Analisa IUP Eksplorasi Batugamping Padaherang-Kalipucang

2
Pemberian IUP Eksplorasi Batugamping di Kawasan Karst Kecamatan Padaherang, dan Kecamatan Kalipucang cenderung tidak memperhatikan perundang-udangan, diantaranya: 1. Perda Kabupaten Ciamis Nomor 3 Tahun 2007 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ciamis Tahun 2005 sampai 2014, terutama: a. Pasal 20 tentang Pembagian fungsi wilayah tiap Sub Wilayah Pengembangan (SWP), dimana Sub Wilayah Pengembangan Tengah I dengan pusat kota Padaherang mempunyai fungsi pengembangan pertanian lahan basah (lumbung padi), pertanian tanaman pangan lahan kering, kawasan budidaya hutan (agroforestry), hutan produksi, industri kecil, pusat perdagangan dan jasa, perikanan darat dan rawa, peternakan unggas, serta pengembangan perumahan dan permukiman; b. Pasal 37 tentang Kawasan penanganan khusus, yaitu kawasan lumbung padi Padaherang; c. Pasal 41 tentang Sektor-sektor yang diprioritaskan, yaitu Sektor pertanian, khususnya pertanian tanaman pangan lahan basah, penetapan fungsi kawasan lumbung padi di Kecamatan Lakbok dan Padaherang. 2. Perda Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009- 2029, terutama: a. Pasal 34 ayat (3) tentang kawasan rawan bencana banjir. b. Pasal 35 tentang kawasan lindung geologi: 1. Kawasan Konservasi Lingkungan Geologi (Kawasan Kars); 2. Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi (Kawasan rawan gempa bumi tektonik); dan 3. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah. c. Pasal 47 ayat (1) tentang ketentuan penetapan kawasan pertambangan: 1. memiliki sumberdaya dan potensi pertambangan yang berwujud padat, cair atau gas berdasarkan data geologi, setelah dikoreksi oleh ruang yang tidak diperbolehkan, dan masih layak untuk dieksploitasi secara ekonomis;

description

Pemberian IUP Eksplorasi Batugamping di Kawasan Bentang Karst yan berada di Kecamatan Padaherang, dan Kecamatan Kalipucang cenderung tidak memperhatikan, dan bahkan bertentangan perundang-udangan."Ittaquu Firasatal Mukmin, Fainnahuu Min Diinikum"

Transcript of Analisa IUP Eksplorasi Batugamping Padaherang-Kalipucang

Page 1: Analisa IUP Eksplorasi Batugamping Padaherang-Kalipucang

Pemberian IUP Eksplorasi Batugamping di Kawasan Karst Kecamatan Padaherang, dan Kecamatan Kalipucang cenderung tidak memperhatikan perundang-udangan, diantaranya:

1. Perda Kabupaten Ciamis Nomor 3 Tahun 2007 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ciamis Tahun 2005 sampai 2014, terutama:

a. Pasal 20 tentang Pembagian fungsi wilayah tiap Sub Wilayah Pengembangan (SWP), dimana Sub Wilayah Pengembangan Tengah I dengan pusat kota Padaherang mempunyai fungsi pengembangan pertanian lahan basah (lumbung padi), pertanian tanaman pangan lahan kering, kawasan budidaya hutan (agroforestry), hutan produksi, industri kecil, pusat perdagangan dan jasa, perikanan darat dan rawa, peternakan unggas, serta pengembangan perumahan dan permukiman;

b. Pasal 37 tentang Kawasan penanganan khusus, yaitu kawasan lumbung padi Padaherang;

c. Pasal 41 tentang Sektor-sektor yang diprioritaskan, yaitu Sektor pertanian, khususnya pertanian tanaman pangan lahan basah, penetapan fungsi kawasan lumbung padi di Kecamatan Lakbok dan Padaherang.

2. Perda Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029, terutama:

a. Pasal 34 ayat (3) tentang kawasan rawan bencana banjir.

b. Pasal 35 tentang kawasan lindung geologi:1. Kawasan Konservasi Lingkungan Geologi (Kawasan Kars);2. Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi (Kawasan rawan gempa bumi tektonik); dan3. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah.

c. Pasal 47 ayat (1) tentang ketentuan penetapan kawasan pertambangan:1. memiliki sumberdaya dan potensi pertambangan yang berwujud padat, cair atau gas

berdasarkan data geologi, setelah dikoreksi oleh ruang yang tidak diperbolehkan, dan masih layak untuk dieksploitasi secara ekonomis;

2. merupakan wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk pemusatan kegiatan pertambangan secara berkelanjutan dan bukan di daerah dengan kerentanan bencana tinggi;

3. tidak mengganggu fungsi kelestarian lingkungan hidup dan masyarakat sekitarnya; dan

4. tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

d. Pasal 47 ayat (3) tentang Penetapan kawasan pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan :1. secara transparan, partisipatif dan bertanggungjawab;2. secara terpadu dengan memperhatikan pendapat dari instansi pemerintah terkait

dan masyarakat, dengan mempertimbangkan aspek ekologi, ekonomi dan sosial budaya, serta berwawasan lingkungan; dan

3. memperhatikan aspirasi kabupaten/kota.