ANALISA KEANDALAN, SAFETY DAN...

9
1 ANALISA KEANDALAN, SAFETY DAN KETIDAKPASTIAN ELECTROSURGICAL UNIT DI RUMAH SAKIT DR. MOHAMMAD SOEWANDHIE SURABAYA ( Bangkit Anggun W, Imam Abadi ST.,MT, Dyah Sawitri, ST.,MT) Jurusan Teknik Fisika-Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS keputih Sukolilo, Surabaya 60111 Abstrak Electrosurgical Unit (ESU) adalah suatu alat bedah medis yang memanfaatkan frekuensi tinggi dari arus listrik untuk memotong, mengentalkan dan mengeringkan jaringan, dengan alat ini diharapakan pasien tidak mengalami pendarahan selama operasi berlangsung . Pada dasarnya ESU harus selalu siap ketika dibutuhkan, sehingga performa yang prima harus selalu dijaga setiap harinya. Untuk mengetahui performa dari ESU bisa dilakukan dengan pengujian kelayakan dan pengujian safety menggunakan analisa ketidakpastian pengukuran, dan juga dengan pengujian keandalan menggunakan analisa kuantitatif yang berdasarkan data kegagalan dan data perbaikan selama periode 2005-2010. Pada analisa keandalan ada 3 komponen yang sering mengalami kegagalan yaitu elektroda aktif, elektroda pasif dan foot switch. Hasil evaluasi untuk analisa kelayakan didaptkan rata-rata ketidakpastian pengukuran untuk ESU 1= ± 2.54, ESU 2= ± 0.99, ESU 3= ± 2.02. Untuk Analisa safety kelistrikan didapatkan rata-rata ketidakpastian untuk ESU 1= ± 2.00, ESU 2= ± 1.886, ESU 3 = ± 1.88, sedangkan untuk hasil evaluasi keandalan total untuk ESU 1= 0,99 pada t=440 jam, ESU 2=0,92 pada t=830 jam, dan ESU 3=0,99 pada t=320 jam. Hasil evaluasi preventive maintenance total ESU 1 dilakukan setelah dioperasikan selama t=560 jam, ESU 2=850 jam, ESU 3=700 jam. Keyword : Electrosurgical unit, keandalan, safety, ketidakpastian. 1. PENDAHULUAN Alat Kedokteran sebagai fungsi diagnostik dan terapi sangat berkaitan dengan dua aspek, yaitu aspek keselamatan dan aspek keamanan. Kedua aspek inilah yang mengharuskan alat kedokteran wajib dilakukan pengujian sebelum digunakan untuk melakukan diagnosa atau terapi ke pasien. Berdasarkan Permenkes No.363/MENKES/PER/IV/1998 tanggal 8 April 1998, tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan, setiap alat kesehatan yang dipergunakan sebagai sarana pelayanan kesehatan wajib dilakukan pengujian dan kalibrasi oleh Institusi Penguji, untuk menjamin ketelitian dan ketepatan serta keamanan penggunaan alat kesehatan. Electrosurgery adalah suatu alat bedah medis yang memanfaatkan frekuensi tinggi dari arus listrik yang digunakan untuk memotong, mengental, dan mengeringkan jaringan. Electrosurgical adalah alat medis yang selalu digunakan selama proses operasi. Dengan menggunakan alat ini diharapkan selama proses operasi, pasien tidak mengalami kehilangan banyak darah karena alat ini selaian dapat digunakan untuk melakukan pembedahan juga dapat digunakan untuk menutup jaringan setelah mengalami pembedahan. Dengan kemajuan teknologi membuat Electrosurgical ini menjadi wajib digunakan dalam selama proses pembedahan ( Ansell Care ). Menurut Ansell Cares, Australia yang memuat tentang information and educational program for the hospital and medical community. Memuat jurnal tentang “Tinjauan bedah elektro dan sarung tangan lateks” dimana jurnal ini membahas tentang masalah lain yang berkaitan dengan penggunaan bedah elektro yang berkaitan dengan shock atau luka bakar listrik pada ahli bedah yang melakukan operasi. Ini terjadi melalui sarung tangan bedah. Jika terjadi luka bakar saat melakukan operasi, dokter biasanya menghubungkannya dengan lubang yang sebelumnya sudah ada pada sarung tangan, yaitu kerusakan pada isolator. Ada yang menganggap karet berlaku sebagai medium isolasi pada waktu melakukan bedah-elektro. Akan tetapi barier sarung tangan tidak dibuat untuk tujuan ini dan karena itu sebaiknya jangan ‘diandalkan memberikan isolasi yang tidak akan pernah gagal’. Memahami bagaimana menjamin adanya perlindungan dan kinerja optimal itu sangat penting dalam bidang perawatan kesehatan. Indikasi yang mungkin dari kasus tadi bisa bersumber dari pemakaian Electrosurgical yang tidak sesuai prosedur sehingga membuat keandalan alat menjadi menurun sehingga resiko kegagalan alat semakin tinggi dan juga karena safety yang tidak memadai seperti arus bocor, pembumian yang tidak bagus, tahanan isolasi yang jelek dan faktor-faktor lain yang perlu dikaji lebih lanjut. hal-hal ini yang kurang disadari oleh para ahli bedah sehingga perlu adanya pengujian performansi yang mencakup 3 aspek yaitu performa, kehandalan, dan safety, harapannya dengan penelitian ini mampu memberikan deteksi terhadap kerusakan- kerusakan yang dapat menyebabkan kegagalan fungsi dan bahkan kecelakaan selama proses pembedahan.

Transcript of ANALISA KEANDALAN, SAFETY DAN...

Page 1: ANALISA KEANDALAN, SAFETY DAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16650-2408100511-Paper.pdf · dilakukan dengan pengujian kelayakan dan pengujian safety menggunakan analisa

1

ANALISA KEANDALAN, SAFETY DAN KETIDAKPASTIAN ELECTROSURGICAL UNIT DI RUMAH SAKIT DR. MOHAMMAD SOEWANDHIE SURABAYA

( Bangkit Anggun W, Imam Abadi ST.,MT, Dyah Sawitri, ST.,MT)

Jurusan Teknik Fisika-Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Kampus ITS keputih Sukolilo, Surabaya 60111

Abstrak

Electrosurgical Unit (ESU) adalah suatu alat bedah medis yang memanfaatkan frekuensi tinggi dari arus listrik untuk memotong, mengentalkan dan mengeringkan jaringan, dengan alat ini diharapakan pasien tidak mengalami pendarahan selama operasi berlangsung . Pada dasarnya ESU harus selalu siap ketika dibutuhkan, sehingga performa yang prima harus selalu dijaga setiap harinya. Untuk mengetahui performa dari ESU bisa dilakukan dengan pengujian kelayakan dan pengujian safety menggunakan analisa ketidakpastian pengukuran, dan juga dengan pengujian keandalan menggunakan analisa kuantitatif yang berdasarkan data kegagalan dan data perbaikan selama periode 2005-2010. Pada analisa keandalan ada 3 komponen yang sering mengalami kegagalan yaitu elektroda aktif, elektroda pasif dan foot switch. Hasil evaluasi untuk analisa kelayakan didaptkan rata-rata ketidakpastian pengukuran untuk ESU 1= ± 2.54, ESU 2= ± 0.99, ESU 3= ± 2.02. Untuk Analisa safety kelistrikan didapatkan rata-rata ketidakpastian untuk ESU 1= ± 2.00, ESU 2= ± 1.886, ESU 3 = ± 1.88, sedangkan untuk hasil evaluasi keandalan total untuk ESU 1= 0,99 pada t=440 jam, ESU 2=0,92 pada t=830 jam, dan ESU 3=0,99 pada t=320 jam. Hasil evaluasi preventive maintenance total ESU 1 dilakukan setelah dioperasikan selama t=560 jam, ESU 2=850 jam, ESU 3=700 jam. Keyword : Electrosurgical unit, keandalan, safety, ketidakpastian.

1. PENDAHULUAN

Alat Kedokteran sebagai fungsi diagnostik dan terapi sangat berkaitan dengan dua aspek, yaitu aspek keselamatan dan aspek keamanan. Kedua aspek inilah yang mengharuskan alat kedokteran wajib dilakukan pengujian sebelum digunakan untuk melakukan diagnosa atau terapi ke pasien. Berdasarkan Permenkes No.363/MENKES/PER/IV/1998 tanggal 8 April 1998, tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan, setiap alat kesehatan yang dipergunakan sebagai sarana pelayanan kesehatan wajib dilakukan pengujian dan kalibrasi oleh Institusi Penguji, untuk menjamin ketelitian dan ketepatan serta keamanan penggunaan alat kesehatan.

Electrosurgery adalah suatu alat bedah medis yang memanfaatkan frekuensi tinggi dari arus listrik yang digunakan untuk memotong, mengental, dan mengeringkan jaringan. Electrosurgical adalah alat medis yang selalu digunakan selama proses operasi. Dengan menggunakan alat ini diharapkan selama proses operasi, pasien tidak mengalami kehilangan banyak darah karena alat ini selaian dapat digunakan untuk melakukan pembedahan juga dapat digunakan untuk menutup jaringan setelah mengalami pembedahan. Dengan kemajuan teknologi membuat Electrosurgical ini menjadi wajib digunakan dalam selama proses pembedahan ( Ansell Care ).

Menurut Ansell Cares, Australia yang memuat tentang information and educational program for the hospital and medical community. Memuat jurnal tentang “Tinjauan bedah elektro dan sarung tangan lateks” dimana jurnal ini

membahas tentang masalah lain yang berkaitan dengan penggunaan bedah elektro yang berkaitan dengan shock atau luka bakar listrik pada ahli bedah yang melakukan operasi. Ini terjadi melalui sarung tangan bedah. Jika terjadi luka bakar saat melakukan operasi, dokter biasanya menghubungkannya dengan lubang yang sebelumnya sudah ada pada sarung tangan, yaitu kerusakan pada isolator. Ada yang menganggap karet berlaku sebagai medium isolasi pada waktu melakukan bedah-elektro. Akan tetapi barier sarung tangan tidak dibuat untuk tujuan ini dan karena itu sebaiknya jangan ‘diandalkan memberikan isolasi yang tidak akan pernah gagal’. Memahami bagaimana menjamin adanya perlindungan dan kinerja optimal itu sangat penting dalam bidang perawatan kesehatan.

Indikasi yang mungkin dari kasus tadi bisa bersumber dari pemakaian Electrosurgical yang tidak sesuai prosedur sehingga membuat keandalan alat menjadi menurun sehingga resiko kegagalan alat semakin tinggi dan juga karena safety yang tidak memadai seperti arus bocor, pembumian yang tidak bagus, tahanan isolasi yang jelek dan faktor-faktor lain yang perlu dikaji lebih lanjut. hal-hal ini yang kurang disadari oleh para ahli bedah sehingga perlu adanya pengujian performansi yang mencakup 3 aspek yaitu performa, kehandalan, dan safety, harapannya dengan penelitian ini mampu memberikan deteksi terhadap kerusakan-kerusakan yang dapat menyebabkan kegagalan fungsi dan bahkan kecelakaan selama proses pembedahan.

Page 2: ANALISA KEANDALAN, SAFETY DAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16650-2408100511-Paper.pdf · dilakukan dengan pengujian kelayakan dan pengujian safety menggunakan analisa

2

Dari uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang bisa diambil untuk tugas akhir ini adalah:

Bagaimana melakukan pengukuran daya cutting dan coagulation menggunakan metode ketidakpastian.

Bagaimana melakukan pengujian safety kelistrikan yang meliputi pengujian tegangan jala-jala PLN, pengujian tahanan isolasi, pengujian tahanan hubungan pentanahan, pengujian arus bocor pada chassis, pengujian arus bocor pasien.

Bagaimana melakukan analisa keandalan pada electrosurgical menggunakan metode reliability centered maintenance.

Berdasarkan latar belakang dari pembuatan tugas

akhir ini maka dapat disimpulkan tujuan dari tugas akhir ini antara lain :

Menerapkan standar ECRI 411-20080901 dengan menggunakan analisa ketidakpastian untuk mengetahui kelayakan electrosurgical.

Menerapkan standar AS 3551 untuk Analisa safety electrosurgical

Menerapkan metode reliability centered maintenance untuk analisa keandalan electrosurgical.

Batasan masalah yang digunakan dalam

pelaksanaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: Pengujian performa dilakukan dengan

melakukan kalibrasi daya catting dan coagulation.

Pengujian Electrosurgical unit mengacu pada standar ECRI 411-20080901.

Pengujian safety electrosurgical dilakukan dengan pengujian tegangan jala-jala PLN, tahanan isolasi, tahamam hubungan pentanahan, pengujian arus bocor pada chassis, pengujian arus bocor pasien dengan batasan mengacu pada AS 3551.

Data waktu kegagalan berdasarkan periode 2005-2010 dan 2007-2010.

Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini

dibagi dalam lima bab. Isi dari masing-masing bab tersebut adalah : Bab I : Pendahulan

Berisi tentang latar belakang dilakukannya penelitian, perumusan masalah yang diambil, batasan masalah yang digunakan, tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini, manfaat yang akan diperoleh serta sistematika dalam penyusunan laporan penelitian.BAB Bab II : Dasar Teori

Bab ini berisiskan tentang teori yang berhubungan dengan konsep ketidakpastian pengukuran, electrosurgical unit, electrical safety electrosurgical unit, keandalan, failure rate, distribusi waktu kegagalan, maintainability, availability, tinjauan software reliasoft weibull++ version 6

Bab III : Metodologi Penelitian Bab ini menjabarkan langkah-langkah

analisa data yang meliputi analisa kuantitatif yaitu perhitungan keandalan menggunakan software reliasoft weibull++ version 6 sedangkan analisis kelayakan dan keamanan menggunakan toeri ketidakpastian pengukuran. Bab IV : Evaluasi Data Dan Pembahasan

Bab ini menjabarkan hasil analisa data yang meliputi perhitungan ketidakpastian pengukuran untuk daya cutting dan coagulation dan safety pada masing-masing electrosurgical unit dan analisa kuantitatif yaitu perhitungan keandalan, kemudian dari hasil evaluasi dibandingkan performansinya sehingga diketahui tingkat kelayakan, kehandalan dan keamanan. Bab V : Kesimpulan dan Saran

Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan terhadap hasil penelitian dan rekomendasi serta saran-saran yang perlu dilakukan sebagai tindak lanjut penelitian untuk permasalahan yang relevan. 2. TEORI PENUNJANG

2.1 Electrosurgery Unit (ESU)

Gambar 1. Electrosurgical

Electrosurgery adalah suatu alat bedah

medis yang memanfaatkan frekwensi tinggi dari arus listrik yang digunakan untuk memotong, mengental, dan mengeringkan jaringan. Electrosurgical selalu digunakan selama proses operasi, dengan alat ini diharapkan selama proses operasi pasien tidak mengalami kehilangan banyak darah karena alat ini selain dapat digunakan untuk melakkan pembedahan juga dapat digunakan untuk menutup jaringan setelah mengalami pembedahan (Ansell Care).

2.2 Safety Kelistrikan

Electrosurgical unit merupakan salah satu alat kedokteran yang masuk dalam katagori hight risk, karena apabila terjadi kegagalan atau kesalahan pemakian peralatan dapat mengakibatkan kecelakaan yang serius terhadap pasien maupun operator, misalnya luka bakar pada pasien yang biasa disebabkan karena arus bocor maupun pembumian yang kurang baik. Untuk melakukan pengujian diperlukan standar internasional dimana didalamnya memberikan persyaratan-persyaratan yang diperlukan dan metode pengujian berdasarkan karakteristik peralatan kesahatan. Standar Australia 3551 merupakan salah satu standar keselamatan kelistrikan yang dapat digunakan. Dimana

Page 3: ANALISA KEANDALAN, SAFETY DAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16650-2408100511-Paper.pdf · dilakukan dengan pengujian kelayakan dan pengujian safety menggunakan analisa

3

didalmnya terdapat detail mengenai batasan nilai-nilai kelistrikan yang diperkenankan

2.3 Ketidakpastian Pengukuran Ketidakpastian pengukuran atau uncertainty

of measurement adalah suatu parameter berupa dispersi nilai-nilai yang mungkin diambil sebagai nilai besaran ukur (measurand). Dengan kata lain, ketidakpastian pengukuran adalah parameter yang terkait dengan hasil pengukuran, yang mengkarakteristikkan disperse (penyebaran) nilai-nilai yang mewakili nilai yang diukur.

Ketidakpastian type A adalah ketidakpastian yang didasarkan pada percobaan yang berulang (n>1) yang kemudian dievaluasi dengan metode statistik dari distribusi statistik hasil-hasil pengukuran berulang yang dinyatakan dalam bentuk nilai ‘standat deviasi’ (simpangan baku). Perhitungan ketidakpastian type A antara lain :

Rata-rata

Dimana : ∑Xi = Jumlah nilai sampling

N = Banyaknya sampling

Kesalahan ( Error ) Besarnya penyimpangan rata-rata pengukuran

dikurangi dengan setting atau True value Error = x - Setting alat

Kesalahan Relatif Besarnya Error atau kesalahan yang

dinyatakan dalam persen (%) % Error = (Error/ Setting) × 100

Simpangan Baku (Standart Deviasi) Simpangan baku (standard deviation) S(Xi)

menggambarkan dispersi ( sebaran harga x ) disekitar harga rata-ratanya.

Experimental standard deviation of the mean (ESDM) Experimental standard deviation of the mean

(ESDM) sering juga disebut dengan istilah standard uncertainty (Type A) .ESDM, S(x) adalah harga yang menjadi ukuran seberapa dekatnya harga rata-rata x ke harga sebenarnya.

XSXUn

XsXS ii

nU

ESDM i

Dimana : ESDM = Rata-rata nilai simpangan baku

22

nSSRU A

Dimana :

2AU = ketidakpastian pengambilan data naik dan turun n = jumlah data

2RSSR

yyR reg

bxay reg

2

i2i

iiii

)x()xn(yxyxn

b

nxby

a

)(

Dimana : Ʃ xi = jumlah nilai standar Ʃ yi = jumlah nilai koreksi

Ketidakpastian type B adalah diperoleh

berdasarkan informasi yang dapat dipercaya menggunakan semua informasi relevan yang tersedia atau berdasarkan dari nilai non statistik yang dikarakteristikkan oleh data sekunder dan data tersier.

Ketidakpastian berdasarkan sertifikat standar

k

UU sB 1

Dimana :

1BU = Ketidakpastian berdasarkan sertifikat standar Us = uncertainty k = faktor cakupan

Ketidakpastian berdasarkan Resolusi standar

322

resolusiU B

Dimana :

2BU = Ketidakpastian berdasarkan resolusi standar

Ketidakpastian Baku Gabungan (Uc) ketidakpastian gabungan (Uc) dapat dihitung

menggunakan persamaan dibawah ini :

21

22

21 BAAc UUUU

Derajat Kebebasan Efektif (Veff)

Derajat kebebasan efektif dihitung menggunakan rumus

)(xn1x

n

1ii

2

1)(

11)(

n

iii xx

nxS

Page 4: ANALISA KEANDALAN, SAFETY DAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16650-2408100511-Paper.pdf · dilakukan dengan pengujian kelayakan dan pengujian safety menggunakan analisa

4

vUB

vUB

vUA

vUA

UV C

eff 41

41

42

41

4

Ketidakpastian Bentangan (Uexp) yUkU c.exp

Nilai k bergabung dengan Veff dan tingkat kepercayaan yang diambil. Misalnya diambil tingkat kepercayaan 95 % nilai k =2.

2.4 Reliability Reliability didefinisikan sebagai probabilitas

dari suatu sistem untuk dapat melaksanakan operasi atau fungsinya dengan baik selama selang waktu tertentu. Kegagalan dari suatu sistem dapat didefinisikan sebagai gangguan terhadap fungsi dari suatu sistem(Ebeling, 1997)

Suatu sistem atau komponen dikatakan rusak apabila ia berhenti memenuhi fungsi yang diinginkan. Apabila terjadi kemacetan dari suatu sistem seperti mesin berhenti bekerja, peralatan komunikasi dalam sistem mati, sistem dalam keadaan benar-benar rusak. Selain itu sangat penting untuk mendefinisikan bentuk lain dari kerusakan seperti dari kemunduran kerja atau fungsi yang tidak stabil. Pada kondisi pengoperasian tertentu untuk periode waktu yang telah ditentukan pula. Terminologi item yang telah dipakai dalam definisi reliability diatas dapat mewakili sembarang komponen, subsistem atau sistem yang dapat dianggap satu kesatuan.

Secara umum ada dua metode yang dipakai untuk melakukan evaluasi reliability dari komponen, sistem, dan sub sistem, yaitu: a. Evaluasi Kualitatif

Analisa ini merupakan analisa secara kualitas dari suatu mode dan dampak kegagalan, seperti FMEA, FMECA, dan FTA

b. Evaluasi Kuantitatif Evaluasi kuantitatif dapat dibedakan menjadi bagian besar yaitu evaluasi reliability secara analisis dan evaluasi reliability dengan metode simulasi.

Dalam tugas akhir ini, distribusi statistik yang digunakan adalah distribusi weibull dan normal. Distribusi Weibull

Fungsi padat peluang (probability density function) distribusi weibull adalah :

tttf exp)(

1

Fungsi keandalan distribusi weibull adalah

ttR exp)(

Laju kegagalan distribusi weibull adalah:

1

)(

tt

Distribusi Lognormal

Apabila variable acak T (waktu kegagalan) mempunyai distribusi lognormal, logaritma T memiliki distribusi normal. Fungsi kerapatan peluang untuk distribusi lognormal adalah :

2

ln21

exp2

1)(

tt

tf

Jika distribusi waktu antar kegagalan suatu komponen, subsistem, atau system mengikuti distribusi lognormal, maka:

a. Fungsi reliability distribusi lognormal dttR t

tt

2

2

2ln

exp2

1)(

b. Failure Rate secara umum

(t) )()(

tRtf

2.5 Availability

Availability didefinisikan sebagai probabilitas bahwa sebuah item akan tersedia saat dibutuhkan, atau proporsi dari total waktu bahwa sebuah item tersedia untuk digunakan(Ebeling, 1997)

MTTRMTBFMTBFA inh

ttA

exp1)(

2.5 Maintainability

Didefinisikan sebagai kemampuan suatu item dalam kondisi pemakaian tertentu, untuk dirawat, atau dikembalikan ke keadaan semula dimana item itu dapat menjalankan fungsi yang diperlukan, jika perawatan dilakukan dalam kondisi tertentu dan dengan menggunakan prosedur dan sumber daya yang sudah ditentukan(Ebeling, 1997)

Kemampurawatan adalah faktor yang penting dalam menentukan ketersediaan dari suatu item. RAM sering kali dipakai sebagai suatu singkatan yang mewakili reliability, availability dan maintainability. Persamaan untuk perhitungan M(t) sebagi berikut :

Distribusi eksponensial

tetM .1

Distribusi weibull

t

etM 1

Distribusi normal

T

Tt

T

dtetMT

0

21

2

21

2.6 Preventive Maintenance Total

Preventive maintenance adalah suatu pengamatan secara sistematik untuk menjamin

Page 5: ANALISA KEANDALAN, SAFETY DAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16650-2408100511-Paper.pdf · dilakukan dengan pengujian kelayakan dan pengujian safety menggunakan analisa

5

berfungsinya suatu peralatan produksi dan memperpanjang umur peralatan yang bersangkutan. Tujuan preventive maintenance ini adalah untuk dapat mencapai suatu tingkatan perawatan terhadap semua peralatan produksi agar diperoleh suatu kualitas produk yang optimum pada biaya paling rendah(Ebeling, 1997) Melalui pemanfaatan prosedur preventive maintenance yang baik, akan dapat terjadi koordinasi yang baik antara orang-orang bagian produksi dan maintenance sehingga :

Kerugian waktu produksi dapat diperkecil. Biaya perbaikan yang mahal dapat dikurangi

atau dihindari. Interupsi terhadap jadwal yang telah

direncanakan waktu produksi maupun perawatan dapat dihilangkan atau dikurangi.

Preventive maintenance tersebut akan mengakibatkan peningkatan reliability sistem, dimana secara matematis dapat ditentukan dengan persamaan berikut :

...,2,1,0)1(),()()(

nTntnTnTtRTRtR n

m

Sebagai pembanding untuk studi lebih lanjut tentang preventive maintenance, dapat digunakan grafik reliability sistem yang mengalami preventive maintenance seperti yang ditampilkan dalam Gambar 2 Gambar 2 Grafik reliability sistem dengan preventive

maintenance secara periodik(Ebeling, 1997)

Adapun ada 3 alasan utama dilakukannya kegiatan preventive maintanance, adalah sebagai berikut: Menghindari terjadinya kerusakan Mendeteksi awal terjadinya kerusakan Menemukan kerusakan yang tersembunyi

Kegiatan-kegiatan yang dikategorikan kedalam preventive maintenance adalah sebagai berikut: Time Directed (TD)

Yaitu kegiatan yang secara langsung bertujuan untuk mencegah / memperlambat terjadinya kerusakan. Hal ini dilakukan secara periodik sampai peralatan tersebut tidak dapat diperbaiki kembali seperti semula.

Condition Directed (CD)

Yaitu kegiatan yang bertujuan untuk mendeteksi gejala – gejala awal terjadinya kerusakan.

Kegiatan ini dilakukan dengan mendeteksi awal terjadinya kerusakan dan memperkirakan waktu yang memungkinkan suatu peralatan akan mengalami kegagalan operasi.

Failure Finding (FF)

Yaitu kegiatan yang bertujuan untuk menemukan kerusakan yang tersembunyi dalam operasinya. Pada operasi yang normal dalam situasi dimana terjadinya kerusakan yang tidak diketahui, maka hal ini disebut dengan kerusakan yang tersembunyi/hidden failure.

Run To Failure (RTF)

Yaitu keputusan yang sengaja dibuat dengan mengoperasikan suatu peralatan sampai terjadi kerusakan. Hal ini dilakukan karena ditinjau dari segi ekonomis tidak menguntungkan untuk melakukan perawatan.

3 METODOLOGI PENELITIAN

4 ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Kelayakan Untuk menentukan kelayakan Electrosurgical dilakukan dengan kalibrasi menggunakan dan dianalisa menggunakan analisa ketidakpastian pengukuran, dengan beberapa faktor yang memperngaruhi ketidakpastian pengukuran yaitu UA 1 dan UA 2, selaian itu juga faktor –faktor lain selain data statistik yaitu UB 1 dan UB 2, sehingga didapatkan analisa keandalan masing-masing electrosurgical sebagai berikut:

)(,)(,)1(,

tRNoPMtRPMCumulative

ntRPM

m

Page 6: ANALISA KEANDALAN, SAFETY DAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16650-2408100511-Paper.pdf · dilakukan dengan pengujian kelayakan dan pengujian safety menggunakan analisa

6

Parameter Setting

Alat (Watt)

ESU 1 (Watt)

ESU 2 (Watt)

ESU 3 (Watt)

Cutting

25 ± 2,916 ± 1,151 ± 2,306

50 ± 2,973 ± 1.075 ± 2,302

75 ± 3,255 ± 1,146 ± 2,314

100 ± 3,463 ± 1,144 ± 2,447

125 ± 3,225 ± 1,146 ± 2,314

150 ±3,146 ± 1,061 ± 2,499

175 ± 3,254 - ± 2,472

200 - - ± 2,498

Coagulation

20 ± 1,269 ± 0,559 ± 0,937

40 ± 1,370 ± 0,787 ± 1,123

60 ± 1,491 ± 0,841 ± 1,766

80 ± 1,530 - ± 1,231

Tabel 1. Tabel Keidakpastian Pengukuran Daya

4.2 Analisa Safety Kelistrikan Untuk analisa safety kelistrikan dilakukan

dengan pengambilan data beberapa parameter pengukuran sesuai dengan standar AS 3551 yang antara lain tegangan PLN, tahanan isolasi, arus bocor pada chassis, arus bocor pada elektroda. Yang kemudian dianalisa menggunakan analisa ketidakpastian dengan faktor-faktor yang mempengaruhi yang antara lain UA 1, selain itu sertifikat standar (UB 1) dan resolusi standar (UB 2), sehingga didapatkan ketidakpastian pengukuran sebagai berikut :

N0. Parameter Ketidakpastian pengukuran

ESU 1 ESU 2 ESU 3

1. Tegangan PLN (Volt) ± 0,388 ± 0,396 ± 0,406

2. Tahanan Isolasi kabel catu (Ω) ± 2,33 ± 2,30 ± 2,19

3. Tahanan Hubungan Pentanahan (Ω) ± 0,121 ± 0,121 ± 0,121

4. Arus bocor chasiss dengan grounding (µA) ± 2,354 ± 2,354 ± 2,354

5. Arus bocor chasiss tanpa GND (µA) ± 2,389 ± 2,373 ± 2,371

6. Arus bocor chasiss polaritas terbalik dengan GND (µA) ± 2,354 ± 2,353 ± 2,354

7. Arus bocor chasiss polaritas terbalik tanpa GND (µA) ± 2,368 ± 2,370 ± 2,380

8. Arus bocor elektroda aktif (µA) ± 2,354 ± 2,361 ± 2,354

9. Arus bocor elektroda pasif (µA) ± 2,345 ± 2,359 ± 2,354

Tabel 2 Tabel Ketidakpastian pengukuran safety kelistrikan.

4.3 Analisa Keandalan

Evaluasi keandalan diterapkan pada 3 unit electrosurgical yaitu ESU 1, ESU 2, ESU 3, dengan 3 komponen yang sering

mengalami kegagalan yaitu elektroda aktif, elektroda pasif dan foot switch.

Gambar 2. Blok diagram electrosurgical unit

4.3.1 Distribusi Data Waktu Antar Kegagalan ESU 1 Elektroda Aktif

Dari data waktu kegagalan dicari TTF yang kemudian dilakukan uji distribusi dengan menggunakan software weibull 6. Didapatkan distribusi yang paling mendekati weibull 3 , dengan parameter β = 0.94; η = 386.08; = 439.15. dan TTR didapatkan distribusi yang paling mendekati yaitu distribusi weibull 3 dengan parameter β=0,33, µ= 0,86, γ= 2.99. MTTR = 8,44, MTBF=836,41. = 0,12 maka nilai Ainh = 0,99 Elektroda Pasif

Dari hasil uji distribusi menggunakan data TTF didapatkan distribusi yang mendekati weibull 3 , dengan parameter β = 0,67; η = 677,64; = 895,44. Dengan uji distribusi TTR didapatkan weibull 2 dengan parameter β=7,62, µ= 3,80 yang paling medekati dengan nilai MTTR = 3,57, MTBF=1797,51 untuk = 0,28 maka nilai Ainh = 0,99. Foot Switch

Dari data waktu kegagalan diketahui nilai TTR yang kemudian menggunakan software weibull 6 dicari distribusi yang paling mendekati yaitu distribusi weibull 2 , dengan parameter β = 3.88; η = 1295.99.dan dari data TTR didapatkan distribusi yang mendekati yaitu weibull 3 dengan parameter β=1,58, µ= 1,64, γ= 2,28. MTTR = 3,76, MTBF= 1172,63 dan untuk = 0,27, maka nilai Ainh = 0,996

Control Panel

Logic board

Generator

Power Output board

Power Supply Foot Switch

Isolator switch board

Electroda Aktif

Elektroda Pasif

Page 7: ANALISA KEANDALAN, SAFETY DAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16650-2408100511-Paper.pdf · dilakukan dengan pengujian kelayakan dan pengujian safety menggunakan analisa

7

4.3.2 Keandalan Total ESU 1

Grafik 1. Grafik Keandalan total ESU 1

4.3.3 Maintainability total ESU 1

Gambar 2 Grafik maintainability total ESU 1

4.3.4 Availability Total ESU 1

Gambar 4.53. Grafik availability total ESU 1

5. Evaluasi Preventive Maintenance Total

Evaluasi preventive maintenance adalah upaya untuk menjaga keandalan suatu alat yang diharapkan dapat meningkatkan keandalan sehingga diperoleh tingkat pemakian yang optimal dengan biaya serendah-rendahnya.

Gambar 4.56. Grafik Preventive Maintenance

Total ESU 1

6. Fault Tree Diagram

7. Validasi Uji Distribusi Validasi uji distribusi bertujuan untuk

menentukan disrtibusi apa yang paling mendekati untuk dijadikan acuan dalam menentukan keandalan suatu komponen, keakuratan distribusi yang digunakan akan mempengeruhi keakuratan keandalan yang dihasilkan, uji validasi ini menggunakan dua software yaitu realisoft dan easy fit. Kedua softwere ini akan dibandingkan untuk menentukan softwere mana yang akan digunakan untuk melakukan analisa kendalan

Validasi MTTF

No. Komponen MTTF

Manual Reliasoft Distribusi easyfit distribusi

ESU 1

elektroda aktif 791.56 836.41 weibull 3 997.74 lognormal

elektroda pasif 1554.00 1797.52 weibull 3 - johnson SB

foot switch 1178.40 1172.63 weibull 2 1170.4 uniform

ESU 2

elektroda aktif 1078.67 1072.82 weibull 2 647.2 error

elektroda pasif 1050.67 1107.97 weibull 3 630.4 uniform

foot switch 852 924.98 weibull 3 426 uniform

ESU 3

elektroda aktif 767.33 825.20 weibull 3 853.1 beta

elektroda pasif 988.00 1532.89 weibull 3 1592.8 uniform

foot switch 918.00 914.86 weibull 2 - johnson SB

Electrosurgical

Power Supply Generator Rangkaian Safety

trafo IC regulator

Spear gap

Power Amp Contactor Elektrod

a Pasif

Counter Intensitas

Elektroda Aktif Foot Switch

Page 8: ANALISA KEANDALAN, SAFETY DAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16650-2408100511-Paper.pdf · dilakukan dengan pengujian kelayakan dan pengujian safety menggunakan analisa

8

Validasi MTTR

No. Komponen MTTR

Manual Reliasoft Distribusi easyfit Distribusi

ESU 1

elektroda aktif 5.7 8.44 weibull 3 8.75 weibull

elektroda pasif 3.6 3.57 weibull 2 3.49 weibull

foot switch 3.66 3.76 weibull 3 3.48 uniform

ESU 2

elektroda aktif 3.75 3.87 weibull 3 3.00 cauchy

elektroda pasif 3.25 3.26 weibull 3 2.17 johnson SB

foot switch 3.75 3.72 weibull 3 2.50 uniform

ESU 3

elektroda aktif 4.43 5.61 weibull 3 6.60 uniform

elektroda pasif 5.25 5.84 weibull 3 4.20 uniform

foot switch 5.2 6.09 weibull 2 7.01 weibull

8. Kesimpulan

Dari hasil analisa data yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Hasil evaluasi untuk analisa kelayakan

didaptkan ESU 2 memiliki akurasi yang paling baik dilihat dari rata-rata ketidakpastian pengukuran ESU 1= ± 2.54, ESU 2= ± 0.99, ESU 3= ± 2.02.

Analisa safety kelistrikan didapatkan rata-rata ketidakpastian untuk ESU 1= ± 2.00, ESU 2= ± 1.886, ESU 3 = ± 1.88,

Hasil evaluasi keandalan total menunjukkan ESU 2 mempunyai keandalan paling baik dengan hasil evaluasi keandalan total sebagai berikut ESU 1= 0,99 pada t=440 jam, ESU 2=0,92 pada t=830 jam, dan ESU 3=0,99 pada t=320 jam.

Ketersediaan komponen dari ketiga electrosurgical sangat baik ini ditunjukkan dengan nilai availability inherent memiliki probabilitas hampir 100 % yaitu 99,9 %.

Dari perhitungan preventive maintenance didapatkan waktu maintenance yang tepat untuk ESU 1 dilakukan setelah t=560 jam, ESU 2=850 jam, ESU 3=700 jam

.

DAFTAR PUSTAKA

Gregory T Abstain, BSc., MBA (2002). “Practical Electrosurgery For Clinic” Professional Medical Education Association, inc.

Barringer, H. Paul. (1993). “Reliability Engineering Principles”. Houston

Chairunisah, Nur Aini. (2009). “Studi Performansi Pada Fototerapi Unit Di RSU Haji Surabaya ”. Teknik Fisika ITS

Ansell Care. (2004). “information and educational program for the hospital and medical community

Dhilllon, B.S. “Reliability, Quality, and Safety for Engineers”. CRC Press, Boca Raton, London, New York, Washington, D.C

Australian Standar 3551 (1988). “AcceptanceTestingAnd In-Service Testing-Electromedical Equipment”. Standards Association of Australia.

Ebeling, Charles E. (1997). “An Introduction to Reliability and Maintainability Engineering 2nd Edition”. The McGrow-Hill Companies, New York

Biomedical Benchmark (2008). “Inspection And Preventive Maintenance Electrosurgical Unit”. ECRI Institute

BIODATA

Nama : Bangkit Anggun Wicaksana TTL : Nganjuk, 20 Mei 1986 Alamat : Jl. Lawu No.72 kramat, Nganjuk Email : [email protected] Pendidikan 1992 - 1998 : SDN Kramat 1 Nganjuk 1998 - 2001 : SMPN 2 Nganjuk 2001 - 2004 : SMUN 2 Nganjuk 2004 - 2007 : D3 Elektromedik POLTEKKES surabaya 2008 – sekarang : Teknik Fisika ITS Surabaya

Page 9: ANALISA KEANDALAN, SAFETY DAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16650-2408100511-Paper.pdf · dilakukan dengan pengujian kelayakan dan pengujian safety menggunakan analisa

9