Analis Jurnal Anak Tama

34

Click here to load reader

description

xcxc

Transcript of Analis Jurnal Anak Tama

Page 1: Analis Jurnal Anak Tama

ANALISIS JURNAL

PRAKTIK FROFESI KEPERAWATAN ANAK

“PENGARUH PEMIJATAN TERHADAP

KENAIKAN BERAT BADAN DAN LAMA TIDUR

BAYI USIA 1 SAMPAI 3 BULAN”

Page 2: Analis Jurnal Anak Tama

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia adalah kematian anak usia bawah

lima tahun (balita). Angka kematian balita di negara-negara berkembang khususnya

Indonesia masih cukup tinggi. Salah satu penyebab yang menonjol diantaranya karena

keadaan gizi yang kurang baik atau bahkan buruk. Tercatat satu dari tiga anak di dunia

meninggal setiap tahun akibat buruknya kualitas nutrisi. Sebuah riset juga menunjukkan

setidaknya 3,5 juta anak meninggal tiap tahun karena kekurangan gizi serta buruknya

kualitas makanan. Badan kesehatan dunia (World Health Organization/WHO)

memperkirakan bahwa 54% kematian anak disebabkan oleh keadaan gizi yang buruk.

Sementara masalah gizi di Indonesia mengakibatkan lebih dari 80% kematian anak.

Prevalensi balita gizi buruk merupakan indikator Millenium Development Goals

(MDGs) yang harus dicapai disuatu daerah (kabupaten/kota) pada tahun 2015, yaitu

terjadinya penurunan prevalensi balita gizi buruk menjadi 3,6% atau kekurangan gizi

pada anak balita menjadi 15,5%. Pencapaian target MDGs belum maksimal dan belum

merata di setiap provinsi. Di tahun 2010 sekitar 4,9% (1,39 juta) balita dari 12% (total

usia balita) dari jumlah penduduk sekitar 238 juta, menderita gizi buruk dan kekurangan

gizi 17,9%.

Status gizi buruk pada balita dapat menimbulkan pengaruh yang sangat

menghambat pertumbuhan fisik, mental maupun kemampuan berpikir yang pada akhirnya

akan menurunkan produktivitas kerja. Balita hidup penderita gizi buruk dapat mengalami

penurunan kecerdasan (IQ) hingga 10%. Keadaan ini memberikan petunjuk bahwa pada

hakikatnya gizi yang buruk atau kurang akan berdampak pada menurunnya kualitas

sumber daya manusia.

Selain status gizi, lama tidur bayi saat malam hari juga dapat mempengaruhi

kecerdasan bayi. Studi menyebutkan bahwa lama waktu tidur bayi di malam hari

memiliki koneksi kepada fungsi kognitif bayi. Selama fase bayi, pertumbuhan sel-sel

saraf belum sempurna sehingga diperlukan waktu tidur lebih lama untuk perkembangan

saraf, pembentukan sinaps, dan sebagainya. Otak bayi tumbuh tiga kali lipat dari keadaan

saat lahir atau 80% dari otak orang dewasa di tahun pertamanya. Kondisi ini hanya terjadi

satu kali saja seumur hidup. Sehingga untuk tumbuh kembang yang maksimal bayi

membutuhkan istirahat yang cukup.

Page 3: Analis Jurnal Anak Tama

Tidur dengan kualitas dan kuantitas yang baik akan banyak membantu

perkembangan bayi. Biasanya anak-anak dengan usia yang sama akan mempunyai

rentang waktu tidur yang kurang lebih sama. Tetapi harus diingat bahwa setiap orang

adalah individu yang unik dengan kebutuhan yang berbeda-beda, termasuk juga

kebutuhan akan waktu tidur.

Mengingat akan pentingnya status gizi dan waktu tidur bagi perkembangan bayi,

maka nutrisi dan kebutuhan tidurnya harus benar-benar terpenuhi agar tidak berpengaruh

buruk terhadap perkembangannya. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk

memenuhi kebutuhan tersebut adalah dengan pemijatan.

Pemijatan dapat meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi serta

meningkatkan efektivitas istirahat (tidur) bayi. Terapi pijat memberikan efek positif

secara fisik, antara lain kenaikan berat badan bayi dan peningkatan produksi air susu ibu

(ASI). Hal ini disebabkan bayi yang dipijat mengalami peningkatan kadar enzim

penyerapan dan insulin sehingga penyerapan terhadap sari makanan pun menjadi lebih

baik. Bayi menjadi cepat lapar dan lebih sering menyusu sehingga meningkatkan

produksi ASI dan bayi yang dipijat akan dapat tidur dengan lelap, sedangkan pada waktu

bangun, daya konsentrasinya akan lebih penuh. Pemijatan sebagai bagian dari pengobatan

alternatif, kini diterima secara empiris sebagai sarana untuk membantu pertumbuhan,

mengurangi rasa sakit, meningkatkan kesiagaan, mengurangi depresi dan meningkatkan

fungsi sistem imun pada bayi yang baru lahir. Pemijatan ini akan memberikan

keuntungan yang lebih besar jika dilakukan setiap hari sejak kelahirannya sampai usia 6-7

bulan. Keuntungan dari pemijatan ini selain dapat dilakukan dengan mudah karena pada

umumnya ilmu pijat bayi ini mudah dilakukan dengan beberapa kali latihan. Selain itu

juga tidak memerlukan biaya yang mahal.

Berdasarkan latar belakang tersebut kami tertarik untuk menganalisis jurnal yang

berjudul “Pengaruh Pemijatan Terhadap Kenaikan Berat Badan dan Lama Tidur Bayi

Usia 1 Sampai 3 Bulan”.

B. TUJUAN

Mengetahui pengaruh pemijatan terhadap kenaikan berat badan dan lama tidur bayi usia 1

sampai 3 bulan.

Page 4: Analis Jurnal Anak Tama

C. MANFAAT

1. Manfaat Teoritis

a) Sebagai informasi ilmiah dalam bidang keperawatan anak mengenai terapi

alternatif pemijatan bayi untuk membantu meningkatkan pertumbuhan dan

perkembangan bayi.

b) Sebagai masukan dan gambaran dalam melakukan analisis jurnal berikutnya

dalam bidang keperawatan anak.

2. Manfaat Klinis

a) Sebagai masukan bagi petugas kesehatan dan orang tua dalam penggunaan terapi

alternatif pemijatan bayi untuk membantu meningkatkan pertumbuhan dan

perkembangan bayi.

Page 5: Analis Jurnal Anak Tama

BAB II

ISI

A. RINGKASAN JURNAL

1. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Memperoleh gambaran tentang pengaruh pemijatan terhadap peningkatan berat badan

dan lama tidur bayi usia 1 sampai 3 bulan.

2. Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui perbedaan pengaruh pemijatan terhadap berat badan dan lama tidur

bayi usia 1 sampai 3 bulan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

2) Untuk mengetahui perbedaan pengaruh pemijatan terhadap berat badan dan lama tidur

bayi usia 1 sampai 3 bulan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

3) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh terapi pemijatan terhadap berat badan dan lama

tidur bayi usia 1 sampai 3 bulan.

2. Metode dan Cara Penelitian

a. Populasi dan Subyek

Populasi dalam penelitian ini adalah semua bayi yang berumur 1 sampai 3 bulan

yang berada di Puskesmas Sukorame Kota Kediri periode Desember 2009 sampai

Maret 2010.

b. Analisis Statistik

Data yang terkumpul diolah dengan komputerisasi menggunakan rumus

multivariate statistical analysis for two independet sample. Menguji kenaikan berat

badan dan lama tidur secara serempak dengan menggunakan uji ANOVA repeated

measure untuk kedua kelompok. Menguji dengan tujuan membandingkan keadaan

berat badan dan lama tidur antara dua kelompok yang diuji dengan multivariate

statistical analysis for two independet sample. Menguji variabel perancu yaitu jenis

kelamin dengan menggunakan independet sample t test.

3. Hasil Penelitian

Terdapat perbedaan rata-rata berat badan bayi antara kelompok intervensi dan

kelompok kontrol selama empat minggu yaitu F=95,709 (p<0,001). Berdasarkan hasil

perhitungan dapat disimpulkan terdapat perbedaan rata-rata lama tidur bayi yang

signifikan selama empat minggu penelitian antara kelompok intervensi dan kelompok

kontrol yaitu F=79,066 (p<0,001).

Page 6: Analis Jurnal Anak Tama

Analisis selanjutnya dilakukan untuk melihat perbedaan peningkatan berat badan

bayi dan lama tidur bayi setiap minggu dengan uji multivariate statistical analysis for two

independent sample. Berdasarkan hasil penelitian terdapat perbedaan peningkatan berat

badan dan lama tidur yang signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol

mulai minggu pertama yaitu F=147,984 (p<0,001), pada minggu kedua F=18,713

(p<0,001), minggu ketiga F=117,809 (p<0,001) dan minggu keempat F=124,825

(p<0,001).

Berdasarkan hasil penelitian terdapat perbedaan peningkatan berat badan dan lama

tidur yang signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol selama empat

minggu penelitian yaitu F=225,506 (p<0,001). Peningkatan berat badan pada kelompok

intervensi lebih besar dari pada kelompok kontrol (x=873,33 g, SD=94,44 versus

x=588,33 g, SD=65,23). Sedangkan peningkatan lama tidur pada kelompok intervensi

lebih besar dari pada kelompok kontrol (x=53 menit, SD=7,26 versus x=27 menit,

SD=9,24). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemijatan pada bayi berpengaruh terhadap

peningkatan berat badan dan lama tidur bayi selama empat minggu penelitian.

Penelitian ini memiliki satu variabel perancu yaitu jenis kelamin bayi, untuk melihat

apakah variabel perancu mempengaruhi berat badan bayi maka dilakukan pengujian

denganbindependent sample t test. Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan

terdapat perbedaan yang signifikan antara berat badan bayi laki-laki dan perempuan mulai

awal penelitian yaitu t=3,774 (p<0,001) dan minggu keempat penelitian yaitu t=4,173

(p<0,001).

4. Kesimpulan

a. Peningkatan berat badan bayi usia 1 sampai 3 bulan pada kelompok intervensi

(mendapatkan pemijatan) lebih besar dari pada kelompok control (tidak mendapatkan

pemijatan).

b. Peningkatan lama tidur bayi usia 1 sampai 3 bulan pada kelompok intervensi

(mendapatkan pemijatan) lebih besar dari pada kelompok kontrol (tidak mendapatkan

pemijatan).

B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pemijatan

a. Definisi Pemijatan

Roesli (2001) menyatakan bahwa pijat bayi adalah seni perawatan kesehatan

dan pengobatan yang dikenal sejak awal manusia diciptakan di dunia serta telah

Page 7: Analis Jurnal Anak Tama

dipraktekkan sejak berabad-abad tahun silam secara turun temurun oleh dukun bayi.

Yang disebut bayi adalah anak yang berumur 0-12 bulan.

Sentuhan dan pandangan mata antara orang tua dan bayi mampu mengalirkan

kekuatan jalinan kasih sayang diantara keduanya yang merupakan dasar komunikasi

untuk memupuk cinta kasih secara timbal balik, mengurangi kecemasan,

meningkatkan kemampuan fisik serta rasa percaya diri. (Sutcliffe, 2002).

b. Manfaat Pemijatan

Menurut Roesli (2001), manfaat pijat bayi adalah :

1) Meningkatkan berat badan bayi

2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur bayi

3) Meningkatkan pertumbuhan

4) Meningkatkan daya tahan tubuh

5) Meningkatkan produksi ASI

6) Memperbaiki sirkulasi darah dan pernapasan

7) Mengurangi kembung dan kolik yang diakibatkan karena mengkonsumsi susu

formula

8) Mengurangi depresi pada bayi

c. Waktu dan Persiapan

Pijat bayi dapat dimulai segera setelah lahir, kapan saja sesuai keinginan orang

tua. (Roesli, 2001). Persiapan sebelum memijat antara lain:

1) Tangan bersih dan hangat

2) Hindari goresan pada kulit bayi akibat kuku dan perhiasan

3) Ruang hangat dan tidak pengap

4) Bayi sudah selesai makan atau bayi sedang tidak lapar

5) Menyediakan waktu khusus yang tidak diganggu oleh hal lain minimum 15 menit

untuk melakukan seluruh tahapan pemijatan

6) Duduklah dengan posisi nyaman dan tenang

7) Baringkanlah bayi di atas permukaan kain yang rata, lembut, dan bersih

8) Siapkan handuk, popok, baju ganti, dan minyak atau baby oil/lotion

9) Minta izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara membelai wajah

dan kepala bayi sambil mengajak bicara

Gunakan minyak ketika memijat untuk menghindari luka akibat gesekan yang

dapat terjadi karena kontak dengan kulit. Minyak yang cocok adalah minyak zaitun,

minyak telon, atau baby oil. Jangan menggunakan minyak aromaterapi karena terlalu

Page 8: Analis Jurnal Anak Tama

keras untuk kulit bayi. (Williams, 2003). Hal-hal yang dilakukan selama pemijatan

berlangsung adalah:

1. Pandang mata bayi selama pemijatan berlangsung

2. Bernyanyilah atau putarkan lagu-lagu yang tenang atau lembut untuk menciptakan

suasana tenang selama pemijatan.

3. Awali pemijatan dengan sentuhan ringan, kemudian secara bertahap tambahkan

tekanan pada sentuhan tersebut, terutama bila anda sudah yakin bahwa bayi mulai

terbiasa dengan pijatan yang sedang dilakukan.

4. Tanggaplah pada isyarat yang diberikan bayi. Bila bayi menangis cobalah untuk

menenangkannya sebelum melanjutkan pemijatan. Bila bayi menangis lebih keras,

hentikanlah pemijatan, karena mungkin bayi minta digendong, disusui, atau sudah

mengantuk dan ingin tidur.

5. Mandikan bayi segera setelah pemijatan berakhir agar bayi merasa segar dan

bersih setelah terlumuri minyak atau baby oil/lotion.

6. Lakukan konsultasi pada dokter atau perawat untuk mendapatkan keterangan lebih

lanjut tentang pemijatan bayi.

7. Hindarkan mata bayi dari percikan atau lelehan minyak atau baby oli/lotion.

Jika suatu saat bayi tampak merasa tidak nyaman segera hentikan pemijatan.

Dalam memijat kita harus membangun toleransi dengan mulai beberapa gerakan,

sedikit demi sedikit dengan durasi waktu yang bertahap dari 2-3 menit hingga 5-10

menit. (Hogg, 2002). Tindakan yang tidak dianjurkan selama pemijatan:

1. Jangan memijat bayi langsung setelah bayi selesai makan

2. Jangan membangunkan bayi khusus untuk pemijatan

3. Jangan memijat pada saat bayi dalam keadaan tidak sehat

4. Jangan memijat bayi pada saat bayi tak mau dipijat

5. Jangan memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi

d. Cara memijat Untuk Berbagai Kelompok Umur

1) Bayi umur 0 sampai 1 bulan

Gerakan yang lebih mendekati usapan-usapan halus. Sebelum tali pusat bayi lepas

sebaiknya tidak dilakukan pemijatan di daerah perut.

2) Bayi umur 1 samapi 3 bulan

Gerakan halus disertai tekanan ringan dalam waktu yang lebih singkat.

3) Bayi umur 3 bulan sampai anak umur 3 tahun

Page 9: Analis Jurnal Anak Tama

Seluruh gerakan dilakukan dengan tekanan dan waktu yang makin meningkat. Total

waktu pemijatan disarankan sekitar 15 menit.

Lumurkan sesering mungkin minyak atau baby oil atau lotion yang lembut sebelum

dan selama pemijatan. Setelah itu, lakukan gerakan pembukaan berupa sentuhan ringan di

sepanjang sisi muka bayi atau usaplah rambutnya. Gerakan pembuka ini untuk

memberitahukan bahwa waktu pemijatan akan segera dilakukan padanya.

Pemijatan sebaiknya dimulai dari kaki bayi, sebab umumnya bayi lebih menerima

apabila dipijat pada daerah kaki. Permulaan seperti ini akan memberi kesempatan pada

bayi untuk membiasakan dipijat sebelum bagian lain disentuh. Itu sebabnya urutan

pemijatan bayi dianjurkan dimulai dari bagian kaki, kemudian perut, dada, tangan, muka,

dan diakhiri pada bagian punggung.

e. Urutan Pijat Bayi

1) Kaki

a) Telapak kaki

Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara bergantian, dimulai dari

tumit kaki menuju ke jari. Atau buatlah lingkaran-lingkaran kecil dengan kedua ibu

jari secara bersamaan pada seluruh telapak kaki dimulai dari tumit.

b) Jari

Pijatlah jari-jari kaki satu per satu dengan gerakan memutar menjauhi telapak

kaki dan diakhiri dengan tarikan lembut pada setiap ujung jari.

c) Punggung kaki

Dengan kedua ibu jari, buatlah lingkaran di sekitar kedua mata kaki sebelah

dalam dan luar. Kemudian urutlah seluruh punggung kaki dengan kedua ibu jari

secara bergantian dari pergelangan kaki ke arah jari. Atau buatlah gerakan yang

membentuk lingkaran-lingkaran kecil dengan kedua ibu jari secara bersamaan, dari

daerah mata kaki ke jari kaki.

d) Gerakan menggulung

Pegang pangkal paha dengan kedua tangan anda, kemudian gerakkan

menggulung dari pangkal paha menuju pergelangan kaki.

e) Gerakan akhir

Rapatkan kedua kaki bayi, lalu letakkan kedua tangan anda secara bersamaan

pada pangkal paha, kemudian usap dengan halus kedua kaki bayi dari atas ke bawah.

Page 10: Analis Jurnal Anak Tama

2) Perut

a) Mengayuh pedal sepeda

Lakukan gerakan pada perut bayi seperti mengayuh pedal sepeda, dari atas ke bawah

perut, bergantian dengan tangan kanan dan kiri.

b) Menekan perut

Tekuk kedua lutut kaki bersamaan dengan lembut ke permukaan perut bayi. Dapat

juga secara bergantian, dimulai dengan lutut kanan dan dilanjutkan dengan lutut kiri.

c) Bulan matahari

Buat lingkaran dengan ujung-ujung jari tangan kanan mulai dari perut sebelah kanan

bawah (daerah usus buntu) sesuai arah jarum jam, kemudian kembali ke daerah kanan

bawah (seperti bentuk bulan), diikuti oleh tangan kiri yang selalu membuat bulatan

penuh (seperti bentuk matahari).

d) Jam

Cara lain adalah dengan membayangkan ada gambar jam pada perut bayi. Perut bayi

bagian paling atas dianggap jam 12, bagian bawah perut dianggap jam 6, lalu buat

gerakan berikut : Buat lingkaran searah jarum jam dengan tangan kanan anda dibantu

tangan kiri dimulai pada jam 8 (di daerah usus buntu).

e) Gerakan I LOVE YOU

- ”I” : Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan menggunakan

jari-jari tangan kanan seolah membentuk huruf ”I”.

- ”LOVE” : Bentuklah huruf ”L” terbalik, dengan melakukan pemijatan dari kanan

atas perut ke kiri atas kemudian dari kiri atas ke kiri bawah.

- ”YOU” : Bentuklah huruf ”U” terbalik, dimulai dari kanan bawah (daerah usus

buntu) ke atas kemudian ke kiri, ke bawah, dan berakhir di perut kiri bawah.

f) Gelembung

Letakkan ujung-ujung jari pada perut bayi di bagian kanan bawah dan buatlah gerakan

dengan tekanan sesuai arah jarum jam dari kanan ke kiri bawah guna memindahkan

gelembung-gelembung udara. Dengan kedua telapak tangan buatlah gerakan dari

tengah dada ke samping luar seolah sedang meratakan kertas pada buku tua.

3) Dada

a) Jantung besar

Buatlah gerakan yang membentuk gambar jantung dengan meletakkan ujung-ujung

jari kedua tangan anda di ulu hati. Setelah itu buat gerakan ke atas sampai di bawah

Page 11: Analis Jurnal Anak Tama

leher, kemudian ke samping di atas tulang selangka, lalu ke bawah ke ulu hati seolah

membuat gambar jantung.

b) Kupu-kupu

Gerakan dilanjutkan dengan membuat gambar kupu-kupu. Dimulai dengan tangan

kanan yang memijat menyilang dari ulu hati ke arah bahu kanan, dan kembali ke ulu

hati, kemudian dengan tangan kiri ke bahu kiri, dan kembali ke ulu hati.

c) Jantung kecil

Buatlah gerakan seperti gambar jantung kecil di sekitar puting susu.

d) Burung kecil

Buatlah gerakan seolah membuat gambar jantung besar hingga ke tepi selangka.

Kemudian dengan jari-jari tangan yang diregangkan buatlah gerakan seolah membuat

gambar sayap burung kecil, dimulai dari samping dada ke atas.

4) Tangan

a) Telapak tangan

Dengan kedua ibu jari, pijatlah telapak tangan seolah membuat lingkaran-lingkaran

kecil dari pergelangan tangan ke arah jari-jemari. Sedangkan keempat jari lainnya

memijat punggung tangan.

b) Jari

Pijat jari bayi satu per satu menuju ujung jari dengan gerakan memutar. Akhiri

gerakan ini dengan tarikan pada tiap ujung jari.

c) Gerakan menggulung

Peganglah lengan bayi bagian atas/bahu dengan kedua telapak tangan. Bentuklah

gerakan menggulung dari pangkal lengan menuju pergelangan tangan/jari-jari.

d) Gerakan akhir

Sama seperti gerakan akhir yang dilakukan pada pemijatan kaki.

5) Muka

a) Membasuh muka

Tutuplah wajah bayi dengan kedua telapak tangan anda dengan lembut sambil bicara

pada bayi secara halus. Gerakkan kedua tangan anda ke samping pada kedua sisi

wajah bayi seperti gerakan membasuh muka.

b) Dahi: menyetrika dahi

Letakkan jari-jari kedua tangan anda pada pertengahan dahi. Tekankan jari-jari anda

dengan lembut mulai dari tengah dahi bayi ke arah samping kanan dan kiri seolah

menyetrika dahi. Setelah itu gerakkan ke bawah ke daerah pelipis dan buatlah

Page 12: Analis Jurnal Anak Tama

lingkaran-lingkaran kecil di pelipis kemudian gerakkan ke arah dalam melalui daerah

pipi di bawah mata.

c) Alis: Menyetrika alis

Letakkan kedua ibu jari anda di antara kedua alis mata. Lalu pijat bagian atas

mata/alis mulai dari tengah ke samping seperti menyetrika alis.

d) Hidung: senyum pertama

Letakkan kedua ibu jari anda di antara kedua alis. Tekankanlah ibu jari anda dari

pertengahan kedua alis turun melalui tepi hidung ke arah pipi kemudian gerakkan ke

samping dan ke atas seolah membuat bayi tersenyum.

e) Rahang atas: senyum kedua

Letakkan kedua ibu jari anda pada pertengahan rahang atas atau di atas mulut di

bawah sekat hidung. Gerakkan kedua ibu jari anda dari tengah ke samping dan ke atas

ke daerah pipi seolah membuat bayi tersenyum.

f) Dagu atau rahang bawah: senyum ketiga

Letakkan kedua ibu jari anda di tengah dagu. Tekankan dua ibu jari pada dagu, lalu

gerakkan dari tengah ke samping kemudian ke atas seolah membuat bayi tersenyum.

g) Belakang telinga

Dengan tekanan lembut gerakkan jari-jari kedua tangan anda dari belakang telinga

kanan dan kiri ke tengah dagu. Atau dengan tekanan lembut gerakkan kedua tangan

anda dari belakang telinga membentuk lingkaran-lingkaran kecil ke seluruh kepala.

6) Punggung

a) Gerakan maju mundur: kuda goyang

Tengkurapkan bayi melintang di depan anda dengan kepala di sebelah kiri dan kaki di

sebelah kanan anda. Pijatlah dengan gerakan maju mundur menggunakan kedua

telapak tangan di sepanjang punggung bayi, dari bawah leher sampai ke pantat bayi.

b) Gerakan menyetrika

Lakukan usapan dengan telapak tangan kanan anda, menyerupai gerakan menyetrika

dimulai dari pundak ke bawah sampai ke pantat.

2. Konsep Tidur bayi

a. Definisi

Tidur adalah proses fisiologis yang bersiklus bergantian dengan periode yang lebih

lama dari keterjagaan (Perry et all, 2006). Pada dasarnya, tidur dibagi menjadi dua

Page 13: Analis Jurnal Anak Tama

tahapan yaitu non REM (non Rapid Eye Movement) atau biasa disebut tidur tenang dan

REM (Rapid Eye Movement) atau biasa disebut tidur aktif.

Pola tidur bayi pada usia tiga sampai enam bulan berbeda dengan pola tidur orang

dewasa. Setelah mengatur periode yang umumnya memakan waktu 10 sampai 20 menit,

tidur bayi berubah tahapnya yaitu dari tahap 1 non-REM menuju tahap 3 atau 4. Bayi

mungkin kembali ke tahap 1 dan berputar kembali.Setelah satu atau dua putaran tidur

NREM, REM mulai timbul setelah 60 sampai 90 menit. Siklus tidur yang lebih sering

muncul pada bayi adalah tahap REM dan menghasilkan tidur yang lebih pendek, sekitar

30% dari waktu tidur dihabiskan dalam siklus REM. (Rizema, 2011).

Tidur REM berpengaruh pada kecerdasan bayi, ketika tidur aktif (REM) aliran

darah ke otak meningkat, pertumbuhan sel-sel otak lebih cepat, merangsang fungsi-fungsi

otak, restorasi emosi dan kognitif serta konsolidasi pengalaman yang dialaminya hari itu.

Semakin bertambahnya usia, tidur aktif juga akan semakin berkurang. (Rizema, 2011).

Lama tidur setiap kelompok usia juga berbeda-beda tergantung faktor fisik, psikis

dan lingkungan. Lama tidur bayiusia3-6 bulan kurang lebih 2 jam pada tidur siang dengan

3 kali tidur siang, pada malam hari lama tidur 7-9 jam dengan paling banyak 3 kali

terbangun. (Dian Rakyat, 2002). Pada usia6-9 bulan memerlukan waktu tidur sekitar 14

jam perhari dan mereka sudah bisa tidur selama tujuh jam sekali waktu. Bayi mungkin

melakukan satu atau dua kali tidur siang per hari, yaitu sekali di pagi hari dan sekali di

sore hari. Pada usia 9-12 bulan, bayi tidur dalam tempo sekitar 12 jam di malam hari dan

tidur siang dua kali sehari dalam tempo satu jam atau dua jam sekali waktu. (Rizema,

2011).

b. Kualitas Tidur Bayi

Kualitas tidur adalah suatu keadaan(mutu) tidur atau keadaan fisiologis tertentu

yang didapatkan selama seseorang tidur, yang memulihkan proses-proses tubuh yang

terjadi pada waktu orang itu bangun. Kualitas tidur juga menggambarkan pola tidur

seseorang melalui lamanya atau total waktu tidur yang dibutuhkan dan nyenyak atau

tidaknya tidur seseorang, dan puas atau tidaknya tidur seseorang selama sehari. Jika

kualitas tidurnya bagus artinya fisiologi/faal tubuh dalam hal ini sel otak misalnya pulih

kembali seperti semula saat bangun tidur. (Candra, 2005; Tarwoto dan Wartonah,

2006:102).

Lebih lanjut dalam Potter & Perry (2005:1487) dijelaskan bahwa kualitas tidur

merupakan kondisi tidur seseorang yang dapat digambarkan dengan lama waktu tidur

Page 14: Analis Jurnal Anak Tama

dan keluhan-keluhan yang dirasakan saat tidur maupun saat bangun tidur seperti merasa

letih, pusing, badan pegal-pegal atau mengantuk berlebihan pada siang hari.

Tidur berkualitas merupakan kebutuhan dasar manusia termasuk bayi. Selama

tidur, didalam tubuh terjadi berbagai aktivitas yang akan berpengaruh terhadap

kesehatan fisik dan mental. Terjadi peningkatan restorasi jaringan otak dan pembentukan

protein, pembentukan hormon-hormon anabolik seperti hormon pertumbuhan,

kortikosteroid dan gonadotropin (hormon pengatur fungsi reproduksi). (Tarwoto dan

Wartonah, 2006:103).

Waktu tidur yang dibutuhkan anak, sebenarnya berbeda-beda tergantung usianya.

Berikut adalah panduan waktu tidur yang baik bagi anak seperti dikutip dari Parents

Zone:

- Bayi Baru Lahir

Bayi akan menghabiskan lebih dari 75% waktunya unntuk tidur atau sekitar 18

jam atau lebih dalam sehari. Pada usia bayi, tidur ikut membantu proses tumbuh-

kembangnya.

- Bayi 1-4 Bulan

Bayi usia antara 1-4 bulan masih menghabiskan seluruh waktunya untuk tertidur,

yaitu sekitar 14 sampai 16 jam setiap harinya.

- Anak 1-3 Tahun

Anak pada usia ini membutuhkan waktu tidur antara 12-15 jam setiap harinya.

Untuk tidur siang, anak membutuhkan sekitar 2-3 jam dan kebanyakan mereka

dapat tidur sepanjang malam dengan jadwal tidur yang teratur.

- Anak 3-5 Tahun

Balita usia ini membutuhkan 11 sampai 13 jam waktu tidur tiap harinya. Pada usia

ini, waktu tidur siang lebih dikurangi agar tidak mengganggu waktu tidur anak di

malam harinya.

c. Faktor Yang Mempengaruhi

Kualitas dan kuantitas tidur pada bayi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas tersebut

dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah

istirahat sesuai dengan kebutuhannya. Di antara yang dapat mempengaruhinya adalah:

1) Lingkungan

Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi bayi dapat mempercepat

terjadinya proses tidur. Lingkungan fisik tempat bayi tidur berpengaruh penting pada

kemampuan untuk tertidur dan tetap tertidur. Atur suasana kamar sehingga nyaman

Page 15: Analis Jurnal Anak Tama

untuk tidur yang meliputi tata cahaya, ventilasi, tata warna, suhu, dan juga keadaan

boksnya. Anda bisa meletakkan boks di dalam kamar tidur, di samping ranjang

orangtua atau di kamar tersendiri. Hindarkan juga suara bising yang membuat bayi

mudah terjaga. Selain itu, pewangi ruangan dan obat pengusir nyamuk juga dapat

menyebabkan bayi mengalami sesak.

2) Latihan Fisik

Keletihan akibat aktivitas fisik yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur

untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Hal tersebut dapat terlihat

bila bayi melakukan aktivitas sehari-hari atau setelah melakukan pemijatan dan

mencapai kelelahan. Latihan 2 jam atau lebih dalam hal ini pemijatan bayi yang

dilakukan sebelum waktu tidur membuat tubuh mendingin dan mempertahankan suatu

keadaan kelelahan yang dapat meningkatkan relaksasi karena pemijatan dapat

mempengaruhi keluarnya hormon tidur melatonin.

3) Nutrisi

Faktor penting untuk memaksimalkan periode emas pertumbuhan otak adalah

terpenuhinya nutrisi dan kecukupan tidur bayi. ASI terbukti mengandung alfa protein

yang cukup tinggi, alfa protein merupakan protein utama pada whey protein yang

merupakan protein halus dan mudah dicerna. Alfa protein kaya akan asam amino

essensial yang sangat berguna untuk tumbuh kembang bayi, terutama triptofan. Triptofan

adalah asam amino yang berperan dalam proses neurotranmitter dan pengatur pola hidup

(neurobehavioral) dimana salah satu fungsinya adalah mengatur pola tidur. Bayi yang

sulit tidur atau sering terbangun dari tidurnya karena merasa belum kenyang. Karena itu,

penuhi kebutuhan makan dan minum bayi sebelum tidur. harinya dan kedaan ini akan

membuat bayi lebih sering terbangun.

4) Penyakit

Setiap penyakit yang menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan fisik dapat

menyebabkan masalah tidur. Pada bayi adanya gangguan atau rasa sakit pada gigi,

telinga, kulit, saluran napas, saluran cerna, saluran kemih, otot atau tulangnya dapat

mengganggu tidur bayi. (Turchin, 2000; Hidayat,2008; Perry and Potter, 2006; Saputra,

2009).

d. Dampak Kurang Tidur Pada Bayi

Tidur yang tidak adekuat dan kualitas tidur yang buruk dapat mengakibatkan

gangguan keseimbangan fisiologi dan psikologi. Dampak fisiologi meliputi penurunan

aktivitas sehari-hari, rasa lelah, lemah, koordinasi neuromuskular buruk, proses

Page 16: Analis Jurnal Anak Tama

penyembuhan lambat dan daya tahan tubuh menurun. Sedangkan dampak psikologinya

meliputi emosi lebih labil, cemas, tidak konsentrasi, kemampuan kognitif dan

menggabungkan pengalamannya lebih rendah. Namun, kelebihan waktu tidur (terutama

tidur tenang) menyebabkan terjadi penyimpanan energi berlebihan. Bayi menjadi kurang

aktif bermain, sehingga kurang berinteraksi menyebabkan perkembangan emosi dan

kognitifnya kurang optimal (Turchin, 2000; Bukit, 2003; Soedjatmiko, 2006; Saputra,

2009).

3. Peningkatan Berat Badan

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian

atau keseluruhan karena adanya multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga

karena bertambah besarnya sel. Pertumbuhan lebih ditekankan pada pertambahan ukuran

fisik seseorang, yaitu menjadi lebih besar atau lebih mata bentuknya, seperti pertambahan

ukuran berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala.

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang paling terpenting dan paling sering

digunakan pada bayi baru lahir. Berat badan digunakan untuk mendiagnosis bayi normal

atau BBLR. Berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik dan

dasar perhitungan dosis obat dan makanan.

Kenaikan berat badan anak pada tahun pertama kehidupan apabila mendapatkan gizi yang

baik meliputi:

a. Bayi lahir sampai enam bulan mengalami pertambahan setiap minggu 140-200 gram.

Berat badan lahir dua kali pada akhir enam bulan pertama.

b. Usia enam sampai 12 bulan mengalami pertambahan setiap meinggu 85-400 gram.

Berat badan tiga kali berat badan lahir pada akhir tahun pertama.

C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Pada penelitian ini terdapat perbedaan rata-rata berat badan bayi antara kelompok

intervensi dan kelompok kontrol selama empat minggu yaitu F=95,709 (p<0,001). Hal ini

didukung oleh penelitian yang dilakukan Fuadis (2009) yang berjudul Pengaruh

Pemberian Pijat Bayi terhadap Penambahan Berat Badan Bayi Usia Lebih dari 3 Bulan

sampai 6 Bulan di Kelurahan Pasie Nan Tigo Puskesmas Lubuk Buaya. Dalam penelitian

tersebut pada kelompok kontrol rata-rata berat badan pretest 5692 gram dan rata-rata

berat badan posttest 6108 gram sehingga didapatkan rata-rata penambahan berat badan

sebesar 416 gram. Sedangkan pada kelompok eksperimen rata-rata penambahan berat

badan pretest dan posttest sebesar 612 gram.

Page 17: Analis Jurnal Anak Tama

Serupa dengan penelitian tersebut, Sari (2010) dalam penelitian yang berjudul

Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi Prematur di Ruang

Perinatologi RSU Dr. Pringadi Medan. Berdasarkan penelitian tersebut ada perbedaan

yang signifikan pada berat badan bayi prematur sebelum dan sesudah dilakukan

pemijatan pada kelompok intervensi (nilai p= 0.000). Pada kelompok kontrol disimpulkan

ada perbedaan yang signifikan antara berat badan bayi prematur sebelum dan sesudah

dilakukan pemijatan (nilai p= 0.000). Berdasarkan dari hasil uji t-independent

disimpulkan ada pengaruh pijat bayi yang signifikan terhadap peningkatan berat badan

bayi prematur antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (nilai p= 0.000). Dari

hasil penelitian ini, diketahui pijat bayi sangat efektif dalam meningkatkan berat badan

bayi prematur.

Pada penelitian ini juga didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan rata-rata lama

tidur bayi yang signifikan selama empat minggu penelitian antara kelompok intervensi

dan kelompok kontrol yaitu F=79,066 (p<0,001). Hal ini serupa dengan penelitian yang

dilakukan oleh Parsini (2009) yang berjudul Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Durasi Tidur

Pada Bayi Usia 0 – 3 Bulan Di Rumah Bersalin Sragen Surakarta. Dalam penelitian

tersebut terdapat peningkatan durasi tidur, dimana p=0,007<0,05 maka Ho ditolak dan Ha

diterima, yang berarti bahwa ada pengaruh pijat bayi terhadap durasi tidur. Kemudian

untuk melihat perbedaan peningkatan durasi tidur antara kelompok kontrol dan kelompok

perlakuan dilakukan uji beda selisih durasi tidur akhir dari kedua kelompok tersebut

dengan mann-witney test dengan hasil p=0,010 lebih kecil dari p=0,05 yang berarti ada

perbedaan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, dimana kelompok

perlakuan terjadi peningkatan durasi tidur yang lebih baik setelah pemberian pijat bayi.

Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Roekistiningsih dkk (2006) yang

berjudul Pengaruh Pemijatan Terhadap Peningkatan Kuantitas Tidur Bayi Usia 4-6 Bulan

di Kelurahan Sumbersari Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Dalam penelitian tersebut

didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada kuantitas tidur

antara bayi yang diberi perlakuan pemijatan dan bayi yang tidak diberi perlakuan

pemijatan namun pada kelompok perlakuan tidurnya lebih tenang dan siklus tidurnya

lebih lama dengan frekuensi bangun yang lebih sedikit daripada kelompok kontrol.

Page 18: Analis Jurnal Anak Tama

D. IMPLIKASI KEPERAWATAN

1. Peran perawat sebagai Care giver

Peran perawat sebagai care giver adalah memberikan asuhan keperawatan keluarga

yang tepat bagi klien dan keluarga. Perawat dapat memberikan asuhan keperawatan

berupa pijat bayi untuk membantu meingkatkan pertumbuhan dan perkembangan

bayi.

2. Peran perawat sebagai Fasilitator

Peran perawat sebagi fasilitator adalah memfasilitasi klien dan keluarga dalam

pemenuhan kebutuhan bio-psio-sosio-spiritual, misalnya mengajarkan orang tua

dan keluarga untuk melakukan pijat bayi.

3. Peran perawat sebagai Peneliti

Peran perawat sebagai peneliti adalah melanjutkan penelitian dengan

memperhatikan lama bayi menyusui, lama tidur bayi dan rentang usia bayi lain.

4. Peran perawat sebagai Motivator

Peran perawat sebagai motivator adalah memberikan motivasi kepada keluarga

dalam memberikan dukungan emosional bagi klien. Sebagai motivator, perawat

memberikan motivasi berupa dukungan/support kepada keluarga dalam proses

pemijatan bayi.

Page 19: Analis Jurnal Anak Tama

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Pada penelitian ini terdapat perbedaan rata-rata berat badan bayi antara kelompok

intervensi dan kelompok kontrol selama empat minggu yaitu F=95,709 (p<0,001). Hal

ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Sari (2010) dimana ada pengaruh pijat

bayi yang signifikan terhadap peningkatan berat badan bayi prematur antara

kelompok intervensi dan kelompok kontrol (nilai p= 0.000). Dari hasil penelitian ini,

diketahui pijat bayi sangat efektif dalam meningkatkan berat badan bayi prematur.

2. Terdapat perbedaan rata-rata lama tidur bayi yang signifikan selama empat minggu

penelitian antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol yaitu F=79,066

(p<0,001). Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Parsini (2009)

dimana ada perbedaan peningkatan durasi tidur antara kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol, kelompok perlakuan terjadi peningkatan durasi tidur yang lebih

baik setelah pemberian pijat bayi. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan

oleh Roekistiningsih dkk (2006) dimana tidak terdapat perbedaan yang bermakna

pada kuantitas tidur antara bayi yang diberi perlakuan pemijatan dan bayi yang tidak

diberi perlakuan pemijatan namun pada kelompok perlakuan tidurnya lebih tenang

dan siklus tidurnya lebih lama dengan frekuensi bangun yang lebih sedikit daripada

kelompok control

B. SARAN

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada jurnal ini, maka dapat disarankan

beberapa hal yaitu:

1. Hasil kajian pada jurnal ini diharapkan dapat disebarluaskan kepada masyarakat

khususnya pemerintah atau dinas terkait untuk menyediakan sarana, informasi dan

pelayanan pemijatan bayi duna meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi.

2. Hasil kajian ini dapat terus dikembangkan dan diteliti lebih lanjut untuk mendapatkan

hasil kajian yang terbaru dan lebih akurat. Penelitian ini juga diharapkan dapat

menjadi dasar bagi peneliti yang lain untuk menemukan dan mengembangkan

evidence based lainnya dalam pemberian terapi alternatif pijat bayi dan mencari

pengaruh terhadap manfaat lain dari pijat bayi.

Page 20: Analis Jurnal Anak Tama

3. Hasil kajian ini dapat diinformasikan pada pelayanan kesehatan yang menyediakan

pelayanan pijat bayi.

Page 21: Analis Jurnal Anak Tama

DAFTAR PUSTAKA

Beider S and Moyer CA. Randomized Controlled Trials of Pediatric Massage : A Review.

eCAM. 2007;4(1):23-34.

El Mouzan MI, Al Herbish AS, Al Salloum AA, Foster PJ, Al Omar AA, Qurachi MM, et al.

Pattern of Sex Differences in Growth of Saudi Children and Adolescents. Gend

Med. 2010; 7(1):47-54.

Dasuki, Mohammad Shoim, 2003. Pengaruh Pijat Bayi terhadap Kenaikan Berat Badan Bayi

Umur 4 Bulan. Tesis Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Gizi dan

Kesehatan. UGM, Yogyakarta.

Dieter JNI, Field TM, Reif HM, Emory EK and Redzepi M. Stable Preterm Infants Gain

More Weight and Sleep Less after Five Days of Massage Therapy. journal of

Pediatric Psychology. 2003;28(6):403-11.

Fuadi, Mira. 2009. Pengaruh Pemberian Pijat Bayi terhadap Penambahan Berat Badan Bayi

Usia Lebih dari 3 Bulan sampai 6 Bulan di Kelurahan Pasie Nan Tigo Puskesmas

Lubuk Buaya. Penelitian Publikasi. Universitas Andalas

Guyton AC and Hall JE. Fisiologi Kedokteran. Alih bahasa Setiawan I, Tengadi LMAKA,

Santoso A. Jakarta: EGC; 2006. h. 945-1231.

Hidayat AA. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta:

Salemba Medika; h. 4-32.

Hogg, Tracy, 2002. Secrets Of The Baby Whisperer-Cara Efektif Menenangkan dan

Berkomunikasi dengan Bayi Anda. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kelmanson IA and Adulas EI. Massage Therapy and Sleep Behaviour in Infants Born with

Low Birth Weight. 2006; 12(3):200-5.

Keputusan Menteri Kesehatan No. 900/MENKES/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan

Praktek Bidan.

Lee HK. The Effect of Infant Massage on Weight Gain, Physiological and Behavioral

Responses in Premature Infants. Taehan Kanho Hakhoe Chi. 2005;35(8):1451-60.

Parsini. 2009. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Durasi Tidur Pada Bayi Usia 0 – 3 Bulan Di

Rumah Bersalin Sragen. Skripsi Thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Pudjiadi, Solihin, 2001. Bayiku Sayang. FKUI, Jakarta.

Page 22: Analis Jurnal Anak Tama

Purnomo Sari, Ita, 2007. Efektivitas Ceramah Dan Demonstrasi Untuk Meningkatkan

Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi Di Dusun Banyusumurup Girirejo Imogiri

Bantul Tahun 2007, KTI, Yogyakarta

Roekistiningsih dkk. 2006. Pengaruh Pemijatan Terhadap Peningkatan Kuantitas Tidur Bayi

Usia 4-6 Bulan di Kelurahan Sumbersari Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.

Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan FKUB

Roesli, Utami, 2001. Pedoman Pijat Bayi. Trubus Agriwidya, Jakarta.

Roesli, U,tami, 2001. Pedoman Pijat Bayi Prematur dan Bayi Usia 0-3 Bulan. Trubus

Agriwidya, Jakarta.

Sari, Anggrita, 2004. Pengaruh Penyuluhan Pijat Bayi Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu

Tentang Pijat Bayi di Dusun Dukuh Desa Sidokarto Godean Sleman, Skripsi

Program Pendidikan D-IV Kebidanan. UGM, Yogyakarta.

Sari, Nurul Indah. 2010. Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi

Prematur di Ruang Perinatologi RSU Dr. Pringadi Medan. Skripsi Program D-IV

Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Supartini Y. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC. h. 6-8.

Sutcliffe, J, 2002. Baby Bonding-Membentuk Ikatan Batin Dengan Bayi –Berikan Permulaan

Yang Aman Untuk Awal Kehidupan Bayi Anda. Taramedia Restuf Agung, Jakarta.

Williams, Frances, 2003. Babycare-Pedoman Merawat Bayi. Erlangga, Jakarta.

Wong DL. 2000. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC. h. 113-4.