Analisa Data

10
ANALISA DATA PERENCANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Symptom Etiol ogi Probl em Diagno sa Tujuan Intervens i Rasional Implementasi Evaluasi Ttd KALA I DS : Ibu mengatak an mules – mules. Ibu mengatak an ada keluar darah dan lendir. DO : Ada pengalua ran lendir dan darah. TD : 140/80mm Hg, RR : 22 x/menit, N : 84 x/menit, T : 36,8 Nyeri Dilata si Servik s Nyeri b/d dilata si Servik s Setelah di lakukan asuhan keperawatan di harapkan nyeri terkontrol , dengan kriteria hasil : 1. Klien tampak tenang atau rileks 2. Klien mengatakan nyeri terkontrol 3. Penuruna n skala nyeri 4. Peningka tan perhatian 1. Observas i tanda – tanda vital. 2. Ajarkan tehnik teknik relaksas i dengan latihan nafas dalam. 3. Anjurkan ibu memilih posisi yang nyaman. 4. Anjurkan klien untuk posisi miring 1. Peningkat an TTV dapat menunjukan skala nyeri klien. 2. Latihan nafas dalam dapat membuat klien lebih rileks. 3. Posisi yang tepat dapat mengurangi nyeri yang dirasakan. 4. Meningkat kan 1. Mengobser vasi tanda – tanda vital. 2. Mengajark an tehnik relaksasi dengan latihan nafas dalam yaitu menarik nafas melalui hidung dan mengeluarkan dari mulut secara perlahan. 3. Menganjur kan ibu memilih posisi nyaman, misalnya : berdiri, duduk, atau berbaring. S : Klien mengatakan nyeri hilang datang. Klien mengatakan kontraksi semakin kuat jika datang. Klien mengatakan rileks setelah latihan nafas dalam Klien mengatakan ingin posisi berbaring. Klien mengatakan akan duduk miring

Transcript of Analisa Data

Page 1: Analisa Data

ANALISA DATA PERENCANAAN TINDAKAN KEPERAWATANSymptom Etiologi Problem Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi Ttd

KALA IDS : Ibu

mengatakan mules – mules.

Ibu mengatakan ada keluar darah dan lendir.

DO : Ada

pengaluaran lendir dan darah.

TD : 140/80mmHg, RR : 22 x/menit, N : 84 x/menit, T : 36,8 C. ̊�

Pemeriksaan dalam, pembukaan 5 cm, portio tipis lunak, ketuban positif, presentasi kepala, kepala hodge II – III

Nyeri Dilatasi Serviks

Nyeri b/d dilatasi Serviks

Setelah di lakukan asuhan keperawatan di harapkan nyeri terkontrol , dengan kriteria hasil :1. Klien tampak

tenang atau rileks

2. Klien mengatakan

nyeri terkontrol

3. Penurunan skala

nyeri

4. Peningkatan

perhatian

1. Observasi tanda – tanda vital.

2. Ajarkan tehnik teknik relaksasi dengan latihan nafas dalam.

3. Anjurkan ibu memilih posisi yang nyaman.

4. Anjurkan klien untuk posisi miring sesuai dengan posisi punggung janin

1.Peningkatan TTV dapat menunjukan skala nyeri klien.

2.Latihan nafas dalam dapat membuat klien lebih rileks.

3. Posisi yang tepat dapat mengurangi nyeri yang dirasakan.

4.Meningkatkan relaksasi serta meningkatkan perasaan sejahtera

1. Mengobservasi tanda – tanda vital.

2. Mengajarkan tehnik

relaksasi dengan latihan nafas dalam yaitu menarik nafas melalui hidung dan mengeluarkan dari mulut secara perlahan.

3. Menganjurkan ibu memilih posisi nyaman, misalnya : berdiri, duduk, atau berbaring.

4. Menganjurkan klien untuk klien posisi miring sesuai dengan posisi punggung janin, miring kekiri.

S : Klien

mengatakan nyeri hilang datang.

Klien mengatakan kontraksi semakin kuat jika datang.

Klien mengatakan rileks setelah latihan nafas dalam

Klien mengatakan ingin posisi berbaring.

Klien mengatakan akan duduk miring kekiri

O : TD : TD :

140/80mmHg, RR : 22 x/menit, N : 84 x/menit, T : 36,8 C. ̊�

Klien tampak latihan nafas dalam.

Page 2: Analisa Data

DS : Ibu

mengatakan cemas menghadapi persalinan ke 2 ini.

Ibu mengatakan sudah mengetahui proses persalinan, karena sudah memiliki pengalaman dengan anak pertama.

DO : Ibu tampak

cemas Ibu tampak

memegang

Proses persalinan

Cemas Cemas b/d proses persalinan

Setelah di lakukan

asuhan keperawatan

di harapkan cemas

berkurang dengan

kriteria hasil :

1. Klien tampak

rileks

2. Klien memahami

proses persalinan

3. Klien mampu

mengikuti

instruksi perawat

1. Observasi tingkat kecemasan klien melalui isyarat verbal dan nonverbal

2. Anjurkan klien penggunaan tehnik pernafasan dan relaksasi

3. Bantu ibu menentukan posisi yang nyaman miring kekiri atau berbaring

1. Ansietas yang berlebihan dapat menyebabkan dampak negatif terhadap proses persalinan

2.membantu klien lebih rileks dan merasa tenang

3. posisi yang nyaman dapat mengurangi cemas ibu

1. Mengukur tingkat kecemasan dengan meliihat tanda fisik pada ibu, serta mengekur TTV ibu dan DJJ janin.

2. Mengajarkan teknik napas dalam relaksasi dengan cara tarik nafas dalam.

3. Membantu ibu untuk menemukan posisi yang nyaman., dengan menganjurkan ibu posisi miring kekiri atau berbaring

A : Masalah

teratasi sebagian

P : lanjutkan

interensi

S : Klien

mengatakan tenang setelah melakukan latihan nafas dalam relaksasi

Klien mengatakan lebih enak berbaring telentang

Klien mengatakan tidak cemas lagi

O : Klien tampak

rileks TD : TD :

140/80mmHg, RR : 22 x/menit, N : 84 x/menit,

Page 3: Analisa Data

perutnya Ibu tampak

mencari suaminya.

4. Pantau DJJ dan TD ibu

5. Evaluasi pola kontraksi atau kemajuan persalinan

4. ansietas yang lama dapat menyebabkan ketidakseimbangan endokrin,

dengan kelebihan pelepasan epineprin dan norepineprin, meningkatkan TD dan nadi

5. Peningkatan kekuatan kontraksi uterus dapat meningkatkan masalah klien tentang kemampuan pribadi.

4. Memantau DJJ setiap setu jam dan memantau TD ibu

5. mengevaluasi pola kontraksi atau kemajuan persalinan.

T : 36,8 C. ̊�

A : Masalah

teratasi

P : Intervensi

dihentikan

Page 4: Analisa Data

KALA IIDS : Ibu

mengatakan mulesnya semakin sering dan kuat

Ibu mengatakan ada rasa ingin meneran

DO : Keadaan

umum baik TD : !40/80

mmHgN : 83 x/menitRR : 22x/menitDJJ : 154 x/menit

His : 4 x 10 menit lama > 40 detik.

Pemeriksaan

dalam pukul

23.45 wib,

terdapat

Nyeri Kontrasi rahim

Nyeri b/ Kotraksi rahim

Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan nyeri terkontrol, dengan kriteria hasil :1..Klien tampak tenang atau rileks2. Klien mengatakan dapat mengontrol nyeri

3. Penurunan skala nyeri4.Peningkatan perhatian

1. Anjurkan dalam penggunaan teknik relaksasi pernapasan

2. Anjurkan posisi yang nyaman bagi klien

3. Hitung dan catat frekuensi, intensitas dan durasi kontrakasi uterus setiap 10 menit.

4. Ajarkan cara mengedan yang benar jika pembukaaan sudah lengkap

1. Membantu mengurangi rasa nyeri akibat kontraksi uterus.

2. Meningkatkan relaksasi dan rasa nyaman bagi pasien.sehingga pasien lebih rileks dan nyeri berkurang.

3. Mementau kemajuan persalinan klien

4. Mengurangi kelelahan dan mempercepat proses persalinan.

1. Membantu dalam penggunaan teknik relaksasi pernapasan yang tepat..

2. Menganjurkan perubahan posisi yang nyaman bagi klien ( posisi berbaring dengan kedua lutut ditekuk ).

3. Menghitung waktu dan mencatat frekuensi, dan durasi pola kontraksi atau HIS setiap 10 menit dengan melihat abdomen klien.

4. Mengajarkan cara mengedan yang benar yaitu dengan menarik nafas dalam dan keluarkan sambil memusatkan dorongan tenaga ibu ke arah perut.

S : Klien

mengatakan nyeri berkurang setelah melahirkan

Klin mengatakan senang bayinya lahir

O : Klien tampak

senang Klien tampak

tenang TD :

140/80mmHg, N : 83 x/menit, RR : 22 x/menit,T : 36, 8 C ̊�

A : Masalah

teratasi

P : Intervensi di

hentikan

Page 5: Analisa Data

tekanan

pada anus ,

perineum

menonjol,

vulva

membuka,

pembukaan

10 cm,

portio tidak

teraba,

ketuban

positif ,

amniotomi

warna putih

keruh,

mulasa tidak

ada, kepala

H III – IV.

KALA III

Page 6: Analisa Data

DS : Ibu

mengatakan haus.

Ibu mengatakan ingin minum

Ibu mengatakan lelah

DO : Keadaan

umum baik Klien

tampak berkeringat

TD : 130/80mmHg

TFU : 1 jari bawah pusat

Pengeluaran darah pervagina ± 200 cc.

KALA IV

Output cairan berlebih

Resiko kekurangan volume cairan

Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan output cairan berlebih

Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan kebutuhan cairan dapat terpenuhi dg kriteria hasil :1.Klien tidak dehidrasi

2.TTV dalam batas normal.

1. Observasi dan catat volume cairan yang keluar.

2. Pantau suhu dan nadi pasien setiap jam

3. Kaji turgor kulit

4. Beri cairan peroral ( air putih atau air gula )

1. Menilai berapa jumlah volume cairan yang keluar dan jumlah yang harus diinput.

2. Peningkatan suhu dan nadi dapat menandakan dehidrasi

3. Turgor kulit yang buruk dapat menunjukan tanda – tanda dehidrasi.

4. Menambah cairan dalam tubuh dan mengganti cairan yang hilang

1. Mencatat volume cairan yang keluar dengan melihat darah yang keluar setelah persalinan

2. Memeriksa suhu dan nadi pasien setiap jam.

3. Mengkaji turgor kulit klien dengan melihat warna, kelembaban serta elastisitas kulit pasien.

4. Menganjurkan keluarga untuk memberi pasien minum air putih atau air gula.

S :Klien mengatakan

tidah haus lagi setelah di beri minum

Klien mengatakan lelahnya sudah berkurang

Klien mengatakan senang setelah melahirkan bayi dengan selamat

O :Klien masih

tampak lelahTurgor kulit baikKlien tampak

mengusap – usap bayinya

A :Masalah teratasi

sebagian

P : Intervensi di

lanjutkan

S: Klien

mengatakan jika BAK nyeri

Page 7: Analisa Data

DS : Ibu

mengatakan terasa nyeri pada luka jalan lahir saat bergerak dan saat berkemih

Ibu mengatakan perusnya masih terasa mules.

DO : TD :

130/80mmHg, RR 20 x/menit, S : 36,5 C ̊�

Terlihat luka robek ± 6 cm

Trauma jalan lahir

Resiko tinggi infeksi

Resiko tinggi infeksi b/d trauma jalan lahir

Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan tidak terjadi infeksi dg kriteria hasil :1.Tidak ada tanda dan gejala infeksi

2.TTV dalam batas normal

1. Pantau suhu dan nadi dengan rutin sesuai indikasi

2. Catat jumlah dan bau lokea.

3. Kaji adanya tanda-tanda infeksi saluran kemih

1. Peningkatan suhu tubuh dan nadi menandakan infeksi.

2. Lokea mempunyai karakteristik bau amis, yang menunjukkan adanya keterlamabatan penyembuhan

3. Gejala ISK dapat tampak pada hari kedua sampai ketiga postpartum karena adanya infeksi

1. Memantau dan memeriksa nadi dan suhu dengan rutin

2. Mencatat jumlah dan bau lokea

3. Mengkaji ada tidaknya gejala dan tanda – tanda infeksi saluran kemih seperti rasa panas dan nyeri saat ingin buang air kecil.

. Membantu dalam penggunaan teknik relaksasi pernapasan yang

Klien mengatakan perih saat air kencing mengenai luka

O : Klien tampak

tenang TTV dalam

batas normal TD : 130/80

mmHg, RR : 20 x/menit, T : 36,5 C ̊�

A :Masalah teratasi sebagian

P :Intervensi di lanjutkan

Page 8: Analisa Data

Singkawang, 12 Oktober 2013

Mahasiswa Clinical Instruction / CI

( Dwi Yani Bidaya, S.Kep ) ( Aprisipa, S.ST )