an Beda Agama Revisi

download an Beda Agama Revisi

of 12

Transcript of an Beda Agama Revisi

  • 8/2/2019 an Beda Agama Revisi

    1/12

    1

    Perkawinan Beda Agama di Luar Negeri

    Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Hukum Perdata Internasional

    oleh :

    1. Monica Tri Apriana E1A0102332. Sigit Budhiarto E1A0102343. Anggita Sabrina E1A0102364. Henny Try Astuti E1A0102375. Indah Dwi Putri P E1A0102386. Hendal Padil Permana E1A0102397. Dextra Respalandika San E1A010240

    KELAS C

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

    UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

    FAKULTAS HUKUM

    PURWOKERTO

    2011

  • 8/2/2019 an Beda Agama Revisi

    2/12

    2

    Perkawinan Beda Agama di Luar Negeri

    Perkawinan beda agama, memang masih menjadi polemik di Indonesia.

    Diskusi mengenai hal tersebut masih saja mendapat perhatian lebih dari

    masyarakat maupun akademisi. Hal tersebut dikarenakan adanya pluralisme

    agama di Indonesia sedangkan Undang-Undang perkawinan Indonesia yaitu UU

    No. 1 Tahun 1974, tidak menyatakan secara tegas peraturan mengenai hal

    tersebut. Sebenarnya, jika kita benar-benar mencermati Undang-Undang

    Perkawinan tersebut, peraturannya sudah jelas mengenai perihal perkawinan bedaagama tersebut, yaitu diserahkan menurut agamanya masing-masing. Negara

    menyerahkan sepenuhnya pada agama masing-masing calon mempelai yang akan

    melakukan perkawinan, apabila menurut agama mereka perkawinan beda agama

    dapat disahkan, maka Negara pun akan mengesahkan dan perkawinan tersebut

    mendapat perlindungan hukum. Namun, yang terjadi di banyak agama yang

    terdapat di Indonesia, pada intinya adalah melarang untuk terjadinya perkawinan

    beda agama, ada agama yang membolehkan namun dengan beragam syarat. Pada

    saat terjadi hal demikian, agama tidak membolehkan, ternyata pihak-pihak yang

    akan melangsungkan pernikahan beda agama ini terus berupaya, bagaimana

    caranya agar pernikahan mereka dapat sah dan mendapat perlindungan hukum,

    salah satu cara yang paling populer adalah dengan menikah di luar negeri lalu

    ketika kembali ke dalam negeri, mereka hanya tinggal mencatatkan pernikahan

    tersebut kepada Pencatatan Sipil dengan dasar certificate of marriage. Apa

    konsekuensinya jika hal tersebut yang terjadi di Indonesia?

  • 8/2/2019 an Beda Agama Revisi

    3/12

    3

    A. Dasar menikah di Indonesia

    Indonesia baru mempunyai Undang-Undang nasional mengenai perkawinan

    pada tahun 1974, dimana dibuat UU No.1 Tahun 1974 tentang perkawinan.

    Sebelum adanya undang-undang perkawinan tersebut, di Indonesia menggunakan

    Regelling op de Gemengde Huwelijken (GHR) Stb 1898 dan BW (KUHPerdata).

    Dalam peraturan tersebut ternyata memperbolehkan terjadinya perkawinan beda

    agama di Indonesia. Hal tersebut wajar saja terjadi karena pada saat itu di

    Indonesia terdapat penggolongan masyarakat. Konsep yang digunakan oleh

    kedua peraturan inipun berbeda, UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

    menggunakan konsep keagamaan sebagaimana yang terdapat dalam pasal 2 ayat

    1, sedangkan dalam GHR maupun BW, perkawinan hanya dilihat dari sisi

    perdatanya saja.1

    Kebanyakan masyarakat akan berpikir bahwa dengan diundangkannya

    peraturan tentang perkawinan yang bersifat nasional otomatis peraturan tentang

    perkawinan yang lain akan hapus. Hal tersebut tidak terjadi serta merta, perlu

    diingat bahwa ada suatu aturan peralihan ( pasal 66 ) dimana bunyinya adalah2 :

    bahwa peraturan-peraturan lama tetap masih berlaku selama undang-undang

    perkawinan yang baru tidak mengaturnya.

    Pasal inilah yang bisa menjadi dasar masih dapat diberlakukannya

    peraturan-peraturan tentang perkawinan yang dulu, karena harus diakui bahwa

    undang-undang perkawinan nasional kita tidak menegaskan secara jelas dalam

    satu pasal pun bahwa Negara benar-benar melarang adanya perkawinan beda

    agama. Dalam undang-undang perkawinan tersebut yang ada hanyalah

    perkawinan sah bila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan

    kepercayaannya. Artinya dapat disimpulkan bahwa Negara benar-benar

    menyerahkan kepada agama masing-masing mempelai mengenai pengesahannya

    1Nurcholish, Ahmad dan Ahmad Baso (editor). 2005. Pernikahan Beda Agama. Jakarta : Komisi

    Nasional Hak Asasi Manusia.2

    Subekti, Wienarsih Imam. 2006. Keabsahan Perkawinan yang Dilangsungkan di Luar Negeri oleh

    Pasangan WNI Beda Agama Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang

    Perkawinan. Dalam GloriaJuris Volume 6 Nomer 3;200-213. Jakarta.

  • 8/2/2019 an Beda Agama Revisi

    4/12

    4

    perkawinan mereka tersebut. Negara tidak bisa dikatakan menyalahi aturan hak

    asasi manusia dalam hal ini, jika diartikan bahwa Negara melarang perkawinan

    yang notabene adalah hak pribadi masing-masing individu. Karena memang

    bukan Negara yang melarang, namun agama masing-masing pihaklah yang

    melarang. Agamalah yang memegang peraturan mengenai sah tidaknya

    perkawinan kedua mempelai tersebut. Namun, kebanyakan masyarakat

    menafsirkan bahwa Negaralah yang menghalangi langkah mereka untuk menikah

    secara sah menurut hukum.

    Di sinilah mulai terjadi banyak pertanyaan, bagaimana caranya agar para

    calon mempelai beda agama bisa mendapat pengesahan dari Negara, sah menurut

    hukum dan mendapat perlindungan hukum bila kelak terjadi sengketa dalam

    perkawinannya? Di bawah ini akan dijelaskan beberapa cara yang biasanya

    dilakukan oleh para pihak yang akan menjalankan perkawinan beda agama.

    B. Cara-cara yang Dilakukan Oleh Pihak-Pihak yang MelakukanPerkawinan Beda Agama

    Negara memang tidak bisa memberikan perlindungan hukum bagi para

    pihak yang melakukan perkawinan beda agama di Indonesia, karena Indonesia

    sudah mempunyai undang-undang hukum perkawinan nasional, yaitu UU No.1

    Tahun 1974 tentang perkawinan. Dimana dalam undang-undang tersebut,

    Indonesia menyerahkan pengesahan perkawinan tersebut kepada agama masing-

    masing pihak yang akan melakukan perkawinan beda agama tersebut. Bila agama

    dari calon mempelai membolehkan terjadinya perkawinan beda agama maka

    Negara pun akan mensahkan secara hukum, namun bila terjadi sebaliknya, maka

    Negara pun tidak dapat mensahkan dan perkawinan tersebut tidak akan

    mendapatkan perlindungan hukum. Namun, para pihak yang akan melakukan

    perkawinan beda agama ternyata masih saja mencari celah, bagaimana agar

    perkawinan mereka tetap terjadi namun juga mendapat pengesahan dari Negara.

  • 8/2/2019 an Beda Agama Revisi

    5/12

    5

    Menurut Guru Besar Hukum Perdata Universitas Indonesia, Wahyono

    Darmabrata, ada empat cara paling populer yang biasa dilakukan oleh para pihak

    yang akan melakukan perkawinan beda agama, yaitu :

    1. Meminta penetapan pengadilan,2. Perkawinan dilakukan menurut masing-masing agama,3. Penundukan sementara pada salah satu hukum agama,4. Melakukan pernikahan di luar negeri.3Dari keempat cara yang bisa dilakukan oleh para pihak yang akan

    melakukan pernikahan beda agama, tampaknya cara keempatlah yang paling

    populer, dengan melakukan pernikahan di luar negeri, artinya pasangan tersebut

    menggunakan hukum Negara di mana pernikahan tersebut diselenggarakan.

    Ketika pasangan tersebut kembali ke Indonesia, dalam kurun waktu maksimal 1

    tahun, keduanya harus mendaftarkan pernikahan mereka ke Pencatatan Sipil

    dengan dasar certificate of marriage dari Negara di mana mereka melakukan

    pernikahan.

    3

    http://hukumonline.com/berita/baca/hol15655/empat-cara-penyelundupan-hukum-bagi-pasangan-beda-agama. Ditulis oleh admin. ( Diambil tanggal 6 Desember 2011)

    http://hukumonline.com/berita/baca/hol15655/empat-cara-penyelundupan-hukum-bagi-pasangan-beda-agamahttp://hukumonline.com/berita/baca/hol15655/empat-cara-penyelundupan-hukum-bagi-pasangan-beda-agamahttp://hukumonline.com/berita/baca/hol15655/empat-cara-penyelundupan-hukum-bagi-pasangan-beda-agamahttp://hukumonline.com/berita/baca/hol15655/empat-cara-penyelundupan-hukum-bagi-pasangan-beda-agamahttp://hukumonline.com/berita/baca/hol15655/empat-cara-penyelundupan-hukum-bagi-pasangan-beda-agamahttp://hukumonline.com/berita/baca/hol15655/empat-cara-penyelundupan-hukum-bagi-pasangan-beda-agama
  • 8/2/2019 an Beda Agama Revisi

    6/12

    6

    C. Prosedur Pernikahan di Luar Negeri

    Dalam hal melangsungkan pernikahan beda agama di luar negeri,

    sebenarnya tidak berbeda dengan perkawinan beda kewargaNegaraan. Berikut ini

    adalah prosedur pernikahan di luar negeri :4

    1. Pihak yang akan melaksanakan perkawinan tersebut harusmenyampaikan kehendak nikahnya ke bagian konsuler perwakilan RI di

    luar negeri, penghulu Negara setempat harus memastikan bahwa berkas

    persayaratan sudah lengkap, yaitu :

    Surat keterangan untuk nikah, Fotokopi akte kelahiran,

    Surat keterangan bahwa ia tidak sedang dalam status kawin,atau

    Akta cerai bila sudah pernah kawin, atau Akta kematian istri bila istri sudah meninggal, Surat persetujuan mempelai, Surat keterangan dari kedutaan, Pas foto terbaru berwarna ukuran 2x3 sebanyak 3 lembar.

    2. Pengumuman nikah di luar negeri, selama 10 hari kerja. Setelah 10hari kerja maka akad pernikahan bisa dilangsungkan.

    3. Prosesi akad nikah dan pendaftaran surat bukti di Indonesia.

    4

    http://tommyutama.wordpress.com/2010/10/25/status-hukum-perkawinan-yang-diselanggarakan-di-luar-negeri-oleh-wni/ ( Diakses Tanggal 6 Desember2011).

  • 8/2/2019 an Beda Agama Revisi

    7/12

    7

    D. Macam-macam Permasalahan dalam Pernikahan Beda AgamaBeberapa contoh permasalahan yang timbul dari adanya perkawinan beda

    agama.

    1. Pertanyaan :A adalah seorang laki-laki muslim, menikah dengan B wanita beragama

    Katolik. Mereka menikah secara siri di hadapan seorang pemuka agama Islam,

    beberapa saat kemudian mereka dinikahkan lagi tetapi di gereja. Bukti

    pernikahannya adalah Kutipan Akta Perkawinan Catatan Sipil dan Surat

    Perkawinan Gereja. Dalam perjalanannya masing-masing tetap mempertahankan

    keyakinannnya. Kemudian karena terjadi ketidakcocokan, maka si A (suami)

    berencana menceraikan istrinya. Pertanyaannya : bagaimana prosedur untuk

    perceraian dalam kasus tersebut? Apakah artinya kata-kata diberi kebebasan atas

    halangan beda agama no.2088/D 0870/2001 dalam surat perkawinan gereja?

    Jawaban :

    Dalam kasus tersebut, untuk agama Islam dilakukan secara siri, ini

    berarti jelas bahwa untuk pernikahan Islamnya tidak mendapat kekuatan hukum

    apapun. Sedangkan yang mempunyai kekuatan hukum adalah perkawinan

    Katoliknya. Karena perkawinan ini dicatatkan di Catatan Sipil dan mendapat akta

    perkawinan dan surat perkawinan gereja. Ketika selanjutnya kedua pasangan

    tersebut ingin melakukan perceraian, maka perceraian yang dapat diadukan ke

    pengadilan untuk mendapatkan kepastian hukumnya adalah menurut hukum

    agama Katoliknya. Bukan menurut hukum agama Islamnya. Pada dasarnya

    hukum Katolik menentang adanya perceraian, namun secara hukum Negara, di

    Indonesia diatur bahwa :

    a. Perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan setelahpengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan

    kedua belah pihak.

    b. Untuk ada perceraian harus ada cukup alasan, bahwa antara suami-istriitu tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami istri. (lihat pasal 39 ayat 1

    dan ayat 2 jo pasal 2 UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan).

  • 8/2/2019 an Beda Agama Revisi

    8/12

    8

    Karena pada dasarnya dalam agama Katolik tidak boleh adanya

    perceraian, maka walaupun secara perdata perkawinan tersebut sudah sah, namun

    dalam agama Katolik perkawinan tersebut tetap tidak sah. Namun walaupun

    begitu, dalam agama Katolik dikenal adanya prosedur pembatalan perkawinan

    (anulasi), akibat hukum dari pembatalan perkawinan tersebut adalah

    perkawinannya dapat menikah lagi.

    Lalu bagaimana dengan kalimat diberi kebebasan atas halangan beda

    agama No.2088/D 0870/2001? Maksud dari kalimat tersebut adalah berkaitan

    dengan adanya dispensasi untuk membebaskan pasangan tersebut dari larangan

    atau halangan untuk menikah. Dengan adanya dispensasi ini meskipun adanya

    larangan / halangan untuk menikah, perkawinan dapat diperbolehkan untuk

    dilangsungkan.5

    2. Pertanyaan : Bagaimana status hukum anak dalam hal pengasuhan?Jawaban : Menurut Pasal 105 KHI ditentukan:

    (a) pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12tahun adalah hak ibunya;

    (b) pemeliharaan anak yang sudah mumayyiz diserahkan kepada anak

    untuk memilih di antara ayah atau ibunya sebagai pemegang hak

    pemeliharaannya;

    (c) biaya pemeliharaan ditanggung oleh ayahnya.

    Bagi anak yang belum berumur 12 tahun, berdasarkan Pasal 105 KHI

    di atas, tentunya hak pengasuhan dan pemeliharaan si anak jatuh kepada Ibunya.6

    5http://hukumonline.com/klinik/detail/cl4909/hukum-perceraian-untuk-nikah-beda-agama.

    Ditulis oleh admin. ( Diambil tanggal 6 Desember 2011).6

    http://advokatku.blogspot.com/2009/05/perceraian-dalam-perkawinan-beda-agama .html. NM.Wahyu Kuncoro, S.H. ( Diambil Tanggal 7 Desember 2011).

    http://hukumonline.com/klinik/detail/cl4909/hukum-perceraian-untuk-nikah-beda-agamahttp://hukumonline.com/klinik/detail/cl4909/hukum-perceraian-untuk-nikah-beda-agamahttp://advokatku.blogspot.com/2009/05/perceraian-dalam-perkawinan-beda-agama.htmlhttp://advokatku.blogspot.com/2009/05/perceraian-dalam-perkawinan-beda-agama.htmlhttp://advokatku.blogspot.com/2009/05/perceraian-dalam-perkawinan-beda-agama.htmlhttp://advokatku.blogspot.com/2009/05/perceraian-dalam-perkawinan-beda-agama.htmlhttp://hukumonline.com/klinik/detail/cl4909/hukum-perceraian-untuk-nikah-beda-agama
  • 8/2/2019 an Beda Agama Revisi

    9/12

    9

    Penutup

    A. KesimpulanDari uraian di atas maka kita bisa menarik kesimpulan mengenai beberapa

    hal yaitu:

    1. Undang-Undang No 1 Tahun 1974 memang mengatur pelangsunganperkawinan di luar negeri dalam pasal 56 ayat 1 yaitu perkawinan yang

    dilangsungkan di luar, antara dua orang WNI atau antara WNI dengan WNA

    adalah sah dengan syarat bilamana dilakukan menurut hukum yang berlaku di

    Negara di mana perkawinan dilangsungkan. Jadi menganut asas Lex Loci

    Celebrationis dan pelangsungan perkawinan di luar negeri itu bagi WNI tidak

    melanggar ketentuan undang-undang ini. Artinya pelangsungan perkawinan itu

    harus sesuai dengan hukum perkawinan Indonesia yaitu hukum calon mempelai

    tersebut adalah sebagaimana diatur pada pasal 2 ayat 1 dan 2. Yang menyatakan

    bahwa perkawinan sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing

    agamanya dan kepercayaannya itu. Jadi bukan undang-undang lah yang

    melarang perkawinan beda agama, tetapi agama itu yang melarang.2. Mengenai pelangsungan perkawinan antara mereka yang berbeda agama di

    luar negeri menurut undang-undang perkawinan sebagaimana diuraikan pada butir

    satu di atas adalah tidak sesuai, sebab meskipun perkawinan dilangsungkan sesuai

    dengan hukum perkawinan di mana perkawinan dilangsungkan, yaitu perkawinan

    antara mereka yang berbeda agama tidak dilarang dapat dicatatkan di Kantor

    Catatan Sipil setempat. Artinya sudah memenuhi asas Lex Loci Celebrationis,

    namun perintah pasal 56 ayat 1 tersebut menyatakan bahwa perkawinan di luar

    negeri tersebut tidak melanggar Undang-Undang Perkawinan Indonesia. Yang

    menyatakan bahwa perkawinan harus dilakukan berdasarkan agama yang

    diyakini/ dianutnya, yaitu agama yang diakui di Indonesia. Yang ternyata agama

    yang diakui di Indonesia pada dasarnya semuanya melarang umatnya untuk

    melangsungkan perkawinan beda agama. Jadi perkawinan beda agama di

    manapun tidak mungkin apabila keabsahan perkawinan tersebut tetap didasarkan

    pada hukum agama.

  • 8/2/2019 an Beda Agama Revisi

    10/12

  • 8/2/2019 an Beda Agama Revisi

    11/12

    11

    Daftar Pustaka

    Nurcholish, Ahmad dan Ahmad Baso (editor). 2005. Pernikahan Beda Agama.

    Jakarta : Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.

    Subekti, Wienarsih Imam. 2006. Keabsahan Perkawinan yang Dilangsungkan di

    Luar Negeri oleh Pasangan WNI Beda Agama Menurut Undang-

    Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Dalam GloriaJuris

    Volume 6 Nomer 3;200-213. Jakarta.

    http://hukumonline.com/berita/baca/hol15655/empat-cara-penyelundupan-hukum-

    bagi-pasangan-beda-agama . Ditulis oleh admin. ( Diakses tanggal 6

    Desember 2011)

    http://tommyutama.wordpress.com/2010/10/25/status-hukum-perkawinan-yang-

    diselanggarakan-di-luar-negeri-oleh-wni/ ( Diakses Tanggal 6

    Desember 2011).

    http://hukumonline.com/klinik/detail/cl4909/hukum-perceraian-untuk-nikah-

    beda-agama. Ditulis oleh admin. ( Diakses tanggal 6 Desember 2011).

    http://advokatku.blogspot.com/2009/05/perceraian-dalam-perkawinan-beda-

    agama.html. NM. Wahyu Kuncoro, S.H. ( Diakses Tanggal 7 Desember

    2011).

    http://hukumonline.com/berita/baca/hol15655/empat-cara-penyelundupan-hukum-bagi-pasangan-beda-agamahttp://hukumonline.com/berita/baca/hol15655/empat-cara-penyelundupan-hukum-bagi-pasangan-beda-agamahttp://hukumonline.com/berita/baca/hol15655/empat-cara-penyelundupan-hukum-bagi-pasangan-beda-agamahttp://hukumonline.com/berita/baca/hol15655/empat-cara-penyelundupan-hukum-bagi-pasangan-beda-agamahttp://tommyutama.wordpress.com/2010/10/25/status-hukum-perkawinan-yang-diselanggarakan-di-luar-negeri-oleh-wni/http://tommyutama.wordpress.com/2010/10/25/status-hukum-perkawinan-yang-diselanggarakan-di-luar-negeri-oleh-wni/http://tommyutama.wordpress.com/2010/10/25/status-hukum-perkawinan-yang-diselanggarakan-di-luar-negeri-oleh-wni/http://tommyutama.wordpress.com/2010/10/25/status-hukum-perkawinan-yang-diselanggarakan-di-luar-negeri-oleh-wni/http://hukumonline.com/klinik/detail/cl4909/hukum-perceraian-untuk-nikah-beda-agamahttp://hukumonline.com/klinik/detail/cl4909/hukum-perceraian-untuk-nikah-beda-agamahttp://hukumonline.com/klinik/detail/cl4909/hukum-perceraian-untuk-nikah-beda-agamahttp://advokatku.blogspot.com/2009/05/perceraian-dalam-perkawinan-beda-agama.htmlhttp://advokatku.blogspot.com/2009/05/perceraian-dalam-perkawinan-beda-agama.htmlhttp://advokatku.blogspot.com/2009/05/perceraian-dalam-perkawinan-beda-agama.htmlhttp://advokatku.blogspot.com/2009/05/perceraian-dalam-perkawinan-beda-agama.htmlhttp://advokatku.blogspot.com/2009/05/perceraian-dalam-perkawinan-beda-agama.htmlhttp://advokatku.blogspot.com/2009/05/perceraian-dalam-perkawinan-beda-agama.htmlhttp://hukumonline.com/klinik/detail/cl4909/hukum-perceraian-untuk-nikah-beda-agamahttp://hukumonline.com/klinik/detail/cl4909/hukum-perceraian-untuk-nikah-beda-agamahttp://tommyutama.wordpress.com/2010/10/25/status-hukum-perkawinan-yang-diselanggarakan-di-luar-negeri-oleh-wni/http://tommyutama.wordpress.com/2010/10/25/status-hukum-perkawinan-yang-diselanggarakan-di-luar-negeri-oleh-wni/http://hukumonline.com/berita/baca/hol15655/empat-cara-penyelundupan-hukum-bagi-pasangan-beda-agamahttp://hukumonline.com/berita/baca/hol15655/empat-cara-penyelundupan-hukum-bagi-pasangan-beda-agama
  • 8/2/2019 an Beda Agama Revisi

    12/12

    12

    Pertanyaan

    1. Sebelum berlakunya Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,Perkawinan beda agama diperbolehkan, tetapi setelah berlakunya Undang-

    Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan masih ada perbedaan

    pandangan. Bagaimana ? Solusi untuk status anak ? (oleh Siswanti Deta

    E1A010067)

    2. Bagaimana jika Perkawinan beda agama tidak dicatatkan ? (oleh Ayu GrahitaE1A010220)

    3. Apakah ada hubungannya Perkawinan beda agama di luar negeri denganpenyelundupan hukum ? (oleh Dwanda Julisa S E1A010203)

    4. Mengapa perkawinan beda agama tidak dilegalkan secara hukum yang sah diIndonesia ??? (oleh Panji Purwoko E1A010199)