ANALISA EFISIENSI PEMESANAN BARANG DENGAN …

17
ANALISA EFISIENSI PEMESANAN BARANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PERUSAHAAN YANG MEMPRODUKSI SPAREPART OTOMOTIVE DI BEKASI INDONESIA Fajar Azzam Pasha Akhmad Universitas Mitra Karya ABSTRAKSI Pada perusahaan ini penulis mengamati penentuan kriteria sub kontraktor belum ada standar yang baku, sehingga tidak jarang terjadi permasalahan dikemudian hari ketika mengorder material atau part yang dikerjakan diluar. Diantara permasalahan tersebut misalnya : kualitas, ketetapan delivery dan harga yang kurang kompetitif. Sehingga pada akhirnya barang yang dikirim ke perusahaan kurang memenuhi standar efficiency (QCD). Dalam pelaksanaan penulisan skripsi ini, yang menjadi pokok permasalahan adalah : bagaimana mengoptimalkan pemesanan barang dari pemasok dengan memperhatikan performasi pemasok sehingga dapat memenuhi standar efficiency (QCD).Salah satu dari cara mengoptimalkan system supply chain tersebut, kami memilih teknik pemilihan subkontraktor dengan menggunakan pendekatan Analaythical Hierarchy Process (AHP). Hal ini menjadi pilihan penelitian ini. Karena penentuan subkontraktor memegang peranan yang sangat penting, dimana akan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan proses kelancaran produksi di suatu perusahaan. Untuk menerapkan Supply Chain Management (SCM) yang sesuai dengan strategis bisnis, terlebih dulu dilakukan penyusunan kriteria perusahaan pemasok yang didapat dari hasil brainstroeming dengan bagian Purchasing. Kriteria yang menjadi kebijakan yaitu Quality, Cost, Delivery. Hirarki yang dibuat berdasarkan pemilihan pemasok RAW Matrial ( Roll Matrial ).Dari kriteria ke lima pemasok, prioritas tertinggi ada pada PT. POSMI untuk kriteria-kriteria lainnya secara keseluruhan sebagai perusahaan pemasok terbaik sesuai dengan perhitungan nilai priorita ini berarti PT. POSMI mendominasi 85% Quality, 81% Delivery, 40% Cost, dan 75% Improvement, secara keseluruhan dan menjadi perusahaan pemasok terpilih dibandingkan dengan perusahaan pemasok lain. Keyword : AHP, Supply Chain Management I.PENDAHULUAN Pada krisis global tahun 2008 yang lalu, dihampir semua perusahaan mengalami kendala mengenai penjadualan produksi. Khususnya perusahaan-perusahaan manufaktur, salah satunya seperti perusahaan yang kami teliti. Hal ini dikarekanan forecast dari customer tidak diterima atau kalaupun diterima, tetapi hanya satu atau dua bulan ke depan. Akibat pengiriman forecast ke supplier, dan penjadualan untuk pembelian material untuk memenuhi rencana produksional lead time-nya

Transcript of ANALISA EFISIENSI PEMESANAN BARANG DENGAN …

Page 1: ANALISA EFISIENSI PEMESANAN BARANG DENGAN …

ANALISA EFISIENSI PEMESANAN BARANG DENGAN

MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALYTICAL

HIERARCHY PROCESS (AHP)

PADA PERUSAHAAN YANG MEMPRODUKSI SPAREPART

OTOMOTIVE DI BEKASI INDONESIA

Fajar Azzam Pasha Akhmad

Universitas Mitra Karya

ABSTRAKSI

Pada perusahaan ini penulis mengamati penentuan kriteria sub kontraktor belum ada

standar yang baku, sehingga tidak jarang terjadi permasalahan dikemudian hari ketika

mengorder material atau part yang dikerjakan diluar. Diantara permasalahan tersebut

misalnya : kualitas, ketetapan delivery dan harga yang kurang kompetitif. Sehingga pada

akhirnya barang yang dikirim ke perusahaan kurang memenuhi standar efficiency (QCD).

Dalam pelaksanaan penulisan skripsi ini, yang menjadi pokok permasalahan adalah :

bagaimana mengoptimalkan pemesanan barang dari pemasok dengan memperhatikan

performasi pemasok sehingga dapat memenuhi standar efficiency (QCD).Salah satu dari

cara mengoptimalkan system supply chain tersebut, kami memilih teknik pemilihan

subkontraktor dengan menggunakan pendekatan Analaythical Hierarchy Process (AHP).

Hal ini menjadi pilihan penelitian ini. Karena penentuan subkontraktor memegang

peranan yang sangat penting, dimana akan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan

proses kelancaran produksi di suatu perusahaan. Untuk menerapkan Supply Chain

Management (SCM) yang sesuai dengan strategis bisnis, terlebih dulu dilakukan

penyusunan kriteria perusahaan pemasok yang didapat dari hasil brainstroeming dengan

bagian Purchasing. Kriteria yang menjadi kebijakan yaitu Quality, Cost, Delivery. Hirarki

yang dibuat berdasarkan pemilihan pemasok RAW Matrial ( Roll Matrial ).Dari kriteria

ke lima pemasok, prioritas tertinggi ada pada PT. POSMI untuk kriteria-kriteria lainnya

secara keseluruhan sebagai perusahaan pemasok terbaik sesuai dengan perhitungan nilai

priorita ini berarti PT. POSMI mendominasi 85% Quality, 81% Delivery, 40% Cost, dan

75% Improvement, secara keseluruhan dan menjadi perusahaan pemasok terpilih

dibandingkan dengan perusahaan pemasok lain.

Keyword : AHP, Supply Chain Management

I.PENDAHULUAN

Pada krisis global tahun 2008 yang lalu, dihampir semua perusahaan mengalami

kendala mengenai penjadualan produksi. Khususnya perusahaan-perusahaan

manufaktur, salah satunya seperti perusahaan yang kami teliti. Hal ini dikarekanan

forecast dari customer tidak diterima atau kalaupun diterima, tetapi hanya satu atau

dua bulan ke depan. Akibat pengiriman forecast ke supplier, dan penjadualan

untuk pembelian material untuk memenuhi rencana produksional lead time-nya

Page 2: ANALISA EFISIENSI PEMESANAN BARANG DENGAN …

pendek sehingga pengadaan barang dari supplier sering terlambat dan berakibat

pada pembuatan barang terlambat dan ini akan mengakibatkan pengiriman barang

ke customer juga mengalami keterlambatan pula.

Dalam rangka mengoptimalkan pemesanan barang ke subcontraktor yang akan

menunjang kelancaran produksi, perlu kiranya supply chain yang terintegrasi

antara customer, dengan supplieratau subkontraktor. Sehingga tercipta system

informasi yang terpadu, yang akan menghasilkan suatu yang saling

menguntungkan.

Salah satu dari cara mengoptimalkan system supply chaintersebut, kami memilih

teknik pemilihan subkontraktor dengan menggunakan pendekatan Analytical

Hierarchy Process (AHP). Hal ini menjadi pilihan penelitian ini, karena penentuan

subkontraktor memegang peranan yang sangat penting, dimana akan sangat

berpengaruh terhadap kelangsungan proses kelancaran produksi di suatu

perusahaan.

Kinerja perusahaan merupakan tingkat pencapaian perusahaan dalam

melaksanakan kegiatan atau aktivitas yang menjadi tanggung jawabnya dalam

mengoptimalkan pencapaian visi, misi, dan tujuan yang telah ditetapkan

perusahaan yang dapat dinilai dengan cara membandingkan pencapaian dengan

target atau dengan kinerja beberapa perusahaan di industry yang sama. Agar

sesuatu perusahaan dapat bersaing dan memiliki kinerja perusahaan yang baik

maka dapat didukung dengan supply chain.

Di perusahaan, kami mengamati pemesanan barang dengan item yang sama, sering

berganti-gantu subkontraktor. Selain itu penentuan kriteria subkontraktor belum

ada standarnya, sehingga tidak jarang terjadi permasalahan dikemudian hari.

Diantara permasalahan tersebut misalnya : kualitas, ketepatan delivery, harga yang

tidak kompetitif, peralatan yang kurang memadai, sehingga pada akhirnya barang

yang dikirim ke peusahaan kurang memenuhi standar efficiency (QCD).

Supply Chain (rantai pasokan) adalah suatu system organisasi yang menyalurkan

barang produksi dan jasa kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan

jaringan-jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan dengan tujuan

yang sama yaitu sebaik mungkin mengadakan barang, menyalurkan barang dan

Page 3: ANALISA EFISIENSI PEMESANAN BARANG DENGAN …

jasa termasuk pengubahan barang tersebut, contohnya dari barang mentah menjadi

barang setengah jadi ataupun dari setengah jadi menjadi finish good.Konsep supply

chain merupakan konsep baru dalam persoalan logistik. Dalam penerapan konsep

terdahulu permasalahan yang lebih dihadapi lebih sebagai persoalan internal

masing-masing perusahaan dan solusi pemecahan masalah dititikberatkan pada

tingkat internal perusahaan masing-masing pula. Kemudian konsep yang baru

menawarkan integrase dan jangkauan yang luas dalam jaringan logistic yang

terbentang panjang mulai dari pengadaan bahan dasar hingga barang jadi yang

digunakan oleh konsumen tingkat akhir.

Manajemen rantai pasokan atau disebut supply chain management merupakan

pengelolaan informasi, barang dan jasa mulai dari yang paling awal sampai akhir

dengan menggunakan pendekatan system distribusi yang terintegrasi dengan tujuan

yang sama.

Supply Chain Management meliputi beberapa tahap penerapan distribusi :

a. Pengangkut (Transportasi)

b. Pentransfer kredit dan tunai

c. Pemasok

d. Distribusi dan bank

e. Utang dan piutang

f. Pergudangan

g. Pemenuhan pesanan

h. Transformasi informasi mengenai ramalan permintaan produksi dan

pengendalian persediaan

Pemikiran yang mendalami hal ini adalah terfokus pada pencapaian efisiensi dan

efektifitas nilai pada rantai pasokannya. Kegiatan para manajer rantai pasokan

meliputi disiplin ilmu akuntansi, pemasaran dan manajemen operasi.

Supply Chain Management berkaitan dengan siklus lengkap bahan baku dari

pemasok, ke produksi, ke gudang, pendistribusian, sampau ke konsumen.

Sementara perusahaan meningkatkan kemampuan bersaing melalui penyesuaian

produk, kualitas yang tinggi, pengangguran biaya dan kecepatan mencapai pasar

Page 4: ANALISA EFISIENSI PEMESANAN BARANG DENGAN …

diberikan penekanan tambahan terhadap rantai pasokan. Untuk lebih jelasnya

mengenai rantai pasokan dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar Rantai Pasokan

Banya peluang yang tersedia dalam supply chain management untuk meningkatkan

nilai produk dengan biaya rendah. Dipihak pemasok teknik-teknik Just In Time

(JIT) dan kerjasama yang dapat membantu distribusi merupakan bagian dari supply

chain management. Dengan bantuan rancangan dan bantuan pemasok, suatu

perusahaan manufaktur dapat mempertahankan karakteristik generiknya dari

produknya selama mungkin. Teknik ini dikenal dengan nama Postphonement.

Postphonement menunda modifikasi atau penyesuaian produk selama mungkin.

Misalnya Hawlett-Packard (HP), setelah menganalisis rantai pasokan untuk

printer yang diproduksi, bersikeras bahwa bila pasokan steker printernya dipindah

PEMASOK

INFORMASI

PENJADUALANN

KONSUMEN

PERSEDIAAN

KAS

KONSUMEN

PEMASOK

KREDIT

KONSUMEN

PERSEDIAAN

BAHAN BAKU

KONSUMEN

PEMASOK

PERUSAHAAN /

ORGANISASI

DISTRIBUTOR

Page 5: ANALISA EFISIENSI PEMESANAN BARANG DENGAN …

dari printer itu sendiri kedalam suatu kabel listrik, HP dapat mengangkut

printernya kemana pun diseluruh dunia. HP melakukan modifikasi terhadap

printernya, kabel listriknya, pengemasan dan dokumentasinya, sehingga hanya

kabel listrik dan dokumentasi saja yang perlu ditambahkan di titik distribusi akhir.

Modifikasi ini memungkinkan dapat memanufaktur dan menyimpan persediaan

yang terpusat dari printer untuk diangkut mengiringi perubahan harga. Hanya

system listrik dan dokumentasi yang unik yang perlu disimpan disetiap negara.

Pemahaman atas keseluruhan rantai pasokan ini mengurangi resiko dan juga

investasi dalam persediaan.

Disisi distribusi, sering kali digunakan teknik yang dinamakan drop ship

yang berarti pemasok akan langsung mengirimkan kekonsumen sebagai pemakai,

dan bukan kepada penjual, agar menghemat waktu dan biaya mengangkut ulang.

Ukuran-ukuran lain yang biasa dipakai namun menghemat biaya mencakup

penggunaan kemasan khusus, label khusus dan lokasi tertentu dari label atau kode

barang (barcode). Bentuk lain yang dapat ditambahkan adalah ukuran dan jumlah

unit yang dimasukan kedalam peti container. Penghematan yang substansial dapat

menguntungkan unutk pedagang besar maupun eceran karena dapat membantu

mengatasi kerugian dalam bentuk hilang, rusak, atau dicuri, barang dagangannya

dan juga mengurangi biaya penyimpanan.

Teknik-teknik lainnya dibawah paying manajemen rantai pasokan adalah :

a. Pembentukan lini kredit bagi pemasok.

b. Pembentukan float bank (waktu uangnya sedang dalam transit).

c. Pengkordinasian produksi dan jadual pengiriman dengan pemasok dan

distributor.

d. Pemanfaatan yang optimal atas ruangan digudang penyimpanan.

Kunci supply chain management yang dinilai efektif adalah dengan

penyeimbangan arus produksi dengan permintaan konsumen yang selalu berubah-

ubah.

Page 6: ANALISA EFISIENSI PEMESANAN BARANG DENGAN …

Dilingkungan operasi, fungsi pembelian biasanya dikelola oleh agen pembelian

yang secara formal memegang wewenang untuk melaksanakan kontrak atas nama

perusahaan. Diperusahaan-perusahaan besar, agen pembelian ini dapat juga

merupakan staf yang juga pembeli ekspeditur. Pembeli mewakili perusahaan yang

bersangkutan, menjalankan semua kegiatan departemen pembelian kecuali

penanda-tangan kontrak. Ekspeditur membantu pembeli untuk menindak-lanjuti

pembeli agar dapat dipastikan bahwa pengiriman barang tepat pada waktunya.

Didalam perusahaan-perusahaan besar manufaktur fungsi pembeli didukung oleh

engineering drawing dan spesifikasi dari produk-produk yang dibuat, dokumen-

dokumen pengendalian mutu, dan kegiatan pengujian yang mengevaluasikan item-

item yang dibeli. Didalam lingkungan jasa peranan pembelian terhapus karena

produk primernya merupakan produk intelektual. Di organisasi hokum maupun

pengobatan, misalnya : item utama yang diperoleh adalah fasilitas kantor,

perabotan, peralatan, mobil, serta perlengkapan. Meskipun demikian, jasa

semacam transportasi dan restoran, fungsi pembeliannya sangat penting.

Peranan departemen pembelian disini adalah mengevaluasi pemasok-pemasok

alternative dan memberikan data-data yang actual, akurat dan lengkap serta relevan

untuk alternative pembelian.

II.METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian yang dilakukan untuk menyelesaikan penelitian ini, Studi

pendahuluan yang dilakukan adalah penyusunan kriteria perusahaan pemasok.

Kriteria apa saja yang diinginkan oleh perusahaan dalam memilih perusahaan

pemasok RAW Matrial. Kriteria perusahaan pemasok didapatkan dari hasil

brainstoreming dengaan divisi purchasing etelah melakukan studi pendahuluan,

maka dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi pada PT. Hanken Indonesia

yaitu masalah pemilihan perusahaan pemasok yang efektif dengan memperhatikan

performasi pemasok.

III.HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 7: ANALISA EFISIENSI PEMESANAN BARANG DENGAN …

A.HASIL

Perusahaan yang berdomisili dikawasan Industri MM2100 Cikarang Barat Bekasi,

merupakan perusahaan Penanaman Modal Asing yang bergerak disektor penjualan

komponen alat-alat berat (traktor). Perusahaan ini berdiri pada tahun 1995 yang

memiliki Customer baik dalam maupun luar negeri. Customer terbesar dari

perusahaan ini adalah Komatsu Grup. Sesuai dengan akte pendiriannya pada tahun

1995, tepatnya pada bulan juli 1995 adalah sebuah perusahaan manufaktur yang

bergerak dalam Sheet Metal Fabrication (Perusahaan Pabrikasi / Manufaktur

dengan bahan dasar baja ) yang memproduksi Spare Part alat-alat berat selain

engine, yang mengekspor produknya kebeberapa negara besar seperti Amerika,

China, Eropa, Jerman, Jepang dan Thailand, dan selebihnya untuk produk local.

Produk atau barang yang dihasilkan oleh PT. Hanken Indonesia adalah komponen-

komponen alat berat seperti :

Tabel Produk-produk PT. Hanken Indonesia

Nama Produk Komponen Alat Berat Spesifikasi

Fuel Tank Excavator Komatsu PC 200-6

Hydraulic Excavator PC 1250 HD 785

Battery Case Excavator PC 200

Cover Door Excavator PC 200

Muffler Excavator PC 200

Filter Case Excavator PC 200

Fuel Tank Hd465 Drum Truck PC 2000

Hydraulic Tank

Hd465 Drum Truck

PC 2000

Hood Vibrating Roller PC 78US-5

Dash Boadr Vibrating Roller PC 78US-5

Base Generator PC 200

Page 8: ANALISA EFISIENSI PEMESANAN BARANG DENGAN …

Kriteria diatas dipilih berdasarkan atas pertimbangan kualitas dan delivery yang

tepat dan sesuai, karena tujuan dari pertimbangan itu sendiri adalah membantu

identifikasi kualitas produk yang dapat diperoleh secara eksternal dan juga

mengembangkan, mengevaluasi, dan menentukan alternative-alternatif yang

terbaik bagi produk tersebut.

B.PEMBAHASAN

Untuk dapat menganalisis data, maka kita akan menganalisis tiap-tiap

kriteria yang dimiliki oleh setiap perusahaan pemasok tersebut.

Tabel Responden Value Character

NO ITEM JUMLAH % RESPON KETERANGAN

1 QUALITY 12 0,386

2 COST 7 0,240

3 DELIVERY 6 0,210

4 IMPROVEMENT 5 0,164

Untuk kriteria Cost Material. Kriteria ini menjadi urutan ke dua setelah

Quality dengan nilai 0,240 atau 24%, hal ini terlihat jelas bahwa biaya material

memiliki pengaruh terhadap kualitas material yang baik. Apabila kualitas

materialnya memiliki kualitas yang baik maka harganya pun juga mahal.

Masalahnya harga sangat sensitive sekali, karena ini berpengaruh terhadap harga

jual produk yang akan dibebankan kepada konsumen. Apabila terlalu mahal,

produk juga akan sulit terjual.

Tabel Kriteria Faktor QCD Supplier

NO SUPPLIER COST % Q’LITY % DVRY %

1 POSMI 12 39,6% 12 38,6% 11 35,6%

2 USC 11 36,2% 10 34,8% 11 36,2%

Page 9: ANALISA EFISIENSI PEMESANAN BARANG DENGAN …

3 PANDAWA 3 11,4% 5 17,4% 5 17,7%

4 PERSADA 4 12,8% 3 9,2% 3 10,5%

Diantara keempat perusahaan pemasok ini ada dua yang memiliki harga yang

tinggi yaitu POSMI dan USC. Untuk perusahaan POSMI mendominasi sebesar

0,396 atau 39,6%. Dan untuk perusahaan USC menduduki urutan yang kedua

sebesar 0,362 atau 36,2%, sedangkan perusahaan PERSADA sebesar 0,128 atau

12,8%, dan perusahaan PANDAWA sebesar 0,114 atau 11,4%. Kedua perusahaan

ini memang menjual materialnya lebih murah, namun perusahaan sangat terlalu

mensaingkan terhadap kualitas materialnya.

Kriteria quality merupakan factor yang paling dominan, hal ini dianggap bahwa

untuk membuat produk yang baik dan dapat diterima atau bersaing di pasaran

harus membutuhkan material yang berkualitas. Bila dilihat secara keseluruhan

perusahaan POSMI memiliki urutan pertama yaitu sebesar 0,386 atu 38,6%, karena

POSMI memang memiliki kualitas material yang sangat baik, dan lebih

mengutamakan mutu sehingga dari segi cost material menjadi mahal. Untuk

perusahaan USC menduduki urutan kedua sebesar 0,348 atau 34,8%, untuk

perusahaan PERSADA sebesar 0,174 atau 17,4% dan perusahaan PANDAWA

sebesar 0,092 atau 9,2%.

Tabel Return Product Supplier

Sedangkan untuk subkriteria dari quality yaitu perbaikan quality prioritas pertama

sebesar 0,750 atau 75%, hal ini sangat penting sekali guna meningkatkan kualitas

material. Untuk prioritas dari masing-masing perusahaan pemasok memiliki skor

NO SUPPLIER JUL AGU SEP OKT NOV DES AVR REJECT ACHIEV

1 POSMI 22 23 25 21 27 31 25 25% 75%

2 USC 20 27 28 30 33 29 28 28% 72%

3 PANDAWA 31 29 26 27 30 30 29 29% 71%

4 PERSADA 37 30 35 30 29 31 32 32% 68%

Page 10: ANALISA EFISIENSI PEMESANAN BARANG DENGAN …

yang sama dengan quality. Sedangkan untuk reject delivery sebesar 0,250 atau

25%. Untuk perusahaan pemasoknya POSMI memiliki prioritas utama dalam

penanganan material yang rusak selama perjalanan dengan skor sebesar 0,846 atau

84,6%, untuk perusahaan USC sebesar 0,683 atau 68,3%, untuk perusahaan

PERSADA sebesar 0,719 atau 71,9%, dan perusahaan PANDAWA sebesar 0,590

atau 59,0%.

Tabel Responbility QTR Produk

NO SUPPLIER AVR NG CLOSE

QTR % QTR KET

1 POSMI 25 21 84,6%

2 USC 28 19 68,3%

3 PANDAWA 29 17 59,0%

4 PERSADA 32 23 71,9%

Sedangkan penggantian material/claim terhadap kesalahan atau kecacatan yang

diakibatkan karena hal pengiriman juga menjadi prioritas kedua, karena apabila itu

terjadi maka perusahaan akan mengalami kerugian yang diakibatkan pemasok

tidak menjamin kualitas materialnya. Untuk service delivery menjadi prioritas

yang ketiga, karena perusahaan menganggap, apabila pemasok memberikan

pelayanan yang baik dalam hal pengiriman, maka perusahaan merasa bahwa

pemasok tersebut adalah professional dan memiliki komitmen yang baik dalam hal

menjalin kerjasama atau rekanan.

Tabel Jenis NG Produk Supplier

NO SUPPLIER DENTED SCRATH CRACKING OUTSPEC DIRTY

1 POSMI 5 7 1 2 10

2 USC 2 6 2 3 15

3 PANDAWA 5 5 2 3 14

Page 11: ANALISA EFISIENSI PEMESANAN BARANG DENGAN …

4 PERSADA 3 7 2 3 17

Grafik Jenis Ketidaksesuian Produk Supplier

Untuk kriteria delivery pada perusahaan pemasok walau memiliki tingkat prioritas

yang kecil namun delivery bisa mempengaruhi sebuah system proses produksi

apabila dalam pengirimannya mengalami keterlambatan. Pada subkriteria ini

penyebab stop produksi memiliki nilai prioritas terbesar, karena perusahaan

menganggap bahwa penyebab terjadinya stop produksi bisa disebabkan karena

keterlambatan dalam hal pengiriman material.

Tabel Keterlambatan Delivery Product

Page 12: ANALISA EFISIENSI PEMESANAN BARANG DENGAN …

NO

SU

PP

LIE

R

JUL

AG

U

SE

P

OK

T

NO

V

DE

S

AV

R

TO

TA

L

AC

HIE

V

1 POSMI 30 30 30 30 30 30 30 180

81

%

2 USC 30 30 30 60 30 15 33 195

79

%

3 PANDAWA 45 60 60 30 30 45 45 270

71

%

4 PERSADA 60 60 60 45 30 30 48 285

69

%

Untuk alternative perusahaan pemasok yang memiliki kriteria yang baik dalam hal

delivery adalah perusahaan POSMI sebesar 81%, perusahaan USC sebesar 79%,

perusahaan PERSADA sebesar 69%, dan PANDAWA sebesar 71%.

Untuk perusahaan yang mengalami keterlambatan dalam hal delivery yang

menjadi penyebab stop produksi adalah perusahaan POSMI sebesar 19%,

perusahaan USC sebesar 21%, perusahaan PERSADA sebesar 31%, dan

perusahaan PANDAWA sebesar 29%.

Page 13: ANALISA EFISIENSI PEMESANAN BARANG DENGAN …

Grafik Keterlambatan Delivery Produk (JIT) Supplier

Agar perusahaan dapat menentukan pilihan terhadap keinginan atau merespek

preferensi sesuai dengan kriteria yang dimaksud, maka perusahaan harus dapat

pandai-pandai meneliti kelebihan maupun kekurangan yang dimiliki oleh

perusahaan pemasok tersebut agar tidak terjadi salah pilih dikemudian hari, karena

hal ini dapat mempengaruhi proses produksi didalam perusahaan. Berdasarkan

pengolahan data sebelumnya didapat data tentang respek perusahaan pemasok

terhadap preperensi tim ahli yakni yang diutamakan adalah Quality terlampir pada

tabel 4.6. dengan tingkat prioritas sebesar 0,550 atau 55% dibandingkan kriteria

lainnya, dengan prioritas terbesar adalah perusahaan POSMI untuk perbaikan

quality prioritasnya sebesar 0,750 atau 75% dan reject delivery prioritasnya sebesar

0,250 atau 25%.

Preferensi terhadap tim ahli dengan prioritas tinggi seperti yang dimiliki oleh

perusahaan POSMI ini akan dapat memberikan persepsi atau pola piker bahwa

perusahaan POSMI lebih mengutamakan dan menjaga kualitas mutu atau kualitas

produknya tersebut.

Analisis sintesis ini adalah analisis terhadap preferensi secara keseluruhan yang

mampu direspek oleh tim ahli, menurut hasil pengolahan data sebelumnya untuk

Page 14: ANALISA EFISIENSI PEMESANAN BARANG DENGAN …

sintesis dengan prioritas terbesar ada pada perusahaan POSMI dengan nilai sebesar

0,379, hal tersebut berarti perusahaan POSMI mampu merespek preferensi secara

keseluruhan sesuai dengan tujuan tim ahli sebesar 75% secara keseluruhan dari

empat perusahaan pemasok lainnya, karena itu perusahaan sangat selektif sekali

pada kualitas produknya tersebut. Sehingga apabila produk yang dihasilkan

tersebut dijual harganya dapat bersaing tanpa mengurangi kualitas yang

sebenarnya.

PT. POSMI ternyata mendominasi 70% dari 100% tentang respeknya

terhadap preferensi tim ali, dengan begitu PT. POSMI dapat dikatakan sebagai

perusahaan pemasok yang menjadi partner atau rekanan bagi perusahaan.

Analithychal Performasi Sensitivity ini adalah suatu analisis terhadap sensitivitas

tim ahli kepada perusahaan pemasok pilihannya, tujuannya adalah untuk

mendapatkan pemasok dengan nilai sensitivitas yang tinggi, yang memperhatikan

pilihan beberapa tim ahli pada kriteria secara keseluruhan.

Menurut pengolahan data sebelumnya ternyata yang memiliki persentase

kriteria yang tinggi terhadap tujuan adalah PT. POSMI dengan presentase

alternative secara keseluruhan (overall) sebesar 70%, dan presentase kriteria

terhadap cost material sebesar 40%, quality sebesar 85%, dan delivery sebesar 81%

dan ini berarti PT. POSMI memiliki tingkat kriteria yang diinginkan diatas batas

standar QCD oleh perusahaan untuk keunggulan kualitas material sudah sesuai

dengan kriteria yang diinginkan.

Tabel 4.10. Performansi Overal Supplier

NO SUPPLIER QUALITY DELIVERY COST IMPROVE AVR

1 POSMI 85% 81% 40% 75% 70%

2 USC 68% 79% 36% 72% 64%

3 PANDAWA 59% 71% 11% 71% 53%

4 PERSADA 72% 69% 13% 68% 56%

Page 15: ANALISA EFISIENSI PEMESANAN BARANG DENGAN …

Analisis Dynamic Sensitivity ini adalah suatu analisis untuk melihat tingkat

kedinamikan dari sensitivitas perusahaan pemasok terhadap persepsi perusahaan

melalui beberapa tim ahlinya.

Grafik Analisis Terhadap Dinamica Sensitivity

Berdasarkan pengolahan data pada tabel 4.10 diketahui untuk kriteria cost,

diperoleh tingkat presentase perbaikan pada quality memiliki nilai yang lebih

tinggi dan untuk alternative perusahaannya dimiliki oleh PT. POSMI, yaitu sebesar

85% dimana presentase perbaikan quality dari sub-sub kriterianya yaitu 75% untuk

reject delivery sebesar 25% pada tabel 4.6. Berdasarkan data tersebut dapat

dikatakan bahwa dalam kriteria PT. POSMI yang lebih diutamakan oleh para tim

ahli dari perusahaan adalah quality, dan yang memiliki hal tersebut adalah PT.

POSMI yang memiliki kriteria lebih baik dibandingkan dengan lainnya.dengan

data ini jelas untuk kriteria quality yang lebih diutamakan oleh hal tersebut

dimiliki oleh PT. POSMI sebagai perusahaan pemasok yang memiliki kualitas

material yang baik dengan mutu yang baik.

Page 16: ANALISA EFISIENSI PEMESANAN BARANG DENGAN …

65

IV.KESIMPULAN

Berdasarkan atas apa yang telah diteliti dan juga berdasarkan data-data yang telah

diolah, serta analisis yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Perusahaan PT. POSMI merupakan perusahaan pemasok yang menjadi

pilihan terbaik bagi para tim ahli sebagai rekanan untuk memasok RAW

material yang diperlukan untuk membuat produk di, perusahaan dengan

mengandalkan kriteria quality yang menjadi prioritas utama yang dimiliki

perusahaan pemasok tersebut dengan nilai 85% Quality, 81% Delivery,

40% Cost, dan 75% Improvement.

2. Ke empat pemasok memiliki kriteria yang berbeda-beda dalam

memasok RAW matrialnya. PT. Hanken Indonesia diharapkan konsisten

memilih pemasok RAW matrialnya berdasarkan kriteria tersebut, sehingga

optimalisasi QCD dari pemesanan RAW Matrial akan tercapai.

3. Untuk dapat memilih perusahaan pemasok yang baik dan sesuai

dengan kriteria yang dimiliki perusahaan, maka seharusnya didukung

dengan banyak informasi masalah teknis dari mengenai kualitas material

tersebut, yaitu tim ahli harus dapat melihat kriteria-kriteria apa yang akan

ditetapkan oleh standarisasi perusahaan.

Page 17: ANALISA EFISIENSI PEMESANAN BARANG DENGAN …

DAFTAR PUSTAKA

[1] Robby Anharu Aplikasi AHP pada Supply Chain Manajemen Skripsi

Universitas Islam Jakarta 2008 Yang Tidak Dipublikasikan

[2] Saaty, Thomas L, 1993 , Pengambilan Keputusan Bagi Para

Pemimpin, PT. Pustaka Binaman Pressindo Jakarta.

[3] Saaty, Thomas L. , The Analythical Hierarchy Proses Planning,Priority,

Setting Respurce Allocation, Mc Graw-Hill International Book

Company,USA, 1980.

[4] Sofyan Assauri ( 1999:1 ) Manajemen Produksi dan Operasi

Penerbit fax Ekonomi UI.

[5] T. Hani Handoko ( 1984:II ) Dasar – dasar Manajemen Produksi dan

Operasi BPFE UGM Yogyakarta.

[6] Prof.Ir.I Nyoman Pujawan,M.Eng, Ph.D,CSCP,Mahendrawathi Er,

ST.,M.Sc.,Ph.D (2017) Supply Chain Manajement-Edisi 3 Institut

Teknologi Sepuluh November (ITS), Yogyakarta.

[7] International Standar ISO 9001:2008 . Quality Manajemen

System – Requirement 2009