Analisa Data

13
ANALISA DATA DEMOGRAFI Berdasarkan data kelurahan jumlah penduduk di RT 6RW 7 Kelurahan Samoja sebanyak 441. Dengan jumlah laki-laki sebanyak 223 penduduk, dan perempuan sebanyak 218 penduduk. Terdapat 41 KK yang terdaftar di RT 6RW 7 Kelurahan Samoja, berdasarkan laporan dari ibuRT 6, Ibu Tuti menyatakan bahwa 5 KK sudah tinggal di luar kota. Selama proses pengkajian masyarakat dengan metode SMD, terdapat1 KK menolak untuk dilakukan pengkajian dengan kunjungan yang ke tiga kalinya. Terdapat 3 KK memiliki identitas di RT 6, namun bertempat tinggal di wilayah lain seperti Antapani, dan pindah ke RW.08. Terdapat 1 KK yang tidak dapat dikaji karena berkerja hingga petang hari. Sehingga hanya 35 KK yang dapat dikaji. Berdasarkan hasil pengkajian terhadap masyarakatRT 6RW 7jumlah penduduk RT 6 adalah laki-laki (56jiwa) dan jumlah penduduk perempuannya adalah (56 jiwa). Sebagian besar masyarakat RT 6 berada pada rentang usia 21 – 45 tahun dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 45 jiwa dan perempuan 35 jiwa. Kemudian usia pra lansia (46 – 60 tahun) sebanyak 25 jiwa laki-laki dan 25 jiwa perempuan. Tingkat pendidikan terakhir penduduk sebagian besar tamat SMA sebanyak 80 jiwa (40%) dan sebanyak 46 jiwa (23%) tamat SMP. Suku terbanyak adalah Sunda dengan persentase 83% dan sisanya jawa 17%. 50% masyarakatRT 6 memiliki status marital

description

KOMUNITAS

Transcript of Analisa Data

Page 1: Analisa Data

ANALISA DATA

DEMOGRAFI

Berdasarkan data kelurahan jumlah penduduk di RT 6RW 7 Kelurahan Samoja sebanyak

441. Dengan jumlah laki-laki sebanyak 223 penduduk, dan perempuan sebanyak 218 penduduk.

Terdapat 41 KK yang terdaftar di RT 6RW 7 Kelurahan Samoja, berdasarkan laporan dari ibuRT

6, Ibu Tuti menyatakan bahwa 5 KK sudah tinggal di luar kota. Selama proses pengkajian

masyarakat dengan metode SMD, terdapat1 KK menolak untuk dilakukan pengkajian dengan

kunjungan yang ke tiga kalinya. Terdapat 3 KK memiliki identitas di RT 6, namun bertempat

tinggal di wilayah lain seperti Antapani, dan pindah ke RW.08. Terdapat 1 KK yang tidak dapat

dikaji karena berkerja hingga petang hari.

Sehingga hanya 35 KK yang dapat dikaji. Berdasarkan hasil pengkajian terhadap

masyarakatRT 6RW 7jumlah penduduk RT 6 adalah laki-laki (56jiwa) dan jumlah penduduk

perempuannya adalah (56 jiwa). Sebagian besar masyarakat RT 6 berada pada rentang usia 21 –

45 tahun dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 45 jiwa dan perempuan 35 jiwa. Kemudian

usia pra lansia (46 – 60 tahun) sebanyak 25 jiwa laki-laki dan 25 jiwa perempuan. Tingkat

pendidikan terakhir penduduk sebagian besar tamat SMA sebanyak 80 jiwa (40%) dan sebanyak

46 jiwa (23%) tamat SMP.

Suku terbanyak adalah Sunda dengan persentase 83% dan sisanya jawa 17%. 50%

masyarakatRT 6 memiliki status marital belum kawin, dan 46% sudah kawin. Untuk agama

masyarakt RT 6 seluruhnya memeluk agama Islam. Sebagian besar masyarakatRT 6 adalah

pelajar dengan persentase 22%, ibu rumah tangga sebesar 21%, dan bekerja sebagai buruh

sebanyak 17%.

Status imunisasi pada Balita sebanyak 10 balita sudah diimunisasi lengkap.

I. DATA PENGKLASIFIKASIAN KELUARGA

Tipe keluarga di RT 6 sebagian besar adalah keluargabesar (extended family) dengan

persetase 67,7%, dengan sisa sebanyak 25,8%nuclear family,dan 6,5% single family.

Page 2: Analisa Data

Tahap perkembangan yang dominan pada penduduk RT 6 adalah pada tahap

perkembangan anak sekolah dengan persentase 22,6%, selanjutnya posisi kedua adalah tahap

perkembangan keluarga dengan usia lanjut (19,4%), dan ketiga tahapa perkembangan keluarga

dengan anak pra sekolah, remaja, dewasa muda, dan pertengahan (12,9%), serta posisi terakhir

adalah keluarga baru menikah dan melahirkan anak pertama dengan persentase 3,2%.

II. DATA SOSIAL EKONOMI

Berdasarkan hasil pengkajian terhadap status ekonomi penduduk, didapatkan penghasilan

rata-rata perbulan masyarakat RT 6 di atas UMR. Disamping itu rata-rata pengeluaran

masyarakat RT 6 lebih kecil dari pada pemasukan menurut pernyataan dari 58,1% masyarakat.

Kemudian dari data pengkajian didapatkanhasil bahwa sebesar 36,7 % masyarakat RT 6

memanfaatkan fasilitas jaminan kesehatan (BPJS) dan sebsesar 36,7% masyarakat RT 6 tidak

memanfaatkan fasilitas jaminan kesehatan.

III. TRANSPORTASI

Banyak sarana trasnposrtasi yang dapat digunakan, namun sebagian besar masyarakat

menggunakan angkutan umum sebagai pilihan utama dengan persentase 50%. Selain itu

masyarakat juga menggunakan kendaraan pribadi yaitu sepeda motor dengan persentase 33,3%,

dan persentase terkecil adalah dengan berjalan kaki yaitu sebesar 19,7 %.

IV. GIZI

Berdasarkan pengkajian terhadap status gizi RT 6 didapatkan hasil sebagian besar

msyarakat makan dengan frekuensi tiga kali sehari sebanyak 58,1%. Masyarakat RT 6 juga

membiasakan diri untuk sarapan yang ditunjukkan berdasarkan hasil pengkajian sebesar 67,7%.

Dalam mengolah sayuran untuk dimasak, masyarakat mengolah sayuran dengan proses

dipotong-dicuci dan dimasak dengan persentase 51,6%.

Kebiasaan masyarakat dalam mengonsumsi lauk-pauk (daging, ikan, tahu, tempe, dsb)

dalam seminngu memiliki frekuensi sebanyak 4-7 kaliyang ditujukan dengan persentase sebesar

74,2%. Sama halnya dengan konsumsi sayur(71,0%). Sedangkan 51,6% masyarakat RT 6

mengkonsumsi buah-buahan dengan frekuensi 1-3 kali per minggu.

Page 3: Analisa Data

Dalam mengonsumsi garam, keseluruhan masyarakat menggunakan garam beryodium

dengan persentase 100%. Berdasarkan pengkajian dalam hal pantangan makanan, masyarakat

sebagian besar menunjukkan adanya pantangan sebesar 87,1%, pantangan disesbabkan status

kesehatannya seperti gastritis, rheumatik, asam urat, jantung dan hipertensi. Hanya 45,2%

masyarakat melakukan penimbangan BB secara teratur tiap bulan. Serta tidak ada Balita yang

tidak mendapatkan Vitamin A secara rutin pada Bulan Februari dan Agustus.

V.LINGKUNGAN FISIK

Sebesar 90,3% masyarakat RT 6 memiliki status kependudukan asli. Untuk kualitas udara

di RT 6 sudah baik, karna 93,5% masyarakatRT 6 menyatakan bahwa lingkungan bebas dari

polusi. Sebagian rumah masyarakatRT 6 sudah pemanen 93,5%, dan hanya 6,5% semi

permanen. Lantai rumah masyarakatRT 6 menggunakan keramik sebanyak 90,3%, tanah6,5%,

dan semen3,2%. Atap rumah masyarakatRT 6 menggunakan genteng dengan persentase 100%.

93,5% rumah masyarakatRT 6 memiliki jendela, dan hanya 6,5% rumah yang tidak memiliki

jendela. Sebesar 66,7% jendela rumah RT 6 dibuka setiap hari, dengan ukuran jendela < 20%

luas lantai sebanyak 73,3% rumah, > 20% luas lantai sebanyak 23,3 %, dan tidak memiliki

jendela sebanyak 3,3% jumlah rumah. Berdasarkan data tersebut sebanyak 90,3% rumah terkena

sinar matahari, dan 9,7% tidak tersinari oleh matahari. Rumah yang ditempati oleh

masyarakatRT 6 sebanyak 64,3% kurang dari 8m2 / orang, dan 35,7 % rumah dengan luas ≥ 8m2 /

orang. Sebagian besar masyarakatRT 6 menumpang dengan keluarga sebanyak 45,2%,

masyarakat yang memiliki rumah sendiri sebanyak41,9%, dan 12,9% masyarakatRT 6 menyewa

rumah yang mereka tempati.

Berdasarkan hasil observasi, terdapat beberapa vektor yang membahayakan seperti

nyamuk sebanyak 39%, kecoa dan lalat sebanyak 69,2 %, nyamuk23,1%, kecoa7,7%.

Masyarakat cukup memperhatikan kebersihan dalam rumah dengan persentase “bersih” sebesar

54,8%. 96,7% rumah memiliki halaman yang bersih. Sebesar 29,0% masyarakat RT 6 memiliki

halaman dan memanfaatkannya, sedangkan sebesar 58,1% memiliki halaman namun tidak

dimanfaatkan, serta sebanyak 29,8% tidak memiliki halaman.

Sebanyak 100% masyarakat RT 6 melakukan mandi dan mencuci di wc, dan 100%

rumah terdapat jamban jenis cemplung. Secara keseluruhan kondisi jamban terpelihara. Sebagian

besar yaitu 67,7% masyarakat di RT 6 mendapatkan air bersih yang bersumber dari PDAM, 29%

Page 4: Analisa Data

bersumber dari sumur pompa dan sisanya sebanyak 3,2% bersumber dari sumur gali. Selain itu,

sumber air minum yang dipakai oleh masyarakat RT 6 sebagian besar juga berasal dari PDAM

yaitu sebanyak 54,8%, sebanyak 38,7% warga membeli air minum, dan sisanya 3,2% air minum

bersumber dari sumur gali serta 3,2% berasal dari mata air, dan sebanyak 100% pengolahan air

minum dimasak terlebih dahulu.

Dari hasil pengkajian diperoleh data bahwa masyarakat RT 6 meiliki beberapa jenis

penambungan air. Jenis penampungan air terbanyak adalah bak dengan persentase 48,4%. Ada

pula yang menggunakan ember yaitu sebanyak 25,8%, torn 19,4% dan sisanya menggunakan

gentong sebanyak 6,5%. Kondisi penampungan air tersebut sebanyak 64,5% tertutup dan 35,5%

kondisinya terbuka. Keseluruhan warga melakukan pengurasan penampungan tempat air dengan

frekuensi 2x dalam seminggu sebanyak 56,7%. Sedangkan warga yang melakukan pengurasan

1x per minggu berjumlah 33,3% dan sisanya 10% melakukan pengurasan lebih dari 1 kali dalam

seminggu. Sebagian besar kondisi air baik dengan kriteria air tidak berbau, tidak berasa, tidak

berwarna sebanyak 73,3%. Namun, ada pula air yang berbau, berasa dan berwarna sebanyak 13,3%,

hanya berbau 6,7% dan banya berwarna 6,7%. Tidak terdapat jentik didalam air sebanyak 90% dan

sisanya terdapat jentik.

Masyarakat melakukan pengolahan sampah dengan membuang sebanyak 100%. Sampah

rumah tangga dibuang oleh petugas sebanyak 58,1% , dan dan sebanyak 41,9% secara mandiri

membuang sampah ke TPU terdekat. Sebanyak 54,8% rumah memiliki tempat sampah terbuka,

dan 32,3% memiliki tempat sampah tertutup. Sedangkan, 12,9% rumah belum mempunyai

tempat sampah. Kemudian, diketahui bahwa 54,8% warga tidak melakukan pemilihan sampah.

Selain itu, ternyata sebagian masyarakat sebanyak 76,7% warga RT 6 tidak mengetahui

bagaimana cara pengolahan sampah. Selain sampah dalam bentuk padat terdapat juga limbah

cair rumah tangga.

Sebanyak 100% pembuangan air limbah di RT 6 melalui got. Selain itu selokan yang ada

di sekitar rumah masyarakat RT 6 sebagian besar dalam keadaan tertutup sebanyak 61,3%.

Namun 38,7% selokan dalam keadaan terbuka. Hal ini tentu saja memicu bibit penyakit menjadi

berkembang, seperti tempat hidup jentik nyamuk, bau yang dapat merusak pernapasan, serta

memungkinkan sampah menyumbat saluran. Namun dengan demikian masyarakat RT

Page 5: Analisa Data

menyatakan bahwa kelancaran selokan sekitar 83,9%, dimana hanya 16,1% masyarakat yang

menyatakan salurannya tergenang.

Karna keadaan yang begitu padat maka 58% rumah masyarakat tidak memiliki

perkarangan, meskipun ada 42% rumah masyarakat yang memiliki perkarangan, dengan 21%

rumah memanfaatkan perkarangannya, dan 21% rumah tidak memanfaatkan perkarangan.

Sebanyak 79% masyarakat memanfaatkan perkarangan dengan menanam tanaman hias.

Sebanyak 96% rumah tangga melakukan mandi dan cuci di WC, baik umum maupun

pribadi. Sekitar 92% rumah memiliki jamban pribadi, dengan 60% jenis jamban cemplung

langsung ke sungai. Hanya terdapat 40% rumah yang memiliki jamban septic tank. Jarak anatara

septictank dengan sumber air kurang 10 m sebanyak 55% rumah, Berdasarkan hasil observasi

sebanyak 85% jamban pribadi terpelihara.

Sumber air yang masyarakat gunakan sebagian besar adalah sumur pompa sebanyak

45%, 33% sumur gali, dan 20% PDAM. Untuk penyediaan air minum masyarakat membeli

dengan persentase sebesar 52%, PDAM 34%, dan sumur gali 12%. Seluruh masyarakat

memasak air sebelum dikonsumsi. Rata-rata masyarakat menyimpan air di gentong ataupun

ember dengan keadaan tertutup sebanyak 54% dan 46% keadaan terbuka. Hapir seluruh

masyarakat (96%) melakukan pengurasan tempat penyimpanan air. Sebanyak 45% melakukan

pengurasan dua kali seminggu, 43% satu kali dalam seminggu, dan 7% lebih dari seminggu.

Sebanyak 75% kondisi air tidak berwarna, berbau, dan berasa. Terdapat 13% kepala

keluarga mengeluhkan airnya berbau, dan 4% kepala keluarga mengeluhkan air keruh. Dengan

hasil pengamatan sebanyak 85% air yang ditampung tidak terdapat jentik nyamuk.\

Hanya 1 rumah yang memiliki kandang ternak sebesar 2% dari seluruh masyarakatRT 6,

dengan letak kandang ternak menempel dengan rumah yang berada di luar, dan kotoran ternak

ditampung. Kondisi kandang ternaknya pun terawat. Terdapat dua kepaa keluarga yang

memiliki hewan peliharan. Berdasarkan laporan masyarakat, tidak ada hewan yang mati dalam

tiga bulan terakhir.

VI. STATUS KESEHATAN

Page 6: Analisa Data

Banyak sarana kesehatan yang dekat dengan komunitas masyarakatRT 6, menurut

masyarakatRT 6 sebanyak 45% menatakan bahwa Puskesmas adalah sarana kesehatan yang

terdekat, disusul oleh bidan, posyandu, dan dokter praktik. Sebanyak 92% masyarakat RT 6

menyatakan bahwa mereka memanfaatkan sarana kesehatan. Sisanya 8% tidak memanfaatkan

sarana kesehatan dengan alasan kesulitan biaya 13%, dan sulit dijangkau sebanyak 6%

masyarakat yang mengatakan hal tersebut. Dari sarana kesehatan yang ada, sebanyak 56%

masyarakat menyatakan bahwa mereka lebih menggunakan puskesmas, dokter praktek 23%, dan

bidan 12%.

Selama tiga bulan terakhir jumlah masyarakat yang sakit sebanyak 38%. Penyakit yang

diderita adalah hipertensi sebanyak 24%, dan lain-lain sebanyak 40% seperti gastritis, flu, batuk,

sakit mata, diabetes, dan stroke. Masyarakat mengobatinya dengan berkunjung ke puskesmas

sebanyak 45%, kemudian ke RS sebanyak 21%. Sekitar 69% masyarakat RT 6 memiliki kondisi

beresiko tinggi. Penyakit kronis dengan persentasi 50% menempati kedudukan pertama pada

kondisi yang beresiko tinggi.

Hampir sebagian masyarakat sebanyak 81% tidak menggunakan pengobatan tradisional,

dan yang menggunakan pengobatan tradisional sebanyak 19%. Dari yang menggunakan

pengobatan tradisioanal sebanyak 90% menyatakan bahwa pengobatan yang digunakan

memeberikan kesembuhan. Masyarakat yang menggunakan pengobatan tradisional melakukan

pengobatan di rumah sebanyak 80%.

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat RW 7RT 6, mayoritas mereka tidak

memiliki anggota keluarga yang menjadi kader kesehatan yaitu dengan persentase 98%

danhanya 2% saja yang memiiki anggota keluarga kader kesehatan. Sekitar 19% masyarakat

tidak pernah mendapat pembinaan dari tenaga kesehatan dan 81% keluarga pernah mendapat

pembinaan dari tenaga kesehatan. Menurut masyarakat RT 6 92% keluarga perlu mendapat

penyuluhan dari tenaga kesehatan hanya sebagian kecil yang keluarga yang merasa tidak perlu

mendapat penyuluhan kesehatan dengan persentase 8%.

Dalam satu tahun terakhir 100% tidak ada masyarakat atau anggota keluarga yang

meninggal dunia. Tidak ada satu pun masyarakat RT 6 yang melahirkan anak dalam satu tahun

terakhir ini dengan persentase 100%.

Page 7: Analisa Data

Masyarakat RT 6 kebanyakan tidak menggunakan alat kontrasepsi yaitu sekitar 30% dan

mayoritas lebih memiih menggunakan alat kontrasepsi dengan beberapa pilihan 29% memilih

suntik, 20% menggunakan pil kb, 12% menggunakan IUD, 6% dengan cara alami, dan hanya 2%

masyarakat memilih susuk sebagai alat kontrasepsi.

Tidak terdapat satupun ibu hamil yang berada di RT 6 dengan persentase 100%. Dari

hasil diagram diatas, diketahui bahwa masyarakat RT.03 RW 7 ketika melaksanakan persalinan

dibantu oleh Tenaga medis sebanyak 98% dan dukun 2% dengan alasan kondisi darurat.

Berdasarkan tempat pertolongan persalainan, masyarakat RT.03 RW.11 dominan menuju ke

Bidan sebanyak 62 %, diikuti Rumah Sakit sebanyak 25 % dan Puskesmas 11%. Hanya 2% saja

yg bersalin di rumahnya. Dari cara persalinan, Ibu-ibu RT.03 RW.11 dominan Spontan atau

lancar sebanyak 96%. Untuk Seksio hanya 4%. Untuk persiapan biaya persalinan, rata-rata

masyarakat RT.03 RW.11 sudah mensiapkannya terlebih dahulu sebanyak 85%. Hanya 15%

masyarakat yang tidak menyiapkan biaya persalinannya.

Di masyarakat RT.03 RW 7. Hanya 4% saja yang masih menjadi Buteki (ibu menyusui),

sisanya tidak sebanyak 96%. Pada buteki, semuanya masih menyusui dengan ASI eksklusif dan

tidak terdapat kesulitan dalam menyusui anaknya. Pada balita di masyarakat RT.03 RW.11,

hanya 17% saya masyarakatnya yg masih memiliki anggota keluarga balita, sisanya 83% tidak

memiliki balita di dalam keluarganya. Pada masyarakat RT.03 RW.11 yang memiiki balita,

sekitar 45% yang datang ke posyandu secara rutin. 33% masyarakat kadang-kadang membawa

balitanya ke posyandu. Hanya 22% yang tidak pernah ke puskesmas dikarenakan lupa maupun

tidak tahu. Pada masyarakat RT.03 RW.11 yang memiiki balita, sekitar 78% masyarakat

memiliki KMS untuk balitanya. 22% masyarakat tidak memiliki KMS dikarenakan tidak

mengetahui manfaat dari KMS tersebut.

Pada masyarakat Rt.03 RW.11, diketahui 42% masyarakatnya memiliki anggota

keluarga yang masih remaja & hanya 58% masyarakat saja yang tidak memiliki anggota

keluarga remaja. Para remaja di lingkungan RT.03 RW.11, setelah pulang dari sekolah, sekitar

48% masyarakat remaja melakukan olah raga sebagai kegiatan setelah oleh raga. Lalu sekitar

12% remaja melakukan kegiatan keagamaan dan 12% remaja melaksanakan karang taruna.

Sisanya, 28% remaja melakukan kegiatan lain seperti ekstrakulikuler, bekerja, maupun

mengikuti les. Penggunaan waktu luang para remaja di RT.03 RW.11 berupa begadang sekitar

Page 8: Analisa Data

10%, kursus keterampilan 10%, rekreasi 15%, dan 65% remaja melewati waktu luangnya untuk

bermain sepeda, main ke temannya, dan diam di rumah untuk nonton TV. Untuk kebiasaan tidak

sehat oleh para remaja di RT.03 RW.11, hanya 27% remaja yang merokok dan sisanya 73%

tidak ada kebiasaan tidak sehat.

Pada masyarakat RT.03 RW.11, terdapat 46% masyarakatnya memiliki anggota

keluarga lansia dan 54% tidak memiliki anggota keluarga lansia. Usia para lansia di RT.03

RW.11, dominasi pada usia 45-60 tahun (pra menopause) dengan persentase 75%. Lalu 17%

masyarakat lansia berusia 61-70 tahun & hanya 8% lansia saja yang menyentuh usia lebih dari

70 tahun. Untuk keluhan kesehatan yg dialami para lansia di RT.03 RW.11, seimbang antara ada

dan tidak yaitu 50% untuk mengeluhkan kesehatannya dan 50% tidak ada keluhan kesehatan

yang dirasakan. Jenis penyakit yang diderita para lansia di RT.03 RW.11 bermacam-macam.

29% lansia mengalami hipertensi, penyakit jantung sekitar 6%, stroke sekitar 6%, Diabetes

Mellitus 12 %, Asma 6%, Rheumatik 18%, dan 23% lansia menderita penyakit lainnya seperti

asam urat, gastritis, kolesterol, dan batuk-batuk. Untuk upaya kesehatan yang dilakukan para

lansia di RT.03 RW.11, seluruh masyarakat lansia merespon untuk berobat jika mengalami

keluhan kesehatan. Dalam penggunaan waktu luangnya, para lansia di RT.03 RW.11 melakukan

berbagai macam kegiatan seperti menonton tv sebanyak 49%, bekerja sekitar 9%, berkebun 6%,

mengikuti pengajian 9%, berolah raga sebanyak 21% dan 6% masyarakat lansia melakukan

kegiatan lainnya. Untuk kemandirian tiap masyarakat lansia di RT.03 RW.11, berdasarkan

penilaian KATZ, sebanyak 83% lansia termasuk Indeks A yaitu segala akivitas dilakukan secara

mandiri. Sisanya, 17% lansia termasuk Indeks B, yaitu satu aktivitas saja yang tidak bisa

dilakukan secara mandiri. Untuk kebiasaan merokok pada para lansia di RT.03 RW.11, hanya

17% masyarakat lansia saja yang melakukan merokok. Sisanya sekitar 83% masyarakat lansia

tidak mengkonsusmsi rokok.

VII. PHBS

VIII. TINGKAT PENGETAHUAN PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN

Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar masyarakat memiliki pengetahuan yang

kurang terutama mengenai masalah TBC, ISPA, dan diare. Pengetahuan masyarakat mengenai

TBC termasuk rendah hanya 33% masyarakat paham mengenai TBC. Untuk ISPA hanya 27%

Page 9: Analisa Data

masyarakat yang mengetahui. Sedangkan untuk Diare hanya setengah dari masyarakat yang

mengetahuinya yaitu sebesar 50%.