analisa jurnal klmpk 1

18
Analisa Jurnal GANGGUAN SISTEM IMUN PADA ANAK AUTISTIK Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mikrobiologi dengan Dosen Ns. Dodi Wijaya, M.Kep Oleh: Kelompok 1 Nanik Putri S. 092310101010 Allusia Paradipta C. 092310101025 Risma Hendrastuti 092310101040 Mifta Mirtha N.A 092310101050 Hendik Syachroni 092310101054 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Transcript of analisa jurnal klmpk 1

Page 1: analisa jurnal klmpk 1

Analisa Jurnal

GANGGUAN SISTEM IMUN PADA ANAK AUTISTIK

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mikrobiologi

dengan Dosen Ns. Dodi Wijaya, M.Kep

Oleh:

Kelompok 1

Nanik Putri S. 092310101010

Allusia Paradipta C. 092310101025

Risma Hendrastuti 092310101040

Mifta Mirtha N.A 092310101050

Hendik Syachroni 092310101054

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2013

Page 2: analisa jurnal klmpk 1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Autisme pada anak merupakan gangguan perkembangan yang muncul pada

usia batita (bawah tiga tahun), yang menyebabkan mereka tidak mampu membentuk

hubungan sosial atau mengembangkan komunikasi normal. Anak autis menjadi

terisolasi dari kontak dengan orang lain dan tenggelam pada dunianya sendiri yang

diekspresikan dalam minat dan perilaku yang terpaku dan diulang-ulang. Kelainan

anak autis ini mulai dari yang ringan sampai yang berat sehingga dikatakan suatu

spektrum kelainan atau Autism Spectrum Disorder (ASD).

Autisme merupakan suatu istilah yang masih asing bagi sebagian besar

masyarakat, bahkan masih cukup banyak para profesional yang belum bisa

mengenalinya apalagi mendiagnosis keadaan ini, sehingga sering terjadi salah tata

laksana. Beberapa tahun terakhir ini terjadi peningkatan angka kejadian autisme di

seluruh dunia. Pada tahun 1966 prevalensi autism hanya 4,5 per 10.000 anak.

Penelitian terakhir menunjukkan angka 1 per 1000 anak, bahkan ada yang

melaporkan 1 per 150 anak. Di Indonesia belum ada angka yang tepat mengenai

angka kejadian autism. Pada kebanyakan kasus autisme dimulai sebelum usia 36

bulan.

Fisik anak-anak penyandang autisme ini ternyata jauh dari sempurna.

Gangguan-gangguan yang terjadi pada anak-anak autistik ini umumnya meliputi tiga

sistem, yaitu Sistem Imun, Sistem Susunan Saraf Pusat, dan Sistem Pencernaan.

Sistem imun berfungsi dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi. Sistem

imun ini merupakan suatu sistem yang komplek karena sistem imun harus dapat

memberikan respon terhadap invasi berbagai agen infeksius termasuk bakteri, virus,

jamur, dan lain-lain.

Secara umum, sistem imunitas terdiri dari dua bagian, yaitu sistem imunitas

bawaan dan sistem imunitas yang didapat. Sistem imunitas bawaan merupakan

sistem imunitas non spesifik yang terdiri dari berbagai sistem sawar (barier) tubuh

yang mempertahankan tubuh melalui sistem mekanik, fisik, kimia, sistem seluler,

dan enzimatik. Sedangkan, sistem imunitas spesifik adalah sistem pertahanan tubuh

yang melibatkan sel imunokompeten seperti limfosit T dan limfosit B. Pada keadaan

Page 3: analisa jurnal klmpk 1

sesungguhnya kedua sistem ini bukan merupakan sistem terpisah, namun merupakan

sistem yang terintegrasi secara sempurna.

Sistem imun sebagian besar berlokasi di dalam atau dekat dengan saluran

pencernaan untuk mencegah masuknya benda-benda asing ke dalam berbagai bagian

tubuh yang lain. Defek pada sistem imun dapat menyebabkan peningkatan

pertumbuhan mikroorganisme tertentu seperti jamur di dalam saluran pencernaan.

Defek sistem imun ini juga menyebabkan meningkatnya insidensi penyakit infeksi

pada individu tersebut. Menurut penelitian, defek yang terjadi pada anak autistik

meliputi semua bagian dalam sistem imun. Hal inilah yang menjelaskan seringnya

berbagai penyakit infeksi menyerang anak autis. Penyakit infeksi yang sering timbul

ini menyebabkan penggunaan antibiotik yang sering pula. Beberapa orang tua

penderita autis melaporkan lebih dari 50 kali infeksi telinga yang terjadi pada anak

mereka. Antibiotik yang digunakan untuk membunuh kuman di dalam telinga, juga

akan membunuh sejumlah besar mikroorganisme normal di dalam saluran

pencernaan, sehingga mikroorganisme patogen seperti jamur dan bakteri patogen

(seperti Clostridia) berproliferasi di dalam saluran pencernaan. Sering kali kelainan

yang dijumpai pada anak autistik adalah gangguan sistem imun, antara lain:

1. Defisiensi Sistem Imun tubuh seperti defek pada limfosit T dan Limfosit B,

defisiensi enzim myeloperoxidase, defisiensi Ig A, yang berfungsi untuk

melindungi sepanjang dinding saluran cerna terhadap paparan benda asing,

dan defisiensi komplemen C4b.

2. Kelainan Autoimun, dengan dibentuknya antibodi terhadap infeksi virus baik

yang alamiah maupun yang berasal dari vaksin dan antibodi terhadap infeksi

jamur seperti Candida albicans. Antibodi tersebut dapat bereaksi silang

dengan myelin otak, atau jaringan otak sehingga terjadi gangguan

perkembangan saraf anak-anak autistik.

3. Fenomena alergi makanan pada anak autistik yang mana gangguan ini

didasari oleh adanya defisiensi sistem imun tubuh dalam saluran pencernaan

yang dapat menyebabkan peningkatan pertumbuhan organisme seperti jamur

dan masuknya benda-benda asing termasuk alergen makanan ke dalam

berbagai bagian tubuh yang lain sehingga menimbulkan reaksi alergi dengan

manifestasi antara lain gangguan perilaku seperti yang dijumpai pada autism

spectrum disorder (ASD).

Page 4: analisa jurnal klmpk 1

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tuuan pembuatan makalah ini adalah sbagai berikut:

1. Untuk meningkatkan pengetahuan mengenai asuhan keperawatan pada klien

dengan gangguan sistem imunologi secara konsep.

2. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang Asuhan Keperawatan pada pasien

yang mengalami ganguan system imunologi.

Page 5: analisa jurnal klmpk 1

BAB 2. RESUME JURNAL

Autisme pada anak merupakan gangguan perkembangan yang muncul pada usia

batita (bawah tiga tahun), yang menyebabkan mereka tidak mampu membentuk

hubungan sosial atau mengembangkan komunikasi normal. Salah satu kelainan yang

dijumpai pada anak autistik adalah gangguan sistem imun antara lain :

1. Defisiensi Sistem Imun seperti defisiensi enzim myeloperoxidase, defek pada

limfosit T dan Limfosit B, defisiensi Ig A, yang berfungsi untuk melindungi

sepanjang dinding saluran cerna terhadap paparan benda asing, dan defisiensi

komplemen C4b.

2. Kelainan Autoimun, dengan dibentuknya antibodi terhadap infeksi virus baik

yang alamiah maupun yang berasal dari vaksin dan antibodi terhadap infeksi

jamur seperti Candida albicans, yang mana antibodi tersebut dapat bereaksi

silang dengan myelin otak, atau jaringan otak sehingga terjadi gangguan

perkembangan saraf anak-anak autistik

3. Fenomena alergi makanan pada anak autistik yang mana gangguan ini

didasari oleh adanya defisiensi sistem imun dalam saluran pencernaan yang

akan menyebabkan peningkatan pertumbuhan organisme seperti jamur dan

masuknya benda-benda asing termasuk alergen makanan ke dalam berbagai

bagian tubuh yang lain yang menimbulkan reaksi alergi dengan manifestasi

antara lain gangguan perilaku seperti yang dijumpai pada autism spectrum

disorder.

Salah satu cara penanggulangan defesiensi sistem imun adalah dengan pemberian

IVIG. Penanggulangan terhadap pertumbuhan Candida albicans perlu dilakukan pula

dengan pemberian diet, suplementasi makanan tertentu, dan beberapa obat-obat

seperti nystatin, ketoconazole, dan kadang-kadang amphotericin B dapat diberikan

dengan dosis sangat rendah per oral. Probiotik, seperti lactobacillus Gg dapat

diberikan untuk menjaga flora usus dalam keadaan seimbang. Penanggulangan alergi

makanan, sebagai salah satu akibat defisiensi sistem imun, yang paling penting

adalah eliminasi alergen makanan dari diet penderita. Makanan-makanan yang

dipantang ini sebaiknya ditentukan dengan tes alergi misalnya dengan pemeriksaan

Ig E RAST dalam darah. Obat-obat anti alergi dan anti radang seperti antihistamin

Page 6: analisa jurnal klmpk 1

penghambat reseptor H1 dan H2, ketotifen, kortikosteroid, dan penghambat sistesis

prostaglandin dapat diberikan.

Page 7: analisa jurnal klmpk 1

BAB 3. PEMBAHASAN

Autisme pada anak merupakan gangguan perkembangan yang muncul pada

usia batita (bawah tiga tahun). System imun paling banyak berada pada saluran

pencernaan, karena berfungsi untuk melindungi tubuh dari masuknya

mikroorganisme pathogen dari makanan. Defek sistem imun ini juga menyebabkan

meningkatnya insidensi penyakit infeksi pada individu tersebut. Itulah mengapa

kejadian infeksi banyak terjadi pada anak autis. Imunodefisiensi pada anak autis

dapat disebabkan oleh defisiensi antibodi seperti IgG, IgA, dan IgM. Limfosit T dan

Interleukin pada anak autis jauh lebih tinggi dibandingkan dengan anak normal, itu

karena adanya pemberian vaksinasi. Sedangkan Natural Killer Cell dan sel-sel CD4

jumlahnya lebih rendah dari pada rata-rata. Ini menyebabkan kolonisasi Candida

Albicans.

Tipe-tipe Defisiensi Imun pada Anak Autistik

1. Defisiensi Myeloperoxidase

Myeloperoxidase adalah enzim yang dijumpai pada leukosit. Enzim ini dapat

membentukion hipoklorit yang berfungsi membunuh jamur. Defisiensi enzim

ini terjadi karena kelainan genetik tersebut berhubungan dengan mutasi pada

pasangan kromosom 17, defisiensi asam folat atau vitamin B-12. Infeksi

Candida Sp. sering dijumpai pada penyakit imunodefisiensi berat ini.

2. Defisiensi Ig A yang selektif

Pada beberapa kasus, defisiensi Ig A ini disertai dengan kelainan pada

kromosom 18, namun pada umumnya, defisiensi Ig A tidak disertai kelainan

kromosom. Sejumlah pasien dengan defisiensi IgA juga sensitif terhadap

glutein.

3. Defisiensi Complement C4b

Komplemen merupakan bagian dari sistem imun yang berfungsi untuk

menghancurkan jamur, virus dan bakteri. Konsentrasi komplemen C4b pada

penderita autis mengalami penurunan. Penderita yang mengalami defisiensi

komplemen C4b ini mudah terinfeksi oleh jamur dan bakteri seperti

Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenza, dua bakteri yang

sering menimbulkan infeksi telinga.

Page 8: analisa jurnal klmpk 1

Kelainan Autoimun pada Anak Autis

Penderita dengan Candidiasis sering memproduksi antibodi terhadap Candida yang

juga bereaksi terhadap berbagai jaringan tubuh manusia seperti otak, ginjal, pancreas,

limpa, thymus, dan hati. Bahkan, antibodi anti-jamur yang sama ini ternyata juga

bereaksi pada protein gandum. Sehingga anak autis sangat sensitif terhadap protein

gandum.

Fenomena Alergi Makanan pada Anak Autis

Reaksi imun pada anak autis adalah hipersensitifitas tipe I yang berlebihan dan

menimbulkan kerusakan jaringan serta gangguan fungsi organ-organ tubuh. Sistem

imun yang merupakan bagian dari barier usus pada anak autistik mengalami berbagai

gangguan, sehingga individu tersebut menjadi rentan terhadap invasi bakteri, virus,

dan jamur, seperti Candida albicans. Saluran pencernaan anak-anak autistik

umumnya mengalami peradangan kronik, dan hal ini menyebabkan masuknya benda-

benda asing termasuk alergen makanan dalam bentuk makromolekul ke dalam

berbagai bagian tubuh yang lain. Gangguan perilaku akibat reaksi alergi dapat berupa

hiperaktif serta ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), yaitu suatu

keadaan pada anak yang hiperaktif, hiperkinesis, dengan gangguan fungsi otak yang

minimal dengan tanda-tanda aktivitas berlebihan, kurang perhatian, tidak disiplin,

serta perilaku yang kurang baik di sekolah. Anak autistik dengan gangguan perilaku

akibat alergi makanan biasanya disertai dengan gejala-gejala telinga merah, pipi

merah, adanya garis hitam di sekitar mata, kantung mata, kerutan di bawah mata,

mata berkaca-kaca/berair, hidung meler, mengusap-usap hidung, tidak sadar

lingkungan, bengong, tidak suka disentuh, diare/konstipasi, BAK berlebihan, kulit

gatal/biduran, ekzim, agresif, lidah putih, mood swings, hiperaktif, letupan emosi.

Penanggulangan Gangguan Sistem Imun Pada Anak Autis

Anak autis mengalami gangguan pada system tubuhnya, termasuk sistem imun.

Beberapa kelainan system imun yang dialami oleh anak autis antara lain:

1. Defisiensi enzim myeloperoxidase yang berperan sebagai penekan pertumbuhan

jamur.

2. Defek pada limfosit T dan limfosit B yang dapat mengakibatkan

ketidakmampuan mengatasi infeksi candida.

3. Defisiensi Ig A yang berfungsi untuk melindungi sepanjang dinding saluran

cerna terhadap paparan benda asing.

Page 9: analisa jurnal klmpk 1

4. Defisiensi komplemen C4b yang merupakan bagian system imun untuk

menghancurkan amur, virus, bakteri.

Kelainan system imun tersebut dapat mengakibatkan berbagai masalah dalam

tubuh, oleh karena itu perlu diberikan penanganan khusus pada anak dengan autis.

Berikut ini beberapa penanggulangan gangguan system imun yang dapat diberikan

kepada anak autis, antara lain:

1. Intravena Imunoglobulin (IVIG)

Sesuai dengan sebutannya, tindakan ini dilakukan dengan cara memasukkan

immunoglobulin secara intravena. Mekanisme terjadinya perbaikan setelah

diberikan IVIG hingga saat ini masih belum jelas, namun dimungkinkan terjadi

peningkatan kemampuan system imun untuk mengatasi jamur yang dapat

memberikan efek yang buruk pada otak. Meskipun demikian, pemberian IVIG

dimungkinkan dapat menyebabkan terjadinya produksi antibody terhadap myelin

otak

2. Pemberian Cimetidine

Pemberian cimetidine ditujukan untuk merangsang system imun khususnya sel-

sel darah putihuntuk melawan Candidiasis. Pemberian cimetidine dan zinc

terbukti dapat mengatasi infeksi berulang pada individu yang mengalami

defisiensi system imun.

3. Transfer Factor Therapy

Terapi ini digunakan untuk mentransferkan atau memindahkan molekul-molekul

yang berperan dalam system imun individu normal kepada individu yang

mengalami defisiensi imun.

4. Penanggulangan alergi makanan

Kejadian alergi makanan pada anak autis sering ditemui di masyarakat terkait

dengan adanya defisiensi imun serta Inflammatory Bowel Syndrome yang dapat

menimbulkan defisiensi zat-zat gizi sehingga hal ini perlu mendapat perhatian

penting. Penanggulanganalergi makanan dapat dilakukan dengan melakukan

eliminasi allergen makanan tersebut dari diet penderita. Jenis makanan yang

gharus dipantang oleh seorang anak dengan autis dapat diketahui dengan

dilakukannya pemeriksaan Ig E RAST dalam darah, sehingga hanya makanan

yang alergi saja yang dipantang oleh penderita dan tidak menyebabkan

kekurangan gizi.

Page 10: analisa jurnal klmpk 1

BAB 4. IMPLIKASI KEPERAWATAN

Fase penerapan meliputi tindakan keperawatan yang perlu untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatannya dapat berupa penyuluhan dan pengajaran

kepada klien tentang pentingnya pencegahan benda asing masuk ke dalam berbagai

bagian tubuh sehingga menyebabkan gangguan system imun pada anak autis.

Implikasi keperawatan yang lainnya adalah membantu pasien dalam pemberian obat

dan melakukan pengkajian efek obat dalam membunuh kuman yang menyebabkan

gangguan system imunitas pada pasien autis. Selain itu menjelaskan kepada keluarga

terkait penyebab gangguan atau kelainan imunitas pada anak autis dan

mengikutsertakan anggota keluarga dalam setiap kegiatan atau tindakan keperawatan

yang akan diberikan pada pasien. Peran perawat dalam hal ini antara lain :

1. Sebagai Fasilitator

Peran perawat dalam hal ini sebagai fasilitator yakni membantu pasien dan

memfasilitasi pasien dalam mendapatkan pengobatan dan pelayanan kesehatan

secara biiopsikososio atau secara holistik meliputi upaya untuk mengembalikan

kesehatan emosi, spiritual dan social terkait masalah pada pasien yakni gangguan

system immunitas pada anak autisme.

2. Sebagai Educator

Peran perawat dalam hal ini adalah sebagai educator atau sebagai pendidik.

Yakni memberikan pendidikan kesehatan baik tata cara mencegah atau

mengobati permasalahan kesehatan yang dihadapi oleh pasien yang ditujukan

pada keluarga pasien, sehingga nantinya keluarga mampu merawat pasien autism

dengan gangguan system immune khususnya pada masa pemulihan.

3. Sebagai advocad

Peran perawat dalam hal ini sebagai advocad atau sebagai pelindung, yakni

perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan

mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta melindungi

klien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan

diagnostic atau pengobatan. Upaya yang dapat dilakukan oleh perawat dari peran

perawat sebagai pelindung adalah memastikan bahwa klien tidak memiliki alergi

terhadap obat dan memberikan imunisasi pada pasien.

Page 11: analisa jurnal klmpk 1

4. Sebagai Kolaborator

Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan

yang terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya

mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau

tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya pada pasien

dengan gangguan imunitas pada anak autism.

Page 12: analisa jurnal klmpk 1

BAB 5. KESIMPULAN

Autisme pada anak merupakan gangguan perkembangan yang muncul pada usia

batita (bawah tiga tahun), yang menyebabkan mereka tidak mampu membentuk

hubungan sosial atau mengembangkan komunikasi normal. Salah satu kelainan yang

dijumpai pada anak autis adalah gangguan sistem imun antara lain defisiensi sistem

imun, antara lain defisiensi Myeloperoxidase, defisiensi Ig A yang selektif, dan

defisiensi Complement C4b. Beberapa penanggulangan dari defisiensi sistem imun

tersebut adalah dengan memberikan Intravena Imunoglobulin (IVIG), pemberian

Cimetidine, Transfer Factor Therapy,serta penanggulangan alergi makanan.

Tindakan keperawatan yang dapat diterapkan pada sistem imu anak autis adalah

berupa penyuluhan dan pengajaran kepada klien tentang pentingnya pencegahan

benda asing masuk ke dalam berbagai bagian tubuh sehingga menyebabkan

gangguan system imun pada anak autis. Implikasi keperawatan yang lainnya adalah

membantu pasien dalam pemberian obat dan melakukan pengkajian efek obat dalam

membunuh kuman yang menyebabkan gangguan system imunitas pada pasien autis.

Selain itu menjelaskan kepada keluarga terkait penyebab gangguan atau kelainan

imunitas pada anak autis dan mengikutsertakan anggota keluarga dalam setiap

kegiatan atau tindakan keperawatan yang akan diberikan pada pasien

Page 13: analisa jurnal klmpk 1

DAFTAR PUSTAKA

Folstein, J. Piven, Etiology of Autism: Genetic Influences in Paediatrics, 1991 (http:

www. svmagazine. com/2000/week26/features/story 01. Html)

Jasaputra, Diana. 2003. Gangguan Sistem Imun pada Anak Autistik.

http://majour.maranatha.edu/index.php/jurnal-kedokteran/article/view/38/pdf.

Diakses tanggal 1 Mei 2013

Lawlis, Frank. 2006. Meningkatkan & Memaksimalkan IQ Anak. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama

Monks, F.J., A.M.P. Knoers dan Siti Rahayu Haditono. 1998. Psikologi

Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Suryawati, Alit. 2010. Model Komunikasi Penanganan Anak Autis Melalui Terapi

Bicara Metode Lovaas. Bali: Universitas Udayana

Widyawati, Ika; Simposium Sehari Autisme: Gangguan Perkembangan pada Anak;

Yayasan Autis Indonesia; Jakarta; 30 Agustus 1997