menghilangkan ancaman tersebut. Maka dari

itu terdapat banyak kerja sama kemanan dan pertahanan yang dilakukan Israel

terhadap Turki di masa periode awal.

Israel dan Turki telah menjalin kedekatan hubungan diplomatik dan bilateral

sejak 28 Maret 1949. Masa-masa ini dinamakan sebagai Periode Awal Hubungan

Israel-Turki yang terhitung dimulai sejak tahun 1948 hingga 1992. 36

Kedekatan Israel

dengan Turki tersebut terjadi akibat keputusan Turki untuk menjadi negara Arab

pertama yang mengakui kedaulatan negara Israel. Pengakuan kedaulatan tersebut

terjadi akibat adanya kebutuhan Turki untuk mencari aliansi barat di kawasan Timur-

Tengah yang berguna untuk mengamankan wilayahnya dari berbagai tekanan negara

satelit Uni Soviet di timur tengah.37

Sebelumnya pada 25 Januari 1949 Israel mengumumkan bahwa Partai Mapai

Pro-Barat pimpinan Perdana Menteri Ben Gurion telah memenangkan Pemilihan

Umum. Sedangkan Partai Herat dan Partai Komunis mendapatkan suara jauh dibawah

Partai Mapai. Hasil Pemilu ini meyakinkan para pemimpin Turki bahwa Israel

bukanlah negara satelit Soviet melainkan sebuah identitas kekuatan barat yang layak

36

Dan Arbell, The U.S.-Turkey-Israel Triangle, (Washington: The Center for Middle East

Policy, 2014),11 37

Smith J Randy, The Pragmatic Entente: Turkey‟s Growing Relations with Israel, (New

Jersey: Precinton University, 2000), 21

Page 39: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

28

diperhitungkan, di wilayah mediterania.38

Israel dapat menjadi aliansi kerja sama

dibidang keamanan untuk membendung kekuatan soviet.

Keamanan telah menjadi perhatian utama dalam pembentukan identitas Turki,

ketakutan Turki terhadap ekspansi dan agresivitas Uni Soviet menyebabkan integritas

teritorial dan kedaulatan nasional sangat penting bagi Turki. Turki menganggap

bahwa penarikan pasukan Inggris dari kawasan mediterania akan menciptakan

kekosongan kekuasaan.39

Turki juga mengaggap bahwa kekosongan kekuasaan dapat

menyebabkan ketidakstabilan yang disebabkan oleh Uni Soviet seihingga mendorong

penyebaran komunisme. Maka dari itu sebagai negara Timur Tengah yang

beridentitas barat, Turki mencari bantuan dari kekuatan Barat saat itu. Turki yakin

dengan kekuatan Yahudi Amerika di pemerintahan A.S., Israel dapat bertindak

sebagai advokat untuk kepentingan Turki di Washington.

Akibat keselarasan identitas Turki dengan Barat, maka proses hubungan

Israel-Turki terus meningkat. Israel sendiri mengharapkan bahwa hubungannya

dengan Turki dapat mempengaruhi negara-negara di Asia dan kawasan Timur Tengah

untuk memberikan dukungan kedaulatan, serta manaikkan kedudukan Israel di mata

dunia internasional.40

Selain itu Israel juga terbantu dengan menguatnya

perkembangan industri di negaranya. Misalnya, pada awal tahun 1950-an, ekspor

38

George E. Gruen, Turkey, Israel and the Palestine Question, 1948-1960: A Study in the

Diplomacy of Ambivalence, (New York: Columbia University, 1970), 40 39

George E. Gruen, Turkey, Israel and the Palestine Question, 1948-1960: A Study in the

Diplomacy of Ambivalence, (New York: Columbia University, 1970), 39 40

George E. Gruen, Turkey, Israel and the Palestine Question, 1948-1960: A Study in the

Diplomacy of Ambivalence, (New York: Columbia University, 1970), 70

Page 40: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

29

kapas Turki dapat memenuhi seluruh kebutuhan kapas Israel dan kebutuhan Gandum

Israel juga dapat terpenuhi sebesar 50%.41

Namun pada tahun 1956 Israel mencoba untuk mengurangi ancaman Mesir

dengan bergabung bersama, Inggris dan Prancis untuk merebut terusan Suez. Setelah

pertempuran terjadi, muncul berbagai tekanan politik dari Amerika Serikat, Uni

Soviet, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menyebabkan penarikan pasukan

Inggris, Perancis dan Israel.42

Setelah Krisis Suez berakhir, tindakan penyerangan

Israel tersebut justru disikapi kritis oleh Turki. Hubungan diplomatik Israel-Turki

yang baru lahir diturunkan ke tingkat chargés d'affaire atau kuasa usaha tetap, dengan

ditariknya duta besar Turki untuk Tel Aviv.43

Israel adalah suatu negara yang sangat mementingkan keamanan nasional

karena sejak awal berdirinya negara tersebut, negara tetangga Israel telah mengancam

keberadaannya. Hidup di bawah tekanan semacam ini, membuat rakyat Israel

memiliki kepedulian yang luas terhadap isu keamanan. Maka dalam prosesnya Israel

kemudian meminta bantuan dari kekuatan eksternal seperti negara non-arab dan

Amerika Serikat. Israel mencoba memecahkan dilema keamanannya melalui kerja

sama secara militer dan non-militer dengan negara-negara non-Arab dalam

Peripheral Pact.

41

Smith J Randy, The Pragmatic Entente: Turkey‟s Growing Relations with Israel, (New

Jersey: Precinton University, 2000), 24 42

David Bernathy, The Dynamics of Global Dominance: European Overseas Empires, 1415-

1980 (Connecticut: Yale University Press, 2000), 139 43

Kilic Bugra Kanat, “Turkish-Israeli Reset: Business As Usual?”, Middle East Policy, Vol.

XX, Summer, No. 2, (2013), 3

Page 41: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

30

Salah satu gerakan politik Israel yang menarik pada kurun 1950an adalah

kehadiran Peripheral Pact atau biasa disebut Peripheral Doctrine. Beranggotakan

negara-negara di Timur Tengah, kebijakan ini dirumuskan Israel sehubungan dengan

adanya konflik yang berlangsung dengan dunia Arab dan isolasi politik Israel di

berbagai arena. Perjanjian Peripheral pertama beranggotakan Israel, Iran, Turki dan

Ethiopia (dan pada tingkat yang lebih rendah, masyarakat Kurdi dan Kristen Irak di

Sudan), namun perjanjian tersebut tidak bersifat kesepakatan formal, hubungan

kerjasamnya hanya beroperasi secara umum dan bilateral.44

Setidaknya terdapat tiga alasan keuntungan berdirinya Peripheral Pact Israel.

Pertama, adanya manfaat keamanan yang bisa didapat dari hubungan semacam itu, di

antaranya kemungkinan membuat musuh Israel tetap 'sibuk' dengan musuh lainnya.

Selain itu, keuntungan yang bisa didapat Israel dengan Peripheral Pact adalah

munculnya asumsi untuk meyakinkan negara-negara Arab agara mau berhubungan

dengan Israel. Keuntungan ketiga yang Israel dapatkan adalah hadirnya dukungan

dari Amerika Serikat terhadap Peripheral Pact untuk melawan identitas komunisme

Uni Soviet di Timur Tengah.45

Pada 27 Juli 1958, Menteri Sekretaris Negara Amerika Serikat John Foster

Dulles mengadakan pertemuan rahasia dengan Abba Eban, Duta Besar Israel untuk

Amerika Serikat, di mana mereka membahas hubungan yang telah dibangun Israel

44

Gallia Lindenstrauss dan Yoel Guzansky, “Israel's Peripheral Pact”,

http://nationalinterest.org/commentary/israels-peripheral-pact-7091 45

Yoel Guzansky, “Israel‟s Periphery Doctrine 2.0: The Mediterranean Plus”, Mediterranean

Politics, Vol. 19, No. 1, 2014, , 102

Page 42: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

31

dengan negara-negara Peripheral Pact dan kemampuan Amerika untuk membantu

Israel. Dengan dorongan dari Amerika Serikat, Ben Gurion memulai penerbangan

rahasia ke Ankara pada tanggal 28 Agustus 1958 untuk memperbaiki hubungan dan

mendapatkan kesepakatan dengan Turki. Pertemuan Perdana Menteri Ben Gurion

dengan Adnan Menderes membahas berbagai kerja sama diantaranya mengenai;

penanganan bahaya politik ekspansionis Nasser; bantuan untuk Ethiopia dan Iran

melawan subversi Nasserist dan komunis; Bantuan Israel ke Turki dalam

industrialisasi; penelitian ilmiah bersama; dan perpanjangan kontrak perdagangan

antara kedua negara.46

Peripheral Pact terbukti dapat bertahan lama dan menguntungkan Israel,

namun Israel tetap berhati-hati agar tidak bergantung sepenuhnya pada perlindungan

Peripheral Pact dan Amerika Serikat. Untuk itu, Israel juga mengembangkan industri

pertahanan berteknologi tinggi dan jaringan intelijen yang rumit. Akibatnya, posisi

negara-negara di Timur Tengah juga berubah dalam menyikapi Israel. Dengan

kemajuan teknologi, proliferasi rudal dan Weapon of mass destruction (WMD), Israel

dapat mengandalkan kekuatan sendiri untuk menghadapi ancaman baru yang muncul

di Timur Tengah.47

Pada tahun 1967, kembali terjadi peristiwa yang menyebabkan Perang antara

Arab-Israel akibat dari tindakan Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser yang menutup

46

Smith J Randy, The Pragmatic Entente: Turkey‟s Growing Relations with Israel, (New

Jersey: Precinton University, 2000), 29 47

Smith J Randy, The Pragmatic Entente: Turkey‟s Growing Relations with Israel, (New

Jersey: Precinton University, 2000), 63

Page 43: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

32

semua haluan Terusan Suez untuk mencegah masuknya kapal Israel. Dalam konflik

tersebut Turki menunjukkan sikap netral dan lebih seimbang dalam hubungannya

dengan Israel dan dunia Arab. Turki tidak mengutuk tindakan Mei 1967 dan Turki

tidak pula mengizinkan AS untuk menggunakan Pangkalan Angkatan Udara Incirlik

Turki. Setelah perang, Turki memilih untuk menyetujui Resolusi 242 PBB, yang

menyerukan kembalinya wilayah yang diduduki Israel. 48

Dengan menjaga netralitas,

Turki mampu menunjukkan simpati terhadap negara-negara Arab yang terlibat dalam

perang tersebut tanpa merusak hubungannya dengan Israel.

Pada Juli 1980, ketegangan antara Israel dengan Turki kembali mencuat pasca

tindakan Israel mengadopsi Jerusalem Act yang berisi keputusan bahwa Yarusalem

adalah ibukota dari Israel. Tindakan Israel tersebut menyebabkan keretakan hubungan

diplomatik antara keduanya pada tahun-tahun awal. Keputusan Turki untuk

mengecam Israel terkait pengadobsian Jerusalem Act membuat munculnya simpati

dari negara-negara Arab. Untuk menjaga ekonomi Turki tetap berjalan Menteri Luar

Negeri Turki mencari bantuan pinjaman modal dari Arab Saudi sebesar 250 juta

US$.49

Namun Pada tahun 1986, Turki dan Israel diam-diam meningkatkan kembali

hubungan diplomatiknya dengan mengirim berbagai perwakilan bagian Kuasa Usaha

Tetap. Hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara mulai berkembang

48

Ferenc A. Vali, Bridge over the Bosphorus, (Baltimore: The Johns Hopkins Press, 1971),

308. 49

Dan Arbell, The U.S.-Turkey-Israel Triangle, (Washington: The Center for Middle East

Policy, 2014), 6

Page 44: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

33

terutama di sektor pariwisata yang mengalami pertumbuhan pesat.50

Hubungan kedua

negara kembali menjadi normal dan kian membaik hingga muncul berbagai kerja

sama yang bersifat pertahanan militer maupun non-militer.

Memasuki tahun 1992 hubungan antara Israel dengan Turki terus meningkat,

hal tersebut dibuktikan dengan dibukanya kembali hubungan diplomatik antara Israel-

Turki secara penuh dengan pengembalian duta besar masing-masing negara. Periode

ini dinamakan sebagai periode Keemasan Hubungan antara Israel-Turki yang

terhidtung sejak 1992 hingga 2008. 51

Selain itu Turki juga memperingati hari jadi ke

500 peristiwa penerimaan pengungsi Yahudi Spanyol yang mengungsi menuju

Kekaisaran Ottoman. Dalam peringatan tersebut ikut hadir presiden Israel Chaim

Hertzog yang melakukan kunjungan tidak resmi ke Turki.52

Selain itu di tahun yang sama di bawah pemerintahan Chaim Hertzog untuk

Israel dan Süleyman Demirel untuk Turki, Israel-Turki juga membangun protokol

kerja sama pertahanan. Namun kesepakatan tersebut baru disetujui pada bulan Maret

tahun 1994. Israel dan Turki menyepakati kerja sama dibidang keamanan dan

kerahasiaan intelejen atau Security and Secrecy Agreement (SSA). Kerja sama

strategis Israel dengan Turki ini merupakan bagian dari agenda Amerika Serikat

pasca perang dingin di Timur Tengah, yang juga didukung oleh intelijen rahasia

50

Smith J Randy, The Pragmatic Entente: Turkey‟s Growing Relations with Israel, (New

Jersey: Precinton University, 2000), 39 51

Dan Arbell, The U.S.-Turkey-Israel Triangle, (Washington: The Center for Middle East

Policy, 2014), 11 52

Dan Arbell, The U.S.-Turkey-Israel Triangle, (Washington: The Center for Middle East

Policy, 2014), 6

Page 45: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

34

AS.53

Kerja sama ini mengawali berbagai rangkaian kerja sama militer lainnya seperti

Memorandum of Understanding (MOU) mengenai pelatihan pilot pesawat tempur

yang di sepakati pada tahun 1995.

Israel sendiri berkeinginan untuk menjalin hubungan dekat dengan Turki.

Israel melihat Turki sebagai cara untuk melepaskan diri dari isolasi regional dan

untuk mendapatkan akses ke wilayah udara Turki guna melakukan latihan militer.54

Namun keinginan Israel tersebut baru dapat tercapai pada tahun 1996. Pada tanggal

23 Februari 1996, Cevik Bir, Wakil Ketua Angkatan Bersenjata Turki, melakukan

kunjungan singkat ke Israel untuk bertemu dengan David Ivry, Direktur Jenderal

Kementerian Pertahanan Israel,. Dalam pertemuan tersebut disepakati bersama

Perjanjian Kerja Sama Pelatihan Militer atau Military Training Cooperation

Agreement (MTCA).55

Pada bulan April 1996, delapan pesawat F-16 Israel melakukan latihan

pertama selama seminggu di Pangkalan Udara Akinci. Kemudia Turki juga

melakukan kunjungan balasan pada bulan Juni 1996 dengan penerbangan pertama

mereka di atas Israel. Pada bulan Januari 1998 Israel dan Turki kembali melakukan

latihan bersama yang dinamai Operation Reliant Mermaid, latihan ini bertujuan

sebagai simulasi pencarian dan penyelamatan bersama di laut. Latihan ini tidak hanya

53

Michel Chossudovsky, The US, Turkey, Israel: Triple Alliance, (Montreal: Global Research,

2014), 2 54

Dan Arbell, The U.S.-Turkey-Israel Triangle, (Washington: The Center for Middle East

Policy, 2014), 6 55

Smith J Randy, The Pragmatic Entente: Turkey‟s Growing Relations with Israel, (New

Jersey: Precinton University, 2000), 2

Page 46: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

35

melibatkan Turki dan Israel tapi juga melibatkan militer Amerika Serikat dan militer

Yordania sebagai pengamat.56

Pada bulan April 2001, Israel menandatangani sebuah kesepakatan keamanan

dengan (The North Atlantic Treaty Organization) NATO sebagai bagian dari NATO‟s

Mediterranean Dialogue. Hingga kemudian pada tahun 2004, isu dari NATO‟s

Mediterranean Dialogue kembali diangkat dan berubah menajadi sebuah kemitraan

militer bernama Istanbul Cooperation Initiative (ICI) yang ditandatangani oleh

negara-negara terpilih seperti Aljazair, Mesir, Israel, Yordania. Mauritania, Maroko

dan Tunisia.57

Secara praktis, ICI telah menetralisir musuh potensial Israel di Dunia

Arab. Selain itu ICI juga memastikan bahwa negara anggota dari ICI yang disponsori

NATO, tidak akan melakukan intervensi dalam konflik Timur Tengah yang dilakukan

Israel di Palestina.58

Selain berbagai kerja sama pertahanan dan militer, Israel-Turki juga

melaksanakan berbagai kerja sama di bidang ekonomi. Dalam kerja sama ekonomi,

pada tahun 2004 Israel-Turki menyepakati kerja sama penyediaan air bersih yang

signifikan. Kerja sama tersebut disepakati akan berlangsung selama 20 tahun, dan

56

Smith J Randy, The Pragmatic Entente: Turkey‟s Growing Relations with Israel, (New

Jersey: Precinton University, 2000), 3 57

Michel Chossudovsky, The US, Turkey, Israel: Triple Alliance, (Montreal: Global Research,

2014), 3 58

Michel Chossudovsky, The US, Turkey, Israel: Triple Alliance, (Montreal: Global Research,

2014), 3

Page 47: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

36

sesuai kesepakatan sekitar 50 juta meter kubik air minum per tahun harus dikirim

oleh Turki ke beberapa pelabuhan Israel.59

Antara kurun 2005-2008, pihak berwenang Israel juga telah melakukan

perundingan dengan Turki terkait kerja sama energi minyak dan gas alam. Selain itu

Georgia dan Azerbaijan ikut terlibat selaku suplaier dalam kemitraan potensial ini.

Kerja sama ini membahas pembangunan jalur pipa bawah laut Baku-Tbilisi-Ceyhan

(BTC) dan pipa gas Baku-Erzurum-Ceyhan yang juga dikenal sebagai South

Caucasus Gas Pipeline (SCGPL). Disini Israel hadir sebagai importir energi guna

memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pipa gas SCGPL mengalir dari ladang gas alam

Shakh Deniz di Azerbaijan melalui Georgia dan menuju ke Turki, kemudian gas

tersebut mentransplantasikan volume tambahan ke Yunani dan Italia.

Pada tanggal 28 April 2006, Israel dan Turki sepakat untuk membangun

empat jaringan pipa paralel di bawah Laut Mediterania. Proyek tersebut bertujuan

untuk menghubungkan pipa bawah laut dari pelabuhan Turki di Ceyhan ke pelabuhan

Haifa di Israel pasca terhubungnya kerja sama jalur pipa gas SPCGL dan BTC.

Diperkiran pipa tersebut akan mampu membawa minyak mentah, gas alam, dan fiber

optic, yang akan menghidupkan listrik dan menyediakan air bersih. Pembangunan

pipa bawah laut itu disponsori oleh European Industrial Bank.60

59

Judita Horváthová, Turkish-Israeli Relations. The Deterioration of Alliance Between 2003

and 2013: implication on the politics of the Middle East, (Praha: Charles University Press, 2015), 15 60

Guzel Nurieva, “Natural Gas Factor in Israel-Turkey Russia Energy Triangle”, Turkish

Journal of Middle Eastern Studies, Vol: 4, No: 1, (2017), 118

Page 48: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

37

Pipa minyak tersebut dipandang sebagai langkah penting untuk mengurangi

waktu yang dibutuhkan untuk mengangkut minyak mentah ke kawasan Asia Timur.

Menurut proposal kerja sama tersebut, minyak yang dikirim ke Israel dari Turki

kemudian akan dipindahkan oleh kapal tanker untuk dikirim kenegara Asia Timur

seperti India, China dan Korea Selatan.61

Pembangunan pipa tersebut diperkirakan

akan menelan biaya sekitar 8 juta euro (12,7 juta US $), dengan waktu pembangunan

pipa yang diperkirakan akan memakan waktu tiga tahun. Meskipun masih dalam

tahapan perundingan, terdapat sedikit rincian spesifik tentang kapasitas atau volume

yang akan dikirim. Pipa minyak tersebut akan dirancang untuk membawa setidaknya

40 juta ton per tahun (800.000 b / d).62

Namun sebelum sempat dilaksanakan, proyek

kerja sama tersebut di hentikan terlebih dahulu akibat menegangnya kondisi

hubungan Israel-Turki pasca insiden Gaza Flotilla Raid.

B. Ketegangan Hubungan Diplomatik Antara Israel Dengan Turki Akibat

Insiden Gaza Flotilla Raid

Bagian ini akan membahas apa yang disebut oleh Dan Arbell sebagai periode

ketiga yaitu periode keretakan hubungan diplomatik yang terjadi sejak tahun 2008

hingga tahun 2011.63

Periode ketiga adalah masa dimana terjadinya keretakan

hubungan Israel-Turki yang didahului dengan penyerangan Israel terhadap Gaza

61

“Turkey-Israel agree to start works on pipeline project”, 17 Juli 2008,

http://www.hurriyet.com.tr/turkey-israel-agree-to-start-works-on-pipeline-project-9460948 62

“Turkey, Israel Agree to Move Ahead with Med Pipeline; Gazprom Nears Supply Deal with

Israel”, 18 Juli 2008, https://www.ihs.com/country-industry-forecasting.html?id=106596573 63

Dan Arbell, The U.S.-Turkey-Israel Triangle, (Washington: The Center for Middle East

Policy, 2014), 12

Page 49: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

38

dalam Operation Cast Lead, yang kemudian memnuculkan bebagai reaksi negatif

hingga memasuki tahapan insiden Gaza Flotilla Raid yang terjadi pada 31 Mei 2010.

Barston berpendapat bahwa suatu normalisasi hubungan diplomatik terjadi

karena sebelumnya terdapat abnormalisasi hubungan antara suatu negara.

Abnormalisasi hubungan sendiri adalah suatu kondisi dimana terjadi transformasi

perselisihan dan konflik menuju tingkat ketegangan yang lebih tinggi - yang pada

akhirnya menyebabkan terputusnya hubungan diplomatik atau keadaan hubungan

abnormal lainnya. Proses tersebut umumnya ditandai oleh satu atau lebih faktor yang

berkaitan dengan negosiasi atau ketentuan perbatasan. Ini termasuk: pembatalan

perjanjian atau kesepakatan yang berkaitan dengan keamanan atau non-intervensi.64

Dalam bukunya Modern Diplomacy, Barston juga mendefinisikan

Abnormalisasi hubungan sebagai; perubahan keadaan relasi antara negara atau negara

bagian dan aktor lainnya yang didahului dengan isu atau peristiwa yang menyebabkan

meningkatnya ketegangan atau permusuhan yang signifikan antara para pihak.65

Berbagai kondinsi abnormalisasi hubungan tersebut akan dapat kita lihat dalam

hubungan antara Israel-Turki pasca serangan Turki terhadap Palestina pada Desember

2008.

Hubungan Israel dengan Turki mencapai titik terendah saat terjadinya

serangan tiga minggu Israel di Jalur Gaza pada bulan Desember 2008 dan Januari

2009, yang menewaskan 1.417 orang Palestina, termasuk 926 warga sipil.

64

R.P. Barston, Modern Diplomacy, (New York: Routledge, 2014), 26 65

R.P. Barston, Modern Diplomacy, (New York: Routledge, 2014), 275

Page 50: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

39

Penyerangan tersebut bernama Operation Cast Lead atau bias disebut sebagai Gaza

Massacre. Pemerintah Turki mengecam keras serangan tersebut, karena lima hari

sebelum dimulainya serangan tersebut, Perdana Menteri Israel Ehud Olmert yang

mengunjungi Ankara, menjanjikan pendekatan damai dalam penyelesaian konflik

Palestina. Dalam pertemuan tersebut Israel menjamin bahwa tidak akan ada tindakan

militer dalam menangani sengketa tersebut. 66

Para pemimpin Turki bereaksi keras terhadap operasi Israel di Gaza dengan

mengancam bahwa mereka akan menarik mediator diplomasi dalam membantu

proses negosiasi antara Israel dengan Suriah. 67

Sedangkan kalangan masyarakat

publik Turki mengecam tindakan tersebut dengang malukan demonstrasi anti Isreal

besar-besaran yang terjadi hampir di setiap kota di negara tersebut. Memasuki awal

2009 Menteri Luar Negeri Turki Davutoğlu membatalkan sebuah perjalanan ke Israel

setelah mendapat pencegahan dari Israel untuk mengunjungi pejabat Hamas di

Gaza.68

Saat dilangsungkannya World Economic Forum di Davos pada tahun 2009,

Perdana Menteri Erdogan berpartisipasi dalam sebuah diskusi panel dengan Presiden

Israel Shimon Peres, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon, dan kepala Liga Arab

Amr Moussa. Dalam pertemuan tersebut, Erdogan terus-menerus menginterupsi

moderator David Ignatius dari The Washington Post untuk mengomentari Presiden

66

Hasan Kosebalaban, “The Crisis in Turkish-Israeli Relations: What Is Its Strategic

Significance?”, Middle East Policy, Vol. XVII, No. 3, (2010), 38 67

Hasan Kosebalaban, “The Crisis in Turkish-Israeli Relations: What Is Its Strategic

Significance?”, Middle East Policy, Vol. XVII, No. 3, (2010), 38 68

Dan Arbell, The U.S.-Turkey-Israel Triangle, (Washington: The Center for Middle East

Policy, 2014), 20

Page 51: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

40

Israel Shimon Peres yang sedang membicarakan kampanye militer Israel di Gaza.69

Salah satu sindiran Erdogan adalah "Simon Peres tahu bagaimana cara membunuh

anak dengan baik," kemudian Erdogan juga terus-menerus melakukan interupsi

hingga akhirnya meninggalkan panel sebagai bentuk protes.70

.

Penyebab utama dalam memburuknya hubungan Israel-Turki adalah akibat

insiden Gaza Flotilla Raid pada Juni 2010, dimana Israel melakukan serangan

kepada armada kapal bantuan yang berusaha menembus blokade Israel terhadap

Gaza. Angkatan Laut Israel menyerbu kapal Turki Mavi Marmara, kapal terbesar di

perairan Mediterania, dan menewaskan sembilan orang dan melukai puluhan warga

sipil lainnya, yang sebagian besar adalah warga Turki. Israel menggambarkan

kejadian tersebut sebagai pembelaan diri yang normal, sedangkan Turki menyebutnya

sebagai tindakan "pembajakan," "pembunuhan oleh negara" dan "terorisme negara."71

Serangan tersebut terjadi di perairan internasional, 72 mil laut dari pantai

terdekat dan 64 mil laut dari zona angkatan laut yang diblokade di atas Jalur Gaza. 16

Tentara Israel dipersenjatai dengan senapan mesin, senapan berpandu laser, granat

setrum, tasers, pistol, dan senapan paintball yang dimodifikasi. Pasukan Israel

melakukan serangan militer penuh dengan kapal fregat, helikopter, kapal motor, dan

69

Ali Askerov, "Turkey‟s “Zero Problems with the Neighbors” Policy: Was It Realistic?", Sage

Publications India, Contemporary Review of the Middle East, No. 4, Vol.2, (2017), 8 70

Dan Arbell, The U.S.-Turkey-Israel Triangle, (Washington: The Center for Middle East

Policy, 2014), 19 71

Hasan Kosebalaban, “The Crisis in Turkish-Israeli Relations: What Is Its Strategic

Significance?”, Middle East Policy, Vol. XVII, No. 3, (2010), 37

Page 52: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

41

kapal selam.72

Tanpa peringatan pasukan Israel melancarkan serangan besar-besaran

ke Marmara Mavi. Pasukan Israel, yang ditempatkan di berbagai kategori kapal

angkatan laut dan helikopter, menggunakan senapan otomatis berpemandu laser,

granat dan granat suara, gas air mata, serta senjata paintball bertenaga tinggi yang

dimodifikasi untuk menembakkan berbagai proyektil.73

Akibat dari insiden tersebut setidaknya sembilan warga Turki terbunuh, yang

menyebabkan masyarakat Turki melakukan protes besar-besaran terhadap Israel.

Untuk pertama kalinya warga sipil Turki terlibat langsung dalam konflik Israel-

Palestina, mereka menderita luka-luka dan menjadi korban kematian yang disebabkan

oleh pasukan Israel. Bahkan kalangan yang tidak memiliki latar belakang kesamaan

idintitas idiologi dengan palestina merasakan rasa penghinaan. Misalnya, Devlet

Bahçeli, pemimpin Nationalist Movement Party Turki, menggambarkan insiden

tersebut sebagai serangan terang-terangan terhadap bangsa Turki.74

Di mata Turki,

penyerangan Mavi Marmara adalah insiden terburuk dalam sejarah mereka, dimana

tentara Israel membunuh warga sipil Turki.

Reaksi Turki atas insiden armada itu tidak hanya sekedar mencari dukungan

dunia internasional melalui Dewan Keamanan PBB, NATO, dan Organisasi

Konferensi Islam. Turki bahkan menarik duta besarnya dari Israel dan membatalkan

tiga latihan militer gabungan yang direncanakan akan dilaksanakan pada akhir tahun

72

UN Report on The Israeli Attack on The Humanitarian Aid Convoy to Gaza, (Ankara:

Turkish National Inquary, 2011), 18 73

UN Report on The Israeli Attack on The Humanitarian Aid Convoy to Gaza, (Ankara:

Turkish National Inquary, 2011), 20 74

Hasan Kosebalaban, “The Crisis in Turkish-Israeli Relations: What Is Its Strategic

Significance?”, Middle East Policy, Vol. XVII, No. 3, 2010, , 44

Page 53: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

42

2010.75

Disaat bersamaan, pada 1 Juli 2010 Menteri Luar Negeri Turki Ahmet

Davutoglu diam-diam bertemu dengan Menteri Perdagangan Israel Benjamin Ben-

Eliezer di Brussels. Dalam pertemuan tersebut, Davutoglu mengulangi tuntutan Turki

agar segera dilakukan penyelidikan independen atas insiden tersebut, pencabutan

blokade di Gaza, permintaan maaf dan kompensasi Israel kepada keluarga korban.

Pada 24 Juli 2011, Dalam pertemuan 8 menterinya, Israel sempat

mempertimbangkan untuk meminta maaf kepada Turki terkait insden Gaza Flotilla

Raid. Namun, menteri Avigdor Lieberman dan Moshe Ya'alon menentang permintaan

maaf tersebut, sementara rekan mereka Ehud Barak dan Dan Meridor

mendukungnya.76

Pada bulan Agustus 2011, setelah perundingan 8 menteri kabinet

Israel, Netanyahu mengabarkan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton bahwa Israel

tidak akan meminta maaf kepada Turki.77

Selanjutnya perundingan normalisasi antara

kedua negara terus berjalan secara formal maupun informal. Negosiasi untuk

mencapai kesepakatan normalisasi tersebut berlangsung secara tertutup dan rahasia.

Setelah diawali dengan penolakan, Israel akhirnya menerima penyelidikan

PBB atas insiden tersebut. Selain itu, blockade Israel atas Gaza pun mereda. Hasil

penyelidikandari Laporan Sekertaris Jendral PBB kemudian di ketua oleh Sir

Geoffrey Palmer dan Laporannya desebut sebagai Palmer Report. Kedua negara

75

Hasan Kosebalaban, “The Crisis in Turkish-Israeli Relations: What Is Its Strategic

Significance?”, Middle East Policy, Vol. XVII, No. 3, 2010, , 44 76

Barak Ravid, ”Israeli Ministers Mull Apology to Turkey Over Gaza Flotilla", Haaretz, 24

Juli 2011, https://www.haaretz.com/israeli-ministers-mull-apology-to-turkey-over-gaza-flotilla-

1.374899 77

Nimrod Goren, “An Unfulfilled Opportunity for Reconciliation: Israel and Turkey during the

Arab Spring”, Insight Turkey, Vol. 14, No. 2, (2012), 127

Page 54: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

43

mengadakan perundingan secara rahasia di bawah naungan Amerika Serikat dan PBB

pada 2 September 2011, kedua belah pihak mengirim para perwakilan senior

negaranya masing-masing. Tujuannya adalah untuk menyetujui sebuah formula

kesepakatan, yang akan memperbaiki keretakatan hubungan kearah sebuah draft

perjanjian yang dinamakan Palmer Report. Publikasi dari laporan ini ditunda

beberapa kali, untuk memberi kesempatan kepada negosiator untuk mencoba dan

mencapai kesepakatan.78

Negosiasi dan perundingan antara Israel-Turki dalam Palmer Report

menghasilkan sebuah rancangan kesepakatan yaitu, permintaan maaf Israel secara

publik, kompensasi Israel kepada para korban, dan sebagai jaminannnya pemerintah

Turki tidak mengadili orang-orang Israel yang terlibat dalam insiden Gaza Flotilla

Raid. Namun disisi lain, Israel justru memutuskan untuk menolak kesepakatan

tersebut. Tindakan tersebut juga dipertegas dengan

Namun, faktanya kedua belah pihak menyadari bahwa Palmer Report tersebut

tidak sepenuhnya mendukung pandangan salah satu dari kedua negara tersebut, justru

Palmer Report menyebabkan kemunduran tahapan dalam negosiasi normalisasi

hubungan diplomatik.79

Laporan tersebut mengatakan bahwa blokade Israel atas Gaza

adalah sah dan legal, meskipun klaim Turki menyatakan blokade tersebut adalah

78

Nimrod Goren, “An Unfulfilled Opportunity for Reconciliation: Israel and Turkey during the

Arab Spring”, Insight Turkey, Vol. 14, No. 2, (2012), 127 79

Nimrod Goren, “An Unfulfilled Opportunity for Reconciliation: Israel and Turkey during the

Arab Spring”, Insight Turkey, Vol. 14, No. 2, (2012), 127

Page 55: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

44

illegal dan melanggar prinsip hukum internasional.80

Sementara Israel beralasan

bahwa tindakan militeristik Israel adalah tindakan priventif untuk melakukan

pencegahan serangan dari lawan, yang justru dianggap dalam Palmer Report sebagai

tindakan yang tidak masuk akal dan berlebihan dalam pengambilalihan armada kapal

Mavi Marmara. 81

Pasca putusan dari Palmer Report PBB dan tindakan Israel yang menolak

meminta maaf atas insiden Gaza Flotilla Raid, Turki langsung melakukan pemutusan

hubungan diplomatik dengan Israel melalui pengusiran duta besar Israel untuk

Ankara. Tindakan pengusiran Turki terhadap agen diplomatik Israel dapat dilakukan

dengan legitimasi keberadaan Pasal 43 Konvensi Wina tahun 1961 Tentang

Hubungan Diplomatik. Pasal tersebut menjelaskan fungsi agen diplomatik dapat

berakhir melalui pemberitahuan dari negara penerima kepada negara pengirim bahwa

negara tersebut menolak untuk mengakui seorang pejabat diplomatik sebagai anggota

perwakilan.82

Negara penerima agen diplomatik dapat melakukan penolakan terhadap agen

diplomatik negara pengirim akibat adanya pemutusan hubungan diplomatik.

Pemutusan hubungan diplomatik suatu negara dengan negara lainnya merupakan

keputusan sepihak yang pada hakikatnya didasarkan atas hak kedaulatannya sebagai

80

Sir Geoffrey Palmer et.al, Report of the Secretary-General‟s Panel of Inquiry on the 31 May

2010 Flotilla Incident, (New York: United Nation, 2011), 45 81

Sir Geoffrey Palmer et.al, Report of the Secretary-General‟s Panel of Inquiry on the 31 May

2010 Flotilla Incident, (New York: United Nation, 2011), 54 82

Pasal 43, Konvensi Wina Tahun 1961, Tentang Hubungan Diplomatik

Page 56: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

45

negara.83

Pada umumnya pemutusan hubungan diplomatik tersebut merupakan suatu

cara yang diperbolehkan oleh hukum internasional karena adanya tekanan politik agar

bisa merubah sikap negara lain yang dikehendaki atau untuk menghukum tindakan

negara lain yang dianggapnya tidak sah.84

Israel menganggap tuntutan dari Palmer Report yaitu permintaan maaf kepada

Turki dirasa sebagai hal yang memalukan. Israel memandang insiden Gaza Flotilla

Raid tidak seperti masyarakat Turki yang mengaggapnya sangat penting. Israel

mengaggap insiden tersebut sebagai sebuah peristiwa yang digunakan oleh Erdoğan

untuk mempermalukan Israel dan untuk memperbaiki posisi Turki di mata dunia

Muslim. Namun sebaliknya Davutoğlu melabeli insiden tersebut sebagai 9/11

Turki.85

Maka akibat tindakan Israel tersebut proses normalisasi mundur ke tahapan

yang disebutkan Barston sebagai tahapan awal yaitu dimana Israel dan Turki harus

membangun hubungan kembali melalui jalur formal atau informal.

Nahum Barnea salah satu wartawan Israel yang paling berpengaruh

menjelaskan mengenai kegagalan Israel membaca keuntungan yang di dapat dari

draft perjanjian normalisasi dalam Palmer Report tersebut. “Very few in Israel asked

what Israel actually has to apologize about, if you ask the Israeli on the street he will

say confidently: Israel is asked to apologize on the Israel Defense Forces (IDF)

83

Aryo Bimo Prasetyo, Kholis Roisah, Peni Susetyorini, “Implikasi Pemutusan Hubungan

Diplomatik Saudi Arabia dengan Iran pasca Eksekusi Hukuman Mati Sheikh Nimr al-Nimr”,

Diponogoro Law Journal, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, 4 84

Sumaryo Suryokusumo, Hukum Diplomatik,Teori dan Kasus,(Bandung : Alumni,1995), 179 85

Gabriela Özel Volfová, “Changes in Turkish-Israeli Relations: Implications for the Regional

Security Environment”, Central European Journal of International and Security Studies, Vol. 1,

(2014), 88

Page 57: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

46

operation. This is not true” Menurut draft kesepakatan tersebut, Israel cukup

meminta maaf secara public atas kesalahan operasional yang telah diakuinya bersalah

dalam Palmer Report dan komite investigasi PBB, namun Israel tidak melakukan

permohonan maaf itu secara publik. Menurut Nahum Barnea Inilah salah satu kesalah

Israel dalam menafsirkan posisinya dimata dunia internasional.86

Dengan terputusnya hubungan diplomatik tersebut, Turki dibawah Erdogan

mengeluarkan berbagai sikap provokasi anti-Israel. Israel sendiri lebih memilih diam

dan tidak membalas berbagai tudingan atas pernyataan dan kebijakan Erdogan. Israel

terus membiarkan Erdogan memainkan perannya tanpa bereaksi terhadap berbagai

provokasi tersebut. Israel percaya bahwa waktu akan mengubah sikap Turki dan

Erdogan, yang menyebabkan Turki beralih ke isu-isu lain. Selain itu Israel juga

mengharapkan pemerintahan Barack Obama untuk membantu Israel dalam

mengkontrol sikap Erdoğan dengan membatasi retorika anti-Israel.87

Dalam tahapan awal normalisasi hubungan diplomatik antara Israel-Turki,

melalui Palmer Report kedua belah pihak menyadari bahwa laporan tersebut tidak

sepenuhnya mendukung pandangan salah satu dari kedua negara tersebut, justru

Palmer Report menyebabkan kemunduran tahapan dalam negosiasi normalisasi

hubungan diplomatik88

Palmer Report digunakan oleh kedua belah pihak sebagai

86

Nimrod Goren, “An Unfulfilled Opportunity for Reconciliation: Israel and Turkey during the

Arab Spring”, Insight Turkey, Vol. 14, No. 2, (2012), 131 87

Nimrod Goren, “An Unfulfilled Opportunity for Reconciliation: Israel and Turkey during the

Arab Spring”, Insight Turkey, Vol. 14, No. 2, (2012), 132 88

Nimrod Goren, “An Unfulfilled Opportunity for Reconciliation: Israel and Turkey during the

Arab Spring”, Insight Turkey, Vol. 14, No. 2, (2012), 127

Page 58: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

47

permainan untuk mencari dukungan kekuatan dan membuktikan posisi bersalah di

antara kedua negara.

Laporan tersebut menemukan bahwa prinsip dasar kebebasan navigasi di laut

lepas hanya tunduk pada pengecualian tertentu berdasarkan hukum internasional.

Palmer Report menggap bahwa Israel menghadapi ancaman nyata terhadap

keamanannya dari kelompok militan di Gaza. Maka blokade angkatan laut yang

diberlakukan Israel adalah suatu tindakan keamanan yang sah untuk mencegah

masuknya senjata dari Gaza melalui laut, dan implementasinya sesuai dengan

persyaratan hukum internasional.89

Selain itu dalam Palmer Report PBB tersebut juga menambahkan bahwa

armada Mavi Marmara telah bertindak sembarangan dalam usaha untuk melanggar

blokade angkatan laut. Mayoritas armada tidak memiliki maksud kekerasan, namun

ada pertanyaan serius tentang perilaku, sifat dan tujuan sebenarnya dari

penyelenggara armada, khususnya IHH. Tindakan armada yang sia-sia telah

membawa potensi eskalasi konflik.90

Namun Palmer Report tersebut juga

menjelaskan bahwa keputusan Israel untuk menaiki kapal dengan kekuatan besar

yang berada jauh dari zona blokade dan tanpa peringatan adalah tindakan yang

berlebihan dan tidak masuk akal. Seharushnya Israel menekankan prinsip non-

kekerasan untuk menghindari konfrontasi yang terjadi. Selain itu Seharusnya Israel

89

Sir Geoffrey Palmer et.al, Report of the Secretary-General‟s Panel of Inquiry on the 31 May

2010 Flotilla Incident, (New York: United Nation, 2011), 45 90

Sir Geoffrey Palmer et.al, Report of the Secretary-General‟s Panel of Inquiry on the 31 May

2010 Flotilla Incident, (New York: United Nation, 2011), 48

Page 59: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

48

juga sudah menentukan pilihan sebelum melakukan operasi agar dapat meminimalisir

korban jiwa.91

Laporan Sekertaris Jendral PBB tersebut juga menambhakan bahwa hilangnya

nyawa dan korban luka-luka akibat penggunaan kekuatan oleh pasukan Israel selama

operasi pengambilalihan Mavi Marmara tidak dapat diterima. Sembilan penumpang

tewas dan banyak lainnya terluka parah oleh pasukan Israel. PBB memandang bahwa

tidak ada penjelasan yang memuaskan yang diberikan kepada Panel oleh Israel atas

tewasnya sembilan korban tersebut. Bahkan bukti forensik menunjukkan bahwa

sebagian besar korban ditembak berkali-kali, termasuk di tubuh bagian belakang, atau

ditembak dari jarak dekat.92

Setelah mendengar berbagai keputusan dari Palmer Report PBB, Pada tanggal

2 September 2011, Turki memutuskan untuk melakukan pemutusan hubungan

diplomatik dengan menarik duta besar Turki untuk Tel Aviv dan mengurangi

intensitas hubungan diplomatik dengan Israel dan menangguhkan berbagai kerja sama

militer.93

Menteri Luar Negeri Ahmet Davutoglu mengatakan bahwa Turki akan

mengurangi kehadiran diplomatiknya di Israel dan menangguhkan kesepakatan

militer sampai Israel mengeluarkan permintaan maaf penuh atas kematian 10 warga

negara Turki saat IDF melakukan penyerangan kapal Mavi Marmara pada tahun

91

Sir Geoffrey Palmer et.al, Report of the Secretary-General‟s Panel of Inquiry on the 31 May

2010 Flotilla Incident, (New York: United Nation, 2011), 54 92

Sir Geoffrey Palmer et.al, Report of the Secretary-General‟s Panel of Inquiry on the 31 May

2010 Flotilla Incident, (New York: United Nation, 2011), 61 93

Karen Kaya, “Turkey and Israel in a New Middle East”, Foreign Military Studies Office,

(Juli, 2013), 2

Page 60: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

49

2010.94

Turki juga mengusir duta besar Israel setelah laporan PBB menemukan

bahwa blokade Gaza legal menurut hukum internasional meskipun kekuatan yang

berlebihan digunakan saat melakukan penyerangan kepada kapal Mavi Marmara.95

Selain itu Turki juga tidak melanjutkan kerja sama strategis dibidang energi

minyak dan gas alam dengan Israel yang akan menghubungkan pipa bawah laut

Ceyhan dengan Haifa. Secara otomatis Israel tidak akan dilibatkan dalam

pengenbangan kerja sama startegis BTC dan SPCGL. Pejabat Israel menyatakan

bahwa mereka berharap dapat memulihkan hubungan diplomatik dengan Turki

namun menegaskan bahwa mereka tidak akan meminta maaf atas insiden tersebut.

Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Israel akan

berusaha untuk memperbaiki hubungan yang tidak harmonis dengan pemerintah dan

rakyat Turki, namun pihaknya tidak akan meminta maaf atas kematian sembilan

aktivis Turki, yang dikatakan oleh tentara IDF yang sedang membela

keselamatannya. 96

94

Gabe Kahn, Turkey Downgrades Israel Ties: Incensed over the Palmer Report, Turkey has

downgraded ties with Israel, http://www.israelnationalnews.com/News/News.aspx/147480 95

“Turkey downgrades ties with Israel”, http://www.aljazeera.com/news/middleeast/

2011/09/2011927226423902.html 96

Barak Ravid, “Israel: We Hope to Mend Turkey Ties, but Will Not Apologize for Gaza

Flotilla”, https://www.haaretz.com/israel-news/israel-we-hope-to-mend-turkey-ties-but-will-not-

apologize-for-gaza-flotilla-1.382240

Page 61: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

50

BAB III

PROSES NEGOISASI DALAM NORMALISASI HUBUNGAN DIPLOMATIK

ANTARA ISRAEL DENGAN TURKI

Bab ini akan menjelaskan mengenai faktor-faktor penghambat proses

normalisasi hubungan diplomatik yang berlangsung dari tahun 2011 sampai dengan

tahun 2016. Selain itu Bab ini juga akan menjabarkan proses negosiasi Israel dalam

menormalisasi hubungan diplomatik dengan Turki pasca pemutusan hubungan

diplomatik akibat insiden Gaza Flotilla Raid. Proses negosiasi tersebut berlangsung

selama tahun 2011 hingga tahun 2016 dimana terdapat kekosongan hubungan

diplomatik antara Israel-Turki. Dalam bukunya Modern Diplomacy, Barston

menjelaskan bahwa terdapat sepuluh tahap dalam proses normalisasi hubungan

diplomatik. Biarpun tidak dapat diseragamkan dalam setiap kasus proses negosiasi

dalam menormalisasi hubungan diplomatik, namun pendapat Barston dapat dijadikan

sebagai acuan dalam mengidentifikasi dan merunutkan proses negosiasi tersebut.

A. Kegagalan Proses Normalisasi Hubungan Diplomatik Antara Israel Dengan

Turki Tahun 2013

Setelah terjadi pemutusan hubungan diplomatik pasca Palmer Report tahun

2011 maka Turki secara otomatis mengambil posisi sebagai salah satu oposisi Israel.

Hal tersebut dibuktikan pada akhir tahun 2012, Kementerian Luar Negeri Turki

dibawah Ahmet Davutoğlu meminta masyarakat internasional dan PBB untuk

Page 62: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

51

mengambil inisiatif yang diperlukan untuk menghentikan operasi militer Israel di

Gaza.

Pada dasarnya terdapat dukungan dari berbagai kalangan untuk segera

menyepkati proses normalisasi dengan Turki. Salah satunya adalah Jaksa Agung

Israel, Yehuda Weinstein yang menyarankan Netanyahu untuk mencapai sebuah

pemahaman dengan Turki, walaupun itu berarti mengajukan permintaan maaf secara

terbuka atas kesalahan operasional militer dan penyalahgunaan kekerasan. Dari

kalangan militer Israel sendiri terdapat kalangan yang mendukung untuk

menyelesaikan krisis tersebut dengan melakukan permintaan maaf langsung kepada

Turki. Selain itu beberapa kalangan diplomat Israel dari Kementeri Luar Negeri juga

memberikan dukungan untuk tindakan maaf dan pengakuan kesalahan semacam itu.

Yehuda Weinstein dan kalangan militer tersebut berpendapat bahwa

permintaan maaf kepada Turki dapat mencegah tuntutan hukum terhadap tentara

Israel. Selain itu, Israel juga memiliki kepentingan dengan posisi kekuatan Turki di

kawasan tersebut. Israel juga memiliki hubungan ekonomi masa lalu dengan Turki

yang secara signifikan mempengaruhi keduanya, apabila normalisasi hubungan

diplomatik terjadi maka Israel memiliki kesempatan untuk memperbarui berbagai

kerja sama ekonomi dan pertahanan dengan Turki.97

Kenyataannya, berbagai suara dan dukungan secara internal dalam

pemerintahan Israel untuk menormalisasi hubungan diplomatik hanya akan

97

Nimrod Goren, “An Unfulfilled Opportunity for Reconciliation: Israel and Turkey during the

Arab Spring”, Insight Turkey, Vol. 14, No. 2, (2012), 128

Page 63: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

52

mengambang dan tidak akan terlaksana. Berbagai dukungan terhadap kesepakatan

normalisasi hubungan diplomatik dengan Turki biasanya tidak disuarakan di ranah

publik, yang menyebabkan tidak adanya wacana publik mengenai masalah ini.

Karena Israel selalu melakukan proses negosiasi dengan Turki secara tertutup dan

rahasia yang menyebabkan keputusan Israel selalu ditentukan oleh beberapa

pemimpin politik. Keputusan tersebut tentunya didasarkan pada pertimbangan politik

Israel serta keyakinan dan ideologi pribadi para elit politik tersebut. Tidak ada

tekanan publik yang nyata terhadap masalah ini, walaupun kemungkinan reaksi

publik jelas merupakan bagian dari pertimbangan politis yang benar-benar

diperhitungkan.98

Tanggapan berbeda menganai tindakan Israel yang menolak untuk melakukan

normalisasi hubungan diplomatik dengan Turki juga muncul dari jajaran politikus

Israel. Salah satu yang mengkritik penolakan normalisasi hubungan diplomatik Israel

dengan Turki tersebut, adalah para tokoh oposisi politik, seperti Tzipi Livni dan

Tzachi Hanegbi dari Partai Kadima. Selain itu para tokoh masyarakat Israel juga

mengkritik tindakan tersebut antara lain Gubernur Bank Israel Stanley Fischer,

mantan Menteri Prof. Amnon Rubinstein, dan Nahum Barnea dari Yediot Aharonoth,

salah satu wartawan Israel yang paling berpengaruh. Kalangan tersebut

mempertanyakan keputusan Netanyahu untuk menolak kesepakatan normalisasi

98

Nimrod Goren, “An Unfulfilled Opportunity for Reconciliation: Israel and Turkey during the

Arab Spring”, Insight Turkey, Vol. 14, No. 2, (2012), 128

Page 64: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

53

hubungan diplomatik, dan menekankan pentingnya memiliki hubungan baik dengan

Turki.99

Namun jika membaca situasi publik Israel, maka akan didapati berbagai

stigmatisasi buruk yang dilakukan oleh Israel terhadap Turki khususnya Erdogan.

Biarpun berbagai dukungan kesepakatan normalisasi hubungan diplomatik dengan

Turki biasanya tidak disuarakan di ranah publik, namun media Israel tetap

mencitrakan buruk posisi Erdogan. Pencitraan buruk tersebut sangan berpengaruh

kepada persepsi masyarakat Israel terhadap Erdogan khusunya, dan Turki umunya.

Perdana Menteri Turki Erdogan digambarkan oleh media Israel sebagai

pemimpin irasional, ekstremis dan radikal, yang tidak bermain sesuai dengan norma

diplomatik internasional. Erdoğan dianggap sebagai musuh terburuk Israel di masa

sekarang dan di masa mendatang, dan digambarkan sebagai seseorang yang

menentang. Pada akhirnya jajak pendapat publik mengungkapkan bahwa masyarakat

Israel menolak permintaan maaf apapun ke Turki. Selain itu terdapat pula seruan

publik Israel untuk memboikot produk Turki, dan menahan diri untuk tidak

mengunjungi negara tersebut.100

Melihat berbagai tekanan tersebut, sangat wajar jika

pada awalnya Israel tidak berniat untuk melakukan normalisasi hubungan diplomatik

dengan Turki.

99

Nimrod Goren, “An Unfulfilled Opportunity for Reconciliation: Israel and Turkey during the

Arab Spring”, Insight Turkey, Vol. 14, No. 2, (2012), 131 100

Nimrod Goren, “An Unfulfilled Opportunity for Reconciliation: Israel and Turkey during the

Arab Spring”, Insight Turkey, Vol. 14, No. 2, (2012), 131

Page 65: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

54

Untuk menghadapi kekosongan hubungan diplomatik dengan Turki, Israel

memprakarsai gerakan politik yang dengan negara-negara yang berada di pinggiran

Timur Tengah. Israel mulai membangun hubungan yang lebih kuat dengan sejumlah

negara di "lingkaran luar," seperti Siprus, Yunain, Azerbaijan, dan Sudan Selatan.

Hubungan ini mencakup kerja sama intelijen, latihan militer bersama, dan kolaborasi

politik dan ekonomi.101

Hubungan baik Israel dengan negara-negara tersebut

memberikan jaminan keamanan dan manfaat intelijen bagi Israel. Israel melihat

hubungan yang berkembang ini memiliki potensi untuk menekan Turki agar

melunakkan sikap kerasnya terhadap Israel.

Sebagai contoh, pada bulan Desember 2010, Siprus dan Israel

menandatangani sebuah kesepakatan penting mengenai batas maritim antara kedua

negara, yang membatasi ZEE masing-masing negara. Dengan demikian masing-

masing negara dapat melibatkan perusahaan energi internasional untuk

pengembangan sumber daya hidrokarbon lepas pantai yang potensial. Pada tahun

2011, ladang gas alam Aphrodite ditemukan di lepas pantai selatan Cyprus sekitar 34

km sebelah barat ladang gas Leviathan milik Israel. Meskipun volume cadangan gas

Aphrodite terbukti mengecewakan dan cekungan gas alam menyeberang hingga ke

101

Gallia LindenstraussYoel Guzansky, "Israel's Peripheral Pact", The National Interest, 19 Juni

2012, http://nationalinterest.org/commentary/israels-peripheral-pact-7091

Page 66: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

55

ZEE Israel, Siprus tetap akan mendapatkan keuntungan dengan menjadi eksportir

energi gas alam yang bekerja sama dengan Israel.102

Turki sendiri telah memperhatikan dan mengamati keputusan Republik Siprus

yang melakukan kerja sama gas alam dengan Israel. Pada saat Siprus memulai

kegiatan pengeboran lepas pantai di selatan Siprus, Turki meminta Republik Siprus

menghentikan kegiatan pengeboran dan eksplorasi gas alam secara sepihak. Turki

mengklaim bahwa pemerintah Republik Siprus di bagian selatan pulau itu tidak

memiliki wewenang untuk menandatangani kesepakatan kerja sama gas alam dengan

Israel. Turki mengkritik langkah-langkah ini dengan alasan bahwa Republik Siprus

mengabaikan hak dan yurisdiksi Republik Turki Siprus Utara di pulau itu, dan

meminta Republik Siprus mulai bekerja sama dengan Republik Turki Siprus Utara di

bawah pengawasan PBB.103

Secara tidak langsung tindakan Israel yang bekerja sama

dengan Republik Siprus justru meningkatkan ketegangan diplomatik antara Israel-

Turki.

Perkembangan hubungan abnormal di tingkat politik sering dibuktikan dengan

negosiasi yang panjang dan umumnya tidak jelas, yang semakin dipandang tidak

mungkin menghasilkan dampak yang signifikan. Sementara dalam beberapa kasus,

masalah yang tidak terselesaikan dari sebuah kasus dapat dipandang saling

menguntungkan misalnya masalah Siprus untuk Yunani dan Turki, namun

102

Michael Tanchum, "A New Equilibrium: The Republic of Cyprus, Israel and Turkey in the

Eastern Mediterranean Strategic Architecture", Peace Research Institute Oslo and Friedrich-Ebert-

Stiftung, Occasional Paper Series, Vol. 1, (2015), 2 103

Murat Ağdemir, "Relations Between Israel and the South Cyprus Greek Administration: A

New Alignment in the Eastern Mediterranean?", Perceptions, Vol. XXI, No. 2113, (2016), 113

Page 67: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

56

ketidakpuasan yang meningkat umumnya disertai dengan langkah salah satu pihak

untuk meningkatkan ketegangan ketahap yang lebih tinggi atau mengabaikan segala

perundingan.104

Sejak 14 November 2012, ketegangan kedua negara tersebut kembali

memuncak diawali dengan Operation Pillar of Defense yang dilakukan Israel di Gaza

Palestina. Turki menganggap tindakan Israel tersebut sebagai contoh lain dari

kebijakan permusuhan Israel terhadap negara muslim. Ahmet Davutoğlu juga

berpendapat bahwa serangan ini adalah "kejahatan kemanusiaan" yang sekali lagi

dilakukan oleh Israel. 105

Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh

PBB telah gagal bertindak atas pemboman udara Israel di Gaza yang terjadi pada 19

November 2012.106

Operation Pillar of Defense berlangsung selama delapan hari yang dimulai

dengan pembunuhan Ahmed Jabari seorang kepala sayap militer Hamas di Gaza oleh

sebuah bom udara Israel.107

Akibat tindakan Israel tersebut, Turki dan Iran menuduh

Israel melakukan "kejahatan perang". Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan

mengecam Israel dengan pernyataan bahwa Israel sedang melakukan "pembersihan

etnis Palestina". "Israel is committing ethnic cleansing by ignoring peace in this

region and violating international law. It is occupying the Palestinian territory step

104

R.P. Barston, Modern Diplomacy, (New York: Routledge, 2014), 275 105

"Turkey harshly condemns Israel‟s operation against Gaza", Hurriyet Daily News,

http://www.hurriyetdailynews.com/turkey-harshly-condemns-israels-operation-against-gaza-34704 106

Emre Peker, "Turkey Labels Israel a 'Terrorist State", Wall Street Journal,

https://www.wsj.com/articles/SB10001424127887323353204578128880612421650 107

Matthew Kalma, Massed Israeli troops poised for invasion of Gaza, Independent,

https://www.independent.co.uk/news/world/middle-east/massed-israeli-troops-poised-for-invasion-of-

gaza-8316615.html

Page 68: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

57

by step." kata Erdogan. Erdogan mengatakan bahwa serangan udara Israel terhadap

Gaza tidak dapat dianggap sebagai pembelaan diri. Kemudian Erdogan menambhkan

bahwa "Sooner or later, Israel will answer for the innocent blood it has shed so far”

katanya.108

Selang beberapa bulan kemudian, Pada tanggal 22 Maret 2013 Presiden

Amerika Serikat Barrack Obama mengunjungi Israel, kedatangan Obama selama dua

hari tersebut bertujuan untuk menekan kedua belah pihak yaitu Israel-Turki untuk

segera melakukan normalisasi hubungan diplomatik. Obama merasa prihatin dengan

situasi yang memburuk di Suriah, pemerintahan Obama telah berusaha memperbaiki

hubungan antara sekutunya Turki dan Israel, dua kekuatan regional di perbatasan

Suriah.

Bersamaan atas kedatangan Obama, Perdana Menteri Israel Benjamin

Netanyahu menelepon Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan dan meminta

maaf atas insiden Gaza Flotilla Raid. Sebuah pernyataan resmi pemerintah Israel

mengatakan bahwa Netanyahu menyatakan penyesalannya atas kemunduran dalam

hubungan diplomtik kedua negara dan menggambarkan kejadian tersebut sebagai

sesuatu yang tidak disengaja, akibat adanya kesalahan operasional.109

Erdogan

kemudian mengeluarkan sebuah pernyataan, di mana dia menerima permintaan maaf

108

"Turkey and Iran accuse Israel of „ethnic cleansing‟ and „war crimes‟ in Gaza", Al Arabiya

News, https://english.alarabiya.net/articles/2012/11/20/250765.html 109

Herb Keinon, "Benjamin Netanyahu apologizes to Turkey over Gaza flotilla", The

Jarusalem Post, http://www.jpost.com/International/Obama-Netanyahu-Erdogan-speak-by-phone-

307423

Page 69: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

58

tersebut atas nama orang-orang Turki.110

Israel juga berjanji untuk mengkompensasi

keluarga korban.111

Sebagian besar rincian kesepakatan dalam draft normalisasi seperti

permintaan maaf termasuk masalah pengembalian duta besar dapat diselesaikan,

kecuali dalam kasus nominal kompensasi untuk keluarga korban insiden Gaza

Flotilla Raid. Turki menuntut kompensasi terhadap korban yang jauh lebih tinggi

dibandingkan dengan nonimal yang Israel siap bayarkan. Kedua negara tidak dapat

bersepakat dalam nominal besaran kompensasi yang akan diberikan kepada para

korban. Israel siap membayar $ 100.000 untuk setiap keluarga korban, namun Turki

menuntut $ 1 juta US Dollar untuk setiap keluarga korban sebagai biaya

kompensasi.112

Akibatnya proses negosiasi antara keduanya kembali terputus.

Beberapa hari kemudian Perdana Menteri Erdoğan menyatakan bahwa

walaupun kemajuan telah dicapai sehubungan dengan negosiasi untuk menormalisasi

hubungan diplomatik akibat insiden Gaza Flotilla Raid, tanpa sebuah protokol

pencabutan blokade Gaza atau mengakhiri embargo Gaza secara formal, hubungan

diplomatik antara Israel-Turki tidak akan normal. Sebaliknya, Menteri Intelijen Israel

Yuval Steinitz mengatakan alasan mengapa para pihak tidak dapat mencapai

110

Ron Friedman, "Israel, Turkey to normalize ties, after PM apologizes for flotilla deaths", The

Times of Israel, https://www.timesofisrael.com/obama-applauds-call-between-israeli-turkish-prime-

ministers/ 111

Ayla Gürela, & Laura Le Cornub, “Can Gas Catalyse Peace in the Eastern Mediterranean?”,

The International Spectator: Italian Journal of International Affairs, Vol. 49, (2014), 21 112

Barak Ravid, “Israel-Turkey Reconciliation Talks Hit Impasse Over Scope of

Compensation”, Haaretz, https://www.haaretz.com/israel-news/israel-turkey-reconciliation-talks-hit-

impasse-over-scope-of-compensation.premium-1.526279?=&ts=_1509266563116

Page 70: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

59

pemahaman sebenarnya adalah akibat "kesalahan Erdoğan" yang bersikeras untuk

mencabut blockade Israel atas Gaza.113

Dalam Modern Diplomacy, Barston berpendapat bahwa, isi, konten, dan

agenda dari negosiasi bahkan saat terjadi perundingan dapat menjadi hambatan utama

bagi kemajuan substantif dalam tahap awal suatu negosiasi. Maka dipastikan bahwa

tahap persiapan dan tahap awal sebuah negosiasi dapat memakan banyak waktu.

Dengan demikian, hal-hal seperti pemilihan pihak-pihak yang akan diundang dan

pihak ketiga yang terlibat menjadi mederator sangatlah penting, sekalipun memiliki

tujuan yang sama yaitu untuk menemukan suatu kesepakatan normalisasi.114

Dalam kasus normaliasi hubungan diplomatik antara Israel-Turki, isi konten

dalam perundingan selalu menjadi permasalahan utama yang sulit disepakati oleh

kedua negara. Dimualai dari tuntutan Turki terhadap Israel untuk meminta maaf atas

insiden Gaza Flotilla Raid, kesepakatan nominal biaya kompensasi terhadap

keluarga, hingga pembukaan blokade Gaza agar masuknya bantuan kemanusiaan

untuk para korban konflik bersenjata Israel-Palestina di Gaza. Berbagai hal tersebut

telah memperlambat proses Normalisasi antara Israel-Turki.

113

Mensur Akgün, Sabiha Senyücel Gündoğar & Aybars Görgülü, "Politics in Troubled Times:

Israel-Turkey Relations", The Turkish Economic and Social Studies Foundation Foreign Policy

Programme, (December 2014), 8 114

R.P. Barston, Modern Diplomacy, (New York: Routledge, 2014), 57

Page 71: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

60

B. Proses Perjanjian Normalisasi Hubungan Diplomatik Antara Israel dan

Turki Tahun 2014-2016

Pada tahun 2014, Israel kembali melakukan penyerangan ke Gaza yang juga

dikenal sebagai Operation Protective Edge, operasi ini secara langsung

memepngaruhi proses negosiasi antara Israel dan Turki. Operasi militer tersebut

diluncurkan oleh Israel pada tanggal 8 Juli 2014 di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas.

Setelah penculikan dan pembunuhan terhadap tiga remaja Israel oleh anggota Hamas,

IDF melakukan Operasi penangkapan pemimpin Hamas. Palestina di bawah Hamas

menembakkan roket ke Israel yang menyebabkan pecahnya konflik selama tujuh

minggu.115

Pada tanggal 20 Agustus, Saleh al-Arouri, seorang pemimpin Hamas yang

berbasis di Turki, mengaku bertanggung jawab atas penculikan tiga remaja Israel

tersebut. Konfrontasi antara Israel dan Hamas selama musim panas 2014 telah

memposisikan Turki dan Israel di sisi yang berlawanan.116

Konfrontasi tahun 2014 antara Israel dan Hamas semakin memperburuk

proses negosiasi normalisasi hubungan diplomatik antara Israel dan Turki. Tidak

diragukan lagi dukungan Turki terhadap persatuan Palestina ditambah dengan

hubungan erat antara pemerintah AKP dan Hamas, dan retorika anti-Israel yang

berasal dari kepemimpinan Erdogan kemungkinan akan memiliki dampak buruk pada

upaya memperbaiki hubungan Turki-Israel dalam waktu dekat. Sementara itu di Israel

115

"Occupied Palestinian Territory: Gaza Emergency", United Nations Office for the

Coordination of Humanitarian Affairs, (2014), 9 116

Dan Arbell, The U.S.-Turkey-Israel Triangle, (Washington: The Center for Middle East

Policy, 2014), 1

Page 72: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

61

sentimen publik anti-Turki juga memuncak seiring atas komentar Perdana Menteri

Erdogan yang mencirikan kebijakan Israel di Gaza sebagai "genosida sistematis ...

melebihi barbarisme Hitler". Akibat dari ketegangan tersebut, diperkirakan jumlah

turis Israel yang mengunjungi Turki akan berkurang secara signifikan. Hal tersebut

terjadi karena pada bulan Juli 2014 pemerintah Israel mengeluarkan sebuah

peringatan perjalanan ke Turki akibat banyaknya demonstrasi keras anti-Israel di

Istanbul dan Ankara.117

Masih pada tahun yang sama, pada tanggal 26 Mei 2014, Pengadilan di

Istanbul mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap empat pejabat militer

Israel karena peran mereka dalam memberi wewenang dan melakukan serangan

terhadap kapal Mavi Marmara. Hakim yang memimpin sidang di Pengadilan Tinggi

Istanbul memerintahkan surat penangkapan terhadap mantan Panglima Angkatan

Darat Israel Gabi Ashkenazi, komandan Angkatan Laut Laksamana Eliezer Marom,

kepala intelijen militer Israel Mayor Jenderal Amos Yadlin, dan Kapten Angkatan

Udara Brigadir Jenderal Avishai Levi. Surat tersebut dikirim ke Interpol, agar badan

kepolisian internasional tersbut mengeluarkan Red Notice, dan mengikuti perintah

pengadilan Turki, serta menangkap keempat komandan yang diadili secara in

absentia.118

117

Dan Arbell, The U.S.-Turkey-Israel Triangle, (Washington: The Center for Middle East

Policy, 2014), 23 118

Nora Barrows Friedman, ”Turkish court issues “historic” arrest warrants for Israeli army

commanders", The Electronic Intifada, https://electronicintifada.net/blogs/nora-barrows-

friedman/turkish-court-issues-historic-arrest-warrants-israeli-army-commanders

Page 73: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

62

Pengadilan tersebut berargumen bahwa surat perintah penangkapan

diperlukan untuk prosedur hukum karena para terdakwa tidak menghadiri

persidangan tersebut atau tidak menanggapi undangan yang dikirimkan kepada

mereka melalui departemen terkait dari Kementerian Kehakiman Turki.119

Tindakan

Pengadilan Tinggi Istanbul yang mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk

empat mantan jenderal Israel tersebut justru sekali lagi telah menyebabkan

kemunduran bagi negosiasi normalisasi hubungan diplomatik, dan menyulut

ketegangan antara kedua negara.120

Pada bulan April 2014, titik terang normalisasi antara Israel-Turki Mulai

kembali terlihat. Erdogan yang saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri Turki,

mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Charlie Rose dari Public Broadcasting

Service bahwa "Kami Israel dan Turki telah mencapai sebuah kesepakatan mengenai

paket kompensasi yang kira-kira berkisar sebesar 20 juta US$". Selain itu Erdogan

menambahkan bahwa kesepakatan negosiasi lainnya berupa pengaturan bantuan

untuk Palestina yang dikirim melalui Turki. Erdogan berpendapat bahwa "dengan

selesainya tahap itu kita bisa bergerak menuju proses normalisasi, saya pikir kita akan

membicarakan hari minggu ini."121

119

"Turkish court orders arrest of four Israeli generals over Mavi Marmara", Hurriyet Daily

News, 26 Mei 2016, http://www.hurriyetdailynews.com/turkish-court-orders-arrest-of-four-israeli-

generals-over-mavi-marmara--66979 120

Dan Arbell, The U.S.-Turkey-Israel Triangle, (Washington: The Center for Middle East

Policy, 2014), 38 121

Dan Arbell, The U.S.-Turkey-Israel Triangle, (Washington: The Center for Middle East

Policy, 2014), 23

Page 74: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

63

Kemudian pada bulan Desember tahun 2015 Israel dan Turki kembali

melangsungkan negosiasi untuk mendapatkan kesepakatan normalisasi hubungan

diplomatik. Pemerintahan Obama kembali hadir sebagai pihak ketiga yang

berkeinginan untuk mengembalikan hubungan diplomatik kedua negara. Karena pada

dasarnya kedua negara tersebut merupakan sekutu penting bagi Amerika Serika di

kawasan mediterania. Para diplomat perwakilan masing-masing negara mengadakan

pertemuan di Swiss, di mana kesepakatan awal dikatakan sedang berjalan. Israel

mengatakan ingin mengembalikan hubungan diplomatiknya. Dalam pertemuan

tersebut pemerintah Israel telah meminta maaf atas serangan Mavi Marmara dan

setuju untuk membayar 20 juta US$ untuk kompensasi kepada keluarga korban.122

Pada 25 Juni 2016, Menteri Ekonomi Turki Nihat Zeybekçi menggambarkan

Israel sebagai sekutu penting bagi Turki, ia juga mengatakan bahwa kedua negara

akan menormalkan hubungan diplomatik keduanya dengan syarat bahwa Israel akan

menjamin kebutuhan dasar warga Gaza.123

Zeybekçi juga menambhkan bahwa "Bagi

kami, Israel memerlukan sekutu untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan militer,

kami bertujuan untuk membangun kerjasama dalam hal-hal strategis. Dalam hal itu,

saya berharap bahwa kita bisa mendapatkan hasil yang terbaik di akhir pekan ini.

Kemudian, penyelesaian konflik di Irak dan Suriah dimana terjadi drama

122

Tracy Wilkinson, "Turkey and Israel are in talks to restore diplomatic ties" Los Angeles

Times, http://www.latimes.com/world/middleeast/la-fg-turkey-israel-talks-20151222-story.html 123

Hasan Kösebalaban, Towards a New Strategic Alliance between Turkey and Israel?,

(Istanbul: al Sharq Forum, 2016), 5

Page 75: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

64

kemanusiaan yang harus diselesaikan terlebih dahulu, maka solusi politik untuk

keduanya harus tercapai."124

Pada hari senin 27 Juni 2016, secara resmi Turki dan Israel mengumumkan

bahwa keretakan hubungan yang terjadi selama kurang lebih enam tahun akhirnya

dapat disudahi. Hal tersebut disebabkan adanya kesepakatan bersyarat mengenai

pemulihan hubungan diplomatik kedua negara. Kedua Negara memberikan

pernyataan resmi tekait hal ini melalui dokumen perjanjian normalisasi hubungan

diplomatik yang bernama “Procedural Agreement on Compensation between The

Republic of Turkey and The State of Israel”, yang ditandatangani pada 28 Juni 2016.

Perjanjian itu ditantangani oleh Feridun h. Sinirlioğlu sebagai perwakilan Turki dan

Dore Gold sebagai perwakilan Israel.125

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sendiri baru menyetujui kesepakatan

untuk melakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel pada 31 Agustus

2016. Keterlambatan itu juga diduga akibat adanya kudeta yang berlangsung pada

tanggal 15-16 juli 2016 yang mengganggu stablitas keamanan Turki.126

Dalam

perjanjian normalisasi hubungan diplomatik tersebut, terdapat 6 hal utama yang

disepakati oleh Israel maupun Turki untuk dipenuhi antara lain:

124

"Zeybekci: İsrail önemli müttefik", Aljazeera, 25 Juni 2016,

http://www.aljazeera.com.tr/haber/zeybekci-israil-onemli-muttefik 125

“Procedural Agreement on Compensation Between The Republic of Turkey and The State of

Israel”, 28 Juni 2016 126

“President Erdoğan approves Israel deal”, Hurriyet Daily News

http://www.hurriyetdailynews.com/president-erdogan-approves-israel-

deal.aspx?pageID=238&nID=103422&NewsCatID=510

Page 76: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

65

1. Pemerintah Israel akan melakukan pembayaran extra gratia sebesar 20 juta

US$ ke rekening yang dibuka oleh pemerintah Turki untuk mengkompensasi

keluarga korban insiden armada kapal Mavi Marmara yang terjadi pada

tanggal 31 Mei 2010.

2. Jumlah Uang di atas harus diberikan secara sekaligus. Pemerintah Turki akan

menginformasikan melalui jalur diplomatik rekening bank yang di gunakan

untuk menerima kompensasi dari pemerintah Israel. Israel akan mentransfer

uang kompensasi tersebut ke rekening terkait dalam waktu dua puluh lima hari

kerja setelah berlakunya Perjanjian ini.

3. Distribusi jumlah uang di atas sudah termasuk kompensasi eksklusif untuk

Pemerintah Turki sesuai dengan metode distribusi diatas, tanpa tanggung

jawab tambahan apapun yang timbul dari pemerintah Israel.

4. Turki dan Israel bersepakat bahwa mereka tidak akan mengajukan gugatan

hukum kepada perwakilan kedua Negara tersebut yang terkait dengan insiden

armada kapal (Mavi Marmara), Bagaimanapun, jika terdapat tuntutan,

kesepakatan ini merupakan pelepasan tanggung jawab Israel.

5. Jika terdapat tuntutan kepada Pemerintah Israel terkait uang ganti rugi untuk

para korban baik korban pihak penuntut atas nama individu dalam yuridiksi

turki, terlepas dari ketentuan tersebut di atas, maka pemerintah Turki yang

harus menggantikan semua kerugian biaya tersebut.

6. Persetujuan ini mulai berlaku pada tanggal diterimanya pemberitahuan tertulis

terakhir melalui jalur diplomatik dimana masing-masing pihak saling

Page 77: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

66

menginformasikan, dan menyelesaikan prosedur hukum internal yang

diperlukan untuk mengaplikasikan perjanjian ini di masing-masing Negara.127

Selain ke 6 persetujuan tersebut, Turki juga meminta agar negaranya dapat

membangun proyek-proyek industri di kawasan Tepi Barat Palestina yang berfungsi

sebagai penggerakkan laju perekonomian. Israel juga akan mengizinkan Turki untuk

memajukan proyek kemanusiaan di Jalur Gaza, seperti membangun rumah sakit,

pembangkit listrik dan sebuah stasiun penyulingan air bersih 128

Dengan adanya

pembangunan sektor industri di wilayah Tepi Barat, Turki berharap Rakyat Palestina

disana dapat melakukan perputaran ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.

Lebih jauh, Turki juga diperbolehkan untuk mengirim semua bantuan ke Jalur

Gaza melalui Israel atau dari Israel ke Gaza melalui jalur darat, namun semua

tindakan tersebut harus tunduk pada pertimbangan keamanan Israel.129

Selanjutnya,

Israel juga sepakat bahwa Turki dapat mempertahankan perwakilan diplomatik

Hamas dinegaranya dengan syarat bahwa Hamas tidak akan melakukan aktivitas

teroris atau militer apapun terhadap Israel dari wilayah Turki.130

Segera setelah

menandatangani perjanjian tersebut, kedua negara langsung memulai proses

normalisasi hubungan mereka dengan menunjuk duta besar Israel untuk Ankara dan

127

“Procedural Agreement on Compensation Between The Republic of Turkey and The State of

Israel”, 28 Juni 2016 128

Ali Abunimah, “Turkey-Israel deal leaves Gaza siege intact”,

https://electronicintifada.net/blogs/ali-abunimah/turkey-israel-deal-leaves-gaza-siege-intact 129

Barak Ravid, “Israel and Turkey Officially Announce Rapprochement Deal, Ending

Diplomatic Crisis” Haartz, https://www.haaretz.com/israel-news/1.727369

https://www.haaretz.com/israel-news/1.727369 130

Hasan Kösebalaban, Towards a New Strategic Alliance between Turkey and Israel?,

(Istanbul: al Sharq Forum, 2016), 5

Page 78: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

67

Turki untuk Tel Aviv. Israel sendiri menunjuk Eitan Na'eh sebagai duta besar Israel

untuk Ankara131

dan Mekin Mustafa Kemal Ökem sebagai duta besar Turki untuk Tel

Aviv.132

Dalam proses normalisasi hubungan diplomatik antara Israel-Turki terdapat

beberapa perubahan kebijakan Israel yang cukup signifikan, diantaranya pada tahun

2011 Israel menolak untuk melakukan permintaan maaf terhadap Turki terkait insiden

Gaza Flotilla Raid hingga mengakibatkan terjadinya pemutusan hubungan

diplomatik. Namun pada tahun 2013, akibat adanya tekanan dari AS Israel mulai

mengalami perubahan sikap dimana Israel melakukan permintaan maaf secara publik

atas insiden Gaza Flotilla Raid. Permasalahannya pada saat itu Israel tetep menolak 2

tuntutan Turki lainnya, yaitu yang pertama ganti rugi sebesar 1 juta US$/ korban,

yang pada saat itu Israel hanya bersedia membayar 100 ribu US$/ korban dimana

berarti 1000 kali lebih kecil dari tuntuan yang di minta Turki. Selain itu Israel juga

menolak tuntutan ke tiga Turki yaitu pembukaan blokade jalur Gaza untuk

pengiriman bantuan kemanusiaan yang dianggap Israel sebagai ancaman terhadap

keamanan.

Dari berbagai penolakan tersebut normalisasi pada tahun 2011 dan 2013,

tindakan berbeda justru kemudian dilakukan Israel pada tahun 2016, secara signifikan

Israel menyetujui berbagai tuntutan Turki yaitu permintaan maaf, pemberian biaya

131

Raphael Ahrem, “After five frosty years, Israeli ambassador returns to Turkey” Times of

Israel https://www.timesofisrael.com/after-five-frosty-years-israeli-ambassador-returns-to-turkey/ 132

“President announces Kemal Ökem as Turkey‟s new ambassador to Israel”, Hurriyet Daily

News, http://www.hurriyetdailynews.com/president-announces-kemal-okem-as-turkeys-new-

ambassador-to-israel.aspx?pageID=238&nID=106179&NewsCatID=510

Page 79: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

68

kompensasi kepada para korban Gaza Flotilla Raid dengan biaya total sebesar 20 juta

US$, dan pembukaan blokade jalur Gaza. Salah satu hal yang paling signifikan dalam

perjanjian normalisasi hubungan diplomatik tersebut adalah besarnya total biaya

kompensasi yang Israel sepakati dari 100ribu US$/korban menjadi 20 Juta US $

untuk kompensasi seluruh korban. Dari sini dapat dilihat berbagai perubahan sikap

Israel terkait proses normalisasi hubungan diplomatik dengan Turki.

BAB IV

ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN

DIPLOMATIK DENGAN TURKI

Bab ini menjelaskan mengenai berbagai pertimbangan Israel terkait

keputusannya untuk menandatangani perjanjian normalisasi hubungan diplomatik

dengan Turki yang tertunda selama hampir 6 tahun. Disebut sebagai normalisasi

hubungan diplomatik karena kedua belah pihak membuat kesepakatan guna

membangun kembali hubungan diplomatik yang sudah terputus. Usaha untuk

menormalisasi hubungan keduanya sudah dimulai sejak terjadinya abnormalisasi

Page 80: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

69

hubungna diplomatik pasca insiden Gaza Flotilla Raid. Untuk melihat alasan Israel

terkait penandatanganan perjanjian tersebut maka akan digunakan pendekatan

Konstruktivisme.

Dengan pendekatan Konstruktivisme kita dapat menganalisa berbagai

kebijakan berdasarkan pada identitas suatu negara. Konstruktivisme mengakui adanya

kepentingan nasional suatu negara yang diaplikasikan dalam bentuk sebuah

kebijakan. Kepentingan nasional tersebut terbentuk dari identitas negara, dimana

identitas tersebut bersifat dinamis dan terbentuk melalui interaksi sosial. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa kepentingan berfungsi sebagai variabel penghubung antara

identitas dan kebijakan luar negeri suatu negara.133

Karena negara sebagai aktor

memiliki identitas kolektif yang berfokus pada insentif selektif yang mungkin

mendorong mereka untuk bekerja sama.

Barston sendiri beranggapan bahwa proses normalisasi akan dipengaruhi oleh

beberapa faktor, termasuk: pengaruh pengaturan domestik dan eksternal; ruang

lingkup institusi; hubungan antara tingkat relasi; dan seberapa jauh hambatan utama

untuk memperbaiki hubungan dapat dihilangkan atau ditangani.134

Pandangan

Barston tersebut sejalan dengan asumsi yang disampaikan oleh konstruktivisme

holistik dimana dunia internasional secara sistemik dan unit-level berperan untuk

mencapai suatu kebijakan negara.

133

Alexander Wendt, "Collective Identity Formation and the International State", American

Political Science Review, No. 88 (1994) hal. 385 134

R.P. Barston, Modern Diplomacy, (New York: Routledge, 2014), 280

Page 81: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

70

Konstruktivisme holistik memperlakukan wilayah domestik dan struktur

internasional sebagai dua proses sosial dan politik yang tak terpisahkan.

Konstruktivisme Holistik mengarahkan dua perspektif yang berbeda tetapi saling

melengkapi antara sistem internasional dan perubahan dalam masyarakat modern

suatu negara.135

Konstruktivisme berpendapat bahwa struktur normatif dan ideasional

berfungsi sebagai pembentuk identitas dan kepentingan para aktor, hal tersebut terjadi

melalui tiga mekanisme: imagination, communication, dan constraint.

Berkenaan dengan imagination, konstruktivis berpendapat bahwa struktur

non-material mempengaruhi apa yang aktor lihat sebagai ranah kemungkinan seperti:

bagaimana mereka berpikir cara mereka bertindak, apa yang dianggap sebagai

batasan dalam tindakan mereka dan strategi apa yang dapat mereka bayangkan.136

Imagination atau pembentukan persepsi ini bertujuan agar keduanya mencapai shared

idea atas suatu pembentukan ide di antara mereka yang dapat dilihat dari kebijakan

atau tindakan yang diambil oleh aktor negara. Dalam isu ini, ide yang berusaha

dibentuk oleh Israel adalah ide normalisasi hubungan diplomatik dengan Turki yang

awal mulanya disampaikan oleh Amerika Serikat. Ide ini berusaha disampaikan dan

diinteraksikan antara Amerika Serikat dan kedua aktor negara melalui proses

komunikasi.

Proses imagination ini berawal dari berbagai tekanan Amerika Serikat pada

tahun 2013 lewat kunjungan Barrack Obama ke Israel. Kedatangan Obama selama

135

Scott Burchill, et. al., Theories of International Relations, 3rd

ed., (Palgrave: UK, 2005), 198 136

Scott Burchill, et. al., Theories of International Relations, 3rd

ed., (Palgrave: UK, 2005), 198

Page 82: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

71

dua hari tersebut bertujuan untuk menekan kedua belah pihak yaitu Israel-Turki untuk

segera melakukan normalisasi hubungan diplomatik. Barrack Obama menyampaikan

pendapatnya terhadap hubunga Israel-Turki, "Amerika Serikat sangat menghargai

kemitraan erat kami dengan Turki dan Israel, dan kami sangat mementingkan

pemulihan hubungan positif antara mereka dalam rangka memajukan perdamaian dan

keamanan regional," setelah penyampaian ide tersebut, Amerika Serikat secara

langsung telah mengawali proses imagination dalam normalisasi hubungan

diplomatik antara Israel dan Turki.137

Peran Amerika Serikat dalam proses

imagination juga terus berlanjut dalam berbagai hal, hingga pada tahapan

communication dan constrain.

Normalisasi antara Israel dengan Turki tidak dapat sepenuhnya dipahami

tanpa mempertimbangkan ide yang berhubungan dengan energi dan keamanan.

Politik energi tidak independen dari isu-isu regional dan strategis, dan ide mengenai

kerja sama energi kemungkinan akan menjadi agenda kedua negara karena berbagai

alasan. Sederhananya, Israel ingin mengekspor gasnya dan mengambil manfaat dari

kekayaan gas, sementara Turki mencari alternatif untuk memenuhi permintaan

gasnya.138

Kesamaan ide tersebut didapat karena adanya shared idea antara keduanya

yang dikomunikasikan dan dibentuk oleh berbagai faktor.

137

Jeffrey Heller, Obama brokers Israel-Turkey rapprochement 22 Maret 2013,

https://www.reuters.com/article/us-israel-turkey-obama/obama-brokers-israel-turkey-rapprochement-

idUSBRE92L0RK20130322 di akses 9 Agustus 2018 138

Aybars Görgülü dan Sabiha Senyücel Gündoğar, "Energy Relations between Turkey and

Israel", Menara Future Notes, No. 3, November 2016, hal 3

Page 83: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

72

Jika dilihat dari latar belakang Israel, negara tersebut adalah negara paling

maju di Asia Barat Daya dan Timur Tengah dalam pembangunan ekonomi dan

industri.139

Israel berada di peringkat 27 dunia dalam Laporan Daya Saing Global

(World Competitive Report)140

dan peringkat 52 dalam indeks Doing Business 2017

Bank Dunia.141

Menurut International Institute for Management Development World

Digital Competitiveness Ranking 2017, pada tahun 2016 Israel berada di peringkat

21, dan pada tahun 2017 Israel menempati peringkat ke 22 sebagai negara paling

kompetitif di dunia.142

Israel adalah satu-satunya negara yang terus mengalami peningkatan populasi

hingga 330% disaat kondisi konflik terus berlangsung secara berkala.143

Namun

pertambahan jumlah penduduk tersebut didukung dengan hadirnya golongan

professional terdidik. Hal tersebut dibuktikan dengan Indeks Pembangunan Manusia

Israel yang mencapai angka 0.899 pada tahun 2015.144

Israel juga berhasil menduduki

peringkat ke 19 dalam United Nation Development Index Tahun 2016 dan berada

pada katagori Very Highly Developd.145

139

Amy Chua, “World on Fire”, (New York: Random House, 2003), hal. 211 140

Klaus Schwab, The Global Competitiveness Report 2015–2016, (Geneva: World Economic

Forum, 2016) hal. 8 141

Doing Business 2017 Equal Opportunity for All, Economy Profile Israel, (Washington DC:

The World Bank, 2017) hal. 8 142

IMD World Digital Competitiveness Ranking 2017, (Lausanne: International Institute for

Management Development, 2017) hal. 96 143

Ed. Ahmed Bounfour and Leif Edvinsson, Intellectual Capital for Communities: Nations,

Regions, and Cities, (New York: Butterworth-Heinemann, 2011), hal. 139 144

Human Developmen Report 2016 http://hdr.undp.org/en/countries/profiles/ISR di akses pada

tanggal 17 Oktober 2017 145

Human Development Report 2016: Human Development for Everyone, (New York: UNDP,

2016), hal. 198

Page 84: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

73

Kemajuan berbagai sektor ekonomi industri, dan meningkatnya angka

populasi masyarakat Israel, menyebabkan negara tersebut membutuhkan suplai

kebutuhan sumber daya energi yang lebih besar. Israel hampir bergantung

sepenuhnya pada keberadaan bahan bakar fosil untuk pasokan energinya. Pada tahun

2008, penggunaan energi gas alam oleh Israel hanya mencapain 25% untuk

memenuhi pasokan listrik negaranya. Sedangkan penggunaan batubara dalam

memasok kebutuhan listrik di Israel hampir mencapai dua-pertiga dari kapasitas

pembangkit yang Israel miliki.146

Penggunaan batu bara diperhitungkan telah

mengakibatkan tingginya emisi karbon di negara tersebut.

Namun pada tahun 2009 Israel telah menemukan solusi berupa gas alam di

kawasan laut mediterania timur. Ladang gas tersebut ditemukan oleh Tim peneliti

USGS (United States Geological Survey) di bawah naungan Noble Energy Inc.

perusahaan gas independen asal Texas Amerika Serikat, bersama dengan Delek

Group, Avner Oil and Gas Ltd. selaku partner eksplorasi. 147

Mereka mengumumkan

bahwa ladang gas Tamar di kawasan lepas pantai Israel tersebut mencapai jumlah

sekitar 280 billion cubic meters (bcm).148

Tetapi pengelolaan dan eksploarasi

terhadap ladang gas tersebut baru dapat terlaksana pada tahun 2013.149

146

Gideon Irus, The Use of Coal Ash in Concrete According to The Israeli Standard and

Practice, (Tel Aviv: International Workshop on Environmental Aspects of Coal Ash Utilization), 2012

hal. 3 147

Buck Tobias, Field of dreams: Israel's natural gas, 1 September 2012,

https://www.ft.com/content/1dbda574-f16d-11e1-a553-00144feabdc0 148

Simone Tagliapietra, Energy: a Shaping Factor for Regional Stability in the Eastern

Mediterranean, (Belgium: European Parliament's Committee on Foreign Affairs, 2017), hal. 17 149

Simone Tagliapietra, Energy: a Shaping Factor for Regional Stability in the Eastern

Mediterranean?, (Belgium: European Parliament's Committee on Foreign Affairs, 2017), hal. 21

Page 85: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

74

Kemudian pada bulan Maret 2010, Tim USGS kembali merilis sebuah

penelitian mengenai potensi sumber daya minyak dan gas di provinsi Leviathan di

Mediterania Timur. Daerah ini mencakup wilayah lepas pantai, Jalur Gaza, Israel,

Lebanon, Suriah dan Siprus. Menurut penelitian, perkiraan rata-rata sumber daya

minyak dan cairan gas alam yang berada di Leviathan secara keseluruhan berjumlah

sekitar 491 bcm.150

Namun sumber yang berbeda mengatakan bahwa, jumlah gas

alam di dalam ladang gas leviathan mencapai angka sekitar 620 bcm.151

Penemuan ladang gas alam Leviathan dan Tamar di laut mediterania dapat

dikatakan sebagai penemuan terbesar sumber gas alam lepas pantai terhitung

semenjak 1 dekade terakhir. Israel menganggap penemuan ini dapat dijadikan sebagai

penopang kebutuhan interal negara mereka, dan Israel juga mengharapkan terjadinya

peningkatan konversi penggunaan gas alam hingga mencapai 60% di tahun 2030.152

Dengan adanya penemuan gas alam ini kemungkinan besar sektor pembangkit listrik

Israel akan mengalami perubahan paling signifikan.

Pada tahun 2010, Israel Electric Corporation (IEC) menghasilkan sekitar

61% listrik dari batubara, 36,6% dari gas alam, 1,5% dari minyak solar, dan 0,6%

dari bahan bakar minyak. Pada tahun itu penggunaan patu baru menurun sekitar 10%

sedangkan penggunaan gas alam meningkat menjadi 11%, namun IEC tetap

150

Ibrahim Arinc dan Levent Ozgul, “Exportation of EastMed Gas Resources: Is it Possible

without Turkey?”, Insight Turkey, Vol. 17, No. 2, 2015, hal. 120 151

Simone Tagliapietra, “Energy: a Shaping Factor for Regional Stability in the Eastern

Mediterranean?” (Belgium: European Parliament's Committee on Foreign Affairs, 2017), hal. 17 152

“The Natural Gas Sector in Israel”,

http://energy.gov.il/English/Subjects/Natural%20Gas/Pages/GxmsMniNGEconomy.aspx

Page 86: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

75

menghabiskan lebih dari 50% dari total anggaran untuk pembelian bahan bakar.153

Hanya sekitar 5% dari total energi primer Israel diperoleh dari sumber energi

terbarukan. Jika konversi besar-besaran energi terjadi, emisi karbon dioksida dari

sektor pembangkit listrik akan menurun sebesar antara 50% sampai 52%. Maka jelas

sekali dalam perspektif lingkungan Israel akan mengalami perbaikan yang sangat

signifikan. Namun ide tersebut adalah sebuah pencapaian jangka panjang yang

membutuhkan investasi besar dan membutuhkan kerja bertahun-tahun untuk

mewujudkannya.

Amit Mor, Chief Excecutif Operation dari Eco Energy menjelaskan bahwa

apabila Israel dapat memberlakukan konversi energi dari batu bara ke energi gas

alam, diperkirakan Israel akan berhasil menghemat anggaran sebesar 5 Miliar US $.

Jika ekspor gas alam diberlakukan secara konsisten maka diperkirakan pada tahun

2020 Israel akan mampu memasok 75% kekayaan sumber daya energi gas alam

dalam negeri. Selain itu gas alam tersebut juga dapat digunakan sebagai kekuatan

ekspor negara.154

Dengan berlimpahnya gas alam terbaru, kabinet legislatif Israel telah

memutuskan untuk mengizinkan ekspor hingga 40% dari cadangan gas negara itu.155

Jumlah gas alam tersebut akan menciptakan kemungkinan Israel sebagai negara

eksportir gas menuju negara-negara tetangga dan negara-negara di Uni Eropa.

153

Rebecca A. Yasner, Maximizing Renewable Electricity in Israel: Energy Security,

Environmental Impact, and Economic Development, (Pittsburgh: Carnegie Mellon University, 2012),

hal. 13 154

Amit Mor, http://www.jiis.org/.upload/mor.pdf , di akses pada tanggal 21 Oktober 2016 155

Aybars Görgülü dan Sabiha Senyücel Gündoğar, "Energy Relations between Turkey and

Israel", Menara Future Notes, No. 3, November 2016, 6

Page 87: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

76

Ketersediaan sumber daya dan berbagai ide mengenai kerja sama gas alam tersebut

membuat Israel akhirnya mengkomunikasikan keinginannya dengan Turki untuk

bekerja sama di bidang gas alam. Hal tersebut dilakukan sebagai suatu usaha untuk

mencapai shared idea antara keduanya.

Disaat Israel mengalami peningkatan sumber daya gas alam, Turki sendiri

sedang mengalami laju perlambatan ekonomi dari sekitar 9% pada tahun 2010 dan

2011 menjadi kurang dari 3% pada tahun 2014, hal tersebut membuat kebutuhan

energi Turki terus meningkat. Dengan sedikitnya cadangan energi yang Turki miliki,

ia harus terus melakukan impor energi hidrokarbon guna menutupi kebutuhannya.

Pada tahun 2014 Turki memproduksi kurang dari 0,50 bcm gas dan mengimpor lebih

dari 49 bcm gas alam ke negeranya. Turki sendiri menggunakan 48% energy gas

alam untuk membangkitkan listrik negaranya, maka gas alam menjadi sumber energi

yang penting.156

Pada tahun 2014 Gazprom Rusia telah mengekspor sekitar 27 bcm guna

menutupi kebutuhan pasar Turki. Diverifikasi sumber daya gas alampun dilakukan

guna mencari sumber alternaitf dengan harga yang lebih murah. Akhirnya Turki juga

membeli volume gas yang lebih kecil dari Azerbaijan dan Iran dan mendapatkan

LNG dari Aljazair dan Nigeria. Kemudian Turki menyetujui untuk mengimpor

tambahan 6 bcm / tahun dari Azerbaijan mulai tahun 2019 setelah selesainya

156

Gareth M. Winrow, "The Anatomy of a Possible Pipeline: The Case of Turkey and

Leviathan and Gas Politics in the Eastern Mediterranean", Journal of Balkan and Near Eastern

Studies, 1 Juli 2016, hal. 8

Page 88: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

77

pembangunan proyek TANAP (The Trans-Anatolian Natural Gas Pipeline), namun

tidak ada jaminan bahwa pada akhir tahun 2021 Azerbaijan akan memperbarui

kontraknya dengan Turki.157

Pada bulan Januari 2014, perusahaan mitra dari ladang gas Leviathan

mengundang berbagai perusahaan energi untuk mengajukan penawaran kontrak untuk

membeli gas dan memasang saluran pipanya menuju Turki. Dua bulan kemudian

hasil tender awal mengungkapkan bahwa ada lebih dari 10 tawaran yang berminat

untuk membeli 7–10 bcm gas alam setiap tahunnya. Tawaran ini termasuk Zorlu

Group dan juga Turcas Energy Holding dari Turki yang bekerja sama dengan

perusaan energi Jerman RWE (Rheinisch-Westfälisches Elektrizitätswerk). Pada

bulan April 2014 dilaporkan bahwa Turcas Energy Holding telah memulai negosiasi

dengan Enerjisa, sebuah usaha bersama dari Grup Sabancı Turki dan perusahaan

Jerman RWE untuk bergabung guna menjual gas dari ladang Leviathan menuju pasar

Turki. Saluran pipa yang menghubungkan bidang Leviathan ke Turki, yang dapat

dihubungkan ke SGC (Southern Gas Corridor) menuju belgia. Proyek tersebut dinilai

akan sejalan dengan ide dan kepentingan keamanan energi di Ankara.

Dalam kasus gas alam, perusahaan energi yang berperan dalam skala unit-

level biasanya hanya akan melakukan eksploarasi jika volume gas dapat diekstraksi

dengan biaya yang masuk akal. Jika gas akan diekspor, rute transportasi jalur pipa gas

157

Gareth M. Winrow, "The Anatomy of a Possible Pipeline: The Case of Turkey and

Leviathan and Gas Politics in the Eastern Mediterranean", Journal of Balkan and Near Eastern

Studies, 01 Jul 2016, hal. 8

Page 89: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

78

alam yang direncanakan juga harus layak secara finansial.158

Apabila unsur tersebut

sudah terpenuhi, persuhaan energi akan melakukan kajian yang juga berfungsi

sebagai usaha untuk membentuk shared idea untuk negara yang akan bekerja sama.

Namun, karena politik domestik dan regional, pemerintah mungkin akan menciptakan

hambatan untuk proyek yang dianggap layak secara komersial. Sangat sulit untuk

mengecualikan peran politik dalam masalah energi. Isu-isu politik dapat memberi

dukungan yang sangat signifikan untuk proyek pipa gas alam tertentu atau dapat

menyebabkan proyek tersebut terhenti.159

Pada bulan Maret 2012, Menteri Energi Turki Taner Yildiz telah menyatakan

bahwa studi kelayakan energi Turki telah menemukan cara yang paling tepat untuk

melakukan kerja sama ekspor gas Israel dan Siprus. Dua perusahaan Turki, Zorlu

Group dan Turcas Energy Holding, telah melobi untuk menjadi suplaier gas dari

ladang Leviathan menuju Turki. Pada Februari 2013, diungkapkan bahwa Zorlu

Group telah bekerja selama berbulan-bulan untuk mendapatkan persetujuan

pemerintah Israel untuk membangun pipa gas alam sepanjang 130 kilometer, yang

mengankut sekitar 8–10 bcm / tahun.160

Selanjutnya pada November 2013, CEO dari

Zorlu Group, Ibrahim Ak, mengungkapkan bahwa ia berusaha untuk mendapatkan

158

Aybars Görgülü dan Sabiha Senyücel Gündoğar, "Energy Relations between Turkey and

Israel", Menara Future Notes, No. 3, November 2016, hal 4 159

Gareth M. Winrow, The Anatomy of a Possible Pipeline: The Case of Turkey and Leviathan

and Gas Politics in the Eastern Mediterranean", Journal of Balkan and Near Eastern Studies, 1 Juli

2016, hal. 6 160

Gareth M. Winrow, The Anatomy of a Possible Pipeline: The Case of Turkey and Leviathan

and Gas Politics in the Eastern Mediterranean", Journal of Balkan and Near Eastern Studies, (1 Juli

2016), 7

Page 90: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

79

kontrak 15 tahun untuk membeli 3 bcm / tahun dari ladang Leviathan sebagai bagian

dari proyek senilai $ 2,5 miliar.

Disisi lain Matthew Bryza, mantan duta besar Amerika Serikat untuk

Azarbeijan yang menjadi anggota dewan direksi Turcas Energy Holding,

menjabarkan dalam rencana detailnya untuk membangun saluran pipa gas alam

bawah laut senilai $ 2,5 miliar. Pipa tersebut diperkirakan akan mengirim sebanyak

16 bcm / tahun, yang terdiri dari dua jalur pipa yang akan menghubungkan Leviathan

dengan pelabuhan Turki di Mersin dan Cehyan. 161

Perusahaan gas alam baik dari

Israel maupun Turki memiliki peran penting dalam memberikan persepsi kerja sama

energi gas alam ini, karena dalam konstruktivisme mereka dapat memberikan shared

idea dalam skala unit-level.

Pada 24 November 2015, Turki sendiri mengalami keretakan hubungan

diplomatik dengan Rusia dimana dalam beberapa minggu sejak dimulainya intervensi

militer Rusia di Suriah, pesawat tempur F-16 Turki menembak jatuh pesawat Su-24

Rusia akibat perselisihan wilayah udara dekat perbatasan Turki-Suriah. Presiden

Rusia Vladimir Putin menggambarkan insiden itu sebagai "tikaman di belakang dari

pendamping teroris" dan ia lebih lanjut menyatakan bahwa "peristiwa tragis hari ini

akan memiliki konsekuensi signifikan termasuk hubungan antara Rusia dan Turki".

Rusia menanggapi insiden tersebut dengan memberikan sejumlah sanksi ekonomi

terhadap Turki. Sanksi tersebut antara lain, penangguhan perjalanan bebas visa ke

161

Gareth M. Winrow, "The Anatomy of a Possible Pipeline: The Case of Turkey and

Leviathan and Gas Politics in the Eastern Mediterranean", Journal of Balkan and Near Eastern

Studies, (1 Juli 2016), 7

Page 91: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

80

Rusia untuk warga Turki, pembatasan terhadap perusahaan Turki yang beroperasi di

Rusia, dan pembatasan impor produk Turki. Rusia juga meminta warganya untuk

menghentikan penerbangan wisata menuju Turki.162

Terkait bidang ekonomi, Turki juga menghadapi ancaman lain dimana apabila

Rusia membekukan kesepakatan kerjasama gas alam TurkStream, maka Turki akan

kehilang 55% kebutuhan energinya. Menteri Pembangunan Ekonomi Rusia Alexei

Ulyukayev menyatakan bahwa proyek pipa gas TurkStream dibekukan untuk

sementara. Pembicaraan tentang proyek itu ditangguhkan secara sepihak oleh pihak

Rusia.163

Pada 5 Desember 2015, Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan mengatakan

Turki mengakhiri proyek TurkStream, atas dasar "ketidak sepakatan" Rusia dengan

tuntutan Turki seputar proyek tersebut.164

Dengan terputusnya proyek gas alam

TurkStream, Turki membutuhkan peluang kerjasama energi dengan negara lainnya.

Maka, salah satu negera potensial yang mampu memasok kebutuhan gas alam Turki

adalah Israel.

Pada tingkat ekonomi, hubungan perdagangan dan keuangan seringkali

memisahkan diri dari aspek politik. Namun, terdapat kemungkinan bila kerja sama

perdagangan berlaku dalam kondisi hubungan diplomatik yang terputus maka hal

tesebut dapat menyebabkan meningkatnya tekanan domestik atau unit-level. Tekanan

162

Turkey-Russia jet downing: Moscow announces sanctions, 28 November 2015,

https://www.bbc.com/news/world-europe-34954575 163

Georgi Gotev, Erdogan fumes at Russia‟s „restrictive measures‟ after jet downing, 27

November 2015 https://www.euractiv.com/section/global-europe/news/erdogan-fumes-at-russia-s-

restrictive-measures-after-jet-downing/ 164

Turkey has shelved Turkish Stream gas pipeline project, says President Erdoğa, 5 December

2015, http://www.hurriyetdailynews.com/turkey-has-shelved-turkish-stream-gas-pipeline-project-says-

president-erdogan-92115

Page 92: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

81

ini akan menuntut agar diberlakukannya normalisasi hubungan diplomatik serta

penghapusan batasan-batasan dan larangan dalam sektor perdagangan. Maka

melakukan normalisasi hubungan diplomatik sebelum melanjutkan ke tahap kerja

sama perdagangn dapat mencegah adanya tekanan masyarakat secara domestik.165

Pipa gas yang menghubungkan Leviathan dengan daratan Turki memiliki

biaya yang relatif murah dari berbagai pembangunan pipa gas alam lainnya. Secara

teknis pembangunan pipa tersbut tidak terlalu sulit karena akan diletakkan di perairan

Mediterania yang relatif dangkal. Perusahaan-perusahaan energi terkemuka Turki

juga telah mempresentasikan rencana terperinci untuk pembangunan jaringan pipa

yang dapat memberi keuntungan pasar gas yang berkembang di Turki. 166

Namun

sebelum dilakukan pembangun proyek jalur pipa gas alam tersebut, Israel dan Turki

harus menormalisasi hubungan diplomatiknya.

Normalisasi hubungan diplomatik antara Israel dengan Turki tidak hanya

dipengaruhi oleh ide peluang kerja sama gas alam, namun ide mengenai stabilitas

kawasan jauh lebih penting guna menunjang berbagai aktivitas domestik dan regional

antara keduanya. Dalam proses imagination, kedua negara juga mempertibangkan

pentingnya stabilitas keamaanan apabila ingin membangun pipa gas alam bawah laut.

Stabilitas keamanan kawasan telah menjadi agenda penting bagi kedua negara karena

tingginya ekskalasi konflik dan aktivitas terorisme di kawasan mediterania. Oleh

165

R.P. Barston, Modern Diplomacy, (New York: Routledge, 2014), 282 166

Gareth M. Winrow, "The Anatomy of a Possible Pipeline: The Case of Turkey and

Leviathan and Gas Politics in the Eastern Mediterranean", Journal of Balkan and Near Eastern

Studies, (1 Juli 2016), 7

Page 93: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

82

karena itu, terorisme merupakan masalah yang perlu diselesaikan dengan berbagai

kerja sama regional dan internasional.

Normalisasi yang dilakukan oleh Israel dan Turki terjadi pada saat kawasan

Mediterania dalam keadaan yang terus memburuk pasca kebangkitan Arab Spring.

Salah satu hal buruk yang terjadi pasca Arab Spring di kawasan tersebut adalah

meningkatnya eskalasi perang di Suriah secara global. Tingkat penderitaan

kemanusiaan di Suriah adalah perkembangan paling buruk di wilayah tersebut yang

tidak dapat dilepaskan dari perhatian kedua negara karena berdampak langsung pada

negara-negara di kawasan meditterania termasuk Israel dan Turki.

Pada 21 Agustus 2013, 1.729 warga Suriah tewas dalam serangan kimia

Ghouta, serangan tersebut meluncurkan debat global tentang intervensi militer

internasional terhadap pasukan Asad dan perdebatan mengenai perubahan redzone

yang telah ditetapkan sebelumnya. Bukti video dengan cepat menyebar melalui media

sosial, membawa perhatian dunia pada penggunaan senjata kimia. Israel menyatakan

bahwa mereka memiliki bukti bahwa senjata-senjata kimia telah digunakan selama

waktu penyerangan tersebut, serta beberapa hari sebelumnya. 167

Para penyelidik PBB memeriksa lokasi-lokasi serangan yang dituduhkan dan

menyimpulkan bahwa gas sarin telah digunakan dalam serangan tersebut. Pelaku

serangan itu diperdebatkan, antara pemerintah Suriah dan pihak pemberontak saling

menyalahkan. Uni eropa dan Liga Arab menyalahkan pihak Asad dalam serangan

167

Daniela Huber dan Nathalie Tocci, "Behind the Scenes of the Turkish-Israeli Breakthrough",

IAI Working Paper, No. 13, (15 April 2013), hal. 8

Page 94: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

83

tersebut, sementara pemerintah Rusia mengklaim para pemberontak melakukan

kampanye penipuan yang bertujuan untuk menyelaraskan negara-negara asing dengan

pihak oposisi.168

Pada bulan Agustus 2017, International Organization for Migration (IOM)

mengumumkan bahwa lebih dari 600.000 pengungsi terlantar akibat adanya konflik

yang bergejolak di Suriah, dan sekitar 10 % dari total jumlah pengungsi memilih

untuk kembali ke rumah mereka di Suriah. Kebanyakan dari mereka memilih kembali

ke kota Aleppo, yang beberapa bulan sebelumnya mengalami pertempuran hebat

antara pihak pemberontak yang melemah akibat kekalahannya melawan pasukan

rezim Basyar al-Assad.169

Dari perspektif Israel, perkembangan konflik pasca Arab Spring di tingkat

regional dan global membuat Israel semakin terisolasi di kawasan internasional.

Sebelum adanya konflik tersebut, Israel dapat mengandalkan dukungan secara diam-

diam dari negara-negara Arab lainnya seperti Mesir, Yordania, dan Arab Saudi.

Dalam lingkungan pasca Arab Spring, dimana terjadi gejolak baru di seluruh wilayah

mediterania, Israel menghadapi tantangan stabilitas keamanan baru.170

Belum lagi

berubahnya sistem kepemimpinan nagara-negara Arab yang membuat hubungan

Israel dengan negara-negara tetangganya semakin terisolasi dibandingkan

hubungannya di masa lalu.

168

Daniela Huber dan Nathalie Tocci, "Behind the Scenes of the Turkish-Israeli Breakthrough",

IAI Working Paper, No. 13, (15 April 2013), hal. 8 169

Nir Boms, "Israel‟s Policy on the Syrian Civil War: Risks and Opportunities", Israel Journal

of Foreign Affairs, (6 Februari 2018), 1 170

Daniela Huber dan Nathalie Tocci, "Behind the Scenes of the Turkish-Israeli Breakthrough",

IAI Working Paper, No. 13, (15 April 2013), hal. 8

Page 95: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

84

Selain di tingkat kawasan regional, Israel juga mendapati dirinya semakin

terisolasi di tingkat internasional. Pendapat tersebut dibuktikan dengan fakta bahwa

tidak kurang dari 188 negara-negara anggota PBB, 138 diantaranya mendukung

upaya Palestina untuk diakui sebagai negara pengamat PBB. Isolasi Israel semacam

itu tidak hanya terjadi pada tataran negara dunia ketiga namun juga terjadi di tataran

elemen-elemen negara Barat.171

Israel terbukti semakin kehilangan pendukungnya di

Eropa, bahkan jika dikaji lebih mendalam Israel juga jika kehilangan beberapa

pendukungnya di Amerika Serikat. Dalam hal ini, rekonsiliasi dengan Turki memiliki

keuntungan ganda untuk memperbaiki isolasi global yang dihadapi Israel dan untuk

mendapatkan kembali dukungan penuh Amerika dibawah pemerintahan administratif

presiden Barack Obama.172

Kebijakan luar negeri Israel sendiri didasarkan pada gagasan Israel sebagai

"passive onlooker" dan sebagai "good neighbor" yang tercermin dalam asas non-

intervensi, kemudian kebijakan tersebut dibuktikan dengan posisi Israel dalam perang

yang terjadi di Suriah.173

Namun dengan peningkatan eskalasi konflik di Suriah,

pihak oposisi dan Jihadis Suriah semakin menguasai wilayah yang berdekatan dengan

perbatasan antara Israel dan Suriah. Beberapa dari kelompok ini berbasis di Dataran

Tinggi Golan. Konfli di Suriah telah secara langsung atau tidak langsung, meluas ke

171

Daniela Huber dan Nathalie Tocci, "Behind the Scenes of the Turkish-Israeli Breakthrough",

IAI Working Paper, No. 13, (15 April 2013), hal. 9 172

Daniela Huber dan Nathalie Tocci, "Behind the Scenes of the Turkish-Israeli Breakthrough",

IAI Working Paper, No. 13, (15 April 2013), 9 173

Nir Boms, "Israel‟s Policy on the Syrian Civil War: Risks and Opportunities", Israel Journal

of Foreign Affairs, (6 Februari 2018), 1

Page 96: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

85

wilayah Israel, dan memaksa IDF untuk menjaga wilayah perbatasan meskipun tanpa

mengundang banyak atensi publik.174

Israel sendiri beberapa kali melakukan serangan terhadap target tertentu di

wilayah Suriah dan seringkali dibiarkan tanpa adanya konfirmasi dari pejabat Israel

terkait. Sebagai contoh adalah serangan rudal Israel terhadap produsen senjata kimia

Suriah di provinsi Homs. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa dua

pesawat Israel telah menembakkan delapan rudal ke pangkalan udara T4 di Provinsi

Homs. Militer Suriah sendiri menembak jatuh lima rudal miliki Israel sedangkan tiga

lainnya mendarat di bagian barat pangkalan tersebut. Badan pengawas Hak Asasi

Manusia Suriah yang berbasis di Inggris memantau di lapangan, bahwa 14 orang

tewas dalam serangan tersebut termasuk militer Iran dan juga tiga perwira Suriah.175

Serangan yang dilakuka oleh Israel dalam bentuk seperti ini sangat sering terjadi.

Dalam sebuah wawancara mantan kepala angkatan udara Israel Amir Eshel

menyatakan bahwa Israel telah memukul konvoi senjata militer Suriah dan sekutu

Hizbullah hampir 100 kali dalam lima tahun terakhir.176

Selain itu, selama konflik berlangsung, Israel justru telah memberikan

perawatan medis kepada para pejuang Jabhat al-Nusra yang terluka. Jabhat al-Nusra

sendiri adalah salah satu teroris perpanjangan dari al-Qaeda di wilayah Suriah.

174

Nir Boms, "Israel‟s Policy on the Syrian Civil War: Risks and Opportunities", Israel Journal

of Foreign Affairs, (6 Februari 2018), 2 175

Ken Dilanian dan Courtney Kube, U.S. officials confirm Israel hit Syria after suspected

Ghouta chemical attack, NBC News, 9 April 2018, https://www.nbcnews.com/news/world/israel-

blamed-airstrike-syria-after-suspected-ghouta-chemical-weapon-attack-n863821 176

Sarah Dadouch dan Jeffrey Heller, "Israel hits Syrian site said to be linked to chemical

weapons", Reuters, 7 September 2017, https://www.reuters.com/article/us-mideast-crisis-syria-

israel/israel-hits-syrian-site-said-to-be-linked-to-chemical-weapons-idUSKCN1BI0MH

Page 97: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

86

Pertolongan medis Israel tersebut diberikan karena para pejuang Jabhat al-Nusra telah

secara aktif memerangi poros Assad, dan Hezbollah yang didukung oleh Iran.

Meskipun al-Nusra jelas bukan sekutu Israel, Amos Yadin, mantan kepala intelijen

militer mengatakan bahwa Hizbullah dan Iran adalah ancaman utama bagi Israel, jauh

lebih berbahaya daripada para radikal Sunni.177

Oleh karena itu, setelah melihat

peningkatan pengaruh Teheran dan proksinya, Hizbullah, di wilayah Suriah, Israel

telah sampai pada ide bahwa ancaman Iran mungkin lebih berbahaya bagi Israel

daripada ancaman kelompok terrorisme dan ISIS saat ini.

Terbukti, dukungan Israel tidak hanya untuk memberikan bantuan

kemanusiaan semata, tetapi Israel secara tidak resmi juga mendukung kelompok

pemberontak dan oposisi Suriah. Sumber-sumber non-Israel juga menunjukkan

adanya persediaan dana yang digunakan untuk membayar gaji para pejuang,

pengadaan amunisi, makanan, bahan bakar, dan kebutuhan medis untuk pemberontak

Suriah yang berada di dekat perbatasan Israel. Wall Street Journal melaporkan bahwa

Israel telah membentuk unit tentara khusus untuk mengawasi operasi bantuan

tersebut. Ini menunjukkan bahwa tidak seperti posisi resminya, Israel ternyata sangat

terlibat dalam perang di Suriah.178

Keterlibatan Israel dalam perang di Suriah, kemampuan militer, dan

kedekatan hubungannya dengan Amerika Serikat membuat Israel memiliki ide

177

"Report: Israel treating al-Qaida fighters wounded in Syria civil war", Jewish Post, 13 Maret

2015, https://www.jpost.com/Middle-East/Report-Israel-treating-al-Qaida-fighters-wounded-in-Syria-

civil-war-393862 178

Maya Hadar, The War on Syria an Israeli Perspective, (Vienna: Austrian National Defence

Academy, 2017), 3

Page 98: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

87

mengenai keamanan di Suriah. Disintegrasi Suriah ke dalam wilayah-wilayah yang

dikendalikan oleh kelompok-kelompok yang berbeda seperti ISIS, milisi Iran,

ekstremis Sunni, Alawit, dan mungkin Amerika Serikat, Rusia dan Turki sebagai

bagian dari zona “de-eskalasi” yang baru dibentuk, membuat Israel harus menentukan

sikap yang tepat. Peningkatan ekskalasi konflik tersebut bukanlah skenario terbaik

untuk stabilitas keamanan Israel. Dalam kasus seperti itu, Israel harus berpotensi

melawan banyak front, karena tidak ada pemain lokal yang ramah. 179

Untuk melindungi stabilitas keamanannya dan meningkatkan kekuatan

militernya, maka Israel memliki ide untuk mempertimbangkan normalisasi hubungan

diplomatik dengan Turki. Kedua negara dapat bekerja sama di bidang militer dan

intelejen, karena keduanya berbatasan langsung dengan Suriah. Selain itu keduanya

memiliki shared idea berupa keberadaan musuh bersama yaitu para pemberontak

ISIS dan dominasi Syiah di Suriah. Keduanya dapat mencari solusi berupa kerja sama

berkelanjutan dengan komunitas internasional mengenai ancaman ISIS.180

Turki

adalah mantan sekutu regional terkuat yang Israel miliki, lebih tepatnya satu-satunya

negara Islam non-Arab yang dapat berbagi shared idea mengenai ancaman keamanan

yang Israel alami di kawasan Mediterania. Dilihat dari sudut pandang Israel,

normalisasi hubungan diplomatik dengan Turki dapat mengurangi potensi bahaya

keamanan akibat tingginya ekskalasi konflik dan aktivitas terrorisme.

179

Maya Hadar, The War on Syria an Israeli Perspective, (Vienna: Austrian National Defence

Academy, 2017), 3 180

Maya Hadar, The War on Syria an Israeli Perspective, (Vienna: Austrian National Defence

Academy, 2017), 4

Page 99: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

88

Setalah imagination sebagai suatu proses pembentukan persepsi guna

membentuk shared idea, Proses selanjutnya yang dilakukan adalah communication.

Komunikasi antara Israel dengan Turki dilakukan melalui berbagai negosiasi yang

diharapkan dapat mencapai kesepakatan penjualan gas alam dari Israel ke Turki serta

kerja sama strategis dibidang keamanan kawasan. Proses komunikasi mengenai

normalisasi hubungan diplomatik ini sendiri juga dilakukan oleh Amerika Serikat

selaku pihak ke 3 yang dilibatkan dalam negosiasi. Konsep Normalisasi Barston

menyebutkan bahwa dalam tahapan ke lima normalisasi, suatu negara akan membuka

kembali jalur negosiasi, secara langsung atau rahasia dengan mediasi pihak ketiga.181

Sedangkan konstruktivisme mengatakan bahwa pembentukan ide atas suatu hal dapat

dibentuk oleh individu yang kemudian disosialisasikan secara luas.

Mengenai kerja sama gas alam antara Israel dengan Turki yang akan

membawa gasnya menuju eropa, Wakil Presiden AS Joe Biden juga telah melakukan

komunikasi tersebut dalam level eksekutif dengan Presiden Turki Recep Thayyib

Erdogan. Pada 2 Oktober 2014, Joe Biden memandang normalisasi hubungan

diplomatik Israel dengan Turki juga akan menguntungkan kepentingan AS di

Mediterania timur dan bisa memiliki konsekuensi yang menguntungkan bagi Uni

Eropa. Joe juga menyatakan bahwa pembangunan pipa gas yang menghubungkan

Israel, Republik Siprus, dan Turki, dengan perluasan ke Eropa, akan 'membebaskan'

Turki dan Yunani dari ketergantungan energi mereka pada Rusia.

181

R.P. Barston, Modern Diplomacy, (New York: Routledge, 2014), 280

Page 100: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

89

Joe biden menyatakan bahwa "I recently met with him (Erdogan) and he has

committed to seeing me in Ankara to see if we can do two things, one, reach a

solution which he says he will agree to a „bi-zonal, bi-communal‟ island and and

(two), he is beginning to realize, in my view, and I will not speak for him, that there is

an overwhelming self-interest for Turkey in taking advantage of the significant

resources, particularly gas, that are in the eastern Mediterranean that could play a

significant role in liberating not only Turkey, but, Greece... a pipeline... from (…)

Russia‟s use of energy as a weapon".182

Pada bulan Januari 2016, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberikan

pernyataan yang membuka kembali peluang untuk normalisasi hubungan diplomatik

dengan Israel. Erdogan menyatakan bahwa “Israel membutuhkan negara seperti kami

di wilayah ini. Namun, kita harus mengakui bahwa kita juga membutuhkan Israel.

”183

Negosiasi normalisasi hubungan diplomatik yang menggunakan gas alam

sebagain instrumentnya, dan peran Amerika Serikat sebagai pihak ke tiga membuat

Turki dibawah kepemimpinan Presiden Erdogan akhirnya mengakui pentingnya ide

mengenai normalisasi bagi hubungan diplomatik kedua negara. Bagi perusahaan

energi di unit-level Israel dan para pejabat eksekutif kementrian energi Israel, Turki

memang menawarkan ekonomi yang relatif stabil dengan permintaan energi yang

182

Mark Langfa, "Biden: Possible 'Win-Win' Mediterranean Gas Pipeline to EU", Israel

National News, 10 Juni 2014 http://www.israelnationalnews.com/News/News.aspx/185863 183

Guzel Nurieva, “Natural Gas Factor in Israel-Turkey Russia Energy Triangle”, Turkish

Journal of Middle Eastern Studies, Vol: 4, No: 1, (2017), 120

Page 101: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

90

sangat besar. Maka normalisasi hubungan dengan Turki sangatlah penting bagi pasar

gas Israel.

Selain itu, berbagai shared idea dibidang keamaan kawasan juga harus di

konunikasikan lebah lanjut, karena tanpa adanya komunikasi intense antara keduanya

maka tidak akan tercapai constraint dalam bentuk resmi. Setelah bertekad untuk

menyeimbangkan pengaruh Iran yang menyebar secara eksponensial di seluruh

wilayah Suriah, Israel kemudian membuka komunikasi dengan Turki, yang juga

prihatin dengan meluasnya pengaruh Iran di Suriah.184

Sejak tahun 2012, Intelejen

Israel dan Turki semakin sering bertemu dan berkomunikasi guna mengamati kondisi

perkembangan konflik Suriah. Kedua negara saling bertukar informasi intelijen

militer, khususnya mengenai pergerakan senjata kimia di negara tersebut. Maka sejak

Februari 2013, Israel resmi mencabut pembekuan kesepakatan peralatan canggih

dengan Turki dan mulai memasok sistem persenjataan elektronik untuk pesawat

AWAC (Airborne Warning and Control System) Turki, kemudian Israel juga

memperbarui sistem peringatan dini yang Turki miliki.185

Kerja sama Turki-Israel dalam berbagi bidang intelijen dan peringatan dini

akan sangat penting untuk mengontrol pergerakan senjata pemusnah massal terutama

dalam kasus konflik berkepanjangan di Suriah. Selanjutnya, baik Turki dan Israel

takut akan terjadinya kekacauan global akibat dari negara-negara yang berkonflik di

184 Nurşin Ateşoğlu Güney, "What Are the Motivations for Israel and Turkey to Restore their

Relationship?", Bilgesam Analysis, no.1281, 13 Januari 2016, hal.2

185

Anshel Pfeffer, “Israel supplies Turkey with military equipment for first time since Gaza

flotilla”, Haaretz, 18 February 2013, https://www.haaretz.com/israel-sells-warfare-systems-to-turkey-

1.5230378

Page 102: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

91

kawasan Mediterania dan meningkatnya penetrasi pasukan jihadist sebagai oposisi

pemerintahan Suriah. Oleh karena itu, demi kepentingan kedua negara, Israel dan

Turki menginginkan jatuhnya rezim pemerintahan Basyar al-Assad dan munculnya

pemerintahan moderat baru yang mau bekerja sama dengan Israel maupun Turki.186

Disisi lain, konflik sipil di Suriah dan dukungan yang dinyatakan oleh Iran

untuk rezim Basyar al Asad adalah dilemma yang dihadapi bukan hanya oleh Israel

namun juga Menteri Luar Negeri Turki Davutoğlu yang menganut filosofi "Zero

Problem". Berbagai dilemma tersebut jelas menimbulkan ancaman baru bagi

keamanan Turki. Sejak awal, Turki telah menerima lebih dari satu juta pengungsi

Suriah, sementara Erdogan telah mendesak masyarakat internasioanl untu menekan

rezim Asad dan mendukung oposisi Suriah. Turki menganjurkan adanya zona

penyangga untuk melindungi pengungsi di dalam Suriah, tetapi Amerika Serikat

menolak permintaan Turki tersebut.

Pada akhir 2012 Turki mengerahkan rudal patriot NATO yang ditempatkan di

sepanjang perbatasan Turki-Suriah. Hal tersebut membuat marah Iran, yang terpaksa

mengalihkan pengiriman senjata dan personil ke Suriah melalui Irak ketimbang

melewati ruang udara Turki. Akibat dari tindakan Turki yang memperdalam

keterlibatannya di Suriah, isu intelijen menjadi semakin krusial. Erdogan menyadari

bahwa menjaga Israel dalam jarak yang sangat dekat dapat membantu kepentingan

Turki. Dimulainya kembali dialog antara Ankara dan Tel Aviv dapat memungkinkan

186 Daniela Huber dan Nathalie Tocci, "Behind the Scenes of the Turkish-Israeli

Breakthrough", IAI Working Paper, No. 13, 15 April 2013, hal. 8

Page 103: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

92

Turki untuk mengambil manfaat dari intelijen Israel, dan sekali lagi memainkan peran

yang lebih konstruktif dalam konteks Israel-Palestina.

Jika aliansi antara Israel dan Turki dapat terwujud melalui normalisasi

hubungan diplomatik, maka hal tersebut akan memiliki dampak substansial pada

keseimbangan kekuasaan yang ada di antara kelompok-kelompok koalisi yang

dipimpin AS. Negara peserta aliansi yang dipimpin Rusia seperti, Iran, Suriah,

pemerintah Irak dan poros Hizbullah di wilayah tersebut akan menghadapi kekuatan

yang cukup sengit. Persaingan antara dua aliansi yang berlawanan dari Timur Tengah

di masa depan pasti akan menentukan apakah hubungan yang stabil di antara negara-

negara di kawasan ini akan terus berlanjut atau tidak, terutama dalam kaitannya

dengan krisis Irak dan Suriah yang sedang berlangsung.187

Berbagai komunikasi tersebut dan respon positif yang diberikan Turki,

membuat Israel akhirnya menerima dan memenuhi berbagai permintaan Turki terkait

normalisasi hubungan diplomatik yang tertulis dalam draft “Procedural Agreement

on Compensation Between the Republic of Turkey and The State of Israel” pada 27

Juni 2016. Israel dan Republik Turki secara resmi membuka kembali hubungan

diplomatiknya yang terputus selama 6 tahun. Perjanjian itu ditantangani oleh Feridun

Hadi Sinirlioğlu sebagai perwakilan Turki dan Dore Gold sebagai perwakilan

187 Nurşin Ateşoğlu Güney, "What Are the Motivations for Israel and Turkey to Restore their

Relationship?", Bilgesam Analysis, no.1281, 13 Januari 2016, hal.1

Page 104: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

93

Israel.188

Tak lama berselang penandatanganan normalisasi Perdana Meteri Israel

Benyamin Netanyahu menyatakan keinginannya untuk melanjutkan berbagai kerja

sama dengan Turki yang sebelumnya sudah dikomunikasikan terlebih dahulu dalam

proses negosiasi.

Salah satu kerjasama yang ingin dibangun adalah ide mengenai pembangunan

pipa gas alam bawah laut. Pernyataan ini sendiri dilontarkan oleh Netanyahu dalam

pernyataan resminya di Roma pasca penandatanganan perjanjian normalisasi

hubungan diplomatik. Netanyahu menyatakan bahwa kesepakatan normalisasi

hubungan diplomatik ini membuka jalan untuk kerja sama dalam masalah ekonomi

dan energi, termasuk masalah gas didalmnya. Gas sangat penting dan mengandung

kemungkinan memperkuat ekonomi dan kas negara Israel. Netanyahu menegaskan

bahwa 60% dari pendapatan negara Israel di hasilkan dari kekayaan laut, dan ladang

gas Leviathan dapat memasok pasar Mesir dan juga pasar Turki serta pasokan gas

melalui Turki menuju ke Eropa, dan ini adalah isu strategis bagi negara Israel.189

Terkait isu keamanan, Netanyahu dalam hal ini berpendapat bahwa terdapat

keuntung militer yang dihasilkan dalam perjanjian tersebut. Kedua negara memiliki

komitmen untuk mencegah semua aktivitas teroris atau militer yang melawan Israel

dari wilayah Turki, termasuk aktivitas pengumpulan dana yang bertujuan untuk

menyerang Israel. Ini adalah komitmen penting, bahkan utama yang kedua pihak

188

“Procedural Agreement on Compensation Between The Republic of Turkey and The State of

Israel”, 28 Juni 2016 189

PM Netanyahu's Statement at His Press Conference in Rome, Israel Ministry of Foreign

Affairs, 27 Juni 2016

Page 105: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

94

dapatkan pasca perjanjian normalisasi hubungan diplomatik.190

Pada tahapan

constraint ini, hubungan Israel dan Turki kembali dinormalisasi dan tindakan

keduanya juga telah dibatasi dalam kesepakatan di masa lalu yang telah

dilembagakan.191

Keputusan dimasa lalu yang dimaksud adalah penandatanganan

perjanjian normalisasi hubungan diplomatik antara Israel dan Turki.

Kedua pihak, baik Israel maupun Turki jelas memiliki shared idea yang kuat

mengenai isu keamanan kawasan akibat ancaman serangan terrorisme dan pengaruh

kekuataun Syiah di Suriah. Normalisas tersebut terjadi akibat adanya shared idea

dalam tataran sistemik yang dibuktikan melalui peningkatan ekskalasi konflik di

Suriah dan unit-level yaitu lembaga-lembaga militer dan intelejen terkait yang sudah

mengkomunikasikan peran keduanya untuk menjaga stabilitas kawasan.

Kelanjutan dari tahapan constrain tersebut dibuktikan pada Oktober 2016,

dimana di sela-sela Kongres Energi Dunia, Menteri energi Turki Berat Albayrak dan

mitra Israelnya Yuval Steineitz setuju untuk memulai pembicaraan mengenai kerja

sama energi gas alam. Berat Albayrak memaparkan kemungkinan dan

ketertarikannya untuk mengimpor gas dari Leviathan ke Turki melalui pipa bawah

laut. Selanjutnya Pada tanggal 26 April 2017, delegasi dari Israel yang diketuai oleh

190

PM Netanyahu's Statement at His Press Conference in Rome, Israel Ministry of Foreign

Affairs, 27 Juni 2016 191

Steans, et., al., Introduction to International Relations, Perspectives & Themes, (Pearson &

Longman: UK, 2005), 190

Page 106: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

95

Yaffa Be-Ari, kepala Divisi Ekonomi Kementerian Luar Negeri mengunjungi Ankara

untuk kerja sama ekonomi yang lebih besar antara Israel dan Turki.192

Eitan Na'eh, duta besar Israel yang baru untuk Ankara menjelaskan bahwa

Israel dan Turki mulai menormalkan kembali hubungan mereka dan mengidentifikasi

kembali kepentingan bersama mereka. Dia mengatakan bahwa Israel dahulu adalah

teman baik Turki, dan mereka harus bekerja sama untuk kepentingan kedua bangsa.

Eitan berpendapat bahwa "energi adalah satu masalah yang tidak akan dapat

dipecahkan hanya dengan kata-kata". Ia berharap proyek energi "akan membuka

seluruh komunitas bisnis secara bersama dan itu tidak akan terbatas pada energi."

Baginya, energi akan menjadi "lokomotif dan katalisator untuk hubungan baru ".193

Pada Konferensi Tingkat Tinggi Atlantic Council İstanbul Summit ke-8 yang

diselenggarakan pada 26 Juni 2017, Shaul Meridor, direktur jenderal di Kementerian

Infrastruktur Nasional, Energi, dan Sumber Daya Air Israel, mengumumkan bahwa

mereka dapat membawa gas Israel ke Turki dalam tiga atau empat tahun.194

Menurut

Meridor, pasokan gas alam tersebut bisa mencapai seperlima dari kebutuhan alami

yang Turki butuhkan. Selain itu, Yuval Steinitz, Menteri Energi Israel menyatakan

tekad Turki dan Israel untuk menandatangani kesepakatan membangun saluran pipa

ke Uni Eropa pada 2018. Israel telah mengkomunikasikan bahwa ia akan membuat

192

Ilksoy Aslim, "Energy Sources in the Eastern Mediterranean: Contributor to Solve the

Problems in Cyprus, Turkey, and Israel Triangle?", Athens Journal of Mediterranean Studies, Volume

4, Issue 1, January 2018 hal. 40 193

Ilksoy Aslim, "Energy Sources in the Eastern Mediterranean: Contributor to Solve the

Problems in Cyprus, Turkey, and Israel Triangle?", Athens Journal of Mediterranean Studies, Volume

4, Issue 1, January 2018 hal. 40 194

Selin Nasi, "Turkish - Israeli pipeline deal on the way?", Hurriyet Daily, 27 April 2017

http://www.hurriyetdailynews.com/opinion/selin-nasi/turkish-israeli-pipeline-deal-on-the-way-112537

Page 107: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

96

dua proyek yang berbeda, satu melalui Turki menuju ke Eropa, yang lainnya dari

Siprus menuju ke Yunani dan Italia. Israel telah membuktikan bahwa dirinya

memiliki ide untuk berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait untuk menjadi eksportir

gas alam di kawasan Mediterania Timur.

Duta besar Israel Eitan Na‟eh menambahkan bahwa "semua pihak akan

menyadari adanya situasi win-win solution." Baginya, ketika Israel dan Turki telah

menyelesaikan urusan politik, banyak kalangan yang melihat keuntungan dari situasi

win-win solution yang ada di Mediterania Timur".195

Namun untuk mewujudkan ide

mengenai kerja sama gas alam antara Israel dan Turki, pihak yang terlibat harus

menjauh dari mentalitas permainan zero-sum-game. Beberapa diplomasi kreatif akan

diperlukan untuk mencapai ide kompromi yang layak dalam kerja sama gas alam

tersebut, semisal peran Eropa untuk membantu membagikan shared idea-nya

mengingat kerja sama ini juga menguntungkan bagi negara-negara di Eropa.

195

Karel Valansi, "Eitan Na‟eh: Breaking up relations is easy, rebuilding is much difficult,

Solomon, 22 Maret 2017, http://www.salom.com.tr/salomturkey/haber-102531-

eitan_naeh_breaking_up_relations_is_easy_rebuilding_is_much_difficult.html

Page 108: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

97

BAB V

KESIMPULAN

Berbagai penolakan Israel terhadap tuntutan normalisasi hubungan diplomatik

yang terdahulu terjadi akibat menurnnya shared idea yang Israel miliki dengan Turki.

Dunia internasional mapun unit-level Israel, tidak memberikan ide, tekanan, atau

alasan yang kuat terhadap Israel untuk menormalisasi hubungannya dengan Turki.

Hingga pada tahun 2013 Israel mulai mendapatkan tekanan dari sekutunya Amerika

Serikat melalui kunjungan Presiden Barrack Obama ke Tel Aviv. Obama meminta

Israel untuk meminta maaf atas insiden Gaza Flotilla Raid dan segera menormalisasi

hubungan diplomatiknya dengan Turki.

Pasca permintaan maaf Israel, muncul masalah baru pada tahun 2014 dimana

Israel hanya mau membayar biaya ganti rugi sebesar 100.000 US$ / Korban dari

tuntutan Turki sebesar 1 juta US$/ Korban. Mediasi antar keduanya terus dilakukan,

Erdogan menyatakan bahwa Israel dan Turki telah mencapai sebuah kesepakatan

mengenai kompensasi yang kira-kira berkisar sebesar 20 juta US$. Hingga pada

tahun 2015 terjadi mediasi lanjutan antara keduanya di Swiss yang menyatakan

kesediaan Israel untuk membayar biaya kompensasi sebesar 20 juta US$.

Israel sendiri memiliki identitas kolektif baru akibat ditemukannya gas alam

di kawasan laut Mediterania Timur. Identitas ini terbentuk akibat adanya imagination

dan proses mediasi berbagai perusahaan energi Amerika Serikat, Israel maupun,

Turki yang ingin melakukan eksplorasi dan pembelian gas alam dari Israel. Akibat

berbagai mediasi dan komunikasi tersebut Israel akhirnya mengizinkan untuk

Page 109: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

98

memasok 40% kekayaan sumber daya energi gas alam dalam negerinya ke pasar

internasional termasuk Turki.

Kedua negara terus melakukan komunikasi hingga pada Mei 2014 Turcas

Energy Holding berencana untuk membangun proyek pipa gas alam dari ladang gas

Leviathan menuju Turki yang bernilai 2,5 miliar US$. Israel jelas membutuhkan

bantuan Turki untuk mengamankan jalur pipa gas bawah laut senilai 2,5milliar US$

tersebut. Tanpa adanya hubungan diplomatik dengan Turki, pipa gas alam tersebut

mustahil akan dapat diamankan dengan maksimal karena tingginya ekskalasi konflik

di kawasan Mediterania.

Israel membutuhkan bantuan keamanan dari NATO dan Turki karena pada

saat yang bersamaan, Israel sedang mendapatkan tekanan berupa isolasi diplomatik

dari negara-negara arab tetangganya akibat munculnya Arab Spring. Selain itu Israel

dan Turki juga berbagi ancaman akibat meningkatnya ekskalasi konflik di Suriah

akibat keterlibatan Rusia, Iran dan kelompok Hizbullah. Turki sendiri adalah mantan

sekutu regional terkuat yang Israel miliki. Keduanya telah menjalin hubungan baik

sejak tahun 1948 dimana Turki adalah negara muslim non-Arab pertama yang

mengakui kedaulatan Israel.

Israel dan Turki sudah menjalankan kerja sama militer MTCA sejak 23

Februari 1996, dimana kerja sama tersebut meliputi pelatihan militer bersama baik

darat, laut, maupun udara, pertukaran informasi intelijen serta penjualan dan

pembelian senjata antara keduanya. Maka sangat relevan apabila pada Februari 2013,

Israel mencabut pembekuan kesepakatan peralatan canggih dengan Turki dan mulai

Page 110: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

99

memasok sistem persenjataan elektronik untuk pesawat AWAC untuk Turki karena

keduanya sudah sejak lama berbagai shared idea dibidang militer dan keamanan

kawsan. Dengan adanya berbagai proses shared idea dan komunikasi tersebut, maka

Israel memiliki pilihan yang kuat untuk menyetujui perjanjian normalisasi hubungan

diplomatik dengan Turki dan membayar biaya kompensasi senilai 20 juta US$.

Penandatanganan perjanjian normalisasi hubungan diplomatik antara Israel

dan Turki pada 27 Juni 2016 merupakan salah satu bentuk upaya dari Pemerintah

kedua negara untuk mengembalikan hubungan diplomatik yang sempat terputus

selama 6 tahun sejak insiden Gaza Flotilla Raid. Normalisasi hubungan diplomatik

tersebut telah merepresentasikan keinginan Amerika Serikat dibawah pemerintahan

administratif Barack Obama dan dapat meningkatkan kerja sama di berbagai bidang

kususnya di sektor energi dan sumber daya alam, serta di sektor kemanan kawasan

Mediterania.

Page 111: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

xi

DAFTAR PUSTAKA

Buku dan Bagian Buku

Boer Mauna, Hukum Internasional : Pengertiann Peranan Dan Fungsi Dalam Era

Dinamika Global, (Bandung : P.T. Alumni, 2005

Jackson dan Sorensen, Pengantar Studi Hubungan Internasional: Teori dan

Pendekatan, (Pustakan Pelajar: Yogyakarta, 2013)

Scott Burchill, et. al., Theories of International Relations, 3rd

ed., (Palgrave: UK,

2005)

R.P. Barston, Modern Diplomacy, (New York: Routledge, 2014)

George E. Gruen, Turkey, Israel and the Palestine Question, 1948-1960: A Study in

the Diplomacy of Ambivalence, (New York: Columbia University, 1970)

David Bernathy, The Dynamics of Global Dominance: European Overseas Empires,

1415-1980 (Connecticut: Yale University Press, 2000)

Ferenc A. Vali, Bridge over the Bosphorus, (Baltimore: The Johns Hopkins Press,

1971)

Sumaryo Suryokusumo, Hukum Diplomatik,Teori dan Kasus,(Bandung :

Alumni,1995)

Steans, et., al., Introduction to International Relations, Perspectives & Themes,

(Pearson & Longman: UK, 2005)

Silalahi, Ulber, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009)

Chua, Amy. “World on Fire: How Exporting Free Market Democracy Breeds Ethnic

Hatred and Global Instability”, (New York: Random House, 2003)

Page 112: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

xii

Wendt, Alexander. Social Theory of International Politics, (Cambridge: Cambridge

University Press, 1999)

Jurnal dan Artikel Jurnal

Mohammed Alsaftawi, “Who Needs Whom? Turkey and Israel Agree on

Normalization Deal”, The Istituto Affari Internazionali Working Papers,

Vol.16, (2016)

Ayla Gürela, & Laura Le Cornub, “Can Gas Catalyse Peace in the Eastern

Mediterranean?”, The International Spectator: Italian Journal of International

Affairs, Vol. 49, (2014)

Alexander Wendt, "Anarchy is what States Make of it: The Social Construction of

Power Politics", International Organization, Vol. 46, No. 2 The MIT Press,

1992

David Silverman, Doing Qualitative Research: A Practical Handbook (London:

SAGE Publication, 2000)

Dan Arbell, The U.S.-Turkey-Israel Triangle, (Washington: The Center for Middle

East Policy, 2014)

Smith J Randy, The Pragmatic Entente: Turkey‟s Growing Relations with Israel,

(New Jersey: Precinton University, 2000)

George E. Gruen, Turkey, Israel and the Palestine Question, 1948-1960: A Study in

the Diplomacy of Ambivalence, (New York: Columbia University, 1970)

Page 113: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

xiii

Kilic Bugra Kanat, “Turkish-Israeli Reset: Business As Usual?”, Middle East Policy,

Vol. XX, Summer, No. 2, (2013)

Yoel Guzansky, “Israel‟s Periphery Doctrine 2.0: The Mediterranean Plus”,

Mediterranean Politics, Vol. 19, No. 1, 2014

Michel Chossudovsky, The US, Turkey, Israel: Triple Alliance, (Montreal: Global

Research, 2014)

Judita Horváthová, Turkish-Israeli Relations. The Deterioration of Alliance Between

2003 and 2013: implication on the politics of the Middle East, (Praha: Charles

University Press, 2015)

Guzel Nurieva, “Natural Gas Factor in Israel-Turkey Russia Energy Triangle”,

Turkish Journal of Middle Eastern Studies, Vol: 4, No: 1, (2017)

Hasan Kosebalaban, “The Crisis in Turkish-Israeli Relations: What Is Its Strategic

Significance?”, Middle East Policy, Vol. XVII, No. 3, (2010)

Ali Askerov, "Turkey‟s “Zero Problems with the Neighbors” Policy: Was It

Realistic?", Sage Publications India, Contemporary Review of the Middle East,

No. 4, Vol.2, (2017)

Nimrod Goren, “An Unfulfilled Opportunity for Reconciliation: Israel and Turkey

during the Arab Spring”, Insight Turkey, Vol. 14, No. 2, (2012)

Aryo Bimo Prasetyo, Kholis Roisah, Peni Susetyorini, “Implikasi Pemutusan

Hubungan Diplomatik Saudi Arabia dengan Iran pasca Eksekusi Hukuman

Mati Sheikh Nimr al-Nimr”, Diponogoro Law Journal, Volume 5, Nomor 3,

Tahun 2016

Page 114: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

xiv

Gabriela Özel Volfová, “Changes in Turkish-Israeli Relations: Implications for the

Regional Security Environment”, Central European Journal of International

and Security Studies, Vol. 1, (2014)

Karen Kaya, “Turkey and Israel in a New Middle East”, Foreign Military Studies

Office, (Juli, 2013)

Mensur Akgün, Sabiha Senyücel Gündoğar & Aybars Görgülü, "Politics in Troubled

Times: Israel-Turkey Relations", The Turkish Economic and Social Studies

Foundation Foreign Policy Programme, (December 2014)

Michael Tanchum, "A New Equilibrium: The Republic of Cyprus, Israel and Turkey

in the Eastern Mediterranean Strategic Architecture", Peace Research Institute

Oslo and Friedrich-Ebert-Stiftung, Occasional Paper Series, Vol. 1, (2015)

Murat Ağdemir, "Relations Between Israel and the South Cyprus Greek

Administration: A New Alignment in the Eastern Mediterranean?",

Perceptions, Vol. XXI, No. 2113, (2016)

Alexander Wendt, "Collective Identity Formation and the International State",

American Political Science Review, No. 88 (1994)

Aybars Görgülü dan Sabiha Senyücel Gündoğar, "Energy Relations between Turkey

and Israel", Menara Future Notes, No. 3, November 2016

Simone Tagliapietra, Energy: a Shaping Factor for Regional Stability in the Eastern

Mediterranean?, (Belgium: European Parliament's Committee on Foreign

Affairs, 2017)

Page 115: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

xv

Ibrahim Arinc dan Levent Ozgul, “Exportation of EastMed Gas Resources: Is it

Possible without Turkey?”, Insight Turkey, Vol. 17, No. 2, 2015

Rebecca A. Yasner, Maximizing Renewable Electricity in Israel: Energy Security,

Environmental Impact, and Economic Development, (Pittsburgh: Carnegie

Mellon University, 2012)

Gareth M. Winrow, "The Anatomy of a Possible Pipeline: The Case of Turkey and

Leviathan and Gas Politics in the Eastern Mediterranean", Journal of Balkan

and Near Eastern Studies, 1 Juli 2016

Daniela Huber dan Nathalie Tocci, "Behind the Scenes of the Turkish-Israeli

Breakthrough", IAI Working Paper, No. 13, (15 April 2013)

Nir Boms, "Israel‟s Policy on the Syrian Civil War: Risks and Opportunities", Israel

Journal of Foreign Affairs, (6 Februari 2018)

Maya Hadar, The War on Syria an Israeli Perspective, (Vienna: Austrian National

Defence Academy, 2017)

Nurşin Ateşoğlu Güney, "What Are the Motivations for Israel and Turkey to Restore

their Relationship?", Bilgesam Analysis, no.1281, 13 Januari 2016

Ilksoy Aslim, "Energy Sources in the Eastern Mediterranean: Contributor to Solve the

Problems in Cyprus, Turkey, and Israel Triangle?", Athens Journal of

Mediterranean Studies, Volume 4, Issue 1, January 2018

Page 116: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

xvi

Laporan dan Dokumen

“Procedural Agreement on Compensation Between The Republic of Turkey and The

State of Israel”, 28 Juni 2016

UN Report on The Israeli Attack on The Humanitarian Aid Convoy to Gaza, (Ankara:

Turkish National Inquary, 2011)

Pasal 9, Paragraf 2, Konvensi Wina Tahun 1961, Tentang Hubungan Diplomatik

Sir Geoffrey Palmer et.al, Report of the Secretary-General‟s Panel of Inquiry on the

31 May 2010 Flotilla Incident, (New York: United Nation, 2011)

"Occupied Palestinian Territory: Gaza Emergency", United Nations Office for the

Coordination of Humanitarian Affairs, (2014)

Klaus Schwab, The Global Competitiveness Report 2015–2016, (Geneva: World

Economic Forum, 2016)

Doing Business 2017 Equal Opportunity for All, Economy Profile Israel,

(Washington DC: The World Bank, 2017)

IMD World Digital Competitiveness Ranking 2017, (Lausanne: International Institute

for Management Development, 2017)

Ed. Ahmed Bounfour and Leif Edvinsson, Intellectual Capital for Communities:

Nations, Regions, and Cities, (New York: Butterworth-Heinemann, 2011), hal.

139

Human Development Report 2016: Human Development for Everyone, (New York:

UNDP, 2016)

Page 117: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

xvii

Gideon Irus, The Use of Coal Ash in Concrete According to The Israeli Standard and

Practice, (Tel Aviv: International Workshop on Environmental Aspects of Coal

Ash Utilization), 2012

PM Netanyahu's Statement at His Press Conference in Rome, Israel Ministry of

Foreign Affairs, 27 Juni 2016

Artikel Media

“President Erdoğan Approves Israel Deal”, 31 Agustus 2016,

http://www.hurriyetdailynews.com/president-erdogan-approves-israel-deal-

103422

Raphael Ahrem, “After five frosty years, Israeli ambassador returns to Turkey”

https://www.timesofisrael.com/after-five-frosty-years-israeli-ambassador-

returns-to-turkey/

“President announces Kemal Ökem as Turkey‟s new ambassador to Israel”, 16 Nov

2016 http://www.hurriyetdailynews.com/president-announces-kemal-okem-as-

turkeys-new-ambassador-to-

israel.aspx?pageID=238&nID=106179&NewsCatID=510

Ali Abunimah, “Turkey-Israel deal leaves Gaza siege intact”, Electronic Intifada, 27

Juni 2016, https://electronicintifada.net/blogs/ali-abunimah/turkey-israel-deal-

leaves-gaza-siege-intact

Page 118: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

xviii

Barak Ravid, “Israel and Turkey Officially Announce Rapprochement Deal, Ending

Diplomatic Crisis”, Heertz, 27 Juni 2016, https://www.haaretz.com/israel-

news/1.727369

Mei 2013, https://www.haaretz.com/israel-news/israel-turkey-reconciliation-talks-hit-

impasse-over-scope-of-compensation.premium-

1.526279?=&ts=_1509266563116

Barak Ravid, “Israel Offers Turkey $20m in Compensation Over Gaza Flotilla Raid”,

Heertz, 3 February 2014, https://www.haaretz.com/israel-news/1.572069

Gallia Lindenstrauss dan Yoel Guzansky, “Israel's Peripheral Pact”,

http://nationalinterest.org/commentary/israels-peripheral-pact-7091

“Turkey-Israel agree to start works on pipeline project”, 17 Juli 2008,

http://www.hurriyet.com.tr/turkey-israel-agree-to-start-works-on-pipeline-

project-9460948

“Turkey, Israel Agree to Move Ahead with Med Pipeline; Gazprom Nears Supply

Deal with Israel”, 18 Juli 2008, https://www.ihs.com/country-industry-

forecasting.html?id=106596573

Barak Ravid, ”Israeli Ministers Mull Apology to Turkey Over Gaza Flotilla",

Haaretz, 24 Juli 2011, https://www.haaretz.com/israeli-ministers-mull-apology-

to-turkey-over-gaza-flotilla-1.374899

Gabe Kahn, Turkey Downgrades Israel Ties: Incensed over the Palmer Report,

Turkey has downgraded ties with Israel,

http://www.israelnationalnews.com/News/News.aspx/147480

Page 119: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

xix

“Turkey downgrades ties with Israel”, http://www.aljazeera.com/news/middleeast/

2011/09/2011927226423902.html

Barak Ravid, “Israel: We Hope to Mend Turkey Ties, but Will Not Apologize for

Gaza Flotilla”, https://www.haaretz.com/israel-news/israel-we-hope-to-mend-

turkey-ties-but-will-not-apologize-for-gaza-flotilla-1.382240

"Turkey harshly condemns Israel‟s operation against Gaza", Hurriyet Daily News,

http://www.hurriyetdailynews.com/turkey-harshly-condemns-israels-operation-

against-gaza-34704

Emre Peker, "Turkey Labels Israel a 'Terrorist State", Wall Street Journal,

https://www.wsj.com/articles/SB1000142412788732335320457812888061242

1650

Matthew Kalma, Massed Israeli troops poised for invasion of Gaza, Independent,

https://www.independent.co.uk/news/world/middle-east/massed-israeli-troops-

poised-for-invasion-of-gaza-8316615.html

"Turkey and Iran accuse Israel of „ethnic cleansing‟ and „war crimes‟ in Gaza", Al

Arabiya News, https://english.alarabiya.net/articles/2012/11/20/250765.html

Herb Keinon, "Benjamin Netanyahu apologizes to Turkey over Gaza flotilla", The

Jarusalem Post, http://www.jpost.com/International/Obama-Netanyahu-

Erdogan-speak-by-phone-307423

Ron Friedman, "Israel, Turkey to normalize ties, after PM apologizes for flotilla

deaths", The Times of Israel, https://www.timesofisrael.com/obama-applauds-

call-between-israeli-turkish-prime-ministers/

Page 120: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

xx

International Spectator: Italian Journal of International Affairs, Vol. 49, (2014), 21

Barak Ravid, “Israel-Turkey Reconciliation Talks Hit Impasse Over Scope of

Compensation”, Haaretz, https://www.haaretz.com/israel-news/israel-turkey-

reconciliation-talks-hit-impasse-over-scope-of-compensation.premium-

1.526279?=&ts=_1509266563116

Gallia LindenstraussYoel Guzansky, "Israel's Peripheral Pact", The National Interest,

19 Juni 2012, http://nationalinterest.org/commentary/israels-peripheral-pact-

7091

Nora Barrows Friedman, ”Turkish court issues “historic” arrest warrants for Israeli

army commanders", The Electronic Intifada,

https://electronicintifada.net/blogs/nora-barrows-friedman/turkish-court-issues-

historic-arrest-warrants-israeli-army-commanders

"Turkish court orders arrest of four Israeli generals over Mavi Marmara", Hurriyet

Daily News, 26 Mei 2016, http://www.hurriyetdailynews.com/turkish-court-

orders-arrest-of-four-israeli-generals-over-mavi-marmara--66979

Tracy Wilkinson, "Turkey and Israel are in talks to restore diplomatic ties" Los

Angeles Times, http://www.latimes.com/world/middleeast/la-fg-turkey-israel-

talks-20151222-story.html

“President Erdoğan approves Israel deal”, Hurriyet Daily News

http://www.hurriyetdailynews.com/president-erdogan-approves-israel-

deal.aspx?pageID=238&nID=103422&NewsCatID=510

Page 121: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

xxi

Ali Abunimah, “Turkey-Israel deal leaves Gaza siege intact”,

https://electronicintifada.net/blogs/ali-abunimah/turkey-israel-deal-leaves-gaza-

siege-intact

Barak Ravid, “Israel and Turkey Officially Announce Rapprochement Deal, Ending

Diplomatic Crisis” Haartz, https://www.haaretz.com/israel-news/1.727369

https://www.haaretz.com/israel-news/1.727369

Raphael Ahrem, “After five frosty years, Israeli ambassador returns to Turkey” Times

of Israel https://www.timesofisrael.com/after-five-frosty-years-israeli-

ambassador-returns-to-turkey/

“President announces Kemal Ökem as Turkey‟s new ambassador to Israel”, Hurriyet

Daily News, http://www.hurriyetdailynews.com/president-announces-kemal-

okem-as-turkeys-new-ambassador-to-

israel.aspx?pageID=238&nID=106179&NewsCatID=510

Buck Tobias, Field of dreams: Israel's natural gas, 1 September 2012,

https://www.ft.com/content/1dbda574-f16d-11e1-a553-00144feabdc0

“The Natural Gas Sector in Israel”,

http://energy.gov.il/English/Subjects/Natural%20Gas/Pages/GxmsMniNGEcon

omy.aspx

Amit Mor, http://www.jiis.org/.upload/mor.pdf , di akses pada tanggal 21 Oktober

2016

Ken Dilanian dan Courtney Kube, U.S. officials confirm Israel hit Syria after

suspected Ghouta chemical attack, NBC News, 9 April 2018,

Page 122: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

xxii

https://www.nbcnews.com/news/world/israel-blamed-airstrike-syria-after-

suspected-ghouta-chemical-weapon-attack-n863821

Sarah Dadouch dan Jeffrey Heller, "Israel hits Syrian site said to be linked to

chemical weapons", Reuters, 7 September 2017,

https://www.reuters.com/article/us-mideast-crisis-syria-israel/israel-hits-syrian-

site-said-to-be-linked-to-chemical-weapons-idUSKCN1BI0MH

"Report: Israel treating al-Qaida fighters wounded in Syria civil war", Jewish Post, 13

Maret 2015, https://www.jpost.com/Middle-East/Report-Israel-treating-al-

Qaida-fighters-wounded-in-Syria-civil-war-393862

Mark Langfa, "Biden: Possible 'Win-Win' Mediterranean Gas Pipeline to EU", Israel

National News, 10 Juni 2014

http://www.israelnationalnews.com/News/News.aspx/185863

Selin Nasi, "Turkish - Israeli pipeline deal on the way?", Hurriyet Daily, 27 April

2017 http://www.hurriyetdailynews.com/opinion/selin-nasi/turkish-israeli-

pipeline-deal-on-the-way-112537

Karel Valansi, "Eitan Na‟eh: Breaking up relations is easy, rebuilding is much

difficult, Solomon, 22 Maret 2017,

http://www.salom.com.tr/salomturkey/haber-102531-

eitan_naeh_breaking_up_relations_is_easy_rebuilding_is_much_difficult.html

Barak Ravid, “Israel-Turkey Reconciliation Talks Hit Impasse Over Scope of

Compensation”, Heertz, 27 Mei 2013, https://www.haaretz.com/israel-

Page 123: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

xxiii

news/israel-turkey-reconciliation-talks-hit-impasse-over-scope-of-

compensation.premium-1.526279?=&ts=_1509266563116

Human Developmen Report 2016 http://hdr.undp.org/en/countries/profiles/ISR di

akses pada tanggal 17 Oktober 2017

Anshel Pfeffer, “Israel supplies Turkey with military equipment for first time since

Gaza flotilla”, Haaretz, 18 February 2013, https://www.haaretz.com/israel-

sells-warfare-systems-to-turkey-1.5230378

"Zeybekci: İsrail önemli müttefik", Aljazeera, 25 Juni 2016,

http://www.aljazeera.com.tr/haber/zeybekci-israil-onemli-muttefik

Page 124: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

xxiv

Lampiran 1 Procedural Agreement on Compensation Between the Republic of

Turkey and The State of Israel

Page 125: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

xxv

Page 126: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

xxvi

Page 127: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

xxvii

Page 128: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

xxviii

Lampiran 2 Pasal 9 Vienna Convention on Diplomatic Relations 1961

Article 9

1. The receiving State may at any time and without having to explain its

decision, notify the sending State that the head of the mission or any member

of the diplomatic staff of the mission is persona non grata or that any other

member of the staff of the mission is not acceptable. In any such case, the

sending State shall, as appropriate, either recall the person concerned or

terminate his functions with the mission. A person may be declared non grata

or not acceptable before arriving in the territory of the receiving State.

2. If the sending State refuses or fails within a reasonable period to carry out its

obligations under paragraph 1 of this article, the receiving State may refuse to

recognize the person concerned as a member of the mission.

Diunduh di http://legal.un.org/ilc/texts/instruments/english/conventions/9_1_1961.pdf

Page 129: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

xxix

Lampiran 3 Pasal 43 Vienna Convention on Diplomatic Relations 1961

Article 43

The function of a diplomatic agent comes to an end, inter alia:

a) On notification by the sending State to the receiving State that the function of the

diplomatic agent has come to an end;

b) On notification by the receiving State to the sending State that, in accordance with

paragraph 2 of article 9, it refuses to recognize the diplomatic agent as a member of

the mission.

Page 130: ANALISA KEBIJAKAN ISRAEL TERKAIT NORMALISASI HUBUNGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43592/1/SAYUGO... · iv ABSTRAK Skripsi ini menganalisa kebijakan Israel

xxx

Diunduh di http://legal.un.org/ilc/texts/instruments/english/conventions/9_1_1961.pdf

Lampiran 4 Media Realese PM Netanyahu's statement at his press conference in

Rome

Diunduh di

http://www.pmo.gov.il/English/MediaCenter/Speeches/Pages/speechTurkeytreaty270

616.aspx