Etika Profesi Advokat

11
dwidja/doc/2005

Transcript of Etika Profesi Advokat

Page 1: Etika Profesi Advokat

dwidja/doc/2005

Page 2: Etika Profesi Advokat

Berdasarkan UU No.18 Tahun 2003 Advokat adalah salah satu unsur dari caturwangsa penegak hukum.

Unsur-unsur caturwangsa penegak hukum adalah:

1. Hakim;2. Jaksa;3.Polisi; dan 4. Advokat. ( Lihat Pasal 5 ayat (1) UU

Advokat No.18 Tahun 2003). Advokat disebut sebagai officer of the

court.dwidja/doc/2005

Page 3: Etika Profesi Advokat

Advokat sebagai officer of the court ,hubungan antara advokat dan kliennya , terdapat dua konsekuensi yuridis, sebagai berikut :

1. Pengadilan akan memantau bahkan memaksakan agar advokat selalu tunduk pada ketentuan UU atau berperilaku yang patut dan pantas terhadap kliennya.

2. Karena advokat harus membela kliennya semaksimal mungkin , maka advokat harus hati-hati dan tunduk sepenuhnya kepada aturan hukum yang berlaku.

dwidja/doc/2005

Page 4: Etika Profesi Advokat

Terdapat tiga teori:1. Teori Pengabdian Paling Lemah Seorang advokat tidak boleh melakukan tindakan tertentu untuk

kliennya yang menurut pertimbangannya, tindakan tersebut tidak layak, tidak sesuai dengan hati nurani atau tidak adil.

2. Teori Pengabdian Individual (Individual preference level) Diserahkan pada pertimbangan advokat tersebut apakah dia

mau melakukan tindakan tertentu untuk kliennya yang menurut pertimbangannya, tindakan tersebut tidak layak, tidak sesuai dengan ahati nurani, atau tidak adil. Jadi tidak ada akeharusan untuk melakukannya.

3. Teori Pengabdian Total (total commitment) Mengharuskan advokat tersebut untuk melakukan tindakan

tertentui untuk kliennya meskipun menurut pertimbangannya tindakan tersebut tidak layak, tidak sesuai dengan hati nurani , atau tidak adil. Dalam ahal ini ada keharusan bagi advokat tersebut untuk melakukan tindakan seperti itu.

(Munir Fuadi,2005; 34,35)

dwidja/doc/2005

Page 5: Etika Profesi Advokat

1.Dalam membela kliennya , advokat tidak boleh melanggar aturan hukum yang berlaku

2.Tidak boleh melanggar prinsip moral3. Tidak boleh merugikan kepentingan

orang lain.

dwidja/doc/2005

Page 6: Etika Profesi Advokat

Advokat dilarang melakukan beberapa hal dalam membela kliennya, yaitu:

1. Melakukan tindak pidana untuk dan atas nama kliennya atau disuruh kliennya

2. Melakukan penipuan untuk dan atas nama kliennya atau jika disuruh oleh kliennya;

3.Memalsukan atau memberikan alat bukti palsu untuk dan atas nama kliennya atau jika disuruh oleh kliennya

4.Tidak menghormati proses peradilan yang baik5. Bertingkah laku tercela dengan pihak-pihak

yang terlibat di pengadilan6. Mempengaruhi saksi lawan7. Tidak menghormati sidang pengadilan dll.

dwidja/doc/2005

Page 7: Etika Profesi Advokat

Prinsip pemisahan profesional Advokat tidak dapat diidentikkan dengan

kliennya dalam membela perkara klien oleh pihak yang berwenang dan /atau masyarakat ( Pasal 18 ayat(2) UU No 18/2003)

Contohnya advokat tetap membela kliennya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan prinsip profesional, intelektualitas yang tinggi, walaupun kliennya tidak populer dan pelaku kejahatan yang sangat dibenci dan dimusuhi oleh masyarakat

dwidja/doc/2005

Page 8: Etika Profesi Advokat

Kewajiban advokat untuk menjaga rahasia kliennya:

Pasal 19 UU Advokat, menyatakan:(1) Advokat wajib merahasiakan segala sesuatu yang

diketahui atau diperoleh dari kliennya karena hub ungan profesinya, kecuali ditentukan lain oleh UU.

(2) Advokat berhak atas kerahasiaan hubungannnya dengan klien, termasuk perlindungan atas berkas dan dokuemnnya terhadap penyitaan atau pemeriksaan dan perlindungan terhadap penyadapan atas komunikasi elektronik advokat.

Menjaga rahasia kliennya , mengandung arti:1. Advokat tidak boleh membuka rahasia kliennya;2. Advokat tidak boleh menggunakan rahasia kliennya untuk

merugikan kepentingan kliennya tersebut;3. Advokat tidak boleh menggunakan rahasia kliennya untuk

kepentingan pribadi advokat atau untuk kepentingan pihak ketiga

dwidja/doc/2005

Page 9: Etika Profesi Advokat

Kerahasiaan hubungan antara advokat dan kliennya adalah sebagai berikut:

1. Hubungan Fiduciaries Yang menerbitkan fiduciary duties termasuk duty

of loyality dari advokat terhadap kliennya2. Hubungan keagenan Dalam hal ini advokat dianggap sebagai agen dari

kliennya sehingga dia harus melindungi kepentingan dari prinsipalnya (kliennya)

3. Hubungan Pemberian Kuasa Dalam hal ini Advokat sebagai penerima kuasa

tidak bolrh bertindak merugikan kepentingan kuasa

4. Hukum Pembuktian Oleh Advokat fakta/data yang didapat dari

kliennya tidak boleh digunakan sebagai alat bukti di pengadilan.

( Munir Fuadi, 2005;48,49)

dwidja/doc/2005

Page 10: Etika Profesi Advokat

Larangan Iklan Bagi Advokat ? Dasarnya Advokat adalah Profesi mulia

( nobile officium), tetapi dalam praktek , masih dapat diterima kenyataannya, Misalnya iklan di buku yellow pages, iklan tidak langsung di media massa, seperti ucapan selamat, pemberitahuan perpindahan alamat, pemberitahuan promosi lawyer di kantor lawyer tersebut, ucapan selamat dari suatu law firm seperti di acara perkawinan, wisuda, promosi doktor, pemberian kartu nama kepada orang yang dijumpai dsb.

dwidja/doc/2005

Page 11: Etika Profesi Advokat

Tanggungjawab advokat dalam menjalankan profesinya, harus tunduk pada aturan main:

a. Kode Etik profesi, yang diatur dalam kode etik profesi advokat Indonesia;

b. Aturan tingkah laku Profesional seperti yang tercantum dalam UU Advokat.

c. Aturan malpraktek advokat yang terdapat baik dalam UU Advokat maupun KUH Perdata;

d. Aturan dalam Hukum Pidana, bagi yang melanggar hukum pidana baik yang diatur dalam UU Advokat mapun dalam KUHP dan peraturan perundang-undang lainnya.

dwidja/doc/2005