analisa BEP

12
DAFTAR ISI BAB I...................................................... 2 I. Pengertian Dan Konsep Analisa BEP.......................2 II. Manfaat Analisa BEP.....................................3 III. Asumsi Dari Analisa Break Even........................3 IV. Cara Penentuan Tingakt Break Even.....................4 1

description

makalah mengenai analisa break even point dalam penganggaran perusahaan

Transcript of analisa BEP

Page 1: analisa BEP

DAFTAR ISI

BAB I...................................................................................................................................2

I. Pengertian Dan Konsep Analisa BEP...........................................................................2

II. Manfaat Analisa BEP...................................................................................................3

III. Asumsi Dari Analisa Break Even.............................................................................3

IV. Cara Penentuan Tingakt Break Even........................................................................4

1

Page 2: analisa BEP

BAB I

I. Pengertian Dan Konsep Analisa BEP

Break even dipakai biamana suatu perusahaan hanya mampu menutup biaya

produksi dan biaya usaha yang diperlukan dalam menjalankan kegiatannya. Dengan

demikian pengertian break even adalah suatu keadaan dimana penghasilan dan

penjualan hanya cukup untuk menutup biaya, baik bersifat variabel maupun yang

bersifat tetap. dengan kata lain keadaan break even menunjukkan jumlah laba sama

dengan nol atau bahwa penghasilan total sama dengan biaya total.

Analisa ini juga mampu menujukkan bagaimana jumlah keuntungan yang

diperoleh akan berubah bilamana terjadi perubahan pada salah satu atau lebih dari

faktor-faktor berikut ini.:

a. Harga jual produk: naik atau turunnya harga jual akan berpengaruh terhadap

penghasilan dari penjualan.

b. Jumlah unit yang terjual: juga perubahan dari jumlah unit terjual akan secara

langsung mempengaruhi penghasilan penjualan

c. Biaya produksi dan/atau biaya usaha: yang terakhir ini akan mempengaruhi

biaya keseluruhan yang harus diperhitungkan terhadap hasil penjualan.

Oleh karena laba adalah selisih abtara penghasilan atau biaya dengan keseluruhan

biaya, maka perubahan dari penghasilan atau biaya dengan sendirinya akan

mempengaruhi laba yang diperoleh. Oleh karena itu analisa break even sering juga

disebut sebagai analisa Cost – Profit- Volume (Analisa C.P.V).

2

Page 3: analisa BEP

II. Manfaat Analisa BEPKarena anggaran perusahaan adalah alat bantu manajemen di bidang

perencanaan dan pengawasan, maka penggunaan alat BEP dalam system

penggangaran harus menggunakan data anggaran.Degan demikian tingkat break even

yang dihasilkan akan merupakan perkiraan break even untuk waktu yang akan datang

dihasilkan akan merupakan perkiraan break even waktu yang akan datang.

kegunaan BEP yang dianggarkan adalah:

a. Untuk memberikan gambaran tentang batas jumlah penjualan minimal yang

harus diusahakan agar perusahaan tidak menderita kerugian, sehingga volume

penjualan dapat direncanakan.

b. Untuk menentukan jumlah penjualan yang seharusnya diperoleh pada

persyaratan tertentu, misalnya penjualan yang memberikan sejumlah laba

tertentu. jumlah penjualan yang seharusnya diperoleh akan sama dengan

jumlah penjualan pada keadaan break even ditambah sejumlah penjualan lain

yang diperlukan untuk memperoleh laba yang dimaksud.

III. Asumsi Dari Analisa Break EvenAsumsi break even membutuhkan asumsi tertentu sebagai dasarnya, antara lain:a. Bahwa biaya pada berbagai tingkat kegiatan dapat diperkiraakan jumlahnya

secara tepat. Dengan demikian perubahan tingkat produksi dapat dijabarikan

menjadi perubahan tingkat biaya.

b. Biaya tersebut dapat dipisahkan antara biaya variable dengan dan biaya mana

yang merupakan beben tetap. Analisa break even hanya dapat dihitung

bilamana sebagian biaya merupakan beban tetap.

c. Tingkat penjualan sama dengan tingkat produksi.

d. Harga jual produk perusahaan pada berbagai tingkat penjualan tidak

mengalami perubahan.

3

Page 4: analisa BEP

e. Efisienssi perusahaan pada berbagai tingkat kegiatan juga tidak berubah,

sehingga biaya variable tiap unit produk sama untuk berbagai volume

produksi.

f. Tidak terdapat perubahan pada berbagai kebijakan pimpinan yang secara

langsung berpengaruh terhadap beban tetap keseluruhan. Dengan demikian

biaya tetap keseluruhan juga tidak berubah.

g. perusahaan dianggap seakan-akan hanya menjual satu macam produk akhir.

dalam kenyataan asumsi diatas tidak dapat dipenuhi sehingga diperlukan suatu

modifikasi tertentu dalam penggunaannya.

IV. Cara Penentuan Tingakt Break EvenTerdapat tiga cara pendekatan yang dapat dipakai dalam menghitung tingkat

Break Even perusahaan untuk suatu periode, yaitu:

1. Pendekatan secara Tabelaris, yaitu dengan cara menghitung jumlah

penghasilan dan biaya pada berbagai tingkat atau volume penjualan/produksi.

2. Pendekatan secara Grafis, yaitu dengan menggambar kurva penghasilan, biaya

tetap, dan biaya total pada berbagai tingkat penjualan/produksi.

3. Pendekatan secara Arithmatik, yaitu dengan menggunakan rumus berikut ini:

a. Pendekatan total:

4

Break Even = TFC

(1 – TVC/TR)

Break Even = Total Biaya Tetap

(1 – Total Biaya Variabel/ Total Penghasilan Penjualan)

Page 5: analisa BEP

b. Pendekatan per unit:

Data: rencana penjualan perusahaan

PENJUALAN DIANGGARKAN 200.000 UNIT@25 = 5.000.000

Biaya Fixed Variabel

Material - 900.000

Tkl - 1.000.000

Bop 700.000 300.000

Bi. Asuransi 600.000 100.000

Bi. Penjualan 500.000 300.000

Total 1.800.000 2.600.000

total biaya = 4.400.000

laba dianggarkan = 600.000

kapasitas produksi maksimal = 250.000 unit

1. Pendekatan secara Tabelaris:

atas dasar diatas dapat diketahui bahwa:

harga jual per unit Rp 25

biaya variable per unit produk Rp 13 (2.600.000/200.000 unit)

beban tetap produksi maupun biaya usaha keseluruhann berjum;ah Rp

1.800.000

bedasarkan data diatas dapat dibuat perkiraan laba pada berbagai tingkat produksi/

penjualan seperti berikut:

PRODDUKSI/PENJUALAN (dalam ribuan rupiah)

5

Break Even = TFL

Harga Jual/unit – Biaya Variabel/unit

Page 6: analisa BEP

Tingkat prod. 100.000 125.000 150.000 200.000

Penghasilan 2.500 3.125 3.750 5.000

VC 1.300 1.625 1.950 2.600

FC 1.800 1.800 1.800 1.800

TC 3.100 3.425 3.750 4.400

Laba anggaran (600) (300) 0 600

Pada tingkat penjualan terendah (100.000 unit atau rp 2.500.000) perusahaan akan

menderita kerugian rp 600.000 dan pada tingkat penjualan tertinggi (200.000 unit

atau rp 5.000.000) akan memperoleh keuntungan rp 600.000. Volume bep akan

dicapai pada tingkat penjualan sebesar 150.000 unit atau penghasilan penjualan

sebesar rp 3.750.000 pada tingkat mana penghasilan keseluruhan (tr) sama dengan

biaya keseluruhan (tc). Sehingga pada tingkat tersebut laba perusahaan sama dengan

nol. Dengan demikian volume Break Even dicapai pada tingkat penjualan 75% dari

volume penjualan yang dianggarkan, yaitu berasal dari perhitungan:

150.000 unit/200.000 unit atau Rp 3.750.00/ Rp 5.000.000.

dengan kata lain angka 25% ini menunjukkan batas maksimal turunnya penjualan

yang dapat ditolelir untuk dapat mencegah terjadinya kerugian atau disebut juga

Margin Of safety atau margin pengaman.

2. Pendekatan secara Grafis:

6

Safety Margin = 1 – Unit Break Even

Unit Yang Dianggarkan

Safety Margin = Unit Yg Dianggarkan – Unit Break Even

Unit Yang Dianggarkan

Page 7: analisa BEP

Dengan menggunakan sumbu X sebagai petunjuk volume kegiatan dan sumbu Y

menunjukkan nilai rupiah dari penghasilan dan biaya, maka titik break even akan

diketahui dari perpotongan antara kurva penghasilan keseluruhan dengan biaya

keseluruhan (TR = TC). Grafik Break Even dapat dibuat dengan meletakkan

garis biaya total di atas garis biaya tetap total atau diatas garis biaya variable

40 60 80 100 120 140 1600

500100015002000250030003500

REV/COST (dalam ribuan)

40 60 80 100 120 140 1600

500100015002000250030003500

REV/COST (dalam ribuan)

Dimana:

Sumbu x merupakan unit yang diproduksi

Sumbu y merupakan total penerimaan.

Cara penggambaran di sebelah kanan lebih tepat karena menunjukkan bahwa biaya

variabel-lah yang lebih relevan untuk ditutp terlebih dahulu sebelum penghasilan

penjualan itu digunakan untuk menutup biaya tetap. Hal tersebut karena biaya tetap

merupakan biaya yang sudah terlanjur (sunk cost)

3. Pendekatan secara arithmatik

Break even dapat diketahui dengan memasukkan data anggaran sebagai berikut:

a. Atas dasar keseluruhan:

7

BE = 1.800.0001 – 2.600.000 5.000.000

atau Rp 3.750.000 atau 150.000 unit

Page 8: analisa BEP

b. Atas dasar per unit produk:

rumus BE keseluruhan akan menghasilkan perhitungan BE dalam rupiah, sedang analisa per unit produk menghasilkan BE dalam jumlah fisik produk:

bagian dari rumus BEP secara keseluruhan yang berupa:

TFV/TR = 2.600.000/5.000.000 = 0.52 ATAU 52%

8

BE = 1.800.000

25 -13

= 150.000 unit