analisa entitas akuntansi

27
ANALISIS ENTITAS AKUNTANSI ANALISIS ENTITAS Untuk tujuan pelaporan keuangan, entitas adalah organisasi yang mengendalikan sumber daya ekonomi. Entitas bisa terdiri dari berbagai bentuk: bisa individu, partnership (seperti perusahaan-perusahaan profesional), perusahaan privat atau publik, divisi korporasi, organisasi nonprofit privat, dan departemen pemerintah. Analisis entitas penting bagi shareholders karena mengklarifikasi sumber daya mana yang menjadi klaim mereka dan bagaimana sumber daya tersebut terbentuk. Tiga perhatian utama shareholders dalam analisis entitas: a. Apakah perusahaan memiliki komitmen tersembunyi atau kerugian tersembunyi yang timbul dari investasinya di perusahaan lain? b. Apakah manajemen mengalihkan sumber daya ke entitas lain yang bisa mereka kendalikan? Ini bisa terjadi jika perusahaan menjual ke atau membeli dari pihak ketiga yang secara umum dimiliki oleh manajemen. c. Apakah manajemen kelebihan investasi dalam ”pet projectsyang menghasilkan pengembalian (return) yang rendah atau negatif ke shareholders? Analisis entitas ditujukan untuk menjawab pertanyaan ini dengan memahami bagaimana entitas didefinisikan, sumber daya apa yang dikendalikan, bagaimana dibentuk, transaksi apa yang terjadi dengan pihak ketiga dan bagaimana segmen bisnis bekerja. Banyak perusahaan yang memiliki hubungan yang cukup besar dan kompleks dengan perusahaan lain yang menciptakan tantangan 1

Transcript of analisa entitas akuntansi

Page 1: analisa entitas akuntansi

ANALISIS ENTITAS AKUNTANSI

ANALISIS ENTITAS

Untuk tujuan pelaporan keuangan, entitas adalah organisasi yang mengendalikan sumber daya

ekonomi. Entitas bisa terdiri dari berbagai bentuk: bisa individu, partnership (seperti perusahaan-

perusahaan profesional), perusahaan privat atau publik, divisi korporasi, organisasi nonprofit privat, dan

departemen pemerintah.

Analisis entitas penting bagi shareholders karena mengklarifikasi sumber daya mana yang

menjadi klaim mereka dan bagaimana sumber daya tersebut terbentuk. Tiga perhatian utama

shareholders dalam analisis entitas:

a. Apakah perusahaan memiliki komitmen tersembunyi atau kerugian tersembunyi yang timbul

dari investasinya di perusahaan lain?

b. Apakah manajemen mengalihkan sumber daya ke entitas lain yang bisa mereka kendalikan? Ini

bisa terjadi jika perusahaan menjual ke atau membeli dari pihak ketiga yang secara umum dimiliki

oleh manajemen.

c. Apakah manajemen kelebihan investasi dalam ”pet projects” yang menghasilkan pengembalian

(return) yang rendah atau negatif ke shareholders?

Analisis entitas ditujukan untuk menjawab pertanyaan ini dengan memahami bagaimana entitas

didefinisikan, sumber daya apa yang dikendalikan, bagaimana dibentuk, transaksi apa yang terjadi

dengan pihak ketiga dan bagaimana segmen bisnis bekerja.

Banyak perusahaan yang memiliki hubungan yang cukup besar dan kompleks dengan

perusahaan lain yang menciptakan tantangan pelaporan keuangan. Termasuk investasi saham, R&D

partner terbatas, dan perjanjian franchise. Untuk tipe hubungan bisnis ini, tantangan akuntansi yang

kritis adalah untuk menentukan apakah kinerja keuangan dari dua perusahaan harus digabungkan

seperti jika perusahaan sebagai satu entitas, atau dicatat untuk tiap unit terpisah. Jika digabung,

pertanyaan yang muncul bagi analis untuk evaluasi adalah bagaimana entitas terpisah bekerja,

khususnya jika mereka pada segmen bisnis yang berbeda. Jawaban dari pertanyaan ini adalah

tantangan utama jika entitas membeli barang dan jasa dari pihak lain.

TANTANGAN PELAPORAN ENTITAS

1

Page 2: analisa entitas akuntansi

Tantangan kritis dalam pelaporan keuangan adalah menentukan bagaimana entitas

didefinisikan. Dari perspektif ekonomi, jika satu perusahaan telah memiliki kendali yang sempurna atas

sumber daya pihak lain, dua perusahaan bisa disebut sebagai satu entitas tunggal. Tentu saja, banyak

perusahaan hanya mengendalikan sebagian daripada seluruh kendali atas sumber daya perusahaan

lain. Satu pertanyaan bagi pelaporan keuangan adalah menentukan apakah satu tingkat kendali

perusahaan terhadap yang lain cukup untuk membenarkan pandangan kedua perusahaan sebagai

entitas tunggal. Tantangan kedua adalah, untuk beberapa hubungan bisnis, sulit untuk mengukur

tingkat kendali perusahaan terhadap perusahaan lain.

Kriteria untuk Penyatuan Kinerja Unit dan Implementasi Isu-Isu

Keputusan untuk menilai dua perusahaan atau lebih sebagai Entity tunggal untuk tujuan

pelaporan finansial tidak menghilangkan permintaan investor akan informasi tentang setiap sub unit,

khususnya jika mereka ada di bisnis yang berbeda. Akibatnya, perusahaan dengan bisnis yang berbeda

melaporkan ringkasan informasi finansial untuk setiap segmen. Tentunya, pelaporan segmen

mempunyai komplikasi sendiri. Bagaimana segmen-segmen didefinisikan? Bagaimana performa

segmen diukur saat ada transaksi antar segmen ?

TANTANGAN PERTAMA: PENGENDALIAN SEBAGIAN (PARTIAL CONTROL)

Untuk beberapa investasi perusahaan, pembeli secara jelas mendapatkan pengendalian entitas

lain. Contohnya, pada tanggal 25 Juni 1999, perusahaan teknologi Lucent, pemimpin peralatan telepon,

menyetujui mendapatkan 100% saham Nexabit Networks, suatu perusahaan swasta yang

mengembangkan perubahan kecepatan tinggi untuk pergerakan lalu lintas data pada jaringan

telekomunikasi. Penawaran Lucent mendekati $ 900 juta dalam saham. Dengan penawaran untuk

memperoleh 100% saham Nexabit, Lucent yakin bahwa tindakannya akan memiliki pengendalian yang

lengkap pada aktiva Nexabit.

Secara khusus, ketika satu perusahaan memiliki lebih dari 50% saham (voting stock)

perusahaan lainnya, maka perusahaan tersebut memiliki kendali. Pada kasus ini, dibutuhkan

penggabungan atau konsolidasi kinerja perusahaan yang sahamnya dibeli (acquiree) dengan hasil

keuangan miliknya. Terdapat dua metode konsolidasi telah digunakan di U.S. yaitu metode pooling-of-

interest dan metode purchase.

2

Aggregation CriteriaSumber satu unit dikontrol oleh yang lain

Agregat kinerja unit dikontrol dengan entitas pengendali.Menunjukkan data performa ke segmen-segmen bisnis utama

Challenging Transactions :1. Perusahaan mempunyai kontrol parsial atas yang lain2. Kontrol sulit diukur3. Mendefinisikan dan mengukur performa untuk segmen bisnis utama adalah sulit

Page 3: analisa entitas akuntansi

Seorang pembeli (acquirer) dapat juga melatih pengendalian dengan sungguh-sungguh pada

pihak acquiree ketika acquirer memiliki kurang dari 50 % saham pilihannya. Pada point apa, kemudian,

seharusnya satu perusahaan dipandang memiliki pengendalian melebihi pihak lainnya? Haruskah suatu

perusahaan investasi dengan kepemilikan kurang dari 50% pada perusahaan lainnya

mengkonsolidasikan kinerjanya dengan kinerja acquiree? Sebagai tambahan, untuk beberapa

kombinasi bisnis, hal tersebut sulit untuk memastikan siapa yang memiliki kendali atas yang lainnya.

Bagaimana seharusnya jenis-jenis kombinasi ini dilaporkan? Hal tersebut dapat dilihat dari contoh

berikut ini:

Contoh : Investasi kurang dari 50% kepemilikan

Pada tanggal 19 Mei 1999, Amazon.com mengumumkan bahwa ia telah memperoleh 35%

kepemilikan dalam Homegrocer.com, suatu jasa pengiriman bahan makanan online di Portland dan

Seattle, sebesar $ 42.5 juta. Amazon.com mengumumkan bahwa investasinya akan mengijinkan

Homegrocer.com untuk mempercepat perluasan usahanya ke dalam kota-kota baru. Bagaimana

seharusnya Amazon.com mencatat investasi ini? Seberapa banyak kontrol, jika ada, yang harus dimiliki

perusahaan atas Homegrocer.com ? Haruskah Amazon.com mengkonsolidasi hasilnya dengan hasil

Homegrocer.com ?

Dengan menilai apakah suatu perusahaan memiliki kendali atas sumber daya yang lain

merupakan hal yang benar-benar subjektif. Hal ini bergantung pada prosentase kepemilikan perolehan,

tujuan akuisisi, sebaik kekuatan hak suara dari para pemilik lainnya. Aturan akuntansi dalam U.S. (APB

18 dan FASB interpretasi 35) mengakui ambiguitas ini dan mewajibkan perusahaan untuk

menggunakan metode ekuitas untuk melaporkan investasi dimana seorang investor memiliki pengaruh

signifikan pada operasi perusahaan lain tetapi kurang memiliki kendali. Metode ekuitas adalah suatu

konsolidasi satu jalur (one-line) secara efektif. Metode ini menyediakan cara pengakuan bahwa terdapat

pertengahan (middle ground) antara konsolidasi penuh dengan membicarakan (treating) investasi

seperti sekuritas yang dapat diperjualbelikan.

Berdasarkan metode ekuitas, investor melaporkan bagian pendapatan perusahaan lain

(dikurangi amortisasi goodwill atau penyusutan pada aktiva yang tertulis (written up)) (karena

kepemilikannya) secara terpisah dalam laporan laba ruginya. Dengan kata lain, penghasilan bottom-line

investor berdasarkan metode ekuitas identik dengan berdasarkan perhitungan purchase, meskipun

penyajian yang mendetail dalam laporan laba rugi berbeda. Pada neraca, investor melaporkan aktiva

investasinya seperti item one-line sebesar cost ditambah sahamnya dari laba yang tidak dibagi karena

akuisisi.

3

Page 4: analisa entitas akuntansi

FASB menuliskan bahwa bukti yang utama dari pengaruh signifikan merupakan kepemilikan

lebih dari 20% dan kurang dari 50% atas saham umum perusahaan lain. Meskipun demikian, 20%

batas minimum tidak dimaksudkan untuk menjadi aturan yang kaku dan cepat (hard-and-fast). Seorang

investor dengan kepemilikan kurang dari 20% pada perusahaan lain mungkin ditunjukkan memiliki

pengaruh signifikan, dan seorang acquirer dengan kepemilikan lebih dari 20% mungkin tidak demikian.

Pada Februari 1999, FASB mengusulkan memodifikasi batas 50% yang telah digunakan untuk

membedakan apakah perusahaan memiliki pengaruh signifikan atau tidak memiliki kendali (outright

control) atas yang lainnya. Berdasarkan usulan tersebut, beberapa perusahaan dengan kurang dari

50% kepemilikan memiliki pengaruh signifikan (stakes) tetapi memiliki kendali efektif pada entitas lain

mungkin dibutuhkan untuk mengkonsolidasikan entitas-entitas tersebut, daripada menggunakan

metode ekuitas untuk mencatat investasi mereka.

Aturan akuntansi yang menetapkan batas-batas suatu entitas membolehkan para manajer

untuk melakukan pertimbangan dalam memutuskan bagaimana menetapkan batas-batas perusahaan.

Para manajer pasti memiliki informasi terbaik pada sifat hubungan antara perusahaan mereka dengan

perusahaan-perusahaan lain. Meskipun demikian, aturan-aturan juga menyediakan peluang bagi para

manajer untuk menggunakan kebijaksanaan mereka untuk memalsukan (window-dress) kinerja laporan

perusahaan. Misalnya, jika para manajer mengklasifikasikan sekuritas sebagai akun tersedia untuk

dijual daripada sebagai investasi yang dilaporkan berdasarkan metode ekuitas, maka dampak laporan

laba rugi dari investasi tersebut terbatas pada dividen laba.

Contoh : Siapa mengontrol siapa? (Who controls whom?)

Untuk beberapa kombinasi sangat sulit untuk menyimpulkan siapa mengontrol siapa. Sebagai

contoh, 6 April 1998, Grup Citicorp dan Travelers mengumumkan persetujuan untuk merger menjadi

penyedia jasa pelayanan keuangan global. Perusahaan merger, Citicorp Group memiliki 100 juta lebih

customer di 100 negara di seluruh dunia dan memiliki kepentingan di perbankan tradisional, keuangan

konsumen, kartu kredit, investasi, securuites brokerage dan menajemen aset, dan asuransi jiwa dan

kecelakaan property. Melalui merger tersebut, masing-masing shareholder perusahaan memiliki 50%

dari kombinasi perusahaan. Shareholder Citicorp menukar tiap share-nya untuk 2.5 share dari

Citigroup, sedangkan shareholder Travelers menahan share yang ada, yang mana secara otomatis

menjadi share dari perusahaan yang baru. Perusahaan baru juga mengumumkan bahwa John S. Reed,

Chairman dan CEO Citicorp, dan Stanford I. Weill, the Chairman dan CEO dari Travelers, akan

bertindak sebagai co-chairmen dan co-CEOs dari perusahaan merger tersebut.

Dalam kombinasi Citicorp-Travelers, tidak jelas perusahaan yang bertindak sebagai aquirer

(pengakuisisi) dan perusahaan yang diakuisisi. Lalu bagaimana akuntansi seharusnya merefleksikan

kombinasi ini? Batasan-batasan dari perusahaan baru adalah jelas. Tetapi berapa nilai dari aset,

kewajiban, pendapatan, dan bebannya? Karena kesulitan dalam mengidentifikasi pihak yang

pengakuisisi, akuntan dapat mengidentifikasinya dari melihat laporan keuangan kedua perusahaan.

4

Page 5: analisa entitas akuntansi

Pendekatan ini disebut “Pooling of Interest”, laporan keuangan konsolidasi merupakan kumpulan dari

nilai buku dari laporan individu kedua perusahaan.

Berlawanan dengan Merger Citicorp-Travelers, kebanyakan kombinasi dapat identifikasi

pengakuisisi dan yang diakuisisi. Untuk tipe investasi ini, investor ingin tahu berapa banyak

pengakuisisi membayar untuk perusahaan yang diakuisisi dan apakah investasi tersebut menciptakan

nilai bagi shareholder. Pendekatan pooling of interest menyediakan sedikit informasi, selama

mengkonsolidasi laporan keuangan kedua perusahaan pada nilai bukunya. Pengakuisisi secara khusus

(tipikal) membayar lebih diatas nilai buku dan lebih diatas nilai pasar untuk mengambil kontrol dari

perusahaan lain.

Metode konsolidasi kedua disebut akuntansi pembelian, menyediakan informasi yang lebih

relevan dengan mengkombinasikan aset dan kewajiban dari perusahaan yang diakuisisi dalam neraca

pengakuisisi pada nilai pasar. Perbedaan harga yang dibayarkan oleh pengakuisisi terhadap ekuitas

perusahaan yang diakuisisi dengan nilai pasar dari net asset dilaporkan sebagai goodwill. Goodwill

diamortisasi lebih dari 40 tahun, atau dibeberapa negara dihapus jika terdapat bukti dari penurunan

nilai.

Satu tantangan di akuntansi untuk bisnis kombinasi muncul ketika pooling of interest atau ketika

metode purchase menyediakan informasi yang lebih relevan untuk investor. Sesuai APB 16,

perusahaan wajib menggunakan metode pooling ketika kedua perusahaan telah menjadi perusahaan

autonomous selama dua tahun lebih, the deal was largely a stock swap, hak suara dan deviden

shareholder tidak berubah, dan tidak terdapat penjualan aset utama sekurang-kurangnya dua tahun

setelah kombinasi. Jika diluar syarat tersebut, akuisisi harus diakuntansikan menggunakan metode

pembelian. Bagaimanapun pada April 1999, FASB mengusulkan aturan baru yang mensyaratkan

bahwa semua merger dan akuisisi harus dilaporkan menggunakan metode pembelian dan batasan

maksimum dari goodwill adalah 20 tahun.

Key Analysis Question

Beberapa kesempatan untuk analisis keuangan muncul dari kesulitan dalam menaksir apakah

satu perusahaan mengendalikan perusahaan lain.

Pertama, aturan akuntansi menyediakan manajemen dengan beberapa latitude dalam laporan

entitas. Manajemen dapat menggunakan pertimbangan ini untuk memastikan bahwa laporan

keuangan merefleksikan kinerja dari entitas tersebut. Bagaimanapun, hal tersebut dapat mencari

hilangnya sumberdaya atau komitmen penting dari laporan keuangan perusahaan.

Kedua, aturan akuntansi mensyaratkan perusahaan yang akan berkonsolidasi menggunakan

metode equity, atau menilai investasi ke pasar. Secara berlawanan, derajat pengendalian dari satu

5

Page 6: analisa entitas akuntansi

perusahaan terhadap perusahaan lain berada pada suatu rangkaian antara no control dan

complete control. Sebagai konsekuensi, informasi yang dihasilkan dari aturan akuntansi entitas

tidak seluruhnya merefleksikan seluruh subtleties associated dengan kontrol.

Dari tantangan tersebut, beberapa pertanyaan yang sangat berguna untuk analis adalah

sebagai berikut :

1. Apa investasi utama dari perusahaan terhadap perusahaan lain? Berapa persentase saham yang

dimiliki? Siapakah pemilik utama dari beberapa perusahaan dan berapa banyak saham yang

mereka punya? Apakah ada bukti lain dari kontrol perusahaan terhadap perusahaan lain, seperti

penyajian di boards of directors?

2. Apakah aset dan leverage dari perusahaan yang terkait tidak terkonsidasikan? Apakah manajemen

investor tampak menggunakan pertimbangan laporan (report discretion) untuk menjaga sumber

daya dan komitmen utama dalam neraca? Apakah kinerja dari perusahaan yang terkait tidak

dihitung menggunakan metode equity? Apa incentive dari manajemen investor untuk pilihan

laporan?

3. Seberapa signifikan akuisisi dicatat? Apakah manajemen dari pengakuisisi tampak menggunakan

metode pooling of interest untuk menghindari penampakan full cost dari akuisisi? Jika ya, berapa

effevtive cost dari akuisisi? Apakah hal tersebut menghasilkan retur yang cukup bagi shareholder?

Jika metode pembelian digunakan, apakah pengakuisisi telah mencatat nilai dari aset dari

perusahaan yang diakuisisi?

TANTANGAN KEDUA: KENDALI SULIT DIUKUR

Hubungan bisnis kompleks tertentu, seperti perseroan komanditer dan perjanjian franchise

penelitian dan pengembangan (R&D), menimbulkan pertanyaan tentang apakah satu pihak dalam

kerjasama secara efektif memegang kendali terhadap perusahaan lain, atau apakah kedua pihak

merupakan pihak yang saling terpisah. Juga dalam beberapa situasi, manajer perusahaan tetapi bukan

stockholder memiliki kendali dari perusahaan lain. Hal tersebut dapat dilihat dari contoh berikut ini :

Contoh : R&D persekutuan terbatas

Pada tahun 1991, Dura Pharmaceuticals Inc, perusahaan yang menghasilkan obat yang

berkaitan dengan pernafasan, membentuk persekutuan terbatas dengan Spiros Development II Inc

untuk meningkatkan modal dalam menghasilkan bentuk baru dari obat paru-paru yang diproses secara

langsung. Dengan menggunakan perjanjian persekutuan, Spiros II memiliki $94 juta saham publik yang

termasuk saham biasa (nilai $81,3 Juta) dan waran untuk saham biasa Dura (nilai $12,7 Juta). Dura

menginvestasikan $75 juta pada Spiros. Dalam pertukaran waran dan $75 juta investasinya, Dura

menerima pilihan untuk membeli saham biasa Spiros II’s pada harga yang terus meningkat sepanjang

waktu, yaitu sebaik hak khusus terhadap setiap produk yang dikembangkan. Spiros menggunakan

dananya untuk membantu penelitian Dura dalam menghasilkan produk baru.

Hubungan kontraktual antara Dura dan Spiros II disebut R&D Limited Partnership. Berdasarkan

jenis hubungan ini, satu partner umum (dalam kasus Dura) membuat penelitian, dan partner

6

Page 7: analisa entitas akuntansi

terbatasnya (investor publik dalam kasus) mensuplai dana. Perjanjian berbeda dari pendanaan ekuitas

secara tradisional dimana investor terbatas menerima klaim hanya pada proyek penelitian khusus yang

terdapat pada perjanjian. Sebaliknya, bila Dura meningkatkan pendanaan sendiri seluruhnya sebagai

saham publik, pemegang saham baru mempunyai klaim terhadap semua hasil penelitian Dura.

Perjanjian selalu menyediakan cara untuk Dura dalam menangani beberapa risiko gabungan dengan

proyek penelitian yang khusus. Dura secara efektif mengurangi exposure untuk kegagalan dalam

pengembangan dan mengurangi saham yang upside bila obat dihasilkan dan menjadi sukses di pasar.

Bagaimana seharusnya hubungan Dura dan Spiros II dicatat? Apakah Dura melakukan

pengendalian melebihi Spiros II? Bila ya, berarti Spiros II efektif sebagai anak perusahaan. Bila Tidak,

Spiros dapat dipertimbangkan menjadi entitas sebagian. Pertanyaan kunci bagi investor adalah untuk

memahami seberapa banyak risiko proyek dan upsise yang telah terjual oleh Dura. Bila kebanyakan

risiko berada pada pemilik umum Spiros II, maka tidak pantas menggabungkan 2 perusahaan.

Alternatifnya, jika kebanyakan risiko berada pada Dura, maka hasil penggabungan Spiros II’s dengan

Dura akan lebih memberikan pemahanan yang akurat kepada investor atas kinerja Dura.

Secara historis, keputusan untuk menggabungkan Spiros II dapat dijelaskan pada kepemilikan

Dura atas saham Spiros II’s. Bila Dura memiliki lebih dari 50% Saham melalui voting pada Spiros II’s, itu

mensyaratkan terjadinya konsolidasi (penggabungan), selain itu tidak. Bagaimanapun pada tahun 1999,

FASB mengusulkan aturan dalam mendefinisikan pengendalian. Berdasarkan pendekatan itu,

pengendalian dapat didefinisikan seperti kemampuan memperoleh keuntungan dari penggunaan aset

individual (pada perusahaan lain) yang secara esensial sebagai cara yang sama dalam mengendalikan

entitas atas penggunaan aset yang dimiliki secara langsung. Bukti dari pengendalian adalah adanya

dominasi terhadap board of director perusahaan lain, kemampuan untuk memperoleh hak pilih utama

dalam perusahaan lain termasuk kepemilikan sekuritas yang dapat ditukar, kepentingan partner umum

(tunggal) dalam perseroan terbatas, dan kemampuan membubarkan entitas dan mengasumsikan

pengendalian atas asetnya. Aturan pengendalian mensyaratkan Dura melakukan konsolidasi dengan

Spiros II, karena sebagai partner umum dalam persekutuan terbatas dan karena terdapat pilihan untuk

memperoleh Spiros II.

Perhatikan pelaporan Dura atas hubungan dengan Spiros pada tahun 1997 dalam laporan

tahunan. Transaksi utama dicatat sebagai berikut :

Kontribusi pertama sebesar $75 Juta kepada Spiros II dicatat sebagai purchase option expense,

dimasukkan pada Laporan Laba rugi Dura.

Penerbitan waran sebagai bagian dari Spiros II’s public offering dimasukkan pada Dura’s Additional

PIC dan Warrants Process Receivable dicatat pada neraca.

Pembayaran tahunan dari Spiros II untuk penelitian kontrak dicatat sebagai pendapatan kontrak

oleh Dura dan secara efektif di-offset menjadi biaya penelitian dari program pengembangan.

Akhirnya, ketika Dura mempunyai pilihan untuk menjadi partner terbatas pada perjanjian yang

sama, terdapat write-off atas pengeluaran sebagai pembelian R&D

7

Page 8: analisa entitas akuntansi

Fakta bahwa, R&D persekutuan terbatas memungkinkan risiko R&D dibagi diantara partner

sepanjang kesatuan dimana konsolidasi adalah keputusan bersama dimana mengimplikasikan bahwa

kesulitan bagi akuntan untuk menahan keseluruhan risk-sharing yang secara kompleks terjadi pada tipe

hubungan ini. Sebagai hasil, mereka menyediakan kesempatan untuk menganalisis tambahan nilai

melalui identifikasi bagaimana partner membagi risiko dan penghargaan berdasarkan perjanjian dan

bagaimana kejadian ini digambarkan dalam laporan keuangan.

Contoh : Kinerja franchise

Franchise merupakan bentuk organisasi popular yang berasal dari U.S, dimana franchise

mempekerjakan lebih dari 8 juta orang dan menguasai pangsa pasar lebih dari 30% dari semua

penjualan retail. Perusahaan franchise meliputi Mc Donalds, burger King, Kentucky Fried Chicken,

Pizza hut, Holiday Inn, Marriott, Avis, Hertz, H&R Block, dan 7 Eleven Stores.

Tipe franchise adalah sebagai berikut. Franchisor menjual hak untuk mengoperasikan operasi

penjualan dalam lokasi yang telah ditentukan. Franchisee membayar franchise fee di awal untuk

menutup biaya jasa management training, iklan, site selection assistace, jasa pembukuan dan

pengawasan pembangunan. Franchisee juga dipersyaratkan untuk membeli peralatan dan barang dari

franchisor, dan membayar biaya tahunan sesuai dengan jumlah penjualan. Perjanjian franchise sering

memberikan hak kepada franchisor untuk membeli operasi franchise yang menguntungkan maupan

yang merugikan.

Franchising adalah sebuah bentuk organisasi yang efektif karena menyediakan franchisee

dengan beberapa hak dan insentif yang dipersatukan dengan kepemilikan. Tentunya ada juga masalah

potensial yang muncul dari franchise. Contohnya, franshisee menginvestasikan terlalu rendah terhadap

kualitas dari reputasi franchisor. Penyusunan franchise juga mempersulit dalam koordinasi korporat,

dalam hal perubahan produk dan strategi. Akhirnya, franchisee sering difokuskan bahwa setelah

adanya investasi pada pasar di lokasi tertentu, franchisor akan menjual franchise outlet yang lain di

lokasi yang sama, agar terjadi kompetisi.

Pertanyaan sehubungan dengan accounting entity muncul untuk pengaturan franchise adalah

apakah franchisor melakukan kontrol terhadap franchisee sehingga harus melakukan konsolidasi dalam

laporan keuangan. Beberapa faktor menyarankan franchisor untuk memiliki pengendalian yang besar

terhadap franchisee :

Kontrak franchise memberikan hak bagi franchisor untuk melakukan pengawasan yang signifikan

dalam operasi bisnis franchisee dengan mempersyaratkan kualitas standar tertentu dan mengambil

persediaan dari franchisor.

Banyak franchisor mempunyai hak untuk memiliki franchise yang mempunyai laba bagus maupun

tidak.

Franchisor sering memberikan bantuan keuangan kepada franchisee atau adanya jaminan

terhadap hutangnya.

8

Page 9: analisa entitas akuntansi

Pengawasan yang diberikan oleh franchisor kepada franchisee memunculkan pertimbangan

bahwa franchise operation adalah sebuah system bukan entitas yang berdiri sendiri antara franchisor

dan franchisee. Laporan konsolidasi untuk sistem franchise menyediakan informasi mengenai

keseluruhan konsep laba perusahaan. Informasi tersebut mungkin sangat berharga bagi invetor,

khususnya jika franchisor tidak mengoperasikan franchise outlet. Tetapi konsolidasi tidak memberikan

informasi mengenai seberapa besar imbalan terhadap keuntungan dalam sistem franchise yang

diberikan kepada frachisor. Franchisor yang berhasil akan mengkapitalisasikan brand name. Hal ini

menimbulkan tantangan dalam laporan keuangan, jika permintaan franchisor terlalu berlebihan

terhadap franchisee.

Keterbatasan operasi franchise sebagai sebuah sistem, karena franchisor tidak

mengkonsolidasi franchisee. SFAS 45, franchisor dipersyaratkan untuk mengakui pendapatan dari

initial franchise fees sampai semua jasa telah diberikan. Jasa tersebut mencakup jaminan hutang atau

pengawasan untuk operasi franchise. Tetapi peraturan tersebut tidak mempersyaratkan franchisors

untuk menyediakan data penting sehubungan dengan kinerja franchisee-nya. Informasi ini membantu

investor untuk mengevaluasi apakah konsep bisnis ini sukses dan apakah franchisor terlalu berlebihan

dalam hubungan kontrak dengan franchisee. Sebagai hasilnya, ada scope pertimbangan untuk analisa

keuangan dari operasi franchise.

Contoh : Pengendalian manajemen atas pihak rekanan

Beberapa perusahaan mempunyai relasi bisnis dengan perusahaan lainnya yang dimiliki oleh

manajemen. Sebagai contoh, pada 17 Novenber 1997, Zaitun Bhd, perusahaan produk perawatan

pribadi yang berada di Malaysia, mengajukan pembelian sebidang tanah seharga RM 36 juta dari

Benua Rezeki Sdn Bhd. Benua Rezeki Sdn Bhd secara parsial dimiliki oleh dua orang direktur dari

Zaitun (Datuk Mohd Kamal Mohd Eusuff dan Aisha Mohd Eusuff). Pada 31 Desember 1997, Zaitun

menempatkan setoran sebesar RM 18 juta untuk tanah tersebut, dimana jumlah ini adalah 50% dari

total jumlah yang harus dibayar.

Bagi pihak publik yang juga ikut memiliki perusahaan Zaitun, tipe transaksi ini menimbulkan

pertanyaan mengenai apakah harga yang diajukan untuk tanah tersebut telah sesuai dengan harga

pasar wajarnya, atau apakah Zaitun melakukan kelebihan pembayaran untuk tanah tersebut, dimana

hal ini akan memungkinkan direktur dari Zaitun untuk mendapatkan manfaat/keuntungan dengan biaya

yang ditanggung oleh pemilik perusahaan eksternal. Dalam perkembangan berikutnya (pada 15 April

1998), Zaitun membatalkan perjanjian penjualan dan setuju untuk mengembalikan pembayaran uang

mukanya.

9

Page 10: analisa entitas akuntansi

Dalam kasus mengenai transaksi dengan pihak rekanan, pemegang saham eksternal tidak

memiliki pengendalian apapun terhadap pihak rekanan perusahaan tersebut. Konsekuensinya, tidak

ada pertimbangan untuk mengumpulkan kinerja dari dua pihak tersebut. Tantangan bagi pemegang

saham adalah untuk memahami insentif yang diperoleh oleh manajemen dari transaksi tipe ini. Hal ini

dapat dinilai dengan membandingkan pagu manajemen, yaitu dengan membandingkan pagu dalam

pihak rekanan dengan pagu dalam perusahaan yang diaturnya. Jika manajemen memiliki lebih lebih

banyak pagu terhadap pihak rekanan dari yang dimilikinya dalam perusahaan yang diaturnya, hal ini

memiliki potensi untuk terjadinya konflik kepentingan. Pemegang saham kemudian akan tertarik dalam

memahami besarnya transaksi dengan pihak rekanan tersebut dan keuntungan yang diperoleh antara

pihak rekanan dengan perusahaannya. Tidaklah mengejutkan, kebanyakan semua negara

mempersyaratkan perusahaan untuk membuat pengungkapan mengenai transaksi dengan pihak

rekanan untuk meyakinkan bahwa pemegang saham memiliki informasi penuh atas semua potensi dari

timbulnya konflik kepentingan dari manajemen. Sangat menarik untuk mencatat bahwa pada 26

September 1998, Malaysian Securities Commission yang ditegur oleh Zaitun untuk kegagalannya

dalam mengungkapkan penjualan tanah dengan pihak rekanan tersebut.

Key Analysis Question

Hubungan bisnis yang kompleks diantara perusahaan dapat membuat kesulitan untuk

mengukur apakah satu perusahaan memiliki pengendalian terhadap perusahaan lainnya. Analisis

keuangan dapat menambah nilai dengan memahami detail dari tipe hubungan ini dan dampak

potensialnya secara keuangan. Beberapa pertanyaan berikut biasanya sering diajukan untuk tujuan

tersebut adalah:

1. Apakah perusahaan memiliki hubungan yang kompleks dan/atau tidak biasa dengan perusahaan

lain, seperti yang telah dibahas diatas mengenai franchising dan R&D dengan kerjasamama yang

terbatas (limited partnership)? Jika demikian, apa tujuan utama dari hubungan kerjasama ini?

Apakah untuk pengaturan risiko, untuk meningkatkan modal, untuk memelihara aset utama dan

komitmen mengenai pendanaan yang tidak muncul di neraca, atau untuk mengatur pendapatan?

2. Apakah masuk akal untuk mengkonsolidasikan kinerja dari entitas yang berhubungan yang memiliki

hubungan bisnis yang kompleks? Jika tidak, informasi lain apa yang diperlukan dan tersedia untuk

secara penuh memahami dampak keuangan dari hubungan tersebut?

3. Bagaimanan cara perusahaan menggunakan hubunan bisnis untuk mengatur risiko? Jika hal

tersebut memiliki pilihan (option) untuk memperoleh perusahaan lain, bagaimanan cara meng-

10

Page 11: analisa entitas akuntansi

exercise pilihan (option) tersebut? Apakah exercise tersebut berada dalam jalur yang konsisten

dengan tujuan perusahaan?

4. Apakah perusahaan memiliki transaksi dengan pihak rekanan? Jika ya, siapa pihak rekanan

tersebut? Mekanisme kepemimpinan apa yang melindungi hak dari pemegang saham eksternal?

Apakah terdapat bukti bahwa sumber daya yang digunakan yang dikeluarkan oleh perusahaan

dalam transaksi dengan pihak rekanan dibiayai oleh pemegang saham eksternal?

TANTANGAN KETIGA: SULIT MENDEFINISIKAN DAN MENGUKUR KINERJA SEGMEN BISNIS

INTI

Untuk perusahaan di dalam bisnis yang berbeda, penggabungan informasi menyediakan para

investor dengan suatu ikhtisar yang baik dari kinerja entitas keseluruhan. Bagaimanapun, para investor

juga mungkin tertarik untuk memahami bagaimana unit bisnis terpisah dilaksanakan. Sebagai hasilnya,

diversifikasi perusahaan menyediakan data yang dipisahkan pada kinerja dari segmen bisnis utama

mereka dalam catatan atas laporan keuangan.

Pelaporan segmen menghasilkan suatu jumlah tantangan pengukuran :

a. Banyak cara berbeda mendefinisikan segmen bisnis, membuatnya sulit untuk membandingkan

kinerja dari segmen yang serupa menurut dugaan sepanjang perusahaan atau bahkan dari waktu

ke waktu untuk perusahaan yang sama.

b. Analisa adalah secara khusus menantang untuk perusahaan dengan segmen jasa keuangan

yang mana memiliki model bisnis yang sangat berbeda dari segmen operasi lainnya.

c. Jika ada transaksi antara segmen bisnis meliputi harga transfer antar perusahaan, sulit untuk

mengevaluasi kinerja dari segmen individu.

Contoh : Mendefinisikan segmen-segmen bisnis

Para manajer secara tradisional telah mampu mengeksekusi keputusan yang dapat

dipertimbangkan dalam memutuskan bagaimana mendefinisikan unit bisnis untuk pelaporan segmen.

Suatu jumlah efek faktor bagaimana segmen bisnis diatur. Mereka dapat disusun untuk menciptakan

sinergi manajemen dan operasi antara unit dengan pengembangan yang tumpang tindih, produksi, atau

proses distribusi. Sebagai contoh, dalam laporan tahunan 1998-nya, infomasi terpisah yang

diungkapkan Eastman Kodak untuk empat segmen yang utama didefinisikan oleh kebutuhan gambaran

dari grup konsumen utama perusahaan: Consumer Imaging, Kodak Professional, Health Imaging, dan

Other Imaging. Segmen Consumer Imaging memproduksi film, kertas, obat-obatan, kamera, peralatan

proses-foto, dan jasa proses foto untuk konsumen. Segmen Kodak Profesional melayani konsumen

profesional. Segmen Health Imaging membuat film medis dan peralatan pemrosesan. Akhirnya,

segmen Other Imaging adalah segala jenis bisnis imaging kodak lainnya, meliputi film gambar hidup,

mesin copy, peralatan mikrofilm, printer, scanner, dan peralatan bisnis lainnya.

Definisi segmen dapat juga merefleksikan keinginan manajemen untuk menyembunyikan

informasi yang sensitif. Sebagai contoh, pada tahun 1998, Merck&Co. Mengoperasikan 2 bisnis primer,

11

Page 12: analisa entitas akuntansi

Merck Pharmaceutical dan Merck-Medco Managed Care, tetapi pelaporan yang diabaikan setiap

segmen data pada 2 bisnis primer tersebut. Merck Pharmaceutical menemukan, mengembangkan,

memproduksi, dan memasarkan resep obat untuk perlakuan penyakit manusia, dimana Merck-Medco

menghasilkan pendapatan dari pengisian dan mengatur resep dan program manajemen kesehatan.

Manajemen Merck memberi perhatian bahwa pelaporan data segmen untuk 2 bisnis ini akan membuat

strategi harganya lebih transparan kepada konsumen. Secara potensial mengurangi kekuatan tawar

menawar di masa depan perusahaan dalam negosiasinya dengan penyedia obat-obatan.

Bagaimanapun, sebelum 1998 perusahaan tersebut perlu untuk melaporkan data segmen untuk 2

bisnis untuk memuaskan peraturan FASB baru pada pengungkapan segmen.

Akhirnya, definisi segmen dapat digunakan oleh manajemen sebagai suatu cara

menyembunyikan kinerja lemah dari investor dalam suatu atau lebih unit bisnis. Sebagai contoh,

manajemen secara khusus mungkin sensitif mengenai kinerja lemah dari akuisisi terbaru dan boleh

memilih untuk mengkombinasikannya dengan kinerja kuat untuk tujuan pelaporan segmen.

Dalam tahun 1998 FASB mencoba untuk mengurangi tingkat dari judgement manajemen dalam

definisi pelaporan segmen. Segmen yang didefinisikan dalam SFAS 131 untuk laporan keuangan

menggunakan pendekatan manajemen. Di bawah pendekatan ini perusahaan perlu melaporkan data

segmen untuk unit bisnis signifikan yang mana “informasi laporan terpisah adalah... secara tetap

ditinjau kembali oleh kepala pembuat keputusan operasi dalam menentukan bagaimana

mengalokasikan sumber daya dan dalam membantu kinerja”. Suatu segmen signifikan adalah yang

memiliki aktiva, pendapatan atau laba termasuk sedikitnya 10% dari aktiva, pendapatan atau laba

konsolidasi. Standar mempersyaratkan perusahaan untuk mengungkapkan pendapatan, laba dan

aktiva untuk segmen inti.

Pengaruh keseluruhan dari standar FASB pada pengungkapan segmen belum dianalisa.

Bagaimanapun, hal itu memiliki suatu dampak pada pelaporan oleh beberapa perusahaan. Sebagai

contoh, seperti yang dicatat diatas. Merck memperluas pengungkapan segmennya untuk melaporkan

data kedua bisnisnya tersebut. Sebagai tambahan, sebelum 1998, IBM hanya melaporkan pendapatan

untuk segmen bisnisnya. Beberapa analis berspekulasi bahwa keputusan ini dibuat untuk mengabaikan

pengungkapan kerugian yang besar dalam segmen perhitungan personal. Dalam tahun 1998 IBM

mengadopsi SFAS 131 dan mulai melaporan data laba operasi untuk semua segmennya. Hasil yang

menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kerugian yang cukup besar dalam tahun 1998 dalam segmen

sistem personal (suatu kerugian sebelum pajak adalah $12.8 triliun dari 10 triliun pendapatan)

Contoh : Perusahaan Keuangan

12

Page 13: analisa entitas akuntansi

Tantangan yang lain di dalam analisa bagian data yang timbul untuk perusahaan dengan

persewaan, real estate, pembiayaan, atau cabang asuransi. Model ekonomi untuk perusahaan ini

adalah berbeda dari perusahaan untuk retail, manufakturing, atau perusahaan jasa lain. Banyak

perusahaan dengan cabang keuangan memperlihatkan konsolidasi seperti “nonhomogeneous”

menyimpangkan rasio kunci perusahaan induk, terutama leverage, rasio modal kerja, dan marjin kotor.

Sebagai contoh, pertimbangkan pengaruh dari cabang keuangan IBM'S atas kinerjanya. Di dalam 1998

cabang keuangan mempunyai asset $ 40.1 milyar dan $ 46 milyar untuk perusahaan induk, dan marjin

laba sebelum pajak 32 persen dan 11 persen untuk perusahaan secara keseluruhan. Secara signifikan

leverage telah lebih tinggi dibanding perusahaan induk. Faktor ini membuatnya sulit untuk

membandingkan kinerja IBM dengan perusahaan komputer yang lain yang tidak punya cabang

keuangan seperti itu.

Sebelum adanya SFAS 94, banyak perusahaan U.S. memilih akun untuk cabang keuangan

dengan menggunakan metode ekuitas daripada konsolidasi penuh. Seringkali, suatu laporan laba rugi

dan neraca untuk cabang keuangan juga diungkapkan. SFAS 94 menghentikan kebiasaan ini dan

mempersyaratkan perusahaan keuangan untuk mengkonsolidasikannya. Perusahaan yang menyajikan

laporan keuangan secara terpisah untuk cabang keuangan diperlukan untuk melanjutkan kebiasaan ini.

Pertanyaannya adalah mana yang terbaik untuk evaluasi perusahaan dengan cabang

keuangan yang kompleks, apakah menggunakan konsolidasi atau informasi segmen. Banyak

perusahaan dengan cabang keuangan menyediakan pengungkapan tambahan untuk membantu analis

benchmark dengan kinerja perusahaan yang beroperasi sebagai kesatuan yang berdiri sendiri.

Bagaimanapun, pendekatan ini mengabaikan banyak interaksi yang terjadi antara operasi dan segmen

keuangan. Sebagai contoh, beberapa perusahaan menggunakan cabang keuangan untuk menyediakan

pembiayaan murah (low cost financing) untuk customer mereka, mempengaruhi penetapan harga dan

strategi penjualan untuk segmen yang lain. Membandingkan data kinerja untuk perusahaan ini atas

perusahaan lain di dalam industri yang sama mungkin untuk membuka strategi ini. Kemudian yang

penting untuk analisa data konsolidasi untuk memahami kinerja dari keseluruhan portofolio penyediaan

jasa pada pelanggan.

Contoh : Transaksi Intersegmen

Tantangan terakhir untuk pelaporan divisi adalah peloporan transaksi antar divisi, seperti

penjualan antar divisi dan alokasi beban umum sepanjang transaksi antar divisi. Menurut SFAS 131,

perusahaan harus menggunakan harga transfer yang sama dan alokasi biaya untuk peloporan divisi

yang digunakan secara internal. Akan tetapi, SFAS juga mengijinkan manajemen untuk mempunyai

pertimbangan pengendalian sepanjang pelaporan kinerja untuk semua divisi. Sebagai contoh, dengan

13

Page 14: analisa entitas akuntansi

harga transfer yang relatif tinggi, manajemen dapat meningkatkan kinerja pelaporan dari divisi

penjualan yang merupakan beban bagi divisi pembelian.

Banyak faktor dapat mempengaruhi manajer untuk keputusan harga transfer. Hal ini meliputi

fasilitas alokasi efisien dari sumber daya dalam perusahaan, motivasi divisi manajemen, optimalisasi

pajak, dan pengaruh pelaporan kinerja keuangan. Oleh karenanya, susah untuk mengetahui bagaimana

menginterprestasikan kinerja divisi ketika transaksi antar divisi sangat tinggi. Apakah satu segmen

unggul karena ada kebijakan penentuan harga transfer perusahaan ? Jika demikian, apa motif

manajemen untuk kebijakan ini?

Dengan cara yang sama, alokasi dari beban umum dapat meningkatkan kesulitan dalam

menginterprestasikan kinerja divisi. Apakah kinerja salah satu divisi menjadi bagus karena menerima

alokasi biaya yang rendah dari beban umum? Jika benar, apa motivasi manajemen untuk kebijakan ini?

Apakah perusahaan menerapkan sistem alokasi yang salah? Apakah manajemen berusaha untuk

menaikkan kinerja dari salah satu divisi? Apakah implikasi internal yang potensial dari pendekatan

alokasi beban perusahaan?

Key Analysis Question

Tantangan dalam mendefinisikan segmen bisnis dan mengukur kinerjanya menyediakan

beberapa hal dalam analisis keuangan. Dengan pengendalian manajemen terhadap perusahaan dan

pelaporan segmen tertentu, analis dapat menambah nilai dengan mengevaluasi cara segmen berbisnis

dan kinerja dari masing-masing bisnis. Beberapa pertanyaan yang digunakan dalam menganalisis data

segmen :

1. Apa usaha utama dari perusahaan multibisnis? Bagaimana cara mengagregasi usaha utama ini

dalam segmen untuk kepentingan pelaporan? Apakah manajemen tampak mengagregasi data

segmen pada cara tertentu untuk menghilangkan penyajian informasi penting yang menjadi bagian

dari operasi? Bila ya, apakah manajemen yakin bahwa data adalah proprietary atau hanya

menyembunyikan kinerja buruk dari unit?

2. Apa hubungan bisnis antar segmen? Pertanyaan ini merupakan inti dari strategi perusahaan.

Bagaimana hubungan ini mempengaruhi transaksi intersegmen? Apakaha perusahaan

menggunakan satu segmen untuk membedakan pelanggan? Seberapa bergunakah data segmen

bila mempertimbangkan hubungan di antara segmen?

3. Apakah hubungan antara kinerja segmen dengan perusahaan dalam industri yang sama? Apakah

menajemen menampilkan kinerja segmen yang buruk yang merupakan beban yang berasal dari

unit bisnis yang lain?

RINGKASAN

Prinsip Entity mendefinisikan batasan perusahaan untuk tujuan pelaporan finansial. Saat satu

perusahaan mengontrol sumber yang lain, ini mengkonsolidasi performa dua perusahaan seolah

mereka adalah Entity tunggal, dengan menggunakan metode pembelian atau metode "pooling-of-

14

Page 15: analisa entitas akuntansi

interest". Jika perusahaan tidak mengontrol tapi mempunyai pengaruh yang signifikan atas perusahaan

lain, ini melaporkan investasinya dengan menggunakan metode ekuitas “konsolidasi satu-line”.

Kontrol dinilai saat perusahaan memegang lebih dari 50 persen voting stock perusahaan lain.

Satu perusahaan dilihat mempunyai pengaruh yang signifikan atas yang lain saat ini memegang antara

20 persen dan 50 persen voting stocknya. Tapi, seperti yang kita lihat di bab ini, implementasi prinsip

Entity ini tidak langsung. Tantangan implementasi utama muncul saat :

1. Satu perusahaan dapat mengontrol atau mempunyai pengaruh yang signifikan atas yang lain tanpa

mempunyai lebih dari 50 persen atau 20 persen stocknya.

2. Sulit menilai siapa yang mengontrol siapa di kombinasi bisnis.

3. Ada relasi bisnis yang kompleks antar perusahaan yang sulit diklasifikasikan dengan menggunakan

definisi kontrol tradisional. Ini mencakup kerjasama R&D dan pengaturan franchise.

Untuk perusahaan yang mengkonsolidasi kinerja unit-unit multi bisnis, investor juga tertarik

dengan performa setiap unit bisnis. Oleh karena itu, perusahaan melaporkan data segmen di footnote

laporan finansial mereka. Pelaporan segmen menghadapi sejumlah tantangan. :

1. Pertama, ada beberapa cara mendefinisikan segmen, sehingga sulit membandingkan segmen-

segmen antar perusahaan atau bahkan untuk perusahaan yang sama.

2. Kedua, manajer sering menciptakan segmen multi bisnis karena mereka percaya bahwa disana ada

kesempatan untuk menciptakan sinergi. Misalnya, beberapa perusahaan menggunakan subsidiary

finansial untuk mensubsidi konsumen divisi operasional. Perusahaan lain mempunyai transaksi

inter segmen yang signifikan. Di setiap kasus, sulit mengetahui bagaimana menginterpretasikan

data segmen, karena ini adalah subyek cross-subsidi, harga transfer dan alokasi biaya yang tidak

akan muncul untuk perusahaan bisnis tunggal.

Aturan akuntansi Entity dan penyingkapan segmen menyediakan kesempatan bagi analis

finansial untuk mengevaluasi akuntansi Entity perusahaan. Aturan untuk mengukur kontrol mengijinkan

manajemen untuk menghindari konsolidasi beberapa tipe perusahaan yang mempunyai kontrol efektif.

Aturan tentang "pooling-of-interest" membuat beberapa perusahaan dapat menggunakan metode

pooling untuk menghindari biaya real akuisisi di laporan finansial. Pertanyaan Entity dimunculkan oleh

aturan dan praktek yang membuat analis dapat menambah nilai dengan menilai apakah akuntansi

perusahaan menunjukkan gambaran yang akurat tentang seluruh aktivitas operasional atau tidak. Jika

tidak, analis dapat berusaha memperkirakan efek konsolidasi. Untuk penyingkapan segmen, analis

dapat menambah nilai dengan menilai kualitas definisi segmen manajemen. Mereka dapat juga menilai

relevansi data segmen untuk analisis bisnis, dengan melihat ekstensi transaksi inter segmen dan

subsidiary antar segmen.

15