ANAFILAKSIS
-
Upload
yessi-seftiara -
Category
Documents
-
view
30 -
download
0
description
Transcript of ANAFILAKSIS
Nama kelompok Agus RiauziArimanto
Ayu Nurliansari Helfi Aulia
Milkan AmrullahOlivia Oktaviani
Rio Kurnia WijayaRebi FernandaTria WulandariUssi MartinaYuliandani
KASUS 6
ANAFILAKSIS
Tuan W 65 Tahun, diantar ke IGD RS jam 20.00 dengan :Keadaan Umum : Tak sadar 20 menit yang lalu sebelum masuk RSPasien dua puluh menit sebelum masuk rumah sakit minum obat karena sakit gigi. Obat yang diminum yaitu, amoksisilin 500 mg, asam mefenamat 500 mg dan dexametason 0,5 mg. Satu atau dua menit setelah makan obat pasien merasa gatal seluruh tubuh, diikuti mual, muntah, keringatan dan pasien tidak sadar. Keluarga membawa pasien ke RS terdekat. -Tidak ada riwayat Asma -Pemeriksaan fisik : kesadaran soporos, nadi tak teraba, TD teraba, nafas 28 x / menit, HR 132 x/menit, paru : wheezing ( + ), ronki (-), hepar, lien tak teraba, ekstremitas hangat. -Ekg : sinus takikardi
Soporos : Tingkat kesadaran Wheezing : sulit bernafas (bengek/mengi) Ronki : Suara ngorok Hepar : Hati Lien : Limfa Ekstremitas : Anggota badan Sinus takikardi: Peningkatan Denyut Jantung
Istilah
Anafilaksis adalah reaksi alergi sistemik yang
berat, dapat menyebabkan kematian, terjadi
secara tiba-tiba sesudah terpapar oleh alergen.
Anafilaksis adalah suatu respons klinis
hipersensitivitas yang akut, berat dan
menyerang berbagai macam organ
Anafilaksis
Antibiotik Analgetik NSAID Ekstrak alergen Serum kuda Zat diagnostik Bisa (venom) dan saliva Produk darah Anestetikum lokal Makanan, Enzim Hormon
Produk lateks Zat warna Zat pengawet Antibodi monoklonal Sitokin
Penyebab anafilaksis
Secara klinis gejala anafilaksis dapat berupa reaksi lokal dan reaksi sistemik.
Reaksi lokal terdiri dari urtikaria dan angioedema pada daerah yang kontak dengan antigen.
Reaksi sistemik terjadi pada oragan target seperti traktus respiratorius, sistem kardiovaskular, traktus gastrointestinalis, dan kulit.
Reaksi ini biasanya terjadi dalam waktu 30 menit sesudah kontak dengan penyebab.
Gejala dan Manifestasi Klinik anafilaksis
1. Reaksi Sistemik ringan
Gejala awal reaksi sistemik ringan adalah rasa gatal
dan panas di bagian perifer tubuh, biasanya disertai perasaan
penuh dalam mulut dan tenggorokan. Gejala permulaan ini
dapat disertai dengan hidung tersumbat dan pembengkakan
peri orbita. Dapat juga disertai rasa gatal pada membran
mukosa, keluarnya air mata, dan bersin. Gejala ini biasanya
timbul dalam 2 jam sesudah kontak dengan antigen. Lamanya
gejala bergantung pada pengobatan, umumnya berjalan 1-2
hari atau lebih pada kasus kronik.
Gejala anafilaksis
2. Reaksi Sistemik Sedang
Reaksi sistemik sedang mencakup semua gejala dan tanda
yang ditemukan pada reaksi sistemik ringan ditambah
dengan :
-bronkospasme dan atau edema jalan napas, dispnu, batuk
dan mengi.
-angioedema, urtikaria umum, mual dan muntah.
-gatal menyeluruh, merasa panas, dan gelisah.
3. Reaksi Sistemik Berat
Timbul mendadak dengan tanda dan gejala seperti reaksi sistemik
ringan dan reaksi sistemik sedang, kemudian dengan cepat dalam
beberapa menit (terkadang tanpa gejala permulaan) timbul:
-bronkospasme hebat dan edema laring , serak, Stridor, dispnu berat,
Sianosis dan kadangkala terjadi henti napas.
-Edema faring, gastrointestinal dan hipermotilitas menyebabkan
disfagia, kejang perut hebat, diare dan muntah.
-Kejang umum dapat terjadi, dapat disebabkan oleh rangsangan
sistem saraf pusat atau karena hipoksia. Kolaps kardiovaskular
menyebabkan hipotensi, aritmia jantung, syok dan koma.
- Kaligata- gatal di seluruh tubuh- hidung tersumbat- kesulitan dalam bernafas- Batuk- kulit kebiruan (sianosis),
juga bibir dan kuku- pusing, pingsan- Kecemasan- berbicara tidak jelas- denyut nadi yang cepat
atau lemah
- jantung berdebar-debar (palpitasi)
- mual, muntah- Diare- nyeri atau kram perut- Bengek- kulit kemerahan
Gejala yang sering Timbul
Yang terpenting pada penatalaksanaan anafilaksis
adalah tindakan segera untuk membantu fungsi vital,
melawan pengaruh mediator, dan mencegah lepasnya
mediator selanjutnya.
Penatalaksanaan
1. Evaluasi Segera Yang penting dievaluasi adalah keadaan jalan napas dan jantung. Kalau pasien mengalami henti jantung-paru harus dilakukan resusitasi kardiopulmoner
2. Adrenalin Larutan adrenalin (epinefrin) 1/1000 dalam air sebanyak 0,01 ml/kgBB, maksimum 0,5 ml (larutan 1:1000), diberikan secara intramuskular atau subkutan pada lengan atas atau paha.
3. Intubasi dan trakeostomi perlu dikerjakan kalau terdapat sumbatan jalan napas bagian atas oleh edema.
4. Turniket Kalau anafilaksis terjadi karena suntikan pada ekstremitas atau sengatan/gigitan hewan berbisa maka dipasang turniket proksimal dari daerah suntikan atau tempat gigitan tersebut.
Penatalaksanaan
5. Oksigen harus diberikan kepada penderita penderita yang menplami
sianosis, dispneu yang jelas atau penderita dengan mengi.
6. Difenhidramin dapat diberikan secara intravena (kecepatan lambat
selama 5 – 10 menit), intramuskular atau oral (1-2 mg/kgBB) sampai
maksimum 50 mg sebagai dosis tunggal, tergantung dari beratnya
reaksi.
7. Aminofilin Apabila bronkospasme menetap, diberikan aminofilin
intravena 4-7 mg/kgBB yang dilarutkan dalam cairan intravena
(dekstrosa 5%)
8. Vasopresor Bila cairan intravena saja tidak dapat mengontrol tekanan
darah, berikan metaraminol bitartrat (Aramine) 0,0l mg/kgBB
(maksimum 5 mg) sebagai suntikan tunggal secara lambat dengan
memonitor aritmia jantung, bila terjadi aritmia jantung, pengobatan
dihentikan segera. dengan jumlah paling sedikit sama.
Penatalaksanaan
Anamnesi yang teliti Penggunaan antibioti sesuai indikasi Melakukan uji kulitterhadap beberapa
antibiotika yang berasal dari serum hewansebelum diberikan kepada pasien
Pencegahan
TERIMA KASIH