an Advokat Dalam Menerima Honorarium Dari Klien Terdakwa Tindak Pidana Korupsi
-
Upload
nofry-hardi -
Category
Documents
-
view
281 -
download
0
Transcript of an Advokat Dalam Menerima Honorarium Dari Klien Terdakwa Tindak Pidana Korupsi
5/11/2018 an Advokat Dalam Menerima Honorarium Dari Klien Terdakwa Tindak Pidana Korupsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/an-advokat-dalam-menerima-honorarium-dari-klien-terdakwa-tindak-pidana-korupsi 1/15
1
PROPOSAL PENELITIAN
PERTIMBANGAN ADVOKAT DALAM MENERIMA HONORARIUM DARI KLIEN
TERDAKWA TINDAK PIDANA KORUPSI
NOFRY HARDI
NOMOR BP
07140068
PROGRAM KEKHUSUSAN
HUKUM PIDANA
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2010/2011
5/11/2018 an Advokat Dalam Menerima Honorarium Dari Klien Terdakwa Tindak Pidana Korupsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/an-advokat-dalam-menerima-honorarium-dari-klien-terdakwa-tindak-pidana-korupsi 2/15
2
B A B I
P E N D A H U L U A N
A. LATAR BELAKANG
Advokat merupakan salah satu penegak hukum yang bertugas memberikan bantuan
hukum atau jasa hukum kepada masyarakat atau klien yang menghadapi masalah hukum yang
keberadaannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) Undang-
Undang No.18 Tahun 2003 Tentang Advokat, advokat adalah salah satu unsur dari
caturwangsa penegak hukum. Unsur-unsur caturwangsa penegak hukum adalah:
1. Hakim
2. Jaksa
3. Polisi
4.
Advokat
Advokat mengandung tugas, kewajiban, dan tanggung jawab yang luhur, baik
terhadap diri sendiri, klien, pengadilan, dan Tuhan, serta demi tegaknya keadilan dan
kebenaran. Dalam sumpahnya,1 advokat advokat bersumpah tidak akan berbuat palsu atau
membuat kepalsuan, baik di dalam maupun di luar pengadilan. Juga tidak akan dengan sengaja
atau rela menganjurkan suatu gugatan atau tuntutan yang palsu dan tidak mempunyai dasar
1 Winarta, Frans Hendra,S.H. Advokat Indonesia Citra, Idealisme dan Keprihatinan, Pustaka Sinar Harapan,
Jakarta, 1995.
5/11/2018 an Advokat Dalam Menerima Honorarium Dari Klien Terdakwa Tindak Pidana Korupsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/an-advokat-dalam-menerima-honorarium-dari-klien-terdakwa-tindak-pidana-korupsi 3/15
3
hukum, apalagi memberi bantuan untuk itu. Tidak akan menghambat seseorang untuk
keuntungan dan itikad jahat, tetapi akan mencurahkan semua pengetahuan dan kebijaksanaan
terbaik dalam tugas dengan penuh kesetiaan kepada klien, pengadilan, dan Tuhan.
Pada saat menjalankan tugasnya seorang advokat memiliki hak dan kewajiban. Hak
dan kewajiban seorang advokat adalah menjalankan tugas dan fungsinya sesuai Kode Etik
Advokat Indonesia, Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat, dan peraturan
perundang – undangan lainnya yang mengatur tentang advokat. Hubungan antara advokat dan
kliennya dipandang dari advokat sebagai officer of the court, yang mempunyai dua
konsekuensi yuridis, sebagai berikut :
1. Pengadilan akan memantau bahkan memaksakan agar advokat selalu tunduk pada
ketentuan Undang – Undang atau berperilaku yang patut dan pantas terhadap kliennya.
2. Karena advokat harus membela kliennya semaksimal mungkin , maka advokat harus
hati-hati dan tunduk sepenuhnya kepada aturan hukum yang berlaku .
Menurut (Munir Fuadi,2005; 34,35)2
integritas advokat terhadap klien dalam hubungan
advokat dengan klien terdapat tiga teori:
1) Teori Pengabdian Paling Lemah
Seorang advokat tidak boleh melakukan tindakan tertentu untuk kliennya yang
menurut pertimbangannya, tindakan tersebut tidak layak atau tidak sesuai dengan hati
nurani serta tidak adil.
2) Teori Pengabdian Individual (Individual Preference Level)
2 Fuadi Munir, Etika Profesi Advokat, Sinar Jaya, Jakarta, 1995
5/11/2018 an Advokat Dalam Menerima Honorarium Dari Klien Terdakwa Tindak Pidana Korupsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/an-advokat-dalam-menerima-honorarium-dari-klien-terdakwa-tindak-pidana-korupsi 4/15
4
Diserahkan pada pertimbangan advokat tersebut apakah dia mau melakukan tindakan
tertentu untuk kliennya yang menurut pertimbangannya, tindakan tersebut tidak layak,
tidak sesuai dengan hati nurani atau tidak adil. Jadi tidak ada keharusan bagi advokat
untuk melakukannya.
3) Teori Pengabdian Total (Total Commitment)
Mengharuskan advokat tersebut untuk melakukan tindakan tertentu untuk kliennya
meskipun menurut pertimbangannya tindakan tersebut tidak layak, tidak sesuai dengan
hati nurani, atau tidak adil. Dalam hal ini ada keharusan bagi advokat tersebut untuk
melakukan tindakan seperti itu.
Dalam membela kliennya advokat tidak boleh melanggar aturan hukum yang berlaku.
Tidak boleh melanggar prinsip moral, serta tidak boleh merugikan kepentingan orang lain.
Advokat termasuk profesi yang mulia (nobile officium), karena ia berkewajiban
memberikan jasa hukum yang berupa menjadi pendamping, pemberi nasehat hukum, menjadi
kuasa hukum untuk dan atas nama kliennya, atau dapat menjadi mediator bagi para pihak yang
bersengketa tentang suatu perkara, baik yang berkaitan dengan perkara pidana, perdata,
maupun tata usaha negara. Ia juga dapat menjadi fasilitator dalam mencari kebenaran dan
menegakan keadilan untuk membela hak asasi manusia serta memberikan pembelaan hukum
yang bebas dan mandiri.3
Ada beberapa cara atau metode yang dapat dipakai oleh advokat dalam menentukan
legal fee atas jasa hukum yang diberikan kepada klien. Pertimbangan advokat dalam
3 Rahmat rosyadi dan Sri Hartini, Advokat Dalam Perspektif Islam dan Hukum Positif , Ghalia Indonesia, hal 17.
5/11/2018 an Advokat Dalam Menerima Honorarium Dari Klien Terdakwa Tindak Pidana Korupsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/an-advokat-dalam-menerima-honorarium-dari-klien-terdakwa-tindak-pidana-korupsi 5/15
5
menetapkan legal fee berdasarkan tingkat kerumitan, besarnya tanggung jawab berapa lama
pekerjaan tersebut dapat diselesaikan. Tapi kadangkala advokat juga mempertimbangkan legal
kondisi dan posisi seorang klien dalam suatu perkara.
4
Tidak adanya standar mengenai
ketentuan penetapan tarif seorang advokat menjadikan kesepakatan antara klien dan advokat
jugalah yang menentukan.
Dalam kedudukannya sebagai sutau profesi yang mulia atau lebih dikenal dengan
istilah officium nobile maka advokat, berdasarkan pasal 22 ayat (1) Undang-Undang Nomor
18 Tahun 2003 Tentang Advokat berbunyi;
Advokat wajib memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma kepada pencari
keadilan yang tidak mampu.selain menangani perkara dengan menetapkan suatu legal
fee atau honorarium, advokat juga memiliki kewajiban dalam memberikan bantuan
hukum untuk kaum miskin dan buta huruf. Secara ideal dapat dijelaskan bahwa
bantuan hukum merupakan tanggung jawab sosial dari advokat. Oleh sebab itu maka
advokat dituntut agar dapat mengalokasikan waktu dan juga sumber daya yang
dimilikinya untuk orang miskin yang membutuhkan bantuan hukum secara cuma-
cuma atau probono. Pemberian bantuan hukum oleh advokat bukan hanya dipandang
sebagai suatu kewajiban namun harus dipandang pula sebagai bagian dari kontribusi
dan tanggung jawab sosial (social contribution and social liability) dalam kaitannya
dengan peran dan fungsi sosial dari profesi advokat.
4 Yudha Pandu, “Klien dan Advokat Dalam Praktek ”, Indonesia Legal Center Publishing, hal 92.
5/11/2018 an Advokat Dalam Menerima Honorarium Dari Klien Terdakwa Tindak Pidana Korupsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/an-advokat-dalam-menerima-honorarium-dari-klien-terdakwa-tindak-pidana-korupsi 6/15
6
Dalam menjalankan kewajibannya tersebut, seorang advokat memiliki suatu hak salah
satu hak advokat adalah legal fee atau honorarium5
dari klien, ini berdasarkan pasal 21
Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat yang berbunyi:
1) Advokat berhak menerima honorarium atas jasa hukum yang telah diberikan
kepada kliennya.
2) Besarnya honorarium atas jasa hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan secara wajar berdasarkan persetujuan kedua belah pihak. Berdasarkan
Kode Etik Profesi Advokat Indonesia bagian II Hubungan advokat dengan klien.
6
Adanya Peraturan Pemerintah (PP) No.83 tahun 2008 Tentang Persyaratan Dan Tata
Cara Pemberian Bantuan Hukum secara Cuma- Cuma yang merupakan pelaksanaan pasal 22
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat yang mengisyaratkan advokat wajib
memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma kepada pencari keadilan yang tidak mampu.
Profesi advokat seringkali mengalami hambatan dituduh oleh masayarakat dengan cap
buruk karena ideologinya yang sejalan dengan si terdakwa yang dibelanya, dianggap
menghisap klien secara materi, serta adanya pandangan bahwa seorang advokat acapkali
membantu klien dalam melakukan tindak pidana. Sebagai contoh dalam pembelaan oleh
advokat kondang Adnan Buyung Nasution yang resmi menjadi kuasa hukum Gayus Halomoan
Tambunan, PNS Ditjen Pajak yang diduga terlibat penggelapan dana pajak Rp 28 miliar.
Nama Gayus mencuat setelah Komisaris Jenderal Susno Duadji menyebut ada markus
5 Honorarium adalah imbalan atas jasa hukum yang diterima oleh Advokat berdasarkan kesepakatan dengan
klien.(Pasal 1 angka 7 Undang Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat)
6 Kode Etik Ikatan Advokat Indonesia, Bab II Hubungan Dengan Klien Butir 2.7, 2.8
5/11/2018 an Advokat Dalam Menerima Honorarium Dari Klien Terdakwa Tindak Pidana Korupsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/an-advokat-dalam-menerima-honorarium-dari-klien-terdakwa-tindak-pidana-korupsi 7/15
7
(makelar kasus) pajak senilai 28 miliar rupiah di tubuh Kepolisian Republik Indonesia.
Mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu akan ini akan langsung mendampingi
Gayus menjalani pemeriksaan. Adnan saat menemui Gayus di Mabes Polri, Sabtu (3/4/2010),
mengatakan, dirinya bersedia membela Gayus atas beberapa alasan yaitu karena ingin
membongkar seluruh praktik yang terkait markus yang menimpa kliennya, dia juga menilai
demi Hak Azazi Manusia, Gayus layak dibela dan juga karena istri dan mertua PNS Ditjen
Pajak itu mendatanginya langsung selain itu kasus Gayus ini dapat menjadi pintu masuk untuk
membongkar jaringan korupsi di Indonesia. Untuk membela Gayus, Buyung mengajukan
syarat yang harus dipenuhi Gayus, yakni jujur sehingga masalah yang menderanya bisa
terkuak.7
Pengacara kondang ini akhirnya berbicara saat ditanya wartawan mengenai masalah
pembayaran honorarium Gayus Halomoan Tambunan terhadap dirinya. Pria berambut putih
ini menegaskan, uang yang didapat Gayus untuk membayar dirinya berasal berasal dari dana
yang didapat dari pertolongan teman-teman dan keluarga Gayus Tambunan.
Pengacara senior ini menegaskan dirinya sejak awal tidak ada niatan untuk memeras harta
kekayaan Gayus Tambunan untuk membayar jasa penasihat hukum akan dirinya.
Namun, saat ditanya oleh wartawan apakah pembayaran atas tim lawyer Buyung sudah lunas
atau belum. Buyung dengan santai mengatakan itu merupakan privasi dirinya dengan Gayus.8 \
7 http://www.suaramedia.com/berita-nasional/19786-qgayus-berjanji-bongkar-kasus-markus-pajakq.html
8 http://metrotvnews.com/read/news/2011/02/08/41986/-Adnan-Gayus-Membayar-Saya-dengan-Cara-Mencicil/
5/11/2018 an Advokat Dalam Menerima Honorarium Dari Klien Terdakwa Tindak Pidana Korupsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/an-advokat-dalam-menerima-honorarium-dari-klien-terdakwa-tindak-pidana-korupsi 8/15
8
Seperti diketahui, pengaturan honorarium advokat sebagaimana tertuang dalam pasal
21 Undang - Undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat, menyatakan kebolehan adanya
honorarium ini tanpa adanya batasan atau tidak adanya standar suatu penetapan honorarium
yang diterima advokat atas jasa hukum yang diberikan kepada kliennya yang didakwa atas
tindak pidana pencucian uang atau korupsi.
Pasal 21 Undang - Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat dapat dikatakan
menjadi landasan yuridis keabsahan honorarium. Namun bila tidak diatur secara tegas,
penasehat hukum yang menerima pembayaran jasa hukum (legal fee) dari terdakwa tindak
pidana pencucian uang atau korupsi dapat pula diancam pidana berdasarkan ketentuan pasal 6
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang.9
Pasalnya,
dalam hubungan profesional antara advokat dengan klien, terdapat suatu hubungan yang
sangat dekat. Sehingga, advokat patut menduga harta yang dimiliki kliennya adalah hasil
tindak pidana. Namun, adanya ketentuan kode etik kerahasiaan advokat terhadap klien, tidak
memungkinkan para advokat melaporkan harta yang dimiliki kliennya atas dugaan tidak
pidana.
Unsur kejujuran menjadi patokan utama advokat dalam hal penerimaan honorarium
dari kliennya yang merupakan terdakwa tindak pidana pencucian uang atau korupsi. Karena
advokat dalam membela kliennya dilarang melakukan tindak pidana untuk dan atas nama
kliennya atau disuruh kliennya, ataupun melakukan penipuan untuk dan atas nama kliennya
atau jika disuruh oleh kliennya. Dalam hal honorarium yang berbentuk gratifikasi yang
9 Djoko Prakoso Et Al, Kejahatan-Kejahatan Yang Merugikan Dan Membahayakan Negara, Bina Aksara,
Jakarta, 1987.
5/11/2018 an Advokat Dalam Menerima Honorarium Dari Klien Terdakwa Tindak Pidana Korupsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/an-advokat-dalam-menerima-honorarium-dari-klien-terdakwa-tindak-pidana-korupsi 9/15
9
didapat advokat dari kliennya harus dilaporkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi jika
nilainya lebih dari Rp 10.000.000,00.10
Selain itu advokat yang diindikasikan menerima suap meskipun dari kliennya bisa
dijerat dengan pasal 12 huruf Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 jo Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.11
Dengan memperhatikan uraian diatas, maka pada kesempatan ini penulis bermaksud
untuk membahas dan melakukan penelitian menegenai apakah seorang advokat dapat dipidana
bila mendapatkan honorarium dari kliennya yang merupakan terdakwa tindak pidana
pencucian uang, dengan skripsi yang berjudul;
“PERTIMBANGAN SEORANG ADVOKAT UNTUK MENERIMA HONORARIUM
DARI TERDAKWA TINDAK PIDANA KORUPSI”
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang
menjadi pokok atau inti dari permasalahan hukum ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Apakah advokat dapat dituntut karena menerima honorarium dari terdakwa tindak
pidana korupsi?
10 Danil Elwi, Dr.,SH.,MH., Hukum Pidana Korupsi, Program Semi Que IV, Fakultas Hukum Universitas
Andalas, 2002.
11 Komisi Pemberantasan Korupsi, Memahami Untuk Membasmi,Buku Panduan Untuk Memahami Tindak
Pidana Korupsi./
5/11/2018 an Advokat Dalam Menerima Honorarium Dari Klien Terdakwa Tindak Pidana Korupsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/an-advokat-dalam-menerima-honorarium-dari-klien-terdakwa-tindak-pidana-korupsi 10/15
10
2. Dalam hal dituntutnya seorang advokat karena tuduhan melakukan tindak pidana
pencucian uang atas dasar menerima honorarium dari klienya yang didakwa
korupsi atau tindak pidana pencucian uang, apakah advokat harus tetap
mempertahankan kode etik rahasia jabatan tentang hal ikhwal yang diberitahukan
kepadanya oleh klien berdasarkan kepercayaan dan wajib menjaga rahasia itu
meskipun telah berakhirnya hubungan advokat dengan klien?
3. Apa kendala dalam pembuktian honorarium yang diterima advokat berasal dari
tindak pidana korupsi?
C.TUJUAN PENELITIAN
Dengan bertolak dari identifikasi masalah yang telah penulis jabarkan, maka dapat ditarik
suatu kesimpulan bahwa tujuan penulisan hukum yang berjudul “PERTIMBANGAN
SEORANG ADVOKAT UNTUK MENERIMA HONORARIUM DARI TERDAKWA
TINDAK PIDANA KORUPSI” ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sejauh mana batasan bagi seorang advokat dalam menerima
honorarium dari seorang terdakwa tindak pidana pencucian uang yang merupakan
kliennya.
2. Menganalisis dan merumuskan batasan seorang advokat dalam menjaga kerahasian
kliennya, dimana advokat tersebut dituntut karena tuduhan melakukan tindak pidana
pencucian uang atas dasar menerima honorarium yang diduga hasil tindak pidana dari
klienya yang didakwa.
3. Untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi advokat dalam melayani klien
tindak pidana korupsi.
5/11/2018 an Advokat Dalam Menerima Honorarium Dari Klien Terdakwa Tindak Pidana Korupsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/an-advokat-dalam-menerima-honorarium-dari-klien-terdakwa-tindak-pidana-korupsi 11/15
11
D.MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat teoritis
Dari hasil penulisan ini diharapkan hasilnya bermanfaat untuk perkembangan ilmu
pengetahuan hokum khususnya di bidang hokum pidana.
2. Manfaat praktis
a) Hasil penulisan ini diharapkan bermanfaat bagi fungsionaris hokum dalam
menegakkan hokum khususnya hokum pidana serta mengadakan
penyempurnaaan terhadap penegak hukum khususnya advokat terkait dengan
fungsi dan peran advokat dalam penegakan hukum.
b) Hasil penulisan diharapkan juga bermanfaat bagi kalangan akademisi dan
masyarakat untuk mengetahui tugas dan imbalan jasa yang diterima advokat
dalam pelaksanaan pekerjaannya.
E.METODE PENELITIAN
Dalam melakukan penyusunan penulisan hukum ini, penulis menggunakan metode
penelitian dengan menggunakan pendekatan yuridis normatif. Penelusuran berbagai peraturan
yang ada kaitannya dengan tindak pidana pencucian uang, peraturan yang berkaitan dengan
penentuan subjek hukum pidana, dan peraturan tentang advokat. Kemudian menganalisanya
secara yuridis dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder, dengan
minitikberatkan penelitian dan pengkajian terhadap data di bidang hukum.
5/11/2018 an Advokat Dalam Menerima Honorarium Dari Klien Terdakwa Tindak Pidana Korupsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/an-advokat-dalam-menerima-honorarium-dari-klien-terdakwa-tindak-pidana-korupsi 12/15
12
Selain pendekatan yuridis normatif atau kepustakaan adalah penelitian yang mencakup
penelitian atas asa-asas hukum, sistematika hukum, sinkronisasi hukum vertikal dan
horizontal, perbandingan hukum serta sejarah hukum.
12
Penelitian yuridis normatif penulis
lakukan dengan cara meneliti bahan pustakan atau data sekunder. Adapun data tersebut
mencakup13
:
1. Jenis data
1) Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat yang berkaitan dengan
masalah yang dikaji penulis diantaranya:
a) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat
b) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001
Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
2) Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan
hukum primer dan dapat membantu menganalisa dan memahami bahan hukum primer.
Contohnya doktrin, hasil pemikiran akademisi, karya-karya ilmiah para sarjana, jurnal
dan tulisan lainnya yang bersifar ilmiah terutama yang berkaitan dengan permasalahan
yang penulis bahas dalam peulisan hukum ini.
3) Bahan hukum tersier yaitu bahan-bahan hukum yang memberikan perunjuk maupun
penjelasan terhadap bahan hukum, ensiklopedi legal, thesaurus dan bahan-bahan dari
internet.
12 Soerjono Sukanto dan Sri Mamudji, “Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat ”, Raja Grafindo, hal
14.
13 Soerjono Sukanto dan Sri Mamudji, “Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat ”, Raja Grafindo, hal
37.
5/11/2018 an Advokat Dalam Menerima Honorarium Dari Klien Terdakwa Tindak Pidana Korupsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/an-advokat-dalam-menerima-honorarium-dari-klien-terdakwa-tindak-pidana-korupsi 13/15
13
Dalam penulisan hukum ini, penulis juga menggunakan metode deskriptif analisis.
Metode deskriptif analisis adalah metode pemecahan masalah-masalah actual dengan jalan
mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasi, dijelaskan kemudian dianalisa.
14
2. Teknik pengolahan dan analisis data
1) Pengolahan data
Pengolahan data adalah kegiatan merapikan data yang telah berhasil
dikumpulkan sehingga menjadi sistematik dan siap dianlisis.15
Dengan
melakukan proses editing data diperiksa dan disusun secara sistematis untuk
kesempurnaan penulisan.
2) Analisis data
Analisa data sebagai tindak lanjut proses pengolahan data, untuk dapat
memecahkan dan menguraikan masalah yang akan diteliti berdasarkan bahan
hukum yang diperoleh, maka diperlikan adanya teknik analisa bahan hukum.
Penulis menggunakan teknik analisa deskripsi kuantitatif yaitu dengan
menggunakan bahan yang sudah ada maka penulis menguraikan variable-
variabel yang terdapat dalam bahan tersebut untuk dikombinasikan dengan
bahan yang lain ditambah dengan pengetahuan statistik. Analisis data yang
telah dikumpulkan kemudian dipadukan dengan wawancara dan kuesioner
sehingga menghasilkan suatu penulisan yang dapat dipertanggungjawabkan.
14 Winarno Surakhmad, “Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar dan Metode Teknik ”, Tarsito, hal 60.
15 Waluyo, Banbang, 1999, Penelitian Hukum Dalam Praktek , Jakarta, Sinar Grafika; hlm. 72.
5/11/2018 an Advokat Dalam Menerima Honorarium Dari Klien Terdakwa Tindak Pidana Korupsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/an-advokat-dalam-menerima-honorarium-dari-klien-terdakwa-tindak-pidana-korupsi 14/15
14
F.SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memberikan gambaran umum serta dapat dipahami dan dimengerti secara
tentang apa yang terdapat dalam usulan penelitian ini, maka dapat penulis gambarkan
kerangka pembahasan melalui sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menguraikan mengenai latar belakang, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Di dalam bab ini penulis hendak menjabarakan hak dan kewajiban seseorang advokat
dalam memberikan bantuan hukum terhadap kliennya. Penulis juga hendak
menjabarkan hambatan – hambatan yang diterima advokat didalam menjalankan
profesinya sesuai dengan hak dan kewajibannya tersebut.
BAB III PEMBAHASAN PERMASALAHAN
Di dalam bab ini penulis hendak mengkaji mengenai keabsahan legal fee yang
diterima advokat dari terdakwa tindak pidana. Serta penulis hendak menjabarkan
pembahasan mengenai advokat yang menerima yang menerima honorarium atas jasa
hukum yang ia berikan.
BAB IV PENUTUP
5/11/2018 an Advokat Dalam Menerima Honorarium Dari Klien Terdakwa Tindak Pidana Korupsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/an-advokat-dalam-menerima-honorarium-dari-klien-terdakwa-tindak-pidana-korupsi 15/15
15
Sebagai akhir dari penulisan skripsi ini penulis mencoba memberi kesimpulan terhadap
masalah yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya. Selain itu penulis akan
mencoba memberikan saran-saran yang berhubungan dengan permasalahan tersebut.