An Tibi Otik

44
ANTIBIOTIK 1. DEFINISI Kata antibiotik berasal dari bahasa yunani yaitu -anti (melawan) dan -biotikos (cocok untuk kehidupan). Istilah ini diciptakan oleh Selman tahun 1942 untuk menggambarkan semua senyawa yang diproduksi oleh mikroorganisme yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain. Namun istilah ini kemudian digeser dengan ditemukannya obat antibiotik sinetis. Penggunaan istilah antimikroba cenderung mengarah ke semua jenis mikroba dan termasuk di dalamnya adalah antibiotik, anti jamur, anti parasit, anti protozoa, anti virus, dll. Namun dalam pembahasan ini hanya membicarakan proses penghambatan antibiotik dalam membunuh bakteri Mikroorganisme yang dihambat oleh antibiotik khusunya adalah bakteri. Maka dari itu antibiotik bersinosim dengan anti-bakteri. Antibiotik berbeda dengan istilah disinfectant karena desifektant membunuh kuman dengan cara membuat lingkungan yang tidak wajar bagi kuman. Sedangkan kerja dari antibiotik adalah cenderung bersifat Toksisitas Selektif dalam arti dapat membunuh kuman tanpa merugikan inang. 2. KLASIFIKASI ANTIBIOTIK Pembagian antibiotik dapat dibagi berdasarkan luasnya aktivitas antibiotik, aktivitas dalam membunuh serta berdasarkan mekanisme obat antibiotik tersebut. 1

Transcript of An Tibi Otik

Page 1: An Tibi Otik

ANTIBIOTIK

1. DEFINISI

Kata antibiotik berasal dari bahasa yunani yaitu -anti (melawan) dan -biotikos (cocok

untuk kehidupan). Istilah ini diciptakan oleh Selman tahun 1942 untuk menggambarkan

semua senyawa yang diproduksi oleh mikroorganisme yang dapat menghambat

pertumbuhan mikroorganisme lain. Namun istilah ini kemudian digeser dengan

ditemukannya obat antibiotik sinetis. Penggunaan istilah antimikroba cenderung

mengarah ke semua jenis mikroba dan termasuk di dalamnya adalah antibiotik, anti

jamur, anti parasit, anti protozoa, anti virus, dll. Namun dalam pembahasan ini hanya

membicarakan proses penghambatan antibiotik dalam membunuh bakteri

Mikroorganisme yang dihambat oleh antibiotik khusunya adalah bakteri. Maka dari

itu antibiotik bersinosim dengan anti-bakteri. Antibiotik berbeda dengan istilah

disinfectant karena desifektant membunuh kuman dengan cara membuat lingkungan yang

tidak wajar bagi kuman. Sedangkan kerja dari antibiotik adalah cenderung bersifat

Toksisitas Selektif dalam arti dapat membunuh kuman tanpa merugikan inang.

2. KLASIFIKASI ANTIBIOTIK

Pembagian antibiotik dapat dibagi berdasarkan luasnya aktivitas antibiotik, aktivitas

dalam membunuh serta berdasarkan mekanisme obat antibiotik tersebut.

Berdasarkan luasnya aktivitas, antibiotik dibagi menjadi antibiotik spektrum luas dan

spektum sempit. Istilah luas mengandung arti bahwa antibiotik ini dapat membunuh

banyak jenis bakteri sedangkan sebaliknya, istilah sempit hanya digunakan untuk

membunuh bakteri yang spesifik yang telah diketahui secara pasti. Penggunaan spektrum

luas digunakan apabila identifikasi kuman penyebab susah dilakukan namun kerugiaanya

dapat menghambat pula bakteri flora normal dalam tubuh.

Berdasarkan aktivitas dalam membunuh, antibiotik dibagai menjadi Bactericidal dan

Bacteristatic. Antibiotik yang mempunyai sifat bakterisidal membunuh bakteri target dan

cenderung lebih efektif serta tidak perlu menggantungkan pada sistem imun manusia.

Sangat perlu digunakan pada pasien dengan penurunan sistem imun. Yang termasuk

1

Page 2: An Tibi Otik

baterisidal adalah β-lactam, aminoglycoside, dan quinolone. Bakteriostatik justru bekerja

menghambat pertumbuhan bakteri dan dapat memanfaatkan sistem imun host obat

bakteriostatik yang khas adalah tetracycline, sulfonamide, tetracycline, dan clindamycin

Bedasarkan mekanisme kerja, antibiotik dibagi menjadi 5 jenis, yaitu :

A. Penghambatan sintetis dinding bakteri

B. Penghambat membran sel

C. Penghambatan sintetis protein di ribosom

D. Penghambatan sintetis asam nukleat

E. Penghambatan metabolik (antagonis folat)

3. ANTIBIOTIK PENGHAMBAT SINTESIS DINDING BAKTERI

Bakteri mempunyai lapisan luar yang kaku yang disebut dinding sel. Dinding sel

terdapat pada baik bakteri yang gram (+) maupun bakteri gram (-). Dinding ini berfungsi

mempertahankan bentuk sel dari perbedaan tekanan osmotic internal dan eksternal yang

sangat tinggi. Pada kedua bakteri mempunyai suatu lapisan yang bernama Peptidoglycan.

Lapisan ini berfungsi mensintetis dinding bakteri melalui reaksi yang disebut

TRANSPEPTIDASI. Lapisan ini lebih tebal pada bekteri gram (+) dan pada gram (-) di

antara peptidoglycan dan dinding terdapat lapisan membran lemak sehingga terdapat

gambaran membran bilayer.

Preoses penghambatan sintetis dinding bakteri dapat melalui 2 jalur. Jalur pertama

berasal dari penghambatan proses transpeptidasi. Semua obat β-lactam dapat

menghambat proses ini. Yang termasuk dalam antibiotik β-lactam adalah golongan

Penicillin, Cephalosporins, Carbapemems, dan Monobactam. Jalur berikutnya melalui

penghambatan sintetis peptidoglycan. Yang termasuk jalur kedua ini adalah Vancomycin

dan Bacitracin. Pembagian kelompok ini dapat dilihat pada gambar di bawah.

2

Page 3: An Tibi Otik

Ampicillin, Amoxicillin, Azlocillin, Carbenicillin, Cloxacillin, Dicloxacillin, Methicillin, Mezlocillin, Nafcillin, Oxacillin, Penicillin G, Penicillin V, Piperacillin, Ticarcillin

Penicillin

Generasi I

Generasi II

Generasi III

, Cephradrin, , ,

Cefaclor, Cefamandol, Cefmetazole, Cefodoxim, Cefonicid, Cefoxitin, Cefprozil, Cefotetan, Cefuroxime

Cefixime, Cefotaxime, Ceftazidime, Ceftizoxime, Ceftriaxone, Dan Moxalaktam

Generasi IV , , , , , ,

Monobactam

Imipenem Aztreonam

Non β-Lactam

Bacitracin

Vancomycin

Antibiotik β-Lactam

CarbapenemCephalosporin

PENGHAMBAT SINTETIS DINDING BAKTERI

Gambar Bagan Pembagian Antibiotik Golongan Inhibitor Sintetis Dinding Bakteri

3.1. PENICILLIN

Penicillin yang paling terkenal dan pertama ditemukan adlah penicillin-G yang

ditemukan oleh Flamming pada 1929. Senyawa ini dihasilkan dari pembenihan spesies

Penisillium notatum. Sifat dari penicillin-G adalah kepekaannya terhadap penghacuran

cincin β-lactam oleh senyawa β-lactamase dan tidak aktif secara relative terhadap

kebanyakan bakteri gram negatif. Pengembangan terhadap Penicillin menghasilkan

turunan-turunan penicillin yang lebih stabil terhadap asam dan aktif terhadap bakteri

gram (-) maupun gram (+).

Klasifikasi Nama Generik Brand Name

Benzilpenisilin dan fenoksimetil penisilin

a. Benzilpenisilin (Penisilin G)

b. Fenoksi Metil Penisilin

Benzatin Penisilin G Prokain Penisilin G Penadur LA

Phenoxymethyl Penicilline

Fenocin Ospen Ven Pee

3

Page 4: An Tibi Otik

Penisilin tahan penisilinase

a. Kloksalisin

b. Flukoksalisin

Meixam Ikaclox Orbenin Alclomex

FloxapenPenisiliun Spektrum Luas

a. Ampisillin

b. Amoksisilin isilin

c. Bakampisilin

d. Co Amoksiklav

e. Pivampisilin

Ampicilline Ambiopi Ambripen Amcillin Ampex

Amoksisilin Abamox Abdimox Alphamox Amobiotic

Bacacil

Coamoksiklav Amocomb Ancla Augmentin Auspilic

Pivamex

Penisilin Antipseudomoas

a. Timentin b. Piperasilin c. Sulbenisilin

Tikarsilin Ledercil Kedacilin

STRUKTUR KIMIA

Semua Penicillin mempunyai struktur dasar yang sama. Terdapat cincin Beta lactam yang

dikelilingi oleh cincin tiazolodin. Beberapa turunan Penicillin didapatkan dengan

menambahkan senyawa lain pada gugus R. Struktur penicillin dapat dilihat pada gambar.

4

Page 5: An Tibi Otik

Gambar Struktur dasar Penicillin. Terdapat cincin β-lactam (kiri) yang dikelilingi cincin tiazolid (kanan).

Zat-zat penghambat β-lactamase seperti clavulanic acid, sulbactam dan, tazobactam

dapat menghambat aktivitas β-lactamase yang dihasilkan bakteri yang resisten.

Pemberian tunggal obat ini kurang menunjukkan aktivitas antibakteri. Namun kombinasi

obat ini dengan obat-obat β-lactam, misalnya clavulanic acid dan amoxcillin dapat efektif

terhadap infeksi saluran pernafasaan oleh H influenza penghasil β-lactamase.

FARMAKOKINETIK

Absorpsi peroral berbeda-beda dari masing-masing obat penicillin tergantung dari

kestabilan asam dan ikatan proteinnya. Pemberian minimal harus diberikan 1 jam

sebelum atau sesudah makan untuk mengurangi ikatan pada makanan. Absorpsi

parenteral biasanya cepar. Pemberian IM sering menimbulkan iritasi dan nyeri pada

tempat suntikan. Pemberian IV bolus intermittent dengan tetesan kontinue cenderung

disukai.

Penicillin tidak larut dalam sel dan tidak masuk dalam sel inang. Pemberian 6 gr perhari

dapat menghasilkan kadar 1-6 μg/ml dalam darah. Penicillin yang terikat kuat pada

protein (oxacillin, dicloxacillin) menghasilkan kadar obat bebas yang lebih rendah

daripada yang terikat lemah (Ampicillin, Penicillin-G)

Ekskresi dilakukan kebanyakan oleh ginjal. Sekitar 10% diekskresi di glomerulus dan

90% melalui tubulus dengan kecepatan 2 gr/jm kecuali nafcillin dimana 80% diekskresi

di dalam saluran empedu. Waktu paruh Penicillin-G adalah ½-1 ja dan pada gagal ginjal

dapat mecapai 10 jam. Ampicillin diekskresi lebih lama. Sekresi di tubulus dapat

dihambat dengan pemberian probensid dan digunakan pada jika ingin mncapai kadar

sistemik dan cairan serebospinal yang tinggi. Pada neonantus pemberian ini lebih lambat.

Ekskresi juga dapat melalui sputum dan air susu dan dapat menimbulkan alergi pada bayi

yang menyusui.

5

Page 6: An Tibi Otik

KEGUNAAN KLINIK

Obat ini dikenal karena paling luas kegunaannya. Semua penicillin oral harus diberikan

minimal 1 jam sebelum/sesudah makan.

SEDIAAN DI PASARAN

a. Amoksisilin dan campurannya (asam klavulamat)

Bentuk tablet atau kapsul dengan kandungan Amoksisilin 250mg, 500 mg

dan 875 mg. Agar Amoksisilin tidak rusak oleh asam lambung, Amoksisilin

ada yang dikombinasi dengan asam Klavulamat 125 mg. Untuk sediaan ini

tidak boleh dibagi/diracik karena kandungan optimum Asam Klavulamat

untuk bentuk sediaan tablet 125 mg.

Bentuk sediaan sirup dengan kandungan Amoksisilin 125 dan 250 mg / 5

ml. Bila dikombinasi dengan Asam Kavulamat, 31,25 mg Asam

Klavulamat dan 125 mg Amoksisilin atau 62,5 mg Asam Klavulamat dan

250 mg Amoksisilin.

Untuk sediaan injeksi biasa dalam bentuk vial 1.000 mg, dengan kombinasi

Asam Klavulamat 200 mg.

b. Ampisilin

Bentuk sediaan kapsul atau tablet dengan kandungan 250 mg, 500 mg atau

1000 mg.

Bentuk sediaan sirup dengan kandungan 125 mg atau 250 mg/5 ml sirup.

Untuk sediaan injeksi biasa dalam bentuk vial dengan kandungan 200 mg,

500 mg dan 1.000 mg Ampisilin. Dan ada kombinasi 1.000 mg Ampisilin

dan 500 mg Sulbactam atau 500 mg Ampisilin dan 250 mg Sulbactam

c. Flucloxacilin

Di pasaran terdapat dalam bentuk kapsul dengan kandungan 250 mg dan 500

mg zat aktif juga dalam bentuk sirup dengan kandungan zat aktif 125 mg / 5

ml.

d. Cloxacilin

Di pasaran terdapat dalam bentuk kapsul dengan kandungan 250 mg dan 500

mg zat aktif juga dalam bentuk vial dengan kandungan zat aktif 250 mg, 500

mg dan 1.000 mg /vial.

6

Page 7: An Tibi Otik

e. Piperacilin

Di pasaran terdapat dalam kombinasi; 4 gram Piperacilin dengan 500 mg

Tazobactam dalam bentuk vial.

f. Sulbenicilin

Di pasaran terdapat dalam bentuk vial dengan kandungan 1 gram dan 2 gram

zat aktif.

g. Derivat penisilin lainnya

Seperti Phenoxymethyl Penicillin dan Benzathine Penicillin dalam bentuk vial

untuk pemakaian injeksi.

3.1.1. Penicillin-G

Obat ini masih digunakan pada infeksi pneumococcus, streptococcus,

meningococcus, staphilococcus yang tidak menghasilkan β-lactamase,

gonococcus, Treponema pallidum, Bacillus anthracic dan bakreti gram (+)

lainnya, clostridium, actinomyces, listeria, dan bacterioid. Kebanyakan dosis yang

digunakan adalah dosis sehari (6 gram) dan umumnya diberikan secara bolus

intermittent IV. Penicillin-V diindikasikan pada infeksi ringan saluran pernafasan

dengan dosis harian 1-4 g. Pemberian oral tidak boleh diberikan terhadap infeksi

yang berat.

Penisilin G tidak tahan terhadap suasana asam dan cepat di rusak pada pH 2.

Cairan lambung dengan pH 4 tidak terlalu merusak penisilin. Garam natrium

penisilin G yang diberikan secara oral walau absorbsinya cukup cepat ,penyerapan

hanyalah 1/3 dari dosis oral. Adanya makanan akan menghambat absorbsi  lebih

jauh, yang mungkin terjadi  adalah absorbsi  penisilin pada makanan. Kadar

maksimal dalam darah tercapai dalam 30 sampai 60 menit. Sisa 2/3 dari dosis oral

diteruskan kedalam kolon, disinilah terjadi pemecahan oleh bakteri dan hanya

sebagian kecil yang keluar bersama tinja. Penisilin yang tahan asam pada

umumnya dapat menghasilkan kadar obat yang dikehendaki dalam plasma dengan

penyesuaian dosis oral yang tidak terlalu bervariasi, walau beberapa penisilin oral

diabsorbsi dalam proporsi yang cukup kecil.

7

Page 8: An Tibi Otik

3.1.2. Benzathine Penicillin

Obat ini berbentuk garam yang mempunyai kelarutan dalam air yang sangat

rendah dan menghasilkan kadar rendah tetapi bertahan lama. Benzatin

benzilpenisilin atau benzatin penisilin adalah penisilin yang lambat diserap pada

sirkulasi, dimasukkan secara intramuskular atau disuntikkan pada otot, dan akan

terhidrolisa menjadi benzilpensilin in vivo. Kegunaannya adalah diberikan secara

1,2 juta unit IM untuk profilaksi reinfeksi streptokokus selama 3-4 minggu.

Indikasi spesifik untuk benzatinpenisilin :

Profilaksis dari demam reumatik

Sifilis awal atau laten

3.1.3. Ampicillin, Amoxicillin, carbenicillin, Ticarcillin, Piperacillin, mezlocillin,

Azlocillin

Obat ini berbeda dengan penicillin-G karena punya akitivitas lebih besar terhadap

bakteri gram (-).

Ampicillin dan amoxicillin mempunyai aktivitas sama. Namun amoxicillin lebih

mudah diserap dalam usus. Diberikan secara oral untuk ISK oleh bakteri

koliformis gram (-) dan infeksi bakteri campuran saluran nafas (sinusitis, otitis,

bronchitis). Dosis yang diberikan adalah 250-500 mg 3x sehari. Obat ini kurang

efektif terhadap enterobacter, pseudomonas dan gastroenteritis salmonella

noninvasive.

Jumlah ampisilin dan senyawa sejenisnya yang di absorbsi pada pemberian oral di

pengaruhi oleh besarnya dosis atau ada tidaknya makanan dalam saluran cerna.

Absorbsi ampisilin oral tidak lebih baik dari pada penisilin V atau fenisitilin.

Adanya makanan dalam saluran cerna akanlah menghambat absorbsi obat. Ester

ampisilin jauh lebih baik diabsorbsi dari pada ampisilin, umumnya ester ampisilin

diabsorbsi 85 % - 90 % dari dosi yang telah diberikan. Absorbsi amoksisilin

disaluran cerna lebih baik dari pada ampisilin.amoksisilin 500 mg ( Oral ), dalam

lambung kosong menghasilkan kadar puncak dalam plasma sekitar 7mcg / ml,

dalam 2 jam. Sedangkan ampisilin dalam dosis yang sama menghasilkan kadar

puncak hanya sekitar 3mcg / ml. Metisilin dan nafsilin tidak diberikan per oral

karena cepat dirusak oleh asam lambung dan terdapat masalah dalam absorbsi.

8

Page 9: An Tibi Otik

Spektrum antibakteri amoxicillin

- Bakteri gram positif,

o Gram positif kokkus, seperti : Staphylococcus aureus,

Staphylococcus pneumonia, Staphylococcus pyogenes,

Staphylococcus viridan group.

o Grem positif basilus, seperti : Bacillus anthracis, Clostridium

perfringens, Corynbacterium diphtheria, Listeria

monocytogenes.

- Bakteri gram negatif,

o Gram negatif basilus, seperti : Haemophilus influenza.

o Gram negatif batang enterik, seperti : Escherichia coli, Proteus

mirabilis, Salmonella typhi.

Carbenicillin lebih efektif terhadap pseudomonas dan proteus namun lebih cepat

menjadi resisten. Pemberian dengan dosis 12-30g/hari IV biasanya diberikan

berkombinasi dengan antibiotik golongan lain untuk pengobatan sepsis

pseudomonas pada luka baker.

Ticarcillin menyerupai carbenicillin tetapi dosisnya lebih rendah

(200-300mg/kg/hari). Obat yang lain mempunyai aktivitas yang kebanyakan sama

3.1.4. Penicillin yang resisten terhadap β-lactamase

Golongan yang resisten terhadap β-lactamase adalah Oxacillin, Cloxacillin,

Dicloxacillin, dan Nafcillin. Indikasi penggunaan hanya digunakan pada infeksi

staflokokus penghasil β-lactamase. Dosis yang digunakan adalah 0,25-0,5 g setiap

4-6 jam peroral. Untuk infeksi yang berat diberikan 8-12 g/hari nafcillin

intermittent bolus IV tiap 2-4 jam (1-2 g tiap pemberian). Methicillin jarang

digunakan karena bersifat nefrotoksis.

EFEK SAMPING

- Hipersensitivitas

- Neurotoksis pada dosis tinggi (>20.000 unit intratekal atau >20juta parenteral)

- Dyspepsia

- Nefrotoksis (Methycillin)

9

Page 10: An Tibi Otik

- Gangguan pendarahan (Cabenicillin)

3.2. CEPHALOSPORIN

Cephalosporin dihasilkan oleh jamur Cephalosporium. Senyawa ini mirip dengan

Penicillin namun lebih resisten terhadap β-Lactamase dan cenderung lebih aktif terhadap

bakteri gram (+) maupun gram (-).

STRUKTUR KIMIA

Struktur ini mirip dengan penicillin yaitu adanya cincin β-Lactam tetapi dilekati cincin

dihydrithiazide dan terdapat gugusan R1 dan R2 yang memungkinkan untuk dibuat

turunan-turunan cephalosporin dengan aktivitas yang lebih tinggi dan toksisitas yang

lebih rendah.

Gambar 4. Struktur kimia cephalosporin

3.2.1. CEPHALOSPORIN GENERASI PERTAMA

Yang termasuk obat ini adalah Cefadroxil (Duricef), Cephradrin, Cephalotin

(cephalothin; Keflin), Cephalexin, (Keflex), Cephapirin (cephapirin; Cefadryl).

AKTIVITAS ANTIMIKROBA

Obat ini sangat aktif terhadap kokus gram positif seperti pneumokokus,

streptokokus viridan, gourp streptokokus A hemolitikum dan S aureus. Gram

negatif yang juga dapat dihambat antara lain E. coli, Klebsiella pneumoniae, dan

Proteus mirabilis. Kokus anaerob (Peptococcus, Peptostreptococcus) biasanya

sensitif kecuali B fragilis

FARMAKOLOGI & DOSIS

10

Page 11: An Tibi Otik

Oral : Cefalexin, Cefradrin, dan Cefadroxil diabsorpsi di usus bervariasi.

Pemberian 500 mg peroral hanya menghasilkan kadara 15-20 μg/mL. Kadar

dalam urin biasanya sangat tinggi namun di jaringan biasanya kadarnya lebih

rendah. Dosis Cefalexin dan cefadrin diberikan 4 x 0,25-0,5 g dan cefadroxil

diberikan 3 x 0,5-1 g. Ekskresi terutama di urin dan dapat dihambat dengan

pemberian probenesid. Pada penderita gagal ginjal dosis harus dikurangi

IV : infus IV diberikan sebanyak 1 gram dan mencapai kadar puncak cefazolin

sebanyak 90-120 μg/mL, cefalotin dan cefazolin sebanyak 40-60 μg/mL, Dosisnya

untuk Cefazolin 1-2 g /8 jam, cefalotin dan cefapirin adalah 1-2 g/6 jam

IM : jarang dilakukan

PENGGUNAAN KLINIK

Walau obat ini punya spectrum luas dan tidak terlalu toksis, namun obat ini jarang

digunakan selain sebagai obat alternative untuk beberapa infeksi. Dapat digunakan

untuk ISK, luka kecil yang terdapat stafilokokus, dan infeksi ringan lainnya.

Untuk profilaksis pembedahan, Cefazolin lebih banyak digunakan karena lebih

murah serta dapat mengurangi resistensi terhadap obat lain. Jangan digunakan

untuk pengobatan infeksi berat. Cephalosporin generasi pertama tidak dapat

melakukan pentrasi ke SSP dan tidak bisa digunakan untuk pengobatan

meningitis.

3.2.2. CEPHALOSPORIN GENERASI KEDUA

Contoh dari cephalosporin generasi kedua adalah cefaclor (Keflor, Raniclor),

cefamandol, cefmetazole, cefodoxim, cefonicid (monocid), cefoxitin, cefprozil

(cefzil), cefotetan, cefuroxime (ceftin).

AKTIVITAS ANTIMIKROBA

Aktivitas obat ini biasanya mirip dengan generasi pertama namun mempunyai

spektrum yang lebih luas terhadap bakteri gram (-) : enterobacter, Klebsiella, dan

Proteus indol-positif. Untuk pengobatan H influenza cefamandol, cefuroxime,

cefonicid, dan ceforanid lebih efektif. Untuk pengobatan B fragilis justru

11

Page 12: An Tibi Otik

cefoxitin, cefmetazole, dan cefotetan lebih efektif. Semua generai kedua tidak

aktif terhadap enterokokus dan P aeruginosa

FARMAKOLOGI & DOSIS

Oral : Cefaclor, cefuroxim, cefprozil dapat diberikan peroral. Dosis untuk dewasa

biasanya 10-15 mg/kg/hari diberikan dalam 2-4 dosis terbagi. IV : Setelah 1 gr IV

dapat menghasilkan kadar serum 75-125 μg/mL. IM : Biasanya sangat sakit. Pada

gagal ginjal dibutuhkan penyesuaian dosis

PENGGUNAAN KLINIK

Karena aktivitasnya terhadap H influenza, Cefaclor sering digunakan untuk

sinusitis dan otitis media pada pasien alergi atau tidak ada respon terhadap

Ampicillin. Hanya cefuroxim yang dapat menembus sawar otak. Cefoxitin,

cefmetazole, dan cefotetan yang efektif terhadap B fragilis dapat digunakan untuk

infeksi bakteri anaerob tersebut seperti peritonitis dan divertikulitis.

3.2.3. CEPHALOSPORIN GENERASI KETIGA

Yang termasuk generasi ke 3 cephalosporin adalah cefixime, cefotaxime,

Ceftazidime, ceftizoxime, ceftriaxone, dan moxalaktam.

AKTIVITAS ANTIMIKROBA

Yang khas untuk generasi ketiga adalah mencangkupi gram negatif yang luas dan

dapat menembus sawar otak. Selain itu secara menetap generasi ketiga juga aktif

terhadap enterobacter citrobacter, S marcescens, dan Providencia, serta

Haemophilus dan Neisseria penghasil β-Lactamase.

FARMAKOLOGI & DOSIS

Kadar dalam darah adalah 60-140 μg/mL setelah pemberian infus IV 1 gram.

Kadar ini akan sama di semua jaringan dan dapat mencapai sistem syaraf pusat.

Waktu paruh untuk ceftriaxone (7-8 jam) setelah pemberian 15-30 g/kg/hari

dibagi dalam dosis tiap 12-24 jam, namun pada meningitis dosis ini diberikan

12

Page 13: An Tibi Otik

setiap 12 jam. Obat lain punya waktu paruh 1-1,7 jam dapat disuntikan setiap 6-8

jam dengan dosis 2-12 gram/hari

Ekskresi utama melalui empedu, jadi pada gagal ginjal obat ini memerlukan

penyesuaian dosis.

PENGGUNAAN KLINIK

Karena penetrasi ke sawar otak, obat generasi ketiga sering digunakan untuk

mengobati meningitis termasuk yang disebabkan oleh meningokokusm H

influenza, dan bakteri gram (-) usus yang rentan. Pada sepsis yang tidak diketahui

penyebabnya obat ini juga sering digunakan.

EFEK SAMPING

Efek samping terhadap cephalosporin yang dapat muncul pada umumnya antara lain

adalah

- Alergi

- Hipoprotrombinemia dan kelainan perdarahan : diberikan vitamin K 10 mg 2 x

seminggu untuk pencegahan

- Disulfiram-like effect (penghambatan metabolisme alkohol) sehingga jangan

dberikan untuk orang alkoholisme

3.3. OBAT β-LACTAM LAINNYA

Yang termasuk kelas β-Lactam yang lain adalah monobactam dan carbapenem.

3.3.1. MONOBACTAM

Monobaktam merupakan suatu senyawa betalaktam monosiklik dengan inti dasar

berupa cincin tunggal, asam-3 aminobaktamat.

Dihasilkan oleh Chromobacterium violaceum bersifat bakterisid dengan

mekanisme yang sama dengan golongan betalaktam lainnya. Obat ini mempunyai

cincin β-Lactam monosiklik dan ternyata juga resisten terhadap β-Lactamase serta

aktif terhadap beberpa gram (-) seperti pseudomonas dan Serratia. Kelemahan

obat ini adalah tidak ada aktivitas terhadap bakteri gram (+) dan bekteri anaerob.

Contoh golongan ini adalah Aztreonam (azactam). Kadar dalam serum adalah 100

13

Page 14: An Tibi Otik

μg/mL setelah pemberian 1-2 gram setiap 8 jam. Waktu paruh 1-2 jam dan pada

gagal ginjal dapat memanjang.

3.3.2. CARBAPENEM

Obat ini adalah obat baru dengan cincin β-Lactam. Contohnya adalah Imipenem.

Obat ini mempunyai spektrum luas terhadap bakteri gram (+), gram (-), dan

anaerob. Obat ini juga punya kelebihan resisten terhadap β-Lactamase. Terhadap

kuman anaerob aktivitasnya sebanding dengan klindamisin dan metronidazole

Namun obat ini diinaktifkan di tubulus sehingga konsentrasi dalam urin menjadi

rendah. Penetrasi baik di jaringan tubuh dan cairan serebrospinal. Dosis biasanya

0,5-1 gram IV setiap 6 jam (waktu paruh 1 jam).

Kegunaan secara pasti belum ditentukan namun mungkin digunakan atas pengobatan

terhadap infeksi yang telah resisten. Sejak Pseudomonas cepat menjadi resisten terhadap

imipenem, pemberian kombinasi obat ini dengan aminoglican perlu dilakukan.

Efek samping masih terbatas pada mual, muntah, diare, dan kulit kemerahan serta

pada gagal ginjal gejala ini semakin terlihat.

3.4. VANCOMYCIN

Vancomycin dan bacitracin merupakan penghambat sintetis dinding sel namun bukan

termasuk golongan β-Lactam. Vancomycin dihasilkan oleh Sterptomyces. Obat ini

aktif terhadap bakteri gram (+) khususnya staphylococcus.

STRUKTUR KIMIA

Struktur kimia vancomycin terdiri dari suatu glicopeptida dengan erat molekul 1500

larut dalam air dan stabil. Mekanisme obat ini adalah penghambatan sintetis

peptidoglican di tingkan membrane sel.

AKTIVITAS ANTIMIKROBA

Vancomycin bersifat bakterisid untuk gram (+) pada konsentrasi 0,5-3 μg/mL.

Banyak staphylococcus yang sudah resisten terhadap nafsilin dapat dibunuh dengan

obat ini serta resistensi vancomycin terjadi sangat lambat dan jarang.

14

Page 15: An Tibi Otik

FARMAKOKINETIK

Vancomycin tidak diabsopsi di usus. Pengobatan peroral digunakan untuk mengobati

enterokolitis. Pemberian IV dengan dosis 0,5 gram dapat mencapai kadar serum 10-20

μg/mL (waktu paruh 1-2 jam). Ekskresi dilakukan oleh ginjal.

PENGGUNAAN KLINIK

Indikasi Vancomycin adalah untuk sepsis atau endocarditis yang disebabkan oleh

staphylocoocus yang sudah resisten terhadap obat lain dengan dosis 0,5 gram IV tiap

6-8 jam. Pengobatan peroral dengan dosis 0,125-0,5 gram tiap jam digunakan untuk

enterokolitis terutama Clostridium difficle.

EFEK SAMPING

Jarang terjadi efek samping. Flebitis pada tempat suntikan dan demam mungkin

terjadi. Gejala flushing yang luas dapat juga terjadi (red man syndrome).

3.5. BACITRACIN

Bacitracin merupakan campuran polipeptida siklik yang dihasilkan dari Tracy

Bacillus subtilis. Aktif terhadap mikroba gram (+). Karena efek toksisnya yang

sistemik bacitracin jarang digunakan.

Aktivitas obat ini sama seperti vancomycin yaitu untuk gram (+) khususnya

staphylococcus. Obat ini susah diabsorpsi di usus kulit, mukosa, atau yang lain jadi

sering digunakan untuk pengobataan topical dengan dosis 500 unit/gram untuk

menekan lesi permukaan kulit, pada luka, atau pada mukosa.

Efek sampingnya adalah kerusakan ginjal secara mencolok, menyebabkan proteinuria,

hematuria, dan retensi nitrogen sehingga suah tidak digunakan. Reaksi alergi pada

penggunakan topikal jarang terjadi.

4. ANTIBIOTIK GOLONGAN INHIBITOR SINTETIS PROTEIN

Telah dibuktikan secara klinik bahwa Tetracyclin, amonoglycoside, Chloramphenicol,

Macrolides, dan Lyncomicin dapat menghambat sintetis protein melalui kerja di

15

Page 16: An Tibi Otik

PENGHAMBAT SINTETIS PROTEIN DI RIBOSOM

Tetracycline

Aminoglycoside

Macrolide

Cholramphenicol

Lyncomycin

Demeclocycline, Doxycycline, Minocycline, Tetracycline

Amikacin, Gentamycin, Neomycin, Metilmicin, Streptomcin, Tobramycin

Azitromycin, Clarithromycin, Erythromycin

Thiamphenicol

Clindamycin

ribosom. Sel bakteri secara umumnya mempunyai beberapa tipe ribosom antara lain

ribosom 30S, ribosom 50S, dan ribosom 70S. Ribosom 80S yang terdapat manusia,

tidak terdapat pada bakteri sehingga golongan obat ini cenderung tidak berpengaruh

terhadap sintetis protein dalam jaringan manusia.

Gambar Bagan pembagian golongan obat penghambat sintetis protein

Kerja penghambatan di masing-masing ribosom mempunyai mekanisme yang

berbeda. Golongan yang beraksi di ribosom 30S dan 70S adalah golongan tetracycline

dan amiglycoside. Sedangkan golongan lain beraksi di ribosom 50S. Penghambat

sintetis protein terbagi dalam 5 kelompok yaitu : Tetracyclin, Amoniglycoside,

Macrolide, Chloramphenicol, dan Lyncomycin.

4.1. TETRACYCLINE

Tetracycline yang pertama kali ditemukan adalah chlortetracycline yang diisolasi dari

Streptomycecs aureofaciens.

STRUKTUR KIMIA

Semua tetracycline mempunyai struktur yang sama. Obat ini tersedia sebagai

hidroklorida yang lebih larut. Larutan tersebut bersifat asam dan mudah berikatan erat

dengan ion-ion logam bervalensi 2 dan dapat mengganggu absorpsi dan aktivitas.

16

Page 17: An Tibi Otik

Gambar Struktur kimia tetracyclines

AKTIVITAS ANTIMIKROBA

Tetracycline cenderung merupakan antibakteri spektrum luas. Bersifat bakteristatik

baik untuk gram (+) dan gram (-) , bakteri anaerob, riketsia, clamidia, micoplasma,

serta untuk beberapa protozoa misalnya amuba.

Tetracyclin memasuki mikroba melalui difusi pasif dan transport aktiv sehingga pada

mikroba yang rentan terdapat penumpukan obat ini di dalam sel. Tetracycline

kemudian terikat reversible ke reseptor pada subunit 30S ribosom dalam posisi yang

menghambat pengikatan aminoasil-tRNA ke tempat akseptor pada komplek mRNA

ribosom. Efek lanjut adalah mencegah penambahan asam amino baru ke rantai

peptide yang tumbuh.

FARMAKOKINETIK

Absopsi tetracycline di usus bervariasi antara beberapa obat. Beberapa ada yang tetap

di usus dan dikeluarkan di tinja. Obat chlortetracycline hanya 30% diasorpsi. Jenis

lain hanya 60-80% untuk oxytetracycline dan demeclocycline, 90-100% untuk

doxycycline dan minocycline. Absorpsi paling baik di usus halus bagian atas dan

baiknya pada saat tidak makan karena dapat diganggu jika ada kation bervalensi dua

(Ca2+, Mg2+, Fe2+), terutama dalam susu dan antasida. Pemberian parenteral

tetracycline biasanya diracik dengan buffer khusus

Dalam darah terjadi ikatan protein berbagai tetracycline sebesar 40-80%. Dengan

dosis oral 500 mg tiap 6 jam dapat mencapai kadar 4-6 μg/mL untuk tetracycline

hydrochlorid dan oxytetracycline. Doycycline dan minocycline agak lebih rendah.

Suntikan IV membuat kadar lebih tinggi untuk sementara waktu. Distribusi tidak

dapat mencapai cairan serebrospinal. Minosiklin khas karena konsentrasi yang tinggi

di air mata dan air liur. Tetracycline dapat melintasi plasenta dan air susu.

17

Page 18: An Tibi Otik

Ekskresi terutama di empedu dan urin. Di empedu ekskresinya lebih banyak dan

mungkin diabsorpsi kembali di usus untuk mempertahankan kadar di serum. Sekitar

50% jenis tetracycline diekskresi di glomerulus ginjal dan dipengaruhi oleh keadaan

gagal ginjal. Doxicycline dan minocycline diekskresi lebih lambat sehingga di dalam

serum lebih lama

KEGUNAAN KLINIK

Tetracycline merupakan obat spektrum luas pertama dan telah digunakan sewenang-

wenang. Merupakan obat terpilih untuk infeksi Mycoplasma pneumoniae, Clamidia,

serta ricetsia. Obat ini juga berguna untuk infeki bakteri campuran infeksi saluran

pernafasan misalnya sinusitis dan bronchitis. Dapat digunakan untuk infeksi Vibrio

dan kolera namun resistensi telah dilaporkan.

Tetracycline efektif untuk infeksi infeksi melalui hubungan seksual yang disebabkan

clamidia. Doxycycline efektif terhadap leptospirosis. Untuk protozoa yang dapat

dihabat oleh tetracycline adalah Entamoeba hitolitika atau Plasmodium falciparum

(Doxicycline).

EFEK SAMPING

Efek samping yag bisa timbul antara lain :

- Efek samping pencernakan seperti mual, muntah dan diare karena engubah

flora normal. Hal ini merupakan alasan penghentian dan pengurangan

pemberian tetracycline.

- Penumpukan di tulang dan gigi tetracycline sering terjadi. Kontra indikasi

pemberian pada ibu hamil karena dapat menumpuk di gigi janin yang

menyeabkan kekuning-kuningan pada gigi serta penumpukan di tulang yang

menyebabkan gangguan pertumbuhan pada janin dan anak umur dibawah 8

tahun.

- Hepatotoksis juga dapat diberikan jika diberikan pada dosis besar atau telah

terjadi insuficiensi hepar sebelumnya.

- Trombosis vena dapat terjadi pada pemberian IV

- Hiperfotosensitif terutama demeclocycline

- Reaksi vestibular seperti pusing, vertigo, mual, muntah (minocycline)

18

Page 19: An Tibi Otik

4.2. AMINOGLYCOSIDE

Aminoglycoside berasal dari berbagai spesies Streptomyces. Sampai saat ini yang

masuk kelompok ini adalah Stretomycin, neomycin, gentamycinm dan lain-lain.

Semua obat ini menghambat sintetis protein dan punya kelemahan dalam berbagai

macam resistensi. Semua aminoglykoside punya potensi ototoksis dan nefrotoksik.

Penggunaan pada umumnya digunakan terhadap bakteri enteric gram (-) terutama

pada bakteriemia, sepsis, atau endocarditis.

STRUKUR KIMIA

Aminoglycoside memiliki inti heksosa di samping streptidin atau deoxistreptamin.

Dimana gula amino terikat dengan ikatan glikosida. Aminoglycoside larut dalam air,

stabil dalam larutan dan lebih aktif dalam keadaan pH alkali daripada asam.

Gambar Struktur kimia Aminoglycoside secara umum

MEKANISME KERJA

Mekanisme kerja aminoglycoside adalah pernghambatan irreversible sintetis protein.

Diawali dengan proses tranpot aktif yang bergantung pada oksigen sehingga tidak

efektif terhadap kuman anaerob. Proses selanjutnya adalah berikatan dengan subunit

30S ribosom. Proses sintetis dihambat degan cara mengganggu “komplek awal”

pembentukan peptide, menginduksi kesalahan baca mRNA, serta pemecahan polisom

menjadi monosom yang tidak berfungsi.

4.2.1. STREPTOMYCIN

Streptomycin dihasilkan dari Streptomyces grieus. Turunannya adalah

dihidrostreptomycin. Aktivitas antibakteri dan resistensi masih sama dengan jenis

yang lain. Streptomycin efektif untuk mikobakteria dan beberapa spesies lain

(infeksi pes, tularemia, dan bruselosis dengan dosis 1 gram/hari ) serta pengobatan

19

Page 20: An Tibi Otik

kombinasi untuk memperkuat efektifitas antibakteri yang lain. Efek Samping yang

bias timbul adalah alergi dan gangguan vestibular-vertigo dan keseimbangan

4.2.2. GENTAMICIN DAN TOBRAMYCIN

Baik gentamycin dan tobramycin efektif terhadap gram (+) dan gram negatif.

Spektrum aktivitas kedua obat ini sama dengan menghambat banyak strain

stafilokokus, koliform, dan bakteri gram (-) lainnya. Kombinasi yang efektif

adalah dengan dengan karbenisilin atau tikarsilin untuk pengobatan pseudomonas,

proteus, enterobacter, dan klebsiella. Namun banyak sterptokokus resisten

terhadap gentamycin.

Pemberian IM atau IV gentamycin atau tobramycin biasanya digunakan untuk

infeksi berat (sepsis) pseudomonas, enterobacter, proteus yang telah resisten

dengan obat lain. Dengan dosis 5-7 mg/kg/hari IM atau IV obat ini dipadukan

dengan cephalosporin atau penicillin untuk pengobatan yang lebih efektif.

Kombinasi dengan penicillin-G dapat digunakan untuk endocarditis yang

disebabkan oleh S viridans dan S faecalis. Gentamycin 0,1-0,3% dalam krim atau

obat salep sering digunakan untuk luka bakar, luka, dan lesi kulit yang terinfeksi.

Efek samping kedua obat analog dengan aminoglycoside lain, seperti

nefrotoksisitas dapat terjadi.

4.2.3. KANAMYCIN & NEOMYCIN

Kedua obat ini juga berhubungan erat karena mempunyai resistensi silang yang

lengkap. Neomycin susah diasorpsi secara oral, ekskresi terutama di glomerulus.

Penggunaan secara perenteral obat ini telah lama dihindari karena efek nefrotoksis

dan ototoksis yang jelas setelah pemberian. Peggunaan paling sering adalah untuk

topical atau suntikan ke dalam sendi, rongga pleura, atau rongga abses dimana ada

infeksi. Penggunaan peroral masih digunakan untuk mengurangi flora usus

sebelum pembedahan.

4.2.4. AMIKACIN

Amikacin merupakan turunan dari kanamycin yang kurang toksis namun lebih

resisten terhadap enzim penginaktif gentamycin sehingga digunakan terapi kedua

20

Page 21: An Tibi Otik

setelah gentamycin. Penggunaan amikacin efektif untuk banyak bakteri Proteus,

Pseudomonas, Enterobacter, dan Serratia.

4.2.5. NETILMYCIN

Keuntungan Netilmycin adalah obat ini cenderung lebih tahan terhadap kerusakan

yang ditimbulkan oleh bakteri yang resisten terhadap gentamycin dan tobramycin.

Indikasi terutama pada infeksi iatrofenik serta infeksi yang beresiko untuk terjadi

sepsis.

4.3. MACROLIDES

Macrolides termasuk golongan senyawa yang mempunyai cincin makrolide. Contoh

obat ini yang terkenal adalah erythromycin. Penggunaan macrolide terbatas pada

infeksi korinebakterium, klamidia, mycoplasma dan legionella. Contoh macrolide

adalah Azitromycin, Clarithromycin, Erythromycin, dan Spiramycin

4.3.1. ERYTHROMYCIN

Erythromycin merupakan obat macrolide yang dihasilkan dari Streptomyces

erythreus. Aktvitas dapat hilang pada suhu 200C dan pH asam. Sediaan pada

umumnya berupa garam. Erythromycin masih efektif terhadap organisme gram

positif, terutama pneumokokus, streptokokus,, dan korinebakterium. Organisme

lain seperti mycoplasma, Clamydia trachomatis, dan Helicobacterium juga peka.

Resistensi dijumpai pada beberapa pneumokokus dan streptokokus dengan

perubahan pada reseptor. Dikontrol dengan genetik dan plasmid

Karena tidak tahan asam, erythromycin basa dirusak di dalam lambung dan

pemberian peroral harus diberikan dalam bentuk enteric coating atau dalam

bentuk stearat ester. Dosis peroral 2 g/hari mencapai kadar serum 2 μg/mL.

Sejumlah besar hilang dalam feses. Distribusi tidak dapat menembus sawar otak.

Obat ini menembus plasenta dan mencapai janin. Ekskresi dilakukan dalam

empedu

Erythromycin digunakan dalam infeksi Corynebacterium (difteri, sepsis,

eritrasma), Infeksi klamedia pada saluran pernafasan, neonantus, mata, atau

genialia, Pneumonia oleh Mycoplasma dan Legionella. Dosis oral diberikan 0,25-

21

Page 22: An Tibi Otik

0,5 gram tiap 6 jam. Efek samping yang bisa muncul berupa anoreksia, mual,

muntah, dan sifat toksis terhadap hepar.

4.3.2. SPIRAMYCIN

Spiramycim punya spectrum yang sama dengan erythromycin namun lebih lemah.

Keutungannya adalah daya penetrasi yang kuat di jaringan mulut, tenggorokan

dan saluran nafas sehingga sering digunakan untuk ISPA yang sukar dicapai

dengan antibiotik lain.

4.4. CHLORAMPHENICOL

Chloramphenicol berasal dari isolasi Stretomyces venezuelae. Sifat kristal

chloramphenicol sangat larut dalam alcohol dan sukar larut dalam air. Namun

Chloramphenicol suksinat sangat larut dalam air.

Obat ini mempunyai efek kuat penghambat sintetis protein mikroba. Obat ini bersifat

bakteriostatik untuk kebanyakan bakteri, namun tidak efektif untuk klamidia.

Mekanisme resistensi muncul dengan berkurangnya permeabilitas terhadap

chloramphenicol dan munculnya senyawa cholramphenicol acetyltransferase yang

dapat menginaktifasikan obat ini.

Obat ini sangat efektif untuk infeksi antara lain :

a. Salmonella simtomatik

b. Infeksi serius H influenza seperti meningitis,

c. Infeksi meningokokus dan pneumokokus pada SSP

d. Infeksi anaerobik pada SSP

Pemberian diberikan secara oral (2 gram/hari) maupun parenteral (chloramphenicol

suksinat 25-5 mg/kg/hari). Obat ini dapat mencapai SSP dengan kadar yang sama

dengan di dalam serum. Obat ini mudah diinaktifasikan di dalam hati. Ekskresi

terutama di tubulus ginjal dab sebagian kecil di empedu. Dosis tidak perlu dikurangi

pada gagal ginjal namun sangat dikurangi pada gagal hati.

22

Page 23: An Tibi Otik

4.5. CLINDAMYCIN/LYNCOMYCIN

Clindamycin merupakan turunan dari lyncomycin. Keduanya mempunyai aktivitas

yang menyerupai erythromycin namun clindamycin lebih kuat dalam mengatasi

infeksi banyak bakteri kokus gram (+), kecuali enterokokus, Haemopgilusm Niseria,

dan Mycoplasma yang resisten.

Pemberian secara oral 0,15-0,3 gram tiap 6 jam sedangka untuk IV diberikan 600 mg

tiap 8 jam. Obat ini tidak dapat mencapai SSP. Ekskresi terutama di dalam hati,

empedu dan urin.

Indikasi yang penting adalah untuk mengobati infeksi anaerob berat oleh Bacterioid

dan kuman anaerob lainnya. Penggunaan lainnya sering kali digunakan pada infeksi

yang berasal dari saluran genital wanita seperti sepsis karena keguguran atau abses

pelvis.

5. ANTIBIOTIK GOLONGAN INHIBITOR FUNGSI DAN SINTETIS ASAM

NUKLEID

Obat-obat penghambat sintetis DNA terdiri dari 3 golongan mekanisme, yaitu

penghambat replikai DNA, penghambat polymerase rNA, dan penghambat

metabolisme nukleotid. Obat golongan inhibitor replikasi DNA bekerja dengan mem-

blok aksi gyrase dan DNA topoisomerase. Sedangkan golongan inhibitor polymerase

menghambat dengan cara berikatan kuat dengan rNA polymerase. Golongan inhibotor

metabolik nukleid seperti Acyclovir menghambat sintetis DNA dengan cara konversi

senyawa ini menjadi tiphosphate dan menghambat thymidine kinase dan polymerase

DNA sehingga ada penambahan DATP ke dalam DNA dan kekurangan tymine untuk

replikasi DNA

Golongan rifamycin menghambat dengan cara melekat pada enzim polymerase rNA

sehingga DNA yang telah bertrankripsi tidak bisa diubah menjadi mRNA. Golongan

terakhir menghambat DNA girase sehinga tidak terjadi proses trankripsi pembelahan

DNA.

23

Page 24: An Tibi Otik

Floroqunolone

PENGHAMBAT SINTETIS DNA

Quinole

Netroimidazole

Metronidazole

Rifamycin Acyclovir

Inhibitor ReplikasiDNA

Inhibitor Polimerase rNA Inhibitor Motabolisme Nukelotid

Gambar Bagan pembagian golongan penghambat sintetis DNA

5.1. QUINOLONE

Quinolone merupakan turunan obat dari nalidixic acid. Obat-obat pendahulu

quinolone ini mempunyai spektrum yang lebih kecil dan biasanya digunakan untuk

antiseptik saluran kemih. Turunan terbaru yang mempunyai aktivitas antimikroba

lebih baik terbagi menjadi beberapa generasi, antara lain :

A. Generasi I : cinoxacin, flumequine, nalidixic acid, oxolinic acid, piromidic

acid, pipemidic acid, rosoxacin

B. Generasi II : ciprofloxacin, enoxacin, fleroxacin, lomefloxacin, nadifloxacin,

norfloxacin, ofloxacin, pefloxacin, rufloxacin

C. Generasi III : balofloxacin, gatifloxacin, grepafloxacin, levofloxacin,

moxifloxacin, pazufloxacin, sparfloxacin, temafloxacin, tosufloxacin

D. Genrasi IV : clinafloxacin, garenoxacin, gemifloxacin, sitafloxacin,

trovafloxacin, prulifloxacin,

Pemberian quinolone diberikan secara oral dan ekskresi terutama di ginjal. Quinolone

sering digunakan dalam infeksi saluran kemih walaupun disebabkan karena infeksi

bakteri yang kebal terhadap bermacam-macam obat. Norfloxacin 400 mg atau

ciprofloxacin 500 mg diberikan peroral 2 kali sehari. Selain itu juga dapat diberikan

untuk diare infeksi, infeksi tulang, sendi, intra abdominal, serta pada infeksi

mikobakterium.

Siprofloksasin dapat digunakan pada otitis media. Merk Obat siprofloksasin, Ciproxin

(infeksi telingan tengah dan sinus), Fimoflok (infeksi telinga tengah dan sinus)

24

Page 25: An Tibi Otik

inciflok (otitis media dan sinusitis), Mecoquin untuk infeksi telinga tengah dan sinus.

Siprofloksasin dosis oral: 2 x (250mg – 750mg) perhari dosis parenteral: 2 x (100mg-

200mg) perhari IV. Sediaan tablet 250mg, 500mg, 750mg. Cairan infuse 250

mg/100mal.

Levofloksasin dapat digunakan pada rhinosinusitus akut. Merk Obat Levofloksasin ,

Cravit (untuk sinusitis maxilaris akut), Mosardal (untuk sinusitis silaris akut),

Reskuin, feloquin. Levofloksasin dosis 1x (250mg – 750mg) perhari.Sediaan tablet

250mg, 500mg, 750 mg.Suspensi oral 25mg/ml.

Sediaan di Pasaran

a. Spirofloksasin : Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan

kandungan Spirofloksasin 250 mg, 500 mg, 750 mg bahkan ada yang 1.000

mg. Juga tersedia dalam bentuk infus dengan kandungan Spirofloksasin 200

mg/100 ml.

b. Ofloksasin : Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan

kandungan Ofloksasin 200 mg dan 500 mg. Juga tersedia dalam bentuk infus

dengan kandungan Ofloksasin 200 mg/100 ml.

c. Moksifloksasin : Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet

dengan Moksifloksasin kandungan 400 mg. Juga tersedia dalam bentuk infus

dengan kandungan Moksifloksasin 400 mg/250 ml.

d. Levofloksasin : Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan

kandungan Levofloksasin 250 mg dan 500 mg. Juga tersedia dalam bentuk

infus dengan kandungan Levofloksasin 500 mg/100 ml.

e. Pefloksasin : Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan

kandungan Pefloksasin 400 mg. Juga tersedia dalam bentuk infus dengan

kandungan Pefloksasin 400 mg/125 ml dan ampul dengan kandungan

Pefloksasin 400 mg/5 ml.

f. Norfloksasin : Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan

kandungan 400 mg.

g. Sparfloksasin : Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan

kandungan 200 mg.

h. Lornefloksasin : Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan

kandungan 400 mg.

25

Page 26: An Tibi Otik

i. Flerofloksasin : Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan

kandungan 400 mg. Juga tersedia dalam bentuk infus dengan kandungan 400

mg/100 ml.

j. Gatifloksasin : Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan

kandungan 400 mg. Juga tersedia dalam bentuk vial untuk ijeksi dengan

kandungan 400 mg/40 ml.

5.2. METRONIDAZOLE

Metronidazole sering digunakan sebagai obat antiprotozoa untuk pengobatan

tricomoniasis, giardia lambia, B coli, serta infeksi amubiasis lainnya. Namun selain

itu metronidazole mempunyai efek antibakteri terhadap banyak kuman anaerob.

Metronidazole diberikan secara oral dan kemudian tersebar di jaringan tubuh sampai

ke serebrospinal. Ekskresi terutama di urin. Untuk pengobatan infeksi anaerob,

metronidazole sering digunakan untuk menurunkfan infeksi pasca operasi

apendektomi, bedah kolon, dll. Beberapa infeksi seperti B fragilis, klstridia kadang-

kadang masih menunjukkan respon.

Sediaan dan posologi. Metronidazole tersedia dalam bentuk tablet 250mg dan 500mg.

Suspensi 125mg / 5ml. Dosisnya untuk dewasa 2x500mh/hari, anak : 7,5/kgbb/hr

dibagi 3 dosis. Merk obat : Rodogyl (spiramycin 250mg, metronidazole 120mg untuk

infeksi tonsil dan faring), Anmerob, Elyzol, Farnat, Fladex, Robokil, Trichodazole

(infeksi Vincent).

5.3. RIFAMYCIN

Rifamycin masih terbukti aktif terhadap beberapa kokus gram (+) dan (-), serta

beberapa bakteri enteric, mikobakterium, klamidia, dan poxvirus. Sayangnya banyak

laporan mengenai resistensi bakteri yang cepat terhadap pengobatan tunggal

rifamycin sehingga tidak boleh diberikan sendiri. Rifamycin diabsopsi baik secara

peroral, dan diekskresikan melalui hati ke dalam empedu.

26

Page 27: An Tibi Otik

PENGHAMBAT MEMBRAN SEL

Polymyxin

Polyenes

Imidazole

Rifamycin diberikan dengan dosis 600 mg/hari dapat diberikan untuk pengobatan TB

bersamaan dengan pemberian INH, etambutol, dll. Efek sampingnya menimbulkan

warna oranye pada urinm keringat, air mata yang sebenarnya tidak berbahaya.

6. ANTIBIOTIK GOLONGAN PENGHAMBAT MEMBRAN SEL

Gambar Bagan pembagian obat penghambat fungsi membran sel

Yang termasuk golongan obat ini adalah polymyxin, polyenes, imidazole, dll. Kerja

golongan ini adalah mengganggu intregitas fungisonal membran sitoplasma sehingga

terjadi kematian pada bakteri. Polymyxin bekerja pada membran bakteri gram (-)

yang kaya fosfatidil dan bekerja seperti detergen. Polyenes juga bekerja hampir sama

namun melekat pada jamur karena jamur mengandung ergosterol sehingga akan

terbentuk sebuah pori. Mekanisme lain ditunjukkan oleh imidazole dengan cara

penghambatan sintetis ergosterol.

POLYMYXIN

Polymyxin merupakan golongan polipeptida basa dan aktif terhadap bakteri gram (-).

Obat ini mempunyai efek nefrotoksis yang hebat sehingga banyak ditinggalkan

kecuali polymyxin B dan E.

Polymyxin bekerja sebagai bakterisidal dan tidak dapat diabsorpsi di dalam usus

sehingga diberikan secara parenteral. Walaupun begitu konsentrasi di dalam darah

dan jaringan cenderung rendah karena diikat erat oleh sel-sel mati. Ekskresi terutama

di ginjal.

27

Page 28: An Tibi Otik

PENGHAMBAT METABOLIK

SULFONAMIDE

Campuran

Mafenide, Silver Sulfadiazine, Succinysulfathiazole, Sulfacetamide, Sulfadiazine, Sulfamethoxazole, Sulfasalazine, Sulfisoxazole

Pyrimethamine, thrimethropim

Co-trimoxazole

THRIMETHROPIM

Penggunaan polymyxin sekarang dibatasi pada penggunaa topical. Lerutan polymyxin

B 1-10 mg/mL diberikan pada permukaan yang terinfeksi, atau disuntikkan ke dalam

pleura ataupun sendi. Efek samping yang ditakutkan pada pemberian sistemik adalah

efek nefrotoksisnya.

7. ANTIBIOTIK GOLONGAN INHIBITOR METABOLISME

Golongan ini mempunyai efek kerja seperti pada golongan penghambat sintetis DNA,

yaitu penghambatan dalam proses pembentukan purin. Yang termasuk golongan ini

adalah sulfonamide dan trimetropim. Suatu kombinasi antara golongan sulfonamide –

thrimethropim dapat mengoptimalkan kerja golongan ini dengan contoh co-

tromoxazole.

Gambar Bagan pembagian golongan penghambat metabolisme

7.1. SULFONAMIDE

Sulfonamide secara struktural analog dengan asam p-amino benzoat (PABA). Obat ini

bekerja secara bakteriostatik. Cara kerjanya adalah pengubahan sulfonamide oleh

enzim dihidrofolat sintase menjadi analog asam folat yang tidak berfungsi.

Normalnya enzim inilah yang bertugas mengubah PABA menjadi asasm dihidrofolat.

Jadi sulfonamide hanya efektif terhadap bakteri-bakteri yang tidak dapat membuat

PABA atau membutuhkan PABA ekstrasel. Resistensi muncul apabila bakteri tersebut

bermutasi memproduksi PABA yang berlebihan, perubahan struktur enzim.

Sulfonamide kebanyakan diberikan secara peroral dan dapat didistribusikan ke semua

jaringan termasuk ke cairan serebrospinal. Ekskresi terutama dilakukan oleh

28

Page 29: An Tibi Otik

glomerulus ginjal dengan kadar dalam urin bias mencapai 10-20 kali konsentrasi

dalam darah.

Penggunaan sulfonamide sering digunakan secara peroral untuk infeksi saluran kemih

yang belum diobati sebelumnya, infeks clamidia pada mata dan saluran genital.

Infeksi bakteri seperti streptokokus B-hemolitikum, meningokokus dulu digunakan

namun sekarang sudah banyak terjadi resisten.

Efek samping yang dilaporkan adalah pengendapan sulfonamide di saluran kemih

sehingga dapat menyebabkan obstruksi. Efek ini dapat dicegah dengan pemberian

sulfonamide paling larut. Efek lainnya adalah gangguan hematopoetik berupa anemia

(heolitik atau aplastik) granulositopenia, trombositopenia, dan reaksi leukomoid.

7.2. THRIMETHROPIM

Thrimethropim bekerja dengan cara penghambatan kerja enzim asam dihidrofolat

reduktase yang bertugas mengubah asam dihidrofolat menjadi asam tetrahidrofolat.

Absorpsi baik melalui usus dan distribusi luas seperti sulfonamide. Sifatnya lebih

larut dalam lipid.

Pengobatan dengan thrimethropim tunggal dapat diberikan untuk infeksi saluran

kemih akut. Selain itu karena thrimethropim dapat terakumulasi pada cairan prostate

dan cairan vagina, thrimethropim sering digunakan pada infeksi prostate dan vagina.

Efek samping serupa dengan sulfonamide berupa gangguan hematopoetik seperti

anemia megaloblastik, leukopenia, dan granulositopenia.

7.3. CO-TRIMOXAZOLE

Gabungan kombinasi antara sulfonamide dan thrimethripim ini sering kali digunakan.

Karena thrimethropim punya kelarutan lipid yang besar, perbandingan thrimethropi :

sulfonamide = 1 : 5 untuk tiap co-trimoxazole.

Penggunaan obat ini biasanya berupa pengobatan pilihan untuk infeksi pneumonia

oleh P carinii, entriris karena Shigella dan infeksi salmonella sistemik setelah resisten

terhadap Ampicillin dan khoramphenicol. Penggunaan lain adalah pengobatan infeksi

saluran kemih dan prostate.

29

Page 30: An Tibi Otik

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Farmasi FKUI. 2001. Farmakologi dan Terapi edisi 4. Jakarta : Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia.

Katzung, E.G, (1997), Obat-Obat Kemoterapeutika, dalam Farmakologi Dasar & Klinik,

EGC : Jakarta

Rosen, E.J., Quinn, F.B., (2000), Microbiology, infections, and antibiotic therapy, diambil

dari http://www.utmb.edu/ otoref/grnds/Infect-0003/Infect-0003.pdf

Morin, R. B. dan Gorman, M. 1995. Kimia dan Biologi Antibiotik β-Laktam. Semarang:

IKIP Semarang Press.

http://publichealthnote.blogspot.com/2012/02/clindamycin-klindamisin.html

http://elisa.ugm.ac.id/files/Arie_BS/qnAKShQA/ANTIBIOTIKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Antibiotika

http://dc204.4shared.com/download/4V9FXr1x/antibiotik.pdf?tsid=20101011-054528

http://www.farmako.uns.ac.id

http://en.wikipedia.org/wiki/Antibiotic

http://pre-pg.blogspot.com/2007/03/classification-of-antibiotics.html

http://www.iwandarmansjah.web.id/attachment/at_antibiotic%20guidelines.pdf

http://www.medicastore.com

http://www.dechacare.com

30